Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

33
Universitas Darma Persada Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Muhammad Ridwan S(2013320008) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan yang hampir sama, baik itu organisasi dalam bidang sosial maupun teknik, yaitu mencapai tujuan organisasi memperoleh profit dalam memproduksi barang dan jasa. Hal tersebut tidak mungkin dicapai tanpa suatu bentuk kerja sama yang sinergik. Manajemen yang baik adalah kunci bagi suksesnya suatu organisasi karena hanya melalui manajemen yang berhasil terhadap faktor- faktor manusia, modal materi maka suatu organisasi dapat mencapai sukses sebagai pengaruh dan kontrol secara sistematis terhadap proses- proses yang mengubah input menjadi output berupa barang jadi dan jasa. Manajemen juga merupakan salah satu fungsi dalam organisasi. Manajemen dapat berlangsung dalam bidang kerja Operasional, Armada, Administrasi Keuangan, Perbekalan, Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat. Negara Indonesia adalah negara yang kaya dengan hasil-hasil alam baik migas maupun non migas. Misalnya daerah lepas pantai, selain menjadi objek pariwisata daerah lepas pantai juga bisa dijadikan objek dalam melakukan eksplorasi dan juga eksploitasi yang merupakan proses kelanjutan dari telah dilakukannya eksplorasi dimana didaerah tersebut terkandung sumber devisa negara yang cukup besar yaitu minyak dan gas bumi. Bagi sebuah perusahaan yang mempunyai armada perkapalan untuk mendistribusikan produknya, tentu saja hal ini merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan menyiapkan kapal-kapal atau armada yang laik laut dan hal ini juga berlaku pada yang

description

Transcript of Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Page 1: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap organisasi mempunyai tujuan yang hampir sama, baik itu

organisasi dalam bidang sosial maupun teknik, yaitu mencapai tujuan

organisasi memperoleh profit dalam memproduksi barang dan jasa. Hal

tersebut tidak mungkin dicapai tanpa suatu bentuk kerja sama yang

sinergik. Manajemen yang baik adalah kunci bagi suksesnya suatu

organisasi karena hanya melalui manajemen yang berhasil terhadap faktor-

faktor manusia, modal materi maka suatu organisasi dapat mencapai

sukses sebagai pengaruh dan kontrol secara sistematis terhadap proses-

proses yang mengubah input menjadi output berupa barang jadi dan jasa.

Manajemen juga merupakan salah satu fungsi dalam organisasi.

Manajemen dapat berlangsung dalam bidang kerja Operasional, Armada,

Administrasi Keuangan, Perbekalan, Tata Usaha dan Hubungan

Masyarakat.

Negara Indonesia adalah negara yang kaya dengan hasil-hasil alam

baik migas maupun non migas. Misalnya daerah lepas pantai, selain

menjadi objek pariwisata daerah lepas pantai juga bisa dijadikan objek

dalam melakukan eksplorasi dan juga eksploitasi yang merupakan proses

kelanjutan dari telah dilakukannya eksplorasi dimana didaerah tersebut

terkandung sumber devisa negara yang cukup besar yaitu minyak dan gas

bumi.

Bagi sebuah perusahaan yang mempunyai armada perkapalan untuk

mendistribusikan produknya, tentu saja hal ini merupakan kesempatan

yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan menyiapkan

kapal-kapal atau armada yang laik laut dan hal ini juga berlaku pada yang

Page 2: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 2

mempunyai armada perkapalan, dengan mempertahankan kapal layak

operasi.

Sistem perawatan yang terencana termasuk perbaikan mesin-mesin

dan kapal adalah suatu pedoman utama pelaksanaan perawatan dan

perbaikan kapal, baik yang dilakukan oleh Anak Buah Kapal maupun

Perusahaan Kontraktor yang ditunjuk oleh Divisi Teknik untuk

memperbaiki kapal. Repair and Maintenance, Docking merupakan

komponen-komponen pelaksanaan perawatan dan perbaikan rutin kapal.

Melalui sistem perawatan yang terencana pula dilakukan pengawasan

terhadap mesin – mesin, baik mesin utama maupun mesin bantu. Sudah

tentu masalah besarnya biaya yang dikeluarkan dalam perbaikan dan

perawatan kapal akan berpengaruh terhadap laba per voyage dan kinerja

kapal motor itu sendiri, karena Anak Buah Kapal tidak akan bisa bekerja

tanpa didukung dengan peralatan-peralatan yang diperlukan.

Kapal dapat laik membutuhkan perawatan dan perbaikan terutama

mesin-mesin, lambung kapal, bagian ruang muat, tanki ballast, alat-alat

bongkar muat, alat-alat keselamatan dan alat-alat navigasi, agar kapal

selalu berada di lautan dan dapat mengangkut serta memindahkan orang

dan barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain dan mesin-mesin

selalu berjalan lancar dan tahan lama meskipun dalam kondisi cuaca yang

buruk. Dalam mendukung proses pengoperasian kapal diperlukan suatu

penanganan yang baik dalam perawatan, agar kapal tersebut dapat lancar

dalam pengoperasiannya sesuai dengan yang diinginkan. Dengan kata lain

perawatan adalah salah satu hal yang penting untuk menunjang

beroperasinya kapal dan kinerja kapal motor.

Perawatan kapal dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan

yang dilakukan terhadap kapal untuk mencegah terjadinya kerusakan dan

mengembangkan kepada kondisi yang lebih baik. Pekerjaan perbaikan

Page 3: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 3

kapal dibutuhkan jika ada kerusakan yang terjadi, karena usia kapal yang

bertambah dan ausnya bagian-bagian dari konstruksi kapal, sehingga

berakibat berkurangnya kemampuan kapal. Seperti diketahui, bahwa

perwatan memerlukan penanganan yang baik dan memerlukan biaya yang

cukup mahal, sehingga perusahaan pelayaran akan selalu mengusahakan

untuk menekan biaya. Dalam pengoperasian kapal juga banyak terdapat

kendala-kendala yang sering dihadapi, karena masih ada pemilik kapal

yang selalu memperhatikan atau memperhitungkan bahwa perawatan

bagian-bagian dari kapal secara rutin merupakan suatu pemborosan,

sehingga aspek-aspek penerapan manajemen rencana perawatan kapal

perlu diterapkan sepenuhnya dan dikendalikan seefisien mungkin.

IMO (Internationl Maritime Organization) sebagai salah satu

badan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk bidang pelayaran,

mengingat pentingnya suatu management yang baik dan baku bagi kapal-

kapal untuk menghindari ada kecelakaan, pencemaran dan resiko laut

lainnya maka untuk masalah pelayaran dan aspek-aspeknya, kemudian

menyusun dan menetapkan suatu kode management yang

bersifatinternasional yang kemudian dikenal dengan ISM Code

(International Safety Management Code). ISM Code adalah kode

internasional mengenai manajemen untuk pengoperasian kapal secara

aman, pencegahan kecelakaan manusia atau kehilangan jiwa dan

menghindari kerusakan lingkungan khususnya terhadap lingkungan

maritim serta biotanya. ISM Code kemudian ditetapkan oleh IMO

menjadi Resolusi No. A.741 (18) dan bersifat wajib dengan dijadikan

sebagai Bab IX konvensi SOLAS (Safety of Life at Sea) “Manajemen

untuk Pengoperasian Kapal Secara Aman”. Penerapan petunjuk prosedur

sertifikasi ISM Code diterapkan untuk semua jenis kapal dan peralatan

bergerak dari Anjungan lepas pantai, dan perusahaan yang

mengoperasikannya.

