MANAJEMEN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA SERANGrepository.fisip-untirta.ac.id/369/1/ANE -...

download MANAJEMEN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA SERANGrepository.fisip-untirta.ac.id/369/1/ANE - MANAJEMEN MUTASI PEGAWAI... · MANAJEMEN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL ... Administrasi Negara

If you can't read please download the document

Transcript of MANAJEMEN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA SERANGrepository.fisip-untirta.ac.id/369/1/ANE -...

MANAJEMEN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

KOTA SERANG

(Studi Kasus pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

MAMAY KHOIROYYAROH

NIM. 6661102256

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2015

Yakini setiap Doa

karena hanya Cahaya Allah yang menjadi jalan bahwa doa akan segera terkabul dalam bentuk apapun

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT,

Skripsi ini kupersembahkan

Kepada Mamah, Bapak,

serta Kaka,Adik,Sepupu, seluruh keluargaku dan semua orang disekitarku

ABSTRAK

Mamay Khoiroyyaroh. 2015. NIM. 102256. Skripsi. Manajemen Mutasi

Pegawai Negeri Sipil Kota Serang (Studi Kasus pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Serang). Program Studi Ilmu Administrasi Negara.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Pembimbing I: Yeni Widyastuti, M.Si dan Pembimbing II : Rina Yulianti,

M.Si

Penelitian ini membahas mengenai Manajemen Mutasi Pegawai Negeri Sipil Kota

Serang (studi Kasus pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang).

Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan dan memberi penjelasan tentang tata

cara dan mekanisme mutasi Pegawai Negeri Sipil Kota Serang. Metode yang

digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penentuan Informannya menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan

data melakukan observasi dan wawancara langsung dan dokumentasi. Instrumen

Penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri. Pengujian keabsahan data dalam penelitian

ini dilakukan dengan cara triangulasi dan mengadakan Member check yang di

dasarkan dari teori fungsi-fungsi manajemen Siagian (2005) yang terdiri dari

Lima dimensi yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan

dan penilaian. Teknik analisis data penelitian mengikuti konsep yang diberikan

Miles and Huberman dan Spradely. Manajemen Mutasi Pegawai Negeri Sipil di

Kota Serang khususnya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang masih

terdapat beberapa kekurangan, baik dari segi perencanaan, pengorganisasian,

maupun pengawasan. Temuan penelitian ini dimensi fungsi penggerakan

memiliki kategori yang cukup baik dibandingkan dengan indikator perencanaan,

pengorganisasian, pengawasan, dan penilaian. Saran penulis yaitu Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang lebih meningkatkan koordinasi dengan

Badan Kepegawaian Daerah Kota Serang, dan Baperjakat Kota Serang lebih

meningkatkan sikap profesionalismenya terhadap semua pegawai yang diusulkan

untuk di tempatkan menurut kualifikasi dan kemampuannya.

Kata Kunci : Manajemen, Mutasi, Pegawai Negeri Sipil

ABSTRACT

Mamay Khoiroyyaroh. 2015. NIM. 102256. Thesis. Management Transfer of

Public Servant of Serang (Case study at the Department of Education and

Culture in Serang). Public Administration Departemen. Faculty of Social and

Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. Ist

: Yeni Widyastuti,

M.Si ; 2nd

: Rina Yulianti, M.Si

This study discusses the Management Transfer of Public Servant of Serang (Case study at the Department of Education and Culture in Serang). The purpose of this

study to describe and provide an explanation of the procedure and mechanism of

transfer of the public servant. The method used is descriptive research method

with qualitative approach. Determination of informants using purposive

technique. Data collection techniques and interviews direct observation and

documentation. The research instrument that researchers themselves. Testing the

validity of the data in this study is done by means of triangulation and hold the

Member check is based on the theory of Management Functions by Siagian

(2005) which consists of five dimensions: planning, organizing, mobilization, monitoring and assessment. Research data analysis techniques as follows a given

concept Miles and Huberman and Spradely. Management Transfer of Public

Servant of Serang especially in the department of Education and Culture in

Serang there are still some shortcomings, both in terms of planning, organizing,

and monitoring. The findings of this study have category dimensional actuating

function quite well in comparison with indicators of planning, organizing,

monitoring, and assessment. Recommendation of that research are further improve

coordination with the Regional Employment Board of Serang and Baperjakat

Serang further improve professionalism attitude towards all employees are

proposed to be placed according to qualifications and abilities.

Keywords: Management, mutation, Public Servant

i

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmaanirrahiim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Dan atas berkat rahmat,

karunia, dan ridhonya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Sosial pada konsentrasi Manajemen

Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

dengan judul Manajemen Mutasi Pegawai Negeri Sipil Kota Serang (studi

Kasus pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang). Hasil skripsi ini

tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu mendukung peneliti

secara moriil dan materiil. Maka dengan ketulusan hati, peneliti ingin

mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak sebagai

berikut:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku wakil Dekan 1 Program

Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

ii

4. Mia Dwiana W, M.I.Kom selaku wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5. Gandung Ismanto, S.Sos, MM selaku wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6. Rahmawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara

7. Ipah Ema Jumiati, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

8. Ima Maesyaroh, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dari semester

awal sampai akhir yang senantiasa memberikan arahan dan masukkan

selama perkuliahan.

