manajemen tanah berlanjut

17
TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) MANAJEMEN TANAH BERLANJUT (MTB) Disusun Oleh: NAMA : Heryako Mustofa NIM : 125040201111320 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

description

tugas uts

Transcript of manajemen tanah berlanjut

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

MANAJEMEN TANAH BERLANJUT (MTB)

Disusun Oleh:

NAMA: Heryako Mustofa

NIM: 125040201111320

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

I. PENDAHULUAN

1. Deskripsi Lokasi Tanah

Lokasi penelitian ini berlangsung di 75 meter sebelah barat dari jalan aspal yang menghubungkan Sumberkembar dan Kalisudo, Kabupaten Blitar.

2. Keadaan Umum Lokasi

Desa Sumberkembar secara administratif masuk di Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Blitarkab.go.id, 2015). Beberapa budidaya tanaman yang dilakukan di lokasi ialah jagung, ketela pohon, kedelai, kelapa, jati, kapuk, dan bambu banyak ditemukan di wilayah yang menggunakan teras bangku untuk mencegah erosi. Keadaan iklim, rata-rata curah hujan tahunan ialah 1870 mm, dengan rata-rata suhu 25o C. Pada lokasi penelitian mempunyai kelerangan 2-45% .

3. Keadaan Tanah (Deskripsi Umum Tanah)

Ordo tanah yang ada di desa Sumberkembar ialah Vertisol. Sifat fisik dari tanah ini ialah bewarna hitam gelap, drainase bagus, dan permeabilitas lambat. Warna pada beberapa horizon mengalami pencerahan dibandingkan horizon sebelumnya. Warna horizon 1-2 bewarna abu-abu gelap 10 YR 4/1, pada horizon 3-5 mengalami perubahan menjadi abu-abu 10 YR 5/1, dilanjutkan dengan horizon 6 bewarna coklat kekuning-kuningan dengan nilai 10 YR 5/6, dan di horizon 7-8 bewarna coklat keabu-abuan 10 YR 5/2. Pada permukaan tanah tidak ditemukan kerikil ataupun batuan besar. Kedalaman efektif yang mampu ditembus oleh akar sedalam 180 cm, dan apabila kita kaitkan dengan keberadaan kerikil di dalam tanah, maka kerikil tersebut tidak besar dan mengganggu perakaran tanaman. Bahan induk di lokasi ialah colluvio-alluvium. Pelapukan bahan induk collovio tersebut tidak mempunyai pengaruh dari aliran sungai.

II. PEMANFAATAN TANAH

1. Tujuan Penggunaan Tanaah

Sebaran tanah vertisol banyak ditemukan di Australia (70,5 mha), India (70 mha), Sudan (40 mha), Chad 16,5 mha) dan Ethiopia (10 mha): kelima negera tersebut menyusun tanah vertisol melebihi 80 % daro total luas tanah vertisol di dunia yaitu 250 mha ( Dudal,1965). Lahan yang berlokasi di Sumberkembar akan dilakukan budidaya kentang untuk tanaman semusim dan kopi untuk tanaman tahunan.

2. Deskripsi Penggunaan Tanah

a) Kentang

Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi atau daerah pegunungan dengan ketinggian 1000-3000 mdpl. Pada dataran medium, tanaman kentang dapat ditanam pada ketinggian 300-700 mdpl (Samadi, 1997).

Keadaan iklim yang idela untuk tanaman kentang adalah suhu rendah (dingin) dengan suhu rata-rata harian antara 15-20o C. Kelembaban udara 80-90% cukup mendapat sinar matahari (moderat) dan curah hujan antrara 200-300 mm per bulan atau rata-rata 1000 mm selama pertumbuhan. Tanaman kentang membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan drainase baik dengan rekasi tanah (pH) 5-6,5 (Rukmana, 1997)

Suhu tanah optimum untuk pembentukan umbi yang normal berkisar antara 15-18o C. Pertumbuhan umbi akan terhambar apabila suhu tanah kurang dari 10o C dan lebih dari 30o C (Samadi, 1997).

b) Kopi Robusta

Kopi di Indonesia saat ini umumnya dapat tumbuh baik pada ketinggian tempat di atas 700 mdpl. Kopi robusta dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 700 mdpl. Lahan pertanaman kopi yang tersedia di Indonesia sampai saat ini sebagian besar berada di ketinggian antara 700-900 mdpl. Mungkin hal ini yang menyebabkan mengapa sebagian besar (sekitar 95%) jenis kopi di Indonesia saat ini adalah kopi robusta. Curah hujan yang sesuai untuk kopi adalah 1500-2500 mm per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25 o C dengan lahan kelas S1 dan S2(Puslitkoka, 2003), dan pH tanah 5,5-6,5 (Asmacs, 2008)

