Manajemen Puskesmas Tempuran

78
LAPORAN HASIL PENINJAUAN MANAJEMEN PUSKESMAS DAN MUTU PELAYANAN DI PUSKESMAS TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG PERIODE 16 FEBRUARI 2015 – 25 FEBRUARI 2015 Diajukan Guna Melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh : Argo Pandu W 22010114210082 Aninda Ramadhiani 22010114210104 Muhammad Rizqhan 22010114210124 Melinda Dwi H. 22010114210126 Abraham Murya Arifian 22010114210145 Laura Harinda 22010114210135 Sucy Calara 22010114210137

description

Kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani, sosial dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat dan kelemahan yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.1

Transcript of Manajemen Puskesmas Tempuran

LAPORAN HASIL PENINJAUAN MANAJEMEN PUSKESMAS DAN MUTU PELAYANAN DI PUSKESMAS TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG PERIODE 16 FEBRUARI 2015 25 FEBRUARI 2015

Diajukan Guna Melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Universitas DiponegoroDisusun oleh :

Argo Pandu W

22010114210082

Aninda Ramadhiani

22010114210104

Muhammad Rizqhan

22010114210124

Melinda Dwi H.

22010114210126

Abraham Murya Arifian

22010114210145

Laura Harinda

22010114210135

Sucy Calara

22010114210137KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG2015HALAMAN PENGESAHAN

NAMA : Argo Pandu W

22010114210082

Aninda Ramadhiani

22010114210104

Muhammad Rizqhan

22010114210124

Melinda Dwi H.

22010114210126

Abraham Murya Arifian

22010114210145

Laura Harinda

22010114210135

Sucy Calara

22010114210137JUDUL: Laporan Hasil Peninjauan Manajemen Puskesmas Dan Mutu Pelayanan Di Puskesmas Tempuran Kabupaten Magelang Periode 16 Februari 2015 25 Februari 2015BAGIAN: Ilmu Kesehatan MasyarakatMASTER OF TRAINING : Edy Sukiarko, SKM, M.SiKEPALA PUSKESMAS : dr. Anggraini Dwi AstutiDIAJUKAN

: 26 Februari 2015 Magelang,26 Februari 2015

Kepala Puskesmasdr. Anggraini Dwi AstutiMaster of Training

Edy Sukiarko, SKM, M.Si

Kepala Bapelkes Semarang

H. Taufik Hidayat, S.KM, M.Kes

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya, sehingga laporan ini dapat penulis selesaikan.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dan syarat dalam menempuh kepaniteraan senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. H. Taufik Hidayat, SKM, M.Kes, Kepala BAPELKES Semarang, Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menjalankan kepeniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat2. dr. Anggraini Dwi Astuti dan seluruh pihak Puskesmas Tempuran yang telah memberikan kesempatan kami untuk belajar tentang manajemen dan penjaminan mutu pelayanan Puskesmas.3. Tim Pengajar Widyaiswara BAPELKES Semarang, atas seluruh curahan ilmu kesehatan masyarakat serta bimbingannya yang amat berguna.4. Edy Sukiarko, SKM, M.Si, selaku MOT, atas bimbingannya dalam pembuatan laporan.5. Teman-teman coass yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan.

Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.

Tempuran, 25 Februari 2015

PenulisDAFTAR ISIiHALAMAN JUDUL

iiHALAMAN PENGESAHAN

iiKATA PENGANTAR

iivDAFTAR ISI

vDAFTAR TABEL

viiDAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN111.1Latar Belakang

21.2Tujuan

31.3Waktu dan Tempat Pelaksanaan

31.4Metodologi

BAB II ANALISIS SITUASI 442.1Lingkungan

102.2Masukan

142.3Proses

172.4Keluaran

172.5Dampak

18BAB III PEMBAHASAN

183.1Analisis Hasil

193.2Prioritas Masalah

293.3Analisis Penyebab Masalah

373.4Prioritas Penyebab Masalah

393.5Alternatif Pemecahan Masalah

403.6Pengambilan Keputusan

43.7 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

34BAB IV PENUTUP

544.1Simpulan

544.2. Saran

5DAFTAR PUSTAKA

47

DAFTAR TABEL

4Tabel 1. Daftar Desa Wilayah Kerja Puskesmas Tempuran

6Tabel 2. Sarana pelayanan air bersih di Kecamatan Tempuran

6Tabel 3. Sarana Jamban

6Tabel 4. Sarana Pembuangan Air Limbah

7Tabel 5. Sebaran Penduduk Berdasarkan Umur

7Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

8Tabel 7. Data Pemeluk Agama di Wilayah Puskesmas Tempuran

8Tabel 8. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Wilayah Puskesmas Tempuran

9Tabel 9. Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Puskesmas Tempuran

10Tabel 10. Data pegawai Puskesmas Tempuran

11Tabel 11. Pembagian Tugas di Puskesmas Tempuran

17Tabel 12. Sepuluh besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan Puskesmas Tempuran periode Januari-Desember 2014 berdasarkan ICD X

18Tabel 13. Daftar Program Pokok Puskesmas Tempuran periode Januari Februari 2014 dengan pencapaian target kurang dari 100%

19Tabel 14. Kriteria A (Besar Masalah)

22Tabel 15. Kriteria B (Kegawatan Masalah)

24Tabel 16. Kriteria C (Kemudahan Penanggulangan)

26Tabel 17. PEARL Factor

27Tabel 18. Prioritas Masalah

30Tabel 19. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem

31Tabel 20. Identifikasi Penyebab Masalah Setelah Konfirmasi Kepada Pihak Puskesmas

32Tabel 21. Simple Problem

33Tabel 22. Complex Problem

37Tabel 23. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA

38Tabel 24. Paired Comparison

3Tabel 25. Pareto Penyebab Masalah

9Tabel 26. Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah4040Tabel 27. Kriteria Mutlak

4Tabel 28. Kriteria keinginan

04Tabel 29. Keputusan Sementara

24Tabel 30.Rencana Pelaksanaan Kegiatan

3

DAFTAR GAMBAR5Gambar 1. Peta wilayah kecamatan Tempuran

29Gambar 2. Bagan Pendekatan Sistem

Gambar 3. Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan metode Fishbone Analysis36Gambar 4.. Diagram Pareto38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani, sosial dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat dan kelemahan yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.1

Visi Kementerian Kesehatan RI adalah mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan. Untuk mencapai visi tersebut maka terdapat 4 misi yang perlu digiatkan yaitu (1) meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, (2) melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan, (3) menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, (4) menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.2

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 128/MENKES/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, pemerintah mengatur bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu dengan Puskesmas sebagai penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Puskesmas berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.3

Puskesmas memiliki berbagai upaya kesehatan yang terbagi dalam upaya kesehatan pokok, pengembangan, dan inovatif. 6 upaya kesehatan pokok meliputi kesehatan ibu dan anak (KIA), usaha peningkatan gizi, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, dan pengobatan.3 Pada kenyataannya, tidak semua program pokok Puskesmas dapat mencapai target sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). Oleh karena itu diperlukan peninjauan manajemen dan mutu pelayanan.

