MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi...

20
175 Manfaat Hidrologis Hutan di Hulu DAS (Fitri Nurfatriani, etd.) 1 Penelitipada Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan, Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor Alumni Pasca Sarjana IPB 2 MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM SEBAGAI JASA LINGKUNGAN BERNILAI EKONOMIS Oleh : dan Hutan memberikan manfaat yang nyata baik berupa manfaat maupun . Akan tetapi saat ini manfaat hutan hanya diukur dari nilai manfaat tangible saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang kelestarian hutan. Peran hutan belum dipahami secara menyeluruh. Berbagai gangguan terhadap kualitas dan kuantitas sumberdaya air saat ini diduga diakibatkan oleh gangguan terhadap fungsi hutan di hulu DAS sebagai salah satu unsur penunjang dalam siklus hidrologis. Peran hutan sebagai pengatur tata air merupakan jasa lingkungan yang perlu dinilai secara kuantitatif untuk memberikan gambaran terhadap berbagai kebijakan yang telah diambil saat ini berkaitan dengan pengelolaan hutan di hulu DAS. Untuk itu dalam tulisan ini bertujuan untuk menghitung nilai ekonomi manfaat hidrologis hutan lindung yang memiliki nilai pasar (komersial) sebagai dasar perhitungan nilai distribusi biaya dan manfaat di antara para penerima dan penyedia manfaat. Metode analisis untuk menghitung nilai jasa hutan lindung dilakukan berdasarkan pendekatan harga pasar untuk menghitung biaya penuh ( ) dari pengadaan air, tarif normal biaya jasa pengelolaan sumberdaya air, dan manfaat ekonomis dari berbagai pemanfaatan sumberdaya air. Dari hasil penelitian diperoleh besar biaya penuh ( ) pengadaan air yang telah memasukkan nilai lingkungan di Sub DAS Citarum Hulu sebesar Rp25,33 milyar/tahun. Dari nilai tersebut diperoleh nilai tarif normal Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air untuk pemanfaatan PDAM dan industri sebesar Rp273,38/m dan Rp297,18/m dengan nilai lingkungan sebesar Rp15,87 milyar/tahun dan Rp5,265 milyar/tahun. Kata kunci: Nilai ekonomi, hutan lindung, kebijakan hutan, ekonomi lingkungan Peran hutan sebagai pengatur tata air telah dirasakan oleh berbagai pihak. Secara teoritis, peran ekologis hutan berperan penting dalam menjaga kestabilan ekosistem. Hutan yang didominasi oleh pohon-pohon dan komponen biotis dan abiotis lainnya membentuk ekosistem yang berpengaruh nyata terhadap siklus hidrologis. Hutan mengintersepsi hujan, mengurangi limpasan permukaan, meningkatkan kelembaban nisbi tanah, meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah, mengurangi laju erosi tanah, dan mempertahankan debit air sungai. Manan (1976) menyebutkan tiga pengaruh penting hutan terhadap karakteristik hidrologis, yaitu Fitri Nurfatriani I. Adi Nugroho I. PENDAHULUAN ABSTRAK tangible intangible intangible full cost full cost 3 3

Transcript of MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi...

Page 1: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

175Manfaat Hidrologis Hutan di Hulu DAS (Fitri Nurfatriani, etd.)

1Peneliti pada Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan, Jl. Gunung Batu No. 5 BogorAlumni Pasca Sarjana IPB

2

MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUMSEBAGAI JASA LINGKUNGAN BERNILAI EKONOMIS

Oleh :dan

Hutan memberikan manfaat yang nyata baik berupa manfaat maupun. Akan tetapi saat ini manfaat hutan hanya diukur dari nilai manfaat tangible

saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambangkelestarian hutan. Peran hutan belum dipahami secara menyeluruh. Berbagaigangguan terhadap kualitas dan kuantitas sumberdaya air saat ini diduga diakibatkanoleh gangguan terhadap fungsi hutan di hulu DAS sebagai salah satu unsur penunjangdalam siklus hidrologis. Peran hutan sebagai pengatur tata air merupakan jasalingkungan yang perlu dinilai secara kuantitatif untuk memberikan gambaranterhadap berbagai kebijakan yang telah diambil saat ini berkaitan dengan pengelolaanhutan di hulu DAS. Untuk itu dalam tulisan ini bertujuan untuk menghitung nilaiekonomi manfaat hidrologis hutan lindung yang memiliki nilai pasar (komersial)sebagai dasar perhitungan nilai distribusi biaya dan manfaat di antara para penerimadan penyedia manfaat. Metode analisis untuk menghitung nilai jasa hutan lindungdilakukan berdasarkan pendekatan harga pasar untuk menghitung biaya penuh (

) dari pengadaan air, tarif normal biaya jasa pengelolaan sumberdaya air, danmanfaat ekonomis dari berbagai pemanfaatan sumberdaya air. Dari hasil penelitiandiperoleh besar biaya penuh ( ) pengadaan air yang telah memasukkan nilailingkungan di Sub DAS Citarum Hulu sebesar Rp25,33 milyar/tahun. Dari nilaitersebut diperoleh nilai tarif normal Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air untukpemanfaatan PDAM dan industri sebesar Rp273,38/m dan Rp297,18/m dengannilai lingkungan sebesar Rp15,87 milyar/tahun dan Rp5,265 milyar/tahun.

Kata kunci: Nilai ekonomi, hutan lindung, kebijakan hutan, ekonomi lingkungan

Peran hutan sebagai pengatur tata air telah dirasakan oleh berbagai pihak.Secara teoritis, peran ekologis hutan berperan penting dalam menjaga kestabilanekosistem. Hutan yang didominasi oleh pohon-pohon dan komponen biotis danabiotis lainnya membentuk ekosistem yang berpengaruh nyata terhadap siklushidrologis. Hutan mengintersepsi hujan, mengurangi limpasan permukaan,meningkatkan kelembaban nisbi tanah, meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah,mengurangi laju erosi tanah, dan mempertahankan debit air sungai. Manan (1976)menyebutkan tiga pengaruh penting hutan terhadap karakteristik hidrologis, yaitu

Fitri Nurfatriani I. Adi Nugroho

I. PENDAHULUAN

ABSTRAK

tangibleintangible

intangible

fullcost

full cost

3 3

Page 2: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

176Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 175 - 194

hutan menahan tanah di tempatnya, tanah hutan menahan air lebih banyak, dan hutanmeningkatkan kapasitas infiltrasi. Dengan demikian, ketersediaan air baik kuantitasmaupun kualitasnya sangat berkaitan dengan kualitas hutan.

