Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan...

28
MANAJEMEN PENANGANAN KULIT SEGAR DAN PENGOLAHAN KULIT SAMAK DI BALAI PELAYANAN TEKNIS INDUSTRI KULIT DAN LINGKUNGAN INDUSTRI KECIL (BTIK-LIK) MAGETAN PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) Oleh: Hardiyan Achmad K. 135050100111115 Maria A.A. Karlina 135050100111179 Khoiriyah 135050100111273

description

manajemen

Transcript of Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan...

Page 1: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

MANAJEMEN PENANGANAN KULIT SEGAR DAN PENGOLAHAN

KULIT SAMAK DI BALAI PELAYANAN TEKNIS INDUSTRI KULIT

DAN LINGKUNGAN INDUSTRI KECIL (BTIK-LIK) MAGETAN

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

Oleh:

Hardiyan Achmad K. 135050100111115

Maria A.A. Karlina 135050100111179

Khoiriyah 135050100111273

Page 2: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016

MANAJEMEN PENANGANAN KULIT SEGAR DAN PENGOLAHAN

KULIT SAMAK DI BALAI PELAYANAN TEKNIS INDUSTRI KULIT

DAN LINGKUNGAN INDUSTRI KECIL (BTIK-LIK) MAGETAN

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

Page 3: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

Oleh:

Hardiyan Achmad K. 135050100111115

Maria A.A. Karlina 135050100111179

Khoiriyah 135050100111273

Mengetahui : Menyetujui

Universitas Brawijaya Pembimbing Utama,

Fakultas Peternakan

Program Studi Peternakan

Ketua,

(Dr.Ir.Sri Minarti,MP.) (Prof. Dr.Ir. Zaenal Fanani, MS)

NIP. 19610122 198601 2 001 NIP. 19581212 198601 1 00 1

Tanggal Tanggal

Mengetahui :

Universitas Brawijaya

Fakultas Peternakan

Wakil Dekan I

(Dr. Ir. Lilik Eka Radiati, MS)

NIP. 19590823 198609 2 001

Tanggal

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Praktek Kerja Lapang ini

Page 4: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

dengan baik. serta penulis mengucapkan terima kasih kepada dukungan semua

pihak diantaranya:

1. Prof. Dr.Ir.Zaenal Fanani,MS. selaku pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan sehingga proposal Praktek kerja Lapang

ini terselesaikan,

2. Semua pihak di Balai Pelayanan Teknis Industri Kulit dan Lingkungan

Industri Kecil (BTIK-LIK) Magetan.

3. Orang tua penulis yang telah memberikan doa-doa terbaiknya.

4. Saudara dan teman-teman yang telah merelakan waktu dalam membantu

menyelesaikan proposal Praktek Kerja Lapang ini.

5. Semua pihak yang turut membantu sehingga penulis menyelesaikan

proposal Praktek Kerja Lapang ini.

Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Serta penulis berharap

agar tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya dalam konteks

pengembangan ilmu pengetahuan.

Malang , Juni 2016

Penulis,

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Page 5: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah suatu kegiatan akademik yang wajib

dilaksanakan oleh mahasiswa melalui magang kerja di suatu instansi pemerintah

atau swasta dalam lingkup ilmu-ilmu peternakan dan merupakan bagian integral

dari proses pendidikan tinggi dalam bentuk kegiatan pengamalan ilmu

pengetahuan mahasiswa di luar kampus dalam suatu kegiatan akademik, oleh

karena itu dilaksanakan secara melembaga sebagai bagian dari pelaksanaan

kurikulum pendidikan tinggi, dan wajib diikuti oleh setiap mahasiswa Fakultas

Peternakan program pendidikan strata I dengan status intrakurikuler wajib.

Praktek Kerja Lapang merupakan kegiatan interdisipliner dalam arti semua

jurusan dan program studi di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang

berkecimpung dan bekerjasama, serta merupakan bentuk pengintegrasian antara

penerapan teori yang dibandingkan dengan keadaan di lapang. dalam arti luas

dijabarkan pada pengabdian masyarakat, pendidikan dan penelitian yang terutama

dilaksanakan oleh mahasiswa dengan bimbingan perguruan tinggi, sehingga dapat

membantu mahasiswa untuk berpikir kritis, tanggap, dan dapat memecahkan

masalah yang terjadi di lapang.