Puskemas Tempuran merupakan satu satunya Puskesmas yang terletak di Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang dengan visi Prima dalam pelayanan kesehatan menuju kemandirian masyarakat Tempuran untuk hidup sehat.4Pada tanggal 19-25 Februari 2015 dilakukan peninjauan manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Tempuran yang bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Tempuran periode Januari Desember 2014 serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan kinerja Puskesmas.1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Tempuran periode Januari Desember 2014 serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan kinerja Puskesmas.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang ada di Puskesmas Tempuran Periode Januari Desember 2014

b. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah yang ditemukan di Puskesmas Tempuran Periode Januari Desember 2014c. Mahasiswa mampu menganalisis penyebab masalah dari prioritas masalah yang telahditemukan di Puskesmas Tempuran Periode Januari Desember 2014d. Mahasiswa mampu membuat alternatif pemecahan masalah dari masalah yang telah ditentukan di Puskesmas Tempuran Periode Januari Desember 2014.e. Mahasiswa mampu mengambil keputusan dari alternatif pemecahan masalah di Puskesmas Tempuran Periode Januari Desember 2014.

f. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah yang terpilih di Puskesmas Tempuran Periode Januari Desember 2014.1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian tentang manajemen dan mutu pelayanan Puskesmas ini dilakukan pada tanggal 16 Februari 2015 25 Februari 2015 bertempat di Puskesmas Tempuran, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.1.4 Metodologi

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan Kepala Puskesmas, dokter, pemegang program dan staf Puskesmas untuk memperoleh informasi program pelayanan di Puskesmas Tempuran.Data sekunder diperoleh dari catatan tertulis yang ada di Puskesmas Tempuran periode Januari Desember 2014.

Dari segi manajemen puskesmas, data yang diperoleh yaitu data hasil kegiatan selama 12 bulan. Hasil cakupan dibandingkan dengan target tahun 2014 sehingga didapatkan pencapaian. Masalah didapatkan jika pencapaian kurang dari 100%. Kemudian ditentukan prioritas masalah dengan Hanlon kuantitatif. Dari prioritas masalah tersebut dilakukan analisis penyebab masalah dengan pendekatan sistem dan dimensi mutu. Analisis faktor penyebab masalah dengan pendekatan sistem dimasukkan ke dalam Fish Bone Analyze. Penyebab masalah yang ada diprioritaskan dengan paired comparison. Dengan menggunakan tabel dan diagram Pareto, dipilihlah penyebab masalah yang akan dilakukan intervensi. Penyebab masalah yang telah terpilih kemudian dicari alternatif pemecahan masalahnya. Kemudian dilakukan pengambilan keputusan mengenai pemecahan masalah mana yang akan diusulkan dan dibuat plan of action.6BAB IIANALISIS SITUASI

2.1 Lingkungan

2.1.1 Keadaan Geografis

Wilayah Kecamatan Tempuran terdiri dari 15 desa, dengan 101 dusun dilayani 1 Puskesmas Induk yaitu Puskemas Tempuran dan 3 Puskesmas Pembantu di desa Ringinanom, Prajegsari dan Temanggal.

A. Batas-Batas Wilayah Kecamatan Tempuran

Utara:Kecamatan Kaliangkrik dan Kecamatan Bandongan

Selatan:Kecamatan Borobudur dan Kecamatan Salaman

Barat:Kecamatan Salaman

Timur:Kecamatan Mertoyudan

A. Luas Wilayah Kerja

Wilayah Kecamatan Tempuran adalah seluas 49,04 km2 Jumlah desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tempuran adalah 15 (lima belas) desa. Daftar desa tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 Ring ginanom, Growong, Prajegsari, Sumberarum, Pringombo, Tugurejo, Sidoagung, Bawang, Jogomulyo, Tanggulrejo, Girirejo, Temanggal, Kalisari, Tempurejo, Kemutuk

Tabel 1. Daftar Desa Wilayah Kerja Puskesmas TempuranNoNama DesaNoNama Desa

1.Ringin Anom12.Temanggal

2.Growong13.Kalisari

3.Prajegsari14.Tempurejo

4.Sumberarum15.Kemutuk

5.Pringombo

6.Tugurejo

7.Sidoagung

8.Bawang

9.Jogomulyo

10.Tanggulrejo

11.Girirejo

A. Peta wilayah

Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang terbagi satu wilayah kerja Puskesmas,yaitu wilayah kerja Puskesmas Tempuran

,Gambar 1. Peta wilayah kecamatan Tempuran

2.1.2 Transportasi

Jarak Puskesmas Kota Magelang ( RSU Tidar ): 11 km

Jarak Puskesmas Kantor Dinas Kabupaten: 12 km

Desa yang terjangkau dengan mobil : 5 desa pada musim hujan, 10 desa pada musim kemarau2.1.3 Kondisi Geografis

Daerah dataran : 16,34 km2 (33,3 %) terdiri dari 11 desa Pegunungan

:32,86 km2 (66,67 %) terdiri dari 4 desa

Tanah sawah

:18,89 km2 Tanah tegal

:17,69 km2 Tanah pekarangan:8,92 km2 Hutan

:3,42km2

2.1.4 Komunikasi

Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar: telepon, televisi, surat kabar, balai desa dan pengumuman dengan loudspeaker di masjid.

2.1.5 Data Kesehatan Lingkungan

a.Sarana pelayanan air bersihTabel 2. Sarana pelayanan air bersih di Kecamatan Tempuran

No.Sarana Air BersihSaranaPersentase (%)

1Ledeng171213.76

2.SPT300.24

3.SGL814165,44

4.Lainnya11619.33

TOTAL1104488,78

Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tempuran tahun 2013

Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk (65,54%) di wilayah kerja Puskesmas Tempuran menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih. Penggunaan sumur gali sebagai sumber air bersih ini lebih tinggi dibandingkan dengan profil Jawa Tengah (36,27%).5A. Sarana jambanTabel 3. Sarana Jamban

No.Sarana JambanSaranaPemakaiPersentase (%)

1.Leher angsa (Angsatrin)73703076164,2

2.Cemplung non leher angsa62827385,71

3.Septic tank non leher angsa22851,1

TOTAL80203358470,09

Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tempuran tahun 2013Dari data di atas terlihat bahwa penggunaan jamban leher angsa (64,2%) dalam masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tempuran lebih rendah dari profil Jawa Tengah (64,24%).5A. Sarana Pembuangan Air Limbah

Tabel 4. Sarana Pembuangan Air Limbah

SPALJmlh KK PemakaiJmlh SaranaPersentase

Sarana341,42.46813,83

Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tempuran tahun 20112.1.6 Keadaan Penduduk

Berdasarkan sumber dari kantor statistik tahun 2011, jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Tempuran sebanyak 47.918 terdiri dari:a. Lakilaki:24.826 jiwa

b. Perempuan:24.696 jiwa

c. Jumlah KK:12.440 KK

d. Jumlah jiwa per KK rata-rata:4 jiwa

e. Kepadatan penduduk:943 jiwa/km2f. Sex ratio:100,53 %Tabel 5. Sebaran Penduduk Berdasarkan Umur

Interval UmurJumlah PendudukPersentase (%)

