MANAJEMEN RISIKO DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN …pertaru.kukarkab.go.id/download/MANAJEMAN RESIKO...
Transcript of MANAJEMEN RISIKO DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN …pertaru.kukarkab.go.id/download/MANAJEMAN RESIKO...
1
MANAJEMEN RISIKO DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG
KUTAI KARTANEGARA
IMPLEMENTASI SPIP
PADA PROGRAM KEGIATAN UTAMA DAN BELANJA UTAMA PENCAPAIAN TARGET URUSAN PEMERINTAHAN FUNGSI PENUNJANG PERENCANAAN
DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Nomor : 02/188.5/BID.I/I/2020
Tanggal : 31Januari 2020.
2
KATA PENGANTAR
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 adalah instrumen yang tepat untuk
mendukung kinerja manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya Dinas
Pertanahan dan Penataan Ruang Kutai Kartanegara Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sejalan dengan penetapan SPIP untuk diberlakukan di seluruh Indonesia, maka
untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara telah ditetapkan
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, maka perlu dibuat dokumen rencana
tindak pengendalian untuk digunakan sebagai alat guna mengendalikan kegiatan-
kegiatan pengendalian yang harus dibuat dan dilaksanakan oleh seluruhpimpinan
dan pegawai di lingkungan Dinas Pertanahan dan Penataan RuangKabupaten
Kutai Kartanegara.
Manajemen Risiko ini akan menjadi pedoman bagi aparat Dinas Pertanahan dan
Penataan RuangKabupaten Kutai Kartanegara dalam implementasi SPIP pada
program kegiatan utama dan belanja utama pencapaian target
urusanPemerintahan Fungsi Penunjang Bidang Pertanahan dan Penataan Ruang
Pemerintah Daerah pada Perangkat Daerah Dinas Pertanahan dan Penataan
Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara, untuk itu diminta agar seluruh pejabat dan
pegawai di Lingkungan Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai
Kartanegara, menerapkan manajemen risiko ditingkat kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Demikian, untuk diindahkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Tenggarong
Pada tanggal 31Januari 2020
Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara
Kepala,
3
Setianto Nugroho Aji,SH.,M.Si
Pembina Tingkat I
NIP. 19671027 199403 1 008
MANAJEMEN RISIKO DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
TAHUN ANGGARAN 2020
A. PENDAHULUAN
Dengan telah disahkannyaPeraturan daerah tentang APBD tahun anggaran
2020 dan ditetapkannya kebijakan umum anggaran pada Dinas Pertanahan
dan Penataan Ruang dan adanya penandatangan kinerja bagi para pejabat
setingkat eselon II.
Selanjutnya terkait dengan pengelolaan urusanPemerintahan Fungsi
Penunjang Dinas Pertanahan dan Penataan Ruangdiperangkat daerah
khususnya Dinas Pertanahan dan Penataan Ruangtelah diterbitkan dokumen
Pelaksanaan Anggaran tahun anggaran 2020 untuk kegiatan utama serta
target kinerja utama yang ingin dicapai seperti ;
DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 100%
Penataan Arsip Perangkat Daerah 5 unit
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur 100 %
Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor 1 Paket
Pengadaan Meubelair 135 Jenis
Program Penataan Penguasaan, pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
50.00
Pembinaan,pengendalian Administrasi Penguasaan
Tanah di kecamatan dan Kelurahan/Desa 18 Kecamatan
Penyusunan dan Updating Database Pertanahan 41%
Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum 4,4 Ha
Sertifikasi Tanah Aset Pemerintah Kab.Kukar 500 Persil
Fasilitasi Perubahan Penggunaan Lahan 30 Dok
Program Penyelesaian Konflik-konflik pertanahan 90 %
Fasilitasi Penyelesaian Sengketa Pertanahan 13 Kasus
Penyuluhan Hukum Pertanahan 18 Penyuluhan
Meningkatkan Pelayanan Penataan Ruang
Meningkatnya Perencanaan, Pemanfaatan dan
Pengendalian Tata Ruang
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG Jl. Muso Bin Salim No. 06 Telp (0541) 661122 Fax (0541) 664881
Website: http://pertaru.kukarkab.go.id Email: [email protected]
TENGGARONG 75512
4
Program Perencanaan Tata Ruang 100 %
Persetujuan Substansi dan kelengkapan pendukung revisi RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara
1 Dokumen
Penyusunan KLHS Koreksi Perpetaan dan Kelengkapan
Substansi RDTR Wilayah Perkotaan 10 Dokumen
Fasilitasi Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah
(TKPRD) Kabupaten Kutai Kartanegara
15 Kali
Fasilitasi
Penyusunan Dokumen Perencanaan Tata Ruang 24 Dokumen
Program Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang
Fasilitasi dan Identifikasi Pertimbangan Teknis
Pemanfaatan Ruang dan Pelanggaran Ruang 40 Pertek
Kajian Pemukiman Diatas Air Kabupaten Kutai Kartanegara
14 Dokumen
Pendampingan Proses Penyusunan Perda Instrumen
Pengendalian Sekitar PSN Jalan Tol Balikpapan – Samarinda
1 Dokumen
PAGU BELANJA UTAMA
No kode rekening
Uraian jumlah
I 01.Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
1 01016.Penataan Arsip Perangkat Daerah
1 5.2.2.06.03 Belanja Penjilidan 400,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 1,680,000
3 5.2.3.30.07 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Lemari dan Arsip Pejabat
5,450,000
II 02.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1 02007.Rehabilitasi Sedang/ Berat Gedung Kantor
1 5.2.2.06.03 Belanja Penjilidan 75,000
2 5.2.3.49.01 Belanja Modal Gedung dan Bangunan - Pengadaan Bangunan Gedung
Kantor
710,038,194
2 02016.Pengadaan meubelair
1 5.2.3.30.01 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Meja Kerja Pejabat
77,062,620
2 5.2.3.30.02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Meja Rapat Pejabat
30,264,600
3 5.2.3.30.03 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Kursi Kerja Pejabat
60,549,280
4 5.2.3.30.04 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Kursi Rapat Pejabat
47,992,000
5 5.2.3.30.07 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Lemari dan Arsip Pejabat
30,080,000
III 05.Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
1 05002.Pendidikan dan Pelatihan
Formal bagi SDM Aparatur
5
1 Bimbingan Teknis Pertanahan dan Penataan Ruang
1 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
46,005,100
2 5.2.2.15.02 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 32,896,000
3 5.2.2.17.03 Belanja Bimbingan Teknis 15,000,000
2 05003.Fasilitasi Tim BEKIAS Perangkat Daerah
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana
Kegiatan
24,300,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 5,700,000
3 5.2.3.93.01 Belanja Modal Software 38,969,400
4 05024.Penyusunan Dokumen
Kepegawaian
3 Penyusunan Data Base Kepegawaian
1 5.2.2.06.03 Belanja Penjilidan 250,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
19,050,000
IV 16.Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
1 16001.Sertifikasi Tanah Aset Pemerintah Kab.Kukar
1 5.2.2.02.01 Belanja Bahan Baku Bangunan 192,360,000
2 5.2.2.10.09 Belanja Sewa Alat Survey/ Penelitian 135,000,000
3 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 11,875,000
4 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
561,420,000
5 5.2.2.15.02 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 73,704,000
6 5.2.3.01.03 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Kuburan
100,000,000
7 5.2.3.11.02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan
Tanah Untuk Bangunan Gedung
Perdagangan/Perusahaan
200,000,000
8 5.2.3.11.04 Belanja Modal Tanah - Pengadaan
Tanah Untuk Bangunan Tempat Kerja/Jasa
901,605,000
9 5.2.3.11.05 Belanja Modal Tanah - Pengadaan
Tanah
Kosong
200,000,000
10 5.2.3.13.01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan
Tanah Lapangan Olah Raga
200,000,000
11 16004.Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum
2 Pengadaan Lahan Pasar Bukit Biru
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana Kegiatan
37,050,000
2 5.2.2.03.12 Belanja Jasa Pihak Ketiga 1,586,700
3 5.2.2.06.03 Belanja Penjilidan 3,000,000
4 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 30,000,000
5 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam 49,900,000
6
Daerah
6 5.2.3.11.02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan
Tanah Untuk Bangunan Gedung Perdagangan/Perusahaan
7,807,517,300
1 Pengadaan Lahan Pasar Mangkurawang
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana
Kegiatan
37,050,000
2 5.2.2.06.03 Belanja Penjilidan 3,500,000
3 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 30,000,000
4 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
49,900,000
5 5.2.3.11.02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan
Tanah Untuk Bangunan Gedung
Perdagangan/Perusahaan
21,769,354,00
0
2 Pengadaan Lahan Akses Jalan Masuk Menuju Pelabuhan Jongkang
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana
Kegiatan
37,050,000
2 5.2.2.06.03 Belanja Penjilidan 3,500,000
3 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 15,000,000
4 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
90,000,000
5 5.2.3.13.07 Belanja Modal Tanah - Pengadaan
Tanah Untuk Bangunan Jalan
1,299,517,300
3 16006.Penyusunan dan Updating Database Pertanahan
1 5.2.2.06.03 Belanja Penjilidan 1,260,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 5,700,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
240,790,000
4 16008.Pembinaan, Pengendalian Administrasi Penguasaan Tanah di Kecamatan dan Kelurahan/Desa
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 38,000,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
243,590,000
5 16009.Fasilitasi Perubahan Penggunaan Lahan
1 5.2.2.06.03 Belanja Penjilidan 6,402,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 11,875,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
158,958,200
6 17002.Fasilitasi Penyelesaian Sengketa Pertanahan
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana
Kegiatan
14,400,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 35,625,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
216,034,535.46
4 5.2.2.29.02 Belanja Narasumber 82,500,000
5 5.2.2.35.01 Belanja Transportasi dan Akomodasi 32,163,000
7
7 17003.Penyuluhan Hukum Pertanahan
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana
Kegiatan
19,800,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 51,300,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
171,165,000
4 5.2.2.29.02 Belanja Narasumber 68,700,000
5 5.2.2.35.01 Belanja Transportasi dan Akomodasi 18,000,000
V 42.Program Perencanaan Tata
Ruang
1 42001.Persetujuan Substansi dan
Kelengkapan Pendukung Revisi Perda
RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara
1 Pendampingan Proses Persetujuan Substansi RTRW Kab.Kutai
Kartanegara
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana
Kegiatan
45,000,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 30,200,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
17,000,000
4 5.2.2.15.02 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 48,675,825
5 5.2.2.29.01 Belanja Tenaga Ahli 55,200,000
6 5.2.2.35.01 Belanja Transportasi dan Akomodasi 50,284,800
7 42003.Penyusunan KLHS Koreksi
Perpetaan dan Kelengkapan Substansi RDTR Wilayah Perkotaan
2 Penyusunan KLHS Koreksi Perpetaan dan Kelengkapan Subtansi RDTR Wilayah Perkotaan Kecamatan
Kenohan
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana Kegiatan
16,500,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 4,750,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
28,000,000
4 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
1,226,471,440
3 Penyusunan KLHS Koreksi Perpetaan dan Kelengkapan Subtansi RDTR Wilayah Perkotaan Kec. Tabang
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana Kegiatan
16,500,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 7,125,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
35,900,000
4 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
1,411,770,490
4 Penyusunan KLHS Koreksi Perpetaan dan Kelengkapan Subtansi RDTR Wilayah Perkotaan Kecamatan Muara Wis
8
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana Kegiatan
16,500,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 4,750,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
27,700,000
4 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
1,226,771,440
5 Penyusunan KLHS Koreksi Perpetaan dan Kelengkapan Subtansi RDTR Wilayah Perkotaan Kota Bangun
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana
Kegiatan
16,500,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 10,500,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
11,100,000
4 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
1,038,013,665
6 Penyusunan rdtr, klhs, dan koreksi perpetaan rdtr kawasan perkotaan kembang janggut
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana
Kegiatan
16,500,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 7,125,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
34,376,000
4 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
1,411,770,490
7 42005.Fasilitasi Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD) Kabupaten Kutai kartanegara
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana Kegiatan
79,500,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 30,200,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
204,187,000
4 42007.Penyusunan Dokumen
Perencanaan Tata Ruang
8 Penyusunan Naskah Akademis, KLHS dan Persetujuan Substansi RTDR Kawasan Perkotaan Loa Kulu
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana Kegiatan
16,500,000
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 1,060,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
7,932,880
4 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
850,815,600
9 Persetujuan Substansi dan Legislasi Raperda RTDR Kecamatan Tenggarong
9
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana Kegiatan
19,331,400
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
19,567,905
4 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
553,315,600
10 Penyusunan Kawasan Strategis Segitiga KEKEMBANGAN (Kenohan, Kembang Janggut, Tabang)
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 1,590,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
28,115,305
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
1,439,315,000
11 Persetujuan Substansi dan Legislasi Raperda RTDR Kecamatan Sanga Sanga
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
19,567,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
553,315,600
12 Masterplan RTH Kota Tenggarong
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 11,325,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
13,783,750
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
856,815,600
13 Persetujuan Substansi dan Legislasi Raperda RTDR Kecamatan Muara Badak
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
19,890,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
553,315,600
14 Persetujuan Substansi dan Legislasi Raperda RTDR Kecamatan Muara
Jawa
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
19,567,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
553,315,600
10
15 Persetujuan Substansi dan Legislasi Raperda RTDR Kecamatan Tenggarong Seberang
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
19,890,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
553,315,600
16 Persetujuan Substansi dan Legislasi Raperda RTDR Kecamatan Muara Kaman
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
19,890,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
553,315,600
4 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
5 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
19,567,905
6 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
553,315,600
17 Kajian Pemanfaatan Ruang Pasca Tambang
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 6,040,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
11,240,875
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
709,315,600
18 Penyusunan Kawasan Strategis Daerah Penyangga Ibu Kota Negara
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 1,590,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
28,875,305
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
1,446,515,000
19 Persetujuan Substansi dan Legislasi Raperda RTDR Kecamatan Marangkayu
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
19,890,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
553,315,600
20 Persetujuan Substansi dan Legislasi Raperda RTDR Kecamatan Loa Janan
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam 19,567,905
11
Daerah
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
553,315,600
21 Persetujuan Substansi dan Legislasi Raperda RTDR Kecamatan Anggana
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
19,890,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
553,315,600
22 Kajian Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Pedesaan
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 1,060,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
22,350,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
535,315,600
23 Penyusunan Kawasan Strategis Tenggarong, Tenggarong Seberang dan Loa Kulu
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 1,325,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
26,709,105
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
1,441,182,200
24 Persetujuan Substansi dan Legislasi Raperda RTDR Kecamatan Sebulu
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
19,567,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
553,315,600
25 Persetujuan Substansi dan Legislasi Raperda RTDR Kecamatan Samboja
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
19,890,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
553,315,600
4 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,120,000
5 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
19,890,905
6 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
553,315,600
12
VI 44.Program Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang
1 44001.Fasilitasi dan Identifikasi Pertimbangan Teknis Pemanfaatan Ruang dan Pelanggaran Ruang
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 37,750,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
175,495,000
3 44003.Kajian Pemukiman Diatas Air
Kabupaten Kutai Kartanegara
2 Kajian Penataan Kawasan Permukiman Teluk Dalam
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana
Kegiatan
19,331,400
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,650,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
16,760,905
4 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
701,315,600
3 Kajian Penataan Kawasan Sungai Tenggarong
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana
Kegiatan
19,331,400
2 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,650,000
3 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
19,760,905
4 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
848,315,600
4 Kajian Pertimbangan Teknis Alih Fungsi Lahan Kwasan Migas ke Kawasan Perumahan dan Fasilitas Umum di Kabupaten Kutai Kartanegara Kecamatan Muara Jawa
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,650,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
19,560,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
701,315,600
5 Kajian Pertimbangan Teknis Alih Fungsi Lahan Kawasan Migaske Kawasan Perumahan dan Fasilitas Umum di kabupaten Kutai Kartaengara Kecamatan Muara Badak
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,650,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
19,560,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
701,315,600
6 Kajian Pemukiman Di Atas Air
13
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 1,590,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
25,052,930
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
1,047,182,200
7 Kajian Kelayakan Kawasan Industri di Kecamatan Kota Bangun
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,650,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
24,560,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
947,315,600
8 Kajian Kelayakan Kawasan Industri di Kecamatan Loa Janan
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,650,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
23,840,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
947,315,600
9 Kajian Tipologi Sengketa Pertanahan Kabupaten Kutai Kartanegara
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 1,590,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
24,820,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
798,315,600
10 Kajian Pertimbangan Teknis Alih Fungsi Lahan Kwasan Migas ke Kawasan Perumahan dan Fasilitas Umum di Kabupaten Kutai Kartanegara Kecamatan Anggana
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,650,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
20,560,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
701,315,600
11 Kajian Pertimbangan Teknis Alih Fungsi Kawasan Migas ke Kawasan
Perumahan dan Fasilitas Umum di Kabupaten Kutai Kartanegara Kecamatan Sanga-Sanga
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,650,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
19,560,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
701,315,600
14
12 Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 2,650,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
16,760,905
3 5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian
yang Memberikan Manfaat Jangka
Panjang
701,315,600
13 44006.Pendampingan Proses Penyusunan Perda Instrumen Pengendalian Sekitar PSN Jalan Tol Balikpapan - Samarinda
1 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 22,650,000
2 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
25,000,000
3 5.2.2.15.02 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 55,072,250
4 5.2.2.23.02 Belanja Barang yang akan diserahkan
kepada Pihak Ketiga
61,280,000
5 5.2.2.29.01 Belanja Tenaga Ahli 20,700,000
6 5.2.2.35.01 Belanja Transportasi dan Akomodasi 45,904,800
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan suatu kebijakan
berkaitan dengan sistem pengendalian yang harus dibuat oleh Pemerintah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peraturan Bupati
Kutai Kartanegara Nomor 7 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara yang mewajibkan kepada pimpinan instansi pemerintah untuk
menyelenggarakan SPIP.
Sebagai instansi penyelenggara pemerintahan, Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara wajib menyelenggarakan kebijakan SPIP sesuai PP SPIP dan
Peraturan Bupati tersebut secara terintegrasi ke dalam kegiatan dan tindakan
pelaksanaan tugas pokok di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Manajemen Risiko pengelolaan kegiatan utama ditetapkan sebagai wujud
pelaksanaan SPIP secara menyeluruh dalam penyelenggaraan tugas pokok
pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara. sebagai penguatan SPIP baik
dalam bentuk pembangunan Unsur dan sub unsur, serta sosiliasasi,
implementasi, evaluasi dan dokumentasi atas pelaksanaan tugas pokok Dinas
Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara sehingga
diharapkan dapat mendukung atas pencapaian tujuan, visi dan misi Dinas
Pertanahan dan Penataan RuangKabupaten Kutai Kartanegara.
B. PROSES MANAJEMEN RISKO
Manajemen risiko Perangkat Daerah merupakan upaya yang dilaksanakan
oleh pimpinan dan semua pegawai Dinas Pertanahan dan Penataan RuangkabupatenKutai Kartanegarauntuk mengidentifikasi, menganalisis,
mengelola serta menangani risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian
15
sasaran atau target yang dingin dicapai baik Perangkat Daerah maupun
tujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. Dengan melakukan ini maka diperoleh jaminan atau keyakinan yang wajar atas pencapaian
keseluruhan sasaran Perangat Daerah. Proses manajemen risiko dilakukan oleh seluruh jajaran manajemen dan
segenap pegawai dilingkungan OPD, keterkaitan antar tahapan proses manajemen risiko dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Penetapan konteks
a. Menentukan ruang lingkup dan periode penerapan manajemen risiko :
1) Ruang lingkup penerapan manajemen risiko yang berisi tugas dan
fungsi OPD terkait dengan fungsi Dinas Pertanahan dan Penataan
Ruang sebagai berikut :
a. perumusan kebijakan di Bidang Pertanahan dan
Penataan Ruang; b. pelaksanaan kebijakan di Bidang Pertanahan dan
Penataan Ruang;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Bidang Pertanahan dan Penataan Ruang;
d. pelaksanaan administrasi dinas di Bidang Pertanahan dan Penataan Ruang;dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati
2) Periode penerapan manajemen risiko Tahun Anggaran 2020
b. Penetapan sasaran organisasi.
Penetapan sasaran organisasi dilakukan berdasarkan sasaran strategi
yang tertuang dalam peta strategi OPD selain dokumen peta strategi,
sasaran juga dapat mengacu pada sasaran sebagaimana tertuang pada
kebijakan strategi pemerintah 2014-2024, rencana strategi dan
rencana kerja serta dokumen perencanaan strategi lainnya, termasuk
inisiatif strategi yang dianggarkan dalam APBD seperti pada program
kegiatan pada table pendahuluan.
c. Menetapkan struktur Unit Pemilik Risiko (UPR).
Struktur UPR mengacu pada struktur OPD terkait dengan pelaksanaan
APBD yang berada disemua kegiatan maka pemilik resiko berada pada
Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran serta Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan
d. Mengidentifikasi stakeholder.
Identifikasi stakeholder diperlukan untuk memahami pihak-pihak yang
berinteraksi dengan organisasi dalam pencapaian sasaran.Hal yang
perlu dituangkan dalam identifikasi stakeholder meliputi siapa saja
stakeholder OPD dan hubungan organisasi dengan stakeholder
tersebut.
Berkaitan dengan pelaksanaan APBD berada pada TAPD sedangkan
berkaitan dengan pelaksanaan fungsi Dinas Pertanahan dan Penataan
Ruang berada pada (OPD) seperti Kecamatan
e. Mengidentifikasi peraturan perundang yang terkait.
Identifikasi peraturan perundang-undangan untuk memahami
kewenangan.Tanggungjawab, tugas dan fungsi, kewajiban hukum yang
harus dilaksanakan oleh organisasi beserta konsekuensinya.
16
Berkaitan dengan tugas utama pengawasan Peraturan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pengawasan
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
3. Undang-undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi pemerintah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah.
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara nomorPer/041/M.PAN/03/2008 Tentang Kode
Etik Standar Audit.
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Pedoman Kendali Mutu
Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
9. PerMenpan Nomor 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan APIP
10. Peraturan BPK Nomor. 2 tahun 2010 tentang pemantauan
pelaksanaanTindaklanjut rekomendasi hasil pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan
11. Peraturan BPK Nomor. 2 tahun 2017 tentang pemantauan
pelaksanaanTindaklanjut rekomendasi hasil pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan
12. Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor. 7 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaran Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah
Kabupaten Kutai Kartanegara 13. Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor72 Tahun 2016 tentang
kedudukan susunan Organisasi tugasdan fungsi serta tata kerja perangkat daerah pada Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang.
14. Surat Edaran Sekretaris Daerah Nomor Itkab.005/1376/SE-SEKDA/X/2017 tanggal 16 November 2017 tentang Pedoman
Identifikasi dan Analisis Risiko Penyelenggaraan SPIP 15. Instruksi Sekretaris Daerah Nomor. B.009/Itda/P.III.005/01/2020
tentang penyusunan identifikasi dan analisis risiko
penyelenggaraan system pengendalian intern pemerintah atas pengelolaan program kegiatan kinerja utama perangkat daerah
tahun anggaran 2020
f. Menetapkan kategori risiko dan dampak risiko
Kategori risiko diperlukan untuk menjamin agar proses identifikasi,
analisis, dan evaluasi risiko dilakukan secara komprehensif.
Penentuan kategori risiko didasarkan pada penyebab risiko
sebagaimana table berikut :
Kategori risiko :
17
Kategori risiko
Definisi
Risiko fiskal Risiko yang disebabkan oleh segala sesuatu yang
dapat menimbulkan tekanan fiskal terhadap APBD, baik yang berasal dari deviasi APBD maupun
kewajiban kontinjensi Pemerintah Pusat maupun daerah atau sumber risiko fiskal sebagaimana
dinyatakan dalam nota keuangan
Risiko
kebijakan
Risiko yang disebabkan adanya penetapan kebijakan
organisasi atau kebijakan organisasi yang berdampak langsung terhadap organisasi
Risiko
kepatuhan
Risiko yang disebabkan organisasi atau pihak
eksternal tidak mematuhi dan atau/tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lain yang berlaku
Risiko legal Risiko yang disebabkan oleh adanya tuntutan hukum kepada organisasi
Risiko froud Risiko yang disebabkan oleh kecurangan yang disengaja oleh pihak internal yang merugikan
keuangan Negara
Risiko reputasi
Risiko yang disebabkan oleh menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan eksternal yang
bersumber dari persepsi negaif terhadap organisasi
Risiko operasional
Risiko yang disebabkan oleh : 1) Ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, dan
kegagalan system 2) Adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional organisasi
Area Dampak Risiko :
Area dampak Definisi Level organissi
Beban
keuangan
daerah
Fraud - (Pengukuran
dampak berdasarkan angka mutlak
sebagaimana dalam
table Kriteria dampak).
Dampak risiko berupa
jumlah tambahan
pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang dan
setara uang, surat berharga, kewajiban, dan barang.
Dampak risiko beban keuangan daerah
disebabkan oleh fraud dan
non fraud yang diukur
Ess.II
Ess.III
Ess.IV
non fraud-(Pengukuran dampak berdasarkan
persentase dari dana/asset yang
dikelola oleh OPD, misalnya Badan Pajak
Daerah terhadap target
pajak dan Retribusi)
Non Ess
Penurunan reputasi
Dampak risiko berupa rusaknya citra/nama
baik/wibawa OPD yang menyebabkan tingkat
kepercayaan masyarakat menurun.