Kegiatan yang diperoleh mahasiswa selama melakukan Praktek Kerja

Lapangan ini diharapkan akan menambah pengetahuan praktis dan

wawasan terutama bagi pihak peserta / mahasiswa, dengan tidak

mengganggu seminimal mungkin kegiatan produksi perusahaan / institusi

yang menjadi tempat Praktek Kerja Lapangan.

Praktek Kerja Lapang akan dilakukan di Balai Pelayanan Teknis Industri

Kulit dan Lingkungan Industri Kecil (BTIK-LIK) Magetan yang merupakan

sentra penghasil kulit box yang digunakan untuk mendukung dan mensuplai

bahan baku kulit bagi industri alas kaki, tas, koper, dan kerajinan kulit lainnya

yang ada di kota Magetan.

Industri kulit merupakan salah satu komoditi yang diandalkan untuk

menunjang ekspor komoditi non migas. Dengan proses pengolahan kulit mentah

menjadi kulit jadi. Penyamakan merupakan proses konversi protein kulit mentah

menjadi samak yang stabil, tidak mudah membusuk, dan cocok untuk beragam

kegunaan. Kulit yang aka disamak memiliki kriteria tertentu agar dalam

penyamakan menghasilkan kualitas yang bagus, syarat dalam penyamakan kulit

Page 6: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

adalah memiliki bau khas hewan tersebut, berwarna merata, segar dan tidak ada

warna yang mencurigakan, bulu tidak rontok serta kandungan kadar air kulit

segar kurang dari 60%.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari Praktek Kerja Lapang ini adalah:

a. Bagaimana penanganan kulit segar yang masuk di Balai Pelayanan Teknis

Industri Kulit dan Lingkungan Industri Kecil (BTIK-LIK) Magetan?

b. Bagaimana mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi atau kulit tersamak di

Balai Pelayanan Teknis Industri Kulit dan Lingkungan Industri Kecil (BTIK-

LIK) Magetan?

c. Bagaimana analisis situasi lapang di Balai Pelayanan Teknis Industri Kulit dan

Lingkungan Industri Kecil (BTIK-LIK) Magetan selama pelaksanaan Praktek

Kerja Lapang berdasarkan kaidah ilmiah?

d. Bagaimana memperoleh aspek manejerial pada aspek proses penyamakan kulit

di Balai Pelayanan Teknis Industri Kulit dan Lingkungan Industri Kecil (BTIK-

LIK) Magetan?

1.3 Tujuan

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini bertujuan untuk:

a. Memberikan bekal keterampilan mahasiswa agar mampu bekerja di lapang

berdasarkan ilmu pengetahuan yang dipelajari.

b. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang pengolahan kulit mentah

menjadi kulit tersamak.

c. Mamapu melakukan analisis situasi di tempat pelaksanaan Praktek Kerja

Lapang berdarkan kaidah ilmiah.

d. Memberikan bekal kepada mahasiswa sehingga memiliki kemampuan

manajerial pada aspek tetentu di instansi pemerintah atau swasta.

1.4 Sasaran

Page 7: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

Praktek Kerja Lapang mempunyai tiga sasaran, yaitu mahasiswa

menyelesaikan syarat yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana

Peternakan, mempunyai jaringan di instansi pemerintah maupun swasta, dan

menyelaraskan antara ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan yang terjadi

pada instansi atau industri peternakan secara aktual.

1.5 Manfaat Praktek Kerja Lapang

Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak

diantaranya sebagai berikut:

Bagi mahasiswa:

a. Meningkatkan wawasan keilmuan tentang situasi dalam dunia kerja.

b. Menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi dalam diri mahasiswa melalui

praktek kerja lapang.

c. Mendewaskan pikiran mahasiswa untuk melaksanakan setiap pemecahan dan

penelaahan masalah yang ada secara pragmatis ilmiah.

d. Memberi keterampilan kepada mahasiswa sebelum masuk di dunia kerja.

e. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan yang terjadi pada industri

peternakan.

