MANFAAT SERAT OPTIK UNTUK SENSOR.docx
-
Upload
windaekasari -
Category
Documents
-
view
60 -
download
8
Transcript of MANFAAT SERAT OPTIK UNTUK SENSOR.docx
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah
dan sumber daya manusia yang memadai, maka ilmu pengetahuan dan teknologi
di Indonesia harus terus ditingkatkan. Agar tidak tertinggal maupun tergantung
pada negara-negara lain, Indonesia harus berani membuat inovasi-inovasi baru
dalam mengatasi segala permasalahan dalam berbagai bidang, terutama bidang
teknologi. Mulai dari sistem komunikasi, transportasi, bidang kesehatan bahkan
dalam permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan teknologi seperti alat
deteksi dan sensor. Selain itu, Indonesia adalah negara yang rawan bencana alam,
maka perlu penanggulangan ataupun pencegahan bencana secara intensif dengan
bantuan teknologi.
Berkaitan dengan beberapa masalah tersebut, teknologi berbasis serat optik
sebagai sensor tampaknya dapat dijadikan solusi alternatif. Serat optik merupakan
media transmisi cahaya yang dapat diaplikasikan sebagai sensor untuk
pengukuran beragam parameter seperti pergeseran, suhu, tekanan, kelembaban,
laju aliran fluida, laju rotasi, konsentrasi suatu zat, medan Iistrik, medan magnet,
serta analisis kimia. Keunggulan serat optik sebagai suatu sensor antara lain
adalah tidak kontak langsung dengan obyek pengukuran, tidak menggunakan
listrik sebagai isyarat, akurasi pengukuran yang tinggi, relatif kebal terbadap
induksi listrik maupun magnet, dapat dimonitor dari jarak jauh, dapat
dibubungkan dengan sistem komunikasi data melalui perangkat antarmuka
(interface) serta dimensi yang kecil dan ringan. Keuntungan lainnya adalah tahan
terhadap interferensi gelombang elektromagnetik, memiliki sensitivitas tinggi, dan
tahan terhadap korosi serta tahan terhadap suhu tinggi. Serat optik juga memiliki
struktur yang sederhada dan biaya rendah.
Aplikasi serat optik sebagai sensor telah banyak digunakan pada sistem
kontrol di industri, sistem monitoring pada deformasi bahan, strain, temperatur,
tekanan dan berat benda yang bergerak serta masih banyak lagi ragam aplikasi
serat optik sebagai sensor. Untuk mengetahui berbagai manfaat serat optik sebagai
sensor dalam beberapa bidang, maka perlu dikaji berbagai sensor serat optik yang
telah ada. Dengan demikian, diharapkan dapat dilakukan pengembangan maupun
pembuatan inovasi baru berbasis serat optik dalam upaya pengembangan
teknologi di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam makalah tentang serat
optik sebagai sensor diantaranya:
1. Apakah yang dimaksud dengan sensor?
2. Bagaimanakah karakteristik dari serat optik sehingga dapat dijadikan
sebagai sensor?
3. Apa sajakah sensor aplikatif yang berbasis serat optik dan bagaimana
sistem kerjanya?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin diperoleh dari pembuatan makalah mengenai
serat optik sebagai sensor yaitu:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sensor.
2. Mengetahui karakteristik dari serat optik yang dapat dijadikan sebagai
acuan dalam pembuatan sensor.
3. Mengetahui berbagai jenis sensor aplikatif yang berbasis serat optik dan
sistem kerjanya.
1.4 Manfaat
Dari beragai macam alat yang telah ada, tidak semua alat dapat digunakan
terus menerus mengikuti perubahan jaman. Dengan mengkaji berbagai teknologi
yang ada terutama teknologi berbasis serat optik, maka diharapkan seluruh civitas
akademika ataupun stakeholder dalam perkembangan teknologi dapat terus
melakukan inovasi. Sehingga dapat dihasilkan berbagai macam teknologi
terbarukan yang menjadi tolak ukur perkembanagn teknologi Indonesia.
BAB 2. PEMBAHASAN
2. 1 Sensor
Sensor adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi adanya
perubahan parameter fisik, kimia, dan sebagainya. Dengan pengertian lain, sensor
juga dapat dikatakan sebagai peralatan yang digunakan untuk merubah suatu
besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian
listrik tertentu.
Sesuai perkembangan teknologi, sensor dapat dibuat dan dikemas dengan
cara yang lebih ekonomis, mudah, dan lebih konvensional. Secara umum, sensor
dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian berdasarkan fungsi dan kegunaannya,
yaitu:
1. Sensor thermal, untuk mendeteksi gejala perubahan panas atau suhu.
Contohnya: termokopel, RTD, termistor, dan lain-lain.