Ess. II, III,
IV dan non
eselon
Sanksi pidana, perdata, dan/atau administrasi
Dampak risiko berupa hukuman yang dijatuhkan
atas perkara dipengadilan
Ess. II, III
18
baik menyangkut pegawai atau organisasi
Kecelakaan kerja
Dampak risiko berupa
gangguan fisik dan mental yang dialami pegawai dalam
pelaksanaan tugas kedinasan
semua
tingkatan
Gangguan terhadap layanan
organisasi
Dampak risiko berupa
penyimpangan dari standar
layanan yang ditetapkan oleh OPD
Ess. II, III
Penurunan kinerja
Dampak risiko berupa tidak
tercapainya target kinerja yang ditetapkan dalam
kontrak kerja ataupun kinerja lainnya
semua
tingkatan
2. Identifikasi risiko
Risiko adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi sasaran perangkat
daeraah.Salah satu atribut risiko adalah ketidakpastian, baik dari sesuatu
yang sudah diketahui maupun dari sesuatu yang belum diketahui. Dalam
penyusunan strategi yang baik, haruslah juga memperhatikan risiko-risiko
yang mungkin terjadi dalam konteks eksternal maupun konteks internal
Perangkat Daerah, dan melakukan antisipasi perlakuan risiko bila
memang risiko tersebut menjadi kenyataan, Identifikasi risiko ini dimulai
dari ;
a) Mengidentifikasi kejadian risiko (risk event).
Kejadian risiko dapat berupa kesalahan atau kegagalan yang mungkin terjadi pada tiap proses bisnis, pelaksanaan inisiatif strategi, atau
factor-faktor yang mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi. Kejadian risiko selanjutnya disebut risiko. Identifikasi risiko dilakukan
dengan memperhatikan risiko yang terjadi pada tahun sebelumnya
sebagaimana tercatat dalam loss event database (LED).pada tahun sebelumnya berupa :
- Laporan yang dihasilkan belum dapat diselesaikan
- Petugas yang melakukan pemeriksaan tidak kompeten
- Rekomendasi yang diberikan tidak dapat ditindaklanjuti
- Materi diklat yang disampaikan Narasumber tidak dapat dipahami
peserta diklat.
b) Identifikasi risiko dan rencana penanganan risiko dari UPR diatas
yang relevan dengan tugas dan fungsi OPD yang bersangkuan (top-
down). Profil risiko pada unit esselon II, III, IV dan fungsional
mencakup risiko yang diturunkan dari level diatas, seperti pada huruf
f alenia B.Proses Manajemen Risiko dapat diketahui risiko berasal dari
penyebab sebagai berikut pada table 1 dibawah ini :
19
Tabel I
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO MITIGASI RISIKO
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO FISKAL MTIGASI RISIKO
A.. REVIU ATAS KINERJA INSTANSIPEMERINTAH YANG
BERSANGKUTAN
a. Pimpinan Instansi
Pemerintahpada setiap
tingkatan kegiatan
mereviulaporan kinerja, menganalisiskecenderungan
, dan mengukur hasil
dibandingkan target, anggaran,prakiraan, dan
kinerja periode yanglalu.
ada
rasionalisasi
belanja (3.A.2.a)
Risiko yang disebabkan oleh segala
sesuatu yang dapat menimbulkan
tekanan fiskal terhadap APBD, baik
yang berasal dari deviasi APBD maupun kewajiban kontinjensi
Pemerintah Pusat maupun daerah
atau sumber risiko fiskal sebagaimana dinyatakan dalam nota
keuangan
1. 20 %, 2.40%, 3.
60%, 4. 80%, 5.
100%
pengurangan anggaran
perkegiatan
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO KEBIJAKAN MTIGASI RISIKO
F. KEBIJAKAN DAN PRAKTIK
PEMBINAAN SUMBER DAYA
MANUSIA
a. Pimpinan Instansi
Pemerintah memberikan
panduan, penilaian, dan pelatihan di tempat kerja
kepada pegawai untuk
memastikan ketepatan
pelaksanaan pekerjaan, mengurangi kesalah
pahaman, serta mendorong
berkurangnya tindakan pelanggaran.
tidak
adanya supervisi
priodik
penugasan
(1.F.3.a) Risiko yang disebabkan adanya
penetapan kebijakan organisasi atau kebijakan organisasi yang berdampak
langsung terhadap organisasi
1>, 2>, 3> 4>, 5> tidak adanya
rapat berkaitan
dengan kinerja
G. PERWUJUDAN PERAN APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
YANG EFEKTIF
b. aparat pengawasan
intern pemerintah membuat laporan hasil pengawasan
setelah melaksanakan tugas
pengawasan.
tidak
adanya
laporan
akhir penugasan(1
.G.1.b.c)
1>, 2>, 3> 4> 5>
yang tidak membuat laporan
dan tidak ada
telaahan sejawat
20
Tabel I
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO MITIGASI RISIKO
G. PERWUJUDAN PERAN APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
YANG EFEKTIF
3. Di dalam Instansi
Pemerintah, terdapatupaya
memelihara dan meningkatkan kualitas tata
kelola penyelenggaraan
(goodgovernance) tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
tidak
adanya laporan
akhir
kegiatan
1>, 2>, 3> 4> 5>
tidak ada surat peringatan dini
dari pengguna
anggaran
B. PEMBINAAN SUMBER DAYA
MANUSIA
8. Pegawai telah diberikan orientasi,pelatihan dan
kelengkapan kerja untuk
melaksanakan tugas dan tanggungjawab,
meningkatkan kinerja,
meningkatkan kemampuan, serta memenuhi tuntutan
kebutuhan organisasi yang
berubah-ubah.
diklat
substansi
keuangan barang dan
jasa
>4 , >8 , >12 , >16
, >20 PPTK dan
staf yang tidak diikutkan diklat
substansi
B. PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
10. Instansi Pemerintah
memiliki program kesejahteraan dan fasilitas
untuk meningkatkan
kepuasan dan komitmen
pegawai.
tidak adanya
konpensasi
3.B.10
1> , 5> , 10> , 15>
, 20> tim yang mandiri
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO KEPATUHAN MTIGASI RISIKO
D. STRUKTUR ORGANISASI
a. Hubungan dan jenjang
pelaporan ditetapkan serta secara efektif memberikan
informasi yang dibutuhkan
tidak
adanya hubungan
dan jenjang
Risiko yang disebabkan organisasi
atau pihak eksternal tidak mematuhi dan atau/tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan
1> laporan,
2>laporan, 3>laporan,
4>laporan,
21
Tabel I
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO MITIGASI RISIKO
pimpinan Instansi
Pemerintah untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
pelaporan
(1.D.3.a)
ketentuan lain yang berlaku 5>Laporan ; tidak
ada laporan
kinerja
C. PENGENDALIAN ATAS
PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI
4) Instansi Pemerintah secara berkala menguji
rencana untuk mengatasi
kejadian tidak terduga dan melakukan penyesuaian jika
diperlukan.
Tidak
adanya pengujian
secara
berkala
>1x , >2x, >3x,
>4x, >5x kejadian
yang tak terduga tidak dilaporkan
C. PENGENDALIAN ATAS PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI
3) Data yang salah dengan
segera dicatat, dilaporkan,
diinvestigasi,dan diperbaiki.
tidak
adanya
perbaikan data yang
salah spj
3.C.2.c.3)
1 juta >, 2 juta >, 3 juta , 4 juta >
dan 5 juta > salah
saji pencatatan SPJ
B. KOMUNIKASI
c. Pegawai sudah
diinformasikan bahwa, jika ada hal yang tidak
diharapkan terjadi dalam
pelaksanaan tugas, perhatian harus diberikan
bukan hanya kepada
kejadian tersebut, tetapi juga pada penyebabnya,
sehingga kelemahan
potensial pengendalian intern bisa diidentifikasi dan
diperbaiki sebelum
kelemahan tersebut
tidak adanya
komunikasi
hal-hal yang tidak
diharapkan
1>, 2>, 3>, 4>, 5> laporan berkala
tidak disampaikan
22
Tabel I
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO MITIGASI RISIKO
menimbulkan kerugian lebih
lanjut terhadap Instansi
Pemerintah.
A. PEMANTAUAN BERKELANJUTAN
a. Strategi pimpinan
Instansi Pemerintah menyediakan umpan balik
rutin, pemantauan kinerja,
dan mengendalikan pencapaian tujuan.
tidak adanya
laporan
umpan balik
1>, 2>, 3>, 4>, 5> laporan yang tidak
disampaikan oleh
PPTK
A. PEMANTAUAN BERKELANJUTAN
a. Laporan operasional
sudah terintegrasi atau
direkonsiliasi dengan data
laporan keuangan dan anggaran dan digunakan
untuk mengelola
operasional berkelanjutan, serta pimpinan Instansi
Pemerintah memperhatikan
adanya ketidakakuratan atau penyimpangan yang
bisa mengindikasikan
adanya masalah pengendalian intern.
tidak
adanya
rekonsiliasi laporan
capaian
kinerja utama dan
capaian
keuangan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
ketidak akuratan
penyajian data
A. PEMANTAUAN BERKELANJUTAN
b. Pimpinan yang bertanggung jawab atas
kegiatan operasional
membandingkan informasi kegiatan atau informasi
operasional lainnya yang
didapat dari kegiatan sehari-
tidak
adanya rapat
penugasan
tingkat PPTK
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak disampaikan
23
Tabel I
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO MITIGASI RISIKO
hari dengan informasi yang
didapat dari sistem
informasi dan menindaklanjuti
semuaketidakakuratan atau
masalah lain yang ditemukan.
A. PEMANTAUAN BERKELANJUTAN
a. Tingkat persediaan barang,perlengkapan, dan
aset lainnya sudahdicek
secara berkala; selisih antarajumlah yang tercatat
dengan jumlahaktual harus
dikoreksi dan penyebabselisih tersebut
harus dijelaskan.
tidak adanya
rekonsiliasi
laporan capaian
kinerja
utama dan capaian
keuangan
1>, 2>, 3>, 4>, 5> ketidak akuratan
penyajian data
A. PEMANTAUAN BERKELANJUTAN
b. Frekuensi pembandingan
antarapencatatan dan fisik
aktual didasarkanatas tingkat kerawanan aset.
tidak
adanya
rapat penugasan
tingkat
PPTK
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak
disampaikan
A. PEMANTAUAN BERKELANJUTAN
b. Saran dari pegawai
mengenaipengendalian intern
harusdipertimbangkan dan
ditindaklanjutisebagaimana mestinya.
tidak
adanya supervise
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak disampaikan
24
Tabel I
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO MITIGASI RISIKO
B. EVALUASI TERPISAH
c. Evaluasi secara berkala
dilakukan terhadap bagian
dari pengendalian intern secara memadai.
tidak
dilakukanny
a rapat evaluasi
1>, 2>, 3>, 4>, 5> laporan yang tidak
disampaikan
B. EVALUASI TERPISAH
a. Metodologi yang dipergunakan telah
mencakup self assessment dengan menggunakan daftar periksa (check list), daftar
kuesioner, atau perangkat
lainnya.
tidak ada laporan
inefisiensi,
pemborosan dan
penyalahgu
naan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak disampaikan
B. EVALUASI TERPISAH
b. Evaluasi terpisah
tersebut meliputi suatu reviu terhadap rancangan
pengendalian intern dan
pengujian langsung (direct testing) atas kegiatan
pengendalian intern.
tidak ada
laporan inefisiensi,
pemborosan
dan penyalahgu
naan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak
disampaikan
B. EVALUASI TERPISAH
c. Dalam Instansi
Pemerintah yang
menggunakan sistem informasi berbasis
komputer, evaluasi terpisah
dilakukan dengan
menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk
mengidentifikasi indikator
inefisiensi, pemborosan, atau penyalahgunaan.
tidak ada laporan
inefisiensi,
pemborosan
dan penyalahgu
naan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak
disampaikan
25
Tabel I
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO MITIGASI RISIKO
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO LEGAL MTIGASI RISIKO
D. PENGENDALIAN FISIK ATAS ASET
d. Aset seperti uang
tunai, suratberharga,
perlengkapan,
persediaan,dan peralatan secara periodik dihitung dan
dibandingkan dengan
catatan pengendalian; setiap perbedaan diperiksa secara
teliti.
tidak
adanya penetapan
pengamana
n fisik
Risiko yang disebabkan oleh adanya
tuntutan hukum kepada organisasi
1 juta >, 2 juta >,
3 juta , 4 juta >
dan 5 juta > tidak
adanya uji perbedaaan secara
teliti
H. PENCATATAN YANG AKURAT
DAN TEPAT WAKTU ATAS TRANSAKSI
DAN KEJADIAN
3. Otorisasi transaksi atau
kejadian yang mencakup
otorisasi, pelaksanaan, pemrosesan, dan klasifikasi
akhir dalam pencatatan
ikhtisar.
tidak adanya
pencatatan
akurat (3.H.3)
1 juta >, 2 juta >,
3 juta , 4 juta >
dan 5 juta > nilai bend 20 yang
tidak
tandatangani
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO FRAUD MTIGASI RISIKO
A. PENEGAKAN INTEGRITAS DAN
NILAI ETIKA
a. Aturan perilaku
tersebut sifatnya menyeluruh dan langsung
berkenaan dengan hal-hal
seperti pembayaran yang tidak wajar, kelayakan
penggunaan sumber daya,
benturan kepentingan,
kegiatan politik pegawai, gratifikasi, dan penerapan
kecermatan profesional.
penugasan
tidak sesuai substansi
(1.A.1.a dan
1.A.6.a)
Risiko yang disebabkan oleh
kecurangan yang disengaja oleh pihak
internal yang merugikan keuangan
Negara
1>,2>,3>,4>5> tugas tidak
substansi
26
Tabel I
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO MITIGASI RISIKO
E. PENETAPAN DAN REVIU
INDIKATOR DAN UKURAN KINERJA
1. Ukuran dan indikator kinerja ditetapkan untuk
tingkat Instansi Pemerintah,
kegiatan, dan pegawai.
tidak
adanya
reviu indikator
(3.E.1 s.d 4)
1>, 2> 3>, 4> ,5> kewajaran
pembayaran
dalam penugasan
E. PENETAPAN DAN REVIU INDIKATOR DAN UKURAN KINERJA
2. Instansi Pemerintah
mereviu dan melakukan
validasi secara periodik atas ketetapan dan keandalan
ukuran dan indikator
kinerja.
tidak adanya
reviu
indikator (3.E.1 s.d 4)
1>, 2> 3>, 4> ,5>
kewajaran pembayaran
dalam penugasan
E. PENETAPAN DAN REVIU
INDIKATOR DAN UKURAN KINERJA
3. Faktor penilaian
pengukuran kinerja dievaluasi untuk
meyakinkan bahwa faktor
tersebut seimbang dan terkait dengan misi,
sasaran, dan tujuan serta
mengatur insentif yang pantas untuk mencapai
tujuan dengan tetap
memperhatikan peraturan perundang-undangan.
tidak
adanya
reviu indikator
(3.E.1 s.d 4)
1>, 2> 3>, 4> ,5> kewajaran
pembayaran
dalam penugasan
E. PENETAPAN DAN REVIU
INDIKATOR DAN UKURAN KINERJA
4. Data capaian kinerja dibandingkan secara terus-
menerus dengan sasaran
yang ditetapkan dan selisihnya dianalisis lebih
lanjut.
tidak
adanya reviu
indikator
(3.E.1 s.d 4)
1>, 2> 3>, 4> ,5>
kewajaran
pembayaran dalam penugasan
27
Tabel I
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO MITIGASI RISIKO
G. OTORISASI ATAS TRANSAKSI
DAN KEJADIAN YANG PENTING
2. Terdapat pengendalian
untuk memastikan bahwa
hanya transaksi dan kejadian signifikan yang
dientri adalah yang telah
diotorisasi dan dilaksanakan hanya oleh pegawai sesuai
lingkup otoritasnya.
tidak
adanya
entry data anggaran
kas (3.G.2)
5> jt, 10>jt, 15> jt, 20jt, 25 jt
ketersediaan dana
kas
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO REPUTASI MTIGASI RISIKO
H, HUBUNGAN KERJA YANG BAIK DENGAN INSTANSI PEMERINTAH
b. Pimpinan Instansi
Pemerintah memiliki
hubungan kerja yang baik
dengan Instansi Pemerintah yang melaksanakan
tanggung jawab
pengendalian yang bersifat lintas instansi.
pelaksana
kegiatan tidak
melaporkan
hasil kegiatannya(
1.H.1.b)
Risiko yang disebabkan oleh
menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan eksternal
yang bersumber dari persepsi negatif
terhadap organisasi
1>,2>,3>,4>,5> tidak
menyampaikan
laporan kinerja ke steckholder
H, HUBUNGAN KERJA YANG BAIK
DENGAN INSTANSI PEMERINTAH
b. Pimpinan Instansi
Pemerintah memiliki
hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah
yang melaksanakan
tanggung jawab pengendalian yang bersifat
lintas instansi.
tim pelaksana
kegiatan
tidak melaporkan
hasil
kegiatannya(1.H.1.b)
digunakan
17
1>,2>,3>,4>,5> yang tidak
membuat laporan
insensidentil
F. PEMISAHAN FUNGSI 6. Pimpinan Instansi tidak 5> jt, 10>jt, 15> jt,
28
Tabel I
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO MITIGASI RISIKO
Pemerintah mengurangi
kesempatan terjadinya
kolusi karena adanya kesadaran bahwa kolusi
mengakibatkan
ketidakefektifan pemisahan fungsi.
adanya
pemisahan
fungsi (3.F.6)
20jt, 25 jt uang
tunai dipegang
satu orang
A. INFORMASI
a. Informasi internal yang penting dalam mencapai
tujuan Instansi
Pemerintah,termasuk informasi yang berkaitan
dengan faktor-faktor
keberhasilan yang kritis, sudah diidentifikasi dan
secara teratur dilaporkan
kepada pimpinan Instansi
Pemerintah.
tidak adanya
informasi
capaian kinerja
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
tidak adanya informasi berkala
kegiatan
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO REPUTASI MTIGASI RISIKO
B. KOMITMEN TERHADAP
KOMPETENSI
a. Pimpinan Instansi
Pemerintah menganalisis tugas yang perlu
dilaksanakan atas suatu
pekerjaan dan memberikan pertimbangan serta
pengawasan yang
diperlukan.
kurangnya
kompetensi dalam satu
penugasan
(1.B.2.a)
1) Ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan
manusia, dan kegagalan system
2) Adanya kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional organisasi
1>,2>,3>,4>5> petugas tidak
kompeten
C. KEPEMIMPINAN YANG KONDUSIF d. Pimpinan Instansi
Pemerintah menggunakan
tidak
adanya
1x>, 2x>, 3x>,
4x>, 5x> tidak
29
Tabel I
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO MITIGASI RISIKO
fungsi manajemen informasi
untuk mendapatkan data
operasional yang penting dan mendukung upaya
penyempurnaan sistem
informasi sesuai perkembangan teknologi
informasi.
verifikasi
laporan
internal
adanya laporan
hasil operasional
C. KEPEMIMPINAN YANG KONDUSIF
f. Pimpinan Instansi Pemerintah memandang
penting dan merespon
informasi hasil pengawasan.
tidak
adanya
entry meeting
(1.C.3.f)
1x>, 2x>, 3x>, 4x>, 5x> peserta
rapat yang tidak
hadir
C. KEPEMIMPINAN YANG KONDUSIF
f. Pimpinan Instansi
Pemerintah memandang penting dan merespon
informasi hasil pengawasan.
PKA dan
KKA tidak
buat oleh tim dan
anggotanya
(1.C.3.f)
1kka>, 2 kka>,
3kka>, 4kka>,
5kka>
E. PENDELEGASIAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
a. wewenang dan
tanggung jawab ditetapkan
dengan jelas di dalam Instansi Pemerintah dan
dikomunikasikan kepada
semua pegawai.
tidak
adanya penetapan
penanggungj
awab/personil yang
menindakla
njuti laporan
kinerja
1>, 2>, 3>, 4>,5>
laporan yang tidak
disampaikan
30
Tabel I
SUB UNSUR SPIP URAIAN SUB UNSUR SPIP SEBAB DEFINISI RISIKO MITIGASI RISIKO
I. PEMBATASAN AKSES ATAS
SUMBER DAYA DAN PENCATATANNYA
2. Penetapan pembatasan akses untuk penyimpanan
secara periodik direviu dan
dipelihara.
tidak
adanya
pmyimpanan dokumen
(3.I.2)
5> , 10>, 15> , 20>, 25> bukti spj
tidak
terdokumentasi
J. AKUNTABILITAS TERHADAP
SUMBER DAYA DAN
PENCATATANNYA
2. Penetapan pertanggungjawaban akses
untuk penyimpanan sumber
daya secara periodik direviu dan dipelihara.
tidak
adanya
penyimpanan
sumberdaya
(3.J.2)
5> , 10>, 15> ,
20>, 25> bukti spj
tidak scanner
K. PENGENDALIAN INTERN SERTA
TRANSAKSI DAN KEJADIAN PENTING
3. Dokumentasi atas Sistem
Pengendalian Intern mencakup identifikasi,
penerapan, dan evaluasi
atas tujuan dan fungsi Instansi Pemerintah pada
tingkatan kegiatan serta
pengendaliannya yang tercermin dalam kebijakan
administratif, pedoman
akuntansi, dan pedoman lainnya.
tidak
adanya
evaluasi atas tujuan
(3.K.3)
5> , 10>, 15> ,
20>, 25> bukti spj tidak dievaluasi
31
32
33
3. Analisis risiko
Menginventarisasi system pengendalian internal yang akan dilaksanakan Pada target utama dan belanja utama serta Estimasi level kemungkinan
risiko dilakukan dengan mengukur peluang terjadinya risiko dalam satu tahun setelah mempertimbangkan system pengendalian internal yang
dilaksanakan dan berbagai factor atau isu terkait risiko tersebut. Estimasi juga dapat dilakukan berdasarkan analisis atas data risiko yang terjadi
yang terdiri dari :
Sistem pengendalian internal mencakup perangkat manajemen yang dapat
menurunkan tingkat kerawanan atau level risiko dalam rangka pencapaian sasaran organisasi. Sistem pengendalian internal yang efektif bertujuan
mengurangi level kemungkinan terjadinya risiko atau level dampak, system pengendalian internal yang telah dibuat seperti surat Instruksi kepala
Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang nomor 02/188.5/BID.I/I/2020 tanggal 31 Januari 2020 tentang pelaksanaan program dan kegiatan
utama pada target kinerja dan belanja utama tahun anggaran 2020 Dinas
Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegaradan Surat Edaran Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai
Kartanegara nomor B.078/PIDG&KEU/065.II/I/2020 tangga 31 Januari 2020 tentang pelaksanaan program dan kegiatan utama pada target
kinerja dan belanja utama tahun anggaran 2020 Dinas Pertanahan dan Penataan RuangKabupaten Kutai Kartanegara.
34
1) hasil identifikasi dan analisis risiko sebagai berikut :
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
LINGKUNGAN
PENGENDALIAN
A. PENEGAKAN
INTEGRITAS DAN NILAI
ETIKA
a. Aturan perilaku
tersebut sifatnya menyeluruh dan langsung
berkenaan dengan hal-hal
seperti pembayaran yang tidak wajar, kelayakan
penggunaan sumber daya,
benturan kepentingan, kegiatan politik pegawai,
gratifikasi, dan penerapan
kecermatan profesional.
penugasan tidak sesuai
substansi (1.A.1.a dan 1.A.6.a)
Berdasarkan
jumlah target
1>,2>,3>,4>5>
tugas tidak substansi
menghilangkan
risiko froud
a) melaksanakan kegiatan
selalu menerapkan aturan perilaku pegawai
sebagaimana perbup
Nomor. 19 tahun 2016 tentang kode etik PNS di
Pemerintah Daerah
Kabupaten Kutai Kartanegara ;
b) Bahwa dalam
pelaksanaan kegiatan agar saudara memperhatikan
pembayaran yang tidak
wajar, kelayakan
penggunaan sumber daya, benturan kepentingan,
gratifikasi dan penerapan
kecermatan professional;
35
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
c) Bahwa capaian dalam
program dan kegiatan serta target pelaksanaan
kegiatan, diminta kepada
saudara agar pada akhir tahun anggaran 2020
target dapat terpenuhi ;
d) Bahwa efektifitas,
efisiensi dan ekonomis
dalam pelaksanaan belanja utama pada kegiatan,
diminta kepada saudara
agar belanja sehemat mungkin, substansi input
belanja utama sesuai
dengan program kegiatan.
