MANAJEMEN PEMBINAAN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) BINA …digilib.unila.ac.id/55517/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of MANAJEMEN PEMBINAAN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) BINA …digilib.unila.ac.id/55517/3/SKRIPSI TANPA BAB...
MANAJEMEN PEMBINAAN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) BINA
BANGSA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Luthfi Zahir
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ii
MANAGEMENT OF BINA BANGSA BANDAR LAMPUNG FOOTBALL
SCHOL DEVELOPMENT
Luthfi Zahir
ABSTRACK
This study aims to reveal the various problems that exist in the Bina Bangsa
Bandar Lampung Football School (SSB).
To answer this problem, the approach used is descriptive qualitative method. Data
collection techniques using interview methods, observation methods,
questionnaires and documentation methods. Data validity with triangulation
techniques. Data analysis with data collection, data reduction, data presentation,
and conclusion drawing.
Rom the results of the study the data was collected and concluded so as to obtain
results, 1) The management conditions at Bina Bangsa SSB have run smoothly, In
managing the Bina Bangsa SSB organization run rudely, because there are still
many obstacles, lack of support from the local government to help with the
Football School financial problems. 2) The implementation of the coaching
program at Bina Bangsa SSB uses the Chemo theory development pattern, which
starts from the grafting, nursery and performance improvement carried out by
SSB Bina Bangsa. 3) The achievement of Bina Bangsa SSB can be said to be
good enough in Lampung Province. Achievements at the district and provincial
levels have been felt.
Keywords: achievement, football, management, sports organization
iii
MANAJEMEN PEMBINAAN SEKOLAH SEPAKBOLA(SSB) BINA
BANGSA BANDAR LAMPUNG
Luthfi Zahir
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan berbagai persoalan yang ada di
Sekolah Sepakbola (SSB) Bina Bangsa Bandar Lampung.
Untuk menjawab masalah tersebut, pendekatan yang digunakan yaitu metode
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode
wawancara, observasi, angket dan metode dokumentasi.Validitas data dengan
teknik triangulasi.
Dari hasil penelitian data dikumpulkan dan disimpulkan sehingga memperoleh
hasi, 1) Kondisimanajemen di SSB Bina Bangsa sudah berjalan dengan lancar,
Dalam pengelolaan organisasi SSB Bina Bangsa dijalankan seadanya, kurangnya
dukungan dari pemerintah daerah untuk membantu masalah keuangan Sekolah
Sepakbola. 2) Pelaksanaan program pembinaan di SSB Bina Bangsa
menggunakan pola pembinaan teorikamiso, yaitu mulai dari pemassalan,
pembibitan dan peningkatan prestasi. 3) Prestasi SSB Bina Bangsa dapat
dikatakan cukup baik untuk di Provinsi Lampung.
Kata Kunci : manajemen, organisasi olahraga, prestasi, sepakbola
MANAJEMEN PEMBINAAN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) BINA
BANGSA BANDAR LAMPUNG
Oleh
LUTHFI ZAHIR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
viii
RIWAYAT HIDUP
Luthfi Zahir lahir di Gunung Batin, pada tanggal 19 Oktober
1996, putra bungsu dari pasangan Ayah Zakirullah dan Ibu
gusmiyati.
Pendidikan yang ditempuh adalah, Sekolah Dasar Islam
Terpadu (SDIT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar selesai
pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama Islam
Terpadu (SMPIT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar selesai
pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri 2 Terbanggi Besar selesai pada tahun 2014.
Tahun2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unversitas
Lampung melalui jalur SBMPTN.
Pada Tahun 2017, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata dan PPL di Pakuan
Ratu, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pakuan Ratu ,Kecamatan Pakuan Ratu
Kabupaten Way Kanan . Demikian riwayat hidup penulis semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca.
ix
MOTTO
“Selesaikanlah Apa Yang Sudah Dimulai, Do’a Tanpa Usaha Bohong, Usaha
Tanpa Do’a Sombong”
(Luthfi Zahir)
x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Kedua Orangtua, Ayah Zakirullah dan Ibu Gusmiyati
Kakak kandungku Nur Afifah dan Faaris Zahir yang selalu ada untukku.
Terimakasih atas kasih sayang, dukungan, motivasi, nasehat dan doa yang selalu
dipanjatkan demi kelancaran studiku.
Serta
Almamaterku Tercinta
xii
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat diselesaikan.
Skripsi dengan Judul “Manajemen Pembinaan Sekolah Sepakbola Bina Bangsa
Bandar Lampung” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada, Bapak Dr.
Rahmat Hermawan, M.Kes., selaku pembimbing pertama yang telah memberikan
bimbingan, perbaikan, pengarahan serta motivasi kepada penulis, Bapak Lungit
Wicaksono, M.Pd, selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan
bimbingan, perbaikan, serta motivasi, pengarahan, dan Bapak Drs. Akor Sitepu,
M.Pd, selaku pembahas yang telah memberikan perbaikan dan pengarahan kepada
peneliti dalam menyajikan skripsiini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja,M.Pd ., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Riswandi ,M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Lampung.
xii
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan saat menyelesaikan perkuliahan.
6. Bapak Siddik Kurdi selaku ketua SSB Bina Bangsa Bandar Lampung yang
telah memberikan izin serta bantuannya untuk melaksanakan penelitian.
7. Ayah Zakirullah dan Ibu Gusmiyati orang tua kandung penulis, serta kakak
kandung Nur Afifah dan Faaris Zahir, terimakasih telah memberikan doa,
motivasi, semangat, dukungan dan kasih sayang untuk keberhasilanku.
8. Sahabat yang telah menjadi keluargaku. Terimakasih, Elsa, Gadis, Anisa,Eci,
Maria, Novita, Winda, Siska Amelia, Hendika, Gondes, Mas Hendri, Ajo
Ridhi, Satria, Purwanto, Arif Rifa’I, Andika, ikem, sepken, lonceng, yang
selalu memberikan semangat tulus kepadaku selalu memotivasi, memberikan
dukungan, membantu dan menemani semasa kuliah dan mbah elga cahya
yang berjasa atas laptopnya.
9. Terimakasih untuk coach Ardian Cahyadi, coach Hendrik Pranoto serta
teman-teman UKM sepakbola Universitas Lampung yang selalu memberikan
semangat lulus kepadaku.
10. Teman-teman Penjaskesrek 2014 terimakasih atas kebersamaan dan
kekompakan yang telah terjalin.
11. Terima Kasih keluarga KKN Gunung Cahya, Pakuan Ratu yang selalu
memberikan dorongan kepadaku.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua aamiin.
Bandar Lampung, 12 Desmber 2018
Penulis
Luthfi Zahir
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6
C. Batasan Masalah.......................................................................... 6
D. Rumusan masalah........................................................................
7
F. Manfaat Penelitian……………………………………………... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sekolah Sepakbola(SSB) ............................................................ 8
B. Sepakbola ....................................................................................
16
D. Organisasi .................................................................................... 18
1) Pengertian umum organisasi ................................................. 18
2) Organisasi Olahraga .............................................................. 20
E. Prestasi ........................................................................................ 21
F. Pembinaan Prestasi...................................................................... 24
G. Manajemen .................................................................................. 32
1) Peranan Manajemen .............................................................. 32
2) Fyngsi Manajemen ................................................................ 33
3) Manajemen olahraga ............................................................. 35
H. Penelitian yang relevan ............................................................... 37
I. Kerangka Berfikir........................................................................ 41
6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................
9
C. Klasifikasi Pembinaan Sepakbola di Indonesia ..........................
xiv
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ......................................................................... 44
B. Tipe dan Bentuk Penelitian ......................................................... 45
C. Sumber Data ............................................................................... 45
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 46
E. Metode Analisis Data .................................................................. 48
IV. HASIL, IMPLIKASI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 51
Gambaran Umum .................................................................. 51
Temuan Khusus ..................................................................... 63
Deskripsi Data ....................................................................... 64
B. Pembahasan .................................................................................
A. Simpulan ..................................................................................... 81
B. Implikasi ......................................................................................
............................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 83
LAMPIRAN ........................................................................................... 86
67
V. SIMPULAN DAN SARAN
82
C. Saran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. TabelPrestasi SSB Bina bangsa ............................................. 92
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bentuk Bagan Organisasi ....................................................... 29
2. Siatem Piramida Pembinaan Prestasi ..................................... 25
3. Struktur Kepengurusan SSB Bina Bangsa ............................. 59
4. Foto lapangan tempat berlatih .............................................. 93
5. Foto sesi latihan SSB Bina Bangsa ........................................ 93
6. Foto wawancara dengan pemain SSB Bina Bangsa ............... 94
7. Foto wawancara dengan pelatih SSB Bina Bangsa................ 94
8. Foto wawancara dengan ketua SSB Bina Bangsa .................. 95
9. Foto wawancara dengan orang tua pemain ........................... 95
10. Foto penyebaran angket pemain............................................. 96
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat
serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai suatu
tujuan, tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak
mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang
mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi, terutama dalam
kegiatan olahraga.
Menurut Handoko dalam Hermawan (2012:85) bahwa, kata “organisasi”
mempunyai dua pemgertian. Pertama, menandakan suatu lembaga atau
kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit,
perwakilan pemerintah, atau perkumpulan olahraga. Kedua berkenaan
dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan
organisasi di alokasikan dan ditugaskan di antara para anggotanya agar
tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.
