MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN...

153
i MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGANKECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Siti Jumiyatis Saadah NIM: 114-14-024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN 2018/2019

Transcript of MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN...

Page 1: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

i

MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN

DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGANKECAMATAN BERGAS

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh:

Siti Jumiyatis Saadah

NIM: 114-14-024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2018/2019

Page 2: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

ii

Page 3: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

iii

MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN

DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN KECAMATAN BERGAS

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh:

Siti Jumiyatis Saadah

NIM: 114-14-024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2018/2019

Page 4: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

iv

Page 5: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

v

Page 6: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

vi

MOTTO

روا ما بأ ن فسهم ر ما بقوم حت ي غي ان الله ل ي غي

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

(Q.S. Ar-Ra’d : 11)

Page 7: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur ALLAH SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis

persembahkan untuk:

1. Almarhum Bapak Muhyiddin yang membimbingku sejak lahir.

2. Dua perempuan terhebatku Ibuku tersayang Muntamah serta Ibu Safariyatun yang

selalu membimbingku, memberikan doa, nasehat, kasih sayang dan motivasi dalam

kehidupanku.

3. Saudara kandungku kakak Muhammad Mundhofir dan adik Siti Istirochah atas

motivasi yang tidak ada hentinya kepadaku sehingga proses penempuhan gelar

sarjana ini bisa tercapai.

4. Orang tua angkatku yang senantiasa membimbing, mengarahkan, mendoakan dan

melindungiku.

5. Mas Syarif Hadiansah yang senantiasa memberikan doa, dukungan, semangat, kasih

sayang dan motivasinya kepadaku.

6. Sahabatkumacan (Bu Mamik, Bu Rica, Bu Ike) dan teman dekatku (Ikty Romyanah,

Monica Sari) yang selalu memberikan dukungan dan motivasinya.

7. Keluarga besar Pondok Pesantren Darussalam Gebugan, khususnya pengasuh, dewan

asatidz serta santri.

8. Sahabat-sahabat seperjuanganku PAI Ekstensi angkatan 2014.

9. Keluarga besar Yayasan Haji Subandi Bawen tempatku bernaung disetiap harinya.

Page 8: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Alkhamdulillahi robbil’alamin, segala puji bagi Allah Robb semesta alam, yang Maha

Menciptakan, Menghidupkan dan Mematikan, yang rahmat-Nya meliputi langit dan

bumi, dunia dan akhirat dan kepada-Nyalah semua akan kembali. Puji syukur penulis

panjatkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta

hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul Manajemen Pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan

Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2018.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi seluruh umat, Nabi Agung

Muhammad SAW yang diutus sebagai pemberi kabar gembira bagi yang beriman dan

mengikuti ajaranya, pemberi ancaman bagi mereka yang ingkar lagi menentang

risalahnya. Begitu juga semoga tetap terlimpah shalawat serta salam kepada keluarga,

para sahabat, tabi’in serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikanya suri

tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat

manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajaranya

agama Islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang

telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. oleh karena itu penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. BapakRektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga

Page 9: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

ix

3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Bapak Dr. H. Wahyudhiana, M.M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah

membimbing dengan ikhlas, memberi masukan, mengarahkan dan meluangkan

waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta

karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang

pendidikan S1.

6. Semua teman seperjuangan PAI Ekstensi 2014.

7. Bapak, Ibu, Keluarga dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan

motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 13 Desember 2018

Penulis

Siti Jumiyatis Saadah

NIM. 114-14-024

Page 10: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

HALAMAN BERLOGO IAIN.............................................................. ii

HALAMAN SAMPUL DALAM........................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN..................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.............. vi

MOTTO................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN................................................................................... viii

KATA PENGANTAR........................................................................... ix

DAFTAR ISI........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL.................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xvi

ABSTRAK.............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Fokus Penelitian............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian........................................................................ 6

1. Manfaat Teoretis..................................................................... 6

2. Manfaat Praktis....................................................................... 7

E. Penegasan Istilah........................................................................... 8

Page 11: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

xi

F. Sistematika Penulisan.................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori.............................................................................. 13

1. Manajemen.................................................................................. 13

2. Manajemen Pendidikan............................................................... 19

3. Manajemen Pendidikan Pesantren............................................... 22

4. Pondok Pesantren......................................................................... 33

B. Kajian Pustaka................................................................................ 49

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian................................................................................ 55

B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 57

C. Sumber Data................................................................................... 58

D. Prosedur Pengumpulan Data.......................................................... 60

E. Analisis Data.................................................................................. 63

F. Pengecekan Keabsahan Data......................................................... 64

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data Pondok Pesantren Darussalam Gebugan

1. Profil Pondok Pesantren Darussalam....................................... 68

2. Sejarah Pondok Pesantren Darussalam.................................... 68

3. Tujuan Pondok Pesantren Darussalam..................................... 69

4. Letak Geografis Pondok Pesantren Darussalam...................... 70

5. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darussalam........................... 71

6. Manajemen Pondok Pesantren Darussalam............................. 72

Page 12: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

xii

7. Model Pembelajaran Pondok Pesantren Darussalam

Tahun 2018.............................................................................. 76

8. Evaluasi Pembelajaran Pondok Pesantren Darussalam

Tahun 2018.............................................................................. 80

9. Manajemen Personalia Pondok Pesantren Darussalam

Tahun 2018.............................................................................. 80

10. Manajemen Peserta Didik Pondok Pesantren Darussalam

Tahun 2018.............................................................................. 86

11. Manajemen Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren

Darussalam Tahun 2018.......................................................... 89

12. Manajemen AnggaranPendidikan Pondok Pesantren

Darussalam Tahun 2018.......................................................... 91

13. Manajemen Hubungan Masyarakat Pondok Pesantren

Darussalam Tahun 2018.......................................................... 92

14. Faktor Pendukung dan Penghambat Pondok Pesantren

Darussalam Tahun 2018.......................................................... 93

B. Analisis Data

1. Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren Darussalam

Gebugan Tahun 2018.............................................................. 96

2. Manajemen Personalia Pondok Pesantren Darussalam

Gebugan Tahun 2018.............................................................. 102

3. Manajemen Peserta Didik Pondok Pesantren Darussalam

Gebugan Tahun 2018.............................................................. 104

Page 13: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

xiii

4. Manajemen Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan Tahun 2018.......................................... 105

5. Manajemen KetataUsahaandan Tata Laksana Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan Tahun 2018.......................................... 106

6. Manajemen AnggaranPendidikan Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan Tahun 2018.......................................... 107

7. Manajemen Hubungan Masyarakat Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan Tahun 2018.......................................... 107

8. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan

Pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Gebugan

Tahun 2018............................................................................. 108

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................... 110

B. Saran............................................................................................. 113

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 114

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………… 118

Page 14: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Gambaran-gambaran dan lokasi PPDG Tahun 2018................ 71

Tabel 4.2 Jadwal Pengampu PPDG Tahun 2018...................................... 73

Tabel 4.3Jadwal Aktivitas Santri MI Tahun 2018................................... 74

Tabel 4.4Jadwal Aktivitas Santri SMP PPDG Tahun 2018..................... 75

Tabel 4.5Jadwal Aktivitas Santri SMK Tahun 2018................................ 75

Tabel 4.6 Pengurus PPDG Masa Bakti 2018-2019................................... 82

Tabel 4.7Keadaan Guru/Ustadz PPDG Tahun 2018................................ 85

Page 15: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Persetujuan Pembimbing……………………………………………. 118

2. Surat Permohonan Ijin Penelitian…………………………………… 119

3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian……………………………. 120

4. Lembar Konsultasi………………………………………………….. 121

5. Pedoman Wawancara……………………………………………….. 122

6. Hasil Wawancara……………………………………………………. 124

7. Daftar Pengajar……………………………………………………… 132

8. Jadwal Santri………………………………………………………… 133

9. Tata Tertib…………………………………………………………… 137

10. Dokumentasi………………………………………………………… 139

Page 16: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

xvi

ABSTRAK

Saadah, Siti Jumiyatis. 2018.Manajemen Pendidikan di Pondok Pesantren

Darussalam KelurahanGebugan Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang.Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr.

Wahyudhiana, M.M.Pd.

Kata Kunci: Manajemen Pendidikan Pesantren

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pelaksanaan manajemen pendidikan di pondok pesantren Darussalam Kelurahan

Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Pertanyaan yang ingin dijawab

melalui penelitian ini adalah: 1) Bagaimana perencanaan pendidikan di pondok pesantren

Darussalam Gebugan. 2) Bagaiman pengelolaan Pendidikan di pondok Darussalam

Gebugan. 3) Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam penyelenggaraan

pendidikan di pondok pesantren Darussalam Gebugan.

Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dan

bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer

yakni hasil wawancara pengasuh, ustadz/ustadzah dan santri, dan sumber sekunder

berupa foto-foto kegiatan terkait dengan manajemen pendidikan. Pengumpulan data ini

dilakukan dengan mengadakan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pertama,perencanaan pendidikan di pondok

pesantren Darussalam Gebugan berkaitan dengan kurikulum yang awalnya menentukan

jadwal pelajaran yang akan dipelajari santri, perekrutan tenaga pendidik dengan beberapa

tahapan, santri baru yang masuk tidak harus pada awal tahun ajaran, pengadaan sarana

dan prasarana melalui musyawarah pengurus, bendahara merencanakan anggaran belanja

tahunan, humas menentukan koordinator dalam jajaran kepengurusan. Kedua,

pengelolaan pendidikan meliputi kurikulum yang diterapkan yaitu ala pesantren salafi

dengan metode bandongan, sorogan dan hafalan, dan pembelajaran masa kini yaitu

pembelajaran dengan system klasikal meliputi tajwid, kitab-kitab akhlak, nahwu shorof

dan fiqih, ustadz/ustadzah terkait boleh mengikuti pendidikan madrasah diniyyah dan

santri diperbolehkan mengikuti pembelajaran ganda(formal dan pesantren), pembentukan

jadwal piket untuk perawatan sarana dan prasarana, laporan pertanggungjawaban oleh TU

pada akhir tahun. Ketiga, faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan meliputi

waktu pembelajaran yang dirasa kurang lama, fasilitas pendukung santri yang

sepenuhnya belum mencukupi, motivasi belajar santri yang masih kurang. Faktor

pendukung dalam pelaksanaan pendidikan meliputi pembelajaran sesuai dengan jadwal

yang ditentukan, ustadz/ustadzah yang ahli dalam bidang yang diajarkan, kedisiplinan

santri dikoordinir oleh dewan pengurus dengan sepenuh hati, pembiayaan yang tergolong

murah dan adanya kepercayaan masyarakat untuk mensantrikan anaknya.

Page 17: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memang tidak akan pernah ada habisnya bila diperbincangkan.

Sejak manusia lahir di dunia hingga menemui ajalnya akan melewati suatu proses

pendidikan baik formal maupun non formal. Dengan pendidikan manusia akan

terangkat derajatnya kejenjang yang lebih tinggi.

Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan memiliki peranan yang

sangat penting dalam meningkatkan kualitas suatu bangsa. Kualitas suatu bangsa

dapat diukur dari kemajuan pendidikan suatu bangsa tersebut. Dalam Undang-

undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah:

“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan

akhlak yang mulia, serta keterampilan yang berguna bagi dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara”. (3)

Dalam keseluruhan proses pendidikan, tujuan pendidikan yaitu menyiapkan

generasi penerus yang berkualitas, baik moral maupun intelektual serta

berketerampilan dan bertanggung jawab. Hal tersebut diperjelas dalam Undang-

undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB II pasal 3 yang menyatakan bahwa:

“Fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”. (6)

Page 18: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

2

Salah satu upaya untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas adalah

melalui kegiatan belajar di lembaga pendidikan baik formal, informal maupun non

formal. Belajar sangat menentukan keberhasilan seseorang di masa depan. Anak

yang berhasil di masa depan menunjukkan bahwa pendidikannya juga berhasil.

Keberhasilan pendidikan bukan semata-mata hanya menjadi tanggung jawab

pemerintah melainkan juga menjadi tanggung jawab masyarakat dan orang tua di

rumah.

Perbincangan yang selama ini dilakukan oleh tokoh-tokoh pendidikan baik

melalui media cetak, elektronik maupun pada seminar-seminar mengenai

pendidikan masih fokus pada masalah kurikulum dan metode pengajaran, belum

banyak yang menyentuh aspek manajemen pendidikan.

Dalam kenyataanya setiap praktisi pendidikan baik formal maupun non formal

tidak hanya terlibat dalam kegiatan pendidikan secara profesional, tetapi juga

dalam kegiatan manajemen yang mengharuskan mereka memiliki pengetahuan,

keterampilan dan keahlian dalam menyusun perencanaan, pengorganisasian,

memberikan pemahaman dan mengkoordinasikan agar dapat meningkatkan

efisiensi dan efektivitas dalam mencapai tujuan pendidikan.

Apabila kita melihat realita tersebut sudah semestinya jika setiap lembaga

pendidikan dikelola secara profesional, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

Salah satu lembaga yang perlu dikelola secara profesional adalah pondok

pesantren.

Kehadiran pondok pesantren di tengah-tengah masyarakat pada awalnya tidak

hanya sebagai lembaga pendidikan saja, tetapi juga sebagai lembaga penyiar

Page 19: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

3

agama Islam. Pondok pesantren memiliki banyak kelebihan dan keunikan

dibandingkan dengan lembaga pendidikan formal. Pondok pesantren merupakan

satu-satunya lembaga pendidikan di Indonesia untuk tafaqquh fiddien, memahami

urusan agama secara mendalam. Pendidikan agama dilakukan seutuhnya dalam

segala aspek kehidupan, sehingga para kyai tidak hanya mencerdaskan para

santrinya tetapi juga mendidik moral dan spiritual. (Sulthon, 2003: 2)

Terkait dengan manajemen, pondok pesantren dengan keanekaragamanya

termasuk lembaga atau organisasi pendidikan yang unik. Diantaranya yaitu karena

di pondok pesantren terdapat figur Kyai yang memiliki peranan dan kewenangan

yang luar biasa, hingga dalam perspektif ilmu manajemen sering kali terjadi

kontradiktif atau tidak sesuai dengan kode etiknya. Misalnya, terkait dengan

pelimpahan tugas dan wewenang, jenjang kekuasaan, masalah intervensi, dan

lain-lain.

Pondok Pesantren Darussalam Gebugan termasuk jenis pendidikan keagamaan

yang memiliki sejumlah pendidikan formal unggulan mulai dari Madrasah

Ibtidaiyyah (MI), SMP dan juga SMK. Bentuk kelembagaan pondok pesantren

Darussalam Gebugan ini lebih modern. Kehidupan pesantren bertumpu pada lima

pilar yaitu masjid/mushola, asrama santri, kyai, santri dan pengajaran kitab klasik

(kitab kuning). Selain belajar kitab kuning dan Al Qur’an santri juga diajarkan

berbagai kecakapan hidup mulai dari peternakan, perkebunan, pertanian,

perdagangan dan juga koperasi.

Pemikiran tentang perlunya manajemen pendidikan di pondok pesantren

dipandang sebagai suatu kebutuhan agar tetap dapat bertahan ditengah-tengah

Page 20: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

4

persaingan dan globalisasi, serta sebagai landasan perkembangan dimasa yang

akan datang. Manajemen pendidikan pondok pesantren memiliki peran penting

agar pondok pesantren dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan. Pondok pesantren seharusnya tidak bersifat ekslusif

dan tidak tertutup dari masyarakat sekitar, sehingga masyarakat mengetahui

kegiatan di pondok pesantren tersebut. Dan alasan lainya kenapa pondok pesntren

tidak tertutup karena selain mendidik para santri, pondok pesantren juga

mempunyai tanggung jawab sosial untuk membimbing masyarakat sekitarnya

mengenai tatacara kehidupan yang Islami.

Pondok pesantren sama dengan satuan pendidikan lainya, tidak bisa lepas dari

kyai/ustad sebagai pendidik, santri sebagai objek didik, masyarakat sebagai

komunitas yang akan dikembangkan sebagai wujud kontribusi lulusan, dan

kurikulum yang dijadikan pedoman pembelajaran untuk memproses para santri

selama mengaji.

Permasalahan pondok pesantren adalah mengembangkan model pendidikan

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau santri merupakan isu

aktual yang harus diperbincangkan. Pentingnya pembahasan topik ini tidak bisa

dilepaskan dengan dua potensi besar yang melekat pada pondok pesantren, yaitu

potensi pendidikan dan pengembangan masyarakat. (Sulthon, 2003: 17)

Manajemen pendidikan memiliki peranan yang sangat penting, agar tujuan

pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Meskipun Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan sudah merumuskan sistem pengelolaan pendidikanya,

namun penerapanya masih belum optimal. Dalam pelaksanaannya pondok

Page 21: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

5

pesantren masih dijumpai hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan. Masing-

masing fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan di pondok pesantren tersebut belum berfungsi atau

berjalan sebagai mana mestinya. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti

mengenai manajemen pendidikan di pondok pesantren dengan judul: “

Manajemen Pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan

Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian tentang Manajemen Pendidikan pada Pondok

Pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang. Fokus dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perencanaan pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam

Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang ?

2. Bagaimana pengelolaan pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam

Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang?

3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam penyelenggaraan

pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan

Bergas Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul penelitian di atas, dapat diketahui tujuan penelitian ini

adalah:

Page 22: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

6

1. Untuk mengetahui perencanaan pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam

Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten semarang.

2. Untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran pendidikan di Pondok Pesantren

Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

3. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung dalam

penyelenggaraan pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Kelurahan

Gebugan Kecamatan Begas Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan judul penelitian di atas, manfaat penelitian yang dapat diperoleh

adalah:

1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan sumbangan dan memperluas wawasan dalam khazanah

pengetahuan dalam dunia keilmuan tentang manajemen pendidikan di

Pondok pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang.

b. Memberikan sumbangan pikiran dan informasi kepada pengelola

pesantren dalam menumbuhkan semangat dalam pengelolaan pesantren

dalam menghadapi perkembangan pendidikan Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembaca

1) Memberi pengetahuan tentang manajemen pendidikan Pesantren

Darussalam

Page 23: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

7

2) Menjadikan pembaca mengetahui bagaimana pengorganisasian

pesantren terkait faktor-faktor (sarana prasarana, SDM dan bidang

akademik) sebagai penunjang penyelenggaraan pendidikan pesantren

dalam penghadapi perkembangan.

b. Pondok Pesantren

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi kedepan dalam

memberikan pengetahuan pesantren dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan bagi para santri dan memberikan sumbangsih pemikiran dan

ide terhadap pengelolaan Pondok Pesantren Darussalam Kelurahan

Gebugan Kecamata Bergas Kabupaten Semarang untuk mengoptimalkan

manajemen pendidikan.

c. Peneliti

Hasil penelitian dapat memberikan wawasan bagi peneliti tentang

manajemen pendidikan di jalur pendidikan nonformal khususnya di

pondok pesantren.

d. Program Studi Manajemen Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi mahasiswa yang ingin

mengetahui tentang manajemen pendidikan di pondok pesantren.

E. Penegasan Istilah

Page 24: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

8

Untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam penafsiran judul di atas,

maka perlu adanya pembatasan permasalahan yang akan penulis teliti sehingga

tidak terjadi pembiasan dalam permasalahan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang

perlu diketahui maksud dari istilah dalam judul di atas yaitu:

1. Manajemen

Manajemen adalah ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan

semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif

dan efisien (Asrorun: 2004).

Berdasarkan pengertian manajemen di atas maka makna manajemen yang

penulis maksud meliputi tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian,

penggiatan dan juga pengawasan terkait sistem pendidikan di Pondok

Pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang.

2. Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu pengelola sumberdaya

pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Husaini

Usman, 2006:7).

Manajemen pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai aktivitas

memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai

tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. (Made Pidarta, 2011: 7)

Page 25: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

9

Sumberdaya pendidikan adalah sesuatu yang dipergunakan dalam

menyelenggarakan pendidikan yang meliputi lima hal yaitu:

a. Kurikulum

b. Sarana dan prasarana pendidikan

c. Personalia (tenaga pengajar/dewan ustadz)

d. Kesiswaan (murid/santri)

e. Humas (hubungan dengan masyarakat) sekitar penyelenggaraan

pendidikan yang di sini adalah Pesantren.

3. Pesantren

Istilah pondok berasal dari kata funduk (bahasa arab) yang artinya rumah

penginapan atau hotel, sedangkan pondok pesantren adalah lembaga

keagamaan, yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta

mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam , ada juga yang

mengartikan pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang

bersifat tradisional untuk mendalami ilmu tentang agama Islam dan

mengamalkanya sebagai pedoman hidup keseharian.

F. Sistematika Penulisan Penelitian

Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan menyeluruh maka

diperlukan sebuah sistematika penulisan yang runtut dari satu bab ke bab yang

selanjutnya. Sedangkan sistematika sendiri memiliki arti suatu tata urutan yang

saling berkaitan, saling berhubungan dan saling melengkapi. Adapun sistematika

penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Page 26: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

10

Pada bab pendahuluan ini akan dijelaskan tentang latar belakang

masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penegasan istilah, dan sistematika penulisan laporan hasil

penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan tentang berbagai pembahasan

landasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian,

khususnya berkaitan dengan fariabel penelitian. Yaitu teori-teori

tentang manajemen penunjang penyelenggaraan pendidikan

pesantren yang disesuaikan dengan tujuan dan fokus penelitian.

Kajian pustaka yang berisi tentang telaah terhadap hasil penelitian

terdahulu (prior research) yang relevan dengan permasalahan dan

variabel yang diteliti.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode dan langkah-langkah

penelitian secara operasional yang meliputi: pendekatan penelitian,

jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur

pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data dan

tahapan-tahapan penelitian.

BAB IV : PAPARAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab paparan data berisi tentang Gambaran Umum Pondok

Pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang Tahun 2018 yang meliputi sejarah singkat

Page 27: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

11

pesantren, visi dan misi, letak geografis, profil pondok, struktur

kepengurusan, daftar santri, jadwal santri, struktur organisasi, tata

tertib pondok. Analisis data, bagian analisis menguraikan gagasan

peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori, dimensi-

dimensi terhadap data yang terkumpul, dengan pentahapan,

menyimpulkan landasan teori, mendiskripsikan hasil wawancara

tentang bagaimana komponen lembaga pendidikan pesantren

dalam memanajemen para santri dan kegiatan pendidikan dalam

manajemen para santri dan kegiatan pendidikan dalam

menyeimbangkan kebutuhan keilmuan dan kemampuan skill para

santri dalam mengikuti segala kegiatan pendidikan yang diikuti,

baik pendidikan pesantren maupun pendidikan umum diluar

pesantren.

