MANAJEMEN PEMBELAJARAN UNTUK PENINGKATAN...
Transcript of MANAJEMEN PEMBELAJARAN UNTUK PENINGKATAN...
MANAJEMEN PEMBELAJARAN UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI
DI MIN KALIBUNTU WETAN KENDAL
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) Ilmu Tarbiyah
Jurusan Kependidikan Islam
Disusun oleh:
ARIFATUL KHIKMAH NIM : 3104326
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Tanggal Tanda Tangan Drs. Djoko Widagdo, M.Pd. __________________ _________________ Pembimbing I Hj. Tuti Qur’rotul Aini, M.SI. __________________ _________________ Pembimbing II
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan Drs. Djoko Widagdo, M.Pd. __________________ _________________ Ketua Sidang Hj. Tuti Qur’rotul Aini, M.SI. __________________ _________________ Sekretaris Sidang H. Abdul Kholiq, M.Ag. __________________ _________________ Penguji I Drs. Sugeng Ristiyanto, M.Ag. __________________ _________________ Penguji II
iv
ABSTRAK
Arifatul Khikmah (NIM 3104326). Manajemen Pembelajaran untuk Peningkatan Prestasi PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal. Skripsi. Semarang: Jurusan Kependidikan Islam (KI). Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009.
Rumusan masalah. (1)Bagaimana kondisi obyektif prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal? (2) Bagaimana implementasi manajemen pembelajaran untuk peningkatan prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal?
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana kondisi obyektif prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI semester 1 di MIN Kalibuntu Wetan Kendal (2) Bagaimana implementasi manajemen pembelajaran dalam peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang mempunyai karakteristik bahwa data dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya, dengan tidak merubah bentuk simbol atau angka. Untuk mengumpulkan data digunakan metode observasi, dokumentasi dan interview dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menujukan bahwa. (1) Kondisi objektif prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal cukup baik, prestasi belajar sebagai hasil yang dicapai oleh peserta didik yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik, hal ini ditandai Nilai Pelajaran PAI siswa sudah memenuhi target KKM dengan nilai rata-rata PAI 76.16. Penerapan amalan agama sudah dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa MIN Kalibuntu Wetan telah menjuarai lomba-lomba PAI dalam even-even dengan predikat baik. (2) Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran sudah cukup baik yang mencakup Perencanaan, Pembelajaran dan Evaluasi, dengan upaya meningkatkan kemampuan diri, dedikasi (loyalitas), meningkatkan proses pembelajaran, mengoptimalkan peran keluarga, dan lingkungan, dan dengan adanya manajemen pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar PAI.
Penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para pengajar, para peneliti dan para praktisi pendidikan terutama dalam meningkatkan prestasi belajar PAI. Juga semua pihak yang membutuhkan khususnya Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
v
DEKLARASI
penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan
tanggung jawab, bahwa skripsi ini tidak berisi materi
yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu
pun pikiran orang lain, kecuali informasi yang
terdapat dalam refrensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 12 Januari 2009
Deklarator,
Arifatul Khikmah
vi
MOTTO
)11: الرعد.. (.أنفسهم إن الله ال يغير ما بقوم حتى يغيروا ما ب
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sehingga merka mengubah keadaan…
(QS. Ar-Ra`du: 11)1
1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2000),
hlm 199.
vii
PERSEMBAHAN
Ayah dan Ibu (H. Abdul Jamiel dan Hj. Masroh)
Doa restu dan kasih sayang adalah hidup ananda meniti langkah menuju
Ridho-Nya
kakak (Solahudin, Rifatun, Siti Midroro) dan Adik (Khairunnisa)
Perjalanan hidupmu adalah cermin kekuatan yang tak kenal lelah dan
menyerah, tetaplah tegar, bintang-bintang telah menunggu,
untuk kita gapai bersama
Sahabat-sahabat
Keindahan hidup manusia adalah persahabatan yang sejati
KATA PENGANTAR
viii
Bismillahiurrahmanirahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah–nya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad Saw, yang senantiasa kita ikuti segala teladannya, hanya dengan
limpahan nikmat dan pertolongan serta bantuan dan pertolongan dari kedua belah
pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan meskipun dari jauh kesempurnaan.
Didasari degan segala keterbatasan ilmu pengalaman buku dan materi
dari diri penulis, maka teriring salam dan do’a akan terselesaikannya peulis skripsi
ini, penulis mengucapkan terimah kasih tanpa henti kepada yang terhormat.
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Ed, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Fahrurrozi, M. Ag, selaku pembimbing pertama yang telah banyak membantu
meluangkan banyak waktu serta tenaganya yang sangat berharga semata-mata
demi mengarahkan dan membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini, sejak
awal hingga selesai.
3. Drs. Darmuin, M.Ag, selaku pembimbing kedua yang telah banyak membantu
meluangkan banyak waktu serta tenaganya yang sangat berharga semata-mata
demi mengarahkan dan membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini, sejak
awal hingga selesai.
4. Kepada kepala sekolah, waka kurikulum, guru PAI dan semua yang ada di
MIN Kalibuntu Wetan Kendal penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
bisa memberi peluang atau kesempatan kepada penulis untuk meneliti.
5. Segenap Bapak Ibu Dosen yang telah mengajarkan ilmunya dengan ikhlas
kepada penulis selama belajar di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
6. Kepada Orang Tua Penulis (Bpk. H. Abdul Jamiel dan Ibu. Hj. Masroh).
Kakakku Solahudin, Rifatun, Siti Midroro, dan kakak iparku Latifah,
Khamidin, A Khasani, adikq (Khairunnisa). Terima kasih atas do’a, bimbingan,
ix
cinta kasih sayangnya sepanjang hayatku yang telah memberikan dukungan
moril maupun materiil, semoga ilmu yamg di dapat bermanfaat.
7. Kepada Aa terima kasih atas kasih sayang dan perhatiannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi.
8. Kepada Bunyai Hj Aisatun dan Pakyai KH Mustaqim Husnan terimakasih atas
doa-doanya dan perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
9. Sahabat-sahabat KI 2004, teman-teman PLL dan KKN serta segenap pengurus
Pondok Pesantren Uswatun Khasanah, dan Kamar Darun Najjah terima kasih
banyak atas saran, dukungan dan semangatnya untuk tetap maju nencapai cita-
cita.
Semoga Allah SWT berkenan membalas budi baik semuanya. Penulis
telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini. penulis
sadar masih banyak kekurangan yang ada, oleh karena itu kritik dan saran
senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi.
Semoga skripsi ini bermanfaat serta turut memberi sumbangan ilmiah
bagi pencipta ilmu. Amin.
Semarang, 12 Januari 2009
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ iv
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................ v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah .......................................................... 1
B. Penegasan Istilah..................................................................... 7
C. Rumusan masalah.................................................................... 9
D. Tujuan dan manfaat................................................................. 9
E. Kajian Pustaka......................................................................... 10
F. Metode Penelitian ................................................................... 11
BAB II MANAJEMEN PEMBELAJARAN UNTUK PENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR PAI
A. Langkah-Langkah Manajemen Pembelajaran .................. 26
B. Peningkatan Prestasi Belajar PAI ..................................... 38
BAB III MANAJEMEN PEMBELAJARAN UNTUK PENINGKATAN
PRESTASI PAI MIN KALIBUNTU WETAN KENDAL
A. Situasi Umum MIN Kalibuntu Wetan Kendal ....................... 42
B. Manajemen Pembelajaran MIN Kalibuntu Wetan Kendal .... 48
C. Prestasi Belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal .......... 52
xi
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN UNTUK
PENINGKATAN PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Manajemen Pembelajaran ....................................................... 64
B. Prestasi Belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal .......... 65
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................ 79
B. Saran-saran ............................................................................. 80
C. Penutup ................................................................................... 81
DAFTAR KEPUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
1. Hasil belajar PAI ……………………………….....……………………… 50
2. Prestasi Akademik ujian Nasional ……………………………………….. 50
3. Prestasi Akademik Ulangan Akhir Madrasah……………….…………… 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar manusia untuk meningkatkan
kualitas dirinya, baik personal maupun kolektif. Pendidikan juga merupakan
suatu upaya manusia untuk memanusiakan dirinya dan membedakannya
dengan makhluk lain.1 Untuk itu pendidikan menjadi penting, tatkala manusia
berinteraksi dengan manusia lainnya, dan pendidikanlah yang akan
membedakan kualitas interaksi tersebut. Interaksi akan terlihat indah jika
tertanam nilai-nilai agama (moral). Nilai agama inilah yang akan membentuk
tata aturan supaya hidup menjadi harmonis dan agama pula yang menjadikan
hidup ini terarah. Sebab itulah pendidikan agama yang merupakan bagian
pendidikan terpenting untuk melesatrikan aspek-aspek sikap dan nilai
keagamaan harus dioprasikan secara konstruktif dalam masyarakat, keluarga
dan diri sendiri.
Dilihat dari fenomena yang ada, nilai-nilai religius masyarakat pada
umumnya merosot, seperti menangkap kurang pentingnya pendidikan agama
pada anak, dan menomorduakan pendidikan agama Islam dari pendidikan
pada umumnya.2 Hal ini disebabkan karena perasaan emosional yang timbul
dari ketidaktahuan masyarakat terhadap pendidikan agama Islam. Maka akan
timbul ketidakperdulian orang tua murid terhadap pendidikan agama anaknya.
Ketidakpedulian dan anggapan kurang pentingnya pendidikan agama tersebut
akan berdampak negatif dalam sikap dan perilaku siswa, yaitu malas belajar,
mengabaikan pelajaran, tidak memperhatikan guru agama dalam mengajar,
kondisi dan anggapan tersebut menuntut untuk mengimplementasikan
1Ridwan, “Pendidikan agama membangun moral”, http://ridwan202.com/2008/05/12/
pendidikan agama-membangun-moral 2Muslam, Pengembangan Kurikulum PAI Teoritis dan Praktis, (Semarang: PKPI2, 2004),
hlm. 2.
2
kurikulum yang baik dan tertata dengan “scientific management” sehingga
akan mengeliminir kondisi dan anggapan tersebut.
Selain hal tersebut di atas, pada saat ini masih adanya fenomena
bahwa pembelajaran PAI ditengarai belum berhasil dalam merubah akhlak
peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya murid-murid
sekolah yang belum mengaplikasikan pengetahuan agama (Islam) yang
didapat di sekolah dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena tersebut diduga
erat kaitannya dengan proses pembelajaran PAI di sekolah, apabila ditelusuri
lebih jauh akan sampai pada pelaksanaan pembelajaran PAI dan tentu tidak
bisa dilepaskan dari keterlibatan guru sebagai seorang manajer proses
pembelajaran PAI.
Melihat realitas yang demikian memprihatinkan, maka salah satu
agenda penting dalam proses pembelajaran pendidikan Islam adalah
bagaimana dapat meningkatkan pendidikan Islam.
Berbagai macam cara yang ditempuh agar prestasi berhasil dengan
baik, sebab keberhasilan tersebut bukan hanya ditentukan oleh lembaga
pendidikan atau pendidik, tetapi ditentukan juga oleh karakteristik siswa itu
sendiri.
Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
materi pelajaran tertentu. Perubahan sebagai hasil belajar bersifat menyeluruh.
Menurut pandangan ahli jiwa Gestalt, bahwa perubahan sebagai hasil belajar
bersifat menyeluruh baik perubahan pada perilaku maupun kepribadian secara
keseluruhan. Belajar bukan semata-mata kegiatan mekanis stimulus respon,
tetapi melibatkan seluruh fungsi organisme yang mempunyai tujuan-tujuan
tertentu. Proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses
belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan
tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.3
3Abu Muhammad Ibnu Abdullah, ”Prestasi Belajar”, E:\spesialis-torch-com – Prestasi
Belajar.mht
3
Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu, islam
sangat menekankan terhadap pentingnya ilmu dan menempatkan orang-orang
yang berpengetahuan pada drajat yang tinggi, hal ini sesuai dengan ayat Al-
Qur’an
Æìsùötƒ ª! $# t⎦⎪ Ï% ©! $# (#θãΖ tΒ#u™ öΝ ä3Ζ ÏΒ t⎦⎪Ï% ©! $# uρ (#θè?ρ é& zΟ ù= Ïèø9$# ;M≈y_u‘ yŠ 4 )ادلة11: ا(
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa drajat (QS. Al-Mujaadilah : 11)4 Mengajar yang hanya merupakan transfer ilmu pengetahuan sudah
tidak relevan lagi karena: a) Anak didik bukan orang dewasa dalam bentuk
mini, tetapi mereka adalah organisme yang sedang berkembang. Kemajuan
IPTEK memungkinkan anak didik mengakses informasi secara luas, sedang
tugas dan tanggung jawab guru kian kompleks. Guru bukan lagi sumber
tunggal pengetahuan, tetapi seyogyanya menjadi pengelola pengetahuan. b)
Ledakan pengetahuan menjadikan kecenderungan setiap orang tidak mungkin
menjadi generalis. c) Penemuan baru dalam psikologi mengakibatkan
pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia. Model
behavioristik yang menjadikan anak didik pasif sudah tidak relevan lagi,
karena yang relevan justru kognitif holistik yang memposisikan siswa untuk
aktif sebagai subjek belajar.5
Berkaitan dengan kondisi semacam ini, maka rumusan belajar
mengajar mengalami perubahan menjadi pembelajaran. Perubahan ini tidak
sekedar perubahan nama semata, tetapi mengandung perubahan lain secara
lebih operasional, dimana pembelajaran lebih menitikberatkan pada partisipasi
siswa dengan landasan keseimbangan antara aspek kognitif, efektif dan
psikomotorik.
4Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2000),
hlm. 434 5Ngainun Naim dan Achmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 65.
4
Pembelajaran terkandung arti yang lebih konstruktif yaitu sebuah
upaya untuk membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong
belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus menerus belajar. Dari pengertian
ini sekilas terlihat bahwa dalam pembelajaran, titik tekannya adalah
membangun dan mengupayakan keaktifan anak didik. Keaktifan anak didik
tersebut, diharapkan mereka dapat memperoleh hasil lebih maksimal dari
proses pembelajaran yang dilakukan.6
Berbagai penelitian mengenai pembelajaran secara umum di sekolah-
sekolah bahwa kondisi objektif menunjukkan bahwa banyak para siswa datang
ke sekolah merasa terintimidasi oleh sekolah, karena sistem pembelajaran
cenderung menggunakan pendekatan birokratik bukan pendekatan pedagogik.
Peserta didik merasa terintimidasi dalam kegiatan belajar, sebagai konsekuensi
logisnya mereka selalu merasa tidak mampu belajar dan belajar menjadi
kurang menyenangkan. Agar perasaan diintimidasi dalam belajar tidak
berlanjut, maka sekolah harus melakukan beberapa pergeseran paradigma
pembelajaran yaitu perubahan-perubahan dalam kerangka berfikir pendidik
dan tenaga kependidikan lainnya, para siswanya, dan juga orang tua siswa.
Desakan dan pengaruh segala aspek di atas hendaknya dalam proses
pembelajaranpun kita harus berubah. Hendaknya para anak didik ditempatkan
sebagai subjek belajar, sebagai pelaku belajar aktif dan bukannya sebagai
objek dalam belajar. sebagaimana firman Allah SWT
)11: الرعد.. (.روا ما بأنفسهمإن الله ال يغير ما بقوم حتى يغي
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga merka mengubah keadaan…( QS. Ar-Ra`du:11)7 Pembelajaran sebagai sebuah proses sangat dipengaruhi oleh peranan
guru, artinya, guru yang akan menentukan apakah proses pembelajaran yang
dilakukan akan membawa hasil secara maksimal sebagaimana diharapkan,
ataukah tidak.
6Ibid,. hlm. 66. 7Departemen Agama RI, Op.cit., hlm 199.
5
Untuk mencapai kesuksesan dalam pelaksanaan tugasnya, seorang
guru harus memahami terhadap kesuksesan dalam mengajar. Salah satu aspek
penting yang menentukan terhadap keberhasilan pembelajaran adalah
kompetensi guru.
Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan karena
tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai
persoalan yang rumit dan kompleks, baik yang menyangkut perencanaan,
pendanaan, maupun efisien dan efektifitas penyelenggaraan sistem sekolah,
peningkatan kualitas pendidikan juga menuntut manajemen pendidikan yang
lebih baik.8
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak
dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa
manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara
optimal, efektif dan efisien. Konsep tersebut berlaku di sekolah yang
memerlukan manajemen yang efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, hasil penelitian Balitbangdikbud pada
Tahun 1991, menunjukkan bahwa manajemen merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Manajemen sekolah secara langsung
akan mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai
peralatan belajar, waktu mengajar, dan proses pembelajaran. Dengan
demikian, upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan
pembenahan manajemen sekolah, disamping peningkatan kualitas guru dan
pengembangan sumber pendidikan.9
Agar semua unsur terlibat dalam proses pembelajaran dapat bersinergi
diperlukan manajemen untuk mengelola, mengatur dan menata semua unsur
pembelajaran, dengan kata lain manajemen pembelajaran. Manajemen
pembelajaran merupakan tugas yang dilakukan oleh seorang guru, tidak
8E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Strategi dan Implementasi, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 21. 9Ibid., hlm. 22.
6
terkecuali guru PAI, tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran.
