Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

83
Bab 1 : Pendahuluan 1 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang dibentuk dari kurang lebih 17.506 pulau dan memiliki panjang garis pantai sebesar 81.000 km, Indonesia memiliki kepentingan dalam memajukan sektor maritimnya agar lebih maju. Berbagai cara dilakukan untuk mengelola potensi sumber daya alam yang tersimpan pada kekayaan area lautan sepanjang 81.000 km ini. Diantaranya, tentu saja sumber daya minyak dan gas bumi. Pengelolaan sumber daya minyak dan gas bumi di Indonesia merupakan problema tersendiri. Kurangnya sumber daya manusia yang kompeten di bidang kelautan membuat pengelolaan minyak dan gas banyak didominasi oleh perusahaan milik negara asing. Hal ini menimbulkan ketertinggalan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia di bidang kelautan ini. Sungguh sebuah ironi disaat penghuni suatu area dengan potensi alam yang besar, justru menjadi pihak yang tidak tahu menahu soal kegunaan potensi alam dan pengelolaannya. Apabila hal ini terus terjadi, maka kemaslahatan perkembangan ekonomi dan infrastruktur negara akan mengalami stagnasi berkepanjangan; rakyat Indonesia akan terus berada pada garis kemiskinan. Menanggapi kebutuhan akan pengembangan infrastruktur pengelolaan sumber daya alam, khususnya sumber daya kelautan, Program Studi Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung berfungsi sebagai instansi pengembang. Sebagai lembaga akademik yang memiliki fokus di ilmu teknik infrastruktur pantai, lepas pantai dan pengembangan potensi laut, Teknik Kelautan bertugas untuk membangun civitas akademik yang menguasai konsep dan teori mengenai ilmu tersebut dan dapat mengaplikasikannya di lapangan. Dalam proses pembelajaran pengaplikasian ilmu tersebut, mahasiswa dan mahasiswi Teknik Kelautan diwajibkan untuk menyelesaikan studi pada mata kuliah Kerja Praktek pada semester VII. Pada akhir penyelesaian mata kuliah tersebut, mahasiswa dan mahasiswi Teknik Kelautan diharapkan sudah memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu teknik kelautan secara profesional.

description

Manajemen Proyek PHE ONWJ MRA-MMJ Case Study, 2013

Transcript of Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Page 1: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 1 : Pendahuluan

1 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai sebuah negara yang dibentuk dari kurang lebih 17.506 pulau dan memiliki panjang garis

pantai sebesar 81.000 km, Indonesia memiliki kepentingan dalam memajukan sektor maritimnya

agar lebih maju. Berbagai cara dilakukan untuk mengelola potensi sumber daya alam yang

tersimpan pada kekayaan area lautan sepanjang 81.000 km ini. Diantaranya, tentu saja sumber

daya minyak dan gas bumi.

Pengelolaan sumber daya minyak dan gas bumi di Indonesia merupakan problema tersendiri.

Kurangnya sumber daya manusia yang kompeten di bidang kelautan membuat pengelolaan

minyak dan gas banyak didominasi oleh perusahaan milik negara asing. Hal ini menimbulkan

ketertinggalan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia di bidang kelautan

ini. Sungguh sebuah ironi – disaat penghuni suatu area dengan potensi alam yang besar, justru

menjadi pihak yang tidak tahu menahu soal kegunaan potensi alam dan pengelolaannya. Apabila

hal ini terus terjadi, maka kemaslahatan perkembangan ekonomi dan infrastruktur negara akan

mengalami stagnasi berkepanjangan; rakyat Indonesia akan terus berada pada garis kemiskinan.

Menanggapi kebutuhan akan pengembangan infrastruktur pengelolaan sumber daya alam,

khususnya sumber daya kelautan, Program Studi Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung

berfungsi sebagai instansi pengembang. Sebagai lembaga akademik yang memiliki fokus di ilmu

teknik infrastruktur pantai, lepas pantai dan pengembangan potensi laut, Teknik Kelautan

bertugas untuk membangun civitas akademik yang menguasai konsep dan teori mengenai ilmu

tersebut dan dapat mengaplikasikannya di lapangan.

Dalam proses pembelajaran pengaplikasian ilmu tersebut, mahasiswa dan mahasiswi Teknik

Kelautan diwajibkan untuk menyelesaikan studi pada mata kuliah Kerja Praktek pada semester

VII. Pada akhir penyelesaian mata kuliah tersebut, mahasiswa dan mahasiswi Teknik Kelautan

diharapkan sudah memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu teknik kelautan secara

profesional.

Page 2: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 1 : Pendahuluan

2 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

PT. Pertamina Hulu Energi, sebagai perusahaan milik negara di bidang eksplorasi minyak dan

gas bumi, merupakan salah satu penyedia sarana yang tepat bagi mahasiswa/mahasiswi Teknik

Kelautan untuk mendapat pembelajaran pengaplikasian ilmu dari institusi, serta kemampuan

bekerja di dunia profesional.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan mata kuliah Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:

a. Agar mahasiswa/mahasiswi mendapatkan pengetahuan dan wawasan dunia kerja

professional di bidang Teknik Kelautan

b. Agar mahasiswa/mahasiswi mendapat pengalaman mengenai pengaplikasian ilmu dan

teori yang telah didapatkan di masa perkuliahan

c. Agar mahasiswa/mahasiswi mendapatkan kemampuan bekerja sama, beradaptasi,

berinteraksi dalam mekanisme kerja di lembaga kerja profesional.

d. Agar mahasiswa/mahasiswi dapat menuntaskan mata kuliah wajib Program Studi Teknik

Kelautan

1.3 Lokasi Kerja Praktek

Pelaksanaan Kerja Praktek dilakukan di PT. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java

(PHE ONWJ). Lokasi perusahaan bertempat di Jalan TB Simatupang Kav 99, Jakarta Barat.

Page 3: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 1 : Pendahuluan

3 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Gambar 1 dan 2: Lokasi Kerja Praktek

Pada perusahaan ini, mahasiswa ditempatkan di Project Division yang bertempat di Lantai 7.

Subdivisi dalam Project Division yang mahasiswa tempati adalah subdivisi Pipeline Repair

Replacement Team.

1.4 Waktu Kerja Praktek

Kerja Praktek dilakukan pada tanggal 4 Juni 2013 hingga 8 Juli 2013. Aktivitas kerja praktek

pada tanggal 4 Juni 2013 hingga 3 Juli 2013 dilakukan di kantor PT PHE ONWJ, tepatnya pada

Page 4: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 1 : Pendahuluan

4 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

divisi PRRP Lantai 7. Pada tanggal 4 Juli 2013 hingga 8 Juli 2013, aktivitas kerja praktek diisi

dengan observasi pada proyek ETA Subsea Tie-In Installation yang juga termasuk pada proyek

dari tim PRRP.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari aktivitas kerja praktek dalam rangka penyusunan laporan kerja praktek

meliputi poin-poin berikut:

a. Wawancara pada anggota tim PRRP mengenai proses proyek dan tahap

pengerjaan proyek

b. Wawancara pada divisi-divisi terkait yang membantu keberjalanan proyek

c. Pengumpulan data-data terkait keberjalanan proyek

d. Observasi pada proses monitoring proyek (monthly meeting, daily meeting)

e. Observasi pada proses pengadaan proyek

1.6 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan laporan kerja praktek diawali dengan penjelasan profil perusahaan dan

profil proyek yang menjadi fokus laporan. Pada bab-bab selanjutnya, dijelaskan mengenai proses

pemulaian pengerjaan proyek yang mengikuti sequence Initiating – Planning – Monitoring.

Pada bab awal, yaitu tahap Inisiasi, akan dijelaskan mengenai proses permulaan pekerjaan. PHE

ONWJ memiliki sebuah tahap keseluruhan manajemen proyek yang akan dibahas dalam sub-bab

pertama. Pada sub-bab selanjutnya, akan dijelaskan mengenai proses pemilihan kontraktor

pelaksana proyek, dan prasyarat yang harus dimiliki oleh kontraktor dalam pelaksanaan

proyeknya.

Pada bab Perencanaan, akan dibahas mengenai proses perencanaan eksekusi proyek. Pihak

kontraktor terpilih yang telah melalui proses pertama, harus memenuhi scope pekerjaan yang

akan dijelaskan dalam bab ini. Selain itu, pada bagian ini akan dijelaskan mengenai cakupan

pekerjaan managerial pada proses perencanaan yang akan dilakukan oleh Project Management

Team.

Page 5: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 1 : Pendahuluan

5 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Perencanaan yang merupakan bagian inti dari Project Management Team termasuk pada

pengerjaan garis besar dan analisa jadwal, analisa produktivitas, uraian Work Breakdown

Structure (WBS), dan pengukuran kemajuan proyek. Selain itu juga terdapat perencanaan

mengenai resiko yang akan diterima oleh suatu proyek.

Bab Monitoring akan menjelaskan mengenai metode monitoring proyek pada saat pengerjaannya

telah dilakukan oleh kontraktor EPCI. Pada bagian ini akan mendetailkan metode pengawasn

proyek yang terdiri dari pengawasan dana, pengeluaran dana terhadap waktu, pengadaan

material, dan pengontrolan material, pengawasan jadwal dan pengawasan kualitas pekerjaan

dalam proyek.

Keseluruhan penjabaran laporan ini akan mengacu pada proyek MRA-MMJ Pipeline Project

yang menjadi studi kasus proses Kerja Praktek.

Page 6: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 2 : Profil

6 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

BAB 2

PROFIL

2.1Profil Perusahaan

2.1.1 Informasi Umum

Gambar 3: Logo Pertamina Hulu Energi ONWJ

PT. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) merupakan anak Company

dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Pertamina Hulu Energi ONWJ (PHE ONWJ) saat ini

merupakan operator dari PSC, setelah perubahan kepemilikan Company dari BP ke Pertamina

pada bulan Juli 2009.

Sesuai kontrak pembagian produksi Offshore North West Java (ONWJ) di Laut Jawa, luas

wilayah PHE ONWJ kurang lebih mencapai 8.300 km² yang membentang dari utara menuju

Cirebon. Fasilitas yang dimiliki perusahaan ini meliputi 670 sumur, 170 platform air dangkal,

1.600 kilometer pipa sub-laut, 40 tempat pengolahan dan fasilitas pelayanan.

Besar kekayaan dari field yang dimiliki oleh PHE ONWJ meliputi pembagian sebagai berikut:

PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ (Operator) 53.25%

CNOOC ONWJ Ltd 36.72%

Page 7: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 2 : Profil

7 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Talisman Resources (N.W. JAVA) Ltd. 5.03%

Salamander Energy (Java) Ltd.) 5.00%

Tabel 1: Pemilik Saham PHE ONWJ

Memiliki standar operasional yang setara dengan standar internasional, PHE ONWJ beroperasi

dengan komitmen yang mendasari pengembangan kelangsungan produksi dan bisnis yang akan

memperkuat pilar perekonomian nasional. Didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten

dengan teknologi terbaru, PHE ONWJ ikut mengambil bagian dalam mendukung Pertamina

sebagai Company nasional kelas dunia.

Keberhasilan Pertamina sebagai operator membuat PHE ONWJ PSC sebagai Center of

Excellence untuk operasi lepas pantai merupakan bukti nyata bahwa Pertamina mampu dan siap

untuk mengelola bidang lain lepas pantai, baik di Indonesia maupun luar negeri.

2.1.2 Sejarah

1966

IIAPCO dan Pertamina menandatangani Kerjasama Produksi (PSC) untuk

konsesi area lepas pantai Utara Jawa Barat (ONWJ). Izin pemerintah

menyusul setahun kemudian.

1967 Sinclair Exploration Company mendapatkan hak beroperasi untuk ONWJ dari

IAPCO.

1968 Kapal pengebor R&BE Thornton, unit pengeboran lepas pantai pertama yang

memasuki perairan Indonesia mengebor sumur eksplorasi E1

1969 Penemuan lapangan APN di dekat sumur A1

1971

Company Eksplorasi Sinclair secara resmi berubah menjadi Atlantic Richfield

Indonesia Inc. Persiden Indonesia Soeharto meresmikan Lapangan Ardjuna

dari Echo Flow Station pada tanggal 1 September

1972 Lapangan Bravo mulai berproduksi dari anjungan BD

1973 Lapangan Kilo mulai produksi minyak mentah dari anjungan KA.

Page 8: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 2 : Profil

8 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

1974 Anjungan LA mulai memproduksi minyak mentah Lima. Lima Flow Station

selesai mengakumulasi minyak mentah Lima.

1975 Lapangan Uniform memulai produksi minyak mentah Ardjuna.

1976

Perayaan 100 juta barel produksi minyak mentah Ardjuna. Produksi pertama

minyak mentah Arimbi, diproduksi dari lapangan XRay. Pembangkit NGL,

pembangkit lepas pantai pertama mulai beroperasi

1977 Pengisian LPG Ardjuna Sakti pertama sebagai terobosan penyimpanan LPG

1980 Perayaan 300 juta barel produksi minyak mentah Ardjuna dan pengangkatan

ke1000 minyak mentah Bima dari lapangan Zulu.

1985 Perayaan 500 juta barel minyak mentah Ardjuna ZUD4 dibor, sumur

horizontal pertama yang dibor di Indonesia

1986 Pengangkatan ke2000 minyak mentah Ardjuna dimuat ke penyulingan

Cilacap. Produksi pertama minyak mentah Bima dari lapangan Zulu.

1987 Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia Prof. Dr. Soebroto menyaksikan

pemuatan minyak mentah Bima pertama ke Jepang.

1992 Perjanjian jual beli untuk pasokan gas ke Muara Karang.

1993 Pengiriman gas pertama ke fasilitas pembangkit listrik PLN Muara Karang

untuk distribusi area Jakarta.

1993 Pengiriman gas pertama ke PLN Tanjung Priok.

1994 Perayaan 25 tahun operasi ONWJ di Indonesia.

1995 ONWJ mencapai satu juta barel produksi minyak pada bulan Mei.

1996 ONWJ menerima penghargaan Lingkungan dari Pertamina.

1996 Pengiriman gas pertama ke Company Gas Negara PGN.

1997 Terminal ARCO Ardjuna merayakan satu milyar barel pengangkatan minyak

mentah Ardjuna.

2000 Gabungan antara BP, ARCO, Amoco, dan Bumah Bristol.

2001 Perayaan 30 tahun perayaan operasi ONWJ di Indonesia, dihadiri oleh

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bapak Purnomo Yusgiantoro.

2001 Dimulainya pengembangan proyek APN.

2002 November 7, menerima ISO14001 pertama untuk fasilitas lepas pantai

Page 9: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 2 : Profil

9 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

pertama di Bravo dan kompleks pembangkit.

2002 Menerima ISO 14001 untuk gudang Marunda.

2004 1 Juni, menerima ISO14001 di area MikeMike

Tabel 2: Sejarah PHE ONWJ

2.1.3 Visi dan Misi

PHE ONWJ sebagai Center of Excellence operasi lepas pantai dalam upaya untuk mengubah

Pertamina menjadi Company minyak dan gas kelas dunia. Profesionalisme terintegrasi dari

kegiatan sehari-hari, sama pentingnya dengan menjaga hubungan baik dengan para pemangku

kepentingan. PHE ONWJ secara konsisten mendasari aktivitasnya dengan Nilai Inti 6C:

1. Clean

Profesional, menghindari konflik kepentingan, tidak toleransi terhadap suap,

menghargai kepercayaan dan integritas.

2. Competitive

Kemampuan untuk bersaing, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun

budaya sadar biaya dan penghormatan terhadap performansi.

3. Confident

Berkontribusi dalam bulding ekonomi nasional, merintis Milik Negara Company

reformasi, dan membangun kebanggaan bangsa.

4. Costumer Focused

Memprioritaskan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan hanya pelayanan

terbaik terhadap pelanggan.

5. Commercials

Menciptakan nilai tambah melalui orientasi komersial, mengambil keputusan

berdasar prinsip-prinsip usaha yang sehat.

6. Capable

Kemampuan sebagai seorang pemimpin, profesional dan berkomitmen dalam sumber

daya pengembangan manusia.

Page 10: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 2 : Profil

10 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

2.1.4 Area Operasi

Gambar 4: Area Fasilitas Produksi dan Operasi PHE ONWJ

2.1.5 Struktur Perusahaan

Secara umum, struktur PHE ONWJ adalah sebagai berikut.

Direktur Umum

Senior Manager Proyek

Senior Manager Subsurface

Senior Manager HSSE

Senior Manager Logistik dan PSCM

Senior Manager Bisnis dan Komersial

Senior Manager E&I

Senior Manager D&C

Senior Manager SDM

Senior Manager Operasional

Page 11: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 2 : Profil

11 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

2.2 Profil Proyek

2.2.1 Nama Proyek

Nama proyek yang menjadi studi kasus laporan kerja praktek ini adalah MRA-MMJ Pipeline

Project.

2.2.2 Latar Belakang Proyek

Sebagai bagian dari PRP 2013-2014, PT PHE ONWJ berencana memasang pipa baru berupa

Main Oil Line dan perbaikan fasilitas topside untuk memastikan kontinuitas proses produksi.

Terdapat pipa 8 inchi yang telah terpasang diantara MRA-MMJ yang akan beralih fungsi

menjadi penyalur gas dari Production Separator 6.6 MMSCFD dan pipa crude oil baru yang akan

mentransfer crude oil dari 5500 BFPD Production Separator dengan 10% water cut menuju

Atmospheric Separator pada MMF.

Saat ini, produksi fluid berada dalam angka 2700 BOPD dan 140 MMSCFD yang berasal dari

pipa 8 inchi MRA-MMJ dengan panjang 6.8 km.