Page 4: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 4

Lebih lanjut dalam ISM Code 1.4 “Persyaratan untuk suatu Sistem

Manajemen Keselamatan (SMS)”, disebutkan bahwa perusahaan harus

mengembangkan, melaksanakan dan mempertahankan suatu sistem

manajemen keselamatan yang mencakup persyaratan tentang :

1. Kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan.

2. Instruksi dan prosedur untuk menjamin pengoperasian kapal

yang aman dan perlindungan lingkungan sesuai dengan

peraturan internasional dan nasional yang berlaku,

3. Menentukan tingkat kewenangan dan jalur komunikasi antara

personil didarat dan dikapal.

4. Prosedur pelaporan kecelakaan dan penyimpangan terhadap

persyaratan peraturan ini.

5. Prosedur untuk persiapan dan penanggulangan keadaan darurat.

6. Prosedur audit intern dan tinjauan manajemen.

Selanjutnya setelah hal tersebut dapat dilakukan oleh pihak

perusahaan dan kapal-kapalnya, maka pemerintah dimana bendera kapal

tersebut dikibarkan akan mengeluarkan suatu sertifikat yang dikenal

dengan : DOC (Document of Compliance) untuk menagemen perusahaan

dan SMC (Safety Management Cerificate)

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :

I. Untuk mengetahui penerapan manajemen rencana

perawatan kapal TB. Adhiguna Bahari pada PT. Bahtera

Adhiguna

II. Untuk mengetahui operasional kapal TB. Adhiguna Bahari

pada PT. Bahtera Adhiguna

III. Untuk menganalisis pengaruh penerapan manajemen

rencana perawatan kapal terhadap operasional kapal TB.

Adhiguna Bahari pada PT. Bahtera Adhiguna

Page 5: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen

I. Pengertian Manajemen

Manajemen merupakan suatu sistem dalem mencapai tujuan

organisasi yang didalamnya terdapat fungsi-fungsi yang berkaitan satu

sama lain. Manajemen tidak hanya ditujukan untuk mengidentifikasi,

menganalisa tujuan- tujuan yang harus dicapai, tetapi juga untuk

mengkombinasikan sumber daya secara efektif dan efisien.

Banyak pengertian manajemen yang diberikan oleh para ahli

diantaranya adalah ilmu dan seni menurut Malayu S.P. Hasibuan (2002

: 1) mendefinisikan manajemen sebagai berikut : “Manajemen adalah

ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

suatu tujuan tertentu”

Sedangkan manajemen menurut TH Nelson dan Oey Liang Lie

dalam buku Agus Sabardi (2005 : 5), manajemen adalah sebagai ilmu

dan seni. Manajemen dapat dinyatakan sebagai ilmu, karena

manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang sistematis

dan telah diterima sebagai kebenaran-kebenaran yang universal.

Sebagai ilmu, manajemen memiliki asas-asas seperi ilmu-ilmu lain,

yang disebut “asas-asas manajemen atau “principles of management”.

Asas-asas manajemen ini seperti asas-asas ilmu sosial lainnya, tidak

berlaku dalil-dalil seperti ilmu pasti tetapi berlaku dengan ceteris

paribus.

Page 6: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 6

Sedangkan menurut Sondang P.Siagian (2003 : 5), manajemen

adalah kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil

dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.

Berdasarkan pengertian-pengertian manajemen di atas, dapat

diambil kesimpulan pengertian manajemen adalah suatu proses yang

terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengendalian/pengawasan yang dilakukan untuk

menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

II. Sarana Manajemen

Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan

menurut M. Manullang (2002 ; 5) adalah :

a. Men, yaitu manusia/tenaga kerja manusia baik pimpinan

maupun pelaksana.

b. Money, yaitu uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

c. Methods, yaitu cara/system yang digunakan.

d. Matrials, yaitu bahan-bahan yang diperlukan.

e. Markets, yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa yang

dihasilkan.

f. Machines, yaitu mesin sebagai pembantu manusia.

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.

Timbul pertanyaan tentang apa yang diatur, apa tujuan diatur, siapa

yang mengatur, dan bagaimana mengaturnya. Menurut M. Manullang

(2002 : 6) yaitu :

a. Yang diatur adalah semua unsur manajemen yaitu 6 M.

b. Tujuannya diatur adalah agar 6 M lebih berdaya guna dan

berhasil guna dalam mewujudkan tujuan.

Page 7: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 7

c. Harus diatur supaya 6 M itu bermanfaat optimal,

terkoordinasi dan terintegrasi dalam menunjang

terwujudnya tujuan organisasi.

d. Yang mengatur adalah pimpinan dengan kepemimpinannya

yaitu manajer puncak, manajer madya dan supervisor.

2.2. Penerapan Manajemen Rencana Perawatan Kapal

Pengertian Rencana Perawatan Kapal

Pengertian Perawatan menurut Situmorang (2000 : 4) adalah :

”Memelihara kapal agar selalu dalam keadaan yang siap operasional

dan dapat memenuhi jadwal pelayaran kapal yang telah ditentukan

tepat pada waktunya” . Selanjutnya menurut Prijo Soebandono (2006 :

29) adalah : ”Gabungan dari suatu kegiatan-kegiatan yang bertujuan

untuk menjaga atau mengembalikan suatu peralatan menjadi seperti

sediakala pada kondisi yang baik untuk dapat dipergunakan kembali”

Lebih lanjut pengertian perawatan menurut Daryanto (2006 :

29) adalah: ”Suatu usaha kegiatan untuk merawat suatu materil atau

mesin agar supaya materil atau mesin itu dapat dipakai secara

produktif dan mempunyai umur yang lama” .Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tujuan dari kegiatan perawatan dan perbaikan

kapal adalah kegiatan yang dilkukan secara terus menerus atau

berkesinambungan terhadap peralatan dan perlengkapan agar kapal

selalu dalam keadaan laik laut dan siap operasi. Mengenai hal ini

J.E.Habibie (2000 : 7) menjelaskan adanya lima pertimbangan dasar

dalam menyelenggarakan kegiatan perwatan, yaitu :

a. Kewajiban pemilik kapal yang berkaitan dengan

keselamatan dan kelaiklautan kapal

b. Menjaga modal dengan memperpanjang usia kapal atau

meningkatkan nilai jual kapal bekasnya nanti.

Page 8: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 8

c. Menjaga penampilan kapal sebagai sarana pengangkut

muatan.

d. Memelihara efisiensi dengan memperhatikan pengeluaran-

pengeluaran operasi.

e. Memperhatikan lingkungan.

Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan

perawatan kapal adalah :

a. Waktu untuk menyelenggarakan perawatan dan perbaikan

kapal yang sangat sempit sehubungan dengan jadwal

operasi kapal yang sangat padat meski perawatan dan

perbaikan tersebut sangat diperlukan.

b. Kurangnya koordinasi antara pihak kapal dengan pihak

perusahaan.

c. Rute operasi kapal yang acak (Tramper) dan merupakan

pelayaran jarak pendek serta seringnya terjadi perubahan

pelabuhan tujuan kapal (Deviasi) yang menyulitkan

pelaksanaan dari jadwal perwatan kapal yang telah disusun.

d. Masih adanya kesulitan mendapatkan suku cadang

peralatan kapal.

e. Ketrampilan dan pengetahuan awak kapal yang terbatas

serta sulitnya mendapatkan awak kapal yang

berpengalaman.

f. Posisi kapal yang jauh dari fasilitas repair.