Begitu pentingnya proses pembelajaran dalam peningkatan kualitas
pendidikan maka proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan baik dan
manajemen pembelajaran dapat dicapai jika fungsi perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi dapat diimplementasikan dengan baik dan benar program
pembelajaran.
Kaitannya dengan proses pembelajaran peningkatan kualitas
pendidikan penulis tertarik untuk meneliti manajemen pembelajaran di MIN
Kalibuntu Wetan Kendal peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran
PAI, karena madrasah tersebut salah satu madrasah terbaik di Kendal karena
didukung gedung baik, fasilitas pembelajaran dan guru-guru yang
berkompeten dan di MIN Kalibuntu Wetan Kendal pengembangan
pembelajaran menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional yang mengacu standar
nasional pendidikan.
Standar nasional pendidikan yang terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional
pendidikan tersebut yaitu, Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan
(SKL) merupakan acuan utama bagi MIN Kalibuntu Wetan Kendal.
Pengembangan kurikulum pembelajaran dan aplikasinya Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) ini lebih ringkas sehingga pengembangan
kurikulum pembelajaran yang dilaksanakan madrasah tersebut bisa
dilaksanakan secara maksimal. Proses manajemen pembelajaran yang
dilaksanakan di madrasah tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan unsur-
unsur yang ada manajemen pembelajaran itu sendiri, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Kaitannya dengan ini penulis tertarik untuk
mengangkat judul: “MANAJEMEN PEMBELAJARAN UNTUK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI DI MIN KALIBUNTU
WETAN KENDAL”.
7
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah penafsiran dan meluasnya permasalahan
maka perlu kiranya penulis memberikan definisi yang lebih jelas.
1. Manajemen Pembelajaran
Manajemen merupakan seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang lain. Selanjutnya Stoner mengemukakan bahwa manajemen
merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan
pengendalian anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.10
Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti
“pengajaran” menurut E. Mulyasa. Pembelajaran pada hakikatnya
merupupakan interaksi peserta didik dengan lingkungannya, sehingga
terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran
merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan
siswa dalam belajar, bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan,
keterampilan dan sikap.11
Manajemen pembelajaran diartikan sebagai usaha dan tindakan
kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional di sekolah dan usaha
maupun tindakan guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas
dilaksanakan sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka
mencapai tujuan program sekolah dan juga pembelajaran. Artinya
manajemen pembelajaran di sekolah merupakan pengelolaan pada
beberapa unit pekerjaan oleh personel yang diberi wewenang untuk itu
yang muaranya pada suksesnya program pembelajaran.12 Manajemen
pembelajaran yang dimaksud dalam skripsi merupakan implementasi
10Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003),
hlm. 188-189. 11E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 100. 12Syaiful Sagala, Konsep dan Wacana Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
140.
8
manajemen pembelajaran di MIN Kalibuntu Wetan Kendal dalam
peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI.
2. Peningkatan berasal dari kata “tingkat” yang mendapat imbuhan pe-an
yang menunjukkan arti proses, cara perbuatan, meningkatkan. Peningkatan
yang dimaksud pada skripsi ini merupakan proses, cara manajemen
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran
PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal.
3. Prestasi Belajar
Prestasi yakni hasil usaha, prestasi selalu di hubungkan dengan
aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne bahwa
dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan
dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement) seseorang.13
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu.
Menurut Ibrahim Nasir:
التعلم هو عبارة عن تغري شبة دائم ىف االداء حيدث نتيجة لظروف حلرية .اواملمارسة اوالتدريب
“Belajar merupakan perubahan dari ketidaksempurnaan menjadi kesempurnaan yang akan mengerjakan pengetahuan, pengalaman atau ketrampilan.14 Berdasarkan definisi di atas, prestasi belajar adalah suatu hasil
yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu perubahan adanya proses latihan
atau pengalaman dan usaha belajar untuk mencapai kepandaian atau ilmu.
4. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan secara sadar
kepada anak didik untuk mengantarkan menjadi insan yang berkepribadian
13Abu Muhammad Ibnu Abdullah, Prestasi Belajar, E:\spesialis-torch-com – Prestasi Belajar.mht. Thursday, 29 May 2008, hlm. 2.
14Ibrahism Nasir, Muqoddimah fi al-Tarbiyah, (Oman: Al-Ardan, t.t.), hlm. 98.
9
luhur, mengerti, memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama Islam
yang dianutnya sebagai bekal di dunia dan akhirat.15
Mata pelajaran PAI yang ada di MIN Kalibuntu Wetan Kendal
mencakup: a) al-Qur'an Hadits, b) Aqidah Akhlak, c) Fiqh, dan d) SKI.
5. MIN Kalibuntu Wetan Kendal
Yaitu salah satu Madrasah Ibtidaiyah di bawah naungan
Departemen Agama di wilayah kabupaten Kendal yang merupakan lokasi
penelitian.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diungkapkan di atas,
maka dapat difokuskan penelitian ini diarahkan atau dibatasi pada hal-hal
berikut:
1. Bagaimana kondisi obyektif prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan
Kendal?
2. Bagaimana implementasi manajemen pembelajaran untuk peningkatan
prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal?
D. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Ingin mengetahui kondisi obyektif prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu
Wetan Kendal.
2. Ingin mengetahui implementasi manajemen pembelajaran untuk
peningkatan prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:
1. Secara praktis
a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan prestasi belajar di
madrasah.
15Muslam, op.cit., hlm. 8.
10
b. Sebagai bahan informasi tentang pentingnya manajemen dalam
pendidikan.
c. Sebagai bahan informasi dalam mengembangkan lembaga pendidikan.
2. Secara teoritis
Penelitian ini penulis dapat mengetahui tentang manajemen
pembelajaran khususnya di madrasah yang penulis saat ini teliti yaitu di
MIN Kalibuntu Wetan Kendal. Di samping itu kiranya dapat menambah
kepustakaan khususnya yang berkaitan dengan manajemen pendidikan.
E. Telaah Pustaka
Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
kajian pustaka sebagai landasan pikir, penulis gunakan beberapa hasil
penelitian skripsi. Beberapa kajian pustaka tersebut diantaranya:
1. Skripsi yang diangkat oleh Anis Hidayah yang berjudul “Upaya
Peningkatan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP N 1 Kendal.” Skripsi
tersebut disimpulkan bahwa upaya peningkatan kualitas pembelajaran PAI
di SMPN 1 Kendal melalui peningkatan kemampuan profesional guru
PAI, menyediakan sarana dan prasarana atau fasilitas keagamaan,
mengadakan konsultasi keagamaan bagi peserta didik dan meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.16
2. Skripsi yang diangkat oleh Abdul Basit Amin, yang berjudul “Manajemen
Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI dan Implikasinya Terhadap
Peningkatan Keragaman Peserta Didik SMA Islam Hidayatullah
Semarang.” Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pembelajaran yang
dikelola dengan manajemen yang baik dan dukungan dari semua pihak
sekolah maupun orang tua, sumber daya dan atau fasilitas pembelajaran
ternyata dapat memberikan implikasi terhadap peningkatan keragaman
16Anis Hidayah, skripsi “Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP N 1
Kendal.” (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2006)
11
dan prestasi-prestasi yang diraihnya, baik keragaman maupun sains baik
tingkat lokal atau regional maupun nasional.17
3. Tesis karya Shodiqun yang berjudul “Manajemen Pembelajaran PAI di
SMU (Studi Kasus di SMU 1 Kudus) Tahun 2003.” Tesis tersebut
dijelaskan bahwa pengelolaan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru
di SMU 1 Kudus, terkait dengan tujuan pembelajaran PAI, strategi
pendekatan dan metode serta kompetensi guru dalam manajemen
pembelajaran.18
Penelitian ini merupakan penelaahan kembali terhadap penelitian yang
sudah ada, yaitu sama-sama membahas manajemen pembelajaran akan tetapi
tidak ditemukan pembahasan yang secara khusus tentang manajemen
pembelajaran dalam peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI,
sehingga pembahasan ini layak untuk diangkat dan diteliti. Penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan pembahasan tentang “Manajemen
Pembelajaran untuk Peningkatan Prestasi PAI di MIN Kalibuntu Wetan
Kendal.”
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku
yang diamati.19
17Abdul Basit Amin, skripsi “Manajemen Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI
dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Keragaman Peserta Didik SMA Islam Hidayatullah Semarang” (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2007)
18Shodiqun, tesis “Manajemen Pembelajaran PAI di SMU (Studi Kasus di SMU 1 Kudus) Tahun 2003.” (Semarang: Perpustakaan Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang, 2003)
19Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet. 21, hlm. 4.
12
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu bentuk penelitian yang
ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.20
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian merupakan
pendekatan fenomenologis, dimana peneliti dengan menggunakan
pendekatan fenomenalogis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-
kaitannya terhadap orang-orang yang berada situasi tertentu.21
Hal ini menelusuri fenomena dan memperoleh data yang ada di
lapangan sehubungan dengan manajemen pembelajaran untuk peningkatan
prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI di MIN Kalibuntu Wetan
Kendal.
2. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan terhadap bagaimana implementasi
manajemen pembelajaran untuk peningkatan prestasi PAI dan bagaimana
keadaan prestasi PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal.
3. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud sumber data dalam penelitian
merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh.22
Sumber data penelitian dikelompokkan menjadi:
a. Data Primer
Data primer yakni data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian dengan menggunakan alat pengukuran/alat pengambilan
data langsung pada subjek sebagai informasi yang dicari.23 Data primer
untuk penelitian ini yakni tentang manajemen pembelajaran MIN
Kalibuntu Wetan Kendal yang diperoleh melalui wawancara dan
20Nana Syaodih Sumadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Kerjasama
Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Dengan Remaja Rosda Karya, 2005), cet. 1, hlm. 72.
21Lexy J. Moelong, op.cit., hlm. 17. 22Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya, 2006), Edisi Revisi VI, hlm. 129. 23Saefuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 91.
13
observasi, sedangkan data tentang peningkatan prestasi belajar siswa
mata pelajaran PAI di peroleh dari hasil belajar siswa.
b. Data Sekunder
Data sekunder yakni data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitian.24 Data
sekunder berupa data dokumentasi atau data lain, data sekunder untuk
penelitian ini adalah arsip-arsip atau dokumentasi yang berkaitan
dengan pembelajaran, meliputi profil madrasah, daftar nilai siswa serta
kegiatan-kegiatan yang bersifat dokumen sebagai tambahan untuk
bukti penguat penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yakni pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-
hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian
atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung
penelitian.25
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik:
a. Wawancara (interview)
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada
responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam.26
Yang menjadi sumber data yaitu kepala sekolah, waka kurikulum, dan
guru-guru PAI MIN Kalibuntu Wetan Kendal untuk memperoleh data
yang berkaitan dengan keadaan umum pembelajaran PAI dan prestasi
belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal. Selain itu metode
wawancara juga digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan
mengenai pembelajaran PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal.
Pengembangan serta bagaimana manajemennya sehingga memberikan
kontribusi berharga terhadap prestasi belajar siswa.
24Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 102. 25Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 82. 26Ibid., hlm. 85.
14
b. Observasi
Observasi ialah pemilihan, pengubahan, pencatatan dan
pengadaan serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan
organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.27
Pada penelitian ini penulis mengobservasi kegiatan
pembelajaran di kelas dan sarana prasarana madrasah teknik ini
digunakan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran di kelas dan
sarana prasarana madrasah dan telak geografi.
c. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi ialah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditunjukkan pada subjek penelitian, namun melalui
dokumen.28 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang
profil madrasah, keadaan guru-guru, sarana prasarana, kurikulum,
buku catatan, siswa dan daftar nilai serta kegiatan-kegiatan yang
bersifat dokumen sebagai tambahan untuk bukti penguat penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data ialah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi.29
Mempertimbangkan rumusan dan tujuan penelitian di atas,
penelitian ini termasuk analisis non statistik yaitu menggunakan analisis
data yang diwujudkan bukan bentuk angka, melainkan bentuk laporan
deskriptif. Seperti hasil wawancara, observasi, dokumen dan uraian
deskriptif. Diterangkan dengan bentuk kata-kata, gambar dan bukan angka
data tersebut kemudian dideskripsikan, sehingga dapat memberikan
kejelasan kenyataan realitas.
27Ibid., hlm. 86. 28Ibid., hlm. 87. 29Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 335.
15
BAB II
MANAJEMEN PEMBELAJARAN UNTUK
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI
A. Manajemen Pembelajaran
1. Pengertian Manajemen Pembelajaran
Pengertian manajemen pembelajaran. Manajemen pembelajaran
berasal dari dua kata, yaitu manajemen dan pembelajaran. Kata manajemen
berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal manus yang berarti tangan dan agere
yang berarti melakukan. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan.1
Rumusan manajemen menurut Houghton sebagaimana dikutip oleh
Muthowi (1996) adalah:
الح الذى يطلق على التوجيه والرقابة ودفع القوى طان االدارة هي االص
2.العاملة الى العمل فى المنشأة
“Menurut istilah manajemen merupakan suatu aktivitas yang melibatkan proses pengarahan, pengawasan dan pengarahan segenap kemampuan untuk melakukan suatu aktifitas dalam suatu organisasi”.
Menurut Hanry L. Sisk mendefinisikan:
“Management is the coordination of all resources through the processes of planning, organizing, directing and controlling in order to attain stated objectives”.3
1Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hlm. 3. 2Ibrahim Ishmat Muthowi’, Al-Ushul Al-Idariyah Al-Tarbiyah, (Riad: Daral-Syuruq,
1996), hlm. 13. 3Hanry L. Sisk, Principles of Management a System Approach to The Management
Proces, (Chicago: Publishing Company, 1969), hlm. 10.
16
Manajemen ialah Pengkoordinasian untuk semua sumber-sumber melalui proses-proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan di dalam ketertiban untuk tujuan.
Sedangkan menurut James AF Stoner yang dikutip oleh Handoko,
manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.4
Pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian manajemen
merupakan ilmu yang didasari untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan
tindakan-tindakan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan yang telah ditetapkan dan ditentukan
sebelumnya.
Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti
“pengajaran”. Menurut E. Mulyasa, pembelajaran pada hakikatnya berbagai
interaksi peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan proses yang
diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar
sebagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan
sikap.5
Menurut Oemar Hamalik pembelajaran merupakan suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran.6
Menurut Crow menjelaskan bahwa:
Learning is an active process that needs to be stimulated and guided toward desirable out-comes.7
4T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPKE Yogyakarta, 2001), Edisi II, hlm. 8. 5E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 100. 6Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 57. 7Lester Crow, Educational Psychology, (New York: American Company, 1956), hlm.
225.
17
Pembelajaran adalah sebuah proses aktif tanpa tekanan yang di perlukan kelak untuk merangsang dan kendali terhadap hasil yang di inginkan.”
Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
pendidikan. “Pembelajaran merupakan proses interaktif peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.8
Sedangkan pembelajaran menurut Shohih Abdul Aziz dan Abdul
Majid adalah:
، وليست املعرفة ىت يقدمها املدرس فيحصلها التلميذأما التعلم فمحدود باملعرفة ال 9.هدائماقوة، وامنا هي قوة إذا ستخدمت فعال واستفاد منها الفرد ىف حياته وسلوك
“Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan yang didapat dari seorang guru kepada murid. Pengetahuan itu tidak hanya terfokus pada pengetahuan normative saja namun pengetahuan yang memberi dampak pada sikap dan dapat membekali kehidupan dan akhlaknya”.
Pengertian di atas dapat diambil suatu pengertian pembelajaran adalah
proses interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa sehingga terjadi
tingkah laku ke arah yang lebih baik, yang tersusun juga meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi tujuan pembelajaran.
Manajemen pembelajaran yakni sebagai usaha dan tindakan kepala
sekolah sebagai pemimpin instruksional di sekolah dan usaha maupun
tindakan guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas yang dilaksanakan
sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan
program sekolah dan juga pembelajaran.10
2. Langkah-Langkah Manajemen Pembelajaran
a. Perencanaan Pembelajaran
8Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, (Semarang: CV Aneka Ilmu, 2003), hlm. 6.
9Shohih Abdul Aziz dan Abdul Majid, At-Tabiyah Wa Thuku At-Tadris, (Mesir: Darur Ma’ruf, 1965), Juz 1, hlm. 61.
10Syaiful Syagala, Konsep dan Wawancara Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 140.
18
Perencanaan merupakan proses penetapan dan pemanfaatan
sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang
kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara
efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Hal ini Gaffar menegaskan
bahwa perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan
berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan
datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan Banghart
dan Trull, mengemukakan bahwa perencanaan merupakan awal dari
semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang
didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai
macam permasalahan. Konteks pembelajaran perencanaan dapat
diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan
media pengajaran, penggunaan pendekatan atau metode pengajaran
dalam suatu lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa atau
semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan.11
Pada hakikatnya bila suatu kegiatan direncanakan dahulu maka
dari kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Itulah
sebaiknya seorang guru harus memiliki kemampuan dalam
merencanakan program pelajaran, membuat persiapan pembelajaran
yang hendak diberikan.12
Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol
terhadap diri sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sehubungan
dengan kemampuan merencanakan pembelajaran antara lain:
1) Silabus
Silabus merupakan rancangan pembelajaran yang berisi
rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas
tertentu. Sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan
11Ibid., hlm. 141. 12Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),
Cet. I, hlm. 27.