B. KOMITMEN TERHADAP
KOMPETENSI
a. Pimpinan Instansi
Pemerintah menganalisis
tugas yang perlu
dilaksanakan atas suatu pekerjaan dan memberikan
pertimbangan serta
pengawasan yang diperlukan.
kurangnya kompetensi dalam
satu penugasan (1.B.2.a)
berdasarkan
tidak ada
kompetensi
petugas
1>,2>,3>,4>5>
petugas tidak
kompeten
menghilangkan
risiko
operasional
Bahwa dalam penugasan
Pelaksana Kegiatan untuk
melaksanakan program dan
kegiatan agar saudara memperhatikan kompetensi
para Pelaksana Kegiatan
baik sertifikasi jabatan, diklat substansi maupun
pengalaman dalam
melakukan penugasan ;
36
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
C. KEPEMIMPINAN YANG
KONDUSIF
d. Pimpinan Instansi
Pemerintah menggunakan
fungsi manajemen informasi untuk mendapatkan data
operasional yang penting
dan mendukung upaya
penyempurnaan sistem informasi sesuai
perkembangan teknologi
informasi.
tidak adanya verifikasi laporan
internal
berdasarkan
laporan berkala
1x>, 2x>, 3x>,
4x>, 5x> tidak
adanya laporan hasil operasional
menghilangkan
risiko
operasional
a) Dalam melaksanakan
tugas para Pelaksana
Kegiatan agar menerapkan manajemen berbasis
kinerja berupa pembagian
tugas selalu
mempertimbangkan risiko dalam pengambilan
keputusan ;
b) Dalam penugasan
Pelaksana Kegiatan untuk
melaksanakan program dan kegiatan agar saudara
selalu melakukan interaksi
secara intensif kepada
masyarakat dan rekanan (pihak ketiga);
c) Dalam penugasan
tersebut diminta para pimpinan mendampingi
Pelaksana Kegiatan dalam
melakukan pertemuan dan ekspose;
37
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
f. Pimpinan Instansi
Pemerintah memandang penting dan merespon
informasi hasil pengawasan.
tidak adanya entry meeting
(1.C.3.f)
berdasarkan
tidak ada pertemuan
dengan OPD
1x>, 2x>, 3x>,
4x>, 5x> peserta rapat yang tidak
hadir
menghilangkan
risiko operasional
f. Pimpinan Instansi
Pemerintah memandang
penting dan merespon informasi hasil pengawasan.
PKA dan KKA tidak buat oleh
tim dan anggotanya (1.C.3.f)
berdasarkan
tidak dibuatnya
PKA dan KKA
1kka>, 2 kka>,
3kka>, 4kka>,
5kka>
menghilangkan
risiko
operasional
D. STRUKTUR ORGANISASI
a. Hubungan dan jenjang
pelaporan ditetapkan serta
secara efektif memberikan informasi yang dibutuhkan
pimpinan Instansi
Pemerintah untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
tidak adanya hubungan dan
jenjang pelaporan (1.D.3.a)
berdasarkan
tidak adanya
tanggungjawab pelaporan
1> laporan,
2>laporan,
3>laporan, 4>laporan,
5>Laporan ; tidak
ada laporan kinerja
menghilangkan
risiko
kepatuhan
a) Bahwa dalam
melaksanakan tugas para
Pelaksana Kegiatan agar memberikan kejelasan
wewenang atau meminta
keterangan dan tanggungjawabnya atau
melaporkan hasilnya dalam
penugasan ;
b) Melaporkan hasil penugasan Pelaksana
Kegiatan secara berkala
kepada tim maturitas SPIP Internal atas hasil kinerja
untuk pemenuhan
dokumen penilaian maturitas SPIP ;
38
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
E. PENDELEGASIAN
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
a. wewenang dan
tanggung jawab ditetapkan
dengan jelas di dalam Instansi Pemerintah dan
dikomunikasikan kepada
semua pegawai.
tidak adanya penetapan
penanggungjawab/personil
yang menindaklanjuti laporan kinerja
berdasarkan
tidaknya
adanya penetapan
tanggungjawab
1>, 2>, 3>, 4>,5>
laporan yang
tidak disampaikan
menghilangkan
risiko
operasional
a) Bahwa dalam
melaksanakan tugas yang
dilakukan para Pelaksana Kegiatan agar wewenang
yang diberikan kepada
pegawai yang tepat, sesuai
dengan tingkat tanggungjawab yang terkait
dengan pihak lain dalam
rangka pencapaian tujuan kegiatan;
F. KEBIJAKAN DAN
PRAKTIK PEMBINAAN
SUMBER DAYA MANUSIA
39
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
a. Pimpinan Instansi
Pemerintah memberikan panduan, penilaian, dan
pelatihan di tempat kerja
kepada pegawai untuk memastikan ketepatan
pelaksanaan pekerjaan,
mengurangi kesalah pahaman, serta mendorong
berkurangnya tindakan
pelanggaran.
tidak adanya supervisi priodik
penugasan (1.F.3.a)
berdasarkan
pembagian tugas kinerja
1>, 2>, 3> 4>, 5>
tidak adanya rapat berkaitan
dengan kinerja
menghilangkan
risiko kebijakan
Bahwa dalam
melaksanakan tugas para Pelaksana Kegiatan agar
sebelumnya terlebih dahulu
diberikan panduan, penilaian, dan pelatihan di
tempat kerja kepada
pegawai atau tim untuk memastikan ketepatan
pelaksanaan pekerjaan,
mengurangi kesalahpahaman, serta
mendorong berkurangnya
tindakan pelanggaran baik
terhadap kode etik ASN;
G. PERWUJUDAN PERAN
APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH YANG EFEKTIF
b. aparat pengawasan
intern pemerintah membuat laporan hasil pengawasan
setelah melaksanakan tugas
pengawasan.
tidak adanya laporan akhir
penugasan(1.G.1.b.c)
berdasarkan
laporan dan berdasarkan
telaahan
sejawat
1>, 2>, 3> 4> 5>
yang tidak membuat laporan
dan tidak ada
telaahan sejawat
menghilangkan
risiko kebijakan
a) bahwa dalam
melaksanakan tugas para Pelaksana Kegiatan agar
setelah melaksanakan
tugas membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan
;
40
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
b) Untuk menjaga mutu
hasil pelaksanaan kegiatan agar semua pelaksana
tugas membuat laporan
akhir penugasan;
3. Di dalam Instansi
Pemerintah, terdapatupaya
memelihara dan meningkatkan kualitas tata
kelola penyelenggaraan
(goodgovernance) tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah.
tidak adanya laporan akhir
kegiatan
berdasarkan
laporan kinerja
kegiatan
1>, 2>, 3> 4> 5>
tidak ada surat
peringatan dini dari pengguna
anggaran
menghilangkan
risiko kebijakan
H, HUBUNGAN KERJA
YANG BAIK DENGAN INSTANSI PEMERINTAH
b. Pimpinan Instansi
Pemerintah memiliki
hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah
yang melaksanakan
tanggung jawab
pengendalian yang bersifat lintas instansi.
pelaksana kegiatan tidak
melaporkan hasil
kegiatannya(1.H.1.b)
berdasarkan
laporan
insidentil
1>,2>,3>,4>,5>
tidak
menyampaikan laporan kinerja ke
stockholder
menghilangkan
risiko reputasi
a) Bahwa dalam
melaksanakan tugas
Pelaksana Kegiatan agar setelah melaksanakan
tugas membuat laporan
hasil penugasan ;
41
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
b) Bahwa hubungan kerja
yang baik dengan Instansi Pemerintah yang
melaksanakan tanggung
jawab pelaksanaan kegiatan yang bersifat
lintas instansi agar selalu
berkoordinasi dan menyampaikan laporan
hasilnya.
b. Pimpinan Instansi
Pemerintah memiliki
hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah
yang melaksanakan
tanggung jawab
pengendalian yang bersifat lintas instansi.
tim pelaksana kegiatan tidak
melaporkan hasil
kegiatannya(1.H.1.b) digunakan 17
berdasarkan
laporan
insidentil
1>,2>,3>,4>,5>
yang tidak
membuat laporan insensidentil
menghilangkan
risiko reputasi
KEGIATAN PENGENDALIAN
A.. REVIU ATAS KINERJA INSTANSIPEMERINTAH YANG BERSANGKUTAN
42
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
a. Pimpinan Instansi
Pemerintahpada setiap tingkatan kegiatan
mereviulaporan kinerja,
menganalisiskecenderungan, dan mengukur hasil
dibandingkan target,
anggaran,prakiraan, dan kinerja periode yanglalu.
ada rasionalisasi belanja
(3.A.2.a)
1. 20 %, 2.40%,
3. 60%, 4. 80%, 5. 100%
pengurangan
anggaran perkegiatan
a) Bahwa dalam
melaksanakan kegiatan utama dan belanja utama,
diminta kepada saudara
untuk melakukan reviu kinerja, menganalisis
kecenderungan
rasionalisasi, mengukur hasil banding tolok ukur
tahun lalu dengan
sekarang terhadap target yang ingin dicapai,
mengukur anggaran,
perkiraan maju dan kinerja
tahun yang lalu.
B. PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
8. Pegawai telah diberikan
orientasi,pelatihan dan kelengkapan kerja untuk
melaksanakan tugas dan
tanggungjawab, meningkatkan kinerja,
meningkatkan kemampuan,
serta memenuhi tuntutan kebutuhan organisasi yang
berubah-ubah.
diklat substansi keuangan
barang dan jasa
>4 , >8 , >12 ,
>16 , >20 PPTK dan staf yang
tidak diikutkan
diklat substansi
a) Bahwa dalam
melaksanakan kegiatan utama pelaksana kegiatan
diminta kepada saudara
untuk memperhatikan kesejahteraannya dalam
penugasan berupa biaya
perjalanan untuk meningkatkan kepuasan
dan komitmen Pelaksana
Kegiatan
43
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
10. Instansi Pemerintah
memiliki program kesejahteraan dan fasilitas
untuk meningkatkan
kepuasan dan komitmen pegawai.
tidak adanya konpensasi
3.B.10
1> , 5> , 10> ,
15> , 20> tim yang mandiri
C. PENGENDALIAN ATAS
PENGELOLAAN SISTEM
INFORMASI
4) Instansi Pemerintah
secara berkala menguji rencana untuk mengatasi
kejadian tidak terduga dan
melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Tidak adanya pengujian secara
berkala
>1x , >2x, >3x,
>4x, >5x kejadian yang tak terduga
tidak dilaporkan
a) Melakukan entry data
terlebih dahulu dalam aplikasi excel kemudian
diserahkan ke Bendahara
Pengeluaran untuk mendukung akurasi data,
apabila ditemukan data
yang salah saji segera diinvestigasi dan diperbaiki
serta dilaporkan untuk
perbaikan entry datanya.
3) Data yang salah dengan
segera dicatat, dilaporkan,
diinvestigasi,dan diperbaiki.
tidak adanya perbaikan data
yang salah spj 3.C.2.c.3)
1 juta >, 2 juta >,
3 juta , 4 juta >
dan 5 juta > salah saji pencatatan
SPJ
44
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
D. PENGENDALIAN FISIK
ATAS ASET
d. Aset seperti uang tunai,
suratberharga,
perlengkapan, persediaan,dan peralatan
secara periodik dihitung dan
dibandingkan dengan
catatan pengendalian; setiap perbedaan diperiksa secara
teliti.
tidak adanya penetapan
pengamanan fisik
1 juta >, 2 juta >,
3 juta , 4 juta >
dan 5 juta > tidak adanya uji
perbedaaan
secara teliti
a) Asset yang berisiko
hilang, dicuri, digunakan
tanpa hak seperti uang tunai, surat berharga,
perlengkapan persedian
dan peralatan secara fisik
diamankan dan akses ke asset tersebut dikendalikan
;
b) Kebijakan dan prosedur
pengamanan fisik dan operasional penugasan
yang telah ditetapkan
dipedomani dan
diimplementasikan pelaksanaannya.
E. PENETAPAN DAN
REVIU INDIKATOR DAN
UKURAN KINERJA
45
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
1. Ukuran dan indikator
kinerja ditetapkan untuk tingkat Instansi Pemerintah,
kegiatan, dan pegawai.
tidak adanya reviu indikator
(3.E.1 s.d 4)
1>, 2> 3>, 4> ,5>
kewajaran pembayaran
dalam penugasan
a) Target kinerja
perkegiatan yang telah ditetapkan dalam DPA agar
secara terus menerus
dibandingkan data capaian kinerjanya, sasarannya,
hasil bandingan tersebut
dianalisis lebih lanjut, sedangkan pengeluaran
biaya penugasan atau
insentif diberikan dengan kewajaran untuk mencapai
tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Instansi Pemerintah
mereviu dan melakukan validasi secara periodik atas
ketetapan dan keandalan
ukuran dan indikator kinerja.
tidak adanya reviu indikator
(3.E.1 s.d 4)
1>, 2> 3>, 4> ,5>
kewajaran pembayaran
dalam penugasan
46
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
3. Faktor penilaian
pengukuran kinerja dievaluasi untuk
meyakinkan bahwa faktor
tersebut seimbang dan terkait dengan misi,
sasaran, dan tujuan serta
mengatur insentif yang pantas untuk mencapai
tujuan dengan tetap
memperhatikan peraturan perundang-undangan.
tidak adanya reviu indikator
(3.E.1 s.d 4)
1>, 2> 3>, 4> ,5>
kewajaran pembayaran
dalam penugasan
4. Data capaian kinerja
dibandingkan secara terus-menerus dengan sasaran
yang ditetapkan dan
selisihnya dianalisis lebih lanjut.
tidak adanya reviu indikator
(3.E.1 s.d 4)
1>, 2> 3>, 4> ,5>
kewajaran pembayaran
dalam penugasan
F. PEMISAHAN FUNGSI
6. Pimpinan Instansi
Pemerintah mengurangi
kesempatan terjadinya kolusi karena adanya
kesadaran bahwa kolusi
mengakibatkan ketidakefektifan pemisahan
fungsi.
tidak adanya pemisahan fungsi
(3.F.6)
5> jt, 10>jt, 15>
jt, 20jt, 25 jt uang
tunai dipegang satu orang
a) Agar tidak seorangpun
diperbolehkan
mengendalikan seluruh aspek utama transaksi
atau kejadian ;
47
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
b) Jika memungkinkan
tidak seorangpun diperbolehkan menangani
sendiri uang tunai, surat
berharga dan asset berisiko tinggi lainya ;
c) Agar mengurangi
kesempatan terjadinya
kolusi karena adanya kesadaran bahwa kolusi
mengakibatkan
ketidakefekttifan
pemisahan fungsi.
G. OTORISASI ATAS
TRANSAKSI DAN KEJADIAN
YANG PENTING
48
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
2. Terdapat pengendalian
untuk memastikan bahwa hanya transaksi dan
kejadian signifikan yang
dientri adalah yang telah diotorisasi dan dilaksanakan
hanya oleh pegawai sesuai
lingkup otoritasnya.
tidak adanya entry data
anggaran kas (3.G.2)
5> jt, 10>jt, 15>
jt, 20jt, 25 jt ketersediaan
dana kas
a) Bahwa pengajuan
permintaan pembayaran harus sesuai dengan bukti
yang akan
dipertanggungawabkan yang dipersyaratkan pada
otorisasi penyediaan dana
yang sejalan dengan arahan dan dalam batasan
yang telah ditetapkan atau
SPDnya dan anggaran kas kegiatannya;
H. PENCATATAN YANG
AKURAT DAN TEPAT WAKTU ATAS TRANSAKSI
DAN KEJADIAN
3. Otorisasi transaksi atau
kejadian yang mencakup
otorisasi, pelaksanaan, pemrosesan, dan klasifikasi
akhir dalam pencatatan
ikhtisar.
tidak adanya pencatatan
akurat (3.H.3)
1 juta >, 2 juta >,
3 juta , 4 juta >
dan 5 juta > nilai bend 20 yang
tidak
tandatangani
a) Semua transaksi bukti
belanja segera diotorisasi
PPTK dan penerima belanja serta segera
menyampaikan surat
pertanggungjawabannya
kepada bendahara pengeluaran.
49
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
I. PEMBATASAN AKSES
ATAS SUMBER DAYA DAN PENCATATANNYA
2. Penetapan pembatasan
akses untuk penyimpanan
secara periodik direviu dan dipelihara.
tidak adanya pmyimpanan
dokumen (3.I.2)
5> , 10>, 15> ,
20>, 25> bukti
spj tidak terdokumentasi
a) Bahwa bukti
pertanggungjawaban
setelah dikonsolidasi di bendahara pengeluaran
segera diamankan ditingkat
PPTK masing-masing.
J. AKUNTABILITAS
TERHADAP SUMBER DAYA DAN PENCATATANNYA
2. Penetapan
pertanggungjawaban akses
untuk penyimpanan sumber daya secara periodik direviu
dan dipelihara.
tidak adanya penyimpanan
sumberdaya (3.J.2)
5> , 10>, 15> ,
20>, 25> bukti
spj tidak scanner
a) Melakukan scanner
bukti pertanggungjawaban
yang telah dikonsolidasi untuk memudahkan
penyimpanan, penggunaan
lanjutan apabila ada
diperlukan pada saat audit.
K. PENGENDALIAN INTERN
SERTA TRANSAKSI DAN
KEJADIAN PENTING
50
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
3. Dokumentasi atas Sistem
Pengendalian Intern mencakup identifikasi,
penerapan, dan evaluasi
atas tujuan dan fungsi Instansi Pemerintah pada
tingkatan kegiatan serta
pengendaliannya yang tercermin dalam kebijakan
administratif, pedoman
akuntansi, dan pedoman lainnya.
tidak adanya evaluasi atas
tujuan (3.K.3)
5> , 10>, 15> ,
20>, 25> bukti spj tidak
dievaluasi
a) Hasil dari
pertanggungjawaban berupa dokumen bukti dan
laporan hasil kegiatan
perkegiatan yang telah dicetak maupun elektronis
dalam bentuk scanner
diserahkan kepejabat fungsi keuangan untuk
dilakukan evaluasi dan
analisis kegiatan
INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
A. INFORMASI
51
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
a. Informasi internal yang
penting dalam mencapai tujuan Instansi
Pemerintah,termasuk
informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor
keberhasilan yang kritis,
sudah diidentifikasi dan secara teratur dilaporkan
kepada pimpinan Instansi
Pemerintah.
tidak ada
informasi capaian
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
tidak adanya informasi berkala
kegiatan
menghilangkan
risiko reputasi
a) Informasi yang
berkaitan dengan factor-faktor keberhasilan yang
kritis diidentifikasi,
Informasi keuangan dan anggaran yang memadai
disediakan tepat waktu
agar dapat dilaksanakan pemantauan kejadian,
kegiatan dan transaksi
sehingga memungkinkan dilakukan tindakan korektif
secara tepat ;
b) Informasi tersebut
secara berkala dilaporkan kepada pejabat fungsi
keuangan Internal
B. KOMUNIKASI
1. Pimpinan Instansi
Pemerintah harus
memastikan terjalinnya komunikasi internal yang
efektif. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
52
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
c. Pegawai sudah
diinformasikan bahwa, jika ada hal yang tidak
diharapkan terjadi dalam
pelaksanaan tugas, perhatian harus diberikan
bukan hanya kepada
kejadian tersebut, tetapi juga pada penyebabnya,
sehingga kelemahan
potensial pengendalian intern bisa diidentifikasi dan
diperbaiki sebelum
kelemahan tersebut
menimbulkan kerugian lebih lanjut terhadap Instansi
Pemerintah.
tidak adanya
komunikasi hal-hal yang
tidak
diharapkan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan berkala tidak
disampaikan
menghilangkan
risiko kepatuhan
a) Jika target yang
diperjanjikan dan belanja utama terdapat hal-hal
yang tidak diharapkan
dalam pelaksanaan, maka perhatian harus diberikan
bukan hanya kepada
kejadian tersebut, tetapi juga pada penyebabnya,
sehingga kelemahan
potensial pengendalian intern bisa diidentifikasi
dan diperbaiki sebelum
kelemahan tersebut
menimbulkan kerugian lebih lanjut terhadap
kegiatan di PPTK.
PEMANTAUAN
A. PEMANTAUAN
BERKELANJUTAN
53
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
1. Pimpinan Instansi
Pemerintah memiliki strategi untuk meyakinkan bahwa
pemantauan berkelanjutan
efektif dan dapat memicu evaluasi terpisah pada saat
persoalan teridentifikasi
atau pada saat sistem berada dalam keadaan
kritis, serta pada saat
pengujian secara berkala diperlukan. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:
a. Strategi pimpinan
Instansi Pemerintah
menyediakan umpan balik rutin, pemantauan kinerja,
dan mengendalikan
pencapaian tujuan.
laporan akhir
tahun kegiatan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang
tidak disampaikan oleh
PPTK
a) Menyampaikan laporan
hasil umpan balik secara
rutin, pemantauan dan pengendalian pencapaian
tujuan ;
b) Melakukan pembandingan target yang
akan dicapai dengan
capaian serta membandingkan efisiensi
dan ekonomis input belanja
tingkat kerawanan asetnya atau besarnya target dan
besarnya anggaran utama;
54
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
c) Menyampaikan laporan
rapat intern di PPTK dilengkapi dengan
hambatan dan
pengendalian yang belum dan telah dilakukan ;
2. Dalam proses
melaksanakan kegiatan
rutin, pegawai Instansi Pemerintah mendapatkan
informasi berfungsinya
pengendalian intern secara
efektif. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. Laporan operasional
sudah terintegrasi atau direkonsiliasi dengan data
laporan keuangan dan
anggaran dan digunakan
untuk mengelola operasional berkelanjutan, serta
pimpinan Instansi
Pemerintah memperhatikan adanya ketidakakuratan
atau penyimpangan yang
bisa mengindikasikan adanya masalah
pengendalian intern.
laporan akhir
tahun kegiatan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
ketidak akuratan penyajian data
55
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
b. Pimpinan yang
bertanggung jawab atas kegiatan operasional
membandingkan informasi
kegiatan atau informasi operasional lainnya yang
didapat dari kegiatan sehari-
hari dengan informasi yang didapat dari sistem
informasi dan
menindaklanjuti semuaketidakakuratan atau
masalah lain yang
ditemukan.
Laporan akhir
penugasan pengawasan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak
disampaikan
a. Tingkat persediaan
barang,perlengkapan, dan
aset lainnya sudahdicek secara berkala; selisih
antarajumlah yang tercatat
dengan jumlahaktual harus dikoreksi dan
penyebabselisih tersebut
harus dijelaskan.
laporan akhir
tahun kegiatan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
ketidak akuratan
penyajian data
b. Frekuensi
pembandingan
antarapencatatan dan fisik aktual didasarkanatas
tingkat kerawanan aset.
Laporan akhir
penugasan
pengawasan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang
tidak disampaikan
56
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
b. Saran dari pegawai
mengenaipengendalian intern
harusdipertimbangkan dan
ditindaklanjutisebagaimana mestinya.
supervisi tidak
dilakukan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak
disampaikan
B. EVALUASI TERPISAH
c. Evaluasi secara berkala dilakukan terhadap bagian
dari pengendalian intern
secara memadai.
Rapat pengendalian
intern di PPTK
tidak dilakukan
1>, 2>, 3>, 4>, 5> laporan yang
tidak
disampaikan
a) Menyampaikan laporan evaluasi secara bulan dan
frekuensi penugasan;
b) Metodologi evaluasi mencakup self assessment
atau penilaian mandiri
dapat menggunakan daftar periksa pengujian langsung
atau checklist ;
c) Melaporkan hasil
evaluasi atas identifikasi
indicator inefisiensi, pemborosan atau
penyalahgunaan
57
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
a. Metodologi yang
dipergunakan telah mencakup self assessment dengan menggunakan daftar
periksa (check list), daftar kuesioner, atau perangkat
lainnya.
Laporan
inefisiensi
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak
disampaikan
b. Evaluasi terpisah
tersebut meliputi suatu reviu terhadap rancangan
pengendalian intern dan
pengujian langsung (direct testing) atas kegiatan
pengendalian intern.
Laporan
inefisiensi
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak
disampaikan
c. Dalam Instansi
Pemerintah yang
menggunakan sistem informasi berbasis
komputer, evaluasi terpisah
dilakukan dengan
menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk
mengidentifikasi indikator
inefisiensi, pemborosan, atau penyalahgunaan.
tidak ada laporan inefisiensi,
pemborosan dan
penyalahgunaan
Laporan
inefisiensi
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang
tidak disampaikan
menghilangkan
risiko
kepatuhan
58
59
60
61
62
63
1) Sistem pengendalian pengendalian internal dapat berupa
standard oprating Procedure (SOP), pengawasan melekat, reviu
berjenjang, regulasi dan pemantauan rutin yang dilaksanakan
terkait risiko tersebut.SOP yang relevan untuk menghasilkan
output dan mengendalikan input sebagaimana tabel SOP Dinas
Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara
seperti :
1. SOP : Penerbitan surat permintaan pembayaran belanja barang
dan jasa ganti uang (spm-g
2. SOP : Verfikasi SPJ Keuangan
4. Analisis dampak risiko
Penyebab tidak tercapainya target kinerja utama dan belanja utama
Perangkat Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang akan berdampak
kepada Internal maupun Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang, pada
analisis risiko terdapat penyebab risiko dan skala risiko sehingga akan
menghasilkan area dampak seperti Beban keuangan daerah, Penurunan
reputasi, Sanksi pidana, perdata, dan/atau administrasi, Kecelakaan
kerja, Ganggugan terhadap layanan organisasi dan Penurunan kinerja,
dengan Level dampak seperti tidak signifikan (1), minor (2), moderat (3),
signifikan (4), sangat signifikan (5).
Untuk mengetahui level dampak tersebut harus terlebih dahulu dilakukan
evaluasi atas pengendalian intern yang telah dibuat seperti pada Surat
Instruksi dan Surat Edaran Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang
tersebut serta pengendalian yang lain yang mendukung atas evaluasi
tersebut.
