MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian...
Transcript of MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA … › dspace › bitstream › 123456789...: Jurnal Penelitian...
MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRI UJUNGHARAPAN BAHAGIA BEKASI
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar S1
Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh : SITI BADRIYAH
NIM : 103053028766
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2008
MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRI
UJUNGHARAPAN BAHAGIA BEKASI
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar S1 Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh : SITI BADRIYAH
NIM : 103053028766
Di Bawah Bimbingan
Drs. Muhammad Sungaidi, MA Nip.150.282.640
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2008
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang bejudul “ MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRI UJUNG HARAPAN BEKASI “ Telah diajukan dalam sidang munaqasyah fakultas dakwah dan komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Juni 2008.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjan program strata 1 (S1) pada jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Juni 2008
SIDANG MUNAQASYAH
Anggota
Ketua
Drs. Study Rizal LK, MA Nip.150262876
Sekretaris
Drs. Cecep Castrawijaya, MA Nip.150287029
Penguji I
Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA Nip.150270815
Penguji II
Dr. H.M.Idris Abd. Shomad, MA Nip.150311326
Pembimbing
Drs. Muhammad Sungaidi, MA Nip.150282640
ABSTRAK
Pondok Pesantren Attaqwa Putri sebagai pusat kegiatan Islam di kota Bekasi Ujungharapan, telah banyak memberikan manfaat terutama merealisasikan dan mengembangkan ajaran agama Islam. Pondok Pesantren Attaqwa Putri ini terletak di desa Ujungharapan Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat yang di Pimpin oleh KH. Noer Ali.
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan yang membantu santri untuk mandiri melalui prinsip keteladanan, motivasi dan bimbingan lembaga pendidikan. Pondok Pesantren dalam segala kegiatannya memiliki nilai yang sangat baik yang menopang berhasilnya suatu kegiatan pendidikan sehingga bisa dinyatakan sesungguhnya sistem pendidikan Pondok Pesantren terletak pada posisi dan nilai-nilai tersebut yaitu proses pendidikan yang mengarahkan pada pembentukan kekuatan jiwa, mental maupun rohaniah yang sangat berharga bagi para santri untuk menjadikan kader-kader ummat yang bergerak dalam berbagai bidang kehidupan.
Pendidikan di Pondok Pesantren juga diterapkan nilai-nilai yang baik sehingga mampu menjadikan santri-santrinya sebagai santri yang teladan, Membentuk insan shaleh dan shalihah yang mampu menegakkan ajaran agama Islam dalam aspek kehidupannya, insan yang berzikir dan berfikir serta membentuk muslimah yang cerdas, benar, trampil dan berdisiplin sesuai dengan ajaran Islam.
Keberadaan Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi yang mana program manajemen pendidikan Pondok Pesantren Attaqwa sudah dapat dikatakan berjalan walaupun masih ada sedikit kekurangan.
Berangkat dari latar belakang kelahiran Historis dan tujuan didirikannya Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi tak lepas dari peranan manajemen yang terdiri dari beberapa fungsi-fungsinya antara lain perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
Setelah itu, wacana akan membangun Pondok Pesantren Attaqwa Putri untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan agama Islam di desa Ujungharapan mengingat di Ujungharapan belum ada pendidikan tingkat lanjut bagi anak-anak daerah Bekasi.
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat dan karunia Allah S.W.T. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar S1 Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) jurusan
manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini yang berjudul “ Manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri
Ujungharapan Bahagia Bekasi “ isinya masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis
mengharapkan saran, kritikan dan perbaikan dari pada pembaca demi penyempurnaan.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis banyak hambatan dan kesulitan
dikarenakan keterbatasan ilmu yang dimiliki akan tetapi berkat bantuan dan dorongan
dari semua pihak akhirnya penulis dapat pula menyelesaikan. Untuk itu seyogianya
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Murodi, MA Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
3. Drs. Hasanuddin, MA Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.
4. Drs. Cecep Castra Wijaya, MA Sekretaris jurusan Manajemen Dakwah.
5. Dra. Hj. Elidar Husein, MA Dosen Penasehat Akademik.
6. Drs. Muhammad Sungaidi, MA Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya guna memberikan nasehat-nasehat, pengarahan dan petunjuk yang amat
berguna bagi penulis.
7. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak memberikan
ilmunya pada penulis, sehingga penulis sadar betul bahwa masih banyak hal yang
harus diperjuangkan dan dikembangkan dalam hidup ini.
i
ii
8. Seluruh staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Seluruh staf badan pengelola Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bekasi
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan
meluangkan waktunya untuk memberikan data-data serta membantu dalam
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Kedua orang tua yang telah mendoakan, memberikan semangat yang begitu besar
serta dukungannya baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
11. Muhammad Nur Samsudin, Suami Tercinta yang telah memberikan waktu dan
motivasinya, yang selalu ada di saat suka maupun duka, serta memberikan
inspirasinya untuk menulis skripsi ini.
12. Sahabat-sahabat ku terutama Linda Nurul Huda, Putri Lestari, Umi Kulsum, Tuti
Yulianti, Abdul Basit, Muhammad Yusuf, Marhali, yang telah memberikan semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Semua teman-teman KKN yang di Garut yang tak dapat disebutkan satu persatu yang
telah kita lewati bersama selama KKN suka maupun duka.
14. Semua teman-teman seangkatan dan seperjuangan jurusan Manajemen Dakwah, yang
tidak pernah penulis lupakan selama empat tahun kita menempuh pendidikan
bersama.
Akhirnya, penulis berharap semoga doa yang telah diberikan mendapatkan balasan
yang berlipat ganda dari Allah S.W.T. penulis berharap semoga skripsi ini dapat
iii
bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi segenap keluarga besar jurusan
Manajemen Dakwah pada khususnya.
Jakarta, Juni 2008 M
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ .. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 6
D. Metode Penelitian ....................................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan ....................................................................
BAB II. TINJAUAN TEORITIS TENTANG MANAJEMEN PONDOK
PESANTREN
A. Pengertian Manajemen ................................................................ 9
B. Unsur-unsur Manajemen ............................................................. 12
C. Fungsi-fungsi Manajemen ........................................................... 14
D. Pengertian Pondok Pesantren ...................................................... 22
E. Tujuan dan Fungsi Pesantren ...................................................... 25
BAB III. GAMBARAN UMUM TENTANG PONDOK PESANTREN
ATTAQWA PUTRI UJUNGHARAPAN BAHAGIA BEKASI
A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Attaqwa Putri
Ujungharapan Bahagia Bekasi .................................................... 21
vi
B. Visi dan Misi, Motto dan Tujuan Pondok Pesantren
Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi ............................. 25
C. Keadaan Santri Dan Pelajar ....................................................... 31
D. Struktur Organisasi ..................................................................... 35
BAB IV. ANALISIS MANAJEMEN PONDOK PESANTREN ATTAQWA
PUTRI UJUNGHARAPAN BAHAGIA BEKASI
B. Manajemen Pendidikan Bagi Pondok Pesantren Attaqwa ......... 36
C. Perkembangan Bagi Pondok Pesantren Attaqwa ........................ 38
D. Metode Manajemen Pendidikan Yang Diterapkan di Pondok Pesantren
Attaqwa .............................................................................................. 40
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pondok
Pesantren Attaqwa ...................................................................... 42
F. Kelebihan dan Kelemahan Pondok Pesantren .......................... 43
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 44
B. Saran ........................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Pondok Pesantren merupakan lembaga yang tidak hanya dipandang sebagai lembaga
pendidikan, namun juga dapat dipahami sebagai lembaga dakwah yang cukup
mempunyai andil dan saham besar didalam melakukan dakwah Islamiyah di Indonesia.
Lembaga Pondok Pesantren ini kebanyakan berada di daerah pedesaan, terutama dipulau
Jawa, namun dalam perkembangan dewasa ini Pondok Pesantren sudah banyak berdiri di
kota-kota dan seluruh pelosok Nusantara.
Keberadaan Pondok Pesantren dan masyarakat merupakan dua sisi mata uang yang
tidak dapat dipisahkan, karena keduanya. Sebagian besar Pesantren berkembang dari
adanya dukungan masyarakat.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Pesantren merupakan salah satu elemen
penting dalam peta perkembangan Islam di Indonesia. Pesantren tidak hanya menjadi
benteng keberadaan Islam, melainkan juga menjadi medium pengembangan Islam.1
Pada masa penjajahan misalnya, Pesantren tampil dalam bentuk penentangannya yang
gigih terhadap penetrasi kolonial di Indonesia. Namun dalam perkembangannya
Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berusia tua, terkadang disanjung dan
1 Fatah Syakur, Kemandirian Pesantren Studi Kelembagaan dan Proses Pendidikannya, (Semarang
: Jurnal Penelitian Wali Songo ISSN 0852-7172, 1999), Edisi 3, h.43.
1
ditempatkan pada posisi yang tinggi, tetapi pada saat yang sama ia terus menerus dikritik
dan peranan yang dibebankan dipundaknya selalu dipertanyakan.2
Seiring dengan bergeraknya waktu, perubahan setting-cultural maupun historis, maka
dunia Pesantren juga mengalami perubahan sosial yang sedemikian cepatnya. Jika
Pesantren ingin tetap eksis dan berjaya ditengah perkembangan dunia, maka harus
melakukan pembenahan diri dan pengelolaan secara modern dan prospesional agar dapat
menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas, menguasai studi keilmuan agama dengan
baik dan didukung dengan pengusaan pengetahuan di bidang umum.
Dengan banyak munculnya institusi pendidikan baru, baik yang berlabelkan agama
maupun lembaga pendidikan umum, yang ternyata pada beberapa bagian telah berhasil
mengambil alih peran yang selama ini dilakukan oleh Pesantren. Bahkan dalam
perkembangannya orang sering membanding-bandingkan efektifitas Pesantren dalam
melahirkan “Orang“ dengan lembaga pendidikan yang munculnya belakangan.