Sedangkan menurut hasibuan (2005:20) menyatakan organisasi adalah
sesuatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan macam-
macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan
orang-orang pada
2
aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan
wewenang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan
melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Berdasarkan definisi dari beberapa
pendapat, maka dapat ditarik kesimpulan organisasi sebagai aktivitas
manajemen dalam pengelompokkan orang-orang untuk menetapkan tugas,
fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Pada penelitian ini lebih menekankan pada organisasi olahraga (klub)
khusunya sepakbola. Keberhasilan dalam mengelola organisasi ditentukan
oleh beberapa faktor. Menurut pendapat Lutan dalam Hermawan
(2012:172) untuk mencapai hasil yang maksimal dari suatu performa
diperlukan adanya Sistem Pembinaan Olahraga Nasional yang meliputi
sepuluh pilar kebijakan, antara lain (1) dukungan dana (financial), (2)
lembaga olahraga terdiri dari struktur dan isi kebijakan olahraga terpadu,
(3) pemasalan (landasan & partisipasi), (4) pembinaan prestasi (promosi
dan identifikasi bakat), (5) elit atau prestasi top (sistem penghargaan &
rasa aman), (fasilitas latihan), (7) pengadaan & pengembagan pelatih (8)
kompetisi nasional, (9) riset atau iptekor, dan (10) lingkungan, media dan
sponsor.
Beberapa organisasi sepakbola (klub) yang bisa menjadi contoh
manajemen sepakbola yang baik di Indonesia yaitu Persib Bandung, salah
satu organisasi sepakbola dengan manajemen terbaik di Indonesia saat ini,
3
faktor utamanya tentu saja soal gaji, menrut Robbie Gaspar, pemain asal
Australia yang pernah membela Persib Bandung mengakui hal tersebut,
para pemain Persib tidak pernah mempunyai masalah keuangan.
Berhasil di datangkannya Michael Essien dan Charlton Cole jelas
merupakan bukti shahih bahwa tim asal Bandung ini memiliki kondisi
keuangan yang prima. Sumber dana itu berasal dari penanam saham di PT
Persib Bandung Bermatabat yang memang orang-orang besar dan ternama
di bidang bisnis Indonesia. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa salah satu faktor keberhasilannya suatu organisai olahraga (klub)
sepakbola yaitu dari segi finansial/keuangan.
Selain dari segi finansial/keuangan salah satu faktor kebrhasilan suatu
organisasi olahraga (klub) sepakbola yaitu pembinaannya. Dalam undang-
undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional, Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina
dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan
berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan
dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Upaya mencapai
prestasi dalam olahraga merupakan hal yang kompleks, karena melibatkan
banyak faktor antara lain, faktor internal seperti fisik dan mental atlet,
faktor eksternal seperti pelatih, organisasi, sarana prasarana dan
lingkungan. Faktor internal sesungguhnya bersumber dari kualitas atlet itu
sendiri, dimana atlet yang berkualitas berarti mempunyai bakat bawaan
yang sesuai dengan tuntutan cabang olahraga dan siap dikembangkan
mencapai prestasi puncak.
4
Sistem pembinaan yang dikembangkan oleh pola pembinaan sepakbola
sesuai dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang tersusun
dalam Gerakan Garuda Emas (2000:11-13) yang menyatakan bahwa :
Sistem pembinaan yang dapat dipakai sebagai bahan banding atau
pertimbangan dalam melakukan pembinaan adalah sebagai berikut :
Latihan jangka panjang kurang lebih 8-10 tahun yang dilakukan secara
kontinyu, bertahap, meningkat dan berkesinambungan diperlukan untuk
mencapai prestasi puncak dalam olahraga. Siklus jangka panjang ini dibagi
menjadi tahapan-tahapan latihan, tahapan latihan persiapan, lamanya
kurang lebih 3-4 tahun. Tahapan latihan pembentukan, lamanya kurang
lebih 2-3 tahun, tahap latihan pemantapan, lamanya kurang lebih 2-3 tahun
dan Golden Age atau usia keemasan, sebagai sasaran puncak pembinaan.
Dalam usaha pembinaan prestasi olahraga sepakbola, diperlukan unsur
pendukung yang sangat vital. Salah satu unsur tersebut adalah pelatih yang
berpendidikan. Pelatih yang berpendidikan adalah pelatih yang memahami
dengan baik masalah-masalah yang menyangkut kepelatihan, sebuah klub
akan mempunyai peluang yang jauh lebih besar untuk berhasil dan
berprestasi daripada klub yang tidak menggunakan pelatih yang tidak
mempunyai dasar dalam ilmu kepelatihan. Selain latihan ketrampilan dan
teknik bermain, yang perlu diperhatikan juga adalah latihan fisik. Latihan
dapat dilakukan sendiri atau terkoordinasi dalam sebuah klub atau pusat
pelatihan. Kondisi fisik adalah satu kesatuan untuh dari komponen-
komponen yang tidak dapat dipisah-pisahkan, baik peningkatannya
5
maupun pemeliharaannya, artinya dalam usaha peningkatan kondisi fisik
harus mengembangkan semua komponen tersebut.
Pada kenyataannya di Organisasi olahraga Sekolah sepakbola Bina Bangsa
Bandar lampung, hasil observasi menunjukkan bahwa Sekolah sepakbola
(SSB) Bina bangsa, sudah memiliki struktur organisasi yang jelas,
selanjutnya sarana dan prasarana sudah mencukupi hanya saja dari segi
finansial/keuangan yang masih sangat kurang, selain itu kurangnya pelatih
yang berlisensi nasional yang membina para pemain di SSB tersebut.
Sekolah Sepakbola Bina Bangsa merupakan salah satu organisasi olahraga
(klub) yang berprestasi di Provinsi Lampung. Sudah banyak prestasi yang
diraih. Prestasi yang terakhir yaitu mampu menjuarai kejuaraan di regional
kabupaten/kota, tetapi untuk ditingkat nasional SSB ini masih belum
mendapatkan prestasi, hanya mampu menembus di tingkat 8 besar saja..
Bina bangsa sendiri dibentuk sejak tahun 2013 yang bermarkas di Stadion
Pahoman. SSB bina bangsa merupakan Sekolah Sepakbola yang konsisten
dalam pencarian bibit-bibit muda sejak tahun 2013 hingga saat ini selalu
bermunculan bibit-bibit muda berbakat di Sekolah Sepakbola ini. Selain
berprestasi di Lampung keunggulan Sekolah Sepakbola ini sudah memiliki
badan hukum dengan nama Bina Bangsa Fc, dari tiga SSB yang masih
aktif di Bandar Lampung hanya SSB Bina Bangsa yang sudah memiliki
badan hukum. Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas peneliti ingin
mengkaji lebih luas tentang manajemen pembinaan olahrga di sekolah
sepakbola (SSB) Bina Bangsa Bandar Lampung.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka diidentifikasi
masalah sebagai berikut.
1. Struktur organisasi pada Sekolah Sepakbola Bina Bangsa Bandar
Lampung sudah jelas, tetapi manajemen pembinaannya belum
diketahui.
2. Sudah berprestasi di Provinsi Lampung, tetapi belum bisa berprestasi
di tingkat Nasional.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dari pembaca dan supaya
penelitian ini tidak meluas pembahasannya perlu adanya pembatasan
masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah manajemen
pembinaan prestasi tim sepakbola SSB Bina Bangsa Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah yang
akan dibahas adalah:
1. Bagaimana manajemen SSB Bina Bangsa Bandar Lampung ?
2. Bagaimana pola pembinaan dan pelatihan yang dilaksanakan pada SSB
Bina Bangsa Bandar Lampung ?
3. Bagaimana pencapaian prestasi yang diraih oleh SSB Bina Bangsa
Bandar Lampung ?
7
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengkaji lebih luas manajemen pembinaan SSB Bina Bangsa
Bandar Lampung.
2. Untuk mengkaji lebih dalam pola pembinaan dan pelatihan yang
dilaksanakan di SSB Bina Bangsa Bandar Lampung.
3. Untuk mengetahui pencapaian prestasi yang diraih oleh SSB Bina
Bangsa Bandar Lampung.
F. Manfaat Penelitian
Secara umum ada manfaat teoritis dan praktis yang terdapat pada
penelitian ini :
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan refrensi guna menganalisis tentang manajemen klub
sepakbola di Provinsi Lampung, sebagai bahan pertimbangan bagi
peneliti di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Memberikan masukan kepada tim-tim / sekolah sepakbola yang berada
di provinsi Lampung, memberikan masukan kepada Dinas Pendidikan
dan Olahraga provinsi Lampung guna meningkatkan kualitas
pembinaan sepakbola di provinsi Lampung.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sekolah Sepakbola (SSB)
Menurut Soedjono (1999:2) Sekolah sepak bola (SSB) merupakan sebuah
organisasi olahraga khususnya sepak bola yang memiliki fungsi
mengembangkan potensi yang dimiliki atlet. Tujuan SSB untuk menghasilkan
atlet yang memiliki kemampuan yang baik, mampu bersaing dengan SSB
lainnya. dapat memuaskan masyarakat dan mempertahankan kelangsungan
hidup suatu organisasi. Selain itu juga untuk melatih atlet dengan teknik yang
benar, mengantarkan atlet untuk meraih prestasi yang baik. SSB merupakan
merupakan wadah pembinaan sepak bola usia dini yang paling tepat, saat ini
sekolah-sekolah sepak bola kebanjiran siswa.
Hal ini merupakan fenomena bagus mengingat peran sekolah sepak bola
sebagai akar pembinaan prestasi sepak bola nasional yang mampu memasok
pemain bagi klub yang mebutuhkan. Tujuan utama SSB sebenarnya untuk
menampung dan memberikan kesempatan bagi siswanya dalam
mengembangkan bakatnya. Disamping itu juga memberikan dasar yang kuat
tentang bermain sepak bola yang benar termasuk di dalamnya membentuk
sikap, kepribadian dan perilaku yang baik. SSB merupakan detak jantung
pembinaan pesepakbolaan usia muda di Indonesia.
9
Latihan saat muda berkualitas yang sistematis, metodik serta
berkesinambungan merupakan harga mati dalam pembinaan menuju
pesepakbola yang profesional dan handal. Dalam menuju menjadi pemain
sepakbola anak-anak mengalami beragam tahapantahapan, layaknya proses
bayi dari merangkak, berdiri hingga berjalan. Secara biologis, fisiologis
maupun psikologis anak-anak dan remaja di setiap level usia memiliki
karakteristik dan ciri tersendiri. Sehingga dalam melatih, pelatih harus
menyesuaikan dengan kondisi ini, demi efektifnya materi latihan yang
diajarkan kepada pemain.
