Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

19
Papper MANAJEMEN Carolina Sisca H0910024 Kelas ITP – B Program S1 - Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 1

description

tugas manajemenUNS 2010/2011

Transcript of Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

Page 1: Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

Papper MANAJEMEN

Carolina Sisca

H0910024

Kelas ITP – B

Program S1 - Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2010 / 2011

1

Page 2: Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

MANAJER YANG BERANI MENGHADAPI SEGALA RISIKO

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manajer seringkali dianggap sebagai seseorang yang sukses dan

berpendidikan tinggi. Namun pada kenyataannya tidak selalu demikian.

Ada orang yang berpendidikan tidak terlalu tinggi tetapi mampu menjadi

orang yang sukses. Dari hal tersebut, ternyata istilah manajer merupakan

hal yang luas. Orang tua, pekerja, wirausahawan, karyawan, itu semua bisa

dikatakan sebagai manajer terhadap keuangan. Tetapi secara lebih khusus

lagi, definisi manajer adalah “karyawan yang merupakan bagian tim

manajemen organisasi dan bertanggung jawab untuk menjalankan

kekuasaan terhadap manajemen manusia, financial, dan material untuk

mencapai tujuan organisasi. Manajer bertanggung jawab mengelola

sumber daya manusia, mengomunikasikan, melakukan, dan

mempromosikan nilai, etika, dan budaya organisasi. Manajer bertanggung

jawab pula untuk memimpin dan mengelola perubahan dalam organisasi”

(Leadership Network, California).

Sehingga sebagai seorang manajer, diharuskan dapat mengelola

dan bertanggung jawab terhadap sekelompok orang (tim). Angota-anggota

dari tim yang dikelola mungkin memiliki pandangan yang berbeda dengan

manajernya. Selalu berbuat hal yang aneh-aneh. Sehingga membuat sang

manajer menjadi jengkel, mudah marah, bahkan membenci timnya.

Namun sebagai manajer yang bertanggung jawab, tetap saja harus bisa

memimpin, mengarahkan, memimbing, dan memastikan bahwa mereka

bekerja sesuai peraturan dan prosedur yang ada. Ditambah lagi, seorang

manajer harus mampu menggali potensi dan prestasi terbaik dari tim.

Fungsinya supaya semua berjalan dengan efektif dan terkendali.

Langkah awal agar dapat mengelola tim adalah dengan mengelola

diri sendiri terlebih dahulu. Dengan menjadi pribadi yang baik, maka

secara otomatis dapat bekerja secara efektif dan efisien. Memang

melakukan tugas sebagai manajer tidaklah mudah seperti apa yang sering

2

Page 3: Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

diduga. Sebab manajer melakukan dua tanggung jawab sekaligus, yaitu

harus menyelesaikan tugasnya sendiri dan secara bersamaan juga harus

memperhatikan tim yang dikelolanya. Sehingga dapat dikatakan pula

bahwa manajemen merupakan sesuatu yang dipelajari sambil bekerja.

Semakin banyak pengalaman yang didapat sebagai seorang manajer, maka

semakin tinggi pula kemampuan manajemennya. Tidak heran jika

pengalaman adalah guru yang terbaik di dalam hidup ini.

Menjadi seorang manajer yang besar tidaklah semudah

membalikkan telapak tangan. Istilah “jatuh bangun” sering mengikuti

perjalanan hidup seorang manajer. Banyak tantangan dan hambatan yang

selalu menghalangi langkah karir seorang manajer. Baik itu halangan dari

dalam diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, salah

satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang manajer adalah berani

menghadapi segala risiko.

Banyak orang yang selalu dihantui rasa takut akan segala sesuatu

yang menghadang di jalan hidupnya. Mereka melihat halangan yang besar

ada di hadapannya. Halangan tersebut menutupi jalan menuju kesuksesan.

Sehingga kebanyakan orang yang memilih berhenti dan menyerah kepada

jalan tersebut. Mereka merasa tidak mampu dan menganggap bahwa

halangan itu menjadi akhir dari segalanya. Mereka takut akan kegagalan

dan kerugian yang akan mungkin mereka tanggung jika mereka berusaha

untuk menyingkirkan halangan itu.

Namun bagi orang yang memiliki jiwa seorang manajer sejati,

halangan itu merupakan sebuah tantangan yang harus dipecahkan. Mereka

akan segera berpikir, berencana, mencoba segala cara agar halangan itu

musnah dari jalan hidup mereka. Percobaan yang dilakukan tidaklah cukup

sekali atau dua kali saja. Tetapi berkali kali sampai halangan itu bisa

hancur. Tidak peduli berapa ribu kali mereka mencoba dan jatuh. Dengan

berbagai risiko yang telah diperhitungkan, mereka akan tetap percaya

bahwa mereka pasti bisa. Yang menjadi prioritas utama adalah agar

mereka dapat menempuh jalan menuju kesuksesan.