0 - 4 tahun3.908 jiwa8,76

5 - 9 tahun4.639 jiwa10,4

10 - 14 tahun4.416 jiwa9,90

15 - 19 tahun3.525 jiwa7,91

20 - 24 tahun2.808 jiwa6,30

25 - 29 tahun4.636 jiwa10,40

30 - 34 tahun4.169 jiwa9,35

35 - 39 tahun3.634 jiwa8,15

40 - 44 tahun2.942 jiwa6,60

45 - 49 tahun2.942 jiwa6,60

50 - 54 tahun2.917 jiwa6,54

55 - 59 tahun1.583 jiwa3,55

60 - 64 tahun1.404 jiwa3,15

65 - 69 tahun970 jiwa2,18

70 - 74 tahun623 jiwa1,40

> 75 tahun574 jiwa1,29

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

No.Kelompok Umur (tahun)Jumlah Penduduk

Laki-lakiPerempuanLaki+Perempuan

10 - 42.1341.9524.086

25 - 92.5562.3004.856

310 - 142.4392.1844.623

415 - 191.9461.7433.689

520 - 241.3841.5572.941

625 - 292.3452.5094.854

730 - 342.1812.1844.365

No.Kelompok Umur (tahun)Jumlah Penduduk

Laki-lakiPerempuanLaki+Perempuan

835 - 391.9701.8353.805

940 - 441.5241.5573.081

1045 - 491.5011.5803.081

1150 - 549611.0462.007

1255 - 597978601.657

1360 - 647277431.470

1465 - 69446465911

1570 - 74281372653

1675+258349607

Jumlah23.45023.23646.686

2.1.7 Sosial Budaya

2.1.7.1 Sarana peribadatanSarana peribadatan yang ada di Kecamatan Tempuran terdiri dari 92 buah masjid, 1 buah gereja, dan 213 buah mushola. Data pemeluk agama dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Data Pemeluk Agama di Wilayah Puskesmas Tempuran

AgamaJumlahPersentase (%)

Islam43,30399,36

Kristen1920,44

Katolik840,19

Budha40,01

Hindu00

2.1.7.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan kepala keluarga di wilayah Puskesmas Tempuran tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Wilayah Puskesmas Tempuran

Tingkat PendidikanJumlahPersentase (%)

Tidak tamat SD2.16818

SD SLTP8.23867

SLTA1.61413

Akademi/PerguruanTinggi2602

Total12.280100%

2.1.8 Sosial Ekonomi

2.1.8.1 Mata Pencaharian

Tabel 9. Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Puskesmas Tempuran

Mata PencaharianJumlahPersentase (%)

Buruh tani3.87511,6

Petani 3.3219,98

Buruh industri4.13312,42

Buruh bangunan 1.4534,37

PNS / ABRI9452,84

Supir angkutan4221,28

Pedagang2.3266,98

Pensiunan PNS / ABRI2380,72

Pengusaha1.4434,34

Lain-lain15.13145,46

TOTAL33.287100

Sumber : Data Statistik Kecamatan Tempuran tahun 20112.1.8.2 Sarana Perekonomian Industri rumah tangga:241 buah Pasar umum:3 buah Bank:4 buah KUD:1 buah2.1.9 Kebijakan Pemerintah Daerah Pusat

Peraturan yang mengatur Puskesmas mencakup:

a. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

b. UU No. 22 Tahun 1992 tentang Otonomi Daerah

c. UU No. 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerahd. Perda No. 5 tahun 2006 tentang Tarif Puskesmas di Kabupaten Magelange. Keputusan Bupati Kepala Daerah Tk. II Magelang No.1884/492/Kep/2002 tentang Organisasi Puskesmas

2.1.10 Visi dan Misi Puskesmas

Puskesmas Tempuran memiliki Visi Prima dalam Pelayanan Kesehatan Menuju Kemandirian Masyarakat Tempuran Untuk Hidup Sehat.Adapun Misi Puskesmas Tempuran adalah :

1. Meningkatkan keprofesionalan SDM

2. Melengkapi sarana penunjang pelayanan

3. Memenuhi kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang cepat, ramah, tepat, nyaman, dan aman

4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

5. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

6. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya2.2 Masukan

2.2.1 Ketenagaan/Sumber Daya Manusia (Man)

Tabel 10. Data pegawai Puskesmas Tempuran

Tenaga KerjaJumlah(orang)Keterangan

Dokter Umum2Rasio dokter umum

(2/45.222) x 10.000 = 0,44

Dokter Gigi1Rasio dokter gigi

(1/45.222) x 10.000 = 0,22

Perawat Puskesmas3Rasio perawat

(7/45.222) x 10.000 = 1,54

Perawat Pustu3

Perawat Gigi1

Bidan Puskesmas2Rasio bidan

(17/45.222) x 10.000 = 3,75

Bidan Desa15

Petugas PU/Promkes1

Juru imunisasi2

Petugas Gizi1

Petugas Apotek1

Petugas Laborat1

Pekarya Kesehatan0

Koordinatos SP31

Petugas gudang obat1

Petugas P2M1dirangkap oleh perawat

Pembantu perawat0

Tata Usaha/UP1

Pembantu KIA0

Petugas pendaftaran1

Pengemudi1

Total46

Tabel 11. Pembagian Tugas di Puskesmas Tempuran

NoNamaKategoriTugas

PendidikanJabatanPokokIntegrasiTambahan

1dr. Anggraini Dwi AstutiFK UNDIPKepala

PuskesmasManajemen puskesmas Rawat Jalan

2dr. Shanti Indriyani Ayu EkowatiS 1Dokter

3dr. IndraswariS 1Dokter

4Drg. Dollyviatri

Helix

Nurmulianti,MMFKG,

Magister

ManajemenDokter gigiBP gigi

5MartiningsihADNEKa Subag TUTU

6Achmad TohirSMEA/Pek/kesStaf/pekaryaBendahara rutinKoord

SIMPUS

7Dwi PrijonoSMAStafLoket pendaftaranBendahara

MP

8Sigit IndrijatnoD 4SanitarianKesehatan lingkungan

9Agung Setyo K,

SKMFKM

UNDIPSanitarianKesehatan

lingkunganPromkesSP3

10Rumiasih SKMFKM

UNDIPNutrisionisKoord.

GiziBendahara

JPKMM

11Rini YuliatiAKBID

Bidan PuskesmasKoord

BidanBidan desa

12AndrianiD 1 BidanBidan desaBidan desa

13Yuli AstutiSMAStafTU kepegawaian

14Sri Endang

SugiartiDI BidanBidan desaBidan desa

15Shinta Anggun PermatasariD 3 Bidan desaBidan desa

16Dwi Ary

SeptilestianaD 1BidanBidan desa

17Ragil Retno KuntariSMF

Asisten

ApotekerLoket obatSIMPUS

18Oslyn Merigah

SaragihSPKPerawatImunisasiKoord.Imunisasi

19Sri RiningsihSPKPerawatBPumumKoord. Pustu

20Noor HidayantoSPKPerawatBPKoord. Pustu

21Indria Nur

WahyuniAKPERPerawatBPKoord. P2M

NoNamaKategoriTugas

PendidikanJabatanPokokIntegrasiTambahan

22Hana SetiawatiD3 keperawatanPerawatPerawatKoor. Pustu

23Nunuk PrihmiyatiD3 keperawatanPerawat pelaksana lanjutanPerawatKoord. TB paru

24Tri WahyuniD 1 BidanBidan desaBidan desa

25Dusi CaturD 1 BidanBidan desaBidan desa

26ErnawatiD 1 BidanBidan desaBidan desa

27Sri SumijatiD 1 BidanBidan desaBidan desaPustu

28Ratri AdiningsihD 1 BidanBidan desaBidan desa

29Agus SunartiyahD 1 BidanBidan desaBidan desa

30Winandu Dwi

RahayuD 1 BidanBidan desaBidan desa

31ErnayantiD 1 BidanBidan desaBidan desa

32Windy Ari

SetianiD 1 BidanBidan desaBidan desa

33Irmaya Eka

SetyabudiD 1 BidanBidan DesaBidan Desa

34Dewi UpiyaniD3 KebidananBidan DesaBidan Desa

35Emy Lestari

HidayatiSMALaborato-riumLaborato-rium

36Puji SismiyatiSPKBantu di loketPen-daftaran

37Tri KurniawatiD3 Kes

Gigi

38Agustina SuharmanD3 Rekam MedisRekam MedisKoor. Simpus

39Rokhana ErnawatiD3 Analis KesehatanPranata LaboratLaborato-rium

40M.Sayful AmsyarSLTA

Pengadaan Perlengkapan

41Tri PrasetyonoSMPPengemudiPengemudiBendahara

Barang

42Taufik Hadi PrasetyoSMKPetugas KebersihanPetugas Kebersihan

43Purwo HandokoSDPenjaga KantorPenjaga Kantor

Sumber : data sekunder dari puskesmas Tempuran tahun 2013

2.2.2 Sarana dan Prasarana (Machine)

1. Sarana Fisika. Puskesmas Induk:1 buahb. Pustu :3 buah (Ringinanom, Prajegsari, Temanggal)c. PKD :11 buahd. Posyandu :74 buahe. UKS :34 SD/MI2. Penunjang Medisa. Minor set, alat pengukur vital sign, dan alat diagnostik lainnyab. Dua dental setc. Mikroskop monookuler 1 buahd. Sarana obat: jumlah cukup, jenis terbatas dan dalam keadaan kurang3. Penunjang Non MedisPuskesmas rawat jalan yang terdiri dari:

