MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun...

27

Transcript of MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun...

Page 1: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:
Page 2: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM

Pertemuan 1: Introduction: Bank and Financial Intermediation

1. Definition and Concept of Bank

Bank sebagai badan intermediaries bagi surplus unit (pihak yang memiliki dana) dan deficit

unit (pihak yang membutuhkan dana) dapat mengatasi hambatan ketika terjadi direct

transfer, diantaranya perbedaan pada:

a. Size Transformation: Peminjam membutuhkan jumlah dana yang besar sementara

pemberi pinjaman hanya meminjamkan jumlah yang lebih kecil.

b. Maturity Transformation: Pemberi pinjaman menginginkan likuiditas atas hartanya.

c. Risk Transformation: Pemberi pinjaman lebih suka aset dengan risiko rendah,

sementara peminjam terkadang menimbulkan risiko yang tinggi.

Selain itu, bank juga berfungsi untuk meminimalisir transaction cost dan kegagalan pasar

yang terjadi pada direct transfer

2. Bank Business Model

Definisi Umum Business Model:

“A business model describes the rationale of how an organization creates, delivers, and

captures value” by Alex Osterwalders

Definisi Model Bisnis Bank Syariah

a. Makro (sharia Perspective)

Menjelaskan bentuk-bentuk organisasi bank syariah, operasional, economic, social and

sharia value yang ditawarkan kepada masyarakat (public)

b. Mikro Perspective

sebuah MODEL/BENCHMARK yang menjelaskan operasional sebuah

perusahaan/organisasi untuk mendeliver value-value, sehingga Visi dan Misi

organisasi tersebut tercapai

Model Bisnis Bank Syariah

a. Two-Tier Mudharabah:

Mudharabah 1: nasabah sebagai shahibul maal dan bank sebagai mudharib

Page 3: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

Mudharabah 2: pengusaha sebagai mudharib dan bank sebagai shahibul maal

b. Two Window Model:

Bank menghimpun dana dengan menggunakan akad wadiah atau qardh (tanpa bunga

dan tanpa imbalan kecuali bonus). Menyalurkan dana simpanan nasabah dalam bentuk

akad investasi

c. Wakalah Model:

Bank Islam hanya berperan sebagai wakil nasabah dalam mengelola dana milik

nasabah. Sebagai imbalan, bank Islam dapat mendapatkan fee

Tiga Model Perbankan Syariah

a. MODEL PERTAMA

(Bentuk yang ideal dan sesuai dengan konsep perbankan syariah yang diharapkan).

Format Operasi: Bank syariah berbasis kontrak profit and loss sharing (PLS).

Ciri-ciri:

1. Akad PLS yang berlaku baik di sisi liability maupun aset.

2. Dominasi dana PLS di sisi liability dan financing PLS di sisi aset. Keduanya

berjangka panjang.

3. Pasar uang menyediakan dana jangka pendek dengan akad tabaru (qardh,

wadiah, dll).

Page 4: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

4. Pasar modal didominasi oleh sukuk jangka panjang berakad investasi

(Mudarabah, musyarakah).

5. Lembaga pendukung yang lengkap: takaful, credit rating, otoritas pasar modal

syariah, dll.

6. Orientasi bank syariah: mencari profit langsung dari kinerja sektor riil

berjangka panjang.

b. MODEL KEDUA

(Yang umum dipraktekkan sekarang, termasuk yang berlaku di Indonesia).

Format Operasi: Bank syariah berbasis kontrak trading.

Ciri-ciri:

1. Akad revenue (loss) sharing di sisi liability, akad jual beli di sisi aset. Keduanya

berjangka pendek

2. Dominasi dana investasi di sisi liability dan akad jual beli di sisi aset. Keduanya

berjangka pendek.

3. Pasar uang menyediakan dana jangka pendek dengan akad tijarah .

4. Pasar modal didominasi oleh sukuk jangka pendek berakad jual beli dan sewa

(ijarah, salam, dll).

5. Orientasi bank syariah: mencari profit langsung dari kinerja sektor riil namun

berjangka pendek.

c. MODEL KETIGA

(Kecenderungan pengembangan bank syariah ke depan di negara-negara timur

tengah dan malaysia).

Format Operasi: Bank syariah berbasis kontrak indirect financing.

Ciri-ciri:

1. Akad revenue (loss) sharing di sisi liability dan akad sekuritisasi, jual beli di

sisi aset. Keduanya berjangka pendek.

2. Dominasi dana investasi di sisi liability dan akad jual beli sekuritas di sisi aset.

Keduanya berjangka pendek.

3. Pasar uang menyediakan dana jangka pendek dengan akad tijarah (tawaruq,

mudarabah, dll) yang di-trading dengan frekuensi tingi.

Page 5: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

4. Orientasi pembiayaan secara tidak langsung ke sektor rill (via pasar keuangan

dan pasar modal syariah).