19
dan penyajian materi kurikulum yang dipertimbangkan
berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.13
2) Menyusun analisis materi pelajaran (AMP)
Analisis materi pelajaran adalah hasil dari kegiatan yang
berlangsung sejak seorang guru mulai meneliti isi GBPP kemudian
mengkaji materi dan menjabarkannya serta mempertimbangkan
penyajiannya. Analisis materi pelajaran merupakan salah satu
bagian dari rencana kegiatan belajar mengajar yang berhubungan
erat dengan materi pelajaran dan strategi penyajiannya. Adapun
langkah-langkahnya yaitu14:
a) Menjabarkan kurikulum
Yaitu menguraikan bahan pelajaran, menguraikan tema/konsep
pokok bahasan yang mengacu pada pembelajaran.
b) Menyesuaikan kurikulum
Yaitu menyesuaikan pembelajaran dalam kurikulum nasional
dengan keadaan setempat agar tujuan dan hasil belajar dapat
dicapai secara efektif dan efesien, sesuai dengan tujuan.
Kegiatan penyesuaian kurikulum mencakup :
(1) Pemilihan metode
(2) Pemilihan sarana pembelajaran
(3) Pendistribusian waktu belajar mengajar
3) Menyusun program cawu/semesteran
Menyusun cawu/semester dapat ditempuh langkah-langkah
sebagai berikut :
a) Menghitung hari dan jam efektif selama satu cawu/semester
b) Mencatat mata pelajaran yang akan diajarkan selama satu cawu
c) Membagi alokasi waktu yang tersedia selama satu cawu
13Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 38-39.
14Suryoboto, op., cit. hlm. 27.
20
4) Menyusun program satuan pelajaran
Fungsi satuan pelajaran digunakan sebagai acuan untuk
menyusun rencana pelajaran sehingga dapat digunakan sebagai
acuan bagi guru untuk melaksanakan KBM agar lebih terarah dan
berjalan efisien dan efektif.
Sehubungan dengan penyusunan satuan pelajaran hal-hal
yang perlu diperhatikan:15
a) Karakteristik dan kemampuan awal siswa
Karakteristik dan kemampuan awal siswa merupakan
pengetahuan dan keterampilan yang relevan termasuk latar
belakang karakteristik yang dimiliki siswa pada saat akan mulai
mengikuti suatu program pengajaran.
b) Bahan pelajaran
Bahan pelajaran atau materi pelajaran merupakan
gabungan antara pengetahuan (fakta, informasi yang
terperinci), keterampilan (langkah, prosedur, keadaan dan
syarat-syarat) dan faktor sikap.
c) Metode mengajar
Dasar pemilihan metode mengajar terdiri dari:
(1) Relevansi dengan tujuan
(2) Relevansi dengan materi
(3) Relevansi dengan kemampuan guru
(4) Relevansi dengan keadaan siswa
(5) Relevansi dengan perlengkapan/fasilitas sekolah16
d) Sarana/alat pendidikan
Sarana pendidikan terdiri dari: alat peraga, alat
pengajaran dan alat pendidikan.
15Suryobroto, op.cit., hlm. 165. 16Ibid., hlm 167.
21
Dasar pemilihan sarana pendidikan terdiri dari:
(1) Tujuan.
(2) Materi.
(3) Kemampuan, minat dan usia siswa.
(4) Alokasi waktu.
e) Strategi evaluasi
Dalam menentukan strategi evaluasi yang akan dilakukan
selama proses belajar mengajar berlangsung berdasarkan pada:
(1) Tujuan evaluasi.
(2) Segi-segi yang akan dinilai, yaitu aspek-aspek pengetahuan
dan keterampilan murid.
(3) Alat penilaian.
(4) Pelaksanaan penilaian17.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya
belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan di sekolah.
Jadi pelaksanaan pengajaran merupakan interaksi guru dengan murid
untuk rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk
mencapai tujuan pengajaran.
Fungsi ini memuat kegiatan pengorganisasian dan
kepemimpinan pembelajaran yang melibatkan penentuan berbagai
kegiatan, seperti pembagian pekerjaan ke berbagai tugas khusus yang
harus dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
1) Pengelolaan kelas dan peserta didik
Pengelolaan kelas adalah suatu upaya memperdayakan
potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung
proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.18
17Ibid., h lm. 167. 18Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), hlm. 173.
22
Berkenaan dengan pengelolaan kelas sedikitnya terdapat
tujuh hal yang harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan
sarana belajar, susunan tempat duduk, yaitu ruang belajar,
pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, penerangan,
suhu, pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari
(pembentukan dan pengembangan kompetensi) dan bina suasana
dalam pembelajaran.19
peserta didik ialah setiap orang yang menerima pengaruh
dari seorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan
pendidikan.
Belajar merupakan kegiatan yang bersifat universal dan
multi dimensi anal. Dikatakan universal karena belajar bisa
dilakukan siapa pun dan kapan pun. Karena itu bisa saja siswa
merasa tidak butuh proses pembelajaran yang terjadi dalam
ruangan terkontrol atau lingkungan terkendali, waktu belajar bisa
saja waktu yang bukan dikehendaki siswa.20
Guru dapat mengatur dan merekayasa segala sesuatunya,
berdasarkan situasi yang ada ketika proses belajar mengajar
berlangsung.
Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Suryobroto
pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi pentahapan sebagai
berikut:21
a) Tahap sebelum pembelajaran
Yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu proses
belajar mengajar :
(1) Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siswa
yang tidak hadir.
(2) Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan
sebelumnya.
19Abdul Majid, op.cit., hlm. 165. 20Ibid., hlm. 112. 21Suryobroto, op.cit., hlm. 36-37
23
(3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari
pelajaran yang sudah disampaikan.
(4) Mengulang bahan pelajaran yang lain secara singkat.
b) Tahap pembelajaran
Yakni tahap pemberian bahan pelajaran yang dapat
diidentifikasikan beberapa kegiatan sebagai berikut:
(1) Menjelaskan kepada siswa tujuan pengajaran yang harus
dicapai siswa
(2) Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas
(3) Membahas pokok materi yang sudah dituliskan
(4) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya
diberikan contoh-contoh yang kongkret, pertanyaan, tugas.
(5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas
pembahasan pada setiap materi pelajaran
(6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi
c) Tahap evaluasi dan tindak lanjut
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap
instruksional, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
(1) Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa
murid mengenai semua aspek pokok materi yang telah
dibahas pada tahap instruksional.
(2) Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab
oleh siswa (kurang dari 70%), maka guru harus mengulang
pengajaran.
(3) Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai materi
yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau PR.
(4) Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan
pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.
24
2) Pengelolaan guru
Guru merupakan orang yang bertugas membantu murid
untuk mendapatkan pengetahuan sehingga guru dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya.22
Guru sebagai salah satu komponen pembelajaran memiliki
posisi sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena
fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran. Di samping itu, kedudukan guru
dalam kegiatan belajar mengajar juga sangat strategis dan
menentukan. Strategis karena guru yang akan menentukan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Sedangkan bersifat
menentukan karena guru yang memilah dan memilih bahan
pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik. Salah satu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru ialah kinerjanya di
dalam merancang atau merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran.
Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan
suasana kondusif, karena fungsi guru di sekolah sebagai “bapak”
kedua yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan
perkembangan jiwa anak.
Dalam rangka mendorong peningkatan profesionalitas guru,
secara tersirat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003 pasal 35 ayat 1 mencantumkan standar nasional
pendidikan meliputi: isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan
penilaian.
Standar yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu kriteria
yang telah dikembangkan dan ditetapkan oleh program berdasarkan
atas sumber, prosedur dan manajemen yang efektif sedangkan
22Abdul Majid, op.cit., hlm. 123.
25
kriteria adalah sesuatu yang menggambarkan keadaan yang
dikehendaki.
Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya, kompetensi tersebut
akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari
perbuatan secara profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai
guru.23
Selaras dengan taksonomi Bloom dalam pendidikan seorang
guru harus memiliki tiga jenis kompetensi yaitu kompetensi
kognitif, kompetensi afektif, dan kompetensi psikomotorik24
a) Kompetensi Kognitif
Dalam jenis kompetensi ini, ada dua katagori, yaitu
katagori pengetahuan kependidikan dan ilmu pengetahuan
materi bidang studi. Katagori pengetahuan pendidikan
dibedakan dalam pengetahuan kependidikan umum dan
pengetahuan kependidikan khusus. Sedangkan kompetensi ilmu
pengetahuan materi bidang studi meliputi semua bidang yang
akan menjadi keahlian yang akan diajarakan oleh guru.
b) Kompentensi Afektif
Kompetensi afektif guru bersifat tertutup dan abstrak,
sehingga sukar untuk diidentifikasi. Namun demikian, yang
paling sering dijadikan teridentifikasi dengan profesi keguruan
dan perasaan diri yang berkaitan dengan profesi keguruan,
sikap dan perasaan diri ini meliputi; konsep diri dan harga diri,
efikasi diri dan efikasi kontekstuual, dan sikap penerimaan
terhadap dirinya sendiri dan orang lain.
c) Kompetensi Psikomotor
23Syaiful Sagala, op.cit., hlm. 146. 24Nganimun Naim dan Achmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI), (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2007s), hlm. 21-24.
26
Kompetensi psikomotor guru meliputisegala
keterampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang
pelaksanaannyaberhubungan dengan tugasnya selaku pengajar.
3) Evaluasi Pembelajaran
Dalam konteks manajemen pembelajaran kontrol
(pengawasan) adalah suatu konsep yang luas yang dapat diterapkan
pada manusia, benda dan organisasi.25
Evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk
menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk rasa,
proses, orang objek, dan yang lain) berdasarkan kriteria tertentu
melalui penilaian.26 Evaluasi mencakup evaluasi hasil belajar dan
evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan pada
diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi
pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh
informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam
membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal.
Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik
buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran. Sedangkan evaluasi
pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan
pembelajaran.
Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu
kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku yang terjadi. Pada
umumnya hasil belajar akan menghasilkan pengaruh dalam dua
bentuk: (1) peserta akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan
dan kelemahannya atas prilaku yang diinginkan; (2) mereka
mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat
baik setahap atau dua tahap, sehingga sekarang akan timbul lagi
25Ibid. 26Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm.
156.
27
kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan
tingkah laku yang diinginkan.
Untuk dapat menentukan tercapainya tidaknya tujuan
pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan
atau kegiatan untuk menilai hasil belajar. Penilaian hasil belajar
bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal
penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari tujuan yang
ditetapkan.27
Dalam melakukan penilaian, yang harus diperhatikan adalah:
a) Sasaran penilaian
Sasaran/objek evaluasi belajar adalah perubahan tingkah
laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor
secara seimbang. Masing-masing bidang berdiri sejumlah
aspek dan aspek tersebut hendaknya dapat diungkapkan melalui
penilaian tersebut. Demikian dapat diketahui tingkah laku mana
yang sudah dikuasainya dan mana yang belum sebagai bahan
perbaikan dan penyusunan program pengajaran selanjutnya.
b) Alat penilaian
Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif,
yang meliputi tes dan non tes, sehingga diperoleh gambaran
hasil belajar yang objektif. Demikian pula bentuk tes tidak
hanya tes objektif tetapi juga tes essay, sedangkan jenis non tes
digunakan untuk menilai aspek tingkah laku, seperti aspek
minat dan sikap. Alat evaluasi non tes, antara lain: observasi,
wawancara, study kasus dan rating scale (skala penilaian).
Penilaian hasil belajar hendaknya dilakukan secara
berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan
kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Penilaian hasil belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dapat dilakukan antara lain:
27Suryobroto, op.cit., hlm. 53.
28
1) Penilaian kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian,
ulangan umum dan ujian akhir.28
Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk
mengetahui kemampuan dan hasil belajar peserta didik,
mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik
untuk perbaikan proses pembelajaran dan penentuan
kenaikan kelas.
2) Tes kemampuan dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui
kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang
diperlukan dalam rangka memperbaiki program
pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan dasar
dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.
3) Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran
diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan
gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai
ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu
tertentu. Untuk keperluan sertifikasi, kinerja dan hasil
belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar
tidak semata-mata didasarkan atas hasil penilaian pada
akhir jenjang sekolah.
4) Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk
mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil
untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan.
Ukuran keunggulan dapat ditentukan di tingkat sekolah,
daerah, atau nasional. Penilaian dilaksanakan secara
28E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 258.
29
berkesinambungan sehingga peserta didik dapat mencapai
satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan usaha keuletannya.
Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang
pencapaian benchmarking tertentu dapat diadakan penilaian
secara nasional yang dilaksanakan pada akhir satuan
pendidikan. hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk
melihat keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara
keseluruhan, dan dapat digunakan untuk memberikan
perangkat kelas, tetapi tidak untuk memberikan penilaian
akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu
dasar untuk pembinaan guru dan kinerja sekolah.
5) Penilaian program
Penilaian program dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu
dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi dan
tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan
tuntutan perkembangan masyarakat, dan kemajuan zaman.29
Untuk mengukur mengevaluasi tingkat keberhasilan
belajar dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.
Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi
belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai
berikut:
1) Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu dan
beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang daya serap siswa
terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini
29Ibid., hlm. 261.
30
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2) Tes Sub Sumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pelajaran tertentu yang
telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah
untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk
meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes
subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses
belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan
nilai rapot.
3) Tes Sumatif
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah
diajarkan dalam satu semester, satu atau dua tahun.
Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf
keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar
tertentu. Hasil tes sumatif ini dimanfaatkan untuk
kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau
sebagai bahan ukuran mutu sekolah.30
B. Peningkatan Prestasi Belajar PAI
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua kata dasar, yakni kata
“prestasi dan belajar”. Pengertian dari prestasi yakni hasil usaha, prestasi
selalu di hubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh
Robert M. Gagne bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil
nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar
(achievement) seseorang.31
30Sharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Renika Cipta, 1993), hlm. 185. 31Abu Muhammad Ibnu Abdullah, Prestasi Belajar, E:\spesialis-torch-com – Prestasi
Belajar.mht. Thursday, 29 May 2008, hlm. 2.
31
Menurut Oemar Hamalik belajar mengandung pengertian
terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan
perilaku.32
Menurut Ibrahim Nasir:
يل ىف السلوك عن طريق اخلربة اوتعد, لتعلم بانه تغري ىف االداءيعرف ا 33واملران
Belajar merupakan perubahan dalam pemenuhan atau penyesuaian tingkah laku dengan jalanpengalaman dan latihan.
Sedangkan menurut Clifford T. Morgan:
Learning may be defined as any relatively permanent change in behavior which occurs as result of experience or practice.34
Belajar dapat di definisikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan. Dalam arti prestasi belajar bukan merupakan hasil intelektual saja,
melainkan harus meliputi 3 aspek yang dimiliki siswa, yaitu aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pendidikan Agama Islam (PAI) ialah usaha sadar, yakni suatu
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.35
Berangkat dari pengertian di atas, maka dapat diambil simpulan
bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh siswa
32Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo,
2000), hlm. 45. 33Jabir Abdul Hamid Jabir, Sikulujiah Ta’alum, (Mesir: Warol Nahidotu Arobiyah,,
1978),hlm. 8. 34Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: Mc. Grow Hill
Koyokusha, 1971), hlm. 63. 35Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 76
32
dalam pelajaran PAI setelah melakukan suatu latihan atau praktik tertentu
baik hasil itu berupa angka, huruf maupun tindakan.
Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui
interaksi dengan lingkungannya untuk mengubah perilakunya. Hasil dari
kegiatan belajar adalah berupa perubahan prilaku yang relatif permanen
pada diri orang yang belajar. Tentu saja, perubahan yang diharapkan
adalah perubahan ke arah yang positif atau yang lebih baik, jadi sebagai
pertanda bahwa seseorang telah melakukan proses belajar adalah
terjadinya perubahan menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi terampil,
dari pembohong menjadi jujur dan lain sebagainya. Kegiatan belajar sering
dikaitkan dengan kegiatan mengajar. Begitu eratnya kaitannya sehingga
keduanya sulit dipisahkan. Kegiatan mengajar dikatakan berhasil hanya
apabila dapat mengakibatkan/menghasilkan kegiatan belajar pada diri
murid atau peserta didik.
2. Pendidikan Agama Islam
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh
Allah SWT. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah
kepada Allah. Ini diketahui dari ayat 56 Surat. Adz-Dzaariyaat.
Èβρ߉ç7 ÷èu‹ Ï9ωÎ) }§Ρ M} $#uρ ⎯Åg ø:$# Mø) n= yz$ tΒuρ )56:ياترالذا(
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz-Dzaariyaat: 56)36
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah ini
terbatas pada menunaikan shalat, saum pada bulan Ramadhan,
mengucapkan syahadat. Selain itu bukan ibadah, sebenarnya ibadah itu
mencakup semua amalan, pikiran dan perasaan yang di hadapkan (atau
sandarkan) kepada Allah. Ibadah merupakan jalan yang mencakup seluruh
36Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 862.