Produksi di masa depan direncanakan akan mencapai angka 4500 BOPD (5000 BFPD dengan

pengurangan air sebesar 10%) dengan menambah sumur baru dan mengembangkan oil residu di

reservoir menuju gas lift field wide implementation.

Untuk menyesuaikan dengan strategi penaikan produksi, PHE ONWJ akan melakukan

pemasangan production separator pada platform MRA untuk memisahkan gas dan liquid untuk

disalurkan ke pipa masing-masing.

2.2.3 Lokasi Proyek

Lokasi MRA berada di bagian barat dari lokasi Lepas Pantai Utara Jawa Barat/Offshore North

West Java (ONWJ) Lapangan ini telah berproduksi dari 1984, memiliki 6 sumur dengan 5 sumur

yang berproduksi secara aktif.

Page 12: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 2 : Profil

12 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Platform jenis MRA adalah instalasi tanpa awak (unmanned installation) dengan struktur tripod.

Infrastruktur ini terdiri dari kepala sumur dan manifold, sump tank, sump pump, pig launcher gas

lift system (in situ) dan fasilitas terkait seperti sistem pengeringan, sistem instrumen gas dan

sebagainya. Fluida berbagai fase dari produser secara kontinu bercampur di production header

dan dikirim ke platform MMJ untuk pemisahan berlanjut antara gas dengan liquid.

Gambar 5: Lokasi Lapangan Area Mike-Mike, Lepas Pantai Utara Jawa Barat

Tabel 3: Kedalaman dan Koordinat Area Platform

2.2.4 Scope Pekerjaan

Scope pekerjaan secara umum akan dikerjakan oleh kontraktor Engineering, Procurement,

Construction and Installation (EPCI) yang akan dipilih melalui proses open tender. Kontrak

ini telah dimenangkan oleh PT Hafar Daya Konstruksi.

Page 13: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 2 : Profil

13 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Kontraktor ini dibutuhkan untuk instalasi subsea pipeline baru dengan urutan sebagai berikut:

Gambar 6 : Gambaran Scope of Work Proyek

1. Instalasi pipa Main Oil Line (MOL) 6 inchi dari platform MRA ke MMJ dengan

panjang kurang lebih 9 KM.

2. Instalasi riser 6 inchi dan riser clamps pada MRA dan MMJ

3. Penjalanan aktivitas pre dan post lay survey dan pemasangan penahan pada

pipeline crossings sejumlah 10 titik, freespan, dan sebagainya.

4. Penjalanan flooding/pigging/hydrotesting dan pre-commissioning pada pipa baru.

Pembagian pekerjaan pada kontraktor EPCI terbagi menjadi beberapa bagian, sebagai

berikut:

1. Project Management

2. Detailed Engineering

3. Procurement

4. Construction

Page 14: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 2 : Profil

14 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

5. Installation

Penjelasan umum mengenai pembagian pekerjaan dijabarkan sebagai berikut:

1. Engineering

Kontraktor bertugas untuk membuat desain engineering lengkap, desain instalasi

engineering beserta kalkulasi yang dibutuhkan untuk proses fabrikasi dan

konstruksi.

2. Procurement

Kontraktor bertugas untuk menyediakan non free issued material yang bukan

merupakan material yang disediakan perusahaan owner. Material yang disuplai

oleh kontraktor harus disesuaikan dengan spesifikasi yang diberikan perusahaan

owner. Kontraktor juga bertanggung jawab dengan proses transportasi dan

pengangkutan material yang disediakan perusahaan owner dari lokasi penempatan

menuju lokasi pengerjaan. Kontraktor harus memberikan kabar pada perusahaan

owner terkait inspeksi sebelum pengangkutan yang akan dilakukan perusahaan

owner untuk material dan alat milik kontraktor.

3. Fabrikasi

Kontraktor bertugas untuk memfabrikasi riser, riser clamps, penahan pipa (dog-

legs) dan perlengkapan instalasi pipa lainnya.

4. Konstruksi dan Instalasi

Kontraktor bertugas menempatkan, memasang dan menyambungkan pipa baru

menuju platform yang tersedia, lengkap dengan pemasangan riser, dogleg, bend

dan riser clamp pada tiap ujungnya.

5. Perbaikan Pipeline Crossing dan Free span

Kontraktor bertugas mendesain dan/atau memfabrikasi penahan pipa pada setiap

lokasi pipa bersilang (crossings) dan free span. Kalkulasi penahan pipa harus

sesuai persetujuan dari perusahaan owner.

Page 15: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 2 : Profil

15 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

6. Testing dan Pre-commissioning

Kontraktor bertugas melakukan proses pigging (poly, penyikatan dan

pengukuran) dan tes hidro pada pipa-pipa baru. Tes kebocoran liquid harus

disertai dengan fluorescent dyes dan pencegah korosi yang telah disetujui

perusahaan owner untuk pemeliharaan saluran dan sebagai alat bantu pendeteksi

kemungkinan kebocoran pada pipa. Tes hidro harus berada dibawah pengawasan

dan persetujuan SKMIGAS, MIGAS dan pihak kontraktor ketiga.

2.2.5 Keterangan Proyek

Perusahaan Pemilik Proyek : PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java

Alamat Perusahaan

: PHE Tower, 10th Floor

Jl. TB Simatupang Kav. 99, Jakarta-12520

Perwakilan Perusahaan

Untuk Urusan Teknis : Edim Toto Sinulingga/Ato Suyanto

Project Lead/Project Manager

PHE Tower, Lantai 7

Nomor Telepon: (62-21) 7854-3817/3916

Faksimili: (62-21) 7854-3175

Untuk Urusan Kontrak : Rudhi Fuadi

Procurement Supply Chain Management

Page 16: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 2 : Profil

16 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

PHE Tower, Lantai 5

Nomor Telepon : (62-21) 7854-3432

Faksimili: (62-21) 7854-3094

Kontraktor : PT HAFAR DAYA KONSTRUKSI

Alamat Kontraktor : Wisma Aldiron Suite 36-B

Jl. Gatot Subroto Kav. 72 Jakarta 12780

Nomor Telepon: (62-21) 7918-8102

Faksimili: (62-21) 7918-1289

Perwakilan Kontraktor : Bekti Yulianto

Area Operasi : Offshore North West Java

Pengecualian Subrogasi dan Isu

Tambahan

: PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West

Java, SKKMIGAS, EMP ONWJ Ltd., Talisman

Resources (North West Java) Ltd., Risco Energy ONWJ

B.V.

Jangka Waktu Kontrak : 10 bulan waktu efektif sesuai kesepakatan Scope of

Work

Page 17: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 3 : Inisiasi

17 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

BAB 3

INISIASI

3.1 Skema Pengerjaan Proyek

Keseluruhan pengerjaan proyek di PHE ONWJ menggunakan sebuah proses manajemen dasar

yang dinamakan Capital Value Process (CVP). CVP mengatur proses perjalanan suatu proyek

dari pengerjaan identifikasi permasalahan, pemilihan opsi proyek hingga pemberjalanan proyek.

Pada proses ini, proyek akan dibagi menjadi tahap-tahap yang saling berhubungan satu sama lain

dan menuju pada keputusan-keputusan penting dalam keberjalanan sebuah proyek. Pada setiap

tingkatan proses, terdapat sebuah gerbang penilaian dari Gatekeeper. Gatekeeper merupakan

sebuah jabatan tertinggi dalam suatu proyek. Posisi ini akan menentukan kelayakan sebuah

proyek untuk dilanjutkan pada tingkatan proses selanjutnya.berdasarkan kepada konsultasi

dengan petinggi terkait, dan rekomendasi dari tim. Keputusan yang diambil dapat berupa

berlanjutnya proyek ke tingkat selanjutnya, penahanan proyek, pemberhentian proyek atau

pengulangan tahap proyek di tingkat yang sama.

Gambar 6 : 5 Tahap Capital Value Process

Aktivitas pada setiap tingkatan proyek memfokuskan diri pada pengembangan suatu proyek

dengan cara yang benar. Keseluruhan perkembangan proyek akan didokumentasikan dalam

Decision Support Package (DSP). Dengan penjelasan dalam dokumen tersebut, Gatekeeper akan

membuat keputusan yang eksplisit dan berbasis pada setiap akhir tingkatan CVP.

Yang akan menjadi topik pembahasan dalam laporan ini adalah proses manajemen proyek di

dalam tahap Define/Penjelasan dan Execute/Pengerjaan. Sementara itu, tahap-tahap lain dari

proyek akan dibahas secara umum dalam poin poin berikut.

Appraise Select Define Execute Operate

Page 18: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 3 : Inisiasi

18 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

3.1.1 Tahap Penilaian dan Pemilihan

Tahap ini merupakan tahap awal dari pemulaian suatu proyek. Pada tahap ini, beberapa divisi

dalam PHE ONWJ akan saling berintegrasi untuk menilai dan memilih proyek yang tepat, dan

memberikan nilai bisnis bagi perusahaan. Adalah divisi Engineering & Integrity, yang memiliki

fungsi menyelesaikan tahap-tahap berikut:

a. Pemilihan Strategi Eksekusi Level Satu

b. Penilaian Resiko

c. Penyelesaian Kontrak Pekerjaan level: Pemilihan

d. Pembuatan Resource Plan

e. Pembuatan Perencanaan Jadwal dan Biaya Berbasis Resiko

Pada tiap tahap Appraise dan Select, disiapkan sebuah dokumen Decision Support Package

Appraise & Select untuk pemilihan akhir penerusan proyek ke tingkatan selanjutnya (Define,

Execute, dan Operate).

Setelah Gatekeeper untuk Engineering & Integrity telah menyetujui penerusan proyek ke tingkat

berikutnya, maka dimulailah pengambilalihan keberlangsungan proyek pada Project

Management Team yang termasuk pada tahap Define/Penjabaran. Pada tahap ini, akan dilakukan

penjabaran hal-hal penting yang dibutuhkan dalam manajemen proyek.

Pada proyek ini, seluruh anggaran perkiraaan yang diperhitungkan harus dipahami SKKMIGAS.

Sebagai PHE ONWJ Pemerintah, PHE ONWJ membutuhkan izin dari SKKMIGAS untuk

melakukan eksplorasi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pengembangan pengeboran. PHE

ONWJ tidak hanya memerlukan izin tetapi juga perlu persetujuan anggaran karena dana yang

digunakan untuk melakukan proyek yang berasal dari SKKMIGAS. Itu sebabnya untuk

memenuhi persetujuan SKKMIGAS. PHE ONWJ perlu mempersiapkan dokumen untuk

mendaftar ke SKKMIGAS, termasuk anggaran yang diajukan. Diatara dokumen yang hus

disiapkan untuk mendapat persetujuan SKKMIGAS adalah AFE (Approved for Expenditure).

Dokumen AFE ini kemudian diajukan ke SKKMIGAS untuk disetujui.

Setelah mendapat persetujuan dari SKKMIGAS, PHE ONWJ barulah dapat melanjutkan ke

tahap berikutnya yaitu pemilihan. Selama tahap pemilihan, beberapa faktor harus diperhatikan:

Page 19: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 3 : Inisiasi

19 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

• Jumlah platform, tingkat integrasi dengan fasilitas pipa yang ada serta

efisiensi dan alternatif perbaikan kerja untuk teknologi yang digunakan.

• Jenis dan jalur pipa optimal untuk mendapatkan hasil produktivitas maksimal

• Presentase fabrikasi dan konstruksi perakitan alat yang dilakukan di dalam

negeri

Hasil dari faktor-faktor tersebut akan dirangkum dan dimasukkan ke dalam dokumen yang akan

ditenderkan. Persiapan yang dilakukan diantaranya adalah membuat PRE-FEED, Estimate

Schedule dan Estimate Budget yang akan menjadi acuan PHE ONWJ saat melakukan evaluasi

teknis dan penawaran terhadap kontraktor pelaksana proyek. Dokumen yang harus diperisapkan

untuk diberikan dalam tender adalah :

• Persyaratan

• Kriteria Evaluasi

• Cek List Dokumen Administrasi

• Form Kualifikasi

• Surat Dukungan Keuangan

• Surat Pernyataan

• Pre-Feed

• Spesifikasi Vessel

• Lampiran Perincian Harga Penawaran

• Formulir Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negri

3.1.2 Perencanaan Durasi

Berdasar pada breakdown pekerjaan proyek, estimasi durasi dapat diperhitungkan dengan

menggabungkan waktu antar setiap kegiatan. Pada MRA-MMJ Pipeline Project, estmasi durasi

menghasilkan tanggal penting pelaksanaan proyek. Tanggal penting digunakan sebagai acuan

waktu proyek yang dilaksanakan. Berikut tanggal-tanggal penting pada MRA-MMJ Pipeline

Project, yaitu :

1. Contract Award 28/03/13

Page 20: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 3 : Inisiasi

20 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

2. Penyelesaian Persetujuan Engineering oleh PHE ONWJ 26/04/13

3. Mobilisasi Pekerjaan Lepas Pantai 10/05/13

4. Penyelesasian Instalasi Pipa 15/06/13

5. Commissioning and Handover 30/06/13

6. Final Acceptance (FA) – Scope Lump sum 30/08/13

Jadwal Umum yang dibuat berdasarkan pembagian kerja ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 4: Jadwal Awal MRA-MMJ

Page 21: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 3 : Inisiasi

21 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

3.2 Tender

Untuk pemilihan kontraktor EPCI yang akan mengerjakan proyek MRA-MMJ Pipeline Project,

dilakukan proses tender. Publikasi pelelangan diterbitkan melalui media cetak serta pengiriman

surat penawaran PHE ONWJ kepada sejumlah kontraktor yang diprediksi memenuhi kualifikasi.

Kontraktor yang mengikuti pelelangan harus memenuhi 3 tahap, yaitu tahap administrasi, tahap

teknis dan tahap komersial sehingga terpilihlah Kontraktor yang melaksanakan proyek. Berikut

adalah rangkuman persyaratan untuk Kontraktor yang termuat dalam dokumen tender oleh PHE

ONWJ:

3.2.1 Persyaratan Kontraktor Tahap Administrasi

Calon Peserta Pengadaan harus menyertakan dokumen-dokumen sebagai berikut:

i. Dokumen asli Surat Dukungan Keuangan khusus untuk proyek ini dari Bank atau

Institusi keuangan yang terdaftar dan diakui oleh Pemerintah Indonesia atau dari anggota

konsorsium yang tergabung dalam peserta Pengadaan tersebut. Bila Peserta Pengadaan

berpartisipasi dalam suatu konsorsium dengan PHE ONWJ lain, maka konsorsium tersebut harus

mengajukan 1 (satu) Surat Dukungan Financial, yang harus dibuat atas nama pimpinan

konsorsium tersebut atau atas nama konsorsium tersebut.

ii. PHE ONWJ menetapkan minimum pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN) sebesar 35 % pada pengadaan ini.

iii. Peserta Pengadaan akan menyerahkan Surat Pernyataan Litigasi Peserta

Pengadaan yang telah ditandatangani di atas materai Rp 6.000,00 oleh pejabat berwenang Peserta

Pengadaan .

iv. Jenis dan status Proposal Perjanjian Partnership Peserta Pengadaan (jika

diperlukan). Proposal perjanjian partnership, joint venture, konsorsium, atau perjanjian kerja

sama selain subkontrak (“Perjanjian Kemitraan”) harus dijelaskan secara rinci dan detail.

PHE ONWJ mensyaratkan peserta yang mengikuti tender ini adalah peserta yang

memiliki dan mengoperasikan pipelay barge sendiri. Apabila bentuk konsorsium yang akan

berpartisipasi dalam tender ini, salah satu anggota konsorsium harus merupakan pemilik pipelay

Page 22: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 3 : Inisiasi

22 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

barge. Bukti kepemilikan pipelay barge seperti trading certificate atau sejenis harus diajukan

sebagai bagian dari persyaratan administrasi.

3.2.2 Persyaratan Kontraktor Tahap Teknis

Setelah persyaratan bagian administrasi dilengkapi kontraktor yang mendaftar wajib

menyertakan dokumen yang menyanggupi tahapan teknis. Bagian-bagian penting yang harus

diperhatikan saat melengkapi dokumen teknis adalah sebagi berikut:

i. Bagian I

Peserta Pengadaan yang memenuhi persyaratan akan dievaluasi lebih lanjut pada

persyaratan teknis bagian ke 2, sedangkan perserta yang tidak, diberitahukan tidak memenuhi

kualifikasi. Pada bagian ini yang dilihat adalah dokumen-dokumen penawaran teknis.

ii. Bagian II

Berikut ini adalah persyaratan Lulus/Gagal yang harus dipenuhi peserta pengadaan:

• Lokasi kantor di Jakarta.

• Ketersediaan personil kunci serta kesesuaian kompetensinya terhadap

persyaratan yang PHE ONWJ ajukan, yaitu: Project Manager, Construction

Manager, Operation Manager, Lay Barge Master

• Pengalaman dalam melakukan pekerjaan instalasi pipa lepas pantai yang

sejenis

• Marine spread (barges & support vessels) dan spesifikasi produksi pipeline di

pipelay barge sesuai dengan spesifikasi PHE ONWJ.

• Peserta pengadaan harus mendapatkan nilai total minimal sebesar 75% dari

persentase maksimum, dengan bobot penilaian dari kriteria penilaian yang

dimuat dalam tabel berikut.

No Criteria Weight

1. Pengalaman pihak

pengaju 10

Page 23: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 3 : Inisiasi

23 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

2.

Kapasitas dan kapabilitas

untuk mengerjakan

cakupan pekerjaan pihak

pengaju

10

3. Organisasi proyek 15

4. Pengembangan kelautan 20

5. Rencana eksekusi proyek 20

6. Rencana kesehatan dan

keamanan lingkungan 20

7.