5. Pasar modal dan pasar ekuitas (saham) syariah yang berkembang pesat dan

didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di –

trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi.

6. Orientasi bank syariah: mencari profit tidak langsung dari sektor riil yaitu via

trading surat berharga jangka pendek.

Penerapan Bisnis Model di Bank Syariah

Page 6: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

3. Produk Bank Syariah

Pertemuan 2: Funding product of Islamic bank I

1. Islamic Bank Depositor Characteristics

Survey deposan dilakukan di pulau Jawa, kemudian di Sumatra dan Kalimantan. Kebanyakan dari Bank Islam berada di Pulau Jawa.

Berikut adalah hasil survey yang diadakan dua kali di Indonesia tersebut (2000 dan 2009)

Page 7: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

persepsi deposan bank konvensional terhadap bank islam

2. Debt based contract vs Equity based contract

a. Debt Based Contract

Pada kasus krisis yang ekstrem:

Mayoritas pinjaman yang bank salurkan berada pada kondisi macet: NPL tinggi

Masyarakat membutuhkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi kebutuhan transaksional

atau kehilangan kepercayaan kepada lembaga perbankan.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjaga tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap institusi perbankan

Bail out tidak jarang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak negatif dari

kejatuhan suatu bank (too big to fail atau too many to fail). Kebijakan ini seringkali

dilematis karena memiliki potensi moral hazard yang besar. Contoh kasus: BLBI, Bank

Century.

b. Equity-Based Contract

Oleh karena itu sistem perbankan Islam yang berbasis ekuitas secara teoritis:

Jauh lebih stabil dibandingkan dengan sistem perbankan konvensional

Lebih adil dibandingkan dengan sistem perbankan konvensional

Fungsi intermediasi secara otomatis akan berjalan secara lebih efisien

Tantangan Equity-Based

Tingkat pemahaman yang rendah di masyarakat nasabah tidak siap

menanggung risiko bisnis yang dimiliki bank Islam

Page 8: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

Bank Islam membutuhkan SDM yang kompeten equity based contract

membutuhkan bankir-bankir yang berjiwa entrepreneur

c. Funding with Wadiah Principle

Wadiah

adalah titipan murni dari satu pihak kepada pihak lain, baik individu maupun badan

hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kepada si penitip kapan saja si penitip

menghendaki.

Jenis Wadiah

1. Wadi’ah Yad Amanah (safekeeping with trust)

2. Wadi’ah Yad Dhamanah (safekeeping with guarantee)

Wadiah Yad Amanah (Safekeeping with Trust)

1. Pihak penyimpan/Bank adalah Trustee

2. Aset yang dititipkan harus dikelola secara terpisah dari aset lainnya (aset dapat

berupa uang, barang, dokumen, surat berharga, atau aset lainnya)

3. Biaya penitipan boleh dibebankan kepada pihak penitip sebagai kompensasi atas

tanggung jawab pemeliharaan

4. Pihak Bank tidak boleh menggunakan atau memanfaatkan barang/aset yang

dititipkan, melainkan hanya menjaganya

5. Contoh: safe deposit box

Wadiah Yad Dhamanah (Safekeeping with Guarantee)

1. Pihak Bank adalah trustee yang juga berfungsi sebagai guarantor/penjamin

keamanan barang/aset yang dititipkan.

2. Aset dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi tertentu, dengan catatan bahwa Bank

akan mengembalikan aset tersebut pada saat penyimpan menghendaki.

3. Bank berhak untuk mendapatkan keuntungan dari aset dan atas keinginan sendiri,

diperbolehkan memberikan bonus kepada pemilik aset tanpa perjanjian yang

mengikat sebelumnya.

Produk Funding Bank Syariah

Sifat dari giro dan tabungan dengan prinsip wadiah:

Memiliki jangka waktu pendek dan merupakan bentuk kewajiban bank Islam yang

paling cepat jatuh temponya

Page 9: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

Berdasarkan prinsip risk return trade off, cost of fund dari giro dan tabungan jauh

lebih murah dibandingkan deposito.

Pada akad wadiah yad dhamanah, bonus jika diberikan secara rutin dapat bermakna

tambahan (riba)

Berdasarkan liabilities type, dana wadiah yang berbentuk giro dan tabungan memiliki

ketidakpastian dari sisi nilai maupun waktu penarikan:

Bank Islam harus menggunakan DPK jenis giro dan tabungan wadiah untuk membiayai

aset jangka pendek, aman, dan tidak berisiko.

Pertemuan 3: Funding product of Islamic bank II

1. Mudharabah

Mudharabah merupakan prinsip bagi hasil dan bagi kerugian ketika nasabah sebagai

pemilik modal (shahibul mal) menyerahkan uangnya kepada bank sebagai pengusaha

(mudharib) untuk diusahakan

Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan dan kerugian ditanggung oleh pemilik

dana/nasabah

Dikenal juga dengan sebutan Islamic Investment Account.

