Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

22
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BERBUDAYA, BERETIKA, DAN BERESTETIKA Drs. Muhammad Arsyad Subu, SKp, MSN, CNS

Transcript of Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Page 1: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BERBUDAYA, BERETIKA,

DAN BERESTETIKA

Drs. Muhammad Arsyad Subu, SKp, MSN, CNS

Page 2: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Dari catatan Supartono, 1992, terdapat 170 definisikebudayaan. Catatan terakhir Rafael Raga Manan ada 300 buah, beberapa diantaranya : EB Taylor, Primitive Culture, 1871

Kebudayaan adalah keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adapt, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Ki Hajar DewantaraKebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

Page 3: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Budaya atau Kebudayaan Berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)---hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Kebudayaan (culture) English berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.

Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Komponen utama kebudayaan :

IndividuMasyarakatalam

Page 4: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Proses pembudayaan adalah tindakan yang menimbulkan dan menjadikan sesuatu lebih bermakna untuk kemanusiaan. Proses tersebut diantaranya

Internalisasi : Merupakan proses pencerapan realitas obyektif dalam kehidupan manusia

Sosialisasi : Proses interaksi terus menerus yang memungkinkan manusia memperoleh identitas diri serta ketrampilan-ketrampilan sosial..

Proses Suatu Kebudayaan

Page 5: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Enkulturasi adalah pencemplungan seseorang kedalam suatu lingkungan kebudayaan, dimana desain khusus untuk kehidupan kelihatan sebagai sesuatu yang alamiah belaka.

Asimilasi : proses peleburan dari kebudayaan satu ke kebudayaan lain.

Difusi : Meleburnya suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain sehingga menjadi satu kebudayaan.

– Akulturasi : percampuran dua atau lebih kebudayaan

yang dalam percampuran itu masing-masing unsurnya

masih kelihatan.

Proses Suatu Kebudayaan

Page 6: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Fungsi Kebudayaan

Mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan nilai-nilai hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat kepada taraf hidup tertentu :

Hidup lebih baik Lebih manusiawi berperikemanusiaan

Page 7: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Jenis & Ragam Kebudayaan

Dalam Ensiklopedia Suku Bangsa Di Indonesia menyatakan Indonesia terdiri dari 500 etnis suku bangsa yang tinggal di lebih dari 17.000 pulau besar dan kecil (Mohammad Yusuf Melatoa).

Mereka masing-masing memiliki kebudayaan yang berbeda dengan yang lainnya.

Page 8: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Sifat Kebudayaan

Beraneka ragam Diteruskan dan diajarkan Dapat dijabarkan :

Biologi Psikologi Sosiologi : manusia sebagai pembentuk

kebudayaan Berstruktur terbagi atas item-item Mempunyai nilai Statis dan dinamis Terbagi pada bidang dan aspek.

Page 9: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Etika

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi standar dan penilaian moral.

Etike diperlukan untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.

Page 10: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Estetika

Esetetika (Yunani) αισθητική, dibaca aisthetike. Pertama kali digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.

Estetika adalah membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya.

Estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa.

Page 11: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA

Ada 3 jenis makna etika menurut Bertens : Etika dlam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi

seseorang atau kelompok orang dalm mengatur tingkah laku. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral ( kode etik) Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk ( filsafat

moral) Kebudyaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia.

Manusia beretika, akan menghasilkan budaya yang beretika. Etika berbudyaa mengandung tuntutan bahwa budaya yang

diciptakan harus mengandung niali-nilai etik yang bersifat universal. Meskipun demikian suatu budaya yang dihasilkan memenuhi nilai-nilai etik atau tidak bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini oleh masyarakat.

Page 12: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA

Estetika manusia dalam berbudaya dapat dikatakan sebagi teori tentang keindahan atau seni, Estetika berkaitan dengan nilai indah-jelek

Estetika berifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.

Makna keindahan: a. secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan b. secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi

penglihatan ( bentuk dan warna) c. secara estetik murni, menyangkut pengalaman

estetik sesorang dalam hubungannya dengan segala ssuatu yang diresapinya melalui indera.