a. Loket pendaftaranb. Ruang balai pengobatanc. Ruang KIA/KBd. Ruang poli gigie. Ruang imunisasi dan klinik sanitasif. Aula/ruang perternuan

g. Laboratorium.

h. Apotek dan gudang obat

i. Kantor kepala Puskesmas

j. Ruang tata usaha

k. Ruang bidan

l. Ruang perawat

m. Mushola

n. Toilet

4. Sarana Penunjang Lain:Sarana penunjang lain yang dimiliki puskesmas meliputi 1 buah mobil puskesling dan 6 buah sepeda motor.2.2.3 Pendanaan (Money)

Biaya operasional Puskesmas Tempuran berasal dari hal berikut di bawah ini:

a. Dana rutin dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Retribusi diberikan ke PEMDA dikembalikan ke puskesmas sebanyak 85%, 10% untuk manajemen, 40% untuk jasa medis, 50% untuk operasional kegiatan.

b. Jaminan Kesehatan Nasional, Bantuan Operasional Kesehatan

2.2.4 Metode (Method)

Metode yang digunakan di puskesmas Tempuran ini antara lain, Lokakarya mini, yang diselenggarakan setiap satu bulan sekali yang merupakan rapat antara penanggungjawab program. Lokakarya mini tiga bulanan yang diadakan untuk koordinasi lintas sektoral. Puskesmas Tempuran memiliki SOP pada sebagian besar tindakan medis.

2.2.5 Materiil (Material)

Puskesmas Tempuran telah memiliki obat-obatan dan peralatan sekali pakai yang cukup.

2.3 Proses

Berdasarkan wawancara dan pengamatan mengenai proses manajemen di Puskesmas Tempuran, diperoleh data sebagai berikut:

2.3.1 Perencanaan (P1)

2.3.1.1 Tahap persiapan

Pada tahap ini semua koordinator program menjadi perencana program Puskesmas. Bahan perencanaan diberikan oleh kepala Puskesmas dengan mengacu pada hasil evaluasi tahun yang lalu dan Standar Pelayanan Minimal tahunan. Target ditentukan dari dinas kesehatan dan Puskesmas. Kepala Puskesmas bersama tim mengadakan pengkajian bersama di dalam membuat Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) lima tahunan. Kemudian Kepala Puskesmas mengadakan sosialisasi PTP kepada seluruh petugas Puskesmas.2.3.1.2 Tahap analisis situasi

Sumber data diperoleh dari laporan setiap bulan (tanggal 510) dari pemegang program kepada Kepala Puskesmas. Data diolah dengan menggunakan rumusrumus yang ada di SPM (Standar Pelayanan Medik) dan disajikan sesuai form yang disajikan Dinkes.

Data pencapaian tahun yang lalu diperoleh dengan cara setiap bulan dikumpulkan lalu diolah di akhir tahun. Kemudian dianalisis dan dicari penyebab masalah sesuai fakta riil yang ada yaitu dengan mengadakan kunjungan langsung setelah itu dibuat pemecahan masalahmya.2.3.1.3 Tahap Penyusunan Rencana Usulan KegiatanMasalah dan penyebab masalah dirumuskan sesuai data riil dengan turun langsung ke lapangan oleh Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas. Perumusan pemecahan masalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah secara analitik dan dirumuskan setelah turun langsung ke lapangan, kemudian disusun prioritas pemecahan masalah dan dijadikan RUK.2.3.1.4 Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan KegiatanSetelah menyusun RUK dilakukan penyusunan RPK. Hambatan hambatan yang ditemui dalam menyusun RPK antara lain perihal dana dan tenaga untuk turun langsung ke lapangan. Sedangkan hambatan potensial sudah dianalisis berdasarkan sumber daya yang ada. Hambatan dana diatasi dengan cara mencari sumber dana yang bisa didekati untuk digunakan, sedangkan hambatan tenaga diatasi dengan menggerakkan tenaga yang ada semaksimal mungkin. Dalarm penyusunan PTP dibutuhkan dukungan kerja sama lintas program dan lintas sektoral serta bimbingan teknis.2.3.2 Pelaksanaan,Pengendalian dan penilaian (P2)

Terdiri atas pengorganisasian, penyelenggaraan, pemantauan, dan penilaian2.3.2.1 Pengorganisasian

Puskesmas telah mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan fungsi Puskesmas. Terdapat pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap staf yang jelas. Walaupun ada perangkapan tugas dalam sruktur organisasi Puskesmas, tetapi perangkapan tugas itu tidak mengganggu kelancaran tugas. Setiap staf juga sudah membuat uraian tugasnya dan dalam pelaksanaan tugas setiap petugas juga sudah membuat jadwal kegiatannya.2.3.2.2 PenyelenggaraanKegiatan puskesmas menyelenggarakan rencana kegiatan Puskesmas, para penanggungjawab danpara pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakankegiatan Puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2.3.2.3 PemantauanPemantauan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam bentuk Lokakarya Mini. Lokakarya Mini yang merupakan pertemuan rutin antara pimpinan dan staf ini dilakukan 12 kali dalam setahun tiap sebulan sekali. Puskesmas melakukan kerja sama lintas sektoral dalam bentuk rapat koordinasi kecamatan yang dilakukan tiap 3 bulan (tergantung undangan), juga dapat dilakukan jika ada kegiatan bersama yang dilaksanakan lintas sektor. 2.3.2.4 Penilaian

Puskesmas melakukan penilaiaan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Sumber data yang dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua, berbagai sumber data lain yang terkait, yang dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun Kedua, sumber data sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulan.Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaianserta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.

2.3.3 Pengawasan dan Pertanggungjawaban2.3.3.1 PengawasanPengawasan dilakukan oleh pimpinan Puskesmas dan dibantu oleh koordinator dari masingmasing kegiatan Puskesmas. Kepala Puskesmas mengawasi secara langsung ataupun mengawasi para koordinator dari laporan mereka masingmasing setiap bulannya di Lokakarya Mini. Selain itu juga ada feed back dari Dinas Kesehatan Kabupaten. Juga ada laporan inventaris barang dan buku laporan keuangan.2.3.3.2 PertamggungjawabanPada setiap akhir tahun anggaran, puskesmas membuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta pihak-pihak terkait lainnya.

2.4 KeluaranHasil kegiatan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Tempuran bulan Januari-Desember 2014 terlampir.

