Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

15
Manajemen Mutu Pekerjaan Kapal Pendahuluan Kapal yang merupakan moda transportasi utama di jalur laut memiliki peranan besar dalam kegiatan perekonomian. Kapal yang bagus atau memiliki kualitas di atas standar setidaknya mampu memberikan keuntungan dengan kinerja yang maksimal baik bagi para pemilik kapal maupun bagi penggunaanya. Galangan kapal selaku pabrik perakitan kapal bertanggung jawab secara penuh terhadap kualitas dari kapal yang dirakitnya. Dalam proses perakitannya, galangan kapal mempekerjakan beberapa staf ahli untuk menjamin mutu hasil produksi, mulai dari proses perencanaan awal, hingga pada proses pembangunan kapal serta nantinya juga pada proses reparasi kapal tersebut. Manajemen mutu atau quality control pada proses pembangunan kapal dilakukan dengan tujuan agar kapal yang dirancang memiliki kinerja yang optimal. Ada beberapa hal yang menjadi acuan dalam penjaminan mutu suatu kapal, antara lain adalah penggunaan material serta alat-alat dan perlengkapan kapal yang setidaknya berstandar lokal suatu negara atau bahkan berstandar internasional. Selain itu, proses dari pengerjaan pemasangan alat-alat dan perlengkapan kapal juga harus dilakukan oleh

description

tugas

Transcript of Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

Page 1: Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

Manajemen Mutu Pekerjaan Kapal

Pendahuluan

Kapal yang merupakan moda transportasi utama di jalur laut memiliki peranan besar dalam

kegiatan perekonomian. Kapal yang bagus atau memiliki kualitas di atas standar setidaknya

mampu memberikan keuntungan dengan kinerja yang maksimal baik bagi para pemilik kapal

maupun bagi penggunaanya.

Galangan kapal selaku pabrik perakitan kapal bertanggung jawab secara penuh terhadap

kualitas dari kapal yang dirakitnya. Dalam proses perakitannya, galangan kapal

mempekerjakan beberapa staf ahli untuk menjamin mutu hasil produksi, mulai dari proses

perencanaan awal, hingga pada proses pembangunan kapal serta nantinya juga pada proses

reparasi kapal tersebut.

Manajemen mutu atau quality control pada proses pembangunan kapal dilakukan dengan

tujuan agar kapal yang dirancang memiliki kinerja yang optimal. Ada beberapa hal yang

menjadi acuan dalam penjaminan mutu suatu kapal, antara lain adalah penggunaan material

serta alat-alat dan perlengkapan kapal yang setidaknya berstandar lokal suatu negara atau

bahkan berstandar internasional. Selain itu, proses dari pengerjaan pemasangan alat-alat dan

perlengkapan kapal juga harus dilakukan oleh tenaga-tenaga yang kompeten sehingga kapal

yang dibangun memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Adapun masalah yang ditemukan di lapangan terkait dengan pengerjaan pembangunan kapal

yang berbasis penjaminan mutu adalah karena kurangnya tenaga kerja yang kompeten dalam

pembangunan kapal, umumnya pada galangan-galangan kecil, baik pada pekerja lapangan

maupun staf-staf yang memang secara khusus dipekerjakan sebagai penanggung jawab mutu

dari suatu kapal. Sampel galangan yang diambil dalam penulisan ini yaitu galangan PT. Kutai

Mandiri Shipyard yang berlokasi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Page 2: Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

Tujuan yang diharapkan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah yang

mungkin dilakukan agar semua pihak yang terlibat dalam proses pembangunan kapal mampu

mengaplikasikan teori manajemen mutu pada proses pembangunan kapal.

Proses Pembangunan Kapal

Pembuatan kapal adalah suatu proses pembuatan kapal. Biasanya pembuatan ini dilakukan di

tempat khusus, misalnya di galangan kapal. Pembuat kapal merupakan pekerjaan yang sudah

ada sebelum adanya tulisan (Wikipedia.org, 2013).

