Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

26
PENERAPAN KURIKULUM PENDIDIKAN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Manajemen Pendidikan Kejuruan yang dibina oleh Drs. Yoto, S.T, M.Pd, M.M Oleh: Dewi Izzatus Tsamroh 130511616269 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Maret 2015

Transcript of Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

Page 1: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

PENERAPAN KURIKULUM PENDIDIKAN PADA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN (SMK)

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Manajemen Pendidikan Kejuruan

yang dibina oleh Drs. Yoto, S.T, M.Pd, M.M

Oleh:

Dewi Izzatus Tsamroh 130511616269

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Maret 2015

Page 2: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat berhasil menyelesaikan

makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Penerapan

Kurikulum Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)”.

Makalah ini berisikan informasi tentang penerapan kurikulum pendidikan

pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mana kerap kali berganti.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang

bagaimana seharusnya kurikulum yang dianggap tepat untuk siswa SMK. Ketika

penyusunan makalah pembelajaran ini, banyak pihak yang turut membantu serta

memberikan dorongan pemikiran dan materi. Oleh karena itu, penyusun

menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi

sumbangan dalam penyelesaian makalah ini. Ucapan terima kasih penyusun

sampaikan kepada Bapak Yoto atas bimbingan, tuntunan, dan bantuan selama

proses penyusunan makalah ini.

Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun

selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, Maret 2015

Penyusun

Page 3: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penyusunan ................................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penyusunan ................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 4

2.1 Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia ...................................................... 4

2.1.1 Rencana Pelajaran 1947 .................................................................................... 5

2.1.2 Rencana Pelajaran Terurai 1952 ........................................................................ 6

2.1.3 Kurikulum 1968 ................................................................................................ 6

2.1.4 Kurikulum 1975 ................................................................................................ 7

2.1.5 Kurikulum 1984 ................................................................................................ 7

2.1.6 Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 ............................................. 7

2.1.7 Kurikulum 2004 ................................................................................................ 8

2.1.8 KTSP 2006 ........................................................................................................ 9

2.1.9 Kurikulum 2013 ................................................................................................ 9

2.2 Pengembangan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ......................... 10

2.2.1 Prinsip Umum ................................................................................................. 12

2.2.2 Prinsip Khusus................................................................................................. 13

2.2.3 Komponen Pengembangan Kurikulum ........................................................... 15

2.3 Penerapan Kurikulum yang Tepat Untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 17

2.3.1 Karakteristik KTSP ......................................................................................... 18

2.3.2 Karakteristik Kurikulum 2013......................................................................... 18

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 22

3.1 Simpulan ................................................................................................................. 22

3.2 Saran ....................................................................................................................... 22

DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................................... 23

Page 4: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang ada di

dunia. Sebagai negara berkembang, maka banyak upaya yang dilakukan

dalam berbagai hal untuk menjadikan Indonesia menjadi negara yang lebih

baik lagi. Beberapa hal tersebut antara lain adalah sebagai berikut,

pendidikan, ekonomi, kesejahteraan, kesehatan, dll.

Aspek mendasar dalam pembangunan suatu bangsa adalah dengan

pendidikan, dengan pendidikan yang baik maka suatu bangsa dapat mengatur

segala aspek dalam kehidupannya dengan baik. Aspek-aspek tersebut adalah

sebagai berikut, ekonomi, kesehatan, kesejahteraan, dll.

Sebagai negara yang tengah berkembang, di Indonesia telah dilakukan

berbagai macam cara untuk meningkatkan pendidikan, salah satunya adalah

dengan pembuatan dan pemberlakuan kurikulum sebagai kerangka

pelaksanaan pendidikan di Indonesia serta tercapailah tujuan pendidikan

nasional.

Setiap negara, tentunya memiliki sistem pendidikan nasional masing-

masing yang disusun berdasarkan pada filosofis negara masing-masing.

Misalnya Indonesia yang menyusun sistem pendidikan nasional berdasarkan

pada Pancasila dan UUD 1945. Dalam sistem pendidikan nasional, terdapat

tujuan yang mana harus tercapai. Untuk mencapai tujuan dari pendidikan

nasional tersebut maka disusunlah kurikulum pendidikan.

