manusia makhluk sosial

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa (YME) yang paling sempurna dari makhluk lainnya. Dengan segala kelebihan yang dimiliki manusia dibanding makhluk lainnya membuat manusia memiliki kedudukan atau derajat yang lebih tinggi. Manusia juga disertai akal, pikiran, perasaan sehingga manusia dapat memenuhi segala keinginannya. Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang dimiliki. Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda atau tidak ada yang sama antara yang satu dengan lainnya baik secara fisik maupun psikis. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasannya. Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Dalam penerapan manusia sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi sosial dengan orang lain. Karena dalam kenyataannya, tidak ada manusia 1 | Page

description

mku isbd

Transcript of manusia makhluk sosial

Page 1: manusia makhluk sosial

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa (YME) yang paling sempurna dari

makhluk lainnya. Dengan segala kelebihan yang dimiliki manusia dibanding makhluk lainnya

membuat manusia memiliki kedudukan atau derajat yang lebih tinggi. Manusia juga disertai akal,

pikiran, perasaan sehingga manusia dapat memenuhi segala keinginannya.

Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang

dimiliki. Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda atau tidak

ada yang sama antara yang satu dengan lainnya baik secara fisik maupun psikis. Secara individu

juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin

dan mampu mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran

bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada

manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan

keindividualitasannya.

Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam

mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan sendirinya, tetapi

membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Dalam penerapan manusia sebagai makhluk

sosial, manusia membutuhkan interaksi sosial dengan orang lain. Karena dalam kenyataannya,

tidak ada manusia yang mampu  bertahan hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain. Hal ini

menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang

satu dengan lainnya.

Dari penjelasan  diatas, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial memiliki

fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Dalam menjalankan

peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut  harus di laksanakan secara seimbang, maka

setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing  baik sebagai individu maupun

sebagai makhluk sosial tersebut.

1 | P a g e

Page 2: manusia makhluk sosial

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang mendasari pembuatan makalah ini, antara lain :

1) Bagaimana manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial ?

2) Apa perbedaan antara interaksi sosial dan sosialisasi ?

3) Apakah yang dimaksud dengan masyarakat dan komunitas ?

4) Bagiamana peranan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial ?

5) Apakah yang dimaksud dengan dinamika interaksi sosial ?

6) Manakah yang penting antara kepentingan individu dan kepentingan sosial ?

7) Bagaimana keadaan masyarakat di Indonesia mengenai manusia sebagai makhluk individu

dan makhluk sosial ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :

1) Memberikan informasi kepada pembaca tentang manusia sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial.

2) Memberikan informasi kepada pembaca tentang perbedaan antara interaksi sosial dan

sosialisasi.

3) Memberikan informasi kepada pembaca mengenai masyarakat dan komunitas.

4) Memberikan informasi kepada pembaca tentang peranan manusia sebagai makhluk individu

dan makhluk sosial.

5) Memberitahukan kepada pembaca mengenai dinamika interaksi sosial.

6) Memberikan informasi kepada pembaca mengenai pentingnya antara kepentingan individu

atau kepentingan sosial.

7) Memberikan informasi kepada pembaca tentnag keaadan masyarakat di Indonesia mengenai

manusia sebagai makhluk individu dan sosial.

2 | P a g e

Page 3: manusia makhluk sosial

BAB II

PEMBAHASAN

A. Manusia Sebagai Makhluk Individu

I n d i v i d u b e r a s a l d a r i k a t a in dan devided. D a l a m B a h a s a I n g g r i s ” in” a r t i

tidak “devided” a r t i n y a t e r b a g i . J a d i i n d i v i d u a r t i n y a t i d a k t e r b a g i , a t a u s a t u

k e s a t u a n .

D a l a m b a h a s a l a t i n i n d i v i d u  berasal dari kata individium b e r a r t i y a n g t a k

t e r b a g i . Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan

psikis, unsur raga dan jiwa.

Seorang individu adalah perpaduan antara f a k t o r g e n o t i p ( f a k t o r y a n g

d i b a w a i n d i v i d u s e j a k l a h i r ) d a n f a k t o r l i n g k u n g a n ( f e n o t i p )

y a n g b e r p e r a n d a l a m p e m b e n t u k a n karakteristik yang khas dari seseorang.

Istilah lingkungan merujuk pada l i n g k u n g a n f i s i k s e p e r t i k o n d i s i a l a m s e k i t a r n y a

d a n lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan

interaksi sosial.

Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap

orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor  bawaan (genotip) dan

faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

M e n u r u t N u r s i d S u m a a t m a d j a ( 2 0 0 0 ) , k e p r i b a d i a n a d a l a h

k e s e l u r u h a n  perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-

f i s k a l ( f i s i k d a n p s i k i s ) y a n g t e r b a w a s e j a k l a h i r d e n g a n r a n g k a i a n

s i t u a s i l i n g k u n g a n , y a n g t e r u n g k a p p a d a t i n d a k a n d a n p e r b u a t a n s e r t a r e a k s i

m e n t a l  psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.

B. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

M e n u r u t k o d r a t n y a m a n u s i a a d a l a h m a k h l u k s o s i a l a t a u

m a k h l u k    bermasyarakat. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai

makhluk s o s i a l , m a n u s i a s e l a l u h i d u p b e r s a m a d e n g a n m a n u s i a

l a i n n y a . Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena pada diri manusia ada

dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang l a i n .

3 | P a g e

Page 4: manusia makhluk sosial

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan,

yaitu:

a) Manusia tunduk pada aturan, norma social.

b) Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.

c) Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

d) Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

C. Interaksi Sosial dan Sosialisasi

1) Interaksi Sosial

K a t a i n t e r a k s i b e r a s a l d a r i k a t a inter  dan action. I n t e r a k s i s o s i a l

a d a l a h hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan

masyarakat. Interaksi adalah proses dimana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh

m e m p e n g a r u h i d a l a p i k i r a n d a n t i n d a k a n . Interaksi sosial terjadi dengan didasari

oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a) Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru .

b) Sugesti adalah suatu poroses dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau

pedoman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Yang

dimaksud sugesti disini adalah pengaruh  pysic b a i k   yang datang dari dirinya sendiri

maupun dari orang lain. A r t i s u g e s t i d a n i m i t a s i d a l a m h u b u n g a n n y a ,

dengan interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang

yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seseorang memberikan

pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.

c) I d e n t i f i k a s i d a l a m p s i k o l o g i b e r a r t i d o r o n g a n u n t u k m e n j a d i i d e n t i

( s a m a ) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.

d) Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain.

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

B e n t u k - b e n t u k i n t e r a k s i s o s i a l d a p a t b e r u p a k e r j a s a m a

( cooperation), persaingan ( competition  ) , d a n p e r t e n t a n g a n ( conflict). Menurut

Gilin and Gilin ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya

interaksi sosial, yaitu : a) Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu

akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. b) Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang

meliputi “contravention” dan pertentangan pertikain. Adapun interaksi yang pokok proses-proses

adalah :

4 | P a g e

Page 5: manusia makhluk sosial

a) Bentuk Interaksi Asosiatif 

Kerja sama (cooperation). K e r j a s a m a t i m b u l k a r e n a o r i e n t a s i o r a n g

p e r o r a n g a n t e r h a d a p kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan

pelaksanaan kerjasama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu : Bargainng ( pelaksanaan perjanjian

mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih). Cooperation (proses

penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinanatau pelaksanaan politik dalam suatu

organisasi untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang

bersangkutan) Coalition (kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang

mempynyaitujuan yang sama). 

Bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya :

Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan

karenaadanya paksaan.

Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-masing

mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap  perselisihan

yang ada.

Arbiration, s u a t u c a r a u n t u k m e n c a p a i compromise. Meditation, hampir

menyerupai arbitration.

Conciliation s u a t u u s a h a u n t u k m e m p e r t e m u k a n k e i n g i n a n p i h a k

y a n g  berselisih.

Stelemate m e r u p a k a n s u a t u a k o m o d a s i d i m a n a p i h a k -

p i h a k y a n g  berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu

dalam melakukan pertentangan.

Adjudication yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.

b) Bentuk Interaksi Disosiatif

Persaingan (competition) adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau

kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan.

Kontraversi (contaversion) b e n t u k i n t e r a k s i y a n g b e r b e d a a n t a r a p e r s a i n g a n

d a n  pertentangan yang ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri s e s e o r a n g .

Pertentangan (conflict ) adalah suatu bentuk interaksi antar individu atau

kelompok sosial yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang

pihak lain disertai ancaman atau kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk

khusus, antara lain: pertentangan pribadi, pertentangan rasional, pertentangan

kelas sosial, dan pertentangan politik.

5 | P a g e

Page 6: manusia makhluk sosial

2) Sosialisasi

Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses dimana seorang a n a k b e l a j a r

m e n j a d i s e o r a n g a n g g o t a y a n g b e r p a r t i s i p a s i d a l a m m a s y a r a k a t . S a l a h

s a t u t e o r i p e r a n a n d i k a i t k a n s o s i a l i s a s i i a l a h t e o r i G e o r g e H e r b e r t Mead.

Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead

menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan

anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap ; play stage, game stage,

dan tahap generalized other. M e n u r u t M e a d p a d a t a h a p p e r t a m a , play stage

(m u l a i  belajar mengambil peranan). Pada tahap game stage (sudah mengetahui peranan

y a n g h a r u s d i j a l a n i ) . Pada tahap ketiga sosialisasi (telah mampu

mengambil peran generalized others).

M e n u r u t C o o l e y k o n s e p d i r i ( self-concept) seseorang berkembang melalui

interaksinya dengan orang lain. Te r b e n t u k m e l a l u i t i g a t a h a p . Pihak-pihak yang

melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacob s mengidentifikasikan agen

sosialisasi utama : keluarga, kelompok  bermain, media massa, dan sistem pendidikan.

Bentuk dan Pola Sosialisasi

Bentuk-bentuk sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang

hidup m a n u s i a . Pola-pola sosialisasi, yaitu pola represi yang m e n e k a n k a n p a d a

p e n g g u n a a n h u k u m a n t e r h a d a p k e s a l a h a n d a n pola partisipatori

m e r u p a k a n p o l a y a n g d i d a l a m n y a a n a k d i b e r i i m b a l a n manakala

berperilaku baik dan anak menjadi pusat sosialisasi.

D. Masyarakat dan Komunitas

Masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakukan h u b u n g a n ,

s e d i k i t b a n y a k b e r s i f a t k e k a l , b e r l a n d a s k a n p e r h a t i a n d a n t u j u a n . Unsur-unsur

masyarakat yaitu : kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki sistem dan

struktur sosial tersendiri, memiliki kepercayaan , sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama,

adanya kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki kebudayaan.

a) M a s y a r a k a t s e t e m p a t ( community)

Masyarakat setempat menunjukan pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal

disatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama

yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara a n g g o t a -

a n g g o t a n y a , d i b a n d i n g k a n i n t e r a k s i d e n g a n p e n d u d u k d i l u a r b a t a s wilayahnya.

6 | P a g e

Page 7: manusia makhluk sosial

b) Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota

Menurut Soerjono Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian y a n g

b e r b e d a , k h u s u s n y a t e r h a d a p p e r h a t i a n k e p e r l u a n h i d u p . D i d e s a , y a n g

diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain

diabaikan. Lain dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok,

mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan sekitarnya sangat mereka perhatikan.

c) M a s y a r a k a t M u l t i k u l t u r a l

Perlu diketahui, ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian

untuk mengambarkan masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang berbeda,

yaitu pluralitas, keragaman, dan multicultural. Konsep pluralitas m e n e k a n k a n p a d a a d a n y a

h a l - h a l y a n g l e b i h d a r i s a t u (banyak). Keragaman menunjukan bahwa keberadaanya

yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen, dan bahkan tidak dapat dipersamakan.

Sementara itu, konsep multikultralisme sebenarnya merupakan konsep yang relatif baru. Inti dari

multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa

memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa ataupun a g a m a . J a d i , a p a b i l a

p l u r a l i t a s h a n y a m e n g g a m b a r k a n k e m a j e m u k a n , multikulturalisme

meberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama diruang

public.

d) Pengaruh Multikultural Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara dan

Kehidupan Global

Problematika yang muncul dari keragaman yaitu munculnya berbagai kasus disintegrasi

bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya lima faktor utama yang

secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yait u : kegagalan kepemimpinan,

krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama, krisis politik, krisis sosial, dan intervensi asing.

R e a l i t a s k e r a g a m a n b u d a y a b a n g s a i n i t e n t u m e m b a w a k o n s e k u e n s i

m u n c u l n y a p e r s o a l a n g e s e k a n a n t a r b u d a y a , y a n g m e m p e n g a r u h i d i n a m i k a

kehidupan bangsa sebagai kelompok sosial, oleh sebab itu kita harus bersikap terbuka

melihat semua perbedaan dalam keragaman yang ada, menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan,

dan menjadikan keragaman sebagai kekayaan bangsa, alat  pengikat persatuan seluruh

masyarakat dalam kebudayaan yang beraneka ragam.

7 | P a g e

Page 8: manusia makhluk sosial

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan,

yaitu:

1) Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

2) Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.

3) Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

4) Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Ada beberapa pemahaman tentang hakikat manusia.

1) HOMO RELIGIUS : Pandangan tentang sosok manusia dan hakikat manusia sebagai makhluk

yang beragam. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa di muka bumi ini sebagai makhluk

yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-Nya.