3

Page 4: Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

2. Permasalahan

a. Apa saja penyebab seseorang takut dalam menghadapi risiko yang

ada?

b. Akibat apa yang terjadi jika seseorang takut dalam menghadapi risiko?

c. Sikap apa saja yang diperlukan untuk menjadi manajer yang berani

menghadapi segala risiko?

d. Cara apa yang tepat untuk menjadi berani dalam menghadapi segala

risiko yang ada?

3. Tujuan

a. Menganalisis penyebab-penyebab yang membuat seseorang menjadi

takut dalam menghadapi segala risiko.

b. Menentukan akibat-akibat yang terjadi jika seseorang takut akan segala

risiko.

c. Mempelajari sikap-sikap yang membuat seseorang menjadi manajer

yang berani menghadapi segala risiko.

d. Menerapkan cara-cara untuk membuat seseorang menjadi berani

menghadapi segala risiko.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tinjauan Teoritis

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, terjadi oleh karena

kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan

terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat

menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang

menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah

peluang (opportunity). Sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan

akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk) (Anonim,2010).

Pengambil keputusan sangat bervariasi dalam kecenderungan

mereka untuk menanggung risiko. Pengambil keputusan optimis

menanggung berbagai risiko dengan menganggap bahwa hasil yang

dicapai itu akan selalu menguntungkan. Seorang pengambil keputusan

4

Page 5: Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

yang mempunyai keenganan terhadap risiko rendah menetapkan sasaran

berbeda, manila berbagai alternatif dengan tidak sama, dan memilih

berbagai alternatif berbeda daripada pengambil keputusan lain yang

mengalami situasi sama namun mempunyai keengganan menanggung

risiko lebih tinggi. Para pengambil keputusan sekarang berusaha membuat

berbagai pilihan di mana risiko atau ketidakpastian adalah rendah atau di

mana kepastian hasil adalah tinggi. Banyak orang yang lebih berani dan

mendukung pengambilan risiko lebih besar dalam kelompok daripada

sebagai individu. Rupanya, orang-orang seperti itu lebih menginginkan

untuk menanggung risiko bersama-sama sebagai anggota dari sebuah

kelompok (Ivancevich, 1996).

Alasan mengapa sulit mengambil keputusan antara lain, merasa

kecut (takut mengambil keputusan dan ketentuan), memang sama sekali

belum tahu fakta yang menyangkut satu permasalahan karena terbatasnya

pengetahuan, serta bingung menghadapi permasalahan dan tidak tahu

petunjuk apa yang harus dibuat dan apakah hal itu bertentangan dengan

kehendak manusia dan Tuhan. Mengambil keputusan sebaiknya

didasarkan atas ilmu pengetahuan, rasional, dan adil. Rasional yang

dimaksud di sini ialah usaha untuk membuat keputusan itu tidak terlalu

menyakiti. Asumsi yang dikemukakan antara lain permasalahan perlu

dilukiskan dengan jelas, menyusun alternatif yang dapat dibuat untuk

memecahkan permasalahan itu, konsekuensi dapat diperhitungkan sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan (Tambunan, 2005).

Begitu Anda bersemangat, Anda dapat menjadi berani, karena

Anda memiliki dorongan, antusiasme, keberanian, kesenangan. Berani

berarti Anda bisa menerima risiko. Dan menerima risiko berarti menerima

hasil yang bagus – tidak setiap saat tetapi cukup sering sehingga Anda

mendapat julukan sebagai high-flyer go-getter, dan orang sukses

(Templar,2006).

Sejarah umat manusia menorehkan sejumlah cerita tentang bangsa-

bangsa dan orang-orang yang piawai menghadapi beragam kesulitan hidup

5

Page 6: Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

dengan tetap berorientasi ke masa depan. Contohnya adalah bangsa

Jepang. Mereka mencapai keberhasilan setelah berhasil melalui kesulitan,

rintangan, tantangan, dan hambatan. Mereka menginginkan dan berupaya

meraih kehidupan kehidupan yang lebih baik untuk diri mereka, atau

untuk orang banyak yang mereka cintai. Mereka memiliki apa yang

disebut sebagai survival intelligence, yaitu kepiawaian yang ada dalam diri

seseorang untuk meraih masa depan yang lebih baik, sekalipun mereka

menghadapi realitas hidup yang sulit (Nashori, 2007).