Kurikulum pendidikan di Indonesia dari tahun 1947 hingga 2013 telah

mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan ini tentunya didasari oleh

kebutuhan bangsa tersebut. Dengan adanya beberapa kali perubahan pada

kurikulum tersebut seharusnya tidak menjadikan pendidik bingung untuk

menerapkan kurikulum tersebut. Bahkan seharusnya pendidik dapat

memodifikasi kurikulum yang telah ditetapkan sehingga sesuai dengan

Page 5: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

2

perkembangan peserta didiknya. Terlebih untuk pendidik pada Sekolah

Menengah Kejuruan, karena output dari Sekolah Menengah Kejuruan

diharapkan adalah siswa-siswa yang siap terjun di dunia kerja dengan

skill/ability yang baik.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penyusun tertarik untuk

mengkaji kurikulum pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan judul

“Penerapan Kurikulum Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

beberapa masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana perkembangan sejarah kurikulum pendidikan

Indonesia?

2. Bagaimana pengembangan kurikulum yang tepat untuk Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia?

3. Bagaimana kurikulum pendidikan untuk Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) yang seharusnya di terapkan di Indonesia saat

ini?

1.3 Tujuan Penyusunan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perkembangan sejarah kurikulum pendidikan di

Indonesia

2. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum yang tepat untuk

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia

3. Untuk mengetahui kirikulum pendidikan untuk Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) yang tepat diterapkan di Indonesia saat ini.

Page 6: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

3

1.4 Manfaat Penyusunan

Manfaat dari penyusunan makalah ini bagi pemabaca pada umumnya

dan penyusun pada khususnya adalah sebagai berikut.

1. Dapat dijadikan sebagai rujukan untuk mengetahui sejarah

perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia

2. Dapat memberikan informasi mengenai bagaimana pengembangan

kurikulum pendidikan di Indonesia

3. Dapat dijadikan rujukan untuk menentukan kurikulum pendidikan

yang mana yang tepat digunakan di Indonesia untuk Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK).

Page 7: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Dalam kurun waktu 1945-1969, tujuan pendidikan nasional Indonesia

telah mengalami lima kali perubahan, mengikuti perubahan dalam suasana

kehidupan kebangsaan. Sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan

Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP&TK), Mr. Suwandi,

tanggal 1 Maret 1046, tujuan pendidikan nasional pada masa awal

kemerdekaan amat menanamkan penananman jiwa patriotisme. Hal ini dapat

dipahami, karena pada saat itu bangsa Indonesia baru saja lepas dari

penjajahan yang berlangsung ratusan tahun, dan masih ada gelagat bahwa

Belanda ingin kembali menjajah Indonesia. Oleh karena itu, penanaman jiwa

patriotisme melalui pendidikan dianggap merupakan jawaban guna

mempertahankan negara yang baru diproklamasikan.

Sejalan dengan perubahan suasana kehidupan kebangsaan, tujuan

pendidikan nasional Indonesia pun mengalami perluasan; tidak lagi semata-

mata menekankan jiwa patriotisme. Dalam Undang-Undang No. 4/1950

tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah, Bab II pasal 3

dinyatakan, ”Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia

susila yang cakup dan warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air”. Sehingga dapat

ditarik kesimpulan tujuan pendidikan yang telah diubah ini menekankan pada

“karakter” yang sampai saat ini tetap dipertahankan.

Agar tujuan pendidikan tercapai, maka disusunlah kurikulum.

Menurut UU No.2 Tahun 1989, kurikulum yaitu seperangkat rencana dan

peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakannya

dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar (Rohman, 2012: 3).

Sedangkan kurikulum sendiri telah mengalami perubahan dari tahun 1947,

1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006, 2013. Perubahan

tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem

Page 8: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

5

politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan

bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu

dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang

terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan

landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada

penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam

merealisasikannya. Berikut adalah penjelasan ringkas mengenai kurikulum

dari tahun 1947-2013.

2.1.1 Rencana Pelajaran 1947

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama

Rencana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan

kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih

dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utam

kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia

yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain. Kurikulum pertama yang lahir

pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda,

artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa

Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi

pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan

Pancasila.

Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada

1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali

dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata

pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana

Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan

watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan

dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan

jasmani. Setelah rencana pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum

Indonesia mengalami penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi

Rentjana Pelajaran Terurai 1952.Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini

Page 9: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

6

adalah setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan

dengan kehidupan sehari-hari.