B. Sepakbola
Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang
masing-masing regu terdiri dari 11 orang pemain, yang lazim disebut
kesebelasan. Masing-masing regu berusaha memasukkan bola
sebanyakbanyaknya ke dalam gawang lawan dan berusaha mempertahankan
gawangnya sendiri agar tidak kemasukkan. Sepakbola adalah permainan
beregu yang dimainkan masing-masing regunya yang terdiri dari sebelas
orang pemain termasuk seorang penjaga gawang.Menurut Soekatamsi
(1994:3) permainan boleh dilakukan dengan seluruh anggota tubuh selain
tangan, kecuali penjaga gawang diperbolehkan menggunakan tangan.
Menurut Muchtar (1992: 27) teknik sepakbola adalah cara pengolahan bola
maupun pengolahan gerak tubuh dalam bermain. Pemain yang memiliki fisik
dan mental yang lebih dapat melakukan gerakan terampil ketika dalam
permainan. Pada saat dalam peraminan, pemain yang mampu berlari beberapa
10
meter dalam suatu pertandingan, hampir menyamai kecepatan sprinter dan
dapat menghadapi perubahan situasi permainan dengan cepat. Kemampuan
pemain untuk memenuhi semua tantangan ini menentukan penampilan
dilapangan sepakbola. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan
dengan menggunakan seluruh bagian tubuh selain tangan kecuali penjaga
gawang yang diperbolehkan menggunakan tangan, dan permainan ini
mengutamakan kerjasama tim serta berusaha untuk memasukan bola ke
gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawang sendiri
agar tidak kemasukan.
1. Teknik Dasar Sepakbola
Menurut Muchtar (1992: 27) teknik sepakbola adalah cara pengolahan bola
maupun pengolahan gerak tubuh dalam bermain. Menurut Herwin (2004: 21)
permainan sepakbola mencakup dua kemampuan dasar gerak atau teknik
yang harus dimiliki dan dikuasai oleh pemain meliputi:
a) Menendang (kicking)
Menurut Herwin (2004: 29-31), yang harus diperhatikan dalam teknik
menendang adalah kaki tumpu dan kaki ayun (steady leg position), bagian
bola, perkenaan kaki dengan bola (impact), dan akhir gerakan (follow-
through).
Menurut Sucipto (2000: 17) menendang bola merupakan salah satu
karakteristik permainan sepakbola yang paling dominan. Pemain yang
memiliki teknik menendang dengan baik, akan dapat bermain secara
efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing),
11
menembak ke gawang (shoot at the goal) dan menyapu untuk
menggagalkan serangan lawan (sweeping). Menurut Sucipto (2000: 17-21)
Dilihat dari perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan
beberapa macam, meliputi:
1) Menendang dengan kaki bagian dalam (instep) Pada umumnya teknik
menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengumpan
jarak pendek (short passing).
2) Menendang dengan kaki bagian luar (outside) Pada umumnya teknik
menendang dengan kaki bagian luar digunakan untuk mengumpan
jarak pendek (short passing).
3) Menendang dengan pungung kaki (instep) pada umumnya teknik
menendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke
gawang (shooting at the goal).
4) Menendang dengan pungung kaki bagian dalam (inside of the instep)
Pada umumnya teknik menendang dengan punggung kaki bagian
dalam digunakan untuk mengumpan jarak jauh (long passing).
b) Mengontrol Bola (controlling)
Menurut Herwin (2004: 40), yang harus diperhatikan dalam tekni
mengontrol, menerima, dan menguasai bola. Antara lain adalah sebagai
berikut:
1) Pengamatan terhadap lajunya bola selalu harus dilakukan oleh pemain,
baik saat bola melayang ataupun bergulir.
12
2) Gerakan menahan lajunya bola dengan cara menjaga stabilitas dan
keseimbangan tubuh, dan mengikuti jalannya bola (sesaat bersentuhan
antara bola dengan bagian tubuh).
3) Pandangan selalu tertuju pada bola saat menerima bola, setelah bola
dikuasai, arahkan bola untuk gerakan selanjutnya seperti mengoper
bola atau menembak bola.
Menurut Sucipto (2000: 22) Mengontrol bola merupakan salah satu
teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunakannya
bersamaan dengan teknik menendang bola.tujuan menghentikan bola
untuk mengontrol bola, mengatur tempo permainan, mengalihkan laju
permainan dan memudahkan untuk passing. Dilihat dari perkenaan
bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk menghentikan
bola adalah kaki, paha dan dada.Menurut Sucipto (2000: 22-27)
Bagian kaki yang bias digunakan untuk menghentikan bola adalah
sebagai berikut:
1) Mengontrol bola dengan kaki bagian dalam
Mengontrol bola dengan kaki bagian dalam pada umumnya
digunakan untuk mengontrol bola yang datangnya menggelinding,
bola pantul ke tanah dan bola di udara sampai setinggi paha.
2) Mengontrol bola dengan kaki bagian luar
Mengontrol bola dengan kaki bagian luar pada umumnya
digunakan untuk mengontrol bola yang datangnya menggelinding,
bola pantul ke tanah dan bola di udara sampai setinggi paha.
13
3) Mengontrol bola dengan punggung kaki
Mengontrol bola dengan punggung kaki pada umumnya digunakan untuk
mengontrol bola yang datangnya menggelinding, bola pantul ke tanah
dan bola di udara sampai setinggi paha.
4) Mengontrol bola dengan telapak kaki
Mengontrol bola dengan telapak kaki pada umumnya digunakan untuk
mengontrol bola yang datangnya menggelinding, bola pantul ke tanah
dan bola di udara sampai setinggi paha.
5) Mengontrol bola dengan paha
Mengontrol bola dengan paha pada umumnya digunakan untuk
mengontrol bola di udara sampai setinggi paha.
6) Mengontrol bola dengan dada
Mengontrol bola dengan paha pada umumnya digunakan untuk
mengontrol bola di udara sampai setinggi dada.
c) Menggiring Bola (driblling)
Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran,
melewati lawan, dan menghambat permainan. Cara melakukan menggiring
yang dikutip dari Herwin (2004: 36) adalah sebagai berikut,
1) Dribbling menghadapi tekanan lawan, bola harus dekat dengan kaki
ayun atau kaki yang akan melakukan dribbling, artinya sentuhan
terhadap bola sesering mungkin atau banyak sentuhan.
2) Sedangkan bila di daerah bebas tanpa ada tekanan lawan, maka
sentuhan bola sedikit dengan diikuti gerakan lari yang cepat.
14
Menurut Sucipto (2000: 28-31) Menggiring bola bertujuan antara lain
untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan dan menguasai
permainan. Bagian kaki yang biasa digunakan untuk menghentikan bola
adalah sebagai berikut:
1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam.
Menggiring bola dengan kaki bagian dalam digunakan untuk
melewati/mengecoh lawan.
2) Menggiring bola dengan kaki bagian luar
Menggiring bola dengan kaki bagian luar digunakan untuk
melewati/mengecoh lawan.
3) Menggiring bola dengan punggung kaki
Menggiring bola dengan punggung kaki digunakan untuk
melewati/mengecoh lawan.
d) Menyundul Bola (heading)
Menurut Herwin (2004: 42), gerakan menyundul bola melibatkan seluruh
tubuh dengan posisi melengkung, leher ditegangkan, perkenaan bola tepat
pada dahi, mata terbuka, kepala di dorong ke depan atau samping, dan
menjaga stabilitas dengan kedua tangan disamping badan.
Menurut Sucipto (2000: 32-34) Menyundul bola pada hakekatnya
memainkan bola dengan kepala. Tujuan menyundul bola dalam
permainan sepakbola adalah mengumpan, mencetak gol dan untuk
mematahkan serangan lawan/membuang bola. Umumnya dilakukan saat
15
datangnya bola maksimal setinggi kepala, menurut Sucipto (2000:33-34)
gerakan menyundul adalah sebagai berikut:
1) Menyundul bola sambil berdiri
Menyundul bola sambil berdiri pada umumnya dilakukan manakala
datangnya bola maksimal setinggi kepala.
2) Menyundul bola sambil meloncat/melompat
Menyundul bola sambil melompat/meloncat pada umumnya dilakukan
datangnya bola di luar jangkauan, baik secara vertical ataupun
horisontal.
e) Merampas Bola (tackling)
Herwin (2004: 46) mengatakan, tujuan merebut bola adalah untuk
menahan lajunya pemain menuju gawang pemain bertahan, menunda
permainan yang cepat, menggagalkan serangan, dan menghalau bola
keluar lapangan permainan. Cara merebut bola bisa dilakukan dengan
berdiri, melayang atau sambil menjatuhkan tubuh baik dari depan maupun
samping pemain, dan perhitungkan waktu yang tepat agar bola benar-
benar dapat direbut dan bukan merupakan sebuah pelanggaran.
Menurut Sucipto (2000: 34-35) merampas bola merupakan upaya untuk
merebut bola dari penguasaan lawan. Merampas bola dapat dilakukan
sebagai berikut:
16
1) Merampas bola sambil berdiri
Merampas bola sambil berdiri pada umumnya dilakukan jika bola masih
dalam jangkauan kaki. Merampas bola sambil berdiri dapat dilakukan dari
arah samping dan arah depan.
2) Merampas bola sambil meluncur
Merampas bola sambil meluncur pada umumnya dilakukan jika di luar
jangkauan kaki. Merampas bola sambil meluncur dapat dilakukan dari arah
samping dan arah depan.
