Manajemen Penerbitan Jurnal X...Inggris, salah satu kata yang baru adalah effleurage (Mons Dragon,...

17

Transcript of Manajemen Penerbitan Jurnal X...Inggris, salah satu kata yang baru adalah effleurage (Mons Dragon,...

  • PENGARUH TEKNIK MASSAGE EFFLURAGE

    TERHADAP TINGKAT PENURUNAN NYERI PADA

    PRIMIPARA KALA I FASE AKTIF

    CANDRA WAHYUNI, SST., M.Kes. STIKes Surya Mitra Husada Kediri, Jl. ,Manila 37 Sumberece Kota Kediri, Indonesia.

    INFORMASI ARTIKEL: A B S T R A K

    Riwayat Artikel:

    Tanggal diterima

    Tanggal di revisi

    Tanggal di Publikasi

    Kata kunci:

    Masasse Efflura

    Nyeri

    Kala I fase aktif

    Massage atau pijatan pada abdomen (effleurage) adalah bentuk stimulasi

    kulit yang digunakan selama proses persalinan dalam menurunkan nyeri secara

    efektif diakibatkan oleh dilatasi servik, segmen bawah uterus dan distensi

    korpus uteri. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh teknik massage

    efflurage terhadap tingkat penurunan nyeri pada primipara kala 1 fase aktif

    wilayah kerja Puskesmas Baloweti Kota Kediri.

    Desain penelitian ini adalah penelitian pre – post test dengan pendekatan

    Pra eksperimental one group pre – post test design. Populasi yang diteliti adalah

    semua primipara kala I fase aktif di wilayah kerja Puskesmas Baloweti Kota

    Kediri berjumlah 6 orang dengan menggunakan metode Concecutive sampling

    diperoleh sampel sebanyak 6 responden. Variabel independen yang diteliti adalah

    Masage Efflurage dan variabel dependen adalah penurunan tingkat nyeri.

    Hasilnya dianalisa dengan menggunakan uji Wilcoxon Test, sedangkan Instrumen

    yang digunakan adalah lembar observasi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan Masasse

    Effluage seluruh responden mengalami nyeri berat terkontrol sebanyak 6

    responden (100%). Setelah diberikan Masasse Effluage tingkat nyeri menurun

    dan yang paling dominan yaitu nyeri sedang sebanyak 4 responden (66,7%),dan

    nyeri ringan sebanyak 2 responden (33,3%). Hasil analisis Wilcoxon menunjukan

    nilai P-Value 0,023< 0,05 maka H0 Tolak dan H1 diterima yang berarti ada

    pengaruh teknik Masage Efflurage terhadap tingkat penurunan nyeri pada

    primipara kala I fase aktif di wilayah kerja Puskesmas Baloweti Kota Kediri.

    Nyeri pada ibu inpartu dapat berkurang bila diberikan sentuhan berupa

    masasse efflurage. ibu yang berkonsentrasi saat masase di berikan sehingga akan

    merasa rileks dan nyaman.

    A B S T R A C T Massage or massage at abdomen (effleurage) is form of stimulation used

    husk during copy process in degrading pain in bone is effectively resulted from by

    dilatation of servik, segment under and uterus of distention uteri corpus. This

    research aim to to know influence of technique of massage efflurage to storey

    degradation of pain in bone at scorpion primipara 1 active phase in region work

    Puskesmas Balowerti Kediri.

    This Research Design is research of pre - post test with approach of Pre of

    eksperimental pre group one - post test design. Population the checked is all

    scorpion primipara of I active phase in region work Puskesmas Balowerti Kediri

    amount to 6 people by using method of Concecutive sampling obtained by sample

    counted 6 responder. Independent variable the checked is Massage Effluage and

    variable of dependen is degradation of pain in bone level. Its result is analysed by

    using test of Wilcoxon Test, while Instrument the used is observation sheet.

