MANDIRI SK.3.docx

23
SASARAN BELAJAR LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Articulatio Coxae LO 1.1. Makroskopis Anatomi Articulatio Coxae 1.1.1. Os. Coxae Os. Coxae terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batasnya adalah dari articulatio sacroiliaca sampai pertengahan pubis. Terdiri dari 3 buah tulang : Os. Illium ( tulang usus ) : dari articulatio iliaca → tepi atas acetabulum Os. Ischium ( tulang duduk ) – dari pinggir foramen obsturatorium → pinggir atas acetabulum Os. Pubis ( tulang kemaluan ) – sebelah bawah dan depan os. Illium http://www.catsclem.nl/medisch/meddad.htm

Transcript of MANDIRI SK.3.docx

Page 1: MANDIRI SK.3.docx

SASARAN BELAJAR

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Articulatio Coxae

LO 1.1. Makroskopis Anatomi Articulatio Coxae

1.1.1. Os. CoxaeOs. Coxae terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batasnya

adalah dari articulatio sacroiliaca sampai pertengahan pubis.Terdiri dari 3 buah tulang :

Os. Illium ( tulang usus ) : dari articulatio iliaca → tepi atas acetabulum Os. Ischium ( tulang duduk ) – dari pinggir foramen obsturatorium → pinggir atas

acetabulum Os. Pubis ( tulang kemaluan ) – sebelah bawah dan depan os. Illium

http://www.catsclem.nl/medisch/meddad.htm

http://www.catsclem.nl/medisch/meddad.htm

Page 2: MANDIRI SK.3.docx

1.1.2. Os. FemurTulang dibedakan menjadi 3 berdasarkan struktur makro, yakni: tulang panjang,

tulang pendek dan tulang tipis. Tulang panjang seperti pada os. Femoris, tulang pendek seperti pada tulang karpal dan tarsal, sedangkan tulang tipis pada tulang kepala dan scapula.

http://www.studyblue.com/notes/note/femur-and-patella/deck/7405638

Articulatio coxae atau sering disebut juga sendi panggul adalah sendi yang dibentuk antara caput femoris dengan acetabulum , secara morfologis sendi ini termasuk sebagai articulation spheroidea (sendi peluru) yang mempunyai tiga aksis yaitu aksis sagital, tranversal, dan longitudinal yang saling berpotongan satu dengan yang lain pada pusat caput femoris.

http://www.tk.de/rochelexikon/pics/s02240.006-3.jpg

LO 1.2. Mikroskopis Anatomi Articulatio Coxae

Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.

Tulang panjang memiliki 2 struktur, yaitu tulang kompakta dan tulang spongiosa. Tulang kompakta merupakan tulang padat, yang terdiri atas serat kolagen yang tersimpan dalam lapisan – lapisan tipis yang disebut lamel. Sedangkan untuk tulang spongiosa terdiri atas daerah yang saling berhubungan seperti anyaman dan tidak padat. Celah-celah diantaranya diisi oleh sumsum tulang. Ruang diantara trabekula berisi sumsum tulang merah. Pada trabekula yang tebal dapat terlihat osteon.

Page 3: MANDIRI SK.3.docx

http://media.opencurriculum.org/articles_manual/ck12_biology/the-skeletal-system/5.png

Gambar. Pembagian daerah tulang

Tulang terdiri atas dua bagian yakni, diaphysis dan epiphysis. Diaphyisis lebih banyak disusun oleh tulang kompakta, sedangkan bagian epiphysis lebih banyak disusun oleh tulang spongiosa karena dapat melakukan pemanjangan (pertumbuhan).

Gambar. Struktur Tulang

Page 4: MANDIRI SK.3.docx

Gambar. Tulang Kompakta

Tulang kompakta memiliki lamellae yang tersusun dalam tiga gambaran umum yakni :

1. Lamelae sirkumfleksia sejajar terjadap permukan bebas periosteum dan endosteum.2. System Havers (osteon) sejajar terhadap sumbuh sejajar tulang kompakta. Lapisan lamellar

4-20 tersusun secara konsentris disekitar ruang vascular. 3. System intersisial adalah susunan tidak teratur dari lamel – lamel, secara garis besar

membentuk segitiga dan segiempat.

Pada tulang kompakta juga terdapat kanal Havers, kanal Volkman, lacuna dan kanalikuli.