2.5 DampakPola 10 besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan Puskesmas Tempuran untuk semua golongan umur bulan Januari-Desember 2014 adalah sebagai berikut:Tabel 12. Sepuluh besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan Puskesmas Tempuran periode Januari-Desember 2014 berdasarkan ICD XNoDiagnosis 18810Jml Kasus

1.Infeksi Akut lain pada saluran nafas bagian atas4185

2.Nasofaringitis akut ( common cold )2500

3.Hipertensi2378

4.Pharingitis1625

5.Penyakit pulpa dan jaringan periapikal1017

6.Diare dan Gastroenteritis non spesifik951

7.Type 2 : NIDDM648

8.Penyakit gusi dan jaringan periodontal493

9.Carries gigi410

10.Penyakit kulit karena jamur382

Sumber: Data SIMPUS Puskesmas Tempuran periode Januari-September 2013BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 Analisis Hasil

Berdasarkan data pencapaian kegiatan 6 program berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Tempuran periode Januari sampai Desember 2014, diperoleh hasil beberapa program yang pencapaiannya kurang dari 100%. Program-program tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 13. Daftar Program Pokok Puskesmas Tempuran periode Januari Desember 2014 dengan pencapaian target kurang dari 100%NoMasalahPencapaianBesar Masalah

1Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan97,61%2,39%

2Jumlah peserta KB aktif yang dibina93,47%6,53%

3Balita yang naik berat badannya97%3%

4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe9%91%

5Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A7,78%92,22%

6TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 46.4%53,6%

7Jumlah rumah yang mempunyai SPAL yang diawasi19%99,81%

8Cakupan suspek TB paru15,5%84,5%

9Penemuan Kasus TB BTA positif (Case Detection Rate)14%86%

10Cakupan pneumoni balita yang ditangani6,9%93,1%

11Balita dengan diare yang ditangani84,7%15,3%

12Jumlah Bumil yang mendapat TT 174,1%25,9%

13Jumlah Bumil TT285,4%14,6%

14Campak 95,8%4,2%

15Posyanu purnama 44%56%

16Posyandu mandiri 9,33%90,67%

17Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan 88,28%11,72%

18Jantung iskemik28,57%71,43%

19Gangguan mental 5-14tahun0%100%

20Kebutaan 0,14%99,86%

21Neoplasma 33.33%66,67%

22Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum5,2%94,8%

3.2 Prioritas Masalah

Dari 22 masalah yang ada di Puskesmas Tempuran ditentukan prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif sebagai berikut :

1. Kriteria A : Penentuan Besar Masalah

Besarnya masalah dilihat dari besarnya dampak pada penduduk dengan kategori sebagai berikut :

Kelas = 1+ 3,3 log 22

= 5,42 ~ 5

Tabel 14. Kriteria A (Besar Masalah)

NOMASALAHI (2)II (4)III (6)IV (8)V (10)NILAI

0,0-19,52 19,53- 39,0539,06 -58,5858,59-78,1178,12-97,6

1Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatanV2

2Jumlah peserta KB aktif yang dibinaV2

3Balita yang naik berat badannyaV2

4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet Fev10

5Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin Av10

6TP2M yang memenuhi syarat sanitasi v6

7Jumlah rumah yang mempunyai SPAL yang diawasiV10

8Cakupan suspek TB paruV10

9Penemuan Kasus TB BTA positif (Case Detection Rate)V10

10Cakupan pneumoni balita yang ditanganiV10

11Balita dengan diare yang ditanganiV2

12Jumlah Bumil yang mendapat TT 1v4

13Jumlah Bumil TT2V2

14Campak V2

15Posyanu purnama v6

16Posyandu mandiri v10

17Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan V2

18Jantung iskemikv8

19Gangguan mental 5-14tahunv10

20Kebutaan V10

21Neoplasma V8

22Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umumv10

2. Kriteria B : Kegawatan masalah

Kegawatan masalah terdiri dari 3 sub kriteria, yaitu keganasan, tingkat urgensi, dan tingkat biaya yang dikeluarkan. Skor yang tercantum pada tabel skor kegawatan masalah dibawah ini adalah hasil rata-rata pengambilan suara dari 7 anggota kelompok.Keterangan Skoring

Keganasan :5 = sangat ganas

4 = ganas

3 = cukup ganas

2 = kurang ganas

1 = tidak ganas

Tingkat urgency: 5 = sangat urgent

4 = urgent

3 = cukup urgent

2 = kurang urgent

1 = tidak urgentBiaya yang dikeluarkan:5 = sangat murah

4 = murah

3 = cukup murah

2 = mahal

1= sangat mahal

Tabel 15. Kriteria B (Kegawatan Masalah)

NOMASALAHKEGANASANURGENSIBIAYATOTAL

1Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan54514

2Jumlah peserta KB aktif yang dibina1146

3Balita yang naik berat badannya2248

4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe44513

5Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A43512

6TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 1124

7Jumlah rumah yang mempunyai SPAL yang diawasi2316

8Cakupan suspek TB paru44412

9Penemuan Kasus TB BTA positif (Case Detection Rate)55414

10Cakupan pneumoni balita yang ditangani54414

11Balita dengan diare yang ditangani45514

12Jumlah Bumil yang mendapat TT 153313

13Jumlah Bumil TT253313

14Campak 43512

15Posyandu purnama 3317

16Posyandu mandiri 3317

17Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan 44311

18Jantung iskemik55212

19Gangguan mental 5-14tahun3339

20Kebutaan 2237

21Neoplasma 4217

22Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum2136

3. Kriteria C : Menentukan Kemudahan Penanggulangan

Penanggulangan kriteria ini bersifat subyektif, di mana untuk menilai kemudahan dalam penanggulangan masalah, pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah sumber daya seperti: tenaga, alat, obat, biaya, fasilitas kesehatan dan teknologi yang tersedia mampu dan mudah menyelesaikan masalah. Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur dengan sistem skoring dengan nilai 1 5 di mana:

a. Sangat mudah : 5

b. Mudah : 4

c. Cukup mudah : 3

d. Sulit : 2

e. Sangat sulit : 1

Tabel 16. Kriteria C (Kemudahan Penanggulangan)

NOMASALAHKEMUDAHAN PENANGGULANGAN

1Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan(2+2+2+2+2+2+3)/7 = 2,1

2Jumlah peserta KB aktif yang dibina(3+4+4+4+3+4+3)/7= 3,6

3Balita yang naik berat badannya(2+3+3+3+2+3+3)/7= 2,7

4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe(4+5+5+5+5+5+5)/7= 4,8

5Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A(4+5+5+5+4+5+4)/7= 4,6

6TP2M yang memenuhi syarat sanitasi (2+2+3+2+2+2+3)/7= 2,3

7Jumlah rumah yang mempunyai SPAL yang diawasi(1+2+1+1+2+2+2)/7= 1,6

8Cakupan suspek TB paru(3+2+2+3+3+2+3)/7= 2,6

9Penemuan Kasus TB BTA positif (Case Detection Rate)(2+3+2+3+2+2+2)/7= 2.3

10Cakupan pneumoni balita yang ditangani(3+3+3+3+3+3+3)/7= 3

11Balita dengan diare yang ditangani(4+4+4+3+4+4+4)/7= 3,9

12Jumlah Bumil yang mendapat TT 1(4+5+5+5+5+4+5)/7= 4,7

13Jumlah Bumil TT2(4+5+5+5+5+5+5)/7= 4,9

14Campak (4+4+3+3+3+3+4)/7= 3

15Posyandu purnama (2+3+3+2+2+2+2)/7= 2,3

16Posyandu mandiri (2+3+2+2+2+2+3)/7= 2,3

17Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan (4+4+4+4+5+4+4)/7= 4,1

18Jantung iskemik(2+2+2+3+2+2+3)/7= 2,3

19Gangguan mental 5-14tahun(2+3+3+2+2+2+2)/7= 2,3

20Kebutaan (2+2+2+2+2+2+2)/7= 2

21Neoplasma (2+1+1+2+2+2+1)/7= 1,4

22Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum(2+1+2+2+2+1+2)/7= 1,7

4. Kriteria PEARL FactorPenilaian PEARL meliputi propriety, economy, acceptability, resources of vialibility, dan legality:

