Manusia dan Kebudayaan Amerika

7
1 1. Negara-negara di Amerika selatan kebanyakan adalah negara-negara jajahan sejak awal berdirinya seperti misalnya Guinea Perancis (Perancis), Suriname (Belanda), Peru (Spanyol) dsb. Akibat dari penindasan pihak penjajah selama berahun-tahun dan rezim-rezim yang otoriter, maka muncullah beberapa resistensi dari beberapa pihak. Banyak pemikiran-pemikiran baru yang masuk, namun pemikiran golongan kiri-sosialis lebih merepresentasikan keinginan mereka untuk keluar dari belenggu penjajahan. Akhirnya kebanyakan dari mereka berhasil merebut tampuk kepemimpinan di negara-negara masing-masing, bahkan sampai sekarang pemikir, aktivis serta anggota partai sosialis banyak yang menjadi presiden di Amerika Selatan seperti Hugo Chavez (Venezuela) dan Evo Morales (Bolivia). Beberapa pendapat mengatakan bahwa, hal tersebut merupakan pengaruh dari keberadaan sosialisme di Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro. Namun, seperti halnya negara-negara belaliran sosialis lainnya, negera- negara tersebut cenderung mengkultuskan individu seorang pemimpin, sehingga secara tidak langsung memebentuk seorang diktator bagi negara mereka. Kasus ini terjadi di Chile dengan diktator kejamnya yang sangat terkenal yaitu Augusto Pinochet yang sekarang sudah dilengserkan oleh rakyat Chile, diktator lainnya adalah Alberto Fujimori dari Peru yang sekarang juga sudah dilengserkan oleh rakyatnya. Hal tersebut mengingatkan kita pada negara sosialis lainnya yang mengkultuska presidennya seperti Uni Soviet (Joseph Stalin), Korea Utara (Kim Jong Il). Amerika Utara disebut-sebut sebagai benuanya Amerika Serikat, karena pengaruh Amerika Seikat begitu besar di negara-negara Amerika Utara seperti Kanada dan Meksiko. Sistem demokrasi betul-betul diterapkan disana karena Amerika mereka sebut sebut sebagai the land of dream, sehingga mereka terlalu bergantung pada eksistensi Amerika. Migrasi besar-besaran ke Amerika Serikat dari kedua negara tersebut (kanada dan Meksiko) memunculkan pola remitance yang membawa-membawa pengaruh-pengaruh Amrika Serikat ke nagaranya. Manusia dan Kebudayaan Amerika By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos.

Transcript of Manusia dan Kebudayaan Amerika

Page 1: Manusia dan Kebudayaan Amerika

1

1. Negara-negara di Amerika selatan kebanyakan adalah negara-negara

jajahan sejak awal berdirinya seperti misalnya Guinea Perancis (Perancis),

Suriname (Belanda), Peru (Spanyol) dsb. Akibat dari penindasan pihak penjajah

selama berahun-tahun dan rezim-rezim yang otoriter, maka muncullah beberapa

resistensi dari beberapa pihak. Banyak pemikiran-pemikiran baru yang masuk,

namun pemikiran golongan kiri-sosialis lebih merepresentasikan keinginan

mereka untuk keluar dari belenggu penjajahan. Akhirnya kebanyakan dari mereka

berhasil merebut tampuk kepemimpinan di negara-negara masing-masing, bahkan

sampai sekarang pemikir, aktivis serta anggota partai sosialis banyak yang

menjadi presiden di Amerika Selatan seperti Hugo Chavez (Venezuela) dan Evo

Morales (Bolivia). Beberapa pendapat mengatakan bahwa, hal tersebut merupakan

pengaruh dari keberadaan sosialisme di Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro.

Namun, seperti halnya negara-negara belaliran sosialis lainnya, negera-

negara tersebut cenderung mengkultuskan individu seorang pemimpin, sehingga

secara tidak langsung memebentuk seorang diktator bagi negara mereka. Kasus ini

terjadi di Chile dengan diktator kejamnya yang sangat terkenal yaitu Augusto

Pinochet yang sekarang sudah dilengserkan oleh rakyat Chile, diktator lainnya

adalah Alberto Fujimori dari Peru yang sekarang juga sudah dilengserkan oleh

rakyatnya. Hal tersebut mengingatkan kita pada negara sosialis lainnya yang

mengkultuska presidennya seperti Uni Soviet (Joseph Stalin), Korea Utara (Kim

Jong Il).

