MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian...

63
MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRI UJUNGHARAPAN BAHAGIA BEKASI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar S1 Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh : SITI BADRIYAH NIM : 103053028766 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRI UJUNGHARAPAN BAHAGIA BEKASI

Transcript of MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian...

Page 1: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRI UJUNGHARAPAN BAHAGIA BEKASI

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar S1

Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh : SITI BADRIYAH

NIM : 103053028766

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2008

MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRI

UJUNGHARAPAN BAHAGIA BEKASI

Page 2: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar S1 Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh : SITI BADRIYAH

NIM : 103053028766

Di Bawah Bimbingan

Drs. Muhammad Sungaidi, MA Nip.150.282.640

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2008

Page 3: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang bejudul “ MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRI UJUNG HARAPAN BEKASI “ Telah diajukan dalam sidang munaqasyah fakultas dakwah dan komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Juni 2008.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjan program strata 1 (S1) pada jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 Juni 2008

SIDANG MUNAQASYAH

Anggota

Ketua

Drs. Study Rizal LK, MA Nip.150262876

Sekretaris

Drs. Cecep Castrawijaya, MA Nip.150287029

Penguji I

Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA Nip.150270815

Penguji II

Dr. H.M.Idris Abd. Shomad, MA Nip.150311326

Pembimbing

Drs. Muhammad Sungaidi, MA Nip.150282640

Page 4: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

ABSTRAK

Pondok Pesantren Attaqwa Putri sebagai pusat kegiatan Islam di kota Bekasi Ujungharapan, telah banyak memberikan manfaat terutama merealisasikan dan mengembangkan ajaran agama Islam. Pondok Pesantren Attaqwa Putri ini terletak di desa Ujungharapan Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat yang di Pimpin oleh KH. Noer Ali.

Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan yang membantu santri untuk mandiri melalui prinsip keteladanan, motivasi dan bimbingan lembaga pendidikan. Pondok Pesantren dalam segala kegiatannya memiliki nilai yang sangat baik yang menopang berhasilnya suatu kegiatan pendidikan sehingga bisa dinyatakan sesungguhnya sistem pendidikan Pondok Pesantren terletak pada posisi dan nilai-nilai tersebut yaitu proses pendidikan yang mengarahkan pada pembentukan kekuatan jiwa, mental maupun rohaniah yang sangat berharga bagi para santri untuk menjadikan kader-kader ummat yang bergerak dalam berbagai bidang kehidupan.

Pendidikan di Pondok Pesantren juga diterapkan nilai-nilai yang baik sehingga mampu menjadikan santri-santrinya sebagai santri yang teladan, Membentuk insan shaleh dan shalihah yang mampu menegakkan ajaran agama Islam dalam aspek kehidupannya, insan yang berzikir dan berfikir serta membentuk muslimah yang cerdas, benar, trampil dan berdisiplin sesuai dengan ajaran Islam.

Keberadaan Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi yang mana program manajemen pendidikan Pondok Pesantren Attaqwa sudah dapat dikatakan berjalan walaupun masih ada sedikit kekurangan.

Berangkat dari latar belakang kelahiran Historis dan tujuan didirikannya Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi tak lepas dari peranan manajemen yang terdiri dari beberapa fungsi-fungsinya antara lain perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

Setelah itu, wacana akan membangun Pondok Pesantren Attaqwa Putri untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan agama Islam di desa Ujungharapan mengingat di Ujungharapan belum ada pendidikan tingkat lanjut bagi anak-anak daerah Bekasi.

Page 5: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat dan karunia Allah S.W.T. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar S1 Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) jurusan

manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini yang berjudul “ Manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri

Ujungharapan Bahagia Bekasi “ isinya masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis

mengharapkan saran, kritikan dan perbaikan dari pada pembaca demi penyempurnaan.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis banyak hambatan dan kesulitan

dikarenakan keterbatasan ilmu yang dimiliki akan tetapi berkat bantuan dan dorongan

dari semua pihak akhirnya penulis dapat pula menyelesaikan. Untuk itu seyogianya

penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Murodi, MA Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

3. Drs. Hasanuddin, MA Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.

4. Drs. Cecep Castra Wijaya, MA Sekretaris jurusan Manajemen Dakwah.

5. Dra. Hj. Elidar Husein, MA Dosen Penasehat Akademik.

6. Drs. Muhammad Sungaidi, MA Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya guna memberikan nasehat-nasehat, pengarahan dan petunjuk yang amat

berguna bagi penulis.

7. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak memberikan

ilmunya pada penulis, sehingga penulis sadar betul bahwa masih banyak hal yang

harus diperjuangkan dan dikembangkan dalam hidup ini.

i

ii

Page 6: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

8. Seluruh staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam

penyusunan skripsi ini.

9. Seluruh staf badan pengelola Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bekasi

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan

meluangkan waktunya untuk memberikan data-data serta membantu dalam

mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

10. Kedua orang tua yang telah mendoakan, memberikan semangat yang begitu besar

serta dukungannya baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

11. Muhammad Nur Samsudin, Suami Tercinta yang telah memberikan waktu dan

motivasinya, yang selalu ada di saat suka maupun duka, serta memberikan

inspirasinya untuk menulis skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat ku terutama Linda Nurul Huda, Putri Lestari, Umi Kulsum, Tuti

Yulianti, Abdul Basit, Muhammad Yusuf, Marhali, yang telah memberikan semangat

untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Semua teman-teman KKN yang di Garut yang tak dapat disebutkan satu persatu yang

telah kita lewati bersama selama KKN suka maupun duka.

14. Semua teman-teman seangkatan dan seperjuangan jurusan Manajemen Dakwah, yang

tidak pernah penulis lupakan selama empat tahun kita menempuh pendidikan

bersama.

Akhirnya, penulis berharap semoga doa yang telah diberikan mendapatkan balasan

yang berlipat ganda dari Allah S.W.T. penulis berharap semoga skripsi ini dapat

iii

Page 7: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi segenap keluarga besar jurusan

Manajemen Dakwah pada khususnya.

Jakarta, Juni 2008 M

Penulis

Page 8: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ .. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 6

D. Metode Penelitian ....................................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan ....................................................................

BAB II. TINJAUAN TEORITIS TENTANG MANAJEMEN PONDOK

PESANTREN

A. Pengertian Manajemen ................................................................ 9

B. Unsur-unsur Manajemen ............................................................. 12

C. Fungsi-fungsi Manajemen ........................................................... 14

D. Pengertian Pondok Pesantren ...................................................... 22

E. Tujuan dan Fungsi Pesantren ...................................................... 25

BAB III. GAMBARAN UMUM TENTANG PONDOK PESANTREN

ATTAQWA PUTRI UJUNGHARAPAN BAHAGIA BEKASI

A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Attaqwa Putri

Ujungharapan Bahagia Bekasi .................................................... 21

vi

Page 9: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

B. Visi dan Misi, Motto dan Tujuan Pondok Pesantren

Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi ............................. 25

C. Keadaan Santri Dan Pelajar ....................................................... 31

D. Struktur Organisasi ..................................................................... 35

BAB IV. ANALISIS MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA

PUTRI UJUNGHARAPAN BAHAGIA BEKASI

B. Manajemen Pendidikan Bagi Pondok Pesantren Attaqwa ......... 36

C. Perkembangan Bagi Pondok Pesantren Attaqwa ........................ 38

D. Metode Manajemen Pendidikan Yang Diterapkan di Pondok Pesantren

Attaqwa .............................................................................................. 40

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pondok

Pesantren Attaqwa ...................................................................... 42

F. Kelebihan dan Kelemahan Pondok Pesantren .......................... 43

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 44

B. Saran ........................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii

Page 10: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Pondok Pesantren merupakan lembaga yang tidak hanya dipandang sebagai lembaga

pendidikan, namun juga dapat dipahami sebagai lembaga dakwah yang cukup

mempunyai andil dan saham besar didalam melakukan dakwah Islamiyah di Indonesia.

Lembaga Pondok Pesantren ini kebanyakan berada di daerah pedesaan, terutama dipulau

Jawa, namun dalam perkembangan dewasa ini Pondok Pesantren sudah banyak berdiri di

kota-kota dan seluruh pelosok Nusantara.

Keberadaan Pondok Pesantren dan masyarakat merupakan dua sisi mata uang yang

tidak dapat dipisahkan, karena keduanya. Sebagian besar Pesantren berkembang dari

adanya dukungan masyarakat.

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Pesantren merupakan salah satu elemen

penting dalam peta perkembangan Islam di Indonesia. Pesantren tidak hanya menjadi

benteng keberadaan Islam, melainkan juga menjadi medium pengembangan Islam.1

Pada masa penjajahan misalnya, Pesantren tampil dalam bentuk penentangannya yang

gigih terhadap penetrasi kolonial di Indonesia. Namun dalam perkembangannya

Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berusia tua, terkadang disanjung dan

1 Fatah Syakur, Kemandirian Pesantren Studi Kelembagaan dan Proses Pendidikannya, (Semarang

: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43.

1

Page 11: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

ditempatkan pada posisi yang tinggi, tetapi pada saat yang sama ia terus menerus dikritik

dan peranan yang dibebankan dipundaknya selalu dipertanyakan.2

Seiring dengan bergeraknya waktu, perubahan setting-cultural maupun historis, maka

dunia Pesantren juga mengalami perubahan sosial yang sedemikian cepatnya. Jika

Pesantren ingin tetap eksis dan berjaya ditengah perkembangan dunia, maka harus

melakukan pembenahan diri dan pengelolaan secara modern dan prospesional agar dapat

menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas, menguasai studi keilmuan agama dengan

baik dan didukung dengan pengusaan pengetahuan di bidang umum.

Dengan banyak munculnya institusi pendidikan baru, baik yang berlabelkan agama

maupun lembaga pendidikan umum, yang ternyata pada beberapa bagian telah berhasil

mengambil alih peran yang selama ini dilakukan oleh Pesantren. Bahkan dalam

perkembangannya orang sering membanding-bandingkan efektifitas Pesantren dalam

melahirkan “Orang“ dengan lembaga pendidikan yang munculnya belakangan.