Hal seperti ini harus segera diantisipasi setiap lembaga pendidikan Pesantren, untuk
selalu mengembangkan dan menemukan metode-metode baru dalam rangka
meningkatkan produktifitas kerja yang ada. Upaya seperti ini mulai diterapkan bagi
Pesantren yang menganut sistem modern dimulai dari pengembangan aplikasi
manajemen sampai pada aplikasi teknologi. Pesantren merupakan organisasi yang
bertujuan untuk mendidik dan menciptakan manusia-manusia pembangunan yang
berpengetahuan luas dan berkeseimbangan antara urusan dunia dan akhirat.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tenaga-tenaga guru yang dapat
menyelenggarakan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan segala aspeknya.
2 Syaifullah Ma’shum, (ed), Dinamika Pesantren : Tela’ah Kritis keberadaan Pesantren Saat Ini,
(Jakarta : Yayasan Islam Al-Hamidiyah, & Yayasan Syaifudin Zuhri,1998), Cet. Ke-1. h.1.
Mengatur guru tersebut agar dapat bekerja selaras dengan tujuan Pesantren tidaklah
mudah, dan kebijakkan dalam pengelolaan guru haruslah ditunjang dengan sistem
informasi yang mantap. Salah satu informasi yang diperlukan adalah aspek manajerial
dalam mengelola/ memanaj Pondok Pesantren tersebut.
Semangat dan kegairahan yang tinggi bagi para guru dan pembina Pesantren pada
hakekatnya adalah merupakan perwujudan dari moral yang tinggi, disamping untuk
mengamalkan segenap ilmu yang ada juga sebagai usaha untuk mencari keridhoan Allah
semata-mata. Namun tak jarang disaksikan bagaimana loyalitas kerja yang rendah
melahirkan semangat dan kegairahan kerja yang menurun, sehingga hal ini berdampak
pada merosotnya tingkat efektifitas dan efisiensi kerja.
Banyak orang beranggapan, bahwa manajemen hanya diperlakukan dalam lapangan
diluar perusahaan manajemen tidak diperlukan, pendapat tersebut untuk saat ini sudah
tidak relevan lagi, sebab pada kelanjutannya orang sudah menyadari pentingnya
manajemen dalam setiap lapangan termasuk Pondok Pesantren. Bahkan dalam organisasi
apapun, manajemen sangatlah penting untuk diterapkan.
Para pengelola atau pimpinan Pondok Pesantren memerlukan keterampilan
metodelogis untuk memahami penerapan fungsi-fungsi manajemen, sehingga akan
menghasilkan kemajuan Pondok Pesantren sesuai yang diharapkan. Manajemen juga
sangat berpengaruh terhadap kemajuan atau keberhasilan sebuah Pondok Pesantren. Oleh
karena itu agar terwujudnya suatu Pondok Pesantren yang terkoordinir dan dalam
pelaksanaannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka diperlukan penerapan
dari fungsi-fungsi manajemen.
Pelaksanaan dari pada kegiatan ini tentunya bermula melalui sebuah sistem
pengajaran dan pendidikan yang harus diajarkan kepada kita sebagai umatnya dan
kemudian di terapkan dalam kehidupan.
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan yang membantu santri untuk mandiri
melalui prinsip Keteladanan, Motivasi dan bimbingan lembaga pendidikan. Pondok
Pesantren dalam segala kegiatannya memiliki nilai yang sangat baik yang menopang
berhasilnya suatu kegiatan pendidikan sehingga dinyatakan sesungguhnya sistem
pendidikan Pondok Pesantren terletak pada posisi dan nilai-nilai tersebut yaitu proses
pendidikan yang mengarahkan pada pembentukan kekuatan Jiwa, Mental maupun
Rohaniah yang sangat berharga bagi para santri untuk menjadi kader-kader ummat yang
bergerak dalam berbagai bidang kehidupan.
Tujuan pendidikan dari Pondok Pesantren seperti penjelasan diatas, juga diterapkan
pada Pondok Pesantren Attaqwa Ujungharapan Bahagia Bekasi.Berbagai aktifitas yang
diterapkan di Pondok Pesantren ini juga memiliki nilai-nilai yang baik sehingga mampu
menjadikan santrinya sebagai santri yang teladan. Sebagai Pesantren yang sudah lama
berdiri, Pesantren ini dari tahun ketahun perjalanannya selalu menciptakan generasi-
generasi unggul melalui penerapan pendidikannya maupun dakwahnya. Di mana
Pesantren ini dalam sebuah kegiatannya mengajarkan dan mendidik santri-santrinya
untuk bisa menjadi seorang muballighah yang berkualitas, contohnya seperti alumni
Attaqwa yang pernah mengikuti audisi dakwah TPI yang bernama Dani, alhamdulillah
berhasil masuk final dengan berkat hasil pendidikan dakwahnya di Pondok Pesantren
Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi. Oleh karena itu agar terwujudnya suatu
Pondok Pesantren yang terkoodinir dan dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan
efektif dan efisien, maka diperlukan penerapan dari fungsi-fungsi manajemen.
Melihat fenomena yang ada maka terlintas pada diri peneliti akan keberadaan suatu
Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi. Yang mana program
manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi sudah dapat
dikatakan berjalan walaupun masih ada sedikit kekurangan. Namun dengan demikian
nilai tambah berhasil dakwahnya apabila dilakukan oleh tenaga-tenaga profesional yang
memiliki manajerial yang handal. Yang pada akhirnya diharapkan bakal terbentuk
Pondok Pesantren yang berkembang. Berangkat dari dasar penulisan tersebut penulis
memilih judul “ Manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia
Bekasi ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.
Untuk lebih memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam pembatasan
skripsi ini, penulis membatasi permasalahan yaitu “Manajemen Pondok Pesantren
Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi“.
Adapun permasalah yang akan dibahas dalam skripsi ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana manajemen Pendidikan Pondok Pesantren Attaqwa Putri
Ujungharapan Bahagia Bekasi ?
2. Metode manajemen Pendidikan apa yang diterapkan dalam manajemen Pondok
Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen Pendidikan Pondok Pesantren
Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi.
b. Untuk mengetahui metode manajemen Pendidikan apa yang diterapkan
dalam manajeman Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia
Bekasi.
2. Manfaat penelitian yang penulis lakukan adalah :
a. Segi Akademis.
Dalam Konteks akademis penelitian ini memberikan sumbangan
Khazanah keilmuan khususnya bagi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah
dan Komunikasi.
b. Segi Praktis.
Penelitian ini untuk memberikan sumbang saran kepada praktisi di
bidang kelembagaan agama khususnya di Pondok Pesantren Attaqwa Putri
Ujungharapan Bahagia Bekasi.
D. Metode Penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode penelititan kualitatif yang menghasilkan
data deskriptif analisis. Sedangkan di dalam penelitian lapangan ini, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data melalui :
1. Observasi.
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara penulis melakukan
pengamatan dan pencatatan langsung di Pondok Pesantren Attaqwa Putri dalam
rangka mencocokan data yang diperoleh dari wawancara. Dalam hal ini penulis
langsung mengamati.
2. Wawancara Mendalam.
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara penulis melakukan wawancara
tanya jawab secara lisan dan langsung bertatap muka agar diperoleh data yang
lebih akurat dengan pedoman wawancara.
3. Dokumentasi.
Yaitu penulis dengan mengumpulkan arsip, buku-buku, diktat dan informasi
yang berkaitan dengan objek pembahasan.
E. Tinjauan Pustaka.
Dalam Penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian lebih
lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang
penulis tempuh adalah mentelaah terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu
yang mempunyai judul yang sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud
pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti, sekarang
tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu.
Adapun setelah penulis melakukan suatu kajian telaah kepustakaan, penulis
akhinya tidak menemukan skripsi, makalah atau buku-buku dengan judul seperti
judul skripsi yang saya tulis ini. Oleh karena itu tidak ada bahan yang dapat saya
jadikan bahan bandingan dalam menulis skirpsi saya ini untuk mengetahui apakah
terjadi penulisan yang sama dengan orang lain.
F. Sistematika Penulisan.
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini secara sistematis penulisannya
dibagi dalam lima Bab, terdiri dari sub-sub Bab adapun sistematikanya sebagai
berikut :
Bab I : Pendahuluan.
Didalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Teoritis.
Pada bab ini dijelaskan tentang pengertian manajemen, unsur-unsur
manajemen, fungsi-fungsi manajemen, pengertian Pondok Pesantren, dan tujuan
maupun fungsi Pesantren.
Bab III : Gambaran Umum Tentang Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan
Bahagia Bekasi.
Pada bab ini dijelaskan tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren
Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi, visi, motto dan tujuan Pondok
Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi, keadaan santri dan
pelajar, struktur organisasi,
Bab IV : Analisis Manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia
Bekasi.
Bab empat ini menjelaskan analisis tentang manajemen pendidikan bagi
pondok pesantren attaqwa, perkembangan bagi Pondok Pesantren Attaqwa,
Metode Manajemen Pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Attaqwa,
dan faktor pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Attaqwa Putri
Ujungharapan Bahagia Bekasi.
Bab V : Penutup.
Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi, yang di dalamnya terdiri dari
kesimpulan dan saran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan.
Daftar Pustaka.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
TENTANG MANAJEMEN PONDOK PESANTREN
A. Pengertian Manajemen
Salah satu unsur yang sangat penting dan menunjang keberhasilan suatu Pondok
Pesantren atau instansi dalam kegiatan yang sudah disepakati bersama adalah
manajemen. Untuk mencapai sukses, maka tentulah diperlukan suatu komitmen kerja
sama yang baik dalam lembaga Pendidikan Pondok Pesantren serta kegiatan-kegiatan
yang di manaj dengan baik.