5. Evaluasi risiko
Berkaitan dengan kebijakan dalam Surat Edaran Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang tersebut terhadap 10 sub unsur SPIP dilakukan evaluasi
apakah memang benar terjadi risiko target tidak tercapai atau inefisiensi dalam belanja serta pelaksanaan SOP maksimal, yang harus dilakukan
secara berkala dalam tahun 2020 pada bulan Maret 2020, Juni 2020,
September 2020 dan Desember 2020.
6. Penanganan risiko
Penyebab risiko yang telah diidentifikasi dan dianalisis seperti Pada surat
Instruksi Kepala Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang dan surat
edaran Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang, maka Memilih opsi
sebagian atau seluruh risiko yang akan dijalankan dapat berupa :
1) Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, yaitu penanganan
terhadap penyebab risiko agar peluang terjadinya risiko semakin kecil.
Opsi ini dapat diambil dalam hal penyebab risiko tersebut berada
dalam control internal UPR.
2) Menurunkan dampak terjadinya risiko, yaitu penanganan terhadap
dampak risiko apabila risiko terjadi agar dampaknya semakin kecil.
Opsi ini dapat diambil dalam hal UPR mampu mengurangi dampak
ketika risiko itu terjadi.
64
3) Mengalihkan risiko, yaitu penanganan risiko dengan memindahkan
sebagian atau seluruh risiko, baik penyebab dan/atau dampaknya ke
instansi lain/entitas lainnya, Opsi ini diambil dalam hal :
a. Pihak lain tersebut memiliki kompetensi terkait hal tersebut dan
memahami level risiko atas kegiatan tersebut;
b. Proses mengalihkan risiko tersebut sesuai ketentuan yang berlaku;
c. Penggunaan opsi ini disetujui oleh atasan pemilik risiko.
4) Menghindari risiko, yaitu penanganan risiko dengan
mengubah/menghilangkan sasaran dan/atau kegiatan untuk
menghilangkan risiko tersebut, Opsi ini diambil apabila :
a. Upaya penurunan level risiko diluar kemampuan organisasi;
b. Sasaran atau kegiatan yang terkait risiko tersebut bukan
merupakan tugas dan fungsi utama dalam pelaksanaan visi dan
misi organisasi;
c. Penggunaan opsi ini disetujui oleh atasan pemilik risiko.
5) Menerima risiko, penanganan risiko dengan tidak melakukan
tindakan apapun terhadap risiko tersebut. Opsi ini diambil apabila :
a. Upaya penurunan level risiko diluar kemampuan organisasi;
b. Sasaran atau kegiatan yang terkait risiko tersebut bukan
merupakan tugas dan fungsi utama dalam pelaksanaan visi dan
misi organisasi;
c. Penggunaan opsi ini disetujui oleh atasan pemilik risiko.
7. Penanganan dampak risiko
Dari berbagai opsi penganan risiko yang telah dipilih memiliki dampak
risiko seperti pada surat edaran Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang
tersebut terdapat area dampak yang harus dilakukan rencana tindak
pengendalian yang dibuatkan secara terpisah dari manajemen risiko.
C. KOMUNIKASI DAN KONSULTASI Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan dan capaian tujuan organisasi
terhadap pemenuhan target yang diperjanjikan perlu dikomunikasi dan
dikonsultasikan antar kegiatan dan pimpinan, komunikasi dan konsultasi tersebut dapat berupa :
1. Rapat berkala ;
2. Rapat insidentil ; 3. Focused group discussion ; dan
4. Forum pengelola risiko.
65
Demikian Manajemen Risiko pengelolaan kegiatan utama dan belanja
utama pencapaian target Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang
Administrasi Pemerintahanpada Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang
dibuat sebagai pedoman pelaksanaan pengendalian intern Dinas Pertanahan
dan Penataan Ruang guna mencapai tujuan Pemerintah Daerah Kabupaten
Kutai kartanegara.
Ditetapkan di Tenggarong
Pada tanggal 31 Januari 2020.
Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten
Kutai Kartanegara
Kepala,
Setianto Nugroho Aji,SH.,M.Si
Pembina Tingkat I
NIP. 19671027 199403 1 008
No Nama Jabatan Jabatan tim Tanda Tangan
1 Maman Setiawan,ST., MT
NIP.19700105 199903 1 011
Sekretaris Dinas
Pertanahan dan
Penataan Ruang
Pengarah …………..
2 Indra Wahyuni,SP
NIP.19780617 200801 2 023
Kasubag
Peny.Program &
Keuangan Ketua ………...
3 Finda Anggraeni Pengumpul Anggota …………..
4 Indra Nur Hidayat Pengadmini Anggota …………
66
KERTAS KERJA REVIU DOKUMEN
MANAJEMEN RISIKO
1. Keselarasan dan kesesuaian materi yang disusun dengan substansi
Dokumen Manajemen Risiko
No Halaman Tertulis Penjelasan Prosedur Hasil Reviu
1 4 5210102 apakah kode
rekening telah sesuai
cek perbup
pedoman penyusunan
apbd
kode rekening
anggaran telah disesuaikan
2 15 perumusan
kebijakan teknis
bidang pengawasan
apakah penetapan
konteks sesuai
dengan perbup SOTK
Cek Perbup
OTK OPD
penetapan koteks
a. perumusan
kebijakan di Bidang Pertanahan dan
seterus telah
ditambahkan
3 56 1. SOP PERTANGGUNGJA
WABAN (LKPj)
BUPATI
Apakah ada SOP yang relevan
dengan MR
Cek register SOP
SOP yang relevan telah disesuaikan
No Nama Jabatan Jabatan tim Tanda Tangan
1 E. M. Riduan Thalha, SE Auditor Madya Pengendali
teknis
…………..
NIP.19631130 198602 1 003
2 H. Syarifuddin, SE., MM Pengawas Pemerintahan
Madya
Ketua Tim ……………..
NIP.19640620 199503 1 002
3 Dwi Indah Susanti, SSTP, M.Si Auditor Kepegawaian Madya
Anggota Tim …………..
NIP. 19771029 199703 2 004
4 Nurul Hayati, SE Auditor Muda Anggota Tim ……………..
NIP.19780116 200112 2 002
5 Muhlis Haji Pannusu, S.SPI., MP. Crmo
Auditor Muda Anggota Tim …………..
NIP.19760829 200801 1 007
6 Akhmad Husaini, S.Sos Auditor Pertama Anggota Tim ……………..
NIP.19820117 200112 1 003
Jenis Reviu : Reviu Dokumen MR DPPR 2020
Sasaran Reviu : Materi isi dokumen MR DPPR 2020
Petugas Reviu : Nurul Hayati SE, Auditor Muda :……….
Reviu Dalnis : E. M. Riduan Thalha, SE, Auditor Madya,
:…………………
34
1) hasil identifikasi dan analisis risiko sebagai berikut :
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
LINGKUNGAN
PENGENDALIAN
A. PENEGAKAN
INTEGRITAS DAN NILAI
ETIKA
a. Aturan perilaku
tersebut sifatnya menyeluruh dan langsung
berkenaan dengan hal-hal
seperti pembayaran yang tidak wajar, kelayakan
penggunaan sumber daya,
benturan kepentingan, kegiatan politik pegawai,
gratifikasi, dan penerapan
kecermatan profesional.
penugasan tidak sesuai
substansi (1.A.1.a dan 1.A.6.a)
Berdasarkan
jumlah target
1>,2>,3>,4>5>
tugas tidak substansi
menghilangkan
risiko froud
a) melaksanakan
kegiatan selalu menerapkan
aturan perilaku
pegawai sebagaimana
perbup Nomor. 19
tahun 2016 tentang kode etik
PNS di Pemerintah
Daerah Kabupaten
Kutai Kartanegara ;
35
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
b) Bahwa dalam
pelaksanaan kegiatan agar
saudara
memperhatikan pembayaran yang
tidak wajar,
kelayakan penggunaan
sumber daya,
benturan kepentingan,
gratifikasi dan
penerapan
kecermatan professional;
c) Bahwa capaian
dalam program
dan kegiatan serta
target pelaksanaan
kegiatan, diminta
kepada saudara agar pada akhir
tahun anggaran
2020 target dapat terpenuhi ;
36
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
d) Bahwa
efektifitas, efisiensi dan
ekonomis dalam
pelaksanaan belanja utama
pada kegiatan,
diminta kepada saudara agar
belanja sehemat
mungkin, substansi input
belanja utama
sesuai dengan
program kegiatan.
B. KOMITMEN TERHADAP KOMPETENSI
a. Pimpinan Instansi
Pemerintah menganalisis
tugas yang perlu dilaksanakan atas suatu
pekerjaan dan memberikan
pertimbangan serta pengawasan yang
diperlukan.
kurangnya kompetensi dalam
satu penugasan (1.B.2.a)
berdasarkan
tidak ada
kompetensi petugas
1>,2>,3>,4>5>
petugas tidak
kompeten
menghilangkan
risiko
operasional
Bahwa dalam
penugasan
Pelaksana Kegiatan untuk
melaksanakan
program dan kegiatan agar
saudara
memperhatikan kompetensi para
Pelaksana
Kegiatan baik
sertifikasi jabatan, diklat substansi
maupun
pengalaman dalam
37
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
melakukan
penugasan ;
C. KEPEMIMPINAN YANG KONDUSIF
d. Pimpinan Instansi
Pemerintah menggunakan
fungsi manajemen informasi untuk mendapatkan data
operasional yang penting
dan mendukung upaya penyempurnaan sistem
informasi sesuai
perkembangan teknologi informasi.
tidak adanya verifikasi laporan
internal
berdasarkan
laporan berkala
1x>, 2x>, 3x>,
4x>, 5x> tidak
adanya laporan hasil operasional
menghilangkan
risiko
operasional
a) Dalam
melaksanakan
tugas para Pelaksana
Kegiatan agar
menerapkan manajemen
berbasis kinerja
berupa pembagian tugas selalu
mempertimbangka
n risiko dalam
pengambilan keputusan ;
b) Dalam
penugasan
Pelaksana
Kegiatan untuk melaksanakan
program dan
kegiatan agar saudara selalu
melakukan
interaksi secara intensif kepada
masyarakat dan
rekanan (pihak ketiga);
38
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
c) Dalam
penugasan tersebut diminta
para pimpinan
mendampingi Pelaksana
Kegiatan dalam
melakukan pertemuan dan
ekspose;
f. Pimpinan Instansi
Pemerintah memandang
penting dan merespon informasi hasil pengawasan.
tidak adanya entry meeting
(1.C.3.f)
berdasarkan
tidak ada
pertemuan dengan OPD
1x>, 2x>, 3x>,
4x>, 5x> peserta
rapat yang tidak hadir
menghilangkan
risiko
operasional
f. Pimpinan Instansi Pemerintah memandang
penting dan merespon
informasi hasil pengawasan.
PKA dan KKA tidak buat oleh tim dan anggotanya (1.C.3.f)
berdasarkan tidak dibuatnya
PKA dan KKA
1kka>, 2 kka>, 3kka>, 4kka>,
5kka>
menghilangkan risiko
operasional
D. STRUKTUR ORGANISASI
a. Hubungan dan jenjang pelaporan ditetapkan serta
secara efektif memberikan
informasi yang dibutuhkan pimpinan Instansi
Pemerintah untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
tidak adanya hubungan dan jenjang pelaporan (1.D.3.a)
berdasarkan tidak adanya
tanggungjawab
pelaporan
1> laporan, 2>laporan,
3>laporan,
4>laporan, 5>Laporan ; tidak
ada laporan
kinerja
menghilangkan risiko
kepatuhan
a) Bahwa dalam melaksanakan
tugas para
Pelaksana Kegiatan agar
memberikan
kejelasan wewenang atau
meminta
keterangan dan tanggungjawabnya
atau melaporkan
hasilnya dalam
39
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
penugasan ;
b) Melaporkan
hasil penugasan
Pelaksana Kegiatan secara
berkala kepada
tim maturitas SPIP
Internal atas hasil kinerja untuk
pemenuhan
dokumen penilaian
maturitas SPIP ;
E. PENDELEGASIAN
WEWENANG DAN
TANGGUNG JAWAB
40
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
a. wewenang dan
tanggung jawab ditetapkan dengan jelas di dalam
Instansi Pemerintah dan
dikomunikasikan kepada semua pegawai.
tidak adanya penetapan
penanggungjawab/personil yang menindaklanjuti laporan
kinerja
berdasarkan
tidaknya adanya
penetapan
tanggungjawab
1>, 2>, 3>, 4>,5>
laporan yang tidak
disampaikan
menghilangkan
risiko operasional
a) Bahwa dalam
melaksanakan tugas yang
dilakukan para
Pelaksana Kegiatan agar
wewenang yang
diberikan kepada pegawai yang
tepat, sesuai
dengan tingkat tanggungjawab
yang terkait
dengan pihak lain
dalam rangka pencapaian tujuan
kegiatan;
F. KEBIJAKAN DAN
PRAKTIK PEMBINAAN
SUMBER DAYA MANUSIA
41
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
a. Pimpinan Instansi
Pemerintah memberikan panduan, penilaian, dan
pelatihan di tempat kerja
kepada pegawai untuk memastikan ketepatan
pelaksanaan pekerjaan,
mengurangi kesalah pahaman, serta mendorong
berkurangnya tindakan
pelanggaran.
tidak adanya supervisi priodik
penugasan (1.F.3.a)
berdasarkan
pembagian tugas kinerja
1>, 2>, 3> 4>, 5>
tidak adanya rapat berkaitan
dengan kinerja
menghilangkan
risiko kebijakan
Bahwa dalam
melaksanakan tugas para
Pelaksana
Kegiatan agar sebelumnya
terlebih dahulu
diberikan panduan,
penilaian, dan
pelatihan di tempat kerja
kepada pegawai
atau tim untuk
memastikan ketepatan
pelaksanaan
pekerjaan, mengurangi
kesalahpahaman,
serta mendorong berkurangnya
tindakan
pelanggaran baik terhadap kode etik
ASN;
G. PERWUJUDAN PERAN
APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH YANG EFEKTIF
42
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
b. aparat pengawasan
intern pemerintah membuat laporan hasil pengawasan
setelah melaksanakan tugas
pengawasan.
tidak adanya laporan akhir
penugasan(1.G.1.b.c)
berdasarkan
laporan dan berdasarkan
telaahan
sejawat
1>, 2>, 3> 4> 5>
yang tidak membuat laporan
dan tidak ada
telaahan sejawat
menghilangkan
risiko kebijakan
a) bahwa dalam
melaksanakan tugas para
Pelaksana
Kegiatan agar setelah
melaksanakan
tugas membuat laporan hasil
pelaksanaan
kegiatan ;
b) Untuk
menjaga mutu hasil pelaksanaan
kegiatan agar
semua pelaksana tugas membuat
laporan akhir
penugasan;
3. Di dalam Instansi
Pemerintah, terdapatupaya memelihara dan
meningkatkan kualitas tata
kelola penyelenggaraan (goodgovernance) tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah.
tidak adanya laporan akhir
kegiatan
berdasarkan
laporan kinerja kegiatan
1>, 2>, 3> 4> 5>
tidak ada surat peringatan dini
dari pengguna
anggaran
menghilangkan
risiko kebijakan
H, HUBUNGAN KERJA YANG BAIK DENGAN
INSTANSI PEMERINTAH
43
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
b. Pimpinan Instansi
Pemerintah memiliki hubungan kerja yang baik
dengan Instansi Pemerintah
yang melaksanakan tanggung jawab
pengendalian yang bersifat
lintas instansi.
pelaksana kegiatan tidak
melaporkan hasil kegiatannya(1.H.1.b)
berdasarkan
laporan insidentil
1>,2>,3>,4>,5>
tidak menyampaikan
laporan kinerja ke
stockholder
menghilangkan
risiko reputasi
a) Bahwa dalam
melaksanakan tugas Pelaksana
Kegiatan agar
setelah melaksanakan
tugas membuat
laporan hasil penugasan ;
b) Bahwa hubungan kerja
yang baik dengan
Instansi Pemerintah yang
melaksanakan
tanggung jawab pelaksanaan
kegiatan yang
bersifat lintas
instansi agar selalu
berkoordinasi dan
menyampaikan laporan hasilnya.
b. Pimpinan Instansi
Pemerintah memiliki
hubungan kerja yang baik
dengan Instansi Pemerintah yang melaksanakan
tanggung jawab
pengendalian yang bersifat lintas instansi.
tim pelaksana kegiatan tidak
melaporkan hasil
kegiatannya(1.H.1.b)
digunakan 17
berdasarkan
laporan
insidentil
1>,2>,3>,4>,5>
yang tidak
membuat laporan
insensidentil
menghilangkan
risiko reputasi
44
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
KEGIATAN PENGENDALIAN
A.. REVIU ATAS KINERJA INSTANSIPEMERINTAH YANG BERSANGKUTAN
a. Pimpinan Instansi
Pemerintahpada setiap tingkatan kegiatan
mereviulaporan kinerja,
menganalisiskecenderungan, dan mengukur hasil
dibandingkan target,
anggaran,prakiraan, dan kinerja periode yanglalu.
ada rasionalisasi belanja
(3.A.2.a)
1. 20 %, 2.40%,
3. 60%, 4. 80%, 5. 100%
pengurangan
anggaran perkegiatan
a) Bahwa dalam
melaksanakan kegiatan utama
dan belanja
utama, diminta kepada saudara
untuk melakukan
reviu kinerja, menganalisis
kecenderungan
rasionalisasi, mengukur hasil
banding tolok
ukur tahun lalu
dengan sekarang terhadap target
yang ingin dicapai,
mengukur anggaran,
perkiraan maju
dan kinerja tahun yang lalu.
B. PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
45
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
8. Pegawai telah diberikan
orientasi,pelatihan dan kelengkapan kerja untuk
melaksanakan tugas dan
tanggungjawab, meningkatkan kinerja,
meningkatkan kemampuan,
serta memenuhi tuntutan kebutuhan organisasi yang
berubah-ubah.
diklat substansi keuangan
barang dan jasa
>4 , >8 , >12 ,
>16 , >20 PPTK dan staf yang
tidak diikutkan
diklat substansi
a) Bahwa dalam
melaksanakan kegiatan utama
pelaksana
kegiatan diminta kepada saudara
untuk
memperhatikan kesejahteraannya
dalam penugasan
berupa biaya perjalanan untuk
meningkatkan
kepuasan dan
komitmen Pelaksana
Kegiatan
10. Instansi Pemerintah
memiliki program
kesejahteraan dan fasilitas untuk meningkatkan
kepuasan dan komitmen
pegawai.
tidak adanya konpensasi
3.B.10
1> , 5> , 10> ,
15> , 20> tim
yang mandiri
C. PENGENDALIAN ATAS PENGELOLAAN SISTEM
INFORMASI
46
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
4) Instansi Pemerintah
secara berkala menguji rencana untuk mengatasi
kejadian tidak terduga dan
melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Tidak adanya pengujian secara
berkala
>1x , >2x, >3x,
>4x, >5x kejadian yang tak terduga
tidak dilaporkan
a) Melakukan
entry data terlebih dahulu dalam
aplikasi excel
kemudian diserahkan ke
Bendahara
Pengeluaran untuk mendukung
akurasi data,
apabila ditemukan data yang salah
saji segera
diinvestigasi dan
diperbaiki serta dilaporkan untuk
perbaikan entry
datanya.
3) Data yang salah dengan
segera dicatat, dilaporkan, diinvestigasi,dan diperbaiki.
tidak adanya perbaikan data
yang salah spj 3.C.2.c.3)
1 juta >, 2 juta >,
3 juta , 4 juta > dan 5 juta > salah
saji pencatatan
SPJ
D. PENGENDALIAN FISIK ATAS ASET
d. Aset seperti uang tunai,
suratberharga,
perlengkapan, persediaan,dan peralatan
secara periodik dihitung dan
dibandingkan dengan catatan pengendalian; setiap
perbedaan diperiksa secara
tidak adanya penetapan
pengamanan fisik
1 juta >, 2 juta >,
3 juta , 4 juta >
dan 5 juta > tidak adanya uji
perbedaaan
secara teliti
a) Asset yang
berisiko hilang,
dicuri, digunakan tanpa hak seperti
uang tunai, surat
berharga, perlengkapan
persedian dan
47
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
teliti. peralatan secara
fisik diamankan dan akses ke asset
tersebut
dikendalikan ;
b) Kebijakan dan
prosedur pengamanan fisik
dan operasional
penugasan yang telah ditetapkan
dipedomani dan
diimplementasikan pelaksanaannya.
E. PENETAPAN DAN REVIU INDIKATOR DAN
UKURAN KINERJA
48
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
1. Ukuran dan indikator
kinerja ditetapkan untuk tingkat Instansi Pemerintah,
kegiatan, dan pegawai.
tidak adanya reviu indikator
(3.E.1 s.d 4)
1>, 2> 3>, 4> ,5>
kewajaran pembayaran
dalam penugasan
a) Target kinerja
perkegiatan yang telah ditetapkan
dalam DPA agar
secara terus menerus
dibandingkan data
capaian kinerjanya,
sasarannya, hasil
bandingan tersebut dianalisis
lebih lanjut,
sedangkan
pengeluaran biaya penugasan atau
insentif diberikan
dengan kewajaran untuk mencapai
tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Instansi Pemerintah
mereviu dan melakukan validasi secara periodik atas
ketetapan dan keandalan
ukuran dan indikator kinerja.
tidak adanya reviu indikator
(3.E.1 s.d 4)
1>, 2> 3>, 4> ,5>
kewajaran pembayaran
dalam penugasan
49
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
3. Faktor penilaian
pengukuran kinerja dievaluasi untuk
meyakinkan bahwa faktor
tersebut seimbang dan terkait dengan misi,
sasaran, dan tujuan serta
mengatur insentif yang pantas untuk mencapai
tujuan dengan tetap
memperhatikan peraturan perundang-undangan.
tidak adanya reviu indikator
(3.E.1 s.d 4)
1>, 2> 3>, 4> ,5>
kewajaran pembayaran
dalam penugasan
4. Data capaian kinerja
dibandingkan secara terus-menerus dengan sasaran
yang ditetapkan dan
selisihnya dianalisis lebih lanjut.
tidak adanya reviu indikator
(3.E.1 s.d 4)
1>, 2> 3>, 4> ,5>
kewajaran pembayaran
dalam penugasan
F. PEMISAHAN FUNGSI
6. Pimpinan Instansi
Pemerintah mengurangi
kesempatan terjadinya kolusi karena adanya
kesadaran bahwa kolusi
mengakibatkan ketidakefektifan pemisahan
fungsi.
tidak adanya pemisahan fungsi
(3.F.6)
5> jt, 10>jt, 15>
jt, 20jt, 25 jt uang
tunai dipegang satu orang
a) Agar tidak
seorangpun
diperbolehkan mengendalikan
seluruh aspek
utama transaksi atau kejadian ;
50
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
b) Jika
memungkinkan tidak seorangpun
diperbolehkan
menangani sendiri uang tunai, surat
berharga dan
asset berisiko tinggi lainya ;
c) Agar mengurangi
kesempatan
terjadinya kolusi karena adanya
kesadaran bahwa
kolusi mengakibatkan
ketidakefekttifan
pemisahan fungsi.
G. OTORISASI ATAS
TRANSAKSI DAN KEJADIAN YANG PENTING
51
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
2. Terdapat pengendalian
untuk memastikan bahwa hanya transaksi dan
kejadian signifikan yang
dientri adalah yang telah diotorisasi dan dilaksanakan
hanya oleh pegawai sesuai
lingkup otoritasnya.
tidak adanya entry data
anggaran kas (3.G.2)
5> jt, 10>jt, 15>
jt, 20jt, 25 jt ketersediaan
dana kas
a) Bahwa
pengajuan permintaan
pembayaran harus
sesuai dengan bukti yang akan
dipertanggungawa
bkan yang dipersyaratkan
pada otorisasi
penyediaan dana yang sejalan
dengan arahan
dan dalam
batasan yang telah ditetapkan atau
SPDnya dan
anggaran kas kegiatannya;
H. PENCATATAN YANG AKURAT DAN TEPAT
WAKTU ATAS TRANSAKSI
DAN KEJADIAN
3. Otorisasi transaksi atau
kejadian yang mencakup otorisasi, pelaksanaan,
pemrosesan, dan klasifikasi
akhir dalam pencatatan ikhtisar.
tidak adanya pencatatan
akurat (3.H.3)
1 juta >, 2 juta >,
3 juta , 4 juta > dan 5 juta > nilai
bend 20 yang
tidak tandatangani
a) Semua
transaksi bukti belanja segera
diotorisasi PPTK
dan penerima belanja serta
segera
menyampaikan
surat
52
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
pertanggungjawab
annya kepada bendahara
pengeluaran.
I. PEMBATASAN AKSES ATAS SUMBER DAYA DAN
PENCATATANNYA
2. Penetapan pembatasan
akses untuk penyimpanan
secara periodik direviu dan dipelihara.
tidak adanya pmyimpanan
dokumen (3.I.2)
5> , 10>, 15> ,
20>, 25> bukti
spj tidak terdokumentasi
a) Bahwa bukti
pertanggungjawab
an setelah dikonsolidasi di
bendahara
pengeluaran segera diamankan
ditingkat PPTK
masing-masing.
J. AKUNTABILITAS
TERHADAP SUMBER DAYA DAN PENCATATANNYA
53
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
2. Penetapan
pertanggungjawaban akses untuk penyimpanan sumber
daya secara periodik direviu
dan dipelihara.
tidak adanya penyimpanan
sumberdaya (3.J.2)
5> , 10>, 15> ,
20>, 25> bukti spj tidak scanner
a) Melakukan
scanner bukti pertanggungjawab
an yang telah
dikonsolidasi untuk
memudahkan
penyimpanan, penggunaan
lanjutan apabila
ada diperlukan pada saat audit.