Risiko usaha dapat diminimalkan dengan beberapa cara. Pertama,

mencari informasi sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan kegiatan

usaha agar dapat memperkirakan dan merencanakan dengan baik. Kedua,

usaha yang hasilnya besar biasanya risikonya juga besar. Dan usaha yang

hasilnya kecil risikonya relatif kecil. Ketiga, usahakan risiko tidak

terkonsentrasi pada salah satu bidang saja yang berpotensi terjadinya

kerugian. Keempat, jangan lakukan kegiatan usaha yang melanggar

ketentuan hukum dan agama. Kelima, hindari kegiatan usaha spekulasi

tanpa perencanaan sebelumnya. Keenam, kadang risiko hari ini,

bermanfaat pada pengembangan usaha di masa yang akan datang

(Rianto,2008).

2. Hasil Kajian Literatur

Menurut tinjauan pustaka dari anonim, dijelaskan mengenai arti

dari risiko. Risiko itu sebenarnya bisa dikatakan sebagai suatu

kemungkinan yang menyebabkan suatu ketidakpastian. Ketidakpastian di

sini dapat menimbulkan suatu keuntungan atau kerugian. Jadi dalam hal

ini, peluang antara terjadinya keuntungan dan kerugian dapat terjadi kapan

saja. Sehingga perlu adanya pembahasan lebih lanjut lagi mengenai risiko.

Agar risiko yang diambil dapat mendatangkan keuntungan.

Dari tinjauan pustaka yang disampaikan Tambunan, banyak faktor

yang menyebabkan seorang manajer tidak berani dalam menghadapi risiko

usaha di dunia ini. Salah satunya adalah karena takut gagal. Mereka

merasa bahwa mereka tidak mampu melakukan sesuatu hal. Oleh karena

6

Page 7: Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

itu, rasa takut akan kegagalan telah menjadikan diri mereka menjadi

lemah, mudah sekali roboh dan hancur. Mereka memilih untuk mundur

dan tidak mau melakukan suatu perjuangan. Lalu penyebab kedua karena

pikiran negatif menghantui hidup mereka. Apa yang dipikirkan dan

dirasakan, akan membuat seseorang cenderung untuk melakukan hal yang

dipikirkan. Jika ia merasa bahwa dirinya tidak mungkin bisa, maka secara

tidak sadar, akan memacu dirinya untuk tidak bisa melakukan hal itu.

Penyebab yang ketiga adalah kurangnya kesiapan mental dalam

menghadapi risiko. Mental si sini berhubungan erat dengan kualitas diri

seseorang. Seorang manajer yang baik memiliki mental yang kuat. Namun,

karena ia tidak berani menanggung risiko yang ada, maka mental yang ia

miliki sangat lemah. Mereka akan takut untuk memutuskan sesuatu hal

karena mereka tidak tahu ke mana seharusnya mereka melangkah, mereka

tekut karena mereka tidak ingin menghadapi kesalahan. Penyebab

berikutnya adalah kurang cakapnya seorang manajer dalam mengatasi

setiap hambatan atau kesulitan yang muncul. Jadi cenderung lebih lambat

dalam mengambil suatu keputusan. Lebih banyak berpikir, bingung,

bimbang. Namun, bukan berarti juga harus terburu-buru dan tidak

mempertimbangkan dengan baik. Perlu pertimbangan yang matang juga,

baik itu pertimbangan dari pikiran sendiri ataupun pertimbangan orang

lain.

Kemudian, akan timbul akibat karena tidak berani dalam

mengambil risiko. Pertama adalah, tidak tahan banting dalam menjalani

hidup ini. Artinya, orang itu mudah sekali jatuh karena suatu ‘kerikil’

kecil. Dan saat sudah jatuh, sangat sulit untuk membangkitkannya

kembali. Ia akan lebih mudah meratapi nasib, mengeluh, pasrah, dan

mencoba mencari sesuatu atau orang lain yang bisa diberi tanggung jawab

tugas itu. Jadi ia akan lebih memilih untuk lari dari masalah yang ada.

Selain itu, orang yang tidak berani mengambil risiko, akan cenderung

untuk berhenti pada apa yang telah ia capai. Dia tidak mau lagi berjuang

mengatasi kesulitan yang ada di hadapannya. Ia akan merasa sudah

7

Page 8: Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

nyaman dengan apa yang telah ia terima dan tidak mau menjadi lebih baik

lagi.