Gambar. Tulang Spongiosa

Sel-sel pada tulang spongiosa adalah : a. Osteoblast 

Osteoblast berperan dalam kalsifikasi, mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast dapat mensekresi matriks organk tulang dengan bantuan vit.C. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek. Gambaran mikroskopisnya adalah sitoplasma biru, banyak apparatus golgi, alkali phosphate ,dll.

http://o.quizlet.com/i/Hi0RxO1ygDFZRIxUNtyAFg_m.jpg

Osteoclast

Page 5: MANDIRI SK.3.docx

b. Osteosit Osteosit merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai

peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang yang disalurkan melalui kanalikuli. Osteosit berada di dalam lacuna dan dapat berhubungan dengan osteosit lain dengan gap junction.

http://www.ouhsc.edu/histology/Glass%20slides/69_04.jpg

c. OsteoclastOsteoclast adalah sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan

merupakan bagian yang penting. Osteoclast mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoclast ini berasal dari deretan sel monosit makrofag. Aktifitas osteoclast akan meningkat dengan adanya hormone parathyroid dan dapat dihambar oleh calcitonin.

http://www.ouhsc.edu/histology/Glass%20slides/69_05.jpg

d. Sel osteoprogenitorOsteoprogenitor merupakan sel induk tulang. Osteoprogenitor berperan sebagai bone repair dan pembentukan callus. Osteoprogenitor mempunyai sifat multipoten yaitu bisa berdiferensiasi menjadi osteoblast, fibroblast, chondroblast, dan sel lemak.

Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat. Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain :

a. Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang.b. Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang. c. Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi . d. Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.

Page 6: MANDIRI SK.3.docx

KINESIOLOGI ART.COXAE

Articulatio Coxaea. Tulang penyusun : tulang antara caput femoris dan acetabulumb. Jenis sendi : Enarthrosis spheroidea (ball and socket)c. Penguat sendi : Tulang rawan pada facies lunatad. Ligamentum:

(i) Lig. iliofemorale : mempertahankan art. coxae tetap ekstensi, menghambat rotasi femur, mencegah batang badan berputar ke belakang pada waktu berdiri sehingga mengurangi kebutuhan kontraksi otot untuk mempertahankan posisi tegak.

(ii) Lig. ischiofemorale : mencegah rotasi interna(iii) Lig. pubofemorale : mencegah abduksi, ekstensi dan rotasi externa(iv)Lig. transversum acetabuli dan Ligamentum capitisfemoris

e. Gerak sendi :(i) Fleksi : M.iliopsoas, M.pectineus, M.rectus femoris, M.adductor longus,

M.adductor brevis, M.adductor magnus pars anterior tensor fasciae latae.(ii) Ekstensi : M.gluteus maximus, M.semitendinosis, M.semimembranosus,

M.biceps femoris caput longum, M.adductor magnus pars posterior.(iii) Abduksi : M.gluteus medius, M.gluteus minimus, M.piriformis,

M.sartorius, M.tensor fasciae latae.(iv)Adduksi : M.adductor magnus, M.adductor longus, M.adductor brevis,

M.gracilis, M.pectineus, M.obturator externus, M.quadratus femoris.(v) Rotasi medialis : M.gluteus medius, M.gluteus minimus, M.tensor fasciae

latae, M.adductor magnus (pars posterior).(vi)Rotasi lateralis : M.piriformis, M.obturator internus, Mm.gamelli,

M.obturator Externus, M.quadratus femoris, M.gluteus maximus dan Mm.adductores.

Articulatio ini dibungkus oleh capsula articularis yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa. Capsula articularis berjalan dari pinggir acetabulum os.coxae menyebar ke latero-inferior mengelilingi colum femoris untuk melekat ke linea intertrochanterica bagian depan dan meliputi pertengahan posterior collum femoris kira-kira sebesar ibu jari diatas crista trochanterica. Bagian dari lateral dan distal belakang colum femoris adalah extracapsular articularis. Sehingga fraktur colum femoris dapat terjadi intracapsular dan extracapsular.

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Fraktur

LO 2.1. Definisi Fraktur

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis, atau tulang rawan sendi.Patahan tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks; biasanya patahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser

LO 2.2. Etiologi Fraktur

a. Trauma LangsungBenturan pada tulang yang mengakibatkan fraktur di tempat tersebut. Contoh : benturan pada lengan bawah menyebabkan patah tulang radius dan ulna.

Page 7: MANDIRI SK.3.docx

b. Trauma Tidak LangsungTulang mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari area benturan. Contoh : jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula/ radius distal patah.

c. Fraktur PatologisFraktur yang disebabkan oleh trauma yang sedikit atau tanpa trauma. Contoh : pada orang dengan osteoporosis, penyakit metabolik, infeksi tulang, dan tumor tulang.