BAB V : PENUTUP

Mengakhiri penulisan skripsi, pada bab kelima akan diuraikan

mengenai kesimpulan akhir dari penelitian, tindak lanjut peneliti

dan saran atau rekomendasi yang diajukan yang berhubungan

dengan pihak-pihak terkait dari subjek penelitian.

Page 28: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Menurut Sagala secara etimologis manajemen berasal dari kata managio,

yang berarti pengurusan atau managiare, yaitu melatih dalam mengatur

langkah-langkah, atau dapat juga berarti bahwa manajemen sebagai ilmu, kiat

dan profesi. (Baharuddin, 2016: 68). Kata manajemen juga berasal dari bahasa

latin, yaitu dari kata “manus” yang berarti tangan, dan “agire” yang berarti

melakukan, kata tersebut digabung menjadi kata kerja menjadi kata

“manager” yang mempunyai arti menangani, managere diterjemahkan dalam

bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to managere, dengan kata benda

managemen, dalam bahasa indonesia mempunyai arti pengelolaan. (Usman,

2006: 3)

Menurut arti istilah, kata “manajemen” memiliki banyak makna, beberapa

pengertian manajemen para pakar mengemukakan beragam devinisi, yaitu:

EM Zulfajri mengatakan manajemen adalah pemanfaatan sumber daya

secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dimaksud. (Zulfajri,

2005: 547)

Menurut Geroge R. Terry (Saefullah, 2014: 2) manajemen adalah proses

khas yang terdiri dari tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian,

penggiatan dan juga perawatan terkait pendidikan pesantren, hal ini dilakukan

Page 29: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

13

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan

sumberdaya manusia dan juga sumberdaya lainya.

Oemar Hamalik dalam bukunya Manajemen Pengembangan Kurikulum

mengemukakan manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan

keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber

lainya, menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan

yang ditentukan sebelumnya. (Hamalik, 2006: 16)

Manajemen juga merupakan usaha-usaha setiap lembaga atau organisasi

dalam mengembangkan dan memimpin suatu tim kerja sama atau kelompok

orang dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada yang

memiliki tujuan tertentu dalam suatu organisasi. (Suhartini, 2005: 70)

Berbicara tentang pendidikan sama dengan membahas hajat hidup orang

banyak, pendidikanlah yang akan merubah cara pandang manusia dan

membentuk perilaku setiap insan. Pendidikan tidak hanya diperuntukkan

untuk kalangan menengah ke atas saja namun setiap insan wajib untuk

menuntut ilmu. Mungkin inilah salah satu alasan dikampanyekanya

pendidikan sepanjang hayat begitu gencar disuarakan.

Berdasar pemikiran di atas, usaha pemerintah dalam meningkatkan

kualitas pendidikan dengan menetapkan standar nasional pendidikan sebagai

acuan pelaksanaan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan tersebut

terdiri dari standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.

Page 30: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

14

Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional

pendidikan mendeskripsikan standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

Standar kelulusan ini mempunyai fungsi sebagai kriteria dalam menentukan

kelulusan peserta didik pada satuan pendidikan dan rujukan penyusunan

standar pendidikan lainya.

Standar nasional pendidikan dibuat untuk mencapai tujuan pendidikan

yang telah ditentukan, tujuan yang akan dicapai melalui pendidikan dapat

dibedakan tujuan umum dan tujuan khusus, urutanya sebagai berikut:

1) Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan yang harus dicapai oleh semua

jenis pendidikan dalam lingkungan keluarga, sekolah/pesantren dan

masyarakat.

2) Tujuan institusional yaitu tujuan yang harus dicapai suatu lembaga

pendidikan sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan.

3) Tujuan kurikuler yaitu tujuan yang akan dicapai melalui mata pelajaran

tertentu.

4) Tujuan instruktusional umum yaitu tujuan yang akan dicapai melalui

materi atau satu pokok bahasan, termasuk sup pokok bahasan yang ada

dan rincianya.

5) Tujuan instruktusional khusus yaitu tujuan yang akan dicapai pendidik

saat menyampaikan materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran dalam

waktu tertentu. (Suharsimi Arikunto, 2000: 35)

Page 31: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

15

Oleh karena itu, tercapainya tujuan pendidikan di atas dengan standar isi

materi pelajaran yang relevan dengan adanya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta orientasi lulusan yang berkompeten

dibutuhkan manajemen kurikulum yang baik dan tepat. Manajemen yang baik

dan tepat akan menjadikan sebuah sekolah/pondok pesantren lebih terarah

dan dapat dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan pengertian manajemen diatas penulis menyimpulkan

pengertian manajemen adalah tindakan-tindakan, perencanaan,

pengorganisasian, penggiatan dan juga perawatan terkait pendidikan pondok

pesantren, hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

melalui pemanfaatan sumber daya yang terdiri dari manusia, uang atau

material secara efektif dan efisien.

b. Fungsi Manajemen

Jika dijabarkan menjadi sebuah proses tindakan manajemen adalah

applied science (ilmu aplikatif) meliputi beberapa hal. A. Halim Dkk, (dalam

manajemen pesantren 2005: 73)

1) Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya

untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai

tujuan yang ditetapkan. Perencanaan meliputi pemilihan atau penetapan

tujuan-tujuan organisasi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode,

sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

(Usman, 2006: 48)

Page 32: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

16

Fungsi perencanaan mencakup penetapan tujuan, standar, penentuan

aturan-prosedur dan pembuatan rencana serta prediksi apa yang dikirakan

akan menjadi. Dalam manajemen pendidikan perencanaan memiliki

manfaat antara lain sebagai berikut:

a) Standar pelaksanaan dan pengawasan dalam setiap program

pendidikan yang akan dilaksanakan.

b) Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan pendidikan

yang akan dilaksanakan.

c) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait semua

komponen penyelenggaraan pendidikan.

2) Pengorganisasian (organizing)

Dalam pelaksanaan program-program pendidikan maka

pengorganisasian memiliki fungsi yang meliputi:

a) Pemberian tugas yang terpisah kepada masing-masing pihak.

b) Membentuk bagian, mendelegasikan atau menetapkan jalur wewenang

dan tanggung jawab serta sistem komunikasi.

c) Mengkoordinir kerja setiap bawahan atau komponen dalam suatu tim

kerja yang solid dan terorganisir.

3) Penggerakan (actuating)

Setelah kegiatan perencanaan/pengorganisasian pemimpin perlu dapat

menggerakkan kelompok secara efektip dan efisien kearah pencapaian

tujuan, dalam penggerakan ini pimpinan membutuhkan berbagai sarana

yang meliputi komunikasi, kepemimpinan, musyawarah, pemberian

Page 33: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

17

intruksi dan lain-lain. Dengan pergerakan ini, pemimpin menggerakkan

anggota secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

4) Pengawasan (controling)

Pengawasan dalam manajemen suatu lembaga merupakan suatu bentuk

evaluasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang akan terlaksana dan telah

terlaksana, sehingga hasil dan rencana pelaksanaan sesuai yang telah

disusun dan ditetapkan.

Fungsi manajemen harus sesuai dengan aktivitas manusia di setiap tempat

dan waktu yang berbeda. menurut Henry Fayol manajemen memiliki lima

fungsi yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),

commanding (perintah), coordinating (pengkoordinasian) dan controling

(pengawasan) yang dikenal dengan singkatan POCCC. (Sudjana, 2004: 51)

Dari beberapa definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa fungsi

manajemen tidak akan bisa dilepaskan dari aktivitas perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiganya saling terkait dan berkesinambungan

untuk tercapainya sebuah tujuan yang efektif dan efisien.

2. Manajemen Pendidikan

a. Pengertian Manajemen Pendidikan

Sebuah pendapat mengemukakan manajemen pendidikan dapat diartikan

sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam

usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. (Made

Pidarta, 2011: 8)

Page 34: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

18

Manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu pengelolaan sumberdaya

pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Usman,

2006: 7)

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ar-Ra’du: 11 yakni:

بت من رواما با له معق رما بقوم حت ي غي ب ي يد يه و من خلفه يفظونه من امرالله, ان الله لي غي

ن دونه من وال ن فسهم, واذاارادالله بقوم سوءاف ل مردله, ومالم م

Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT tidak merubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, dan

apabila Allah SWT menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak

ada yang dapat menolaknya dan sekali- kali tak ada pelindung bagi mereka

selain Dia.” (Qs. Ar-Ra’du: 11)

Manajemen pendidikan ialah sebagai suatu proses atau sistem

pengelolaan, kegiatan pengelolaan pada suatu sistem pendidikan yang

bertujuan untuk terlaksananya proses belajar mengajar yang mencakup tujuan

umum dan tujuan khusus yang semuanya mengandung maksud mengubah

nasib kaum yang berada dalam kebodohan dan berusaha menjadi yang

diharapkan oleh Allah SWT yang mengemban misi sebagai kholifah di muka

Page 35: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

19

bumi. Sebagai kholifah manusia harus mengatur dan mengelola bumi dengan

sebaik-baiknya sebagaimana Allah SWT mengatur alam raya ini. Kedudukan

manusia sebagai kholifah memainkan peran ganda yaitu sebagai pemimpin

sekaligus sebagai pengelola (manager). Sebagaimana firman Allah SWT

dalam QS Al Baqoroh: 30

ه ها من ي فسد في فة قا لو اأتعل في ا وإذ قال ربك للمل ئكة إن جاعل ف الأرض خلي

س لك قال إن أعلم مالت علمون ويسفك الد م اءونن نسبح بمد ك ون قد

Artinya: “Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

“Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang kholifah di muka bumi.”

Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (kholifah) di bumi itu

orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,

Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui.”

b. Tujuan Umum Manajemen Pendidikan

Secara umum manajemen pendidikan mempunyai tujuan menyusun suatu

sistem pengelolaan yang meliputi:

1) Organisasi kurikulum

2) Pengelolaan dan ketenagaan

3) Pengelolaan sarana dan prasarana

4) Pengelolaan kesantrian

Page 36: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

20

5) Pengelolaan hubungan dengan masyarakat, yang mendukung

terlaksananya proses pembelajaran yang relevan, efektif dan efisien yang

menunjang tercapainya suatu tujuan pendidikan.

c. Tujuan Khusus Manajemen Pendidikan

Secara khusus tujuan manajemen pendidikan adalah terciptanya sistem

pengelolaan yang relefan, efektif dan efisien yang dapat dilaksanakan dan

mencapai sasaran dengan struktur pembagian tugas dan tanggung jawab yang

jelas antara pengelola program, tata usaha dan tenaga pembimbing.

3. Manajemen Pendidikan Pesantren

a. Pengertian Manajemen Pendidikan Pesantren

Manajemen pendidikan pesantren adalah aktivitas memadukan sumber-

sumber pendidikan pesantren agar terpusat dalam usaha agar tercapai tujuan

pendidikan pesantren, yang telah ditentukan. (Hamzah: 32)

Dengan kata lain manajemen pendidikan adalah mobilisasi (mengatur)

segala sumberdaya pendidikan pesantren untuk mencapai tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan.

Manajemen yang mempunyai arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan

dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal yang dianjurkan dalam ajaran

Islam, sebab dalam Islam arah tujuan yang jelas, landasan yang kokoh dan

kaifiyah yang benar merupakan amal perbuatan yang disenangi oleh Allah

SWT. Dalam setiap organisasi termasuk pendidikan pondok pesantren

memiliki aktifitas pekerjaan tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi

tersebut, salah satu aktifitas tersebut adalah manajemen. Dengan adanya

Page 37: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

21

pengetahuan manajemen pengelolaan pondok pesantren dapat mengangkat

dan menerapkan prinsip-prinsip dasar serta ilmu yang ada di dalam Al-Qur’an

dan Hadis ke dalam lembaga pesantren.

Sebagaimana telah diketahui bahwa sebagai sebuah sistem pendidikan

Islam mengandung berbagai komponen yang saling berkaitan satu sama lain.

Komponen tersebut meliputi landasan kompetensi dan profesionalisme ustadz,

pola hubungan ustadz dengan santri, tujuan kurikulum, metodologi

pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi dan yang lainya. Berbagai komponen

ini sering berjalan apa adanya alami dan tradisional karena dilakukan tanpa

perencanaan konsep yang matang.

b. Manajemen Kurikulum Pesantren

1) Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh

sekolah/madrasah/lembaga pendidikan yang lain kepada seluruh anak

didiknya baik yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah atau

madrasah dan lembaga pendidikan yang lain. (Suryosubroto, 2004: 32)

Dalam pengertian konvensional, kurikulum sering dimaksud sebagai

perangkat mata pelajaran yang harus ditempuh atau diterima peserta didik

untuk memperoleh ijazah (surat tanda kelulusan). (Baharuddin, Moh.

Makin, 2016: 79)

Pendapat lain kurikulum pesantren adalah kehidupan yang ada dalam

pesantren tidak hanya dalam hal pengajian, madrasah diniyah melainkan

Page 38: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

22

semua kegiatan yang dilakukan santri selama 24 jam di pesantren. (Abdul

Aziz Dkk, 2007: 86)

Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa

kurikulum adalah apapun yang dapat memberikan pengalaman belajar

positif bagi peserta didik, figur ustadz, kyai, pola interaksi antar personal

dan kultur yang ada di pesantren, serta metode-metode yang digunakan.

2) Tiga Macam Gambaran Kurikulum

Paparan kurikulum dari tim pakar Manajemen UNM (2003),

Suryosubroto (2004), maupun Oemar Hamalik (2007) ini setidaknya

memunculkan tiga macam gambaran kurikulum, yaitu:

a) Separated subject curriculum

Kurikulum model ini menyajikan bahan pelajaran dalam berbagai

macam mata pelajaran (subjek) yang terpisah-pisah satu sama lain,

seakan-akan ada batas dan dikotomis antara mata pelajaran yang satu

dengan mata pelajaran yang lainya atau antara kelas yang satu dengan

yang lainya. Dalam kondisi demikian mengakibatkan sulitnya peserta

didik untuk mempunyai pemahaman yang komprehensif terhadap

disiplin pengetahuan tertentu.

b) Correlated curriculum

Kurikulum jenis ini menghendaki agar mata pelajaran satu dengan

yang lain ada hubungan atau bersangkut paut (correlated) meskipun

batas-batas yang satu dengan yang lainya masih dipertahankan.

c) Integrated curriculum

Page 39: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

23

Kurikulum ini diorganisasikan dalam bentuk unit-unit tanpa

adanya mata pelajaran atau bidang studi. Pembelajaran dilakukan

dengan unit teching dan materinya menggunakan unit lesson. Pelajaran

disusun oleh guru dan peserta didik mengandung suatu masalah yang

luas, menggunakan metode problem solving sesuain dengan minat dan

perkembangan anak didik. Kurikulum jenis ini meniadakan batas-batas

antara bagian mata pelajaran dan menyajikanya dalam bentuk unit atau

keseluruhan. Dengan integrasi bahan pelajaran itu, diharapkan dapat

membentuk kepribadian peserta didik yang integral pula. Dalam

pelaksanaan integrated curriculum segala sesuatu yang dipelajari

peserta didik merupakan inti yang bertalian erat dengan kehidupanya,

bukan fakta yang terlepas satu sama lain dari konteks yang sebenarnya.

(Baharuddin, Moh. Makin, 2016: 84)

3) Prinsip Kurikulum Pesantren

Kurikulum yang berkembang di pesantren menunjukkan prinsip yang

tetap.

a) Kurikulum ditunjuk untuk mencetak ulama di kemudian hari, di

dalamnya terdapat paket mata pelajaran pengalaman dan kesempatan

yang harus ditempuh oleh santri.

b) Struktur dasar kurikulum adalah pengajaran pengetahuan agama dalam

segenap tingkatan dan layanan pendidikan dalam bentuk bimbingan

kepada santri secara pribadi dan kelompok. Bimbingan bersifat

menyeluruh tidak hanya dalam penguasaan materi pelajaran,

Page 40: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

24

melainkan menyangkut pembentukan karakter, peningkatan kapasitas,

pemberian kesempatan dan tanggung jawab yang dipandang memadai

bagi lahirnya lulusan yang dapat mengembangkan diri dan atau

meneruskan misi pesantren.

c) Secara keseluruhan kurikulum pesantren bersifat fleksibel, setiap santri

berkesempatan menyusun kurikulumnya sendiri secara penuh. Karena

kebutuhan santri berbeda-beda sesuai dengan panggilan dirinya , misi

keluarga, tuntutan masyarakat dan kehasyan kemampuanya. (Abdul

Aziz Dkk, 2007: 86)

4) Jenis Kurikulum Utama dalam Pesantren

a) Kurikulum pengajian non sekolah, dimana santri belajar kepada

beberapa orang kyai atau ustadz dalam sehari semalamnya, kurikulum

ini meskipun memiliki jenjang sendiri dan sangat fleksibel dalam arti

pembuatan kurikulumnya itu sendiri bersifat individual oleh masing-

masing santri.

b) Kurikulum pesantren tradisional (madrasah salafiyah), dimana

pelajaran telah diberikan di kelas dan di susun berdasarkan kurikulum

tetap yang berlaku untuk semua santri. (Abdurrahman Wahid, 2001:

151)

5) Karakteristik Kurikulum Islam

Kurikulum Islam harus memenuhi beberapa ketentuan:

Page 41: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

25

a) Memiliki sistem pengajaran dan materi yang selaras dengan fitrah

manusia dan bertujuan untuk mensucikan manusia, memelihara dari

penyimpangan dan menjaga keselamatan fitrah manusia.

b) Harus mewujudkan tujuan pendidikan Islam, yaitu memurnikan

ketaatan dan peribadatan hanya kepada Allah SWT.

c) Harus sesuai dengan tingkatan pendidikan baik dalam hal karakteristik,

tingkat pemahaman, jenis kelamin dan tugas-tugas kemasyarakatan

yang telah dirancang dalam kurikulum.

d) Memperhatikan tujuan-tujuan masyarakat yang realistis, menyangkut

penghidupan dan bertitik tolak dari keIslaman yang ideal, seperti

bangga menjadi umat Islam. (Nahlawi, 1983: 196)

c. Manajemen Personalia Pondok Pesantren

Keberhasilan manajemen pendidikan sangat ditentukan oleh keberhasilan

kepemimpinan dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di pondok

pesantren. Manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk

mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk

mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.

Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan seorang

pemimpin adalah menarik, mengembangkan, menggaji dan memotivasi

personil guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai posisi

dan standar prilaku, memaksimalkan perkembangan karir tenaga kependidikan

serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.

Page 42: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

26

Manajemen tenaga kependidikan mencakup perencanaan pegawai,

pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, promosi dan

mutasi, pemberhentian pegawai kompensasi dan penilaian pegawai. Semua itu

perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai,

yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi

dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik

dan berkualitas (Mulyasa, 2014: 42)

Komponen pokok personalia dalam pondok pesantren yaitu:

1) Kyai merupakan syimbol sentral sebuah pesantren, karena biasanya

ketenaran seorang kyai sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan banyak

sedikitnya santri yang akan menuntut ilmu di pesantren tersebut. Karena

seorang kyai merupakan panutan bagi santri maupun masyarakat pada

umunya.

2) Ustadz, seorang ustadz biasanya tinggal di pondok pesantren dan

memberikan contoh perilaku yang baik terhadap santrinya. Seorang ustadz

tidak hanya mengajarkan namun juga memberikan teladan yang baik bagi

santri-santrinya.

3) Santri, fungsi santri merupakan bagian yang penting dalam pesantren,

santri mempunyai nilai plus yang dihasilkan seperti menumbuhkan sikap

kemandirian, kesederhanaan dan rajin dalam beribadah.

d. Manajemen Peserta Didik

Dalam manajemen peserta didik terdapat empat prinsip dasar, yaitu:

Page 43: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

27

1) Santri harus diperlakukan sebagai subyek bukan obyek, sehingga harus

didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan

keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka

2) Kondisi siswa sangat beragam ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan

intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu

diperlukan wahana untuk berkembang secara optimal

3) Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang

diajarkan

4) Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,

tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik (Daryanto dan Farid, 2013: 170)

Manajemen peserta didik bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan

dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di pesantren berjalan

lancar, tertib dan teratur serta mencapai tujuan pendidikan pesantren. Untuk

mewujudkan tujuan tersebut, bidang manajemen peserta didik sedikitnya

memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan santri

baru, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan disiplin.

e. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumberdaya yang secara

langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal

tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi manajemen pendidikan yang

menuntut kemampuan pesantren untuk merencanakan,melaksanakan dan

mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan pengelolaan dana serta

transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam operasionalisasi

Page 44: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

28

pendidikan, masalah dana merupakan potensi yang sangat menentukan dan

merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kajian manajemen

pendidikan. Menurut sagala biaya adalah seluruh dana baik langsung maupun

tidak langsung, diperoleh dari berbagai sumber (pemerintah, masyarakat dan

orang tua) yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan sekolah. (Sagala, 2007:

223)

Dengan kata lain manajemen pembiayaan adalah suatu pengaturan uang

yang meliputi penggalian sumber, pengalokasian, pemanfaatan dan

pertanggung jawaban keuangan yang digunakan dalam penyelenggaraan

pendidikan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan di sekolah/madrasah.

(Baharuddin, Moh. Makin, 2016: 130)

Komponen utama manajemen keuangan dan pembiayaan meliputi:

1) Prosedur anggaran

2) Prosedur akuntasi keuangan

3) Pembelajaran, pergudangan dan prosedur pendistribusian

4) Prosedur investasi

5) Prosedur pemeriksaan

f. Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana sering disebut dengan manajemen

materiil, yaitu segenap proses penataan yang bersangkutan dengan pengadaan,

pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang

telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Dengan batasan tersebut maka

Page 45: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

29

manajemen sarana dan prasarana meliputi: perencanaan, pengadaan,

pengaturan, penggunaan dan penghapusan. (Daryanto dan Farid, 2013: 103)

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara

langsung dipergunkan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses

belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan

media pengajaran.

Menejemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan

menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi

secara optimal dan berarti pada jalanya proses pendidikan. Kegiatan

pengelolaan ini meliputi kegiaan perencanaan, pengadaan, pengawasan,

penyimpanan inventarisasi dan penghapusan serta penataan. (Mulyasa, 2014:

49)

Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang baik

diharapkan mampu menciptakan lingkungan pesantren yang bersih, rapi,

indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi ustadz

maupun santri ketika berada di lingkungan pesantren. Disamping itu juga

diharapkan dengan tersedianya alat-alat dan fasilitas belajar yang memadai

secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat

dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan

pengajaran, baik oleh ustadz maupun santri.

g. Manajemen Hubungan Pesantren dengan Masyarakat

Page 46: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

30

Hubungan pesantren dengan masyarakat pada hakekatnya merupakan

suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan

pertumbuhan pribadi peserta didik di pesantren.