2.1.2 Rencana Pelajaran Terurai 1952

Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut

Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali.

seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur

Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun

Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.

Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan

1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa,

karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan

dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik,

keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih

menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional prak tis.Usai tahun

1952, menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem

kurikulum pendidikan di indonesia. Kali ini diberi nama dengan Rentjana

Pendidikan 1964. Yang menjadi ciri dari kurikulum ini pembelajaran

dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral,

kecerdasan, emosional, kerigelan dan jasmani.

2.1.3 Kurikulum 1968

Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa

pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila

sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan

jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan

diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta

mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana

Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada

pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan

Page 10: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

7

pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,

pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya terdapat 9

mata pelajaran.

2.1.4 Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menekankan pada

tujuan agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi

adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by

objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur

Pembinaan TK dan SD Depdiknas.

Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur

Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan

pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan

pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK),

materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.

Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru sibuk menulis rincian apa yang akan

dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

2.1.5 Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski

mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.

Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.

Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,

mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut

Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).

2.1.6 Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-

kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum

1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito

menjelaskan.

Page 11: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

8

Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994,

di antaranya sebagai berikut:

Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan

Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup

padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)

Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem

kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat

kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan

pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan

masyarakat sekitar

Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan

strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,

fisik, dan sosial

Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan

kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa,

sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang

menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan

keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah

Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah

ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks

Pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk

pemantapan pemahaman

2.1.7 Kurikulum 2004

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mana setiap pelajaran

diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya,

kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni

ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda.

Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak

pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar

pemahaman dan kompetensi siswa.

Page 12: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

9

2.1.8 KTSP 2006

Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncul lah Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari

segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga

teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004.

Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk

merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa

serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD),

standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar

(SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan

oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat

pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan

satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah

Kabupaten/Kota.

2.1.9 Kurikulum 2013

Pada dasarnya, kurikulum 2006 (KTSP) dan kurikulum 2013

merupakan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada

tahun 2004. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan

oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013

memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan,

dan aspek sikap dan perilaku. Kurikulum ini dikenal dengan kurikulum yang

menekankan pada pendidikan karakter. Sehingga, dalam kegiatan apapun

sikap seperti sopan, santun, religius harus selalu diterapkan.

Apabila ditarik benang merah, sesungguhnya poin dari setiap

kurikulum, baik itu dari kurikulum 1947 hingga kurikulum 2013 adalah

karakter. Karakter untuk membangun bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional.

Page 13: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

10

2.2 Pengembangan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan yang mana

menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Salah satu tujuan dari

pendidikan adalah untuk mempersiapkan generasi yang siap terjun ke

lingkungan masyarakat, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang

mana salah satu perannya adalah sebagai pencetak tenaga kerja yang baik.

Oleh karena itu, hendaknya kurikulum yang diterapkan di SMK dapat

dikembangkan dengan baik. Pengembangan kurikulum yang akan diterapkan,

tentunya disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, kekayaan, dan

perkembangan masyarakat tersebut. Misalnya di daerah Tulungagung

terdapat tiga SMK yang berstandar Nasional pada kelompok teknologi yaitu

SMKN 3 Boyolangu, SMK Sore, dan SMK Veteran (Yasmono, 2008:45).

Dengan mendapatkan predikat sebagai SMK berstandar Nasional, tentunya

SMK ini dapat menerapkan dan mengembangkan kurikulum pendidikan

dengan baik.

Berikut akan penyusun paparkan mengenai cara pengembangn

kurikulum pendidikan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Salah satu

tujuan pengkajian yang dilakukan oleh Sudsomboon dan Anmanatarkul

adalah untuk mengembangkan sebuah kompetensi dasar pada suatu model

kurikulum yang telah diberlakukan di King Mongkut’s University of

Technology Thonburi di Thailand, khususnya pada mata kuliah teknik

otomotif untuk program teknik mesin. Data kualititatif didapatkan melalui

analisis suatu dokumen serta interview dengan 21 orang yang ahli dalam

bidang industri otomotif yang mana mereka juga terlibat dalam

pengembangan kurikulum/ pengembangan program diklat. Data tersebut

digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis lebih jauh lagi apa yang

telah mereka temukan. Tujuan dari kerangka kompetensi dasar kurikulum

yang ada menggambarkan tuntutan sosial, profil-profil kecakapan,

persayaratan kecakapan pengajar, dan racangan instruksi untuk program

teknik mesin.