Amerika Utara disebut-sebut sebagai benuanya Amerika Serikat, karena

pengaruh Amerika Seikat begitu besar di negara-negara Amerika Utara seperti

Kanada dan Meksiko. Sistem demokrasi betul-betul diterapkan disana karena

Amerika mereka sebut sebut sebagai the land of dream, sehingga mereka terlalu

bergantung pada eksistensi Amerika. Migrasi besar-besaran ke Amerika Serikat

dari kedua negara tersebut (kanada dan Meksiko) memunculkan pola remitance

yang membawa-membawa pengaruh-pengaruh Amrika Serikat ke nagaranya.

Manusia dan Kebudayaan AmerikaBy: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos.

Page 2: Manusia dan Kebudayaan Amerika

UAS Manusia dan Kebudayaan Amerika

2

2. Ambisi negara Paman Sam ini telah muncul sejak mereka

mengampanyekan pemberantasan bajak laut (pirates) yang merajalela di laut

tengah (mediterranian sea) pada akhir abad ke-18. Ketika itu, sebagai negara yang

masih muda, Amerika Serikat telah mengambil initiatif untuk menggalang

kerjasama dengan negara-negara Eropa guna menghancurkan bajak laut serta

negara yang melindunginya. Bajak laut dianggap sebagai kelompok yang

melawan hukum internasional atau 'Hukum Roma' karena itu mereka seperti juga

teroris sekarang, harus dijadikan sebagai 'musuh manusia yang beradab' (the

enemies of human race).

Menurut sejarawan Paul Johnson (2001), pada abad ke 18 itu, penguasa

Aljazair, Tunisia dan Tripoli dianggap melindungi penumpasan bajak laut yang

banyak merompak kapal-kapal dagang Eropa, termasuk Amerika Serikat. Para

pembajak dengan bebas memperdagangkan hasil jarahan dan budak-budak

tangkapan (termasuk orang-orang kulit putih) di ketiga pelabuhan itu. Masih

menurut Johnson, Laksamana Nelson (sebagai komandan Angkatan Laut Inggris

waktu itu), dengan perasaan geram hanya dapat menyaksikannya tanpa dapat

bertindak karena pemerintah Inggris dan negara-negara Eropa lainnya tidak ingin

mencampuri kebijakan penguasa-penguasa Arab di utara Afrika tersebut.

Memang pada abad ke 16 telah berdiri tiga kerajaan Islam di utara Afrika,

di sepanjang perairan Mediterranian Selatan yang masing-masing dikuasai oleh

Beys of Tunis (Tunisia), Pashas of Algier (Aljazair) dan Emperror of Marocco

(Marokko). Walaupun mereka tidak begitu bersahabat dengan kerajaan-kerajaan

Eropa Kristen (Sepanyol, Perancis atau Italia) karena suasana pasca perang Salib

(Crusade) masih mencengkam, tetapi antara mereka terdapat perjanjian untuk

bersama-sama memerangi bajak laut. Orang-orang Genoa, Sardinas dan Yunani,

pada abad 13-15, dikenal sebagai kelompok-kelompok bajak laut yang

menakutkan di perairan Mediterranian, sehingga perairan ini disebut sebagai

'Barbary Coast.'

Sejarawan R.Sargent Holland penulis buku legendaris Historic Ships

(1928: 50) mengemukakan: 'Indeed up to the fourteenth century it was the

Christians who were the chief pirates and dealers in slaves,' di sepanjang perairan

Page 3: Manusia dan Kebudayaan Amerika

UAS Manusia dan Kebudayaan Amerika

3

laut tengah. Kemudian, adalah Sultan Sulaiman dari kekaisaran Otteman Turki

(1520) yang membangun angkatan laut untuk mengamankan perairan laut tengah

(Mediterranian) dari keganasan bajak laut itu. Sultan Turki mengangkat

Laksamana Khairuddin (adik kandung seorang tokoh bajak laut yang terkenal

ketika itu) sebagai panglima armada laut Kekaisaran Otteman Turki. Cacatan

sejarah ini memperlihatkan betapa pasang surut kekuasaan penguasa setempat

sejajar dengan pasang surut kejayaan bajak laut, terlepas dari siapa mereka, hal ini