Bagi Perguruan Tinggi:

a. Perguruan tinggi akan lebih terarah dalam pendidikan kepada mahasiswa,

dengan adanya umpan balik sebagai hasil integrasi mahasiswa dengan instansi,

sehingga kurikulum perguruan tinggi dapat disesuaikan dengan tuntutan

pembangunan.

Page 8: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

b. Mempercepat dan meningkatkan kerjasama antara perguruan tinggi dengan

instansi tempat Praktek Kerja Lapang.

c. Mempromosikan keberadaan akademik di tengah-tengah dunia kerja.

d. Tolak ukur pencapaian kinerja program studi khususnya untuk mengevaluasi

hasil pembelajaran oleh instansi tempat Praktek Kerja Lapang.

e. Dosen memperoleh berbagai kasus berharga yang dapat digunakan sebagai

contoh dalam proses pendidikan.

Bagi Instansi:

a. Sebagai sarana up-grading pembelajaran dan wawasan kepada mahasiswa yang

akan masuk ke dunia kerja.

b. Memperoleh tenaga kerja yang kompeten.

c. Sebagai bentuk fasilitas pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia

yang memang sudah selayaknya dilakukan oleh Instansi Pemerintah kepada

masyarakat.

d. Memperkuat jalinan kerjasama antara Perguruan tinggi dengan Instansi, karena

dua elemen ini tidak bisa terpisahkan dan harus selalu mendukung demi

tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Page 9: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri Penyamakan Kulit

Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah bahan mentah

kulit (hides and skin) menjadi bahan kulit atau tersamak (leather) dengan

menggunakan bahan-bahan kimia yang mendukung proses penyamakan.

Pengolahan kulit mentah menjadi bahan tersamak akan menyebabkan kulit tahan

terhadap pengaruh mikroorganisme, kimia dan fisik (Asmadi, 2009).

Industri penyamakan kulit dapat dimasukkan dalam industri kimia, karena

90% dari proses penyamakan menyangkut dan / atau mempergunakan bahan-

bahan kimia sehingga usaha ini akan menghasilkan limbah cair yang mengandung

berbagai polutan organik dari bahan baku dan polutan kimia dari bahan pembantu

proses. Di samping itu juga dihasilkan limbah padat dari hasil pembersihan

daging, bulu, dan gumpalan lemak. Limbah padat juga banyak mengandung

kapur, garam, dan bahan kimia pembantu dalam proses penyamakan (Hariani,

2009).

Dampak positif dari teknologi dan industri memang sangat diharapkan oleh

manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup, namun

dampak negatif tentu tidak diharapkan karena dapat menurunkan kualitas dan

kenyamanan hidup manusia. Teknologi modern telah menyebabkan terjadinya

perubahan dan pencemaran secara besar-besaran terhadap lingkungan. Akan

tetapi, teknologi yang didasari oleh kesadaran lingkungan yang tinggi juga akan

menyelesaikan masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan (Nurwati, 2009).

2.2 Proses Penyamakan Kulit

Proses penyamakan kulit dimaksudkan untuk memperoleh kulit yang tidak

mudah rusak dan kuat. Penyamakan kulit pada umumnya dapat dilakukan dengan

beberapa cara ditinjau dari bahan penyamakan yang digunakan yaitu 1).

Penyamakan nabati dengan bahan penyamak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

yang mengandung penyamak nabati (tannin) misalnya kulit akasia, segawe,

Page 10: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

tengguli, mahoni, gambir, teh, buah pinang, dan mangga. 2). Penyamakan mineral

dengan bahan penyamak mineral misalnya khrom dan formalin. 3). Penyamak

minyak dengan bahan penyamak yang berasal dari minyak hewan seperti minyak

ikan hiu (Mustakin dkk, 2007).