K. PENGENDALIAN INTERN SERTA TRANSAKSI DAN
KEJADIAN PENTING
3. Dokumentasi atas Sistem
Pengendalian Intern
mencakup identifikasi, penerapan, dan evaluasi
atas tujuan dan fungsi
Instansi Pemerintah pada tingkatan kegiatan serta
pengendaliannya yang
tercermin dalam kebijakan administratif, pedoman
akuntansi, dan pedoman
lainnya.
tidak adanya evaluasi atas
tujuan (3.K.3)
5> , 10>, 15> ,
20>, 25> bukti
spj tidak dievaluasi
a) Hasil dari
pertanggungjawab
an berupa dokumen bukti
dan laporan hasil
kegiatan perkegiatan yang
telah dicetak
maupun elektronis dalam bentuk
scanner
diserahkan kepejabat fungsi
keuangan untuk
dilakukan evaluasi
dan analisis kegiatan
54
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
A. INFORMASI
a. Informasi internal yang
penting dalam mencapai tujuan Instansi
Pemerintah,termasuk
informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor
keberhasilan yang kritis,
sudah diidentifikasi dan secara teratur dilaporkan
kepada pimpinan Instansi
Pemerintah.
tidak ada
informasi capaian
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
tidak adanya informasi berkala
kegiatan
menghilangkan
risiko reputasi
a) Informasi yang
berkaitan dengan factor-faktor
keberhasilan yang
kritis diidentifikasi,
Informasi
keuangan dan anggaran yang
memadai
disediakan tepat waktu agar dapat
dilaksanakan
pemantauan
kejadian, kegiatan dan transaksi
sehingga
memungkinkan dilakukan
tindakan korektif
secara tepat ;
b) Informasi
tersebut secara berkala dilaporkan
kepada pejabat
fungsi keuangan Internal
B. KOMUNIKASI
55
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
1. Pimpinan Instansi
Pemerintah harus memastikan terjalinnya
komunikasi internal yang
efektif. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
c. Pegawai sudah
diinformasikan bahwa, jika
ada hal yang tidak diharapkan terjadi dalam
pelaksanaan tugas,
perhatian harus diberikan bukan hanya kepada
kejadian tersebut, tetapi
juga pada penyebabnya, sehingga kelemahan
potensial pengendalian
intern bisa diidentifikasi dan
diperbaiki sebelum kelemahan tersebut
menimbulkan kerugian lebih
lanjut terhadap Instansi Pemerintah.
tidak adanya
komunikasi
hal-hal yang tidak
diharapkan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan berkala
tidak disampaikan
menghilangkan
risiko
kepatuhan
a) Jika target
yang diperjanjikan
dan belanja utama terdapat hal-hal
yang tidak
diharapkan dalam pelaksanaan,
maka perhatian
harus diberikan bukan hanya
kepada kejadian
tersebut, tetapi
juga pada penyebabnya,
sehingga
kelemahan potensial
pengendalian
intern bisa diidentifikasi dan
diperbaiki sebelum
kelemahan tersebut
menimbulkan
kerugian lebih
lanjut terhadap
56
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
kegiatan di PPTK.
PEMANTAUAN
A. PEMANTAUAN
BERKELANJUTAN
57
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
1. Pimpinan Instansi
Pemerintah memiliki strategi untuk meyakinkan bahwa
pemantauan berkelanjutan
efektif dan dapat memicu evaluasi terpisah pada saat
persoalan teridentifikasi
atau pada saat sistem berada dalam keadaan
kritis, serta pada saat
pengujian secara berkala diperlukan. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:
a. Strategi pimpinan
Instansi Pemerintah
menyediakan umpan balik rutin, pemantauan kinerja,
dan mengendalikan
pencapaian tujuan.
laporan akhir
tahun kegiatan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang
tidak disampaikan oleh
PPTK
a) Menyampaika
n laporan hasil
umpan balik secara rutin,
pemantauan dan
pengendalian
pencapaian tujuan ;
b) Melakukan
pembandingan
target yang akan dicapai dengan
capaian serta
membandingkan
efisiensi dan ekonomis input
belanja tingkat
kerawanan asetnya atau
58
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
besarnya target
dan besarnya anggaran utama;
c) Menyampaikan
laporan rapat
intern di PPTK dilengkapi dengan
hambatan dan
pengendalian yang
belum dan telah dilakukan ;
2. Dalam proses
melaksanakan kegiatan
rutin, pegawai Instansi Pemerintah mendapatkan
informasi berfungsinya
pengendalian intern secara
efektif. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
59
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
a. Laporan operasional
sudah terintegrasi atau direkonsiliasi dengan data
laporan keuangan dan
anggaran dan digunakan untuk mengelola operasional
berkelanjutan, serta
pimpinan Instansi Pemerintah memperhatikan
adanya ketidakakuratan
atau penyimpangan yang bisa mengindikasikan
adanya masalah
pengendalian intern.
laporan akhir
tahun kegiatan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
ketidak akuratan penyajian data
b. Pimpinan yang
bertanggung jawab atas kegiatan operasional
membandingkan informasi
kegiatan atau informasi operasional lainnya yang
didapat dari kegiatan sehari-
hari dengan informasi yang didapat dari sistem
informasi dan
menindaklanjuti semuaketidakakuratan atau
masalah lain yang
ditemukan.
Laporan akhir
penugasan pengawasan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak
disampaikan
60
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
a. Tingkat persediaan
barang,perlengkapan, dan aset lainnya sudahdicek
secara berkala; selisih
antarajumlah yang tercatat dengan jumlahaktual harus
dikoreksi dan
penyebabselisih tersebut harus dijelaskan.
laporan akhir
tahun kegiatan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
ketidak akuratan penyajian data
b. Frekuensi
pembandingan antarapencatatan dan fisik
aktual didasarkanatas
tingkat kerawanan aset.
Laporan akhir
penugasan pengawasan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak
disampaikan
b. Saran dari pegawai
mengenaipengendalian intern
harusdipertimbangkan dan
ditindaklanjutisebagaimana mestinya.
supervisi tidak
dilakukan
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak
disampaikan
B. EVALUASI TERPISAH
c. Evaluasi secara berkala dilakukan terhadap bagian
dari pengendalian intern
secara memadai.
Rapat pengendalian
intern di PPTK
tidak dilakukan
1>, 2>, 3>, 4>, 5> laporan yang
tidak
disampaikan
a) Menyampaikan laporan evaluasi
secara bulan dan
frekuensi penugasan;
61
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
b) Metodologi
evaluasi mencakup self
assessment atau
penilaian mandiri dapat
menggunakan
daftar periksa pengujian
langsung atau
checklist ;
c) Melaporkan
hasil evaluasi atas identifikasi
indicator
inefisiensi, pemborosan atau
penyalahgunaan
a. Metodologi yang
dipergunakan telah
mencakup self assessment dengan menggunakan daftar
periksa (check list), daftar
kuesioner, atau perangkat
lainnya.
Laporan
inefisiensi
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang
tidak disampaikan
b. Evaluasi terpisah
tersebut meliputi suatu
reviu terhadap rancangan pengendalian intern dan
pengujian langsung (direct testing) atas kegiatan
pengendalian intern.
Laporan
inefisiensi
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang
tidak disampaikan
62
UNSUR DAN SUB UNSUR SPIP
EFEKTIFITAS TARGET TIDAK TERCAPAI DAN BELANJA YANG TIDAK EKONOMIS
KATEGORI RISIKO
MITIGASI RISIKO
DISEBABKAN KARENA ANALISIS
RISIKO
SKALA RISIKO
c. Dalam Instansi
Pemerintah yang menggunakan sistem
informasi berbasis
komputer, evaluasi terpisah dilakukan dengan
menggunakan teknik audit
berbantuan komputer untuk mengidentifikasi indikator
inefisiensi, pemborosan,
atau penyalahgunaan.
tidak ada laporan inefisiensi,
pemborosan dan penyalahgunaan
Laporan
inefisiensi
1>, 2>, 3>, 4>, 5>
laporan yang tidak
disampaikan
menghilangkan
risiko kepatuhan
RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (RTP)
ATAS IMPLEMENTASI SPIP
URUSAN PEMERINTAHAN FUNGSI PENUNJANG
BIDANG PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH
PADA PERANGKAT DAERAH
DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA
Nomor : B.136/Prog&Keu/050/I/2020
Tanggal : 31 Januari 2020
MENINGKATKAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
1
KATA PENGANTAR
Semangat untuk membangun Kabupaten Kutai Kartanegara, khususnya
Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara, tentunya
tidak dapat begitu saja akan dapat mempertahankan cita-cita yang diharapkan.
Diperlukan suatu manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik.
Selanjutnya, manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah akan
memerlukan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk mencegah kegagalan
dan mempercepat keberhasilan dari capaian kinerja yang diharapkan. Instrumen
tersebut diharapkan dapat terintegrasi pada seluruh level manajemen dan pada
proses penyelenggaraan pemerintahan daerah di Dinas Pertanahan dan Penataan
Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara, baik di level kegiatan maupun level
Organisasi Perangkat Daerah.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 adalah instrumen yang tepat untuk
mendukung kinerja manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya Dinas
Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara. Sejalan dengan
penetapan SPIP untuk diberlakukan di seluruh Indonesia, maka untuk
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara telah ditetapkan Peraturan
Bupati Kutai Kartanegara Nomor 7 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara, maka perlu dibuat dokumen rencana tindak pengendalian untuk
digunakan sebagai alat guna mengendalikan kegiatan-kegiatan pengendalian
yang harus dibuat dan dilaksanakan oleh seluruh pimpinan dan pegawai di
lingkungan Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Rencana Tindak Pengendalian ini akan menjadi acuan bagi perangkat
Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara, dalam
mengimplementasikan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah serta akan
dilakukan pemantauan secara berkala tiga bulan sekali.
Diharapkan agar seluruh pejabat dan pegawai di Lingkungan Dinas
Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara
menyelenggarakan penerapan SPIP dengan sebaik-baiknya dalam rangka
mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Demikian, semoga dapat menjadi pedoman untuk kita semua dan dapat
dilaksanakan.
Ditetapkan di Tenggarong
Pada tanggal 31 Januari 2020
Dinas Pertanahan dan Penataan
Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara
Kepala,
Setianto Nugroho Aji,SH.,M.Si
Pembina Tingkat I
NIP. 19671027 199403 1 008
2
RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (RTP)
ATAS IMPLEMENTASI SPIP
URUSAN PEMERINTAHAN FUNGSI PENUNJANG
BIDANG PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH
PADA PERANGKAT DAERAH
DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG
A. PENDAHULUAN
Dengan ditetapkannya paket reformasi birokrasi di bidang keuangan negara dengan terbitnya UU nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara untuk menciptakan Good Governance sebagaimana diamanatkan dalam UU nomor 28 tahun 2009 tentang
Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari KKN, maka diperlukan
Sistem Pengendalian Intern dalam mengelola keuangan negara.
Selanjutnya terkait dengan pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, yang diatur dalam UU Nomor 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dalam Pasal 12 disebutkan bahwa dalam rangka
pemeriksaan keuangan dan/atau kinerja, pemeriksa melakukan pengujian dan penilaian atas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan suatu kebijakan berkaitan dengan sistem pengendalian yang harus dibuat oleh Pemerintah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang mewajibkan
kepada pimpinan instansi pemerintah untuk menyelenggarakan SPIP.
Sebagai instansi penyelenggara pemerintahan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara wajib menyelenggarakan kebijakan SPIP sesuai PP SPIP
dan Peraturan Bupati tersebut secara terintegrasi ke dalam kegiatan dan
tindakan pelaksanaan tugas pokok di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Rencana Tindak Pengendalian SPIP ditetapkan sebagai wujud pelaksanaan
SPIP secara menyeluruh dalam penyelenggaraan tugas pokok pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara. Rencana Tindak
Pengendalian merupakan uraian mengenai rencana tindak (action plan)
penguatan SPIP baik dalam bentuk pembangunan lingkungan pengendalian maupun infrastruktur
kebijakan pengendalian atas pelaksanaan tugas pokok Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara sehingga diharapkan
dapat mendukung atas pencapaian tujuan, visi dan misi Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara.
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG Jl. Muso Bin Salim No. 06 Telp (0541) 661122 Fax (0541) 664881
Website: http://pertaru.kukarkab.go.id Email: [email protected]
TENGGARONG 75512
3
B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286)
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286)
3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan,
dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4410)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
6. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah.
7. Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang
Daerah.
8. Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara..
9. Peraturan Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 07 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
10. Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 80 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pertanggungjawaban Belanja yang bersumber dari APBD.
11. Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 72 Tahun 2016 tentang
kedudukan susunan Organisasi tugasdan fungsi serta tata kerja
perangkat daerah pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
12. Surat Edaran Sekretaris Daerah Nomor Itkab.005/1376/SE-SEKDA/X/2017 tanggal 16 November 2017 tentang Pedoman Identifikasi
dan Analisis Risiko Penyelenggaraan SPIP
C. TUJUAN
Rencana Tindak Pengendalian (RTP) ditujukan sebagai rencana tindak (action plan) penguatan SPIP baik dalam bentuk pembangunan lingkungan pengendalian maupun infrastruktur kebijakan pengendalian, melakukan
Implementasi atas Infrastruktur kebijakan pengendalian yang telah dibangun
dan atau telah ada serta melakukan pemantauan secara berkala yang akan dilaksanakan oleh pimpinan dan para pegawai di lingkungan Dinas
Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara.
D. MANFAAT
Manfaat Rencana Tindak Pengendalian (RTP) di lingkungan Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai
berikut:
1. Memberikan arah dalam pengembangan SPIP secara menyeluruh hingga
tercipta keterpaduan antara sub-sub unsur SPIP dengan lingkungan
pengendalian dalam aktivitas dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok
Inspektorat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
2. Menjadi dasar dalam membangun dan mengimplementasi infrastruktur
pengendalian sebagai bagian dari penyelenggaraan SPIP.
4
3. Menjadi dokumentasi dalam penyelenggaraan SPIP dan pengukuran
kemajuan penyelenggaraan SPIP, serta dasar pemantauan yang
berkelanjutan.
E. RUANG LINGKUP
Rencana Tindak Pengendalian (RTP) Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang
Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2020 meliputi tujuan dan Sasaran pada
tingkat instansi yaitu:
TUJUAN
Meningkatnya Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Pembangunan
SASARAN
1. Meningkatnya kelembagaan dan terwujudnya tata kelola
pemerintahan yang baik dan profesional di Dinas Pertanahan dan
Penataan Ruang
2. Meningkatnya Penatausahaan Pemanfaatan dan Pengendalian
Pertanahan
3. Meningkatnya Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Tata
Ruang
Tujuan tersebut dikaitkan dengan Visi Kabupaten Kabupaten Kutai
Kartanegara yang tertuang dalam Dokumen RPJMD Kabupaten Kutai
Kartanegara Tahun 2016-2021 yaitu:
VISI
Terwujudnya Kabupaten Kutai Kartanegara yang Maju, Mandiri, Sejahtera,
dan Berkeadilan
Serta Misi ke-1 Kabupaten Kabupaten Kutai Kartanegara yang tertuang
dalamDokumen RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2016-2021
yaitu:
MISI
Memantapkan Reformasi Birokrasi untuk Rakyat
Meningkatkan keterpaduan pembangunan infrastruktur menuju daya
saing daerah
Tujuan dan sasaran tersebut mendukung seluruh tahapan proses
manajemen
yaitu perumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pemantauan dalam rangka pengelolaan
keuangan dan penyajian dan pengungkapan Laporan Keuangan Daerah
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan meliputi pengakuan,
pengukuran, penyajian dan pengungkapan laporan keuangan daerah.
Dari sisi tingkatan manajemen, Rencana Tindak Pengendalian Dinas
5
Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2020
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2020 akan menjadi tanggung jawab
tingkatan manajemen atas, manajemen menengah, dan manajemen bawah
pada Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2020 Kabupaten Kutai Kartanegara.
F. PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB (STATEMENT OF RESPONSIBILITIES)
Dalam UU nomor 1 tahun 2004 (Pasal 55 ayat (4): Menteri/Pimpinan
lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang memberikan
pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan
Sistem Pengendalian Intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Pernyataan tersebut dibuat setiap tahun bersamaan dengan penyusunan
laporan keuangan yang harus didukung dengan fakta bahwa pengendalian
intern memang sudah diselenggarakan. Pernyataan selaras dengan siklus
penyelenggaraan SPIP mulai dari identifikasi tujuan sampai dengan
pemantauan efektivitas pengendalian yang dibuat dan dipantau setiap tahun.
Rencana Tindak dalam penyelenggaraan SPIP tertuang dalam dokumen
Rencana Tindak Pengendalian.
G. GAMBARAN SPIP
Dalam Ketentuan Umum PP Nomor 60 Tahun 2008, Sistem Pengendalian
Intern (SPI) didefinisikan sebagai proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) wajib
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah daerah.
1. Tujuan SPIP
Penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk mencapai beberapa tujuan yang
mencakup:
a. Efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan Instansi Pemerintah sebagai
bagian dari organisasi penyelenggara negara.
b. Keandalan pelaporan keuangan Instansi Pemerintah sehingga dapat
dipercaya, baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal Instansi
Pemerintah yang berkepentingan dengan informasi di dalam laporan
keuangan.
c. Pengamanan aset negara yang dikelola Instansi Pemerintah dan
digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan instansi tersebut.
d. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
bagi instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara.
2. Unsur-Unsur SPIP
SPIP wajib diselenggarakan untuk memberi keyakinan memadai bagi
tercapainya empat tujuan yang merupakan pilar-pilar penopang dari
perwujudan tujuan bernegara dan berbangsa. Pilar-pilar penyangga
tersebut harus dibangun di atas fondasi unsurunsur SPIP yang terdiri
dari:
a. Penciptaan Lingkungan Pengendalian yang kuat sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 4 s.d. 12 PP Nomor 60 Tahun 2008.
b. Penilaian Risiko sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 13 s.d. 17
PP Nomor 60 Tahun 2008 untuk dapat mengantisipasi atau mengelola
risiko yang dapat menggagalkan pencapaian tujuan.
6
c. Perancangan Kegiatan Pengendalian sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 18 s.d. 40 PP 60 Tahun 2008 untuk mengamankan tiap
proses yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Penetapan mekanisme informasi dan Komunikasi sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 41 s.d. 42 PP Nomor 60 Tahun 2008 sehingga
dapat mengetahui dan mendeteksi secara dini setiap permasalahan
yang dihadapi di dalam berorganisasi untuk mencapai tujuan.
e. Pemantauan untuk menilai efektivitas sistem pengendalian
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 43 s.d. 46 PP Nomor 60 Tahun 2008.
Kegiatan penerapan unsur SPIP adalah kegiatan dimana infrastruktur
yang telah ada diterapkan sebagai suatu proses yang terintegrasi dengan
tindakan dan kegiatan para pejabat pelaksana kegiatan dan aparatur Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara,
paling tidak meliputi langkah-langkah berikut: a. Mengintegrasikan unsur-unsur SPIP pada setiap tindakan dan kegiatan
pelaksanaan tugas pokok. b. Melaksanakan penerapan unsur-unsur SPIP sebagai suatu proses yang
melekat dalam kegiatan pelaksanaan tugas pokok.
c. Menerapkan unsur-unsur SPIP secara dinamis yaitu dilakukan
penyempurnaan apabila terdapat risiko atau masalah yang diperkirakan
akan menghambat pencapaian tujuan.
H. RENCANA TINDAK PENGENDALIAN Unsur Lingkungan Pengendalian adalah pondasi dalam pelaksanaan SPIP
antara lain dalam bentuk penegakan integritas, kompetensi sumber daya
manusia, dan komitmen pimpinan. Terkait dengan tujuan dalam pelaksanaan kegiatan utama Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang
Kabupaten Kutai Kartanegara yakni “Terwujudnya Kabupaten Kutai Kartanegara yang Maju, Mandiri, Sejahtera, dan Berkeadilan ", hasil
analisis risiko menyimpulkan bahwa risiko dalam pengelolaan pertanahan dan penataan ruang yakni “Tidak meningkatnya Transparansi dan
Akuntabilitas Kinerja Pembangunan”, selanjutnya akan menjadi prioritas
dalam Rencana Tindak Pengendalian (RTP) Tahun 2020, sebagai berikut: No Risiko Uraian RTP
1 risiko dalam pengelolaan pertanahan dan penataan ruang yakni “Tidak
meningkatnya Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja
Pembangunan”,
Supervisi dilakukan terus menerus terhadap semua pelaksana kegiatan
dengan berpedoman kepada
peraturan dan SOP yang berlaku
I. INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Informasi dan Komunikasi dalam pelaksanaan RTP ini adalah informasi yang
dapat memberikan keyakinan kepada pemilik risiko bahwa pengendalian telah berjalan dengan efektif. Daftar informasi dan komunikasi sebagai
pelaksanaan RTP dapat dilihat pada lampiran 1.
J. PEMANTAUAN/EVALUASI TERPISAH Pemantauan bertujuan untuk meyakinkan bahwa RTP serta informasi dan
komunikasi dilaksanakan sesuai rencana, sedangkan evaluasi bertujuan
untuk menilai efektivitas pelaksanaan kegiatan pengendalian dalam mendukung pencapaian tujuan. Pemantauan dilakukan dalam bentuk:
1. On Going Monitoring yaitu pemantauan yang melekat dalam proses pelaksanaan tugas pokok dilakukan secara kontinu oleh atasan langsung.
2. Pemantauan melekat secara berkala/per triwulan, untuk triwulan pertama, kedua , ketiga, serta setiap bulan untuk triwulan terakhir akan
dilakukan oleh pimpinan OPD/Kepala SKPD terkait.
3. Evaluasi terpisah secara berkala/semester akan dilakukan oleh Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara.
Daftar pemantauan dapat dilihat pada lampiran 1.
7
K. PENUTUP
1. Dokumen RTP ini akan menjadi dokumen hidup yang senantiasa akan
disesuaikan dengan perkembangan dan kondisi untuk perbaikan SPIP secara berkelanjutan di Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang
Kabupaten Kutai Kartanegara. 2. Dokumen RTP berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila terdapat
perubahan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku ataupun apabila terdapat kekeliruan, maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Tenggarong
Pada tanggal 31 Januari 2020
Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Kepala,
Setianto Nugroho Aji,SH.,M.Si
Pembina Tingkat I
NIP. 19671027 199403 1 008
NNo
Nama Jabatan Jabatan tim Tanda Tangan
1 Maman Setiawan,ST., MT
NIP.19700105 199903 1 011
Sekretaris Dinas Pertanahan dan
Penataan Ruang
Pengarah …………..
Indra Wahyuni,SP
NIP.19780617 200801 2 023
Kasubag Peny.Program
& Keuangan Ketua ……..……..
2 Finda Anggraeni Pengumpul Anggota ……………..
Indra Nur Hidayat Pengadministrasi Anggota ……..……..