Rukun dan ketentuan Syariah akad mudharabah

1. Pelaku (pemilik dana dan pengelola dana)

2. Obyek mudharabah (modal dan kerja)

3. Ijab kabul (persetujuan kedua belah pihak)

4. Nisbah keuntungan

Prinsip pembagian hasil usaha

Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan :

1. prinsip bagi hasil (revenue sharing) = dasar pembagian hasil usaha adalah laba

bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha (omzet).

2. Prinsip bagi laba (profit sharing). = dasar pembagian adalah laba neto (net profit)

yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan modal

mudharabah.

Contoh perhitungan bagi hasil

Page 10: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

Penjualan Rp 1.000.000

HPP Rp 650.000

Laba kotor Rp 350.000

Biaya-biaya Rp 250.000

Laba (rugi) bersih Rp 100.000

metode profit sharing dengan nisbah pemilik: pengelola = 30:70

- Pemilik : 30% x Rp 100.000 = Rp 30.000

- Pengelola : 70% x Rp 100.000 = Rp 70.000

metode revenue sharing dengan nisbah pemilik:pengelola=10:90

- Pemilik : 10% x Rp 350.000 = Rp 35.000

- Pengelola : 90% x Rp 350.000 = Rp 315.000

- Bagi hasil untuk akad mudharabah musytaraqah

hasil investasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik dana sesuai nisbah yang

disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana

tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai

dengan porsi modal masing-masing; atau hasil investasi dibagi antara pengelola dana

(sebagai musytarik) dan pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing,

selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai

musytarik) tersebut dibagi antara pengelola dana dengan pemilikdana sesuai dengan

nisbah yang disepakati.

- Contoh perhitungan bagi hasil mudharabah musytarakah

A dan B usaha bersama, dimana A Investasi uang Rp. 2.000.000 dalam usaha B. Nisbah

untuk A dan B disepakati 1:3.

Setelah usaha berjalan, B ikut berinvestasi Rp. 500.000.

Laba Januari 2008 : Rp. 1.000.000

PERHITUNGAN BAGI HASIL MUDHARABAH MUSYTARAKAH

ALTERNATIF 1:

Pertama,

Bagian A: ¼ x Rp 1.000.000 = 250.000

Bagian B: ¾ x Rp 1.000.000 = 750.000

Page 11: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

kemudian bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (B) tersebut

(Rp 1.000.000 – Rp 750.000) dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan

pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing;

Bagian A: Rp 2.000.000/Rp 2.500.000 x 250.000 = Rp 200.000

Bagian B : Rp 500.000/Rp 2.500.000 x 250.000 = Rp 50.000

Sehingga B sebagai pengelola dana akan memperoleh Rp 750.000 + Rp 50.000 = Rp

800.000, dan A sebagai pemilik dana akan memperoleh Rp 200.000.

PERHITUNGAN BAGI HASIL MUDHARABAH MUSTARAKAH ALTERNATIF 2

Pertama hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik

dana sesuai dengan porsi modal masing-masing,

Bagian A: Rp 2.000.000/Rp 2.500.000 x Rp 1.000.000 = Rp 800.000

Bagian B: Rp 500.000/Rp 2.500.000 x Rp 1.000.000 = Rp 200.000

Kemudian bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai

musytarik) sebesar

Rp 800.000 (Rp 1.000.000 – Rp 200.000) tersebut dibagi antara pengelola dana

dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.

Bagian A: ¼ x Rp 800.000 = 200.000

Bagian B: ¾ x Rp 800.000 = 600.000

Sehingga B sebagai pengelola dana akan memperoleh Rp 200.000 + Rp 600.000 = Rp

800.000, dan A sebagai pemilik dana akan memperoleh Rp 200.000.

Tabungan Mudharabah

Tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah

Memiliki 2 bentuk yaitu :

1. Mudharabah Mutlaqah (Unrestricted Investment Account) = tidak ada persyaratan

dari nasabah mau invest diperus bidang apa, yang penting sesuai syariah

2. Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment Account) = ada persyaratan dari

nasabah mau invest diperus dibidang tertentu.

Page 12: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

2. Mudharabah mutlaqah and mudharabah muqayyah

Mudharabah mutlaqah (general investment)

Shahibul maal tidak memberikan batasan-batasan (restriction) atas dana yang

diinvestasikan. Mudharib diberi kebebasan untuk mengelola dana tersebut

tanpa terikat waktu, tempat, jenis usaha, dan jenis pelayanannya. Aplikasi

perbankan yang sesuai dengan akad ini ialah time deposit biasa. Jangka waktu

dan bagi hasil disepakati bersama di awal akad Apabila bank mendapat

keuntungan akan dibagi sesuai kesepakatan awal Apabila bank mengalami

kerugian yang tidak disebabkan oleh kelalaian bank, kerugian akan ditanggung

oleh nasabah deposan sebagai shahibul mal.