Tujuan Pemeliharaan menurut Gunawan Danuasmoro (2003:4)

adalah: ”Faktor penting dalam mempertahankan kehandalan fasilitas-

fasilitas yang diperlukan masyarakat modern, tetapi hanya sedikit

bidang-bidang yang mampu berperan begitu dominan seperti dalam

dunia pelayaran”.

Page 9: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 9

Lebih lanjut menurut T.Hani Handoko (2000:165) tujuan

pemeliharaan adalah : ”Untuk memelihara reabilitas sistem

pengoperasian pada tingkat yang dapat diterima dan tetap

memaksimumkan laba dan meminimumkan biaya”.

Dari kedua pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

tujuan perwatan adalah untuk mempertahankan kondisi dan menjaga

agar tingkat kemerosotan serendah mungkin dan ini menjadi tujuan

utama setiap tindak perawatan dilakukan.

Untuk menjamin keselamatan dan kelancaran operasional kapal

diperlukan langkah-langkah dasar dalam pelaksanaan perawatan yang

merupakan siklus yang berkesinambungan, yang cenderung lebih

menekankan analisis dan perencanaan dengan memperhitungkan

berbagai hambatan operasional kapal.

Sedangkan perbaikan itu sendiri menurut Daryanto (2006 : 39)

adalah :“Suatu tindakan penyembuhan yang dilakukan terhadap alat-

alat yang mengalami kemacetan atau kerusakan, dengan tindakan ini

diharapkan alat dapat beroperasi kembali”. Selanjutnya Situmorang

(2000 : 16) mengungkapkan bahwa :“Kegiatan dalam membetulkan

segala jenis peralatan yang rusak untuk dapat dikembalikan fungsinya

seperti semula dan dapat dipergunakan seperti semula”.

Lebih lanjut J.E Habibie (2003 : 23) mengemukakan : “Suatu

kegiatan dalam rangka memperbaiki alat–alat atau fasilitas–fasilitas

yang rusak sehingga peralatan atau fasilitas tersebut diatas dapat

berfungsi kembali seperti sedia kala”.

Dari keterangan-keterangan diatas, penulis menyimpulkan bahwa

Perawatan dan perbaikan adalah kegiatan untuk merawat peralatan

atau fasilitas yang mengalami kerusakan supaya kegiatan operasi

dapat berjalan kembali sesuai dengan yang direncanakan. Dan hal

tersebut akan berjalan dengan lebih baik dan berhasil guna jika

sebelumnya telah direncanakan terlebih dahulu (Plan Maintenance

System = PMS).

Page 10: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 10

Tujuan dan Jenis perawatan

Setiap Perusahaan tentunya telah merumuskan dan menetapkan

suatu rencana perawatan (PMS) sesuai tuntutan dalam ISM Code

elemen 10, dan mereka dapat dipastikan mempunyai tujuan menekan

resiko kerusakan kapal-kapalnya, kelancaran operasional kapal-

kapalnya dan pada akhirnya mendatangkan keuntungan semaksimal

mungkin bagi perusahaan tersebut. Berikut ini penulis uraikan

beberapa tujuan kegiatan perawatan menurut NSOS (2006:25), yaitu :

a. Untuk memperoleh pengoperasi`an kapal yang teratur dan

lancar serta meningkatkan keselamatan anak buah kapal

dan perlengkapannya.

b. Untuk membantu para perwira kapal dalam merencanakan

dan menata kegiatan dengan lebih baik yang berarti

meningkatkan kemampuan kapal dan membantu mereka

mencapai sasaran yang telah ditentukan oleh manajer

operasi.

c. Memelihara peralatan dalam rangka untuk mencapai target

voyage yang telah ditentukan.

d. Untuk meminimumkan waktu nganggur (down time) dari

kemungkinan terjadi kerusakan.

e. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-

fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan untuk mencapai

tujuan perusahaan yaitu tingkat keuntungan yang diperoleh

sebaik mungkin dengan total biaya serendah mungkin.

f. Memperhatikan jenis-jenis pekerjaan yang paling mahal

yang menyangkut perawatan dapat dilaksanakan secara

teliti sehingga dapat mengendalikan biaya perawatan secara

efisien.

g. Sebagai informasi umpan balik yang akurat bagi kantor

pusat

Page 11: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 11

Menurut Johanees A Bessie (2010), sesudah berlakunya International

Safety Management Code (ISM Code).

a. Perawatan Terencana (Planned Maintenance System)

Perawatan Terencana (PMS) adalah sistem perawatan yang

dilakukan terhadap pesawat-pesawat permesinan dan peralatan

lainnya di kapal secara terencana dan bersinambungan, menurut

petunjuk Makernya masing-masing untuk menghindari terjadinya

kerusakan (breakdown) yang dapat menghambat kelancaran

beroperasinya kapal. Pada saat diadakan pemeriksaan oleh Port

State Control Officer ketika kapal tiba di pelabuhan manapun

pelaksanaan PMS menjadi bahagian dari program pemeriksaan.

Seiring dengan perkembangan teknologi, maka dewasa ini telah

digunakan system perencanan dan pencatatan perawatan di

(Computer. Ada dua cara sistem pencatatan di Komputer yakni :

1) Cara pencatatan biasa.

Daftar rencana perawatan komponen-komponen mesin dan

peralatan lainnya di kapal dimasukkan di Komputer, agar

dipakai sebagat referensi perawatan PMS. Tiap kali selesai

mengadakan perawatan atau perbaikan maka dicatat di

Komputer, sehingga bilamana diperlukan maka dapat dibaca

atau dicetak

2) Cara diprogram terlebih dulu di Komputer

Daftar rencana perawatan komponen-komponen mesin dan

peralatan lainnya di kapal diprogram di Komputer sehingga

jika diadakan perawatan, lalu dicatat di Komputer, maka

otomatis Komputer akan mengingatkan kapan perawatan

berikutnya akan dilakukan lagi, Jadwal perawatannya

dilakukan berdasarkan dua cara :

Page 12: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 12

Berdasarkan waktu kalender (Calender base) misalnya

mingguan/Weakly (W), bulanan/Monthly (M) atau

tahunan/Yeariy (Y).

Berdasarkan Jam kerja (Running Hours) yakni perawatan

dilakukan jika jam kerja mesin sudah mencapai waktu

yang ditentukan. Apabila diadakan perawatan sesuai

jadwal perawatannya berdasarkan Calender base atau

Running Hours kemudian dicatat di Komputer, maka

otomatis Komputer akan memberitahukan tanggal

perawatan berikutnya. Jika belum dikerjakan maka

Komputer secara otomatis memberikan catatan

"due"(sudah tiba waktu perawatan) pada kornponen

tersebut.

