Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

16

Click here to load reader

description

http://ceritaberitasekolah.blogspot.com/ htpp://belajarmakalah.blogspot.com www.lagu-karo.tk

Transcript of Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

Page 1: Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

Pengertian Manajemen Pendidikan

Pendidikan memiliki fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang akan menjadi aktor-aktor dalam menjalankan fungsi dari berbagai bidang kehidupan.

1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata “manus” yang berarti “tangan”, berarti menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang diinginkan dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada.

Secara teoritis, setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pemikiran-pemikiran ahli tentang defenisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Berikut ini merupakan defenisi manajemen dari beberapa ahli:

1.      Menurut Syamsi (1985:10) “Manajemen adalah seluruh kegiatan dalam setiap usaha kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok atau lebih orang-orang secara bersama-sama dan simultan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

2.      Menurut Soepardi (1988:7) “ Manajemen adalah keseluruhan proses kegiatan-kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok atau lebih oarang-orang secara bersama-sama dan simultan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3.      Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

4.      Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.

5.     Menurut Georgy R. Terry (1986:4), manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.

6.      Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain dengan kata lain bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.

7.      Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

8.      Dr. Sp. Siagian  dalam buku  Filsafat Manajemen Management, management dapat didefinisikan sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain”.

 

Page 2: Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

9.      Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman dalam buku Kerangka Pokok-Pokok Management, management dapat diartikan :

a. kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas;b. proses,  yakni kegiatan  dalam  rentetan  urutan- urutan;c. insitut/ orang – orang yang melakukan kegiatan atau proses  kegiatan

10.   Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa :

“Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.

11.    William H Newman (1951) mendefinikan manajemen adalah dapat dipahami sebagai pembimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha-usaha suatu kelompok orang-orang ke arah pencapaian tujuan bersama.

12.   Sondang P. Siagian (1985;2) mengatakan bahwa manajemen adalah keseluruhan proses pelaksanaan daripada keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

13.    Menurut Prajudi Atmosudirdjo, (1982 : 124). Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu.

14.   Menurut Boone dan Kurtz (1984 : 4). Management is the use of people and other resources to accomplish objective.

15.    Menurut Sondang P. Siagian (1997 : 5). Manajemen dapat didefinisikan sebagai ‘kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain’. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama Manajemen.

 

 

2. Pengertian Pendidikan

Berasal dari kata Yunani “educare” yang berarti membawa keluar yang tersimpan, untuk dituntut agar tumbuh dan berkembang.

Dan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah “tarbiyah”, berasal dari kata “raba-yarbu” yang berarti mengembang, tumbuh.

“Seperti satu benih yang menumbuhkan tunas dan lembaganya, makin mengeras dan kokoh batangnya hingga mengagumkan bagi banyak petani”.

Berikut ini merupakan defenisi pendidikan dari beberapa ahli: 

Page 3: Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

1.    Johann Amos Comenuis. Ia berpendapat bahwa pendidikan harus diorientasikan ke dunia

sana (baka), keakhirat. Ia menekankan pendidikan budi pekerti dan kearifan.

2.    Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung : Pendidikan ialah yang memiliki 3 macam fungsi,

yaitu : 1). Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam

masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan

hidup (survival) masyarakat sendiri 2). Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan

dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda. 3).

Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat

yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup (surviral) suatu masyarakat dan

peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan

(integration) suatu masyarakat, maka kelanjutan hidup tersebut tidak akan dapat

terpelihara dengan baik yang akhirnya akan berkesudahan dengan kehancuran masyarakat

itu sendiri.

3.     John Dewey, Ia penganut aliran filsafat pragmatisme. Seorang pragmatis berpendapat

bahwa suatu pengetahuan itu benar apabila pengetahuan itu berguna dalam memecahkan

masalah kehidupan. Jadi mengandung nilai praktis. Pendidikan memiliki 2 aspek yakni aspek

psikologis dan aspek sosiologis. Aspek psikologis artinya tiap anak mempunyai daya-daya

atau potensi yang harus dikembangkan. Aspek sosiologis adalah bahwa perkembangan daya

atau potensi itu diarahkan agar bremanfaat dalam kehidupan sosial.

4.     Abdul Fattah Jalal, mendefinisikan pendidikan sebagai proses pemberian pengetahuan,

pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah, sehingga penyucian

atau pembersihan manusia dari segala kotoran dan menjadikan diri manusia berada dalam

kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari apa yang

bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya.