Ayu Oktaviani Staf Program Keuangan Anggota ……..……..
i
RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (RTP) PENERAPAN SPIP TAHUN 2020
PENGELOLAAN PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
No Risiko Rencana Tindak
Pengendalian
Penanggung
Jawab
Infokom Pemantauan Target Waktu
Kebutuhan
Informasi
Sarana
Komunikasi
Pemantauan
Melekat
(Kepala
Dinas)
Evaluasi
Terpisah
(APIP
internal dan
eksternal )
2020 2021
RTP ATAS RISIKO PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN DINAS PERHUBUNGAN " Menurunkan kesenjangan pembangunan antar wilayah "
1 risiko dalam pengelolaan
pertanahan dan penataan
ruang yakni “Tidak
meningkatnya
Transparansi dan
Akuntabilitas Kinerja Pembangunan”,
Dilakukan
suvervisi terus
menerus
terhadap
kegiatan
berdasarkan peraturan dan
SOP yag berlaku
Kepala
Dinas
daftar penggunaan
lahan -daftar
sengketa tanah -
daftar penguasaan
lahan -daftar tanah
pemda
Expose,
Rapat
Internal tim
dan
supervisor
Selama
penugasan
kegiatan di
laksanakan
Evaluasi,
Pembinaan
dan
Pemeriksaan
APIP
Seluruh
Kegiatan
Seluruh
Kegiatan
i
Lampiran II TARGET YANG INGIN DICAPAI
1. 4,4 ha pengadaan tanah untuk pembangunan ; 2. 30 dokumen perubahan penggunaan lahan ;
3. 13 kasus penyelesian sengketa pertanahan ; 4. 18 kecamatan pengendalian administrasi penguasaan lahan ;
5. 18 kali penyuluhan hukum pertanahan ; 6. 14 dokumen kajian pemukiman diatas air ;
7. 1 peraturan daerah yang disusun ;
8. 500 sertifikat tanah pemda ; 9. 35 dokumen fasilitasi RTRW,RDTR dan TKPRD
10. 41 % updating database pertanahan 11. 135 jenis pengadaan peralatan kantor
12. 1 paket rehab gedung kantor -5 unit penataan arsip daerah
BELANJA EFEKTIF, EFISIEN DAN EKONOMIS TAHUN ANGGARAN 2020
No
Kode
rekening Uraian Jumlah
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana Kegiatan 451,144,200
2 5.2.2.02.01 Belanja Bahan Baku Bangunan 192,360,000
3 5.2.2.03.12 Belanja Jasa Pihak Ketiga 1,586,700
4 5.2.2.06.03 Belanja Penjilidan 18,387,000
5 5.2.2.10.09 Belanja Sewa Alat Survey/ Penelitian 135,000,000
6 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 470,385,000
7 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 3,032,024,705.46
8 5.2.2.15.02 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 210,348,075
9 5.2.2.17.03 Belanja Bimbingan Teknis 15,000,000
10
5.2.2.23.02 Belanja Barang yang akan diserahkan kepada Pihak Ketiga
61,280,000
11 5.2.2.29.01 Belanja Tenaga Ahli 75,900,000
12 5.2.2.29.02 Belanja Narasumber 151,200,000
13 5.2.2.35.01 Belanja Transportasi dan Akomodasi 100,447,800
14
5.2.3.01.03 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Kuburan
100,000,000
15
5.2.3.11.02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Untuk Bangunan Gedung Perdagangan/Perusahaan
29,776,871,300
16
5.2.3.11.04 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Tempat Kerja/Jasa
901,605,000
17
5.2.3.11.05 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Kosong
200,000,000
18
5.2.3.13.01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Lapangan Olah Raga
200,000,000
19
5.2.3.13.07 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Untuk Bangunan Jalan
1,299,517,300
20
5.2.3.30.01 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Meja Kerja Pejabat
77,062,620
21
5.2.3.30.02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Meja Rapat Pejabat
30,264,600
22
5.2.3.30.03 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Kursi Kerja Pejabat
60,549,280
23 5.2.3.30.04 Belanja Modal Peralatan dan Mesin - 47,992,000
ii
Pengadaan Kursi Rapat Pejabat
24
5.2.3.30.07 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Lemari dan Arsip Pejabat
35,530,000
25
5.2.3.49.01 Belanja Modal Gedung dan Bangunan -
Pengadaan Bangunan Gedung Kantor
710,038,194
26 5.2.3.93.01 Belanja Modal Software 38,969,400
27
5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
29,583,513,125
Lampiran III
DAFTAR RISIKO PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN TAHUN 2020
No. Kode
Idetitas Risiko
Pernyataan Risiko Pemilik Risiko
1 Adanya kerugian negara/daerah atau kerugian
negara/daerah yang terjadi pada perusahaan milik negara/daerah
1 1 Terjadinya Kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan milik
negara/daerah
1 1 1 Adanya belanja dan/atau pengadaan barang/jasa fiktif Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 2 Adanya rekanan pengadaan barang/jasa tidak menyelesaikan pekerjaan
pihak ketiga
1 1 3 Adanya kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang pihak ketiga
1 1 4 Adanya kelebihan pembayaran selain kekurangan volume
pekerjaan dan/atau barang
Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 1 5 Adanya kemahalan harga (mark up) ASN bukan bendahara, pihak
ketiga
1 1 6 Adanya penggunaan uang/barang untuk kepentingan
pribadi
Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 1 7 Adanya pembayaran honoraium dan/atau biaya perjalanan
dinas ganda dan/atau melebihi standar yang ditetapkan
ASN bukan
bendahara
1 1 8 Adanya spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai
dengan kontrak
pihak ketiga
1 1 9 Adanya belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 1 10 Adanya pengembalian pinjaman/piutang atau dana bergulir
macet
Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 11 Adanya kelebihan penetapan dan pembayaran restitusi
pajak atau penetapan kompensasi kerugian
Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 1 12 Adanya penjualan/pertukaran/penghapusan aset negara/daerah tidak sesuai ketentuan dan merugikan
negara/daerah
Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 13 Adanya pengenaan ganti kerugian negara belum/tidak
dilaksanakan sesuai ketentuan
Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 14 Adanya Entitas saudara belum/tidak melaksanakan tuntutan perbendaharaan (TP) sesuai ketentuan
Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
iii
No. Kode
Idetitas Risiko
Pernyataan Risiko Pemilik Risiko
1 1 15 Adanya penghapusan hak tagih tidak sesuai ketentuan Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 16 Adanya pelangaaran ketentuan pemberian diskon penjualan Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 17 Adanya penentuan HPP (harga pokok pembelian) terlalu rendah sehingga penentuan harga jual lebih rendah dari
yang seharusnya
Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 18 Adanya Jaminan pelaksanaan dalam pelaksanaan
pekerjaan, pemanfaatan barang dan pemberiaan fasilitas
tidak dapat dicairkan
Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 19 Adanya penyetoran penerimaan negara/daerah dengan bukti
fiktif
Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 2 Terjandinya Potensi Kerugian Negara/daerah atau
kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan
milik negara/daerah
1 2 1 Adanya kelebihan pembayaran dalam pengadaan
barang/jasa tetapi pembayaran pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya
Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 2 2 Adanya rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak
selama masa pemeliharaan
pihak ketiga
1 2 3 Adanya aset dikuasai oleh pihak lain ASN bukan
bendahara, pihak
ketiga
1 2 4 Adanya pembelian aset yang berstatus sengketa Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 2 5 Adanya aset tidak diketahui keberadaannya ASN bukan
bendahara
1 2 6 Adanya pemberian jaminan pelaksanaan dalam pelaksanaan
pekerjaan, pemanfaatan barang dan pemberian fasilitas
tidak sesuai ketentuan
ASN bukan
bendahara
1 2 7 Adanya pihak ketiga belum melaksanakan kewajiban untuk menyerahkan aset kepada negara/daerah
pihak ketiga
1 2 8 Adanya Piutang/pinjaman atau dana bergulir yang berpotensi tidak tertagih
pihak ketiga
1 2 9 Adanya penghapusan piutang tidak sesuai ketentuan Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 2 10 Adanya pencairan anggaran pada akhir tahun anggaran
untuk pekerjaan yang belum selesai
Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 3 Terjadinya Kekurangan penerimaan negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah
1 3 1 Adanya penerimaan negara/daerah atau denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan atau
dipungut/diterima/disetorkan ke kas negara/daerah atau
perusahaan milik negara/daerah
Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 3 2 Adanya penggunaan langsung penerimaan negara/daerah Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 3 3 Adanya dana perimbangan yang telah ditetapkan belum setorkan ke kas daerah
Bendahara,ASN bukan bendahara
1 3 4 Adanya penerimaan negara/daerah diterima atau digunakan oleh instansi yang tidak berhak
Bendahara,ASN bukan bendahara
iv
No. Kode
Idetitas Risiko
Pernyataan Risiko Pemilik Risiko
1 3 5 Adanya pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan
Bendahara,ASN bukan bendahara
1 3 6 Adanya koreksi perhitungan bagi hasil dengan KKKS Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 3 7 Adanya kelebihan pembayaran subsidi oleh pemerintah Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 4 terjadinya Administrasi
1 4 1 Adanya pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti tidak lengkap/tidak valid)
Bendahara,ASN bukan bendahara
1 4 2 Adanya pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau penetapan anggaran
pihak ketiga
1 4 3 Adanya proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai
ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)
ASN bukan
bendahara
1 4 4 Adanya pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan ASN bukan
bendahara
1 4 5 Adanya pelaksanaan lelang secara performa ASN bukan
bendahara
1 4 6 Adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-
undangan bidang pengelolaan perlengkapan atau barang
milik negara/daerah/perusahaan
ASN bukan
bendahara
1 4 7 Adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang tertentu lainnya seperti kehutanan.
pertambangan.perpajakan. dll
ASN bukan bendahara
1 4 8 Adanya koreksi perhitungan subsidi/kewajiban pelayanan
umum
ASN bukan
bendahara
1 4 9 Adanya pembentukan cadangan piutang. perhitungan
penyusutan atau amortisasi tidak sesuai ketentuan
ASN bukan
bendahara
1 4 10 Adanya penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di
bendaharawan ke kas negara/daerah melebihi batas waktu yang ditentukan
Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 4 11 Adanya pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi batas waktu yang ditentukan
Bendahara,ASN bukan bendahara
1 4 12 Adanya sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran belum/tidak disetor ke kas negara/daerah
Bendahara,ASN bukan bendahara
1 4 13 Adanya pengeluaran investasi pemerintah tidak didukung
bukti yang sah
Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 4 14 Adanya kepemilikan aset tidak/belum didukung bukti yang
sah
ASN bukan
bendahara
1 4 15 Adanya pengalihan anggaran antar MAK tidak sah ASN bukan
bendahara
1 4 16 Adanya pelampauan pagu anggaran ASN bukan
bendahara
1 5 terjadinya Indikasi tindak pidana
1 5 1 Adanya Indikasi tindak pidana korupsi Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 5 2 Adanya indikasi tindak pidana perbankan Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 5 3 Adanya indikasi tindak pidana perpajakan Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 5 4 Adanya indikasi tindak pidana kepabeanan Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 5 5 Adanya indikasi tindak pidana kehutanan Bendahara,ASN
v
No. Kode
Idetitas Risiko
Pernyataan Risiko Pemilik Risiko
bukan bendahara, pihak ketiga
1 5 6 Adanya indikasi tindak pidana pasar modal Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 5 7 Adanya indikasi tindak pidana khusus lainnya Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
2 Adanya kelemahan sistem pengendalian intern
2 1 Teradinya Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan
pelaporan
2 1 1 Adanya pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak
akurat
Bendahara,ASN
bukan bendahara
2 1 2 Adanya proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan ASN bukan
bendahara
2 1 3 Adanya Entitas terlambat menyampaikan laporan ASN bukan bendahara
2 1 4 Adanya sistem informasi akuntansi dan pelaporan tidak memadai
ASN bukan bendahara
2 1 5 Adanya sistem informasi akuntansi dan pelaporan belum didukung SDM yang memadai
ASN bukan bendahara
2 2 Terjadinya Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja
2 2 1 Adanya Perencanaan kegiatan tidak memadai ASN bukan
bendahara
2 2 2 Adanya mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan
serta penggunaan Penerimaan negara/daerah/perusahaan
dan hibah tidak sesuai ketentuan
Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
2 2 3 Adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang teknis tertentu atau ketentuan intern
organisasi yang diperiksa tentang pendapatan dan belanja
Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
2 2 4 Adanya pelaksanaan belanja di luar mekanisme APBN/APBD Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
2 2 5 Adanya penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau
belum dilakukan berakibat hilangnya potensi penerimaan/pendapatan
ASN bukan
bendahara
2 2 6 Adanya penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau
belum dilakukan berakibat peningkatan biaya /belanja
ASN bukan
bendahara
2 2 7 Adanya kelemahan pengelolaan fisik asset ASN bukan
bendahara
2 3 Terjadinya Kelemahan struktur pengendalian intern
2 3 1 Adanya entitas tidak memiliki SOP yang formal untuk suatu prosedur atau keseluruhan prosedur
ASN bukan bendahara
2 3 2 Adanya SOP yang ada pada entitas tidak berjalan secara optimal atau tidak ditaati
ASN bukan bendahara
2 3 3 Adanya entitas tidak memiliki satuan pengawas intern ASN bukan
bendahara
2 3 4 Adanya satuan pengawas intern yang ada tidak memadai
atau tidak berjalan optimal
ASN bukan
bendahara
2 3 5 Adanya pemisahan tugas dan fungsi yang memadai ASN bukan
bendahara
3 adanya ketidak efektifan, ketidak efisienan, ketidak
ekonomisan
3 1 Terjadinya
Ketidakhematan/pemborosan/ketidakekonomisan
vi
No. Kode
Idetitas Risiko
Pernyataan Risiko Pemilik Risiko
3 1 1 Adanya pengadaan barang/jasa melebihi kebutuhan ASN bukan bendahara
3 1 2 Adanya penetapan kualitas dan kuantitas barang/jasa yang
digunakan tidak sesuai standar
ASN bukan
bendahara
3 1 3 Adanya pemborosan keuangan negara/daerah/perusahaan
atau kemahalan harga
Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
3 2 Terjadinya Ketidakefisienan Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
3 2 1 Adanya penggunaan kuantitas input untuk satu satuan
output lebih besar/tinggi dari yang seharusnya
ASN bukan
bendahara
3 2 2 Adanya penggunaan kualitas input untuk satu satuan
output lebih tinggi dari seharusnya
ASN bukan
bendahara
3 3 Terjadinya Ketidakefektifan Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
3 3 1 Adanya penggunaan anggaran tidak tepat sasaran/tidak
sesuai peruntukan
ASN bukan
bendahara
3 3 2 Adanya pemanfaatan barang/jasa dilakukan tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan
ASN bukan bendahara
3 3 3 Adanya barang yang dibeli belum/tidak dapat dimanfaatkan Bendahara,ASN bukan bendahara
3 3 4 Adanya pemanfaatan barang/jasa tidak berdampak terhadap
pencapaian tujuan organisasi
ASN bukan
bendahara
3 3 5 Adanya pelaksanaan kegiatan terlambat/terhambat sehingga
mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi
ASN bukan
bendahara
3 3 6 Adanya pelayanan kepada masyarakat tidak optimal ASN bukan
bendahara
3 3 7 Adanya fungsi atau tugas instansi yang diperiksa tidak
diselenggarakan dengan baik termasuk target penerimaan
tidak tercapai
ASN bukan
bendahara
3 3 8 Adanya penggunaan biaya promosi/pemasaran tidak efektif Bendahara,ASN bukan bendahara
Lampiran IV
BISNIS PROSES KEBIJAKAN INTERNAL
No Bisnis proses Pemilik risiko
1 PENERBITAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN BELANJA
BARANG DAN JASA GANTI UANG (SPM-G
1 Menyerahkan SPD kepada Bendahara dan PPK SKPD PA, PPK, Bend
2 Membuat SPP- LS barang & jasa beserta dokumen lainnya
berdasar SPD dan SPJ
Bend
3 Menyerahkan SPP-GU Barang & jasa beserta dokumen lain
kepada PPK-SKPD - Meneliti kelengkapan dokumen SPP-GU
Barang & jasa berdasar SPD dan DPA-SKPD. Jika tidak lengkap maka akan diterbitkan Surat Penolakan SPM. Jika lengkap
maka PPK SKPD akan membuat rancangan SPM
Bend, PPK
4 Memproses penerbitan SPM dan menyerahkan kepada Pengguna
Anggaran
PPK
5 Menerima SPM-GU untuk diotorisasi PA
6 Memilah berkas yang akan diajukan ke bagian perbendaharaan BPKAD dan mengarsipkan.
PPK
vii
No Bisnis proses Pemilik risiko
2 Verfikasi SPJ Keuangan
1 Menerima SPJ dari PPTK staf verifikasi
2 Memverifikasi kwitansi-kwitansi, pajak dan kelengkapan lainnya
berdasarkan peraturan yang berlaku
staf verifikasi
3 Meneliti hasil Verifikasi PPK
4 Memeriksa SPJ dan jika terdapat bukti pembayaran yang ditolak
maka SPJ atau kuitansi diserahkan ke pada Bendahara
PPK,
bendahara
5 Membuat Peneriman dan Pengesahan SPJ staf verifikasi
6 Memeriksa Buku Pajak dan Penerimaan Pengesahan SPJ dan memaraf
PPK
7 Menyetujui Pengesahan SPJ PA
8 Meregister Pengesahan SPJ staf berifikasi
Ditetapkan di Tenggarong
Pada tanggal 31Januari 2020
Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Kepala,
Setianto Nugroho Aji,SH.,M.Si
Pembina Tingkat I
NIP. 19671027 199403 1 008
No Nama Jabatan Jabatan
tim Tanda Tangan
1 Maman Setiawan,ST., MT Sekretaris Dinas
Pertanahan dan Penataan
Ruang
Pengarah ………….. NIP.19700105 199903 1 011
2 Indra Wahyuni,SP Kasubag Peny.Program &
Keuangan Ketua ……………..
NIP.19780617 200801 2 023
3 Finda Anggraeni Pengumpul Anggota …………..
4 Indra Nur Hidayat Pengadministrasi Anggota ……………..
viii
KERTAS KERJA REVIU DOKUMEN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN
1. Keselarasan dan kesesuaian materi yang disusun dengan substansi Dokumen
Rencana Tindak Pengendalian
No Halaman Tertulis Penjelasan Prosedur Hasil Reviu
1 i - Apakah ada tabel RTP
Cek kertas kerja penyusunan RTP
narasi lampiran I risiko dan RTP
telah
ditambahkan
2 ii 1. 1 Unit Record Center ;
apakah narasi target
Cek kertas kerja penyusunan target
dan belanja
narasi lampiran II target telah
disesuaikan
3 ii Honararium Panitia
Pelaksana
Kegiatan
92.700.000
apakah narasi belanja
Cek kertas kerja penyusunan target
dan belanja
narasi lampiran II belanja telah
disesuaikan
4 16 - apakah ada rincian SOP
cek kertas kerja rincian SOP
Rincian SOP telah
ditambahkan
No Nama Jabatan Jabatan tim Tanda Tangan
1 E. M. Riduan Thalha, SE Auditor Madya Pengendali
teknis
…………..
NIP.19631130 198602 1 003
2 H. Syarifuddin, SE., MM Pengawas Pemerintahan
Madya
Ketua Tim ……………..
NIP.19640620 199503 1 002
3 Dwi Indah Susanti, SSTP, M.Si Auditor Kepegawaian Madya
Anggota Tim …………..
NIP. 19771029 199703 2 004
4 Nurul Hayati, SE Auditor Muda Anggota Tim ……………..
NIP.19780116 200112 2 002
5 Muhlis Haji Pannusu, S.SPI., MP.
Crmo
Auditor Muda Anggota Tim …………..
NIP.19760829 200801 1 007
6 Akhmad Husaini, S.Sos Auditor Pertama Anggota Tim ……………..
NIP.19820117 200112 1 003
Jenis Reviu : Reviu Dokumen RTP DPPR 2020 Sasaran Reviu : Materi isi dokumen RTP DPPR 2020
Petugas Reviu : Nurul Hayati SE, Auditor Muda :……….
Reviu Dalnis : E. M. Riduan Thalha, SE, Auditor Madya, :…………………
i
RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (RTP) PENERAPAN SPIP TAHUN 2020
PENGELOLAAN PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
No
Risiko Rencana Tindak
Pengendalian
Penanggung
Jawab
Infokom Pemantauan Target Waktu
Kebutuhan Informasi Sarana
Komunikasi
Pemantauan
Melekat
(Kepala
Dinas)
Evaluasi
Terpisah
(APIP internal
dan eksternal
)
2020 2021
RTP ATAS RISIKO PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN DINAS PERHUBUNGAN " Menurunkan kesenjangan pembangunan antar wilayah "
1 risiko dalam pengelolaan
pertanahan dan penataan
ruang yakni “Tidak
meningkatnya
Transparansi dan
Akuntabilitas Kinerja Pembangunan”,
Dilakukan
suvervisi terus
menerus terhadap
kegiatan
berdasarkan
peraturan dan SOP yag berlaku
Kepala Dinas daftar penggunaan
lahan -daftar
sengketa tanah -
daftar penguasaan
lahan -daftar tanah
pemda
Expose,
Rapat
Internal tim
dan
supervisor
Selama
penugasan
kegiatan di
laksanakan
Evaluasi,
Pembinaan
dan
Pemeriksaan
APIP
Seluruh
Kegiatan
Seluruh
Kegiatan
i
Lampiran II TARGET YANG INGIN DICAPAI
1. 4,4 ha pengadaan tanah untuk pembangunan ; 2. 30 dokumen perubahan penggunaan lahan ;
3. 13 kasus penyelesian sengketa pertanahan ; 4. 18 kecamatan pengendalian administrasi penguasaan lahan ;
5. 18 kali penyuluhan hukum pertanahan ; 6. 14 dokumen kajian pemukiman diatas air ;
7. 1 peraturan daerah yang disusun ;
8. 500 sertifikat tanah pemda ; 9. 35 dokumen fasilitasi RTRW,RDTR dan TKPRD
10. 41 % updating database pertanahan 11. 135 jenis pengadaan peralatan kantor
12. 1 paket rehab gedung kantor -5 unit penataan arsip daerah
BELANJA EFEKTIF, EFISIEN DAN EKONOMIS TAHUN ANGGARAN 2020
No
Kode
rekening Uraian Jumlah
1 5.2.1.01.01 Honararium Panitia Pelaksana Kegiatan 451,144,200
2 5.2.2.02.01 Belanja Bahan Baku Bangunan 192,360,000
3 5.2.2.03.12 Belanja Jasa Pihak Ketiga 1,586,700
4 5.2.2.06.03 Belanja Penjilidan 18,387,000
5 5.2.2.10.09 Belanja Sewa Alat Survey/ Penelitian 135,000,000
6 5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 470,385,000
7 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 3,032,024,705.46
8 5.2.2.15.02 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 210,348,075
9 5.2.2.17.03 Belanja Bimbingan Teknis 15,000,000
10
5.2.2.23.02 Belanja Barang yang akan diserahkan kepada Pihak Ketiga
61,280,000
11 5.2.2.29.01 Belanja Tenaga Ahli 75,900,000
12 5.2.2.29.02 Belanja Narasumber 151,200,000
13 5.2.2.35.01 Belanja Transportasi dan Akomodasi 100,447,800
14
5.2.3.01.03 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Kuburan
100,000,000
15
5.2.3.11.02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Untuk Bangunan Gedung Perdagangan/Perusahaan
29,776,871,300
16
5.2.3.11.04 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Tempat Kerja/Jasa
901,605,000
17
5.2.3.11.05 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Kosong
200,000,000
18
5.2.3.13.01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Lapangan Olah Raga
200,000,000
19
5.2.3.13.07 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Untuk Bangunan Jalan
1,299,517,300
20
5.2.3.30.01 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Meja Kerja Pejabat
77,062,620
21
5.2.3.30.02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Meja Rapat Pejabat
30,264,600
22
5.2.3.30.03 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Kursi Kerja Pejabat
60,549,280
23 5.2.3.30.04 Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Kursi Rapat Pejabat 47,992,000
24
5.2.3.30.07 Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Lemari dan Arsip Pejabat
35,530,000
25
5.2.3.49.01 Belanja Modal Gedung dan Bangunan -
Pengadaan Bangunan Gedung Kantor
710,038,194
26 5.2.3.93.01 Belanja Modal Software 38,969,400
27
5.2.3.93.02 Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian yang
Memberikan Manfaat Jangka Panjang
29,583,513,125
ii
Lampiran III
DAFTAR RISIKO PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN TAHUN 2020
No. Kode
Idetitas Risiko
Pernyataan Risiko Pemilik Risiko
1 Adanya kerugian negara/daerah atau kerugian
negara/daerah yang terjadi pada perusahaan milik negara/daerah
1 1 Terjadinya Kerugian negara/daerah atau kerugian
negara/daerah yang terjadi pada perusahaan milik
negara/daerah
1 1 1 Adanya belanja dan/atau pengadaan barang/jasa fiktif Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 1 2 Adanya rekanan pengadaan barang/jasa tidak menyelesaikan pekerjaan
pihak ketiga
1 1 3 Adanya kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang pihak ketiga
1 1 4 Adanya kelebihan pembayaran selain kekurangan volume
pekerjaan dan/atau barang
Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 1 5 Adanya kemahalan harga (mark up) ASN bukan bendahara, pihak
ketiga
1 1 6 Adanya penggunaan uang/barang untuk kepentingan
pribadi
Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 1 7 Adanya pembayaran honoraium dan/atau biaya perjalanan
dinas ganda dan/atau melebihi standar yang ditetapkan
ASN bukan
bendahara
1 1 8 Adanya spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai
dengan kontrak
pihak ketiga
1 1 9 Adanya belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 10 Adanya pengembalian pinjaman/piutang atau dana bergulir
macet
Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 11 Adanya kelebihan penetapan dan pembayaran restitusi
pajak atau penetapan kompensasi kerugian
Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 1 12 Adanya penjualan/pertukaran/penghapusan aset negara/daerah tidak sesuai ketentuan dan merugikan
negara/daerah
Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 13 Adanya pengenaan ganti kerugian negara belum/tidak
dilaksanakan sesuai ketentuan
Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 1 14 Adanya Entitas saudara belum/tidak melaksanakan tuntutan perbendaharaan (TP) sesuai ketentuan
Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 15 Adanya penghapusan hak tagih tidak sesuai ketentuan Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 16 Adanya pelangaaran ketentuan pemberian diskon penjualan Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 1 17 Adanya penentuan HPP (harga pokok pembelian) terlalu
rendah sehingga penentuan harga jual lebih rendah dari
yang seharusnya
Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 1 18 Adanya Jaminan pelaksanaan dalam pelaksanaan
pekerjaan, pemanfaatan barang dan pemberiaan fasilitas tidak dapat dicairkan
Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 1 19 Adanya penyetoran penerimaan negara/daerah dengan bukti fiktif
Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 2 Terjandinya Potensi Kerugian Negara/daerah atau
kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan
milik negara/daerah
1 2 1 Adanya kelebihan pembayaran dalam pengadaan Bendahara,ASN
iii
No. Kode Idetitas
Risiko
Pernyataan Risiko Pemilik Risiko
barang/jasa tetapi pembayaran pekerjaan belum dilakukan
sebagian atau seluruhnya
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 2 2 Adanya rekanan belum melaksanakan kewajiban
pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak
selama masa pemeliharaan
pihak ketiga
1 2 3 Adanya aset dikuasai oleh pihak lain ASN bukan bendahara, pihak
ketiga
1 2 4 Adanya pembelian aset yang berstatus sengketa Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 2 5 Adanya aset tidak diketahui keberadaannya ASN bukan
bendahara
1 2 6 Adanya pemberian jaminan pelaksanaan dalam pelaksanaan
pekerjaan, pemanfaatan barang dan pemberian fasilitas tidak sesuai ketentuan
ASN bukan
bendahara
1 2 7 Adanya pihak ketiga belum melaksanakan kewajiban untuk
menyerahkan aset kepada negara/daerah
pihak ketiga
1 2 8 Adanya Piutang/pinjaman atau dana bergulir yang
berpotensi tidak tertagih
pihak ketiga
1 2 9 Adanya penghapusan piutang tidak sesuai ketentuan Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 2 10 Adanya pencairan anggaran pada akhir tahun anggaran untuk pekerjaan yang belum selesai
Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 3 Terjadinya Kekurangan penerimaan negara/daerah atau
perusahaan milik negara/daerah
1 3 1 Adanya penerimaan negara/daerah atau denda
keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan atau
dipungut/diterima/disetorkan ke kas negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah
Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 3 2 Adanya penggunaan langsung penerimaan negara/daerah Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 3 3 Adanya dana perimbangan yang telah ditetapkan belum
setorkan ke kas daerah
Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 3 4 Adanya penerimaan negara/daerah diterima atau digunakan
oleh instansi yang tidak berhak
Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 3 5 Adanya pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari
ketentuan
Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 3 6 Adanya koreksi perhitungan bagi hasil dengan KKKS Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 3 7 Adanya kelebihan pembayaran subsidi oleh pemerintah Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 4 terjadinya Administrasi
1 4 1 Adanya pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti tidak
lengkap/tidak valid)
Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 4 2 Adanya pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau
penetapan anggaran
pihak ketiga
1 4 3 Adanya proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai
ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)
ASN bukan
bendahara
1 4 4 Adanya pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan ASN bukan
bendahara
1 4 5 Adanya pelaksanaan lelang secara performa ASN bukan bendahara
1 4 6 Adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang pengelolaan perlengkapan atau barang
milik negara/daerah/perusahaan
ASN bukan bendahara
1 4 7 Adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-
undangan bidang tertentu lainnya seperti kehutanan.