Rumus perhitungan bagi hasil:

Hari bagi hasil x nominal deposito mudharabah x tingkat bagi hasil

hari kalender yang bersangkutan

Jika pencairan dilakukan sebelum jatuh tempo, Bank syariah dapat mengenakan

denda (penalty) kepada nasabah sebesar 3% dari nominal Mudharabah

Mutlaqah, hal ini harus dijelaskan dalam akad.

Contoh:

Jangka waktu : 3 bulan (02-01-2014 s.d 02-04-2014)

Nominal deposito : Rp.100,000,000

Deposito dicairkan tgl : 10-03-2014

Tingkat bagi hasil tutup buku : 1% (setahun 12%)

Pajak : 20%

Mudharabah Muqayyah (special investment account)

Specific mandate (mudarabah muqayyadah)

Pemilik dana memberikan batasan/persyaratan tertentu kepada Bank Syariah

dalam mengelola investasinya, yang berkaitan dengan waktu, tempat, jenis

usaha, maupun objek investasinya.

3. Issues in Mudharabah Investment Account

Page 13: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

Bank syariah menentukan expected return berdasarkan suku bunga nasional karena

belum adanya indeks return industri/bisnis yang dapat menjadi acuan bagi bank syariah

dalam menetapkan nisbah bagi hasil pembiayaan.

Saat ini produk mudharabah jarang digunakan oleh bank, karena bank takut menderita

kerugian (risk averse), sehingga prefer menggunakan akad murabahah dimana

keuntungannya sudah fixed.

Displaced Commercial Risk (DCR) yang didefinisikan sebagai sebuah resiko yang

muncul ketika Bank Syariah berada dalam tekanan untuk memberikan hasil (return)

yang lebih tinggi kepada Investor/deposannya melebihi yang seharusnya diberikan

berdasarkan kontrak investasi sebelumnya.

Alternatif untuk mengatasi DCR :

1. Profit Equalization Reserve (PRR)

2. Investment Risk Reserve (IRR)

Contoh:

Profit equalization reserve (PER) adalah sebagian dari pendapatan kotor dari

pendapatan mudharabah yang dikeluarkan/disisihkan , sebelum mengalokasikannya ke

bagian Mudharib dengan tujuan untuk memberikan return/hasil yang lebih merata

kepada pemilik rekening dan pemegang saham.

Investment Risk Reserve (IRR) adalah sebagian dari pendapatan Investor yang

disesuaikan dengan cara mengurangi bagian dari pendapatan mudharib yang bertujuan

untuk menutupi kerugian-kerugian di masa yang akan datang pada sebuah Investasi

yang dibiayai dengan skema pembiayaan berbentuk/berakad bagi hasil.

Page 14: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

Pertemuan 4: Financing product of Islamic Bank: exchange based financing

1. Financing with Murabahah

Ibnu Qudamah (madzab Hanbali) mendefisinikan murabahah sebagai penjualan pada

biaya modal ditambah profit yang diketahui, pengetahuan atas biaya modal merupakan

sesuatu yang dipersyaratkan di dalam murabahah.

Rukun dan Syarat Sah Jual Beli

1. Orang/pihak yang berakad, yakni penjual dan pembeli

a. Syarat pembeli dan penjual adalah merdeka, baligh, berakal sehat, dan rasyid

(mampu menggunakan hartanya dengan baik serta bukan orang yang boros

yang terkena larangan mengelola harta).

b. Penjual secara khusus dipersyaratkan sebagai pemilik sempurna atas barang

yang dijualnya atau mendapat izin untuk menjualnya.

c. Untuk kasus jual beli salam, dipersyaratkan bagi penjual kemampuan untuk

menyerahkan barang pada waktu yang dijanjikan.

d. Adapun pembeli dibolehkan jual beli bagi anak kecil dengan syarat sudah

mumayyiz (mampu membedakan baik dan buruk), namun untuk transaksi yang

materiil harus dengan seizin walinya.

2. Harga

3. Barang yang diperjualbelikan (obyek akad)

a. Syarat barang yang diperjualbelikan adalah termasuk barang mubah

(halal), baik (tayyib), suci, dimiliki secara penuh/sempurna oleh

penjual, dapat diserahterimakan kepada pembelinya, dan dijelaskan

kondisinya kepada pembeli.

b. Untuk jual beli salam, spesifikasi barang harus jelas dan mampu

diserahterimakan meskipun tertunda waktunya.

4. Kalimat akad (ijab qabul)

5. Keridhaan kedua pihak yang berakad

Ketetentuan Umum Akad Murabahah

1. Barang yang diperdagangkan harus riil, tetapi tidak diharuskan berwujud, seperti

hak dan royalti.

Page 15: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

2. Mata uang dan berbagai produk moneter yang menjadi subyek jual beli mata uang

(bai’ al sharf) tidak dapat diperjualbelikan melalui akad murabahah, karena harus

diperjualbelikan secara kontan/tunai (mengandung illat riba fadhl).