Tujuan hubungan sekolah/pesantren dengan masyarakat ialah untuk:

1) Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan santri.

2) Memperkokoh tujuan dan serta meningkatkan kualitas hidup dan

penghidupan masyarakat.

3) Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan

sekolah/pesantren. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk:

a) Saling pengertian antara sekolah/pesantren, orang tua, masyarakat dan

lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja.

b) Saling membantu antara sekolah/pesantren dan masyarakat karena

mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.

c) Kerjasama yang erat antara sekolah/pesantren dengan berbagai pihak

yang ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab

atas suksesnya pendidikan di sekolah/pesantren.

4. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Istilah pesantren berasal dari akar kata santri “pe-santri-an” atau tempat

santri. Dengan kata lain, istilah pesantren berasal dari kata santri, dengan

awalan “pe” di depan dan akhiran “an” berarti tempat tinggal para santri.

Sebagian pakar mengatakan bahwa istilah pesantren bukan berasal dari bahasa

arab, melainkan berasal dari bahasa india. (Mutohar, Anam, 2013: 169)

Page 47: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

31

Sedangkan istilah pondok berasal dari bahasa arab dari kata funduk, yang

mempunyai arti rumah penginapan atau hotel. Sedangkan pondok pesantren

adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran

serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. (Ridwan Nasir:

2005)

Pesantren berasal dari kata santri yaitu seseorang yang belajar agama

Islam. Sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti tempat

berkumpul untuk belajar agama Islam. Ada juga yang mengartikan pesantren

adalah suatu lembaga pendidikan Islam indonesia yang bersifat “tradisional”

untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkanya sebagai pedoman

hidup keseharian (Abuddin Nata: 2007).

Pondok pesantren menurut M. Arifin adalah suatu lembaga pendidikan

agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem

asrama (komplek) di mana santri-santri menerima pendidikan agama melalui

sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan

dari leadership seorang atau beberapa orang kyai dengan ciri-ciri khas yang

bersifat karismatik serta independen dalam segala hal. (Abuddin Nata, 2007:

2)

Pesantren adalah fenomena sosio kultural yang unik, pondok pesantren

merupakan sumber inspirasi yang tidak pernah kering sepanjang masa.

Pesantren sebagai lembaga yang mengiringi dakwah Islamiyah di Indonesia

memiliki persepsi yang plural. Pesantren dapat dipandang sebagai lembaga

ritual, lembaga pendidikan moral yang paling populer adalah sebagai institusi

Page 48: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

32

pendidikan Islam yang mengalami konjungtur dan romantika kehidupan dalam

menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal (Asrorun: 2004).

Pendapat lain yang lebih luas disampaikan oleh Zamakhsyari Dhofier,

pondok pesantren adalah sebuah asrama pendidikan tradisional yang para

siswanya semua tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang

lebih dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat

penginapan santri. Santri tersebut berada dalam komplek yang juga

menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan

keagamaan lainya. Komplek ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat

mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(2011: 38)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa

pondok pesantren adalah suatu tempat dimana tempat tersebut dipergunakan

untuk mempelajari ilmu keIslaman dengan santri menetap atau tinggal di suatu

tempat untuk belajar dalam kurun waktu yang telah ditentukan, para santri

tersebut memperoleh pendidikan yang dibimbing oleh kyai dan para santri

harus mengikuti aturan yang mengikat para santri tersebut untuk mengikuti

pendidikan dan dalam beraktivitas.

b. Fungsi Pondok pesantren

Pondok pesantren sebagai tempat menuntut ilmu mempunyai beberapa

fungsi, (Hatim Ghazali: 2008) mempunyai pendapat fungsi pondok pesantren

dapat berperan sebagai berikut;

Page 49: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

33

1) Sebagai wahana pendidikan bagi kalangan menengah ke bawah, sehingga

biaya di pesantren harus lebih murah dari pada pendidikan di luar

pesantren.

2) Sebagai transformasi pengetahuan agama, arah pendidikan pesantren harus

diarahkan pada pendalaman pengetahuan agama.

3) Sebagai rumah perbaikan moral dan akhlak masyarakat santri.

Di sisi lain, (Moh. Sa’id: 2012) berpendapat bahwa pondok pesantren

dapat berfungsi sebagai:

1) Sebagai lembaga tafaquh fidhin atau mendalami ilmu agama Islam.

2) Sebagai lembaga tarbiyah atau pendidikan.

3) Sebagai lembaga sosial.

4) Sebagai lembaga gerakan kebudayaan.

5) Sebagai kekuatan politik.

c. Unsur Pondok Pesantren

Untuk mendirikan pondok pesantren diperlukan beberapa unsur agar dapat

mendukung berjalanya proses belajar mengajar, menurut Zamakhsyari Dofier

unsur-unsur pondok pesantren ada 5, yaitu: pondok, masjid, santri, pengajaran

kitab-kitab klasik dan kyai. (Abuddin Nata, 2007: 27)

1) Pondok yang mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal para santri, dapat

juga sebagai tempat untuk menjaga dan mengontrol santri dari pergaulan

luar pada umumnya, karena segala aktifitas ada dalam pesantren.

2) Masjid sebagai tempat melaksanakan aktivitas keagamaan seperti sholat

berjamaah ataupun dapat digunakan juga sebagai tempat belajar untuk

Page 50: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

34

materi kajian tertentu, misal pengajian akbar atau training perawatan,

memandikan dan mensholatkan jenazah.

3) Santri

Santri adalah siswa yang belajar di pesantren, santri ini dapat

digolongkan menjadi 2 kelompok:

a) Santri mukim, yaitu santri yang berdatangan dari tempat-tempat yang

jauh yang tidak memungkinkan dia untuk pulang ke rumahnya, maka

ia mondok (tinggal) di pesantren. Sebagai santri mukim mereka

memiliki kewajiban-kewajiban tertentu.

b) Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah sekitar yang

memungkinkan mereka pulang ke tempat tinggal masing-masing.

Santri kalong ini mengikuti pelajaran dengan cara pulang pergi antara

rumahnya dengan pesantren. (Daulay, 2011: 15)

4) Pengajaran kitab-kitab klasik, kitab sebagai buku pegangan dan bacaan

untuk mendalami materi setelah proses belajar mengajar selesai.

5) Kyai, seorang kyai yang ditunjuk oleh institusi atau yayasan pondok

pesantren bukanlah sembarang orang, orang tersebut harus mempunyai

pengetahuan agama Islam yang mendalam. Apalagi kyai dan ustadz yang

merupakan alumni dari perguruan tinggi di timur tengah lebih banyak

dipercaya untuk mengajar di pondok pesantren salaf dan khalaf.

Direktorat pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kementerian

Agama Republik Indonesia (2008) mempunyai pendapat yang berbeda

mengenai unsur-unsur pondok pesantren yang terdiri dari:

Page 51: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

35

1) Pola kepemimpinanya berdiri sendiri dan berada di luar kepemimpinan

pemerintahan.

2) Literatur universal yang telah dipelihara berabad-abad.

3) Sistem nilainya sendiri yang terpisah dari sistem nilai yang dianut oleh

masyarakat di luar pesantren.

Berdasarkan ketiga hal tersebut, setiap pondok pesantren mengembangkan

manajemen pendidikanya sendiri dan menetapkan institusi-institusi

pendidikanya sendiri dalam rangka merespon tantangan dari luar.

Berdasarkan pengertian di atas dapat penulis simpulkan unsur-unsur

pondok pesantren yaitu terdiri dari pondok sebagai tempat santri tinggal,

santri sebagai subyek belajar, kyai atau ustadz sebagai pengajarnya, kitab

sebagai rujukan materi pelajaran , sistem atau aturan yang tertib dengan

kepemimpinan yang kharismatik seorang kyai maupun ustadz, dan masjid

sebagai tempat beribadah sekaligus sebagai ruang untuk belajar santri.

d. Ciri-ciri Pondok Pesantren

Pondok pesantren sebagai pusat mengkaji ilmu memiliki keunikan dan

perbedaan dengan sekolah formal pada umumnya. Selain menjadikan masjid

sebagai tempat ibadah sekaligus tempat belajar, para pelaksana dan pengamat

pendidikan berusaha untuk menerangkan apa saja ciri-ciri dari pondok

pesantren tersebut, diantaranya:

Page 52: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

36

1) Adanya hubungan yang akrab antara kyai atau ustad dengan santrinya.

Hubungan emosional ini dapat tercipta karena keduanya tinggal di tempat

yang sama sehingga interaksinya lebih intens terjalin.

2) Kepatuhan santri terhadap kyai atau ustad. Ketaatan dan penghormatan ini

dapat terjaga karena salah satu adab dalam menuntut ilmu adalah harus

menghormati guru dan tidak menentangnya. Ada anggapan bahwa jika

santri menentang kyai atau ustad akibatnya ilmu yang diperoleh tidak

berkah dan akan lebih sulit dipahami oleh santri.

3) Hidup hemat dan sederhana. Hidup mewah hampir tidak ditemukan di

dalam pondok pesantren. Bahkan sedikit santri yang hidupnya terlalu

sederhana atau terlalu hemat sehingga tidak memperhatikan pemenuhan

gizinya.

4) Kemandirian sangat terasa di pondok pesantren. Bentuk kemandirian ini

dapat dilihat dari kemandirian finansial dengan membuka usaha,

perkebunan atau ternak hewan. Meskipun tidak semua pesantren demikian

tetapi masih dapat ditemui di jawa. Kemandirian aktivitas santri seperti

mencuci pakaian, memasak, membersihkan kamar dan pekarangan,

kesemuanya dituntut agar santri dapat mengatur waktu dengan baik.

5) Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan (ukhuwah islamiyah).

Banyak sekali kegiatan yang dilakukan bersama di pondok pesantren

seperti sholat berjama’ah, proses belajar mengajar di kelas, membersihkan

masjid dan pondok. Aktivitas tersebut sangat menopang suasana

persaudaraan dan keakraban diantara santri.

Page 53: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

37

6) Disiplin sangat dianjurkan, melanggar biasanya diberikan hukuman berupa

sanksi-sanksi edukatif.

7) Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia dilakukan melalui kebiasaan

puasa sunah, zikir, i’tikaf, sholat tahajud atau bentuk meneladani kyai atau

ustad yang menonjolkan sikap zuhd (tidak terpikat dengan kenikmatan

dunia).

8) Pemberian ijazah dengan mencantumkan nama yang diberikan kepada

santri yang lulus dalam menempuh proses belajar mengajar di pondok

pesantren, hal ini menandakan restu kyai atau ustad untuk mengajarkan

ilmu yang telah diperolehnya. (Sulthon Masyud: 2003)

e. Model Pembelajaran dalam Pondok Pesantren

Joice dan Weil (Rusman : 2011) mengemukakan pendapat model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau di

tempat lain. Model pembelajaran dalam pendidikan di pondok pesantren ada

yang modern menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan ada pula yang

masih tradisional (salaf).

Model pembelajaran modern menurut (Rusman : 2011) terdiri dari:

1) Model Pembelajaran Kontekstual (contextual teaching learning)

Page 54: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

38

Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang

dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dan penerapanya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

2) Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang

dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

3) Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dikemas

dalam bentuk tema-tema tertentu. Tema merupakan wadah atau wahana

untuk mengenalkan berbagai konsep materi kepada peserta didik secara

menyeluruh. Tematik diberikan dengan maksud menyatukan konten

kurikulum dalam unit-unit atau satuan-satuan yang utuh dan membuat

pembelajaran lebih terpadu, bermakna dan mudah dipahami oleh peserta

didik.

Berdasarkan teori di atas, ketiga model pembelajaran modern tersebut

digunakan di pondok pesantren Darussalam. Model pembelajaran kontekstual

diajarkan dalam mata pelajaran fiqh ibadah, seorang ustad mengajarkan

bagaimana tata cara dan doa Nabi Muhammad Saw dalam melaksanakan

sholat yang dapat dicontoh oleh santri. Adapun model kooperatif diterapkan

Page 55: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

39

dalam mata pelajaran ushul fiqh dengan cara membagi santri menjadi

beberapa kelompok dan diminta membahas materi tertentu dan hasil

pembahasan akan dipresentasikan di depan para santri yang lainnya. Model

pembelajaran tematik dilaksanakan dalam lingkup studi mubaligh yang

membahas isu-isu aktual keIslaman dan kontemporer.

Dalam mengajarkan pendidikan seorang ustadz diharapkan harus mampu

menyampaikan materi sesuai dengan keadaan santri, sehingga santri tidak

merasa bosan, hal ini sesuai dengan hadits Rosulullah SAW yang

diriwayatkan oleh imam muslim dalam ringkasan shohih muslim sebagai

berikut:

ناالله صلي الله عليه وسلم كان ي تخولون با لموعظة ف أيام ان رسول امة علي لراهية الس

Artinya: “Sesungguhnya Rosulullah SAW mengamat amati waktu untuk

memberikan pengajaran kepada kami agar kami tidak merasa jemu.” (H.R

Muslim: 142 S.M)

Maka berdasarkan hadits di atas dalam pondok pesantren menerapkan

beberapa metode pengajaran sebagai berikut:

a) Metode Sorogan

Sorogan berasal dari kata sorog (bahasa jawa), yang artinya

menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya dihadapan kyai

atau ustadz. Metode sorogan merupakan belajar secara indifidual, dimana

seorang santri berhadapan langsung dengan kyai ataupun ustadz dengan

posisi tempat duduk kyai atau ustad berhadapan dengan meja pendek yang

digunakan untuk meletakkan kitab bagi santri yang menghadap. Ketika

Page 56: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

40

salah satu santri sedang menghadap santri yang lain duduk agak menjauh

untuk mendengarkan materi yang disetorkan sambil mempersiapkan diri

dan menunggu giliranya untuk maju.

Metode sorogan merupakan sistem pembelajaran yang paling efektif

sebagai metode pembelajaran bagi seorang murid atau santri dalam awal

pembelajaran. Sistem ini terbukti dapat membimbing santri yang lebih

menitik beratkan pada pengembangan perorangan dibawah bimbingan

seorang kyai atau ustadz secara langsung. Dengan sistem sorogan santri

akan merasakan hubungan yang khusus ketika berlangsungnya kegiatan

membaca kitab yang secara langsung disimak oleh kyai atau ustadz.

b) Metode Wetonan atau Bandongan

Wetonan berasal dari kata wektu (bahasa jawa) yang artinya waktu,

sebab pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada waktu tertentu, yaitu

sebelum atau sesudah sholat fardhu. Metode weton merupakan metode

kuliah, dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling

kyai atau ustadz yang membaca, menerjemahkan, menerangkan dan

mengulas teks-teks huruf arab tanpa harokat, dan masing-masing santri

menyimak kitab masing-masing, melengkapi teks huruf arab tersebut dan

membuat catatan kedudukan kata dan artinya di bawah kata yang

dimaksud.

c) Metode Musyawarah atau bahtsul masa’il

Metode musyawarah atau dalam bahasa lain sering disebut dengan

istilah bahtsul masa’il merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip

Page 57: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

41

dengan metode diskusi atau seminar. Beberapa santri dengan jumlah

tertentu membentuk lingkaran yang dipimpin langsung oleh kyai atau

ustadz, atau santri senior untuk membahas atau mengkaji suatu persoalan

yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam pelaksanaanya para santri dengan bebas mengajukan

pertanyaan-pertanyaan atau pendapatnya. Dengan demikian metode

musyawarah lebih menitik beratkan pada kemampuan seseorang untuk

belajar menyampaikan argumentasi dan logika berfikir yang bagus untuk

memecahkan pokok persoalan yang mengacu pada kitab-kitab tertentu.

d) Metode Pasaran (Pasan atau Kilatan)

Metode pembelajaran pasaran dalam bahasa jawa pasanan atau sering

disebut juga dengan metode kilatan, yaitu kegiatan belajar sekelompok

santri dalam bentuk mengkaji sebuah kitab yang biasanya dilaksanakan

pada waktu dan bulan-bulan tertentu, pada umumnya metode pasaran

digunakan pada tiap bulan ramadhan atau satu bulan penuh tergantung

besarnya kitab yang dibahas. Dalam metode pasaran para santri berkumpul

membentuk lingkaran dalam masjid atau tempat lain dengan membawa

kitab dan mendengarkan kyai atau ustadz yang membacakan kitab

tersebut, yang pada umumnya adalah kitab fiqih, kemudian para santri

menuliskan arti pada kitab gundul (kitab kuning yang belum memiliki arti)

atau yang sering disebut dalam bahasa jawa dengan istilah maknani.

Metode pasaran hampir sama dengan metode bandongan hanya saja dalam

Page 58: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

42

pelaksanaannya dalam tenggang khatamnya ditentukan dalam waktu

tertentu.

e) Metode Hafalan

Metode Hafalan adalah metode belajar santri dengan cara menghafal

teks tertentu dengan pengawasan dan bimbingan kyai atau ustad. Para

santri diberi tugas untuk menghafal Al-Qur’an, hadits atau kitab tertentu

kemudian menyetorkanya kepada kyai atau ustad.

f) Metode Muhadatsah

Metode muhadatsah merupakan metode latihan bercakap-cakap

menggunakan bahasa arab yang wajib dilakukan santri pada hari tertentu

selama tinggal di pesantren.

g) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran yang dilakukan dengan

cara memperagakan suatu keterampilan dalam hal pelaksanaan ibadah

tertentu yang dibimbing oleh ustad baik kelompok maupun perorangan,

materi yang digunakan biasanya seperti tata cara wudhu, tayamum, sholat

dan yang lainya.

f. Peran Kelembagaan Pondok Pesantren

1) Peran pesantren melalui pendidikan Islam dalam perjuangan melawan

penjajah

Dalam perkembangannya pondok pesantren pernah terjadi jurang

pemisah antara pondok pesantren dan penjajah (penguasa). Pondok

pesantren dalam masa penjajahan bergerak dalam memobilisasi

Page 59: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

43

masyarakat untuk melakukan perlawanan terus menerus terhadap

pemerintah belanda, hal demikian berlawanan dengan kepentingan

penjajah, sehingga pemerintah sempat mengeluarkan peraturan yang

membatasi ruang gerak pendidikan agama, antara lain setiap guru agama

Islam yang mengajar harus memiliki ijin dari pemerintah. Langgar, surau,

madrasah dan pondok pesantren diawasi karena dianggap sebagai tempat

untuk mendidik kesadaran masyarakat untuk melawan penjajah.

Sikap pemerintah yang demikian justru semakin mendorong semangat

para tokoh agama dan ulama untuk berjuang melawan belanda melalui

jalur pendidikan agama baik madrasah maupun pondok pesantren. Hal-hal

yang berkaitan dengan pemerintah selalu ditentang dan ditolak oleh

kalangan pondok pesantren, karena dipastikan melemahkan perlawanan

rakyat. (Derektorat agama RI, 2003: 12)

2) Peran pondok pesantren dalam pendidikan moral dan kecerdasan anak

bangsa

Peran pendidikan keagamaan dalam mencerdaskan anak bangsa yang

disebutkan dalam “Badan Pekerja Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP)

yang bertindak selaku parlemen pada tanggal 27 desember 1945 tentang

pembaharuan pendidikan menyarankan antara lain:

“Madrasah dan pesantren-pesantren yang pada hakikatnya ialah satu

alat dan sumber pendidikan dalam pencerdasan rakyat jelata yang sudah

berurat berakar dalam masyarakat Indonesia umumnya, hendaklah pula

Page 60: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

44

mendapat perhatian dan bantuan yang nyata berupa tuntunan dan bantuan

materil dari pemerintah.” (Derektorat Agama RI, 2003: 12)

Keberadaan pendidikan pesantren memiliki peran dalam pembinaan

humanis yang berperan dalam pengembangan pendidikan Islam dan

sesuai dengan tujuan pendidikan Islam pada Al-Qur’an yakni pendidikan

pesantren harus memiliki karakter sebagai berikut:

a) Fungsi Tafaqquh fi al din (pendalaman pengetahuan tentang agama)

b) Fungsi tarbiah al akhlaq (pembentukan kepribadian/budi pekerti)

c) Lembaga pendidikan yang memadu pendidikan integralistik,

humanistik, pragmatik, idealistik dan realistik.

d) Pusat rehabilitasi sosial

e) Sebagai pencetak manusia yang punya keseimbangan trio cerdas,

yakni Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) dan

Kecerdasan Spiritual (SQ).

Peran dan tujuan pondok pesantren yang telah dipaparkan di atas dapat

benar-benar terwujud dan sesuai dengan tujuan pendidikan maka pondok

pesantren harus bisa memanajemen lembaganya.

B. Kajian Pustaka

Beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan mengambil objek penelitian

di Pondok Pesantren, penelitian pertama dilakukan oleh Nur Hasanudin (2012)

tentang manajemen pendidikan pesantren studi pada Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadiin Desa Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Jenis penelitian ini

adalah penelitian kualitatif (qualitative research) dengan pendekatan deskriptif ,

Page 61: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

45

pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, interviuw, wawancara dan

dokumentasi yang semua digunakan untuk mendapatkan data yang falit. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa:

1. Manajemen pendidikan di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Desa

Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, menunjukkan bahwa

manajemen pendidikan baik dalam kurikulum, personalia, peserta didik dan

sarana prasarana yang bertujuan mengoptimalkan pembelajaran yang

seimbang bagi para santri yang menempuh pendidikan dalam dua lembaga

yang berbeda (pondok dan sekolah umum), telah berperan dengan baik yakni

elemen pengurus sebagai koordinator dapat memanajemen dengan baik yang

berakibat pada efektifitas belajar santri, sedangkan keadaan lingkungan dan

hubungan semua masyarakat pesantren yang memiliki hubungan sangat erat

berakibat pada semangat belajar santri.

2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendidikan di Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadiin Desa Kalibening Kecamatan Tingkir Kota

Salatiga, faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan dibedakan menjadi

dua yakni pengaruh internal dan eksternal, yaitu:

a. Faktor internal meliputi:

1) Setiap kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan waktu yang tidak

bersamaan dengan pelaksanaan pendidikan formal yaitu bagi para

santri yang mengikuti.