    Result of research indicate that before given by Massage Effluage all

    natural responder of heavy pain in bone controlled by counted 6 responder

    (100%). After given by Massage Effluage mount most dominant and downhill pain

    in bone that is pain in bone is counted 4 responder (66,7%), and light pain in bone

    counted 2 responder (33,3%). Result of analysis of Wilcoxon shows assess P-

    Value 0,023< 0,05 hence H0 Refuse and H1 accepted meaning there is influence of

    technique of Massage Effluage to level degradation of pain in bone at scorpion

    primipara of I active phase in region work Puskesmas Balowerti Kediri.

    Pain in bone at mother of inpartu can decrease when given by touch in the

    form of Massage Effluage. mother which is have moment concentration to of

    massage in giving so that will feel rileks and is balmy.

  • PENDAHULUAN

    Persalinan dan kelahiran merupakan

    peristiwa fisiologis yang normal. Kelahiran bayi

    merupakan peristiwa sosial, dimana ibu dan

    keluarga menantikannya selama sembilan bulan.

    Ketika proses persalinan dimulai, peranan ibu

    sangat penting untuk melahirkan bayinya,

    sedangkan peranan petugas kesehatan (bidan atau

    dokter) adalah memantau persalinan, mendeteksi

    dini adanya komplikasi, selain bersama-sama

    keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada

    ibu bersalin. Persalinan adalah proses membuka dan

    menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan

    lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan

    ketuban didorong keluar melalui jalan lahir

    (Saifuddin, 2006).

    Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari

    adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim.

    Kontraksi ini yang menimbulkan rasa sakit pada

    pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha.

    Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan

    mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan

    servik ini maka akan terjadi persalinan (Judha,

    2012)

    Selama kala I persalinan, nyeri diakibatkan oleh

    dilatasi servik dan segmen bawah uterus dan

    distensi korpus uteri. Nyeri ini dialihkan ke

    dermaton yang disuplai oleh segmen medulla

    spinalis yang sama dengan segmen yang

    menerima input nosiseptif dari uterus dan

    serviks. Dermaton adalah daerah tubuh yang

    dipersarafi oleh saraf spinalis khusus, misalnya

    dermaton 12 mengacu pada dermaton thorasikus ke

    12 (T12). Nyeri dirasakan sebagai nyeri tumpul

    yang lama pada awal kala I dan terbatas pada

    dermaton thorasikus 11 (T11) dan ke 12 (T12).

    Kemudian pada kala I persalinan, nyeri pada

    dermaton (T11) dan (T12) menjadi lebih berat,

    tajam dan menyebar ke dermaton (T10) dan

    Lumbal 1 (L1)(Judha, 2012).

    Korespondensi penulis.

    Alamat E-mail: [email protected]

    Stres atau rasa takut secara fisiologis dapat

    menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa

    semakin nyeri dan sakit dirasakan. Karena saat

    wanita dalam keadaan inpartu mengalami stres,

    secara otomatis tubuh akan melakukan reaksi

    defentif sehingga mengeluarkan hormon stresor

    yaitu hormon katekolamin dan hormon adrenalin.

    katekolamin ini akan melepaskan dalam konsenresi

    tinggi saat persalinan. jika calon ibu tidak bisa

    menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan

    berbagai respon tubuh yang muncul antara lain

    dengan bertempur atau berlari (fiht or flight). Akibat

    respon tersebut maka uterus akan semakin tegang

    sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot otot

    uterus berkurangkarena arteri mengecil dan

    menyempit. Namun sebaliknya dalam kondisi rileks

    justru bisa memancing keluarnya hormon endorfin,

    sehingga menghilangkan rasa takut yg alami dalam

    tubuh. (Judha, 2012).

    Massage atau pijatan pada abdomen (effleurage)

    adalah bentuk stimulasi kulit yang digunakan

    selama proses persalinan dalam menurunkan nyeri

    secara efektif. Effleurage berasal dari bahasa

    Prancis. Ketika catatan dari Dr. Fernand Lamazes

    diterjemahkan dari bahasa Prancis kedalam bahasa

    Inggris, salah satu kata yang baru adalah effleurage

    (Mons Dragon, 2006).