5.     Ahmad D.Marimba, merumuskan pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara

sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju

terbentuknya keperibadian yang utama.

6.    Francis Bacon, ia berkeyakinan bahwa pendidikan ialah apabila manusia ingin sarnpai pada

kebenaran harus meninggalkan cara berpikir deduktif dan beralih ke cara berpikir yang

induktif. Dengan cara berpikir yang analitik orang akan dapat membuka rahasia alam dan

dengan terbukanya alam itu kita sebagai bagian dari alam dapat menentukan sikap dan

mengatur strategi hidup. Artinya, dengan terbukanya alam kita rnanusia dapat

menyesuaikan atau memanfaatkan alam dari hidup dan kehidupan manusia.

Page 4: Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

7.     Jean Baptiste La Salle, ia berpendapat bahwa pendidikan harus tertuju kepada hal-hal

yang bersifat kebakaan (keakhiratan). Di dalam menyiasati pendidikan ia menggunakan alat

pendidikan yang terkenal yakni hukuman dan ganjaran. Ia menekankan pengajaran

kelompok.

8.     John Locke (1632-1704), ia seorang tabib yang ahli filsafat dan ahli ilmu jiwa. Tentang

masalah pendidikan Locke berpendapat bahwa pendidikan itu berkuasa bahkan maha

kuasa. Ia tidak percaya adanya pembawaan (bakat). Tujuan pendidikan menurut dia adalah

membetuk seseorang kasatria (gentleman) yang saleh dan berguna bagi hidup bersama

dalam masyarakat. Sebagai seorang tabib (dokter) ia menekankan pentingnya pendidikan

jasmani. Locke juga adalah seorang deist (De = Deus = Tuhan). Tetapi ia tidak mau

menerima ajaran agama yang dogmatis (kaku, beku, lugu). Baginya agama adalah akal

budi. Oleh karenat itu ia memperhatikan pendidikan kesusilaan. Manusia harus mampu

munguasai diri sendiri dan memiliki hargadiri.

9.     Menurut M.J. Langeveld ; "Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing

yang belum kepada kedewasaan (Kartini Kartono, 1997:11).

10.Zuhairin (1982), ”Pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi perbuatan atau

semua usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya,

pengalamannya, kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha

untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun

rohaniah.”

11.Friedrich Frobel (1782-1852), sangat mencintai anak dengan dunia anak-anaknya. Dia

berpendapat bahwa Pendidikan yang benar adalah pendidikan yang memperhatikan

persesuaian antara kebutuhan dengan alam anak-anak. Perinsip pendidikan Frobel adalah

anak harus dibuat aktif, aktif bermain dan aktif bekerja serta aktif berlatih. Perinsip

didaktiknya adalah pengajaran harus dimulai dari yang sederhana, yang gampang

meningkat kepada hal-hal yang komplek, yang sulit.

12.Montessori : Asas pendidikan yang dikehendaki Montessori adalah

kebebasan/kemerdekaan. Dalam menyiasati pendidikan (pengajaran) ia tidak setuju dengan

hukuman. Hukuman akan datang dari anak itu sendiri manakala anak itu mengalami

kegagalan dan berbuat kesalahan. Prinsip-prinsip dasar metode pengajaran Montessori ; 1)

prinsip kebebasan, 2) prinsip ilmiah, 3) prinsip keaktifan sendiri.

Page 5: Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

13.Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf (1986) berpendapat bahwa, Pendidikan adalah

suatu pengajaran yang melatih perasaan sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan,

dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan, dipengaruhi sekali oleh nilai

spritual dan sangat sadar akan nilai-nilai etis.

14.Endang Saifuddin Anshari, “Pendidikan adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntunan,

usulan) oleh obyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi,

dan sebagainya ), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka

waktu tertentu, dengan metode tertentu, dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah

terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi diri.”

15.UU Nomor 20 tahun 2003,”Pengertian Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.

16.Mustofa Al-Ghulayani : Bahwa Pendidikan itu ialah menanamkan akhlak yang mulia di

dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan petunjuk dan

nasihat, sehingga ahklak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya

kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan

tanah air.