telah terjadi di laut Mediterranian tersebut, dua abad sebelum Amerika Serikat

muncul sebagai 'Polisi Dunia'. Tidak mengherankan apabila masalah bajak laut,

merupakan alasan utama mengapa

Kongres Amerika Serikat (1794) memutuskan untuk membangun angkatan

laut Amerika Serikat guna mendukung armada perdagangan mereka. Sepuluh

tahun kemudian (1805) marinir angkatan laut Amerika ini mendarat di Mesir,

kemudian menyeberangi gurun pasir dan memaksa Pasha Tripoli untuk

mengamankan bajak laut di perairan mereka dan menyerahkan semua orang-orang

Amerika yang ditawan oleh para bajak laut itu. Peristiwa bersejarah ini, menurut

Johnson diabadikan oleh Korps Marinir Angkatan Laut Amerika Serikat dalam

bait-bait hymne mereka: 'From the Halls of Montezuma to the Shores of Tripoli!'

Tindakan Amerika Serikat ini, kemudian diikuti oleh Inggris dengan

membombardir pelabuhan-pelabuhan Aljazair.

Perancis (1830) kemudian menduduki seluruh wilayah Aljazair dan

menyatakan daerah itu sebagai bahagian dari Perancis Raya (Metropolitan

France), seterusnya menjadikan Tunisia dan Marokko sebagai daerah protektorat

mereka. Demikian juga Spanyol dan Italia, dengan alasan yang sama, menuruti

langkah Perancis dengan menduduki negara-negara Afrika Utara lainnya,

termasuk menjatuhkan Pasha Tripoli dan kemudian menciptakan negara Libya.

Sementara Tangier pelabuhan penting di selat Gibrartar dinyatakan berada di

bawah pemerintahan bersama empat negara Eropa.

Hanya beberapa dekade setelah Amerika Serikat memerankan diri sebagai

'polisi dunia' dengan dalih 'menghancurkan bajak laut dan penguasa yang

melindunginya,' hampir seluruh negara-negara Islam di utara Afrika menjadi

Page 4: Manusia dan Kebudayaan Amerika

UAS Manusia dan Kebudayaan Amerika

4

koloni Eropa, sedang usaha untuk memerdekakan diri dari penjajahan ini

memerlukan waktu ratusan tahun. Seperti perang kemerdekaan Al-jazair dan

Libya dari penjajahan Perancis dan Italia, tidak hanya memerlukan waktu 120

tahun, tetapi telah menimbulkan kerugian material dan jiwa yang cukup besar

serta rasa permusuhan dan kebencian yang mendalam (sampai saat ini) antar

negara-negara bekas penjajah dan yang dijajah.

Peran 'Polisi Dunia' Amerika memerangi bajak laut tersebut terus berlanjut

dan mengambil momentum kedua bersama Inggris pada abad ke-19 di Timur

Tengah. Negara-negara kecil di Jazirah Arabia dan Teluk Persia yang berada di

bawah jajahan Eropa dianggap pada waktu itu telah 'berbudaya' (karena anak-anak

para Sheiks atau Emir yang menggantikan orang tuanya telah berpendidikan

Barat). Mereka kemudian mengembangkan kerja sama dengan Amerika Serikat

dan Inggris untuk memerangi bajak laut. Inggris sendiri akhirnya belajar dari

pengalamannya, mereka tidak dapat menghadapi para Sheiks Timur Tengah

tersebut tanpa menjatuhkan sanksi yang keras (convenant without swords). Sheiks

yang masih bekerja sama dengan bajak laut atau menghalangi perdagangan orang

Eropa dan Amerika, negaranya diduduki dan dijadikan daerah protektorat. Dengan

cara ini Inggris dalam waktu yang relatif singkat menjadi negara yang dipertuan di

Timur Tengah dan Teluk Persia dan mengembangkan markas besar (headquarter)

angkatan laut dan pemerintahan koloninya di Aden.