3. Sekuritas yang merepresentasikan hutang yang dimiliki seseorang tidak dapat

menjadi subyek murabahah, dengan alasan (i) hutang tidak dapat dijual kecuali

dengan cara hawalah, dan (ii) setiap manfaat/profit dari suatu hutang adalah riba.

4. Penjual harus menyatakan harga asal dan semua tambahan biaya yang terjadi dalam

penjualan barang tersebut, dan penjual harus jujur dalam hal ini

5. Penjual harus mengungkapkan semua hal yang terkait dengan barang yang

diperjualbelikan, berbagai cacat yang ada atau kelebihan barang tersebut, serta

model pembayaran ke penjual aslinya. Kondisi terakhir ini terkait dengan syarat

kesempurnaan kepemilikan barang oleh penjual.

6. Margin keuntungan pada harga merupakan kesepakatan kedua pihak. Sekali harga

telah ditetapkan (cost plus margin) dan pembayarannya tertunda (kredit), maka

tidak dibolehkan menambah harga.

7. Jika penjual memberikan informasi yang salah, maka pembeli mempunyai hak

khiyar (memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad jual beli tersebut.

8. Sebagaimana dalam jual beli pada umumnya, pihak penjual dan pembeli memiliki

hak khiyar, baik khiyar majlis, khiyar ’aib.

Jenis-Jenis Murabahah dalam Perbankan Syariah

1. Murabahah Purchase Order

2.

untuk operasional perusahaan

3. Credit-Based Sale/Mark-up or Riba

4. Bonafide Murabahah/True-Sale

5. Trading House Model

6. Financial Services Division of Manufacturer or Retailer

7. Bai Bithaman Ajil

Murabahah Purchase Order

1. Akad murabahah klasik sulit untuk diterapkan di perbankan syariah:

Page 16: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

a. Bank bukanlah institusi bisnis pada umumnya sehingga tidak dapat

memiliki persediaan dan menanggung risiko kepemilikan

b. Bank tidak dapat stok persediaan dan tidak memiliki gudang

sehingga akad murabahah klasik sulit untuk diterapkan di perbankan

syariah

2. Menurut AAOIFI, akad murabahah klasik dapat diubah/dimodifikasi menjadi

murabahah purchase order (MPO):

a. Bank syariah tidak perlu memiliki gudang dan persediaan aset yang

akan dijual

b. cProses pembiayaan dengan menggunakan akad MPO dapat

didahului oleh pesan (order) atau wa’d yang bersifat tidak mengikat

c. Pengadaan aset yang menjadi objek pembiayaan dilakukan oleh bank

syariah setelah wa’d diterima dan penjualan kembali aset tersebut

kepada calon debitur dilakukan dengan menggunakan akad

murabahah

1. Pada 24/06/2012, debitur meminta bantuan untuk membeli mobil ke bank syariah.

2. Pada hari berikutnya, 25/06/2012, bank membeli mobil yang diinginkan melalui supplier.

3. Bank meminta supplier untuk mengirim mobil pada 26/06/2012, ke kantor bank.

Page 17: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

4. Setelah debitur melihat mobil, bank dan debitur menegosiasikan harga dan syarat kontrak

pembiayaan murabahah.

5. Debitur membayar secara bertahap sesuai dengan persyaratan yang disepakati dalam

kontrak melalui periode mulai dari 26/06/2012 hingga 24/06/2015.

6. Setelah seluruh utang dilunasi, bank mengembalikan sertifikat mobil kepada debitur.

Contoh kalkulasi pricing murabahah di bank Syariah

1. Harga murabahah = Harga pokok + margin

Ingat bahwa profitabilitas bank tidak hanya permasalahan berapa jumlahnya tetapi juga

berapa lama keuntungan tersebut dapat tercapai

Jadwal angsuran merupakan bagian tidak terpisahkan dari data pembiayaan murabahah

2. Cara pehitungan angsuran perbulan

Rumus perhitungan angsuran:

Angsuran perbulan = (Jumlah piutang - uang muka) /jangka waktu angsuran

Cara perhitungan pendapatan margin

Pendapatan margin = total margin / total piutang bersih x 100%

Risiko Pada Akad Murabahah

1. Terdapat beberapa jenis risiko yang melekat pada akad MPO:

a.

memilih untuk tidak melakukan akad jual beli

b. risiko terkait kepemilikan bank terhadap

suatu aset seperti hilang dicuri, rusak, dan sebagainya

c.

cicilan pokok maupun marjin murabahah

2. Bagaimana cara mitigasi risiko pada akad MPO?

a. Penggunakan akad rahn dengan menyertakan aset sebagai jaminan

b. Mencocokkan waktu pembelian aset ke supplier dengan rencana akad

murabahah dengan calon debitur

c. Inspeksi kualitas barang yang dikirim dari supplier sebelum dijual kepada calon

debitur

Special Features for BBA & Murabahah

Page 18: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

1. BBA

Harga Akhir harus disetujui secara kontrak dan diketahui oleh kedua belah pihak

Pembayaran harga ditangguhkan

Jangka waktu harus jelas

Tidak perlu menyatakan principal dan mark up

Long-term financing

2. Murabahah

Sale & Purhase berdasarkan kepercayaan (aqd al-amanah)