17.J. J. Rousesau berpendapat bahhwa pada dasar (asal)-nya rnunusia baik, menjadi jelek

(jahat) karena peng lingkungan. Dasar pendidikan menurut Rousseau adalah pembawaan

dan tujuan pendidikan ialah membentuk manusia yang bebas merdeka. Sifat pendidikan

adalah individualistis dan individu (anak) itu harus dijauhkan dari pengaruh masyarakat dan

bahkan dijauhkan dari orang tuanya. Hasil pemikirannya dituangkan dalam buku Le Contract

Social berisi tentang ilmu kenegaraan dan Emile yang berisi bagaimana mendidik anak

sampai dewasa yang baik dan benar.

18.Pendapat Pentalozzi J.H. Pestalozzi sangat mementingkan pendidikan keluarga.  Keluarga

menurut Pestalozzi merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Inti pendidikan adalah

pendidikan kesusilaan dan pendidikan keagaman. Dasar pendidikan menurut dia adalah

kodrat anak dan tujuan pendidikan mengembangkan segala daya kemampuan anak untuk

mencapai kemanusiaan sejati. Adalah menjadi tugas pendidik agar anak dapat

mengentaskan dirinya sendiri (dapat hidup mandiri).

19.Munurut Rasyid Ridho, pendidikan (at-ta’lim) adalah proses transmisi berbagai ilmu

pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Definisi ini

Page 6: Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

berpijak pada firman Allah al-Baqoroh ayat 31 tentang allama Allah kepada Nabi Adam as,

sedangkan proses tranmisi dilakukan secara bertahap sebagaimana Adam menyaksikan dan

menganalisis asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya.

20.Syahminan Zaini; “Pengertian Pendidikan dalam pandangan islam adalah membentuk

manusia yang berjasmani kuat dan sehat dan trampil, berotak cerdas dan berilmua banyak,

berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang

tinggi dan berpendirian teguh”.

21.Anwar Jasin (1985), “Pendidikan adalah kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang

sesuai dengan nilai-nilai yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka.

Maka, dengan pengertian atau definisi itu, kegiatan atau proses pendidikan hanya berlaku

pada manusia tidak pada hewan."

22.Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan

datang”. Istilah pendidikan berasal dan kata “didik” dengan memberikan awalan “pe” dan

akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan, hal, cara, dan sebagainya”.

23.Menurut Poerbacaraka dan Harahap (dalam Muhibbin Syah, 2001:11) pendidikan adalah

usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya untuk meningkatkan

[mentalitas] anak menuju kedewasaan, yakni mampu menumbuhkan tanggung jawab moral

atas segala perbuatannya. Menurut M.J. Langeveid (dalam Hery Noer Aly, 1999:3)

pendidikan atau pedagogik adalah kegiatan membimbing anak manusia menuju

kedewasaan dan kemandirian.  Kingsley Price (dalam Hery Noer Aly, 1999: 3)

mengemukakan bahwa pendidikan adalah proses dimana kekayaan budaya non-fisik

[mental] dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak atau mengajar orang-orang

dewasa.

24.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Hery Noer Aly, 1999: 2). Ahmad D. Marimba (1989:

19) mengartikan pendidikan sebagai bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknva kepribadian yang

utama.

 

Page 7: Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

Secara terminologis, para ahli pendidikan mendefinisikan kata pendidikan dengan

berbagai tujuan. Abdurahman Al-Bani mendefinisikan pendidikan (tarbiyah) adalah

pengembangan seluruh potensi anak didik secara bertahap menurut ajaran Islam (Ahmad

Tafsir, 200 1: 29). Dalam Dictionary of Educaition dinyatakan bahwa pendidikan adalah:

a.     Proses seorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya di dalam

masyarakat tempat mereka hidup.

b.    Proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungannya yang

terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang di sekolah), sehingga mereka dapat

memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.

Dengan kata lain, perubahan-perubahan yang sifatnya permanen dalam tingah laku, pikiran

dan sikapnya (Nanang Fattah, 2003: 4).

Dari beberapa definisi di atas, kalau diteliti lebih lanjut, meskipun batasan yang

dikemukakan para ahli berbeda, terlihat garis benang merah bahwa pendidikan merupakan

usaha peningkatan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya [aspek jasmaniah dan

rohaniah[. Jadi, pendidikan merupakan aktivitas yang disengaja dan mengandung tujuan

yang tentu dan di dalamnya terlibat berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu

dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu sistem yang saling mempengaruhi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia

untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya

yaitu rohani (pikiran, karsa, rasa, cipta, dan hati nurani) dan jasmani (panca indra serta

keterampilan).