Setelah perang dingin selesai, Amerika Serikat muncul sebagai satu-

satunya polisi dunia dan serta-merta kembali berhadapan dengan musuh

bebuyutannya di Afrika, Timur Tengah, Asia Tenggara, Asia Timur Jauh dan

China. Apabila negara-negara di kawasan itu, beberapa abad yang lalu

menghasilkan bajak laut yang mengganggu aktivitas perdagangan negara-negara

Barat, maka sekarang mereka memprodusir 'binatang baru' yang dinamai 'teroris'

yang menghadang kepentingan Barat, terutama dalam menguasai sumber-sumber

energi, seperti minyak bumi. Syahdan, teroris ini telah berani mempermalukan

Amerika Serikat dengan unjuk diri di pusat perdagangan Amerka Serikat

(peristiwa tragis Gedung WTC-New York), sesuatu yang tidak pernah dilakukan

Page 5: Manusia dan Kebudayaan Amerika

UAS Manusia dan Kebudayaan Amerika

5

oleh bajak laut yang mana pun di dunia ini sebelumnya. Selama ini, Amerika

Serikat adalah polisi dunia yang 'untouchable' (tidak terjamah oleh bajak laut atau

siapa pun). Sekarang, teroris itu telah berada di depan hidungnya sendiri. Untuk

mengatasi teroris ini, seperti juga pengalaman tiga abad yang lalu, adagium

'convenant without swords' harus dilaksanakan seketat mungkin. Oleh karena itu

Johnson mengusulkan agar negara-negara yang menjadi sarang teroris, tidak

hanya Afghanistan, tetapi juga Irak, Iran, Sudan, Libya, Syria atau Korea Utara

harus diduduki langsung oleh Barat. Barangkali atas nama semacam 'The Old

Leage of Nations' (Liga Bangsa-Bangsa) sesudah Perang Dunia II yang lalu,

sehingga Amerika Serikat dan kawan-kawannya kelak dapat berperan sebagai

'respectable of colonialism' (penjajah yang terhormat).

Penjajahan Amerika Serikat kini terus berlanjut pada negara-negara yang

dianggap oleh mereka lemah seperti Afganishtan, Irak dan sekarang sasaran

mereka adalah Iran. Dengan berbagai macam alasan, mereka ingin menguasai

begara tersebut agar dapat diserap sumber daya manusia sekaligus sumber daya

alamnya, terutama Irak yang memiliki ladang minyak berlimpah sehingga bisa

membantu perekonomian Amerika Serikat. Sekarang, perusahaan Minyak banyak

yang menginvestsikan dananya di Irak dan Afganishtan dengan mudah tanpa

halangan. Mereka menyedot kekayaan alam Irak dan Afganishtan tanpa

memikirkan kesejahteraan masyarakat lokal. Posisi strategis Irak dan Afganishtan

untuk menyebarkan paham-paham Amerika Serikat sekaligus menghancurkan

paham sosialisme yang mendominasi Irak.

3 Masyarakat yang over educated cenderung memiliki sifat egosentris, fasis

ataupun fanatisme berlebih pada apa yang diyakininya. Mereka menyebut diri

mereka adalah contoh ideal bagi yang lain dan memaksakan sesuatu yang ideal

tersebut untuk orang lain. Begitu pula dengan Amerika Serikat yang menganggap

mereka adalah bangsa yang paling pintar dan beradab diseluruh dunia serta dapat

menjadi model yang paling ideal bagi semua negara.

Namun, Ameruka Serikat sendiri terkadang lupa akan apa yang

dikatakannya sebagai hal yang ideal. Mereka selalu mengatakan tentang

penghargaan terhadap hak asasi manusia, namun mereka melakukan beberapa

Page 6: Manusia dan Kebudayaan Amerika

UAS Manusia dan Kebudayaan Amerika

6

penindasan di Irak, Afganishtan dan beberapa penjara seperti Guantanamo.

Mereka cenderung menganggap bahwa negara-negara lain khususnya Afrika dan

Asia adalah negara lemah dan terbelakang serta perlu mendapat bantuan dari

Amerika Serikat dalam segala urusannya.

Karena ”over educated” inilah Amerika memantapkan posisinya sebagai

polisi dunia dan mengatur perdamaian dunia dengan caranya sendiri yang

terkadang terlihat sangat aneh.

Page 7: Manusia dan Kebudayaan Amerika

UAS Manusia dan Kebudayaan Amerika

7

SUMBER LITERATUR

- Encarta Premium Encyclopedi

- www.Wikipedia.org.