Hal seperti ini harus segera diantisipasi setiap lembaga pendidikan Pesantren, untuk

selalu mengembangkan dan menemukan metode-metode baru dalam rangka

meningkatkan produktifitas kerja yang ada. Upaya seperti ini mulai diterapkan bagi

Pesantren yang menganut sistem modern dimulai dari pengembangan aplikasi

manajemen sampai pada aplikasi teknologi. Pesantren merupakan organisasi yang

bertujuan untuk mendidik dan menciptakan manusia-manusia pembangunan yang

berpengetahuan luas dan berkeseimbangan antara urusan dunia dan akhirat.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tenaga-tenaga guru yang dapat

menyelenggarakan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan segala aspeknya.

2 Syaifullah Ma’shum, (ed), Dinamika Pesantren : Tela’ah Kritis keberadaan Pesantren Saat Ini,

(Jakarta : Yayasan Islam Al-Hamidiyah, & Yayasan Syaifudin Zuhri,1998), Cet. Ke-1. h.1.

Page 12: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Mengatur guru tersebut agar dapat bekerja selaras dengan tujuan Pesantren tidaklah

mudah, dan kebijakkan dalam pengelolaan guru haruslah ditunjang dengan sistem

informasi yang mantap. Salah satu informasi yang diperlukan adalah aspek manajerial

dalam mengelola/ memanaj Pondok Pesantren tersebut.

Semangat dan kegairahan yang tinggi bagi para guru dan pembina Pesantren pada

hakekatnya adalah merupakan perwujudan dari moral yang tinggi, disamping untuk

mengamalkan segenap ilmu yang ada juga sebagai usaha untuk mencari keridhoan Allah

semata-mata. Namun tak jarang disaksikan bagaimana loyalitas kerja yang rendah

melahirkan semangat dan kegairahan kerja yang menurun, sehingga hal ini berdampak

pada merosotnya tingkat efektifitas dan efisiensi kerja.

Banyak orang beranggapan, bahwa manajemen hanya diperlakukan dalam lapangan

diluar perusahaan manajemen tidak diperlukan, pendapat tersebut untuk saat ini sudah

tidak relevan lagi, sebab pada kelanjutannya orang sudah menyadari pentingnya

manajemen dalam setiap lapangan termasuk Pondok Pesantren. Bahkan dalam organisasi

apapun, manajemen sangatlah penting untuk diterapkan.

Para pengelola atau pimpinan Pondok Pesantren memerlukan keterampilan

metodelogis untuk memahami penerapan fungsi-fungsi manajemen, sehingga akan

menghasilkan kemajuan Pondok Pesantren sesuai yang diharapkan. Manajemen juga

sangat berpengaruh terhadap kemajuan atau keberhasilan sebuah Pondok Pesantren. Oleh

karena itu agar terwujudnya suatu Pondok Pesantren yang terkoordinir dan dalam

pelaksanaannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka diperlukan penerapan

dari fungsi-fungsi manajemen.

Page 13: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Pelaksanaan dari pada kegiatan ini tentunya bermula melalui sebuah sistem

pengajaran dan pendidikan yang harus diajarkan kepada kita sebagai umatnya dan

kemudian di terapkan dalam kehidupan.

Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan yang membantu santri untuk mandiri

melalui prinsip Keteladanan, Motivasi dan bimbingan lembaga pendidikan. Pondok

Pesantren dalam segala kegiatannya memiliki nilai yang sangat baik yang menopang

berhasilnya suatu kegiatan pendidikan sehingga dinyatakan sesungguhnya sistem

pendidikan Pondok Pesantren terletak pada posisi dan nilai-nilai tersebut yaitu proses

pendidikan yang mengarahkan pada pembentukan kekuatan Jiwa, Mental maupun

Rohaniah yang sangat berharga bagi para santri untuk menjadi kader-kader ummat yang

bergerak dalam berbagai bidang kehidupan.

Tujuan pendidikan dari Pondok Pesantren seperti penjelasan diatas, juga diterapkan

pada Pondok Pesantren Attaqwa Ujungharapan Bahagia Bekasi.Berbagai aktifitas yang

diterapkan di Pondok Pesantren ini juga memiliki nilai-nilai yang baik sehingga mampu

menjadikan santrinya sebagai santri yang teladan. Sebagai Pesantren yang sudah lama

berdiri, Pesantren ini dari tahun ketahun perjalanannya selalu menciptakan generasi-

generasi unggul melalui penerapan pendidikannya maupun dakwahnya. Di mana

Pesantren ini dalam sebuah kegiatannya mengajarkan dan mendidik santri-santrinya

untuk bisa menjadi seorang muballighah yang berkualitas, contohnya seperti alumni

Attaqwa yang pernah mengikuti audisi dakwah TPI yang bernama Dani, alhamdulillah

berhasil masuk final dengan berkat hasil pendidikan dakwahnya di Pondok Pesantren

Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi. Oleh karena itu agar terwujudnya suatu

Page 14: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Pondok Pesantren yang terkoodinir dan dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan

efektif dan efisien, maka diperlukan penerapan dari fungsi-fungsi manajemen.

Melihat fenomena yang ada maka terlintas pada diri peneliti akan keberadaan suatu

Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi. Yang mana program

manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi sudah dapat

dikatakan berjalan walaupun masih ada sedikit kekurangan. Namun dengan demikian

nilai tambah berhasil dakwahnya apabila dilakukan oleh tenaga-tenaga profesional yang

memiliki manajerial yang handal. Yang pada akhirnya diharapkan bakal terbentuk

Pondok Pesantren yang berkembang. Berangkat dari dasar penulisan tersebut penulis

memilih judul “ Manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia

Bekasi ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.

Untuk lebih memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam pembatasan

skripsi ini, penulis membatasi permasalahan yaitu “Manajemen Pondok Pesantren

Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi“.

Adapun permasalah yang akan dibahas dalam skripsi ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Bagaimana manajemen Pendidikan Pondok Pesantren Attaqwa Putri

Ujungharapan Bahagia Bekasi ?

2. Metode manajemen Pendidikan apa yang diterapkan dalam manajemen Pondok

Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi ?

Page 15: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen Pendidikan Pondok Pesantren

Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi.

b. Untuk mengetahui metode manajemen Pendidikan apa yang diterapkan

dalam manajeman Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia

Bekasi.

2. Manfaat penelitian yang penulis lakukan adalah :

a. Segi Akademis.

Dalam Konteks akademis penelitian ini memberikan sumbangan

Khazanah keilmuan khususnya bagi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah

dan Komunikasi.

b. Segi Praktis.

Penelitian ini untuk memberikan sumbang saran kepada praktisi di

bidang kelembagaan agama khususnya di Pondok Pesantren Attaqwa Putri

Ujungharapan Bahagia Bekasi.

D. Metode Penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode penelititan kualitatif yang menghasilkan

data deskriptif analisis. Sedangkan di dalam penelitian lapangan ini, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data melalui :

1. Observasi.

Page 16: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara penulis melakukan

pengamatan dan pencatatan langsung di Pondok Pesantren Attaqwa Putri dalam

rangka mencocokan data yang diperoleh dari wawancara. Dalam hal ini penulis

langsung mengamati.

2. Wawancara Mendalam.

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara penulis melakukan wawancara

tanya jawab secara lisan dan langsung bertatap muka agar diperoleh data yang

lebih akurat dengan pedoman wawancara.

3. Dokumentasi.

Yaitu penulis dengan mengumpulkan arsip, buku-buku, diktat dan informasi

yang berkaitan dengan objek pembahasan.

E. Tinjauan Pustaka.

Dalam Penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian lebih

lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang

penulis tempuh adalah mentelaah terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu

yang mempunyai judul yang sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud

pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti, sekarang

tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu.

Adapun setelah penulis melakukan suatu kajian telaah kepustakaan, penulis

akhinya tidak menemukan skripsi, makalah atau buku-buku dengan judul seperti

judul skripsi yang saya tulis ini. Oleh karena itu tidak ada bahan yang dapat saya

Page 17: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

jadikan bahan bandingan dalam menulis skirpsi saya ini untuk mengetahui apakah

terjadi penulisan yang sama dengan orang lain.

F. Sistematika Penulisan.

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini secara sistematis penulisannya

dibagi dalam lima Bab, terdiri dari sub-sub Bab adapun sistematikanya sebagai

berikut :

Bab I : Pendahuluan.

Didalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian,

tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Teoritis.

Pada bab ini dijelaskan tentang pengertian manajemen, unsur-unsur

manajemen, fungsi-fungsi manajemen, pengertian Pondok Pesantren, dan tujuan

maupun fungsi Pesantren.

Bab III : Gambaran Umum Tentang Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan

Bahagia Bekasi.

Pada bab ini dijelaskan tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren

Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi, visi, motto dan tujuan Pondok

Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi, keadaan santri dan

pelajar, struktur organisasi,

Page 18: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Bab IV : Analisis Manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia

Bekasi.

Bab empat ini menjelaskan analisis tentang manajemen pendidikan bagi

pondok pesantren attaqwa, perkembangan bagi Pondok Pesantren Attaqwa,

Metode Manajemen Pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Attaqwa,

dan faktor pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Attaqwa Putri

Ujungharapan Bahagia Bekasi.

Bab V : Penutup.

Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi, yang di dalamnya terdiri dari

kesimpulan dan saran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan.

Daftar Pustaka.

Page 19: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

TENTANG MANAJEMEN PONDOK PESANTREN

A. Pengertian Manajemen

Salah satu unsur yang sangat penting dan menunjang keberhasilan suatu Pondok

Pesantren atau instansi dalam kegiatan yang sudah disepakati bersama adalah

manajemen. Untuk mencapai sukses, maka tentulah diperlukan suatu komitmen kerja

sama yang baik dalam lembaga Pendidikan Pondok Pesantren serta kegiatan-kegiatan

yang di manaj dengan baik.