C. Klasifikasi Pembinaan Sepakbola Indonesia
Dalam pengelolaan dan pelaksanaan program latihan ada beberapa unur yang
menunjang dalam pembinaan prestasi olahraga sepakbola, yaitu :
1) Pengelolaan Program
Dalam pengelolaan program pembinaan sepakbola ada beberapa unsur
yaitu : 1) Warga belajar atau pemain, 2) Pelatih, 3) Penyelenggara, 4)
Sarana dan Prasarana, 5) Program latihan, 6) Jadwal latihan, 7) Dana
pembinaan, dan 8) Motivasi latihan.
2) Pelaksanaan Program
Dalam pelaksanaan program pembinaan ada aspek yang menentukan
dalam pencapaian prestasi antara lain :
a) Persiapan
Perencanaan program latihan merupakan aspek yang menentukan
pelaksanaan program untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dalam
persiapan diperlukan informasi atau data yang lengkap mengenai
calon atlet, pelatih pengurus, dan perlengkapan sarana. Dari setiap
17
calon atlet perlu diketahui kondisi umum, minat, dan bakat yang
sudah dimiliki.
b) Perumusan Tujuan Pembinaan
Sebelum menyusun program latihan terlebih dahulu menentukan
tujuan program pembinaan secara umum yang disesuaikan dengan
kemampuan atlet, pelatih, dan sarana yang ada. Dalam perumusan
tujuan ini diperlukan informasi dari hasil identifikasi yang lengkap
mengenai kemampuan calon atlet, pelatih, dan pengurus. Dengan
demikian program latihan yang disusunkan mengecu pada tujuan yang
ingin dicapai. Pada dasarnya tujuan sepakbola terdiri dari latihan
kondisi fisik dan latihan teknik, taktik, dan strategi.
c) Perumusan Tujuan Program Latihan
Tujuan program latihan yang ingin dicapai dalam pembinaan
sepakbola meliputi 3 tahap tujuan yaitu :
Tujuan tahap satu yaitu meningkatkan kemampuan kondisi fisik,
teknik bermain sepakbola dan menyiapkan atlet untuk latihan
yang lebih maju pada tahap berikutnya.
Tujuan tahap kedua yaitu memepertahankan kondisi fisik,
meningkatkan dan mengembangkan penguasaan keterampilan
dalam situasi latihan atau pertandingan serta memiliki prestasi
pada pertandingan yang diikuti.
Tujuan tahap ketiga yaitu menghilangkan kelelehan fisik dan
mental serta menyiapkan atlet memasuki pada tahap persiapan
latihan berikutnya.
18
Dalam program latihan pada Sekolah Sepakbola (SSB) dengan menggunakan
program periodesasi latihan. Perkembangan fisik dan mental, pembinaan serta
peningkatan prestasi hanya dapat dikembangkan melalui suatu program
latihan jangka panjang yang berarti perkembangan tersebut membutuhkan
waktu yang lama (sekitar 8-10 bulan), maka jadwal latihan harus terbagi
dalam beberapa tahapan atau musim latihan.
Menurut Tohar (2002:39) tahapan dasar untuk atlet pemula, pada tahapan
dasar pelatih harus mengetahui perkembangan anak pada masa tersebut,
untuk memberikan beban latihan yang sesuai. Dalam hal ini pemberian beban
latihan pada program latihan di SSB yang ada di Kabupaten Kendal
disesuaikan dengan kelompok umur masing-masing atlet.
D. Organisasi
Menurut Mansoer dalam Septiana (2013:9) Organisasi yaitu suatu kesatuan
yang mempunyai struktur kerja yang sistematis. Setiap Organisasi baik
pemerintah mapun organisasi swasta tentu berdasarkan rencana-rencana yang
ada. Sebagaimana diketahui bahwa organisasi merupakan suatu wadah bagi
terlaksananya kegiatan dalam rangka mencapai tujuan. Ada tiga ciri
organisasi yaitu : (1) organisasi harus mempunyai tujuan khusus yang hendak
dicapai, (2) organisasi terdiri atas susunan sekolompok orang dan pekerjaan,
(3) organisasi mengembangkan suatu struktur yang dirancang sedemikian
rupa sehingga jelas batas-batas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh
setiap peserta organisasi dalam mereka bertingkah laku, berbuat dan
melakukan pekerjaan.
19
1) Pengertian Umum Organisasi
Organisasi merupakan suatu wadah bagi terlaksananya kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan. Guna mempermudah pengertian organisasi dapat kiranya
disusun definisi organisasi secara sederhana dan jelas. Secara umum dapat
dikatakan bahwa organisasi merupakan proses untuk merancang struktur
formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atas
pekerjaan diantara para anggota organisasi.
a) Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme formal
bagaimana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan
kerangka dan disusun perwujudan pola tetap hubungan-hubungan
diantaranya fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi maupun orang-orang
yang menunjukkan kedudukan tugas wewenang dan tanggung jawab
yang berbeda-beda dalam organisasi.
Adapun faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi
yaitu 1) Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya, 2) Anggota dan
orang-orang yang terlibat dalam organisasi, 3) ukuran organisasi, besar
kecilnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya
akan sangat mempengaruhi struktur organisasi.
b) Bagan Organisasi
Meskipun struktur organisasi disusun dengan lengkap, namun struktur ini
belum dapat dibaca secara jelas mengenai besar kecilnya organisasi.
Salah satu bentuk badan organisasi. Salah satu bentuk badan organisasi
20
menurut Henry G. Hodges yang dikutip oleh Handoko (2001:175)
sebagai berikut :
Gambar.1. Bentuk Bagan Organisasi (Handoko: 2001)
2) Organisasi Olahraga
Organisasi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kegiatan
yang bergerak di bidang olahraga. Organisasi sebagai wadah kegiatan
olahraga diadakan untuk mencapai tujuan olahraga dan menangani seluk
beluk olahraga dalam rangka mencapai prestasi yang maksimal. Peranan
organisasi di dalam kegiatan olahraga telah diatur dengan pembagian
tugas secara sistematis, sehingga dapat diharapkan akan memperlancar
pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Kegiatan olahraga
termasuk juga pendidikan jasmani yang mengandung misi untuk
mencapai tujuan pendidikan, memerlukan manajemen yang baik.
Organisasi olahraga, lebih-lebih pendidikan jasmani dihadapkan dengan
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Seksi-seksi
Bendahara
Seksi-seksi
21
kekurangan yang kronis, lemahnya dukungan, kecilnya dana yang disediakan,
dan kesulitan lain untuk menumbuhkan programnya. Maka kemampuan
manajerial sangat dibutuhkan yang intinya adalah pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen ( Lutan, 2000:8-9).
E. Prestasi
Prestasi olahraga pada hakikatnya merupakan kebanggaan nasional karena itu
perlu terus dikembangkan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat
bangsa. Hal ini menurut upaya pemanduan bakan dan pembibitan agar
diperoleh calon atlet berbakat dan berpotensi di dalam olahraga prestasi.
Untuk mendapatkan prestasi yang maksimal perlu usaha kerjasama dari
semua pihak. Prestasi disebut baik, bilamana hasil yang diperoleh dari hari ini
lebih baik dari hasil kemarin (sebelumnya) dan harus ditingkatkan hingga
tercapai suatu hasil maksimal yang ditargetkan.
Pencapaian prestasi yang tinggi memerlukan suatu tahapan yang didukung
faktor penunjang organisasi yang baik, didukung sarana dan prasarana yang
memadai, system pembinaan yang baik dan terarah, tersedianya dan yang
cukup, dukungan kebijakan pemerintah yang terarah dan berlanjut serta
adanya koordinasi yang terkait dalam pembinaan olahraga.
1. Faktor Pendukung Prestasi
Usaha mencapai prestasi merupakan usaha yang multikomplek yang
melibatkan banyak faktor baik internal maupun eksternal, kualitas latihan
merupakan penopang utama tercapainya prestrasi olahraga, sedangkan
kualitas lataihan itu sendiri ditopang oleh faktor internal yakni
22
kemampuan atlet (bakat dan motivasi) serta faktor eksternal (Irianto,
2002:8)
a) Faktor Internal (Atlet)
Faktor internal merupakan pendukung utama tercapainya prestasi
atlet, sebab faktor ini memberikan dorongan yang lebih stabil dan kuat
yang muncul dari dalam diri atlet itu sendiri, yang meliputi:
1) Bakat : yakni potensi seseorang yang dibawa sejak lahir
2) Motivasi : yakni dorongan meraih prestasi baik intrinsic maupun
ekstrinsik.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan penguat yang berpengaruh terhadap
kualitas latihan yang selanjutnya akan mempengaruhi prestasi. Faktor
tersebut meliputi:
1) Pelatih
Suatu cabang olahraga untuk mendapatkan olahraga yang
maksimal tidak lepas dari peranan seorang pelatih, dimana tugasa
dari seorang pelatih tidak hanya membina atau melatih pemain
dalam berlatih pemain dalam berlatih akan tetapi lebih dari itu
seorang pelatih harus mengetahui karakteristik atau kejiwaan
seorang pemain atau atlet yang dibinanya. Pelatih harus dapat
bertindak tegas dan tepat.
Kemampuan baik yang berupa pengetahuan, keterampilan cabang
olahraga maupun cara melatih yang efektif mutlak untuk dikuasai
setiap pelatih. Pelatih merupakan model yang menjadi contoh dan
23
panutan bagi anak didiknya terutama atlet-atlet yunior atau
pemula, sehingga segala sesuatu yang dilakukan selalu menjadi
sorotan atlet dan masyarakat pada umumnya. Oleh sebab itu
seorang pelatih dituntut untuk dapat bersikap dan perilaku yang
baik sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat
(Rubianto,2007:12)
2) Fasilitas
Untuk menunjang prestasi diperlukan dukungan fasilitas baik fisik
maupun non fisik. Fasilitas fisik antara lain : peralatan, dana,
teknologi, organisasi, manajemen. Fasilitas non fisik meliputi:
perhatian, motivasim suasana yang kondusif.
3) Hasil riset
Temuan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan metodologi latihan.