33
aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan,
perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah SWT.37
Menurut Omar Muhammad Attoumy Asy-Syaibani, tujuan
pendidikan Islam memiliki 4 ciri pokok antara lain:
1) Sifat yang bercorak agama dan akhlak 2) Sifat menyeluruhnya yang mencakup segala aspek pribadi pelajar
(subjek didik) dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat 3) Sifat keseimbangan, kejelasan tidak adanya pertentangan antara unsur-
unsur dan cara pelaksanaannya 4) Sifat realistik dan dapat dilaksanakan penekanan pada perubahan yang
dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan. Memperhitungkan perbedaan-perbedaan di antara individu, masyarakat kebudayaan dimana-mana dan kesanggupannya untuk berubah dan berkembang bila diperlukan.38
Literatur lain menyebutkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam
ialah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi muslim
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia.39
Tujuan pendidikan agama Islam tidak hanya berorientasi pada
pembentukan pribadi yang taat beragama, berilmu dan beramal. Jadi,
mendidik anak tidak hanya menitikberatkan pada aspek kognitif dan
psikomotorik saja, melainkan juga afektifnya, yaitu penghayatan anak
untuk mengamalkan ajaran agama.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan atas 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua
faktor tersebut saling mempengaruhi pada proses pembelajaran individu
sehingga menentukan kualitas hasil belajar.40
a. Faktor internal
37Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2004), hlm. 46-47.
38Ahmadi, op.cit., hlm. 91-92. 39Muhaimin, op.cit, hlm. 78. 40Baharudin dan Era Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media Group, 2007), hlm. 19-26.
34
Faktor internal berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini
meliputi faktor fisiologi dan psikologis.
1) Faktor fisiologi
Faktor fisiologi berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi 2 macam:
a) Keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada
umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang,
kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu, sebaliknya kondisi
fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil
belajar yang maksimal.
b) Keadaan fungsi jasmani atau fisiologis. Selama proses
pembelajaran berlangsung peran fungsi fisiologi pada tubuh
manusia sangat mempengaruhi hasil belajar terutama panca
indera. Panca indera yang berfungsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Proses
pembelajaran panca indera merupakan pintu masuk bagi
segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia
dapat mengenal dunia luar. Panca indera yang dimiliki peran
besar pada aktivitas belajar yaitu mata dan telinga.
2) Faktor psikologis yang bersifat rohaniah
Faktor psikologi ialah keadaan psikologi seseorang yang
dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologi
yang utama mempengaruhi proses belajar yakni kecerdasan siswa,
motivasi, minat, sikap dan bakat.41
a) Kecerdasan inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
41Ibid., hlm. 20.
35
Kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja
melainkan juga organ-organ tubuh lain, jika dikaitkan dengan
kecerdasan, tentu otak merupakan organ penting dibanding
organ lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali
tertinggi (eksekutif kontrol) dari hampir seluruh aktivitas
manusia.
b) Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah
yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.
Para ahli psikologi mendefinisikan psikologi sebagai proses
pada diri individu yang aktif mendorong memberikan arah dan
menjaga perilaku setiap saat.
motivasi dibagi menjadi 2, yaitu:
(2) Motivasi intrinsik merupakan semua faktor yang berasal
dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk
melakukan sesuatu.
(3) Motivasi ekstrinsik merupakanfaktor yang datang dari luar
diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan
untuk belajar.
c) Minat
Secara sederhana minat atau interest berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu.42
d) Sikap
Proses belajar sikap individu dapat mempengaruhi
keberhasilan proses belajarnya, sikap adalah merupakan
internal yang bisa berdimensi efektif berupa kecenderungan
untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap
terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya baik secara
42Ibid., hlm. 19
36
positif maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat
dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada
performen guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya.
e) Bakat
Faktor psikologi lain yang mempengaruhi proses
belajar ialah bakat. Secara umum, bakat (aptitude)
didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang berkaitan dengan belajar. Slavin mendefinisikan bakat
sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk
belajar.
a. Faktor Eksternal
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri
atas 2 macam yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
non sosial.43
1) Faktor lingkungan sosial, meliputi:
b. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa.
c. Lingkungan masyarakat dan tetangga juga teman-teman
sepermainan di sekitar perkembangan siswa tersebut.
d. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri, sifat-
sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan
keluarga dan demografi keluarga (letak rumah) semuanya
dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan
belajar dan hasil yang dicapai siswa
2) Lingkungan non sosial
43Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), hlm. 137.
37
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung
sekolah dan letaknya rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
tempatnya alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa.44
4. Indikator-Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar yang dikuasai siswa mencakup 3 aspek, yaitu aspek
kognitif meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan
pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan
pengetahuan tersebut. Kedua aspek afektif, meliputi perubahan-
perubahan dari segi mental, perasaan, dan kesadaran. Ketiga aspek
psikomotorik, meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-
bentuk tindakan motorik.
Hamzah dalam Perencanaan Pembelajaran hlm. 35-39,
mengatakan bahwa :
a. Aspek kognitif, meliputi:
1) Pengetahuan diartikan kemampuan seseorang menghafal atau
mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang
pernah diterimanya.
2) Pemahaman diartikan kemampuan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan
sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang
pernah diterimanya
3) Penerapan diartikan kemapuan seseorang dalam menggunakan
pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari.
4) Analisis diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan
pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari.
44Ibid., hlm. 138.
38
5) Sintesis diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan
dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang
ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh, dan
6) Evaluasi diartikan kemampuan seseorang dalam membuat
perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau
pengetahuan yang dimiliknya.
b. Aspek afektif, meliputi:
1) Menerima nerupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala
atau rancangan tertentu.
2) Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada
partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu.
3) Berkeyakinan berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai
tertentu pada diri individu.
4) Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai
sistem yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu nilai yang lebih
tinggi, dan
5) Ketekunan dan ketelitian merupakan tingkatan afeksi yang yang
tertinggi. Pada taraf ini individu yang sudah memiliki sistem nilai
selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang
dipeganginya.
c. Aspek psikomotorik, meliputi:
1) Persepsi berkenaan dengan indera dalam melakukan kegiatan.
2) Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan kegiatan.
3) Mekanisme berkenaan dengan penampilan respons yang sudah
dipelajari dan menjadi kebiasaan.
4) Respon Terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti,
mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukan oleh
orang lain.
5) Kemahiran adalah penampilan gerakan motorik dengan
keterampilan penuh.
39
6) Adaptasi berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang
pada diri individu, dan
7) Organisai menunjukan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk
di sesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu.45
Demikian ketiga aspek belajar PAI yang menjadi objek yang
hendak dicapai siswa secara maksimal dan seimbang, karena ketiganya
merupakan satu kesatuan yang utuh. Jika salah satu aspek tersebut tidak
terpenuhi maka tujuan pelajaran PAI tidak tercapai, dimana tujuan tersebut
tercapai dengan eksistensi ketiganya.
5. Upaya peningkatan Prestasi Belajar PAI
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik akan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya, yang oleh Bloom dan
kawan-kawan dikelompokkan ke dalam kawasan kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Perubahan prilaku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Perubahan bersifat intensitas, dalam arti pengalaman dan praktek
latihan itu dengan sengaja dan disadari dilakukan dan bukan secara
kebetulan.
b. Perubahan bersifat positif, dalam arti sesuai dengan diharapkan
(normatif), atau kriteria keberhasilan (criteria of success), dipandang
dari segi peserta didik dan dari segi guru, dan
c. Perubahan bersifat efektif, dalam arti perubahan hasil belajar itu
relative tetap dan setiap saat di perlukan dapat diproduksikan dan
dipergunakan.46
Berhasil atau tidaknya peserta didik belajar sebagian terletak pada
usaha dan kegiatannya sendiri, di samping faktor kemauan, minat,
ketekunan, tekad untuk sukses, dan cita-cita tinggi yang mendukung setiap
45Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 35-39. 46E Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), Cet II, hlm.189-190
40
usaha dan kegiatannya. Hasil belajar juga tergantung pula pada cara-cara
belajar yang memuaskan.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya
peningkatan prestasi belajar, antara lain keadaan jasmani, keadaan sosial,
emosional, lingkungan, memulai pelajaran, membagi pekerjaan, kontrol,
sikap yang optimis, menggunakan waktu, cara mempelajari buku, dan
mempertinggi kecepatan membaca peserta didik.
Keadaan jasmani, untuk mencapai hasil belajar yang baik,
diperlukan jasmani yang sehat, karena belajar memerlukan tenaga, apabila
jasmani dalam keadaan sakit, kurang gizi, kurang istirahat maka tidak
dapat belajar dengan efektif. Keadaan sosial emosional, peserta didik
mengalami kegoncangan emosi yang kuat, atau mendapat tekanan jiwa,
demikian pula anak yang tidak disukai temannya tidak dapat belajar secara
efektif, karena kondisi ini sangat mempengaruhi konsentrasi pikiran,
kemauan dan perasaan. Keadaan lingkungan, tempat belajar hendaknya
tenang, jangan diganggu oleh perangsang-perangsang dari luar, karena
untuk belajar diperlukan konsentrasi pikiran. Sebelum belajar harus
tersedia cukup bahan dan alat-alat serta segala sesuatu yang diperlukan.
Memulai pelajaran, memulai pelajaran harus tepat pada waktunya, bila
merasakan keengganan, atasi dengan suatu perintah kepada diri sendiri
untuk memulai pelajaran tepat pada waktunya.
Membagi pekerjaan, sewaktu belajar seluruh perhatian dan tenaga
dicurahkan pada suatu tugas yang khas, jangan mengambil tugas yang
terlampau berat untuk diselesaikan, sebaiknya sebelum memulai pelajaran
lebih dulu menentukan apa yang dapat diselesaikan dalam waktu tertentu.
Adakan kontrol, selidiki pada akhir pelajaran, hingga sejauh manakah
bahan itu telah dikuasai. Hasil baik menggembirakan, tetapi kalau kurang
baik akan menyiksa diri dan memerlukan latihan khusus. Pupuk sikap
yang optimis, adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi akan
meningkat dan karena itu memupuk sikap yang optimis. Lakukan segala
sesuatu dengan sesempurna, karena pekerjaan yang baik memupuk
41
suasana kerja yang menggembirakan. Menggunakan waktu, menghasilkan
sesuatu hanya mungkin, jika kita gunakan waktu dengan efesien.
Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis
tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan
perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas yang khas. Cara mempelajari
buku, sebelum kita membaca buku lebih dahulu kita coba memperoleh
gambaran tentang buku dalam garis besarnya. Mempertinggi kecepatan
membaca, seorang pelajar harus sanggup menghadapi isi yang sebanyak-
banyaknya dari bacaan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Karena itu
harus diadakan usaha untuk mempertinggi efisiensi membaca sampai
perguruian tinggi.
Untuk melancarkan belajar dan meningkatkan prestasi belajar, hal-
hal di bawah ini perlu diperhatikan, antara lain:47
a. Hendaknya dibentuk kelompok belajar, karena dengan bersama peserta
didik yang kurang paham dapat diberitahu oleh peserta didik yang telah
paham.
b. Semua pekerjaan dan latihan yang diberikan guru hendaknya dikerjakan
segera dan sebaik-baiknya.
c. Mengesampingkan perasaan negative dalam membahas atau berdebat
mengenai suatu masalah atau pekerjaan.
d. Rajin membaca buku atau majalah yang bersangkutan dengan pelajaran.
e. Berusaha melengkapi atau merawat dengan baik alat-alat belajar (alat
tulis dan sebagainya).
f. Selalu menjaga kesehatan agar dapat belajar dengan baik.
g. Waktu rekreasi gunakan sebaik-baiknya, terutama untuk menghilangkan
kelelahan.
h. Untuk mempersiapkan dan mengikuti ujian harus melakukan persiapan
minimal seminggu sebelum ujian berlangsung.
47Ibid., hlm.194-195
42
BAB III
MANAJEMEN PEMBELAJARAN UNTUK PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR PAI DI MIN KALIBUNTU WETAN KENDAL
A. Situasi umum MIN Kalibuntu Wetan Kendal
MIN Kalibuntu Wetan Kendal merupakan lembaga Pendidikan setara
dengan Sekolah Dasar yang berciri khas Islam.
1. Historis MIN Kalibuntu Wetan Kendal
a. MIN Kalibuntu Wetan Kendal didirikan sejak tanggal 1 Agustus 1962
oleh masyarakat desa Kalibuntu Wetan dan sekitarnya dengan nama
“MI Usaha Desa Kalibuntu Wetan “ yang statusnya adalah swasta.
b. Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Agama RI Nomor: 137 tahun
1991, maka MI Usaha Desa Kalibuntu Wetan statusnya berubah
menjadi MIN Kalibuntu Wetan Kendal.
c. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa MI sebagai
Pendidikan Dasar yang berciri khas Agama Islam.
d. Sejak tahun pelajaran 2005/2006 MIN Kalibuntu Wetan Kendal
terakreditasi dengan kriteria A. Nomor SK: Kw.11.4/4/PP.03/
623.24.01/2006
2. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : MIN Kalibuntu Wetan Kendal
No. Statistik Madrasah : 151032415001
Alamat : Jln. Pahlawan I Km. 1 Kendal 51312
Telepon : (0294) 381106
Tahun berdiri : 1962
Tahun penegerian : 1991
Kelompok Madrasah : Inti
Akreditasi : A
Nomor SK : KW.11.4/4/PP.032/623.24.01/2006
43
SK ditandatangani : Kabid Mapenda Islam Kanwil Depag
Provinsi Jawa Tengah
KBM : Pagi
Bangunan Madrasah : Milik Sendiri
Nama Kepala Madrasah : Fathudin, S.Ag
Tmt (sejak) 25 Juni 20041
3. Visi, Misi dan Tujuan
Visi
Memposisikan Madrasah sebagai pusat keunggulan yang mampu
menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia yang
mempunyai kualitas dibidang IPTEK dan IMTAQ
Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan berciri khas Islami yang berorientasi
mutu baik secara keilmuan maupun secara moral dan sosial.
b. Memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis dan hitung.
c. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat
bagi siswa
d. Memberikan bekal dasar tentang pengetahuan agama Islam dan
pengalamannya sesuai dengan tingkat perkembangannya.
e. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan ke jenjang
berikutnya.
Tujuan
a. Membentuk tunas-tunas muda Islam yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT.
b. Membentuk kepribadian anak yang berakhlak mulia dan
berketrampilan2
c. Menanamkan kepribadian dan kedisiplinan di segala aspek kehidupan
setiap siswa
1Dokumentasi MIN Kalibuntu Wetan Kendal, tanggal 5 Desenber 2008 2Dokumentasi Informasi penerimaan siswa Th 2009/2010, tanggal 5 Desember 2008
44
4. Letak Geografis
MIN Kalibuntu Wetan Kendal berada di wilayah kecamatan
Kendal Kabupaten Kendal tepatnya di Jln. Pahlawan 1 KM.1 Kendal
51312
Adapun batas-batasnya, antara lain:
Sebelah barat dibatasi oleh Makam umum,
Sebelah timur dibatasi oleh jalan raya Kalibuntu Wetan,
Sebelah selatan dibatasi oleh perkampungan,
Sebelah utara dibatasi oleh perkampungan.3
5. Keadaan Guru dan Karyawan
a. Data Guru
MIN Kalibuntu Wetan dalam operasional kesehariannya dikelola oleh
sejumlah tenaga kependidikan dan beberapa staf yang sesuai dengan
keahliannya.4
Status Pendidikan PNS/NIP No Mapel JML 150 130
GTT SLTA D 2 D3 S1 S2
Mach/ Mis
Mach
Kekurangan Guru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 Matematika 1 1 - - - 1 - - - - - 2 IPA 1 1 - - - - - 1 - - - 3 Olah raga 2 2 - - - 1 1 - - - - 4 PPKn 1 - - 1 - - - 1 - - - 5 Bhs. Indonesia 1 1 - - - 1 - - - - - 6 Bhs. Inggris - 1 - - - - - 1 - - - 7 Kesenian - - - - - - - - - - - 8 Fiqih 1 - - 1 - 1 - - - - - 9 Aqidah Akhlak 1 - - 1 - - - 1 - - - 10 Al-Qur’an Hadits 1 - - - - - - 1 - - - 11 Bhs. Arab 1 1 - - 1 - - - - - - 12 SKI 1 - - 1 - - - 1 - - - 13 BK 1 1 - - - - - - - - - 14 Guru Kelas 4 3 - 1 - 2 - 2 - 8 8
Jumlah 16 11 - 5 1 6 1 8 - 8 8
3Observasi, tanggal 1 Desember 2008 4Dokumentasi Profil data dan perencanaan Madrasah Th 2009/2010, tanggal 12
November 2008
45
b. Data Pegawai Administrasi
Status Pendidikan Jenis Pegawai Jml PNS Non
PNS SLA D2 D3 S1 S2 Kekurangan
Pegawai TU 1 1 - 1 - - - - 3
6. Keadaan Siswa
a. Jumlah Siswa
Jenis Kelamin Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa Laki-laki Wanita
I 2 82 37 45 II 2 68 34 34 III 2 60 37 23 IV 2 45 19 26 V 2 50 28 22 VI 1 29 17 12 Jml 11 334 172 162
b. Tingkat Kelulusan5
Tahun 2007 (th. Lalu) Tahun 2008 JML
Peserta UAM
JML yang lulus
% Kelulusan
JML Peserta UAM
Tamat % Tidak Tamat %
37 37 100 % 28 28 100 % - -
Dari lulusan tersebut:
- Yang melanjutkan sekolah: 100 % dan tidak melanjutkan: - %
- Melanjutkan sejalur (MA/IAIN,dll) - %, skala umum - %6
7. Sarana dan Prasarana
a. Data Tanah dan Bangunan
1. Jumlah tanah yang dimiliki 2.817 M²
2. Jumlah tanah yang bersertifikat 2.817 M²
3. Luas bangunan seluruhnya 675 M²
4. Denah/lay out dan keterangannya.
5Dokumentasi Profil data dan perencanaan Madrasah Th 2009/2010, tanggal 12
November 2008 6Ibid.