Manajemen menurut bahasa berasal dari kata to Manage yang berarti Mengurus,

Memimpin, atau Mengemudikan. Secara umum berarti mengelola.3 Mis management

(salah urus) harus dihindari, karena Mis management menimbulkan kerugian,pemborosan

bahkan tujuan tidak akan tercapai.4

Adapun pengertian Manajemen menurut M. Manulang terkandung pada tiga arti,

Yaitu : Pertama, Manajemen suatu proses. Kedua, Manajemen sebagai kolektifitas

Orang-orang yang melakukan aktifitas Manajemen. Ketiga, Manajemen sebagai suatu

seni (art) dan sebagai suatu ilmu.5

Manajemen secara terminologi mempunyai banyak pengertian yang berbeda dari para

ahli dan pakar manajemen, antara lain.

3 Keheslay. William, Kamus Lengkap Praktis Inggris- Indonesia, Indonesia-Inggris, (Surabaya :

Fajar Mulya, 1992), h. 125. 4 (Malayu S.p. Hasibuan, Manajemen dasar, Pengertian dan Masalah , (Jakarta : Bumi aksara,

2005), cet.ke-4, Ed. H.2. 5 M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1996), h.2.

10

Page 20: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Menurut George R. Jerry, Manajemen adalah proses yang terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan SDM.

Sedangkan menurut J. Panglaykin dan Hasil Tanzil dalam bukunya manajemen

suatu pengantar mengatakan bahwa : Manajemen adalah seni kemahiran untuk mencapai

hasil yang sebesar-besarnya dengan usaha yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh

kemakmuran dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya serta memberi serius pelayanan

yang baik kepada khalayak ramai.6

Agar suatu kegiatan tercapai dengan baik dan benar, maka diperlukan suatu

manajemen yang membantu dalam proses kelancaran serta melalui kerja sama dengan

orang lain yang mempunyai peran sangat penting sebagai salah satu unsur utama dalam

pelaksanaan suatu kegiatan sehingga tidak terjadi kekacauan dalam suatu kegiatan.

Dari penjelasan tentang pengertian manajemen diatas, maka penulis dapat

menyimpulkan sebagai berikut :

1. Manajemen adalah sebagai ilmu Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan,

Pelaksanaan dan Pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya dalam suatu organisasi.

2. Dalam pencapaian tujuan yang maksimal maka manajemen harus memanfaatkan

SDM yang berpotensi dikarenakan lebih efektif dan efisien.

3. Harus adanya bimbingan dalam bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang

maksimal.

4. Harus adanya kerja sama yang baik dalam mencapai tujuan.

6 Panglaykin dan Tanzil, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999), cet. Ke-

15 h.27

Page 21: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Dilihat secara garis besar bahwasanya manajemen merupakan suatu ilmu yang

mempelajari bagaimana cara mencapai suatu tujuan dan harus dibantu dengan

alat, tenaga, orang, ide dan sistem.

B. Unsur-Unsur Manajemen

Agar manajemen dapat mencapai tujuan yang sebaik-baiknya, sangatlah diperlukan

adanya sarana-sarana atau unsur-unsur manajemen. Tanpa adanya sarana-sarana yang

menjadi unsur-unsur manajemen, jangan diharapkan tujuan akan dapat tercapai.

Sarana-sarana atau unsur-unsur manajemen itu lebih dikenal dengan istilah “Enam M’

dalam manajemen, dengan kata lain, sarana tools atau manajemen untuk mencapai tujuan

adalah Man, Money, Material, Machines, Methods, and Market (Manusia, Uang, Bahan,

Mesin, Cara, dan Pasar), yang akan diperjelas secara rinci, sebagai berikut :

a. Man (manusia).

Para Pengelola atau Pimpinan Pondok merupakan sarana penting atau

sarana utama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. tanpa

adanya Pengelola atau Pimpinan Pondok tidak akan mungkin tujuan yang telah

ditetapkan tersebut dapat tercapai, karena para Pengelola atau Pimpinan Pondok

merupakan salah satu unsur dari manajemen Pondok yang akan menjalankan

fungsi manajemen dalam operasional sebuah Pondok Pesantren.

b. Money (Uang).

Untuk melaksanakan aktifitas di Pondok Pesantren Attaqwa sangat

memerlukan uang. Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedemikian

rupa agar tujuan yang dicapai dapat berhasil dengan baik. Kegagalan atau

Page 22: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

ketidak lancaran proses manajemen sedikit banyak ditentukan oleh penghitungan

dalam menggunakan uang.

c. Material (Bahan).

Faktor ini sangat penting karena para pengelola Pondok Pesantren tidak

dapat melaksanakan tugasnya tanpa dukungan oleh kelengkapan alat, sehingga

dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh Pondok Pesantren tertentu pula

dipersiapkan bahan atau perlengkapan apa-apa yang dibutuhkan.

d. Machines (Mesin).

Peranan mesin dalam Zaman modern ini tidak akan diragukan lagi. Mesin

dapat membantu para pengelola Pondok Pesantren dalam pekerjaan,

mengefisienkan waktu bekerja untuk menghasilkan sesuatu sehingga dapat

mencapai keuntungan yang lebih baik.

e. Methods (Metode).

Cara Pengelola Pondok Pesantren melaksanakan suatu pekerjaan guna

mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, Cara kerja pengelola

Pondok Pesantren atau metode yang tepat sangat menentukan kelancaran

jalannya roda manajemen Pondok Pesantren dalam suatu lembaga Pondok

Pesantren. yang ditata dengan baik, maka akan menghasilkan produk yang baik

pula sehingga tujuan tercapai dengan efektif dan efisien.

f. Market (Pasar).

Pondok Pesantren Attaqwa merupakan suatu lembaga pendidikan agama

Islam yang berada di daerah pedesaan. Untuk itu Pondok Pesantren Attaqwa

Page 23: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

memasarkan untuk Penerimaan murid-murid baru guna memperdalam

Pendidikan ilmu agama Islam.

C. Fungsi-Fungsi Manajemen

Manajemen sebagai suatu usaha merencanakan, mengorganisir, mengarahkan,

mengkoordinir serta mengawasi sebuah kegiatan dalam suatu lembaga atau tujuan yang

maksimal, efektif dan efisien.

Dalam manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen, yang diambil dari teori

G.R.Terry, biasa disingkat dengan POAC, yaitu Planning (Perencanaan), Organizing

(Pengorganisasian), Actuating (Penggerakan), dan Controlling (Pengawasan). Dengan

penjelasan sebagai berikut :

1. Planning (Perencanaan).

Perencanaan adalah menentukan program pekerjaan apa saja yang akan

dilaksanakan oleh para pengelola dan bagaimana cara melaksanakannya serta

kapan setiap pekerjaan itu harus diselesaikan.

2. Organizing (Pengorganisasian).

Pengorganisasian adalah membagi pekerjaan yang telah ditetapkan tersebut

kepada para pengelola atau pimpinan Pondok sehingga pekerjaan terbagi habis

kedalam unit-unit kerja. Pembagian pekerjaan ini disertai pendelegasian

kewenangan agar masing-masing melaksanakan tugasnya secara bertanggung

jawab. Untuk mengatur urutan jalannya arus pekerjaan perlu dibuat ketentuan-

ketentuan mengenai prosedur dan hubungan kerja antar unit.

3. Actuating (Penggerakan).

Page 24: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Penggerakan adalah upaya pengelola atau Pimpinan Pondok dalam

menggerakkan orang-orang untuk melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien

berdasarkan perencanaan dan pembagian tugas masing-masing. Untuk

menggerakkan orang-orang tersebut diperlukan tindakan komunikasi, memberikan

motivasi, memberikan perintah, memimpin pertemuan, dan meminta laporan

kepada masing-masing unit.

4. Controlling (Pengawasan).

Pengawasan dalam Pondok Pesantren Attaqwa Putri dilakukan agar aktifitas

manajemen Pendidikan Pondok berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan. Dan bila terjadi deviasi (Penyimpangan), maka pengelola atau

pimpinan Pondok segera memberikan peringatan atau meluruskan kembali

langkah-langkah yang telah dilakukan oleh anggota agar sesuai dengan apa yang

telah direncanakan.

D. Pengertian Pondok Pesantren

Pesantren dan santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti: Guru mengaji, sumber

lain mengatakan bahwa kata itu berasal dari bahasa India Shastri dari akar kata shastra,

yang berarti buku-buku suci, buku agama atau buku-buku tentang Ilmu pengetahuan.7

Pondok Pesantren adalah perpaduan dua kata yang dirangkaikan menjadi satu terdiri dari

kata Pondok dan Pesantren. Sampai saat ini masih ada perbedaan pendapat mengenai

asal-usul tentang Pondok Pesantren yaitu, ada yang mengatakan berasal dari India

(Hindu) dan ada pula yang mengatakan berasal dari Arab. Mastuhu juga mendefinisikan

7 Muhammad Ridwan Lubis, Pemikiran Soekarno Tentang Islam, (Jakarta : C.V. Mas Agung,

1992), h.23

Page 25: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,

menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekan pentingnya moral

keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.8

Adapun yang mengatakan bahwasannya Pesantren dari India adalah Soegarda

Poerbakawatja yang menjelaskan bahwa adanya persamaan dalam penyerahan tanah oleh

negara bagi kepentingan agama yang terdapat pada tradisi Hindu. Adanya persamaan

ditemukan sistem pendidikan Hindu dengan Pesantren, yaitu guru tidak mendapatkan

gaji, letak Pesantren diluar kota dan seluruh sistem pendidikan bersifat agama.9

Menurut Karel A.Steenbrink istilah Pondok mungkin berasal dari bahasa Arab,

Funduq yang berarti “Pesanggrahan atau penginapan bagi orang-orang yang

berpergian.”10

Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier istilah Pondok barangkali berasal dari

pengertian”asrama-asrama para santri yang disebut Pondok atau tempat tinggal yang

dibuat dari”bambu” atau barangkali berasal dari kata Arab, Funduq, yang berarti “Hotel

atau asrama”.11

Istilah Pondok dalam kamus bahasa Indonesia adalah “Rumah untuk sementara

waktu, seperti didirikan di ladang, di hutan, dikatakan Pondok adalah Rumah yang

kurang baik biasanya berdinding bilik atau dikatakan Pondok adalah Madrasah dan

asrama tempat mengaji, belajar Agama Islam”.12

8 Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS, 1994), h.6 9 Karel. A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah, (Jakarta : LP3ES, 1986),Cet. ke-1, h.21. 10 Ibid, h.22 11 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan hidup Kyai, (Jakarta :

LP3ES, 1982), cet. Ke-1, h.18 12 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Amani), h.321

Page 26: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Sedangkan menurut Manfred Ziemek Pesantren adalah gabungan kata “Sant

(Manusia Baik)“dihubungkan dengan suku kata “tra (Suka Menolong)“, sehingga kata

Pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.13

Istilah Pesantren dalam kamus bahasa Indonesia adalah “Asrama dan tempat murid-

murid para santri belajar mengaji“.14

Kata Pesantren berasal dari Pe-santri-an, yang berasal dari akar kata “Santri“ yang

mendapat awalan pe-dan akhiran-an. Kata santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti

guru mengaji, Sumber Lain mengatakan bahwa kata itu berasal dari bahasa shastri dari

akar kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku-buku tentang

ilmu pengetahuan.15

Dari keterangan diatas dapat dirumuskan bahwa pengertian Pesantren adalah tempat

orang-orang atau para pemuda menginap (Bertempat tinggal) yang dibarengi dengan

suatu kegiatan untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran Islam.16 Secara garis besar Pondok Pesantren adalah lembaga atau

tempat pendidikan dan pengajaran agama Islam yang mempunyai tujuan untuk

melestarikan dan mengembangkan ajaran Islam.