Penggolongan pesawat-pesawat permesinan dan peralatan kapal

untuk dapat deprogram di Komputer :

Propulsion untuk Main Engine (Mesin penggerak utama)

Auxiliary Engine untuk Diesel Generator

Auxiliary Systems untuk Pesawat Bantu

Boiler and Steam untuk Ketel Bantu

Cargo Handling untuk derik muatan

Deck Machinery untuk pesawat permesinan di Dek

Electric Instalation untuk Instalasi Listrik kapal

Automation/lnstrumention untuk sistem otomat

Hull untuk bangunan kappa

Accommodation untuk ruangan akomodasi kapal

Steering untuk Mesin kemudi

Communication untuk peralatan komunikasi

Navigation Equipment untuk pesawat/peralatan navigasi

Safety Equipment untuk pesawat-pesawat keselamatan

Page 13: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 13

b. Perawatan untuk menghadapi Internal/External audit

Dengan berlakunya ISM Code maka perawatan pesawat-

pesawat permesinan diwajibkan untuk menghadapi

Internal/External audit. Tiap type dan DWT kapal ada perbedaan.

Bagi kapal-kapal Oil Tankers, Combination Carriers, Shuttle

Tankers, Chemical Tankers dan Gas Carriers perlu diketahui

bahwa perawatan dan Safety check list wajib yang dikeluarkan

oleh Oil Companies International Marine Forum (OCIMF)

mengenai Ship Inspection Report (SIRE) Program. Disamping itu

ketentuan Chemical Distribution Institute (CDI) untuk Chemical

Tanker dan ketentuan lain untuk LPG dan LNG Tanker serta

International Safety Guide for Oil Tanker and Terminals

(ISGOTT). Dari tahun ketahun ada perubahan atau tambahan

sehingga pengetahuan untuk perawatan dan persiapan menghadapi

Internal/External audit perlu diupdate dengan adanya edisr

terbaru. Selain kapal-kapal General Cargo dan Passenger, penulis

pernah bertugas di kapal-kapal Oil Tanker, Chemical Tanker dan

LPG Tanker sehingga penulis mengetahui betul pelaksanaan

perawatan dan persiapan untuk menghadapi Internal/External

inspection dan pemeriksaan oleh Port State Control Officer Kapal

curah, kapal penumpang dan lainnya juga terdapat ketentuan-

ketentuan tersendiri.

c. Perawatan untuk menghadapi pemeriksaan oleh Perwira Pemeriksa

dari Port State Control (Port State Conrol Officer/PSCO)

Secara berkala Port State Control Officer (PSCO) akan memeriksa

kapal di pelabuhan Negara manapun kapal berada. Pemeriksaan

meliputi sertifikat kapal, keselamatan pengoperasian kapal,

pencegahan terjadinya polusi dan pengawakan kapal.

Page 14: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 14

d. Perawatan dan perbaikan sesuai dengan Continuous Machinery

Survey (CMS) yang dikeluarkan cleh Biro Klasifikasi dimana

kapal diregistrasikan (sesuai bendera kapal).

Ketentuan Biro Klasifikasi menghamskan agar minimum 1/5 dari

komponen pesawat permesinan dan perlengkapan kapal yang

termasuk dalam daftar CSM harus dioverhaul untuk perawatan

dan pemeriksaan oleh Surveyor dari Biro Klasifikasi dimana

kapal diregtstrasi.

e. Perawatan dan perbaikan saat kapal naik Dok

Beberapa perusahan Pelayaran menghendaki supaya ABK

melakukan perawatan terhadap komponen PMS yang sudah tiba

waktunya dirawat/ diperbaiki menjelang kapal naik Dok untuk

menghemat biaya Dok. Jika kebetulan komponen tersebut

termasuk dalam daftar CMS dari Biro Klasifikasi kapal, maka

KKM bisa melakukan Confirmatory survey tanpa kehadiran

Surveyor Klasisfikasi kapal.

Selanjutnya KKM membuat laporan Overhaul dilampiri

hasil pengukuran yang diperlukan dan foto perawatan lalu dikirim

ke kantor Pusat agar diteruskan ke Surveyor Klass untuk

diendors.

Namun beberapa perusahan mengambil kebijakan sebaiknya

PMS dan CMS dilakukan saat kapal berada di Dok, ditambah pula

dengan pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam Docking

survey dan pekerjaan -pekerjaan lain. Tentunya hal ini

menyangkut biaya dan waktu Dok akan tetapi bagi perusahan

Pelayaran besar terutama yang kapal-kapalnya dicharter, biasanya

punya cukup dana untuk biaya Dok.

Page 15: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 15

f. Breakdown Maintenance

Dengan berlakunya ISM Code dimana diutamakan

pengoperasian kapal-secara aman dan pemeriksaan rutin oleh Port

State Conrol Officer dipelabuhan manapun kapal berada, maka

system perawatan ini tidak sesuai lagi. Hal ini dikarenakan PMS,

CMS, Rutine Safety Check List dan Iain-lain selalu mendapat

perhatian Port State Control Officer ketika memeriksa kapal di

pelabuhan manapun kapal berada.

rogram PMS dibuat oleh kantor Pusat lalu dikirim ke kapal.

Pihak kapal memasukkan data PMS yang diterima ke Komputer

kapal Setiap kali pihak kapal melaksanakan perawatan dan

perbaikan maka dicatat di Komputer karena pada saat diadakan

pemeriksaan apakah oleh petugas Internal audit/External audit,

Surveyor Class, Perwira pemeriksa dari Port State Control

Komponen-komponen dalam daftar PMS yang akan

dirawat dapat dilihat pada lampiran Appendix 1 berupa copy

kedalam Flash disc pada saat pembelian Buku Contoh, dijelaskan

beberapa komponen dari daftar PMS misainya sebagai berikut:

(masukkan Flash disc di Komputer lalu baca Komponen tersebut

dibawah ini) :

Lubrication Oil : Drop test

Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan jika di kapal ada alat

khusus untuk itu. Apabila tidak ada maka ambil sampel Lub

Oil setiap 3000 jam kerja (lihat 022) lalu kirim ke Kantor

Pusat, yang nantinya akan diteruskan ke Laboratorium

untuk dianalisa.

Exhaust gas Turbocharger: Wash cleaning

Dilakukan tiap 500 jam kerja, saat dalam pelayaran, putaran

ME (Main Engine) Full speed. Prosedur membersihkannya

supaya ikuti petunjuk Maker.

Page 16: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 16

Injector dari satu atau dua cylinder lalu bulan berikutnya dua lagi,

begitutah seterusnya. Tahapan test Injector (Fuel Injection Valve) :

Test tekanan kerja, (pressure test +/-10%) dari petunjuk Maker

Test penyemprotan (atomizing test), apakah semua lubang

nozel menyemprot secara baik.

Test turunnya tekanan setelah penyemprotanjika cepat turun

berarti katup jarum belum baik sehingga perlu diskir lagi atau

diganti.

Test jumlah tetesan, tank terus-menerus sepuluh kali lalu lihat

berapa tetesan, jika banyak berarti nozel perlu diskir lagi atau

diganti.