Berdasarkan tinjauan pustaka Nashori, disebutkan bahwa bangsa

Jepang adalah bangsa yang memiliki ketangguhan dalam menghadapi

segala hal. Sehingga sikap mereka inilah yang patut untuk dicontoh agar

menjadi manajer yang berani menanggung risiko. Sikap pertama yang

tercermin adalah mampu mengambil hikmah atau pelajaran atas segala

peristiwa yang telah terjadi. Sebab setiap peristiwa yang terjadi pasti

terkandung maksud dan tujuan tertentu. Misalnya saja, saat terjadi gempa

dan tsunami yang sering melanda negara mereka. Mereka terdorong untuk

mempelajari mengapa semua itu bisa terjadi, bagaimana prosesnya, apa

yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.

Lalu sikap kedua yang dapat dilihat dari bangsa Jepang bahwa

mereka punya visi ke depan. Sekalipun berbagai masalah sering menimpa

mereka, mereka tetap percaya bahwa pasti ada masa depan yang cerah

yang menanti mereka. Mereka yakin bahwa keadaan bisa diperbaiki.

Dengan visi inilah mereka dapat melihat sesuatu yang indah di depan mata

mereka dan inilah yang mendorong mereka untuk meraih impian mereka.

Sikap yang ketiga ialah menyadari adanya potensi yang ada di

dalam diri mereka. Sehingga mereka berusaha untuk mengoptimalkan

potensi yang mereka miliki. Baik itu pikiran, semangat, dan perasaan.

Dengan pikiran, seseorang dapat memecahkan persoalan. Dengan

semangat, seseorang dapat terus mengejar visi yang ada di depan mereka.

Dengan perasaan, seseorang dapat melakukan hal yang tetap sopan, etis,

dan bermoral.

Selanjutnya mengenai cara agar dapat menjadi seorang menajer

yang dapat menghadapi segala risiko. Awalnya adalah dengan

menanamkan mental yang kuat pada diri sendiri. Sebab mental adalah

sebuah kunci keberhasilan dari seorang manajer. Hal ini dikarenakan

bahwa mental sangat mempengaruhi seseorang dalam mengambil

keputusan. Sehingga jika seseorang mempunyai mental yang cukup besar

8

Page 9: Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

maka ia dapat memutuskan suatu keputusan dengan cepat. Jadi ia akan

lebih cepat untuk mengetahui apakah keputusannya tersebut adalah hal

yang baik atau buruk.

Kemudian cara berikutnya, dengan membuat perencanaan terlebih

dahulu. Di mana perencanaan itu merupakan proses dasar yang digunakan

untuk menetapkan tujuan dan cara mencapai tujuan suatu organisasi.

Sehingga melalui perencanaan, seorang manajer dapat melihat masa depan

dan menemukan alternatif-alternatif solusi masalah. Namun, rencana yang

dibuat, janganlah terlalu lama pemikirannya. Maksudnya, terlalu banyak

merenungkan rencana, maka akan membuat seseorang menjadi jenuh.

Sebab pokok utama dari rencana adalah tindakan kongkrit. Tanpa

tindakan, maka suatu rencana akan tidak bernilai dan tidak mungkin

terlaksana.

C. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan kali ini

ada beberapa hal. Penyebab dari seorang manajer takut akan risiko adalah

karena takut gagal, selalu berpikir negatif, kurangnya kesiapan mental, dan

kurang cakap dalam mengatasi setiap hambatan dan kesulitan. Karena

penyebab-penyebab itulah, maka akan membentuk suatu karakter yang

kurang baik bagi seorang manajer. Akibat yang diperoleh karena tidak

berani menanggung risiko adalah tidak tahan banting, mudah berhenti

pada apa yang telah dicapai, dan selalu lari dari masalah serta tidak mau

diberi tanggung jawab.

Sehingga perlu adanya suatu sikap yang harus dimiliki oleh

seorang manajer agar tidak takut dalam menghadapi risiko yang ada.

Sikap-sikap tersebut adalah mampu mengambil hikmah atau pelajaran atas

segala peristiwa yang telah terjadi, punya visi ke depan, dan menyadari

adanya potensi yang ada di dalam diri mereka serta berusaha untuk

mengembangkannya. Lalu setelah disimpulkan mengenai penyebab,

akibat, sikap, maka yang terakhir adalah cara agar manajer dapat berani

9

Page 10: Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

dengan mantap mengahadapi risiko. Yaitu dengan menanamkan mental

yang kuat pada diri sendiri, membuat perencanaan terlebih dahulu, dan

yang terpenting tindakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan

secara matang.