Pesantren tetap berpegang pada prinsip awalnya, tidak mudah terpengaruh terhadap

perjalanan arus budaya. Hal inilah yang menyebabkan Pesantren tetap eksis di dalam

perjalanannya. Bahkan karena menyadari arus yang deras itulah’ yang menyebabkan

13 Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, (Jakarata : P3M, 1986), Cet. ke-1,h.99. 14 Muhammad Ali, Ibid, h.310. 15 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT Ikhtiar Baru Van Heave,

1994), h.99. 16 Ensiklopedi Nasioanal Indonesia, (Jakarta ; PT Cipta Adi Pustaka, 1991), Jilid 1, h.181.

Page 27: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

pihak luar justru melihat “keunikan” dari Pesantren sebagai wilayah sosial yang netral,

yang mempunyai kekuatan pesistensi terhadap arus globalisasi.17

Pondok Pesantren bukan hanya lembaga yang mengajarkan agama Islam, tetapi juga

sebagai salah satu pilar penopang terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Dari segi

sejarah Pondok Pesantren tidak hanya memiliki makna keislaman tetapi juga keaslian

(indegeneos) bangsa Indonesia.18

E. Tujuan dan Fungsi Pesantren

Tujuan Pesantren pada dasarnya adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang

mengajarkan banyak tentang ilmu-ilmu agama yang bertujuan membentuk manusia

bertaqwa, mampu untuk hidup mandiri, ikhlas dalam melakukan suatu perbuatan,

berijtihad membela kebenaran Islam. Selain itu juga tujuannya didirikan Pondok

Pesantren pada dasarnya terbagi dua hal :

1. Tujuan khusus, yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam

ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya

dalam masyarakat.

2. Tujuan umum, yaitu membimbing anak didik untuk menjadi manusia

berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi muballigh

Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.19

Fungsi Pesantren.

17 M. Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta : CV. Prasasti, 1996), h.9 18 Ali Anwar, Sebuah Kajian Singkat Tentang Transformasi Peran Dan Otoritas,(Bekasi Pahlawan

Nasional), h.5 19 HM. Arifin dan Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (PT. Raja Grafindo Perkasa: 1996),

h.44.

Page 28: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga berfungsi sebagai

lembaga sosial dan penyiaran agama.

Lembaga pendidikan, Pesantren menyelenggarakan pendidikan formal (Madrasah,

Sekolah Umum, dan Perguruan Tinggi) dan pendidikan non formal yang secara khusus

mengajarkan agama yang sangat kuat yang dipengaruhi oleh pikiran-pikiran ulama,

Fiqih, Hadits, Tafsir, Tauhid dan Tasawuf, bahasa Arab (Nahu, Syaraf, Balaghah, dan

Tajwid), Mantik dan Akhlak.

Sebagai lembaga sosial, Pesantren menampung anak dari segala lapisan masyarakat

muslim, tanpa membeda-bedakan tingkat sosial ekonomi orangtuanya.

Sebagai lembaga penyiaran agama masjid Pesantren juga berfungsi sebagai masjid

umum, yaitu sebagai tempat belajar agama dan ibadah bagi masyarakat umum. Masjid

pesantren sering dipakai untuk menyelenggarakan majlis ta’lim (pengajian), diskusi-

diskusi keagaman dan sebagainya, oleh masyarakat umum.

Sehubungan dengan ketiga fungsi Pesantren tersebut, maka Pesantren memiliki

tingkat integrasi yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya, dan menjadi rujukan moral

bagi masyarakat umum, terutama pada kehidupan moral keagamaan.

Page 29: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. MANAJEMEN BAGI PONDOK PESANTREN

Pesantren pada umumnya, memiliki kesamaan dalam cita-cita membangun

manajemen Pendidikan Pondok yang maju pesat dalam perkembangan Pondok

Pesantren yang berkualitas. Seperti halnya Pondok Pesantren Attaqwa yang berusaha

memajukan Pondok dalam mengelola Pondok Pesantren sehingga Pesantren Attaqwa

berkembang dengan baik. Di Pesantren ini beraneka ragam aktifitas ditawarkan, Baik

intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Kesemuanya itu untuk menunjang agar

kemampuan intelektual santri tetap terarah seperti yang diharapkan dalam Visi dan

Misi Pondok Pesantren Attaqwa.

Sistem pengajaran yang di pakai pada Pondok Pesantren Attaqwa ada dua sistem

yaitu sistem Formal dan Informal. Sistem Formal adalah sistem pengajaran yang

merujuk pada kurikulum departemen agama dan departemen pendidikan nasional

untuk Pesantren modern dan kurikulum pada Pesantren itu sendiri, sistem Formal

diterapkan untuk pendidikan formal para santri yang dilakukan didalam kelas.

Sedangkan sistem Informal tidak mempunyai kurikulum yang tetap dan sifatnya

Independen. Hal ini terbentuk pada kreatifitas Pesantren itu sendiri

Keberhasilan Pondok Pesantren Attaqwa Putri dalam manajemen Pondok

Pesantren Attaqwa dalam mengemban misi, tugas pokok dan fungsinya sangat

tergantung pada ketepatan manajemennya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan

36

Page 30: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri adalah Perencanaan, Pengorganisasian,

Penggerakan dan Pengawasan yang sudah terorganisir dengan baik.

Pondok Pesantren Attaqwa Putri Perencanaannya dalam manajemen Pondok

Pesantren Attaqwa Putri adalah menentukan program pekerjaan apa saja yang akan

dilaksanakan oleh para pengelola dan bagaimana cara melaksanakannya serta kapan

setiap pekerjaan itu harus diselesaikan, setiap pengelola diharuskan untuk

mengeluarkan ide-ide atau sesuatu hal yang baru.

Pada intinya manajemen yang dipakai Pondok Pesantren Attaqwa Putri terletak

pada ketepatan manajemen pendidikan, dimana manajemen Pondok Pesantren

Attaqwa Putri sampai saat ini sudah berjalan dengan baik dan maju pesat, dengan

nilai tambah dakwahnya di Pondok Pesantren Attaqwa Putri.

Adapun Attaqwa, seperti Yayasan Pendidikan, Perguruan Tinggi, Perguruan

Menengah, Yayasan Dewan Masjid, Wakaf, Darul Aitam, Majlis Ta’lim. Dengan

semua Manajemen yang diterapkan di Pondok Pesantren Attaqwa Putri ini, yaitu di

bawah Naungan Yayasan Attaqwa itu manajemen yang diterapkan di Pondok

Pesantren Attaqwa berkembang dengan baik. Contohnya seperti Darul Aitam yang

khusus untuk para santri yang sudah tidak mempunyai kedua orang tua, koperasi di

sekolah, aula serba guna untuk para santri melakukan kegiatan muhadhoroh, acara

maulid yang setiap malam Jum’at diadakan. Dan ada juga sarana lainnya seperti

wartel yang khusus dibangun untuk para santri.

B. PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

Page 31: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Perkembangan merupakan suatu bagian yang menentukan berhasil atau tidaknya

Pondok Pesantren tersebut, jenis pekerjaan apa pun tanpa manajemen yang baik sulit

untuk mencapai tujuan yang baik. Alhamdulillah, sampai saat ini Perkembangan

Pondok Pesantren Attaqwa Putri sangatlah bagus karena Pondok Pesantren itu

berkembang dengan keilmuannya, pemikiran-pemikiran baru, dalam terwujudnya

program kerja yang bagus. Perkembangan Pondok Pesantren Attaqwa Putri saat ini

bila dilihat dari padatnya kegiatan-kegiatan Pondok Pesantren Attaqwa Putri sekarang

sudah banyak mengalami kemajuan-kemajuan. Karena Tiap Departemen yang ada di

Pondok Pesantren Attaqwa Putri mempunyai kegiatan-kegiatan tersendiri, sehingga

memberikan banyak pilihan kepada santri. Khususnya untuk kelas Tiga Aliyah yang

akan tinggal landas untuk terjun ke masyarakat seperti menjalankan kegiatan Itikaf,

Karya Tulis, Dai dan Praktek mengajar itu semua persyaratan untuk kelulusan

Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi.

Agar perencanaan yang telah ditentukan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan

sasaran, maka terlebih dahulu menganalisa kemungkinan apa saja yang

mempengaruhi program-program yang telah ditetapkan. Kegunaan analisa Strength

Weaknes Oportunity Threath (SWOT) adalah dapat mengindentifikasi berbagai factor

secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan dan organisasi. Analisa ini

berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang

(Weaknes), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelamahan (opportunity)

dan ancaman (Threath).