Page 13: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Konsep Dasar Manusia

Manusia adalah Homo sapiens (Latin), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi yang diartikan berbeda-beda

Dalam antropologi kebudayaan, berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat serta perkembangan teknologi, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain

Penggolongan manusia utama adalah berdasarkan jenis kelamin (laki-laki atau perempuan). Anak muda laki-laki (putra) dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan (putri) dan perempuan dewasa sebagai wanita.

Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan orang tua (lansia).

Berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan, warga negara anggota partai), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh dll).

Page 14: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Cintakasih adalah perasaan suka kepada seseorang yang disertai belas kasihan. Cinta merupakan sikap dasar ideal yang memungkinkan dimensi sosial manusi menemukan bentuknya yang khas manusiawi

Keadilan adalah salah satu moral dasar bagi kehidupan manusia. Keadilan mengacu pada suatu tindakan baik yang mesti dilakukan oleh setiap manusia.

Penderitaan adalah teman paling setia kemanusiaan. Ini melengkapi ciri paradoksal yang menandai eksistensi manusia didunia.

Tanggungjawab adalah kwajiban melakukan tugas tertentu yang dasarnya adalah hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk yang mau menjadi baik dan memperoleh kebahagiaan.

Page 15: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Manusia Sebagai Mahluk Budaya Peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai

tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra serta filsafat.

Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük).

Kebudayaan manusia dan ekspresi seni mendahului peradaban dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari tanah).

Kemajuan pertanian memungkinkan transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM.

Peternakan bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, ayam, kucing domba, kambing, lembu).

Page 16: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Unsur-Unsur Kebudayaan Manusia

Peralatan dan perlengkapan hidup (pakaian, perumahan, alat-alat produksi, transportasi)Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, distribusi )Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, perkawinan)BahasaKesenianSistem pengetahuanAgama (Religi)

Page 17: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Faktor eksternPerubahan lingkungan fisik manusia (bencana alam perang dll)Pengaruh kebudayaan masyarakat lainPeperangan

Faktor internBertambah atau berkurangnya pendudukPenemuan-penemuan baru (inovation – discoveri [gagasan] – invention [diterapkan dalam masyarakat]Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat (konflik)Pemberontakan / revolusi

Page 18: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Faktor Pendorong Majunya Kebudayaan

Kontak dengan kebudayaan lainSistem pendidikan yang majuSikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan untuk majuToleransi terhadap perbuatan menyimpangSistem lapisan masyarakat yang terbukaPenduduk yang heterogenKetidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentuOrientasi ke depanNilai meningkatkan taraf hidup

Page 19: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Masalah Lain Kebudayaan

Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagi pemilik kebudayaan, Dinamika Kebudayaan berupa Pewarisan kebudayaan Proses pemindahan,

penerusan, pemilikan dan pemakaian kebudyaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan

Masalah dalam Pewarisan Kebudayaan : Sesuai/tidaknya budaya warisan dengan dinamika

masyarakat saat sekarang. Penolakan generasi penerima terhadap warisan

budaya Munculnya budaya baru yang tidak sesuai dengan

budaya warisan.

Page 20: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Masalah-Masalah Kebudayaan

Kurangnya hubungan dengan masyarakat lainPerkembangan ilmu pengetahuan yang lambatSikap masyarakat yang tradisionalAdanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested Interest)Rasa takut terjadinya kegoyahan dalam integrasi kebudayaanPrasangka terhadap hal baruHambatan ideologisKebiasaan Sikap pasrah

Page 21: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

Globalisasi: Penyebaran Budaya Universal

Arnold J. Toynbee, dalam Penyebaran budaya dalil tentang radiasi Budaya sebagai berikut : Aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak

secara keseluruhan, melainkan individual. Kekuatan menembus suatu budaya berbanding

terbalik dengan nilainya, makin tinggi aspek budaya, makin sulit diterima.

Jika satu unsur budaya masuk, maka akan menarik unsur budaya lain.

Unsur budaya yg masuk bisa berbahaya bagi masyarakat yang menerima budaya tersebut.

Page 22: Manusia Sebagai Mahluk Berbudaya Beretika, Dan

DISKUSI ?????

TERIMA KASIHHAVE A NICE DAY