2. Saran

Ada beberapa saran agar dapat menjadi manajer yang berani

menghadapi segala risiko. Yang pertama dilakukan adalah segera

bertindak. Jangan hanya merencanakan terus menerus tanpa ada bukti

nyata. Rencana tidak harus selalu baku dan kaku. Kelemahan yang sering

dilakukan kebanyakan manajer adalah terlalu banyak berpikir membuat

rencana sehingga tidak segera melangkah. Padahal yang penting adalah

action (tindakan nyata). Dengan jatuh bangun dan banyak pengalaman,

maka seseorang menjadi terampil dan menguasai bidangnya.

Yang kedua, harus tetap terus mencoba segala hal. Jadi tidak boleh

menyerah pada apa pun juga, sebelum mencoba semua cara yang ada.

Selalu berjuang sampai titik darah penghabisan. Jangan sampai dikalahkan

oleh masalah yang ada. Tetapi kalahkanlah masalah itu karena setiap

masalah pasti punya jalan keluar. Namun cara yang dilakukan tersebut

haruslah sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku. Tidak boleh

seenaknya saja dalam bertindak.

Ketiga, tidak boleh ada kata “takut gagal” dalam menghadapi

rintangan dan risiko yang ada. Harus yakin bahwa masalah, rintangan,

hambatan itu adalah sesuatu yang dapat dihancurkan. Segala sesuatu pasti

bisa terjadi. Jika ada kesulitan muncul, maka mencoba untuk menjalaninya

dan berusaha untuk mencari solusi. Juga harus percaya bahwa kegagalan

itu bukanlah akhir dari hidup ini. Sebab kegagalan akan membawa

seseorang menjadi memahami bahwa kesulitan itu adalah sesuatu yang

memang harus dihadapi, bukan dihindari.

Berikutnya adalah dengan membuka wawasan. Maksudnya dengan

membuka wawasan dan menyadarinya, maka akan membantu seorang

manajer untuk mengubah dan memperbaiki dirinya. Selain itu, luasnya

10

Page 11: Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

wawasan pengetahuan dapat memberi alternatif solusi yang patut untuk

menyelesaikan masalah. Masalah tidak akan pernah membuat mati sebab

kita lebih besar dan lebih kuat dari masalah itu. Yang menjadi kesalahan

adalah jika tidak berusaha untuk mengatasi masalah.

Mengubah pola pikiran yang negatif menjadi saran kelima. Pola

pikir yang negatif dapat membuat hidup menjadi tertekan. Sebab dalam

bertindak menghadapi sesuatu pasti akan dipengaruhi oleh pola pikir. Pola

pikir yang baik dan positif akan membuat proses hidup menjadi lebih

indah dan jernih. Orang yang seperti ini akan mampu menyemangati diri

sendiri untuk berhasil meraih kesuksesan. Karena pada umumnya, manajer

yang sukses punya cara tersendiri untuk memotivasi diri hingga mereka

dapat terus bekerja, berkarya. Hebatnya, mereka pun juga mampu untuk

menyemangati orang lain. Agar orang lain juga mencapai sukses yang

diinginkan.

Yang terakhir adalah membiasakan diri untuk tidak lari dari

masalah. Segala hal yang mengahadang haruslah dihadapi dengan penuh

keyakinan. Jangan ada keraguan sedikit pun. Membiasakan diri untuk

berani mengahadapi segala hal adalah awal yang sangat bagus untuk

mencapai kesuksesan.

11

Page 12: Manajer Yang Berani Menghadapi Segala Resiko

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Manajemen Risiko. http://id.wikipedia.org/wiki/ Manajemen_ risiko. Diakses pada hari Selasa tanggal 26 April 2011 pukul 18.35 WIB

Ivancevich, dkk. 1996. Manajemen. (terjemahan Zuhad Ichyaudin). Erlangga. Jakarta.

Nashori, Fuad. 2007. Pingin Berjiwa Tangguh Belajarlah pada Orang Jepang. Majalah Psikologi Plus. Hal 105-108. Yogyakarta.

Rianto, Sugeng. 2008. Mengelola Risiko Usaha. http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/2022053-mengelola-risiko-usaha/. Diakses pada hari Selasa tanggal 26 April 2011 pukul 18.52 WIB.

Tambunan, Emil. 2005. Kunci Menuju Sukses dalam Manajemen dan Kepemimpinan. Indonesia Publishing House. Bandung.

Templar, Richard. 2006. The Rules of Management (terjemahan Yelfi Andri). Erlangga. Jakarta.

12