3. Persyaratan (teorits) Penggunaan Tanah

Tanah Vertisol umumnya terbentuk dari bahan sedimen yang mengandung mineral smektit (mineral lempung tipe 2:1 yang dapat mengembang dan mengkerut) dalam jumlah tinggi, tanah ini ditemukan pada daerah datar, cekungan hingga berombak. Pembentukan tanah Vertisol terjadi karena adanya proses terakumulasinya mineral 2:1 (smektit) dan proses mengembang dan mengkerut yang terjadi secara periodik sehingga membentuk slickenside (Prasetyo dkk, 2007). Tanah Vertisol mempunyai warna yang dipengaruhi oleh jumlah humus dan kadar kapur. Tanah yang kaya akan humus biasanya berwarna hitam sedangkan tanah yang kaya akan kapur berwarna cerah. Biasanya tanah Vertisol mengandung unsur-unsur Ca dan Mg yang tinggi, sehingga dalam beberapa keadaan dapat terbentuk konkresi kapur dan akumulasi kapur lunak. Konkresi terbentuk di lapisan atas dan semakin berkembang tanahnya maka letak konkresi kapur semakin dalam, serta jumlahnya semakin banyak (Darmawijaya, 1992).

Hardjowigeno (1993) yang menyatakan bahwa adanya kandungan mineral liat mudah mengembang dan mengkerut yang tinggi menjadi masalah utama pengelolaan tanah ini, terutama dalam pengelolaan kesuburan tanah. Dengan adanya hal ini, maka sifat fisik tanah berupa tekstur liat yang berat, mengembang dan mengkerut yang tinggi merupakan faktor pembatas. Tekstur tanah yang berat mengakibatkan tanah sulit untuk diolah, dan tanah menjadi keras saat kering.

III. PERMASALAHAN

1. Potensi Masalah dari Sifat-Sifat Tanah

A. Tanah vertisol secara umum rendah bahan organic, nitrogen, fosfat, sulfur dan zinc. Percobaan yang dilakukan ICRISAT di lahan seluas 1400 ha, hampir semua daerah rendah N,P, dan Zn dan beberapa dari daerah tersebut setelah dilakukan penambahan 1000 kg P2O5 selama 8 tahun, tingkat ketersediaan fosfat dalam tanah tidak meningkat, sebagai indikasi ketersediaan P diukur dengan menggunakan metode Olsen. Defisiensi Zin setelah dilakukan perlakuan menjadi lebih jelas karena status asli rendahnya Zinc dan keragaman tanah. Percobaan tersebut menunjukkan bahwa tanpa aplikasi yang cukup dari fosfat, nitrogen dan aplikasi zinc sulfate yang cukup tidak akan meningkatkan produksi tanaman ( Kanwar, 1982)

B. Tingginya kandungan liat dan keunggulan dari liat montmorilonit memberikan sifat khas pada Vertisol yang mana pengolahan pada tanah tersebut sulit. Ketika kering terjadi retakan, menghasilkan bongkahan yang sangat besar, pembajakan dapat saja dilakukan. Ketika basah sangat lengket, pengolahan sangat sulit (Kanwar, 1982)

C. Rendahnya drainase, antara pemukaan ke bagian dalam tanah merupakan penyebab rendahnya produktivitas pada tanah vertisol. Air tersedia dilapisan dalam tanah, tetapi tidak dilapisan atas tanah dan permukaan tanah (Kanwar, 1982).

2. Analisis Terhadap Masalah dan Akar Masalah

Tanah vertisol merupakan tanah yang mempunyai sifat mengembang apabila jenuh air, dan mengkerut apabila tidak ada air. Sifat dari tanah ini terjadi karena adanya kandungan liat montmorilonit. Intrepretasi data tanah menyebutkan bahwa horizon tanah yang menyusun profile tanah mempunyai kemampuan mengembang dan mengkerut yang tinggi. Ketika tanah jenuh air, pengolahan tanah akan sangat sulit dilakukan karena kondisi tanah yang lengket, padahal pada saat ini, tanah potensial untuk ditanami. Hal tersebut berkebalikan dengan ketika tanah tidak air, kondisi tanah juga sangat sulit diolah karena tanah menjadi dalam bentuk agregat yang besar dan sukar untuk dipecah.