Akan tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk tekanan terhadap hutansemakin meningkat. Ditandai dengan semakin meningkatnya Daerah Aliran Sungai(DAS) kritis menunjukkan bahwa hutan sebagai komponen penting dalam suatu DAStelah mengalami gangguan yang serius. Terjadinya kekeringan di musim kemarau danbanjir di musim penghujan menjadi bukti bahwa fungsi resapan lahan dengan adanyavegetasi hutan di atasnya telah terkikis. Berbagai faktor diduga sebagai penyebabkerusakan hutan seperti adanya konversi hutan, penebangan liar, kebakaran hutan danperambahan hutan. Kondisi di atas menggambarkan adanya pemahaman yangkurang atas manfaat hutan tersebut sehingga manfaat hutan hanya dihitung darimanfaat saja. Peran hutan tidak dinilai dan dipahami secara penuhsehingga terjadi eksploitasi hutan yang berlebih yang mengancam kelestarian.

Untuk itu diperlukan upaya untuk menentukan nilai ekonomi terhadap manfaathidrologis hutan khususnya di bagian hulu DAS. Dengan mengetahui manfaatekonomis dari manfaat hidrologis hutan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangandalam mengalokasikan SDA yang semakin langka. Di samping itu dengandimasukkannya nilai manfaat hutan dalam struktur ekonomi akan menjadikanpengelolaan dan pemanfaatan hutan semakin efisien karena dapat menggambarkankeuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan berbagai pilihan kebijakan danprogram pengelolaan hutan dan diharapkan dapat menciptakan keadilan dalamdistribusi manfaat hutan.

Berdasarkan uraian di atas, maka tulisan ini bertujuan untuk menghitung nilaiekonomi manfaat hidrologis hutan lindung yang memiliki nilai pasar (komersial)sebagai dasar perhitungan nilai distribusi biaya dan manfaat di antara para penerimadan penyedia manfaat. Pada penelitian ini dibatasi pada penentuan nilai pemanfaatanair secara komersial untuk kebutuhan PDAM, pembangkit tenaga listrik dan industri dibawah pengelolaan Perum Jasa Tirta II wilayah Divisi V (Citarum Hulu dan wadukJatiluhur). Nilai ekonomi dihitung melalui penghitungan beban biaya penuh ( )yang harus ditanggung oleh penerima manfaat secara proporsional sebagai dasarpenentuan nilai (tarif) air yang bernilai guna dan lestari.

Penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi terhadap berbagai jenismanfaat hidrologis hutan lindung yang keberadaannya diasumsikan sebagai fungsi dariadanya hutan lindung. Langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian atas berbagaipemanfaatan sumberdaya air yang bersumber dari hutan di hulu DAS. Proses penilaiandilakukan dengan mengkuantifikasi setiap indikator nilai berupa jasa fungsi ekosistemhutan sebagai pengatur tata air. Atas dasar kuantifikasi indikator nilai tersebutdilakukan penilaian ekonomi manfaat hutan, berdasarkan metode penilaian tertentupada setiap klasifikasi nilai. Kemudian dilakukan kuantifikasi atas berbagai manfaatyang dihasilkan dengan berdasarkan harga pasar.

tangible intangible

full cost

II. METODE PENELITIAN

A. Kerangka Analisis

Page 3: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

177

Selanjutnya dihitung biaya penuh ( ) dari pengadaan air yang telahmemperhitungkan nilai lingkungan di dalamnya yang akan dibebankan kepada parapenerima manfaat secara proporsional ( ). Besarnya biaya yangperlu ditanggung masing-masing pemanfaat menjadi dasar perhitungan nilai (tarifnormal) air yang bernilai guna dan lestari. Selengkapnya, kerangka pemikiran dalampenelitian ini dijelaskan pada gambar 1.

Penelitian dilaksanakan di wilayah Sub DAS Citarum Hulu-Jawa Barat diwilayah KPH Bandung Selatan, BKPH Pengalengan, RPH Wayang Windu.Untuk menghitung nilai ekonomi air komersial dilakukan di wilayah Divisi V PerumJasa Tirta II (Citarum Hulu dan waduk Jatiluhur) Jawa Barat. Penelitian dilaksanakanpada bulan Maret sampai dengan Desember 2006.

full cost

beneficiaries pay principle

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Manfaat Hidrologis

Hutan Lindung

Biaya PenuhPengadaanAir (BiayaO&P danEksternalitas ) Manfaat bernilai komersial

(memiliki harga pasar)

Pemanfaatan air untuk:· Industri

· Sumber pembangkit tenaga listrik· Air baku untuk PDAM

KUANTIFIKASI

Berdasarkan tarif yang berlakudan tarif normal

KESEDIAAN MEMBAYAR

NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGISHUTAN LINDUNG

Manfaat bernilai non komersial

(tidak memiliki harga pasar)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primermerupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada responden danpengukuran/pengamatan langsung di lapangan, sedangkan data sekunder merupakandata-data penunjang penelitian yang diperoleh melalui penelusuran pustaka maupun

C. Jenis Data

Manfaat Hidrologis Hutan di Hulu DAS (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 4: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

penelusuran situs-situs internet terhadap berbagai sumber, yaitu dari berbagai instansiterkait.

Tabel 1. Data yang Diperlukan

NILAI AIRUNTUK TIAPPENGGUNAAN

DATA YANG DIPERLUKAN SUMBER DATA

Full Supply Cost

O&M CostBiaya pengadaan bahan baku, listrik untuk pompa.Upah tenaga kerjaPerbaikan alatBiaya manajemen dan operasional

PJT

Capital ChargeBiaya penyusutan waduk, alat transportasi dandistribusiBeban bunga dari waduk, alat transportasi dandistribusi

PJT

Full Economic Cost

Opportunity CostBerbagai alternatif penggunaan airTarif berbagai penggunaan airVolume air untuk berbagai jenispenggunaan/Produksi listrikVolume air yang hilang karena adanya pemanfaatanlain

PJT

PDAM &INDUSTRI

Economic ExternalitiesDampak dari penggunaan air untuk setiap jenispenggunaan (baik positif maupun negatif) yangdirasakan oleh kelompok yang tidak merasakanmanfaat dari penggunaan air tersebutBiaya pengolahan air agar memiliki kualitas sepertisebelum digunakan (water treatment)

PJTPLNPDAMBP-DASBPLDH/BAPEDALDAPU PENGAIRANDPSDA

Full Cost

Environmental ExternalitiesBiaya pengolahan air agar memiliki kualitas sepertisebelum digunakan (water treatment)

PJTPLNPDAMPU PENGAIRAN

D. Pengolahan dan Analisis Data

Penentuan nilai ekonomi manfaat hidrologis hutan lindung untuk berbagaijenis pemanfaatan, dilakukan dengan menggunakan Metode Harga Pasar. Nilai airuntuk pemanfaatan komersial menggunakan metode harga pasar, yaitu denganmengalikan volume air yang dimanfaatkan dengan harga air di pasaran dan tarifnormal. Harga air sesungguhnya didekati dari biaya penuh pengadaan air yang telahmencakup perhitungan eksternalitas seperti yang dijelaskan pada Gambar 2.

178Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 175 - 194

Page 5: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

Komponen Deskripsi

Full Supply Cost

Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi air sampai ke konsumen

tanpa mempertimbangkan eksternalitas maupun alternatif penggunaan

lain (air yang digunakan merupakan air bersih yang sudah tersedia di

alam)

O&M Cost

Biaya yang terkait dengan biaya untuk menjalankan suatu sistem

produksi, seperti: pengadaan bahan baku air, listrik untuk pompa, tenaga

kerja, perbaikan alat dan biaya untuk manajemen dan pengoperasian

penyimpanan, distribusi.

Capital ChargeBiaya penyusutan dan beban bunga untuk sistem penampungan (waduk),

transportasi dan distribusi

Full Economic Cost

Penjumlahan antara dengan biaya yangFull Supply Cost opportunity

terkait dengan alternatif penggunaan dari sumberdaya air yang sama dan

eksternalitas ekonomi

Opportunity Cost Biaya yang timbul karena adanya alternatif penggunaan lain

Economic Externalities

Biaya yang ditimbulkan sebagai dampak penggunaan air oleh suatu

kelompok yang dibebankan kepada kelompok lain yang tidak

menggunakan air tersebut.

Environment ExternalitiesBesarnya biaya tambahan yang dikeluarkan untuk merehabilitasi hutan

sehingga fungsi produksi, ekologi dan sosialnya pulih kembali

Full Cost Full economic cost ditambah eksternalitas lingkungan

Eksternalitas Lingkungan

Eksternalitas Ekonomi

Biaya Oportunitas

Biaya Modal

Biaya OP

Biaya

Penyediaan

Penuh

Biaya

Ekonomi

Penuh

Biaya

Penuh

Nilai

Guna

Lestari

Gambar 2. Prinsip umum untuk biaya air (Rogers 1996)

Definisi yang digunakan untuk menentukan nilai dari masing-masingkomponen biaya dipaparkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Komponen Biaya Dalam Menentukan Nilai Air

et al.,

179Manfaat Hidrologis Hutan di Hulu DAS (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 6: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

a. Biaya Yang Ditanggung Penerima Manfaat

b. Tarif Normal

c. Nilai Lingkungan

d. Nilai Air Industri

e. Nilai Air Pembangkit Tenaga Listrik

Besar biaya pengadaan air yang perlu ditanggung oleh setiap penerimamanfaat air diperoleh dari proporsi manfaat yang dihasilkan setiap penerimamanfaat dikalikan dengan biaya penuh, dengan formula sebagai berikut:BMi = a% X BP (6)dimana:B i = Beban biaya untuk penerima manfaat ke-ia% = Proporsi manfaat yang dihasilkan setiap penerima manfaatBP = Biaya penuh pengadaan air

Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh dari beban biayamasing-masing penerima manfaat dibagi dengan produksi manfaat yangdihasilkan:TN = BMi/Pr-i (7)dimana:TN = Tarif normalPr-i = Produksi air/listrik

Selisih antara tarif pemanfaatan air yang berlaku dan tarif normalmerupakan komponen nilai lingkungan, dengan formula sebagai berikut:NL = (TN TB) X Pr-i (8)dimana:NL = Nilai lingkunganTB = Tarif yang berlaku

Formula yang digunakan untuk masing-masing nilai air pada berbagaipemanfaatan dapat dilihat pada uraian berikut.

Nilai air untuk industri yang dihitung adalah nilai pemanfaatan air untukkebutuhan industri dalam hal ini adalah air yang diambil dari waduk atautampungan air yang disalurkan untuk kebutuhan industri. Pendekatan yangdigunakan adalah pendekatan harga pasar, yaitu:NAI= VAI x HAI (11)dimana,NAI= Nilai air untuk industri (Rp/tahun)VAI = Volume air yang dibutuhkan untuk kebutuhan industri (m )HAI= Harga air untuk industri-tarif normal dan tarif yang berlaku (Rp/m )

Nilai air untuk pembangkit tenaga listrik yang dihitung adalah nilaipemanfaatan air dari waduk atau tampungan air yang digunakan untuk pembangkittenaga listrik. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan harga pasar, yaitu:NAPL = PL x HAPL (12)dimana,

M

3

3

180Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 175 - 194

Page 7: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

NAPL=Nilai air untuk pembangkit tenaga listrik (Rp/tahun)PL = Produksi listrik (K h)HAPL =Tarif air untuk kebutuhan PLN - tarif normal dan tarif yang berlaku(Rp/ Wh)

Nilai air baku untuk PDAM yang dihitung adalah nilai pemanfaatan air dariwaduk atau tampungan air yang digunakan untuk air baku bagi PDAM. Pendekatanyang digunakan adalah pendekatan harga pasar, yaitu:NAB = VAB x HAB (13)dimana,NAB = Nilai air baku untuk PDAM (Rp/tahun)VAB = Volume air yang digunakan sebagai air baku untuk PDAM (m )HAB = Tarif air untuk air baku PDAM-tarif normal dan tarif yang berlaku (Rp/ m )

l

Kawasan hutan yang berada di bagian hulu DAS Citarum masuk ke dalamwilayah Bandung Selatan yang berada di bawah pengelolaan Perum PerhutaniKesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung selatan, Bagian Kesatuan PemangkuanHutan (BKPH) Pangalengan, dan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Wayang Windu.KPH Bandung Selatan merupakan salah satu pendukung kawasan cekungan Bandung,sumber air bagi Sungai Citarum yang merupakan sumber pembangkit listrik untukPLTA Saguling, Jatiluhur dan Cirata untuk memenuhi kebutuhan Pulau Jawa dan Bali.Di samping itu kawasan hutan tersebut juga sekaligus menjadi sumber air bagi daerahpertanian di sekitarnya serta sumber air minum bagi kota Jakarta.

Berdasarkan pembagian luas wilayah kerja di KPH Bandung Selatan, 79% luaswilayah kerja adalah hutan lindung, sedangkan hutan produksi dan alur hanya memilikikontribusi luas sebesar 21% dan 1% (Tabel 3). Sehingga wilayah KPH BandungSelatan yang didominasi oleh hutan lindung perlu dikelola dengan mengintegrasikanaspek-aspek ekologi, sosial dan ekonomi.