    Effleurage adalah teknik pemijatan berupa usapan

    lembut lambat, dan panjang atau tidak putus-putus.

    Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Dalam

    persalinan, effleurage dilakukan dengan

    menggunakan ujung jari yang lembut dan ringan.

    Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan

    kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari

    permukaan kulit. Pijatan effleurage dapat juga

    dilakukan di punggung. Tujuan utamanya adalah

    relaksasi. Gate Control Theory dapat dipakai untuk

    pengukuran efektifitas cara ini. Ilustrasi Gate

    Control Theory bahwa serabut nyeri membawa

    stimulasi nyeri ke otak lebih kecil dan perjalanan

    sensasinya lebih lambat dari pada serabut sentuhan

    yang luas. Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang

    bersamaan, sensasi sentuhan berjalan ke otak dan

    menutup pintu gerbang dalam otak, pembatasan

    jumlah nyeri dirasakan dalam otak. Effleurage atau

    pijatan pada abdomen yang teratur dangan latihan

    pernapasan selama kontraksi digunakan untuk

  • mengalihkan wanita dari nyeri selama kontraksi.

    Begitu pula adanya massage yang mempunyai efek

    distraksi juga dapat meningkatkan pembentukan

    endorphin dalam sistem kontrol dasenden. Massage

    dapat membuat pasien lebih nyaman karena

    massage membuat relaksasi otot (Monsdragon,

    2006). Tujuan Penelitian mengetahui pengaruh

    teknik massage efflurage terhadap tingkat

    penurunan nyeri pada primipara kala 1 fase aktif.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian dilaksanakan pada Tanggal 14 September –

    14 Oktober 2015 di Puskesmas Balowerti Kota

    Kediri. Desain yang di gunakan adalah pra

    Eksperiment dengan menggunakan pendekatan “one

    group pre test– post test“. Yaitu dengan peneliti

    melakukan identifikasi pengaruh teknik massage

    efflurage terhadap tingkat penurunan nyeri pada

    primipara kala I fase aktif di Wilayah Kerja

    Puskesmas Balowerti Kota Kediri.

    Sampel penelitian adalah sebagian ibu inpartu kala 1

    fase aktif primipara yang mengalami nyeri

    persalinan Wilayah Kerja Puskesmas Balowerti

    Kota Kediri sebanyak 6 responden. Teknik sampling

    yang dipilih adalah Concecutive sampling yaitu

    sampel dan besarnya diambil berdasarkan sampel

    dan data. Yang ibu yang berusia 20 -35 tahun,

    primipara, hamil aterm (37 - 41 minggu).

    Prosedur pengumpulan data, meliputi menetapkan

    metode pengumpulan data berdasarkan variabel

    penelitian, menyusun instrumen sebagai alat untuk

    mengumpulkan data yaitu lembar observasi,

    menentukan responden yang akan diteliti, peneliti

    mengajukan surat ijin meneliti kepada Puskesmas

    wilayah kerja Balowerti. Setelah mendapat ijin

    peneliti mengadakan pendekatan dan memberikan

    informed consent bila disetujui, melakukan

    observasi kepada responden, analisis data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah uji Wilcoxon

    Test.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Karakteristik Responden

    1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur.

    6 org(100%)

    < 20 Tahun 20-30 Tahun

    > 35 Tahun

    Gambar 1. Karakteristik Responden Berdasarkan

    Umur .

    Berdasarkan diagram di atas diketahui seluruh

    responden berusia 20-35 Tahun dengan jumlah

    responden 6 orang (100%).

    2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

    Kehamilan.

    6 org(100%)

    < 37 Mnggu 37 - 40 Mnggu

    41 - 43 Mnggu

    Gambar 2. Karakteristik Responden Berdasarkan

    Usia Kehamilan

    Berdasarkan diagram atas diketahui seluruh

    responden memiliki usia kehamilan 37- 40 Minggu,

    yaitu sebanyak 6 responden (100%).