2. Sensor mekanis, untuk mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti
pergeseran, gerak lurus dan melingkar, tekanan, dan sebagainya. Contohnya:
LVDT, strain gauge, load cell, dan lain-lain.
3. Sensor optik, untuk mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya,
pantulan, ataupun bias cahaya. Contohnya: photo cell, photo diode, dan lain-
lain.
2.2 Serat Optik
Serat optik (optical fibre/fiber optic) merupakan media pandu gelombang
(cahaya) yang bekerja berdasarkan adanya efek pantulan sempurna karena adanya
perbedaan indeks bias material. Serat optik terdiri dari inti (core) dan pembungkus
(cladding) seperti Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Struktur serat optik
1. Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari serat atau inti fisik
yang mengirim sinyal data optik dari sumber cahaya ke alat penerima yang
berupa untai tunggal kontinyu dari kaca atau plastik. Semakin besar core maka
semakin banyak cahaya yang dapat dilewatkan dalam kabel.
2. Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan
sinar kembali ke dalam inti (core), atau layer/lapisan serat yang berfungsi
sebagai pembatas energi elektromagnetik yang terlalu besar, gelombang cahaya
dan penyebab pembiasan pada struktur inti. Pembuatan cladding yang cukup
tebal memungkinkan medan serat tidak dipengaruhi oleh perambatan di sekitar
bahan sehingga bentuk fisik serat tidak cacat.
3. Buffer Coating adalah plastik pelapis yang melindungi serat dari kerusakan.
lapisan plastik disekitar core dan cladding ini juga berfungsi memperkuat inti
serat, membantu penyerapan dan sebagai pelindung ekstra pada pembengkokan
kabel.
Cahaya akan merambat di dalam serat optik karena dipantulkan dengan
sempurna pada batas antarcore dan cladding. Dalam perambatannya cahaya
mengalami pengurangan daya (loss ) akibat adanya penyerapan oleh material fiber
hamburan dan adanya lengkungan (bending); sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 2.2. Bending loss (atau rugi-rugi pembengkokan) merupakan salah satu
dari beberapa sumber loss serat optik. Rugi-rugi ini disebabkan oleh
pembengkokan serat optik melebihi diameter tertentu. Rugi-rugi semacam ini
dalam komunikasi serat optik sangat merugikan. Namun dari sisi lain fenomena
ini dapat dimanfaatkan sebagai sensor.
Gambar 2.2 Makrobending dan mikrobending
Gelombang cahaya yang merambat di dalam serat optik ragam tunggal
(tepatnya: di dalam inti/core serat) akan terdistorsi bila seratnya dilengkungkan.
Kecepatan cahaya yang merambat pada bagian dalam lengkungan hampir lebih
lambat daripada yang bagian luarnya untuk mempertahankan bentuk muka
gelombang. Ini berarti nilai indeks bias inti serat pada bagian tersebut lebih kecil
bila dibandingkan saat serat dalam keadaan lurus. Semakin kecil jari-jari
lengkungan maka nilainya semakin mendekati nilai indeks bias selubung cladding
sehingga makin banyak cahaya yang keluar dari inti serat , atau semakin besar
ruginya. Serat optik memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan media
transmisi kawat konvensional. Keunggulan tersebut antara lain adalah:
1. Rugi transmisi rendah
2. Bandwidth lebar
3. Ukuran kecil dan ringan
4. Tahan gangguan elektromagnetik dan elektrik
2.3 Sensor Berbasis Serat Optik
Terdapat beberapa alat yang telah menerapkan serat optik sebagai sensor
dan dapat dikembangkan lebih lanjut, beberapa diantaranya yaitu:
2.3.1 Sensor Pergeseran
Sensor pergeseran yang dimaksud merupakan aplikasi dari Directional
Coupler serat optik multimode. Desain directional coupler sebagai sensor
pergeseran diperlihatkan pada Gambar 2.3. Prinsip kerja directional coupler
sebagai sensor pergeseran berbasis modulasi intensitas adalah sebagai berikut.
Port sensing directional coupler bertindak sebagai pengumpan sekaligus penerima
berkas cahaya pantulan dari obyek yang berbentuk cermin datar. Pergeseran
cermin akan menyebabkan perubahan daya optik yang diterima oleb port sensing.
Perubahan daya optik tersebut dapat terdeteksi melalui port deteksi.
Gambar 2.3 Susunan alat karakterisasi sensor pergeseran mikro.
Yang diperoleh dari penggunaan alat tersebut berupa data tegangan
keluaran detektor sebagai fungsi pergeseran cermin. Directional coupler serat
optik multimode dapat digunakan sebagai sensor pergeseran sampai orde
mikrometer dengan performansi yang cukup baik (Pramono, 2008).