Untuk itu pelatih maupun olahragawan dituntut untuk memiliki
kemampuan untuk membaca dan menerangkan hasil-hasil riset
dalam proses melatih. Hasil-hasil riset tersebut dapat diketemukan
pada buku-buku referensi, jurnal maupun internet.
4) Pertandingan
Pertandingan atau kompetisi merupakan muara dari pembinaan
prestai, dengan kompetisi dapat dipergunakan sarana
mengevaluasi hasil latihan serta meningkatkan kematangan
bertanding atletnya.
24
F. Pembinaan Prestasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:78) menjelaskan bahwa
pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Dalam suatu organisasi atau perkumpulan olahraga harus ada pembinaan
yang nantinya dapat menghasilkan suatu prestasi yang bagus, dan diharapkan
dalam pembinaan harus melihat pada setiap individu pemain atau atlet baik
dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk mencapai prestasi yang
setinggi-tingginya maka usaha pembinaan atlet harus dilaksankaan dengan
menyusun strategi dan perencanaan yang rasional sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas atlet serta mempunyai program yang jelas. Hal ini
penting agar pemain atau atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai
prestasi. Upaya untuk meraih prestasi perlu perencanaan yang sistematis,
dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, mulai dari
permasalahan, pembibitan, dan pembinaan hingga mencapai puncak prestasi
(Irianto, 2002:27)
Pada pembinaan prestasi sepakbola di sekolah sepakbola (SSB) Se-
Kabupaten Kendal seorang atlet harus mempunyai kualitas yang baik dalam
latihan. Maka dalam pencapaian tujuan pembinaan prestasi suatu cabang
olahraga tidak lepas dari sistem pembinaan, program pembinaanm sarana
prasarana yang menunjang serta adanya dana untuk menunjang proses
pembinaan.
25
Dari gambar di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam pencapaian prestasi
olahraga yang maksimal dibutuhkan tahap-tahap yang berkelanjutan seperti
berikut :
Pembibitan
Pemassalan
Gambar 2.2. Sistem Piramida Pembinaan Presitasi(Sumber : Irianto 2002 : 27)
Menurut Irianto (2002:27) upaya untuk meraih prestasi perlu perencanaan
yang sistematis, dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, mulai dari
pemassalan, pembibitan dan pembinaan hingga mencapai puncak prestasi.
Untuk mencapai suatu sasaran prestasi olagraha yang berkualitas maka
diperlukan adanya suatu kerja keras, keterkaitan dan keterpaduan dari semua
pihak untuk membantu dan bekerja sama. Diharapkan supaya suatu
pembinaan dapat berjalan sesuai yang diinginkan secara maksimal dan
mencapai puncak prestasi yang tinggi.
a) Pemassalan
Pemassalan adalah mempolakan keterampilan dan kebugaran jasmani
atlet secara multilateral dan spesialisasi. Pemassalan merupakan dasar
pokok gerakan olahraga. Sehingga dengan adanya peningkatan paya panji
Pematangan
26
olahraga, yaitu memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat merupakan salah satu wujud pemassalan olahraga.
Tujuan dari pemassalan adalah melibatkan sebanyak-banyaknya atlet
dalam olahraga prestasi, sehingga timbul kesadaran akan pentingnya
olahraga prestasi sebagai bagian dari upaya peningkatan prestasi olahraga
secara nasional.
b) Pembibitan
Pembibitan adalah upaya yang diterapkan untuk menjaring atlet berbakat
dalam olahraga prestasi yang diteliti secara terarah dan intensif melalui
orang tua, guru, dan pelatih pada suatu cabang olahraga. Tujuan
pembibitan adalah untuk menyediakan calon atlet berbakat dalam
berbagai cabang olahraga prestasi, sehingga dapat dilanjutkan dengan
pembinaan yang lebih intensif, dengan sistem yang inofatif dan mampu
memanfaatkan hasil riset ilmiah serta perangkat teknologi modern.
Menurut Cholik yang dikutip oleh Irianto (2002:29), beberapa indikator
yang perlu diperhatikan sebagai cerita untuk mengidentifikasi dan
menyeleksi bibit atlet berbakat secara obyektif antara lain :
1. Kesehatan (pemeriksaan medis, khususnya system kardiorespiorasi dan
system otot saraf)
2. Antropometri (tinggi dan berat badan, ukuran bagian tubuh, lemak
tubuh dll)
3. Kemampuan fisik (speed power, koordinasi, Vo2 max)
4. Kemampuan psikologis (sikap, motivasi, daya toleransi)
5. Keturunan
27
6. Lama latihan yang telah diikuti sebelumnya dan adakah peluang untuk
berkembang.
7. Maturasi
Setelah adanya suatu pemassalan dan pembibitan, untuk mencapai suatu
prestasi yang baik maka dilanjutkan dengan pembinaan. Pembinaan
diarahkan melalui latihan yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak, dalam hal ini pelatih sangatlah berperan penting.
Untuk mendapatkan atlet-atlet yang berbakat untuk ditingkatkan
prestasinya ketiga komponen tersebut tidak dapat dipisahkan. Bila tidak
dilaksanakan salah satu komponen, akan mendapatkan hasil yang tidak
diharapkan/maksimal.
c) Prinsip Pembinaan Seutuhnya
Pembinaan Prestasi adalah megnorganisasikan atau cara mencapai suatu
tujuan, teori atau spekulasi terhadap suatu prestasi. Prestasi terbaik hanya
akan dapat dicapai bila pembinaan dapat dilaksanakan dan tertuju pada
aspek-aspek melatih seutuhnya mencakup kepribadian atlet, kondisi fisik,
keterampilan taktik, keterampilan teknik dan kemampuan mental (Lutan,
2000:32).
Dalam pembinaan sepakbola untuk tujuan prestasi yang dipersiapkan
untuk suatu kegiatan tingkat sekolah, instansi, daerah, nasional dan
internasional, menggunakan system piramida yang komponen-
komponennya terdiri dari pemassalan, pembibitan, dan peningkatan
prestasi.
28
Menurut Lutan (2000 : 32-36), prestasi hanya akan dicapai bila
pembinaan dapat dilaksanakan dan tertuju pada aspek-aspek pelatihan
seutuhnya mencakup :
1) Kepribadian Atlet
Istilah keperibadian atlet dalam petunjuk operasional ini adalah
Sejumlah ciri unik dari seorang atlet. Untuk dapat berprestasi dalam
olahraga, dibutuhkan sifat-sifat tertentu yang sesuai dengan tuntutan
cabangny, yaitu 1) sikap positif, 2) loyal terhadap kepemimpinan, 3)
rendah hati, 4) semangat bersaing, dan berprestasi.
2) Pembinaan kondisi fisik
Pembinaan kondisi fisik tertuju pada komponen kemampuan fisik
yang dominan untuk mencapai prestasi. Di samping terdapat
kebutuhan yang bersifat umum, setiap cabang olahraga juga
memerlukan pembinaan komponen kondisi fisik yang spesifik.
3) Keterampilan teknik dan latihan koordinasi
Pembinaan keterampilan teknik tertuju pada penguasaan keterampilan
teknik yang rasional dan ekonomis dalam suatu cabang olahraga, bila
kekuatan stamina, dan kecepatan yang sudah berkembang, maka atlet
dapat mengalami peningkatan dalam penguasaan keterampilan teknik.
4) Latihan taktik
Latihan taktik tertuju pada peningkatan keterampilan taktis. Untuk itu
atlet harus mampu memanfaatkan kondisi fisik, keterampilan, dan
kondisi psikologis guna merespon kekuatan atau kelemahan lawannya
29
secara efektif. Selain itu agar ia mampu beradaptasi dengan situasi
kompetensi secara keseluruhan.
5) Latihan mental
Latihan mental tertuju pada kemampuan mental, karena ditaksir sekitar 90-
95% variasi prestasi sebagai pengaruh kemampuan mental.
Kelima aspek itu merupakan satu kesatuan yang utuh. Bila salah satu
terlalaikan, berarti pelatihan tidak lengkap. Keunggulan adalah salah satu
aspek akan menutupi kekurangan pada aspek lainnya, dan setiap aspek akan
berkembang dengan memakai metode yang spesifik.
Dalam program pembinaan prestasi olahraga, ada beberapa kegiatan dasar
yang dilaksankaan dalam proses pembinaan atlet dalam pencapaian puncak
prestasi.
1) Sistem pelatihan
Bentuk perkembangan dari system latihan harus dapat dibuat model
latihan jangka panjang yang diterapkan olah semua pelatih. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1996) sistem berarti perangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas. Pelatihan berarti
proses, cara, perbuatan melatih, kegiatan atau pekerjaan melatih. Jadi
system pelatihan merupakan proses yang secara teratur yang saling
berkaitan dengan kegiatan melatih. Kepelatihan merupakan usaha atau
kegiatan member perlakuan untuk atlet agar pada akhirnya atlet dapat
mengembangkan diri sendiri dan meningkatkan bakat, kemampuan,
keterampilan, kondisi fisik, pengetahuan, sikap-sikap, penguasaan emosi
serta kepribadian pada umumnya (Rubianto ,2007:10)
30
2) Program latihan
Menurut Marro dikutip oleh Tohar (2002:31). Program latihan adalah
suatu petunjuk atau pedoman yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan
masa mendatang yang telah ditetapkan. Adapun manfaat program latihan
yaitu :
a) merupakan pedoman kegiatan yang mengorganisir untuk mencapai
prestasi puncak suatu cabang olahraga.
b) Untuk menghindari faktor-faktor kebetulan dalam mencapai prestasi
puncak suatu olahraga.
c) Efektif dan efisien dalam penggunaan waktu, dana, tenaga, untuk
mencapai tujuan.
d) Untuk mengetahui hambatan-hambatan dengan cepat dan menghindari
pemborosan, waktu, dana, dan tenaga.
e) Mempertegas arah dan tujuan yang ingin dicapai.
f) Sebagai alat control terhadap pencapaian sasaran.