LO 2.3. Klasifikasi Fraktur

1.1.3. Fraktur berdasarkan derajat atau luas garis fraktur terbagi atas3 : complete, dimana tulang patah terbagi menjadi dua bagian (fragmen) atau lebih, serta incomplete (parsial). Fraktur parsial terbagi lagi menjadi:

a. Fissure/Crack/Hairline – tulang terputus seluruhnya tetapi masih tetap di tempat, biasa terjadi pada tulang pipih

b. Greenstick Fracture – biasa terjadi pada anak-anak dan pada os radius, ulna, clavicula, dan costae

c. Buckle Fracture – fraktur di mana korteksnya melipat ke dalamd. Berdasarkan garis patah/konfigurasi tulang dibagi menjadi5:

I. Transversal – garis patah tulang melintang sumbu tulang (80-100o dari sumbu tulang)

II. Oblik – garis patah tulang melintang sumbu tulang (<80o atau >100o dari sumbu tulang)

III. Longitudinal – garis patah mengikuti sumbu tulangIV. Spiral – garis patah tulang berada di dua bidang atau lebihV. Comminuted – terdapat 2 atau lebih garis fraktur.

e. Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang menyebabkan terpisahnya segmen.

f. Fraktur Avulsi: Memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun ligament. Biasanya tidak ada pengobatan spesifik yang diperlukan. Namun bila diduga akan menyebabkan kecacatan, maka perlu dilakukan pembedahan untuk membuang atau meletakkan kembali fragmen tulang tersebut.

Page 8: MANDIRI SK.3.docx

2.2.2. Berdasarkan hubungan antar fragmen fraktur:

a. Undisplace – fragmen tulang fraktur masih terdapat pada tempat anatomisnyab. Displace – fragmen tulang fraktur tidak pada tempat anatomisnya, terbagi atas:

- Shifted Sideways – menggeser ke samping tapi dekat- Angulated – membentuk sudut tertentu- Rotated – memutar- Distracted – saling menjauh karena ada interposisi- Overriding – garis fraktur tumpang tindih- Impacted – satu fragmen masuk ke fragmen yang lain

LI3. Memahami dan Menjelaskan Fraktur Collum Femoris

LO3.1. Definisi Fraktur Collum Femoris

Patahnya atau terputusnya korteks tulang femur di daerah atau bagian collum femur

LO3.2. Etiologi Fraktur Collum Femoris

Beberapa kondisi medis seperti osteoporosis, kanker, luka atau stres dapat melemahkan tulang dan membuat pinggul lebih rentan terhadap patah. Patah tulang panggul lebih sering pada wanita dari pada laki- laki, alasannya :

Wanita memiliki tulang panggul lebih lebar yang cenderung mengalami coxa vara(deformitas dari hip dimana sudut antara leher dan batang tulang mengecil).

Wanita mengalami perubahan hormon post menopausal dan berhubungan dengan meningkatnya insiden osteoporosis.

Harapan hidup wanita lebih panjang dari pria.

LO3.3. Klasifikasi Fraktur Collum Femoris

a. FRAKTUR COLLUM FEMUR:Fraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung yaitu misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan) ataupun disebabkan oleh trauma tidak langsung yaitu karena gerakan exorotasi yang mendadak dari tungkai bawah, dibagi dalam :

Fraktur intrakapsuler (Fraktur collum femur) Fraktur extrakapsuler (Fraktur intertrochanter femur)

b. FRAKTUR SUBTROCHANTER FEMURIalah fraktur dimana garis patahnya berada 5 cm distal dari trochanter minor, dibagi dalam beberapa klasifikasi tetapi yang lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasifikasi Fielding & Magliato, yaitu :

tipe 1 : garis fraktur satu level dengan trochanter minortipe 2 : garis patah berada 1 -2 inch di bawah dari batas atas trochanter minortipe 3 : garis patah berada 2 -3 inch di distal dari batas atas trochanterminor

c. FRAKTUR BATANG FEMUR (dewasa)Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan lalu lintas dikota kota besar atau jatuh dari ketinggian, patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam shock, salah satu klasifikasi fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan daerah yang patah. Dibagi menjadi : Tertutup & Terbuka.