Berdasarkan alur masalah diatas, penulis mengambil dua akar masalah yang harus diperbaiki guna menunjang pertumbuhan tanaman kentang dan kopi. Permasalahan pertama ialah ketika tanah tidak ada air, maka tanah akan membentuk struktur gumpal yang besar, yang mana pada kondisi tersebut tanah sangat sukar diolah. Permasalahan kedua, ialah rendahnya unsur hara esensial makro primer berupa N, P, dan K. Ketiga unsur hara tersebut terutama N, berperan besar salah satunya ialah dalam pertumbuhan vegetative tanaman. Unsur K berperan dalam meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar dan warna yang lebih baik, perkembangan akar tanaman, meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah, dll. Peran dari unsur hara P beberapa diantaranya mempercepat masaknya buah biji tanaman dan mempercepat masaknya buah biji tanaman terutama serelia. Menurut Brady (1992) untuk meningkatkan produktivitas lahan kering tanah Vertisol sangat banyak permasalahan yang harus dipecahkan. Salah satunya ialah kurang efektifnya pemupukan P dan K pada setiap tanaman pangan. Hal ini disebabkan karena kemampuan penyediaan hara P di tanah Vertisol sangat rendah, hara P mudah terfiksasi oleh ion Ca menjadi senyawa fosfat sehingga tidak tersedia bagi tanaman Hara K, di tanah Vertisol, mudah terfiksasi oleh mineral lempung montmorillonit yang sulit tersedia bagi tanaman. Menurut Musnamar (2005) hasil dekomposisi bahan organik selain sebagai sumber P juga menghasilkan asam-asam organik yang dapat melepas P yang terikat oleh kation Al, Fe, dan Ca sehingga senyawa P tersedia bagi tanaman.

IV. ALTERNATIF SOLUSI PENGOLAHAN TANAH

1. Analisis Mendasar Terhadap Pemecahan Masalah

Karakter tanah vertisol yang khas yaitu mengembang ketika jenuh air, dan mengkerut ketika tidak air menjadikan kedua kondisi tersebut pengolahannya sulit dilakukan. Dengan kondisi demikian, maka usaha untuk menjaga ketersediaan air tanah secara jangka panjang perlu dilakukan. Penggunaan mulsa organic, mampu menunjang ketersediaan air di tanah dengan cara menjaga suhu tanah agar tidak terlalu tinggi dan menjaga kelembaban tanah dalam jangka waktu yang beragam, hal tersebut dikarenakan laju dekomposisi setiap bahan organic berbeda-beda. Disamping itu, hasil dekomposisi mulsa organic memberikan tambahan unsur hara ke tanah serta melepaskan asam-asam organic yang mampu mereduksi kekuatan dari montmorilonit dalam mengikat unsur hara. Kuantitas air yang cukup di dalam tanah akan mampu mempertahankan kondisi tanah vertisol tidak terjadi rekahan atau bongkahan tanah, ketika musim kemarau. Pada musim hujan, pengolahan tanah haru mempertimbangkan aspek drainase pada lahan tersebut, untuk mencegah terjadinya kondisi tanah sulit diolah.

Pada musim kemarau, tanah vertisol menghasilkan bongkahan atau agregat tanah besar yang sulit diolah, namun penggunaan chiseling mampu menghancurkan bongkahan-bongkahan tersebut menjadi agregat tanah kurang dari 2 mm, yang mana kondisi tersebut mempermudah tanah untuk diolah. Sedangkan, pada musim penghujan, dimana ketersediaan air tinggi, maka kondisi tersebut merupakan potensi untuk menanam beberapa komoditas tanaman bernilai ekonomi tinggi. Namun, rendahnya permeabilitas pada tanah vertisol mampu mempengaruhi kualitas produk yang berasal dari dalam tanah seperti ketela singkong, kacang tanah, dll. Peningkatan kemampuan tanah mendrainase dan permeabilitas tentunya akan menunjang produktivitas tanaman tersebut.