Semua pekerjaan perawatan sudah ada dalam buku petunjuk Maker

sehingga bisa dibaca atau berdasarkan pengalaman yang diperoleh selama

mengoperasikan Mesin Induk, Diesel Generator, Pesawat Bantu dan

peralatan kapal lainnya. Daftar PMS di lampiran Appendix 1 mencakup

Mesin Induk (ME), Diesel Generator No. 1, 2 dan 3 serta Pesawat Bantu

kapal. Tinggal menyesuaikannya dengan keadaan di kapal, yang tentunya

tidak sama persis dengan pesawat permesinan yang ada. Perawatan dan

perbaikan mesin sesuai dengan ketentuan Biro Klasifikasi kapal. Biro

Klasifikasi dari kapal tersebut, secara berkala menginformasikan pada kantor

pusat Perusahan Pelayaran mengenai sertifikat mana yang priu diperpanjang

atau ganti baru dan komponen apa saja yang harus dioverhaul untuk survey Klass

(Classification Survey).

dengan keadaan di kapal, yang tentunya tidak sama persis dengan

pesawat permesinan yang ada. Perawatan dan perbaikan mesin sesuai dengan

ketentuan Biro Klasifikasi kapal. Biro Klasifikasi dari kapal tersebut, secara

berkala menginformasikan pada kantor pusat Perusahan Pelayaran mengenai

sertifikat mana yang priu diperpanjang atau ganti baru dan komponen apa saja

yang harus dioverhaul untuk survey Klass (Classification Survey).

Page 17: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 17

Kecuali bagi kapal-kapal berbendera Jepang, Biro Klasifikasi

mengharuskan agar tiap tahun 1/5 dari Unit permesinan dan peralayan tertentu

yang dipasang di kapal, harus dioverhaul untuk survei Klass. Survei Klass dapat

dilakukan oleh Kepala Kamar Mesin (KKM), asalkan ia memenuhi ketentuan

yang berlaku. Survei oleh KKM merupakan Confirmatory Survey yang

nantinya akan disyahkan oleh Surveyor Klas jika laporan tertulis lengkap

dengan foto-fotonya untuk bukti telah dipelajari dan memenuhi syarat.

Survei Klass dapat dilakukan oleh Kepala Kamar Mesin (KKM), asalkan

ia memenuhi ketentuan yang berlaku. Survei oleh KKM merupakan

Confirmatory Survey yang nantinya akan disyahkan oleh Surveyor Klas jika

laporan tertulis lengkap dengan foto-fotonya untuk bukti telah dipelajari dan

memenuhi syarat.

G. Jadwal Overhaul Untuk Survei Klass (Periodical Survey)

Jika overhaul komponen tertentu untuk PMS berdekatan waktunya

dengan overhaul untuk CMS, maka untuk menghemat waktu dan biaya,

Surveyor Class diberitahu agar melakukan pemeriksaan CMS atas

komponen yang dioverhaul untuk PMS. Periodical Survey terdiri dari :

Annual Survey (Survei tahunan)

Docking Survey (Survei saat kapal naik Dok}

Intermediate Survey (Survei pada masa pertengahan dari Special

Survey)

Boiler Survey (Survei Ketel Uap)

Special survey (Survei yang diadakan dalam waktu interval lima

tahunan)

Propeller Shaft and Stern Tube Shaft Survey (Survei poros baling-

baling dan tabung poros baling-baling)

H. Hubungan antara program PMS dan program CMS

PMS dilakukan berdasarkan jam kerja komponen mesin dan peralatan

lainnya sesuai petunjuk Maker sedangkan perawatan CMS hanya

Page 18: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 18

menyangkut komponen-komponen tertentu dari mesin dan peralatan kapal

atau sertifikat kapal tertentu saja sesuai dengan peraturan Biro Klasifikasi

kapal.

Namun seperti telah diutarakan di atas bahwa dapat dilakukan

bersamaan jika jadwal overhaul untuk PMS berdekatan dengan

program CMS. KKM menyiapkan segala sesuatunya untuk pelaksanaan

PMS sambil menyarankan ke Kantor Pusat agar waktunya diatur jika

diperlukan surveyor Klas. I. Confirmatory Survey oleh Chief Engineer

KKM yang melakukan Confirmatory survey untuk komponen

permesinan tertentu, harus memenuhi beberapa persyaratan yang

ditentukan oleh Biro Klasifikasi kapal antara lain sebagai berikut :

Ia harus mempunyai ijazah tertinggi yakni ATT-I dan sekurang-

kurangnya sudah satu tahun pernah bertugas sebagai Chief

Engineer di kapal yang sistem pendorong utamanya sama

dengan yang akan disurvey.

Laporan survei hanya berlaku untuk jangka waktu tertentu

(biasanya 3 bulan) dengan menggunakan Form laporan overhaul

khusus yang disediakan oleh Biro" Klasifikasi yang

bersangkutan, dilengkapi dengan lampiran foto overhaul yang

ada tanggainya serta keterangan lain jika diperlukan.

Tidak diijinkan melakukan Confirmatory survey melampaui

50% dari daftar komponen CMS untuk Motor Induk dan juga

tidak melampaui 50% dari daftar komponen pesawat

permesinan lainnya yang masuk dalam daftar CMS

Komponen-komponen CMS yang tidak diperbolehkan untuk

Confirmatory Survey adalah : Crankshaft, Crank bearings,

Crank bolts dan Crankshaft driving gear.

Bilamana Confirmatory survey dilakukan pada saat overhaul

Main Engine dan Diesel Generator maka laporannya dilampih

juga hasil pengukuran Crankshaft deflection.

Page 19: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 19

I. Perawatan dan Perbaikan saat kapal naik Dok.

Menjelang kapal akan naik Dok maka rencana perawatan dan

perbaikan (Docking Repair List) serta permintaan suku cadang dan

material lainnya untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan di Dok diajukan

ke kantor pusat.

a) Docking Repair List

Docking Repair List tersebut harus secara jelas diperinci untuk tiap

pekerjaan. Misalnya jika pekerjaan itu menyangkut melepaskan

railing atau benda-benda lain disekitarnya atau memerlukan staging

karena berada ditempat yang lebih tinggi maka pada kolom

keterangan supaya disebutkan. Khususnya bag) Departemen Mesin,

menyangkut pekerjaan -pekerjaan yang berhubungan dengan :

Planned Maintenance System (PMS)

Komponen - komponen yang akan tiba waktunya untuk

perawatan, biasanya dikerjakan menjelang kapal naik Dok agar

menghemat waktu di Dok.

Continuous Machinery Survey (CMS)

Pekerjaan yang menyangkut CMS disesuaikan dengan jadwal,

biasanya paling tidak 1/5 dari seluruh komponen CMS,

dioverhaul untuk disurvei oleh Surveyor dari Biro Klasifikasi

yang bersangkutan. Kadang- kadang sebelum kapal naik Dok,

beberapa komponen mesin untuk CMS, lebih dulu dioverhaul

oleh ABK lalu disurvei oleh KKM sebagai Confirmatory

Survey, kemudian disiapkan laporannya yang nantinya

disyahkan oleh Surveyor Biro Klasifikasi yang bersangkutan.

Special Survey

Apabila saat naik Dok adalah Dok tahun kelima (Special Survey

No.l) atau kelipatannya (Special Survey No.2, atau No.3 dan

Page 20: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 20

seterusnya), maka sisa pekerjaan untuk CMS yang belum

dilakukan (berupa tunggakan) harus diselesaikan. Pada saat

Special Survey, biasanya Surveyor Klas memeriksa Suku cadang

wajib (Compulsory Spare parts) apakah cukup dan layak pakai.

Begitu juga Suku cadang wajib yang harus ada tanda pengenal

IMO sesuai dengan ketentuan MARPOL Annex VI.