Manajemen menurut bahasa berasal dari kata to Manage yang berarti Mengurus,
Memimpin, atau Mengemudikan. Secara umum berarti mengelola.3 Mis management
(salah urus) harus dihindari, karena Mis management menimbulkan kerugian,pemborosan
bahkan tujuan tidak akan tercapai.4
Adapun pengertian Manajemen menurut M. Manulang terkandung pada tiga arti,
Yaitu : Pertama, Manajemen suatu proses. Kedua, Manajemen sebagai kolektifitas
Orang-orang yang melakukan aktifitas Manajemen. Ketiga, Manajemen sebagai suatu
seni (art) dan sebagai suatu ilmu.5
Manajemen secara terminologi mempunyai banyak pengertian yang berbeda dari para
ahli dan pakar manajemen, antara lain.
3 Keheslay. William, Kamus Lengkap Praktis Inggris- Indonesia, Indonesia-Inggris, (Surabaya :
Fajar Mulya, 1992), h. 125. 4 (Malayu S.p. Hasibuan, Manajemen dasar, Pengertian dan Masalah , (Jakarta : Bumi aksara,
2005), cet.ke-4, Ed. H.2. 5 M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1996), h.2.
10
Menurut George R. Jerry, Manajemen adalah proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan SDM.
Sedangkan menurut J. Panglaykin dan Hasil Tanzil dalam bukunya manajemen
suatu pengantar mengatakan bahwa : Manajemen adalah seni kemahiran untuk mencapai
hasil yang sebesar-besarnya dengan usaha yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh
kemakmuran dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya serta memberi serius pelayanan
yang baik kepada khalayak ramai.6
Agar suatu kegiatan tercapai dengan baik dan benar, maka diperlukan suatu
manajemen yang membantu dalam proses kelancaran serta melalui kerja sama dengan
orang lain yang mempunyai peran sangat penting sebagai salah satu unsur utama dalam
pelaksanaan suatu kegiatan sehingga tidak terjadi kekacauan dalam suatu kegiatan.
Dari penjelasan tentang pengertian manajemen diatas, maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Manajemen adalah sebagai ilmu Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan,
Pelaksanaan dan Pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam suatu organisasi.
2. Dalam pencapaian tujuan yang maksimal maka manajemen harus memanfaatkan
SDM yang berpotensi dikarenakan lebih efektif dan efisien.
3. Harus adanya bimbingan dalam bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang
maksimal.
4. Harus adanya kerja sama yang baik dalam mencapai tujuan.
6 Panglaykin dan Tanzil, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999), cet. Ke-
15 h.27
Dilihat secara garis besar bahwasanya manajemen merupakan suatu ilmu yang
mempelajari bagaimana cara mencapai suatu tujuan dan harus dibantu dengan
alat, tenaga, orang, ide dan sistem.
B. Unsur-Unsur Manajemen
Agar manajemen dapat mencapai tujuan yang sebaik-baiknya, sangatlah diperlukan
adanya sarana-sarana atau unsur-unsur manajemen. Tanpa adanya sarana-sarana yang
menjadi unsur-unsur manajemen, jangan diharapkan tujuan akan dapat tercapai.
Sarana-sarana atau unsur-unsur manajemen itu lebih dikenal dengan istilah “Enam M’
dalam manajemen, dengan kata lain, sarana tools atau manajemen untuk mencapai tujuan
adalah Man, Money, Material, Machines, Methods, and Market (Manusia, Uang, Bahan,
Mesin, Cara, dan Pasar), yang akan diperjelas secara rinci, sebagai berikut :
a. Man (manusia).
Para Pengelola atau Pimpinan Pondok merupakan sarana penting atau
sarana utama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. tanpa
adanya Pengelola atau Pimpinan Pondok tidak akan mungkin tujuan yang telah
ditetapkan tersebut dapat tercapai, karena para Pengelola atau Pimpinan Pondok
merupakan salah satu unsur dari manajemen Pondok yang akan menjalankan
fungsi manajemen dalam operasional sebuah Pondok Pesantren.
b. Money (Uang).
Untuk melaksanakan aktifitas di Pondok Pesantren Attaqwa sangat
memerlukan uang. Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedemikian
rupa agar tujuan yang dicapai dapat berhasil dengan baik. Kegagalan atau
ketidak lancaran proses manajemen sedikit banyak ditentukan oleh penghitungan
dalam menggunakan uang.
c. Material (Bahan).
Faktor ini sangat penting karena para pengelola Pondok Pesantren tidak
dapat melaksanakan tugasnya tanpa dukungan oleh kelengkapan alat, sehingga
dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh Pondok Pesantren tertentu pula
dipersiapkan bahan atau perlengkapan apa-apa yang dibutuhkan.
d. Machines (Mesin).
Peranan mesin dalam Zaman modern ini tidak akan diragukan lagi. Mesin
dapat membantu para pengelola Pondok Pesantren dalam pekerjaan,
mengefisienkan waktu bekerja untuk menghasilkan sesuatu sehingga dapat
mencapai keuntungan yang lebih baik.
e. Methods (Metode).
Cara Pengelola Pondok Pesantren melaksanakan suatu pekerjaan guna
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, Cara kerja pengelola
Pondok Pesantren atau metode yang tepat sangat menentukan kelancaran
jalannya roda manajemen Pondok Pesantren dalam suatu lembaga Pondok
Pesantren. yang ditata dengan baik, maka akan menghasilkan produk yang baik
pula sehingga tujuan tercapai dengan efektif dan efisien.
f. Market (Pasar).
Pondok Pesantren Attaqwa merupakan suatu lembaga pendidikan agama
Islam yang berada di daerah pedesaan. Untuk itu Pondok Pesantren Attaqwa
memasarkan untuk Penerimaan murid-murid baru guna memperdalam
Pendidikan ilmu agama Islam.
C. Fungsi-Fungsi Manajemen
Manajemen sebagai suatu usaha merencanakan, mengorganisir, mengarahkan,
mengkoordinir serta mengawasi sebuah kegiatan dalam suatu lembaga atau tujuan yang
maksimal, efektif dan efisien.
Dalam manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen, yang diambil dari teori
G.R.Terry, biasa disingkat dengan POAC, yaitu Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Penggerakan), dan Controlling (Pengawasan). Dengan
penjelasan sebagai berikut :
1. Planning (Perencanaan).
Perencanaan adalah menentukan program pekerjaan apa saja yang akan
dilaksanakan oleh para pengelola dan bagaimana cara melaksanakannya serta
kapan setiap pekerjaan itu harus diselesaikan.
2. Organizing (Pengorganisasian).
Pengorganisasian adalah membagi pekerjaan yang telah ditetapkan tersebut
kepada para pengelola atau pimpinan Pondok sehingga pekerjaan terbagi habis
kedalam unit-unit kerja. Pembagian pekerjaan ini disertai pendelegasian
kewenangan agar masing-masing melaksanakan tugasnya secara bertanggung
jawab. Untuk mengatur urutan jalannya arus pekerjaan perlu dibuat ketentuan-
ketentuan mengenai prosedur dan hubungan kerja antar unit.
3. Actuating (Penggerakan).
Penggerakan adalah upaya pengelola atau Pimpinan Pondok dalam
menggerakkan orang-orang untuk melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien
berdasarkan perencanaan dan pembagian tugas masing-masing. Untuk
menggerakkan orang-orang tersebut diperlukan tindakan komunikasi, memberikan
motivasi, memberikan perintah, memimpin pertemuan, dan meminta laporan
kepada masing-masing unit.
4. Controlling (Pengawasan).
Pengawasan dalam Pondok Pesantren Attaqwa Putri dilakukan agar aktifitas
manajemen Pendidikan Pondok berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Dan bila terjadi deviasi (Penyimpangan), maka pengelola atau
pimpinan Pondok segera memberikan peringatan atau meluruskan kembali
langkah-langkah yang telah dilakukan oleh anggota agar sesuai dengan apa yang
telah direncanakan.
D. Pengertian Pondok Pesantren
Pesantren dan santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti: Guru mengaji, sumber
lain mengatakan bahwa kata itu berasal dari bahasa India Shastri dari akar kata shastra,
yang berarti buku-buku suci, buku agama atau buku-buku tentang Ilmu pengetahuan.7
Pondok Pesantren adalah perpaduan dua kata yang dirangkaikan menjadi satu terdiri dari
kata Pondok dan Pesantren. Sampai saat ini masih ada perbedaan pendapat mengenai
asal-usul tentang Pondok Pesantren yaitu, ada yang mengatakan berasal dari India
(Hindu) dan ada pula yang mengatakan berasal dari Arab. Mastuhu juga mendefinisikan
7 Muhammad Ridwan Lubis, Pemikiran Soekarno Tentang Islam, (Jakarta : C.V. Mas Agung,
1992), h.23
Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekan pentingnya moral
keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.8
Adapun yang mengatakan bahwasannya Pesantren dari India adalah Soegarda
Poerbakawatja yang menjelaskan bahwa adanya persamaan dalam penyerahan tanah oleh
negara bagi kepentingan agama yang terdapat pada tradisi Hindu. Adanya persamaan
ditemukan sistem pendidikan Hindu dengan Pesantren, yaitu guru tidak mendapatkan
gaji, letak Pesantren diluar kota dan seluruh sistem pendidikan bersifat agama.9
Menurut Karel A.Steenbrink istilah Pondok mungkin berasal dari bahasa Arab,
Funduq yang berarti “Pesanggrahan atau penginapan bagi orang-orang yang
berpergian.”10
Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier istilah Pondok barangkali berasal dari
pengertian”asrama-asrama para santri yang disebut Pondok atau tempat tinggal yang
dibuat dari”bambu” atau barangkali berasal dari kata Arab, Funduq, yang berarti “Hotel
atau asrama”.11
Istilah Pondok dalam kamus bahasa Indonesia adalah “Rumah untuk sementara
waktu, seperti didirikan di ladang, di hutan, dikatakan Pondok adalah Rumah yang
kurang baik biasanya berdinding bilik atau dikatakan Pondok adalah Madrasah dan
asrama tempat mengaji, belajar Agama Islam”.12
8 Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS, 1994), h.6 9 Karel. A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah, (Jakarta : LP3ES, 1986),Cet. ke-1, h.21. 10 Ibid, h.22 11 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan hidup Kyai, (Jakarta :
LP3ES, 1982), cet. Ke-1, h.18 12 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Amani), h.321
Sedangkan menurut Manfred Ziemek Pesantren adalah gabungan kata “Sant
(Manusia Baik)“dihubungkan dengan suku kata “tra (Suka Menolong)“, sehingga kata
Pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.13
Istilah Pesantren dalam kamus bahasa Indonesia adalah “Asrama dan tempat murid-
murid para santri belajar mengaji“.14
Kata Pesantren berasal dari Pe-santri-an, yang berasal dari akar kata “Santri“ yang
mendapat awalan pe-dan akhiran-an. Kata santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti
guru mengaji, Sumber Lain mengatakan bahwa kata itu berasal dari bahasa shastri dari
akar kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku-buku tentang
ilmu pengetahuan.15
Dari keterangan diatas dapat dirumuskan bahwa pengertian Pesantren adalah tempat
orang-orang atau para pemuda menginap (Bertempat tinggal) yang dibarengi dengan
suatu kegiatan untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran Islam.16 Secara garis besar Pondok Pesantren adalah lembaga atau
tempat pendidikan dan pengajaran agama Islam yang mempunyai tujuan untuk
melestarikan dan mengembangkan ajaran Islam.