Asuransi dan

pengontrolan kualitas

selama eksekusi proyek

5

TOTAL 100

Tabel 5: Bobot dari Kriteria Penilaian

iii. Bagian III (Proses ‘Assurance’)

Kapal yang diusulkan oleh peserta pengadaan harus lulus proses ’assurance’. Setelah lulus pada

bagian ini peserta pengadaan akan diproses untuk tahap selanjutnya yaitu evaluasi komersial.

3.2.3 Persyaratan Kontraktor Tahap Komersial

Setelah lolos tahapan administrasi dan tahapan teknis PHE ONWJ akan melanjutkan menuju

tahap komersial. Evaluasi dokumen penawaran komersial dilakukan dengan menggunakan

kriteria yang diatur berikut ini.

Page 24: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 3 : Inisiasi

24 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

i. Ketersediaan Jaminan Penawaran yang memadai

Peserta Pengadaan harus menyerahkan Jaminan penawaran yang masih berlaku seperti pada

contoh yang diberikan pada Dokumen Pengadaan.

ii. Ketersediaan Surat Pernyataan Peserta Pengadaan yang memadai

Peserta Pengadaan harus menyerahkan Surat Pernyataan Peserta Pengadaan seperti Contoh yang

diberikan pada Dokumen Pengadaan.

iii. Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri

Peserta Pengadaan harus menyerahkan Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri seperti

Contoh yang diberikan pada Dokumen Pengadaan.

iv. Harga Kontrak

Harga Kontrak harus sesuai seperti yang tertera pada perincian harga yang telah dilengkapi.

Penawaran yang mengandung harga yang sangat rendah dan atau tidak logis, menurut

pertimbangan PHE ONWJ, sehingga dapat mengurangi kemampuan Peserta Pengadaan untuk

melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan persyaratan Kontrak akan mengakibatkan penawaran

ditolak dan Peserta Pengadaan didiskualifikasi.

v. Normalisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri

Dalam perbandingan dokumen penawaran komersial, setiap dokumen penawaran Harga dari

Peserta Pengadaan harus sesuai dengan Pedoman Tata Kerja BPMIGAS untuk penggunaan

Tingkat Komponen Dalam Negeri dan Peserta Pengadaan akan diurutkan berdasarkan HEA

terendah.

3.3 Sistem Kontrak

Dalam proyek ini terdapat 2 bagian jenis kontrak yang berbeda dengan pembagian sebagai

berikut:

i. Cakupan utama - Lump Sum

Lump Sum untuk lingkup utama harus mencakup seluruh lingkup pekerjaan utama yang

diperlukan untuk melakukan pekerjaan . Rincian bagian Lump Sum disediakan dalam Lampiran

A, " Breakdown Harga Kontrak ".

Page 25: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 3 : Inisiasi

25 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

b. Cakupan opsional – Penjumlahan sementara

Penjumlahan sementara untuk Lingkup Opsional harus mencakup seluruh lingkup pekerjaan

opsional yang diperlukan untuk melakukan Pekerjaan, "Lingkup Opsional". Rincian bagian

disediakan dalam Lampiran B, " Breakdown Harga Kontrak ".

Total penjumlahan ini diperkirakan PHE ONWJ tidak melebihi nilai Lump Sum, dan tidak

dimaksudkan sebagai kewajiban pembayaran oleh PHE ONWJ. Semua pekerjaan opsional akan

dilakukan oleh Kontraktor sesuai penerbitan Order / Instruksi Kerja resmi dari PHE ONWJ.

Lump Sum dan bagian penjumlahan sementara harga adalah total harga kontrak yang

diperhitungkan.

Proses pembayaran kontrak menggunakan sistem retensi. Sepuluh persen (10%) dari nilai setiap

faktur Kontraktor akan ditahan sebagai retensi. Semua jumlah saldo akan dibayarkan sebagai

bagian dari pembayaran final kecuali dirilis lebih awal atas kebijakan PHE ONWJ.

PHE ONWJ harus melakukan retensi berdasarkan hukum Republik Indonesia, termasuk, namun

tidak terbatas pada,yang diatur dalam Pasal 16 mengenai perpajakan. Penundaan pembayaran

dapat dilakukan oleh PHE ONWJ sebagai antisipasi salah satu dari kejadian berikut, yaitu:

• Kontraktor gagal untuk memperbaiki kesalahan dari bagian kerja sejauh

pemberitahuan atas kerusakan yang terjadi telah disampaikan kepada

Kontraktor oleh PHE ONWJ;

• KegagalanKontraktor untuk menyerahkan kiriman Kontrak, termasuk, namun

tidak terbatas pada, jadwal prosedur, laporan atau rencana pemulihan;

• Kegagalan Kontraktor untuk melakukan pembayaran tepat untuk peralatan

materi atau penyalur tenaga kerja atau vendor;

• Kerja dapat diselesaikan untuk saldo yang belum dibayar dari Harga Lump

Sum; atau

• Kegagalan oleh Kontraktor untuk melakukan kewajiban pemenuhan material

di bawah Kontrak.

Page 26: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 3 : Inisiasi

26 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Jika penyebab tersebut di atas diselesaikan, penahanan pembayaran harus segera dibayarkan

kepada kontraktor. Jika penyebab tidak segera diselesaikan dan setelah pemberitahuan tertulis

kepada Kontraktor sesuai dengan Pasal 32, "Pemberitahuan", PHE ONWJ dapat memperbaiki

kondisi sesuai resiko Kontraktor, dengan biaya apapun yang tidak diwajibkan kepada PHE

ONWJ. Jika ada hutang yang valid setelah pembayaran terakhir dilakukan, Kontraktor wajib

mengganti PHE ONWJ untuk setiap jumlah yang dibayar dalam melaksanakan hutang dan

mencakup setiap biaya hukum yang dikeluarkan oleh PHE ONWJ.

3.4 Organisasi Proyek

Dalam organisasi proyek pada MRA-MMJ Pipeline Project, organisasi akan membentuk tim

yang bersifat independen. Tim ini bisa direkrut dari dalam dan luar organisasi yang akan bekerja

sebagai suatu unit yang terpisah dari organisasi utama. Seorang manajer proyek yang

dikhususkan untuk menangani proyek akan ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk memimpin

tenaga-tenaga ahli yang terdapat dalam tim.

Orang-orang yang bekerja dalam proyek ini adalah orang-orang yang bekerja dari beberapa

bidang di struktur PHE ONWJ. Oleh karena itu tiap orang dalam proyek ini dalam waktu

bersamaan akan mempunyai 2 atasan. Satu adalah atasan dari bidang dia ditempatkan di PHE

ONWJ dan yang satu lagi adalah Project Leader dari proyek ini.

Skema struktural proyek PHE ONWJ terlampir pada lampiran B-“Struktur Organisasi MRA-

MMJ Pipeline Project PHE ONWJ”.

Page 27: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

27 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

BAB 4

PERENCANAAN

4.1 Scope Pekerjaan Kontraktor

4.1.1 Umum

Kontraktor bertanggung jawab dalam pemasangan pipa subsea dengan urutan pekerjaan besar

sebagai berikut:

- Instalasi pipa Main Oil Line diantara platform MRA dan MMJ dengan diameter 6

inchi dan panjang 9 km

- Instalasi riser dan riser clamp berdiameter 6 inchi pada platform MRA dan MMH

- Melaksanakan pre dan post lay survey dan pemasangan support pada crossing pipa

yang teridentifikasi (kira-kira berjumlah 10), pada free-span, dan sebagainya.

- Flooding/pigging/hydro-testing dan pre-commissioning pada pipa baru

Scope pekerjaan yang akan ditulis lebih lanjut merupakan dokumentasi langsung dari dokumen kontrak

MRA-MMJ Pipeline Project.

4.1.2 Lokasi Pekerjaan

a. Pengerjaan Tahap Engineering

Pengerjaan tahap Fabrikasi dan Instalasi harus dilakukan pada daerah di dalam atau yang

terjangkau dengan area Jakarta, Indonesia.

b. Pengerjaan Tahap Offshore

Pengerjaan tahap Offshore dilakukan pada area Laut Jawa, pada bagian Barat dari area

antara Jawa Barat/Offshore North West Java (ONWJ).

4.1.3 Penjelasan Scope Pekerjaan

Pengerjaan proyek yang menjadi tanggung jawab Kontraktor EPCI adalah termasuk

manajemen proyek, engineering, pengadaan, konstruksi, instalasi dan pre-commissioning

dari proses instalasi pipa. Perusahaan akan mensuplai asistensi dan monitoring dari proses

commissioning dan fasilitas pemulaian proyek.

Page 28: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

28 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

a. Proses Engineering

Pada proses engineering, Kontraktor harus melakukan pekerjaan engineering pipa dengan

profesional, sesuai kebutuhan dan detail yang telah tertera pada keterangan scope

pekerjaan untuk dapat memfasilitasi keseluruhan eksekusi proyek dan waktu

penyelesaian proyek.

i. Penerjemahan Front End Engineering Design

PHE ONWJ telah menyediakan dokumen engineering yang tergabung dalam Front

End Engineering Design (FEED). Kontraktor memiliki kewajiban dalam

penanggulangan kesalahan apapun yang tertera pada dokumen. Perubahan apapun

yang dilakukan pada dokumen tersebut harus berada dalam ruang lingkup harga

Lump Sum. Setelah didapatkannya dokumen FEED, Kontraktor bertanggung jawab

dalam keseluruhan keberlanjutan dokumen, yaitu dalam proses desain detail,

fabrikasi dan instalasi, hingga eksekusi.

Kontraktor harus mereview dokumen FEED dari PHE ONWJ dan memberi report

kepada perusahaan atas masalah yang ada pada dokumen dalam kurun waktu 7 hari

dari waktu estimasi kontrak. Setelah itu, seluruh masalah yang ada pada dokumen

menjadi tanggung jawab Kontraktor.

ii. Aktivitas Pipeline Engineering

Kontraktor harus menyiapkan hal-hal berikut:

Dokumen Engineering Detail

Kontraktor bertanggung jawab dalam pengembangan Master Document Register

(MDR) untuk menggabungkan seluruh list dari dokumen engineering terdetail

untuk konstruksi dan instalasi proyek, termasuk bagian subKontraktor dari proyek

tersebut.

Kontraktor diwajibkan untuk membuat verifikasi dari FEED yang telah disediaan

oleh PHE ONWJ dan membuat kalkulasi ulang, sehingga desain tersebut

mendapatkan status Approved for Construction (AFC). Survey Pre-Engineering

Page 29: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

29 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

hanya dilakukan apabila data yang diberikan tidak cukup untuk membuat

engineering mendetail.

Kontraktor harus membuat spesifikasi mendetail, khususnya pada poin-poin

berikut:

Analisa stabilitas pipa

Analisa perpanjangan pipa

Analisa free-span

Analisa tekanan riser

Desain riser clamp

Analisa crossing pipa

Penyelesaian desain detail untuk sistem katodik pipa

Keseluruhan pelaksanaan detail engineering harus dilakukan dengan metodologi

yang telah diverifikasi dan divalidasi PHE ONWJ

Kontraktor bertanggung jawab pada keseluruhan Material Take Off, termasuk

pada MTO yang disediakan Kontraktor maupun PHE ONWJ. Konfirmasi MTO

dari material yang disuplai PHE ONWJ harus dikonfirmasi sesuai Contract

Effective Date.

Saat penyimpanan pipa dan material pada lokasi, Kontraktor diharuskan membuat

perencanaan untuk mewaspadai kehilangan atau kerusakan material yang berada

dibawah persetujuan PHE ONWJ.

Engineering Prefabrikasi

Kontraktor harus melakukan keseluruhan aktivitas pre-fabrikasi dan drawing proses

fabrikasi, termasuk drawing untuk pembelian material, prosedur teknis mendetail,

kalkulasi, list data, rencana tes dan inspeksi yang dibutuhkan dalam keberjalanan

proyek. Keseluruhan aktivitas ini termasuk pada pipa tie-in, pekerjaan sementara

milik Kontraktor dan instalasi pembantu.

Page 30: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

30 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Engineering Instalasi

Kontraktor bertangggung jawab pada keseluruhan aktivitas engineering instalasi

pipa. Pekerjaan ini termasuk pada kalkulasi, spesifikasi mendetail, prosedur,

laporan, rencana pekerjaan, drawing pekerjaan, dan drawing untuk AFC yang

penting untuk eksekusi proyek yang akan dilakukan oleh Kontraktor dan

SubKontraktor.

Keseluruhan aktivitas engineering termasuk pada hal-hal berikut:

Pemulaian pipa, pipelay normal dan pipeline laydown.

Pengangkatan riser dan analisa stalk-on pipa untuk penginstallan riser

Kalkulasi untuk transportasi pipa sesuai Marine Warranty Surveyor milik

PHE ONWJ, kalkulasi sea fastening dan rencana dek

Penerimaan, transportasi, penyimpanan dari material pipa terlapis (termasuk

lekukan, dan material lain) termasuk pada penyimpanan sementara

Desain dari crossing pipa, termasuk instalasi dan pipelay pada crossing

sebelum instalasi

Analisa davit lifting untuk pipa pada pemasangan di atas air

Instalasi pipa subsea tie-in

Proteksi untuk fasilitas terpasang, drawing mendetail dan kalkulasi pada

teknis proteksi

Pemasangan Dead Man Anchor untuk inisiasi pipa

Analisa Tambat Mooring Catenary dan desain yang termasuk pada

demonstrasi kecocokan jangkar dan sistem mooring saat operasi pipelay

dilakukan di rute laying di dalam area milik PHE ONWJ

Pengambilan sampel kondisi laut untuk proses transfer pipa, pipelay, dan

penanganan anchor

Quality Assurance dan Quality Control

Analisa perbaikan pengelasan

Prosedur pengelasan

Prosedur Non Destructive Test termasuk pada

Prosedur Field Joint Coating

Page 31: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

31 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Prosedur perbaikan coating

Prosedur pendeteksian buckle dan prosedur perbaikannya

Prosedur pencegahan dan perbaikan untuk segala kasus yang berhubungan

dengan eksekusi proyek, termasuk pada penggunaan remote intervension

system untuk perbaikan buckle kering dan basah dan prosedur pengeringan

pada proses penyelamatan pipa

Mekanisme mobilisasi untuk kapal konstruksi dan peralatannya

Tes penerimaan dan prosedur terkait untuk alat-alat konstruksi

Mekanisme survey

Prosedur navigasi, pemosisian dan pengarahan anchor

Metodologi dan desain untuk proses reparasi free-span sebelum pipelay

Metodologi dan desain untuk proses reparasi free-span setelah pipelay

(termasuk pada kasus tahap operasional)

Kalkulasi dan dan desain peralatan untuk prosedur flooding, pembersihan,

pigging, gauging dan hydrotesting

Prosedur pembuangan air

Kalkulasi untuk tensioning dan prosedur flange bolting

Desain untuk instalasi sementara

Prosedur ROV dan penyelaman

Prosedur manufaktur, tes dan instalasi untuk struktur temporer, scaffolding,

platform, penyokong, pipa dan manifold,serta fasilitas temporer lainnya

Pelaporan dan komunikasi kegiatan

Reinstatement untuk area dasar laut ke keadaan awal

Prosedur inspeksi keseluruhan untuk pengerjaan konstruksi dan instalasi

Kapabilitas Alat Instalasi

Kontraktor memiliki kewajiban mendemonstrasikan kapal dan alat-alat yang

berhubungan dengan proyek untuk dapat melakukan proses penginstalan pipa

dengan kalkulasi engineering yang disediakan dalam kondisi terburuk, termasuk

pada prosedur normal lay, inisiasi dan laydown. Analisa untuk faktor keamanan

harus dimasukkan dalam kalkulasi keseluruhan.

Page 32: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

32 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Inisiasi Pipa

Metode inisiasi pipa yang dipilih PHE ONWJ adalah “Dead-Man Anchor”, yang

dapat diganti oleh pihak Kontraktor sesuai review dan persetujuan PHE ONWJ.

Penggunaan struktur platform tersedia untuk inisasi bergantung pada analisa stress

dan keadaan struktur dengan persetujuan perusahaan

Analisa Instalasi Lepas Pantai

Kontraktor harus mendemonstrasikan bahwa pipa dan sambungan pipa hasil desain

Kontraktor dapat memenuhi standar dan dapat melaksanakan proses instalasi

dibawah konfigurasi apapun.

Kalkulasi Stress Analysis

Kontraktor harus memberikan kalkulasi stress analysis yang menunjukan

kesesuaian tekanan pada pipa dengan spesifikasi kontrak. Sesuai pada kontrak,

prosedur yang harus dilakukan adalah:

Prosedur flushing pipa terbaru

Wet and dry single point dan multiple davit lift

Prosedur pigging dan hydro-test

Pemosisian Kapal dan Analisa Kapasitas Penempatan

Kontraktor harus mendemonstrasikan analisa untuk konstruksi kapal untuk

menunjukkan kesesuaiannya dengan spesifikasi PHE ONWJ

Sistem anchor harus sesuai dengan kondisi tanah di lokasi. Untuk itu analisa

harus termasuk pada proses pelokasian anchor dan mooring di sekitar area

platform dan fasilitas lain

Analisa dan Engineering untuk Seabed Intervention

Kontraktor harus bertanggung jawab pada penyediaan engineering dan

prosedur untuk memastikan ketidakmungkinan terjadinya free-span skala

Page 33: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

33 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

besar

Kontraktor harus melakukan survey pra-konstruksi dan konstruksi untuk

memperbaharui data perpanjangan dan stress berlebih pada proses seabed

intervention

Prosedur untuk perencanaan, pernyataan dan pengerjaan seabed intervention

harus sesuai dari persyaratan mendetail di spesifikasi kontrak

Engineering untuk Tes dan Pre-Commissioning

Kontraktor harus menyiapkan dokumen prosedur tes dan pre-commissioning untuk

pipa-pipa yang akan dipasang. Selain itu, Kontraktor secara khusus harus

melakukan hal-hal berikut:

Mengembangkan prosedur flooding, pembersihan, gauging, dan hydrostatic test

pada pipa

Menyatakan list peralatan, instrument, material dan kapal yang dibutuhkan untu

proyek

Mempersiapkan prosedur untuk menyimpan dan memperbaiki kerusakan

Mempersiapkan jadwal mendetail mengenai aktivitas tie-in dengan durasi yang

jelas pada proses shutdown sistem.