Penyamakan kulit mineral terdiri dari 3 tahap yaitu: Beam house, Tanning,

dan Finsishing. Secara garis besar proses penyamakn dapat dijelaskan sebagai

berikut:

2.2.1 Pra-Penyamakan (Beam house)

Tahap pra penyamakan berfungsi untuk menyiapkan kondisi kulit agar siap

dimasak. Substansi-substansi kulit diaktifkan dan dikondisikan agar aktif terhadap

bahan penyamak. Tahap pra penyamakan juga disebut tahap “Rumah Basah”

(Beam House). Karena pada tahap ini proses berlangsungnya dalam lingkungan

yang serba basah. Tahap “Rumah Basah” (Beam House) terdiri dari 6 proses

diantaranya yaitu: perendaman (soaking), pengapuran (liming), pembuangan

daging (fleshing), pembuangan kapur (deliming), pengikisan protein (bating), dan

pengasaman (picking) (PPP UGM, 2011).

a. Perendaman (soaking),merupakan tahap awal proses penyamakan kulit yang

lazim dilakukan. Tujuan proses perendaman adalah untuk menjadikan kondisi

kulit mentah ataupun kulit awetan dalam air agar lebih bersih dan lentur

seperti keadaan pasca pengulitan. Selama proses perendaman terjadi

pengembalian kandungan air kulit yang berkurang saat pengawetan,

pembasahan kembali protein yang telah kering, dan penghilangan bahan

tersegmentasi antar serabut (Susila dkk, 2013).

b. Pengapuran (liming), merupakan proses pembengkakan kulit untuk melepas

sisa daging, menghilangkan epidermis, bulu, dan kelenjar lemak

(Amertaningtyas,2008)

c. Pembuangan daging (fleshing), bertujuan untuk menghilangkan lapisan sub

cutis (Gumilar, 2005). Sisa-sisa daging dan lemak dibuang dengan pisau seset.

Page 11: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

akan tetapi jika ada proses pengulitan, lapisan sub cutis yang dibuang maka

tidak perlu dilakukan. Proses ini dimaksudkan untuk menghilangkan sisa

lemak dan daging yang dapat menghambat penetrasi bahan penyamak

kedalam kulit (Purnama, 2001).

d. Pembuangan kapur (delining), bertujuan untuk menghindari timbulnya

endapan kapur yang dapat bereaksi dengan bahan lain pada proses selanjutnya

(Saputra, 2011).

e. Pengikisan protein (bating), penting dilakukan karena salah satu sifat kulit

ditentukan oleh sukses tidaknya proses ini. Tujuan utama adalah

menghilangkan protein non kolagen seperti albumin, globulin, dan lender

dalam kulit agar bahan penyamak mudah masuk kedalam jaringan kulit.

sehingga kulit samak lebih lunak dengan kekuatan yang lebih baik (Prayitno,

2010).

f. Pengasaman (pickling), yaitu perendaman dengan larutan asam dengan tujuan

menghentikan kerja enzim, mencegah tumbuhnya bakteri, menghilangkan

flek-flek kulit, serta menyesuaikan pH kulit terhadap pH bahan penyamak

krom. Bahan-bahan kimia yang bersifat asam dapat digunakan untuk proses

pengasaman tetepi harus memenuhi persyaratan. Asam yang diperlukan terdiri

dari asam kuat yang memiliki keunggulan dalam menghasilkan kulit terbaik.

Asam klorida (HCl) sebagai bahan pengasaman merupakan salah satu jenis

asam kuat sehingga lebih banyak bereaksi dengan zat-zat didalam kulit yang

memudahkan dalam proses penyamakan (Pratiwi dkk, 2015).

2.2.2 Proses Penyamakan (Tanning)

Penyamakan kulit bertujuan untuk mengubah sifat kulit yang tidak stabil

menjadi stabil terhadap perlakuan-perlakuan tertentu. seperti adanya reaksi

mikroba, zat kimia, dan perlakuan fisik (PPP UGM, 2011).