2.3.2 Sensor Serat Optik untuk Aplikasi Sistem Pengukuran Berat Beban
Berjalan
Sensor serat optik berdasarkan prinsip mikrobending terdiri dari serat optik
dan bending modulator yang menyebabkan terjadinya rugi-rugi daya dan
intensitas cahaya. Performa sensor serat optik ditentukan oleh banyaknya lekukan
yang terjadi pada serat optik sehingga metode modulasi bending diadopsi untuk
menciptakan lekukan secara periodik. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4,
bending modulator berupa papan dengan gerigi berbentuk segitiga pada salah satu
sisinya dan serat optik berada tepat di tengah-tengah antara papan gerigi dan
bantalan karet yang berfungsi untuk menimbulkan efek elastis. Tinggi segitiga 5
mm dengan jarak antarpuncak segitiga 10 mm. Bantalan karet yang digunakan
memiliki tingkat kekerasan (hardness) sebesar 65 point. Dengan adanya gaya F
yang menekan papan maka akan menyebabkan terjadinya mikrobending pada
serat optik. Hal ini mengakibatkan sebagian cahaya dalam serat optik akan keluar
dan menyebabkan intensitasnya menurun. Penurunan intensitas cahaya ini dapat
dideteksi dengan photodiode sehingga gaya tekan yang dialami oleh serat optik
dapat dihitung dengan melihat penurunan respon tegangan keluaran photodiode.
Gambar 2.4 Skema sensor serat optik berbasis mikrobending
Blok diagram sistem weight in motion menggunakan sensor serat optik
ditunjukkan pada Gambar 2.5. Spesifikasi laser diode yang digunakan yaitu
panjang gelombang 1310 nm, daya 2.5 mW, D Pin Code, SM Fiber Pigtailed,
FC/PC. Laser dipandu oleh 500 mA Universal Laser Diode Driver. Sedangkan
photodetector menggunakan InGaAs Photodiode dengan rise time 100, 800 –
1800 nm, FC/PC Coupled. Sebagai data akuisisi digunakan DT9816-S dengan
sampling rate hingga 750 kS/s per channel dan resolusi
ADC 16 bit. Cahaya laser melewati dan dimodulasi oleh sensor serat optik.
Intensitas laser ini kemudian dideteksi oleh photodiode. Adanya faktor
mikrobending menyebabkan terjadi variasi besar intensitas yang merupakan
representasi dari gaya tekan pada sensor serat optik. Dari photodiode, sinyal
mengalami penguatan kemudian sinyal ini dikonversi oleh ADC menjadi sinyal
digital. Sinyal digital ini kemudian diolah oleh komputer dengan cara memasukan
suatu persamaan sehingga didapatkan nilai gaya tekan yang terjadi (Setiono,
2013)
Gambar 2.5 Diagram sistem pengukuran beban menggunakan sensor serat
optik
2.3.3 Sensor Suhu
Menurut Bestariyan (2010), sensor suhu yang dimaksud menggunakan serat
optik berstruktur singlemode-multimode-singlemode dan optical time domain
reflectometer (OTDR). Struktur serat optik singlemode-multimode-singlemode
memiliki perkembangan untuk berbagai macam aplikasi sensor. Selain itu, serat
optik termasuk murah dan fabrikasinya mudah. OTDR berguna sebagai alat
monitoring yang portable dan mudah pengoperasiannya.
Sensor suhu dapat bekerja dengan baik untuk setiap panjang serat optik
multimode 5, 6, 7, dan 8 cm dengan panjang gelombang 1310 dan 1550 nm.
Performansi terbaik untuk tiap penggunaan panjang gelombang :
a. Panjang gelombang 1310 nm : panjang serat optik multimode graded index 5
cm dengan sensitivitas 0,06696 dB/°C, linearitas 0,978835, resolusi 1,49x10-
2 °C dan hysteresis 7,18 %.
b. Panjang gelombang 1550 nm : panjang serat optik multimode graded index 5
cm dengan sensitivitas 0,01683 dB/°C, linearitas 0,977525, resolusi 5,94x10-
2 °C dan hysteresis 1,986 %.
2.3.4 Sistem Pengukuran Gejala Fisis Longsor
Prediksi tanah longsor dilakukan dengan megukur 3 variabel penting yaitu
kadar air, pergeseran permukaan tanah dan strain tanah. Pengukuran dilakukan
dengan membuat 3 sensor utama sistem pembacaan dan transmisi data dari lokasi
ke statsium monitoring / pos pengamatan.
Dalam analisisnya menggunakan extensometer opis. Sistem extensometer
optis komersial umumnya terdiri atas sistem sensor yang diinstal dimedan
pengamatan dan tersambung dengan kabel serat optik sebagai serat masukan dan
serat keluaran (lead-in/lead out) serta sistem elektronik terdiri atas sumber cahaya,
sistem deteksi serta sistem pengolahan dan pembacaan data yang berlokasi jauh
dari sistem sensor dan bisa mencapai jarak beberapa kilometer. Sistem pembacaan
data bisa berbasis intensitas cahaya yang diubah sebagai tegangan atau arus; atau
bisa juga berbasis frekuensi cahaya. (Widiyatmoko, 2010).