46
b. Ruang dan Gedung
Kondisi No Jenis Lokal M² Baik Rusak Kekurangan
1 Ruang Kelas 11 616 √ - - 2 R. Kantor/TU - - - - - 3 R. Kepala 1 35 √ - - 4 Ruang Guru 1 112 √ - - 5 R. Perpustakaan 1 49 √ - - 6 R. Laboratorium 2 105 √ - - 7 R. Keterampilan - - - - - 8 Aula - - - - - 9 Musholla 1 21 √ - - 10 R. UKS 1 21 √ - - 11 Halaman 1 172 √ - - 12 R. Tamu - - - - - 13 Toilet/Wc 3 31 √ - -
c. Data Peralatan dan Iventaris Kantor
Kondisi No Jenis Unit Baik Sedang Rusak Kekurangan
1 Mebelair 150 150 - - - 2 Mesin Ketik 1 - - 1 - 3 Telpon 1 1 - - - 4 Faximile - - - - - 5 Sumb. Air/PDAM 1 1 - - - 6 Komputer 2 1 1 - - 7 Kend. Roda -2 1 1 - - - 8 Kend. Roda -4 - - - - - 9 Peralatan Lab. 1 - 1 - - 10 Sound System 2 1 1 - - 11 Sar. Olah Raga 3 - 3 - -
12 Sar. Kesenian
3 2 1 - Drum band,
Organ, Rebana
13 Peralatan UKS 3 - 3 - - 14 Per. Keterampilan - - - - - 15 Daya Listrik 2300 W -
47
d. Data Buku
Asal No Jenis Judul Eks Kondisi Baik/Rusak Droping Swadaya
1 Pegangan Guru
78 92 Baik √ -
2 Pelajaran Siswa
66 1.910 Baik √ -
3 Bacaan Lainnya
137 137 Baik √ -
Jumlah 281 2.139 - -
8. Struktur organisasi
Stuktur organisasi yang ada di MIN Kalibuntu Wetan Kendal Tahun ajaran
2008/2009 terdiri dari:
Kepala sekolah : Fathudin, S.Ag (NIP 150281769)
Komite Sekolah :
WAKA I : Ali Purnomo, A.Ma (NIP. 150359539)
WAKA II : Nadzib, S.Ag (NIP. 150277864)
WAKA III : Faizin, A.Ma (NIP. 150281052) yang terdiri dari
Rumah Tangga oleh Siti Mu'alimah, S.PdI (NIP.
150329966) dan Tata usaha oleh Hery Fahrurozi I.
(NIP. 150358972)
WAKA III : Faizin, A.Ma (NIP. 150281052) yang terdiri dari
BIMB. Konseling oleh Hety Kristanti, S.Pd (NIP.
150360885), HUMAS oleh Faizin, A.Ma (NIP.
150361391 PHBN/I), oleh Moh. Nur Ikhsan
(NIP.150317138) dan Koperasi oleh Alex Nur
Abyadl, S.PdI
Wali kelas 1 A : Ayati awalu S, A Ma
Wali Kelas 1B : Nanik Qori'ah, S.PdI
Wali Kelas II A : Himatul Aliyah, (NIP. 15029965)
Wali Kelas II B : Faizin, A.Ma (NIP. 150361391)
Wali Kelas III A : Badruttamam
Wali Kelas III B : Hety Kristanti, S.Pd (NIP. 150360885)
48
WALI KELAS IV : Agus Purwono, A.Md. (NIP. 150361386)
WALI KELAS V A : Alex Nur Abyadl, S.Pd.I
WALI KELAS V B : Moh. Nur Ikhsan (NIP.150317138)
WALI KELAS VI : Ali Purnomo (NIP. 150359539)
Dan semua siswa-siswi MIN Kalibuntu Wetan Kendal 7
B. Manajemen Pembelajaran
1. Langkah-langkah Manajemen Pembelajaran
a. Perencanaan Pembelajaran
Dalam merencanakan Pembelajaran, guru PAI MIN
Kalibuntu Wetan Kendal disusun melalui PMH (Program Mengajar
Harian) Dan RP (Rencana Pembelajaran) yang disesuaikan dengan
materi dari Kanwil disesuaikan dengan KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Sekolah) sesuai kemampuan madrasah.8
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru akan
mentukan keberhasilan pembelajaran yang dipimpinnya, hal ini
didasarkan dengan membuat sebuah rencana pembelajaran yang
baik atau lebih terperinci akan membuat guru lebih mudah dalam hal
penyampaian materi pembelajaran, pengorganisasian peserta didik
di kelas, maupun pelaksanaan evaluasi pembelajaran baik proses
ataupun hasil belajar.
1) Silabus
Silabus yang disusun merupakan rencana Pembelajaran
PAI. Guru PAI MIN Kalibuntu Wetan Kendal sebagai
pengembang kurikulum memiliki kreatifitas dalam
mengembangkan materi dan kompetensi dasar setiap pokok
bahasan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki peserta didik
dan pengembangan lingkungan sekitar. Dalam merencanakan
7Dokumentasi struktur organisasi MIN Kalibuntu Wetan Kendal 8Wawancara dengan Ali Purnomo, Tanggal 12 November 2008
49
pengembangan silabus setiap guru PAI melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a) Mengembangkan Indikator
b) Mengidentivikasi materi ajar atau materi pokok
c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran
d) Pengalokasian waktu
e) Pengembangan penilaian
f) Menentukan sumber atau bahan atau alat.
2) Program semester
Program semesteran berisikan garis-garis besar mengenai
hal-hal yang dilaksanakan dan dicapai dalam semesteran
tersebut. Program semesteran ini merupakan penjabaran di
program tahunan, pada umumnya semesteran ini berisikan
tentang bulan, pokok bahasan yang akan disampaikan, waktu
yang akan direncanakan, dan hal-hal berisikan tentang
kompetensi dasar, pokok materi, indikator keberhasilan belajar,
pengalaman belajar yang akan dicapai, alokasi waktu dan sistem
penilaian sumber, bahan, alat belajar sudah termasuk dalam
prota. Pada program semesteran guru PAI juga belum membuat
program semesteran, walaupun ditargetkan oleh Waka
Kurikulum dalam waktu dekat harus sudah jadi. 9
3) Kalender Pendidikan
Kalender Pendidikan di MIN Kalibuntu Wetan Kendal
dibuat oleh pihak sekolah hasil musyawarah kerja dari tim
pengembang kurikulum. Dalam kalender Pendidikan di MIN
Kalibuntu Wetan ditentukan atas dasar efisiensi, efektifitas
kegiatan belajar mengajar.
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
9Wawancara dengan Ali Purnomo, tanggal 12 November 2008
50
a) Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang
ingin dicapai setelah proses pembelajaran.
b) Mengembangkan materi yang akan diajarkan.
c) Menentukan metode yang akan dipakai dalam pembelajaran
sesuai dengan mata pelajaran.
d) Merencanakan penilaian, yang meliputi aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Dengan adanya RPP dapat menunjang tercapainya kegiatan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar di MIN Kalibuntu Wetan Kendal di
samping berpedoman pokok pada standar isi tahun 2006 dengan
mengunakan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) yang
memuat mata pelajaran umum sebagaimana Sekolah Dasar, di MIN
Kalibuntu Wetan Kendal Pembelajaran Agama Islam terdiri dari
Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI). Hal ini ditegaskan oleh Bpk Nur Ikhsan bahwa mata pelajaran
tersebut disampaikan kepada pesrta didik, materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh
siswa untuk mencapai kompetensi.
Di MIN Kalibuntu Wetan Kendal peserta didik diwajibkan
mengenakan seragam sebagai berikut:
1) Senin-Selasa : Merah Putih
2) Rabu-Kamis : Batik Ma’arif
3) Jumat-Sabtu : Pramuka
Dalam pelaksanaan pembelajaran, MIN Kalibuntu Wetan
Kendal mengalokasikan waktu pelajaran Hari Senin, Jum’at dan
Sabtu masuk pukul 06.30 WIB-12.40 WIB, Hari Selasa, Rabu dan
51
Kamis masuk pukul 06.50 WIB-12.40 WIB10, adapun pembagian
jam untuk pelajaran PAI yang terdiri dari Al-Qur’an Hadits 2 jam
pelajaran, Sejarah Kebudayaan Islam 2 jam pelajaran, Aqidah Ahlak
1 jam pelajaran dan Fiqih 2 jam pelajaran.
Karena pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi
antara pendidik dengan lingkungannya tugas guru yang paling utama
adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik. Proses pembelajaran PAI di
kelas walaupun masih gaduh, tetapi guru PAI dapat mengendalikan
situasi kelas sehingga pembelajaran tetap berjalan dengan baik,
kondusif dan menyenangkan.11
Pelaksanaan pembelajaran sangat erat kaitannya dengan peran
guru dalam pembelajaran di kelas, yang akan menentukan tercapainya
tujuan pembelajaran atau belum, dalam pelaksanaan pembelajaran ini
meliputi pengorganisasian pembelajaran dan pengelolaan guru dalam
proses pembelajaran di kelas.
1) Pengelolaan kelas dan peserta didik
Pengelolaan kelas dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
latar belakang peserta didik yang berbeda-beda, hanya saja dalam
penataan meja kursi masih menggunakan pola konvensional,
dimana guru menjadi pusat proses pembelajaran dan peran peserta
didik sebagai subjek pendidikan berkurang. Kelas dilengkapi
dengan gambar-gambar yang terkait dengan pelajaran, dan
kondisi kelas nyaman dan baik, sehingga proses pembelajaran
berlangsung dengan lancar.12
Pada garis besarnya ada beberapa langkah yang dilakukan
oleh guru PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal dalam
melaksanakan pembelajaran diantaranya:
10Dokumentasi MIN Kalibuntu Wetan Kendal 2008/2009 11Observasi di kelas 4 tanggal 27 November 2008 12Observasi di kelas 5 tanggal 1 Januari 2008
52
a) Tahap sebelum pembelajaran
Tahap ini 10 menit sebelum pelajaran dimulai dengan
do’a pembukaan sesuai syariat Islam dengan hafalan surat-
surat pendek sesuai dengan materi Al-Qur’an Hadits yang
dilakukan pada jam pertama pelajaran, di kelas masing-
masing, dilanjutkan dengan guru mengadakan pencatatan
terhadap peserta didik yang hadir (presensi), tak hadir
(absensi) dan yang datang terlambat, selanjutnya guru
memberikan apersepsi yang menghubungkan materi
pembelajaran peserta didik dengan atau dengan kompetensi
yang telah dikuasai oleh peserta didik.
b) Inti Pembelajaran
Pada tahap ini merupakan tahap inti dari serangkaian
aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dengan peserta
didik dalam mencapai suatu tujuan yang termuat dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada pelaksanaan
pembelajaran guru PAI menggunakan pendekatan rasional,
pendekatan emosinal dan pendekatan keteladanan dengan
menggunakan beberapa metode 13, diantaranya:
(1) Metode ceramah, metode ini biasa digunakan guru pada
awal pelajaran, metode ini biasa dikatakan prolog dari
awal proses pembelajaran dan digunakan pada semua mata
pelajaran PAI.
(2) Metode Tanya jawab, motode ini dilakukan agar peserta
didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga proses proses pembelajaran tidak bersifat satu
arah, melainkan ada feed back dengan peserta didik.
(3) Metode demontrasi, metode ini merupakan metode
interaksi edukatif yang sangat efektif dalam membantu
peserta didik untuk mengetahui proses pelaksanaan
13Wawancara dengan Nur Ikhsan, tanggal 12 November 2008
53
pembelajaran, metode ini biasanya digunakan pada
pelajaran Fiqih misalnya pada materi pokok materi atau
pokok bahasan yang membutuhkan praktek seperti materi
pelaksanaan shalat, haji dan lainnya.
(4) Metode diskusi, metode ini merupakan metode yang
diterapkan oleh semua guru mata pelajaran PAI
sebagaimana upaya untuk mengembangkan pola pikir
peserta didik, metode ini dinilai efektif dalam
meningkatkan motivasi siswa untuk menguasai materi
yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
Selain metode, media pembelajaran yang digunakan
juga sesuai materi yang diajarkan, kreatifitas guru dalam
media sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran.
MIN Kalibuntu Wetan Kendal memfasilitasi semua sumber
belajar sesuai kemampuan baik. Sumber belajar yang berskala
belajar seperti gedung sekolah yang representatif dan nyaman,
laboratorium IPA dan agama, laboraturium komputer,
perpustakaan, UKS, koperasi, alat kesenian, alat olah raga,
selain itu guru PAI juga dituntut oleh sekolah untuk
menciptakan media sendiri yang dapat memperlancar kegiatan
pembelajaran PAI.14
c) Evaluasi/Tindak Lanjut
Tahap ini guru PAI memberikan penguatan atau
kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah disampaikan.
Hanya saja tidak semua guru memberikan penugasaan
sebagaimana mata pelajaran yang lain, dengan pertimbangan
karena peserta didik sudah terlalu banyak mendapatkan tugas,
terutama yang berkaitan dengan aspek kognitif. Sedangkan
dalam pembelajaran PAI yang menjadi fokus adalah
14Wawancara dengan Nur Ikhsan, tanggal 26 Desember 2008
54
pengamalan dari pengetahuan yang telah diterima oleh peseta
didik, pada hal ini adalah aspek afektif dan psikomotorik.
2) Pengelolaan Guru
Peran guru dalam pembelajaran bermacam-macam
tergantung pada karakter yang dimiliki guru yang bersangkutan,
mata pelajaran PAI guru memberikan motivasi belaja kepada
peserta didik oleh guru yang mempunyai kesamaan dalam hal
waktu dan tempat, yakni pemberian motivasi setiap saat yang
diperlukan baik di dalam maupun di luar kelas yang membedakan
hanya teknisnya, karena latar belakang dan psikologi peserta didik
berbeda-beda.
Guru PAI memberikan motivasi disesuaikan dengan
kondisi peserta didik yang heterogen, bagi peserta didik yang
malas atau kurang semangat, guru mengingatkan dan memotifasi
yang bersifat umum, bagi peserta didik yang mempunyai
kelebihan dan semangat guru memberikan terkait dengan
peningkatan kemampuan atau potensi. Sedangkan bagi peserta
didik yang bandel atau nakal guru memberikan bimbingan khusus
yang bekerja sama dengan wali kelas dan BP.
c. Evaluasi Pembelajaran
Efektifitas pembelajaran tidak dapat diketahui tanpa melalui
evaluasi hasil belajar. Sesuai dengan karakteristik KTSP PAI, MIN
Kalibuntu Wetan Kendal yang memuat evaluasi/penilaian hasil belajar
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam hal ini ada bentuk
penilaian yang digunakan, yaitu:
1) Evaluasi Proses Belajar
Evaluasi proses belajar terhadap partisipasi peserta didik
baik secara individu maupun kelompok selama proses
pembelajaran berlangsung. Standar yang digunakan di MIN
Kalibuntu Wetan Kendal dalam penilaian proses dapat dilihat dari
keterlibatan peserta didik secara aktif baik fisik, mental, maupun
55
sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan
kegairahan belajar tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa
percaya diri sendiri. Selain memperhatikan keaktifan peserta didik
mengikuti pembelajaran pada satuan bahasan tertentu. Penilaian
proses secara kognitif dapat dilakukan dengan adanya tes tertulis
yang berbentuk pilihan ganda (objektif) dan berbentuk uraian
(subjektif).15
Selain penilaian berbentuk tes juga menggunakan
instrumen lain yaitu portofolio. Hal ini diselenggarakan agar
kompetensi setiap mata pelajaran PAI yang mencakup
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang tercermin dalam
tindakan dan perilaku, sehingga guru mata pelajaran PAI
memantau peserta didik dan mengevaluasi secara menyeluruh baik
di madrasah dan lingkungan sekitar.