P:Propriate (Kesesuaian dengan program nasional/kesepakatan dunia/program daerah)

E : Economic (Secara ekonomi murah, kegiatan tersebut untuk dilaksanakan)

A : Acceptable (Dapat diterima oleh masyarakat, Pemda, dll)

R: Resource (Tersedianya sumber daya yang mendukung kegiatan)

L: Legality (Ada landasan hukum/etika kedokteran, dll)

Skor yang digunakan:

1 = setuju0 = tidak setuju

Tabel 17. PEARL FactorNOMASALAHPEARLTOTAL

1Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan111111

2Jumlah peserta KB aktif yang dibina111111

3Balita yang naik berat badannya111111

4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe111111

5Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A111111

6TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 111111

7Jumlah rumah yang mempunyai SPAL yang diawasi111111

8Cakupan suspek TB paru111111

9Penemuan Kasus TB BTA positif (Case Detection Rate)111111

10Cakupan pneumoni balita yang ditangani111111

11Balita dengan diare yang ditangani111111

12Jumlah Bumil yang mendapat TT 1111111

13Jumlah Bumil TT2111111

14Campak 111111

15Posyanu purnama 111111

16Posyandu mandiri 111111

17Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan 111111

18Jantung iskemik111111

19Gangguan mental 5-14tahun111111

20Kebutaan 111111

21Neoplasma 111111

22Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum111111

Prioritas Masalah Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Setelah nilai kriteria A, B, C dan D didapatkan, nilai tersebut dimasukkan ke dalam formula sebagai berikut:

Nilai Prioritas Dasar (NPD) :(A + B) x C

Nilai Prioritas Total (NPT) :(A + B) x C x DTabel 18. Prioritas Masalah

NoMasalahABCPEARLNPDNPT

1Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan2142.1133.633.6

2Jumlah peserta KB aktif yang dibina263.6128.828.8

3Balita yang naik berat badannya282.712727

4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe2134.817272

5Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A10124.61101.2101.2

6TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 1042.3132.232.2

7Jumlah rumah yang mempunyai SPAL yang diawasi1061.6125.625.6

8Cakupan suspek TB paru10122.6157.257.2

9Penemuan Kasus TB BTA positif (Case Detection Rate)10142.3155.255.2

10Cakupan pneumoni balita yang ditangani1014317272

11Balita dengan diare yang ditangani2143.9162.462.4

12Jumlah Bumil yang mendapat TT 14134.7179.979.9

13Jumlah Bumil TT22134.9173.573.5

14Campak 212314242

15Posyanu purnama 672.3129.929.9

16Posyandu mandiri 1072.3139.139.1

17Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan 2114.1153.353.3

18Jantung iskemik8122.314646

19Gangguan mental 5-14 tahun1092.3143.743.7

20Kebutaan 107213434

21Neoplasma 871.412121

22Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum1061.7127.227.2

Setelah dilakukan analisis Hanlon kuantitatif maka didapatkan prioritas masalah :

1. Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A2. Jumlah bumil yang mendapat TT13. Jumlah bumil yang mendapat TT24. Cakupan pneumoni Balita yang ditangani5. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet besi6. Balita dengan diare yang ditangani7. Cakupan suspek TB paru 8. Penemuan kasus TB BTA (+)9. Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan10. Jantung iskemikBerdasarkan diskusi dengan Kepala Puskemas Tempuran, kelompok ditugaskan untuk menganalisis prioritas masalah nomor 7 yaitu Cakupan suspek TB paru yang tidak mencapai 100% di unit P2M puskesmas tempuran periode Januari 2014 Desember 2014.3.3 Analisis Penyebab Masalah

a. Analisis penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistem

Melalui pendekatan sistem selanjutnya dicari penyebab masalah utama tersebut. Secara skematis sistem tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 19. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem

KomponenKekurangan

Input

Man Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru Kemampuan anamnesis petugas kesehatan masih kurang mendalam sehingga suspek TBC terlewatkan

Money Mayarakat desa belum seluruhnya memiliki BPJS

Method Kurangnya koordinasi dari pihak puskesmas dengan lembaga kesehatan lain mengenai suspek TB yang terjaring Kurangnya edukasi pada pasien mengenai cara pengeluaran dahak yang benar

Material Kurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet kepada masyarakat mengenai penyakit TBC

Machine Kurangnya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan dahak

Proses

P1 Belum ada program khusus untuk menjaring suspek TB

P2 Tenaga kesehatan kurang aktif menjaring suspek TB

P3 Kurangnya koordinasi dari pihak puskesmas dengan lembaga kesehatan lain mengenai suspek TB yang terjaring

Lingkungan Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit

Tabel 20. Identifikasi Penyebab Masalah Setelah Konfirmasi Kepada Pihak Puskesmas

KomponenKekurangan

Input

Man Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru Kemampuan anamnesis petugas kesehatan masih kurang mendalam sehingga suspek TBC terlewatkan

Money -

Method Kurangnya koordinasi dari pihak puskesma dengan lembaga kesehatan lain mengenai suspek TB yang terjaring Kurangnya edukasi pada pasien mengenai cara pengeluaran dahak yang benar

Material Kurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet kepada masyarakat mengenai penyakit TBC

Machine Kurangnya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan dahak

Proses

P1 Belum ada program khusus untuk menjaring suspek TB

P2 Tenaga kesehatan kurang aktif menjaring suspek TB

P3 Kurangnya koordinasi dari pihak puskesmas dengan lembaga kesehatan lain mengenai suspek TB yang terjaring

Lingkungan Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit

b. Analisis penyebab masalah dengan menggunakan Quality Assurance (QA)

Selain dengan pendekatan sistem, analisis masalah manajemen puskesmas juga dilakukan dengan penilaian mutu dari pelayanan kesehatan Puskesmas. Penilaian ini meliputi 2 hal, yaitu:

Simple problem: Penilaian mutu pelayanan petugas Puskesmas dilakukan dengan observasi terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan penjaringan pasien suspek TB oleh petugas kesehatan di Puskesmas Tempuran tanggal 28 Februari 2014. Observasi dilakukan sesuai daftar tilik berdasarkan Standar Prosedur Operasional Penjaringan pasien suspek TB di Puskesmas Tempuran dengan sasaran pasien batuk lamaTabel 21. Simple ProblemNOPERTANYAANYTTB

1Apakah petugas melakukan senyum, salam, sapa ?

2Apakah petugas melengapi identitas klien?

3Apakah petugas melakukan pengukuran tanda vital klien?

4Apakah petugas melakukan anamnesis lengkap (sacred 7) ?

5Apakah petugas melakukan informed consent sebelum melakukan pemeriksaan ?

6Apakah petugas cuci tangan sebelum atau setelah pemeriksaan?

7Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik lengkap?

8Apakah petugas merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan BTA (SPS) bila ditemukan tanda-tanda pasien suspek TBC?

9Apakah petugas memberikan pengertian pada pasien tentang perlunya pemeriksaan BTA?

10Apakah petugas merujuk pasien ke Rumah Sakit untuk melakukan rontgen dada bila dibutuhkan?

11Apakah petugas melakukan registrasi pasien bila hasil pemeriksaan hasil BTA nya sudah jadi?

