manufaktur

7
A . Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai “menghasilkan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan” Atau bila kita artikan secara konvensional, produksi adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produksi tidak berarti menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun yang dapat menciptakan benda. Oleh karenanya dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan manusia hanyalah membuat barang-barang menjadi berguna,disebut “dihasilkan”. Produksi bisa ditilik dari dua aspek; kajian positif terhadap hukum-hukum benda dan hukum-hukum ekonomi yang menentukan fungsi produksi, dan kajian normatif yang membahas dorongan-dorongan dan tujuan produksi. Pembahasan mengenai nilai, norma, dan etika dalam produksi termasuk kedalam aspek normative yang banyak dikaji oleh para ahli teori social. B. Pengertian Produksi dapat dilihat dari dua arti yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. pengertian Produksi dalam arti sempit yaitu “merubah bentuk barang-barang baru” sedangkan makna atau pengertian produksi dalam arti luas yaitu “setiap usaha yang menimbulkan kegunaan (utility)”. Dapat pula dikatakan bahwa Produksi adalah “Segala kegiatan yang mempertinggi faedah barang-barang baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia”. Produksi secara langsung yaitu produksi yang menggunakan factor-faktor produksi alam dan tenaga kerja sedangkan produksi tidak langsung sudah mempergunakan factor produksi turunan yaitu modal dan keahlian. PENGERTIAN MANUFAKTUR Manufaktur adalah proses keindustrian untuk membuat suatu barang dari suatu bahan baku melalui proses teknologi. Arti manufaktur sendiri

description

manufaktur

Transcript of manufaktur

Page 1: manufaktur

A . Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai “menghasilkan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan” Atau bila kita artikan secara konvensional, produksi adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produksi tidak berarti menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun yang dapat menciptakan benda. Oleh karenanya dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan manusia hanyalah membuat barang-barang menjadi berguna,disebut “dihasilkan”. Produksi bisa ditilik dari dua aspek; kajian positif terhadap hukum-hukum benda dan hukum-hukum ekonomi yang menentukan fungsi produksi, dan kajian normatif yang membahas dorongan-dorongan dan tujuan produksi. Pembahasan mengenai nilai, norma, dan etika dalam produksi termasuk kedalam aspek normative yang banyak dikaji oleh para ahli teori social.

B. Pengertian Produksi dapat dilihat dari dua arti yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. pengertian Produksi dalam arti sempit yaitu “merubah bentuk barang-barang baru” sedangkan makna atau pengertian produksi dalam arti luas yaitu “setiap usaha yang menimbulkan kegunaan (utility)”. Dapat pula dikatakan bahwa Produksi adalah “Segala kegiatan yang mempertinggi faedah barang-barang baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia”. Produksi secara langsung yaitu produksi yang menggunakan factor-faktor produksi alam dan tenaga kerja sedangkan produksi tidak langsung sudah mempergunakan factor produksi turunan yaitu modal dan keahlian.

PENGERTIAN MANUFAKTUR

Manufaktur adalah proses keindustrian untuk membuat suatu barang dari suatu bahan baku melalui proses teknologi. Arti manufaktur sendiri asalnya adalah membuat barang dengan tangan (manual). Jadi manufaktur itu bukanlah sekedar “ilmu“, tapi sekaligusmenyangkut “laku“ (practice). Dalam manufaktur berlaku “ilmu tanpa laku: kosong“ (science without practice: no fruit) tetapi “laku tanpa ilmu: kerdil” (practice without science: no root). Laku dalam manufaktur cepat kadaluwarsa dan cepat berubah karena berkembangnya ilmu pengetahuan, yang berarti juga berkembangnya teknologi. Sekalipun pada prinsipnya tetap meliputi proses-proses material “-forming, -shaping and -cutting”, namun produk-produk manufaktur akan selalu berubah sifat/spesifikasi yang harus dipenuhinya, sesuai dengan perkembangan kebutuhan pemakaian. Pemakaian untuk apapun adalah manusia yang menginginkannya, dan manusia selalu makin meningkat tuntutannya.