pertambangan.perpajakan. dll
ASN bukan
bendahara
1 4 8 Adanya koreksi perhitungan subsidi/kewajiban pelayanan
umum
ASN bukan
bendahara
1 4 9 Adanya pembentukan cadangan piutang. perhitungan penyusutan atau amortisasi tidak sesuai ketentuan
ASN bukan bendahara
iv
No. Kode Idetitas
Risiko
Pernyataan Risiko Pemilik Risiko
1 4 10 Adanya penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di
bendaharawan ke kas negara/daerah melebihi batas waktu
yang ditentukan
Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 4 11 Adanya pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan
melebihi batas waktu yang ditentukan
Bendahara,ASN
bukan bendahara
1 4 12 Adanya sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran belum/tidak disetor ke kas negara/daerah
Bendahara,ASN bukan bendahara
1 4 13 Adanya pengeluaran investasi pemerintah tidak didukung bukti yang sah
Bendahara,ASN bukan bendahara
1 4 14 Adanya kepemilikan aset tidak/belum didukung bukti yang sah
ASN bukan bendahara
1 4 15 Adanya pengalihan anggaran antar MAK tidak sah ASN bukan
bendahara
1 4 16 Adanya pelampauan pagu anggaran ASN bukan
bendahara
1 5 terjadinya Indikasi tindak pidana
1 5 1 Adanya Indikasi tindak pidana korupsi Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 5 2 Adanya indikasi tindak pidana perbankan Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 5 3 Adanya indikasi tindak pidana perpajakan Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 5 4 Adanya indikasi tindak pidana kepabeanan Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
1 5 5 Adanya indikasi tindak pidana kehutanan Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
1 5 6 Adanya indikasi tindak pidana pasar modal Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
1 5 7 Adanya indikasi tindak pidana khusus lainnya Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
2 Adanya kelemahan sistem pengendalian intern
2 1 Teradinya Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan
pelaporan
2 1 1 Adanya pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak
akurat
Bendahara,ASN
bukan bendahara
2 1 2 Adanya proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan ASN bukan
bendahara
2 1 3 Adanya Entitas terlambat menyampaikan laporan ASN bukan
bendahara
2 1 4 Adanya sistem informasi akuntansi dan pelaporan tidak memadai
ASN bukan bendahara
2 1 5 Adanya sistem informasi akuntansi dan pelaporan belum didukung SDM yang memadai
ASN bukan bendahara
2 2 Terjadinya Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
2 2 1 Adanya Perencanaan kegiatan tidak memadai ASN bukan
bendahara
2 2 2 Adanya mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan
serta penggunaan Penerimaan negara/daerah/perusahaan
dan hibah tidak sesuai ketentuan
Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
2 2 3 Adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-
undangan bidang teknis tertentu atau ketentuan intern organisasi yang diperiksa tentang pendapatan dan belanja
Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
2 2 4 Adanya pelaksanaan belanja di luar mekanisme APBN/APBD Bendahara,ASN
bukan bendahara,
pihak ketiga
2 2 5 Adanya penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau
belum dilakukan berakibat hilangnya potensi
ASN bukan
bendahara
v
No. Kode Idetitas
Risiko
Pernyataan Risiko Pemilik Risiko
penerimaan/pendapatan
2 2 6 Adanya penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau
belum dilakukan berakibat peningkatan biaya /belanja
ASN bukan
bendahara
2 2 7 Adanya kelemahan pengelolaan fisik asset ASN bukan bendahara
2 3 Terjadinya Kelemahan struktur pengendalian intern
2 3 1 Adanya entitas tidak memiliki SOP yang formal untuk suatu
prosedur atau keseluruhan prosedur
ASN bukan
bendahara
2 3 2 Adanya SOP yang ada pada entitas tidak berjalan secara
optimal atau tidak ditaati
ASN bukan
bendahara
2 3 3 Adanya entitas tidak memiliki satuan pengawas intern ASN bukan
bendahara
2 3 4 Adanya satuan pengawas intern yang ada tidak memadai atau tidak berjalan optimal
ASN bukan bendahara
2 3 5 Adanya pemisahan tugas dan fungsi yang memadai ASN bukan bendahara
3 adanya ketidak efektifan, ketidak efisienan, ketidak ekonomisan
3 1 Terjadinya
Ketidakhematan/pemborosan/ketidakekonomisan
3 1 1 Adanya pengadaan barang/jasa melebihi kebutuhan ASN bukan
bendahara
3 1 2 Adanya penetapan kualitas dan kuantitas barang/jasa yang
digunakan tidak sesuai standar
ASN bukan
bendahara
3 1 3 Adanya pemborosan keuangan negara/daerah/perusahaan
atau kemahalan harga
Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
3 2 Terjadinya Ketidakefisienan Bendahara,ASN bukan bendahara,
pihak ketiga
3 2 1 Adanya penggunaan kuantitas input untuk satu satuan
output lebih besar/tinggi dari yang seharusnya
ASN bukan
bendahara
3 2 2 Adanya penggunaan kualitas input untuk satu satuan
output lebih tinggi dari seharusnya
ASN bukan
bendahara
3 3 Terjadinya Ketidakefektifan Bendahara,ASN
bukan bendahara, pihak ketiga
3 3 1 Adanya penggunaan anggaran tidak tepat sasaran/tidak sesuai peruntukan
ASN bukan bendahara
3 3 2 Adanya pemanfaatan barang/jasa dilakukan tidak sesuai
dengan rencana yang ditetapkan
ASN bukan
bendahara
3 3 3 Adanya barang yang dibeli belum/tidak dapat dimanfaatkan Bendahara,ASN
bukan bendahara
3 3 4 Adanya pemanfaatan barang/jasa tidak berdampak terhadap
pencapaian tujuan organisasi
ASN bukan
bendahara
3 3 5 Adanya pelaksanaan kegiatan terlambat/terhambat sehingga
mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi
ASN bukan
bendahara
3 3 6 Adanya pelayanan kepada masyarakat tidak optimal ASN bukan
bendahara
3 3 7 Adanya fungsi atau tugas instansi yang diperiksa tidak
diselenggarakan dengan baik termasuk target penerimaan tidak tercapai
ASN bukan
bendahara
3 3 8 Adanya penggunaan biaya promosi/pemasaran tidak efektif Bendahara,ASN
bukan bendahara
Lampiran IV BISNIS PROSES KEBIJAKAN INTERNAL
No Bisnis proses Pemilik risiko
1 PENERBITAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN BELANJA
vi
No Bisnis proses Pemilik risiko
BARANG DAN JASA GANTI UANG (SPM-G
1 Menyerahkan SPD kepada Bendahara dan PPK SKPD PA, PPK, Bend
2 Membuat SPP- LS barang & jasa beserta dokumen lainnya
berdasar SPD dan SPJ
Bend
3 Menyerahkan SPP-GU Barang & jasa beserta dokumen lain
kepada PPK-SKPD - Meneliti kelengkapan dokumen SPP-GU
Barang & jasa berdasar SPD dan DPA-SKPD. Jika tidak lengkap maka akan diterbitkan Surat Penolakan SPM. Jika lengkap
maka PPK SKPD akan membuat rancangan SPM
Bend, PPK
4 Memproses penerbitan SPM dan menyerahkan kepada Pengguna
Anggaran
PPK
5 Menerima SPM-GU untuk diotorisasi PA
6 Memilah berkas yang akan diajukan ke bagian perbendaharaan
BPKAD dan mengarsipkan.
PPK
2 Verfikasi SPJ Keuangan
1 Menerima SPJ dari PPTK staf verifikasi
2 Memverifikasi kwitansi-kwitansi, pajak dan kelengkapan lainnya
berdasarkan peraturan yang berlaku
staf verifikasi
3 Meneliti hasil Verifikasi PPK
4 Memeriksa SPJ dan jika terdapat bukti pembayaran yang ditolak
maka SPJ atau kuitansi diserahkan ke pada Bendahara
PPK,
bendahara
5 Membuat Peneriman dan Pengesahan SPJ staf verifikasi
6 Memeriksa Buku Pajak dan Penerimaan Pengesahan SPJ dan memaraf
PPK
7 Menyetujui Pengesahan SPJ PA
8 Meregister Pengesahan SPJ staf berifikasi
No Nama Jabatan Jabatan
tim Tanda Tangan
1 Maman Setiawan,ST., MT Sekretaris Dinas
Pertanahan dan Penataan Ruang
Pengarah ………….. NIP.19700105 199903 1 011
2 Indra Wahyuni,SP Kasubag Peny.Program &
Keuangan Ketua ……………..
NIP.19780617 200801 2 023
3 Finda Anggraeni Pengumpul Anggota …………..
4 Indra Nur Hidayat Pengadministrasi Anggota ……………..
Ditetapkan di Tenggarong
Pada tanggal 31Januari 2020
Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Kepala,
Setianto Nugroho Aji,SH.,M.Si
Pembina Tingkat I
NIP. 19671027 199403 1 008
vii
KERTAS KERJA REVIU DOKUMEN
RENCANA TINDAK PENGENDALIAN
1. Keselarasan dan kesesuaian materi yang disusun dengan substansi Dokumen Rencana
Tindak Pengendalian
No Halaman Tertulis Penjelasan Prosedur Hasil Reviu
1 i - Apakah ada tabel
RTP
Cek kertas kerja
penyusunan RTP
narasi lampiran
I risiko dan RTP
telah ditambahkan
2 ii 1. 1 Unit
Record Center ;
apakah narasi
target
Cek kertas kerja
penyusunan target
dan belanja
narasi lampiran
II target telah
disesuaikan
3 ii Honararium Panitia
Pelaksana
Kegiatan 92.700.000
apakah narasi belanja
Cek kertas kerja penyusunan target
dan belanja
narasi lampiran II belanja telah
disesuaikan
4 16 - apakah ada
rincian SOP
cek kertas kerja
rincian SOP
Rincian SOP
telah
ditambahkan
No Nama Jabatan Jabatan tim Tanda Tangan
1 E. M. Riduan Thalha, SE Auditor Madya Pengendali teknis
…………..
NIP.19631130 198602 1 003
2 H. Syarifuddin, SE., MM Pengawas Pemerintahan
Madya
Ketua Tim ……………..
NIP.19640620 199503 1 002
3 Dwi Indah Susanti, SSTP, M.Si Auditor Kepegawaian
Madya
Anggota Tim …………..
NIP. 19771029 199703 2 004
4 Nurul Hayati, SE Auditor Muda Anggota Tim ……………..
NIP.19780116 200112 2 002
5 Muhlis Haji Pannusu, S.SPI., MP.
Crmo
Auditor Muda Anggota Tim …………..
NIP.19760829 200801 1 007
6 Akhmad Husaini, S.Sos Auditor Pertama Anggota Tim ……………..
NIP.19820117 200112 1 003
Jenis Reviu : Reviu Dokumen RTP DPPR 2020
Sasaran Reviu : Materi isi dokumen RTP DPPR 2020 Petugas Reviu : Nurul Hayati SE, Auditor Muda
:………. Reviu Dalnis : E. M. Riduan Thalha, SE, Auditor
Madya, :…………………
1
INSTRUKSI KEPALA DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN
RUANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
NOMOR 02/188.5/BID.I/I/2020
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA PADA TARGET KINERJA DAN BELANJA UTAMA TAHUN ANGGARAN
2020 DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN
KUTAI KARTANEGARA
DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN
KUTAI KARTANEGARA
Dalam rangka pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan utama pada target kinerja dan belanja utama Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang
Kabupaten Kutai Kartanegara, berdasarkan Rencana Kerja Tahun 2020 dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Tahun Anggaran 2020, maka dengan ini menginstruksikan :
Kepada : Semua Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Dinas pertanahan
dan penataan ruang Tahun Anggaran 2020 Untuk :
KESATU
: Indikator keluaran, tolok ukur kinerja dan target kinerja
berupa 4,4 ha pengadaan tanah untuk pembangunan -30 dokumen perubahan penggunaan lahan -13 kasus penyelesian sengketa pertanahan -18 kecamatan
pengendalian administrasi penguasaan lahan -18 kali penyuluhan hukum pertanahan -14 dokumen kajian
pemukiman diatas air -1 peraturan daerah yang disusun -500 sertifikat tanah pemda -35 dokumen fasilitasi
RTRW,RDTR dan TKPRD -41 % updating database pertanahan -135 jenis pengadaan peralatan kantor -1 paket rehab gedung kantor -5 unit penataan arsip daerah yang
dimuat dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran dimasing-masing program dan kegiatan yang saudara laksanakan agar
keefektifitan target terpenuhi sampai batas berakhirnya
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG Jl. Muso Bin Salim No. 06 Telp (0541) 661122 Fax (0541) 664881
Website: http://pertaru.kukarkab.go.id Email: [email protected]
TENGGARONG 75512
2
tahun anggaran 2020;
KEDUA : Honararium Panitia Pelaksana Kegiatan Rp.451.144.200,-
Belanja Bahan Baku Bangunan Rp.192.360.000,-Belanja Jasa Pihak Ketiga Rp.1.586.700,-Belanja Penjilidan
Rp.18.387.000,-Belanja Sewa Alat Survey/ Penelitian Rp.135.000.000,-Belanja Makanan dan Minuman Rapat
Rp.470.385.000,-Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah Rp.3.032.024.705.46Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp.210.348.075,-Belanja Bimbingan Teknis Rp.15.000.000,-
Belanja Barang yang akan diserahkan kepada Pihak Ketiga Rp.61.280.000,-Belanja Tenaga Ahli Rp.75.900.000,-Belanja
Narasumber Rp.151.200.000,-Belanja Transportasi dan Akomodasi Rp.100.447.800,-Belanja Modal Tanah -
Pengadaan Tanah Kuburan Rp.100.000.000,-Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Gedung Perdagangan / Perusahaan Rp.29.776.871.300,-Belanja
Modal Tanah - Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Tempat Kerja/Jasa Rp.901.605.000,-Belanja Modal Tanah -
Pengadaan Tanah Kosong Rp.200.000.000,-Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Lapangan Olah Raga
Rp.200.000.000,-Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Jalan Rp.1.299.517.300,-Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Meja Kerja Pejabat
Rp.77.062.620,-Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Meja Rapat Pejabat Rp.30.264.600,-Belanja
Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Kursi Kerja Pejabat Rp.60.549.280,-Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Kursi Rapat Pejabat Rp.47.992.000,-Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Lemari dan Arsip Pejabat Rp.35.530.000,-Belanja Modal Gedung dan
Bangunan - Pengadaan Bangunan Gedung Kantor Rp.710.038.194,-Belanja Modal Software Rp.38.969.400,-
Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang Rp.29.583.513.125, yang dimuat
dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran dimasing-masing program dan kegiatan yang saudara laksanakan agar keefisienan dan keekonomisan terpenuhi sampai batas
berakhirnya tahun anggaran 2020 ;
KETIGA : Tujuan dan sasaran dalam program kegiatan agar disosialisasi pada saat penugasan para Pelaksana Kegiatan ;
KEEMPAT : Hasil pencapaian target dan belanja utama pada program
kegiatan dievaluasi pencapaiannya, dan dilaporkan secara
berkala capaiannya kepada pejabat fungsi pengelolaan keuangan Dinas Pertanahan dan penataan Ruang.
3
Instruksi Kepala Dinas Pertanahan dan penataan Ruang ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.
Ditetapkan di Tenggarong
Pada tanggal 31 Januari 2020.
Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara
Kepala,
Setianto Nugroho Aji,SH.,M.Si
Pembina Tingkat I
NIP. 19671027 199403 1 008
No Nama Jabatan Jabatan tim Tanda
Tangan
1 Maman Setiawan,ST., MT
NIP.19700105 199903 1 011
Sekretaris Dinas Pertanahan
dan Penataan Ruang Pengarah …………..
2 Indra Wahyuni,SP
NIP.19780617 200801 2 023
Kasubag Peny.Program &
Keuangan Ketua ……………..
3 Finda Anggraeni Pengumpul Anggota …………..
4 Indra Nur Hidayat Pengadministrasi Anggota ……………..
4
KERTAS KERJA REVIU DOKUMEN SURAT INSTRUKSI
1. Keselarasan dan kesesuaian materi yang disusun dengan substansi Dokumen
Surat Instruksi
No Halaman Tertulis Penjelasan Prosedur Hasil Reviu
1 1 KESATU : 5 unit
Sarana Prasarana
Apakah target
dikelompokan
cek kertas kerja
target dan angkas
target telah disesuaikan
menjadi 4,4 ha pengadaan tanah dst..
2 1 KEDUA : Panitia
Pelaksana
Kegiatan Rp. 671.315.400,-
apakah belanja
dikelompokkan
cek kertas kerja
target dan
angkas
belanja telah disesuaikan
menjadi Panitia Pelaksana
Kegiatan Rp.174.112.800,-dst…
No Nama Jabatan Jabatan tim Tanda
Tangan
1 E. M. Riduan Thalha, SE Auditor Madya Pengendali
teknis
…………..
NIP.19631130 198602 1 003
2 H. Syarifuddin, SE., MM Pengawas Pemerintahan Madya
Ketua Tim ……………..
NIP.19640620 199503 1 002
3 Dwi Indah Susanti, SSTP, M.Si Auditor Kepegawaian Madya Anggota Tim …………..
NIP. 19771029 199703 2 004
4 Nurul Hayati, SE Auditor Muda Anggota Tim ……………..
NIP.19780116 200112 2 002
5 Muhlis Haji Pannusu, S.SPI., MP. Crmo Auditor Muda Anggota Tim …………..
NIP.19760829 200801 1 007
6 Akhmad Husaini, S.Sos Auditor Pertama Anggota Tim ……………..
NIP.19820117 200112 1 003
Jenis Reviu : Reviu Dokumen SI DPPR 2020
Sasaran Reviu : Materi isi dokumen SI DPPR 2020
Petugas Reviu : Nurul Hayati SE, Auditor Muda
:……….
Reviu Dalnis : E. M. Riduan Thalha, SE, Auditor Madya,
:…………………
1
Jl. Muso Bin Salim No. 06 Telp (0541) 661122 Fax (0541) 664881
Website: http://pertaru.kukarkab.go.id Email: [email protected]
TENGGARONG 75512
SURAT EDARAN
NOMOR B.078/PROG&KEU/065.II/I/2020
TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA PADA TARGET
KINERJA DAN BELANJA UTAMA TAHUN ANGGARAN 2020DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA
Berdasarkan Rencana Strategi Dinas Pertanahan dan penataan ruangTahun
2016-2021 dan Rencana Kerja Dinas Pertanahan dan penataan ruang Tahun 2020 dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2020, maka bersama ini
kami sampaikan bahwa dalam pelaksanaan program dan kegiatan utama pada target kinerja dan belanja utama tahun anggaran 2020Dinas Pertanahan dan
Penataan RuangKabupaten Kutai Kartanegara, diminta kepada semua PPTK dalam mengelola target dan belanja kegiatan agar berpedoman pada Perbup Nomor. 7
Tahun 2013 tentang penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, pengendalian tersebut bertujuan untuk
pencapaian berupa :
1. efektifitas target berupa 4,4 ha pengadaan tanah untuk pembangunan -30
dokumen perubahan penggunaan lahan -13 kasus penyelesian sengketa pertanahan -18 kecamatan pengendalian administrasi penguasaan lahan -18
kali penyuluhan hukum pertanahan -14 dokumen kajian pemukiman diatas air -1 peraturan daerah yang disusun -500 sertifikat tanah pemda -35 dokumen
fasilitasi RTRW,RDTR dan TKPRD -41 % updating database pertanahan -135 jenis pengadaan peralatan kantor -1 paket rehab gedung kantor -5 unit
penataan arsip daerah.
2. Efisiensi dan ekonomis dalam belanja utama kegiatan Honararium Panitia Pelaksana Kegiatan Rp.451.144.200,-Belanja Bahan Baku Bangunan
Rp.192.360.000,-Belanja Jasa Pihak Ketiga Rp.1.586.700,-Belanja Penjilidan Rp.18.387.000,-Belanja Sewa Alat Survey/ Penelitian Rp.135.000.000,-Belanja
Makanan dan Minuman Rapat Rp.470.385.000,-Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah Rp.3.032.024.705.46Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah
Rp.210.348.075,-Belanja Bimbingan Teknis Rp.15.000.000,-Belanja Barang
Tenggarong,31 Januari 2020
Kepada Yth :
Seluruh Pejabat Pelaksanan Teknis
Kegiatan Dinas Pertanahan dan PenataanRuang Kabupaten Kutai
Kartanegara
Di
TEMPAT
2
yang akan diserahkan kepada Pihak Ketiga Rp.61.280.000,-Belanja Tenaga Ahli
Rp.75.900.000,-Belanja Narasumber Rp.151.200.000,-Belanja Transportasi dan Akomodasi Rp.100.447.800,-Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Kuburan Rp.100.000.000,-Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Gedung Perdagangan/Perusahaan Rp.29.776.871.300,- Belanja
Modal Tanah - Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Tempat Kerja/Jasa Rp.901.605.000,- Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Kosong Rp.200.000.000,-Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Lapangan Olah Raga Rp.200.000.000,-Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah
Untuk Bangunan Jalan Rp.1.299.517.300,-Belanja Modal Peralatan dan Mesin -
Pengadaan Meja Kerja Pejabat Rp.77.062.620,-Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Meja Rapat Pejabat Rp.30.264.600,-Belanja Modal Peralatan
dan Mesin - Pengadaan Kursi Kerja Pejabat Rp.60.549.280,-Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Kursi Rapat Pejabat Rp.47.992.000,-Belanja
Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Lemari dan Arsip Pejabat Rp.35.530.000,-Belanja Modal Gedung dan Bangunan - Pengadaan Bangunan
Gedung Kantor Rp.710.038.194,-Belanja Modal Software Rp.38.969.400,-
Belanja Modal Hasil Kajan/Penelitian yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang Rp.29.583.513.125,-
3. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut agar target tercapai dengan efektif serta belanja yang efisien dan ekonomis dengan
rincian sebagai berikut :
I. Pada Identifikasi dan analisis risiko 1. Unsur Identifikasi dan Analisis Risiko
1) Pada Identifikasi risiko untuk pencapaian target kegiatan utama berupa
berapa Ha pengadaan tanah untuk pembangunan, berapa dokumen perubahan penggunaan lahan, berapa kasus penyelesian sengketa
pertanahan, berapa kecamatan pengendalian administrasi penguasaan lahan, berapa kali penyuluhan hukum pertanahan, berapa dokumen
kajian pemukiman diatas air, berapa peraturan daerah yang disusun, berapa sertifikat tanah pemda, berapa dokumen fasilitasi RTRW,RDTR
dan TKPRD, berapa persen updating database pertanahan, berapa jenis pengadaan peralatan kantor, berapa paket rehab gedung kantor, berapa
unit penataan arsip daerah, diperoleh identifikasinya seperti pada unsur
pemantauan berkelanjutan pada uraian butir point II dibawah ini ;
2) Sedangkan identifikasi risiko pada belanja utama kegiatan Honararium Panitia Pelaksana Kegiatan, Belanja Bahan Baku Bangunan, Belanja
Jasa Pihak Ketiga, Belanja Penjilidan, Belanja Sewa Alat Survey/ Penelitian, Belanja Makanan dan Minuman Rapat, Belanja Perjalanan
Dinas Dalam Daerah, Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah , Belanja
Bimbingan Teknis, Belanja Barang yang akan diserahkan kepada Pihak Ketiga, Belanja Tenaga Ahli, Belanja narasumber, Belanja Transportasi
dan Akomodasi, Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Kuburan, Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Gedung
Perdagangan/Perusahaan, Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Tempat Kerja/Jasa, Belanja Modal Tanah - Pengadaan
Tanah Kosong, Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Lapangan Olah Raga, Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Jalan,
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Meja Kerja Pejabat,
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Meja Rapat Pejabat, Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Kursi Kerja Pejabat,
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Kursi Rapat Pejabat, Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Lemari dan Arsip
Pejabat, Belanja Modal Gedung dan Bangunan - Pengadaan Bangunan
3
Gedung Kantor, Belanja Modal Software, Belanja Modal Hasil
Kajan/Penelitian yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang,diperoleh identifikasinya seperti pada uraian unsur kegiatan pengendalian pada
uraian butir point III dibawah ini ; 3) Hasil identifikasi dan analisis risiko seperti pada lampiran surat
manajemen risiko, surat Rencana Tindak Pengendalian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat edaran ini.