12Apakah petugas memeberikan OAT sesuai hasil pemeriksaan BTA atau pemeriksaan penunjang lain?

13Apakah petugas memberikan penjelasan pada pasien tentang ketaatan pengobatan, efek samping obat, dan tentang penyakitnya dan bahaya penyakit TBC?

Complex problem: Penilaian mutu pelayanan Puskesmas salah satunya dilakukan lewat pendekatan complex problem, yaitu dengan menggunakan sembilan dimensi mutu. Kuesioner Kuesioner ditanyakan kepada 3 responden yaitu pasien yang suspek TB.Tabel 22. Complex ProblemNoPertanyaanPuskesamas (n=5)Total

Pendapat

YaTidak

IKeterjangkauan

a. Apakah anda mudah menjangkau tempat praktek puskesmas?

b. Apakah transportasi umum ke tempat puskesmas mudah ditemukan?

c. Apakah biaya transportasi umum ke tempat puskesmas terjangkau?

d. Apakah tidak dibutuhkan waktu lama untuk mencapai puskesmas?

e. Apakah biaya pemeriksaan dan pengobatan TB masih terjangkau?3

3

3

330

0

0

00100%

100%

100%

100%

100%

IIHubungan Antar Individu

a. Apakah petugas pelayanan di puskesmas ini ramah, dan memberikan senyum, sapa, dan salam (3S)?

b. Apakah petugas puskesmas mendengarkan keluhan anda dengan seksama?

c. Apakah petugas pelayanan puskesmas memberi kesempatan bertanya?

d. Apakah petugas pelayanan di puskesmas menggunakan bahasa yang mudah dimengerti?

e. Apakah anda merasa diperlakukan sama dengan pasien lainnya?3

3

3

3

30

0

0

0

0100%

100%

100%

100%

100%

IIIKenyamanan

a. Apakah ruang tunggu tempat pelayanan di puskesmas bersih dan nyaman?

b. Apakah ruang pemeriksaan bersih dan nyaman?

c. Apakah toilet di tempat pelayanan puskesmas bersih?

d. Apakah sarana prasarana tempat pelayanan mendukung untuk melakukan pemeriksaan?3

3

3

3

0

0

0

0100%

100%

100%

100%

IVKompetensi

a. Apakah petugas mampu memberikan penjelasan mengenai penyakit TB yang mudah dipahami?

b. Apakah petugas dapat menjawab pertanyaan dari pasien mengenai penyakit TB, pemeriksaan yang harus dilakukan, cara minum obat yang benar, efek samping yang mungkin timbul, serta kapan waktu kunjungan berikutnya?3

3

0

0

100%

100%

VInformasi

a. Apakah petugas memberikan informasi tentang pentingnya mencegah penularan penyakit TB dan bahayanya?

b. Apakah ada pesan atau informasi yang diberikan petugas kesehatan setelah pemberian obat TB?

c. Apakah sebelum melakukan pemeriksaan, petugas memberikan informasi pada anda tentang tindakan yang akan dilakukan?3

3

3

0

0

0100%

100%

100%

VIEfisiensi

a. Apakah antrian pasien terkoordinir dengan baik?

b. Apakah penyampaian petugas tidak berbelit-belit?33

00

100%

100%

VIIEfektifitas

a. Apakah anda sudah memahami tujuan dari pengobatan TB?

b. Apakah anda merasa puas dengan pelayanan di puskesmas ?3

3

0

0

100%

100%

VIIIKesinambungan

a. Apakah petugas memberikan jadwal kunjungan kontrol TB berikutnya?3

0

100%

IXKeamanan

a. Apakah petugas pelayanan kesehatan menggunakan alat proteksi diri dan cuci tangan sebelum dan setelah melakukan pemeriksaan?

b. Apakah ada APAR?

c. Apakah sebelum melakukan tindakan petugas menanyakan riwayat alergi yang anda miliki?3

3

30

0

0100%

100%

100%

Jaminan mutu diukur dari kepuasan pelanggan/konsumen dimana pelanggan/konsumen dianggap puas terhadap pelayanan yang diberikan jika persentase pelanggan yang puas mencapai 100%. c. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan Fishbone analysis

a. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA

Tabel 23. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA

No.Penyebab Masalah

1Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru

2Kemampuan anamnesis petugas kesehatan masih kurang mendalam sehingga suspek TBC terlewatkan

3Kurangnya koordinasi dari pihak puskesmas dengan lembaga kesehatan lain mengenai suspek TBC yang terjaring

4Kurangnya edukasi pada pasien mengenai cara pengeluaran dahak yang benar

5Kurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet kepada masyarakat mengenai penyakit TBC

6Kurangnya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan dahak

3.4 Prioritas Penyebab Masalah

Penyebab masalah telah ditentukan berdasarkan pendekatan sistem dan pendekatan mutu serta telah dikonfirmasi dengan pemegang program P2M Puskesmas Tempuran dan Kepala Puskesmas Tempuran. Kemudian prioritas penyebab masalah ditentukan menggunakan Paired ComparisonTabel 23. Paired Comparison123456Total

1111115

2-22224

3--3461

4---462

5----60

6-----3

Tabel 24. Pareto Penyebab Masalah

Penyebab masalahFrekuensiPersen (%)Persen Kumulatif (%)

1533.3333,33

2426.6760

632080

4213,3393,33

316.67100

500100

Berdasarkan tabel Paired Comparison diatas dapat dijelaskan bahwa penyebab masalah terbesar adalah masalah nomor 1 yakni Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru. Kemudian penyebab-penyebab masalah dituangkan dalam tabel Pareto hingga didapat prioritas penyebab masalah hingga 80%.

Gambar 4. Diagram Pareto

Berdasarkan diagram pareto penyebab masalah diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat 3 penyebab masalah yang menimbulkan sebagian besar masalah (sampai dengan 80%).Penyebab masalah tersebut adalah:

1Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru

2Kemampuan anamnesis petugas kesehatan masih kurang mendalam sehingga suspek TBC terlewatkan

3Kurangnya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan dahak

3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Dari hasil analisis pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi tiga penyebab masalah, dianggap masalah dapat diselesaikan. Penyebab dan alternatif pemecahan masalah tersebut adalah:Tabel 25. Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah

No.PenyebabAlternatif pemecahan masalah

1Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru Membuat program active case finding Pembentukan kader TBC

2Kemampuan anamnesis petugas kesehatan masih kurang mendalam sehingga suspek TBC terlewatkan Mengikutsertakan petugas kesehatan dalam pelatihan-pelatihan mengenai penyakit TBC

3Kurangnya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan dahak Mengajukan anggaran biaya untuk pengadaan sarana dan prasarana guna menunjang pemeriksaan dahak

3.6 Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan menggunaan kriteria mutlak dan kriteria keinginan. Kriteria mutlak dan kriteria keinginan yang dipakai antara lain :a. Kriteria mutlak:

Ketersediaan dan kemampuan SDM (pelaksana kegiatan) Dana tidak melebihi Rp.1.000.000,00

Dalam 3 bulan dapat dilihat hasil kegiatan Tersedia sarana untuk melakukan kegiatanb. Kriteria keinginan :

Mudah dilaksanakan: 20

Biaya murah

: 30 Efektif

: 40 Peran serta masyarakat: 10Alternatif-alternatif tersebut diuji dalam matriks kriteria mutlak dan kriteria keinginan sebagai berikut :

Tabel 26. Kriteria Mutlak

AlternatifKriteria MutlakL/TL

SDMDana Rp.1.000.000,00Terlihat hasil dalam 3 bulanSarana

Membuat program active case finding1111L

Pembentukan kader TBC

0101TL

Mengikutsertakan petugas kesehatan dalam pelatihan-pelatihan mengenai penyakit TBC