2.3.5 Sensor Kelembaban
Sensor menggunakan serat optik dengan Cladding gelatin. Polimer seperti
gelatin membengkak karena air mengisi rongga-rongga pada polimer (diameter
rongga membesar), akibatnya akan mengurangi indeks bias polimer, sehingga
indeks bias polimer akan mendekati indeks bias air. Gelatin memiliki pori yang
relatif lebih besar dibandingkan polimer-polimer sintesis. Perubahan sifat optik
(indeks bias) polimer gelatin ketika menyerap uap air dapat dimanfaatkan sebagai
material sensor kelembaban optik. Dalam makalah ini gelatin digunakan sebagai
cladding pengganti bagi serat optik untuk aplikasi probe sensor kelembaban relatif
(RH).
Prinsip kerja sensor kelembaban serat optik ini didasarkan pada fenomena
absorpsi gelombang evanescent pada antarmuka inti serat optik dan cladding
gelatin. Perubahan nilai indeks bias cladding gelatin akan menentukan besarnya
intensitas gelombang evanescent yang terserap, sehingga juga menentukan
intensitas gelombang optik yang terpandu atau ditransmisikan melalui inti serat
optik.
Gambar 2.6 Set-up pengujian respon kelembaban
Data yang diambil dalam pengukuran ini adalah spektrum intensitas
transmisi serat optik. Pertama-tama, data transmisi diambil sebelum serat optik
dilapisi gelatin untuk mendapatkan nilai transmisi acuan (referensi). Transmisi
referensi ini digunakan untuk membandingkan nilai intensitas transmisi cahaya
yang melewati sensor serat optik akibat adanya perlakuan kelembaban.
Lapisan gelatin dapat merespon perubahan kelembaban udara melalui
fenomena swelling ketika menyerap uap air. Daerah respon optik gelatin diketahui
pada spektrum hijau hingga merah (500 nm - 700 nm), dengan respon signifikan
pada pita merah (600 nm - 650 nm). Probe sensor kelembaban serat optik ini
dapat merespon kelembaban dari 42 %R hingga 99%H dengan respon terbaik
pada rentang kelembaban 60%RH hingga 72%R. Sensitivitas probe sensor serat
optik dipengaruhi oleh ketebalan lapisan cladding gelatin, dimana probe dengan
lapisan cladding gelatin lebih tipis memiliki sensitivitas lebih baik karena proses
swelling lebih optimal pada lapisan yang lebih tipis (Maddu, 2006).
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan pengkajian
mengenai serat oprik sebagai sensor diantaranya:
1. Sensor merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi
adanya perubahan parameter tertentu seperti fisik dan kimia.
2. Serat optik merupakan media pandu gelombang (cahaya) yang bekerja
berdasarkan adanya efek pantulan sempurna karena adanya perbedaan
indeks bias bahan yang cukup besar.
3. Serat optik dapat digunakan untuk berbagai macam sensor seperti sensor
pergeseran, sensor pengukuran berat beban, sensor suhu, sensor gejala
fisis longsor, dan sensor kelembaban.
3.2 Saran
Dari beberapa ulasan yang telah dibahas mengenai penggunaan serat optik
sebagai sensor, diharapkan mempelajari lebih lanjut tentang serat optik. Seperti
kegunaan serat optik sebagai sensor lebih baik diulas lebih detail sehingga dapat
mengembangkan teknologi berbasis serat optik dengan lebih baik. Dengan
demikian, teknologi Indonesia dapat berkembang lebih pesat.
DAFTAR PUSTAKA
Bestariyan, T. 2011. Rancang Bangun Sensor Suhu Menggunakan Serat Optik
Berstruktur Singlemode-Multimode-Singlemode dan Optical Time Domain
Reflectometer. Surabaya: ITS.
Maddu, A. 2006. Pengembangan Probe Sensor Kelembaban Serat Optik dengan
Cladding Gelatin. Makara, Teknologi, Vol. 10, No. 1, April 2006: 45-50.
Pramono, Y. 2008. Aplikasi Directional Coupler Serat Optik sebagai Sensor
Pergeseran. Surabaya: ITS.
Setiono, A. 2013. Investigasi Sensor Serat Optik untuk Aplikasi Sistem
Pengukuran Berat Beban Berjalan (Weight in Motion System). Banten:
Pusat penelitian Fisika-LIPI.
Widiyatmiko, B. 2010. Pengembangan Sistem Pengukuran Gejala Fisis Longsor
Sistem Elektronik dan Optik. Banten: Pusat penelitian Fisika-LIPI.