Untuk menguji kematangan penyamakan kulit bulu dilakukan boiling test

(uji kerut) yaitu dengan cara mengambil sampel kulit bulu berukuran 2 cm x 2 cm

Page 12: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

untuk direbus dan bila bentuknya tidak mengalami perubahan berarti kulit yang

disamak telah matang (Purnama, 2001).

Untuk mengetahui presentasi kematangan kulit samak dapat dihitung

dengan rumus kematangan penyamakan sebagai berikut:

Kematangan penyamakan= luas awal−luas akhirluas awal

x100 %

a. Proses menaikan basisitas (Bayting)

Proses ini bertujuan untuk menaikan pH menjadi basa. Kemikalia yang

dipakai adalah Na2CO3. Dengan naiknya pH menjadi basa maka akan

memudahkan dalam proses selanjutnya (Purnama, 2001).

b. Proses Netralisasi

Proses ini bertujuan untuk menetralkan kulit wet blue dari asam yang

berasal pada proses pengasaman dan asam dari hidrolisa zat penyamak khrom.

Asam-asam yang dinetralisir adalah asam yang terdapat diantara serat-serat

kulit yang belum hilang selama proses pencucian. Apabila asam tersebut tidak

hilang maka akan mempengaruhi proses penyamakan karena akan

mengemulsikan minyak dan pecah dipermukaan kulit. Air yang dipakai adalah

air hangat 45°C ditambah dengan Na2CO3 dan diputar selama 60 menit

(Purnama, 2001).

c. Proses penyamakan ulang

Bertujuan untuk menyempurnakan hasil penyamakan. Dalam penyamakan

ulang dapat dikombinasikan dengan bahan penyamak sintetis seperti Irgitan,

Basintan, dll atau tetap menggunakan khrom (Purnama, 2001).

d. Proses penggemukan (fat liquoring)

Proses ini bertujuan untuk melemaskan serat-serat kulit sehingga menjadi

lembut, untuk memperkecil daya serap air dan juga untuk memberikan kilap

pada bulu, sehingga dalam penilaian organoleptik dapat memberikan hasil

yang baik pada penampilan kulit secara keseluruhannya. Kemikalia yang

dipakai adalah minyak sulfat dan air hangat dengan suhu 45 °C (Purnama,

2001).

Page 13: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

e. Proses fiksasi

Proses ini bertujuan untuk menahan minyak yang telah diserap kulit pada

proses penggemukan agar tidak keluar lagi. Kemikalia yang dipakai adalah

asam semut (HCOOH) (Purnama, 2001).

f. Proses pemeraman (aging)

Proses ini bertujuan untuk membiarkan kulit yang telah dimasak berproses

terus untuk pematangan. Caranya adalah kulit yang telah difiksasi diperah

airnya lalu ditiriskan dan dibiarkan selama semalam (Purnama, 2001).

g. Proses perentangan (toggling)

Proses ini merupakan proses tahap terakhir yaitu untuk meregangkan kulit

sampai seregang-regangnya. Caranya adala kulit samak bulu yang setengah

kering diregangkan pada alat peregang secara berulang-ulang sehingga kulit

samak menjadi lemas (Purnama, 2001).

2.2.3 Proses Penyamakan (Finishing)

Proses penyelesaian (finishing) adalah untuk menentukan kualitas hasil

akhir (leather). Terdiri atas beberapa tahapan yang bervariasi sesuai dengan jenis

kulit, bahan penyamak yang digunakan, dan kualitas akhir yang diinginkan.

Proses finishing akan membentuk sifat-sifat khas pada kulit seperti kelenturan,

kepadatan, dan warna kulit. Proses perataan (setting out) bertujuan untuk

menghilangkan lipatan-lipatan yang terbentuk selama proses sebelumnya dan

mengusahakan terciptanaya luasan kulit yang maksimal. Proses perataan sekaligus

akan mengurangi kadar air kerena kandungan air dalam kulit akan terdorong

keluar (striking out). Beberapa proses lanjutan lainnya adalah pengeringan

(mengurangi kadar air kulit sampai batas standar, biasanya 18-20%), pelembaban

(menaikkan kandungan air bebas dalam kulit untuk persiapan perlakuan proses

lanjutan), pelemasan (melemaskan kulit dan mengembalikan kerutan-kerutan

sehingga luasan kulit menjadi normal kembali), pementangan (untuk menambah

luasan kulit), pengamplasan (untuk menghaluskan permukaan kulit). Sehingga

kulit semakin bias dicat untuk memperindah tampilan kulit (Marcelina dkk, 2013).