Page 9: MANDIRI SK.3.docx

1. Ketentuan fraktur femur terbuka bila terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia luar dibagi dalam tiga derajat, yaitu ;a) Derajat I : Bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil,

biasanya diakibatkan tusukan fragmen tulang dari dalam menembus keluar.

b) Derajat II : Lukanya lebih besar (>1cm) luka ini disebabkan karena benturan dari luar.

c) Derajat III : Lukanya lebih luas dari derajat II, lebih kotor, jaringan lunak banyak yang ikut rusak (otot, saraf, pembuluh darah)

2. Klasifikasi open fraktur mkenutut gustillo/Andersona) Grade I: Patah tulang terbuka dengan luka < 1 cm, relatif bersih,

kerusakan jaringan lunak minimal, bentuk patahan simple/transversal/oblik.

b) Grade II: Patahan tulang terbuka dengan luka > 1 cm, kerusakan jaringan lunak tidak luas, bentuk patahan simple.

c) Grade III: Patahan tulang terbuka dengan luka > 10 cm, kerusakan jaringan lunak yang luas, kotor dan disertai kerusakan pembuluh darah dan syaraf.

1. III A: Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan luas, tetapi masih bisa menutupi patahan tulang waktu dilakukan perbaikan.

2. III B: Patahan tulang terbuka dengan kerusakan jaringan lunak hebat dan atau hilang (soft tissue loss) sehingga tampak tulang (bone-exposs).

3. III C: Patahan tulang terbuka dengan kerusakan pembuluh darah atau syaraf yang hebat.

Fraktur supracondyler fragment bagian distal selalu terjadi dislokasi ke posterior, hal ini biasanya disebabkan karena adanya tarikan dari otot – otot gastrocnemius, biasanya fraktur supracondyler ini disebabkan oleh trauma langsung karena kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya axial dan stress valgus atau varus dan disertai gaya rotasi.

Page 10: MANDIRI SK.3.docx

LO3.4. Manifestasi Klinis Fraktur Collum Femoris

Pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan berat namun pada penderita usia tua biasanya hanya dengan trauma ringan sudah dapat menyebabkan fraktur

Page 11: MANDIRI SK.3.docx

collum femur. Penderita tidak dapat berdiri karena rasa sakit sekali pada pada panggul. Posisi panggul dalam keadaan fleksi dan eksorotasi. Didapatkan juga adanya pemendekakan dari tungkai yang cedera.

LO3.5. Pemeriksaan Penunjang Fraktur Collum Femoris

a. Sinar XPemeriksaan dengan sinar-X harus dilakukan. Perangkap-perangkap berikut ini harus dihindari:1. Dua pandangan. Fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar-X

tunggal dan sekurang-kurangnya harus dilakukan dua sudut pandang (anterior-posterior dan lateral).

2. Dua sendi. Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat emngalami fraktur dan angulasi. Tetapi angulasi tidak mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain juga patah, atau suatu sendi mengalami dislokasi. Sendi-sendi di atas dan di bawah fraktur keduanya harus disertakan pada foto sinar X.

3. Dua tungkai. Pada sinar-X tulang anak-anak, epifisis yang normal dapat mengacaukan diagnosis fraktur. Foto tungkai yang tidak cidera dapat bermanfaat. Dua cidera kekuatan yang hebat sering menyebabkan cidera pada lebih dari singkat. Karena itu bila ada fraktur pada calcaneus atau femur, perlu juga diambil foto sinar-X pada tulang belakang.

4. Dua kesempatan. Segera setelah cidera suatu fraktur (misalnya pada skafoid carpal) mungkins ulit dilihat. Kalau ragi-ragu sebagai akibat resorpbsi tulang, pemeriksaan lebih jauh 10-14 hari kemudian dapat menegakkan diagnosis.

b. Pencitraan khususKadang-kadang fraktur atau keseluruhan fraktur tidak nyata pada sinar x biasa. Tomografi mungkin berguna untuk lesi spinal atau fraktur condylus tibia, ct dan MRI mungkin merupakan satu-satunya cara untuk menunjukkan apakah fraktur vertebrae mengancam akan menekan medula spinalis. Sesungguhnya potret transeksional snagat penting untuk visualisasi. Fraktur secara tepat pada tempat yang sukar misalnya calcaneus atau acetabulum, dan potret rekonstruksi 3 dimensi bahkan lebih baik. Scanning radioisotop berguna untuk mendiagnosis fraktur tekanan yang dicurigai atau fraktur bergeser yang lain

Page 12: MANDIRI SK.3.docx

Intracapsular Fracture Intertrochanteric Fracture

Subtrokchanteric fracture

LO3.6. Penatalaksanaan Fraktur Collum Femoris

Pada prinsipnya penangganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi dan pengembalian fungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi.

a. Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulangpada kesejajarannya dan rotasi anatomis. Metode dalam reduksi adalah reduksi tertutup, traksi dan reduksi terbuka, yang masing-masing di pilih bergantung sifat fraktur

1. Reduksi tertutup dilakukan untuk mengembalikan fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujung saling behubungan) dengan manipulasi dan traksi manual.