Page 14: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

11

Terdapat metode penelitian mengenai pengembangan kurikulum untuk

pendidikan kejuruan yang tersusun dalam 8 langkah, yaitu sebagai berikut,

Langkah 1

Langkah ini merupakan langkah dimana pengembang kurikulum

mengumpulkan literatur dan dokumen yang relevan, penelitian dalam bidang

kurikulum, kerangka materi pengajaran, analisis dokumen dan interview

dengan akademisi yang ahli dan pelaku dalam dunia industri yang nantinya

terlibat dalam pengembangan kurikulum dalam bidang kejuruan.

Langkah 2

Mengumpulkan dan memadu padankan data yang telah terkumpul

dimana dalam langkah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu untuk mengetahui

apa yang perlu dilakukan dalam dunia pendidikan, serta yang kedua adalah

apa yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Sehingga, ketika pengembang

kurikulum telah mengetahui keduanya, maka dapat dirancang suatu

kurikulum yang harmonis.

Langkah 3

Mendiskusikan kompetensi apa dalam pendidikan teknik mesin

(PTM) dalam perspektif umum. Setelah itu dilakukan analisis dengan

menggunakan analisis SWOT.

Langkah 4

Setelah mengetahui hasil analisis yang menggunakan analisis SWOT,

maka dapat ditentukan kebutuhan-kebutuhan yang seharusnya dilakukan.

Langkah 5

Mengembangkan kerangka kurikulum berdasarkan pada profil-profil

kecakapan yang telah ditemukan.

Langkah 6

Konfirmasi adanya tenaga pendidik dan peralatan yang memenuhi

syarat.

Langkah 7

Menentukan aliran program berdasarkan pada pondasi, perintis, dan

program sederhana yang dapat diaplikasikan pada tahun ajaran depan serta

tahun-tahun selanjutnya.

Page 15: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

12

Langkah 8

Evaluasi.

Langkah-langkah di atas dapat diterapkan di Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) sehingga dapat dihasilkan output yang seimbang

kemampuannya dalam ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.

Sedangkan untuk lima tahun terakhir ini, kurikulum yang digunakan

adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kurikulum 2013

yang mana sebenarnya kedua kurikulum ini merupakan pengembangan dari

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) (Waras, 2010).

Sedangkan menurut Sukmadinata (2013: 150), yang menjadi prinsip

dalam pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut.

2.2.1 Prinsip Umum

Prinsip umum dalam pengembangan suatu kurikulum adalah sebagai

berikut. Prinsip yang pertama adalah prinsip relevansi. Terdapat dua macam

relevansi, yaitu sebagai relevansi ke dalam dan ke luar. Relevansi ke dalam

maksudnya adalah kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen

kurikulum, yaitu antara tujuan, isis, proses penyampaian dan penilaian.

Sedangkan relevansi ke luar adalah hendaknya kurikulum tersebut relevan

dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat.

Prinsip yang kedua adalah fleksibilitas, kurikulum bersifat luwes

dimana kurikulum tersebut mudah untuk disesuaikan, diubah, dilengkapi atau

dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan keampuan

setempat, jadi tidak statis atau kaku (Hamalik, 2013: 31).

Prinsip yang ketihga adalah kontinuitas yaitu kesinambungan. Proses

dan perkembangan belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak

terputus-putus atau berhendti-henti. Oleh karena it, pengalaman-pengalaman

belajar yang disediakan kurikulum hendaknya berkesinambungan antara satu

tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan

pekerjaan.

Page 16: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

13

Prinsip yang keempat adalah praktis, mudah dilaksanakan,

menggunakan alat-alat sederhana dan biaya yang juga murah. Prinsip ini juda

disebut prinsip efisiensi.

Prinsip yang kelima adalah efektivitas. Keberhasilan pelaksanaan

suatu kurikulum seharusnya dapat ditinjau dari kualitas dan kuantitasnya.

Meskipun kurikulum seharusnya murah dan sederhana, akan tetapi

keberhasilannya harus diperhatikan.