Analisa SWOT dari manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri menurut penulis

adalah :

Page 32: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

1. Kekuatan (Strength).

Menurut penulis kekuatan dari manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri

adalah :

a. Guru-guru yang mengajar di Pondok Pesantren Attaqwa Putri memiliki

kemahiran dalam hubungan mengajar yang sangat baik.

b. Metode dalam menarik minat para calon siswa untuk masuk sangat baik yaitu

dengan menawarkan berbagai kemudahan seperti brosur pendaftaran,

spanduk.

2. Kelemahan (Weaknes).

Menurut penulis Kelemahan dari manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri

adalah :

a. Kurangnya kerja sama para guru dan pengurus tentang ke organisasian.

b. Kurangnya keamanan untuk penjaga malam di Pondok Pesantren Attaqwa

Putri.

3. Peluang (Opportunity).

Menurut Penulis manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri adalah :

a. Kerja sama manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri dengan lembaga-

lembaga lainnya yang berasaskan Islam memudahkan menjalankan program

manajemen Pondok Pesantren.

b. Membuka peluang bagi masyarakat untuk bisa mengajar di Pondok Pesantren

Attaqwa Putri baik dari alumni maupun dari luar

4. Ancaman (Threath).

Menurut penulis ancaman manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri adalah :

Page 33: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

a. Kebijakan pemerintah dalam segi materi menjadi penghambat perkembangan

Pondok Pesantren Attaqwa Putri.

b. Pemahaman masyarakat mengenai Pondok Pesantren Attaqwa Putri.

C. METODE MANAJEMEN PENDIDIKAN YANG DITERAPKAN DI PONDOK

PESANTREN ATTAQWA

Metode merupakan cara atau prosedur dalam sebuah kegiatan merupakan suatu

bagian yang menentukan berhasil atau tidaknya Pondok Pesantren tersebut. Metode

yang diterapkan di Pondok Pesantren Attaqwa Putri ini yaitu sebagai berikut :

1. Metode Ceramah.

Untuk metode ceramah ini, biasanya digunakan pada saat Perayaan Hari-hari

Besar Islam (Maulid dan Isra` Mi`raj) di lingkungan Pesantren. Para pengajar

memberikan materi sesuai dengan Tema yang telah ditentukan.

2. Metode Tanya jawab.

Pada metode ini, biasanya terjadi pada saat kegiatan muhadharah dan seminar

dakwah. Setelah pengajar menyampaikan ceramahnya kemudian santri diperbolehkan

bertanya tentang seputar masalah yang diangkat dan disampaikan oleh pembimbing.

3. Metode diskusi.

Metode ini digunakan para Santri untuk mengetahui lebih jelas masalah-masalah

agama mengenai hukum-hukum Islam yang terkadang masih dirasakan. Para Santri

diperbolehkan untuk berargumen dan mengeluarkan pendapatnya Yang didiskusikan

secara bersama-sama untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang diangkat.

Page 34: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Dilihat dari metode-metode yang digunakan, ketiga-tiganya memang sering dan

mewarnai segala aktivitas yang ada di Pondok Pesantren Attaqwa Putri karena

memang metode ini sangat diperlukan sekali untuk menunjang wawasan mereka

sebagai wadah pembelajaran untuk bakal mereka setelah lulus dari Pondok Pesantren

Attaqwa Putri dan mengaflikasikannya di tengah-tengah masyarakat nanti.

Dari ketiga metode di atas ada beberapa cara yang juga digunakan pengajar terhadap

santri-santrinya, adapun bentuk yang diberikan itu adalah sebagai berikut:

a. Pelatihan Dakwah Bil Lisan

Dalam bentuk dakwah ini Santri diwajibkan untuk membiasakan diri dalam

berbicara, yakni dengan cara mempraktekan langsung di depan teman sesama

peserta lainnya dengan diikuti penilaian yang bertujuan agar lebih ditingkatkan

dan mengoreksi kekurangan-kekurangan yang ada.

b. Dakwah Bil Hal.

Dalam bentuk dakwah bil hal ini, para pengajar melatih kader da`i, untuk

terjun di bidang kemasyarakatan. Para kader da’i diikut sertakan dalam bakti

sosial seperti ikut menyantuni anak yatim, janda, jompo, fakir miskin.

c. Dakwah Bil Kalam

Dakwah bil kalam ini dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki untuk melatih kemampuan para santri.

D. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PONDOK

PESANTREN ATTAQWA

Page 35: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Adapun faktor pendukung Pondok Pesantren Attaqwa Putri ini yaitu adanya kerja

sama dari naungan Yayasan, Yayasan Pusat dan cabang Attaqwa serta dewan-dewan

guru yang membantu bekerja sama sehingga Pondok Pesantren Attaqwa Putri

berjalan dengan baik dan maju pesat. Contoh, sarana-sarana yang ada di dalam

Pondok Pesantren Attaqwa seperti bangunan gedung-gedung sekolah dan asrama.

Dari Faktor penghambat tentu saja ada dari segi finansial, kurang adanya kerja

sama dengan Pemerintah, dari Pemerintah sendiri kurang adanya perhatian terhadap

Pondok Pesantren Attaqwa Putri. Dari segi bangunan yang sudah terlalu lama

terhambat itu kurang adanya respon dari sumbangan pemerintah, jadi dari Pondok

Pesantren sendiri sudah berusaha untuk meminta bantuan kepada perintah sampai saat

ini pun belum ada tanggapan sama sekali.

E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PONDOK PESANTREN

Adapun kelebihannya bagi Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Putri sendiri,

Alhamdulillah, para lulusan-lulusan Attaqwa atau Alumni ketika ada di luar Pondok

bisa mengamalkan ilmunya, mengembangkan bakat yang ada pada dirinya, contohnya

seperti Da’i untuk ceramah di Masjid, di Musholla atau pun mengajar di Sekolah.

Selama Alumni berada di Pondok selalu diberikan Pelajaran atau Pelatihan sehingga

ketika berada di luar pun tak kalah dengan lulusan-lulusan sekolah lainnya, bisa

mampu mengembangkan ilmu yang ada pada dirinya yang telah diberikan oleh

Pondok Pesantren.

Sedangkan kelemahannya dari faktor lingkungan kurang adanya dukungan yang

sangat kecil, seperti masyarakat setempat tidak diperbolehkan berdagang di dalam

Page 36: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Pondok Pesantren melainkan diperbolehkan untuk berdagang di luar saja. Para santri

juga tidak diperbolehkan menerima penjengukan setiap hari bertemu orang tua

(keluarga). Apabila ada salah satu santri yang sakit tidak diperbolehkan izin pulang

karena di dalam Pondok Pesantren sendiri tersedia rumah sakit.

Page 37: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari data-data hasil penelitian di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai

berikut :

1. Manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri dalam mengelola Pondok Pesantren

menjadikan Pesantren yang berkualitas dan maju pesat sesuai dengan keinginan

Almarhum Bpk. KH. Noer Ali, maka yang paling berperan adalah Manajemen

Pendidikan dan para guru-guru yang bekerja sama dalam mengelola Pondok

Pesantren Attaqwa Putri sehingga terwujudnya program kerja yang baik

2. Metode yang diterapkan di Pondok Pesantren Attaqwa Putri yaitu dengan metode

ceramah, metode tanya jawab, dan metode diskusi dari ketiga metode tersebut

memang sering dan mewarnai segala aktifitas yang ada di Pondok Pesantren

Attaqwa karena memang metode ini sangat diperlukan sekali untuk menunjang

wawasan mereka sebagai wadah pembelajaran untuk bekal setelah lulus nanti.

Selain ketiga metode diatas ada beberapa metode lainnya, seperti pelatihan

dakwah Bil Lisan, Bil Hal, dan dakwah Bil Kalam

44

Page 38: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

B. SARAN-SARAN

1. Pondok Pesantren Attaqwa Putri yang berada di bawah naungan Yayasan Attaqwa

harus lebih dikembangkan lagi dan dikuatkan kembali Visi dan Misi-nya karena

itu merupakan gambaran cita-cita yang diwujudkan oleh Pendiri, Pimpinan

Pondok dan Pengurus Yayasan Attaqwa agar para santri alumni Attaqwa mampu

bersaing dengan sehat dengan lulusan pesantren lainnya. Bagi pengajar dan

Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa diharapkan harus lebih baik lagi dalam

mengelola Pondok Pesantren sehingga dapat berjalan dengan baik serta

mengarahkan para santri-santrinya melalui berbagai metode yang diterapkan

untuk bisa menjadikan santri-santri berkualitas yang handal dan profesional di

tengah-tengah masyarakat dimana pun santri berada.

2. Para santri sebagai calon generasi penerus bangsa harus lebih giat, semangat lagi

dalam menuntut ilmu dan menjadikan semua kegiatan yang ada di Pondok

Pesantren Attaqwa Putri sebagai kegiatan yang membawa manfaat yang besar dan

berharga untuk bekal setelah lulus dan berguna terutama untuk diri sendiri, bisa

menjaga dan menjunjung tinggi almamater Pondok Pesantren Attaqwa Putri.

3. Orangtua sebagai pemeran utama yang melahirkan, membesarkan dan mendidik,

serta memberikan semangat harus terus mengarahkan, membimbing, sekaligus

mengawasi perkembangan anaknya terhadap hasil yang dicapai dan kemampuan

belajar selama anaknya berada dalam asuhan Pondok Pesantren agar kelak

menjadi anak yang berguna dan menjadi kebanggaan kedua orangtua.

4. Masyarakat sebagai jama’ah Majlis Ta’lim yang hanya menyaksikan, melihat,

menilai dan keahlian santri dalam berdakwah diharapkan bisa memberikan

Page 39: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

masukan dan saran-saran dari segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada

Pondok Pesantren dan juga pada santri sendiri, sehingga adanya respon yang baik

dari jama’ah dengan keberadaan pesantren di tengah-tengah masyarakat.

Page 40: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Wawancara I

Hari / Tanggal : Rabu, 14 Febuari 2008

Tempat : Kantor Madrasah Aliyah Attaqwa Putri

Responden : Usth. Hj. Atiqoh Noer, MA

Jabatan : Pimpinan Ponpes Attaqwa Putri

Pertanyaan :

1. Siapa saja para pengelola Pondok Pesantren Attaqwa Putri ini?

(jawaban)

Ketua Umum : Usth. Hj. Atiqoh Noer Ali, MA

Kep. Madrasah Aliyah : Usth. Hj. Abidah Noer Ali, LC

Kep. Madrasah Tsanawiyah : Usth. Nurlailah HB. S.Ag

2. Apa Visi dan Misi Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia

Bekasi?