W

K

f. Nilai Air Baku PDAM

3

3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Hutan Lindung di Sub DAS Citarum Hu u

KPH Bandung Selatan selain memiliki potensi hasil hutan kayu dan juga nonkayu seperti getah pinus dan adanya beberapa mata air di sekitar kawasan hutan yangmenjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil inventarisasimata air (1999) terdapat 41 titik mata air dengan debit 0,5 lt/detik sampai dengan 300lt/detik. Pemanfaatan air dari mata air ini banyak digunakan oleh masyarakat untukkebutuhan rumah tangga, pertanian, perkebunan, wisata dan PLTA (di RPHPangalengan/BKPH Pangalengan). Sedangkan potensi wisata alam pada hutanlindung KPH Bandung Selatan terdiri atas obyek wisata dengan karakteristk alam yangkhas seperti Kawah Putih, Ranca Upas, Pemandian air panas Cimanggu, dan lainnya.Pengelolaan kawasan hutan lindung ini perlu difokuskan bukan hanya pada hasil hutankayu saja tetapi hasil hutan non kayu berupa pemanfaatan kawasan, jasa lingkungandan pemungutan hasil hutan non kayu yang dilaksanakan dengan melibatkanmasyarakat di sekitar hutan. Namun demikian, kawasan lindung di KPH Bandung

181Manfaat Hidrologis Hutan di Hulu DAS (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 8: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

Luas Wilayah Kerja (Ha)No BKPH

HP% dariTotal

WilayahHL

% dariTotal

WilayahAlur

% dariTotal

WilayahJumlah

1 Rajamandala 2.021,683,67 -

32,830,06

2.054,51

2 Cililin 1.413,372,57

457,300,83

12,220,02

1.882,89

3 Gunung Halu 7.574,4213,75 -

23,730,04

7.598,15

4 TBR. Barat-

7.778,7214,12

41,230,07

7.819,95

5 TBR. Timur 139,180,25

9.844,5217,87

68,130,12

10.051,83

6 Ciwidey 56,740,10

4.920,948,94

27,030,05

5.004,71

7 Pangalengan-

8.731,3915,85

58,080,11

8.789,47

8 Banjaran 121,900,22

7.883,8714,31

31,120,06

8.036,89

9 Ciparay 156,200,28

3.664,786,65

15,400,03

3.836,38

Jumlah 11.483,4921

43.281,5279

309,771

55.074,78

Tabel 3. Luas wilayah kerja KPH Bandung Selatan

Selatan ini telah mengalami gangguan berupa perambahan hutan seluas 15,397.49 Hayang melibatkan 34,740 KK dan dipicu oleh krisis moneter pada tahun 1998, saat initelah direhabilitasi (2000-2004) seluas 7.139,87 ha.

Menurut Wangsaatmaja (n.d.) pengamatan yang dilakukan secaraterhadap tutupan lahan di DAS Citarum Hulu menggunakan citra Landsat TM tahun1983, 1993 dan 2002, membuktikan telah terjadi penurunan luas lahan bervegetasiseperti hutan sebesar -54% dan berkurangnya lahan resapan air, serta terjadinyapeningkatan lahan terbangun seperti perkotaan sebesar +223% sepanjang tahun 19832002. Banyaknya jumlah desa yang terdapat disekitar DAS Citarum Hulu dengankarakteristik berkepadatan penduduk tinggi dan rendahnya kepemilikan lahan,kehidupan masyarakatnya yang sangat tergantung pada hutan dengan budayabercocok tanam dan sistem ekonomi yang berbasis lahan dan kurang berkembangserta tidak adanya alternatif profesi lain selain sebagai petani, merupakan faktor-faktorpendorong terjadinya tekanan yang besar terhadap lahan-lahan bervegetasi di DASCitarum Hulu. Tekanan tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah lahan kosongdimana lahan hutan diubah oleh masyarakat menjadi lahan untuk pertanian.

Langkah yang ditempuh oleh KPH Bandung Selatan dalam mengatasiperambahan tersebut menggunakan program 3A, yaitu Alih Profesi, Alih Lokasi danAlih Komoditas. Program tersebut merupakan program terpadu yang melibatkanberbagai pihak, antara lain dinas/instansi terkait, LSM dan tokoh masyarakat. Untukprogram Alih Profesi dikembangkan di luar kawasan hutan dengan fokus pada bidangpeternakan dan industri rumahan dan dilaksanakan oleh instansi terkait. Untukprogram Alih Komoditas dilaksanakan dalam kawasan hutan oleh Perum Perhutanidengan mengenalkan sistem PHBM, yaitu melakukan penanaman tanaman buah-buahan (MPTS/ ) dan . Sedangkan untukAlih Lokasi dilakukan transmigrasi baik lokal maupun luar jawa yang akandilaksanakan oleh Pemda atau instansi terkait.

time series

Multi Purpose Trees Species Agroforestry

182Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 175 - 194

Page 9: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

B. Peran Hutan Lindung di Hulu DAS Citarum sebagai Sumber Mata Air

Hutan lindung Perum Perhutani RPH Wayang Windu memiliki peran yangsangat strategis sebagai penyedia jasa air bagi kawasan desa Tarumajaya. Hal ini karenakawasan hutan lindung tersebut merupakan hulu dari sungai Citarum dimana air darisungai Citarum dimanfaatkan juga oleh warga kota Bandung dan sekitarnya. Untukmenampung air yang berasal dari sungai Citarum, pemerintah membangun tiga buahwaduk utama yang berfungsi memasok kebutuhan listrik untuk Pulau Jawa dan Bali,yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur.

Air yang berasal dari hulu sungai Citarum tersebut pertama kali akanditampung dalam sebuah danau/situ kecil yang disebut situ Cisanti. Air yang berasaldari situ ini kemudian dipecah-pecah menjadi tiga bagian, yaitu dua bagian pertamadigunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian dan satu bagian terakhirdialirkan ke sungai Citarum.

Gambar 3. Hulu Sungai Citarum dan Saluran Air dari Situ Cisanti ke Rumah TanggaPetani

Situ Cisanti sebagai pemasok utama kebutuhan air bagi kawasan DesaTarumajaya dikelilingi oleh arboretum seluas 40 Ha. Selain berfungsi untukmemperindah kawasan, arboretum tersebut juga berguna untuk mempertahankankeberadaan air di situ Cisanti. Situ Cisanti juga digunakan sebagai salah satu tujuanrekreasi tetapi belum terkelola dengan baik. Untuk itu Perhutani perlu meningkatkanperhatian bagi situ Cisanti mengingat pentingnya kawasan tersebut sebagai pemasokkebutuhan air dan penjamin tersedianya air dari kawasan lindung. Pada saat penelitian,terlihat bahwa hulu sungai citarum mengalami polusi air permukaan yang disebabkanoleh kotoran ternak. Kondisi ini dapat meningkatkan biaya pengolahan airpemerintah sehingga harga air dapat meningkat. Selain itu dapat memicu semakinlangkanya air permukaan di hulu karena tidak dapat lagi digunakan untuk kebutuhansehari-hari.