3) Dukungan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) dukungan berarti
sokongan/bantuan, jadi dukungan merupakan bentuk bantuak pemerintah
atau swasta dalam pengembangan keolahragaan. Dukungan pemerintah
terutama pemerintah daerah untuk mengembangkan olahraga bisa
dilakukan dengan berbagai cara :
Membentuk dan mempertahankan kantor dinas olahraga di daerah.
Program pembinaan prestasi dalam proyek garuda emas terus
didukung untuk pembinaan SDM daerah.
31
Dukungan penyelenggraan daerah, nasional, internasional.
Koordinasi intensif dan sinergis antara KONI daerah, Pemda dan
DPRD dalam program pembinaan olahraga.
a) Sarana dan pra sarana
Sarana dan prasarana atau fasilitas merupakan hal yang harus dipenuhi
oleh suatu organisasi olahraga. Kemajuan atau perbaikan dan
penambahan jumlah fasilitas yang ada akan menunjang suatu
kemajuan prestasi dan paling tidak dengan fasilitas yagn memadai
akan meningkatkan prestasi.
Fasilitas dapat pula diartikan kemudahan dalam melaksanakan proses
melatih yang meliputi peralatan dan perlengkapan tempat latihan.
Dengan demikian fasilitas sangat dibutuhkan karena merupakan
sesuatu yang dipakai untuk memperoleh atau memperlancar jalannya
kegiatan dalam pencapaian peningkatan prestasi.
b) Instansi atau lembaga terkait
Untuk meningkatkan mekanisme dan kinerja komponen pembinaan
yang terlibat dalam upaya meningkatkan prestasi.
c) Dana
Dana yang diperoleh hanya murni dari iuran pokok anggota atau atlet
setiap bulan, klub tidak bekerja sama dengan sponsor maupun
departemen/ instansi terkait.
32
Untuk mencapai prestasi yang setinggi tingginya maka usaha pembinaan
atlet harus dilaksanakan dengan menyusun strategi dan perencanaan yang
rasional sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas atlet serta mempunyai
program yang jelas. Dukungan juga sangat diperlukan dalam olahraga,
khususnya sepakbola. Selain dukungan moril, juga diperlukan dana untuk
menghidupi jalannya organisasi.
G. Manajemen
Dalam pencapaian tujuan suatu organisasi olahraga tidak lepas dengan adanya
manajemen pengelolaan dalam organisasi. Manajemen dalam hal ini dapat
didefinisikan sebagai proses yang berkenaan dengan pengarahan atau
penggerak satu kelompok orang yang melakukan kegiatan mencapai tujuan
organisasi.
Manajemen adalah pemanfaatan sumber daya secara efisien. Manajemen
yang baik, efektif, dan efisien diharapkan pula oleh masyarakat tidak hanya
terjadi dalam organisasi perusahaan,tetapi dalam organisasi pemerintah dan
sosial yang bersifat tidak mencari laba (Mansoer, 1989:5). Efektif berarti
pencapaian tujuan dan penggunaan peralatan yang tepat, efisien adalah
melakukan pekerjaan dengan benar. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa
manajemen penting sekali untuk semua bidang yang berkenaan dalam
organisasi dalam bentuk apapun, yang berorientasi pada keuntungan maupun
bersifat pada pelayanan.
1) Peranan Manajemen
Peranan manajemen sangat penting sekali tidak hanya dalam perusahaan
bisnis, tetapi dalam kenegaraan dan organisasi sosial seperti rumah sakit,
33
sekolah, klub, memerlukan manajemen untuk mencapai tujuan mereka.
Sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen dibutuhkan dan diperlukan
oleh semua bentuk organisasi.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang pentingnya peranan
manajemen adalah 1) Untuk mencapai tujuan, 2) Untuk menjaga
keseimbangan antara pihak yang berkepentingan, dan 3) memperoleh
efisiensi dan efektifitas, efektifitas adalah kemampuan untuk memilih
tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2) Fungsi Manajemen
Menurut Terry (2006:25) dalam bukunya prinsip-prinsip manajemen,
terdapat fungsi-fungsi manajemen sebaai berikut :
a) Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan kegiatan, selanjutnya apa
yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan
berawal dari perumusan tujuan, tujuan itu didapat mencakup liputan
yang luas, seperti aspek ekonomi, layanan dan dimensi sosial
organisasi.
b) Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimilikinya
dan lingkungan yang mencakupinya. Setelah menetapkan tujuan-tujuan
dan menyusun rencana atau program untuk pencapaiannya, maka perlu
34
merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat
melaksankaan berbagai program tersebut secara sukses.
c) Penyusunan (staffing)
Penyusunan personalia adalah penarikan, seleksi, dan penempatan, serta
pemberian orientasi dan pemberian pendidikan dan pelatihan kepada
para karyawan dalam lingkungan yang menguntungkan dan produktif.
Dalam pelaksanaan fungsi ini manajemen menentukan persyaratan-
persyaratan mental, fisik, dan emosional untuk jabatan yang ada melalui
analisa jabatan. Fungsi ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti penilaian
karyawan dan bahkan pemecatan.
d) Kepemimpinan (actuating)
Kepemimpinan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Fungsi
kepemimpinan dalam manajemen yaitu 1) Fungsi yang berhubungan
dengan tugas atau pemecahan masalah, dan 2) fungsi pemeliharaan
kelompok atau sosial.
e) Pengawasan (controlling)
Pengawasan adalah proses performa organisasi untuk memastikan
bahwa jalannya organisasi sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Fungsi pengawasan dasarnya mencakup empat unsur,
yaitu : 1) penetapan standar pelaksanaan, 2) penentuan ukuran
pelaksanaan, 3) pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkan
dengan standar yang telah ditetapkan, 4) pengambilan tindakan
35
koreksi yang diperlukan bila pelaksanaannya menyimpang dari standar.
3) Manajemen Olahraga
Manajemen olahraga menunjukkan peranan penting dalam pengelolaan
kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga. Dalam pembinaan olahraga
pada umumnya memerlukan kemampuan manajerial guna mencapai
tujuan tercapainya pembinaan olahraga tersebut. Dalam pengertian
sempit, pembinaan harus terlaksana berdasarkan perencanaan yang
terbagi-bagi menjadi perencanaan jangka panjang, menengah, dab
pendek. Dalam pengertian luas, manajemen dibutuhkan untuk
mengintegasikan berbagai aspek, tidak hanya kepentingan teknik dan
taktik saja tetapi juga aspek ekonomi dan komunikasi.
Harsuki (2003:117) menyebutkan bahwa manajemen olahraga adalah
perpaduan antar ilmu manajemen dan ilmu olahraga. Istilah manajemen
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk memperoleh suatu hasil dalam
rangka pencapaian tujuan dengan melalui kegiatan orang lain.
Menurut pakar olahraga, manajemen olahraga di Indonesia pada dasarnya
dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu manajemen olahraga
pemerintah dan manajemen non pemerintah (swasta). Manajemen
olahraga pemerintah adalah kegiatan manajemen yang saat ini
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan
Nasional dengan jajaran baik pusat maupun daerah. Sedangkan
manajemen swasta adalah manajemen yang dilakukan dalam institusi
olahraga non kepemerintahan seperti KONI dengan seluruh anggotanya,
36
yaitu induk organisasi cabang olahraga serta perkumpulan-perkumpulan
olahraga yang menjadi anggota organisasi induk olahraga tersebut.
Nilai suatu organisasi adalah tergantung dari orang-orang yang mengatur
dan menyusunnya. Organisasi yang menganggap remeh sumber daya
manusianya maka organisasi tersebut tidak akan mendapat hasil yang
terbaik. (Harsuki, 2003:166).
Dari uraian di atas bahwa untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari
suatu organisasi atau klub olahraga, maka peran sumber daya manusia
yang terlibat dalam pengelolaan klub sangat penting. Unsur-unsur
tersebut harus bersatu dalam suatu sistem, bekerja sama untuk mencapai
tujuan klub.
37
H. Penelitian Yang Relevan
1) Penelitian yang dilakukan oleh Dena Septiana Putra (2012) dengan judul “
Survei Pembinaan Presatsi Sekolah Sepakbola (SSB) Se-Kabupaten
Kendal”. SSB Se-Kabupaten Kendal merupakan wadah sepakbola di
Kabupaten Kendal yang memiliki konsistesi yang baik dalam upaya
pembinaan prestasi sepakbola serta mempunyai prestasi yang baik di
tingkat karesidenan maupun provinsi walaupun dengan sarana prasarana
dan organisasi seadanya. Peneliti tertarik untuk meneliti tentang proses
pembinaan prestasi Sekolah Sepakbola Se-Kabupaten Kendal.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah
pembinaan prestasi Sekolah Sepakbola Se-Kabupaten Kendal. Tujuan
penelitian ini adalah Untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan prestasi
olahraga yang dilaksanakan oleh SSB Se-Kabupaten Kendal.
Sumber data penelitian ini meliputi informan, tempat kesekretariatan, dan
lapangan sepakbola, serta dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif naturalistik. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, metode
observasi, dan metode dokumentasi. Validitas data dengan teknik
triangulasi. Analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini
adalah SSB se-Kabupaten Kendal sedangkan sample yang diteliti
mencakup tiga SSB yaitu SSB Pusaka Satria, SSB Persik Putra, dan SSB
Talenta.
38
Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa, 1) pengelolaan organisasi
klub dijalankan seadanya, 2) perekrutan atlet dilakukan dengan cara calon
atlet mendaftar dengan menyerahkan uang pendaftaran dan foto kopi akta
kelahiran, 3) pelatih SSB Se-Kabupaten Kendal memiliki sertifikat sebagai
pelatih dan kualitas pelatih, dan kualitas pelatih dapat dikatakan baik, 4)
program latihan telah dilakukan secara rutin, 5) sarana latihan yang
disediakan untuk umum cukup memadai, 6) prestasi yang diraih sangat
baik di tingkat kabupaten, karesidenan maupun tingkat provinsi.