(Jawaban)

Visi Attaqwa. Berilmu Amaliah beramal ilmiah dengan landasan Al-qur’an dan

Sunnah Rasulullah SAW yang diformulasikan dalam kalimat singkat, Ikhlas

berdzikir, Berfikir dan beramal.

Page 41: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Misi Attaqwa, Membentuk Insan sholehah yang mampu menegakan ajaran Islam

dalam aspek kehidupannya.

3. Apa saja kegiatan yang di selenggarakan oleh badan pengelola?

(Jawaban)

Seperti musabaqoh, Maulid Nabi S.A.W, Isra` Mi`raj, pameran buku-buku atau

keterampilan bakat para Santri dan perlombaan 17 Agustus.

4. Sejauh ini, bagaimana keefektifan yang berjalan?

(Jawaban)

Hingga saat ini, dari tahun ke tahun berikutnya alhamdulillah perkembangan

Pondok Pesantren Attaqwa Puteri semakin maju baik dari siswa yang semakin

bertambah maupun bangunan yang semakin megah.

Ujung Harapan, 14 Februari 2008

Yang Diwawancarai

Usth. Hj. Atiqoh Noer, MA.

Pewawancara

Siti Badriyah

Page 42: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Wawancara II

Hari / Tanggal : Rabu, 14 Febuari 2008

Tempat : Kantor Madrasah Aliyah Attaqwa Putri

Responden : Usth. Hj. Abidah Noer, MA

Jabatan : Kepala Madrasah Aliyah Attaqwa Putri

Pertanyaan :

1. Metode Manajemen Pendidikan apa sajakah yang diterapkan Pondok Pesantren

Attaqwa Putri untuk mencapai keberhasilan?

(Jawaban)

Metode yang kami terapkan, kami aplikasikan kedalam beberapa jenis kegiatan

seperti, Muhadharah, kursus Dakwah, dan juga dengan pemberian materi fiqhud

dakwah pada saat jam pelajaran.

2. Adakah faktor pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Attaqwa Putri?

(Jawaban)

Tentu saja ada, dari segi materi itu sangat menghambat berjalannya kemajuan

Pondok Pesantren Attaqwa Putri. Adapun faktor pendukungnya banyak sekali,

mulai dari fasilitas belajar santri yang sudah lengkap dari sebelumnya, lokasi

gedung sekolah sudah nyaman untuk dipakai kegiatan belajar mengajar.

3. Seperti apa manajemen Pendidikan yang digunakan Pondok Pesantren Attaqwa

Putri?

Page 43: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

(Jawaban)

Manajemennya sudah terstruktur dan terorganisir serta bertanggung jawab atas

tugas yang sudah di embannya masing-masing.

4. Didalam mengelola Pondok Pesantren Attaqwa Putri, apakah pihak pengurus

menerapkan unsur-unsur manajemen, seperti perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan serta pengawasan?

(Jawaban)

Ya, Tentu pakai !

Perencanaannya dibuat sendiri atas dasar musyawarah dan kesepakatan jajaran

kepemimpinan badan pengelola, membuat acuan yang terprogram, kemudian

diadakannya evaluasi dan dilaporkan dalam forum.

5. Bagaimana dalam hal keamanan dan ketertiban Pondok Pesantren Attaqwa Putri?

(Jawaban)

Dengan melakukan penjagaan keamanan sehari-hari oleh para santri saling

bergantian mendapat tugas masing-masing selama 24 jam.

Ujung Harapan, 14 Februari 2008

Yang Diwawancarai

Usth. Hj. Abidah Noer, MA.

Pewawancara

Siti Badriyah

Page 44: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Putri

Ujungharapan Bahagia Bekasi menerangkan bahwa.

Nama : Siti Badriyah

Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 05 Juli 1985

Nomor Induk Mahasiswa : 103053028766

Semester : X ( Sepuluh )

Jurusan : Manajemen Dakwah

Alamat : Kp. Pintu No. 01 Rt. 04 Rw.04

Bekasi Utara 17610

Telah melakukan penelitian di Pondok Pesantren Attaqwa Putri dalam rangka

penyusunan Skripsi dengan judul ” Manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri

Ujungharapan Bahagia Bekasi ”.

Demikianlah surat keterangan ini kami berikan, dengan harapan semoga dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRI UJUNG HARAPAN BAHAGIA BEKASI

PO. BOX 134 TELP. (021) 89132254

Ujung Harapan, 14 Februari 2008

Pimpinan Pondok

Hj. Atiqoh Noer, MA.

Page 45: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

TATA TERTIB DAN JENIS PELANGGARAN SANTRI

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan tata tertib ini yang dimaksud dengan:

(1) Pondok adalah Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Puteri.

(2) Santri adalah anggota masyarakat dengan prosedur tertentu diterima oleh Pondok,

dibimbing, diasuh, dididik dan diberi Pengajaran.

(3) Pengasuh adalah Pimpinan Madrasah Tsanawiyah Aliyah Attaqwa Pusat Puteri

yang bertanggung jawab dalam masalah Pendidikan dan Pengajaran di Pondok

Pesantren Attaqwa Putri.

(4) Pembantu Pimpinan Madrasah adalah Dewan Guru yang ditunjuk oleh Pimpinan

Madrasah untuk membimbing, mendidik, mengajar dan melatih santri baik di luar

maupun di dalam pelajaran.

(5) Guru adalah anggota masyarakat yang dengan prosedur tertentu ditunjuk oleh

Pimpinan Perguruan untuk membantu Pengasuh dalam Penyelenggaraan

Pendidikan.

(6) Pengurus adalah santri yang dalam kedudukannya dipilih oleh santri dan disahkan

oleh Pimpinan Perguruan untuk membantu Pengasuh dalam penyelenggaraan

Pendidikan.

(7) Konsulat adalah suatu lembaga yang bertugas untuk mengkoordinasikan,

memperlancar komunikasi, pembinaan dan ikut bertanggung jawab terhadap

Page 46: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

santri yang berasal dari satu wilayah tertentu dalam segala hal yang berkaitan

dengan Pondok dan Pendidikan.

(8) Bergaul bebas adalah pergaulan antara santri, baik sejenis maupun lain jenis yang

melampaui aturan syariat dan etika.

(9) Diwajibkan adalah ketentuan yang wajib dilaksanakan oleh santri karena syar’i.

(10) Diharuskan adalah ketentuan yang harus dilaksanakan santri karena Tata Tertib

Pondok.

(11) Ditekankan adalah ketentuan yang sedapat mungkin untuk dilakukan oleh santri.

(12) Dianjurkan adalah ketentuan yang sedapat mungkin untuk dilaksanakan karena

adanya keutamaan.

(13) Sanksi adalah tindakan yang dikenakan pada santri karena melanggar peraturan

TataTertib Pondok.

BAB II

IBADAH

Pasal 2

Shalat dan Puasa

(1) Santri diharuskan melaksanakan shalat lima waktu dengan berjamaah tepat pada

waktu dan tempat yang telah ditentukan.(B)

(2) Santri ditekankan berdzikir dan melakukan shalat Sunnah Rawatib serta shalat

Sunnah lainnya, setiap sebelum dan sesudah shalat Fardhu.(A)

(3) Santri dianjurkan untuk melakukan shalat malam (A)

(4) Santri diharuskan melaksanakan puasa sunnah Senin dan Kamis atau hari-hari lain

yang disunnatkan.(B)

Page 47: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Pasal 3

Qira’atul Qur’an, Ratibul Haddad dan Maulid Nabi

(1) Santri diharuskan mengikuti Tadarus Al-Qur’an, dan Maulid Nabi pada waktu

dan tempat yang ditentukan dengan memperhatikan etikanya.(B)

(2) Santri diharuskan memiliki dan memelihara Mushhaf Al-Qur’an Kitab Berjanji

dengan sebaik-baiknya.(A)

BAB III

AKHLAQ

Pasal 4

Adab Sopan Santun

(1) Santri diharuskan berakhlaqul Karimah.(B)

(2) Santri diwajibkan menjauhi segala larangan Islam (Maksiat). (B)

(3) Santri diwajibkan menghormati orang tua, Guru, Pengasuh, orang alim dan tamu.

(B)

(4) Santri diwajibkan hormat menghormati dan tolong menolong dalam kebaikan. (B)

(5) Santri diharuskan memberi salam apabila bertemu, masuk kamar, masuk kelas,

dan bertemu orang lain. (A)

(6) Santri dianjurkan membantu meringankan penderitaan sesama santri yang sakit.