J. Perawatan dan perbaikan yang berhubungan dengan Docking Survey ialah

sebagai berikut :

Kapal dinaikkan di atas Dok kemudian diadakan pembersihan

lambung kapal, perawatan/pemeriksaan rantai jangkar,

pembersihan bak rantai jangkar dan bahagian – bahagian

lainnya

Pemeriksaan dan pengukuran ketebalan plat - plat lunas,

lambung dan Dek Kapal.

Alur las sambungan plat lambung kapal diperiksa dan jika ada

yang menipis karena korosi maka diadakan pengelasan

Klep - klep isap air laut dan klep - klep pembuangan pada

lambung kapal dioverhaul, dibersihkan, diskir (lapping) dan

disiapkan untuk disurvei.

Baling-baling dilepas/dibersihkan dan diperbaiki bila ada daun

baling - baling yang rusak atau bengkok.

Speling (clearance) antara poros baling - baling dengan tabung

poros baling -baling diukur dengan menggunakan Poker Gauge

lalu dicatat. Hal yang sama dilakukan untuk poros kemudi

bahagian atas (neck bush) dan bahagian bawah (bottom pintle).

Ganti baru Zinc anoda.

Strip lunas (Bilge keel) kanan/kiri diperiksa, jika ada bahagian

yang rusak atau melengkungsupaya diperbaiki.

Page 21: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 21

Tanki dasar rangkap, tanki bahan bakar dan tanki minyak lumas

serta Sump Tank Mesin Induk dibersihkan untuk disurvei

sesuai daftar pemeriksaan periodic

Lambung kapal dicat dengan cat anti korosi (anti corrosion

paint) dan menjelang turun Dok, dicat dengan cat anti

tritip/lumut (anti fouling paint)

K. Perawatan dan perbaikan yang berhubungan dengan Special Survey

antara lain :

Baling-baling dilepas kemudian poros antara dan poros baling-

baling dilepas untuk dibersihkan, diperiksa kemudian

diperbaiki jika terjadi kerusakan. Pemeriksaan poros tersebut

tidak hanya secara visual tapi menggunakan Ultrasonic test

untuk mengetahui apakah terjadi keretakan pada bahagian

dalam dari poros antara dan poros baling-baling.

Blok dorong (Mitchel block) dan segmen-segmennya (Thrust

pads) dilepas untuk pemeriksaan.

Pengukuran lengkungan poros engkol (Crankshaft deflection)

Diesel Penggersk Utama sebelum kapal naik Dok untuk

mengetahui metal duduk (Main bearing) mana yang rendah

karena mungkin telah terjadi keausan berlebihan dari lapisan

Babbitnya, atau karena factor lain.

Overhaul komponen-komponen CMS yang akan/sudah

waktunya untuk disurvei oleh Surveyor dari Biro Klasifikasi

yang bersangkutan.

Hydraulic Winch untuk Derek muat (Cargo Winch) disiapkan

untuk tes beban angkat.

Megger test semua motor listrik, Generator, Panel listrik

utama (Main Switchboard) dan panel listrik darurat

(Emergency Switchboard)

Survey poros baling-baling (Propeller shaft survey)

Page 22: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 22

L. Pelaksanaan Perawatan Berencana

Pelaksanaan Perawatan Berencana di atas kapal dapat dilakukan

secara beberapa tahapan, yang secara keseluruhan harus dijaiankan

dengan benar dan sesuai dengan setiap Prosedur yang sudah

ditentukan.Perawatan Pencegahan (Prevention Maintenance)

1. Perawatan Pencegahan (Prevention Maintenance)

Pengertian Pencegahan lebih baik dari pada menunggu

kerusakan yang lebih berat, adalah merupakan suatu pernahaman

yang harus benar-benar tertanam pada setiap orang yang

bertanggung -jawab atas suatu perawatan. Perawatan Pencegahan

adalah bagian dari pelaksanaan pekerjaan perawatan berencana

yang bertujuan untuk :

Mernantau perkembangan yang terjadi pada hasil

pekerjan perawatan secara terus menerus sampai batas

nilai-nilai yang diijinkan.

Menemukan kerusakan dalam tahap yang lebih dini,

sehingga masih ada kesempatan untuk merencanakan

pelaksanaan waktu perawatan.

Mencegah terjadinya kerusakan atau bertambahnya

kerusakan, yang dapat mengakibatkan terhentinya

operasi kapal.

Suatu tugas yang perlu dilakukan agar kita dapat

menelusuri jalannya kerusakan terhadap niiai

keselamatan dan nilai ekonomis kapal.

Untuk maksud tersebut di atas, maka setiap pesawat / mesin

di atas kapal perlu diadakan perawatan pencegahan, sehingga

setiap tanda-tanda yang akan menimbulkan kerusakan dapat

lebih awal di atasi, diperbaiki.

Page 23: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 23

2. Perawatan Dan Perbaikan (Repair & Maintenance)

Perawatan dan Perbaikah adalah bagian dari pelaksanaan

pekerjaan perawatan berencana yang bertujuan untuk :

Memperbaiki setiap kerusakan yang terpantau, walaupun

belum waktunya dilaksanakan perbaikan.

Mencegah terjadinya kerusakan atau bertambahnya

kerusakan yang lebih besar,

Suatu tugas yang perlu dilakukan agar dapat

mempertahankan kondisi permesinan terhadap nilai

keselamatan dan ekonomis kapal,

Persiapan-persiapan yang matang, meliputi semua

peralatan, semua suku cadang yang ada dan siapa yang

akan memperbaikinya dan waktu kapan akan

dilaksanakannya perbaikan tersebut.

3. Perawatan Periodik (Period Maintenance)

Perawatan Periodik adalah bagian dari pelaksanaan pekerjaan

perawatan pencegahan yang dilakukan secara periodik

berdasarkan waktu kaiender atau Jam kerja (Running Hours)

dengan mengacu kepada Manual Instruction Book, yaitu :

Perawatan yang dilaksanakan secara waktu kalender

Perawatan secara harian (daily), Perawatan secara

mingguan (weekly). Perawatan secara bulanan (monthly),

Perawatan secara tiga bulan (quarterly), Perawatan secara

tahunan (yearly/annual survey) dan Perawatan secara lima

tahunan (special survey)

Perawatan yang dilaksanakan secara Jam kerja

Perawatan setiap 24 Jam sekali, setiap 500 Jam; setiap

1000 Jam 2000 Jam, 4000 Jam, 8000 Jam, 10000 Jam, dan

seterusnya' terhitung setelah selesai perbaikan (overhaul)

Page 24: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 24

M. Pemantauan Kondisi Mesin (Condition inspection)

Pemantauan Kondisi adatah sistem perawatan yang diterapkan dimana

kondisi kapal diperkirakan (probabilitas) memiiiki tingkat kerusakan yang

meningkat dengan cepat, maka penentuan interval perawatan dibuat sendiri,

Oleh karena kasus ini jarang terjadi, maka strategi pengembangan

perawatan yang tidak ditentukan oleh waktu kaiender dan waktu operasi,

melainkan menurut pemantauan langsung terhadap mesin dan

perlengkapannya.

Tujuan dan pemantauan kondisi adalah untuk menemukan kembali

informasi tentang kondisi dan perkembangan mesin dan peralatannya,

sehingga tindakan korektif dapat diambil sebelum terjadi kerusakan.