183Manfaat Hidrologis Hutan di Hulu DAS (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 10: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

C. Pemanfaatan Air Komersial di Sub DAS Citarum Hulu

D. Nilai Potensi Manfaat Air Perum PJT II

Perum Jasa Tirta II merupakan BUMN yang diserahi tugas untuk melakukanpengusahaan sumber daya air di wilayah Jawa Barat, khusus untuk wilayah DASCitarum bagian hulu berada di bawah wilayah Divisi V Perum Jasa Tirta II (CitarumHulu dan waduk Jatiluhur). Divisi V diberi kewenangan untuk menyelenggarakanpengusahaan sumber daya air dan pembangunan prasarana sumber daya air sekaligussebagai penghubung antara Perusahaan dengan Pemprov Jawa Barat, Swasta maupunmasyarakat.

Dalam kegiatan operasionalnya, wilayah Divisi V menghadapi berbagai kendalaseperti adanya penurunan fungsi resapan pada kawasan lindung. Hal tersebutmenyebabkan pada musim hujan terjadi yang sangat besar sehinggamenimbulkan banjir, sebaliknya di musim kemarau sangat kecil sehinggamenimbulkan kekeringan. Kondisi tersebut disebabkan selain karena fenomena alamjuga karena ulah manusia, al: masyarakat yang memanfaatkan kawasan lindung sebagailahan budidaya, yang menimbulkan erosi yang berlebihan dan terganggunya kestabilanlereng. Untuk upaya penanggulangannya diperlukan usaha preventif maupun represif,baik secara struktural (Reboisasi, Penghijauan, Cekdam, Rivertraining) maupun nonstruktural (Informasi, Rekomendasi, Penyuluhan dan Bimbingan).

run-offbase-flow

Sesuai dengan visinya Perusahaan JasaTirta II (PJT II) hendak mewujudkan diri sebagaiperusahaan yang terkemuka dalam pengelolaan airdan sumberdaya air untuk memberikan pelayananterbesar dalam penyediaan air untuk berbagaikebutuhan dan sumbangan terhadap ketahananpangan nasional. Untuk mewujudkan visitersebut, PJT II membangun kemitraan denganPDAM Kota Bandung dan industri dalammenyediakan kebutuhan air. PJT II berperandalam mengelola pemanfaatan air permukaan oleh151 buah industri yang mengambil air permukaanmeliputi industri tekstil, penyamakan kulit, airbersih, hotel, karet dan marmer.

Pada tahun 1994, air baku yangdimanfaatkan oleh sektor dunia usaha barumencapai 350 juta m /tahun dan diharapkan padatahun 1998 akan meningkat menjadi 700 jutam /tahun. Sedangkan untuk industri-industri

3

3

Gambar 4. Sed imentas i danPendangkalan SungaiCikapundung

Sumber: PJT II (2005)

yang tersebar di sepanjang pantai Utara Jawa Barat, PJT II mampu menyediakan airrata-rata sejumlah 250 juta m /tahun pada tahun 1996 yang kebutuhannya terusmeningkat sepanjang tahun. Akan tetapi iuran yang baru diterima oleh PJT II selamaini baru sebesar Rp23/m . Rendahnya kontribusi industri kepada PJT II dalampembelian air menyebabkan PJT II kesulitan dalam mengelola air yang ada untuk

3

3

184Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 175 - 194

Page 11: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

industri. Karena selama ini PJT II menerapkan aturan subsidi silang dimana 60%pendapatan PJT II diperoleh dari distribusi energi listrik. Jika kondisi ini tidakdiperbaiki, besar kemungkinan PJT II tidak mampu lagi untuk mendistribusikan airbagi industri. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya lapangan kerja bagi jutaankaryawan sehingga produktifitas nasional akan menurun. Oleh sebab itu, perbaikanprasarana pengolahan, transmisi dan distribusinya dari sumber ke konsumen harusditingkatkan.

Seperti telah dikemukaan diatas bahwa konsumen utama PJT II adalah PAMDKI Jaya, PDAM Kota Bandung, industri dan PDAM di kota/kabupaten Bekasi,Karawang, Purwakarta, Subang, sebagian daerah Indramayu, sebagian Sumedang,Bandung dan sebagian Bogor yang meliputi wilayah seluas 12.000 km . Dengandemikian manfaat ekonomis yang diterima secara teoritis adalah berasal daripenerimaan iuran pemanfaatan air (Biaya Jasa Pengelolaan Sumberdaya Air BJPSumberdaya Air) dari para pemanfaat. Nilai potensi manfaat air ini bukan merupakannilai yang diterima PJT II, akan tetapi merupakan penerimaan potensial yang dapatdiperoleh PJT II bila pembayaran BJP Sumberdaya air terpenuhi. Dalampenghitungan nilai potensi manfaat PJT II ini hanya akan dibatasi untuk penyediaan airbaku bagi PDAM Kota Bandung dan industri disekitarnya (daerah Citarum Hulu) sajamulai tahun 2002 2005 yang disajikan pada Tabel 29.

Tabel 4. Nilai Potensi Manfaat Air PJT II mulai tahun 2002 - 2005

2

real

No Pengguna Rata-rata Produksi Satuan Rata-rata Tarif Satuan Nilai Manfaat (Rp)

1 PDAM 69.547.245 m3 34 Rp/m3 2.364.606.343

2 Industri 21.294.663 m3 36,5 Rp/m3 777.255.200

Jumlah 90.841.908 m3 70,5 Rp/m3 3.141.861.542

Sumber: PJT II (2005)

E. Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis Hutan Lindung di Sub DAS

Citarum Hulu Menggunakan

a. Biaya Operasional dan Pemeliharaan Perum PJT II

Full Cost Method

Nilai manfaat hidrologis PJT II dihitung menggunakan metode .Metode ini mengikut sertakan berbagai komponen seperti biaya operasional danpemeliharaan PJT II, komponen modal PJT II, biaya oportunitas, eksternalitasekonomi dan eksternalitas lingkungan.

Sebagai lembaga yang bertugas mengelola sumberdaya air di Provinsi JawaBarat, PJT II memiliki tugas yang berat. Adanya sedimentasi yang berlebihan disepanjang aliran sungai akibat gundulnya kawasan hutan di hulu, terjadinya eutrofikasiair permukaan akibat penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dan limbahrumah tangga serta ternak yang dibuang ke sungai, membuat beban dantanggungjawab PJT II semakin berat. Selain bertugas menjamin pasokan air bagiindustri dan perumahan (melalui PDAM), PJT II juga harus bertanggungjawabmembersihkan endapan lumpur yang menggenangi aliran air yang masuk ke kawasanperkotaan. Hal ini berakibat jumlah air kotor yang diterima oleh masyarakat di hilirsemakin tinggi sehingga biaya untuk menghasilkan air layak guna (air baku) akan

Full Cost

185Manfaat Hidrologis Hutan di Hulu DAS (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 12: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

semakin besar yang berdampak pada semakin besarnya biaya operasional PJT IIsebagai pemasok kebutuhan air.