Page 62: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

46

2) Pendidikan madrasah dilaksanakan pada malam hari, sehingga santri

yang letih setelah mengikuti pembelajaran formal dapat beristirahat

sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

3) Kedisiplinan semua santri dengan sepenuh hati oleh dewan pengurus.

b. Faktor eksternal meliputi:

1) Faktor lingkungan yang hampir 100% masyarakatnya muslim,

sehingga kecintaan terhadap santri yang belajar di pesantren sangat

baik yang berakibat pada semangat belajar santri.

2) Pondok pesantren bertempat pada tempat yang sejuk meskipun di

tengah-tengah pemukiman penduduk.

3) Letak pondok pesantren berada jauh dari jalan raya, sehingga

berpengaruh terhadap kedisiplinan santri dalam mengikuti setiap

kegiatan pelajaran karena jika akan bepergian meninggalkan pesantren

(absen) jadi malas.

Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan di Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadiin Dusun Kalibening Kecamatan Tingkir Kota

Salatiga meliputi:

a. Motivasi santri yang heterogen, misalnya santri memiliki niat awal sekolah

formal bukan pesantren atau dalam bahasa jawa (sekolah nyambi mondok)

yang berakibat pada kurang tekun dalam mengikuti kegiatan-kegiatan

pembelajaran tertentu.

b. Fasilitas pendukung proses pembelajaran belum sepenuhnya mencukupi

seperti komputer sebagai pengembangan life skill santri.

Page 63: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

47

Penelitian kedua dilakukan oleh Vivi Nur Arista (2013) tentang manajemen

pembelajaran yang dilakukan di Pondok Pesantren Takwinul Mubalighin

Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen

pembelajaran di Pondok Pesantren Takwinul Mubalighin, mulai dari perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif, yang menjadi

subyek penelitian adalah ustadz pendiri, ustadz pengelola dan santri. Metode

pengumpulan data menggunakan metode wawncara, observasi dan dokumentasi.

Teknik analisis data menggunakan analisis data deskriptif kualitatif model

interaktif dari Milles dan Michael Huberman yang terdiri dari tiga jalur kegiatan

bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil

penelitian tentang manajemen pembelajaran di Pondok Pesantren Takwinul

Muballighin Yogyakarta menunjukkan bahwa:

1. Perencanaan pembelajaran secara prinsip dilengkapi silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tetapi belum didokumentasikan. Pondok

Pesantren Takwinul Muballighin merupakan jenis pendidikan keagamaan

yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan nonformal, sehingga silabus

dan RPP mengacu pendidikan formal. Perencanaan pembelajaran dibuat oleh

ustadz pendiri tanpa melibatkan staf pengajar, pengelola dan belum

mengalami perubahan sampai saat ini.

2. Pelaksanaan proses belajar mengajar dilaksanakan setiap hari senin-sabtu

malam jam 20.00-21.30 dan waktu pagi jam 05.00-06.30, dimulai dengan

pembukaan atau salam, ustadz menyampaikan materi pelajaran yang

Page 64: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

48

menggunakan media pembelajaran seperti LCD, white board, spidol dan

makalh yang dibagikan kepada santri. Metode penyampaian materi

menggunakan metode ceramah, demontrasi dan diakhiri dengan tanya jawab.

Ustadz menutup proses belajar mengajar dengan berdoa bersama dan

mengucapkan salam penutup.

3. Evaluasi pembelajaran menggunakan evaluasi formatif yaitu penilaian berupa

tes yang dilakukan setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari peserta didik

dan evaluasi sumatif yaitu penilaian berupa tes yang dilakukan setelah proses

belajar mengajar selesai dalam jangka waktu tertentu yaitu satu semester.

Contohnya untuk menjadi da’i, ada latihan ceramah yang akan dievaluasi

secara formatif setelah latihan selesai dan evaluasi sumatif dilakukan dengan

melihat penampilan santri secara langsung menyampaikan dakwah islam ke

masyarakat setelah semester selesai.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Milatur Rodiyah (2016) tentang

Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an al-Muntaha

Kelurahan Argomulyo Kecamatan Cebongan Kota Salatiga. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pembelajaran pondok

pesantren tahfidzul Qur’an al-Muntaha Kelurahan Argomulyo Kecamatan

Cebongan Kota Salatiga. Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field

research) dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi,

wawancara dan dokumentasi, sedangkan subyek penelitian adalah santri

ustadzah, pengasuh dan pengelola pondok pesantren. Temuan peneliti

menunjukkan bahwa:

Page 65: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

49

1. Manajemen pembelajaran tahfidzul Qur’an di pondok pesantren al-Muntaha

terdiri dari perencanaan, pengorganisasian pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, pengawasan pembelajaran dan pengevaluasian. Pelaksanaan

pembelajaran terdiri dari proses penentuan tujuan, metode atau cara yang

ditempuh dalam pembelajaran tahfidzul Qur’an, menentukan materi

pembelajaran dan menentukan sistem penilaian pembelajaran yang dilakukan.

Proses pengorganisasian pembelajaran terdiri dari sarana prasarana yang

menunjang pembelajaran, pengelolaan pendidik dan peserta didik/santri,

materi serta waktu pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya, proses

pelaksanaan pembelajaran meliputi pelaksanaan pembelajaran menggunakan

metode sorogan, bandongan dan metode pemberian hukuman, sedangkan

media yang digunakan berupa media cetak dan media elektronik seperti kitab

Al-Qur’an dan terakhir adalah pengawasan serta evaluasi pembelajaran.

Pengawasan terhadap pembelajaran dilakukan oleh penanggung jawab

pembelajaran tahfidzul Qur’an yaitu pengasuh/asatidz pondok. Sedangkan

evaluasi secara normal tidak ada, tetapi lebih ditekankan secara praktis dan

lisan yang dilakukan setiap saat.

2. Problematika terkait pembelajaran tahfidzul Qur’an terdiri dari problematika

pengelola, pengurus dan santri. Problematika terkait pengelola yaitu masih

minimnya jumlah guru/ustadz sedangkan santri kurang disiplin sehingga

ketika kegiatan pembelajaran berlangsung mengakibatkan pembelajaran

kurang berjalan lancar. Problematika selanjutnya datang dari pengurus yaitu

sikap pengurus yang kurang tegas dalam menjalankan tugas serta kesulitan

Page 66: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

50

dalam mengawasi atau mengatur santri. Hal ini dikarenakan pengurus

merupakan bagian dari santri yang juga mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kemudian problematika juga datang dari santri yaitu adanya gadget yang

mereka gunakan justru menghambat hafalan mereka karena santri lebih fokus

bermain gadget.

Page 67: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

51

BAB III

METODE PENELITIAN

G. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2002) bahwa penelitian (research) merupakan sarana

fundamental untuk memahami kesulitan dan menemukan penyelesaian bagi suatu

masalah secara ilmiah atau dengan perkataan lain, penelitian merupakan

penyelidikan dan pengujian yang amat kritis dan teliti secara cermat guna

memecahkan masalah. Sedangkan rancangan penelitian adalah seluruh proses

perencanaan dan pelaksanaan suatu riset yang meliputi kegiatan-kegiatan

identifikasi masalah, rumusan masalah, pembuatan konsep/definisi, metode

sampling dan teknik pengumpulan data, metode analisis data dan laporan

penelitian. (Supranto, 2011)

Suatu penelitian memerlukan rancangan penelitian yang sistematis agar

tahapan penelitian dapat dilaksanakan sesuai dengan pendekatan yang ditetapkan

dan dapat menghasilkan suatu temuan yang objektif dalam arti dapat

dipertanggung jawabkan.

Penelitian ini mengkaji tentang manajemen pendidikan di Pondok Pesantren

Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

Pendekatan penelitian adalah cara pandang dan pilihan peneliti dalam

memahami subjek dan subtansi, dalam sebuah penelitian pendidikan itu terdapat

pendekatan yang bisa digunakan, baik pendekatan kualitatif maupun kuantitatif.

Pendekatan penelitian sangat penting bagi peneliti untuk membantu menganalisis

data penelitian yang diperoleh.

Page 68: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

52

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan,

dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci oleh karena itu peneliti

membekali diri dengan teori dan wawasan yang digunakan untuk bertanya,

menganalisis dan mengonstruksi objek yang akan diteliti menjadi lebih jelas.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan dan jenis penelitian

kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan beberapa metode alamiah. (Moleong, 2008: 6)

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan informasi data yang

diamati dan tidak bertujuan menguji hipotesis serta hanya menyajikan dan

menganalisis data agar bermakna dan komunikatif. (Suharsimi Arikunto, 2006:

83)

Sedangkan menurut Bogdan dan Tylor (Moleong, 2008: 4) metode kualitatif

adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif yang

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa metode penelitian

kualitatif merupakan pengumpulan data secara mendalam mengenai kegiatan

suatu program, perilaku peserta dan interaksi antara manusia secara luas. Data

yang diperoleh dalam penelitian ini tidak berupa angka-angka tetapi data yang

terkumpul berupa kata-kata lisan yang mencakup laporan dan foto-foto. Jadi hasil

Page 69: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

53

penelitian ini adalah berupa deskripsi atau gambaran manajemen pendidikan

pondok pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang Tahun 2018.

H. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pondok pesantren berada di Jl. Syekh Penanggalan No. 05 Desa

Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Untuk sampai ke lokasi

penelitian peneliti membutuhkan waktu kira-kira dua jam perjalanan apabila

menggunakan angkutan umum dan kurang lebih satu jam apabila menggunakan

kendaraan pribadi. Peneliti menuju tempat penelitian dengan menggunakan

sepeda motor untuk mempersingkat waktu perjalanan menuju lokasi penelitian

dan juga mempermudah akses jalan karena lokasi pondok yang masih masuk jauh

dari jalan raya, jadi tidak memungkinkan bila peneliti harus menggukakan

kendaraan umum. Peneliti tertarik untuk meneliti di pondok Darussalam karena

tidak masalah tempat namun pondok Darussalam merupakan pondok yang

mempunyai santri cukup banyak meskipun lokasi pondok jauh dari perkotaan.

Namun wali santri cukup berminat menitipkan putra-putrinya untuk menuntut

ilmu dan mendapatkan bimbingan di Pondok Pesantren Darussalam. Disamping

itu juga pondok yang tidak hanya mengajarkan kepada santrinya tentang ilmu

agama saja namun ilmu umum lainya dimana pondok Darussalam juga

mempunyai sekolah formal unggulan mulai dari MI, SMP dan SMK kesehatan.

Namun penelitian ini hanya fokus pada manajemen pendidikan pondok pesantren.

Peneliti hadir secara langsung pada objek penelitian (Pondok Pesantren

Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang) dalam

Page 70: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

54

rangka pengumpulan data yang dilaksanakan peneliti, yakni dalam penelitian

lapangan ini peneliti membutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu dalam

mengumpulkan data yang berhubungan dengan fokus penelitian (manajemen

pendidikan pesantren) serta mencari info-info untuk melengkapi data yang

dibutuhkan.

I. Sumber Data

Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai sumber

yang ada hubunganya dengan masalah yang diteliti. Penelitian itu sendiri

merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar

tentang sesuatu bahwa dalam penelitian ini terdapat data utama (primer) dan data

pendukung (skunder).

1. Data Primer

Sember data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang

diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subyek

yang dapat dipercaya. (Arikunto, 2010: 22)

Adapun yang terlibat secara langsung sebagai sumber data primer berasal

dari santri, pengurus pondok, ustadz/ustadzah pondok dan pengasuh pondok

pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang. Sebagai sumber untuk menggali informasi terkait fokus penelitian,

untuk mendapatkan informasi ini peneliti menggunakan metode wawancara.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang didapat atau diperoleh secara

tidak langsung. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen-

Page 71: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

55

dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS dan lain-lain), foto-foto,

film, rekaman vidio dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer.

(Arikunto, 2010: 20)

Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan

melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara. Adapun

sember data sekunder yang digunakan adalah buku-buku yang terkait dengan

manajemen pendidikan, arsip-arsip, dokumen, catatan dan laporan pondok

pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang.

Hal ini dilakukan karena data yang digali haruslah valid sehingga peneliti

harus melakukan pengamatan secara langsung dan mengobservasi di

lapangan yang menghasilkan data yang lengkap dan dapat

dipertanggungjawabkan.

J. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam hal ini dalam mengumpulkan data yang akan digunakan sebagai

penunjang dalam penelitian, maka penulis menggunakan beberapa langkah yang

berkaitan dengan prosedur pengumpulan data tersebut antara lain:

1. Observasi

Aktivitas observasi tidak hanya mengamati saja, jika hanya mengamati

tanpa menganalisa seperti turis. Begitupun sebaliknya jika hanya menganalisa

tanpa melihat dapat disebut menghayal. Oleh sebab itu, ahli pendidikan

mengatakan metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

Page 72: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

56

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Asmani, 2011:

23). Metode observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan yang digunakan

dengan mengadakan pengamatan fenomena-fenomena yang dijadikan

pengamatan. Adapun cara yang digunakan adalah mengadakan pengamatan

langsung di Pondok Pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan

Bergas Kabupaten Semarang dengan cara melihat dan pengindraan lainya.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan kelengkapan informasi tentang

letak geografis, sarana dan prasarana (gedung, alat-alat penunjang

pembelajaran), kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung, serta

fenomena yang terjadi di lapangan.

2. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan salah satu cara untuk memperoleh data penelitian,

biasanya wawancara menggunakan alat bantu seperti rekaman, handycamp

maupun alat tulis. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui

percakapan atau tanya jawab (Sudarsono, 2013: 130). Metode ini digunakan

untuk mendapatkan kelengkapan informasi tentang sejarah berdirinya dan

perkembangan, serta pendapat pengasuh pondok dan para stafnya berkaitan

dengan manajemen pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Kelurahan

Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Menurut Seharsimi

arikunto (2002: 202) ada dua pedoman wawancara, yaitu:

Page 73: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

57

a. Pedoman wawancara terstruktur dengan menyediakan pertanyaan yang

disusun secara rinci sehingga menyerupai check list. Pewawancara hanya

mencentang tanda v (check) pada tempat yang disediakan.

b. Pedoman wawancara tidak terstruktur yang memuat garis besar hal yang

akan ditanyakan. Jika menggunkan pedoman ini, dituntut kreativitas pihak

pewawancara.

Adapun dalam penelitian ini metode wawancara yang digunakan adalah

tidak terstruktur, dengan kata lain metode wawancara yang penulis gunakan

adalah metode interview bebas terpimpin. Mula-mula interviewer

mengajukan pertanyaan, kemudian dari jawaban yang ada akan diperdalam

dengan pertanyaan yang lain dan keterangan lebih lanjut. Wawancara ini

digunakan sebagai metode untuk mengetahui dan menggali informasi secara

detail seputar manajemen pendidikan pesantren dan bagaimana peran masing-

masing dewan pengasuh, asatidz, pengurus serta santri dalam menerapkan

dan mengorganisir manajemen pendidikan Pondok Pesantren Darussalam

Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

3. Dokumentasi

Aktivitas dokumentasi tidak hanya sekedar foto-foto tetapi lebih dari itu.

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda

dan sebagainya. (Arikunto, 2002: 148)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan

karakteristik Pondok Pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan

Page 74: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

58

Bergas Kabupaten Semarang dan data yang berupa dokumentasi lainnya.

Data ini berupa catatan-catatan, dokumen, surat-surat, buku-buku dan

sebagainya yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan di Pondok

Pesantren Darussalam Kelurahan Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang. Menurut Sartono Kartodiredjo, agar data yang diperoleh melalui

dokumentasi ini terjamin akurasinya, maka perlu dilakukan tiga telaah yaitu:

(1) keaslian dokumen; (2) kebenaran isi dokumen; (3) relevansi isi dokumen

dengan permasalahan yang akan diteliti.

Berdasarkan teori teknik pengumpulan data di atas, penulis menggunakan

metode wawancara tidak terstruktur, observasi langsung dan dokumentasi untuk

memperoleh data penelitian yang valid.

4. Analisis Data

Analisis data digunakan awal penelitian hingga akhir pengumpulan data yang

bersifat terbuka dan induktif, sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi

reduksi data, perbaikan dan ferifikasi atas data yang diperoleh, hal ini

dimaksudkan untuk lebih mempermudah pemahaman dan kejelasan.

Menurut Moleong (2008: 280) analisis data adalah proses pengorganisasian

dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data.

Setelah semua data terkumpul, kemudian data tersebut diolah dan diklasifikasi

untuk selanjutnya dianalisis guna memudahkan interpretasi. Analisis ini juga

membatasi penemuan-penemuan sehingga data menjadi teratur, tersusun dan lebih

Page 75: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

59

memiliki arti. Agar dapat menafsirkan data dengan baik maka diperlukan adanya

ketekunan, ketelitian, kesabaran dan kreatifitas yang tinggi, sehingga mampu

memberikan makna pada setiap fenomena yang ada (Sutrisno: 2001). Karena

dalam penelitian ini data yang diperoleh bersifat kualitatif, maka metode analisias

data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu ketepatan

interpretasi yang tergantung pada ketajaman analisis, objektivitas, sistematik dan

bukan pada statistika dengan menghitung berapa besar probabilitas bahwa peneliti

benar dalam interpretasi. Oleh karena itu penelitian ini lebih bersifat deskriptif

analitik, yaitu uraian naratif mengenai suatu proses tingkah laku suatu subjek

sesuai dengan masalah yang diteliti.

5. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mengetahui hasil penelitian diperlukan validitas data yang diperoleh,

hal ini dilakukan agar hasil penelitian relevan dengan realitas di lapangan. Data

yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan peneliti

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Ada empat kriteria

yang digunakan dalam pengecekan keabsahan data, yaitu: kepercayaan

(credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability) dan

kepastian (confirmability). (Moleong, 2008: 324)

Menurut Sugiyono (2007: 270-276) uji kredibilitas data atau kepercayaan

terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negatif dan membercheck.

1. Perpanjangan Pengamatan

Page 76: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

60

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan melakukan

pengamatan, wawancara dengan sumber data yang pernah ditemui atau yang

baru. Tujuanya adalah agar hubungan peneliti dengan narasumber semakin

dekat dan tidak ada jarak sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan

lagi.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan lebih cermat dan

berkesinambungan untuk memastikan data dan urusan peristiwa dapat

direkam secara pasti dan sistematis. Ibaratnya peneliti mengecek kembali

makalah atau soal yang dikerjakan ada yang salah atau tidak. Peneliti dapat

meningkatkan ketekunan dengan melakukan observasi berulang-ulang, untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh valid atau tidak.

3. Triangulasi

Triangulasi artinya mengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara dan berbagai waktu. Sebagai contoh dalam penelitian ini penulis ingin

mengroscek data yang ditemui mengenai manajemen pendidikan di Pondok

Pesantren Darussalam dengan melakukan wawancara dengan ustadz pendiri,

ustadz pengelola dan santri. Pendapat ketiganya dapat dicocokkan untuk

mendapatkan kesimpulan data yang valid, metodenya ialah dengan

mencocokkan hasil wawancara ketiganya tentang perencanaan pendidikan,

pelaksanaan pendidikan dan evaluasi pendidikan.

4. Analisis Kasus Negatif

Page 77: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

61

Kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan

mencari data yang bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Jika tidak

ada data yang berbeda atau kontradiksi berarti data yang ditemukan sudah

dapat dipercaya, tetapi jika peneliti masih mendapatkan data-data yang

bertentangan dengan data yang diperoleh mungkin peneliti akan merubah data

temuanya. Sebagai contoh, misalnya ketika peneliti wawancara dengan ustadz

pendiri, ustadz pengelola dan santri, dua narasumber mengatakan kurikulum

Pondok Pesantren Darussalam menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK), sedangkan satu narasumber menyatakan kurikulum Pondok Pesantren

Darussalam menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Maka peneliti harus melakukan analisis kasus negatif.

5. Menggunakan Bahan Referensi

Menggunakan bahan referensi bertujuan untuk membuktikan data yang

telah ditemukan peneliti, sebagai contoh data dikuatkan dengan foto

narasumber, rekaman wawancara atau foto penelitian sehingga hasil penelitian

lebih kredibel (dapat dipercaya).

6. Mengadakan Membercheck

Membercheck adalah proses mengecekkan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Tujuan membercheck untuk mengetahui validitas data

yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data,

apabila data yang ditemukan disepakati para pemberi data berarti datanya

valid sehingga lebih dapat dipercaya.

Page 78: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

62

Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibility).

Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat

agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti memperpanjang

penelitian dengan melakukan observasi secara terus menerus sampai data yang

dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

(Moleong, 2008: 330). Pada teknik ini peneliti melakukan triangulasi dengan

teknik yaitu dengan jalan membandingkan dengan data hasil pengamatan dengan

data hasil wawancara dan triangulasi dengan sumber yaitu dengan cara

membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait serta

membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

Page 79: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

63

BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data Pondok Pesantren Darussalam Gebugan

1. Profil Pondok Pesantren Darussalam

Nama Pondok Pesantren : Pondok Pesantren Darussalam

Alamat : Jln. Syekh Penanggalan No. 05

Kelurahan : Gebugan

Kecamatan : Bergas

Kota/kabupaten : Semarang

Provinsi : Jawa Tengah

Badan Penyelenggara : Yayasan Darussalam Bergas

Nama Pengasuh : KH. Murodi

2. Sejarah Pondok Pesantren Darussalam

Yayasan pondok pesantren ini didirikan pada tahun 1993, yang merupakan

bentuk institusi pendidikan yang bermula dari masyarakat di sekitar yang

menginginkan adanya suatu wadah pendidikan bagi anak-anak, disamping

pendidikan formal juga pendidikan agama.

Dengan sendirinya pondok pesantren Darussalam sejak berdirinya sudah

25 tahun berkiprah secara operasional membantu pemerintah dibidang

pendidikan dan sosial, namun tidak hanya itu pondok pesantren

mengembangkannya dari berbagai segi, salah satunya memberikan bantuan

tidak hanya dalam bidang pendidikan yang sudah dijalankan namun juga

Page 80: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

64

ketrampilan ekonomi untuk keluarga santri dan masyarakat lingkungan

setempat.

Sesuai dengan letak geografisnya yang berada di daerah pertanian yaitu

daerah areal persawahan dan ladang, maka sangat berpengaruh pada keadaan

ekonomi masyarakat, dengan kata lain santri yang belajar di pondok pesantren

Darussalam adalah anak petani yang memiliki kelas ekonomi menengah ke

bawah.

3. Tujuan Pondok Pesantren Darussalam

Pondok pesantren merupakan bentuk institusi pendidikan Islam yang telah

hadir sejak ratusan tahun yang lalu, meskipun tidak ada catatan sejarah kapan

pertama kali muncul, kecuali dikenal dalam bentuk awalnya pada sekitar abad

pertengahan. Bentuk kelembagaan pesantren yang lebih modern, sebagaimana

dikenal sekarang, tumbuh sekitar peralihan abad ke-19. Kehidupan pesantren

bertumpu pada lima pilar, yaitu masjid/mushola, pondok pesantren (asrama

santri), kyai, santri dan pengajaran kitab-kitab klasik atau yang disebut “Kitab

Kuning”.