2. Traksi, dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi. Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.

3. Reduksi terbuka , dengan pendekatan pembedahan, fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi internal dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi.

b. Imobilisai fraktur, setelah fraktur di reduksi fragmen tulang harus di imobilisasi  atau di pertahankan dalam posisi dan kesejajaranyang benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksternal atau inernal.

1. Fiksasi eksternal meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin dan teknik gips atau fiksator eksternal.

Page 13: MANDIRI SK.3.docx

2. Fiksasi internal dapat dilakukan implan logam yang berperan sebagai bidai inerna untuk mengimobilisasi fraktur. Pada fraktur femur imobilisasi di butuhkan sesuai lokasi fraktur yaitu intrakapsuler 24 minggu, intra trohanterik 10-12 minggu, batang 18 minggu dan supra kondiler 12-15 minggu.

c. Mempertahankan  dan mengembalikan fungsi, segala upaya  diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak, yaitu ;(2) Mempertahankan reduksi dan imobilisasi(3) Meninggikan untuk meminimalkan pembengkakan(4) Memantau status neurologi.(5) Mengontrol kecemasan dan nyeri(6) Latihan isometrik dan setting otot(7) Berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari(8) Kembali keaktivitas secara bertahap.

LO3.7. Diagnosis & Diagnosis Banding Fraktur Collum Femoris

DIAGNOSIS

1. Anamnesa (Ada tidaknya trauma)Bila tidak ada riwayat trauma berarti fraktur yang terjadi adalah fraktur patologis. Jika terjadi trauma, harus diperinci jenis, berat-ringannya trauma, arah trauma, dan posisi penderita atau ekstrimitas yang bersangkutan (mekanisme trauma).Pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan berat namun pada penderita usia tua biasanya hanya dengan trauma ringan sudah dapat menyebabkan fraktur collum femur. Penderita tidak dapat berdiri karena rasa sakit sekali pada pada panggul. Posisi panggul dalam keadaan fleksi dan eksorotasi. Didapatkan juga adanya pemendekakan dari tungkai yang cedera

2. Pemeriksaan UmumDicari kemungkinan komplikasi umum, misalnya : shock pada fraktur multiple, fraktur pelvis, serta tanda-tanda fraktur terbuka terinfeksi.

3. Pemeriksaan status lokalis1. Look

o Deformitas: Penonjolan yang abnormalitas, Angulasi, Rotasi, Shortning.

o Fungsio laesa (hilangnya fungsi) seperti pada fraktur cruris menyebabkan tidak

bisa berjalan.o Warna kulit yang kemerahan atau kehitaman atau hiperpigmentasi

2. Feel (palpasi)o Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit.

o Apabila ada pembengkakan, apakah terjadi fruktuasi atau oedema terutama

disekitar persendian.o Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, dan letak kelainan

3. Moveo Krepitasi

o Terasa krepitasi bila fraktur digerakkan, tp ini bukan cara yang baik dan kurang

halus. Krepitasi timbul oleh pergeseran atau beradunya ujung-ujung tulang kortikal. Pada tulang spongiosa atau tulang rawan epifisis tidak terasa krepitasi.

o Nyeri bila ditekan, baik pada gerak aktif maupun pasif.

Page 14: MANDIRI SK.3.docx

o Memeriksa seberapa jauh gangguan fungsi, gerakan-gerakan yang tidak

mampu dilakukan (ROM).Gerakan yang tidak normal : gerakan yang terjadi tidak pada sendi, misalnya pertengahan femur bisa digerakkan.