Di MIN Kalibuntu Wetan Kendal menentukan kriteria
ketuntasan minimal belajar dalam memberikan penilaian tiga
ranah, yaitu:
a) Ranah kognitif, dengan adanya tes tertulis. Ulangan harian
minimal tiga kali dalam satu semester, apabila dalam ulangan
harian peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar, maka
diadakan remidiasi sehingga ada nilai remidi. Ulangan harian
ini ditunjukkan untuk memperbaiki kinerja dan hasil belajar
peserta didik secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Bentuk remidiasi biasanya tugas resume atau tugas lainnya dan
untuk standar kelulusan mata pelajaran PAI yang meliputi:
(1) Al-Qur’an Hadits dengan KKM 65
(2) Aqidah Akhlak dengan KKM 70
(3) Fiqih dengan KKM 65
(4) Sejarah Kebudayaan Islam dengan KKM 60 16
15Wawancara dengan Nanik, tanggal 11 November 2008 16Wawancara dengan Nur Ikhsan, tanggal 12 November 2008
56
b) Ranah afektif, dengan adanya kriteria yang dinilai diantaranya:
(1) Kehadiran
(2) Kerajinan
(3) Kedisiplinan
(4) Keramahan
(5) Ketepatan mengumpulkan tugas-tugas
(6) Perhatian pada pelajaran
c) Ranah Psikomotorik, Penilaian ini dapat dinilai sesuai materi
dan metode yang digunakan, misal metode diskusi, maka aspek
penilaian pada perhatian pelajaran, ketepatan memberikan
contoh, kemampuan mengemukakan pendapat dan kemampuan
untuk menjawab, serta bentuk performen dan hasil karya
keseharian misalnya membuat resume, melafalkan ayat-ayat
Al-Qur’an dan sebagainya.17
2) Evaluasi hasil belajar
Evaluasi ini dilihat dari segi hasil, proses pembelajaran
dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif
pada diri peserta didik seluruhnya atau sebagian besar. MIN
Kalibuntu Wetan Kendal dalam melaksanakan evaluasi hasil
dilakukan pada tengah dan akhir semester. Diselenggarakannya
kegiatan evaluasi guna mendapatkan gambaran secara utuh dan
menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam
satuan waktu tertentu. evaluasi hasil belajar peserta dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
a) Pertanyaan lisan di kelas baik berupa pemahaman konsep dan
prinsip.
b) Ulangan harian, ulangan harian ini dilaksanakan setiap selesai
satu kompetensi dasar dan tugas individu.
17Wawancara dengan Nur Ikhsan tanggal 26 Desember 2008
57
c) Tugas individu, tugas ini diberikan kepada peserta didik
dengan bentuk tugas atau soal uraian objektif atau non
objektief.
d) Tugas kelompok, tugas ini digunakan untuk menilai kemampun
kerja kelompok, bentuk tugas ini berupa uraian dengan tingat
tinggi.
e) Ulangan semesteran atau mid semester yaitu ujian yang
dilakukan pada tengah atau akhir semester.
f) Ujian praktek, bentuk ujian yang dilakukan berupa materi yang
berkaitan dengan praktik seperti materi shalat, mengkafani, haji
dan sebagaianya.
C. Prestasi Belajar PAI MIN Kalibuntu Wetan Kendal
1. Prestasi Belajar PAI
Prestasi belajar sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah
mengalami suatu proses belajar dalam jangka tertentu, hasil belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa mencakup ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotorik.
MIN Kalibuntu Wetan sebagai lembaga pendidikan Islam yang
setara Sekolah Dasar lainnya telah menunjukkan hasil yang positif
dengan adanya berbagai prestasi PAI yang telah diraih oleh siswa.
Prestasi tersebut dicapai atas koordinasi yang baik antara kepala sekolah,
guru, siswa dan komponen lain yang mendukung. Dengan peningkatan
prestasi belajar PAI siswa di MIN Kalibuntu Wetan Kendal dapat
mempertahankan eksistensi lembaga pendidikan Islam ini.18
Hasil belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal sudah di
capai dengan baik walaupun belum sempurna dikarenakan beberapa
siswa tidak sesuai keinginan, orang tua yang acuh tak acuh, kurang
pengalaman dari guru yang mengajar dan waka kurikulum berusaha
dengan mengatasi pembinaan terhadap wali murid dan saling asah, asih
18Wawancara dengan Fathudin, tanggal 12 November 2008
58
dan asuh satu dengan yang lain, peningkatan guru dengan mengikuti
pelatihan dan pendidikan S1.
Prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal sudah
cukup baik yang ditandai dengan:
a. Nilai Pelajaran PAI siswa sudah memenuhi target KKM dengan nilai
rata-rata 76.16.
b. Penerapan amalan agama sudah dilaksanakan dengan baik. Dengan
adanya pembiasaan yang dilaksanakan MIN Kalibuntu Wetan
Kendal.
c. Siswa MIN Kalibuntu Wetan telah menjuarai lomba-lomba PAI
dalam even-even dengan predikat baik, tetapi MIN Kalibuntu Kendal
jarang mengikuti lomba-lomba yang bersifat agama karena MIN
sudah dianggap lebih baik dan mampu dengan Madrasah Ibtidaiyah
yang lain khususnya madrasah swasta.19
Daftar hasil nilai PAI MIN Kalibuntu Wetan Kendal20
No Kelas Semester I Semester II Rata-rata 1 I A 75.25 78.73 76.99 2 I B 71.25 74.13 72.93 3 II A 77.83 78.93 78.38 4 II B 84.66 82.84 83.75 5 III A 78.82 83.56 81.19 6 III B 69.83 71.33 70.58 7 IV A 77.8 78.25 78.03 8 IV B 66.19 69.32 67.75 9 V 75.63 78.33 76.98 10 VI 76.03 74.6 75.31
Jumlah rata-rata 67.55 77 76.16
19Wawancara dengan Fathudin, tanggal 12 November 2008 20Dokumentasi leger nilai rapot, tanggal 27 Desember 2008
59
Hasil Belajar PAI MIN Kalibuntu Wetan Kendal 21
020406080
100
II B
II A
III A
III B
IV A
IV B V VI
Jum
lah
3 4 5 6 7 8 9 10
kelas
nila
i
Prestasi Akademik22
Ujian Akhir Nasional Ujian Akhir Madrasah Prestasi ( nilai ) 2007 2008 2007 2008
Tertinggi 8.35 9.38 8.46 8.93 Terendah 5.82 6.30 6.29 6.67 Rata - rata 6.72 7.87 7.64 7.88
21Diagram Tabel hasil belajar PAI, tanggal 27 Desember 2008 22Dokumentasi Profil data dan perencanaan Madrasah Th 2009/2010, tanggal 12
November 2008
60
Pretasi Akademik Ujian Akhir Nasional
Tetinggi; 8.35
Tetinggi; 9.38
Terendah ; 5.82
Terendah ; 6.3
0
2
4
6
8
10
2007 2008
Tahun
Pres
tasi
TetinggiTerendah
Prestasi Akademik Ulangan Akhir Madrasah
Tetringgi; 8.46
Tetringgi; 8.93
Terendah; 6.29
Terendah; 6.67
0123456789
10
2007 2008
Tahun
Pres
tasi
TetringgiTerendah
Prestasi Akademik
No Nama Kegiatan Sebagai Juara Tingkat Tahun Ket
1. Mapel Bahasa III Kecamatan 2005 2. Siswa teladan IV Kecamatan 2005 3. Olimpiade Matematika III Kecamatan 2007 4. Teknologi Sederhana II Kecamatan 2007 5. Komputer II Kecamatan 2007 6. Siswa Berprestasi Kls V III Kecamatan 2008 7. Siswa Berprestasi Kls V VI Kecamatan 2008 8. Siswa Berprestasi Kls IV IV Kecamatan 2008 9. Lomba Matematika Kls V VI Kecamatan 2008
61
10. Lomba Matematika Kls IV VI Kecamatan 2008 11. LCC IV Kecamatan 2008
2. Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran PAI
Upaya yang dilakukan madrasah dalam mendukung prestasi belajar
PAI, faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran PAI diantaranya:
a. Guru yang berkompeten
b. Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI
c. Adanya dukungan orang tua
Disamping beberapa faktor yang dapat mendukung ada juga beberapa
hal yang menjadi penghambat prestasi belajar PAI
a. Beberapa siswa yang tidak sesuai dengan keinginan
b. Adanya orang tua yang acuh tak acuh
c. Kurang adanya perencanaan guru PAI dalam melaksanakan
pembelajaran.23
2. Upaya peningkatan prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal
a. Pembiasaan merupakan kegiatan yang biasa dilakukan MIN Kalibuntu
Wetan Kendal
1) Rutinitas kebiasaan yang dilakukan waktu pagi, yaitu:
Membaca Asma’ul Husna, hafalan surat pendek, d’oa harian, dan
Shalat Dhuha
2) Rutinitas yang dilakukan waktu pulang, yaitu:
Shalat Dhuhur berjama’ah, Membaca Al-Qur’an, dan do’a harian
3) Rutinitas yang dilakukan pada hari Senin, yaitu:
Upacara Bendera
4) Rutinitas yang dilakukan pada hari Jum’at, yaitu:
Infaq Jum’at/Jum’at amal
5) Rutinitas yang dilakukan pada hari Sabtu, yaitu:
Senam kesegaran jasmani/Sabtu sehat dan kerja bakti/Sabtu bersih
23Wawancara dengan Nur Ikhsan, tanggal 27 Desember 2008
62
6) Rutinitas Peringatan Hari Besar Islam, yaitu:
Isra’ Mi’raj, Nuzulul Qur’an, Halal Bihalal, Maulud Nabi
Muhammad SAW, Qurban dan Zakat fitrah.24
Diharapkan dengan adanya pembiasaan dapat meningkatkan
prestasi belajar PAI, dan siswa di MIN Kalibuntu Wetan Kendal ini
sudah terbiasa dengan pembiasaan ini, sehingga peserta didik dapat
melaksanakan dengan baik. Demi kelancaran proses pembelajaran
maka manajemen pembelajar memfasilitasi sarana dan pra sarana yang
memadai dengan gedung sekolah yang representatif dan nyaman untuk
belajar, laboraturium IPA dan agama, laboraturium komputer,
perpustakaan, UKS, koperasi sekolah, kantin, toko, alat kesenian dan
olah raga. Diharapkan dengan fasilitas yang ada untuk dimanfaatkan
sebaik-baiknya agar dapat tercapai sesuai tujuan pendidikan baik
nasional maupun madrasah.
b. Upaya peningkatan Prestasi Belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan
Kendal
Proses pembelajaran yang diarahkan untuk memberikan
pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada peserta didik untuk
meningkatkan prestasi belajar PAI, dalam hal ini guru PAI berupaya
untuk meningkatkan hasil belajar PAI yang meliputi mata pelajaran
Al-Qur’an Hadits dari 65 menjadi 70, mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) dari 60 dan 65 menjadi 70, mata pelajaran
Fiqih dari 60 dan 65 menjadi 70 dan mata pelajaran 70 menjadi 75,
agar prestasi belajar PAI dapat meningkat, maka guru PAI berusaha
dengan upaya, yaitu:
1) Meningkatkan kemampuan diri
2) Dedikasi (Loyalitas)
3) Meningkatkan proses pembelajaran
24Dokumentasi informasi penerimaan siswa baru Th 2009/2010, tanggal 12 November
2008
63
4) Mengoptimalkan peran keluarga, dan lingkungan (budaya,
masyarakat sosial)
5) Manajemen yang baik
6) Memacu kesiapan siswa dan selalu memberi motivasi pada siswa.25
Guru PAI memberikan kesempatan bagi peserta didik,
khususnya bagi peserta didik yang nilainya kurang baik dengan jalan
memberikan jam pelajaran tambahan atau dengan les privat dan
mengadakan remedial bagi peserta didik yang nilainya belum
memenuhi KKM.
Untuk meningkatkan nilai ujian nasional MIN Kalibuntu
Wetan memberikan jam belajar tambahan bagi siswa, yang terjadwal
dalam BIMBEL pagi, siang dan malam. Selain itu juga meningkatkan
latihan siswa dalam mengajarkan soal-soal mata pelajaran Ujian
Nasional (UN). Dalam program pelaksanaannya MIN Kalibuntu
Wetan Kendal mengadakan Try Out.
25Wawancara dengan Nur Ikhsan tanggal 12 November 2008
64
BAB 1V
ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN UNTUK PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR PAI DI MIN KALIBUNTU WETAN KENDAL
A. Manajemen Pembelajaran di MIN Kalibuntu Wetan Kendal
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pebelajaran merupakan proses memilih,
menetapkan dan mengembangkan, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran menawarkan bahan aja, menyediakan pengalaman belajar
yang bermakna, serta mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran
untuk mencapai hasil pembelajaran.
Aktivitas pembelajaran agama Islam sebagai salah satu mata
pelajaran di sekolah atau madrasah yang syarat dengan muatan nilai
kehidupan islami, perlu di upayakan melalui perencanaan pembelajaran
yang baik, agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan pengembangan
kehidupan murid, oleh karena itu salahsatu kemampuan yang harus
dimiliki guru adalah memmbuat perencanaan pembelajara secara
profesional dalam melakasanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
seorang pendidik, pembelajar, sekaligis sebai perancang pembelajaran.1
Silabus merupakan rencana mata pelajaran pada suatu dan
/atau kelompok yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok pembelaaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber atau bahan-bahan alat belajar, silabus bertujun
untuk memebantu guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk
menjabarkan perann pembeljaran.
Silabus merupakan rencana Pembelajaran PAI. Guru PAI MIN
Kalibuntu Wetan Kendal sebagai pengembang kurikulum memiliki
kreatifitas dalam mengembangkan materi dan kompetensi dasar setiap
1Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 12.
65
pokok bahasan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki peserta didik dan
pengembangan lingkungan sekitar.
Penyusunan silabus yang dikembangkan oleh guru PAI MIN
Kalibuntu Wetan Kendal sudah sesuai dengan komponen silabus sehingga
dapat memudahkan guru untuk pencapaian tujuan pelajaran yang akan di
ajarkan kepada peserta didik.
Penyusunan program semester dapat ditempuh dengan
menghitung hari dan jam efektif selama satu semester, mencatat mata
pelajaran yang akan diajarkan selama satu cawu, membagi alokasi waktu
yang tersedia selama satu semester. Program semesteran merupakan
penjabaran di program tahunan.
Pada program semesteran guru PAI belum membuat program
semesteran, tetapi ditargetkan Waka Kurikulum dalam waktu dekat harus
sudah jadi. Program semesteran sebagai acuan dalam proses pembelajaran
selama semester, walaupun sibuk tetapi alangkah baiknya guru membuat
program semesteran, karena dengan adanya program ini, maka kegiatan
pembelajaran dan alokasi waktu selama satu semester bisa terarah dan bisa
terkondisikan dengan baik.
Kalender Pendidikan merupakan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk satu tahun, Kalender Pendidikan di MIN Kalibuntu
Wetan Kendal disusun atas dasar efisiensi, efektifitas kegiatan belajar
mengajar.
RPP sebagai acuan guru dalam pembelajaran, adanya RPP guru
bisa tahu seberapa jauh tingkat keberhasilan dan pembelajaran. Pembuatan
RPP merupakan tugas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
walaupun pembelajaran sudah sesuai dengan yang diharapkan tetapi
dengan adanya RPP kegiatan pembelajaran bisa lebih efektif dan terarah.
Pengembangan rencana pembelajaran harus memperhatikan
perhatian dan karakeristik peserta didik terhadap materi standar yang
dijadikan bahan kajian, hal ini hrus diperhatikan agar guru jangan hanya
berperan sebagai transfor motor, melainkan juga harus berperan sebagai
66
motivator yang yang dapat membangktitkan gairah dan nafsu belajar serta
mendorongpesreta didik untuk belajar dengan menggunakan berbagai
variasi media dan simber belajar yang sesuai, serta menunjang
pembentukan standar kompetensi dan kopetensi dasar.
Menurut penulis perencanaan pembelajaran yang disusun oleh
guru dapat dijadikan pedoman yang sangat membantu guru tersebut,
bukan hanya dalam rangka menyajikan materi pelajaran, tetapi dapat juga
dijadikan sebagai bahan evaluasi pembelajaran berikutnya dapat berjalan
dengan lebih baik lagi dan lebih optimal dalam mencapai pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal sudah
cukup baik karena sebagian besar sudah membuat atau merancang rencana
pembelajaran dah sudah sesuai dengan karateristik peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran walaupun masih ada yang belum
dirancang.
2. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut
keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan perta didik
sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Hal ini guru harus dapat
mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik
belum dapat membentuk kompetensi dasar.
Pelaksanaan pembelajaran sangat erat kaitannya dengan peran guru
dalam pembelajaran di kelas, yang akan menentukan tercapainya tujuan
pembelajaran atau belum, dalam pelaksanaan pembelajaran ini meliputi
pengorganisasian pembelajaran dan pengelolaan guru dalam proses
pembelajaran di kelas.
Pelaksanaan pembelajaran PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal
sudah berjalan dengan lancar, tetapi menurut peneliti guru PAI harus lebih
bisa berinteraksi dengan peserta didik, lebih memahami karaketrisik
peserta didik dengan menanggapinya secara bijaksana, karena pada
pelaksanaan pembelajaran PAI di kelas kurang adanya interaksi yang
edukatif.
67
a. Pengelolaan kelas dan peserta didik
Idealnya, kelas tempat pesrta didik belajar memilki kondisi
fisik yang baik, tidak hanya dalam arti kondisi bangunan tetapi juga
letak dan posisi bangunan kelas terhadap kelas lainya, posisinya
terhadap ruang penting seperti ruang kepala sekolah, ruang
laboratorium dan toilet. Salah satu aspek penting adalah pencahayaan
dari luar maupun dari dalam, dengan menggunakan lampu misalnya
kesemuanya ini akan membantu memberikan kesiapan dan ketenangan
belajar para peserta didik.2
Pelaksanaan pembelajaran PAI di MIN Kalibuntu Wetan
Kendal sudah berjalan dengan lancar, tetapi menurut peneliti guru PAI
harus lebih bisa berinteraksi dengan peserta didik, lebih memahami
karaketrisik peserta didik dengan menanggapinya secara bijaksana,
karena pada pelaksanaan pembelajaran PAI di kelas kurang adanya
interaksi yang edukatif.