9. Yeni Widyastuti, M.Si Selaku Dosen Pembimbing I dalam Penyusunan

skripsi ini. Terimakasih atas arahan, masukan, bimbingan dan

pembelajaran dalam proses penyusunan skripsi ini

10. Rina Yulianti, M.Si selaku Dosen pembimbing II. Terimakasih yang

senantiasa memberikan arahan, masukkan, bimbingan dan pembelajaran

dalam proses penyusunan penelitian ini

11. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang

membekali peneliti dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

12. Seluruh Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang dan

narasumber BKD Kota Serang yang mengizinkan penulis meminta waktu

dan tenaganya dalam membantu penulis mencapai tujuan penelitian.

iii

13. Kedua Orang tua tercinta, nenek, umi, Kakak, adik, sepupu, semua

keluargaku yang selalu memberikan semangat baik moral maupun materil

dalam penyelesaian penelitian ini, selalu tak kenal lelah mendoakan setiap

saat demi keberhasilan anak cucunya. Terima kasih atas segala kasih

sayang dan pengorbanan yang tiada tara.

14. Sahabat-sahabatku mila, tuti, iis, icha, dedeh, kharisma, maryati

terimakasih yang selalu memberikan masukan dan motivasi selama proses

penyelesaian penelitian. serta seluruh teman-teman kelas F dan G

Administrasi Negara angkatan 2010 khususnya kelas Non Reguler yang

tidak bisa disebutkan satu per-satu, terimakasih atas kebersamaannya

selama ini.

Tidak lupa penulis memohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan

yang terdapat dalam skripsi ini. Penulis memohon kritik dan saran yang dapat

membawa skripsi ini menjadi lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini

dapat dilanjutkan menjadi sebuah skripsi yang dapat bermanfaat dan berguna bagi

siapa saja yang membaca dan penulis khususnya. Terimakasih

Wassalamualaikum Wr.Wb

Serang, Januari 2015

Mamay Khoiroyyaroh

NIM. 6661102256

iv

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............... iv

DAFTAR TABEL........... viii

DAFTAR GAMBAR .......... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................... 13

1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................................. 13

1.4 Perumusan Masalah ............................................................................................... 14

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 14

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................................. 14

1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................................ 15

v

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR

2.1 Landasan Teori .................................................................................................... 17

2.1.1 Arti Manajemen ............................................................................................ 17

2.1.2 Fungsi-fungsi Manajemen ............................................................................. 18

2.1.3 Manajemen Kinerja .................................................................................... 20

2.1.4 Teknik Penyusunan pola Karier PNS ......................................................... 21

2.1.5 Manajemen dan Pengembangan Karier Sumber Daya Manusia ................... 22

2.1.6 Rotasi Mutasi Pegawai Sebagai Suatu Pembinaan ....................................... 23

2.1.6.1 Perencanaan Kebutuhan dan Formasi ............................................... 23

2.1.6.2 Penempatan ...................................................................................... 24

2.1.6.2.1 Penempatan dalam Jabatan ................................................ 24

1. Promosi dan Mobilisasi .................................................. 24

2. Promosi dan Mutasi........................................................ 25

3. Rotasi Jabatan ................................................................ 27

4 Demosi ............................................................................ 28

5. Dasar-dasar Rotasi Jabatan ............................................ 28

6. Pengertian Mutasi, Tujuan Mutasi, Prinsip Mutasi,

cara-cara Mutasi, dan sebab-sebab Mutasi......................... 29

2.1.7 Kompetensi Jabatan pada Instansi Pemerintah ............................................. 33

2.1.7.2 Gamabaran Umum Standar Kompetensi Jabatan .......................... 35

vi

2.1.7.2 Kebijakan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Nomor 43/KEP/2001 Tentang Standar Kompetensi Jabatan

Struktural Pegawai Negeri Sipil ...................................................... 37

2.1.7.3 Pengukuran Kompetensi Jabatan .................................................... 37

2.1.7.4 Faktor Memengaruhi Kompetensi................................................... 38

2.1.8 Eselonisasi ................................................................................................ 39

2.1.8.1 Alur Karier Pegawai Negeri Sipil Sampai Dengan

Pengangkatan Dalam Jabatn Eselon IV ........................................ 40

2.1.8.2 Pendiidkan dan Pelatihan.............................................................. 41

2.1.8.3 Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural .............................. 43

2.1.8.4 Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Fungsional ............................ 45

2.1.8.5 Pengelompokan Jabatan Struktural ............................................. 46

2.1.9 Analisis Jabatan dan Analisis Beban kerja ............................................... 47

2.1.9.1Kebiajaksanaan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 1989 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Analisis Jabatan ............................................................................ 48