Untuk membangun sebuah kapal dibutuhkan perencanaan yang berisi tahap-tahap pengerjaan

pembangunan sebuah kapal, diantaranya (Lembayung, 2013):

1. Proses perencanaan kapal (perhitungan dan gambar kapal).

2. Proses Mouldloft (lantai gambar).

3. Proses sand blasting dan primer coating.

4. Proses Keel Laying (peletakan lunas).

5. Proses Fabrikasi (marking,cutting,forming).

6. Proses Sub Assembly/Assembly.

7. Proses Erection, metode pembangunan.

8. Proses Outfitting (electrical & piping instalation).

9. Proses Painting.

10. Proses test kebocoran (las & tanki).

11. Proses peluncuran kapal (Launching).

12. Proses Sea Trial.

1. Proses perencanaan kapal

Secara skematik, proses pembangunan kapal mulai dari pemesanan oleh owner yang ingin

memiliki kapal, hingga proses pengerjaan kapal di galangan sampai pada proses delivery

pihak galangan kepada owner dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Page 3: Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

Gambar 1. Skema Proses Pembangunan Kapal

2.Proses mouldloft

Gambar 2. Proses Penggambaran Kapal skala 1:1 pada Mouldloft

Proses marking pada lantai mouldloft hal pertama yang harus dilakukan adalah memberi

gambar lines plan kapal kepada orang yang bertugas di bagian moudloft. Dengan syarat

gambar yang kita berikan harus dengan skala dan dimensi yang komplit, kemudian lines plan

tersebut digambar ulang dengan skala 1 : 1.

Page 4: Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

3.Proses Sand blasting dan Primer Coating

Gambar 3. Proses Sand Blasting pada Material Plat Kapal

Gambar 4. Proses Pengecatan Plat Kapal

Proses dilakukanya penembakan material blasting (gambar 3) pada permukaan pelat, profil,

pipa, dan material lainya untuk mendapatkan tingkat kebersihan dan kekasaran permukaan

yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Material pelat dan profil yang masuk ke

bengkel fabrikasi terlebih dahulu diblasting untuk menghilangkan lapisan millscale yang ada

pada lapisan material. Dalam proses blasting digunakan cast steel grit dengan ukuran HG 25

Page 5: Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

(mampu digunakan 20 kali blasting, harga mahal), selain dapat juga digunakan pasir silica

atau pasir bangka (hanya mampu digunakan 2 kali blasting, harga murah).

Selanjutnya setelah diblasting kemudian material dicat dasar (Shop primering) dengan

ketebalan 18 – 25 micrometer agar tidak rusak dalam proses fabrikasi (gambar 4). Cat ini

untuk melindungi material dari korosi mampu bertahan antara 3 – 12 bulan (bersifat

sementara).

4.Proses Keel laying

Merupakan proses awal pembangunan kapal baru, proses ini bersifat simbolik dari awal

pembangunan kapal. Persyaratan biasanya ditentukan oleh badan class ataupun owner kapal.

Ketentuan yang biasa dipakai adalah 10% gross tonage dari DWT kapal.

5.Proses fabrikasi

Proses fabrikasi terdiri dari marking, cutting dan forming. Sebelum proses tersebut dilakukan

terlebih dahulu mengidentifikasi material sudah diklasifikasikan atau belum (mengecek

number pelate dengan daftar yang terdapat pada class tersebut). Setelah selesai diidentifikasi

maka pihak klasifikasi tersebut akan menandatangani pemeriksaan pelat tersebut.

Marking

Proses penandaan pada pelat mualai dari penandaan profile maupun frame. Setiap bagian

material yang telah di marking harus diberi nama dengan jelas agar tidak tertukar atau keliru

dengan material lain pada saat perakitan. Nama tersebut disesuaikan dengan kode yang

tercantum di material list dan marking list, nama tersebut mencakup nomor kapal, nomor blok,

posisi marking.