Pelaksanaan pembelajaran PAI di MIN Kalibuntu Wetan
Kendal sudah berjalan dengan lancar, tetapi menurut peneliti guru PAI
harus lebih bisa berinteraksi dengan peserta didik, lebih memahami
karaketrisik peserta didik dengan menanggapinya secara bijaksana,
karena pada pelaksanaan pembelajaran PAI di kelas kurang adanya
interaksi yang edukatif.
1. Sebelum Pembelajaran
Pada tahap ini merupakan tahap sebelum belajar, landasan
umum bagi pembentukan cara belajar yang baik adalah sikap
mental yang baik yaitu sikap mental yang ditumbuhkan dan
dipelihara dengan sebaik-baiknya agar siswa mempunyai kesadaran
berupa kesediaan mental. Tanpa kesediaan mental siswa dalam
belajar tidak akan bertahan menghadapi berbagai macam
kesukaran, terutama pada saat siswa dihadapi berbagai masalah
2Abu Muhammad Ibnu Abdullah, Prestasi Belajar, E:\spesialis-torch-com – Prestasi
Belajar.mht. Thursday, 29 May 2008, hlm. 2.
68
yang harus dipecahkan. Sikap mental yang perlu diusahakan oleh
setiap siswa dalam rangka persiapan belajar sekurang-kurangnya
mencakup 4 segi, yaitu : tujuan belajar, minat terhadap pelajaran,
kepercayaan pada diri sendiri dan keuletan.3
Tahap sebelum pelajaran PAI dimulai dengan do’a
pembukaan sesuai syariat Islam dengan hafalan surat-surat pendek
sesuai dengan materi Al-Quran Hadits yang dilakukan pada jam
pertama pelajaran, di kelas masing-masing, dilanjutkan dengan
guru mengadakan pencatatan terhadap peserta didik yang hadir
(presensi), tak hadir (absensi) dan yang datang terlambat,
selanjutnya guru memberikan apersepsi.
2. Tahap Pembelajaran
Tahap pemberian bahan pelajaran dengan menjelaskan
kepada siswa tujuan pengajaran pokok materi yang akan bahas dan
yang sudah dituliskan, Pada setiap pokok materi yang dibahas
sebaiknya diberikan contoh-contoh yang kongkret, pertanyaan,
tugas. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas
pembahasan pada setiap materi pelajaran. Menyimpulkan hasil
pembahasan dari semua pokok materi.
pelaksanaan pembelajaran guru PAI menggunakan
pendekatan Rasional, pendekatan emosinal dan pendekatan
keteladanan. Dan dengan menggunakan beberapa metode,
ceramah, Tanya jawab, demontrasi, diskusi, metode ini merupakan
metode yang diterapkan oleh semua guru mata pelajaran PAI
sebagainmana upaya untuk mengembangkan pola pikir peserta
didik, metode ini dinilai efektif dalam meningkatkan motivasi
siswa dalam menguasai materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
3Ridwan, http://202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian/prestasi/belajar/
69
Selain metode media pembelajaran yang digunakan sesuai
materi yang diajarkan, kreatifitas guru dalam media sangat
berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran.
3. Evaluasi/Tindak Lanjut
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan
tahap instruksional atau pembelajaran. Peserta didik memperoleh
penguatan (komfirmasi) saat perasaan puas atas prestasi yang
ditunjukan, hal ini terjadi jika prestasi tepat, akan tetapi sebaliknya
jika pretasi jelek maka perasaan tidak puas maupun tidak seneng
itu bisa saja diperoleh dai guru (eksternal) atau dari diri sendiri
(internal).4
Tahap ini guru PAI memberikan penguatan atau
kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah disampaikan
terutama yang berkaitan dengan aspek kognitif sedangkan dalam
pembelajaran PAI yang menjadi fokus adalah pengamalan dari
pengetahuan yang telah diterima oleh peserta didik, dalam hal ini
adalah aspek afektif dan psikomotorik selain itu guru juga
memberikan saran-saran terkait dengan pembelajaran PAI dan
pembenahan dan di akhiri dengan doa dan salam.
Pembelajaran yang dilaksanakan guru PAI sudah sesuai
dengan rencana pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran
bisa berlangsug dengan efektif dan terarah.
b. Pengelolaan guru
Guru dalam peranannya sebagai pengelolaan kelas, guru
hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar
serta mampu menerapkan aspek dari lingkungan sekolah yang
perlu diorganisasikan, lingkungan ini diatur dan diawasi agar
kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.
4Baharudin dan Era Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media Group, 2007), hlm. 18
70
Peran guru dalam pembelajaran bermacam-macam
tergantung pada karakter yang dimiliki guru yang bersangkutan,
mata pelajaran PAI guru memberikan motivasi belajar kepada
peserta didik oleh guru yang mempunyai kesamaan dalam hal
waktu dan tempat, yakni pemberian motivasi setiap saat diperlukan
baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang membedakan hanya
teknisnya, karena latar belakang dan psikologi peserta didik
berbeda-beda.
Guru PAI memberikan motivasi disesuaikan dengan kondisi
peserta didik yang heterogen, bagi peserta didik yang malas atau
kurang semangat, guru mengingatkan dan memotifasi yang bersifat
umum, bagi peserta didik yang mempunyai kelebihan dan
semangat guru memberikan terkait dengan peningkatan
kemampuan atau potensi, sedangkan bagi peserta didik yang
bandel atau nakal guru memberikan bimbingan khusus yang
bekerja sama dengan wali kelas.
1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi bertujuan untuk menjamin kinerja yang dicapai agar sesuai
rencana dan tujuan yang telah ditetpkan. Guru sebagai menejer
pembelajaran harus mengambil kstrategi dan tindakan perbaikan apabila
terdapatkesenjangan antara proses pembelajaran yang terjadi secara aktual
dengan yang telah direncanakan pada program pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran harus dilakukan terus menurus untuk mengetahui dan
memantau perubahan serta kemajuan yang dicapai peserta didik, maupun
untuk memberi sekor, angka atau nilai yang biasa dilakukan pada
penilaian hasil belajar.
Evaluasi mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi
pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan pada diperolehnya
informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan
71
proses sistematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses
pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara
optimal.
Evaluasi mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi
pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan pada diperolehnya
informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan
proses sistematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses
pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara
optimal.
Sesuai dengan karakteristik KTSP PAI, MIN Kalibuntu Wetan
Kendal yang memuat evaluasi/penilaian hasil belajar ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik. Dalam hal ini ada bentuk penilaian yang
digunakan, yaitu:
a) Evaluasi Proses Belajar
Evaluasi Proses Belajar merupakan suatu proses untuk
menentukan jasa, nilai atau memanfaatkan kegiatan penilaian dan atau
prngukuran.
Penilaian berbentuk tes dan menggunakan instrumen lain yaitu
portofolio. Hal ini diselenggarakan agar kompetensi setiap mata
pelajaran PAI yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang tercermin dalam tindakan dan perilaku, sehingga guru mata
pelajaran PAI memantau peserta didik dan mengevaluasi secara
menyeluruh baik di madrasah dan lingkungan sekitar.
Di MIN Kalibuntu Wetan Kendal menentukan kriteria
ketuntasan minimal belajar dalam memberikan penilaian tiga ranah,
yaitu:
(1) Ranah kognitif, dengan adanya tes tertulis. Ulangan harian minimal
tiga kali dalam satu semester, apabila dalam ulangan harian peserta
didik belum mencapai ketuntasan belajar, maka diadakan remidiasi
sehingga ada nilai remidi.
72
(2) Ranah afektif, dengan kriteria yang dinilai Kehadiran, kerajinan,
kedisiplinan, keramahanketepatan mengumpulkan tugas-tugas,
perhatian pada pelajaran
(3) Ranah Psikomotorik, Penilaian ini dapat dinilai sesuai materi dan
metode yang digunakan.
b) Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai
belajar siswa melalui kegiatan peniliaian dan atau pengukuran hasil
belajar hasil belajar, tujuan utama evaluasi untuk mengetahui tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan
pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan yang tersebut kemudian
ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. Apabila
tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi maka
hasilnya dapat difungsikan untuk berbagai keperluan.5
evaluasi hasil belajar PAI dapat dilakukan dengan berbagai
cara:
(1) Pertanyaan lisan di kelas baik berupa pemahaman konsep dan
prisip.
(2) Ulangan harian, ulangan harian ini dilaksanakan setiap selesai satu
kompetensi dasar tugas individu.
(3) Tugas individu, tugas ini diberikan kepada peserta didik dengan
bentuk tugas atau soal uraian objektif atau non objektief.
(4) Tugas kelompok, tugas ini digunakan untuk menilai kemampun
kerja kelompok, bentuk tugas ini berupa uraian dengan tingak
tinggi.
(5) Ulangan semesteran atau mid semester yaitu ujian yang dilakukan
pada tengah atau akhir semester.
Menurut peneliti Kegiatan evaluasi sudah dilaksanakan sesuai
dengan tujuan pembelajaran untuk mengetahui pencapian standar
5Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm.
156.
73
kompetisi lulusan untuk mata pelajaran PAI. Karena dalam
pelaksanaanya evaluasi sudah mencakup hasil proses belajar dan hasil
belajar, sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana kefektifan
pembelajaran dan hasil belajar selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
B. Kondisi Objektif Prestasi Belajar PAI MIN Kalibuntu Wetan Kendal
1. Prestasi Belajar PAI
Kemampuan intelektual yang sangat menentukan keberhasilan
siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya
sesorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya
untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar
mengajar berlangsung.6
Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki
siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang
diperoleh pada proses pembelajaran, prestasi peserta didik sesuai dengan
tingkat kederhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan pada bentuk nilaiatau raport setiap bidang studi drtrlah
mengalami proses pembelajaran. Prestasi belajar peserta didik dapat
diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperliatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal sudah
cukup baik yang ditandai dengan:
1. Nilai Pelajaran PAI siswa sudah memenuhi taget KKM dengan nilai
rata-rata 76.16.
2. Penerapan amalan agama sudah dilaksanakan peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga
dan masyarakat.
3. Siswa MIN Kalibuntu Wetan telah menjuarai lomba-lomba PAI pada
even-even tertentu.
6Ridwan, http://202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian/prestasi/belajar/
74
MIN Kalibuntu Wetan Kendal mempunyai prestasi yang cukup
baik dengan ditandai rata-rata nilai PAI 76.16 dan MIN sudah cukup
dikenal oleh masyarakat ini terbukti dengan adanya peserta didik bukan
cuma dari satu desa tetap sudah lintas Kecamatan.
2. Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam
Upaya yang dilakukan Madrasah dalam mendukung prestasi
belajar PAI diantaranya:
a. Guru yang berkompenten
b. Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI
c. Adanya dukungan orang tua
Di samping beberapa faktor yang dapat mendukung ada juga
beberapa hal yang menjadi penghambat prestasi PAI, yaitu:
a. Beberapa siswa tidak sesuai keinginan
b. Adanya wali murid yang acuh tak acuh
c. Kurang adanya perencanaan guru PAI dalam melaksanakan
pembelajaran
Pada setiap pembelajaran ada penghambat dan pendukung, tinggal
bagaimana pihak sekolah atau guru mengatasi masalah tersebut, di MIN
Kalibuntu Wetan Kendal mencoba untuk mengatasi dengan adanya
bimbingan dan motivasi terhadap peserta didik, memberi pelatihan kepada
guru yang kurang berkompenten dan membina hubungan baik dengan
orang tua siswa dengan memberi buku penghubung mengenai peserta
didik dan dengan mengadakan rapat dalam even-even tertentu.
3. Peningkatan Prestasi Belajar PAI MIN Kalibuntu Wetan Kendal
a. Pembiasaan
Pembiaasaan yang sangat penting menjadi penilaian bagi
Peserta didik dengan memberikan pengontrolan ibadah harian di
rumah yang diawasi oleh orang tua.Karena pendidikan agama di
sekolah yang sangat pendek membutuhkan pengulangan dan
pembiasaan di rumah. Pembiasaan menjadi salah satu nilai yang
75
dapat dijadikan nilai psikomotor bagi anak dihitung dengan nilai
konsep ( Penguasaan materi).
Kegaitan yang biasa dilakuan MIN Kalibuntu Wetan Kendal
sebagai salah satu agenda rutin yang dimaksudkan dapat
meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang
diharapkan laksanakan oleh peserta didik tidak hanya di sekolah tetapi
juga di laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik sudah
terbiasa dengan pembiasaan ini sehingga peserta didik dapat
melaksanakan dengan baik.
b. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan
Kendal
Berhasil atau tidaknya peserta didik belajar sebagian terletak
pada usaha dan kegiatannya sendiri, di samping faktor kemauan,
minat, ketekunan, tekad untuk sukses, dan cita-cita tinggi yang
mendukung setiap usaha dan kegiatannya. Peserta didik akan berhasil
kalau berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efesien
sehingga mempertinggi prestasi (hasil) belajar. Sebaliknya, jika belajar
secara serampangan, hasilnyapun akan sesuai usaha itu,
bahkanmungkin tifak menghailkan apa-apa. Hasil belajar juga
tergantung pula pada cara-cara belajar yang gipergunakan. Oleh karena
itu dengan mempergunakan cara-cara belajaryang efesien akan
meningkatkan hasil belajar yang memuaskan.
Proses pembelajaran yang diarahkan untuk memberikan
pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada peserta didik untuk
meningkatkan prestasi belajar PAI, hal ini guru PAI berupaya untuk
menigkatkan hasil belajar PAI agar prestasi belajar PAI dapat
meningkat maka guru PAI berusaha dengan upaya, yaitu:
1) Meningkatkan kemampuan diri, karena penguasaan materi dan
kemampuan penyampaian materi ataupun keterampilan mengajar
dapat mempengaruhi kinerja guru dalam proses pembelajaran.
2) Dedikasi (loyalitas)
76
3) Meningkatkan proses Pembelajaran
4) Mengoptimalkan peran keluarga, dan lingkungan (budaya,
masyarakat sosial), karena hal ini bisa mempengaruhi prilaku
peserta didik dan dapat membentuk kepribadian peserta didik
5) Manajemen yang baik, dengan adanya manajemen maka proses
pembelajaran akan terarah dan berjalan dengan baik, karena
manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan sumber daya-sumber daya organisasi
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
6) Memacu kesiapan siswa dan selalu memberi motivasi siswa.
Karena motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan
kegiatan belajar.
Guru PAI juga memberikan kesempatan bagi peserta didik.
Khususnya bagi peserta didik yang nilainya kurang memenuhi KKM
dengan jalan memberikan jam pelajaran tambahan atau dengan les
privat dan mengadakan remedial bagi peserta didik yang nilainya
belum memenuhi KKM. Selain itu juga meningkatkan latihan siswa
dalam mengajarkan soal-soal mata pelajaran ujian nasional. Dalam
program pelaksanaannya MIN Kalibuntu Wetan Kendal mengadakan
Try Out.
Upaya yang dilakukan baik dari Kepala Sekolah, waka
Kurikulum dan guru-guru PAI sudah dijalankan dengan baik dengan
meningkatnya hasil belajar PAI dari semester 1 ke semester 2 dan
ditandai dengan hasil belajar PAI pada kelas 1 sampai dengan kelas 6
telah memenuhi KKM yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata Pelajaran
PAI 76,16.
77
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pembelajaran dalam
peningkatan prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal yang
didukung oleh landasan teori, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Manajemen pembelajaran secara umum sudah cukup baik,
dengan ditandai perencanaan yang mencakup program tahunan, semesteran,
silabus, kalender pendidikan, dan RPP, pada perencanaan masih ada cela
yang kurang baik, dikarenakan masih banyak program yang belum
dirancang dan dibuat. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi pengelolaan
kelas dan peserta didik yang terdiri dari sebelum pembelajaran, inti
pembelajaran dan tindak lanjut. Evaluasi yang mencakup evaluasi proses
pembelajaran dan hasil belajar. Guru juga PAI sendiri tidak bosan-bosan
untuk mencari inovasi-inovasi baru demi terwujudnya tujuan pembelajaran
PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal. Upaya manajemen pembelajaran
dalam peningkatan prestasi belajar PAI dengan meningkatkan kemampuan
diri, dedikasi (loyalitas). meningkatkan proses pembelajaran,
mengoptimalkan peran keluarga, dan lingkungan (budaya, masyarakat
sosial), memacu kesiapan siswa dan selalu memberi motivasi pada siswa,
mengadakan remedial bagi peserta didik yang nilainya belum memenuhi
KKM. Hal ini sudah dijalankan oleh guru PAI, sehingga peserta didik dapat
mencapai KKM yang diharapkan.
2. Prestasi belajar sebagai hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah
mengalami suatu proses belajar dalam jangka tertentu, hasil belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal sudah
cukup baik yang ditandai dengan:
78
a. Nilai Pelajaran PAI siswa sudah memenuhi taget KKM dan sudah
dengan nilai rata-rata 76,16.
b. Penerapan amalan Agama sudah dilaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari peserta didik.
c. Siswa MIN Kalibuntu Wetan telah menjuarai lomba-lomba PAI dalam
even-even dengan predikat baik.
B. Saran-saran
Sehubungan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan, ada
beberapa hal yang kiranya penulis sarankan dalam kaitannya dengan skripsi
ini, yaitu:
1. Hendaknya guru lebih meningkatkan perhatiannya terhadap semua
komponen pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga kualitas PAI
dapat mencapai prestasi yang optimal.