Parameter (batasan-batasan) yang dipergunakan untuk pengamatan dan

pengukuran sifat-sifat fisik atau kemampuan suatu sistem, adalah

dengan maksud :

Untuk mengawasi penurunan kemampuan dari penggunaan

komponen atau sistem,

Untuk mengawasi parameter kritis dari komponen atau sistem

yang ditujukan terhadap perubahan yang tiba-tiba

Untuk memantau kemampuan suatu komponen atau sistem dengan

kondtsi-kondisi yang dapat mengatur parameter operasional dalam

meningkatkan keadaan ekonomis.

N. Bentuk Rencana Kerja (Plan Maintenances

Bentuk rencana kerja disini yang dimaksudkan adalah bukan

rencana kerja untuk permesinan yang sudah berjalan dengan

Perawatan Terencana dengan baik, akan tetapi Rencana kerja yang

berkaitan dengan permesinan yang bam selesai diiakukan pekerjaan

"Overhauf dan atau permesinan yang sedang dalam kondisi "sakit".

Ada banyak rencana kerja bagi tiap-tiap permesinan yang

memerlukan pemantauan kondisi, hal ini menjadi "tantangan"

Manajemen perawatan dan perbaikan permesinan oleh para masinis

Page 25: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 25

yang mengelolanya, sehingga kondisi semakin parah dan dapat

berakibat terganggunya Operasi kapal, serta menimbulkan Biaya-

biaya yang tidak terduga, Biaya-biaya yang tidak terprogram didalam

Anggaran Biaya Perawatan dan Biaya Operasi kapal. Pelaksanaannya

adalah membuat, yaitu :

Rencana kerja berdasarkan kondisi mesin yang sudah

memerlukan perawatan dan perbaikanmisal; mesin-mesin yang

sudah dalam kondisi rusak, sedangkan yang masih bekerja baik

beium perlu dirawat (Rencana kerja warisan).

Rencana kerja berdasarkan prioritas pada mesin-mesin yang

penting, yang langsung berkaitan dengan operasi kapal, misal:

Mesin Induk, Genset, Mesin Kemudi, Ketel Uap, (Rencana

kerja prioritas).

Rencana kerja berdasarkan Jam-kerja yang sudah waktunya

untuk diiakukan perawatan dan perbaikan, walaupun mesin

masih bekerja baik namun sudah waktunya harus di-overhaul,

mencegah terjadinya kerusakan (Rencana kerja terencana)

O. ISM Code (Intenational Safety Management code)

ISM Code sebagai suatu standar internasional untuk managemen

pengoperasian kapal secara aman, pencegahan kecelakaan manusia

atau kehilangan jiwa dan mengindari kerusakan lingkungan

khususnya terhadap lingkungan maritim serta biotanya.

Dirumuskan dan ditetapkan oleh IMO sebagai Resolusi No.

A.741 (18) pada tanggal 4 November 1993 dan bersifat wajib

(Mandatory) dengan diberlakukannya Bab IX konvensi SOLAS

1974 pada Mei 1994. Di Indonesia sendiri ISM Code menjadi wajib

setelah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dengan

dikeluarkannya SK DIRJEN HUBLA No. PY 67 / 1 / 6-96 pada

tanggal 12 Juli 1996. Diharapkan dengan ISM Code akan ada suatu

keseragaman managemen sebagai standar pengoperasian kapal

Page 26: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 26

secara international. Karenanya dalam ISM Code (As amended in

2002 elemen 1.4) dinyatakan, bahwa setiap perusahaan pelayaran

harus membuat suatu sistem manajemen keselamatan (SMS) yang

didalamnya mencakup hal - hal sebagai berikut :

Kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan.

Instruksi dan prosedur untuk menjamin pengoperasian kapal

yang aman dan perlingdungan lingkungan sesuai dengan

peraturan internasional dan nasional yang berlaku.

Menentukan tingkat kewenangan dan jalur komunikasi antara

personil didarat dan dikapal.

Prosedur pelaporan dan penyimpangan terhadap persyaratan

peraturan ini.

Prosedur untuk persiapan dan penanggulangan keadaan darurat.

Prosedur audit intern dan tinjauan manajemen.

Lebih lanjut pemerintah dimana bendera kapal dikibarkan (Flag

state) akan melakukan audit terhadap perusahaan pelayaran dan

kapalnya tersebut terhadap sistem manajemen keselamatan yang

telah dibuat dan pelaksanaannya.Jika pada akhirnya ditemukan

bahwa prosedur yang ada dan pelaksanaannya dilapangan berjalan

baik, oleh pemerintah bendera kapal (Flag State) akan mengeluarkan

suatu sertifikat baik untuk perusahaan pelayaran tersebut yaitu :

DOC (Document of Compliance) yaitu suatu dokumen yang

diterbitkan kepada suatu perusahaan pelayaran yang memenuhi

persyaratan-persyaratan ISM Code.

SMC (Safety Management Certificate) yaitu suatu dokumen

yang diterbitkan kepada suatu kapal yang menunjukkan bahwa

perusahaan yang bersangkutan dan manajemen kapal yang

beroperasi sesuai dengan sistem manajemen keselamatan

(SMS) yang diakui.

Page 27: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 27

ISM Code sendiri terdiri dari dari 2 Bab dan 16 elemen, salah

satunya adalah elemen 10 yang membahas pemeliharaan kapal dan

perlengkapannya (PMS). Disebutkan dalam elemen 10.1 ISM Code (ISM

code As Amended in 2002 elemen 10.1) bahwa item-item yang harus ada

didalam penyusunan prosedur rencana pemeliharaan kapal dan

perlengkapannya (PMS) antara lain :

Hull and Superstructure steelwork

Safety, fire fighting and anti pollution equipment

Navigation equipment

Steering gear

Anchoring and mooring equipment

Main engine and auxiliary engine

Pipeline and valve

Cargo loading / discharging equipment

Innerting system

Bilge and ballast pumping and separator system

Communication equipment

Waste disposal equipment

Fire, gas and heat detection system

Jelas sekali bahwa nantinya dengan adanya Paln Maintenance

System (PMS) akan membuat pemeliharaan dan perawatan terhadap

perlengkapan diatas kapal menjadi lebih terarah dan terencana. Lebih jauh

dalam elemen yang sama (ISM Code as Amended in 2002, elemen 10)

dinyatakan bahwa ”pihak perusahaan harus menunjuk orang dikantor yang

melakukan monitoring dan evaluasi hasil perawatan kapal”.

Pelaksanaan dari Plan Maintenance System (PMS) tersebut dikapal

harus senantiasa di monitor untuk mengetahui keadaan riil dilapangan

mengenai kemajuan ataupun hambatan yang ditemui, suku cadang yang

Page 28: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 28

diperlukan dan pemakainannya (spare parts and consumable) termasuk

daftar perusahaan rekanan yang melaksanakan perawatan dan supply spare

parts.

P. Operasional Kapal

Pengertian Manajemen Operasional menurut Richard L. Draft

(2006:216) adalah: “Manajemen Operasioanal adalah bidang

manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang dan jasa, serta

menggunakan alat-alat dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan

masalah-masalah produksi”. Pengertian Manajemen Operasioanal

menurut Drs. Pangestu Subagyo (2000:2) adalah: “Manajemen

Operasional adalah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur

kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien”.