Manufaktur tidak dapat hanya dengan berandai-andai. Hanya praktek kuncinya, yang sekaligus didasari kaidah-kaidah ilmu pengetahuan. Praktek berarti teknologi, dan itulah yang harus kita cari, kuasai dan

Page 2: manufaktur

kembangkan. Kegiatan itu harus kita lakukan terus menerus tanpa jemu, sehingga terjadi akumulasi ketrampilan – pengalaman – dan pengetahuan untuk menghadapi perubahan tuntutan.

Faktor-Faktor yang mendukung proses manufaktur

1. Fungsi dan Estetika

Dalam jagad manufaktur fungsi produk manufaktur selalu diukur/dinyatakan dalam besaran-besaran alam, baik itu berbasis ilmu-ilmu Fisika, Kimia maupun Biologi dengan alat bantu hitung menghitung Matematika. Perhatikan besaran-besaran seperti : kekuatan, kemampuan perubahan bentuk, kepegasan, daya tahan, kestabilan dimensional, ketahanan aus baik terhadap gesekan maupun korosi, kelunakan, mudah dibentuk, mudah diwarnai, berat jenis dll. Semua itu kita hadapi secara intrinsik dalam kehidupan manufaktur. Mengapa demikian? Karena tidak akan ada manufaktur kalau tidak ada material, yang sifat-sifatnya antara lain seperti dinyatakan diatas. Proses manufaktur sendiri adalah proses “pertambahan nilai“ terhadap material-material yang memenuhi persyaratan-persyaratan diatas. Oleh karena itu proses manufaktur sejatinya adalah “proses ekonomi“, sehingga harus tetap mengacu pada kaidah-kaidah ekonomi. Ternyata bukan hanya itu yang dihadapi jagad manufaktur, tetapi juga “estetika“, keindahan yang secara alamiah menjadi kesukaan manusia. Ini bisa direpresentasikan dalam rupa/warna, penampilan, bentuk, bahkan friendliness. Betapa jagad manufaktur harus menanggapi selera keindahan ini yang sering harus menyimpang dari kaidah ekonomi dan teknik-teknik manufaktur.

Bentuk-bentuk “simetri“ adalah yang secara teknis lebih mudah dan lebih ekonomis. Namun demi keindahan, maka banyak produk-produk yang a-simetri. Garis lurus dan bidang datar dari segi manufaktur adalah yang termudah, namun demi keindahan maka banyak garis lengkung dan bidang-bidang yang melekuk, itupun sering harus a-simetris dan non-linear. Memang ada juga bentuk-bentuk karena tuntutan ruang (space), tetapi tetap mempertahankan spesifikasi fungsi, yang masih bisa dikategorikan sebagai “technical reasons“.

2. Material dan Proses.

Kalau kita mengunjungi Machine Expo, baik itu yang di Chicago, Hanover maupun Tokyo, hakekatnya yang kita perhatikan adalah proses-proses manufaktur yang mampu dilakukan oleh mesin-mesin yang dipamerkan, yang kalau kita perhatikan dari tahun ke tahun makin canggih unjuk kerjanya.

Tidak hanya proses permesinan/manufaktur yang dipamerkan, tetapi juga peralatan-peralatan untuk melakukan pengukuran-pengukuran dan kontrol terhadap besaran-besaran yang antara lain disebutkan diatas.

Page 3: manufaktur

Beruntung computational modelling berkembang pesat dalam proses kerekayasaan yang dipadukan dengan kemajuan intelligent and smart machineries. Bayangkan bila teknologi-teknologi semacam itu tidak ada, bagaimana kita memenuhi tuntutan-tuntutan fungsi – estetika – danekonomi diatas ! Manufaktur ditakdirkan menghadapi dan harus tanggap & siap terhadap : emerging -, new -, matured -, and phased out-technologies, dimana siklus tersebut semakin cepat saja terjadinya. Yang tetap tegak adalah “the fundamental principles“ of manufacturing, karena dari situlah teknik dan teknologi baru akan lahir. Teknologinya bisa berubah, tapi besaran yang ingin dicapai tidak banyak berubah, yang berubah adalah ukuran satuannya, seperti makin ringan, makin kuat, makin kecil, makin kompak, makin terjangkau dan banyak makin-makin yang lain.