2. Manajemen pembelajaran hendaknya lebih ditingkatkan lagi supaya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Hendaknya guru lebih memperhatikan siswa yang kurang memiliki
kemampuan yang kurang baik.
4. Hendaknya lebih meningkatkan lagi kerjasama antara sekolah dengan
orang tua siswa, seperti dalam menyampaikan informasi tentang
perkembangan anaknya agar dapat membantu atau berpartisipasi dalam
proses perkembangan anak di sekolah, mengingat guru tidak dapat
sepenuhnya membantu kegiatan siswa setiap saat.
5. Hendaknya orang tua betul-betul memperhatikan pendidikan anak
khususnya di dalam mempelajari pelajarannya. Memotivasi anaknya secara
terus-menerus, maka akan melahirkan anak yang rajin belajar sehingga
akan tercipta insan yang cerdas dan pandai.
6. Hendaknya siswa yang telah mampu/matang dalam belajar dan
mendapatkan prestasi yang baik agar mempertahankan dengan baik dan
perlu ditingkatkan semaksimal mungkin, serta bagi siswa yang kurang baik
79
dalam partisipasinya janganlah putus asa, manfaatkan waktu sebaik-
baiknya untuk belajar yang lebih rajin, tekun dan kontinyu.
C. Penutup
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, karena sifat-sifat-Nya itulah atas limpahan
Taufik, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan sederhana, tentang ”Manajemen Pembelajaran dalam Peningkatan
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di MIN Kalibuntu Wetan Kendal”,
guna melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Ilmu
Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI).
Penulis selalu berdo’a dan memohon ketabahan dan bimbingan dari
Allah SWT, dengan harapan semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya. Sebagai manusia pastilah ada
kekurangan, akhirnya atas segala kekurangan itu memang keterbatasan kami.
Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis butuhkan dan
semoga menjadi karya yang bermanfaat serta senantiasa di Ridhoi Allah SWT.
Amin Ya Robbal Alamin…
DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdullah, Abu Muhammad Ibnu ”Prestasi Belajar”, E:\spesialis-torch-com –
Prestasi Belajar.mht
Ahmadi, Idelogi Pendidikan Islam Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006, Edisi Revisi VI
_______, Manajemen Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1993
Aziz, Abdul Shohih dan Abdul Majid, At-Tabiyah Wa Thuku At-Tadris, Mesir: Darur Ma’ruf, 1965, Juz 1
Azwar, Saefuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
B, Hamzah Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Baharudin dan Era Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2007
Crow, Lester, Educational Psychology, New York: American Company, 1956
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Diponegoro, 2000
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta, 2000
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001
________, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000
Hamid, Jabir Abdul, Sikulujiah Ta’alum, Mesir: Warol Nahidotu Arobiyah,, 1978
Hani, T Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPKE Yogyakarta, 2001, Edisi II
Ishmat, Ibrahim Muthowi’, Al-Ushul Al-Idariyah Al-Tarbiyah, Riad: Daral-Syuruq, 1996
Iqbal, Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007
Moloeng, J Iexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, cet. 21
Morgan, T Clifford. Introduction to Psychology, New York: Mc. Grow Hill Koyokusha, 1971
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004
Mulyasa, E, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet II.
______, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
______, Manajemen Berbasis Sekolah: Strategi dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007
______, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006
Muslam, Pengembangan Kurikulum PAI Teoritis dan Praktis, Semarang: PKPI2, 2004
Naim, Nganimun dan Achmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI), Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2007
Ridwan, “Pendidikan agama membangun moral”, http:// ridwan202. com/2008/05/12/ pendidikan agama-membangun-moral/
Sagala, Syaiful Konsep dan Wacana Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2003
Sisk, L Hanry Principles of Management a System Approach to The Management Proces, Chicago: Publishing Company, 1969
Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta, 2003
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2006
Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. I
Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006.
Syaodih, Nana Sumadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Kerjasama Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Dengan Remaja Rosda Karya, 2005, cet. 1
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, Semarang: Aneka Ilmu, 2003
Usman, Husaini Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Arifatul Khikmah
Nim : 3104326
Tempat/ Tanggal Lahir : Tegal, 14 Februari 1986
Alamat Asal : Dk Kranggan Cerih Rt 17 Rw 11 Jatinegara Tegal.
Alamat Sekarang : Pondok Pesantren Uswatun Khasanah Mangkang
Wetan Tugu Semarang
Jenjang Pendidikan :
1. SDN Cerih 1 Jatinegara Tegal, lulus Tahun 1995
2. MTs.N Model Babakan Lebaksiu Tegal, Lulus Tahun 2001
3. MAN Buntet Pesantren Astana Japura Cirebon, Lulus Tahun 2004
4. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
Penulis
Arifatul Khikmah NIM: 3104326
Lampiran 1
Wawancara dengan Nur Ikhsan, Tanggal 26 Desember 2008
1. Apa saja Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran PAI?
Upaya yang dilakukan Madrasah dalam mendukung prestasi
belajar PAI, faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran PAI
diantaranya:
a. Guru yang berkompeten
b. Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI
c. Adanya dukungan orang tua
faktor yang dapat mendukung ada juga beberapa hal yang
menjadi penghambat prestasi belajar PAI
a. Beberapa siswa yang tidak sesuai dengan keinginan
b. Adanya orang tua yang acuh tak acuh
c. Kurangnya ada perencanaan guru PAI dalam melaksanakan
pembelajaran.
2. Dalam program Tahunan mata pelajaran berisi tentang kompetensi dasar
yang akan dicapai dan di alokasi waktu yang dibutuhkan. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Namun setelah pergantian Kurikulum yang tadinya
KBK menjadi KTSP guru PAI belum membuat program Tahunan
dikarenakan Guru PAI juga merangkap jabatan lain, karena kesibukannya
guru belum sempat untuk membuat Program Tahunan1.
a) Tahap sebelum pembelajaran
Tahap ini 10 menit sebelum pelajaran dimulai dengan doa pembukaan
sesuai syariat islam dengan hafalan surat-surat pendek sesuai dengan
1 Wawancara dengan Nur Ikhsan, Tanggal 26 Desember 2008
materi Al Quran hadits yang di lakukan pada jam pertama pelajaran,di
kelas masing-masing, di lanjutkan dengan Guru mengadakan
pencatatan terhadap peserta didik yang hadir (presen), tak hadir
(absen) dan yang datang terlambat, selanjutnya guru memberikan
apersepsi yang menghubungkan materi pembelajaran peserta didik
dengan atau dengan kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik.
b) Inti Pemubelajaran
Pada tahap ini merupakan tahap inti dari serangkaian aktivitas
pembelajaran yang dilakukan guru dengan peserta didik dalam mencapai
suatu tujuan yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dalam pelaksanaan pembelajaran guru PAI menggunakan
pendekatan Rasional, pendekatan emosinal dan pendekatan keteladanan.
Dan dengan menggunakan beberapa metode2,
Selain metode media pembelajaran yang digunakan sesuai materi yang
diajarkan, kreatifitas guru dalam media sangat berpengaruh dalam
keberhasilan pembelajaran, MIN Kalibuntu Wetan Kendal menfasilitafasi
semua sumber belajar sesuai kemampuan baik sumber belajar yang sekala
belajar seperti gedung sekolah yang relatif dan nyaman, laboratorium IPA
dan Agama, laboraturium komputer, perpustakaan, UKS, koperasi, alat
kesenian, alat olah raga, selain itu guru PAI juga di tuntut oleh sekolah
untuk menciptakan media sendiri yang dapat memperlancar kegiatan
pembelajaran PAI.3
a) Ranah kognitif, denan adanya tes tertuis ulangan harian minimal
tiga kali dalam satu semester, apabila dalam ulangan harian belum
mencapai ketuntasan belajar oleh peserta didik maka diadakan
2 Wawancara dengan Nur Ikhsan, tanggal 12 November 2008 3 Wawancara dengan Nur Ikhsan, tanggal 26 Desember 2008
remidiasi sehingga ada nilai remidi. Ulangan harian ini
ditunjukkan untuk memperbaiki kinerja dan hasil belajar peserta
didik secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Bentuk
remidiasi biasanya tugas resume atau tugas lainnya dan untuk
standar kelulusan mata pelajaran PAI yang meliputi
(1) Qur’an Hadits dengan KKM 65
(2) Aqidah Akhlak dengan KKM 70
(3) Fiqih dengan KKM 65
(4) Sejarah Kebudayaan Islam dengan KKM 60 4
b) Ranah afektif, dengan adanya kriteria yang dinilai diantaranya:
(1) Kehadiran
(2) Kerajinan
(3) Kedisiplinan
(4) Keramahan
(5) Ketepatan mengumpulkan tugas-tugas
(6) Perhatian pada pelajaran
c) Ranah Psikomotorik, Penilaian ini dapat dinilai sesuai materi dan
metode yang digunakan, misal metode diskusi maka aspek
penilaian pada perhatian pelajaran, ketepatan memberikan contoh,
kemampuan mengemukakan pendapat dan kemampuan untuk
menjawab. Serta bentuk performance dan hasil karya keseharian
misalnya membuat resume, melafalkan ayat-ayat Al Qur’an dan
sebagainya.5
Proses pembelajaran yang diarahkan untuk memberikan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan kepada peserta didik untuk
meningkatkan prestasi belajar PAI, dalam hal ini guru PAI berupaya untuk
menigkatkan hasil belajar PAI yang meliputi mata pelajaran Al quran
4 Wawancara dengan Nur Ikhsan, tanggal 12 November 2008 5 Wawancara dengan Nur Ikhsan tanggal 26 Desember 2008
hadits dari 65 menjadi 70, mata pelajaran Sejarah Kependidikan Islam dari
60 dan 65 menjadi 70, mata pelajaran fiqih dari 60 dan 65menjadi 70 dan
mata pelajaran 70 menjadi 75, agar prestasi belajar PAI dapat meningkat
maka guru PAI berusaha dengan:
1) Meningkatkan kemampuan diri,
2) Dedikasi (Loyalitas)
3) Meningkatkan proses Pembelajaran
4) Mengoptimalkan peran keluarga, dan lingkungan (budaya, masyarakat
sosial)
5) Manajemen yang baik6
6) Memacu kesiapan siswa dan selalu memberi motivasi pada siswa.7
Guru PAI memberikan kesempatan bagi peserta didik Khususnya
bagi peserta didik yang nilainya kurang baik dengan jalan membrikan jam
pelajaran tambahan atau dengan les privat dan mengadakan remedial bagi
peserta didik yang nilainya belum memenuhi KKM.
Untuk meningkatkan nilai ujian nasional MIN Kalibuntu Wetan
memberikan jam belajar tambahan bagi siswa, yang terjadwal dalam
BIMBEL pagi, siang dan malam. Selain itu juga meningkatkan latihan
siswa dalam mengajarkan soal-soal mata pelajaran ujian nasional. Dalam
program pelaksanaannya MIN Kalibuntu Wetan Kendal mengadakan Try
Out.
6 Wawancara dengan Nur Ikhsan tanggal 12 November 2008 7 Wawancara dengan Nur Ikhsan tanggal 12 November 2008
Wawancara dengan Ali Purnomo, Tanggal 12 November 2008
a. Perencanaan Pembelajaran
Dalam merencanakan Pembelajaran, guru PAI MIN Kalibuntu
Wetan Kendal di susun melalui PMH (Program Mengajar Harian) Dan
RP (Rencana Pembelajaran) yang disesuaikan dengan materi dari
kanwil di sesuaikan dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Sekolah)
sesuai kemampuan madrasah.8
b. Perencanaan Pembelajaran
8 Wawancara dengan Ali Purnomo, Tanggal 12 November 2008
Dalam merencanakan Pembelajaran, guru PAI MIN Kalibuntu
Wetan Kendal di susun melalui PMH (Program Mengajar Harian) Dan
RP (Rencana Pembelajaran) yang disesuaikan dengan materi dari
kanwil di sesuaikan dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Sekolah)
sesuai kemampuan madrasah.9
1) Program Tahunan
Program Tahunan merupakan program umum setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan, program ini perlu dipersiapkan dan
dikembangkan oleh guru sebelum Tahun ajaran baru, karena
merupakan pedoman bagi pengembang program-program
berikutnya yakni program semesteran, program mingguan, dan
program harian atau program Pembelajaran setiap pokok bahasan.10
2) Program semester
Program semesteran berisikan garis-garis besar mengenai
hal-hal yang dilaksanakan dan dicapai dalam semesteran tersebut.
Program semesteran ini merupakan penjabaran di program tahunan,
pada umumnya semesteran ini berisikan tentang bulan, pokok
bahasan yang akan di sampaikan, waktu yang akan di rencanakan,
dan hal-hal berisikan tentang kompetensi dasar, pokok materi,
indikator keberhasilan belajar, pengalaman belajar yang akan
dicapai, alokasi waktu dan sistem penilaian sumber, bahan, alat
belajar sudah termasuk dalam prosa. Pada program semesteran juga
guru PAI belum membuat program semesteran, walaupun di
9 Wawancara dengan Ali Purnomo, Tanggal 12 November 2008 10 Wawancara dengan Ali Purnomo, tanggal 21 Desember 2008
targetkan oleh Waka Kurikulum dalam waktu dekat harus sudah
jadi. 11
Upaya yang dilakukan Madrasah dalam mendukung prestasi belajar
PAI diantaranya:
a. Guru yang berkompenten
b. Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI
c. Adanya dukungan orangtua
Disamping beberapa faktor yang dapat mendukung ada juga beberapa
hal yang menjadi penghambat prestasi PAI
a. Beberapa siswa tidak sesuai keinginan
b. Adanya Wali murid yang acuh tak acuh
c. Kurang adanya perencanaan guru PAI dalam melaksanakan
pembelajaran12
1. Langkah-langkah Manajemen Pembelajaran
a. Perencanaan Pembelajaran
Dalam merencanakan Pembelajaran, guru PAI MIN Kalibuntu
Wetan Kendal di susun melalui PMH (Program Mengajar Harian) Dan RP
(Rencana Pembelajaran) yang disesuaikan dengan materi dari kanwil di
sesuaikan dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Sekolah) sesuai
kemampuan Madrasah.13
11 Wawancara dengan Ali Purnomo, tanggal 12 November 2008 12 Wawancara dengan Ali Purnumo, tanggal 12 November 2008 13 Wawancara dengan Ali Purnomo, tanggal 12 November 2008
Wawancara dengan Nanik, tanggal 11 November 2008
1) Evaluasi proses belajar
Evaluasi proses belajar terhadap partisipasi peserta didik baik
secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran
berlangsung. Standar yang digunakan di MIN Kalibuntu Wetan
Kendal dalam penilaian proses dapat dilihat dari keterlibatan peserta
didik secara aktif baik fisik, mental, mapun sosial daam proses
pembelajaran, disamping menunjukkan kegairan belajar tinggi,
semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri sendiri. Selain
memperhatikan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
dalam satuan bahasan tertentu. Penilaian proses secara kognitif dapat
dilakukan dengan adanya test tertulis yang berbentuk pilihan ganda
(objektif) dan berbentuk uraian (subjektif).14
14 Wawancara dengan Nanik, tanggal 11 November 2008
Wawancara dengan Fathudin, tanggal 12 November 2008
MIN kalibuntu Wetan sebagai lembaga pendidikan Islam yang setara
sekolah Dasar lainya telah menunjukkan hasil yang positif dengan adanya
berbagai prestasi PAI yang telah diraih oleh siswa. Prestasi tersebut dicapai
atas koordinasi yang baik antar kepala sekolah, guru, siswa dan komponen
lain yang mendukung. Dengan peningkatan prestasi belajar PAI siswa di
MIN Kalibuntu Wetan Kendal dapat mempertahankan eksistensi lembaga
pendidikan Islam ini.15
Prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal sudah cukup
baik yang ditandai dengan :
d. Nilai Pelajaran PAI siswa sudah memenuhi taget KKM dengan nilai rata-
rata 76.16
e. Penerapan amalan Agama sudah dilaksanakan dengan baik. Dengan
adanya pembiasaan yang di laksanakan MIN Kalibuntu Wetan Kendal
f. Siswa MIN Kalibuntu Wetan telah menjuarai lomba-lomba PAI dalam
even-even dengan predikat baik, tetapi MIN Kalibuntu Kendal jarang
mengikuti lomba-lomba yang bersifat agama kerana MIN sudah
dianggap lebih baik dan mampu dengan Madrasah Ibtidaiah Yang lain
Khususnya Madarasah yang swasta.16
Selain itu juga meningkatkan latihan siswa dalam mengajarkan
soal-soal mata pelajaran ujian nasional. Dalam program pelaksanaannya
MIN Kalibuntu Wetan Kendal mengadakan Try Out.17
Berhasil atau tidaknya peserta didik belajar sebagian terletak pada
usaha dan kegiatannya sendiri, di samping faktor kemauan, minat,
ketekunan, tekad untuk sukses, dan cita-cita tinggi yang mendukung setiap
15 Wawancara dengan Fathudin, tanggal 12 November 2008 16 Wawancara dengan Fathudin, tanggal 12 November 2008 17 Wawancara dengan Fathudi, tanggal 12 November 2008
usaha dan kegiatannya. Hasil belajar juga tergantung pula pada cara-cara
belajar yang memuaskan.18
18 Wawancara dengan Fathudi, tanggal 12 November 2008