Page 14: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juli - 26 Agustus

2016 (1 bulan) dan menyesuaikan jam kerja Balai Pelayanan Teknis Industri Kulit

dan Lingkungan Industri Kecil (BTIK-LIK), Jl. Teuku Umar No.5, Ringinagung,

Kec. Magetan, Kab. Magetan, Jawa Timur.

Apabila waktu yang kami harapankan tidak sesuai dengan kebijakan

perusahaan, maka sepenuhnya kami serahkan kepada pihak instansi terkait,

berkenaan waktu dan posisi penempatan Praktek Kerja Lapang.

3.2 Materi

Materi yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah

Manajemen Penerimaan Kulit Segar Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai

Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil (BTIK-LIK)

Magetan.

3.3 Metode

Metode yang digunakan dalam kegiatan Pratek Kerja Lapang ini adalah Observasi dengan Melakukan pengamatan secara langsung dan sistematis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan manajemen pengolahan limbah penyamakan kulit.a. Interview

Mengadakan wawancara dan diskusi dengan instruktur lapangan mengenai semua hal yang berhubungan dengan manajemen pengolahan penyamakan kulit di Balai Pelayanan

Teknis Industri Kulit dan Lingkungan Industri Kecil (BTIK-LIK).

Page 15: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

b. Partisipasi aktif Dengan cara melakukan partisipasi aktif yaitu dengan ikut serta dalam

melakukan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan beberapa aspek di Balai

Pelayanan Teknis Industri Kulit dan Lingkungan Industri Kecil (BTIK-LIK).

3.4 Analisis Hasil

Hasil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yaitu dengan

menggambarkan atau menjelaskan situasi obyek pengamatan dari data-data yang

diperoleh kemudian dianalisa dengan menjabarkan atau menggambarkan segala

aspek yang menjadi obyek dalam Praktek Kerja Lapang untuk kemudian

dibandingkan dengan teori menggunakan studi literature dan didapatkan kajian

teori dengan kenyataan di lapangan. Sehingga akan diperoleh pemecahan terhadap

suatu permasalahan.

3.5 Jadwal Kegiatan

No KegiatanMinggu ke-

1 2 3 4 5

1 Pengenalan lokasi BTIK-LIK Magetan √

2Konsultasi dan Pembimbingan Praktek Kerja

Lapang√ √

3 Praktek Kerja Lapang √ √ √ √

4 Penulisan Laporan dan Evaluasi Kegiatan √ √ √

Page 16: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

BAB IV

PENUTUP

Proposal Praktek Kerja Lapang ini kami ajukan sebagai salah satu

syarat untuk pelaksanaan Praktek Kerja Lapang di Balai Pelayanan Teknis

Industri Kulit dan Lingkungan Industri Kecil (BTIK-LIK) Magetan.

Besar harapan kami untuk diterima sesuai disiplin ilmu dan keterampilan yang

ingin kami pelajari. Kami akan berusaha untuk melaksanakan Praktek Kerja

Lapang sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan, sehingga ada suatu

keuntungan timbal balik antara kami dan pihak perusahaan. Selain itu,

bimbingan dan pengawasan dari pihak perusahaan semoga mampu

menjadikan evaluasi supaya menjadi pribadi yang siap bersaing di dunia kerja

sesuai dengan bidang yang ditekuni saat kuliah. Pada akhir poposal ini, kami

mencantumkan data diri permohonan yang semoga dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan.