 

3. Pengertian Manajemen Pendidikan

Secara sederhana manajemen pendidikan adalah suatu lapangan dari studi dan praktik yang terkait dengan organisasi pendidikan. Sehingga diharapkan melalui kegiatan manajemen pendidikan tersebut, tujuan pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Berikut ini merupakan defenisi manajemen pendidikan dari beberapa ahli: 

1.     Manajemen Pendidikan menurut Syarif (1976 :7) “segala usaha bersama untuk

mendayagunakan sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif dan efisien

untuk menunjang tercapainya pendidikan.

Page 8: Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

2.    Menurut Sutisna (1979:2-3) adalah : Manajemen pendidikan adalah keseluruhan (proses)

yang membuat sumber-sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi

tercapainya tujuan-tujuan bersama. Ia mengerjakan fungsifungsinya dengan jalan

mempengaruhi perbuatan orang-orang. Proses ini meliputi perencanaan, organisasi,

koordinasi, pengawasan, penyelenggaraan dan pelayanan dari segala sessuatu mengenai

urusan sekolah yang langsung berhubungan dengan pendidikan seklah seperti kurikulum,

guru, murid, metode-metode, alat-alat pelajaran, dan bimbingan. Juga soal-soal tentang

tanah dan bangunan sekolah, perlengkapan, pembekalan, dan pembiayaan yang diperlukan

penyelenggaraan pendidikan termasuk didalamnya.

3.    Djam’an Satori, (1980: 4). Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan

proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia

dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan

efisien.

4.    Made Pidarta, (1988:4). Manajemen Pendidikan diartikan sebagai aktivitas memadukan

sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang

telah ditentukan sebelumnya.

5.     Biro Perencanaan Depdikbud, (1993:4). Manajemen pendidikan ialah proses

perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber

daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa,

mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab

kemasyarakat dan kebangsaan.

6.    Castetter. (1996:198). Managing of educational is a social process that take place within

the context of social system.

7.     Soebagio Atmodiwirio. (2000:23). Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi

proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan,

sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

8.     Engkoswara (2001:2). Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari

bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara

produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di

dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.

Page 9: Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

9.     Hadari Nawawi (1981 : 11) mengemukakan Manajemen pendidikan, adalah rangkaian

kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sekelompok orang untuk

mencapai tujuan pendidikan, secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di

lingkungan tertentu, terutama lembaga pendidikan formal.

10.Encyclopedia of educational research chester W. Haris mendefinisikan Manajemen

pendidikan sebagai suatu proses pengintegrasian segala usaha pendayagunaan sumber-

sumber personalia dan material sebagai usaha untuk meningkatkan secara efektif

pengembangan kualitas manusia.

11.Purwanto dan Djojopranoto (1981:14) bahwa : Manajemen pendidikan merupakan suatu

usaha bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan semua sumber daya baik manusia,

uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif

dan efisien.

12.Menurut Stephen J. Knezeich Manajemen pendidikan merupakan sekumpulan fungsi-

fungsi organisasi yang memiliki tujuan utama untuk menjamin efisiensi dan efektivitas

pelayanan pendidikan, sebagaimana pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan,

pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, stimulus

dan koordinasi personil, dan iklim organisasi yang kondusif, serta menentukan perubahan

esensial fasilitas untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa depan.

13.Daryanto (1998:8) mengemukakan Manajemen pendidikan adalah suatu cara bekerja

dengan orang-orang, dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif.

14.Dasuqi dan Somantri (1992:10) mengemukakan Manajemen pendidikan adalah upaya

menerapkan kaidah-kaidah Manajemen dalam bidang pendidikan.

15.Sagala (2005:27) mengemukakan bahwa Manajemen pendidikan adalah penerapan ilmu

Manajemen dalam dunia pendidikan atau sebagai penerapan Manajemen dalam pembinaan,

pengembangan, dan pengendalian usaha dan praktek-praktek pendidikan.

Manajemen pendidikan adalah aplikasi prinsip, konsep dan teori manajemen dalam

aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

16.Gaffar mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu

proses kerja sama yang sistematis, sistemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan

tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala

sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan

Page 10: Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka

panjang (Mulyasa, 2002: 19).