(A)

(7) Santri dilarang bergaul bebas, berhubungan dengan lawan jenis termasuk surat

menyurat, telepon, kirim barang, kartu ucapan atau perbuatan sejenis yang tidak

dibenarkan oleh Tata Tertib Pondok. (C)

(8) Santri dilarang unjuk rasa dalam bentuk apapun. (C)

Page 48: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

(9) Santri dilarang membuat agenda, album kenang-kenangan dan sejenisnya tanpa

seijin Pimpinan Madrasah. (B)

(10) Santri dilarang tidur-tiduran, bergurau, gaduh maupun melakukan perbuatan

sejenisnya di dalam masjid. (B)

(11) Santri dilarang mengadakan pesta untuk peringatan dan perayaan maupun

sejenisnya tanpa seijin Pimpinan madrasah. (B)

Pasal 5

Pakaian dan Rambut

(1) Santri diharuskan berpakaian sopan, rapih dan sederhana baik di dalam maupun di

luar Pondok. (B)

(2) Santri Putri dilarang memakai pakaian menyerupai laki-laki. (B)

(3) Santri dilarang memakai perhiasan kecuali anting dan jam tangan. (B)

(4) Santri diharuskan memberi nama pada semua pakaian atau barang yang

dimilikinya. (A)

(5) Santri dilarang membuat seragam kelas, konsulat dan asrama tanpa seijin

Pimpinan madrasah. (C)

(6) Santri dilarang membawa pakaian melebihi ketentuan Pondok.(A)

(7) Santri Putri dilarang berambut pendek dan yang menyerupai laki-laki. (B)

Pasal 6

Makan dan Tidur

(1) Santri dilanjutkan mengambil kost pada waktu yang telah ditentukan dengan

memperhatikan etika. (A)

Page 49: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

(2) Santri dilarang membeli makanan dan minuman di luar Pondok. (B)

(3) Santri diharuskan tidur malam selambat-lambatnya pada jam 22.30 WIB di kamar

masing-masing. (B)

(4) Santri harus bangun 30 menit sebelum masuk waktu shubuh. (B)

(5) Santri dilarang melakukan perbuatan yang dapat mengganggu orang lain yang

sedang tidur. (B)

BAB VI

PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Pasal 7

Kegiatan Belajar Mengajar

(1) Santri diharuskan berpakaian seragam resmi lengkap dengan atribut yang telah

ditentukan. (A)

(2) Santri diharuskan mengikuti Apel pada hari Senin sesuai dengan tempat dan

waktu yng ditentukan. (B)

(3) Apabila 10 menit setelah bel masuk, Guru belum datang di kelas, Piket kelas

diharuskan melapor ke kantor T.U. (A)

(4) Santri yang tidak masuk kelas meninggalkan kelas harus membuat surat

keterangan pada Guru yang bersangkutan. (B)

(5) Santri dilarang masuk kelas setelah pelajaran dimulai. (A)

(6) Santri dilarang meninggalkan kelas tanpa ijin saat jam pelajaran berlangsung. (B)

(7) Santri dilarang menyontek waktu test ujian. (B)

(8) Santri diharuskan mengikuti setiap upacara yang diselenggarakan oleh Pondok.

(B)

Page 50: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

(9) Santri diharuskan mengikuti Mudzakaroh sesuai tempat dan waktu yang telah

ditentukan. (B)

Pasal 8

Buku Pelajaran dan Alat Sekolah

(1) Santri diharuskan memiliki seluruh buku pelajaran dan alat sekolah yang

diperlukan. (B)

(2) Santri dilarang menggunakan buku catatan yang bergambar dan bertuliskan tidak

sopan serta membuat coretan pada buku pelajaran. (A)

(3) Santri dilarang meninggalkan buku pelajaran dan alat sekolah disembarang

tempat. (B)

BAB V

MUHADHARAH, TANMIYATUL LUGHAH DAN KURSUS

Pasal 10

Muhadharah

(1) Santri dianjurkan mengikuti kegiatan muhadharah. (B)

(2) Santri yang bertugas sebagai pembicara diharuskan membuat persiapan dan

mengkosultasikan kepada pembimbing. (B)

(3) Santri diharuskan berada di tempat muhadharah 15 menit sebelum acara dimulai.

(A)

(4) Santri dilarang meninggalkan muhadharah sebelum acara selesai. (A)

(5) Santri yang tidak mengikuti muhadharah harus mendapatkan surat ijin

sebelumnya dari bagian pendidikan. (B)

Pasal 11

Page 51: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Tanmiyatul Lughah

(1) Santri diharuskan berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar. (A)

(2) Santri diharuskan berbahasa Arab dan Inggris pada waktu yang telah ditentukan.

(A)

Pasal 12

Kursus dan Qiro’atul Kutub

(1) Santri diharuskan mengikuti kursus-kursus yang telah dijadwalkan. (B)

(2) Santri diharuskan memakai seragam resmi sekolah pada saat mengikuti kursus.

(B)

(3) Santri dilarang mengadakan kegiatan lain pada jam kursus tanpa seijin Pimpinan

Madrasah. (B)

(4) Santri diharuskan mengikuti kegiatan Belajar Kitab sesuai waktu yang telah

dijadwalkan. (B)

BAB VI

KEBERSIHAN, KEINDAHAN, KESEHATAN DAN OLAH RAGA

Pasal 13

Kebersihan dan Keindahan

(1) Santri diharuskan menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan Pondok. (A)

Page 52: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

(2) Santri diharuskan menjemur pakaian di tempat yang telah disediakan dengan

tertib. (A)

(3) Santri dilarang menulis, corat-coret pada tempat tidur, almari, pintu, tembok,

meja, bangku dan lain-lain. (B)

(4) Santri dilarang mengganggu tanaman dan memetik buah-buahan di lingkungan

Pondok. (B)

Pasal 14

Kesehatan dan Olahraga

(1) Santri diharuskan meletakkan pakaian kotor dan handuk pada tempatnya. (A)

(2) Santri dilarang berkuku panjang, dan memberi pewarna. (B)

(3) Santri bila merasa kesehatan terganggu segera memeriksakan diri ke Dokter. (A)

(4) Santri diharuskan menjaga dan merawat serta memelihara perlengkapan olahraga.

(B)

(5) Santri dilarang berolahraga tidak pada tempat dan waktu yang ditentukan. (B)

(6) Santri diharuskan mengikuti kegiatan olahraga yang diadakan oleh organisasi

pelajar. (B)

(7) Santri diharuskan berolahraga dengan berpakaian rapih dan sopan. (A)

(8) Santri dilarang mengikuti kegiatan olahraga di luar lingkungan Pondok. (C)

BAB VII

KEAMANAN DAN KETERTIBAN

Pasal 15

Keamanan dan ketertiban

(1) Santri diwajibkan:

Page 53: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

a. Keluar masuk Pondok melalui pintu yang ditentukan. (B)

b. Menunjukkan surat ijin dari pondok atau yang ditunjuk untuk itu, jika keluar

Pondok. (B)

c. Kembali tepat waktu sesuai dengan ijin. (B)

d. Ijin kepada Pimpinan Pondok, atau orang yang ditunjuk oleh Pimpinan

Pondok. (C)

(2) Santri diharuskan :

a. Ikut bertanggung jawab atas keamanan Pondok. (B)

b. Melaporkan hal-hal yang sepatutnya diduga dapat menimbulkan gangguan

keamanan. (B)

c. Melapor kepada bagian keamanan bila merasa kehilangan atau menemukan

barang milik orang lain. (B)

d. Membudayakan tertib dalam setiap pelayanan. (A)

(3) Santri dilarang:

a. Membocorkan atau memanfaatkan rahasia Pondok untuk kepentingan

pribadi, golongan maupun pihak lain. (C)

b. Menolak dan melawan perintah yang wajar dari pengurus organisasi pelajar,

pengasuh, pengajar dan Pimpinan Pondok. (C)

c. Menganiaya, menghina, mengancam kepada santri, karyawan, pengajar dan

Pimpinan Pondok baik berupa tulisan, isyarat, gerak-gerik maupun dengan

cara lain. (C)

Page 54: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

d. Menyalahgunakan barang, peralatan, uang, dokumen atau surat berharga

milik Pondok dan membawanya keluar dari lingkungan Pondok tanpa seijin

Pimpinan Pondok atau yang berwenang. (C)

e. Melakukan kegiatan sendiri maupun secara bersama-sama baik di dalam

maupun di luar Pondok dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan

atau pihak lain secara langsung atau tidak langsung merugikan Pondok. (B)

f. Melakukan tindak asusila di lingkungan Pondok yang bertentangan dengan

moral etika, agama, peraturan yang berlaku atau bertentangan dengan

kewajibannya.(C)

g. Membawa, memiliki, menyimpan, menggunakan barang-barang yang tidak

dibenarkan oleh Pondok. (B)

h. Membeli makanan, minuman yang sejenisnya di luar tempat yang telah

ditentukan. (B)

i. Mencucikan, menyetrikakan kepada karyawan Pondok tanpa seijin bagian

kesantrian. (B)

j. Bersuara keras dan membuat gaduh. (A)

k. Menjual dan memperdagangkan barang-barang berupa apa pun di dalam

Pondok, mengedarkan daftar sokongan, menempelkan atau mengedarkan

poster yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar tanpa

ijin pimpinan Pondok. (B)

l. Memberikan keterangan palsu di lingkungan Pondok. (B)

m. Mencuri, menipu, menggelapkan dan melakukan kejahatan lain yang

sejenisnya. (C)

Page 55: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

n. Menghilangkan buku penghubung. (C)

Pasal 16

Asrama

(1) Petugas piket harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan.(B)

(2) Santri dilarang pindah kamar tanpa ijin penanggung jawab Asrama. (B)

(3) Santri dilarang menggunakan peralatan listrik melebihi ketentuan Pondok. (B)

(4) Santri dilarang menerima tamu di dalam Asrama dan diharuskan melaporkan

kepada bagian keamanan jika ada tamu orang lain di dalam Asrama. (C)

Pasal 17

Masa libur

(1) Pada waktu libur, Santri dianjurkan dijemput oleh orangtua. (B)

(2) Santri dilarang mengadakan kegiatan bersama (temu akrab, tour) tanpa seijin

Pondok. (B)

BAB VIII

KEORGANISASIAN

Pasal 18

Organisasi Persatuan Pelajar Attaqwa Puteri

(PPAWATI)

(1) Santri diharuskan bersedia menjadi pengurus. (B)

(2) Santri diharuskan mengikuti segala kegiatan Organisasi pelajar. (B)

Page 56: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

(3) Santri dilarang mengikuti Organisasi di luar tanpa seijin Pondok. (C)

Pasal 19

Konsulat

(1) Santri diharuskan menjadi anggota Organisasi konsulatnya. (B)

(2) Setiap konsulat diharuskan mempunyai pembimbing. (A)

(3) Santri yang mendirikan konsulat baru harus seijin Pimpinan madrasah. (B)

(4) Setiap kegiatan konsulat harus seijin pimpinan Madrasah. (B)

(5) Konsulat dianjurkan membantu anggotanya dalam menyelesaikan Administrasi

pendidikan. (B)

BAB 1X

KEUANGAN

Pasal 20

Kewajiban Syahriyah

(1) Santri harus membayar uang Syahriyah dan keuangan yang lain tepat pada waktu

yang telah ditentukan. (B)

(2) Santri dilarang menyalahgunakan uang Syahriyah dalam bentuk apa pun. (B)

Pasal 21

Simpan Pinjam Uang

(1) Santri harus menabung uang pada petugas yang ditentukan pada Pondok. (B)

(2) Santri dilarang menyimpan uang tunai melebihi batas ketentuan Pondok. (B)

(3) Santri dilarang pinjam-meminjam uang baik di dalam maupun di luar Pondok. (B)

Page 57: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

BAB X

HAK MILIK

Pasal 22

Pinjam Meminjam Barang

(1) Santri diharuskan berlaku amanah atas hak milik orang lain dan hak milik

Pondok. (B)

(2) Santri diharuskan mengembalikan pinjaman sesuai dengan batas waktu yang

ditentukan, dan apabila rusak atau hilang harus mengganti. (B)

(3) Santri dilarang memakai milik hak orang lain tanpa seijin pemiliknya. (A)

(4) Santri dilarang pinjam-meminjam barang antara Santriawan dengan Santriwati

tanpa seijin keamanan. (B)

(5) Santri dilarang menggunakan barang-barang Pondok tanpa seijin pengurus

Pondok. (B)

(6) Santri dilarang tukar-menukar barang pakaian. (B)

BAB X1

SANKSI

Pasal 23

Mahkamah Ta’dib

(1) Anggota Dewan Ta’dib adalah dewan guru yang ditunjuk oleh Pimpinan

madrasah.