Membutuhkan pengungkapan penuh & transparansi antar pihak

Principal dan mark-up harus diungkapkan dengan jelas

Pembayaran harga bisa spot atau ditangguhkan

Short term financing

Pertemuan 5: Financing product of Islamic banking: investment based financing

1. Financing with mudharabah contract

Jenis Mudharabah

a. Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah bebas

Mudharib dibebaskan mengelola modal mudharabah

b. Mudharabah muqdayyah

Mudharabah terikat

Mudharib diberi batasan2 dalam mengelola modal mudharabah

c. Mudharabah musytarakah

Pengelola dana turut menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi

Modal dalam bentuk Aset Non Kas?

perdebatan: non kas berpotensi gharar saat penentuan initial value dan saat nilai

berubah2.

Solusi dari 3 Mahzab: Bisa dijual untuk menentukan nilai asset saat dibutuhkan. Tapi

Syafii tidak sependapat.

Apakah boleh Shahibul Maal menyerahkan Modal dari Hutang?

Page 19: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

Setiap manfaat yang diperoleh dari utang adalah riba. Akad akan menjadi rusak.

Bolehkah mudharib menyerahkan dana Shahibul Maal kepada Pihak Ketiga?

Single-tier mudharabah: one rabbul maal and one mudarib

Multi-tier mudharabah: penyedia dana (rabbulmal) mempercayakan dana mereka

kepada agen, yang bertindak sebagai perantara dan yang nantinya berurusan dengan

para pengusaha yang dipilih untuk melaksanakan proyek.

Pengusaha (mudarib) dari kontrak mudarabah (bagi hasil) dapat mengalihkan modal

kepada pengusaha lain (mudarib) dalam kontrak mudarabah (bagi hasil) lainnya dengan

izin dari penyedia modal utama. Keuntungan dari investasi akan dibagi antara penyedia

dana (rabbulmal) dan pengusaha pertama (mudarib) berdasarkan rasio yang telah

ditentukan di antara mereka dan sisanya akan dibagi dengan mudarib lainnya.

Hikmah akad mudharabah

a. Ada sebagian orang yang memiliki harta, tetapi tidak mampu untuk membuatnya

menjadi produktif.

b. Ada pula orang yang tidak memiliki harta tetapi ia mempunyai kemampuan untuk

memproduktifkan-nya.

c. Dengan akad mudharabah, dapat tercipta kerjasama antara modal dan kerjasama

demi kemashlahatan dan kesejahteraan umat manusia.

d. Agar dapat memberi manfaat dan keringanan kepada manusia.

Berakhirnya akad mudharabah

1. Pada waktu yang telah ditentukan

2. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri

3. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal

4. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pengelola usaha untuk

mencapai tujuan sebagaimana dituangkan dalam akad.

5. Modal sudah tidak ada

Penilaian pembiayaan

a. Berdasarkan PBI No. 8/21/PBI/2006 penilaian terhadap kualitas Pembiayaan yang

dilakukan berdasarkan kemampuan membayar mengacu pada ketepatan

pembayaran angsuran pokok dan atau pecapaian rasio antara Realisasi Pendapatan

(RP) dengan Proyeksi Pendapatan (PP).

Page 20: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

Realisasi Pendapatan X 100%

Proyeksi Pendapatan

b. PP dihitung berdasarkan pada analisis kelayakan usaha dan arus kas masuk nasabah

selama jangka waktu Pembiayaan.

c. PP dan RP dihitung berdasarkan rata-rata akumulasi selama periode pemiayaan

mudharabah dan musyarakah yang telah berjalan

d. Bank dapat mengubah PP berdasarkan kesepakatan dengan nasabah apabila

terdapat perubahan atas kondisi ekonomi makro, pasar, dan politik yang

mempengaruhi usaha nasabah:

1. Jika tenor pembiayaan adalah satu tahun, maka revisi dapat

dilakukan maksimal 1 kali

2. Jika tenor pembiayaan lebih dari satu tahun, maka revisi dapat

dilakukan hingga dua kali

e. Bila jangka waktu pembiayaan lebih dari 1 tahun, maka nasabah wajib mengangsur

secara berkala sesuai dengan proyeksi arus kas nasabah

f. Selain kemampuan membayar dari debitur, penilaian kualitas pembiayaan dapat

dilakukan dengan melihat :

1.

kualitas manajemen, dukungan dari grup yang terafiliasi

2. modalan, arus kas,

sensitivitas terhadap risiko pasar

g. Idealnya penilaian kualitas pembiayaan dilakukan berdasarkan kombinasi dari

ketiga hal tersebut, tidak hanya bergantung pada kemampuan membayar

h. Terdapat beberapa kritik terhadap PBI terkait penilaian pembiayaan

mudharabah/musyarakah:

1. Penilaian kualitas pembiayaan dilakukan berdasarkan angsuran

Page 21: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

2. Keuntungan tidak didapatkan setiap bulan, tergantung dari bisnis

nk Syariah menjadi

tidak cocok dengan kegiatan usaha yang siklikal

i. Namun, PBI membuka ruang bagi bank untuk menyesuaikan pembayaran cicilan

berdasarkan arus kas debitur:

Tidak harus bulanan, bisa disesuaikan dengan siklus arus kas debitur

Permasalahan di Mudharabah

1. Asymmetric Information meliputi adverse selection dan moral hazard.

2. Asymmetric Information timbul karena salah satu pihak memiliki informasi yang

tidak diketahui pihak lainnya:

a. Debitur sebagai pengelola usaha memiliki informasi jauh lebih banyak

dibandingkan bank syariah sebagai pemilik dana

b. Dalam mudharabah, sh-ahibul maal tidak diperkenankan turut serta dalam

jenis apa?

3. Moral hazard merupakan kondisi dimana debitur menyalahgunakan dana modal:

a.

dalam melakukan screening

4. Peluang timbulnya asymmetric Information sangat besar terjadi di dalam equity

financing.

5. Adverse Selection merupakan permasalahan asymetric information yang terjadi ex

ante, yaitu sebelum disalurkannya kredit/pembiayaan.

6. Adverse Selection merupakan permasalahan yang timbul ketika pemilik dana

memlilih entrepreneur yang akan diberikan kredit/pembiayaan. Permasalah

tersebut timbul karena pemilik dana tidak mengetahui dengan pasti

tipe/karekteristik entrepreneur.

a. Berbagai studi mencoba merumuskan cara terbaik untuk mengatasi masalah

adverse selection

b.

sosial, mobile prepaid, e-commerce, dan lain sebagainya

Moral Hazard

Page 22: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

a. Moral hazard merupakan permasalahan yang timbul ketika entrepreneur

menggunakan kredit/pembiayaan yang diterimanya tidak sesuai dengan yang

diperjanjikan.

b. Sumber dari moral hazard adalah asymetric information, yakni tindakan agent tidak

dapat diobservasi.

c. Pada skema bunga, moral hazard dapat ditoleransi sepanjang debitur tidak default.

d. Mengurangi moral hazard dengan cara dilakukan monitoring dan verifikasi atas

upaya entrepreneur.

Cara penyelesaian agency problem

1.

a. Menetapkan kovenan (syarat) agar mudharib melakukan bisnis yang risiko

operasinya lebih rendah (lower operating risks).

b. Menetapkan kovenan (syarat) agar mudharib melakukan bisnis dengan

arus kas yang transparan (lower fraction of unobservable cash flow).

c. Menetapkan kovenan (syarat) agar mudharib melakukan bisnis yang

biaya tidak terkontrolnya rendah (lower fraction of non-controllable

costs).

2. m screening dan

monitoring yang baik, mulai dari pada saat awal akad hingga akad berjalan. Misal:

debitur diminta untuk memberikan laporan keuangannya secara periodic

3.

yang terlibat harus amanah dalam mengelola dana dari investor. Tidak perlu

mengeluarkan berbagai beban yang tidak relevan shingga menurunkan bagian

keuntungan untuk pemilik modal

4. Corporate governance: dewan syariah

5. asymmetric information dapat diatasi jika rabal maal dapat mengumpulkan lebih

banyak informasi mengenai operasi perusahaan terutama melalui proses

pemantauan.

6. Rabbul maal harus mengevaluasi dan memantau visi, tujuan, strategi pasar, strategi

keuangan, dan proses produksi mudharb ketika kontrak sedang dilaksanakan.

Page 23: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

Pertemuan 6: Financing product on Islamic banking: investment based financing

1. Financing with musyarakah contract

Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-

masing pihak memberi kontribusi dana dan kerja dengan ketentuan bahwa keuntungan

dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi

dana.

Skema akad musyarakah

Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, kerugian dibagi berdasarkan

kontribusi modal

2. Type of musyarakah

Jenis akad musyarakah/syirkah

a. Syirkah al-‘inan

Akad kerjasama antara dua orang atau lebih

Setiap pihak memberikan kontribusi dana dan berpartisipasi dalam

kerja

Tiap pihak sepakat untuk berbagi keuntungan atau kerugian

Porsi masing-masing pihak tidak harus sama

b. Syirkah mufawadhah

Akad antara dua orang atau lebih

Page 24: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

Masing-masing pihak memberikan kontribusi yang sama tentang

dana

Partisipasi kerja dan berbagi keuntungan/kerugian dalam jumlah

yang sama

c. Syirkah a’maal (abdan)