17.Menurut H. A. R. Tilaar (2001:4) manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan yang

mengimplementasikan perencanaan atau rencana pendidikan.

 

Manajemen pendidikan adalah segala usaha bersama mulai dari perencanaan,

pengorganisassian, pelaksanaan, dan pengevaluasian dalam hal mendayagunakan

semua sumber daya yang ada secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan

yang teelah ditetapkan yaitu tujuan pendidikan.

 

Jadi “Manajemen pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam

bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan

atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil

untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.”

 Komponen dan sub komponen Manajemen Pendidikan

Secara umum manajemen pendidikan dijabarkan melalui beberapa komponen berupa perencanaan pendidikan, pengorganisasian pendidikan, kepemimpinan pendidikan, penggiatan atau pelaksanaan pendidikan, pengendalian atau pengawasan pendidikan.

Redja Mudyahardjo dalam Filsafat Ilmu Pendidikan mengemukakan  manajemen pendidikan mencakup sub-sub komponen:

(1) perencanaan;

(2) sistem pendidikan menurut tahap-tahap perkembangan (jenjang pendidikan) dan aspek-aspek

pengembangan (jenis pendidikan);

Page 11: Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

(3) organisasi;

(4) administrasi;

(5) keuangan;

(6) pemasokan tenaga pendidikan;

(7) sistem evaluasi; dan

(8) penelitian.

Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan

Douglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut :

1. Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja.2. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab3. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat

dan kemampuannya4. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia5. Relativitas nilai-nilai

Prinsip-prinsip diatas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai.

Tujuan dirumuskan dengan tepat sesuai dengan arah organisasi, tuntutan zaman, dan nilai-nilai yang berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi dan sasaran-sasaran. Ketiga bentuk tujuan itu harus dirumuskan dalam satu kekuatan tim yang memiliki komitmen terhadap kemajuan dan masa depan organisasi.

Drucker (1954) melalui MBO (management by objective) memberikan gagasan prinsip manajemen berdasarkan sasaran sebagai suatu pendekatan dalam perencanaan. Penerapan pada manajemen pendidikan adalah bahwa kepala dinas memimpin tim yang beranggotakan unsur pejabat dan fungsional dinas, dan lebih baik terapat stakeholders untuk merumuskan visi, misi dan objektif dinas pendidikan.

Pada tingkat sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswa, orang tua siswa, masyarakat dan stakeholders duduk bersama membahas rencana strategis sekolah dengan mengembangkan tujuh langkah MBO yaitu:

1. Menentukan hasil akhir apa yang ingin dicapai sekolah2. Menganalisis apakah hasil akhir itu berkaitan dengan tujuan sekolah3. Berunding menetapkan sasaran-sasaran yang dibutuhkan4. Menetapkan kegiatan apa yang tepat untuk mencapai sasaran5. Menyusun tugas-tugas untuk mempermudah mencapai sasaran

Page 12: Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

6. Menentukan batas-batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan dipergunakan oleh atasan

7. Lakukan monitoring dan buat laporan.

Fungsi Manajemen Pendidikan

Mengadopsi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi planning, organizing, staffing, coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling.Pada dunia pendidikan, istilah directing lebih tepat memakai istilah leading dengan perluasan facilitating, motivating, innovating. Selanjutnya fungsi pengawasan dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan manajerial. Pada level sekolah, pengawas lebih berperan sebagai ”quality assurance” dengan tugas supervise debagai upaya pembinaan terhadap staf untuk memeprbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Referensi :

Bush, Tony. 2003. Theories of Educational Leadership and Management. London: Sage Publications.

Engkoswara dan Komariah, Aan. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Mudyahardjo, Redja. 2006. Filasafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Prayitno. 2008. Arah dan langkah pengembangan Fakultas/ Jurusan Kependidikan.

Makalah: disampaikan pada Seminar Internasional Pendidikan dan Temu Karya Dekan FIP/FKIP BKS-PTN Wilayah Barat Indonesia.

Rivai, Veithzal dan Murni, Silviana. 2008. Education Management. Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production. Tasmara, Toto. 2006. Spiritual Centered Leadership. Jakarta: Gema Insani. Tilaar, H.A.R. 2006. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.