Istilah pondok diarahkan pada pengertian suatu tempat dimana para santri

bermukim disini. Meskipun tidak dipungkiri ada sebagian santri yang tidak

mukim atau tinggal di dalam komplek pesantren yang biasa dikenal dengan

“Santri Kampung” atau “Santri Desa”.

Kata “Pesantren” merupakan bentuk kata “Santri” yang berasal dari

bahasa sansekerta “San” yang berarti suka dan “Tri” artinya menolong, yang

merupakan kecenderungan yang diharapkan bagi seorang santri yang kelak

Page 81: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

65

diharapkan mampu menolong dalam berbagai aspek kehidupan atau dengan

kata lain bermanfaat di tengah-tengah masyarakat.

Sunan Ampel merupakan sebuah nama yang terambil dari sebuah tokoh

atau ulama besar yang menyebarkan Islam pertama di Pulau Jawa yang

dikenal dengan sebutan “Wali Songo”. Suatu nama yang diharapkan bisa

merupakan cita-cita bersama menuju kejayaan, kemenangan dan kebahagiaan

umat Islam itu sendiri.

4. Letak Geografis Pondok Pesantren Darussalam

Lokasi pondok pesantren terletak di wilayah kabupaten Semarang, sekitar

10 km dari pusat kota Semarang ke arah selatan, dengan menempati lahan

seluas 1 Ha. Pondok pesantren Darussalam didirikan di atas lahan milik

pondok pesantren dan lahan milik kyai, yang pada jaman kemerdekaan dulu

menjadi saksi bisu perjuangan di palagan Ambarawa, karena jarak antara

pondok pesantren Darussalam dengan Ambarawa hanya 5 km. Sehingga

secara historis sesungguhnya daerah ini mempunyai peran dan nilai sejarah

yang cukup tinggi sesuai dengan tujuan pendidikanya pondok pesantren

Darussalam dan peran yang strategis dalam mendukung perkembangan bidang

pendidikan keagamaan di Indonesia

Tabel 4.1 Gambaran-gambaran dan Lokasi PPDG Tahun 2018

1

Nama Pondok

Berdiri tahun

PONDOK PESANTREN

DARUSSALAM

1993

Page 82: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

66

2

3

Pengelola

Alamat

No. Telepon

Pengasuh PPD

Pendidikan

Lurah PPD

Pendidikan

Kondisi Pondok

a. Jumlah guru/

Ustadz

b. Jumlah Santri

c. Sarpras

d. Media Pendidikan

e. Halaman pondok

f. Fasilitas Lain

Yayasan Darussalam Bergas

Dusun Krajan Rt 03/Rw 02 Desa

Gebugan Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang

(0298) 6926693

KH. Murodi

Aliyah

Samsul hadi

SMK Kesehatan

Putra 23, putri 15

Putra135 , putri 156

Mushola 1, ruang kelas 6, aula

pertemuan 1, aula pusat kegiatan 1,

ruang ustadz putra 1 putri 1, kantor

administrasi/TU putra 1 putri 1,

kamar putra 8 putri 11, gudang putra

1 putri 1, kantin 1, toilet putra 7 putri

6, uks putra 1 putri 1

Komputer 1, TV 1, rebana putra 1

putri 1

2 Mobil, 3 honda

5. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darussalam

a. Visi

Mewujudkan pondok pesantren yang mampu menghasilkan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkepribadian mulia, kreatif dan berwawasan

luas yang dilandasi iman dan takwa.

b. Misi

Page 83: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

67

Meningkatkan pembelajaran, pembudayaan dan pemberdayaan warga

pesantren menuju pribadi yang mulia, mandiri, disiplin, kreatif dan

berwawasan iman dan takwa.

6. Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren Darussalam

Kurikulum yang diterapkan di pondok pesantren Darussalam adalah model

kurikulum assalafi ala pesantren, dalam menentukan mata pelajaranya baik

dalam pendidikan dengan metode klasikalnya (Madrasah Diniyah) dan mata

pelajaran kitab-kitab kuning dengan metode pembelajaran salafnya

(bandongan dan sorogan) pondok pesantren Darussalam menetapkan dengan

cara musyawarah para dewan asatidz yang kemudian hasilnya disampaikan

kepada pengasuh dan kemudian pengasuh menilai dan menimbang hasil

musyawarah tersebut.

Dalam proses pembelajaranya untuk lebih mempermudah penyampaian

dewan asatidz maupun penerimaan santri dalam memahami pelajaran, maka

pesantren mengelompokkan para santri dengan sistem kelas dan tingkat

kemampuan santri. Penentuan dan pengelompokan santri digambarkan oleh

Abdurro’uf (yang merupakan dewan asatidz dan penasehat) sebagai berikut

(8/08/2018, 17.00):

“Untuk menentukan kelas dan kitab kuning yang akan dipelajari oleh

santri, maka setelah penerimaan santri baru akan diadakan tes masuk, yang

mana tes bertujuan untuk mengukur kemampuan awal dan kemudian

penempatan kelas yang akan diduduki.”

Lebih jelasnya kurikulum di pondok pesantren Darussalam Gebugan tahun

2018 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Jadwal Pengampu PPDG Tahun 2018

Kelas Mata Pelajaran Pengampu

Page 84: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

68

(Asatidz)

ULA 1 Do’a

Yan’bua 1-4

Tarikh

Imla’

Fasholatan

Ines

Delta, Asa

Shobirin

Dian, Riza

Umah, Wulan

ULA 2 Alala

Ro’sun

Fasholatan

Imla’

Yan’bua 5-7

Tedi

Mahmudi

Uamah, Wulan

Dian, Riza

Siska, Rika

ULA 3 Tamrinatul Atfal

Tambihul M

Mabadi ½

Bahasa Arab

Sifaul Jinan

Al-Qur’an

Shobirin

Syaifudin

Evi

Laila

Soraya

Duha

ULA 4 Shorof Awal

Jurumiyah

Tahfatul Atfal

Mabadi ¾

Aqidatul Awam

Bahasa Arab

Choiri

Miftakhudin

Neng Lely

Afifah

Lin

K. Mail

WUSTO 1 Durotul Yatimah

Riyadhol Badi’ah

Washoya

Arbain Nawawi

Sulam Taufik

Tasrif

Choiri

Mustofa

K. mail

Evi

Ibu Siamti

P Imam

WUSTO 2 Fathul Qorib

Al Imriti

I’rob

Targhib

Ta’lim Muta’alim

Maqsud

P Imam

Samsul

P Rouf

P Kartono

K. Yusuf

K. Bidin

Bersambung…

Page 85: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

69

Sambungan…

WUSTHO 3 I’lal

Bulugul Marom 1

Alfiyah 1

Fathul Mu’in 1

Juwahirul K

Syaifudin

P Kartono

P Rouf

P Latif

Gus Sholah

ULYA 1 Bulughul Marom 2

Alfiyah 2

Fatkhul Mu’in 2

Masa’ilul Marom 2

Bidayatul Bidayah

P Wari

Gus Sholah

Mustofa

Neng Lely

P Karim

ULYA 2 Bukhori

J Magnum

Munhajul A

(sumber: dokumentasi PP Darussalam Gebugan, 2018)

Jadwal harian terbagi dalam jadwal aktifitas santri MI, jadwal aktifitas

santri SMP, jadwal aktifitas santri SMK.

Tabel 4.3 Jadwal Aktivitas Santri MI PPDG Tahun 2018

NO WAKTU KEGIATAN

1 04.00-04.30 Bangun tidur dan persiapan sholat subuh

2 04.30-05.00 Sholat subuh dan ngaji

3 05.00-06.00 Persiapan sekolah

4 06.00-06.30 Sarapan dan berangkat sekolah

5 06.30-13.00 Sekolah formal

6 13.00-14.00 Makan siang

7 14.00-14.30 Istirahat

8 14.30-15.00 Mandi dan persiapan sholat asyar

9 15.00-15.30 Sholat asyar dan persiapan sekolah madin

10 15.30-17.30 Sekolah madin

11 17.30-17.45 Makan sore

12 17.45-18.00 Persiapan sholat maghrib

13 18.00-19.00 Sholat maghrib dan ngaji

14 19.00-19.15 Sholat isya’

15 19.15-20.30 Belajar bersama

16 20.30-22.00 Istirahat

17 22.00-04.00 Tidur

(sumber: dokumentasi PP Darussalam Gebugan, 2018)

Tabel 4.4 Jadwal Aktivitas Santri SMP PPDG Tahun 2018

NO WAKTU KEGIATAN/AKTIVITAS SANTRI

Page 86: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

70

1 04.00-04.30 Persiapan sholat subuh berjamaah dan mengaji

2 04.30-05.00 Sholat subuh berjamaah dan mengaji

3 05.00-05.30 Belajar bersama

4 05.30-06.00 Mandi pagi

5 06.00-06.30 Makan pagi dan persiapan untuk berangkat

sekolah

6 06.30-07.00 Berangkat sekolah

7 07.00-13.45 Sekolah umum

8 13.45-14.30 Istirahat dan makan siang

9 14.30-15.00 Mandi, persiapan sekolah madin dan sholat

ashar berjamaah

10 15.00-15.30 Sholat berjamaah dan sekolah madrasah

diniyah

11 15.30-17.00 Sekolah madin (Madrasah Diniyah)

12 17.00-17.45 Makan sore

13 17.45-18.00 Persiapan sholat maghrib berjamaah

14 18.00-19.00 Sholat berjamaah dan ngaji malam

15 19.00-19.15 Sholat isya’ berjamaah

16 19.15-20.30 Belajar bersama

17 20.30-22.00 Istirahat

18 22.00-04.00 Tiket mimpi

(sumber: dokumentasi PP Darussalam Gebugan, 2018)

Tabel 4.5 Jadwal Aktivitas Santri SMK PPDG Tahun 2018

NO WAKTU AKTIVITAS SANTRI

1 03.00-03.45 Bangun, pesiapan

2 03.45-subuh Pembacaan asmaul husna

3 Ba’da subuh-06.00 Ngaji Al-Qur’an, al Kitab dan belajar wajib

4 00.30-07.00 Berangkat sekolah (pakaian rapi dan berpeci)

5 07.00-14.00 Sekolah SMK

6 Ba’da ashar + 30 menit Belajar Madin

7 Ba’da maghrib Ngaji Al-Qur’an dan sorogan kitab

8 Ba’da isya’ Sekolah madin

9 Menyesuikan + 30

menit

Kajian kitab ihya’ulumuddin dan belajar

mapel SMK

10 Menyesuaikan Mujahadah malam

1. Jadwal yang belum termaktub akan dicantumkan dikemudian hari

2. Jadwal bisa berubah sesuai dengan kebijakan murobbi

3. Untuk kegiatan yang belum paham/ijin kegiatan hubungi murobbi

Murobbi

7. Model Pembelajaran Pondok Pesantren Darussalam Gebugan Tahun

2018

Page 87: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

71

Dalam pelaksanaan pembelajaran pondok pesantren Darussalam

menggunakan model pembelajaran salafi ala pesantren, namun pesantren juga

menggunakan model pembelajaran klasikal dalam tingkat madrasahnya.

Sesuai dengan hasil observasi peneliti tentang model pembelajaran yang

digunakan di Pondok Pesantren Darussalam Gebugan Tahun 2018 adalah

sebagai berikut:

a. Klasikal

Pada perkembanganya pondok pesantren sudah banyak yang

menggunakan model pembelajaran klasikal (madrasi) yaitu dengan

membentuk suatu madrasah dengan membagi menjadi beberapa kelas.

Model klasikal ditetapkan di Pondok Pesantren Darussalam Gebugan

Tahun 2018 ini dengan membentuk madrasah yang terdiri dari 9 kelas

(lihat tabel 4.2). Sesuai dengan pengamatan, proses pembelajaran

madrasah berlangsung secara sistematis karena semua santri sebelumnya

sudah mempersiapkan materi yang akan diajarkan oleh ustadz/ustadzah.

Sistem klasikal diterapkan dalam pendidikan pondok pesantren yang

kegiatan/pembelajaranya berlangsung setelah (bakda) sholat ashar sampai

dengan selesai. Dilaksanakanya pembelajaran setelah ashar karena

mempertimbangkan beberapa hal, menurut paparan Samsul Hadi selaku

ketua/lurah pesantren putra sebagai berikut:

1) Sebagian santri menempuh pendidikan formal/umum di luar pondok

pesantren yang keseringan selesainya sampai sore.

Page 88: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

72

2) Melihat waktu sore sampai malam santri dapat fokus dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran madrasah dikarenakan suasana pedesaan yang

sangat tenang.

3) Memberikan kesempatan kepada santri untuk mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler bagi yang sekolah formal.

4) Sebagian ustadz/ustadzah masih mengikuti pembelajaran formal dan

masyarakat kampung sekitar yang memiliki waktu luang pada sore hari

maupun malam hari.

b. Bandongan

Bandongan yang dalam pembahasan di depan disebut juga dengan

istilah wetonan, yaitu hampir menyerupai halakoh akan tetapi di Pondok

Pesantren Darussalam Gebugan metode ini lebih dikenal dengan sebutan

bandongan. Pelaksanaan metode ini digambarkan oleh ustadz Abdurro’uf

sebagai berikut:

“pelaksanaan metode bandongan adalah dengan cara ustadz membaca

kitab kuning yang biasanya pada tingkat mriti (wusto awal), dimana

santri menyimak serta memaknai/ngesai/menuliskan arti pada kitab

kuning sesuai dengan yang dibaca oleh ustadz, terkadang ustadz juga

menjelaskan hal-hal yang sekiranya sulit untuk dipahami oleh para

santri.”

c. Sorogan

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa metode sorogan adalah dengan

cara santri maju satu persatu dihadapan ustadz untuk membaca kata dalam

kitab dan dalam membaca ayat-ayat Al-Qur’an, kemudian ustadz

menyimak dan membenarkan apabila ada kesalahan. Dalam pelaksanaan

Page 89: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

73

metode ini Pondok Pesantren Darussalam Gebugan Tahun 2018 dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

“Para santri berbaris dengan lurus dan rapi dihadapan ustadz/ustadzah,

kemudian satu persatu secara bergiliran menghadap agar lebih dekat

jaraknya dengan ustadz maupun ustadzah tersebut, kemudian santri

membaca Al-Qur’an maupun kitab kuning, sedangkan ustadz/ustadzah

menyimak dengan seksama, apabila santri membaca ayat-ayat Al-Qur’an

dan teks kitab salah ataupun kurang benar seorang ustadz

membenarkanya.”

Menurut Dian Retnowati (salah satu santri putri) (18/08/2018)

penerapan metode sorogan sangatlah membantu dalam memulai membaca

kitab untuk mencapai taraf awal latihan membaca dan memahami Al-

Qur’an maupun kitab kuning secara benar.

d. Hafalan (mukhafadloh)

Metode hafalan juga termasuk metode pembelajaran yang diterapkan

di Pondok Pesantren Darussalam Gebugan, metode hafalan diterapkan

kepada para santri dalam menghafal bait-bait nadhoman kitab-kitab

(nahwu, shorof, tajwid) yang kemudian disetorkan di depan ustadz pada

pelajaran yang ditentukan sesuai dengan tingkatan kelasnya. Biasanya

penyetoran hafalan akan dilaksanakan pada tiap-tiap minggu, khususnya

nahwunya.

e. Pasaran/Kilatan

Page 90: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

74

Metode pembelajaran kilatan diterapkan di Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan hanya pada bulan Ramadhan saja. Dalam

pelaksanaannya metode ini tidak hanya diikuti oleh para santri pondok

pesantren saja melainkan dari sekitar pondok pesantren yang sering

disebut dengan santri pasan.

Menurut keterangan salah satu ustadz bahwa metode kilatan ini

diterapkan di Pondok Pesantren Darussalam Gebugan setiap satu tahun

sekali yakni hanya pada saat bulan Ramadhan saja. Pada metode ini santri

yang mengikuti pembelajaran tidak hanya santri yang mukim di pondok

pesantren saja namun juga santri pasan yaitu santri yang datang pada bulan

Ramadhan dan biasanya mereka datang ke pesantren dua hari sebelum

Ramadhan tiba. Kitab yang diajarkanpun tidak seperti kitab-kitab yang

diajarkan pada hari-hari biasanya melainkan ada kitab khusus yang hanya

diajarkan pada saat bulan Ramadhan yang biasanya kitab tersebut tidaklah

begitu tebal,karena harus katam pada saat itu juga, penentuan kitab yang

dipelajari kondisional sesuai dengan dawuh kyai.

8. Evaluasi Pembelajaran Pondok Pesantren Darussalam Gebugan Tahun

2018

Dalam rangka untuk mengetahuai hasil dari tujuan pembelajaran yang

diharapkan dan sesuai dengan tingkat kemampuan santri dalam penguasaan

keilmuan yang diajarkan, maka melalui musyawarah dewan asatidz

Page 91: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

75

menetapkan adanya evaluasi Pondok Pesantren Darussalam Gebugan Tahun

2018 telah terencana secara sistematis.

Evaluasi juga diadakan dengan mengadakan berbagai macam perlombaan

pada akhir tahun ajaran yaitu pada prakhaflah/sebelum akhirussanah

berlangsung. Kegiatan ini diselenggarakan selain untuk mengetahui

kemampuan santri dalam menguasai materi juga sebagai refresing ketegangan

setelah mengikuti tes.

9. Manajemen Personalia Pondok Pesantren Darussalam Gebugan Tahun

2018

Manajemen personalia adalah teknik atau prosedur yang berhubungan

dengan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di dalam suatu organisasi.

Pengelolaan dan pendayagunaan personalia sekolah/madrasah, baik tenaga

edukatif maupun tenaga administratif secara efektif dan efisien banyak

tergantung pada kemampuan kepala sekolah/madrasah baik sebagai manajer

dan pemimpin pada lembaga pendidikan tersebut. (Suryosubroto, 2004: 86).

Berdasarkan penjelasan tentang pengertian manajemen personalia ini,

Pondok Pesantren Darussalam Gebugan Tahun 2018, memiliki sistem

kepengurusan sebagai berikut:

a. Pengurus Pondok Pesantren Darussalam

Pengurus pondok pesantren Darussalam berada di bawah Yayasan

Darussalam Bergas yang dipimpin oleh KH. Murodi yang mampu

melakukan tanggung jawab sesuai dengan jabatan yang sudah dipegang.

Dalam pengadaan staf pengurus pondok pesantren Darussalam Gebugan

Page 92: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

76

Tahun 2018 menentukan dan memilih santri yang akan masuk dalam

dewan pengurus melalui beberapa faktor kecakapan antara lain:

1) Santri lebih mahir dalam bidang keilmuan.

2) Kepribadian santri yang sangat baik.

3) Memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif tanpa perlu

ditanyakan lagi. Pengurus yang mampu mengkomunikasikan pikiran,

perasaan, ide, perhatian dan keinginanya akan lebih mampu untuk

menghindari konflik, bernegosiasi, dan berkolaborasi.

4) Pengurus mampu bersikap adil, harus berhias diri dengan menunaikan

seluruh kewajiban, dan keutamaan, dan menghindarkan diri dari segala

kemaksiatan dan hal-hal yang merendahkan, serta terbebas dari segala

hal yang dapat merusak kewibawaan seorang pengurus.

Untuk lebih mengetahui pengurus pondok pesantren Darussalam Bergas,

penulis menyusun daftar nama pengurus sebagai berikut:

Tabel 4.6 Pengurus PPDG Masa Bakti 2018-2019

Jabatan Putra Putri

Pengasuh KH. Syamsudin

KH. Murodi

Hj. Nur Mu’awanah

Pelindung gus Sholah Mukoddam Hj. Laili Barorotul M

Penasehat Mahasin

Abdurro’uf

Syiyamti

Ketua Samsul Hadi Nur Afifah

Wakil Rasmat Ismail Dian Retnowati

Sekertaris Zainal Abidin

Muhammad Nur Dhuka

Rika Ristiawati

Dwi Kumorowati

Bendahara Muhamad Berlin Setiaji

Rizky Wahyu Perdede

Anggun Wulandari

Riza Fitriana Zahro

Seksi-seksi

Pendidikan Ahmad Choiri

Ahmad Syaifudin

Eviya Afidatus Zaena

Siska Fitriani

Page 93: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

77

Muhammad Sobirin Nurul Bhasiroh

Keamanan Tedi Ubud Ubudin

Nur Mahmudi

Wasibun Naja

Putri Delta Sari

Soraya Dewi Anggrani

Nur Shoimah

Kebersihan Rifki Munadi

Yaenal Arifin

Muhammad Sofyan

Afifatul Umah

Qoni’atun Nadzifah

Fatwatul Karomah

Kesehatan Ahmad Muafik

Muhammad Sholihun H

Muhammad Roisun M

Siti Rofiqoh

Uji Selfia Karlina Ermi

Inventaris Abdul Jalil

Zunanto

Asa Pratiwi

Nurul alfiyah

Murobbi MI Zainal Arifin

Wawan Kurniawan

Muhammad Sofyan

Putri Delta Sari

Siti Musyarofah

Murobbi SMP Tedi Ubud Ubudin

Muhammad Sobirin

Muhammad Nur Dukha

Qoniatun Nadzlifah

Santi Fitria Sari

Murobbi SMK Imamul Muttaqi

Samsul Hadi

Siska Fitriani

Rika Ristiawati

Murobbi Ma’had Ahmad Sholeh

Imam Sya’roni

(sumber: dokumentasi PP Darussalam Gebugan, 2018)

b. Keadaan Ustadz

Dalam pelaksanaan rekrutmen ustadz baru ini memiliki berbagai

kegiatan yang di lakukan yaitu:

1) Pembentukan panitia rekrutmen ustadz baru

Sebuah strutur kepanitiaan sangatlah penting dalam pelaksanaan

sebuah kegiatan. Penetapan struktur kepanitiaan yang baik adalah yang

mampu mengantarkan suatu badan tertentu kepada suatu tujuan

kebijakan yang diambil. Disamping itu juga dapat mengatur hubungan

antara atasan dan bawahan.

Pembentukan panitia rekrutmen ustadz baru di pondok pesantren

Darussalam Gebugan dibentuk untuk memperlancar proses rekrutmen.