Akad antara dua orang atau lebih

Masing-maisng pihak memiliki profesi sama untuk menerima

pekerjaan secara bersama

Berbagi keuntungan dari pekerjaan tersebut

d. Syirkah wujuh

Akad antara dua orang atau lebih yang sama-sama memoliki

keahlian dalam bisnis tanpa modal

Pihak tersebut membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan

dan menjual barang tersbeut secara tunai

Hasilnya mereka saling berbagi keuntungan/kerugian berdasarkan

kontribusi jaminan kepada penyuplai

Jenis musyarakah berdasarkan masa kepemilikan modal

a. Musyarakah permanen

Kontribusi dana setiap mitra tetap hingga akhir akad

b. Musyarakah menurun (MMQ)

Dana salah satu mitra dialihkan secara bertahap sehingga diakhir

akad mitra lain menjadi pemilik penuh usaha musyarakah

3. Implementation of musyarakah

Rukun Syirkah

Pihak yang berkontrak

Obyek akad (modal, kerja, keuntungan, kerugian)

Sighat ijab Kabul

Contoh:

Nasabah Bank BNIS mengajukan pembiayaan pembuatan Gondola dari sebuah

perusahaan Gondola terkemuka di Indonesia, PT FMR. Total Nilai proyek yang akan

Page 25: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

dikerjakan adalah sebesar Rp 1.200.000.000, termasuk PPN 10%. Berdasarkan

perhitungan kebutuhan modal kerja, nasabah membutuhkan MK sebesar Rp

1.000.000.000. Bank memiliki aturan untuk memberikan share pembiayaan maksimal

70% dari kebutuhan pembiayaan. Berdasarkan proyeksi cashflow nasabah penarikan

modal kerja dilakukan secara sekaligus dan pembayaran dilakukan setelah

penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kontrak.

Pertanyaan:

a. Berapakah pembiayaan maksimal yang dapat diberikan oleh Bank dan dana yang

harus dipersiapkan nasabah (self financing)?

b. Berapa besar bagi hasil yang harus dibayar nasabah jika kesepakatan nisbah antara

bank dan nasabah yaitu 10:90 ?

Jawaban:

Musyarakah Mutanaqisah

Musyarakah atau Syirkah yang kepemilikan asset (barang) atau modal salah satu pihak

yang berserikat (syarik) berkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak

lainnya.

a. Skema musyarakah mutanaqisah

b. Komponen Akad musyarakah mutanasiqah

Total Nilai Proyek 1.200.000.000

PPN 10% 120.000.000

Total Nilai Proyek (Nett) 1.080.000.000

Kebutuhan MK 1.000.000.000

Pembiayaan Bank (70%) 700.000.000

Self Financing (30%) 300.000.000

Nisbah Bank dan Nasabah 10:90

Bagi Hasil ke Bank 108.000.000

Page 26: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

1. Akad musyarakah/syirkah

2. Akad bai’ (jual beli)

Menajdi akad musyarakah mutanasiqah.

c. Hak dan Kewajiban

1. Memberikan modal dan kerja berdasarkan kesepakatan pada saat akad

2. Memperoleh keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati pada saat akad

3. Menanggung kerugian sesuai proporso modal

4. Pihak pertama (syarik) wajib berjanji untuk menjual selluruh hishshah-nya

secara bertahap dan pihak kedua (syarik) wajib membelinya

d. Contoh:

Bapak Umar mengajukan pembiayaan pembelian rumah kepada BMI dengan

skema Musyarakah Mutanaqisah. Harga rumah tersebut sebesar Rp 700.000.000.

Berdasarkan ketentuan internal BMI, bank hanya bisa memberikan maksimal

pembiayaan 90% dari harga rumah.

Pertanyaan:

a. Berapakah pembiayaan maksimal yang dapat diberikan oleh Bank dan dana yang

harus dipersiapkan nasabah (self financing)?

b. Berapakah besar hishshah nasabah dan Bank setelah pembayaran sewa pertama

kali, jika harga sewa rumah Rp 3.000.000 per bulan dan nasabah membayar

kelebihan Rp 2.000.000 per bulan sebagai transaksi pembelian hishshah. Asumsi

porsi (bank 90, nasabah 10) keuntungan sewa nasabah digunakan juga untuk

membeli hishshah bank?

Page 27: MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM · didominasi oleh surat berharga jual beli, jangka pendek/panjang namun di – trading dalam jangka pendek dengan frekuensi tinggi. 6. Orientasi bank syariah:

Jawaban:

Harga Rumah 700.000.000

Pembiayaan Bank (90%) 630.000.000

Self Financing (10%) 70.000.000

Harga Sewa Rumah 3.000.000

Porsi Profit Bank dari Sewa 2.700.000

Porsi Profit Nasabah dari Sewa 300.000

Pembayaran Tambahan Nasabah 2.000.000

Hishshah setelah Pembayaran ke-1:

Bank 627.700.000

Nasabah 72.300.000

Total Harga Rumah 700.000.000