Page 17: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, E. Sutrisno, dan W. Oktiawan. 2009. Jurnal Pengurangan Chrom (Cr)

dalam Limbah Cair Industri Kulit pada Proses Tannery Menggunakan

Senyawa Alkali Ca(OH)2, NaOH, dan NaHCO3. JAI Volume 5.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gumilar, J. 2005. Pengaruh Penggunaan Berbagai Tingkat Asam Sulfat (H2SO4)

pada Proses Pikel terhadap Kualitas Kulit Wet Blue Domba Priangan

Jantan. Jurnal Ilmu Ternak. Vol. 5. No.1.

Hariani, P. Loekitowati, N. Hidayati, dan M. Oktaria. 2009. Jurnal Penurunan

Konsentrasi Cr(VI) dalam Air dengan Koagulan FeSO4. Jurnal Penelitian

Sains Volume 12. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Marcelina, R., Saftriyaningsih, K.A. 2013. Ekplorasi Kulit Sapi dan Ragam Hias

Dayak dengan Teknik Laser Cutting dan Laser Engraving untuk Aksesoris

Fashion. Jurnal Tingkat Sarjana dan Desain. No.1

Mustakin, Widati, A.S., Purnaningtyas, L. 2007. Tingkat Persentasi Tannin pada

Kulit Kelinci Samak Berbulu terhadap Kekuatan Jahit, Kekuatan Sobek

dan Kelemasan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Vol. 2, No, 1.

Pratiwi, N.D., Sumardianto, Romadbon. 2015. Pengaruh Penggunaan Asam

Klorida (HCl) Sebagai Bahan Pengasaman terhadap Kualitas Kulit Ikan

Nila (Oreochromis niloticus) Samak. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi

Hasil Perikanan. Vol.4, No.2

Prayitno. 2010. Kajian Penerapan Bioteknologi Pengolahan Kulit untuk

Mengurangi Limbah. Majalah Kulit, Karet, dan Plastik. Vol.28, N0 1.

Purnama, R.D. 2001. Teknik Penyamakan Kulit Bulu Kelinci Rex Dengan Bahan

Penyamak Khrom. Temu Teknis Fungsional Non peneliti.

Page 18: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM. 2011. Laporan pengembangan

Hibah Pembelajaran e-Lerning.

Saputra, A. 2011. Konsep Pengendalian Mutu dan Hazard Analysis Critical

Control Point (HACCP) dalam Proses Pembuatan Rambak Kulit Sapi.

Laporan Tugas Akhir. Program Studi Diploma III Teknologi Hasil

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Susila, R.J., Kasmudjiastuti, E., Sutyasmi, S. 2013. Penggunaan Enzim Bacillus

megatorium DSM-319 pada Proses Perendaman Penyamakan Kulit Jaket.

Majalah Kulit, Karet, dan Plastik. Vol. 29, No. 2.

Page 19: Manajemen Penerimaan Dan Proses Penyamakan Kulit Di Balai Pelyanan Teknis Industri Kulit Dan Lingkungan Industri Kecil-1(1)

Lampiran

Peserta 1

Nama Lengkap : Hardiyan Achmad K.Jenis Kelamin : Laki-laki NIM : 135050100111115Angkatan : 2013Program Studi : Ilmu PeternakanAgama : Islam Alamat : Jl. Kembang Turi No. 8 C, Jatimulyo, Lowokwaru, MalangEmail/ No.HP : [email protected] / 085648994362

Peserta 2

Nama Lengkap : Maria A.A. KarlinaJenis Kelamin : PerempuanNIM : 135050100111179Angkatan : 2013Program Studi : Ilmu PeternakanAgama : KatolikAlamat : Jl. Sigura-gura Barat No.8, Lowokwaru, MalangEmail/ No.HP : [email protected] / 085230229920

Peserta 3

Nama Lengkap : KhoiriyahJenis Kelamin : PerempuanNIM : 135050100111273Angkatan : 2013Program Studi : Ilmu PeternakanAgama : Islam Alamat : Jl. Sigura-gura Kav. 5, No.29 B, Lowokwaru,

MalangEmail/ No.HP : [email protected] / 081233517823