Yang menentukan siapa saja yang menjadi panitia rekrutmen ustadz

Page 94: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

78

baru adalah ketua yayasan dan pengurus bagian personalia. Susunan

kepanitiaan rekrutan ustadz baru di pondok pesantren Darussalam

Gebugan terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota yang berjumlah 5

orang.

2) Penyebaran pengumuman penerimaan ustadz baru

Sumber-sumber yang digunakan untuk pengumuman penerimaan

ustadz baru di pondok pesantren Darussalam Gebugan adalah dengan

cara menggunakan papan pengumuman dan majalah, brosur dan lain

sebagainyan.

3) Penerimaan lamaran ustadz baru

4) Seleksi lamaran ustad baru

5) Penempatan tugas sesuai dengan bidangnya

Dalam pelaksanaan seleksi tahap-tahap yang yang digunakan

adalah:

a) Pengisian formulir lamaran

b) Seleksi administrasi

c) Wawancara kerja

d) Tes seleksi, meliputi : Tes pengetahuan dasar keislaman, tes

psikologi

Sedangkan dalam pengadaan staf pengajar sebagai dewan guru/ustadz

pondok pesantren Darussalam Gebugan menentukan dengan beberapa

kecakapan atau kriteria antara lain:

Page 95: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

79

1) Memiliki kemampuan yang mahir dalam pelajaran yang akan

diajarkan.

2) Sepenuhnya mendapat restu/dawuh dari Kyai.

3) Telah menempuh pendidikan madrasah diniyah setidaknya sampai

tingkat wustho 3 (aliyah).

Dalam pembinaan dan peningkatan sumberdaya manusia (dewan

ustadz/ustadzah) pondok pesantren Darussalam Gebugan, memberikan

kesempatan pada setiap ustadz mengikuti kajian dengan metode

bandongan dan pendidikan madrasah tingkat atas. Adapun jumlah

ustadz/ustadzah adalah 35 orang, adapun perincianya sebagai berikut:

Tabel 4.7 Keadaan Guru/Ustadz PPDG Tahun 2018

No Nama Jumlah Hari

Mengajar

Jumlah Mata

Pelajaran

1 Ines 3 1

2 Delta 3 1

3 Asa 3 1

4 Shobirin 4 2

5 Dian 5 1

6 Riza 5 1

7 Umah 4 1

8 Wulan 4 1

9 Tedi 3 1

10 Mahmudi 2 1

11 Siska 2 1

12 Rika 2 1

13 Syaifudin 4 2

14 Evi 4 2

15 Laili 1 1

16 Soraya 2 1

17 Duha 3 1

18 Choiri 4 2

19 Miftakhudin 2 1

Page 96: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

80

20 Lely 4 2

21 Afifah 2 1

22 Lin 2 1

23 K. Mail 4 2

24 Mustofa 5 2

25 Siamti 2 1

26 Imam 4 2

27 Samsul 2 1

28 Ro’uf 5 2

29 Kartono 4 2

30 Yusuf 2 1

31 Bidin 2 1

32 Latif 3 1

33 Sholah 5 2

34 Wari 2 1

35 Karim 2 1

(sumber: dokumentasi PP Darussalam Gebugan, 2018)

Dari data dewan ustadz/ustadzah di atas perlu diketahui bahwa tidak

semua ustadz mukim di pondok pesantren melainkan ada beberapa

ustadz/ustadzah yang berasal dari masyarakat sekitar pesantren dan juga

alumni pondok pesantren.

10. Manajemen Peserta Didik

Dari penjelasan arti manajemen peserta didik pada bab dua dapat dipahami

bahwa manajemen peserta didik adalah upaya penataan peserta didik, dari

mulai masuk pada lembaga penyelengara pendidikan madrasah/pesantren

sampai dengan mereka lulus, dengan cara memberikan layanan sebaik

mungkin kepada peserta didik. Yang memiliki tujuan mengatur kegiatan-

kegiatan peserta didik agar menunjang proses pembelajaran, sehingga dapat

belajar lancar, tertib dan teratur, serta dapat memberikan kontribusi bagi

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Page 97: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

81

Dalam penerimaan peserta didik baru pondok pesantren Darussalam

Gebugan tidak menentukan dan mengharuskan pada setiap tahun ajaran baru,

namun jika ada santri yang menghendaki untuk mendaftar baik pada awal

maupun pertengahan tahun ajaran, pesantren tetap menerimanya. Dalam

penentuan kelas dan kitab yang akan diikuti santri tersebut harus mengikuti tes

seleksi yang diampu oleh dewan ustadz terlebih dulu, dan apabila ada calon

santri yang datang pada pertengahan tahun ajaran maka santri tersebut harus

berada pada kelas di bawahnya.

Santri pondok pesantren Darussalam Gebugan, sebagian besar merupakan

santri yang menempuh pendidikan pesantren juga mengikuti jenjang

pendidikan formal di lembaga-lembaga pendidikan umum yakni Madrasah

Ibtidaiyah (MI) sebanyak 50 anak, Sekolah Menengah Pertama (SMP)

sebanyak 123 anak, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 69 anak

dan Perguruan Tinggi sebanyak 35 anak. Santri yang hanya mengikuti

pembelajaran pondok saja ada sekitar 26 santri baik laki-laki maupun

perempuan.

Meskipun santri terikat pada pendidikan pesantren namun para santri yang

mengikuti kegiatan pendidikan formal mendapatkan ijin untuk mengikuti

kegiatan yang diselenggarakan pada pendidikan formal tersebut secara penuh,

baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, untuk memperlancar

pembelajaran pesantren dengan beberapa catatan:

Page 98: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

82

a. Setiap santri memberikan keterangan kepada dewan asatidz apabila

mengikuti ekstrakurikuler pada sekolah formal yang mengganggu keikut

sertaan dalam mengikuti kegiatan pendidikan di pondok pesantren.

b. Setiap santri harus aktif dalam mengikuti kegiatan di dalam pondok

pesantren.

Page 99: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

83

Tata Tertib PPDG Tahun 2018

1. Kewajiban Santri

a. Bertaqwa kepada Allah SWT baik di dalam maupun di luar

pesantren

b. Menjaga nama baik pesantren

c. Mengikuti sholat jama’ah setiap waktu dan sholawatan bagi

santriwati yang udzur

d. Mengikuti kegiatan madrasah diniyah

e. Mengikuti kajian Al-Qur’an dan kitab kuning baik sorogan

maupun bandongan

f. Mengikuti kegiatan ekstra yang meliputi:

1) Mujahadah lailiyah

2) Yasinan malam jum’at

3) Dibaiyah malam jum’at

4) Muhafadhoh hari jum’at

5) Khitobah malam ahad

6) Simakan Qur’an hari ahad

g. Menjaga kebersihan lingkungan pesantren dan mengikuti kerja

bakti setiap hari jum’at dan hari-hari yang ditentukan

h. Meminta ijin kepada pengurus atau pengasuh ketika keluar masuk

pesantren

i. Untuk ijin pulang penjemput harus sowan lengsung ke pengasuh

j. Mengabdi minimal satu tahun setelah tamatan atau tahtiman

k. Mendaftarkan diri selambat-lambatnya 3x24 jam (3 hari) setelah

sampai di pesantren

l. Menbayar i’anah syahriyah tepat waktu

2. Larangan Santri

a. Membawa alat elektronik atau HP

b. Belanja di luar pesantren

c. Keluar masuk pesantren tanpa ijin pengurus atau pengasuh

d. Berbuat gaduh disaat ada kegiatan belajar mengajar

e. Merayakan acara-acara non Islami seperti valentine, tahun baru

masehi, dll

f. Menemui tamu setelah maghrib tanpa seijin pengurus atau

pengasuh

g. Dilarang mencuri barang yang bukan miliknya

3. Sanksi

Santri yang melanggar akan dikenai:

a. Peringatan lisan

b. Peringatan tertulis

Page 100: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

84

c. Pemberian takzir yang sesuai dengan tingkatan kekhilafan

d. Di sowankan ke ndalem

e. Pemanggilan orang tua atau wali santri

4. Aturan Tambahan

Hal-hal yang belum termasuk dalam tata tertib akan diatur kemudian

Gebugan, 15 Syawal 1439 H

Pengasuh Ponpes Darussalam

KH. MURODI

(sumber: dokumentasi PP Darussalam Gebugan, 2018)

11. Manajemen Sarana Prasarana Pondok Pesantren Darussalam Gebugan

Tahun 2018

Manajemen sarana prasarana adalah suatu kegiatan bagaimana mengatur

dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Berdasarkan

teori tentang pengertian manajemen sarana prasarana ini pondok pesantren

Darussalam Gebugan memiliki sarana prasarana sebagai pendukung

terlaksananya pendidikan yang diselenggarakan berjalan secara efektif dan

efisien sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai yakni meliputi: 1

mushola,6 ruang kelas, 1 lokal aula pertemuan, 2 lokal ruang ustadz, 1 lokal

ruang administrasi/TU, 8 lokal kamar tidur putra, 11 lokal kamar tidur putri, 2

lokal gudang, 1 koperasi pesantren, 7 toilet putra, 6 toilet putri, 2 kamar UKS,

1 lokal aula pusat kegiatan, 1 unit komputer, 1 unit TV, 2 set alat

rebana,halaman pesantren.

a. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Darussalam Gebugan

Page 101: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

85

Dalam pengadaan sarana dan prasarana pondok pesantren Darussalam

Gebugan adalah keputusan dewan asatidz yang diperoleh melalui

musyawarah mufakat yang diadakan setiap akhir semester.

b. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Darussalam

Gebugan

Dalam pelaksanaan pengelolaan yang mencakup perawatan dan

penggunaan sarana dan prasarana dibedakan menjadi dua kategori, yakni:

1) Sarana prasarana elektronik

Sarana dan prasarana elektronik merupakan sarana yang

sepenuhnya dalam perawatan dan penempatanya khusus di ruang

kantor dewan pengurus, namun dalam penggunaan sarana prasara ini

tidak hanya untuk dewan pengurus namun santri juga diperbolehkan

dengan prosedur penggunaan yang ditetapkan dewan pengurus.

Menurut pemaparan Ina Khaerunnisyah (santri putri) (11/08/2018

20.30) adalah:

“Santri diperbolehkan untuk menggunakan sarana elektronik yang

ditempatkan di ruang pengurus tetapi dengan beberapa ketentuan,

misalkan menggunakan HP/Laptop ketika ada tugas dari sekolah

namun harus dengan ijin dan diawasi pengurus, diperbolehkan

menggunakan setrika dan juga menonton TV pada hari libur (hari

jum’at).”

2) Sarana dan prasarana non elektronik

Sarana dan prasarana non elektronik pondok pesantren Darussalam

Gebugan meliputi 6 ruang kelas, 1 lokal aula pertemuan, 2 lokal ruang

ustadz, 1 lokal ruang administrasi/TU, 8 lokal kamar tidur putra, 11

lokal kamar tidur putri, 2 lokal gudang, 1 koperasi pesantren, 7 toilet

Page 102: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

86

putra, 6 toilet putri, 2 kamar UKS, 1 lokal aula pusat kegiatan. Dalam

penggunaanya sepenuhnya berlaku untuk semua masyarakat pondok

pesantren baik dewan pengurus maupun para santri, namun dalam

perawatan sarana dibentuk daftar piket yang bertujuan agar perawatan

berjalan secara efektif dan efisien

12. Manajemen Anggaran Pendidikan Pondok Pesantren Darussalam

Gebugan

Tidak bisa dipungkiri berjalanya sebuah lembaga sangat dipengaruhi oleh

adanya pendanaan dan manajemen keuangan yang baik. Dalam hal ini podok

pesantren Darussalam Gebugan berusaha mengatur keuangan dengan baik,

sehingga dengan manajemen keuangan yang baik tersebut mampu mencukupi

kebutuhan santri baik dari fasilitas sarana dan prasarana maupun kebutuhan

lain dalam menjalankan kegiatan di pondok pesantren. Tugas dari bendahara

pondok sendiri ialah:

a. Membuat program kerja bendahara

b. Ikut merencanakan rencana anggaran belanja bersama pihak terkait

setiap awal tahun, dari rencana anggaran tersebut sudah bisa terbaca

kebutuhanya, besar anggaranya, iuran dari santri dikali dengan jumlah

yang harus dibayar dan penggunaanya sudah dirapatkan.

c. Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan kepada pengasuh

pondok pesantren.

Page 103: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

87

Dalam mengatur keuangan pondok pesantren tentunya ada beberapa

hambatan yang ditemui, yang lebih dominan yakni santri yang terlambat

membayar mengakibatkan pemasukan menjadi berkurang

13. Manajemen Hubungan Masyarakat Pondok Pesantren Darussalam

Gebugan

Dalam upaya meng-optimalkan semua kegiatan pendidikan pondok

pesantren maka semua kegiatan selain mendapat dukungan dari semua elemen

yang ada dalam pesantren maka pesantren juga harus mendapatkan dukungan

dari masyarakat sekitar pesantren. Pondok pesantren Darussalam Gebugan

memiliki hubungan yang sangat erat dengan masyarakat baik dari pengasuh,

pengurus, dewan asatidz maupun santri, hal ini terlihat dari antusias warga

dalam mendukung semua kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pondok

pesantren seperti pengajian dengan metode bandongan pada bulan ramadhan,

pengadaan haflah akhirussanah.

Hal ini disampaikan oleh Ina Khoirunnisyah (salah satu santri putri)

sebagai berikut (11/08/2018 21.30):

“Hubungan dengan masyarakat cukup baik, karena biasanya santri

membudidayakan menyapa ketika berpapasan dengan warga sekitar

pondok pesantren. Bekerja sama dengan warga sekitar dalam

pembangunan pondok pesantren, warga juga ada yang bekerja di pondok

pesantren (laundry), ada juga yang menitipkan daganganya di pondok

pesantren.”

Keharmonisan antara semua elemen pondok pesantren dan masyarakat

sekitar dapat tercapai karena keberadaan pondok pesantren berada di tengah-

tengah pemukiman warga tanpa adanya pagar yang memisahkan antara rumah

penduduk dan pondok pesantren.

Page 104: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

88

14. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pendidikan

Pondok Pesantren Darussalam Gebugan

Dalam setiap pelaksanaan lembaga pendidikan baik sekolah formal

maupun pendidikan nonformal seperti pesantren pasti menghadapi banyak

faktor baik yang mendukung maupun faktor yang menghambat terlaksananya

program-program dan proses pendidikan, berkaitan dengan ini kegiatan

pendidikan pondok pesantren Darussalam Gebugan juga menghadapi hal

demikian.

Menurut ustadz Samsul Hadi (lurah/ketua pondok) 8/08/2018 22.00 WIB,

faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan pondok pesantren dibedakan

menjadi dua yakni pengaruh internal dan pengaruh eksternal yaitu:

a. Faktor internal meliputi

1) Kedisiplinan semua santri dikoordinir dengan sepenuh hati oleh dewan

pengurus.

2) Setiap kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan waktu yang tidak

bersamaan dengan pelaksanaan pendidikan formal yaitu bagi para

santri yang mengikuti.

3) Pendidikan madrasah dilaksanakan pada sore hari, sehingga santri

yang mengikuti pendidikan formal dapat beristirahat sebelum

pembelajaran dimulai.

b. Faktor eksternal meliputi

Page 105: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

89

1) Pondok pesantren bertempat di area yang sejuk meskipun di tengah-

tengah pemukiman penduduk.

2) Faktor lingkungan yang sebagian besar masyarakatnya muslim,

sehingga kecintaan terhadap santri sangat baik yang mengakibatkan

santri semangat dalam belajar di pondok pesantren.

3) Letak pondok pesantren berada jauh dari jalan raya dan pusat

keramaian, sehingga berpengaruh terhadap kedisiplinan santri dalam

mengikuti setiap kegiatan pelajaran karena jika akan bepergian

meninggalkan pesantren (bolos) menjadi malas.

4) Bendahara pondok dapat melaksanakan program kerjanya dengan

baik, adanya pencatatan serta bukti pengeluaran dan pemasukan

anggaran . pembiayaan tergolong murah dengan fasilitas yang

mendukung dan adanya toleransi pembayaran.

5) Adanya kerjasama yang baik antara pengurus dan santri dalam

mengelola sarana dan prasarana yang ada.

Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan di

pondok pesantren Darussalam Gebugan menurut Rasmat Ismail (wakil)

11/08/2018 19.45 WIB meliputi:

1) Motifasi santri yang heterogen, misalnya santri memiliki niat awal

sekolah formal (sekolah nyambi mondok) yang berakibat pada kurang

tekun dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pembelajaran tertentu.

2) Fasilitas pendukung proses pembelajaran sepenuhnya belum

mencukupi seperti komputer sebagai pengembangan life skill santri.

Page 106: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

90

3) Masih ada santri yang masih telat membayar iuran dan tanpa

konfirmasi kepada pihak terkait sehingga dalam pelaksanaan program

kerja kadang terhambat.

B. Analisis Data

1. Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren Darussalam Gebugan

a. Kurikulum Pondok Pesantren Darussalam Gebugan

Telah disebutkan pada tabel 4.2 tentang kitab-kitab yang dipelajari

pada pendidikan pondok pesantren Darussalam Gebugan tahun 2018,

sesuai dengan masing-masing tingkatan kelasnya. Sesuai dengan sebutan

sebagai pondok pesantren salaf namun memberikan kelonggaran bagi para

santri untuk mengikuti pendidikan formal di luar pondok pesantren. Di

dalam pondok pesantren Darussalam Gebugan sama sekali tidak

memasukkan kurikulum yang bersifat umum seperti mata pelajaran yang

diselenggarakan pada sekolah formal.

Dapat dilihat dari susunan mata pelajaran yang sistematis yaitu dari

tingkat yang mendasar baru kemudian dilanjutkan pada tingkatan

selanjutnya yang komposisi mata pelajaran lebih tinggi dan linier, menurut

Tim Pakar Universitas Negeri Malang, muatan kurikulum yang diterapkan

pesantren model ini merupakan bentuk correlated curriculum yang mana

kurikulumnya “menghendaki agar mata pelajaran satu dengan yang lainya

ada hubungan atau bersangkut paut meskipun batasan-batasan yang satu

dengan yang lainya masih dipertahankan” seperti pada keterangan hasil

Page 107: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

91

penelitian diatas pada tabel 4.2 yang menggambarkan kajian kitab-kitab

tuhfatul atfal sampai fathul mu’ien.

Selain dari pada itu pada tingkat kelas ULA 2 mata pelajaran yang

diajarkan adalah kitab dasar sebagai pembentuk pola pikir dan perilaku

seperti kitab-kitab akhlak yang dipelajari yakni kitab Syarah Alala. Pada

tingkatan ULA 3 diajarkan kitab Sifaul Jinan, Tamrinatul Atfal, Tambihul

M.

b. Model Pembelajaran Pondok Pesantren Darussalam Gebugan Tahun 2018

Sebagai pondok pesantren salafi pondok pesantren Darussalam

Gebugan tahun 2018 yakni memiliki beberapa metode yang sesuai dengan

tujuan peneliti yang ingin mengetahui dan memaparkan bagaimana konsep

pengelolaan pendidikan yang diselenggarakan pondok pesantren

Darussalam Gebugan tahun 2018, yang mencakup metode atau model

pembelajaran yang diterapkan untuk menunjang tercapainya tujuan

pembelajaran, dalam data hasil penelitian dipaparkan beberapa model

pembelajaran yang akan dibahas sebagai berikut:

1) Klasikal

Model pembelajaran klasikal ditetapkan untuk memudahkan materi

pembelajaran yang disesuaikan pada tingkatanya sehingga madrasah

yang terdiri dari sembilan kelas ini masing-masing kelas mempelajari

kitab sesuai dengan tingkatanya yakni kelas ULA 1 sebagai pemula.

Materi yang diberikan adalah materi yang paling mendasar dan juga

sebagai dasar pada materi berikutnya yang diajarkan di kelas atasnya.

Page 108: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

92

Madrasah yang dilaksanakan setelah sholat ashar yang waktunya

hanya sekitar kurang lebih 50 menit setiap mata pelajaran, waktu ini

bukanlah waktu yang lama untuk proses pembelajaran, akan tetapi

dalam kenyataanya dapat terlaksana dengan efektif karena materi yang

akan dipelajari terlebih dulu sudah dipersiapkan oleh para santri,

sehingga ustadz bisa langsung menjelaskan, memberikan contoh dan

evaluasi.

Dalam pelaksanaanya metode klasikal yang diterapkan di pondok

pesantren Darussalam Gebugan setelah ashar dengan

mempertimbangkan beberapa hal diantaranya:

a) Sebagian santri menempuh pendidikan formal/umum di luar

pondok pesantren yang keseringan selesainya sampai sore.

b) Melihat waktu sore sampai malam santri dapat fokus dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran madrasah dikarenakan suasana

pedesaan yang sangat tenang.

c) Memberikan kesempatan kepada santri untuk mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler bagi yang sekolah formal.

d) Sebagian ustadz/ustadzah masih mengikuti pembelajaran formal

dan masyarakat kampung sekitar yang memiliki waktu luang pada

sore hari maupun malam hari.

Alasan di atas merupakan komitmen dewan pengasuh, dewan

pengurus dan ustadz/ustadzah sehingga tercipta suasana pembelajaran

Page 109: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

93

yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai

dengan harapan ustadz/ustadzah.

2) Bandongan

Metode bandongan adalah metode pembelajaran yang sifatnya

searah, karena posisi santri hanya sebagai penyimak dan pendengar,

tidak ada komunikasi yang aktif antara ustadz/ustadzah dengan santri,

namun dengan metode ini santri dapat belajar menulis bahasa jawa

dengan menggunakan bahasa arab yang lebih dikenan dengan sebutan

arab pegon, pada keterangan disetiap kata-kata dalam kitab yang

dipelajari sesuai dengan kemampuan santri.

3) Sorogan

Model pembelajaran sorogan ini diterapkan sebagai sarana belajar

Al-Qur’an dan mencari serta memahami tata bahasa dalam sebuah

kalimat kitab-kitab ulama klasik dinilai sangat efektif, karena dengan

metode ini dapat memberikan hasil yang sempurna bagi santri untuk

dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwid (baik makhorijul

huruf, waqof dan panjang pendeknya bacaan) dan lancar, mengetahui

tata bahasa dan maksud dalam membaca kitab bahasa arab.

Dalam proses pelaksanaanya terdapat sebuah mata pelajaran yang

secara langsung menerapkan isi kitab ta’lim muta’alim yaitu mendidik

santri untuk senantiasa bersikap tawadlu’ (menghormati) terhadap

ustadz/ustadzah secara langsung. Selain itu juga diajarkan belajar

untuk bersabar dan disiplin, karena setiap santri harus bersabar dalam

Page 110: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

94

menunggu giliran sesuai dengan urutanya. Dari sinilah dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode sorogan merupakan

model pembelajaran yang bersifat langsung secara individu, tidak

adanya perantara dengan santri-santri yang lain namun hanya individu

santri dengan ustadz.