II. Pada efektifitas target kinerja utama kegiatan
1. Unsur Lingkungan Pengendalian.
1) Berdasarkan Pasal 5 huruf a dan Pasal 6 sub unsur penegakan integritas dan nilai etika beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa target yang
tidak dapat tercapai disebabkan adanya penugasan tidak sesuai substansi kategori risiko berupa “risiko fraud” bilamana penyebab risiko
tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak penurunan kinerja” yakni – “Dampak risiko berupa tidak tercapainya target kinerja
yang ditetapkan dalam kontrak kerja ataupun kinerja lainnya” untuk itu
diminta kepada saudara agar : a) melaksanakan kegiatan selalu menerapkan aturan perilaku pegawai
sebagaimana perbup Nomor. 19 tahun 2016 tentang kode etik PNS di
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara ;
b) Bahwa dalam pelaksanaan kegiatan agar saudara memperhatikan
pembayaran yang tidak wajar, kelayakan penggunaan sumber daya,
benturan kepentingan, gratifikasi dan penerapan kecermatan
professional ;
c) Bahwa capaian dalam program dan kegiatan serta target pelaksanaan
kegiatan, diminta kepada saudara agar pada akhir tahun anggaran
2020 target dapat terpenuhi ;
d) Bahwa efektifitas, efisiensi dan ekonomis dalam pelaksanaan belanja
utama pada kegiatan, diminta kepada saudara agar belanja
sehemat mungkin, substansi input belanja utama sesuai dengan
program kegiatan.
2) Berdasarkan Pasal 5 huruf b dan Pasal 7 sub unsur Komitmen terhadap
kompetansi beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa target yang tidak dapat tercapai disebabkan adanya tim yang tidak adanya kompetensi
dalam satu penugasankategori risiko berupa “risiko operasional” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada
“area dampak penurunan reputasi” yakni – “Dampak risiko berupa rusaknya citra/nama baik/wibawa OPD yang menyebabkan tingkat
kepercayaan masyarakat menurun”untuk itu diminta kepada saudara
agar : a) Bahwa dalam penugasan Pelaksana Kegiatan untuk melaksanakan
program dan kegiatan agar saudara memperhatikan kompetensi para Pelaksana Kegiatan baik sertifikasi jabatan, diklat substansi maupun
pengalaman dalam melaksanakan kegiatan ;
3) Berdasarkan Pasal 5 huruf c dan Pasal 8 kepemimpinan yang kondusif berkaitan beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa target yang tidak
dapat tercapai disebabkan tidak adanya verifikasi laporan internal,
kategori risiko berupa “risiko operasional” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak gangguan terhadap
layanan organisasi” yakni – “Dampak risiko berupa penyimpangan dari standar layanan yang ditetapkan oleh OPD”untuk itu diminta kepada
4
saudara agar :
a) Dalam melaksanakan tugas baik pelaksanaan kegiatan maupun yang lainnyapara Pelaksana Kegiatan agar menerapkan manajemen
berbasis kinerja berupa pembagian tugas, dan selalu mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan ;
b) Dalam penugasan Pelaksana Kegiatan untuk melaksanakan program
dan kegiatan agar saudara selalu melakukan interaksi secara intensif
kepada pejabat yang di tuju dan merespon secara positif terhadap
pelaporan yang disampaikan kepada pejabat yang di tuju ;
c) Dalam penugasan tersebut diminta para Kabid mendampingi
pelaksana kegiatan dalam melakukan penugasan ;
4) Berdasarkan Pasal 5 huruf d dan Pasal 9 sub unsur Struktur organisasi beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa target yang tidak dapat
tercapai disebabkan tidak adanya hubungan dan jenjang pelaporankategori risiko berupa “risiko kepatuhan” bilamana penyebab
risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak penurunan reputasi” yakni – “Dampak risiko berupa rusaknya
citra/nama baik/wibawa OPD yang menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat menurun” untuk itu diminta kepada saudara agar :
a) Bahwa dalam melaksanakan tugas baik pengawasan maupun yang
lainnya dilakukanagar memberikan kejelasan wewenang atau meminta
keterangan dan tanggungjawabnya atau melaporkan hasilnya dalam
penugasan ;
Melaporkan hasil penugasan secara berkala kepada tim maturitas SPIP
Dinas Pertanahan dan penataan ruang atas hasil kinerja untuk
pemenuhan dokumen penilaian maturitas SPIP ;
5) Berdasarkan Pasal 5 huruf e dan Pasal 10 sub unsur pendelegasian
wewenang dan tanggungjawab yang tepat beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa target yang tidak dapat tercapai disebabkan tidak adanya
penetapan penanggungjawab/personil yang menindaklanjuti
laporan kinerja kategori risiko berupa “risiko operasional” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area
dampak penurunan reputasi” yakni – “Dampak risiko berupa rusaknya citra/nama baik/wibawa OPD yang menyebabkan tingkat kepercayaan
masyarakat menurun” untuk itu diminta kepada saudara agar :
a) Bahwa dalam melaksanakan tugas baik pelaksanakegiatan maupun
yang lainnya dilakukan agar wewenang yang diberikan kepada pegawai
yang tepat, sesuai dengan tingkat tanggungjawab yang terkait dengan
pihak lain dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan ;
6) Berdasarkan Pasal 5 huruf f dan Pasal 11 sub unsur penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusiabeserta lampirannya, mitigasi risiko berupa target yang tidak dapat tercapai disebabkan tidak adanya supervisi priodik penugasan
kategori risiko berupa “risiko kebijakan” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak gangguan terhadap
layanan organisasi” yakni – “Dampak risiko berupa penyimpangan dari standar layanan yang ditetapkan oleh OPD” untuk itu diminta kepada
saudara agar :
a) Bahwa dalam melaksanakan tugas baik pelaksana kegiatan maupun
yang lainnya dilakukan agar sebelumnya terlebih dahulu diberikan
5
panduan, penilaian, dan pelatihan di tempat kerja kepada pegawai
atau tim untuk memastikan ketepatan pelaksanaan pekerjaan,
mengurangi kesalahpahaman, serta mendorong berkurangnya
tindakan pelanggaran baik terhadap kode etik ASN;
7) Berdasarkan Pasal 5 huruf g dan Pasal 12 sub unsur Perwujudan peran Aparat
8) Pengawasan Intern Pemerintah yang efektifbeserta lampirannya, mitigasi risiko berupa target yang tidak dapat tercapai disebabkan adanya tidak
adanya laporan akhir penugasan kategori risiko berupa “risiko kebijakan” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan
berdampak pada “area dampak penurunan reputasi” yakni – “Dampak risiko berupa rusaknya citra/nama baik/wibawa OPD yang menyebabkan
tingkat kepercayaan masyarakat menurun” untuk itu diminta kepada
saudara agar : a) bahwa dalam melaksanakan tugas pelaksana kegiatan maupun yang
lainnya dilakukan agar setelah melaksanakan tugas para pelaksana
kegiatan membuat laporan hasil kegiatan
9) Berdasarkan Pasal 5 huruf h dan Pasal 13 sub unsur hubungan kerja
yang baik dengan instansi pemerintahbeserta lampirannya, mitigasi
risiko berupa target yang tidak dapat tercapai disebabkan adanya tim pelaksana kegiatan tidak melaporkan hasil kegiatannya kategori
risiko berupa “risiko reputasi” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak penurunan reputasi” yakni –
“Dampak risiko berupa rusaknya citra/nama baik/wibawa OPD yang menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat menurun”untuk itu
diminta kepada saudara agar : a) Bahwa dalam melaksanakan tugas pelaksana kegiatan maupun yang
lainnya agar setelah melaksanakan tugas membuat laporan hasil
penugasan ; b) Bahwa hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah yang
melaksanakan tanggung jawab pengendalian yang bersifat lintas instansi agar selalu berkoordinasi dan menyampaikan laporan
hasilnya.
2. Unsur Informasi dan komunikasi
1) Berdasarkan Pasal 42sub unsur informasi dan komunikasi beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa target yang tidak dapat tercapai
disebabkan tidak adanya informasi capaian kinerja, kategori risiko berupa “risiko reputasi” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka
akan berdampak pada “area dampak penurunan kinerja” yakni – “Dampak risiko berupa tidak tercapainya target kinerja yang ditetapkan
dalam kontrak kerja ataupun kinerja lainnya” untuk itu diminta kepada saudara agar :
a) Informasi yang berkaitan dengan factor-faktor keberhasilan yang kritis
diidentifikasi, Informasi keuangan dan anggaran yang memadai disediakan tepat waktu agar dapat dilaksanakan pemantaua kejadian,
kegiatan dan transaksi sehingga memungkinkan dilakukan tindakan korektif secara tepat ;
b) Informasi tersebut secara berkala dilaporkan kepada pejabat fungsi keuangan Dinas Pertanahan dan penataan ruang;
2) Berdasarkan Pasal 43 ayat (2) sub unsur informasi dan komunikasi
beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa target yang tidak dapat
6
tercapai disebabkan tidak adanya komunikasi hal-hal yang tidak
diharapkan, kategori risiko berupa “risiko operasional” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area
dampak penurunan kinerja” yakni – “Dampak risiko berupa tidak tercapainya target kinerja yang ditetapkan dalam kontrak kerja ataupun
kinerja lainnya” untuk itu diminta kepada saudara agar : a) Jika target yang diperjanjikan dan belanja utama terdapat hal-hal
yang tidak diharapkan dalam pelaksanaan, maka perhatian harus diberikan bukan hanya kepada kejadian tersebut, tetapi juga pada
penyebabnya, sehingga kelemahan potensial pengendalian intern bisa
diidentifikasi dan diperbaiki sebelum kelemahan tersebut menimbulkan kerugian lebih lanjut terhadap kegiatan di PPTK.
3. Unsur Pemantauan berkelanjutan
1) Berdasarkan Pasal 45 sub unsur pemantauan berkelanjutan beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa target yang tidak dapat tercapai
disebabkan tidak adanya laporan umpan balik dan supervise kategori
risiko berupa “ risiko kepatuhan, risiko fraud, risiko kebijakan” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area
dampak penurunan kinerja” yakni – “Dampak risiko berupa tidak tercapainya target kinerja yang ditetapkan dalam kontrak kerja ataupun
kinerja lainnya” untuk itu diminta kepada saudara agar : a) Menyampaikan laporan hasil umpan balik secara rutin, pemantauan
dan pengendalian pencapaian tujuan ; b) Melakukan pembandingan target yang akan dicapai dengan capaian
serta membandingkan efisiensi dan ekonomis input belanja tingkat
kerawanan asetnya atau besarnya target dan besarnya anggaran utama;
c) Menyampaikan laporan rapat intern di PPTK dilengkapi dengan hambatan dan pengendalian yang belum dan telah dilakukan ;
2) Berdasarkan Pasal 46 sub unsur evaluasi terpisah beserta lampirannya,
mitigasi risiko berupa target yang tidak dapat tercapai disebabkan tidak dilakukan evaluasi,tidak adanya laporan inefisiensipemborosan
dan penyalahgunaan , atau metodologi tidak tepat untuk evaluasi
kategori risiko berupa “risiko operasional” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak penurunan kinerja”
yakni – “Dampak risiko berupa tidak tercapainya target kinerja yang ditetapkan dalam kontrak kerja ataupun kinerja lainnya” untuk itu
diminta kepada saudara agar : a) Menyampaikan laporan evaluasi secara bulan dan frekuensi
penugasan;
b) Metodologi evaluasi mencakup self assessment atau penilaian mandiri dapat menggunakan daftar periksa pengujian langsung atau
checklist ; c) Melaporkan hasil evaluasi atas identifikasi indicator inefisiensi,
pemborosan atau penyalahgunaan
III. Pada efisiensi dan ekonomis Belanja utama kegiatan 1. Unsur Kegiatan Pengendalian
1) Berdasarkan Pasal 19 butir (3) huruf a dan pasal 20 sub unsur reviu atas
kinerja Instansi Pemerintah beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa belanja yang tidak dapat tercapai disebabkan adanya rasionalisasi
belanja, kategori risiko berupa “risiko fiskal” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak beban
keuangan daerah” yakni – “Dampak risiko berupa Dampak risiko berupa
7
jumlah tambahan pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang dan
setara uang, surat berharga, kewajiban, dan barang. Dampak risiko beban keuangan daerah disebabkan oleh fraud dan non fraud yang
diukur” untuk itu diminta kepada saudara agar : a) Bahwa dalam melaksanakan kegiatan utama dan belanja utama,
diminta kepada saudara untuk melakukan reviu kinerja, menganalisis kecenderungan rasionalisasi, mengukur hasil banding tolok ukur
tahun lalu dengan sekarang terhadap target yang ingin dicapai, mengukur anggaran, perkiraan maju dan kinerja tahun yang lalu.
2) Berdasarkan Pasal 19 butir (3) huruf b dan Pasal 21 sub unsur pembinaan sumber daya manusia beserta lampirannya, mitigasi risiko
berupa belanja yang tidak dapat tercapai disebabkan tidak adanya diklat substansi keuangan barang dan jasa, kategori risiko berupa
“risiko kebijakan” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak penurunan reputasi” yakni – “Dampak
risiko berupa rusaknya citra/nama baik/wibawa OPD yang menyebabkan
tingkat kepercayaan masyarakat menurun”untuk itu diminta kepada saudara agar :
a) Bahwa dalam melaksanakan kegiatan utama para pelaksana kegiatan diminta kepada saudara untuk memperhatikan kesejahteraannya dalam
penugasan berupa biaya perjalanan pemeriksaan untuk meningkatkan kinerja dan kemampuan;
3) Berdasarkan Pasal 19 butir (3) huruf c dan Pasal 22 sub unsur
pengendalian system informasi beserta lampirannya, mitigasi risiko
berupa belanja yang tidak dapat tercapai disebabkan tidak adanya pengujian secara berkala, kategori risiko berupa “risiko kepatuhan”
bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak penurunan kinerja” yakni – “Dampak risiko berupa tidak
tercapainya target kinerja yang ditetapkan dalam kontrak kerja ataupun kinerja lainnya” untuk itu diminta kepada saudara agar :
a) Melakukan entry data terlebih dahulu dalam aplikasi excel kemudian diserahkan ke Bendahara Pengeluaran untuk mendukung akurasi
data, apabila ditemukan data yang salah saji segera diinvestigasi dan
diperbaiki serta dilaporkan untuk perbaikan entry datanya.
4) Berdasarkan Pasal 19 butir (3) huruf d dan Pasal 35 sub unsur pengendalian fisik atas asset beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa
belanja yang tidak dapat tercapai disebabkan tidak adanya penetapan pengamanan fisik,kategori risiko berupa “risiko legal” bilamana
penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area
dampak penurunan kinerja” yakni – “Dampak risiko berupa tidak tercapainya target kinerja yang ditetapkan dalam kontrak kerja ataupun
kinerja lainnya” untuk itu diminta kepada saudara agar : a) Asset yang berisiko hilang, dicuri, digunakan tanpa hak seperti uang
tunai, surat berharga, perlengkapan persedian dan peralatan secara fisik diamankan dan akses ke asset tersebut dikendalikan ;
b) Kebijakan dan prosedur pengamanan fisik dan operasional penugasan yangtelah ditetapkan dipedomani dan diimplementasikan
pelaksanaannya.
5) Berdasarkan Pasal 19 butir (3) huruf e dan Pasal 36 sub unsur reviu
indikator beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa belanja yang tidak dapat tercapai disebabkan tidak adanya review indicator, kategori
risiko berupa “risiko fraud” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi
8
maka akan berdampak pada “area dampak penurunan kinerja” yakni –
“Dampak risiko berupa tidak tercapainya target kinerja yang ditetapkan dalam kontrak kerja ataupun kinerja lainnya” untuk itu diminta kepada
saudara agar : a) Target kinerja perkegiatan yang telah ditetapkan dalam DPA agar
secara terus menerus dibandingkan data capaian kinerjanya, sasarannya, hasil bandingan tersebut dianalisis lebih lanjut,
sedangkan pengeluaran biaya penugasan atau insentif diberikan dengan kewajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6) Berdasarkan Pasal 19 butir (3) huruf f dan Pasal 37 sub unsur pemisahan fungsi beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa belanja
yang tidak dapat tercapai disebabkan tidak adanya pemisahan fungsi aspek transaksi utama hanya dipegang satu orang, kategori risiko berupa
“risiko reputasi” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak penurunan reputasi” yakni – “Dampak
risiko berupa rusaknya citra/nama baik/wibawa OPD yang menyebabkan
tingkat kepercayaan masyarakat menurun”untuk itu diminta kepada saudara agar :
a) Agar tidak seorangpun diperbolehkan mengendalikan seluruh aspek
utama transaksi atau kejadian ; b) Jika memungkinkan tidak seorangpun diperbolehkan menangani
sendiri uang tunai, surat berharga dan asset berisiko tinggi lainya ; c) Agar mengurangi kesempatan terjadinya kolusi karena adanya
kesadaran bahwa kolusi mengakibatkan ketidakefekttifan pemisahan
fungsi.
7) Berdasarkan Pasal 19 butir (3) huruf g dan Pasal 38 sub unsur otorisasi atas transaksi dan kejadian penting beserta lampirannya, mitigasi risiko
berupa belanja yang tidak dapat tercapai disebabkan tidak adanya anggaran kaskategori risiko berupa “risiko fraud” bilamana penyebab
risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak gangguan terhadap layanan organisasi” yakni – “Dampak risiko berupa
penyimpangan dari standar layanan yang ditetapkan oleh OPD” untuk itu
diminta kepada saudara agar : a) Bahwa pengajuan permintaan pembayaran harus sesuai dengan bukti
yang akan dipertanggungawabkan yang dipersyaratkan pada otorisasi penyediaan dana yang sejalan dengan arahan dan dalam batasan
yang telah ditetapkan atau SPDnya dan anggaran kas kegiatannya;
8) Berdasarkan Pasal 19 butir (3) huruf h dan Pasal 39 sub unsur
pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa belanja yang tidak dapat
tercapai disebabkan tidak adanya pencatatan yang akurat, kategori risiko berupa “risiko legal” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi
maka akan berdampak pada “area dampak sanksi pidana, perdata, dan/atau administrasi” yakni – “Dampak risiko berupa hukuman yang
dijatuhkan atas perkara dipengadilan baik menyangkut pegawai atau organisasi” untuk itu diminta kepada saudara agar :
a) Semua transaksi bukti belanja segera diotorisasi PPTK dan penerima belanja serta segera menyampaikan surat pertanggungjawabannya
kepada bendahara pengeluaran.
9
9) Berdasarkan Pasal 19 butir (3) huruf i dan Pasal 40 sub unsur
pembatasan atas akses sumberdaya dan pencatatanya beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa belanja yang tidak dapat tercapai
disebabkan tidak adanya penyimpanan dokumen kategori risiko berupa “risiko operasi.” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka
akan berdampak pada “area dampak gangguan terhadap layanan organisasi” yakni – “Dampak risiko berupa penyimpangan dari standar
layanan yang ditetapkan oleh OPD”untuk itu diminta kepada saudara agar :
a) Bahwa bukti pertanggungjawaban setelah dikonsolidasi di bendahara pengeluaran segera diamankan ditingkat PPTK masing-masing.
10) Berdasarkan Pasal 19 butir (3) huruf j dan Pasal 40 sub unsur
akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya beserta lampirannya, mitigasi risiko berupa belanja yang tidak dapat tercapai
disebabkan tidak adanya penyimpanan sumber daya kategori risiko
berupa “risiko operasional” bilamana penyebab risiko tidak dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak gangguan terhadap layanan
organisasi” yakni – “Dampak risiko berupa penyimpangan dari standar layanan yang ditetapkan oleh OPD”untuk itu diminta kepada saudara
agar: a) Melakukan scanner bukti pertanggungjawaban yang telah
dikonsolidasi untuk memudahkan penyimpanan, penggunaan lanjutan apabila ada diperlukan pada saat audit.
11) Berdasarkan Pasal 19 butir (3) huruf k dan pasal 41 sub unsur dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta
transaksi dan kejadian pentingbeserta lampirannya, mitigasi risiko berupa belanja yang tidak dapat tercapai disebabkan adanya tidak
adanya dokumentasi yang baik dalam bentuk cetakan maupun elektronis kategori risikoberupa “risiko operasional” bilamana penyebab risiko tidak
dimitigasi maka akan berdampak pada “area dampak gangguan terhadap layanan organisasi” yakni – “Dampak risiko berupa penyimpangan dari
standar layanan yang ditetapkan oleh OPD”untuk itu diminta kepada
saudara agar : a) Hasil dari pertanggungjawaban berupa dokumen bukti dan laporan
hasil kegiatan perkegiatan yang telah dicetak maupun elektronis dalam bentuk scanner diserahkan kepejabat fungsi keuangan untuk
dilakukan evaluasi dan analisis kegiatan
IV. Sosialisasi, implementasi dan evaluasi. Untuk meningkatkan akuntabilitas kegiatan guna mencapai target yang
diperjanjikan dan belanjan kegiatan untuk pendanaannya diminta kepada
saudara agar : a. Melakukan sosialisasi program dan kegiatan yang dicapai baik sasaran
maupun tujuan kegiatan ditingkat pengguna atau operasional penugasan ; b. Melakukan implementasi program dan kegiatan dalam bentuk penugasan
para pelaksana kegiatan maupun kerjasama dengan APIP internal; c. Melakukan evaluasi terhadap capaian program kegiatan serta hasil ikutan
dari penugasan para pelaksana kegiatan tersebut pada huruf b
d. Surat Edaran ini sebagai pedoman dalam pelaksanaan pencapaian target kinerja utama dan belanja kegiatan utama guna mencapai tujuan organisasi
dapat berjalan secara efektif, efisien, dan ekonomis, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara/daerah, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan
10
Demikian Surat Edaran pelaksanaan pencapaian target kinerja utama dan
belanja kegiatan utama untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Tenggarong
Pada tanggal 31Januari 2020
Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara
Kepala,
Setianto Nugroho Aji,SH.,M.Si
Pembina Tingkat I
NIP. 19671027 199403 1 008
No Nama Jabatan Jabatan tim Tanda
Tangan
1 Maman Setiawan,ST., MT
NIP.19700105 199903 1 011
Sekretaris Dinas
Pertanahan dan Penataan Ruang
Pengarah …………..
2 Indra Wahyuni,SP NIP.19780617 200801 2 023
Kasubag Peny.Program & Keuangan
Ketua ……………..
3 Finda Anggraeni Pengumpul Anggota …………..
4 Indra Nur Hidayat Pengadministrasi Anggota ……………..
11
KERTAS KERJA REVIU DOKUMEN SURAT INSTRUKSI
1. Keselarasan dan kesesuaian materi yang disusun dengan substansi Dokumen
Surat Instruksi
No Halaman Tertulis Penjelasan Prosedur Hasil Reviu
1 - efektifitas target berupa 5 unit
Sarana Prasarana
Apakah target dikelompokan
cek kertas kerja target dan angkas
target telah disesuaikan
menjadi 4,4 ha
pengadaan tanah
dst..
2. Efisiensi dan ekonomis...Panitia
Pelaksana
Kegiatan Rp. 671.315.400,-
apakah belanja
dikelompokan
cek kertas kerja target dan angkas
belanja telah disesuaikan
menjadi Panitia
Pelaksana Kegiatan
Rp.174.112.800,-
dst…
No Nama Jabatan Jabatan tim Tanda Tangan
1 E. M. Riduan Thalha, SE Auditor Madya Pengendali
teknis
…………..
NIP.19631130 198602 1 003
2 H. Syarifuddin, SE., MM Pengawas Pemerintahan
Madya
Ketua Tim ……………..
NIP.19640620 199503 1 002
3 Dwi Indah Susanti, SSTP, M.Si Auditor Kepegawaian Madya
Anggota Tim …………..
NIP. 19771029 199703 2 004
4 Nurul Hayati, SE Auditor Muda Anggota Tim ……………..
NIP.19780116 200112 2 002
5 Muhlis Haji Pannusu, S.SPI., MP.
Crmo
Auditor Muda Anggota Tim …………..
NIP.19760829 200801 1 007
6 Akhmad Husaini, S.Sos Auditor Pertama Anggota Tim ……………..
NIP.19820117 200112 1 003
Jenis Reviu : Reviu Dokumen SE DPPR 2020 Sasaran Reviu : Materi isi dokumen SE DPPR
2020
Petugas Reviu : Nurul Hayati SE, Auditor Muda :………. Reviu Dalnis : E. M. Riduan Thalha, SE, Auditor Madya, :…………………