Mempersiapkan rencana tes tekan mendetail, diagram dan paket tes termasuk

rencana pengeringan, tes tekan dan durasi, pengolahan air dan rekomendasi

engineering untuk seluruh pipa.

b. Pengadaan

Kontraktor diharuskan menyediakan barang-barang yang dibutuhkan untuk pengerjaan

proyek, selain dari material-material yang telah disediakan oleh PHE ONWJ.

i. Material dari PHE ONWJ

Material yang telah disediakan PHE ONWJ adalah sebagai berikut:

No Scope of Supply Unit Quantity

Page 34: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

34 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

1

LINE PIPE, SMLS, 6.625" x 0.432" WT API 5L Gr.

X52 PSL 2 Offshore, BE, DRL, 12.2 M, BARE

PIPE, Refer to MIKE-W-EDS-0005 for details

MTR 122

2

LINE PIPE, SMLS, 6.625" x 0.432" WT API 5L Gr.

X52 PSL 2 Offshore, BE, DRL, 12.2 M, Asphalt

Enamel Coated, Refer to MIKE-W-EDS-0005 for

details

MTR 122

3

LINE PIPE, SMLS, 6.625" x 0.432" WT API 5L Gr.

X52 PSL 2 Offshore, BE, DRL, 12.2 M,

NEOPRENE Coated, Refer to MIKE-W-EDS-0005

for details

MTR 36.6

4

LINE PIPE, SMLS, 6.625" x 0.432" WT API 5L Gr.

X52 PSL 2 Offshore, BE, DRL, 12.2 M, Asphalt

Enamel Coated and Concrete Weight Coated, Refer

to MIKE-W-EDS-0005 for details

MTR 8662

5

LINE PIPE, SMLS, 6.625" x 0.432" WT API 5L Gr.

X52 PSL 2 Offshore, BE, DRL, 12.2 M, Asphalt

Enamel Coated and Concrete Weight Coated, and

Aluminium Bracelet Anode, Refer to MIKE-W-EDS-

0005 for details

MTR 976

No Scope of Supply Unit Quantity

1

CS Bend, 90O degree, R=5D, 6" dia. NPS, 0.5" pipe

WT, API 5L Gr. X52 PSL 2 Offshore, SMLS, BE,

Hot worked Bend, 2'-0" Tangent Length, Asphalt

Enamel coated, Refer to MIKE-W-EDS-0006 for

details

EA 5

Page 35: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

35 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

2

CS Bend, 90O degree, R=5D, 6" dia. NPS, 0.5" pipe

WT, API 5L Gr. X52 PSL 2 Offshore, SMLS, BE,

Hot worked Bend, 2'-0" Tangent Length, Corrosion

coated, Refer to MIKE-M-PDS-002 for details

EA 5

3

CS Bend, 51O degree, R=5D, 6" dia. NPS, 0.5" pipe

WT, API 5L Gr. X52 PSL 2 Offshore, SMLS, BE,

Hot worked Bend, 2'-0" Tangent Length, Asphalt

Enamel coated, Refer to MIKE-W-EDS-0006 for

details

EA 3

4

CS Bend, 15O degree, R=5D, 6" dia. NPS, 0.5" pipe

WT, API 5L Gr. X52 PSL 2 Offshore, SMLS, BE,

Hot worked Bend, 2'-0" Tangent Length, Asphalt

Enamel coated, Refer to MIKE-W-EDS-0006 for

details

EA 3

Tabel 7: Material dari PHE ONWJ

Merupakan tanggung jawab Kontraktor untuk melakukan Material Take Off pada

material yang diberikan PHE ONWJ. Kontraktor juga harus memiliki fasilitas yang

diperluukan untuk penerimaan material dari PHE ONWJ, dan juga untuk melakukan

unloading, cek visual, cek sertifikat material, pengurusan keberadaan material dan

load dispatch dan pentransferan pada gudang penyimpanan Kontraktor.

ii. Material Pengadaan Kontraktor

Material yang disediakan oleh Kontraktor harus mendapat persetujuan dari PHE

ONWJ. PHE ONWJ hendaknya diberikan kesempatan dalam segala rapat teknis

antara Kontraktor dengan vendor.

Nama Kapal Tipe Kapal Bendera

Page 36: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

36 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

PLB Hafar Neptune Pipelaying Barge Indonesia

AHT ASL Sentosa Anchor Handling Tug Indonesia

AHT ASL Celeste Anchor Handling Tug Indonesia

BG H.218

Linepipe Material

Barge Indonesia

TG A. STAR Tug Boat Indonesia

CB. TBA Crew Boat Indonesia

Tabel 8: Marine Spread yang Disediakan Kontraktor

Tabel 9: Material yang Disediakan Kontraktor

Kontraktor harus menyiapkan prosedur spesifik untuk pengadaaan proyek

berdasarkan standard korporat miliknya, yang termsuk dalam segala bentuk

pembelian, expeditur, perkembangan dan pelaporan, identifikasi dan pencarian

material. Strategi pengadaan, rencana dan prosedur harus selalu dilaporkan oleh

Kontraktor dalam rangka monitoring progres dan biaya pengadaan.

PHE ONWJ memiliki Preferred Manufacturers List (PML). Dengan keberadaan

dokumen tersebut, diharapkan material yang disediakan Kontraktor berasal dari

daftar tersebut. Apabila terdapat tambahan supplier yang tidak termasuk dalam

PML, harus dilaporkan dan disetujui oleh pihak PHE ONWJ. Untuk PML bagian

penyedia Field Joint Coating, merek yang disediakan harus berupa Covalence,

Page 37: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

37 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

atau Canusa, atau merek yang setara dengan merek tersebut. Field Joint Coating

juga harus termasuk pada infill (untuk pipa berlapis concrete) yang berguna bagi

pengaturan level kelurusan pipa.

iii. Jadwal Penyediaan Material

Kontraktor harus menyediakan jadwal penyediaan material yang harus termasuk

pada informasi vendor, dan harus diberikan kepada PHE ONWJ di dalam kurun

waktu 28 hari dalam waktu kontrak.

Kontraktor harus melakukan Material Take Off dan bertanggung jawab pada

suplai material yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Garis besar pekerjaan pada

setiap tahapannya; fabrikasi, konstruksi dan instalasi; yang tidak disediakan oleh

PHE ONWJ. Ini juga termasuk pada material tambahan bagi material yang

disediakan oleh PHE ONWJ setelah verifikasi barang pada Kontraktor. Material

yang disediakan harus berbasis pada spesifikasi dan PML.

iv. Pelaporan Status Pengadaan

Kontraktor harus mengembangkan dan mengimplementasikan sistem pelaporan

bagi perkembangan pengadaan. Setiap Purchase Order (PO) harus dapat

terdokumentasikan pada evaluasi penawaran, penempatan PO, expediting dan

pengiriman pada lokasi proyek.

v. Inspeksi dan Expediting

Kontraktor harus mengimplementasikan inspeksi dan program untuk monitoring

progress berbasis Keamanan dan Kesehatan Lingkungan/Health Safety

Environment (HSE), keamanan teknis, Quality Assurance dan Quality Control

(QA/QC).

vi. Persyatatan untuk Penyimpanan, Proteksi, Pengepakkan, Penandaan dan

Pengiriman

Kontraktor harus menyediakan dan mengatur pengeluaran yang tepat untuk

memfasilitasi kebutuhan penyimpanan di darat. Lokasi penyimpanan darat

sebaiknya berada di jangkauan area Pusat Logistik Marunda milik PHE ONWJ.

Kontraktor harus menginspeksi material dan sertifikat terkait secepatnya dengan

basis list material dan spesifikasi kontrak. Apabila terdapat kekurangan,

Page 38: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

38 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

kelebihan, kesalahan atau kerusakan, Kontraktor harus mendokumentasikannya

secara jelas kepada PHE ONWJ dalam kurun waktu 3 hari.

vii. Dokumentasi Vendor

Dokumentasi vendor merupakan bagian dari paket tawaran yang harus disertakan

untuk direview oleh PHE ONWJ.

viii. Custom Clearance

Kontraktor bertanggung jawab pada Custom Clearance dan bertanggung jawab

pada seluruh biaya pada penyediaan material termasuk pajak, custom duties,

komisi dan gaji bagi agen, biaya pelabuhan, pengaturan, mooring, penyimpanan,

transportasi ke lokasi proyek dan lain sebagainya.

ix. Spare Part untuk Proses Konstruksi, Hook-Up, Commissioning dan Pemulaian

Kontraktor harus mengidentifikasi dan menyuplai spare part untuk proses

konstruksi, hook-up, commissioning dan pemulaian. Keseluruhan material ini

harus termasuk pada harga Lump Sum.

x. Pencarian Material

Kontraktor harus mengembangkan sistem pencarian material yang dapat melokasi

bagian material apapun yang digunakan di dalam proyek . from the initial

requisitioning and purchase stages through the various handling, up to

incorporation into the permanent Work on the facilities, taking into account that

materials may be supplied from different source locations.

xi. Material Reconciliation dan Material Surplus

Kontraktor harus mengatur pengumpulan data lengkap bagi material tambahan

yang tidak termasuk dalam kebutuhan pengerjaan proyek. Pengembalian kembali

material tambahan tersebut harus diberikan ke Pusat Logistik Marunda, Jakarta

xii. Transportasi ke Lokasi PHE ONWJ

Kontraktor harus bertanggung jawab pada aktivitas yang berkaitan dengan

transportasi material dari area milik PHE ONWJ ke lokasi fabrikasi dan/atau

lokasi proyek dan juga untuk material dari Kontraktor.

xiii. Mobilisasi dan De-Mobilisasi

Kontraktor bertanggung jawab pada aktivitas mobilisasi dan demobilisasi seluruh

kapal yang berhubungan dengan proyek. Selain itu, Kontraktor juga bertanggung

Page 39: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

39 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

jawab pada mobilisasi seluruh kapal pada lokasi yang tepat dan menentukan

pelabuhan untuk prosedur mobilisasi.

Kontraktor harus memastikan bahwa seluruh alat yang dibutuhkan pada proses

mobilisasi berada pada kondisi baik, berdasarkan spesifikasi proyek, standar, dan

persyaratan, juga poin-poin berikut:

Prosedur Close Out untuk seluruh barang pada inspeksi dan audit kapal

Review untuk peralatan kapal dan prosedur maintenance

Pemastian bagi keabsahan sertifikat alat dan instrumen pada waktu

instalasi proyek

Tes fungsi bagi seluruh alat pengelasan, Non Destructive Test dan lokasi

field jointing yang berbasis pada spesifikasi

Tes field joint coating sesuai spesifikasi

Prosedur pengelasan dan kualifikasi pengelas

Kontrol pada profil stinger dan instrument pembantu

Pengaturan roller dan load cell support pada roller yang telah terkalibrasi

Sistem pergerakan barge

Sistem pembacaan draft pada kapal

Pengecekan kapabilitas maksimum tensioner

Pengecekan alarm pada tensioner

Pengecekan A&R

Pengadaan sistem Automated Ultrasonic Testing (AUT)

Percobaan pada NDT dan x-ray crawler

Pengecekan peralatan Survey Positioning yang telah terkalibrasi

xiv. Mobilisasi

Proses mobilisasi kapal dapat dikatakan terselesaikan apabila telah tercapai hal-

hal berikut:

Kontraktor mendemonstrasikan bahwa kapal konstruksi telah terpasang lengkap

di lokasi offshore, dapat dioperasikan dan dapat digunakan untuk memulai

pekerjaan sesuai kontrak

Page 40: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

40 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Keseluruhan kapal pendukung, alat dan personel telah siap untuk melakukan

operasi

Poin-poin dalam audit telah memenuhi standar PHE ONWJ

Prosedur konstruksi telah siap pada kapal konstruksi

Kontraktor telah menyediakan notifikasi yang diperlukan dan menyediakan

transportasi tepat pada waktunya bagi personel PHE ONWJ untuk dapat

memonitor kegiatan di kapal konstruksi

Seluruh personel Kontraktor berada dalam fasilitas marine spread

Tersedia rumah sakit yang diperlukan dalam keadaan emergency selama eksekusi

dilakukan

xv. Ketersesuaian Marine Spread

Kontraktor harus menyediakan jadwal mobilisasi bagi setiap kapal instalasi yang

akan digunakan dalam pengerjaan proyek. Seluruh kapal instalasi harus

memenuhi spesifikasi PHE ONWJ. Untuk itu, Kontraktor harus melakukan self

assessment mendetail berdasarkan spesifikasi tersebut untuk menyediakan seluruh

marine spread sesuai spesifikasi.

xvi. Survey Marine Warranty

Kontraktor harus menyediakan Marine Warranty Surveyor sesuai persetujuan

PHE ONWJ untuk melaksanakan IMCA-CMI pada seluruh kapal agar dapat

memenuhi standar IMCA dan persyaratan laut PHE ONWJ.

Dalam keseluruhan mobilisasi, Kontraktor harus menyediakan Punch List

mendetail terkait penemuan pada inspeksi dalam update harian/mingguan kepada

PHE ONWJ.

xvii. Demobilisasi

Proses demobilisasi pada construction spread harus dilakukan setelah

penyelesaian tahap offshore. Kapal-kapal pendukung instalasi offshore dapat

Page 41: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

41 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

melakukan demobilisasi sebelum waktu demobilisasi yang telah ditentukan

dengan seizing PHE ONWJ, atau apabila hal-hal dibawah ini terjadi:

Scope pekerjaan telah terselesaikan oleh kapal konstruksi dan telah

memenuhi standar PHE ONWJ

Pengembalian pipa telah diterima oleh PHE ONWJ

Seluruh barang yang digunakan dalam pekerjaan dan konstruksi temporer

telah dikembalikan ke kapal konstruksi

xviii. Aktivitas Anchoring/Mooring

Kontraktor harus menyiapkan pola anchor dan prosedurnya untuk pengaturan

posisi barge, dan harus berada dibawah persetujuan PHE ONWJ

Tipe anchor harus sesuai dengan tipe dasar laut pada lokasi proyek

Prosedur harus dapat menjelaskan tahap-tahap yang dapat memastikan bahwa

anchor tidak aan diposisikan dibawah 100 m dari fasilitas yang tersedia atau 200

m bila diposisikan di lokasi yang jauh dari fasilitas, alat, pipa, platform, sumur

dan struktur lain yang telah tersedia di lokasi proyek

Apabila anchor harus diletakkan di atas fasilitas yang ada, Kontraktor harus

menggunakan pelampung parasut untuk menahan berat kabel dan memberikan

tegangan untuk mengatur jarak antara kabel anchor dan fasilitas subsea

Kontraktor harus memberikan rencana kemungkinan perpindahan barge untuk

keadaan cuaca buruk

Kontraktor harus memastikan agar anchor dan kabelnya tidak memberikan

kerusakan pada fasilitas yang ada dan harus membuat langkah pencegahan

kerusakan tersebut

Kontraktor harus menyediakan seluruh alat yang dibutuhkan untuk pemosisian

anchor

Page 42: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

42 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Kontraktor harus menyediakan Anchor Handling Tug untuk mengarahkan

pemosisian barge di dekat platform. Kapal sekunder harus memiliki ukuran yang

sesuai untuk melakukan maneuver barge

Seluruh anchor yang berada di sekitar instalasi yang telah ada, harus digerakkan

dengan tug tracking pada kapal anchor handling, yang dimonitor setiap saat dari

barge

Anchor apapun yang diletakkan di atas struktur subsea harus diberi dek dan

teramnkan di belakang Hydraulic Anchor Handling Vessel Shark Jaws dan Work

Pins.

xix. Transportasi Material Pipa

Kontraktor harus memberikan pendetailan pada rencana Load-out dan

menyatakan urutan load-out bagi proses load-out pada pipa di lokasi yang

berbeda. Rencana Load-out harus termasuk pada gambar detail transportation

barge yang menunjukkan pemosisian secara umum dan detail pada sea-fastening.

Kontraktor memiliki kewajiban untuk mengatur pelabuhan, pelepasan, maneuver

dan mooring pada kapal transportasi material pipa dan penurunan muatan dari

kapal coating yard hingga aktivitas load-out dan sea fastening terselesaikan dan

Marine Warranty Surveyor memberikan persetujuan untuk berlayar.

Pipa terlapis harus disediakan oleh personel PHE ONWJ di atas kapal dengan

kapal transport milik Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan pipa sea-

fastening dengan spesifikasi bidang pekerjaan berikut:

Desain, suplai dan instalasi dari material sea-fastening

Ketetapan bagi pilot, harbor tugs, assist tugs, pelayanan stevedoring, untuk

melepaskan kapal transport bersama dengan load-out wharf

Penentuan bagi jalur mooring dan alat lain untuk melabuhan kapal transport

Penanggung jawaban bagi segala dokumentasi, pajak, kewajiban, retribusi,

bea cukai, biaya agen, inspeksi lokal pemerintah di segala kapal transport

milik Kontraktor saat memasuki, menjauhi pelabuhan dan sampai pada lokasi

Page 43: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

43 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

xx. Pekerjaan Konstruksi dan Instalasi

Seluruh pekerjaan konstruksi dan instalasi harus dilakukan berdasarkan spesifikasi dan

persetujuan PHE ONWJ. Kontraktor harus menyediakan seluruh managerial, servis,

Keamanan dan Kesehatan Lingkungan/HSE, pengadaan, QA/QC dan inspeksi,

fabrikas, personel konstruksi, bangunan, alat, material, peralatan eksekusi epas pantai

dan kapal-kapal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan garis besar pekerjaan dengan

dana dan jadwal yang tersedia.Selain itu, PHE ONWJ akan melakukan audit bagi HSE

yang dinamakan PHSER (Project Health Safety and Environment Review).