(2) Tugas Dewan Ta’dib yaitu memberikan nasihat kepada Santri yang melanggar

peraturan serius atau sering melanggar pelaturan berat.

(3) Apabila dipandang berat bentuk pelanggaran maka Mahkamah Ta’dib:

Page 58: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

a. Dapat memanggil orangtua atas ijin Pimpinan Madrasah.

b. Dapat memberikan saran kepada Pimpinan Madrasah untuk menghukum

Santri dikeluarkan dari Pondok.

Pasal 24

Sanksi / Hukuman

(1) Hukuman Ringan (A)

a. Paraf oleh Pengurus pada buku pelanggaran.

b. Hukuman langsung sesuai dengan situasi dan kondisi.

c. Mendapat point 3

(2) Hukuman Sedang (B)

a. Paraf oleh Pengurus pada buku pelanggaran.

b. Menghafal surah Al-Qur’an yang telah ditentukan.

c. Shaum selama tiga hari.

d. Kerja bakti selama tiga hari.

e. Pemberitahuan pada orangtua.

f. Mendapat poin 6

(3) Hukuman Berat (C)

a. Paraf oleh Pengurus pada buku pelanggaran.

b. Sumpah di waktu apel.

c. Puasa selama satu minggu.

Page 59: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

d. Shalat malam selama satu minggu.

e. Menghafal suroh Al-Qur’an.

f. Memakai jilbab selama satu minggu.

g. Kerja bakti selama satu minggu.

h. Panggilan orangtua.

(4) Akumulatif

Akumulatif nilai Pelanggaran dalam satu semester :

a. Jika Santri hanya mencapai skor nilai 81-99 atau lebih : Santri dikembalikan

pada orangtua (dikeluarkan)

b. Jika mencapai 71-80 : Santri dinyatakan berkelakuan kurang.

c. Jika mencapai 21-70 : Santri dinyatakan berkelakuan cukup.

d. Jika mencapai 16-20 : Santri dinyatakan berkelakuan baik.

e. Jika mencapai 0-15 : Santri dinyatakan berkelakuan baik sekali.

Page 60: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Ali, Sebuah kajian singkat tentang transformasi peran dan otoritas. (Bekasi,

Tahun 1996), Cet.1

Arifin, Abd Rahman, Kerangka-kerangka Pokok-pokok Manajemen umum. (Jakarta,

Tahun 1973).

Dewan Redaksi Ensiklopedi, Ensiklopedi Islam. (Jakarta, Tahun 1994).

Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta,

Tahun 1997), Cet.9

D.F.M. Smithj, Prinsif-prinsif Manajemen. (Jakarta, Tahun 1998).

Dhofier, Jamakhsyari, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai.

(Jakarta, Tahun 1982), Cet.1

Effendi Ek, Mochtar, Manajemen suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam. (Jakarta,

Tahun 1986), Cet.1

Ensiklopedi, Nasional Indonesia. (Jakarta, Tahun 1991), Cet.1

Hadari, Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi non Profit bagi Pemerintahan.

(Yogyakarta, Tahun 1996).

Hamzah, Ya’kub, Menuju Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan. (Bandung,

Tahun 1984), Cet. 2

Hani, Handoko, T, Manajemen. (Yogyakarta, Tahun 1984), Cet.11

Hasan Saud, Manajemen, Pokok-pokok pengertian dan Soal Jawab. (Yogyakarta, Tahun

1990), Cet.1

H.M, Arifin, Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam. (Jakarta, Tahun 1996).

Page 61: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

H.M, Sya`duddin M, Catatan ringkas proses Berdiri dan Berkembangnya Yayasan

Pembangunan Pemeliharaan, dan Pertolongan Islam. (Bekasi, Tahun 2006),

Cet.1

Juhawir, Tantowi, Unsur-unsur Manajemen menurut Al-Qur`an. (Jakarta, Tahun 1983).

Lubis, Ridwan, Muhammad, Pemikiran Soekarno Tentang Islam. (Jakarta, Tahun 1992).

Manullang, M, Dasar-dasar Manajemen. (Jakarta, Tahun 1996).

Manfred, Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial. (Jakarta, Tahun 1986), Cet.1

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. (Jakarta, Tahun 1994).

Ma`shum, Syaifullah, (ed) dinamika Pesantren : Tela`ah Kritis Keberadaan Pesantren

Saat ini. (Jakarta, Tahun 1998), Cet.1

Muchtarom Zaini, Dasar-dasar Manajemen Dakwah. (Yogyakarta, Tahun 1996), Cet.1

Munhanif, Herry, Dunia Pesantren Attaqwa. (Bekasi, Tahun 2005), Cet.1

M.A, Ghozali, Bahri M, Pesantren Berwawasan Lingkungan. (Jakarta, Tahun 1996).

M.Z, Rahmat, A.A, Manajemen Suatu Pengantar. (Bandung, Tahun 1986).

Noer, M. Amin, Sejarah Ringkas Yayasan Attaqwa. (Bekasi, Tahun 1996), Cet.1

R. Gilbert, Daniel, R. Edward Freeman, James A. F. Stoner, Manajemen. (Jakarta, Tahun

1996), Cet. 1

Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. (Jakarta, Tahun 1991), Cet.8

Sekretariat Yayasan Attaqwa, Rekapitulasi Global lembaga-lembaga di bawah Yayasan

Attaqwa Pusat. (Bekasi, Tahun 1996), Cet.1

Soekarno, Handayaningrat, Ilmu Administrasi dan Manajemen. (Jakarta, Tahun 1983),

Cet. 4

Soekarno, Dasar-dasar Manajemen. (Jakarta, Tahun 1986), Cet. 15

Page 62: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

Sondang, Siagian P, Fungsi-fungsi Manajemen. (Jakarta, Tahun 1992).

Sp Malayu, Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. (Jakarta, Cet. 4,

Tahun 2005).

Suparto, M, Administrasi Perencanaan Pembangunan Nasional. (Jakarta, Tahun 1982).

Suprianto jhon, Julitiarsa Djati, Manajemen umum sebuah pengantar. (Yogyakarta,

Tahun 1988), Cet.1

Steenbrink, A. Karel, Pesantren Madrasah Sekolah. (Jakarta, Tahun 1986), Cet.1

Syamsi, Ibnu, Pokok-pokok Organisasi Manajemen. (Yogyakarta, Tahun 1998).

Syakur, Fatah, Kemandirian Pesantren Studi Kelembagaan dan Proses Penididikannya.

(Semarang : edisi 3, 1999).

Tanzil, dan Panglaykin, Manajemen Suatu Pengantar. (Jakarta, Tahun 1999), Cet.15

Widjaya A.W, Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen. (Jakarta, Tahun 1987).

William, Keheslay, kamus lengkap praktis Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris.

(Surabaya, Tahun 1992).

Wursanto, Pokok-pokok Perencanaan. (Yogyakarta, Tahun 1987), Cet.1

Page 63: MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43. 1 ditempatkan pada posisi yang

STRUKTUR ORGANISASI PERSATUAN PELAJAR ATTAQWA PUTRI ( PPAWATI )

PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRI UJUNG HARAPAN BEKASI

iv

v

YAYASAN ATTAQWA PUSAT

PERGURUAN ATTAQWA

WAKIL PIMPINAN PONDOK PESANTREN

Direktris Tsanawiyah

Pudir Ta’mir Masjid

PIMPINAN PONDOK PESANTREN

Pudir Kesantrian

Direktris Aliyah

Pudir BP/BK

Ketua Umum

Ketua Dua Ketua Satu

Sekertaris Dewan Redaktur Kabag. PendidikanRobi’atul Alawiyah

Kabag. Tanmiyatul Lukoh Wirda Khodijah

Bendahara

Kabag. Informasi Kabag. Kesenian Kabag. Peribadatan Kabag. Keamanan Kabag. Kesejahteraan

Kabag.Keterampilan Kabag.Olahraga Kabag.Intelektual Kabag.Kesehatan

Kabag. Pelestarian Kabag. Perpustakaan Kabag. Penerima Tamu

Ustdz. Hj. Ulfah Noer, S, Ag

Ustdz. Hj. Noer Inayah, LC Ustdz. Hj. Abidah Noer, LC

Ustdz. Hj. Shalihah Noer, BA

Ummu Atiyah Ma’ar

Safinatun Naja, S, Pd Nursaidah Sarwanih, S.Sos

Maimanah Mukhtar Minnatillah Syatibi

Uswatun Baroroh ST. Khumaidah Irhamna Amsir Robi’atul Adawiyah Wirda Khodijah

Ida Farida Tuti Alawiyah Kunainah

Hayatun Nufus Ati Nurli. N

Ummi Sa’adah Susi Susanti

Hesti Widiana Hj. Faizah

Ustdz. Hj. Atiqoh Noer Alie, MA

Ustdz. Sa’adatul Mukriah, S.Sos