Kurikulum pada dasarnya berintikan pada empat aspek utama, yaitu:

tujuan-tujuan pendidikan, isi pendidikan, pengalaman belajar, dan penilaian.

2.2.2 Prinsip Khusus

Terdapat beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan

kurikulum yang berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman

belajar dan penilaian yaitu sebagai berikut.

Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, tujuan menjadi pusat

kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-

komponen kurikulum jendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan

pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang,

jangka menengah, dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan

bersumber pada beberapa hal sebagai berikut.

1. Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah yang dapat ditemukan

dalam dokumen lembaga negara mengenai tujuan,dan strategi

pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan

2. Survai mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan

mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara tentang

kebutuhan mereka

3. Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu

4. Survai tentang manpower

5. Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama

6. Penelitian.

Page 17: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

14

Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, memilih isi

pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan

para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai

berikut.

1. Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk

perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana

2. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan

keterampilan

3. Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan

sistematis.

Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar,

hendaknya dipilih dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.

1. Apakah metode yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan

pelajaran?

2. Apakah metode tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi

sehingga dapat melayani perebedaan individual siswa?

3. Apakah metode teknik tersebut memberkan urutan kegitan yang

bertingkat-tingkat?

4. Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk

mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?

5. Apakah metode tersebut lebih megaktifkan siswa atau

mengaktifkan guru atau kedua-duanya?

6. Apakah metode tersebut mendorong berkembangnya kemampuan

baru?

7. Apakah metode tersebut menimbulkan jalinan keguatan belajar di

sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber yang

ada di rumah dan di masyarakat?

8. Untuk belajara keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar

yang menekankan “learning by doing” disamping “learning by

seeing and knowing”.

Page 18: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

15

Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat penagajaran,

proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media

pembelajaran yang tepat (Sukmadinata, 2013: 154).

Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penialaian, penilaian

merupakan bagian interal dari pengajaran yang meliputi beberapa hal sebagai

berikut.

1. Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-

langkah sebagai berikut: rumuskan tujuan pendidikan yang umu

dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Uraikan ke dalam

bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati. Hubungkan dengan

pelajaran dan buat butir-butir soal

2. Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan

beberapa hal yaitu bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan

kelompok yang akan di test, berapa lama waktu yang dibutuhkan,

tes berbentuk uraian atau objektif, berapa banyak butir tes yang

perlu disusun, tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh

murid

3. Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan

hal-hal sebagai berikut yaitu norma, formula quessing,

pengubahan skor ke dalam skor masak, skor standar, untuk apa

hasil tes digunakan.

Menurut Ruhimat dan Alinawati (2011: 79), terdapat beberapa macam

model pengembangan kurikulum yaitu sebagai berikut, model Ralph Tyler,

administratif, Grass Root, demonstrasi, Miller-Seller, Taba dan model

Beauchamp.

2.2.3 Komponen Pengembangan Kurikulum

Terdapat beberapa komponen yang dikembangkan, komponen

tersebut adalah sebagai berikut.

Page 19: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

16

a. Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu kea rah

pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang telag ditetapkan

dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Tujuan mata ajaran dikelompokkan menjadi beberapa bidang studi,

yaitu sebagai berikut (Hamalik, 2013: 24).

1. Bidang studi Bahasa dan Seni

2. Bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial

3. Bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam

4. Bidang studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

b. Materi Kurikulum

Materi kurikulum merupakan isis kurikulum, dalam Undang-undang

Pendidikan tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan, bahwa…

“Isu kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai

tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka

upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional” (Bab IX, Ps. 39). Materi

kurikulum hendaknya meliputi beberapa hal sebagai berikut, teori, konsep,

generalisasi, prinsip, prosedur,fakta, istilah, contoh atau ilustrasi, definisi, dan

preposisi (Hamalik, 2013: 26).

c. Metode

Metode merupakan cara yang digunakan dalam menyampaikan

pelajaran agar tujuan kurikulum dapat tercapai. Metode dilakukan dengan

prosedur tertentu. Dapat dilakukan tiga pendekatan dalam penerapan metode

yaitu sebagai berikut.

1. Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran

2. Pendekatan yang berpusat pada siswa

3. Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat.

Page 20: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

17

d. Organisasi Kurikulum

Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk yang masing-

masing memiliki ciri-ciri.