Pesantren tetap berpegang pada prinsip awalnya, tidak mudah terpengaruh terhadap
perjalanan arus budaya. Hal inilah yang menyebabkan Pesantren tetap eksis di dalam
perjalanannya. Bahkan karena menyadari arus yang deras itulah’ yang menyebabkan
13 Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, (Jakarata : P3M, 1986), Cet. ke-1,h.99. 14 Muhammad Ali, Ibid, h.310. 15 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT Ikhtiar Baru Van Heave,
1994), h.99. 16 Ensiklopedi Nasioanal Indonesia, (Jakarta ; PT Cipta Adi Pustaka, 1991), Jilid 1, h.181.
pihak luar justru melihat “keunikan” dari Pesantren sebagai wilayah sosial yang netral,
yang mempunyai kekuatan pesistensi terhadap arus globalisasi.17
Pondok Pesantren bukan hanya lembaga yang mengajarkan agama Islam, tetapi juga
sebagai salah satu pilar penopang terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Dari segi
sejarah Pondok Pesantren tidak hanya memiliki makna keislaman tetapi juga keaslian
(indegeneos) bangsa Indonesia.18
E. Tujuan dan Fungsi Pesantren
Tujuan Pesantren pada dasarnya adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang
mengajarkan banyak tentang ilmu-ilmu agama yang bertujuan membentuk manusia
bertaqwa, mampu untuk hidup mandiri, ikhlas dalam melakukan suatu perbuatan,
berijtihad membela kebenaran Islam. Selain itu juga tujuannya didirikan Pondok
Pesantren pada dasarnya terbagi dua hal :
1. Tujuan khusus, yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam
ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya
dalam masyarakat.
2. Tujuan umum, yaitu membimbing anak didik untuk menjadi manusia
berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi muballigh
Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.19
Fungsi Pesantren.
17 M. Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta : CV. Prasasti, 1996), h.9 18 Ali Anwar, Sebuah Kajian Singkat Tentang Transformasi Peran Dan Otoritas,(Bekasi Pahlawan
Nasional), h.5 19 HM. Arifin dan Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (PT. Raja Grafindo Perkasa: 1996),
h.44.
Pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga berfungsi sebagai
lembaga sosial dan penyiaran agama.
Lembaga pendidikan, Pesantren menyelenggarakan pendidikan formal (Madrasah,
Sekolah Umum, dan Perguruan Tinggi) dan pendidikan non formal yang secara khusus
mengajarkan agama yang sangat kuat yang dipengaruhi oleh pikiran-pikiran ulama,
Fiqih, Hadits, Tafsir, Tauhid dan Tasawuf, bahasa Arab (Nahu, Syaraf, Balaghah, dan
Tajwid), Mantik dan Akhlak.
Sebagai lembaga sosial, Pesantren menampung anak dari segala lapisan masyarakat
muslim, tanpa membeda-bedakan tingkat sosial ekonomi orangtuanya.
Sebagai lembaga penyiaran agama masjid Pesantren juga berfungsi sebagai masjid
umum, yaitu sebagai tempat belajar agama dan ibadah bagi masyarakat umum. Masjid
pesantren sering dipakai untuk menyelenggarakan majlis ta’lim (pengajian), diskusi-
diskusi keagaman dan sebagainya, oleh masyarakat umum.
Sehubungan dengan ketiga fungsi Pesantren tersebut, maka Pesantren memiliki
tingkat integrasi yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya, dan menjadi rujukan moral
bagi masyarakat umum, terutama pada kehidupan moral keagamaan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. MANAJEMEN BAGI PONDOK PESANTREN
Pesantren pada umumnya, memiliki kesamaan dalam cita-cita membangun
manajemen Pendidikan Pondok yang maju pesat dalam perkembangan Pondok
Pesantren yang berkualitas. Seperti halnya Pondok Pesantren Attaqwa yang berusaha
memajukan Pondok dalam mengelola Pondok Pesantren sehingga Pesantren Attaqwa
berkembang dengan baik. Di Pesantren ini beraneka ragam aktifitas ditawarkan, Baik
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Kesemuanya itu untuk menunjang agar
kemampuan intelektual santri tetap terarah seperti yang diharapkan dalam Visi dan
Misi Pondok Pesantren Attaqwa.
Sistem pengajaran yang di pakai pada Pondok Pesantren Attaqwa ada dua sistem
yaitu sistem Formal dan Informal. Sistem Formal adalah sistem pengajaran yang
merujuk pada kurikulum departemen agama dan departemen pendidikan nasional
untuk Pesantren modern dan kurikulum pada Pesantren itu sendiri, sistem Formal
diterapkan untuk pendidikan formal para santri yang dilakukan didalam kelas.
Sedangkan sistem Informal tidak mempunyai kurikulum yang tetap dan sifatnya
Independen. Hal ini terbentuk pada kreatifitas Pesantren itu sendiri
Keberhasilan Pondok Pesantren Attaqwa Putri dalam manajemen Pondok
Pesantren Attaqwa dalam mengemban misi, tugas pokok dan fungsinya sangat
tergantung pada ketepatan manajemennya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
36
manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri adalah Perencanaan, Pengorganisasian,
Penggerakan dan Pengawasan yang sudah terorganisir dengan baik.
Pondok Pesantren Attaqwa Putri Perencanaannya dalam manajemen Pondok
Pesantren Attaqwa Putri adalah menentukan program pekerjaan apa saja yang akan
dilaksanakan oleh para pengelola dan bagaimana cara melaksanakannya serta kapan
setiap pekerjaan itu harus diselesaikan, setiap pengelola diharuskan untuk
mengeluarkan ide-ide atau sesuatu hal yang baru.
Pada intinya manajemen yang dipakai Pondok Pesantren Attaqwa Putri terletak
pada ketepatan manajemen pendidikan, dimana manajemen Pondok Pesantren
Attaqwa Putri sampai saat ini sudah berjalan dengan baik dan maju pesat, dengan
nilai tambah dakwahnya di Pondok Pesantren Attaqwa Putri.
Adapun Attaqwa, seperti Yayasan Pendidikan, Perguruan Tinggi, Perguruan
Menengah, Yayasan Dewan Masjid, Wakaf, Darul Aitam, Majlis Ta’lim. Dengan
semua Manajemen yang diterapkan di Pondok Pesantren Attaqwa Putri ini, yaitu di
bawah Naungan Yayasan Attaqwa itu manajemen yang diterapkan di Pondok
Pesantren Attaqwa berkembang dengan baik. Contohnya seperti Darul Aitam yang
khusus untuk para santri yang sudah tidak mempunyai kedua orang tua, koperasi di
sekolah, aula serba guna untuk para santri melakukan kegiatan muhadhoroh, acara
maulid yang setiap malam Jum’at diadakan. Dan ada juga sarana lainnya seperti
wartel yang khusus dibangun untuk para santri.
B. PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN
Perkembangan merupakan suatu bagian yang menentukan berhasil atau tidaknya
Pondok Pesantren tersebut, jenis pekerjaan apa pun tanpa manajemen yang baik sulit
untuk mencapai tujuan yang baik. Alhamdulillah, sampai saat ini Perkembangan
Pondok Pesantren Attaqwa Putri sangatlah bagus karena Pondok Pesantren itu
berkembang dengan keilmuannya, pemikiran-pemikiran baru, dalam terwujudnya
program kerja yang bagus. Perkembangan Pondok Pesantren Attaqwa Putri saat ini
bila dilihat dari padatnya kegiatan-kegiatan Pondok Pesantren Attaqwa Putri sekarang
sudah banyak mengalami kemajuan-kemajuan. Karena Tiap Departemen yang ada di
Pondok Pesantren Attaqwa Putri mempunyai kegiatan-kegiatan tersendiri, sehingga
memberikan banyak pilihan kepada santri. Khususnya untuk kelas Tiga Aliyah yang
akan tinggal landas untuk terjun ke masyarakat seperti menjalankan kegiatan Itikaf,
Karya Tulis, Dai dan Praktek mengajar itu semua persyaratan untuk kelulusan
Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia Bekasi.
Agar perencanaan yang telah ditentukan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
sasaran, maka terlebih dahulu menganalisa kemungkinan apa saja yang
mempengaruhi program-program yang telah ditetapkan. Kegunaan analisa Strength
Weaknes Oportunity Threath (SWOT) adalah dapat mengindentifikasi berbagai factor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan dan organisasi. Analisa ini
berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang
(Weaknes), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelamahan (opportunity)
dan ancaman (Threath).
Analisa SWOT dari manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri menurut penulis
adalah :
1. Kekuatan (Strength).
Menurut penulis kekuatan dari manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri
adalah :
a. Guru-guru yang mengajar di Pondok Pesantren Attaqwa Putri memiliki
kemahiran dalam hubungan mengajar yang sangat baik.
b. Metode dalam menarik minat para calon siswa untuk masuk sangat baik yaitu
dengan menawarkan berbagai kemudahan seperti brosur pendaftaran,
spanduk.