Cutting

Proses pemotongan pelat dengan menggunakan gas cutter atau acetylene, dengan

memperahtikan sudut potong, kecepatan potong, dan tebal pelat yang akan di potong.

Page 6: Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

Forming

Proses pembentukan pelat dari bentuk aslinya menjadi bentuk yang diinginkan. Pembentukan

pelat dibantu mesin roll, mesin bending, dan mesin press.

6.Proses sub assembly / assembly

Sub Assembly

Menggabungkan beberapa komponen kecil menjadi sebuah block. Atau bisa disebut proses

perakitan block. Sub assembly merupakan proses penggabungan komponen komponen dari

bengkel fabrikasi menjadi blok-blok kecil (part assembly). Komponen-komponen tersebut

masih berupa pelat dengan potongan lurus (paralel) maupun tidak lurus (non paralel), pelat

yang telah dilengkungkan dan lain-lainnya seperti bagian-bagian pipa. Sebagai contoh proses

pada sub assembly ini adalah penggabungan antara merakit sekat, merakit web frame, merakit

pelat dengan pelat.

Assembly

Proses lanjutan dari Sub Assembly, yaitu proses dilakukan pemasangan frame pada kulit

lambung, penggabungan beberapa wrang, dan juga penggabungan dua block. Proses

penggabungan part assembly yang telah di sub assembly menjadi sebuah blok. Blok yang

dibangun diperhitungkan beratnya sesuai dengan kemampuan crane.

7.Proses erection

Proses ini dilakukan setelah pekerjaan Sub Assembly dan Assembly telah diselesaikan.

Erection adalah proses penggabungan antar block structure sampai menjadi bentuk badan

kapal. Erection merupakan tingkatan terakhir dari proses assembly. Proses ini merupakan

penggabungan blok-blok dari proses assembly menjadi sebuah kapal. Proses erection ini

dimulai dari blok dasar ganda (double bottom) yang biasanya bersamaan dengan proses keel

laying kemudian semakin keatas sampai bagian superstructure. Sebelum proses erection

dilakukan pembalikan blok yang akan dierection. Setelah blok dibalik maka blok dierection,

Page 7: Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

untuk proses erection blok disini dilakukan pada dua blok double bottom yang juga

merupakan keel laying kapal.

8.Proses outfitting

Outfitting merupakan proses pemasangan komponen kapal, meliputi hull outfitting, piping,

accomodation, sistem propulsi dan machinery outfitting.

9.Proses painting

Proses painting yaitu proses dimana dilakukan pekerjaan pengecatan. pengecatan

dimaksudkan untuk melindungi permukaan material dari pengaruh lingkungan yang dapat

berdampak pada korosi.

Pengecatan juga harus memperhatikan :

Perencanaan

Pelaksanaan dan kondisi pekerja yang baik

Keadaan cuaca

Pemilihan Metode

10.Proses test kebocoran

Test kebocoran adalah suatu bentuk pengujian terhadap pengelasan konstruksi kapal untuk

mengetahui apakah pengelasan tersebut mengalami kebocoran atau tidak. Ada beberapa

macam test kebocoran antara lain: Air Test – Calk Test, Hose Test – Vacum Test, Hydro

test.

11.Proses launching

Lounching merupakan proses dimana penurunan kapal dari landasan peluncuran ke dalam air.

Tahap ini dilakukan setelah badan kapal telah terbentuk sempurna dan telah dilaksanakan

dicek kebocoran.

12.Sea trial

Page 8: Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

Yaitu pengujian performa kapal, yang dilakukan oleh owner kapal, pihak galangan, dan juga

badan class. Pengujian meliputi : kecepatan, manuver, penurunan dan penarikan jangkar,

pemadam kebakaran, dll yang menyangkut keseluruhan fungsi peralatan dan perlengkapan di

kapal pada saat nanti kapal berlayar (Lembayung, 2013).

Pengendalian Mutu

Tujuan dari pengendalian mutu dalam suatu kegiatan yaitu untuk perbaikan yang

berkesinambungan pada produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, memberikan

keberhasilan usaha dan mengembalikan investasi kepada para pemegang saham dan pemilik

perusahaan.