2. Dasar Teori Pemecahan Masalah

a. Penggunaan system bedengan dan alur mampu meningkatkan drainase permukaan dan menstimulus infiltrasi air ke dalam tanah (Kanwar, 1982)

3. Teknologi Yang Bisa Mengatasi Masalah

a. Pembuatan bedengan untuk tanaman semusim yaitu kentang. Permukaan tanah bedengan ditutup dengan mulsa organic untuk menjaga kelembaban dan suhu tanah tidak terlalu tinggi, hal tersebut bertujuan agar evaporasi rendah. Hasil dekomposisi dari mulsa organic mampu memberikan unsur hara kedalam tanah dan asam-asam organic tanah akan mereduksi kemampuan liat montmorilonit dalam mengikat beberapa unsur hara. System bedengan ini dibentuk ditengah lajur sehingga menghasilkan system alley cropping yang mana kopi dapat berperan sebagai tanaman pelindung lapis kedua setelah tanaman pagar. Tanaman pagar terletak di paling luar dengan tujuan untuk memberikan naungan kepada kopi.

b. Penggunaan metode vertigasi secara sprinkler. Ketersediaan air di lapisan atas permukaan tanah merupakan kunci agar tidak terbentuk retakan. Selain itu, dalam metode vertigasi sprinkler ini, tanaman menyerap pupuk langsung melalui daun, apabila melalui tanah mengalami kesulitan. Ketersediaan air yang cukup juga akan membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar dapat berproduksi secara optimal.

c. Pemilihan varietas unggul yang sesuai dengan kondisi local akan sangat mempengaruhi tingkat produksi tanaman kentang maupun kopi.

4. Pemilihan Prioritas Solusi Manajemen

Penggunaan metode vertigasi secara sprinkler yang kemudian diikuti dengan pembuatan bedengan untuk menghindari terjadinya genangan yang mampu menurunkan kualitas produk tanaman semusim. Penelitian yang dilakukan oleh Kanwar (1982) di India menunjukkan bahwa produksi rata-rata per hektar berdasarkan konsep teknologi pembuatan tempat penadah hujan, bedengan, varietas berproduksi tinggi, pemupukan dan manajemen yang baik meningkat menjadi 600% dengan produksi 4000 kg dibandingkan dengan 600 kg secara tradisional.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Tanah vertisol merupakan tanah yang memiliki senyawa liat montmorilonit (2:1) yang mana mempengaruhi struktur tanah tersebut. Kondisi tersebut menjadikan tanah mengembang ketika jenuh air dan mengerut ketika tidak ada air. Pengolahan tanah dengan menggunakan bedengan dan vertigasi secara sprinkler diharapkan mampu meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi kentang maupun kopi dan penggunaan varietas berproduksi tinggi dari kedua tanaman tersebut. Penambahan mulsa organic selain sebagai penutup tanah untuk menjaga suhu dan kelembaban tanah, mulsa organic juga dapat memberikan unsur hara melalui hasil dekomposisi.

2. Saran

Penggunaan teknologi yang diberikan penulis masih mengalami kekurangan, sehingga perlu dilakukan telaah dan diskusi lebih lanjut mengenai pengelolaan tanah vertisol yang efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Asmacs, 2008. Budidaya Tanaman Kopi. http: //Asmacs.Wordpress.Com Diakses 7-4-2015 pukul 14.15 WIB

Brady.1992.Ilmu Tanah, diterjemahkan oleh Soegiman.PT Bhatara Karya Aksara:Jakarta

Darmawijaya.1992.Klasifikasi Tanah.Gadjah Muda University Press:Yogyakarta

Hardjowigeno,S.1993.Ilmu Tanah.Akademika Presindo:Jakarta

http://www.blitarkab.go.id/2012/06/557.html#wisata diakses pada tanggal 7-4-2015, pukul 14.00 WIB

Kanwar,J.1982.Problem And Potential Of Vertisols And Alfisols-The Two Important Soils Of Sat-ICRISAT Experience.Trpical Agriculture Research Series No 15

Musnamar,E.I.2005.Pupuk Organik Padat:Pembuatan Aplikasi.Penebar Swadaya:Jakarta

Prasetyo dkk,2007.Pertumbuhan Turus Panili pada Konsentrasi Asam Salisilat dan Penundaan Saat Tanam Berbeda.Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.Bengkulu

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.2003.Klon-klon Unggul Kopi Robusta dan Beberapa Pilihan Komposisi Klon Berdasarkan Kondisi Lingkungan. No Seri 02.022.2-203

Rukmana, R.1997.Kentang budidaya dan pasca panen.Kanisius,Yogyakarta

Samadi,B.1997.Usaha Kentang.Kanisius:Yogyakarta