Material-material baru akan lahir seiring dengan merebaknya kesegala penjuru binatang “makin“ tadi, padahal kita juga dituntut memenuhi “langit yang semakin biru dan bumi yang semakin hijau“ alias “blue & green manufacturing“ menuju “equilibrium sustainable echo system“ sehingga bumi tidak semakin panas dan terpolusi.

Sekalipun demikian pasar semakin menuntut “speed and flexibility“, ini dimensi lain yang perlu diperhatikan dalam jagad manufaktur selain tuntutan-tuntutan diatas. Tetapi jangan lupa kita juga menghadapi tuntutan lain, pertambahan penduduk. Dari satu segi pertumbuhan penduduk berarti pertambahan pasar bagi kegiatan manufaktur.

Tetapi dari segi ruang/space mungkin tempat manufaktur akan terdesak semakin jauh karena tumbuhnya tempat-tempat hunian baru. Contoh kasus pulau Jawa, yang sa’at Perang Dipenogoro (1825 – 1830) penduduknya hanya 10 juta jiwa. Perhitungan statistik dengan asumsi-asumsi pertumbuhan tertentu, penulis mendapatkan angka penduduk pulau Jawa pada tahun 2020 = 150 juta, dan yang 94,5 juta tinggal di daerah urban ! Bayangkan dalam 200 tahun, perubahannya begitu besar, bertambah mengikuti deret ukur. Jawa (Java/Javi – Sanskerta = padi) sebagai pulau padi akan semakin kehilangan makna padi-nya. Lalu dimana nanti blue & green manufacturing akan ditempatkan sehingga dapat tumbuh subur tanpa stress, karena cepatnya pertumbuhan tempat-tempat hunian.

Secara etimologis atau kebahasaan, manufaktur adalah terdiri dari dua kata yakni manus dan factus. Dua kata ini merupakan bahasa latin yang memiliki makna “dibuat oleh tangan”. Karena itu manufaktur secara terminologis bisa berarti sebuah proses produksi membuat barang jadi yang berasal dari bahan baku. Secara historis, pada tahun 1567 istilahmanufacture digunakan untuk pertama kalinya yang kemudian dikenal juga terminologi manufacturing pada tahun-tahun berikutnya, terutama pada tahun 1683.

Karena manufaktur adalah teknik atau proses fisik dalam membuat produk berbentuk barang, maka proses manufaktur adalah dimulai dari perancangan, pemilihan bahan mentah dan termasuk tahapan-tahapan lain yang dibutuhkan dalam pembuat produk yang diinginkan.

Dalam dunia industri modern seperti saat ini, proses produksi sudah melibatkan beraneka ragam proses termasuk operasi mesin, pabrik dan rekayasa teknologi yang semuanya terorganisir dengan baik sesuai dengan perencanaan serta aktivitas yang dibutuhkan dalam membuat produk dari bahan baku yang dipilih.

Page 4: manufaktur

Contoh produk manufaktur

Hampir semua barang yang digunakan dalam keseharian kehidupanmanusia merupakan produk manufaktur. Hanya minuman dan makanan, jasa, farmasi serta produk kimia yang bukan termasuk produk manufaktur.

Industri adalah kelompok perusahaan yang menghasilkan dan menjual barang sejenis atau jasa sejenis. Misalnya industri tekstil adalah kelompok perusahaan yang menjual dan menghasilkan bahan baku tekstil, barang setengah jadi tekstil dan barang jadi tekstil.

Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Misalnya membuat kue, baik dengan tangan maupun dengan mesin merupakan kegiatan yang disebut manufaktur.

Menurut Kieso (2002:444) perusahaan manufaktur terdapat tiga jenis barang yaitu:

1. Persediaan bahan baku untuk diproduksi. Meliputi  bahan baku yang diperoleh dari sumber daya alam atau pun beberapa jenis produk yang di produk yang dibeli dari perusahaan lain.2. Persediaan barang dalam proses. Meliputi produk-produk yang telah dimasukkan kedalam proses produksi, namun belum selesai diolah.3. Persediaan barang jadi. Meliputi produk olahan yang siap dijual kepada pelanggan.