Kontraktor akan secara aktif berpartisipasi dan membuat dokumentasi yang

diperlukan untuk audit ini.

xxi. Rencana Eksekusi

Kontraktor diharuskan membuat Rencana Eksekusi Lepas Pantai selama 1 bulan

untuk membuat rencana pekerjaan konstruksi lepas pantai. Dokumen ini harus terdiri

dari:

Garis besar pekerjaan mendetail

Flow Chart organisasi

Prosedur komunikasi

Rencana eksekusi mendetail

Rencana Respon Emergency

Permasalahan Kunci HSE

Prosedur Task Risk Assesment

Strategi kapal dan logistic

Manajemen material

Prosedur pengelasan dan NDT

Prosedur QA/QC

Pemnitoran cuaca dan kriteria operasional

Kontrol pengangkatan barang dan prosedur

Kontrol manajemen sampah

Page 44: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

44 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Rencana eksekusi pekerjaan harus terdiri dari jadwal detail dan deskripsi pekerjaan yang

berhubungan dengan aktivitas pipelay, instalasi riser dan riser clamp, tiein, perbaikan

free-span, crossing pipa, flooding, pigging dan hydro-test.

xxii. Otorisasi dan Akses ke Lokasi Proyek

Kontraktor memiliki tanggung jawab dalam perolehan surat izin, persetujuan,

dan koordinasi dengan pihak ketiga untuk mendapatkan akses ke lokasi offshore.

xxiii. Persyaratan Eksekusi Konstruksi

Health Safe Secure Environment (HSSE)

Seluruh pekerjaan dalam PHE ONWJ harus berada dalam Standards Control of

Work (COW). Standar COW ini diimplementasikan melalui prosedur Safe

System of Work (SSOW) dan Permit to Work (PTW). Merupakkan sebuah

kewajiban untuk membasiskan seluruh kegiatan pada standar dan prosedur

tersebut.

PHE ONWJ akan melakukan audit PHSER untuk pekerjaan konstruksi dan

instalasi. Maka Kontraktor harus menyediakan dokumen PTW dalam 24 jam

untuk disetujui PHE ONWJ.

Aktivitas Hot Work

Kontraktor haru melakukan segala jenis usaha untuk menghindari aktivitas hot

work. Apabila terdapat kasus penggunaan prosedur hot work, Kontraktor harus

memberikan dokumen SSOW kepada PHE ONWJ untuk disetujui dalam kurun

waktu 24 jam.

Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, Kontraktor harus memberikan

pengawasan api secara kontinu pada lokasi pekerjaan panas.

Work Pack Konstruksi

Kontraktor dibutuhkan untuk mengontrol pekerjaan offshore dengan penggunaan

workpack konstruksi. Masing-masing work pack memiliki poin-poin berikut:

- Rangkuman level atas mengenai garis besar pekerjaan

- Deskripsi mendetail mengenai aktivitas proyek

- Disiplin dan manpower yang dibutuhkan

Page 45: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

45 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

- Jadwal pipa

- WPS

- Rencana QA/QC

- Rencana HSE yang dibutuhkan pada pengerjaan proyek

- Tugas Assesment Resiko

- Rencana Lifting

- Persyaratan Vendor

- SSOW

- Persyaratan Khusus : Hot work, shutdown, isolation

- List material

- List alat dan barang

- List data untuk material berbahaya

- Kartu pekerjaan

- Rekaman Tes Inspeksi

- SIMOPS

Logistik

Kontraktor harus bertanggung jawab pada perencanaan, koordinasi,

manajemen dan implementasi logistik lepas pantai yang diperlukan dalam

pengerjaan proyek. Garis besar pekerjaan Kontraktor termasuk pada hal-hal

berikut:

- Transportasi untuk seluruh personel PHE ONWJ dan Kontraktor, alat dan

material menuju dan dari lokasi proyek lepas pantai

- Kapal untuk aktivitas lepas pantai sehari hari

- Pernyataan personel logistic untuk mengefektifkan koordinasi mengenai

barang-barang logistic

- Penanganan sampah dan barang-barang tak terpakai

- Implementasi untuk Rencana Respons Darurat

Kontraktor juga harus mengembangkan Rencana Logistik untuk memastikan

suplai tak terinterupsi untuk material yang dibutuhkan dalam proyek. Rencana

logistic dibutuhkan pada poin-poin berikut:

- Pemindahan pipa terlapis dari lokasi penyimpanan ke barge material

Page 46: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

46 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

- Kapasitas penyimpanan di barge material

- Kapasitas penyimpanan pada barge/kapal pipa

- Level pengiriman pipa terlapis dari kapal ke kapal atau penyimpanan

sementara

- Dampak cuaca dan keadaan lingkungan pada operasi transportasi dan

pengiriman

Kompetensi Personel dan Ketersesuaian Peralatan Kontruksi

Kontraktor harus menyediakan personel berkualifikasi, peralatan, dam

kebutuhan dalam keadaan baik dan kapasitas yang cukup untuk melaksanakan

instalasi proyek.

Manajemen Sampah

Kontraktor bertanggung jawab pada pengelolaan sampah, penyimpanan dan

transportasi ke lokasi darat (Tempat Pembuangan Akhir). Seluruh sampah

harus diklasifikasikan dan ditransportasikan pada kelas-kelas tertentu.

Rencana Pengerjaan Proyek

Kontraktor harus menyiapakan Rencana Proyek mendetail berserta jadwal

untuk semua fase instalasi kepada PHE ONWJ dalam kurun waktu 4 minggu

dari awal pengerjaan proyek. Rencana proyek harus termasuk pada jadwal

menndetail dan deskripsi proyek yang berhubungan dengan pipa, instalasi

riser dan clamp, tie-in, koreksi free-span, crossing pipa, flooding, pigging dan

hydrotesting.

Survey Pre-Lay dan Post-Lay

Kontraktor harus melakukan survey pra konstruksi dan pra pipelay dengan

spesifikasi PHE ONWJ. Survey pre-lay harus dilakukan untuk seluruh

aktivitas lepas pantai yang berubungan dengan proyek. Waktu pengerjaan

aktivitas harus melalui persetujuan PHE ONWJ. Demi mencapai kondisi

„layak guna‟, persyaratan kapal instalasi dan survey dan inspeksi pada koridor

Page 47: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

47 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

anchoring perlu dilakukan. Survey harus termasuk pada riser clamp dan

kondisi bracing jacket yang telah ada.

Hasil dari Pre-lay Survey digunakan oleh Kontraktor untuk menilai dan

mengoptimasi support fre-span sebelum penginstalan dibawah persetujuan

PHE ONWJ.

Kontraktor harus member penilaian dari rute yang telah disurvey dan

mengidentifikasi area yang memiliki kemungkinan untuk terjadinya free-span

dan perbaikan yang tepat untuk free-span tersebut. Selain itu, Kontraktor juga

bertanggung jawab pada pekerjaan untuk pemastian ketidakberlangsungan

free-span pada proses pipelay.

Survey Post-Lay / Intervensi

Kontraktor harus melakukan seluruh survey yang dibutuhkan untuk proses

penyelesaian seabed intervention. Post-lay Seabed Intervention termasuk pada

hal-hal berikut:

- Survey post-lay untuk menyatakan peletakan pipa sesuai dengan rute

desain dan untuk mengidentifikasi area perbaikan span/crossing

- Survey potensi proteksi katodik

- Pelaporan kondisi spesifik anoda, field joints.

- Pengukuran/pelaporan span, scour dan kecacatan

- Prosedur pengarahan pipa ke platform sesuai desain

- Survey Mean Sea Level pada riser

- Pemisahan pipa dari fasilitas baru dan lama

- Survey area pipa untuk crossing kabel

Data Crossing Pipa

PHE ONWJ akan menyuplai pipa awal dan gambar dan design untuk crossing

kabel untuk direview Kontraktor. Kontraktor harus bertanggung jawab dalam

desain crossing untuk mengoptimasi instalasi. Proses desain, suplai dan

instalasi crossing pipa menjadi tanggung jawab Kontraktor yang harus

disetujui PHE ONWJ.

Page 48: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

48 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Data Mooring

Kontraktor dapat memilih untuk melakukan instalasi bagi 1 atau lebih

mooring bagi kapal konstruksi pada lokasi dan dibawah persetujuan PHE

ONWJ. Aktivitas pemindahan mooring oleh Kontraktor di sekitar dasar laut

akan disurvei oleh ROV. Puing-puing akan dibersihkan oleh Kontraktor dan

dibuang mengikuti peraturan lingkungan. Kontraktor harus membuat desain,

menyuplai dan melakukan instalasi cyclone mooring untuk seluruh kapal

konstruksi

Pelaporan Data As Built

Kontraktor bertanggung jawab pada pelaksanaan aktivitas yang berkaitan

dengan penggabungan, persiapan dan penyerahan seluruh informasi yang

berkaitan dengan kondisi as-built dari pekerjaan yang selesai dilakukan.

Garis besar pekerjaan dari Kontraktor pada dokumentasi as-built termasu

pada penggabungan seluruh data, dokumentasi, video dan gambar dari awal

hingga akhir pengerjaan.

c. Aktivitas Konstruksi dan Instalasi

i. Aktivitas Umum

Kontraktor bertanggung jawab pada pelaksanaan aktivitas pipelay yang terdiri

dari kegiatan berikut:

Pembersihan area dari puing kotoran yang dianggap sebagai ancaman bagi

operasi pipe laying. Pembuangan puing kotoran tersebut harus

berlandaskan pada persyaratan pemerintah atau daerah setempat

Pembuatan pernyataan pembersihan rute dari material sampah

Pelaksanaan pipelay di dalam koridor pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan spesifik yang mendukung integritas pipa yang telah

diletakkan

Pelaksanaan pekerjaan perbaikan dan pekerjaan pewaspadaan yang

berbasis pada prosedur yang telah disetujui, termasuk suplai alat, service

Page 49: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

49 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

dan pekerjaan yang berhubungan dengan proses lekuk basah atau kering

pada pipa, perbaikan di dalam atau di atas air dan jenis perbaikan lain

Penyediaan control navigasi pada kapal peletakkan pipa selama

pengerjaan peletakkan pipa

Pengontrolan parameter pipe lay untuk memastikan integritas pipa yang

terjaga

Pengecekan stinger selama 3 jam sekali

Pengecekan profil pipa dan touchdown point setiap 6 jam pada kedua sisi

pipa

Start-up dan lay down pipa

Penopang span/crossing temporer dan crossing pipa

Penyediaan list lokasi anchor

ii. Pengelasan dan Operasi NDT

Seluruh operasi pengelasan, NDT, kualifikasi, criteria penerimaan, material, alat

dan personel harus sesuai dengan spesifikasi PHE ONWJ, termasuk pada

kuaifikasi perbaikan pengelasan. PHE ONWJ dapat meminta Kontraktor untuk

menghentikan pengelasan untuk perlakuan prosedur tes produksi destruktif/tes

pengelasan lengkap. Proses ini dapat dilakukan di awal pengelasan, saat

pemulaian produksi dengan masa tenggang lama dan saat terjadi problem penting.

iii. Deteksi Tekuk

Kontraktor harus menyediakan sistem pendeteksian pada tekuk dan memastikan

operabilitasnya pada saat proses pipe layong berlangsung. Kontraktor harus

memfabrikasi dan melakukan instalasi sistem pendeteksian tekuk sesuai standar

yang berlaku, sehingga tidak akan merusak pipa ataupun tersangkut di dalam atau

di luar permukaan pipa. Apabila terdapat tekuk, Kontraktor harus membuat

laporan dalam kurun waktu 24 jam mengenai penemuan tekuk, penyebab dan

langkah pencegahan tekuk, dan laporan lengkap yang disertai dengan laporan

inspeksi, metode perbaikan dan list untuk sambungan pipa yang rusak dalam

kurun waktu 10 hari.

iv. Perbaikan Tekuk

Page 50: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

50 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Scope pekerjaan perbaikan tekuk terdiri dari perbaikan seluruh tekuk dan

pembukaan (leak) serta pernyataan kebutuhan alat dan personil.Pelaksanaan

operasi perbaikan harus sesuai persyaratan yang diberikan PHE ONWJ

v. Operasi ROV dan Penyelaman

Penggunaan ROV dan operasi penyelaman harus diminimalisir oleh Kontraktor

sesuai kebutuhan. Prosedur ROV dan penyelaman harus disesuaikan dengan

keadaan area laut saat itu yang mencakup angin, arus, dan cuaca, juga harus

sesuai dengan pengarahan International Marine Contractors Association (IMCA).

vi. Survey Subsea Tie-in

Kontraktor harus menyediakan dan mengoperasikan seluruh alat pemosisian dan

kapal yang penting bagi survey, navigasi dan pemosisian pipa tie-in sesuai

spesifikasi. Proses tie-in pada riser milik platform harus termasuk pada pekerjaan

berikut:

Survey Pre Tie-in/ As found

Instalasi dan kalibrasi dari transponder akustik pada dasar laut

Survey as built

Navigasi dan pengaturan posisi untuk segala jenis kapal anchor,

Metrologi pipa dengan pengukuran akustik atau

Survey as built dengan ROV dan peralatan lain untuk menyediakan

dokumentasi as built setelah instalasi

vii. Rencana Kontingensi

Rencana kontingensi dibutuhkan pada saat terjadi kegagalan, kerusakan, kondisi

buruk, insiden dan kecelakaan, kesalahan dalam penjadwalan, kesalahan teknis

dan hal-hal lain yang mengganggu keberjalanan proyek.

d. Penyelesian Mekanis, Pre-Commissioning dan Commissioning

i. Penyelesaian Mekanis

Sistem pengerjaan penyelesaian mekanis adalah pernyatan penyelesaian aktivitas

fabrikasi dan instalasi yang berbasis pada gambar dan spesifikasi kontrak, juga tes

dan inspeksi yang telah disupervisi oleh PHE ONWJ. Untuk memenuhi hal tersebut,

Page 51: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

51 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Kontraktor harus menyelesaikan pengecekan dan tes untuk melihat keselesaian

instalasi dan pekerjaan mekanis, dan memberikan dokumentasinya kepada PHE

ONWJ.

iii. Prosedur Pre-Commissioning

Kontraktor harus menyiapkan prosedur Pre-Commissioning yang termasuk pada hal-

hal berikut:

- Flooding, pembersihan, gauging dan hydrotest pada pipa

- Penjabaran list alat, instrument, material dan kapal yang dibutuhkan untuk

proyek

- Prosedur pelokasian dan perbaikan kemungkinan kerusakan

- Rencana tes tekan, diagram dan paket tes terkait

iv. Aktivitas Pre Commisioning

Pre-Commmisioning adalah pemberian verifikasi pada instalasi pipa yang telah sesuai

dengan kriteria desain, gambar proyek, spesifikasi dan prosedur instalasi. Prosedur

pre-commissioning dapat dikatakan selesai apabila sistem telah siap untuk dijalankan

dengan pengenalan substansi hidrokarbon atau pengenalan peralatan spesifik yang

termasuk pada hal-hal berikut:

Proses Pigging dan Flooding

Tes Hidrostatik

Operasi flushing, pembersihan dan pengeringan

Operasi purging

v. Sistem Pemberian Sertifikasi

Selama proses detailed engineering dilakukan, Kontraktor harus mengembangan

dan mengimplementasikan sistem pemberian sertifikasi yang terdiri dari System

Handover Certificate (SH1), Mechanical Completion Certificate (MC1),

persetujuan inspeksi dan tes keseluruhan, rangkuman garis besar pekerjaan dan

instruksi pekerjaan berdasarkan prosedur, laporan inspeksi dan tes.

vi. Maintenance

Kontraktor harus memenuhi syarat perencanaan maintenance yang sesuai dengan

kebutuhan PHE ONWJ.

Page 52: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

52 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

e. Quality Assurance dan Quality Control

Dalam pelaksanaan QA/QC, Kontraktor bertanggung jawab penuh pada keseluruhan

prasyarat yang ada, yang termasuk ke dalam ISO 9001-2008. Untuk itu, beberapa poin

harus dipenuhi:

i. Kontraktor harus mempekerjakan inspektor pihak ketiga yang akan membantu proses

eksekusi QA, QC, sertifikasi dan dokumentasi, juga memonitor perkembangan

proyek dan bekerja sebagai representatif dari PHE ONWJ.

ii. Kontraktor harus memberikan keleluasaan bagi inspektor pihak ketiga untuk

mengerjakan tugas pengaksesan subKontraktor, vendor, dan inspeksi menyeluruh

pada proyek.

iii. Kontraktor harus memiliki sistem manajemen kualitas pada proyek. Bukti

keberadaan sistem ini harus disertakan pada dokumen Project Quality Plan.

iv. PHE ONWJ memiliki hak untu mengaudit kapabilitas Kontraktor dalam sisi

keabsahan sistem. Prosedur pembenaran merupakan tanggung jawab Kontraktor

setelah dilakukannya pre atau post-award audit untuk menilai rencana dan prosedur

penjagaan kualitas.

Page 53: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

53 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

4.2 Perencanaan Waktu Pelaksanaan

Pada perencanaan waktu proyek, terdapat banyak poin yang menjadi bahan pertimbangan.