DIAGNOSIS BANDING

A. Osteitis PubisOsteitis pubis adalah peradangan simfisis pubis dan sekitarnya insersi otot. Osteitis pubis biasanya dialami oleh atlet. Gejala yang muncul dari pubis osteitis dapat hampir semua keluhan tentang pangkal paha atau perut bagian bawah serta perbedaan panjang kaki.

http://www.orthoclinic.com.sg/wp-content/uploads/2013/10/osteitis_pubis.jpg

B. Slipped Capital Femoral EpiphysisSlipped capital femoral epiphysis adalah ketidakstabilan growth plate (lempeng pertumbuhan) femoralis proksimal. Ada pemisahan epiphysis femoralis proksimal melalui pelat pertumbuhan sehingga kepala femur menjadi pengungsi medial dan posterior. Pada radiografi polos, caput femoris terlihat seperti dislokasi. Operasi dilakukan untuk mencegah agar kepala femoral tidak tergelincir semakin parah.

http://www.orthopediatrics.com/binary/org/ORTHOPEDIATRICS/images/hipimages/child_hip_slipped_cfe_anatomy05.jpg

Page 15: MANDIRI SK.3.docx

http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00052

C. Snapping Hip SyndromeSnapping Hip Syndrome atau Iliopsoas Tendinitis adalah suatu kondisi dimana Anda mendengar suara derik atau merasakan sensasi gertak di pinggul ketika sedang berjalan, berlari, bangun dari kursi, atau mengayunkan kaki. Gertakan pinggul terjadi akibat hasil dari kekakuan otot dan tendon di sekitar pinggul. Orang-orang yang terlibat dalam olahraga lebih mungkin untuk mengalami patah pinggul. Penari dan Atlet muda lebih rentan memiliki patah pinggul.

http://www.caringmedical.com/wp-content/uploads/2013/11/Snapping_Hip_syndrome.jpg

LO3.8. Komplikasi Fraktur Collum Femoris

Komplikasi awal

o Syok: Syok hipovolemik atau traumatik akibat pendarahan (baik kehilangan darah

eksterna maupun yang tidak kelihatan) dan kehilangan cairan eksternal kejaringan yang rusak.

o Sindrom emboli lemak: Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat masuk

kedalam pembuluh darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karena katekolamin yang dilepaskan oleh reaksi stres pasien akan memobilisasi asam lemak dan memudahkan terjadinya globula lemak dalam aliran darah.

o Sindrom kompartemen: merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan

dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. Ini bisa disebabkan karena penurunan ukuran kompartemen otot karena fasia yang membungkus otot terlalu ketat, penggunaan gips atau balutan yang menjerat

Page 16: MANDIRI SK.3.docx

ataupun peningkatan isi kompartemen otot karena edema atau perdarahan sehubungan dengan berbagai masalah (misal : iskemi, cidera remuk). Sindrom ini dapat ditangani dengan fascioctomi untuk tindakan operatif dan hindari elevasi.

o Trombo-emboli: obtruksi pembuluh darah karena tirah baring yang terlalu lama.

Misalnya dengan di traksi di tempat tidur yang lama.o Infeksi: pada fraktur terbuka akibat kontaminasi luka, dan dapat terjadi setelah

tindakan operasi.o Osteonekrosis (avakular): tulang kehilangan suplai darah untuk waktu yang lama

(jaringan tulang mati dan nekrotik)o Osteoatritis: terjadi karena faktor umur dan bisa juga karena terlalu gemuk

o Koksavara: berkurangnya sudut leher femur.

o Anggota gerak memendek (ektrimitas).

Komplikasi lambat

o Delayed union: proses penyembuhan tulang yang berjalan dalam waktu yang lebih

lama dari perkiraan (tidak sembuh setelah 3-5 bulan).o Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 6-9 bulan.

o Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu

semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.o Kekakuan pada sendi.

o Refraktur: terjadi apabila mobilisasi dilakukan sebelum terbentuk union yang

solid.

Page 17: MANDIRI SK.3.docx

DAFTAR PUSTAKA

Apley, A.G., dan Solomon, L. 1995. Buku ajar ortopedi dan fraktur sistem apley. Alih bahasa; fr.

Edi Nugroho. Jakarta: Widya medika

Eroschenko,Victor P. 2002.Atlas histologi diFiore edisi 11.Jakarta: EGC.

Sjamsuhidjat R,Wim de J. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Simbardjo, Djoko. 2008. Fraktur Batang Femur dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta:

FKUI.

http://emedicine.medscape.com/article/91596-overview Diakses pada tanggal 25 September 2014 pukul 20:06 WIB

http://emedicine.medscape.com/article/87420-overview Diakses pada tanggal 25 September 2014 pukul 20:45 WIB

http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00052 Diakses pada tanggal 25 September 2014 pukul 20:36 WIB

http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=A00363 Diakses pada tanggal 25 September 2014 pukul 20:52WIB