4) Hafalan (mukhofadhoh)

Metode hafalan (mukhofadhoh) ini diterapkan dalam rangka untuk

memudahkan santri dalam mengingat-ingat materi pelajaran, terutama

pada kitab-kitab nahwu dan shorof yang memiliki bait-bait (nadhom-

nadhom) ringkasan dari isi kitab yang telah dipelajari sehingga akan

lebih mudah dalam memahaminya. Metode hafalan ini juga

dimaksudkan agar santri dapat melatih ingatan menjadi kuat dalam

mengingat materi-materi pelajaran dan sebagai upaya mendidik santri

dalam memanfaatkan waktu luang untuk menghafal. Dengan adanya

metode ini santri akan lebih semangat dalam menghafal pelajaran yang

nantinya sangat bermanfaat untuk dirinya.

5) Pasaran/Kilatan

Pelaksanaan model kilatan adalah seperti model bandongan, hanya

saja dalam metode kilatan santri dituntut harus khatam/selesai pada

waktu tertentu dan penerapanya juga pada waktu tertentu.

6) Tadarus dan Simaan Al-Qur’an

Meskipun sebagai pondok npesantren kitab pondok pesantren

Darussalam Gebugan juga mengembangkan kemampuan dalam belajar

Page 111: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

95

Al-Qur’an, hal ini terbukti adanya beberapa santri yang telah hafal Al-

Qur’an (hafidz) dan santri yang sedang dalam proses menghafal.

Dalam kegiatan mingguan pesantren mengadakan kegiatan simaan Al-

Qur’an yang dibaca oleh santri yang sudah khatam, dan diikuti oleh

santri yang lain beserta masyarakat sekitar.

c. Evaluasi Pembelajaran Pondok Pesantren Darussalam Gebugan Tahun

2018

Evaluasi yang diterapkan pondok pesantren Darussalam Gebugan

tahun 2018 dapat dinilai sudah sistematis yaitu adanya evaluasi pada tiap

akhir semester, evaluasi ini khusus dalam pembelajaran dengan model

klasikal. Sedangkan dalam pembelajaran yang lain seperti pembelajaran

dengan model sorogan dan bandongan untuk kitab-kitab fiqih, nahwu,

shorof serta Al-Qur’an pondok pesantren Darussalam menyelenggarakan

lomba-lomba diantaranya membaca kitab, tartil Al-Qur’an dan kaligrafi

yang diadakan sebelum akhirussanah berlangsung.

Dari uraian di atas tentang pembahasan manajemen kurikulum pondok

pesantren Darussalam Gebugan tahun 2018 bahwa telah memenuhi unsur-

unsur teori manajemen secara mendasar yang implementasinya untuk

mencapai tujuan dan visi misi pesantren.

2. Manajemen Personalia Pondok Pesantren Darussalam Gebugan Tahun

2018

Dalam pengelolaan sumber daya manusia yang memiliki prinsip sumber

daya manusia adalah komponen paling penting dalam menunjang

Page 112: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

96

berlangsungnya kegiatan, baik pendidikan maupun keorganisasian lembaga

dan sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan

baik, sehingga menunjang tercapainya tujuan dari lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan.

a. Pengadaan Staf Pengurus

Dari paparan hasil penelitian dikemukakan bahwa perencanaan dan

pengadaan staf pengurus keorganisasian pondok pesantren Darussalam

Gebugan tahun 2018 menetapkan beberapa kecakapan yang harus dimiliki,

yaitu:

1) Santri lebih mahir dalam bidang keilmuan.

2) Kepribadian santri yang sangat baik.

3) Memiliki wibawa dalam mengasuh dan membimbing para santri yang

lain terutama terhadap adik-adik tingkatnya.

4) Santri mukim.

5) Santri harus mendapatkan restu dari romo kyai.

b. Pengadaan Staf Pengajar

Sama halnya dengan pengadaan staf pengurus pengadaan staf pengajar

pondok pesantren Darussalam Gebugan juga memiliki beberapa

kecakapan yang harus dimiliki oleh santri, yaitu:

1) Memiliki kemampuan yang mahir dalam pelajaran yang akan

diajarkan.

2) Sepenuhnya mendapat restu/dawuh dari Kyai.

Page 113: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

97

3) Telah menempuh pendidikan madrasah diniyah setidaknya sampai

tingkat wustho 3 (aliyah).

c. Pelatihan dan Pengembangan Staf

Dalam pelatihan dan pengembangan staf baik staf pengurus maupun

staf pengajar pondok pesantren Darussalam Gebugan belum memiliki

program khusus pengembangan dan pelatihan. Namun dalam

pengembangan serta pelatihan ini dilakukan oleh masing-masing individu

sebagai staf dengan tetap mengikuti kegiatan-kegiatan yang

diselenggarakan atas perintah pengasuh, yang dikhususkan untuk para staf

pengurus dan staf pengajar , seperti setiap ustadz/ustadzah mengikuti yang

langsung dari pengasuh. Staf pengurus dan staf pengajar masih

diperbolehkan mengikuti jenjang pendidikan madrasah diniyah yang

belum diselesaikan, sedangkan staf pengajar pelatihan dan

pengembanganya melalui kegiatan mengajar sesuai tingkat kemampuan

dan kelas yang diampunya. Dengan demikian para staf akan terus belajar

dan berusaha membenahi kekurangan-kekurangan sehingga menjadi

tenaga yang profesional sesuai kemampuan masing-masing individu.

3. Manajemen Peserta Didik Pondok Pesantren Darussalam Gebugan tahun

2018

Peserta didik yang merupakan sebyek dalam pembelajaran, hal ini

memberikan perhatian tersendiri bagi lembaga pendididkan sebagai

penyelenggara. Dalam manajemen peserta didik dari penerimaan santri baru

sampai pelepasan (akhirussanah) dalam pondok pesantren Darussalam

Page 114: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

98

Gebugan tahun 2018 sesuai dengan paparan penelitian bahwa dalam

penerimaan santri tidak mengharuskan sesuai dengan tahun ajaran baru

melainkan setiap ada santri baru yang mendaftar kapanpun waktunya pasti

diterima dengan penuh ketulusan.

Karena santri membutuhkan pendidikan secara seimbang pondok

pesantren Darussalam Gebugan tahun 2018 memberikan kebebasan kepada

setiap santrinya untuk mengikuti pendidikan umum maupun pendidikan

agama. Namun hal tersebut harus sesuai dengan koridor yang sudah

ditetapkan oleh pondok pesantren. Dengan demikian pengeloalaanya baik

pengasuh, dewan asatidz dan pengurus memberikan kelonggaran kepada santri

dalam menempuh pendidikan ganda, yakni pendidikan formal dan pendidikan

pesantren. Pendidikan tersebut merupakan keduanya merupakan ilmu yang

harus dimiliki oleh santri dalam kehidupan bermasyarakat kelak. Namun

setiap santri diwajibkan untuk mengikuti ketentuan dan aturan yang ditetapkan

oleh pengasuh melalui dewan pengurus.

4. Manajemen Sarana Prasarana Pondok Pesantren Darussalam Gebugan

Tahun 2018

Manajemen sarana prasarana yang merupakan penunjang

terselenggarakanya pendidikan di pondok pesantren Darussalam Gebugan

tahun 2018 yang mencakup perencanaan, pengadaan dan perawatan. Dalam

perencanaan, pengadaan dan perawatan pondok pesantren Darussalam

Gebugan mengadakan musyawarah yang melibatkan pengasuh dan pengurus

yang bertujuan untuk membentuk tim pelaksana dan pengawas. Dalam

Page 115: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

99

musyawarah ini hanya merencanakan sarana dan prasarana yang bersangkutan

dengan pengadaan yang bersifat intern, yang dimaksud adalah pengadaan

yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat pondok pesantren yang

mencakup santri dan pengurus, dalam perencanaan ini sesuai paparan pada

paparan data di atas.

Sedangkan dalam perencanaan pengadaan sarana prasarana yang bersifat

umum,misalnya pembangunan masjid yang fungsinya digunakan oleh santri

dan masyarakat sekitar, perencanaanya dilaksanakan oleh pengurus, pengasuh

dan masyarakat dalam bentuk musyawarah.

Dalam pengadaan sarana prasarana pondok pesantren Darussalam

Gebugan tahun 2018 dilaksanakan sesuai dengan hasil perencanaan, yaitu

pengadaan harus disepakati oleh dewan asatidz, pengurus dan kemudian

disampaikan dan mendapatkan persetujuan oleh pengasuh. Pelaksanaanya

pada saat dibutuhkan namun secara agenda dilaksanakan pada akhir semester.

Kemudian dalam perawatan dan pengelolaanya berdasarkan keputusan

pengurus sebagai koordinator dan pengawas dalam semua kegiatan perawatan

dan pengelolaan.

Dari ketiga hal yang telah diselenggarakan mengenai manajemen sarana

prasarana tersebut telah sesuai dengan prinsip dasar manajemen sarana

prasarana, yaitu sebagai penunjang terselenggarakanya proses pendidikan

pesantren yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

dicita-citakan oleh pesantren.

Page 116: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

100

5. Manajemen Ketata Usahaan dan Tata Laksan Pendidikan Pondok

Pesantren Darussalam Gebugan.

Manajemen ketata usahaan pada pondok pesantren Darussalam Gebugan

mempunyai penjabaran tugas yang berbeda, tetapi tetap dalam bingkai

pekerjaan tata usaha meliputi rangkaian aktvitas menghimpun, mencatat,

mengelola, menggandakan, mengirim dan menyimpan keterangan-keterangan

yang diperlukan pondok pesntren dengan melaksanakan tugas pokok ketata

usahaan.

6. Menejemen Anggaran Pendidikan Pondok Pesantren Darussalam

Gebugan

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang

menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Dalam hal ini

Pondok Pesantren Darussalam Gebugan telah cukup mampu mengelola

keuangan dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dengan termenejnya keuangan

dari pemasukan sampai pengeluaran keuangan dengan baik dan selalu

diadakan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan. Sehingga

dengan manajemen keuangan yang baik tersebut dapat mencukupi kebutuhan

siswa baik dari fasilitas sarana dan prasarana maupun kehidupan yang lain

dalam kehidupan sehari-hari.

7. Manajemen Hubungan Masyarakat Pondok Pesantren Darussalam

Gebugan Tahun 2018

Dalam hubungan manajemen masyarakat pondok pesantren Darussalam

Gebugan tahun 2018 menetapkan koordinator dalam jajaran kepengurusan

Page 117: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

101

yang fungsinya sesuai dengan visi pondok pesantren, yakni: “Mewujudkan

pondok pesantren yang mampu menghasilkan Sumber daya Manusia (SDM)

yang berkepribadian mulia, kreatif dan berwawasan luas yang dilandasi iman

dan takwa.” Sesuai dengan pengertianya manajemen hubungan masyarakat

yang dilaksanakan di pondok pesantren Darussalam Gebugan memiliki tujuan

seperti dalam hasil penelitian yang menitik beratkan pada keharmonisan

masyarakat, karena keharmonisan akan melahirkan kepedulian dan dukungan

yang dapat mengakibatkan semangat belajar santri dalam lingkungan yang

kondusif.

Dalam hubungan masyarakat, pondok pesantren Darussalam Gebugan

memiliki hubungan yang dapat dikatakan sangat baik , hal ini dapat dilihat

dari hubungan masyarakat yang membantu dan terlibat langsung dalam

pembangunan pondok pesantren, yang dikerjakan bersama-sama dengan

warga pondok pesantren. Namun tidak hanya itu saja, masyarakat juga

mempercayakan daganganya kepada santri untuk dikelola dan dijual di dalam

kantin pondok pesantren, ada juga warga yang membantu di dalam pondok

pesantren (laundry).

Dalam pengadaan kegiatan yang bersifat umum masyarakat sangat

berperan baik dalam menyumbangkan tenaganya, bahkan saat pelaksanaan

haflah akhirussanah yang diselenggarakan setiap akhir tahun ajaran.

8. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pendidikan di

Pondok Pesantren Darussalam Gebugan Tahun 2018

Page 118: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

102

Dalam pelaksanaan pendidikan sangat mungkin baik lembaga sebagai

penyelenggara, pengasuh sebagai supervisi, ustadz/ustadzah sebagai

koordinator dan santri sebagai subyek, menemukan dan mengalami sesuatu

yang dapat menghambat dan mendukung di dalam pelaksanaan pendidikan.

Dari penemuan yang telah dipaparkan dalam paparan data di atas bahwa

faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan di pondok pesantren

Darussalam Gebugan tahun 2018 meliputi faktor internal (pesantren dan

masyarakat) dan faktor eksternal (lingkungan dan masyarakat). Sedangkan

faktor penghambat pelaksanaan pendidikan meliputi faktor-faktor yang secara

berkelanjutan dapat dikoordinir dan diminimalis oleh dewan pengurus sebagai

dewan koordinator.

Page 119: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di pondok pesantren

Darussalam Gebugan tahun 2018, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Perencanaan pendidikan di pondok pesantren Darussaalam Gebugan meliputi:

a. Perencanaan kurikulum pondok pesantren Darussalam pertama-tama

menentukan mata pelajaran apa yang akan dipelajari santri kemudian

menentukan kelas yang nantinya kelas tersebut akan menjadi tingkatan

penentuan kitab yang akan dipelajari santri.

b. Manajemen personalia, dalam perekrutan ustadz/ustadzah melalui

beberapa tahapan, yakni: 1) pembentukan panitia 2) penyebaran brosur

lowongan 3) penerimaan lamaran 4) seleksi pelamar 5) penempatan tugas.

Ustadz harus mempunyai kecakapan: 1) kemampuan yang mahir terhadap

pelajaran yang akan diajarkan 2) mendapat restu dari kyai 3) menempati

kelas wustho 3.

c. Manajemen peserta didik dalam penerimaan santri pondok pesantren

Darussalam Gebugan tidak mengharuskan sesuai dengan tahun ajaran baru

namun santri yang mendaftar kapan pun akan tetap diterima dengan penuh

ketulusan.

Page 120: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

104

d. Dalam pengadaan sarana dan prasarana pondok pesantren Darussalam

Gebugan merupakan keputusan dewan asatidz yang diperoleh melalui

musyawarah mufakat yang diadakan setiap akhir semester.

e. Manajemen ketata usahaan manajemen ketata usahaan pada pondok

pesantren Darussalam Gebugan mempunyai penjabaran tugas yang

berbeda, tetapi tetap dalam bingkai pekerjaan tata usaha

f. Dalam anggaran pendidikan pondok pesantren Darussalam merencanakan

rencana anggaran belanja yang dibutuhkan pondok pesantren selama satu

tahun kedepan.

g. Dalam hubungan manajemen masyarakat pondok pesantren Darussalam

menetapkan coordinator dalam jajaran kepengurusan yang fungsinya

sesuai dengan visi pondok pesantren.

2. Pengelolaan pendidikan pondok pesantren Darussalam Gebugan meliputi:

a. Kurikulum yang diterapkan adalah dengan menyelenggarakan pendidikan

dalam dua jenis metode, yaitu: metode pembelajaran ulama salaf dengan

metode bandongan, sorogan dan hafalan, serta metode pembelajaran masa

kini (kontemporer) yaitu pembelajaran dengan sistem klasikal seperti

dalam pembelajaran nahwu, tajwid, shorof, fiqih dan akhlak.

b. Usatdz/ustadzah masih diperbolehkan mengikuti jenjang pedidikan

madrasah diniyah yang belum diselesaikan, dengan demikian para

ustadz/ustadzah akan terus belajar dan membenahi kekurangan hingga

menjadi tenaga ahli yang profesional.

Page 121: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

105

c. Memberikan kelonggaran santri dalam menempuh pendidikan ganda,

yakni pendidikan formal dan pendidikan pesantren.

d. Dalam perawatan sarana dan prasarana pondok pesantren Darussalam

Gebugan membentuk daftar piket agar perawatan berjalan secara efektif

dan efisien.

e. Manajemen ketata usahaan pada pondok pesantren Darussalam Gebugan

mempunyai penjabaran tugas yang berbeda, tetapi tetap dalam bingkai

pekerjaan tata usaha meliputi rangkaian aktvitas menghimpun, mencatat,

mengelola, menggandakan, mengirim dan menyimpan keterangan-

keterangan yang diperlukan pondok pesntren dengan melaksanakan tugas

pokok ketata usahaan.

f. Anggaran pendidikan dengan termenejnya keuangan dari pemasukan

sampai pengeluaran keuangan dengan baik dan selalu diadakan laporan

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan

g. Dalam hubungan masyarakat terjalin kerjasama yang sangat baik antara

dewan pengasuh, pengurus, ustadz/ustadzah serta santri dan juga

masyarakat.

3. Faktor penghambat dan pendukung dalam penyelenggaraan pendidikan di

pondok pesantren Darussalam Gebugan meliputi:

a. Faktor penghambat: 1) waktu pembelajaran yang dirasa masih kurang

lama 2) masih kurangnya ustadz/ustadzah pengajar 3)motivasi belajar

santri yang masih kurang 4) fasilitas pendukung santri yang sepenuhnya

belum mencukupi 5) santri yan g telat membayar iuran tanpa konfirmasi

Page 122: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

106

dengan pihak terkait sehingga dalam pelaksanaan program kerja kadang

terhambat.

b. Factor pendukung: 1) setiap kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal

yang sudah ditentukan 2) ustadz/ustadzah yang ahli dibidangnya dan

kedisiplinan santri dikoordinir oleh dewan pengurus dengan sepenuh hati

3) santri yang mempersiapkan materi sebelum pembelajaran berlangsung

4) pengelolaan sarana dan prasarana yang sudah baik, terarah dan

terencana 5) pembiayaan tergolong murang dengan fasilitas yang

mendukung 6) adanya kepercayaan masyarakat untuk mensantrikan

anaknya

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah ditulis

peneliti perlu menyampaikan saran demi perbaikan ke depan tentang manajemen

pendidikan di pondok pesantren Darussalam Gebugan, sebagai berikut:

1. Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran maka dari pihak ustadz/ustadzah

hendaknya selalu lebih memperhatikan semua kegiatan santri dan dengan

memperbaiki kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2. Pondok pesantren Darussalam Gebugan sebaiknya dapat menambah jumlah

ustadz supaya pembelajaran menjadi lancar.

3. Pengurus pesantren Darussalam perlu menyusun jadwal pelajaran secara baik

dan sistematis disetiap angkatanya, agar proses belajar mengajar berlangsung

dengan baik.

Page 123: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

107

4. Untuk penyelengaraan pembelajaran tahfidzul Qur’an hendaknya lebih

ditingkatkan dan dimantapkan.

5. Saran bagi para santri yaitu bangunlah interaksi yang positif dalam

pembelajaran, menghargai sesama teman tanpa membedakan tingkat

kepandaian/kecerdasan dan dapat menggunakan fasilitas secara baik.

6. Saran bagi peneliti selanjutnya adalah diharapkan untuk peneliti selanjutnya

dapat mengkaji lebih jauh lagi mengenai manajemen pendidikan di pondok

pesantren.

Page 124: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

108

DAFTAR PUSTAKA

Al Hikmah. 2014. AL Qur’an Terjemahan. Bandung: CV Penerbit Diponegoro

A.Halim, Rr. Suhartini, M. Cholil Arif, & A. Sunarto AS.2005. Manajemen

Pesantren. Sewan: Pustaka Pesantren

Aedi Nur. 2016. Manajemen Pendidik & Tenaga Pendidikan. Yogyakarta:

Gosyen Publising

Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Kurikulum. Yogyakarta: Fakultas Ilmu

Pendidikan UNY

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Sistem. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Aplikasi manajemen Sekolah. Jogjakarta: Diva

Press

Asrorun Niam Sholeh. 2006. Reorientasi Pendidikan Islam, Mengurai Relevansi Konsep

Al Ghozali dalam Konteks Kekinian. Ciputat Jakarta: ELSAS Jakarta

Baharuddin, Moh Makin. 2016. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: UIN- Maliki

Malang Press

Daryanto, M dan Mohammad Farid. 2013. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

di Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Daulay, Haidar Putra. 2011. Historitas dan eksistensi Pesantren Sekolah dan

Madrasah. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2003. Pondok Pesantren dan

Madrasah Diniah, Jakarta

Djaam’an Satori, Aan Komariah. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Afabeta

Djunaidi Ghony, Fauzan Al manshur. 2012. Petunjuk Praktis Penelitian Pendidikan.

Malang: UIN- Malang Press

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatf dan Kualitatif. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Hadi, Sutrisno. 2001. Metode Research jilid 111. Yogyakarta: Andi Offset

Hamalik, Oemar. Dr. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Rosda

Karya

Page 125: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

109

Hatim Gazali. 2008. Revitalisasi Peran dan Fungsi Pesantren. Diakses dari

http://gazali.wordpress.com/2008/04/24/revitalisasi-peran-dan-fungsi-

pesantren/. Pada tanggal 13 Maret 2018

Nata, Abuddin. 2007. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Janan Asifudin Ahmad. (2016). Manajemen Pendidikan untuk Pondok Pesantren. Jurnal

Manajemen Pendidikan Islam,V1 No. 2

J Supranto. 2003. Metode Riset. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ma’mur, Asmani Jamal. 2012. Tips Aplikasi Manajemen Sekolah. Jogjakarta: DIVA

Pres

Mahmud. 2006. Model-model Pembelajaran di Pesantren. Jakarta: Media Nusantara

Moelong, Lexsy.J. 2008 Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja

Rosdakarya

Moh Sa’id. 2012. Pondok pesantren Terpadu. (Potret Ponpes Yanabi’ul

Warrohmah).Diakses dari

http://www.manubanatkudus.sch.id/index.php/pendidikan/121-pondok-pesantren-

terpadu pada tanggal 13 Maret 2018

Mulyana Dedi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyasa. 2014. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Pidarta, Made. 2011. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Online: http//www.manajemen pesantren.com

Qomar, Mujamil. 2006 Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi. PT Glora Aksara Pratama

Rasimin. 2019. Metodologi penelitian Pendekatan Praktis Kualitatiaf. Yogyakarta: Truss

Media Grafika

Ridlwan Nasir. 2005. Mencari Tipologi di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran, mengembangkan Provesionalisme Guru.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Saefullah, U. 2014. Manajemen Pendidikan Islam. Cet. 2. Bandung: CV Pustaka Setia

Subandi, bambang. 2016. Manajemen Organisasi Dalam Hadis Nabi. Yogyakarta:

INDES

Sudarsono dkk. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Page 126: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

110

Sudjana. 2004. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Non Formal dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production

Sulthon Masyhud & Khusnurdilo. 2003. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Diva

Pustaka Jakarta

Tim penyusun panduan penulisan skripsi IAIN Salatiga Tahun 2018

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, No.20 Tahun 2003

Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Risert Pendidikan. PT Bumi

Aksara

Wahit, Abdurrohman. 2001. Menggerakkan Tradisis. Yogyakarta: PT LKIS Pelangi

Aksara

Yasmani. 2002. Modernisasi Pesantren. Jakarta: Ciputra Press

Page 127: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

111

Page 128: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

112

Page 129: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

113

Page 130: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

114

Page 131: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

115

PEDOMAN OBSERVASI TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN

PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DARUSSALAM GEBUGAN

No Aspek yang diamati

A Lingkungan pondok pesantren

1. Gambaran umum lokasi pondok pesantren (letak geografis)

2. Keadaan dan kondisi fisik pondok pesantren

a. Keadaan sarana dan prasarana

b. Keadaan ustadz

c. Keadaan santri

B 1. Manajemen pendidikan pondok pesantren

a. Manajemen kurikulum pondok pesantren

b. Manajemen personalia

c. Manajemen kesiswaan

d. Manajemen sarana dan prasarana

e. Manajemen humas

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pendidikan pesantren

Page 132: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

116

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Ustadz/Ustadzah

1. Bagimana manajemen kurikulum pondok pesantren Darussalam?

2. Bagai mana pengurus menetapkan sistem klasikal pada santri baru?

3. Bagaimana manajemen kegiatan-kegiatan pendidikan Darussalam?

4. Dalam pelaksanaan pembelajaran pasti ada evaluasi, untuk pesantren

Darussalam bagaimana bentuk evaluasi pembelajaranya?