Perencanaan waktu proyek yang dimaksud di sini adalah bukan hanya milestone project, tapi

juga jadwal secara terperinci, hingga alternatif jadwal. Karena begitu pentingnya jadwal maka

harus direncakan secara detail dan akurat. Beberapa hal yang penting dan harus diperhatikan

dalam pembuatan jadwal adalah sebagai berikut:

Uraian Pekerjaan

Work Breakdown Structure

Peran dan Tanggung Jawab

Durasi

Garis Besar Jadwal

Schedule Basis Memorandum

Sistem Pengukuran Kemajuan

Perencanaan Distribusi Pekerjaan

Perencanaan Sumber baik Orang maupun Material

Analisis Produktivitas

4.2.1 Uraian Pekerjaan

Dalam perhitungan skala waktu pelaksanaan proyek hal yang paling mendasar untuk dimiliki

adalah urain pekerjaan. Uraian pekerjaan adalah pembagian pekerjaan berdasarkan aktivitas

pekerjaan tersebut dan detail pekerjaannya. Untuk dapat membuat uraian pekerjaan hal yang

harus dimiliki adalah ilmu managerial proyek sebagai tonggak pengatur dan spesifikasi

pekerjaan dari hasil studi sebelum proyek resmi akan dilaksanakan.

Sebuah lingkup kerja yang jelas selanjutnya akan menentukan kontrak dan hal teknis lainnya

dengan Kontraktor. Oleh karena pentingnya uraian pekerjaan maka harus memuat hal-hal

penting berikut:

• Kejelasan

• Presisi

• Kelengkapan

Page 54: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

54 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Dalam melakukan uraian pekerjaan kita harus melakukan perencanaan dasar yang matang. Oleh

karena itu seorang Manajer Proyek biasanya perlu melakukan studi literatur terhadap proyek-

proyek yang sebelumnya pernah dilaksanakan dan juga meninjau hal-hal yang telah dilakukan

oleh tim pelaksana proyek terdahulu.

Setelah melakukan perencanaan dasar, harus ditetukan garis besar pekerjaan seperti apa.

Lengkap atau tidaknya garis besar pekerjaan tergantung pada kompleksitas suatu proyek.

Selama pengembangan lingkup pekerjaan berjalan, manajer proyek harus memastikan kecukupan

isi dengan mengkoordinasikan upaya anggota tim penulisan. Semua elemen yang bersangkutan

dari PHE ONWJ, termasuk spesialis staf fungsional, harus meninjau untuk memastikan bahwa

semua persyaratan yang diperoleh memenuhi tujuan sistem. Setelah semua komentar yang

dikumpulkan, tim penulisan akan meninjau dokumen. Manajer proyek harus memastikan bahwa

perubahan tertentu dikoordinasikan sebelum rancangan akhir dipersiapkan untuk ditinjau oleh

direktur program untuk konsistensi dengan persyaratan program.

Untuk lingkup pekerjaan yang kurang kompleks, seorang individu penulis mungkin menguraikan

persyaratan program dan mencari bantuan dari Departemen Pengadaan dan Persetujuan Bisnis

dalam memastikan bahwa lingkup pekerjaan yang cukup untuk mencapai pengadaan dan untuk

memberikan dasar yang kuat untuk kerja kontrak dan administrasi.

4.2.2 Work Breakdown Structure

WBS dapat direpresentasikan dalam diagram atau tabel. Struktur WBS mewakili hubungan

hirarkis. Peranan WBS sangat penting terutama dalam check-list pekerjaan yang sudah dan

belum dilakukan serta memudahkan pengorganisasian lingkup kerja.

Berikut dilampirkan struktur pekerjaan dari MRA-MMJ Pipeline Project sebagai berikut. WBS

dengan weight factor akan dilampiran pada Lampiran C: Work Breakdown Structure.

Page 55: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

55 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

4.2.3 Peran dan Tanggung Jawab

Peran dan tanggung jawab yang dimaksudkan dalam perencanaan waktu ini adalah pembagian

orang dengan tanggung jawabnya masing-masing. Hal ini biasanya dipegang penuh oleh

Manager Proyek baik dari sisi PHE ONWJ maupun Kontraktor. Mereka yang akan menentukan

siapa bertanggung jawab akan lingkup pekerjaan apa.

Kemudian orang-orang yang diserahi tanggung jawab itu akan memulai mengira berapa banyak

karyawan yang dibutuhkan demi menunjang pengerjaan proyek tersebut selesai dan juga peran

dari tiap-tiap orang agar dapat berjalan sinergis.

4.2.4 Durasi

Memperkirakan durasi kegiatan secara akurat merupakan hal penting untuk keberhasilan setiap

proyek. Walaupun aktivitas estimasi durasi melihat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

seluruh proyek, kegiatan estimasi durasi tergantung pada waktu lain dan perkiraan sumber daya.

MRA MMJ Pipeline Project 2012-2013

Project Management &

Engineering

Pipeline Detail Design&Installation

Docmentation &As Built

Procurement

Pipeline MRA-MMJ

Riser Clamps

Consumables

Pipeline Crossing Material

FieldJoint Coating

Construction

Eng Support

Fabrication

Offshore Installation

Pre Lay Survey & Sea Bed

Intervention

Pipeline MRA-MMJ

Mobilization/Demobilization

MIGAS certification

Page 56: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

56 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Perkiraan pada dasarnya tidak pernah tepat, tapi bisa meningkatkan akurasi dengan membagi

tugas estimasi menjadi tiga langkah yang berbeda: menentukan Struktur Kerja Breakdown

(WBS), memperkirakan jumlah pekerjaan dan durasi paket pekerjaan, serta menghitung jadwal

proyek.

4.2.5 Garis Besar Jadwal

Bila WBS selesai dan perkiraan durasi untuk semua paket pekerjaan selesai, maka dapat

menentukan durasi proyek secara keseluruhan. Dua metode yang paling umum untuk

memperkirakan ini dan juga dipakai dalam proyek ini adalah Critical Path Method (CPM) dan

Evaluasi Kerja Teknik Ulasan (PERT). Perbedaan antara CPM dan PERT adalah:

CPM menghitung durasi total proyek berdasarkan jangka waktu tugas individu dan saling

ketergantungan mereka. Urutan tugas menentukan waktu minimum yang dibutuhkan untuk

proyek ini adalah jalur kritis.

PERT adalah deskripsi bergambar tugas proyek sebagai jaringan dependensi. Meskipun

juga memfokuskan diri pada jalur kritis, bentuk PERT terlihat pada perkiraan waktu yang

paling mungkin untuk tugas-tugas dan waktu batas (jendela waktu) untuk tugas-tugas.

Selanjutnya, perlu perhitungan awal dan tanggal selesai, akhir mulai dan selesai tanggal.

Peritungan awal dan tanggal selesai dengan menggunakan jaringan yang baru saja dibuat.

Ketika telah mengidentifikasi awal dan tanggal selesai, akhir mulai dan tanggal selesai, dan

waktu ambang, maka dapat mengidentifikasi jalur kritis. Jalur kritis adalah jalur terpendek pada

proyek. Jika tugas pada jalur kritis yang tertunda, seluruh proyek tertunda.

Dengan semua informasi ini dirakit, maka didapat gambaran analisa ketergantungan proyek ini.

4.2.6 Schedule Basis Memorandum

Dasar Jadwal memorandum (MBS) adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk

pengembangan jadwal proyek dan membantu tim proyek dalam mengidentifikasi setiap elemen

kunci, masalah dan pertimbangan khusus (asumsi, pengecualian, dll). Nota dasar jadwal dan

tingkat kelengkapan jadwal proyek mendukung manajemen perubahan, rekonsiliasi, dan analisis.

Dokumen ini juga berfungsi sebagai alat untuk membantu setiap personil yang transisi ke

proyek, khususnya scheduler baru atau manajer proyek.

Page 57: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

57 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Nota Jadwal dasar dapat digunakan di semua industri. PHE ONWJmenggunakan dokumen ini

sebagai kerangka kerja untuk mengembangkan proses yang sama dan set peralatan yang

berhubungan langsung dengan kebutuhan mereka.

Ruang lingkup bagian ini untuk memperkenalkan nota dasar jadwal. Dokumen ini

mendefinisikan:

deskripsi Proyek, Proses Jadwal

ruang lingkup kerja (WBS)

strategi eksekusi

tanggal proyek utama

perencanaan

jalan konstruksi

jadwal kritis

isu-isu dan kekhawatiran

resiko dan peluang

asumsi

pengecualian

dasar perubahan / rekonsiliasi

jadwal cadangan

Sistem Mengukur Kemajuan

Pengukuran kemajuan adalah komponen penting dari pengendalian proyek yang efektif.

Mengenai detil sistem pengukuran akan dijelaskan pada bab 5.

Page 58: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

58 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

4.3 Analisis Produktivitas

Salah satu tanggung jawab utama seorang manajer adalah untuk mencapai penggunaan produktif

sumber daya organisasi. Produktivitas adalah indeks yang mengukur output (barang dan jasa)

relatif terhadap input (tenaga kerja, bahan, energi, dan sumber daya lain) yang digunakan untuk

memproduksinya. Hal ini biasanya dinyatakan sebagai rasio berikut:

Produktivitas = Output / Input

Meskipun produktivitas penting bagi semua organisasi bisnis, maka sangat penting untuk

organisasi yang menggunakan strategi biaya rendah, karena semakin tinggi produktivitas,

semakin rendah biaya yang dikeluarkan.

Sebuah rasio produktivitas dapat dihitung untuk satu operasi, departemen, organisasi, atau

seluruh negara. Dalam organisasi bisnis, rasio produktivitas yang digunakan untuk perencanaan

kebutuhan tenaga kerja, peralatan penjadwalan, analisis keuangan, dan tugas-tugas penting

lainnya.

Produktivitas memiliki implikasi penting bagi organisasi bisnis dan untuk seluruh bangsa. Untuk

suatu organisasi, produktivitas yang lebih tinggi berarti biaya yang lebih rendah, produktivitas

merupakan faktor penting dalam menentukan seberapa kompetitif PHE ONWJ. Untuk sebuah

bangsa, laju pertumbuhan produktivitas sangat penting. Pertumbuhan produktivitas adalah

peningkatan produktivitas dari satu periode ke periode produktivitas sebelumnya. Dengan

demikian pertumbuhan produktivitas dapat dihitung :

Pertumbuhan produktivitas = (𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 −𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 )

(𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 ) x100%

Variabel-variabel yang digunakan dalam pengukuran produktivitas tergantung pada jenis

pekerjaan yang dilakukan.

Page 59: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

59 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

4.4 Identifikasi Resiko

Resiko, menurut Project Management Body of Knowledge (PMBOK) adalah ketidakpastian

suatu kejadian atau kondisi yang jika terjadi memiliki efek positif atau negatif pada tujuan

proyek. Mengidentifikasi dan menganalisis resiko terjadi sepanjang kehidupan proyek. Resiko

adalah bagian dari perencanaan proyek, dan juga merupakan bagian yang selalu berlangsung saat

pelaksanaan proyek maupun pengawasan.

Resiko didefinisikan sebagai peristiwa yang dapat dinilai probabilitas dan dampaknya. Ini dapat

menjadi ancaman (peristiwa negatif) ataupun kesempatan (event positif). Baik waktu dan

frekuensi resiko harus dipertimbangkan.

Ketika merencanakan sebuah proyek tentu tidak berencana untuk skenario terburuk tetapi

juga tidak mengabaikan beberapa hal-hal buruk yang mungkin terjadi (seperti izin tertunda,

keterlambatan pengadaan, cuaca buruk, hilangnya anggota tim inti, kegagalan peralatan, dan

sebagainya).

4.4.1 Probabilitas dan Imbas Resiko

Berdasarkan penilaian dari probabilitas dan dampak dari setiap resiko yang diidentifikasi, tim

harus memprioritaskan resiko yang mungkin terjadi di lapangan. Prioritas merupakan langkah

penting karena jika tidak dipersiapkan kita tidak akan memiliki sumber daya jikalau hal tersebut

terjadi dan karena beberapa peristiwa yang berpotensi terlalu rendah dalam prioritas untuk

menjadi layak untuk perencanaan.

Probabilitas resikodapat dihitung secara matematis dengan menentukan bahwa ada kemungkinan

persentase tertentu dari suatu peristiwa tertentu yang terjadi. Jika tidak ada dasar rasional untuk

memperkirakan persentase, dapat mengambil pendekatan konseptual yang lebih luas dan

memberikan label resiko yang memiliki derajat probabilitas tinggi, sedang, atau rendah.

Kisaran yang sama dari pendekatan dapat digunakan dalam menentukan efek resiko. Bila

memungkinkan, dengan perkiraan biaya tertentu harus diaplikasikan untuk setiap resiko. Ketika

pendekatan yang tidak mungkin, resiko dapat diberi label efek yaitu tinggi, sedang, atau

rendahnya.

Page 60: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

60 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Prioritas resiko akan menentukan mana yang layak untuk perencanaan dan yang tidak, dan harus

menjadi produk dari probabilitas dan perkiraan dampak. Jika Anda telah mampu menghitung

probabilitas dan dampak resiko dalam hal persentase dan biaya, maka Anda harus lebih tertarik

pada resiko dengan probabilitas 50 persen bahwa Anda akan berada dalam resiko dengan 10

persen kemungkinan karena mantan bernilai $ 25.000 dan yang kedua bernilai $ 10.000. Jika

Anda tidak dapat mengkuantifikasi probabilitas dan efek dalam istilah matematika, Anda harus

memberikan prioritas kurang resiko dengan kombinasi probabilitas tinggi dan rendah dan efek.

Oleh karena itu, Anda tidak perlu membuang-buang waktu perencanaan Anda untuk resiko yang

memiliki probabilitas rendah dan dampak yang rendah.

4.4.2 Perencanaan Manajemen Resiko

Rencana manajemen resiko merupakan bagian dari manajemen proyek yang berhubungan

dengan proses identifikasi dan kuantifikasi dalam menanggapi, dan mengendalikan resiko yang

melekat dalam suatu proyek. Dengan kata lain, ada perbedaan mendasar antara manajemen

resiko dan manajemen proyek. Proses manajemen proyek adalah untuk mendapat suatu tujuan,

manajemen resiko merupakan salah satu alat untuk memperlengkapi proses itu. Manajemen

resiko mempertimbangkan isu-isu yang mungkin dapat mempengaruhi proses sementara

manajemen proyek melihat proses itu sendiri. Manajemen resiko melihat bagaimana kita dapat

menghindari masalah, manajemen proyek melihat bagaimana kita bisa melampaui masalah. Ini

adalah perbedaan keduanya yang sangat sederhana dan mendasar. Dalam manajemen resiko, kita

melihat realitas sehari-hari kehidupan dan bagaimana bisa berdampak pada hal-hal yang

mungkin menghentikan kita dalam permberlaksanaan proyek.

Manajemen resiko mendefinisikan enam proses berikut:

a. Rencana manajemen resiko - proses mendefinisikan bagaimana melakukan aktivitas

manajemen resiko untuk proyek

b. Mengidentifikasi resiko - proses menentukan resiko dapat mempengaruhi proyek dan

mendokumentasikan karakteristik mereka

Page 61: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

61 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

c. Analisis resiko kualitatif - proses resiko memprioritaskan untuk analisa lebih lanjut

atau tindakan dengan menilai dan menggabungkan probabilitas mereka kejadian dan

dampak

d. Analisis kuantitatif proses numerik untuk menganalisis pengaruh resiko yang

teridentifikasi pada tujuan proyek secara keseluruhan

e. Rencana resiko tanggapan - proses pengembangan pilihan dan tindakan untuk

meningkatkan peluang dan mengurangi ancaman terhadap tujuan proyek

f. Monitor dan pengendalian resiko - proses pelaksanaan rencana resiko respon,

pelacakan resiko diidentifikasi, pemantauan resiko residu, mengidentifikasi resiko baru

dan mengevaluasi resiko proses seluruh proyek

4.4.3 Strategi Menghadapi Resiko

Setelah mengidentifikasi resiko yang layak untuk perencanaan, hal yang selanjutnya harus

dilakukan adalah memutuskan apa yang akan dilakukan tentang masing-masing istilah. Kedua

ancaman dan peluang membutuhkan strategi respon. Berikut ini berlaku untuk resiko negatif atau

ancaman:

• Terima - setelah melalui analisis cara lain untuk menanggapi resiko dengan mencapai

kesimpulan bahwa tidak mengubah rencana proyek adalah pendekatan yang paling masuk

akal dari semua karena setiap respon lainnya memiliki biaya yang melebihi manfaatnya

atau karena biaya resiko tidak dapat dihindari. Penerimaan resiko harus mencakup

pertimbangan rencana back-up atau contingency plan, termasuk penggunaan manajemen

cadangan baik dalam anggaran dan / atau jadwal untuk mengakomodasi acara resiko jika

itu benar-benar terjadi.

• Mengurangi - mitigasi resiko berarti mengurangi probabilitas atau konsekuensi dari

ancaman yang diterima. Misalnya, untuk menghindari resiko dalam menghasilkan produk

yang unaccpetable, mungkin harus diputuskan untuk membangun dalam pengujian lebih

dari satu kali.

Page 62: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

62 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

• Transfer - transferensi berarti pergeseran ancaman kepada pihak ketiga. Ada banyak

contoh pendekatan semacam ini yang diterapkan melalui ketentuan kontrak dengan pihak

ketiga yang terlibat dalam proyek. Persyaratan asuransi bagus untuk pergeseran ancaman

bahaya fisik atau pribadi. Melikuidasi kerusakan untuk ancaman pengalihan penyelesaian

tertunda keterlambatan proyek. Bahkan istilah kompensasi melibatkan transfer ancaman

karena kontrak harga tetap membuat Kontraktor menderita akibat overrungs biaya dan

memungkinkan Kontraktor bertambah manfaat penghematan biaya, sedangkan kontrak

biaya-plus-persen-fee mengalokasikan ancaman-ancaman potensial dan manfaat kepada

pembeli.