Berbasis Pengguna

Kualitas Berbasis Manufaktur

Berbasis Produk

Konsep Pengendalian Mutu

Pada perusahaan pabrikasi ada dua macam struktur organisasi yang berkaitan dengan

pengendalian mutu (maritimeword.web.id, 2013):

1. Departemen kualitas berdiri sendiri dan mempunyai jalur laporan langsung ke GM. Fungsi

kualitas harus terpisah dari kegiatan pabrikasi dan langsung memberikan laporan ke GM,

tujuannya untuk mendapatkan kerjasama dalam rangka memenuhi penjadwalan dan biaya.

2. Departemen kualitas adalah bagian dari pabrikasi dan memberikan laporan ke manajer

pabrik. Fungsi kualitas di bawah fungsi pabrikasi karena mutu membutuhkan koordinasi

yang dekat dengan proses produksi. Sesungguhnya manajer pabrikasi telah mengemban

tugas sebagai coordinator kualitas.

GM

Kualitas Pabrikasi Keuangan Pemasaran Fungsi lainnya

Page 9: Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

Metodologi Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu berupa wawancara langsung (melalui

telepon) dengan beberapa karyawan galangan yang bertugas sebagai penjamin mutu (quality

control) pada proses pembangunan kapal baru dan proses reparasi kapal. Keterangan yang

diperoleh kemudian dibandingkan dengan teori-teori penjaminan mutu. Secara sederhana

disajikan dalam bentuk flowchart sebagai berikut.

GM

Pabrikasi

Kualitas

Keuangan Pemasaran Fungsi lainnya

Mulai

Studi Pustaka:- Literatur Penjaminan Mutu

Pengambilan Data:- Wawancara

Perumusan Masalah

Analisa Data:- Perbandingan data di Lapangan terhadap

Teori Penjaminan Mutu

Kesimpulan:- Perbandingan data di

Lapangan terhadap Teori Penjaminan Mutu

Page 10: Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

Gambar 4. Kerangka Penulisan

Aplikasi Teori Manajemen Mutu dalam Pekerjaan Pembangunan Kapal

Dari hasil perbandingan data yang diperoleh melalui wawancara dengan karyawan galangan,

penerapan manajemen mutu sebenarnya telah dilakukan pada tiap-tiap proses pembangunan

kapal mulai dari tahap perencanaan awal hingga pada proses perakitan. Ini ditandai dengan

laporan hasil pengecekan oleh pihak quality control yang diperkejakan oleh galangan pembuat

kapal.

Hasil pekerjaan kemudian diperiksa oleh pihak klasifikasi yang berwenang memeriksa dan

nantinya memberikan izin kelayakan kapal untuk dapat beroperasi. Pemeriksaan oleh pihak

klasifikasi dilakukan secara berkala untuk tiap-tiap item pada kapal, mulai dari pemasangan

pelat hingga ke peralatan-peralatan yang dipasang pada kapal termasuk pada bagian

permesinan dan kelistrikan serta navigasi kapal.

Jika dihubungkan dengan konsep pengendalian mutu, proses pengerjaan kapal pada galangan

yang dijadikan sampel menempatkan departemen quality control yang berdiri sendiri, yakni

fungsi kualitas terpisah dari fungsi pabrikasi sehingga pihak quality control memberikan

laporan langsung kepada General Manager. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kerjasama

dalam hal penjadwalan dan biaya.

Kesimpulan

Selesai

Page 11: Manajemen Mutu Pengerjaan Kapal

Proses pembangunan kapal pada galangan PT. Kutai Mandiri Shipyard dari segi struktural

sudah menjalankan prinsip penjaminan mutu, adapun kendala yang masih tersisa di lapangan

yaitu kurangnya tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk memenuhi standar mutu yang

diinginkan sehingga terkadang proses pengerjaan kapal mengalami keterlambatan dari jadwal

yang ditentukan.