Melalui kesempurnaannya itulah manusia bisa berfikir, bertindak, berusaha dan bisa manentukan

mana yang baik dan benar. Disisi lain manusia meyakini bahwa ia memiliki keterbatasan dan

kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan sang pencipta alam semesta. Oleh

sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia, pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius yang

mempercayai adanya sang maha pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan dimuka bumi

ini.

2) HOMO SAPIENS : Pemahaman hakikat manusia sebagai makhluk yang bijaksana dan dapat

berfikir atau sebagai animal rationale. Hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang

paling tinggi dan paling mulia. Hal ini disebabkan oleh manusia karena memiliki akal, pikiran,

rasio, daya nalar, cipta dan karsa, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai

manusia seutuhnya. Manusia sebagai suatu organisme kehidupan dapat tumbuh dan berkembang,

namun yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah manusia memiliki daya pikir

sehingga ia bisa berbicara, berfikir, berbuat, belajar, dan memiliki cita-cita sebagai dambaan

dalam menjalankan kehidupannya yang lebih baik.

3) HOMO FABER : Pemahaman hakikat manusia sebagai makhluk yang berpiranti (perkakas).

Manusia dengan akal dan ketrampilan tangannya dapat menciptakan atau menghasilkan sesuatu

(sebagai produsen) dan pada pihak lain ia juga menggunakan karya lain (sebagai konsumen)

untuk kesejahteraan dan kemakmuran hidupnya. Melalui kemampuan dan daya pikir yang

dimilikinya, serta ditunjang oleh daya cipta dan karsa, manusia dapat berkiprah lebih luas dalam

tatanan organisasi kemasyarakatan menuju kehidupan yang lebih baik.

4) HOMO HOMINI SOCIUS : Kendati manusia sebagai makhluk individu, makhluk yang memiliki

jati diri, yang memiliki ciri pembeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun pada saat

yang bersamaan manusia juga sebagai kawan sosial bagi manusia lainnya. Ia senantisa

8 | P a g e

Page 9: manusia makhluk sosial

berinteraksi dengan lingkungannya. Ia berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu

masyarakat tertentu. Walaupun terdapat pendapat yang berlawanan, ada yang menyebut manusia

adalah serigala bagi manusia lain (homo homini lupus). Pemahaman yang terakhir inilah yang

harus dihindarkan agar tidak terjadi malapetaka dimuka bumi ini. Sejarah telah membuktikan

adanya perang saudara ataupun pertikaian antarbangsa, pada akhirnya hanya membuahkan derajat

peradapan manusia semakin tercabik-cabik dan terhempaskan.

5) Manusia sebagai makhluk etis dan estetis : Hakikat manusia pada dasarnya adalah sebagai

makhluk yang memiliki kesadaran susila (etika) dalam arti ia dapat memahami norma-norma

sosial dan mampu berbuat sesuai dengan norma dan kaidah etika yang diyakininya. Sedangkan

makna estetis yaitu pemahaman tentang hakikat manusia sebagai makhluk yang memiliki rasa

keindahan (sense of beauty) dan rasa estetika (sense of estetics). Sosok manusia yang memiliki

cita, rasa, dan dimensi keindahan atau estetika lainnya. Paham yang mengembangkan pentingnya

aspek sosial kehidupan manusia adalah sosialisme.

E. Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

1) Peranan Manusia sebagai Makhluk Individu

Perbedaan yang ada seperti berbeda keyakinan, lingkungan, ras, suku, dan golongan tidak

meniadakan persamaan akan Harkat dan Martabat manusia. Manusia sebagai individu akan

berusaha :

Menjaga dan mempertahankan Harkat dan Martabatnya.

Mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.

Merealisasikan segenap potensi diri, baik sisi Jasmani maupun Rohani.

Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.

Dalam hidup kemasyarakatan, individu juga bisa menghasilkan fungsi-fungsi negative,

misalnya ; unsur pemenuhan kepentingan diri menjadikan orang per orang memiliki sifat

Individualistik dan Egois.

2) Peranan Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat social. Kebutuhan akan orang lain dan interaksi

social membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Dan dalam kehidupannya manusia

membutuhkan Norma-Norma Sosial sebagai patokan dalam bertingkah laku. Norma-Norma

tersebut adalah :

Norma Agama atau Religi : Norma yang bersumber dari Tuhan, yang berisi perintah agar

dipatuhi dan menjauhi larangan Nya. Norma Agama ada dalam ajaran-ajaran Agama.

9 | P a g e

Page 10: manusia makhluk sosial

Norma Kesusilaan atau Moral : Norma yang bersumber dari hati nurani manusia untuk

mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan. Yang bertujuan agar manusia berbuat baik

secara Moral bukan Amoral (berkelakuan buruk).