• Hindari - strategi ini membutuhkan perubahan rencana proyek untuk menghilangkan

ancaman atau kondisi atau tujuan proyek. Hal ini mungkin memerlukan penghilangan

aspek yang tidak penting dari ruang lingkup proyek yang menempatkan seluruh proyek

dalam bahaya. Sebagai contoh, jika beberapa vendor menawarkan komponen proyek

utama dan vendor pilihan tidak sehat secara finansial, Anda dapat memilih untuk

menggunakan bentuk produk yang kurang menarik sumber yang lebih handal untuk

menghindari ancaman kebangkrutan vendor dan kerja yang tidak.

Seperti resiko negatif atau ancaman, resiko positif atau peluang harus direncanakan. Berikut ini

adalah proses yang harus diperhatikan dalam menanggapi resiko positif:

• Terima - adalah sama dengan resiko negatif. Penerimaan harus mencakup penggunaan

cadangan manajemen baik dalam anggaran dan / atau jadwal untuk merebut kesempatan

jika terjadi.

• Meningkatkan - seperti mengurangi pada periode sebelumnya, meningkatkan

memodifikasi ukuran kesempatan. Artinya, dapat meningkatkan probabilitas dan / atau

dampak dengan mengidentifikasi dan memaksimalkan pendorong utama. Misalnya, untuk

meningkatkan opprotunity menghasilkan produk unggulan, mungkin memutuskan untuk

membangun dalam pengujian lebih dari oiece baru dari perangkat lunak. Dengan cara ini,

meningkatkan kemungkinan meningkatnya bisnis dan mengurangi rework.

Page 63: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

63 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

• Exploit - seperti menghindari, exploting membantu untuk memastikan bahwa

kesempatan direalisasikan bu mencoba untuk menghilangkan ketidakpastian yang

berhubungan dengan opprtunity itu. Sebagai contoh, jika beberapa vendor menawarkan

komponen proyek kunci dan vendor disukai adalah salah satu ingin membangun

hubungan dengan suara atau membuat bisnis dengan, dapat memilih untuk menggunakan

produk tersebut. Hal ini akan membantu untuk memastikan bisnis masa depan.

• Berbagi - seperti transfer pada, mengalokasikan sebelumnya berbagi beberapa bagian

dari kepemilikan kepada pihak ketiga yang paling mampu menangkap opprtunity

tersebut, Berbagi kepemilikan kekayaan intelektual antara organisasi ahli dan organisasi

Anda dapat membantu untuk menangkap kesempatan bisnis dan membangun hubungan

yang berkelanjutan.

Page 64: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

64 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

4.5 Strategi Komunikasi Proyek

4.5.1 Referensi dan Bahasa

Seluruh dokumen harus ditulis dalam bahasa Inggris dengan mengacu kepada Referensi Kontrak

STC-0780.

4.5.2 Korespondensi

Korespondensi berarti termasuk pada aktivitas pengiriman surat, faksimili, korespondensi

lapangan, pengiriman nota, dan bentuk komunikasi formal lain diantara PHE ONWJ dengan

Kontraktor. Sebisa mungkin, korespondensi yang terjadi hanya terdiri dari satu subjek.

Semua korespondensi akan disalurkan melalui perwakilan dan perwakilan Kontraktor. Dalam

proyek ini Kontraktor adalah perusahaan yang merupakan Konsorsium atau Joint Operation dan

semua korespondensi akan dipimpin melalui satu saluran yaitu pemimpin Konsorsium atau Joint

Operation. Semua korespondensi, termasuk surat-surat, kabel, faksimili dan transmittals harus

disusun berurutan dan menanggung kode identifikasi seperti yang dijelaskan di bawah ini.

Semua jenis transmittals di PHE ONWJ akan diteruskan dalam bentuk pengiriman. Setiap

pengiriman harus berurusan dengan satu subjek saja. Surat elektronik tidak boleh digunakan

sebagai alat komunikasi formal pada setiap hal kontraktual yaitu mengenai biaya atau jadwal

4.5.3 Telepon Panggilan

Semua hal yang telah dibahas dan disepakati melalui telepon harus dikonfirmasi oleh

korespondensi resmi dalam waktu tiga (3) hari kalender oleh pemberi panggilan.

4.5.4 Komunikasi di Tempat Kerja

Originalisasi instruksi ditujukan kepada Perwakilan Kontraktor. Semua instruksi harus diberikan

secara tertulis. Dalam situasi apapun, setiap "Instruksi Verbal" atau kesepakatan non-tertulis

dianggap sebagai instruksi Kerja resmi atau Work Order. Jika dalam pemberian instruksi

Kontraktor menganggap instruksi mengakibatkan terjadinya perubahan, maka Kontraktor wajib

menyerahkan Pemberitahuan Perubahan Kontrak sesuai dengan kontrak yang disepakati.

Kontraktor wajib segera menginformasikan PHE ONWJ mengenai penyelesaian Kerja.

Page 65: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

65 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Selain itu, Perwakilan PHE ONWJ mungkin, setiap saat, mengeluarkan nota lapangan dengan

salah satu dari tujuan berikut:

• Sebagai pengingat kewajiban Kontraktual

• Sebagai klarifikasi

• Sebagai permintaan klarifikasi oleh Kontraktor

• Sebagai permintaan untuk perkiraan biaya dan efek pada jadwal kerja tambahan

• Sebagai otorisasi Kontraktor untuk menahan / menghentikan / melanjutkan, setelah

permintaan ini.

• Perwakilan Kontraktor setiap saat mengeluarkan nota lapangan untuk permintaan

klarifikasi teknis.

4.5.5 Rapat

i. Rapat Mingguan

Pertemuan mingguan akan diadakan di kantor PHE ONWJ atau pada setiap tempat kerja,

tergantung pada kebijaksanaan PHE ONWJ.

• Agenda:

- Ulasan rapat sebelumnya

- General HSE

- Review lengkap seluruh Unit Kerja, kemajuan dan hal-hal terkait

- Ulasan jadwal dalam kemajuan kerja yang telah dilakukan

- Ulasan sumber daya

- Sorot masalah dan resolusi

- Teknis query

- Identifikasi perubahan

- Bahan tinjauan

- Peramalan kegiatan (2-Minggu Lihat ke Depan)

- Isu lain

- Waktu dan lokasi pertemuan berikutnya

• Personil yang hadir meliputi:

Page 66: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 4: Perencanaan

66 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

- Kontraktor dan Perwakilan PHE ONWJ

- Personel lain yang dianggap perlu oleh Perwakilan Kontraktor atau PHE ONWJ

ii. Rapat Lain

Rapat lain mungkin akan terjadi terutama dalam kegiatan di lapangan seperti:

• Pertemuan manajemen mungkin terjadi antara Manajemen PHE ONWJ dan Manajemen

Kontraktor seperti yang disepakati antar pihak.

• Pertemuan-pertemuan lain dapat diadakan atas permintaan Kontraktor atau PHE ONWJ

tentang hal-hal tertentu seperti rapat harian yang singkat membahas kegiatan yang terkait.

• Agenda pertemuan lainnya ditetapkan berdasarkan persyaratan tertentu.

• Pertemuan harian singkat akan diadakan selama konstruksi lepas pantai dan operasi

instalasi, dan selama Pra-Commissioning dengan agenda yang khas sebagai berikut:

- Pekerjaan yang berlangsung selama 24 jam terakhir

- Dijadwalkan kemajuan yang akan dicapai selama 24 jam berikutnya

- HSE

- Ulasan sumber daya

- Keselamatan Pekerjaan - izin

- Teknis pertanyaan - masalah

- Konsesi Permintaan - penyimpangan dan perubahan

Page 67: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

67 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

BAB 5

MONITORING

5.1 Pengawasan Biaya

5.1.1 Penjelasan

Terdapat banyak metode yang digunakan untuk cost monitoring suatu proyek. Berdasar kepada

Project Management Body of Knowledge (PMBOK), metode yang biasa digunakan dalam proses

pengawasan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Sistem kontrol perubahan biaya: Mendefinisikan prosedur dimana baseline biaya dapat

berubah.

b. Pengukuran Kinerja: Digunakan untuk mengakses besarnya setiap variasi yang terjadi.

c. Manajemen perolehan nilai/Earn Value Management (EVM): Selalu mengukur kinerja

proyek dengan menghubungkan dan membandingkan tiga variabel independen:

- Nilai perencanaan/Plan Value (PV): pekerjaan fisik yang dijadwalkan akan

dilakukan termasuk diperkirakannya nilai pekerjaan ini

- Nilai perolehan/Earn Value (EV): pekerjaan fisik sebenarnya dilakukan

termasuk diperkirakannya nilai pekerjaan ini (sebelumnya, BCWP),

- Biaya Sesungguhnya/Actual Cost (AC): biaya yang dikeluarkan untuk

mencapai nilai yang diterima.

d. Perencanaan Tambahan: perubahan yang memerlukan perkiraan biaya baru atau revisi

atau analisis pendekatan alternatif.

e. Perangkat lunak manajemen proyek dan spreadsheet. Beberapa jenis perangkat lunak

sering digunakan untuk melacak biaya yang direncanakan versus biaya aktual dan untuk

meramalkan pengaruh perubahan biaya.

f. Output dari pengendalian biaya: perkiraan biaya direvisi, update anggaran, tindakan

korektif, perkiraan selesai, penutupan proyek, dan pelajaran.

5.1.2 Laporan Biaya

Kontraktor wajib memperbaharui dan menyampaikan laporan biaya kepada perusahaan pada

tanggal 25 setiap bulannya, kecuali diperintahkan lain oleh PHE ONWJ. Item yang tercantum

Page 68: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

68 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

pada laporan biaya tersebut harus sesuai dengan Kontrak dan terdiri dari, minimal, sebagai

berikut:

Nomor Perintah Kerja

kode referensi Work Breakdown Structure

Paket Kerja, Fasilitas, Unit Kerja, dan Sub Unit Kerja sesuai kebutuhann

Deskripsi Item

Nomor urutan pergantian

Jumlah kontrak asli

Jumlah perubahan yang disetujui

Jumlah perubahan pesanan yang disetujui

Jumlah perubahan pesanan tunda yang disetujui

Tren jumlah

Jumlah revisi kontrak

Penyelesaian perkiraan jumlah akhir kontrak

Presentase estimasi penyelesaian pekerjaan bulanan

Presentase estimasi kumulatif penyelesaian pekerjaan bulanan

kumulatif jumlah faktur yang diajukan

Selain laporan biaya diatas, kontraktor juga harus mengembangkan, memperbaharui, dan

menyerahkan perubahan register kontrak dan menampilkan semua detail terkait untuk

pemberitahuan perubahan kontrak (CCNs).

5.1.3 Kurva-S Biaya

Kontraktor wajib menyampaikan kurva-s Level-0 dari biaya proyek yang menunjukkan angka

tambahan dan kumulatif (direncanakan vs aktual). Kurva-s biaya harus diperbarui dan

disampaikan kepada PHE ONWJ secara bulanan.

Page 69: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

69 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Gambar 7. Kurva S MRA-MMJ Pipeline Project pada 12 Juli 2013

Selain itu, jika terjadi perubahan biaya sampai ke item tingkat-4 selama proyek tersebut kurva-s

harus dimasukkan juga sebagai backup. Jumlah pekerjaan yang selesai akan digunakan sebagai

dasar dalam mengembangkan kurva-s biaya proyek dan akan mengikat kembali ke laporan biaya

di atas.

5.2 Pengawasan Jadwal

Selama waktu kontrak, Kontraktor wajib memperbarui Level-3 dan Level-4 jadwal untuk

mencerminkan tanggal aktual dan perkiraan. Setiap jadwal diperbarui harus menunjukkan

tanggal yang direncanakan semula, tanggal aktual dan tanggal saat ini diperkirakan setiap

kegiatan. Setiap perubahan durasi direncanakan untuk item penting harus disetujui oleh PHE

ONWJ. Perubahan jadwal ini harus diperbarui dan disampaikan kepada PHE ONWJ dalam

jangka waktu bulanan atau dua mingguan tergantung pada permintaan PHE ONWJ.

Selama waktu kontrak, kontraktor wajib memperbarui keseluruhan kurva-s proyek dan kurva-s

proses untuk mencerminkan kemajuan pekerjaan. Setiap perbaruan kurva-s harus merujuk pada

baseline kurva-s yang telah disetujui. Kurva-s yang diperbarui dan disampaikan kepada PHE

ONWJ baik bulanan atau dua mingguan tergantung pada permintaan PHE ONWJ.

Page 70: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

70 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Ketika slip dengan besar 5% atau lebih dari rencana awal dialami, atau satu minggu pada jalur

kritis dari jadwal selama 90% pertama dari durasi proyek, setiap slip kegiatan pada jalur kritis

selama 10% terakhir dari durasi proyek, kontraktor harus mengajukan rencana semua upaya

pemulihan secara merinci dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mempertahankan tanggal

Penyelesaian sesuai dengan waktu yang direncanakan. Rencana pemulihan harus disetujui oleh

PHE ONWJ dan harus mencakup Jadwal CPM Gantt Chart, kurva-s, Charts kapasitas tenaga

kerja, dan rencana aksi narasi. Sebuah rencana dengan tanggal Penyelesaian diperpanjang tidak

dianggap sebagai rencana pemulihan valid.

Page 71: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

71 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

5.3 Pengawasan Ruang Lingkup Kerja

5.3.1 Pengawasan Dokumen

Salah satu sistem yang digunakan demi menunjang bahwa semua pekerjaan telah terlaksana

adalah dengan adanya dokumen. Hampir semua kegiatan didokumentasikan dalam bentuk

apapun. Oleh karena pentingnya dokumen maka diperlukan pengawasan secara khuss terhadap

dokumen. Dibawah akan dipaparkan pengawasan dokumen dalam proyek menurut kontrak.

i. Pelacakan Dokumen

Semua dokumen yang akan dikeluarkan untuk diperiksa atau dikomentari PHE

ONWJ, diperoleh dari kontraktor termasuk dari sub-kontraktor dan vendor harus

dicatat dalam Master Document Register (MDR). MDR kontraktor itu harus minimal

mengandung :

Nomor dokumen

Judul dokumen

Kode revisi

Otoritas persetujuan teknis kontraktor

Tanggal perencanaan (IFR, dan AFC)

Tanggal aktual (IFR, dan AFC)

Prakiraan Tanggal (IFR, dan AFC)

WBS / Perencanaan Kode Referensi

Kegiatan ID yang sesuai dengan Level-4 Kegiatan di Master Document Register

(MDR).

Weight factor dokumen

Presentasi kelengkapan yang didasarkan pada "Kriteria Pengukuran Kemajuan".

Kemajuan progres

Status persetujuan

Page 72: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

72 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

ii. Dokumen Pengajuan

Sebelum diserahkan kepada PHE ONWJ, dokumen harus cukup lengkap. PHE ONWJ

berhak untuk menolak dokumen yang memiliki keslahan besar, atau secara

substansial tidak lengkap.

Lembar Dokumen pengiriman harus menunjukkan nomor dokumen, kode revisi,

status masalah, judul dokumen, dan jumlah salinan disampaikan. Setiap informasi

lain yang relevan dengan review harus dijelaskan pada pengiriman Dokumen

Semua dokumen harus dikeluarkan dengan status jelas dan ditunjukkan dalam kolom

deskripsi blok judul sebagai berikut:

Ditempatkan untuk diperiksa atau dikomentari PHE ONWJ

Ditempatkan Persetujuan PHE ONWJ

Disetujui untuk Konstruksi

iii. Dokumen Akhir

Semua dokumen yang akan disediakan oleh kontraktor dalam dokumentasi akhir

harus tesedia dalam bentuk original. Kontraktor wajib menyampaikan indeks untuk

persetujuan untuk setiap pengguna dokumentasi akhir atau berkas sebelum kompilasi.

iv. Data Elektronik

Kontraktor harus menyediakan semua dokumentasi dan dokumentasi akhir dalam

format elektronik. Format dan isi untuk diserahkan pada PHE ONWJ dalam format

CD-ROM dengan indeks elektronik yang lengkap atau terdaftar. Dokumen yang

diterbitkan untuk informasi harus dinilai berdasarkan kasus per kasus.

5.3.2 Pengukuran Kemajuan

i. Kemajuan Aktual

Dalam rangka untuk menyajikan kemajuan aktual penyelesainan kerja, kontraktor wajib

mengembangkan dan menyelesaikan lembar perhitungan aktual. Lembar perhitungan

harus mencerminkan detail terendah item / kiriman yang akan diukur (Level-5) dan

konsisten akan mengikat kembali ke aktivitas individu didefinisikan dalam Jadwal tingkat

4. Item tersebut termasuk, namun tidak terbatas pada, sebagai berikut:

Page 73: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

73 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

ii. Kriteria Pengukuran Kemajuan

Sebuah daftar kriteria pengukuran kemajuan yang telah ditetapkan, harus digunakan oleh

kontraktor untuk mencerminkan prestasi tertentu yang dibuat pada penyampaian yang

relevan. Kriteria pengukuran seperti kemajuan / metode dan skala akan diajukan untuk

ditinjau. Persetujuan digunakan sebagai dasar untuk menentukan kemajuan aktual Kerja.

Kriteria kemajuan disepakati pengukuran tidak akan diubah selama eksekusi tanpa

kontrak persetujuan.