1111L

Mengajukan anggaran biaya untuk pengadaan sarana dan prasarana guna menunjang pemeriksaan dahak

1011TL

L = Lulus

TL = Tidak Lulus

Tabel 27. Kriteria keinginan

AlternatifMudah

(20)Murah

(30)Efektif

(10)Peran Masy

(40)TOTAL

Membuat program active case finding4X20=803X30=1204X40=1603x10=30390

Pembentukan kader TBC

TLTLTLTL0

Mengikutsertakan petugas kesehatan dalam pelatihan-pelatihan mengenai penyakit TBC

30x20=602x30=603x40=1201x10=10250

Mengajukan anggaran biaya untuk pengadaan sarana dan prasarana guna menunjang pemeriksaan dahak

TLTLTLTL0

Kriteria Keinginan:Kriteria Biaya :

4= Sangat Murah

3= Murah

2= Mahal

1= Sangat Mahal

Kriteria Mudah :

4= Sangat mudah

3= Mudah

2= Sulit

1= Sangat sulit

Kriteria Efektif :

4= Sangat Efektif

3= Efektif2= Kurang efektif1= Tidak EfektifKriteria Peran Masyarakat :

4= Sangat terlibat3= Cukup terlibat2= Kurang terlibat 1= Tidak terlibatBerdasarkan kriteria mutlak dan keinginann, maka diambil keputusan sementara dari dua skor tertinggi, yaitu:

1. Membuat program active case finding 2. Mengikutsertakan petugas kesehatan dalam pelatihan-pelatihan mengenai penyakit TBC

Dari 2 alternatif pemecahan masalah di atas, kemudian dibuat inventarisasi faktor pendorong dan penghambat.Tabel 28. Keputusan Sementara

AlternatifFaktor PendorongFaktor Penghambat

Membuat program active case finding

Mudah dilaksanakan

Efektif dan efisien

Warga desa dilibatkan dalam program Membutuhkan biaya transport

Mengikutsertakan petugas kesehatan dalam pelatihan-pelatihan mengenai penyakit TBC Mudah dilaksanakan

Menambah wawasan Membutuhkan biaya transport dan insentif

Menambah beban kerja tenaga kesaehatan

Berdasarkan keputusan sementara dan inventarisasi faktor pendorong dan penghambat, maka diambil keputusan tetap yaitu: Membuat program active case finding, dengan rencana kegiatan sebagai berikut:3.7 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 29. Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Mengadakan pelatihan kader dalam rangka promosi program KBKegiatanTujuanSasaranTempatPelaksanaWaktuBiayaMetodeIndikator

Pendataan seluruh warga berdomisili di Kecamatan TempuranMemperoleh informasi mengenai warga yang berdomisili di Kecamatan TempuranWarga Kecamatan TempuranPuskesmas TempuranBagian SDM Puskesmas tempuranBulan Maret 2015-Pendataan Didapatkan daftar penduduk di kecamatan Tempuran

Rapat rencana aktivitas program active case finding Menetapkan jadwal rutin program active case finding Memberikan pengarahan kepada perwakilan tiap desa mengenai agenda pelaporan rutin warga desa yang memiliki trias TBCPetugas kesehatan, perwakilan perangkat desaPuskesmas TempuranKepala Puskesmas dan Tenaga KesehatanBulan Maret 2015Dana BOKMusyawarah mufakat Jadwal pelaksanaan program active case finding yang disetujui oleh Kepala Puskesmas dan Tenaga Kesehatan di Kecamatan Tempuran Kesepakatan mengenai pelaporan rutin kasus dengan trias TBC (+)

KegiatanTujuanSasaranTempatPelaksanaWaktuBiayaMetodeIndikator

Pelaksanaan

program active case findingdi wilayah kecamatan Tempuran

Pelaksanaan

program active case findingdi wilayah kecamatan Tempuran

Warga Kecamatan TempuranRumah warga kecamatanTempuranPetugas kesehatan

Perangkat desaMaret 2015Dana BOK Pencapaian target cakupan penemuan kasus suspek TB min. 80%

Pengawasan dan Peninjauan

program active case findingdi wilayah kecamatan Tempuran

Pengawasan program active case findingdi wilayah kecamatan Tempuran

warga di Kecamatan TempuranRumah warga kecamatanTempuranKepala PuskesmasJuni 2015Dana BOK Pencapaian target cakupan penemuan kasus suspek TB min. 80%

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

a. Masalah kesehatan yang teridentifikasi dari Puskesmas Tempuran periode Januari Desember 2014 berjumlah dua puluh dua.Dari 22 masalah yang sudah teridentifikasi, prioritas masalah yang ditetapkan dengan menggunakan metode Hanlon kuantitatif dan diskusi dengan kepala Puskesmas adalah: Cakupan suspek TB paru yang tidak mencapai 100% di unit P2M Puskesmas Tempuran periode Januari 2014 Desember 2014.b. Dari prioritas masalah, penyebab masalah ditentukan dengan analisis sistem dan QA, dan ditemukan sepuluh penyebab masalah utama. Setelah dianalisis dengan Diagram Pareto, ditetapkan tiga penyebab masalah untuk dipecahkan, yaitu: 1. Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru2. Kemampuan anamnesis petugas kesehatan masih kurang mendalam sehingga suspek TBC terlewatkan3. Kurangnya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan dahakc. Dari tiga penyebab masalah tersebut kemudian dicari alternatif pemecahan masalahnya, lalu dicari prioritas alternatif pemecahan masalah menggunakan kriteria mutlak dan keinginan serta analisis faktor pendorong dan penghambat, sehingga diambil keputusan tetap, yaitu: : Membuat program active case finding.4.2. Saran

a. Kepada Kepala Puskesmas Tempuran untuk mengkoordinir tenaga kesehatan di Kecamatan Tempuran dalam pelaksanaan program active case finding kasus TB paru.b. Kepada Tim Promosi Kesehatan Puskesmas Tempuran untuk mempublikasikan kepada masyarakat mengenai adanya program active case finding kasus TB paru, sehingga masyarakat dapat aktif berkontribusi dalam pencarian dan pelaporan kasus TB paru. Selain itu, Tim Promosi Kesehatan Puskesmas Tempuran perlu mengadakan penyuluhan mengenai penyakit TB paru, sehingga pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB paru semakin meningkatc. Kepada seluruh Kepala Desa dan segenap jajaran perangkat desa di Kecamatan Tempuran untuk mendukung pelaksanaan program active case finding ini, sehingga keberhasilannya dapat terpenuhi.DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. UU Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009.

2. Departemen Kesehatan RI. Visi dan Misi Departemen Kesehatan RI 2010-2014.

3. Menteri Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI NO 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. 2004.

4. Dinas Kesehatan Magelang. Profil Puskesmas Tempuran. 2014.

IMPACT

Kecacatan

Kesakitan

Kematian

INPUT

Man

Money

Material

Methode

Machine

PROSES

P1

P2

P3

OUTPUT

Cakupan Hasil

Stratifikasi

LINGKUNGAN :

Kebijakan

OUTCOME

Mutu

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 2. Bagan Pendekatan Sistem

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 3. Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan metode Fishbone Analysis

Diagram Pareto

iv

_1486644759.xlsChart1

33.330

26.6733.33

2060

13.3380

6.6793.33

0100

Persen (%)

Persen Kumulatif (%)

Sheet1

Persen (%)Persen Kumulatif (%)Series 3

133.330

226.6733.33

62060

413.3380

36.6793.33

50100