1. Mata pelajaran yang terpisah-pisah (isolated subjects)

2. Mata ajaran yang berkorelasi (correlated)

3. Bidang studi (broadfield)

4. Program yang berpusat pada anak (childrecentered program)

5. Core program

6. Eclectic program

e. Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum

adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya

evaluasi maka dapat diperoleh infornasi yang akurat tentang penyelenggaraan

pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.

2.3 Penerapan Kurikulum yang Tepat Untuk Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK)

Sejak tahun 2004 telah diterapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) yang mana sering disebut dengan Kurikulum tahun 2004, kemudian

pada tahun 2006, KBK ini dikembangkan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan uji coba pelaksanaan KBK dihentikan. Hingga pada

tahun 2013 dikembangkan Kurikulum 2013 yang sering disebut dengan K13

yang sebenarnya merupakan pengembangan dari KBK.

Akan tetapi dengan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi K13,

banyak guru yang mengeluhkan adanya perubahan tersebut yang dianggap

mempersulit. Sehingga pada awal ajaran tahun baru 2014-2015 banyak

sekolah yang kembali menggunakan kurikulum KTSP. Hal ini dikarenakan

banyak sekolah yang belum siap menerapkan K13 berkenaan dengan fasilitas

pendukung kurikulum ini. Terdapat beberapa sekolah yang tetap

menggunakan K13 seperti sekolah-sekolah yang ada di Kota Malang,

sedangkan Kabupaten Malang, Kota Batu, Kediri kembali menggunakan

Page 21: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

18

KTSP. Hal ini tentunya ironis sekali, mengingat kurikulum di negara-negara

lain yang kian berkembang dan di Indonesia malah kembali ke kurikulum

yang sebelumnya. Sehingga akan muncul pertanyaan, kurikulum yang mana

yang tepat untuk diterapkan di Indonesia untuk sekarang?

Berikut adalah beberapa karakteristik KTSP dan Kurikulum 2013.

2.3.1 Karakteristik KTSP

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum

dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah. Menurut

Yasmono (2008: 19) KTSP setidaknya memiliki karaktersitik sebagai berikut.

a. Berbasis kompetensi dasar (curriculum based competencies)

b. Bertumpu pada pembentukan kemampuan yang dibutuhkan oleh siswa

(developmentally-appropriate practice), bukan penerusan materi

pelajaran

c. Berpendekatan atau berpusat pada pembelajar (learner centered

curriculum) bukan pengajaran

d. Berependekatan terpadu atau integrative (integrative curriculum or

learning across curriculum), bukan diskrit

e. Bersifat diversifikatif, pluralistis, dan mulitikultural

f. Bermuatan empat pilar pendidikan yaitu memahami (leanring to

know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri

(learning to be oneself), dan belajar hidup bersama (learning to live

together)

g. Berwawasan dan bermuatan manajemen berbasis sekolah.

2.3.2 Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi sehingga

pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang

dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil

kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum

dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen

kurikulum oleh seluruh peserta didik.

Page 22: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

19

Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut:

1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk

Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi

Dasar (KD) mata pelajaran.

2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif

dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang

sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang

harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui

pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa

aktif.

3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta

didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas

tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah

diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan

menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).

5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)

Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran

dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.

6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip

akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)

antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan

vertikal).

7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema

(SD/MI) atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA,

SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata

pelajaran di kelas tersebut.

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang

untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.

Page 23: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

20

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat diketahui perbedaan-

perbedaan antara KTSP dan Kurikulum 2013. Perbedaan tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

No Aspek KTSP Kurikulum 2013

1 Struktur

Kurikulum

Struktur kurikulum

merupakan pola dan

susunan mata

pelajaran yang harus

ditempuh oleh peserta

didik dalam kegiatan

pembelajaran.

Struktur kurikulum

dijelaskan sebagai

gambaran

konseptualisasi konten

kurikulum dalam

bentuk mata pelajaran,

posisi konten/mata

pelajaran dalam

kurikulum, dostribusi

konten/mata pelajaran

dalam semester atau

tahun, beban belajar

untuk mata pelajaran

dan beban belajar per

minggu untuk setiap

siswa.

2 Mata Pelajaran

KTSP memuat 8 mata

pelajaran, muatan

lokal, dan

pengembangan diri.