Berikut kriteria pengukuran dalam proyek:

A. DOCUMENTS Incremental % Complete

1. Commence Work 10%

2. Draft Complete Ready for CONTRACTOR‟s Internal Review 15%

3. Issued for PHE ONWJ Review (IFR) 20%

4. Issued for PHE ONWJ Approval (IFA) 30%

5. PHE ONWJ Approval Sign Off (AFC) 25%

Total 100%

B. PROCUREMENT Incremental % Complete

1. Material Requisition Issuance 5 %

2. Purchase Order accepted by selected Vendor/Subcontractor 15%

3. Materials Ex-Works reaches Free on Brand (FOB) 30%

or Free on Truck (FOT) status

4. Materials accepted by PHE ONWJ at the worksite 50%

meets all contractual and Purchase Order requirements

Total 100%

Page 74: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

74 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

C. MOBILISATION AND DEMOBILISATION Incremental % Complete

1. Complete Mobilisation 50%

2. Complete Demobilisation 50%

Total 100%

Berdasar kontrak perjanjian „Exhibit E‟ antara kontraktor dengan PHE ONWJ, kriteria

pengukuran kemajuan mengenai manajemen, fabrikasi, load-out, sea-fastening,

transportasi, mobilisasi, instalasi, pra-komisioning, dan lain-lain diajukan oleh kontraktor

lalu disetujui PHE ONWJ sebelum eksekusi atau pelaksanaan.

iii. Bobot Pekerjaan

Demi mencapai target kemajuan, kontraktor harus mengembangkan faktor bobot

pekerjaan yang diterapkan untuk semua elemen / item yang membangun total pekerjaan.

Faktor bobot pekerjaan tersebut diajukan oleh kontraktor untuk diperiksa dan disetujui

bersama dengan lembar perhitungan kemajuan. Dalam rangka untuk mempertahankan

konsistensi pada laporan kemajuan, faktor bobot pekerjaan yang ditugaskan tidak akan

diubah selama eksekusi tanpa Persetujuan Kontrak.

iv. Konten Indonesia

Sesuai dengan peraturan Pemerintah Indonesia, kontraktor wajib melakukan Kerja

dengan memaksimalkan konten Indonesia. Presentas konten Indonesia yang telah ada

harus dipenuhi atau dilampaui kontraktor.

Kemajuan pada laporan bulanan harus dilaporkan secara rinci yang cukup seperti yang

dipersyaratkan oleh PHE ONWJ dan termasuk rincian dari rencana semula, aktual, dan

penjelasan naratif pada bagian dimana tujuan rencana belum terpenuhi.

Setelah pekerjaan selesainya, Jika tujuan tidak terpenuhi karena kesalahan pada bagian

dari kontraktor, maka sanksi non-keuangan atau keuangan akan dikenakan pada

kontraktor sesuai dengan semua peraturan pemerintah dan peraturan yang berlaku.

Page 75: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

75 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

5.4 Pengawasan Kualitas

5.4.1 Penjaminan Kualitas

Jaminan Kualitas adalah proses audit persyaratan kualitas dan hasil dari pengukuran

pengendalian mutu untuk menjamin standar kualitas yang tepat sesuai definisi operasional yang

digunakan. Jaminan kualitas adalah proses eksekusi yang menggunakan data yang dibuat selama

pengawasan kualitas.

Sebuah jaminan kualitas departemen atau organisasi sering dilakukannya pengawasan. Kualitas

dukungan jaminan, terlepas dari judul unit, dapat diberikan kepada tim proyek, pihak manajemen

organisai terkait, pelanggan atau sponsor, serta pemangku kepentingan lainnya tidak terlibat

secara aktif dalam pekerjaan proyek.

Proses penjaminan kualitas juga menyediakan proses perbaikan terus menerus, yang

merupakan iteratif sarana untuk meningkatkan kualitas semua proses. Perbaikan proses terus

menerus bertujuan untuk mengurangi limbah dan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai.

Hal ini memungkinkan proses untuk beroperasi pada tingkat peningkatan efisiensi dan

efektivitas.

5.4.2 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu adalah proses monitoring dan merekam hasil pelaksanaan kegiatan untuk

menilai kualitas kinerja dan perubahan yang diperlukan sesuai rekomendasi. Kontrol kualitas

dilakukan sepanjang proyek. Baku mutu meliputi proses proyek dan produk golas. Hasil proyek

termasuk kiriman dan hasil manajemen proyek, seperti biaya dan kinerja jadwal. Kualitas

kegiatan pengendalian mengidentifikasi penyebab proses dan kualitas produk. Kualitas produk

dan proses yang buruk dapat dihentikan sesuai permintaan PHE ONWJ.

Tim manajemen proyek harus memiliki pengetahuan kerja pengendalian kualitas statistik,

terutama anakan dan probabilitas, untuk membantu mengevaluasi kualitas kontrol output. Di

antara bagian lain, tim pengendalian mutu berguna untuk menentukan:

Pencegahan (menjaga kesalahan dari proses) dan pemeriksaan (menjaga kesalahan dari

tangan pelanggan)

Page 76: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

76 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Sample atribut (hasilnya baik sesuai atau tidak sesuai) dan sample variabel (hasilnya

berperingkat pada skala kontinu yang mengukur tingkat kesesuaian).

Toleransi (kisaran tertentu hasil yang dapat diterima) dan batas kontrol (tresholds, yang

dapat mengindikasikan apakah proses tersebut berada di luar kendali).

5.4.3 Inspeksi dan Rencana Uji

5.4.3.1 Tujuan dan Definisi Point Pengawasan

Prosedur ini melayani panduan tentang kegiatan pengendalian mutu untuk memastikan integritas

sesuai spesifikasi kerja proyek yang relevan dan prosedur proyek.

Definisi poin pengawasan:

o Performansi(P)

Meliputi pekerjaan yang harus disiapkan dan dilakukan oleh Kontraktor / Sub

Kontraktor sebelum / selama / setelah produksi

o Monitor (M)

Suatu kegiatan yang ditunjuk yang tidak memerlukan pemberitahuan terlebih

dahulu PHE ONWJ secara formal dan atau badan sertifikasi yang ditunjuk.

Pekerjaan dapat melanjutkan tanpa memperhatikan kehadiran PHE ONWJ

sebagai pengawas atau ditunjuk pada jadwal.

o Saksi (W)

o Saksi biasanya diterapkan untuk cek wajib produksi di mana verifikasi pihak

ketiga mungkin diperlukan. Sebuah pemberitahuan dalam periode 24 jam atau

periode yang cukup panjang akan ditentukan dan diberikan jika tidak ada

kehadiran oleh PHE ONWJ maka otoritas pekerjaan sertifikasi dalam jangka

waktu tersebut akan terus berlanjut.

o Poin tunda (H)

Suatu kegiatan yang ditunjuk yang membutuhkan pemberitahuan 48 jam terlebih

dahulu pada PHE ONWJ atau badan otoritas sertifikasi yang ditunjuk. Pekerjaan

tidak akan dilanjutkan melampaui saat tersebut tanpa konfirmasi tertulis dari

saksi. Biasanya poin tunda diterapkan pada kegiatan seperti tes akhir, tes

penerimaan atau kewajiban pengecekan keamanan.

Page 77: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

77 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

o Ulasan (R)

Kegiatan untuk meninjau dokumen sebelum eksekusi.

o Verifikasi (V)

Sebuah kegiatan yang ditunjuk di bidang manufaktur / fabrikasi dimana PHE

ONWJ atau badan otoritas sertifikasi yang ditunjuk, melalui verifikasi, harus

mengkonfirmasi dengan bukti pemeriksaan dan penyediaan, bahwa langkah-

langkah pemeriksaan yang ditentukan, pengujian atau dokumen telah dipenuhi.

o Persetujuan (A)

Suatu kegiatan untuk menyetujui dokumen sebelum eksekusi.

5.4.4 Pengukuran Pengawasan Kualitas

Dalam MRA-MMJ Pipeline Project ini terdapat beberapa tes atau uji yang dilakukan demi

melakukan proses pengawasan kontrol. Uji pada pipa yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Non Destructive Test (NDT)

b) Dimensional Check

c) Visual Check

d) Chemical Analysis

e) Hydrostatic Test

f) Holiday Test

5.4.5 Pengawasan Pengadaan Barang

Kontraktor harus menyiapkan prosedur kontrol pengadaan sesuai dengan persyaratan rinci dalam

cakupan perkerjaan. PHE ONWJ berhak untuk meminta kontraktor untuk mengatur dan

menghadiri pertemuan teknis dengan sub-contractors /vendors ketika PHE ONWJ menganggap

perlu pada setiap tahap pembuatan, desain atau instalasi, dan kontraktor harus melakukannya.

Kontraktor harus mengembangkan dan memperbaharui masalah yang ada kepada PHE ONWJ

secara bulanan mengenai registrasi status pembelian, kecuali diperintahkan lain oleh PHE

ONWJ, yang sekurang-kurangnya memuat data sebagai berikut:

• Nomor perintah kerja

Page 78: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

78 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

• Work Breakdown Struktur yang disertai kode referensi

• Paket Pekerjaan / Fasilitas / Satuan Kerja / Satuan Kerja Sub

• Permintaan jumlah dan revisi

• Deskripsi item

• Nilai dari barang yang dibeli

• Daftar penawar

• Pengecekan daftar industri yang diutamakan

• Tanggal permintaan pembelian (direncanakan / perkiraan / aktual)

• Tanggal penerimaan penawaran (direncanakan / perkiraan / aktual)

• Tanggal pembukaan (direncanakan / perkiraan / aktual)

• Penawar terpilih

• Tanggal penerbitan pesanan pembelian (direncanakan / perkiraan / aktual)

• Pesanan pembelian dalam jumlah dan revisi terkait

• Data tanggal pengiriman bagi pemasok / vendor, bahan, peralatan, suku cadang utama

(terjadwal / perkiraan / aktual)

• Tanggal permintaan pengiriman menuju lokasi meliputi bahan, peralatan, suku cadang

utama (direncanakan / perkiraan / aktual)

• Rekaman kontak terbaru untuk vendor / supplier untuk mempercepat / inspeksi tujuan

• Pengecekan pemeriksaan kebutuhan (persyaratan inspeksi harus sesuai dengan bagian

5.4.6.1 di bawah)

i. Program Inspeksi Jangka Pendek

Kontraktor wajib memasukkan perkiraan inspeksi jangka pendek dalam Laporan mingguan

kepada PHE ONWJ serta perkiraan inspeksi program untuk tiga (3) minggu berikutnya.

ii. Pemeriksaan Laporan

Laporan Kunjungan pemasok / Vendor Inspeksi harus menyatakan secara khusus:

• Referensi purchased order (pembelian pesanan)

• Peralatan / bahan diperiksa

• Inspeksi dan tes yang dilakukan

• Kuantitas penerimaan material

Page 79: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

79 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

• Jumlah material yang ditolak dan disertai dengan alasan

• Semua informasi tentang perkembangan, kualitas, dan kuantitas

• Lokasi terpusat, serta informasi lain yang terkait

Page 80: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

80 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

5.5 Laporan

Kontraktor wajib menyampaikan laporan harian, mingguan, dan bulanan berkala yang diperlukan

untuk PHE ONWJ termasuk semua lampiran yang diperlukan dalam hard copy dan format

elektronik.

5.5.1 Laporan Harian

Kontraktor wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Kemajuan Harian (DPR) untuk semua

kegiatan lepas pantai.

5.5.2 Laporan Mingguan

Kontraktor wajib menyusun dan menyampaikan laporan mingguan yang mencakup semua

kegiatan yang relevan dengan pekerjaan minggu sebelumnya. Laporan harus diperbarui setiap

minggu dan disampaikan kepada PHE ONWJ dalam satu (1) hari sebelum Rapat Mingguan yang

akan diselenggarakan pada hard copy dan format elektronik. Sebelum hari penutupan bisnis

mingguan (Jumat). Isi Laporan Mingguan, minimal, meliputi item berikut:

Lembaran sampul yang mencakup "Periode Akhir Pekan"

HSE termasuk highlight dan statistik

Ringkasan perkembangan

Ringkasan berupa narasi

Presentasi aktual vs baseline Lengkap dengan tanggal diantisipasi dan aktual untuk

pekerjaan yang relevan

Ringkasan perkembangan kemajuan mingguan menyoroti dan diatur oleh paket

pekerjaan, fasilitas, unit kerja sesuai dengan perintah kerja yang relevan.

Perencanaan pekerjaan 3 minggu kedepan

Pemulihan perencanaan yang berlaku

Kekhawatiran / isu

Lampiran:

Lampiran kurva-s keseluruhan

Kurva-s lain yang bergantung pada persyaratan tahap proyek

Ringkasan jadwal proyek

Page 81: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

81 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

Selain itu, PHE ONWJ dan kontraktor mungkin memerlukan informasi tambahan lainnya yang

dianggap perlu terkait dengan laporan mingguan.

5.5.3 Laporan Bulanan

Kontraktor wajib menyusun dan menyampaikan laporan bulanan yang mencakup semua kegiatan

yang relevan dengan Kerja bulan sebelumnya dan laporan tersebut harus diperbarui secara

bulanan. Kontraktor wajib menyerahkan draft laporan bulanan untuk ditinjau Perusaaan dalam

waktu tujuh (7) hari kalender dari bulanan sebelum penerbitan laporan bulanan akhir. Tanggal

laporan penutupan bulanan harus berada di dekat Jumat terakhir dari setiap bulan.

Isi dari laporan bulanan, minimal, meliputi item berikut:

- Lembaran sampul yang mencakup "Periode Bulanan"

- HSE termasuk highlight dan statistik

- Manajemen Ringkasan:

• Ringkasan Eksekutif

• Rencana kegiatan untuk periode berikutnya

• Kekhawatiran / isu

- Statistik proyek secara keseluruhan:

• Perkembangan secara keseluruhan

• Jadwal kinerja termasuk daftar tanggal penting yang didefinisikan dalam

pameran D, dengan baseline, diantisipasi, dan tanggal aktual

• Biaya kinerja

- Pemulihan rencana kerja (jika berlaku)

- Narasi tatap muka antar manajemen

- Kemajuan ringkasan bulanan berdasar paket pekerjaan, fasilitas sesuai dengan perintah

kerja yang relevan

- Lampiran:

o Kurva-s keseluruhan

o Jadwal ringkasan proyek

o Jadwal master proyek

Page 82: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 5: Monitoring

82 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

o Histogram tenaga kerja

o Status register pembelian

o Perkembangan konten Indonesia

o Perhitungan lembar perkembangan

o Biaya laporan termasuk perubahan kontrak yang terdaftaar

o Pekerjaan

o Ringkasan lembaran penagihan

o Dokumentasi: Kontraktor harus menyediakan dalam bagian ini satu set

foto yang menunjukkan kemajuan Konstruksi. Foto-foto harus diambil

setiap bulan selama masa konstruksi, satu di setiap lokasi seperti yang

didefinisikan oleh PHE ONWJ. PHE ONWJ harus diberikan file

elektronik dari setiap foto, bersama-sama dengan laporan bulanan.

Kontraktor juga wajib melampirkan lembar pernyataan dalam laporan bulanan dan menunjukkan

tanda tangan vendor / pemasok / sub-kontraktor yang menyatakan bahwa faktur mereka dalam

beberapa bulan sebelumnya telah dibayarkan kontraktor. Lembar pernyataan tersebut adalah

wajib dan harus menjadi dasar untuk pemotongan pembayaran. PHE ONWJ akan memutuskan

mana vendor / pemasok / sub-kontraktor harus tercantum dalam lembar pernyataan.

Selain itu, PHE ONWJ dan kontraktor mungkin memerlukan informasi tambahan lainnya yang

dianggap perlu terkait dengan laporan mingguan, contohnya seperti dalam lampiran C “Konten

tabel laporan bulanan”.

5.5.4 Laporan penutupan

Kontraktor wajib menyusun dan menyampaikan laporan untuk ditinjau dan disetujui PHE ONWJ

sebagai bagian dari Dokumentasi Akhir. Laporan penutupan harus merupakan ringkasan yang

komprehensif dari kemajuan pencapaian pekerjaan penyelesaian kontrak beserta tanggalnya.

Kontraktor harus mengembangkan laporan untuk menutupi, minimal, semua bagian rinci dalam

penutupan tabel laporan dari konten yang disediakan dalam Lampiran E.

Kontraktor harus menyerahkan minimal satu laporan asli dan salinan lengkap serta soft copy

dalam CD-Rom.

Page 83: Manajemen Proyek Phe Onwj Mra-mmj Case Study

Bab 6 : Penutup

83 Manajemen Proyek PT PHE ONWJ Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengerjaan laporan kerja praktek mengenai Manajemen

Proyek PHE ONWJ dengan subjek MRA-MMJ Pipeline Project adalah poin-poin sebagai

berikut:

1. Keseluruhan pengerjaan proyek pada PHE ONWJ menggunakan pedoman basis Capital

Value Process milik BP. Metode ini merupakan cara pengambilan keputusan bisnis

terbaik dengan tahap-tahap yang mencakup awal hingga akhir.

2. Pengerjaan proyek pada PHE ONWJ dilakukan oleh kontraktor EPCI dengan ruang

lingkup pekerjaan sebagai berikut:

a. Engineering

b. Procurement/Pengadaan

c. Construction/Konstruksi

d. Installation/Instalasi

3. Pada pengukuran progress proyek, PHE ONWJ menggunakan sistem Earn Value

Management.

6.2 Saran

Pemfokusan manajemen proyek pada kinerja kontraktor EPCI, khususnya pada Time Control

dan Procurement Control akan memberikan keefektifan kinerja proyek secara keseluruhan.

Dibutuhkan komunikasi yang baik antara PHE ONWJ dengan kontraktor EPCI terpilih,

sehingga tercapai kesesuaian antara persyaratan servis dan material yang diberikan perusahaan

dengan yang telah disediakan kontraktor EPCI.