Dari data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa, 1) pengelolaan
organisasi klub dijalankan seadanya, 2) perekrutan atlet dilakukan dengan
cara calon atlet mendaftar dengan menyerahkan uang pendaftaran dan foto
kopi akta kelahiran, 3) pelatih SSB Se-Kabupaten Kendal memiliki
sertifikat sebagai pelatih dan kualitas pelatih dan kualitas pelatih dapat
dikatakan baik, 4) pelaksanaan program latihan telah terprogram dan
terencana, 5) sarana dan prasarana yang dimiliki sudah cukup memadai, 6)
prestasi yang diperoleh sangat baik ditingkat kabupaten , karesidenan
maupun tingkat provinsi. Saran yang peneliti berikan adalah 1) Kepada
pengurus untuk lebih aktif mengelola manajemen agar lebih baik lagi, 2)
Kepada pelatih agar lebih tegas kepada para atletnya.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Ginanjar Prihantoro (2011) dengan judul
“Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi di klub panjat
tebing On-Sight Batang”. Populasi dalam penelitian ini adalah klub Panjat
Tebing On-Sight Batang yang meliputi atlet, pelatih dan pengurus. Teknik
39
pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling, meliputi
pengurus sebanyak 2 orang, pelatih 1 orang, dan atlet 10 orang. Teknik
pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Prosedur dalam penelitian ini analisis data
yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa dari
faktor Internal atlet memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti
latihan, sehingga pembentukan kondisi fisik, teknik, penguasaan taktik dan
mental tercipta dengan baik. Sedangkan untuk faktor Eksternal, pelatih
telah menjalankan tugastugasnya sebagai pelatih, pada organisasi
meskipun jumlah pengurus masih kurang namun proses organisasi dan
proses pembinaan prestasipun telah dijalankan dengan baik, sarana dan
prasarana yang dimiliki masih kurang dan banyak yang rusak, lingkungan
telah mendukung kegiatan-kegiatan klub meskipun perhatian pemerintah
daerah masih kurang, dan kompetisi telah terjadwal mulai dari tingkat
karesidenan, provinsi, nasional bahkan internasional.
Simpulan yang bisa diberikan adalah faktor internal menjadi faktor yang
dominan, sebagian besar atlet telah memiliki aspek-aspek seperti motivasi
berlatih yang tinggi, mental bertanding dan juara yang baik. Sedangkan
untuk faktor eksternal yang berpengaruh adalah faktor pelatih dan
organisasi/pengurus, komitmen dan loyalitas keduanya menjadi kunci
keberhasilan pembinaan prestasi dan pencapaian prestasi, meskipun
40
jumlah sumber daya manusia di dalamnya masih kurang sehingga
pemenuhan dana, sarana dan prasarana juga kurang. Faktor lingkungan
dan faktor kompetisi juga sudah berjalan dengan baik. Sehingga saran
yang bisa penulis berikan yaitu kepada semua atlet untuk selalu rajin
berlatih agar mampu meningkatkan prestasinya ditingkat daerah, nasional
maupun internasional. Kepada pelatih untuk bisa meningkatkan kualitas
kepelatihannya dengan mengikuti penataran pelatih. Dan kepada pengurus
untuk segera melakukan perekrutan pengurus serta meningkatkan
kerjasamanya dengan pihak luar untuk pemenuhan sumber dana dan
melengkapi sarana prasarana.
3) Penelitian yang telah dilakukan oleh Wahyu Ganish Orysatvyanto dengan
judul Managemen Pembinaan Olahraga Sepakbola di Klub PSIS Semarang
pada tahun 2012, Penelitian dilaksanakan di klub PSIS Semarang
merupakan penelitian kuantitatif, dengan pengolahan data secara deskriptif
presentase. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara,observasi
dan dokumentasi adapun subyek penelitian adalah seluruh manejemen
klub yaitu pemain,pelatih dan pengurus.
Hasil penelitian1) Manajemen klub PSIS Semarangmasuk dalam kategori
sedang.2)Pola Pembinaan yang dilaksanakan pada klub PSIS Semarang
masuk dalam kategori sedang.3)Prestasi klub PSIS Semarang masuk
dalam kategori sedang dimana hanya dapat mengakhiri kompetisi tahun
2011/2012 dengan finish di urutan ke 5 pada divisi utama grup 2.
41
Saran 1)Manajemen Klub Sepakbola PSIS Semarang masih perlu
pembenahan dan ditingkatkan khususnya dalam hal keterbukaan
manajemen keuangan,untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap manajemen yang pada akhirnya akan meningkat pula dukungan
masyarakat terhadap klub PSIS Semarang guna tercapainya prestasi yang
lebih baik pada masa yang akan datang.2)Pembinaan serta kompetisi Klub
Sepakbola anggota PSIS Semarang perlu lebih ditingkatkan lagi sehingga
kesinambungan regenerasi, serta ketersediaan pemain berkwalitas sebagai
pemain inti tim PSIS lebih terjamin, disamping itu dalam penetapan skuad
pemain agar diserahkan sepenuhnya kepada pelatih.diperlukan juga
adanya peningkatan dan pembenahan lapangan sehingga struktur serta
kondisi rumputnya mendukung peningkatan prestasi klub PSIS
Semarang.3) Untuk mengembalikan prestasi Klub PSIS Semarang supaya
pelatih memperhatikan serta meningkatkan porsi latihan,untuk tercapainya
kembalinya prestasi PSIS Semarang kembali ke kasta kompetisi tertinggi
Indonesia.
I. Kerangka Berfikir
Dalam upaya peningkatan prestasi yang telah ditargetkan diperlukan usaha
untuk mewujudkan rencana tersebut, dengan program pembinaan atlet
secara benar dan tepat. Melalui pedoman – pedoman yang berlaku,
sehingga apa yang telah diprogramkan akan dapat berhasil sesuai tujuan
dan mendapat prestasi yang membanggakan. Dalam upaya peningkatan
prestasi olahraga nasional,diperlukan adanya upaya penggalangan dan
peningkatan berbagai potensi yang ada seperti : SDM (Sumber Daya
42
Manusia),sarana dan prasarana dan seluruh potensi yang ada lainya.
Menurut KONI (1998: 5) dalam proyek Garuda Emas ada beberapa
kegiatan dasar yang dilaksanakan dalam proses pembinaan atlet untuk
mencapai prestasi yang tinggi, yaitu :
a). Pemassalan
Pemasalan adalah mempolakan keterampilan dan kebugaran jasmani
atlet seccra multilatera (menyeluruh) dan spesialisasi (atlet yang
memiliki keistimewaan dalam olahraga tertentu), yang bertujuan untuk
melibatkan sebanyak – banyaknya atlet dalam olahraga prestasi,
sehingga timbul minat dan motivasi dalam menunjukkan kemampuan
terbaiknya dalam upayanya meningkatkan prestasi olahraga dalam
bidang sepakbola.
b). Pembibitan
Menurut KONI (1998: B.7) pembibitan adalah upaya yang diterpakan
untuk menjaring atlet berbakat dalam olahraga prestasi, yang diteliti
secara terarah dan intensif melalui orang tua, guru, dan pelatih pada
sutau cabang olahraga, yang bertujuan untuk menyiadakan calon atlet
berbakat dalam berbagia canang olahraga prestasi, sehingga dapat
dilanjutkan dengan pembinaan yang lebih intensif lagi, dan dengan
sistem yang lebih inofatif serta mampu memanfaatkan hasil riset secara
ilmiah serta pernagkat teknologi modern yang ada.
43
c). Pemanduan Bakat
Pemanduat bakat sendiri didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan
oleh seorang pelatih dalam melihat kemampuan seorang atlet dari
latihannya maupun seleksi yang dilakukannya, sesuai dengan
kemampuan dan SDM (Sumber Daya Manusia) yang diperlukan sesuai
Kebutuhan guna mencapai prestasi yang setinggi – tingginya.
Tujuan dilakukannya pemanduan bakat adalah memperkirakan peluang
seorang atlet berpeluang menyerap program latihan yang diberikan
peatih untuk memperoleh prestasi yang telah dicanangkan.
d). Pembinaan
Pembinaan adalah usaha kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna
dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik (KONI,
1998:5).
44
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2009: 139),
penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya menggambarkan keadaan
atau status fenomena. di dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif.
Menurut Sugiyono (2012: 15). Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive
dan snowbaal, teknik pengumpulan data dengan trianggulasi (gabungan),
analisi data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisais. Dipilihnya pendekatan kualitatif
dalam penelitian ini didasarkan pada alasan bahwa permasalahan faktor-faktor
apa sajakah yang sangat mempengaruhi pembinaan prestasi sekolah sepakbola
Bina Bangsa Bandar Lampung.
Peneliti kualitatif deskriptif cenderung menganalisis data mereka dalam bentuk
kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi
kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti
45
persentasi. Data tersebut mencangkup transkip wawancara, catatan lapangan,
fotografi. Dalam pencarian mereka untuk pemahaman, peneliti kualitatif tidak
mereduksi halaman demi halaman dari narasi dan data lain kedalam simbol-
simbol numerik. Mereka mencoba menganalisis data dengan segala
kekayaannya sedapat dan sedekat mungkin dengan bentuk rekaman dan
transkipnya.
B. Tipe dan bentuk penelitian
Dilihat dari tipenya, Penelitian ini penulis menggunakan tipe deskriptif yaitu
suatu penelitian yang dimaksud untuk mengetahui pembinaan prestasi SSB
Bina Bangsa Bandar Lampung.
Dilihat dari Bentuknya, Bentuk penelitian yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini adalah penelitian lapangan yaitu penelitian yang menekankan
penggunaan data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan informan
terkait fokus penelitian sehingga dapat menemukan ruang lingkup tertentu.
Data tersebut dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian.