Proses Pengendalian Industri ManufakturMenurut Amin (2009:52) proses pengendalian manufaktur yaitu pengendalian persediaan bahan baku. Ketika perusahaan menanggung persediaan bahan baku yang berlebihan, mereka mungkin perlu meminjam tambahan dana untuk mendanai persediaan tersebut. Hal ini akan menyebabkan naiknya biaya penyimpanan (carrying cost), atau biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam memelihara (menyimpan) persediaan.

Biaya penyimpanan mencakup biaya pendanaan sekaligus juga biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan dengan sering melakukan pemesanan bahan baku dalam jumlah kecil, strategi ini akan menaikkan biaya-biaya yang terkait dalam penempatan pesanan, disebut biaya pemesanan (order cost). Setiap penyesuaian yang terjadi dalam strategi pembelian bahan baku pada umumnya akan mengurangi biaya penyimpanan dengan menaikkan biaya pemesanan sebagai pengorbanannya atau sebaliknya.

Sedangkan menurut Daryanto (2012:43) proses manufaktur digolongkan menurut tiga macam cara, yaitu:

a. Sifat Proses Produksi

Penggolongan proses produksi berdasarkan sifat menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan suatu produk. Berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibedakan menjadi empat macam, yakni:

1. Proses ekstraktif adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam. Contoh, proses penambangan batu-bara, bijih besi, bijih emas,

Page 5: manufaktur

pengeboran minyak, dsb. Proses ekstraktif ini terdapat dalam industri proses produksi dasar, oleh karena itu pertanian dan perikanan disebut industri ekstraktif2. Proses analitik adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya. Contoh penyulingan minyak.3. Proses Fabrikasi/pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Pengubahan bentuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan mesin, gergaji, pengepres, dan sebagainya. Contoh: proses pembuatan pakaian, sepatu, jenis mebel tertentu, dan sebagainya.4. Proses Sistetik adalah metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam bentuk produk. Dalam pengolahan baja, gelas/kaca, produk akhirnya sangat berbeda dengan jenis aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia. Dalam industri lain seperti dalam produksi mobil, alat-alat listrik, barang elektronik (radio, TV, lemari pendingin, dll), di mana bahan-bahan dirakit tanpa mengubah fisik atau susunan kimiawinya, disebut proses perakitan atau assembling. Sering proses ini digunakan sebagai bagian dari proses pengolahan.

b. Jangka Waktu Produksi

Beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu di mana fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini, proses produksi digolongkan menjadi dua macam, yakni:

1. Proses terus-menerus (continuous process). Istilah ini digunakan untuk menunjukan suatu keadaan manufaktur di mana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai. Dalam hal ini banyak atau semua mesin akan melaksanakan operasi yang sama dalam waktu yang tidak terbatas. Contoh: produksi mobil, di mana perubahan model hanya satu kali dalam setahun. Istilah terus-menerus juga terdapat di dalam industri yang hanya mempunyai satu saat operasi (satu shift), yaitu pada pagi sampai sore hari, sedangkan pada malam hari tidak beroperasi. 2. Proses terputus-putus (intermittent process). Istilah terputus-putus ini terdapat dalam keadaan manufaktur di mana mesin-mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda. Jadi alat yang sama dapat digunakan untuk membuat beberapa macam produk sesuai dengan keinginan atau pesanan konsumen. Contoh: alat-alat untuk pengecoran logam.

c. Sifat Produk

Proses produksi yang ditentukan menurut sifat produknya, yang melibatkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Dalam hal ini proses produksi dibagi dalam dua macam, yaitu:

1. Produksi standar. Produksi barang-barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah produksi standar. Produksi standar ini, dihasilkan sejumlah barang untuk persediaan, di samping dikirim untuk pembeli dan penyalur. Contoh: produk televisi, lemari es, sikat gigi, dsb. 2. Produksi pesanan. Produksi ini dilakukan apabila ada pembeli yang menghendaki spesifikasi tertentu. Contoh: pakaian seragam, furniture tertentu.