2. Kelemahan (Weaknes).
Menurut penulis Kelemahan dari manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri
adalah :
a. Kurangnya kerja sama para guru dan pengurus tentang ke organisasian.
b. Kurangnya keamanan untuk penjaga malam di Pondok Pesantren Attaqwa
Putri.
3. Peluang (Opportunity).
Menurut Penulis manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri adalah :
a. Kerja sama manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri dengan lembaga-
lembaga lainnya yang berasaskan Islam memudahkan menjalankan program
manajemen Pondok Pesantren.
b. Membuka peluang bagi masyarakat untuk bisa mengajar di Pondok Pesantren
Attaqwa Putri baik dari alumni maupun dari luar
4. Ancaman (Threath).
Menurut penulis ancaman manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri adalah :
a. Kebijakan pemerintah dalam segi materi menjadi penghambat perkembangan
Pondok Pesantren Attaqwa Putri.
b. Pemahaman masyarakat mengenai Pondok Pesantren Attaqwa Putri.
C. METODE MANAJEMEN PENDIDIKAN YANG DITERAPKAN DI PONDOK
PESANTREN ATTAQWA
Metode merupakan cara atau prosedur dalam sebuah kegiatan merupakan suatu
bagian yang menentukan berhasil atau tidaknya Pondok Pesantren tersebut. Metode
yang diterapkan di Pondok Pesantren Attaqwa Putri ini yaitu sebagai berikut :
1. Metode Ceramah.
Untuk metode ceramah ini, biasanya digunakan pada saat Perayaan Hari-hari
Besar Islam (Maulid dan Isra` Mi`raj) di lingkungan Pesantren. Para pengajar
memberikan materi sesuai dengan Tema yang telah ditentukan.
2. Metode Tanya jawab.
Pada metode ini, biasanya terjadi pada saat kegiatan muhadharah dan seminar
dakwah. Setelah pengajar menyampaikan ceramahnya kemudian santri diperbolehkan
bertanya tentang seputar masalah yang diangkat dan disampaikan oleh pembimbing.
3. Metode diskusi.
Metode ini digunakan para Santri untuk mengetahui lebih jelas masalah-masalah
agama mengenai hukum-hukum Islam yang terkadang masih dirasakan. Para Santri
diperbolehkan untuk berargumen dan mengeluarkan pendapatnya Yang didiskusikan
secara bersama-sama untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang diangkat.
Dilihat dari metode-metode yang digunakan, ketiga-tiganya memang sering dan
mewarnai segala aktivitas yang ada di Pondok Pesantren Attaqwa Putri karena
memang metode ini sangat diperlukan sekali untuk menunjang wawasan mereka
sebagai wadah pembelajaran untuk bakal mereka setelah lulus dari Pondok Pesantren
Attaqwa Putri dan mengaflikasikannya di tengah-tengah masyarakat nanti.
Dari ketiga metode di atas ada beberapa cara yang juga digunakan pengajar terhadap
santri-santrinya, adapun bentuk yang diberikan itu adalah sebagai berikut:
a. Pelatihan Dakwah Bil Lisan
Dalam bentuk dakwah ini Santri diwajibkan untuk membiasakan diri dalam
berbicara, yakni dengan cara mempraktekan langsung di depan teman sesama
peserta lainnya dengan diikuti penilaian yang bertujuan agar lebih ditingkatkan
dan mengoreksi kekurangan-kekurangan yang ada.
b. Dakwah Bil Hal.
Dalam bentuk dakwah bil hal ini, para pengajar melatih kader da`i, untuk
terjun di bidang kemasyarakatan. Para kader da’i diikut sertakan dalam bakti
sosial seperti ikut menyantuni anak yatim, janda, jompo, fakir miskin.
c. Dakwah Bil Kalam
Dakwah bil kalam ini dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki untuk melatih kemampuan para santri.
D. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PONDOK
PESANTREN ATTAQWA
Adapun faktor pendukung Pondok Pesantren Attaqwa Putri ini yaitu adanya kerja
sama dari naungan Yayasan, Yayasan Pusat dan cabang Attaqwa serta dewan-dewan
guru yang membantu bekerja sama sehingga Pondok Pesantren Attaqwa Putri
berjalan dengan baik dan maju pesat. Contoh, sarana-sarana yang ada di dalam
Pondok Pesantren Attaqwa seperti bangunan gedung-gedung sekolah dan asrama.
Dari Faktor penghambat tentu saja ada dari segi finansial, kurang adanya kerja
sama dengan Pemerintah, dari Pemerintah sendiri kurang adanya perhatian terhadap
Pondok Pesantren Attaqwa Putri. Dari segi bangunan yang sudah terlalu lama
terhambat itu kurang adanya respon dari sumbangan pemerintah, jadi dari Pondok
Pesantren sendiri sudah berusaha untuk meminta bantuan kepada perintah sampai saat
ini pun belum ada tanggapan sama sekali.
E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PONDOK PESANTREN
Adapun kelebihannya bagi Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Putri sendiri,
Alhamdulillah, para lulusan-lulusan Attaqwa atau Alumni ketika ada di luar Pondok
bisa mengamalkan ilmunya, mengembangkan bakat yang ada pada dirinya, contohnya
seperti Da’i untuk ceramah di Masjid, di Musholla atau pun mengajar di Sekolah.
Selama Alumni berada di Pondok selalu diberikan Pelajaran atau Pelatihan sehingga
ketika berada di luar pun tak kalah dengan lulusan-lulusan sekolah lainnya, bisa
mampu mengembangkan ilmu yang ada pada dirinya yang telah diberikan oleh
Pondok Pesantren.
Sedangkan kelemahannya dari faktor lingkungan kurang adanya dukungan yang
sangat kecil, seperti masyarakat setempat tidak diperbolehkan berdagang di dalam
Pondok Pesantren melainkan diperbolehkan untuk berdagang di luar saja. Para santri
juga tidak diperbolehkan menerima penjengukan setiap hari bertemu orang tua
(keluarga). Apabila ada salah satu santri yang sakit tidak diperbolehkan izin pulang
karena di dalam Pondok Pesantren sendiri tersedia rumah sakit.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari data-data hasil penelitian di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut :
1. Manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri dalam mengelola Pondok Pesantren
menjadikan Pesantren yang berkualitas dan maju pesat sesuai dengan keinginan
Almarhum Bpk. KH. Noer Ali, maka yang paling berperan adalah Manajemen
Pendidikan dan para guru-guru yang bekerja sama dalam mengelola Pondok
Pesantren Attaqwa Putri sehingga terwujudnya program kerja yang baik
2. Metode yang diterapkan di Pondok Pesantren Attaqwa Putri yaitu dengan metode
ceramah, metode tanya jawab, dan metode diskusi dari ketiga metode tersebut
memang sering dan mewarnai segala aktifitas yang ada di Pondok Pesantren
Attaqwa karena memang metode ini sangat diperlukan sekali untuk menunjang
wawasan mereka sebagai wadah pembelajaran untuk bekal setelah lulus nanti.
Selain ketiga metode diatas ada beberapa metode lainnya, seperti pelatihan
dakwah Bil Lisan, Bil Hal, dan dakwah Bil Kalam
44
B. SARAN-SARAN
1. Pondok Pesantren Attaqwa Putri yang berada di bawah naungan Yayasan Attaqwa
harus lebih dikembangkan lagi dan dikuatkan kembali Visi dan Misi-nya karena
itu merupakan gambaran cita-cita yang diwujudkan oleh Pendiri, Pimpinan
Pondok dan Pengurus Yayasan Attaqwa agar para santri alumni Attaqwa mampu
bersaing dengan sehat dengan lulusan pesantren lainnya. Bagi pengajar dan
Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa diharapkan harus lebih baik lagi dalam
mengelola Pondok Pesantren sehingga dapat berjalan dengan baik serta
mengarahkan para santri-santrinya melalui berbagai metode yang diterapkan
untuk bisa menjadikan santri-santri berkualitas yang handal dan profesional di
tengah-tengah masyarakat dimana pun santri berada.
2. Para santri sebagai calon generasi penerus bangsa harus lebih giat, semangat lagi
dalam menuntut ilmu dan menjadikan semua kegiatan yang ada di Pondok
Pesantren Attaqwa Putri sebagai kegiatan yang membawa manfaat yang besar dan
berharga untuk bekal setelah lulus dan berguna terutama untuk diri sendiri, bisa
menjaga dan menjunjung tinggi almamater Pondok Pesantren Attaqwa Putri.
3. Orangtua sebagai pemeran utama yang melahirkan, membesarkan dan mendidik,
serta memberikan semangat harus terus mengarahkan, membimbing, sekaligus
mengawasi perkembangan anaknya terhadap hasil yang dicapai dan kemampuan
belajar selama anaknya berada dalam asuhan Pondok Pesantren agar kelak
menjadi anak yang berguna dan menjadi kebanggaan kedua orangtua.
4. Masyarakat sebagai jama’ah Majlis Ta’lim yang hanya menyaksikan, melihat,
menilai dan keahlian santri dalam berdakwah diharapkan bisa memberikan
masukan dan saran-saran dari segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada
Pondok Pesantren dan juga pada santri sendiri, sehingga adanya respon yang baik
dari jama’ah dengan keberadaan pesantren di tengah-tengah masyarakat.
Wawancara I
Hari / Tanggal : Rabu, 14 Febuari 2008
Tempat : Kantor Madrasah Aliyah Attaqwa Putri
Responden : Usth. Hj. Atiqoh Noer, MA
Jabatan : Pimpinan Ponpes Attaqwa Putri
Pertanyaan :
1. Siapa saja para pengelola Pondok Pesantren Attaqwa Putri ini?
(jawaban)
Ketua Umum : Usth. Hj. Atiqoh Noer Ali, MA
Kep. Madrasah Aliyah : Usth. Hj. Abidah Noer Ali, LC
Kep. Madrasah Tsanawiyah : Usth. Nurlailah HB. S.Ag
2. Apa Visi dan Misi Pondok Pesantren Attaqwa Putri Ujungharapan Bahagia
Bekasi?