Biaya O&P PJT II divisi Citarum Hulu diketahui sebesar Rp1,5 milyar/tahun(tabel 6). Biaya operasional yang harus ditanggung oleh PJT II tersebut berupa bebanusaha langsung yang terdiri atas:1. Beban P&P Aktiva Tetap berupa beban P&P bangunan umum yaitu berupa

bangunan tempat kerja dan bangunan bersejarah; beban P&P alatbesar/bantu/angkut yaitu berupa alat angkut darat seperti traktor, truk,

dan lain sebagainya; sedangkan P&P perabot dan peralatan adalahberupa peralatan kantor, rumah tangga kantor dan komputer sebesar Rp234,4juta.

2. Beban Perjalanan Dinas, adalah beban-beban biaya yang harus ditanggung olehPJT II dalam menyediakan anggaran perjalanan dinas dalam negeri sepertipemeriksaan dan pengambilan data yang diperlukan oleh PJT II seperti datakualitas dan kuantitas air sebesar Rp40,8 juta.

3. Beban Kantor, adalah beban-beban biaya yang harus ditanggung oleh PJT IIdalam mengadakan peralatan dan atau barang untuk keperluan kantor sepertiperlengkapan kantor, foto copy dan cetakan, surat kabar dan majalah, biaya pos,telepon dan teleks, rapat dan pertemuan, listrik, air dan gas, rumah tangga kantor,perlengkapan kerja, meterai, perlengkapan komputer, dan bahan bakarkendaraan operasional. Besar biaya untuk beban kantor ini adalah Rp545,4juta/tahun.

4. Beban Umum, yaitu biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh PJT II untukkebutuhan-kebutuhan sebagai berikut: kesejahteraan sosial, pengawasan,promosi dan reklame, sewa gedung, sewa kendaraan, administrasi bank, jasapelayanan dan pengamanan. Besar beban umum adalah sebesar Rp527,7juta/tahun.

5. Beban Ekologi Lingkungan, adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh PJTII untuk kegiatan pembelian tanaman, pemeliharaan tanaman dan pelestarianlingkungan yaitu sebesar Rp136,5 juta/tahun.

6. Beban Survai Riset dan Pengembangan merupakan biaya-biaya yang harusdikeluarkan oleh PJT II untuk kegiatan perencanaan dan penelitian sebesar Rp10juta/tahun.

Tabel 6. Biaya Operasional dan Pemeliharaan PJT II

dumpback hoe

NO. URAIAN Rp

Beban Usaha Langsung 1.494.500.000

1 Beban P & P Aktiva Tetap 234.389.000

A. Beban P & P Bangunan Umum 102.389.000

B. Beban P & P Alat Besar/Bantu/Angkut 117.000.000

C. Beban P & P Perabot & Peralatan 14.675.000

2 Beban Perjalanan Dinas 40.800.000

3 Beban Kantor 545.436.000

4 Beban Umum 527.700.000

5 Beban Ekologi Lingkungan 136.500.000

6 Beban Survai Riset & Pengembangan 10.000.000

TOTAL 1.494.500.000

Sumber: PJT II (2005)

186Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 175 - 194

Page 13: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

b. Biaya Modal

c. Biaya Oppurtunitas

d. Eksternalitas Ekonomi

e. Eksternalitas Lingkungan

Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kepemilikan modalPJT II 100% berada ditangan pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh MenteriKeuangan Republik Indonesia. Komponen modal yang dimiliki oleh PJT II senantiasaberubah, yaitu ketika masih bernama PN Jatiluhur mulai tahun 1967 hingga tahun1970 melalui PP No. 8 Tahun 1967 memiliki modal sekitar Rp257.287.382,00.Kemudian terjadi perubahan nama dari PN Jatiluhur menjadi Perum Otorita Jatiluhurmelalui PP No 20 Tahun 1970 kepemilikan modal menjadi Rp55.895.229.169,27.Sedangkan melalui PP No. 35 Tahun 1980, kepemilikan modal Perum OtoritaJatiluhur meningkat menjadi Rp368,80 milyar yang terdiri atas aset milik sebesarRp29,10 milyar, aset kelola sebesar Rp70.70 milyar, dan aset DK sebesar Rp169,00milyar. Pada tahun 1990 sampai dengan tahun 1999 melalui PP No. 42 Tahun 1990aset milik Otorita Jatiluhur meningkat menjadi Rp46,00 milyar. Melalui PP No. 94Tahun 1999 terjadi perubahan nama dari Perum Otorita Jatiluhur menjadi Perum JasaTirta II dengan total aset milik sebesar 90,82 milyar.

Untuk memperoleh besarnya modal yang digunakan oleh PJT II selamasetahun dalam penghitungan nilai air komersial yaitu menggunakan aset milik PJT IIsebesar 90,82 milyar dibagi dengan umur proyek hingga saat ini yaitu selama 39 tahunsehingga diperoleh nilai modal sebesar Rp2,3 milyar. Nilai modal tersebut akandijadikan patokan untuk penghitungan selanjutnya.

Biaya oppurtunitas merupakan komponen nilai yang harus dihitung dalampenilaian ekonomi air menggunakan metode , yaitu berupa komponen dimanamasih adanya alternatif penggunaan lain dari PJT II. Dalam hal ini oppurtunitas PJTII dinilai nol karena tidak adanya alternatif penggunaan lain yang menghasilkan nilaiterbaik dari PJT II selain air.

Penurunan fungsi hutan digambarkan sebagai biaya dampak (eksternalitas),yaitu besarnya kenaikan biaya yang harus dikeluarkan oleh PDAM Kota Bandunguntuk melakukan perbaikan kualitas air sehingga air dapat dimanfaatkan olehkonsumen disebut sebagai eksternalitas ekonomi. Penghitungan eksternalitasekonomi ini dilakukan untuk jangka waktu rata-rata satu tahun. Dari hasil perhitungandiketahui bahwa kenaikan biaya pengolahan air (2005 s/d 2006) adalah sebesarRp72/m sehingga dengan tingkat produksi air sebesar 216.00 m /hari dibutuhkankenaikan biaya pengolahan air sebesar Rp5,67 milyar/tahun

Adanya penurunan fungsi hutan menyebabkan turunnya kualitas lingkungansehingga untuk memulihkannya seperti sediakala diperlukan berbagai upaya reboisasiatau rehabilitasi hutan rusak. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh KPH Bandung Selatanuntuk mereboisasi atau merehabilitasi wilayah hutan lindung BKPH Pengalengan

full cost

3 3

187Manfaat Hidrologis Hutan di Hulu DAS (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 14: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

Eksternalitas Lingkungan = 15,85

Eksternalitas Ekonomi = 5,68

Biaya Oportunitas = 0

Biaya Modal = 2,31

Biaya OP = 1,49

Biaya

Penyediaan

Penuh =

3,80

Biaya

Ekonomi

Penuh =

3,80

Biaya

Penuh =

9,48

Nilai

Guna

Lestari

seluas 8.232,45 Ha disebut sebagai eksternalitas lingkungan dengan besar biayarehabilitasi rata-rata sebesar Rp1,9 juta/ha. Besar biaya yang dikeluarkan adalahsebesar Rp15,85 milyar/tahun.