    3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

    Kehamilan.

    6 org(100%)

    1- 3 cm 4 -10 cm

    Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan

    Usia Kehamilan

    Berdasarkan diagram di atas diketahui seluruh

    responden memasuki pembukaan 4-10 Cm, yaitu

    sebanyak 6 responden (100%)

  • 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi

    Fundus Uteri.

    6 org100%

    < 30 cm 30 - 32 cm > 32 cm

    Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan

    Tinggi Fundus Uteri

    Berdasarkan diagram di atas diketahui seluruh

    responden memiliki TFU 30 – 32 Cm, yaitu

    sebanyak 6 responden (100%)

    5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi

    Badan.

    5 org(83%)

    1 org(17%)

    155- 160 cm 161- 165 cm

    166 -170 cm

    Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan

    Tinggi Badan.

    Berdasarkan diagram di atas diketahui sebagian

    besar responden memiliki TB 155-157Cm, yaitu

    sebanyak 5 responden (83%)

    Karakteristik Variabel

    Tabel 1.

    Tingkat nyeri sebelum di berikan Massage

    Efflurage pada primipara kala 1 fase aktif No Kriteria Frekunsi Persentase

    (%)

    Total

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    Tidak nyeri

    Nyeri ringan

    Nyeri sedang

    Nyeri berat

    terkontrol

    Nyeri berat

    tidak terkontrol

    Total

    0

    0

    0

    6

    0

    6

    0%

    0%

    0%

    100%

    0%

    100%

    0%

    0%

    0%

    100%

    0%

    100%

    Berdasarkan table 1. diketahui semua

    responden mengalami nyeri berat terkontrol yaitu

    sebayak 6 responden (100%).

    Tabel 2

    Tingkat penurunan nyeri setelah di berikan Massage

    Efflurage pada primipara kala 1 fase aktif

    No Kriteria Frekuensi Persentase

    (%)

    Total

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    Tidak nyeri

    Nyeri ringan

    Nyeri sedang

    Nyeri berat

    terkontrol

    Nyeri berat

    tidak terkontrol

    Total

    0

    2

    4

    0

    0

    6

    0%

    33,3%

    66,7%

    0%

    0%

    100%

    0%

    33,3%

    66,7%

    0%

    0%

    100%

    Berdasarkan table 2. diketahui sebagian besar

    responden setelah diberikan Massage Effluerage

    mengalami tingkat penurunan nyeri dengan kategori

    nyeri sedang yaitu sebanyak 4 responden (66,7%).

    Hasil Uji Statistik

    Tabel 3 Hasil analisis Wilcoxon tingkat penurunan

    nyeri setelah diberikan Masage Efflurage pada

    primipara kala I fase aktif di Wilayah Kerja

    Puskesmas Balowerti Kota Kediri

    TINGKAT_NYERI_SESUDAH

    TINGKAT_NYERI_SEBELUM

    Z

    Asymp. Sig. (2-

    tailed)

    -2.271ª

    .023

    Berdasarkan table 3 didapatkan hasil bahwa

    penurunan tingkat nyeri memiliki nilai signifikan

    0,023 < α 0,05 maka H0 ditolak H1 di terima, yang

    artinya,ada pengaruh Massage Efflurage terhadap

    penurunan tingkat nyeri kala 1 fase aktif di wilayah

    kerja puskesmas Balowerti Kota Kediri.

    Pembahasan

    1. Tingkat Nyeri Sebelum Pemberian Massage

    Efflurage Pada Inpartu Kala I Fase Aktif.

    Berdasarkan tabel 1 diketahui semua

    responden sebelum diberikan Massage

    Efflurage mengalami nyeri berat terkontrol

    yaitu 6 orang (100 %).