(Jawaban)
Visi Attaqwa. Berilmu Amaliah beramal ilmiah dengan landasan Al-qur’an dan
Sunnah Rasulullah SAW yang diformulasikan dalam kalimat singkat, Ikhlas
berdzikir, Berfikir dan beramal.
Misi Attaqwa, Membentuk Insan sholehah yang mampu menegakan ajaran Islam
dalam aspek kehidupannya.
3. Apa saja kegiatan yang di selenggarakan oleh badan pengelola?
(Jawaban)
Seperti musabaqoh, Maulid Nabi S.A.W, Isra` Mi`raj, pameran buku-buku atau
keterampilan bakat para Santri dan perlombaan 17 Agustus.
4. Sejauh ini, bagaimana keefektifan yang berjalan?
(Jawaban)
Hingga saat ini, dari tahun ke tahun berikutnya alhamdulillah perkembangan
Pondok Pesantren Attaqwa Puteri semakin maju baik dari siswa yang semakin
bertambah maupun bangunan yang semakin megah.
Ujung Harapan, 14 Februari 2008
Yang Diwawancarai
Usth. Hj. Atiqoh Noer, MA.
Pewawancara
Siti Badriyah
Wawancara II
Hari / Tanggal : Rabu, 14 Febuari 2008
Tempat : Kantor Madrasah Aliyah Attaqwa Putri
Responden : Usth. Hj. Abidah Noer, MA
Jabatan : Kepala Madrasah Aliyah Attaqwa Putri
Pertanyaan :
1. Metode Manajemen Pendidikan apa sajakah yang diterapkan Pondok Pesantren
Attaqwa Putri untuk mencapai keberhasilan?
(Jawaban)
Metode yang kami terapkan, kami aplikasikan kedalam beberapa jenis kegiatan
seperti, Muhadharah, kursus Dakwah, dan juga dengan pemberian materi fiqhud
dakwah pada saat jam pelajaran.
2. Adakah faktor pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Attaqwa Putri?
(Jawaban)
Tentu saja ada, dari segi materi itu sangat menghambat berjalannya kemajuan
Pondok Pesantren Attaqwa Putri. Adapun faktor pendukungnya banyak sekali,
mulai dari fasilitas belajar santri yang sudah lengkap dari sebelumnya, lokasi
gedung sekolah sudah nyaman untuk dipakai kegiatan belajar mengajar.
3. Seperti apa manajemen Pendidikan yang digunakan Pondok Pesantren Attaqwa
Putri?
(Jawaban)
Manajemennya sudah terstruktur dan terorganisir serta bertanggung jawab atas
tugas yang sudah di embannya masing-masing.
4. Didalam mengelola Pondok Pesantren Attaqwa Putri, apakah pihak pengurus
menerapkan unsur-unsur manajemen, seperti perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan serta pengawasan?
(Jawaban)
Ya, Tentu pakai !
Perencanaannya dibuat sendiri atas dasar musyawarah dan kesepakatan jajaran
kepemimpinan badan pengelola, membuat acuan yang terprogram, kemudian
diadakannya evaluasi dan dilaporkan dalam forum.
5. Bagaimana dalam hal keamanan dan ketertiban Pondok Pesantren Attaqwa Putri?
(Jawaban)
Dengan melakukan penjagaan keamanan sehari-hari oleh para santri saling
bergantian mendapat tugas masing-masing selama 24 jam.
Ujung Harapan, 14 Februari 2008
Yang Diwawancarai
Usth. Hj. Abidah Noer, MA.
Pewawancara
Siti Badriyah
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Putri
Ujungharapan Bahagia Bekasi menerangkan bahwa.
Nama : Siti Badriyah
Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 05 Juli 1985
Nomor Induk Mahasiswa : 103053028766
Semester : X ( Sepuluh )
Jurusan : Manajemen Dakwah
Alamat : Kp. Pintu No. 01 Rt. 04 Rw.04
Bekasi Utara 17610
Telah melakukan penelitian di Pondok Pesantren Attaqwa Putri dalam rangka
penyusunan Skripsi dengan judul ” Manajemen Pondok Pesantren Attaqwa Putri
Ujungharapan Bahagia Bekasi ”.
Demikianlah surat keterangan ini kami berikan, dengan harapan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRI UJUNG HARAPAN BAHAGIA BEKASI
PO. BOX 134 TELP. (021) 89132254
Ujung Harapan, 14 Februari 2008
Pimpinan Pondok
Hj. Atiqoh Noer, MA.
TATA TERTIB DAN JENIS PELANGGARAN SANTRI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan tata tertib ini yang dimaksud dengan:
(1) Pondok adalah Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Puteri.
(2) Santri adalah anggota masyarakat dengan prosedur tertentu diterima oleh Pondok,
dibimbing, diasuh, dididik dan diberi Pengajaran.
(3) Pengasuh adalah Pimpinan Madrasah Tsanawiyah Aliyah Attaqwa Pusat Puteri
yang bertanggung jawab dalam masalah Pendidikan dan Pengajaran di Pondok
Pesantren Attaqwa Putri.
(4) Pembantu Pimpinan Madrasah adalah Dewan Guru yang ditunjuk oleh Pimpinan
Madrasah untuk membimbing, mendidik, mengajar dan melatih santri baik di luar
maupun di dalam pelajaran.
(5) Guru adalah anggota masyarakat yang dengan prosedur tertentu ditunjuk oleh
Pimpinan Perguruan untuk membantu Pengasuh dalam Penyelenggaraan
Pendidikan.
(6) Pengurus adalah santri yang dalam kedudukannya dipilih oleh santri dan disahkan
oleh Pimpinan Perguruan untuk membantu Pengasuh dalam penyelenggaraan
Pendidikan.
(7) Konsulat adalah suatu lembaga yang bertugas untuk mengkoordinasikan,
memperlancar komunikasi, pembinaan dan ikut bertanggung jawab terhadap
santri yang berasal dari satu wilayah tertentu dalam segala hal yang berkaitan
dengan Pondok dan Pendidikan.
(8) Bergaul bebas adalah pergaulan antara santri, baik sejenis maupun lain jenis yang
melampaui aturan syariat dan etika.
(9) Diwajibkan adalah ketentuan yang wajib dilaksanakan oleh santri karena syar’i.
(10) Diharuskan adalah ketentuan yang harus dilaksanakan santri karena Tata Tertib
Pondok.
(11) Ditekankan adalah ketentuan yang sedapat mungkin untuk dilakukan oleh santri.
(12) Dianjurkan adalah ketentuan yang sedapat mungkin untuk dilaksanakan karena
adanya keutamaan.
(13) Sanksi adalah tindakan yang dikenakan pada santri karena melanggar peraturan
TataTertib Pondok.
BAB II
IBADAH
Pasal 2
Shalat dan Puasa
(1) Santri diharuskan melaksanakan shalat lima waktu dengan berjamaah tepat pada
waktu dan tempat yang telah ditentukan.(B)
(2) Santri ditekankan berdzikir dan melakukan shalat Sunnah Rawatib serta shalat
Sunnah lainnya, setiap sebelum dan sesudah shalat Fardhu.(A)
(3) Santri dianjurkan untuk melakukan shalat malam (A)
(4) Santri diharuskan melaksanakan puasa sunnah Senin dan Kamis atau hari-hari lain
yang disunnatkan.(B)
Pasal 3
Qira’atul Qur’an, Ratibul Haddad dan Maulid Nabi
(1) Santri diharuskan mengikuti Tadarus Al-Qur’an, dan Maulid Nabi pada waktu
dan tempat yang ditentukan dengan memperhatikan etikanya.(B)
(2) Santri diharuskan memiliki dan memelihara Mushhaf Al-Qur’an Kitab Berjanji
dengan sebaik-baiknya.(A)
BAB III
AKHLAQ
Pasal 4
Adab Sopan Santun
(1) Santri diharuskan berakhlaqul Karimah.(B)
(2) Santri diwajibkan menjauhi segala larangan Islam (Maksiat). (B)
(3) Santri diwajibkan menghormati orang tua, Guru, Pengasuh, orang alim dan tamu.
(B)
(4) Santri diwajibkan hormat menghormati dan tolong menolong dalam kebaikan. (B)
(5) Santri diharuskan memberi salam apabila bertemu, masuk kamar, masuk kelas,
dan bertemu orang lain. (A)
(6) Santri dianjurkan membantu meringankan penderitaan sesama santri yang sakit.