Pengertian Manajemen Operasional menurut T. Tani Handoko

(1997:8) adalah: “Manajemen Operasional adalah pelaksanaan

kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan,

perancangan, pembaharuan, pengoperasian, dan pengawasan system-

sistem produksi”.

Dari definisi diatas terlihat bahwa stoner telah menggunakan

kata”proses”bukan “seni. Mengartikan manajemen sebagai “seni”

mengandung arti bahwa hal ini adalah kemampuan atau ketrampilan

pribadi. Sedangkan suatu “proses” adalah cara sistematis untuk

melakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses

karena semua manajer tanpa harus memperhatikan kecakapan atau

keterampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya

manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk

menentukan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan

pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning) pengorganisasian

(organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).

Page 29: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 29

Manajemen operasional merupakan kegiatan operasional

perusahaan, dimana dalam hal ini kesiapan dan penunjang sarana dan

prasarana dari perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja

perusahaan.Sampai sekarang belum ada satu teori manajemen dapat

diterapkan pada semua situasi. Seorang manajer akan menjumpai

banyak pandangan tentang manajemen. Setiap pandangan mungkin

berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda. Menurut

Fogarty, Hoffman dan Stonebroker (2009 : 2) mendefinisikan bahwa:

”Kelancaran operasional adalah suatu proses yang secara

berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi

manajemen untuk mengitergrasikan berbagai sumber daya secara

efektif dalam rangka mencapai tujuan

Page 30: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 30

BAB III

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Analisa

Yang akan penulis bahas dalam kertas karya ini adalah masalah

terjaminnya Pompa Bahan Bakar Tekanan Tinggi yang baik bagi pelayanan

mesin penggerak utama diatas kapal sehingga tidak terjadinya masalah -

masalah seperti detonasi pada pompa bahan bakar tekanan tinggi maupun

getaran pada motor.

i. Terjadinya detonasi pada pompa bahan bakar tekanan tinggi

Pompa bahan bakar tekanan tinggi adalah peralatan yang sangat

vital di dalam proses penyemprotan bahan bakar dalam silinder melalui

pipa bahan bakar tekanan tinggi terus kepengabut bahan bakar dengan

secara terus menerus dan bergantian dari silinder satu ke silinder lainnya

agar supaya bahan bakar agar dapat dimasukkan ke dalam silinder

dengan cara tepat, diperlukan suatu mekanisme yang amat teliti dan dapat

dipercaya.

Pembakaran adalah reaksi kimia dari komposisi bahan bakar

terhadap oksigen. Komposisis bahan bakar dimaksud adalah :

Zat arang (carbon) dengan unsur kimia

Zat air (hydrogen) dengan unsur kimia H2

Zat lemas (nitrogen) dengan unsur N2

Zat belerang (sulphur) dengan unsur kimia S2

ii. Mencegah timbulnya getaran pada mesin induk

Getaran dalam mesin disebabkan gaya pemindahan yang

dihasilkan dari berbagai gaya tidak seimbang yang bekerja dalam mesin.

Kalau gaya dalam sebuah mesin mempunyai besar dan arah yang tetap

mereka dapat diseimbangkan dengan mudah,tetapi kenyataannya gaya

Page 31: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 31

didalam sebuah mesin selalu berubah, sehingga sulit untuk

menyeimbangkannya.Oleh karenanya getaran mesin dapat terjadi karena

gaya putar yang tidak imbang dan berubah dalam tekanan gas .

Tekanan gas yang bekerja pada torak dari mesin diesel dipisahkan

menjadi dua jenis gaya : Gaya tangensial T yang memutar poros engkol

dan gaya samping S pada dinding silinder. Kepada keduanya

ditambahkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran poros engkol

dengan seluruh bagian yang dipasangkan kepadanya semua gaya berubah

– ubah dalam besar arah dan titik kerjanya dan seluruhnya dapat

menyebabkan suatu jenis getaran Getaran mesin sebagai satu keseluruhan

yang hanya diperhitungkan kalau struktur yang mendukung mesin adalah

fleksibel, dapat digolongkan oleh jenis perpindahan yang

menyebabkannya : Kocokan (shaking) disebabkan oleh gaya vertical atau

horizontal yang berayun – ayun yang cenderung untuk menggerakkan

mesin naik turun atau kearah samping. Goyangan (rocking) disebabkan

oleh gaya horizontal berayun –ayun yang bekerja diatas titik berat mesin

yang cenderung untuk menggoyang mesin disekitar garis yang melalui

titik beratnya. Jungkitan (pitching) disebabkan oleh pasangan gaya

vertical yang cenderung untuk menaik turunkan ujung mesin.

Simpangan (yawing) disebabkan oleh kopel horizontal yang

cenderung untuk menyimpangkan mesin menyilang atau menggerakkan

mesin kekiri-kanan. Getaran puntiran – disebabkan oleh reaksi momen

ountir berayun –ayun yang cenderung untuk memilin poros engkol

selama berputar. Getaran yang terjadi pada Mesin Induk tersebut adalah

karena gaya putar yang tidak imbang dan berubah dalam tekanan gas

pada setiap silinder. hal ini disebabkan penyemprotan bahan bakar oleh

pompa bahan bakar tekanan tinggi tidak sempurna ditiap-tiap

silinder.Untuk mengatasinya perlu ada pemeriksaan tekanan kerja

masing-masing silinder, jika ada tekanan yang menyimpang / rendah

pada silinder maka ada salah satu dari pompa bahan bakar, yang bekerja

tidak sempurna, Setelah mengetahui hal tersebut perlu diadakan

perbaikan terhadap pompa yang diketahui bekerja tidak sempurna.

Page 32: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 32

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Dari uraian makalah ini, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan

sebagai berikut :

Bahwa terjadinya detonasi pada ruang bakar dan getaran pada mesin

induk dikarenakan pompa bahan bakar tekanan tinggi tidak bekerja

dengan baik.

Kurangnya perhatian dari pihak perusahaan untuk mengadakan atau

menyediakan Suku cadang yang di butuhkan oleh pihak kapal untuk

melaksanakan perbaikan atau perawatan pada pompa bahan bakar.

Tidak terlaksananya prosedur tentang perawatan secara teratur dan

terencana sesuai jam kerja ( PMS ) sehingga tidak menghambat

pengoperasian kapal.

2. SARAN SARAN

Setelah penulis mengambil kesimpulan di atas, penulis memberikan

beberapa saran dengan harapan dapat menjadi bahan masukan bagi :

Masinis yang bertanggung jawab di kapal diharapkan agar lebih

memahami perawatan pompa bahan bakar tekanan tinggi secara baik

sesuai instruction manual book.

Agar suku cadang diatas kapal khususnya untuk pompa bahan bakar

tekanan tinggi harus tersedia

Pelaksanaan Perawatan agar dijalankan sesuai dengan buku petunjuk

perawatan diatas kapal.

Page 33: Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal (UNSADA) by Ridwan

Universitas Darma Persada

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Muhammad Ridwan S(2013320008) 33

DAFTAR PUSTAKA

1. MANAJEMEN PERAWATAN DAN PERBAIKAN. NSOS.

2. MOTOR DIESEL KAPAL. P.VAN MAANEN.

3. MESIN PENGGERAK UTAMA. NURDIN HARAHAP.