Norma Kesopanan atau Adat : Norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku terbatas

pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

Norma Hukum : Norma yang dibuat masyarakat secara resmi (Negara) yang

pemberlakuannya dapat dipaksakan, berisi perintah dan larangan. Bersifat tertulis dan

mempunyai sangsi yang tegas dan mengikat.

F. Dinamika Interaksi sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis.Hubungan sosial

yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara

kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam

interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya

diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap

sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia.Kemudian makna yang dimiliki

sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna

tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses

penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan

interpretative process.

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan

komunikasi.Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi

merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang

disampaikan.Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi

dimulainya komunikasi atau interaksi sosial.Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri

Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir

yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk

tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.

Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi

waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam

interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik.

Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai waktu. Pada dimensi waktu ini

terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang

10 | P a g e

Page 11: manusia makhluk sosial

terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan

penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan

masyarakat.

Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh individu dengan

individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan

dengan kelompok dalam kehidupan social.

Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi didefinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi,

berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian  interaksi adalah hubungan timbal balik

(sosial) berupa aksi salaing mempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dan

kelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok.

Gillin mengartikan bahwa interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial dimana yang

menyangkut hubungan antara individu, individu dan kelompok  atau antar kelompok. Menurut

Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Jumlah pelakunya dua orang atau lebih.

Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang.

Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan dating.

Adanya tujuan yang hendak dicapai

 

G. Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat

Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana

yang harus saya utamakan, kepentingan saya selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat

saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan

dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu

kelompok masyarakat.

1) Pandangan Individualisme

Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu

yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas

dari manusia yang lain.

Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan indidulah yang harus diutamakan.

Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan

dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga

ideologi individualisme liberal.

Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme) pada abad ke

18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John Locke,

11 | P a g e

Page 12: manusia makhluk sosial

Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah

sebagai berikut :

a) Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya berada pada

pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi social.

b) Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.

c) Pemberian kebebasan penuh pada individu.

d) Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.

Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika

kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur

melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak

diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan

hidup bersama.

2) Pandangan Sosialisme

Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan

Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan.

Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu

sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas

atau kelompok.

Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas,

dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme

muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh

system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut,

sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan

masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara

untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi

oleh perorangan. Paham  marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).

Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikat

manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan

pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang

memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan

Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial

semata.Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai.Pribadi dikorbankan

untuk kepentingan negara.

12 | P a g e

Page 13: manusia makhluk sosial

Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing.Individualisme liberal dapat

menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan

kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam

lapangan ekonomi dan sosial.  Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia

sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan.Dalam negara komunis mungkin terjadi

kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tetu terjamin.

Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikat

manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan

pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang

memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan

Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial

semata.Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai.Pribadi dikorbankan

untuk kepentingan negara.

H. Kehidupan di Indonesia

Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan  Pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki

sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia bukanlah makhluk individu dan sosial, tetapi

manusia adalah makhluk  individu sekaligus makhluk sosial. Frans Magnis Suseno, (2001)

menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial dan sebagai individu

manusia bermasyarakat.

Bung Karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan

“Internasianalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme.

Nasionalisme tidak hidup subur  kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme” (Risalah

Sidang BPUPKI-PPKI, 1998). Paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri bangsa

Indonesia diungkap dalam sila kedua dan ketiga Pancasila. Bangsa Indonesia memiliki prinsip

menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Namun demi

kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan,

yaitu:

a) Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

b) Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.

c) Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

d) Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

13 | P a g e

Page 14: manusia makhluk sosial

BAB III

PENUTUP

A. KesimpulanManusia sebagai makhluk individu dan sosial memiliki unsur jasmani dan rohani unsur raga dan

jiwa. Manusia dikatakan makhluk individu apabila unsur unsur tersebut menyatu dalam dirinya.

Sedangkan manusia dikatakan sebagai makhluk sosial apabila di dalam hidupnya tidak bisa

melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Jadi, seorang manusia tidak bisa hidup tanpa ada

hubungan sosial antar masyarakat. Karena rasa tergantung suatu individu kepada lingkungan

sekitarnya maka terciptalah hubungan sosial antar masyarakat.

B. SaranKami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali

kekurangan dalam pembutan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan

kami.

Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya

dan pembaca pada umumnya.

14 | P a g e

Page 15: manusia makhluk sosial

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 1991. Ilmu Sosial Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Effendi, R dan Setiadi. 2010. Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Teknologi. Bandung: UPI

Mansyuri, Arif dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 2. Jakarta: Amanah Pustaka

Sudulloh, U. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta

http://manusiabudaya.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html

15 | P a g e