(A)
(7) Santri dilarang bergaul bebas, berhubungan dengan lawan jenis termasuk surat
menyurat, telepon, kirim barang, kartu ucapan atau perbuatan sejenis yang tidak
dibenarkan oleh Tata Tertib Pondok. (C)
(8) Santri dilarang unjuk rasa dalam bentuk apapun. (C)
(9) Santri dilarang membuat agenda, album kenang-kenangan dan sejenisnya tanpa
seijin Pimpinan Madrasah. (B)
(10) Santri dilarang tidur-tiduran, bergurau, gaduh maupun melakukan perbuatan
sejenisnya di dalam masjid. (B)
(11) Santri dilarang mengadakan pesta untuk peringatan dan perayaan maupun
sejenisnya tanpa seijin Pimpinan madrasah. (B)
Pasal 5
Pakaian dan Rambut
(1) Santri diharuskan berpakaian sopan, rapih dan sederhana baik di dalam maupun di
luar Pondok. (B)
(2) Santri Putri dilarang memakai pakaian menyerupai laki-laki. (B)
(3) Santri dilarang memakai perhiasan kecuali anting dan jam tangan. (B)
(4) Santri diharuskan memberi nama pada semua pakaian atau barang yang
dimilikinya. (A)
(5) Santri dilarang membuat seragam kelas, konsulat dan asrama tanpa seijin
Pimpinan madrasah. (C)
(6) Santri dilarang membawa pakaian melebihi ketentuan Pondok.(A)
(7) Santri Putri dilarang berambut pendek dan yang menyerupai laki-laki. (B)
Pasal 6
Makan dan Tidur
(1) Santri dilanjutkan mengambil kost pada waktu yang telah ditentukan dengan
memperhatikan etika. (A)
(2) Santri dilarang membeli makanan dan minuman di luar Pondok. (B)
(3) Santri diharuskan tidur malam selambat-lambatnya pada jam 22.30 WIB di kamar
masing-masing. (B)
(4) Santri harus bangun 30 menit sebelum masuk waktu shubuh. (B)
(5) Santri dilarang melakukan perbuatan yang dapat mengganggu orang lain yang
sedang tidur. (B)
BAB VI
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Pasal 7
Kegiatan Belajar Mengajar
(1) Santri diharuskan berpakaian seragam resmi lengkap dengan atribut yang telah
ditentukan. (A)
(2) Santri diharuskan mengikuti Apel pada hari Senin sesuai dengan tempat dan
waktu yng ditentukan. (B)
(3) Apabila 10 menit setelah bel masuk, Guru belum datang di kelas, Piket kelas
diharuskan melapor ke kantor T.U. (A)
(4) Santri yang tidak masuk kelas meninggalkan kelas harus membuat surat
keterangan pada Guru yang bersangkutan. (B)
(5) Santri dilarang masuk kelas setelah pelajaran dimulai. (A)
(6) Santri dilarang meninggalkan kelas tanpa ijin saat jam pelajaran berlangsung. (B)
(7) Santri dilarang menyontek waktu test ujian. (B)
(8) Santri diharuskan mengikuti setiap upacara yang diselenggarakan oleh Pondok.
(B)
(9) Santri diharuskan mengikuti Mudzakaroh sesuai tempat dan waktu yang telah
ditentukan. (B)
Pasal 8
Buku Pelajaran dan Alat Sekolah
(1) Santri diharuskan memiliki seluruh buku pelajaran dan alat sekolah yang
diperlukan. (B)
(2) Santri dilarang menggunakan buku catatan yang bergambar dan bertuliskan tidak
sopan serta membuat coretan pada buku pelajaran. (A)
(3) Santri dilarang meninggalkan buku pelajaran dan alat sekolah disembarang
tempat. (B)
BAB V
MUHADHARAH, TANMIYATUL LUGHAH DAN KURSUS
Pasal 10
Muhadharah
(1) Santri dianjurkan mengikuti kegiatan muhadharah. (B)
(2) Santri yang bertugas sebagai pembicara diharuskan membuat persiapan dan
mengkosultasikan kepada pembimbing. (B)
(3) Santri diharuskan berada di tempat muhadharah 15 menit sebelum acara dimulai.
(A)
(4) Santri dilarang meninggalkan muhadharah sebelum acara selesai. (A)
(5) Santri yang tidak mengikuti muhadharah harus mendapatkan surat ijin
sebelumnya dari bagian pendidikan. (B)
Pasal 11
Tanmiyatul Lughah
(1) Santri diharuskan berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar. (A)
(2) Santri diharuskan berbahasa Arab dan Inggris pada waktu yang telah ditentukan.
(A)
Pasal 12
Kursus dan Qiro’atul Kutub
(1) Santri diharuskan mengikuti kursus-kursus yang telah dijadwalkan. (B)
(2) Santri diharuskan memakai seragam resmi sekolah pada saat mengikuti kursus.
(B)
(3) Santri dilarang mengadakan kegiatan lain pada jam kursus tanpa seijin Pimpinan
Madrasah. (B)
(4) Santri diharuskan mengikuti kegiatan Belajar Kitab sesuai waktu yang telah
dijadwalkan. (B)
BAB VI
KEBERSIHAN, KEINDAHAN, KESEHATAN DAN OLAH RAGA
Pasal 13
Kebersihan dan Keindahan
(1) Santri diharuskan menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan Pondok. (A)
(2) Santri diharuskan menjemur pakaian di tempat yang telah disediakan dengan
tertib. (A)
(3) Santri dilarang menulis, corat-coret pada tempat tidur, almari, pintu, tembok,
meja, bangku dan lain-lain. (B)
(4) Santri dilarang mengganggu tanaman dan memetik buah-buahan di lingkungan
Pondok. (B)
Pasal 14
Kesehatan dan Olahraga
(1) Santri diharuskan meletakkan pakaian kotor dan handuk pada tempatnya. (A)
(2) Santri dilarang berkuku panjang, dan memberi pewarna. (B)
(3) Santri bila merasa kesehatan terganggu segera memeriksakan diri ke Dokter. (A)
(4) Santri diharuskan menjaga dan merawat serta memelihara perlengkapan olahraga.
(B)
(5) Santri dilarang berolahraga tidak pada tempat dan waktu yang ditentukan. (B)
(6) Santri diharuskan mengikuti kegiatan olahraga yang diadakan oleh organisasi
pelajar. (B)
(7) Santri diharuskan berolahraga dengan berpakaian rapih dan sopan. (A)
(8) Santri dilarang mengikuti kegiatan olahraga di luar lingkungan Pondok. (C)
BAB VII
KEAMANAN DAN KETERTIBAN
Pasal 15
Keamanan dan ketertiban
(1) Santri diwajibkan:
a. Keluar masuk Pondok melalui pintu yang ditentukan. (B)
b. Menunjukkan surat ijin dari pondok atau yang ditunjuk untuk itu, jika keluar
Pondok. (B)
c. Kembali tepat waktu sesuai dengan ijin. (B)
d. Ijin kepada Pimpinan Pondok, atau orang yang ditunjuk oleh Pimpinan
Pondok. (C)
(2) Santri diharuskan :
a. Ikut bertanggung jawab atas keamanan Pondok. (B)
b. Melaporkan hal-hal yang sepatutnya diduga dapat menimbulkan gangguan
keamanan. (B)
c. Melapor kepada bagian keamanan bila merasa kehilangan atau menemukan
barang milik orang lain. (B)
d. Membudayakan tertib dalam setiap pelayanan. (A)
(3) Santri dilarang:
a. Membocorkan atau memanfaatkan rahasia Pondok untuk kepentingan
pribadi, golongan maupun pihak lain. (C)
b. Menolak dan melawan perintah yang wajar dari pengurus organisasi pelajar,
pengasuh, pengajar dan Pimpinan Pondok. (C)
c. Menganiaya, menghina, mengancam kepada santri, karyawan, pengajar dan
Pimpinan Pondok baik berupa tulisan, isyarat, gerak-gerik maupun dengan
cara lain. (C)
d. Menyalahgunakan barang, peralatan, uang, dokumen atau surat berharga
milik Pondok dan membawanya keluar dari lingkungan Pondok tanpa seijin
Pimpinan Pondok atau yang berwenang. (C)
e. Melakukan kegiatan sendiri maupun secara bersama-sama baik di dalam
maupun di luar Pondok dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan
atau pihak lain secara langsung atau tidak langsung merugikan Pondok. (B)
f. Melakukan tindak asusila di lingkungan Pondok yang bertentangan dengan
moral etika, agama, peraturan yang berlaku atau bertentangan dengan
kewajibannya.(C)
g. Membawa, memiliki, menyimpan, menggunakan barang-barang yang tidak
dibenarkan oleh Pondok. (B)
h. Membeli makanan, minuman yang sejenisnya di luar tempat yang telah
ditentukan. (B)
i. Mencucikan, menyetrikakan kepada karyawan Pondok tanpa seijin bagian
kesantrian. (B)
j. Bersuara keras dan membuat gaduh. (A)
k. Menjual dan memperdagangkan barang-barang berupa apa pun di dalam
Pondok, mengedarkan daftar sokongan, menempelkan atau mengedarkan
poster yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar tanpa
ijin pimpinan Pondok. (B)
l. Memberikan keterangan palsu di lingkungan Pondok. (B)
m. Mencuri, menipu, menggelapkan dan melakukan kejahatan lain yang
sejenisnya. (C)
n. Menghilangkan buku penghubung. (C)
Pasal 16
Asrama
(1) Petugas piket harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan.(B)
(2) Santri dilarang pindah kamar tanpa ijin penanggung jawab Asrama. (B)
(3) Santri dilarang menggunakan peralatan listrik melebihi ketentuan Pondok. (B)
(4) Santri dilarang menerima tamu di dalam Asrama dan diharuskan melaporkan
kepada bagian keamanan jika ada tamu orang lain di dalam Asrama. (C)
Pasal 17
Masa libur
(1) Pada waktu libur, Santri dianjurkan dijemput oleh orangtua. (B)
(2) Santri dilarang mengadakan kegiatan bersama (temu akrab, tour) tanpa seijin
Pondok. (B)
BAB VIII
KEORGANISASIAN
Pasal 18
Organisasi Persatuan Pelajar Attaqwa Puteri
(PPAWATI)
(1) Santri diharuskan bersedia menjadi pengurus. (B)
(2) Santri diharuskan mengikuti segala kegiatan Organisasi pelajar. (B)
(3) Santri dilarang mengikuti Organisasi di luar tanpa seijin Pondok. (C)
Pasal 19
Konsulat
(1) Santri diharuskan menjadi anggota Organisasi konsulatnya. (B)
(2) Setiap konsulat diharuskan mempunyai pembimbing. (A)
(3) Santri yang mendirikan konsulat baru harus seijin Pimpinan madrasah. (B)
(4) Setiap kegiatan konsulat harus seijin pimpinan Madrasah. (B)
(5) Konsulat dianjurkan membantu anggotanya dalam menyelesaikan Administrasi
pendidikan. (B)
BAB 1X
KEUANGAN
Pasal 20
Kewajiban Syahriyah
(1) Santri harus membayar uang Syahriyah dan keuangan yang lain tepat pada waktu
yang telah ditentukan. (B)
(2) Santri dilarang menyalahgunakan uang Syahriyah dalam bentuk apa pun. (B)
Pasal 21
Simpan Pinjam Uang
(1) Santri harus menabung uang pada petugas yang ditentukan pada Pondok. (B)
(2) Santri dilarang menyimpan uang tunai melebihi batas ketentuan Pondok. (B)
(3) Santri dilarang pinjam-meminjam uang baik di dalam maupun di luar Pondok. (B)
BAB X
HAK MILIK
Pasal 22
Pinjam Meminjam Barang
(1) Santri diharuskan berlaku amanah atas hak milik orang lain dan hak milik
Pondok. (B)
(2) Santri diharuskan mengembalikan pinjaman sesuai dengan batas waktu yang
ditentukan, dan apabila rusak atau hilang harus mengganti. (B)
(3) Santri dilarang memakai milik hak orang lain tanpa seijin pemiliknya. (A)
(4) Santri dilarang pinjam-meminjam barang antara Santriawan dengan Santriwati
tanpa seijin keamanan. (B)
(5) Santri dilarang menggunakan barang-barang Pondok tanpa seijin pengurus
Pondok. (B)
(6) Santri dilarang tukar-menukar barang pakaian. (B)
BAB X1
SANKSI
Pasal 23
Mahkamah Ta’dib
(1) Anggota Dewan Ta’dib adalah dewan guru yang ditunjuk oleh Pimpinan
madrasah.