Selanjutnya dihitung komponen biaya penuh dengan menggunakan metodebiaya penuh ( ) yang mencoba menggambarkan komponen biaya untukmemproduksi air secara komprehensif tidak hanya berdasarkan biaya pengadaan sajatetapi juga telah memasukkan unsur lingkungan di dalamnya sehingga memiliki nilaiguna yang lestari (hulu sampai ke hilir). Dari hasil perhitungan dan pendekatan-pendekatan yang digunakan diperoleh biaya air secara penuh, seperti pada Gambar 28,sebesar Rp25,33 milyar/tahun. Nilai tersebut menggambarkan biaya pengadaanmanfaat air yang telah menginternalisasikan eksternalitas di dalamnya sehinggamencerminkan nilai manfaat yang lestari dari hulu sampai hilir. Selanjutnya biayapenuh ini dapat dijadikan dasar perhitungan tarif BJP Sumberdaya air PJT II DivisiCitarum Hulu sehingga dapat diperoleh besar tarif normal yang ideal.

full cost method

Sumber: Adaptasi dari Rogers e 1996t.al,

Gambar 5. Biaya pengadaan air penuh per tahun (RpMilyar/tahun) PJT II Divisi Citarum Hulu

Untuk menghitung tarif normal dari manfaat air di PJT II ini dilakukan denganmengalokasikan kepada tiap kelompok pemanfaat air PJT II Divisi Citarum Hulusecara proporsional dengan nilai manfaat masing-masing atau metode alokasi biaya inidisebut dengan Dari hasilperhitungan diperoleh nilai persentase kontribusi pengguna ( ), dalam hal iniPDAM, dan industri yang berasal dari nilai manfaat yang dihasilkan untuk masing-masing pengguna dari hasil produksi air, lalu dikalikan dengan tarif pasar. Persentasenilai manfaat dari PDAM Kota Bandung dan industri memberikan kontribusi sebesar75.26% dan 24.74%. Selanjutnya beban biaya yang dibebankan untuk masing-masingpengguna diperoleh dari perkalian antara persentase nilai manfaat PDAM Kota

full cost of water supply

Simplified Benefit Based Method Cost Centre Approach.user

188Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 175 - 194

Page 15: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

Bandung dan industri terhadap komponen total biaya penuh sehingga diperolehbeban biaya penuh untuk PDAM sebesar Rp19 milyar dan untuk industri sebesarRp 6,33 milyar.

Dengan tingkat produksi air sebesar 69,5 juta m untuk PDAM dan 21,3 juta muntuk industri maka dapat diketahui tarif normal untuk iuran jasa air yang merupakanhasil dari pembagian antara beban biaya dengan produksi air total dari PDAM KotaBandung dan industri dalam satuan Rp/m . Fungsi dari tarif normal adalah untukmemberikan gambaran yang lebih jelas terhadap tarif air yang ada saat ini dimanaketika komponen-komponen biaya operasional dan pemeliharaan, modal,oppurtunitas, eksternalitas ekonomi dan eksternalitas lingkungan dimasukan dalamperhitungan nilai air, maka akan memberikan tarif air yang berbeda dari tarif yangberlaku saat ini. Jika tarif air yang berlaku saat ini masih jauh harganya dibawah tarifnormal, hal tersebut menunjukan bahwa telah terjadi underestimasi dalampenghitungan nilai ekonomi air. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Perhitungan Nilai Lingkungan Berdasarkan Tarif Normal di DAS Citarum

3 3

3

Penggunaan Tarif yg berlaku Tarif Normal Selisih Tarif Nilai lingkungan (Juta Rp)

a. PDAM (Rp/m3) 45 273,38 228.38 15,872.50

b. Industri (Rp/m3) 50 297,18 247.18 5,265.00

Tarif normal di atas merupakan tarif ideal untuk dapat memenuhi kebutuhanbiaya pengelolaan secara penuh yaitu total biaya yang meliputi tidak hanya biaya O&Pdan modal saja tetapi juga telah menginternalisasikan eksternalitas di dalamnya. Samaseperti di wilayah DAS Brantas, tarif normal tersebut jauh lebih tinggi daripada tarifyang berlaku saat ini sehingga sebetulnya masih terdapat alokasi untuk memasukkankomponen biaya perbaikan lingkungan dalam tarif iuran jasa air. Nilai lingkunganmenggambarkan nilai yang dapat dikembalikan untuk konservasi daerah hulu. Nilaitersebut diperoleh dari manfaat yang diperoleh dari selisih tarif normal dengan tarifiuran jasa air yang berlaku saat ini dikalikan dengan volume produksi untuk masing-masing pemanfaatan. Diperoleh besar nilai lingkungan untuk pemanfaatan PDAMsebesar Rp15,87 milyar/tahun dan untuk industri sebesar Rp5,265 milyar/tahun. Haltersebut mengindikasikan bahwa pemerintah masih harus mengambil kebijakan yangmendukung pada pelestarian lingkungan baik berupa penambahan anggaran untukperbaikan daerah hulu, konservasi sumber air, maupun berupa upaya rasionalisasipungutan jasa iuran air yang diperuntukkan untuk perbaikan daerah hulu, bukan untuk

perusahaan pengelola jasa air. Kebijakan-kebijakan tersebut perludipertimbangkan untuk dilaksanakan secara gradual dan terencana dalam prosesperencanaan pembangunan jangka panjang.

Kawasan hutan di bagian hulu DAS Citarum berperan penting dalamkelangsungan penyediaan sumber daya air dan pemeliharaan lingkungan. Dari hasilpenelitian diperoleh besar biaya penuh ( ) pengadaan air yang telah memasukkan

net benefit

full cost

IV. KESIMPULAN

189Manfaat Hidrologis Hutan di Hulu DAS (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 16: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

nilai lingkungan di Sub DAS Citarum Hulu sebesar Rp25,33 milyar/tahun. Nilai biayapenuh ini merupakan nilai guna lestari karena telah mencakup biaya pengadaan air dihilir dan biaya pemeliharaan dan rehabilitasi lingkungan di hulu.

Dari nilai tersebut diperoleh nilai tarif normal Biaya Jasa Pengelolaan SumberDaya Air untuk pemanfaatan PLTA, dan PDAM di Sub DAS Citarum Hulu sebesarRp273,38/m3 dan Rp297,18/m3 sehingga menghasilkan nilai lingkungan dari selisihtarif normal dengan tarif yang berlaku sebesar Rp15,87 milyar/tahun dan Rp5,265milyar/tahun untuk masing-masing pemanfaatan. Perbedaan tarif normal dengantarif yang berlaku di PJT menunjukkan adanya inefisiensi pemanfaatan sumberdaya airyang dihasilkan oleh hutan lindung.