    Rasa nyeri pada persalinan kala I terjadi

    karena aktivitas besar di dalam tubuh guna

    mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan

    sebagai peregangan pelebaran mulut rahim,

    kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim

  • berkontraksi untuk mendorong bayi keluar

    (Bobak, 2008).

    Nyeri persalinan adalah suatu perasaan tidak

    menyenangkan yang merupakan respon

    individu yang menyertai dalam proses

    persalinan oleh karena adanya perubahan

    fisiologis dari jalan lahir dan rahim.

    2. Penurunan Tingkat Nyeri Setelah Diberikan

    Massage Efflurage Inpartu Kala I Fase Aktif.

    Berdasarkan tabel 2 sebagian besar

    responden mengalami penurunan tingkat nyeri

    setelah di berikan Massage Efflurage yaitu

    dalam kategori nyeri sedang 4 responden

    (66.7%) dan kategori nyeri ringan sebanyak 2

    responden (33,3%).

    Massage Effleurage dapat memberikan efek

    relaks dan tenang. Effleurage atau pijatan pada

    abdomen yang teratur dengan latihan

    pernapasan selama kontraksi digunakan untuk

    mengalihkan wanita dari nyeri selama

    kontraksi. Begitu pula adanya massage yang

    mempunyai efek distraksi juga dapat

    meningkatkan pembentukan endorphin dalam

    sistem kontrol dasenden. Massage dapat

    membuat pasien lebih nyaman karena massage

    membuat relaksasi otot. (Danuatmadja, 2008).

    Sentuhan berupa Massage (pijatan) lembut

    dan motivasi kepada ibu dari tenaga medis

    kususnya bidan dan keluarga akan

    mengalihkan rasa nyeri ibu inpatu kala I fase

    aktif. Karna nyeri ibu inpartu akan stres

    sehingga di harapkan setelah diberikan

    Massage ibu menjadi rileks dan nyeri

    berkurang.

    3. Pengaruh Pemberian Massage Efflurage

    Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada

    Inpartu kala I Fase Aktif.

    Analisa data penelitian ini menggunakan uji

    Wilcoxon didapatkan hasil bahwa penurunan

    tingkat nyeri memiiki nilai signifikansi 0,023 <

    α 0,05 maka H0 ditolak H1 di terima.yang

    artinya,ada pengaruh Massage Efflurage

    terhadap penurunan tingkat nyeri kala 1 fase

    aktif di Wilayah kerja puskesmas Balowerti

    Kota Kediri.

    Effleurage atau pijatan pada abdomen yang

    teratur dengan latihan pernapasan selama

    kontraksi digunakan untuk mengalihkan wanita

    dari nyeri selama kontraksi. Begitu pula adanya

    massage yang mempunyai efek distraksi juga

    dapat meningkatkan pembentukan endorphin

    dalam sistem kontrol dasenden. Massage dapat

    membuat pasien lebih nyaman karena massage

    membuat relaksasi otot (Moondragon, 2008).

    Manfaat dari Massage Effleurage dalam

    Persalinan antara lain: dapat meningkatkan

    produksi oksitosin endogen, sehingga

    merangsang kontraksi uterus semakin adekuat

    (Simkin, 2011), meningkatkan oksitosin yang

    berhubungan dengan kenyamanan dan

    kepuasan (Ericbrown, 2012), dan menurunkan

    hormon stress dan meningkatkan hormon

    oksitosin (Beckel, 2012).

    Dari hasil penelitian diatas,

    menunjukkan bahwa Massage Efflurage

    mempunyai efek dalam penurunan tingkat

    nyeri persalinankala I fase aktif pada ibu

    primipara sehingga Massage Efflurage

    digunakan sebagai salah satu alternatif

    tindakan nonfarmakoligi yang bisa

    diterapkan untuk mengurangi tingkat nyeri

    persalinan slain metode relaaksasi yang

    selama ini diterapkan.