5. Bagaimana manajemen personalia dalam menentukan staf-staf baik pengurus

maupun ustadz ?

6. Dalam menciptakan kedisiplinan pada santri bagaimana pengurus sebagai

koordinator menyikapi ?

7. Untuk santri sebagian ada yang menempuh pendidikan formal diluar

pesantren, bagaimana pengelolaanya agar santri dapat mengikuti semua

pendidikan baik dalam pesantren maupun luar pesantren secara efektif

sebagai langkah mencapai tujuan pendidikan pesantren ?

8. Sarana dan prasana apa saja yang dimiliki pesantren Darussalam dan

bagaimana pengelolaanya ?

9. Bagaimana hubungan masyarakat kampung sekitar pesantren dengan

masyarakat Pesantren ?

10. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pendidikan pesantren

Darussalam?

Untuk Santri

1. Apakah santri yang mengikuti pendidikan formal selalu aktif mengikuti

pendidikan pesantren ?

2. Bagimana pengurus mengatur waktu santri yang mengikuti pendidikan formal

agar bisa mengikuti semua kegiatan pesantren ?

3. Apakah santri diperbolehkan menggunakan sarana elektronik yang

ditempatkan diruang kantor pengurus ?

4. Menurut anda bagaimana hubungan santri dengan masyarakat sekitar

pesantren?

5. Menurut anda faktor apa saja yang mendukung dan penghambat

pembelajaran?

Page 133: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

117

HASIL WAWANCARA

1. Identitas Narasumber

Nara sumber : KH Murodi

Hari/Tanggal : 8 Agustus 2018

Waktu : 16.00 WIB

Jabatan : Pengasuh

2. Transkip Wawancara

Pondok Pesantren Darussalam terletak di tengah-tengah pemukiman warga Desa

Gebugan yang suasananya sejuk dan asri, karena terletak di kaki gunung ungaran.

Pada hari ini saya datang di Pondok Darussalam dan tiba di pesantren pada pukul

16.00 WIB. Kedatangan saya yang pertama ialah untuk meminta ijin penelitian kepada

pengasuh dan pengurus Pondok Pesantren Darussalam. Dengan niat ingin silaturrahim

dan memohon ijin saya langsung menuju ke dalem (rumah) pengasuh pesantren yaitu

Bapak Kyai Murodi. Kedatangan saya disambut dengan hangat oleh beliau, tanpa

banyak basa-basi saya langsung mengutarakan maksud dan tujuan saya datang ke

Pondok Pesantren Darussalam yakni soal:

Peneliti : “Begini Bapak Kyai, maksud kedatangan saya kesini yang

pertama untuk silaturrahim kepada Bapak dan juga keluarga, kemudian yang kedua

saya ingin memohon ijin untuk mengadakan penelitian di Pondok Pesantren yang

njenengan pimpin, tujuan penelitian ini untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahan

yang saya yakni skripsi.”(Setelah saya selesai berbicara, bapak kyai kemudian

menjawab)

Narasumbee :“Iya, silahkan! Apa saja yang dibutuhkan silahkan bilang dan

kiranya butuh keterangan tentang Pondok Pesantren bisa ditanyakan langsung.”

Peneliti :(Kemudian saya menjawab kembali)“Iya bapak terimakasih,

dengan ini saya juga meminta ijin dalam beberapa hari ini untuk sering mengunjungi

Pondok Pesantren guna mengumpulkan data penelitian.”

Narasumber : “Iya, silahkan

Peneliti : (Pada malam tersebut saya melanjutkan meminta ijin memohon

penjelasan mengenai berdirinya Pondok Pesantren Darussalam kepada bapak kyai

namun, beliau mempersilahkan saya apabila membutuhkan data pesantren baik

sejarah, letak geografis, visi misi dan lain sebagainya yang berkaitan dengan data yang

dibutuhkan yang lebih rinci untuk menemui bapak Abdurrouf yang menyimpan data-

data tersebut. Setelah mendapatkan ijin dari bapak kyai saya kemudian meminta ijin

untuk ke tempat kediaman bapak rouf dan saya tutup dengan meminta doa restu dari

beliau)

Page 134: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

118

HASIL WAWANCARA

3. Identitas Narasumber

Nara sumber : Abdurrouf

Hari/Tanggal : 8 Agustus 2018

Waktu : 17.00 WIB

Jabatan : Ustadz/Penasehat

4. Transkip Wawancara

Peneliti :Selamat malam pak, saya bermaksud untuk mewawancarai pak

Rouf terkait skripsi saya yang berjudul “Manajemen Pendidikan di Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan Langensari Ungaran Tahun 2018.”

Narasumber : Malam juga mbak, iya silahkan!

Peneliti : Bagaimanakah pengurus menetapkan sistem klasikal pada santri

baru?

Narasumber : Untuk menentukan kelas dan kitab kuning yang akan dipelajari

oleh santri, maka setelah penerimaan santri baru akan diadakan tes masuk, yang mana

tes bertujuan untuk mengukur kemampuan awal dan kemudian penempatan kelas yang

akan diduduki.

Peneliti : Bagaimana pelaksanaan metode bandongan yang ada di pondok

pesantren Darussalam?

Narasumber : pelaksanaan metode bandongan adalah dengan cara ustadz

membaca kitab kuning yang biasanya pada tingkat mriti (wusto awal), dimana santri

menyimak serta memaknai/ngesai/menuliskan arti pada kitab kuning sesuai dengan

yang dibaca oleh ustadz, terkadang ustadz juga menjelaskan hal-hal yang sekiranya

sulit untuk dipahami oleh para santri.

Peneliti : Bagaimana pembelajaran metode pasaran/kilatan, apakah ada

disetiap tahunya?

Narasumber : Disetiap tahun ada mbak, pelaksanaan metode ini kitab yang

digunakan khusus kitab pasan kondisional sesuai yang diinginkan pak kyai, dan kitab

yang digunakan pun berbeda dengan yang digunakan pada setiap hari. Pada saat

kilatan ini tidak hanya santri mukim saja namun ada santri yang datang waktu

pelaksanaan pasan saja dan biasanya santri pasan datang ke pondok 2 hari sebelum

ramadhan tiba untuk mempersiapkan keperluan selama pasan.

Peneliti : Seperti apa evaluasi pembelajaran di pondok Darussalam?

Narasumber : Selain diadakan tes ada lomba-lomba diakhir tahun pada saat pra

haflah akhirussanah, 3 macam yang dilombakan kemampuan tahfidz, kemampuan

nahwu dan kemampuan fiqih

Peneliti : itu dulu mungkin pak rouf, trimakasih atas penjelasan dan

waktunya.

Narasumber : iya mbak sama-sama.

Page 135: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

119

HASIL WAWANCARA

5. Identitas Narasumber

Nara sumber : Samsul Hadi

Hari/Tanggal : 8 Agustus 2018

Waktu : 22.00 WIB

Jabatan : Lurah pondok

6. Transkip Wawancara

Peneliti :Selamat malam kang, saya bermaksud untuk mewawancarai mbak

terkait skripsi saya yang berjudul “Manajemen Pendidikan di Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan Langensari Ungaran Tahun 2018.”

Narasumber : Malam juga mbak, iya silahkan!

Peneliti : Menurut anda apa saja faktor pendukung pelaksanaan pendidikan

pesantren Darussalam?

Narasumber : Menurut saya faktor penghambat dan pendukung dalam

pelaksanaa pendidikan pondok pesantren dibedakan menjadi dua yakni pengaruh

internal dan pengaruh eksternal.

Peneliti : Lalu diantaranya apa saja faktor internal dan eksternal tersebut?

Narasumber : Faktor internal meliputi: masalah kedisiplinan semua dikoordinir

oleh dewan pengurus, setiap kegiatan pembelajaran pondok disesuaikan dengan waktu

yang tidak bersamaan dengan terlaksananya pendidikan formal, pendidikan madrasah

dilaksanakan sore hari setelah santri mengikuti pendidikan formal dan dapat

beristirahat terlebih dahulu sebelum pembelajaran madrasah dimulai. Faktor eksternal

diantaranya: pondok pesantren Darussalam merupakan pesantren yang bertempat di

area yang sejuk meskipun berada di tengah-tengah pemukiman warga dan berada pada

lereng gunung ungaran sehingga terasa kesejukanya, warga lingkungan pondok

pesantren merupakan masyarakat yang sebagian besar muslim sehingga kecintaan

terhadap santri yang belajar di pesantren sangat baik sehingga santri lebih semanagt

dalam belajar, pondok pesantren yang letaknya jauh dari jalan raya sehingga dapat

mempengaruhi kedisiplinan santri dalam pembelajaran karena santri akan malas jika

bepergian keluar pesantren.

Peneliti :Mungkin itu dulu pertanyaan dari saya sekiranya ada yang perlu

ada yang ditanyakan saya akan hubungi kembali, trimakasih atas waktu yang

diberikan.

Narasumber : iya mbak silahkan, sama-sama

Page 136: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

120

HASIL WAWANCARA

7. Identitas Narasumber

Nara sumber : Rasmat Ismail

Hari/Tanggal : 11 Agustus 2018

Waktu : 19.45 WIB

Jabatan : Wakil

8. Transkip Wawancara

Peneliti :Selamat malam kang, saya bermaksud untuk mewawancarai mbak

terkait skripsi saya yang berjudul “Manajemen Pendidikan di Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan Langensari Ungaran Tahun 2018.”

Narasumber :Malam juga mbak, iya silahkan!

Peneliti : Menurut kang Rasmat, faktor apa sajakah yang menghambat

dalam pelaksanaan pendidikan di pondok pesantren Darussalam?

Narasumber : Hmmm, faktor penghambat pendidikan ya? Diantaranya: motifasi

santri yang hiterogen dan fasilitas yang belum mencukupi.

Peneliti : Maksudnya hiterogen, mohon penjelasanya!

Narasumber :Maksudnya semisal santri mempunyai niatan awal hanya sekolah

formal (sekolah nyambi mondok istilah populernya) yang akan mengakibatkan santri

kurang tekun dalam mengikuti pembelajaran tertentu.

Peneliti : Fasilitas yang belum mencukupi itu apa ya?

Narasumber : Fasilitas pendukung proses pembelajaran seperti komputer

sebagai pengembangan life skill santri sepenuhnya belum mencukupi untuk santri.

Peneliti : Oh seperti itu ya? Trimakasih waktunya ya kang maaf sudah

mengganggu.

Narasumber : Iya mbak, sama-sama.

HASIL WAWANCARA

1. Identitas Narasumber

Narasumber : Dian Retnowati

Hari/Tanggal : 18 Agustus 2018

Waktu : 19.10 WIB

Jabatan : Ustadzah

2. Transkip Wawancara

Peneliti : Selamat malam mbak Dian, saya bermaksud untuk mewawancarai mbak

terkait skripsi saya yang berjudul “Manajemen Pendidikan di Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan Langensari Ungaran Tahun 2018.”

Narasumber : ouwh, iya mbak silahkan!

Peneliti : Bagaimana manajemen kurikulum pondok pesantren

Darussalam?

Page 137: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

121

Narasumber : Manajemen kurikulum di sini lebih meninjau pada kesalafian

pesantren (mengarah pada kitab kuning). Tetapi, mulai tahun ajaran 2017 telah dibuka

juga Tahfidzul Qur’an yang alkhamdulillah sudah berjalan dengan lancar hingga saat

ini.

Peneliti : Bagaimana pengurus menetapkan sistem klasikal pada santri

baru?

Narasumber : Penetapan sistem klasikal pada santri baru lebih mengarah pada

kenyamanan dan pengadaptasian santri baru terhadap lingkungan barunya, setelah

dikira sudah mulai nyaman barulah santri baru tersebut mulai dikenalkan dengan

aturan-aturan pondok pesantren yang sudah ditetapkan sesuai dengan kebijakan yang

ada.

Peneliti : Bagaimana manajemen kegiatan-kegiatan pendidikan di pondok

pesantren Darussalam?

Narasumber : Di pondok pesantren Darussalam menyediakan pendidikan formal

mulai dari MI, SMP dan SMK Kesehatan. Pada jam kegiatan pagi semua santri yang

mengikuti sekolah, melaksanakan aktifitas rutin yaitu sekolah formal mulai pukul

07.00-12.00 WIB untuk MI, jam 07.00-13.30 WIB untuk SMP dan 07.00-14.20 WIB

untuk SMK. Setelah itu istirahat dan dilanjutkan mengikuti Madrasah Diniah mulai

dari kelas Ula 1-Ula 3, mulai dari jam 15.30-17.30 WIB, setelah itu dilanjutkan makan

sore dan sholat maghrib. Kegiatan dilanjutkan dengan mengaji sorogan kitab kuning

dan Al-Qur’an hingga sholat isya’, kemudian dilanjutkan madin malam mulai dari

Wusto 1-Ulya 2 dimulai dari jam 19.30-21.30WIB, Dalailan dan mengaji kitab

Ihya’Ulumudin bersama Abah Yai hingga kurang lebih jam 10.00WIB. Bagi kelas

Wusto 3 dan Ulya 1 mengaji kitab Minhajul Qowim sampai pukul 23.00 WIB.

Kegiatan perhari sama terkecuali malam jum’at dan ketika hari jum’at siang setelah

jum’atan melakukan larlaran nadhom berdasarkan mapel masing-masing dan

ekstrakurikuler pada minggu pagi.

Peneliti : Apakan menurut mbak penerapan metode sorogan dapat

membantu para santri memulai untuk membaca kitab pada taraf awal latihan?

Narasumber : Penerapan metode sorogan memanglah sangat membantu para

santri untuk taraf memulai membaca kitab, tidak hanya kitab saja namun juga Al-

Qur’an maupun kitab-kitab kuning.

Peneliti : Trimakasih untuk waktunya mbak Dian, maaf sudah

mengganggu

Narasumber : sama-sama mbak Saadah, tidak mengganggu kok

Page 138: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

122

HASIL WAWANCARA

1. Identitas Narasumber

Narasumber : Nur Afifah

Hari/Tanggal : Agustus 2018

Waktu : 21.00 WIB

Jabatan : Ustadzah

2. Transkip Wawancara

Peneliti :Selamat malam mbak, saya bermaksud untuk mewawancarai

mbak terkait skripsi saya yang berjudul “Manajemen Pendidikan di Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan Langensari Ungaran Tahun 2018.”

Narasumber : Malam juga mbak, iya silahkan!

Peneliti : Dalam pelaksanaan pembelajaran pasti ada evaluasi kan ya mbak,

untuk pesantren Darussalam, bagaimana bentuk evaluasi pembelajaranya?

Narasumber : Biasanya uztadz/uztadzah memberikan evaluasi berupa

pertanyaan setelah mengajar, satu bulan sekali diadakan tes, tes pondok pesantren

dilakukan 1 tahun 2 kali. Tes tersebut bertujuan untuk menentukan naik atau tidaknya

santri ke kelas selanjutnya.

Peneliti : Bagaimana manajemen personalia dalam menentukan staf-staf

baik pengurus maupun ustadz?

Narasumber : penentuan staf pengurus maupun ustadz dan ustadzah dipilih yang

sudah lulus sekolah formal maupun sekolah pondok, namun biasanya untuk santri

yang sudah menempati kelas WUSTO 3 juga diberikan tanggung jawab atas

kepengurusan dan dipilih berdasarkan kemampuanya serta mendapatkan dawuh

(perintah) dari kyai.

Peneliti : Untuk santri sebagian ada yang menempuh pendidikan formal

diluar pesantren, bagaimana pengelolaanya agar santri dapat mengikuti semua

pendidikan baik dalam pesantren maupun luar pesantren secara efektif sebagai langkah

mencapai tujuan pendidikan pesantren ?

Narasumber : Bagi santri yang sekolah formal tetap mengikuti kegiatan

sekolahnya yang telah ditetapkan tetapi setelah kegiatan di luar selesai maka harus

segera pulang ke pondok dan mengikuti kegiatan-kegiatan pondok yang telah

ditetapkan di pondok pesantren.

Peneliti : Sarana dan prasana apa saja yang dimiliki pesantren Darussalam

dan bagaimana pengelolaanya ?

Narasumber : Sarana dan prasarana yang dimiliki pondok pesantren Darussalam

ialah adanya gedung madrasah, alat-alat tulis, alat-alat kebersihan, transportasi.

Pengelolaannya ialah dengan cara santri diberikan tanggung jawab untuk mengelola

sarana dan prasarana tersebut.

Peneliti : Trimakasih mbak atas waktunya, maaf sudah mengganggu.

Narasumber : Sami-sami mbak

Page 139: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

123

HASIL WAWANCARA

9. Identitas Narasumber

Narasumber : Ina Khoirunnisyah

Hari/Tanggal : 11 Agustus 2018

Waktu : 20.30 WIB

Jabatan : Santri Putri

10. Transkip Wawancara

Peneliti :Selamat malam mbak, saya bermaksud untuk mewawancarai

mbak terkait skripsi saya yang berjudul “Manajemen Pendidikan di Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan Langensari Ungaran Tahun 2018.”

Narasumber : Malam juga mbak, iya silahkan!

Peneliti : apakah santri diperbolehkan menggunakan sarana elektronik yang

ditempatkan di ruang kantor pengurus?

Narasumber :Santri diperbolehkan untuk menggunakan sarana elektronik yang

ditempatkan di ruang pengurus tetapi dengan beberapa ketentuan, misalkan

menggunakan HP/Laptop ketika ada tugas dari sekolah namun harus dengan ijin dan

diawasi pengurus, diperbolehkan menggunakan setrika dan juga menonton TV pada

hari libur (hari jum’at).

Peneliti : Menurut anda bagaimana hubungan santri dengan masyarakat

sekitar pesantren?

Narasumber : Hubungan dengan masyarakat cukup baik, karena biasanya santri

membudidayakan menyapa ketika berpapasan dengan warga sekitar pondok pesantren.

Bekerja sama dengan warga sekitar dalam pembangunan pondok pesantren, warga

juga ada yang bekerja di pondok pesantren (laundry), ada juga yang menitipkan

daganganya di pondok pesantren.

Peneliti : Seperti itu ya mbak? Kalau begitu trimakasih mbak atas

waktunya, maaf sudah mengganggu.

Narasumber : iya mbak, sama-sama.

Page 140: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

124

HASIL WAWANCARA

11. Identitas Narasumber

Narasumber : Nur Shoimah

Hari/Tanggal : 11 Agustus 2018

Waktu : 21.00 WIB

Jabatan : Santri Putri

12. Transkip Wawancara

Peneliti :Selamat malam mbak, saya bermaksud untuk mewawancarai

mbak terkait skripsi saya yang berjudul “Manajemen Pendidikan di Pondok Pesantren

Darussalam Gebugan Langensari Ungaran Tahun 2018.”

Narasumber : Malam juga mbak, iya silahkan!

Peneliti : Apakah santri yang mengikuti pendidikan formal selalu aktif

mengikuti pendidikan pesantren ?

Narasumber : Alkhamdulillah selalu mengikuti, walaupun terkadang tidak

sesuai dengan niat yang penting istiqomah.

Peneliti : Bagimana pengurus mengatur waktu santri yang mengikuti

pendidikan formal agar bisa mengikuti semua kegiatan pesantren ?

Narasumber : Pada saat pulang sekolah pengurus/keamanan selalu

mengatur/menarjet waktu santri untuk pulang langsung ketika kegiatan sekolah

selesai. Setiap pengurus selalu mendampingi pada waktu belajar, pengurus

mengajarkan jam 10.00 WIB harus sudah tidur dikarenakan agar bisa untuk bangun

pagi dan mengikuti kegiatan yang sudah dijadwalkan.

Peneliti : Apakah santri diperbolehkan menggunakan sarana elektronik

yang ditempatkan diruang kantor pengurus ?

Narasumber : Santri diperbolehkan menggunakan sarana elektronik tetapi

dengan ketentuan, seperti halnya HP milik pondok untuk menghubungi keluarga

apabila ada hal yang mendesak dan tidak untuk yang lainya.

Peneliti : Trimakasih mbak, maaf sudah mengganggu.

Narasumber : iya mbak, sama-sama.

Page 141: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

125

Page 142: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

126

Page 143: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

127

Page 144: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

128

Page 145: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

129

Page 146: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

130

Page 147: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

131

Page 148: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

132

Asrama Pondok Putra

Asrama Pondok Putri

Page 149: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

133

Koperasi Pesantren Putra

Koperasi Pesantren Putri

Page 150: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

134

Aula Pondok Pesantren

Halaman Pondok Pesantren

Page 151: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

135

Bandongan kitab

Hafalan (mukhofadhoh)

Page 152: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

136

Plang nama pondok pesantren

Sorogan kitab

Page 153: MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5359/1/persembahan1.pdf · iii MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN GEBUGAN

137