Dengan diperolehnya nilai kompensasi terhadap hutan di hulu DAS yangtercermin dalam nilai lingkungan maka nilai tersebut menggambarkan nilai yang perludialokasikan kembali ke pengelola kawasan hutan di hulu DAS sebagai bentuk

di antara penyedia dan penerima manfaat hidrologis hutan lindung. Secarakonkret kompensasi jasa lingkungan tersebut dapat berupa kenaikan tariffpemanfaatan sumberdaya air dimana peningkatan penerimaan dari kenaikan tarifftersebut harus dialokasikan kembali untuk kegiatan konservasi dan rehabilitasi hutandi hulu DAS melalui realokasi anggaran pemerintah. Apabila upaya peningkatan tarifftidak memungkinkan maka dapat dilakukan pembatasan penggunaan sumberdaya(kuota) di tingkat konsumen akhir. Upaya “menghargai” lingkungan ini merupakanbentuk pemanfaatan sumberdaya hutan yang lebih efisien guna menjagakesinambungan hasil sumberdaya hutan.

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah MadaUniversity Press. Yogyakarta.

Bahruni. 1999. Diktat Penilaian Sumberdaya Hutan dan Lingkungan. FakultasKehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bappenas. 2005. Sistem Pembiayaan Berkelanjutan Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai-Studi Kasus: DAS Brantas. Tidak Diterbitkan.

Bishop JT. 1999. Valuing Forests: A Review of Methods and Applications inDeveloping Countries. London: International Institute for Environment andDevelopment.

Darusman D. 2002. Pembenahan Kehutanan Indonesia-Dokumentasi KronologisTulisan 1986-2002. Lab Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan FakultasKehutanan IPB. Bogor.

Davis, L.S dan Johnson K.N. 1987. Forest Management 3 Edition. Mc Graw-HillBook Company. New York.

Hufschmidt MM . 1987. Lingkungan, Sistem Alami, dan Pembangunan :Pedoman Penilaian Ekonomis. Reksohadiprodjo S, penerjemah. Yogyakarta:Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: Environmental, NaturalSystems, and Development, An Economic Valuation Guide.

benefitcost sharing

et al

DAFTAR PUSTAKA

rd

190Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 175 - 194

Page 17: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

Idrus, Herman. 2003. Kajian Pemberlakuan Tarif Dalam Bidang Usaha di PerumJasa Tirta II. Perusahaan Umum Jasa Tirta II.

International Institute for Environment and Development. 2005. Action Reserachon Development Upstream-Downstream Transaction for WatersheetProtection Services and Improved Livelihoods. LP3ES, YPP, Perum PJT I,IIED, Tidak Diterbitkan.

James, R.F. 1991. Wetland Valuation : Guidelines and Techniques. Asian WetlandBureau-Indonesia. Bogor.

Kesatuan Pemangku Hutan Bandung Selatan. 2006. Pengelolaan Sumber DayaHutan. Bandung.

Kramer, R.A, Sharma, N, Munasinghe, M. 1995. Valuing Tropical Forests :Methodology and Case Study of Madagascar. World Bank EnvironmentPaper Number 13. The World Bank. Washington D C.

Munasinghe, M. 1993. Environmental Economics and Sustainable Development.The World Bank. Washington DC.

Niskanen, A. 1997. Value of External Environmental Impacts of Reforestation inThailand. Ecological Economics Journal No.26 (1998) pp 287 -297.

Pearce, DW and Turner RK. 1990. Economics of Natural Resources and TheEnvironment. London: Harvester Wheatsheaf.

Pearce, D. 1992. Economic Valuation and The Natural world. World Bank WorkingPapers. The World Bank. New York.

Pearce, D, Warford, J.J. 1993. World Without End : Economics, Environment, andSustainable Development. Oxford University Press. New York.

Perum Jasa Tirta II. 2005. Perhitungan Tarif Jual Tenaga Listrik PLTA Ir. H.Djuanda. Perum Jasa Tirta II. Tidak diterbitkan.

Perum Jasa Tirta II. 2006. Profil Divisi V. Perum Jasa Tirta II. Tidak Diterbitkan.

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung. 2005. Profil Perusahaan Daerah AirMinum Kota Bandung. Tidak Diterbitkan.

Ramdan H, Yusran, dan Darusman D. 2003. Pengelolaan Sumberdaya Alam danOtonomi Daerah-Perspektif Kebijakan dan Valuasi Ekonomi. Alqaprint.Bandung.

Rogers P, Bhatia R dan Huber A. 1996. Water as a Sosial and Economic Good: Howto put the Principle into Practice. Global Water Partnership-TechnicalAdvisory Committee. Unpublished.

Suparmoko dan Suparmoko R.M. 2000. Ekonomika Lingkungan. BPFE.Yogyakarta.

Suparmoko. 2002. Buku Pedoman Penilaian Ekonomi: Sumberdaya Alam danLingkungan (Konsep dan Metode Penghitungan). BPFE. Yogyakarta.

191Manfaat Hidrologis Hutan di Hulu DAS (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 18: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

Wangsaatmaja, Setiawan. (N.d.). Dampak Konservasi Lahan Terhadap Rezim AliranAir Permukaan Serta Kesehatan Lingkungan Suatu Analisa Kasus DASCitarum Hulu.

Yakin A. 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan: Teori dan KebijaksanaanPembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Akademika Pressindo.

Zaini, L. A. 2005. Program Pengelolaan Perlindungan Sumber Air Baku PDAMMenang Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. A paper presented atNational workshop on “Payments and Rewards of Environmental Services”,Jakarta, 14 - 15 February 2005.

James, R.F. 1991. Wetland Valuation : Guidelines and Techniques. Asian WetlandBureau-Indonesia. Bogor.

192Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 175 - 194

Page 19: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

<18

18-3

031

-49

>50

TS

SDSM

PSM

AP

TL

P0-

56-

10>

10

1K

abup

aten

Ban

dung

Des

a T

arum

ajay

a3

714

60

225

21

273

255

0

Jen

is K

elam

inJu

mla

h T

anggu

nga

n K

eluar

ga

No

Kab

up

aten

Co

nto

h/D

esa

Co

nto

h

Um

ur

(tah

un

)P

endid

ikan

193Manfaat Hidrologis Hutan di Hulu DAS (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 20: MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI HULU DAS CITARUM … · saja, sehingga menyebabkan terjadi eksploitasi hutan yang melebihi batas ambang ... Tarif normal untuk setiap pemanfaatan air diperoleh

194Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 175 - 194

Gambar 6b. Peta Sub DAS Citarum Hulu