    KESIMPULAN

    Pengaruh Teknik pemberian massage effleurage

    terhadap tingkat penurunan nyeri pada primipara

    kala I fase aktif di wilayah kerja Puskesmas

    Balowerti Kota Kediri yang dilakukan pada 6

    responden dapat disimpulkan bahwa seluruh

    responden mengalami nyeri berat terkontrol

    sebelum diberikan Massage efflurage yaitu

    sebanyak 6 responden (100%).

    Setelah diberikan Massage Efflurage sebagian besar

    responden mengalami penurunan tingkat nyeri,yaitu

    4 responden (66,7%)mengalami nyeri sedang dan

    sebagian kecil yaitu 2 responden(33,3%)

    mengalami nyeri ringan.

    Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji

    Wilcoxon didapatkan hasil bahwa penurunan tingkat

    nyeri memiiki nilai signifikansi 0,023 < α 0,05 maka

  • H0 ditolak H1 di terima, yang artinya, ada pengaruh

    Massage Efflurage terhadap penurunan tingkat nyeri

    kala 1 fase aktif di wilyah kerja Puskesmas

    Balowerti Kota Kediri.

    DAFTAR PUSTAKA

    Danuatmaja,B. (2006) Persalinan Normal Tanpa

    Rasa Sakit. Puspa Swara, Jakarta

    Esty Handayani & Pramono Kiswoyo. 2008

    ”Pengaruh Pemberian Massage terhadap

    Penurunan Intensitas Nyeri Pada Persalinan

    Kala I“

    (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/

    20095/4/Chapter%20II.pdf) Diakses tanggal 12

    juni 2015

    Gadysa, G, 2009 “Persepsi ibu tentang metode

    massage” (http://luluvikar.wordpress.com/

    2009/08/26/persepsi-ibu-tentang-metode-

    massage) Diakses tanggal 12 juni 2015.

    Ningrum Astika Gita, 2013. Pengaruh Massage

    Effleurage Terhadap Kemajuan Persalinan Kala

    I Fase Aktif Pada Ibu Inpartu Primigravida Di

    RSIA MELINDA KEDIRI.Skripsi. Kediri:

    STIKes Surya Mitra Husada Kediri

    Joseph, 2010 ” Angka Kematian Ibu dan Anak”..(

    http://joseph-

    josh.com/2010_12_01_archive.html) Diakses

    tanggal 8 juli 2015

    Judha Mohamad , dkk, 2012 “Teori Pengukuran

    Nyeri dan Nyeri Persalinan” Nuha Medika,

    Jogjakarta.

    Manuaba,I A C. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit

    Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan.

    EGC, Jakarta.

    Moondragon. (2006) “Effleurage & Massage”

    .(http://www.moondragon.org/pregnancy/effleur

    age.html) Diakses tanggal 10 juli 2015

    Saputra. (2010) Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

    tentang Senam Hamil dengan Minat Ibu Hamil

    untuk Melakukan Senam

    Hamil.(http://saputra83.com/2010/03/hubungan-

    pengetahuan-ibu-hamil-tentang-senam-hamil-

    dengan-minat-ibu-hamil-untuk melakukan-

    senam-hamil.html). Diakses tanggal 10 juni

    2015

    Saifuddin,A B, dkk, 2008” Buku Panduan Praktis

    Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

    Yayasan Bina Pustaka Sawono Prawirohardjo,

    Jakarta.

    Nian Prasetyo Sigit, 2010 “Konsep dan Proses

    Keperawatan Nyeri”. Graha Ilmu, Yogyakarta

    Sinaga P, 2011 “SkripsiPengaruh Metode Masasse

    Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif

    Pada Ibu Inpartu Di Klinik Bersalin Sally

    Medan “

    Sugiyono, 2013 “Metode Kuantitatif Kualitatif Dan

    R & D”. Bandung, Alfabeta.

    Tamsuri Anas , 2007 “Konsep dan Penatalaksanaan

    Nyeri”. Buku keokteran ECG

    Wiknjosastro,H. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan.

    Yayasan Bina Pustaka Sawono Prawirohardjo,

    Jakarta.