C. Sumber Data
Untuk mengumpulkan informasi yang diperoleh pada penelitian ini akan di
bahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode data yang digunakan
sebagai berikut
Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden atau
objek yang diteliti atau ada hubungannya dengan objek yang diteliti. Data yang
46
diproleh oleh penulis berasal dari beberapa sumber baik primer maupun
sekunder. Data yang berkaitan dengan manajemen pembinaan prestasi SSB
Bina Bangsa Bandar Lampung.
Data Sekunder
Selain data primer sebagai pendukung, dalam penelitian ini penulis juga
memproleh lewat pihak lain secara tidak langsung diperoleh peneliti dari
subjek penelitian. Data ini dapat berwujud dokumentasi atau data laporan yang
telah tersedia. Adapun data sekunder yang digunakan dalam pembahasan ini
adalah literatur kepustakaan tentang permasalahan manajemen pembinaan
prestasi SSB Bina Bangsa Bandar Lampung.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memproleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu :
Menetapkan batasan-batasan penelitian.
Mengumpulkan informasi melalui pengamatan, wawancara, dokumen dan
bahan-bahan visual.
menetapkan aturan untuk mencatat informasi.
47
Adapun prosedur pengumpulan data yaitu :
a) Metode Observasi (Pengamatan)
Observasi yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. “Observasi
ilmiah adalah perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan
maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya, dan
menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.” memungkinkan peneliti
merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga
memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data.
b) Metode Interview (Wawancara)
Interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling
berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta
informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar di sekitar
pendapat dan keyakinannya.” Menurut Nasution (2003:73), tujuan wawancara
untuk “mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain,
bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang dapat kita ketahui
melalui observasi. Dalam kebanyakan studi yang berhubungan dengan ilmu
humaniora, peneliti dapat mengemukakan bahwa teknik wawancara pribadi
merupakan instrumen yang paling baik untuk memperoleh informasi.
Walaupun kita dapat memperoleh hakikat atau pendekatan tertentu melalui pos
atau telpon, kecuali itu ada sebagian data yang tidak mungkin diperoleh kecuali
melalui wawancara tatap muka. Dalam berbagai hal peneliti menyadari
48
pentingnya pendapat dan mendengar suara dan perkataan orang tentang topik
penelitian.
c) Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. Arikunto (2009:236) mengatakan
bahwa “metode dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data
mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan transkrip, buku, surat kabar,
majalah.
Data yang diperoleh dari metode dokumen dapat menjadi narasumber bagi
peneliti selain wawancara dan observasi. Dalam melakukan pengamatan dapat
pula peneliti mengadakan pola sendiri dengan meliputi keseluruhan situasi.
Pengamatan dapat dilakukan dengan mempelajari ketiga dimensi utama situasi,
yakni lokasi (lingkungan sekolah, rumah), ekonomi, pelaku (lingkungan
manusia seperti responden, guru dan orang tua), dan kegiatan (proses belajar-
mengajar dan hal-hal yang berkaitan)
E. Metode Analisi Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, meyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
49
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh
diri sendiri dan orang lain. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan
pada awal proses penelitian serta pada akhir penelitian.
a) Reduksi Data
Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan
merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitik beratkan pada hal-hal yang
dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah
pemahaman terhadap data yang telah terkumpul seningga data yang direduksi
memberikan gambaran lebih rinci.
b) Display Data
Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara
terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang
terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola
hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data
selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil
penelitian yang diperoleh.
c) Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan
makna terhadap data yang telah dianalisis.Demikian prosedur pengolahan data
dan analisis yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Dengan
tahap-tahap ini diharapkan penelitianyang dilakukan oleh penulis dapat
memperoleh data yang memenuhi kriteria kesahan suatu penelitian.
50
d) Triangulasi
Menurut Moleong (2001 : 46), Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak dignakan ialah pemeriksaan melalui sumber
lainnya. Menurut Denzim dalam Moleong (2001 : 67) membedakan empat
macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif.
Hal itu dapat dicapai dengan jalan :
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi.
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kondisi manajemen di SSB Bina Bangsa sudah berjalan cukup baik,
dikarenakan disamping sudah memiliki struktur Organisasi juga telah
memiliki program kerja jangka panjang maupun jangka pendek.
Disamping itu masing masing sudah menjalankan tugas pokok serta fungsi
yang menjadi tanggung jawab masing masing. Dalam pengelolaan
organisasi SSB Bina Bangsa dijalankan seadanya, karena masih banyak
kendala diantaranya minimnya fasilitas, kurangnya dukungan dari
pemerintah daerah untuk membantu masalah keuangan klub walaupun
tidak selalu ada dalam mengatasi masalah keuangan klub.
2. Pelaksanaan program pembinaan SSB Bina Bangsa sudah baik, dengan
menggunakan pola pembinaan teori kamiso, yaitu mulai dari pemassalan,
pembibitan dan peningkatan prestasi yang dilaksanakan oleh SSB Bina
Bangsa, pembinaan kualitas pemain menjadi lebih berdaya saing tinggi
sehingga dapat mencapai prestasi yang diinginkan yang dipersiapakan
untuk sebuah even atau kejuaraan yang bergengsi. dengan adanya latihan
82
rutin setiap minggunya menurut kelompok umur yang sesuai dengan
program pembinaan untuk peningkatan prestasi.
3. Prestasi SSB Bina Bangsa dapat dikatakan cukup baik untuk di Provinsi
Lampung. Prestasi di tingkat kabupaten, dan tingkat provinsi sudah pernah
dirasakan. Hal ini dikarenakan SSB Bina Bangsa didukung dengan
organisasi dan pelatih yang memberikan pembinaan dengan baik kepada
para pemain. Namun untuk di tingkat nasional Bina Bangsa masih minim
prestasi, hanya mampu menembus di 8 besar di kejuaran nasional.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penemuan mengenai manajemen pembinaan prestasi
SSB Bina Bangsa Bandar Lampung, sarana dan prasarana penunjang
latihan sudah mencukupi hanya saja tim pelatih yang berlisensi saja yang
masih kurang dan dukungan dana dari pemda Bandar Lampung yang tidak
ada sama sekali.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti menyarankan bebrapa hal sebagai
berikut :
1. Agar para pemain berlatih disiplin dan melakukan perbaikan pada
program latihan yang telah ada supaya lebih efisien dalam memberikan
latihan pelatih SSB Bina Bangsa untuk lebih tegas kepada para
pemainnya.
83
2. Agar bisa tampil dengan maksimal saat menghadapi kompetisi-
kompetisi yang sering diikuti, pemain SSB Bina Bangsa tetap rajin
berlatih agar kemampuan yang telah dilatih terus meningkat.
3. Kepada pengurus SSB Bina Bangsa untuk lebih aktif mengelola
manajemen agar keberadaan SSB ini diperhatikan oleh pemerintah
daerah sehingga masalah minimnya sumber dana dan fasilitas dapat
teratasi. Dan organisasi SSB Bina Bangsa hendaknya meningkatkan
serta mempertahankan jalannya kegiatan organisasi dan pelaksanaan
pembinaan yang telah berjalan dengan baik agar menjadi lebih baik
lagi.
4. Sarana dan prasarana yang digunakan latihan hendaknya diperhatikan
lagi, jumlah sarana yang digunakan dengan jumlah pemainnya,
kelayakan dan kondisi sarana yang digunakan harus benar-benar
diperhatikan guna menunjang pencapaian prestasi SSB
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Faozan, Akhmad. 2016. Faktor-Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat
Perkembangan Ekstrakurikuler Futsal Di SMA NegeriI Se-Kabupaten
Kebumen. (Skripsi). FPOK, Penjaskes. Universitas Negeri Yogyakarta.
Ganish, Wahyu. 2013. Manajemen Pembinaan Olahraga Sepakbola di Klub PSIS
Semarang (Skripsi). Semarang: FIK Universitas Negeri Semarang.
Handoko, Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Hermawan, Rahmat 2012. Efektivitas Kepemimpinan Lembaga Swadaya
Masyarakat Dalam Pembinaan Olahrga Prestasi (Disertasi). Pasca Serjana.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Herwin. 2004. Keterampilan Sepakbola Dasar. Diklat. Yogyakarta: FIK.
Irianto, Djoko P 2002. Dasar Kepelatihan Yogyakarta: Lukman Offset.
Komarudin. 2004. Permainan Sepakbola Sebagai Wahana Pembinaan Sikap
Sosial Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia.
Volume 1. No 2. Juli 2004.
KONI. 1998. Pembinaan Olahraga di Indonesia. Jakarta.
Lutan, Rusli. 2000. Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan
Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga,
Depdiknas.
Mansoer, Hamdan. 1989. Pengantar Manajemen. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Moleong, Lexy. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Prihantoro, Ginanjar. 2011. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian
Prestasi di Klub Panjat Tebing On-Sight Batang. (skripsi). FIK.
Universitas Negeri Semarang.
Remy, Muchtar. 1992. Teknik-Teknik dalam Permainan Sepak Bola. Bandung:
Setia Pelajar.
Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta
Rubianto, Hadi. 2007. Ilmu Kepelatihan Dasar. Semarang PKLO FIK UNNES :
Cipta Prima Nusantara.
Septiana, Dena. 2013. Survey Pembinaan Sekolah Sepakbola (SSB) Se-
Kabupaten Kendal.(Skripsi). FIK, Universitas Negeri Semarang.
Sitomorang, Adi. 2005. Gaya Kepemimpinan Pelatih Dalam Upaya Mencapai
Prestasi Maksimal.Jurnal Penjaskes. Volume 1. No 1. Maret 2005.
Soepartono. 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Depdiknas.
Soedjono. 1999. Sepakbola Taktik dan Kerjasama. Yogyakarta: Kedaulatan
Rakyat.
Sucipto. 2000. Keterampilan Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Terry, George R. 2006. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta:Bumi Aksada.
Tohar. 2002. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Semarang: FIK UNNES. Yogyakarta: PT
Rineka Cipta.