(2) Tugas Dewan Ta’dib yaitu memberikan nasihat kepada Santri yang melanggar
peraturan serius atau sering melanggar pelaturan berat.
(3) Apabila dipandang berat bentuk pelanggaran maka Mahkamah Ta’dib:
a. Dapat memanggil orangtua atas ijin Pimpinan Madrasah.
b. Dapat memberikan saran kepada Pimpinan Madrasah untuk menghukum
Santri dikeluarkan dari Pondok.
Pasal 24
Sanksi / Hukuman
(1) Hukuman Ringan (A)
a. Paraf oleh Pengurus pada buku pelanggaran.
b. Hukuman langsung sesuai dengan situasi dan kondisi.
c. Mendapat point 3
(2) Hukuman Sedang (B)
a. Paraf oleh Pengurus pada buku pelanggaran.
b. Menghafal surah Al-Qur’an yang telah ditentukan.
c. Shaum selama tiga hari.
d. Kerja bakti selama tiga hari.
e. Pemberitahuan pada orangtua.
f. Mendapat poin 6
(3) Hukuman Berat (C)
a. Paraf oleh Pengurus pada buku pelanggaran.
b. Sumpah di waktu apel.
c. Puasa selama satu minggu.
d. Shalat malam selama satu minggu.
e. Menghafal suroh Al-Qur’an.
f. Memakai jilbab selama satu minggu.
g. Kerja bakti selama satu minggu.
h. Panggilan orangtua.
(4) Akumulatif
Akumulatif nilai Pelanggaran dalam satu semester :
a. Jika Santri hanya mencapai skor nilai 81-99 atau lebih : Santri dikembalikan
pada orangtua (dikeluarkan)
b. Jika mencapai 71-80 : Santri dinyatakan berkelakuan kurang.
c. Jika mencapai 21-70 : Santri dinyatakan berkelakuan cukup.
d. Jika mencapai 16-20 : Santri dinyatakan berkelakuan baik.
e. Jika mencapai 0-15 : Santri dinyatakan berkelakuan baik sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ali, Sebuah kajian singkat tentang transformasi peran dan otoritas. (Bekasi,
Tahun 1996), Cet.1
Arifin, Abd Rahman, Kerangka-kerangka Pokok-pokok Manajemen umum. (Jakarta,
Tahun 1973).
Dewan Redaksi Ensiklopedi, Ensiklopedi Islam. (Jakarta, Tahun 1994).
Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta,
Tahun 1997), Cet.9
D.F.M. Smithj, Prinsif-prinsif Manajemen. (Jakarta, Tahun 1998).
Dhofier, Jamakhsyari, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai.
(Jakarta, Tahun 1982), Cet.1
Effendi Ek, Mochtar, Manajemen suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam. (Jakarta,
Tahun 1986), Cet.1
Ensiklopedi, Nasional Indonesia. (Jakarta, Tahun 1991), Cet.1
Hadari, Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi non Profit bagi Pemerintahan.
(Yogyakarta, Tahun 1996).
Hamzah, Ya’kub, Menuju Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan. (Bandung,
Tahun 1984), Cet. 2
Hani, Handoko, T, Manajemen. (Yogyakarta, Tahun 1984), Cet.11
Hasan Saud, Manajemen, Pokok-pokok pengertian dan Soal Jawab. (Yogyakarta, Tahun
1990), Cet.1
H.M, Arifin, Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam. (Jakarta, Tahun 1996).
H.M, Sya`duddin M, Catatan ringkas proses Berdiri dan Berkembangnya Yayasan
Pembangunan Pemeliharaan, dan Pertolongan Islam. (Bekasi, Tahun 2006),
Cet.1
Juhawir, Tantowi, Unsur-unsur Manajemen menurut Al-Qur`an. (Jakarta, Tahun 1983).
Lubis, Ridwan, Muhammad, Pemikiran Soekarno Tentang Islam. (Jakarta, Tahun 1992).
Manullang, M, Dasar-dasar Manajemen. (Jakarta, Tahun 1996).
Manfred, Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial. (Jakarta, Tahun 1986), Cet.1
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. (Jakarta, Tahun 1994).
Ma`shum, Syaifullah, (ed) dinamika Pesantren : Tela`ah Kritis Keberadaan Pesantren
Saat ini. (Jakarta, Tahun 1998), Cet.1
Muchtarom Zaini, Dasar-dasar Manajemen Dakwah. (Yogyakarta, Tahun 1996), Cet.1
Munhanif, Herry, Dunia Pesantren Attaqwa. (Bekasi, Tahun 2005), Cet.1
M.A, Ghozali, Bahri M, Pesantren Berwawasan Lingkungan. (Jakarta, Tahun 1996).
M.Z, Rahmat, A.A, Manajemen Suatu Pengantar. (Bandung, Tahun 1986).
Noer, M. Amin, Sejarah Ringkas Yayasan Attaqwa. (Bekasi, Tahun 1996), Cet.1
R. Gilbert, Daniel, R. Edward Freeman, James A. F. Stoner, Manajemen. (Jakarta, Tahun
1996), Cet. 1
Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. (Jakarta, Tahun 1991), Cet.8
Sekretariat Yayasan Attaqwa, Rekapitulasi Global lembaga-lembaga di bawah Yayasan
Attaqwa Pusat. (Bekasi, Tahun 1996), Cet.1
Soekarno, Handayaningrat, Ilmu Administrasi dan Manajemen. (Jakarta, Tahun 1983),
Cet. 4
Soekarno, Dasar-dasar Manajemen. (Jakarta, Tahun 1986), Cet. 15
Sondang, Siagian P, Fungsi-fungsi Manajemen. (Jakarta, Tahun 1992).
Sp Malayu, Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. (Jakarta, Cet. 4,
Tahun 2005).
Suparto, M, Administrasi Perencanaan Pembangunan Nasional. (Jakarta, Tahun 1982).
Suprianto jhon, Julitiarsa Djati, Manajemen umum sebuah pengantar. (Yogyakarta,
Tahun 1988), Cet.1
Steenbrink, A. Karel, Pesantren Madrasah Sekolah. (Jakarta, Tahun 1986), Cet.1
Syamsi, Ibnu, Pokok-pokok Organisasi Manajemen. (Yogyakarta, Tahun 1998).
Syakur, Fatah, Kemandirian Pesantren Studi Kelembagaan dan Proses Penididikannya.
(Semarang : edisi 3, 1999).
Tanzil, dan Panglaykin, Manajemen Suatu Pengantar. (Jakarta, Tahun 1999), Cet.15
Widjaya A.W, Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen. (Jakarta, Tahun 1987).
William, Keheslay, kamus lengkap praktis Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris.
(Surabaya, Tahun 1992).
Wursanto, Pokok-pokok Perencanaan. (Yogyakarta, Tahun 1987), Cet.1
STRUKTUR ORGANISASI PERSATUAN PELAJAR ATTAQWA PUTRI ( PPAWATI )
PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRI UJUNG HARAPAN BEKASI
iv
v
YAYASAN ATTAQWA PUSAT
PERGURUAN ATTAQWA
WAKIL PIMPINAN PONDOK PESANTREN
Direktris Tsanawiyah
Pudir Ta’mir Masjid
PIMPINAN PONDOK PESANTREN
Pudir Kesantrian
Direktris Aliyah
Pudir BP/BK
Ketua Umum
Ketua Dua Ketua Satu
Sekertaris Dewan Redaktur Kabag. PendidikanRobi’atul Alawiyah
Kabag. Tanmiyatul Lukoh Wirda Khodijah
Bendahara
Kabag. Informasi Kabag. Kesenian Kabag. Peribadatan Kabag. Keamanan Kabag. Kesejahteraan
Kabag.Keterampilan Kabag.Olahraga Kabag.Intelektual Kabag.Kesehatan
Kabag. Pelestarian Kabag. Perpustakaan Kabag. Penerima Tamu
Ustdz. Hj. Ulfah Noer, S, Ag
Ustdz. Hj. Noer Inayah, LC Ustdz. Hj. Abidah Noer, LC
Ustdz. Hj. Shalihah Noer, BA
Ummu Atiyah Ma’ar
Safinatun Naja, S, Pd Nursaidah Sarwanih, S.Sos
Maimanah Mukhtar Minnatillah Syatibi
Uswatun Baroroh ST. Khumaidah Irhamna Amsir Robi’atul Adawiyah Wirda Khodijah
Ida Farida Tuti Alawiyah Kunainah
Hayatun Nufus Ati Nurli. N
Ummi Sa’adah Susi Susanti
Hesti Widiana Hj. Faizah
Ustdz. Hj. Atiqoh Noer Alie, MA
Ustdz. Sa’adatul Mukriah, S.Sos