Mata pelajaran

dikelompokkan menjadi

dua yaitu kelompok A

yang menekankan

aspek kognitif dan

kelompok B yang lebih

menekankan aspek

afektif dan psikomotor

(lebih sedikit).

3 Pembelajaran

KTSP masih

menggunakan

pendekatan mata

Kurikulum 2013

menuntut pembelajaran

dilakukan dengan

Page 24: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

21

pelajaran pendekatan tematik

integratif,

4 Beban Belajar Lebih sedikit

dibandingkan K13

Lebih banyak

dibandingkan dengan

KTSP

5 Pengembangan

Kurikulum

Kurikulum

dikembangkan hanya

sampai pada standar

kompetensi dan

kompetensi dasar.

Pengembangan

kurikulum sudah

mencakup silabus, buku

teks, serta buku

pedoman guru.

Berdasarkan pada pemaparan di atas maka menurut penyusun,

kurikulum yang tepat digunakan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

adalah Kurikulum 2013, hal itu disebabkan adanya aspek-aspek yang lebih

rinci pada Kurikulum 2013. Misalnya mata pelajaran yang lebih sedikit,

tentunya peserta didik akan mendapatkan mata pelajaran yang mana relevan

dengan bidang keahliannya. Sehingga peserta didik tidak hanya unggul dalam

ranah psikomotorik saja, akan tetapi kognitif dan afektifnya juga baik.

Page 25: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

22

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kurikulum di Indonesia telah berkembang setelah Indonesia merdeka,

dari kurun waktu 1945-2013 kurikulum telah berubah sebanyak sembilan kali

yaitu sebagai berikut 1947, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004,

2006, 2013. Kurikulum tersebut mengalami pengembangan seiring dengan

kebutuhan global dan tentunya pengembangan kurikulum setiap negara

memiliki landasan filosofis masing-masing.

Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam

pengembangan kurikulum, yaitu prinsip umum dan khusus, komponen, serta

model pengembangan kurikulum.

Terdapat perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan kurikulum

sebelumnya yaitu KTSP pada aspek struktur kurikulum, mata pelajaran,

pembelajaran, beban belajar, dan pengembangan kurikulum.

Menurut penyusun kurikulum yang tepat digunakan pada Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) adalah Kurikulum 2013, hal itu disebabkan

adanya aspek-aspek yang lebih rinci pada Kurikulum 2013.

3.2 Saran

Kepada Pemerintah

Kurikulum yang telah dikembangkan (Kurikulum 2013) sudah sangat

bagus, akan tetapi kurikulum ini tentunya masih jauh dari sempurna

sehingga perlu diadakan lagi pengembangan selanjutnya,

Kepada Guru

Seharusnya guru tidak perlu bingung dengan adanya perubahan kurikulum

dan memaksakan diri untuk kembali kepada kurikulum yang lama. Dengan

adanya mindset mengajar yang baik maka dengan apapun bentuk

kurikulumnya, bukanlah menjadi masalah. Bahkan kurikulum 2013

memberikan waktu yang lebih untuk belajar dengan peserta didik sehingga

dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan yang kreatif.

Page 26: Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK

23

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hatimi, Nur. 2013. Karakteristik Kurikulum 2013. (Online),

(http://kabarinata.blogspot.com/2014/05/karakteristik-kurikulum-

2013.html) diakses 15 Maret 2015

Murwani, Estri. 2013. Perbedaan Struktur Kurikulum 2013 dengan KTSP.

(Online), (http://estrimurwani.blogspot.com/2013/07/perbedaan-

struktur-kurikulum-2013.html) diakses 15 Maret 2015

Rohman, Muhammad. 2012. Kurikulum Berkarakter. Jakarta: Prestasi

Pustaka Publisher

Ruhimat, Toto. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Sudsombon & Anmanatarkul. Competency-Based Curriculum Development

On Automotive Technology Subjects for Mechanical Technology

Education Program. Thailand: 2007

Sukmadinata, Nana S. 2013. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Waras. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Silabus. Malang: Universitas

Negeri Malang

Yasmono, Arif Budi. 2008. Analisis Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pada SMK Berstandar Nasional di Kebupaten

Tulungagung. Malang: Universitas Negeri Malang

Yoto. 2015. Manajemen Pendidikan Kejuruan. Malang: Universitas Negeri

Malang