2.1.9.2 Motivasi Kerja ............................................................................. 49

2.1.9.3 Evaluasi Kinerja ........................................................................... 51

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 52

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................................. 58

2.4 Asumsi Dasar ......................................................................................................... 61

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ....................................................................... 62

3.2 Fokus Penelitian ..................................................................................................... 63

3.3 Lokasi Penelitian .................................................................................................... 63

3.4 Fenomena yang diamati ......................................................................................... 64

3.4.1 Definisi Konsep ........................................................................................... 64

3.4.2 Definisi Operasional .................................................................................... 66

3.5 Instrumen Penelitian............................................................................................... 69

3.6 Informan Penelitian ................................................................................................ 70

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 71

3.7 Teknik pengolahan dan Analisis Data.................................................................... 75

3.8 Jadwal Penelitian ................................................................................................... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis dan Deskripsi obyek penelitian .............................................. 80

4.1.1 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah........ 81

4.1.2 Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Badan

Kepegawaian Daerah ................................................................................... 82

4.1.3 Tupoksi Bidang Pengembangan Karier Badan Kepegawaian Daerah

Kota Serang Perpindahan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Pemerintah Kota Serang ........................................................................... 85

4.1.4 Gambaran Umum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang ....... 86

4.1.5 Strategi dan Kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Serang ....................................................................................................... 87

viii

4.1.6 Program Kerja di Bagian Umum dan Kepegawaian ................................ 89

4.1.7 Struktur Organisasi, Kedudukan dan Tupoksi Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Serang ......................................................................... 91

4.2 Deskripsi Data Penelitian ....................................................................................... 97

4.2.1 Informan Penelitian ..................................................................................... 99

1. Perencanaan. ............................................................................................ 101

2. Pengorganisasian. .................................................................................... 104

3. Penggerakan............................................................................................. 108

4. Pengawasan. ............................................................................................ 111

5. Penilaian .................................................................................................... 114

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................. 122

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan. ............... 141

5.2 Saran... ................ 142

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Rekapitulasi PNS yang mengusulkan Mutasi di lingkungan Pemerintah

Kota Serang .............................................................................................. 8

Tabel 2.1 Pangkat tertinggi pangkat terendah PNS dalam jabatan struktural ........ 43

Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian ........................................................ ........ 67

Tabel 3.2. Informan Penelitian ......................................................................... ........ 71

Tabel 3.3. Pedoman wawancara ................................................... ................... ........ 73

Tabel 3.4. Jadual penelitian....................................................................................... 79

Tabel 4.1 Rekapitulasi Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang

menurut tingkat pendidikan ..................................................................... 95

Tabel 4.2 Deskripsi Informan Penelitian .................................................................. 100

Tabel 4.3 Keadaan pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang

menurut Pangkat/Gol dab jenis kelamin................................................... 119

Table 4.4 Jumlah Pejabat Struktural/Eselon

Table 4.5 Jumlah Pegawai yang sudah Lulus Diklat Struktural ............................... 121

Tabel 4.6 Pembahasan dan hasil penelitian .............................................................. 139

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir penelitian ....................................................... 60

Gambar 4.1 Struktur organisasi BKD Kota Serang ......................................... .84

Gambar 4.2 Struktur organisasi Dinas Pendidikan Kota Serang ..................... .96

Gambar 4.3 Skema alur pengusulan dari SKPD ke BKD.....128

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat ijin penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Lampiran 2 Surat Keterangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Serang

Lampiran 3 Surat keterangan telah menyelesaikan penelitian

Lampiran 3 Instrumen penelitian

Lampiran 4 Member Check

Lampiran 5 Matriks Wawancara setelah Reduksi Data

Lampiran 6 Foto peneliti dengan informan penelitian di Dinas pendidikan dan

Kebudayaan Kota Serang

Lampiran 7 Riwayat hidup penelitian yang disertai photo

Lampiran 8 Dokumen lain yang relevan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia

dari sekian pekerjaan yang banyak diminati oleh masyarakat. Dalam hal ini,

Pegawai Negeri Sipil merupakan sumber daya aparatur negara bertugas

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan

merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan,

dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-undang

Dasar 1945. Dalam Manajemen Pegawai Negeri Sipil menurut UU No.43/1999

pasal 1 adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan

derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban

kepegawaian yang meliputi perencanaan, penggajian, kesejahteraan, dan

pemberhentian. Hal ini dipertegas dengan Undang-undang Nomor 5 tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara dijelaskan dalam ketentuan umum Bab I pasal 1

disebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah

profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja

yang bekerja pada instansi pemerintah.

2

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN

adalah Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja

yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu

jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan

peraturan perundang-undangan. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat

PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat

sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk

menduduki jabatan pemerintahan. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi

syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu

tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Sementara itu

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN

yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,

bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Pegawai Negeri Sipil di Indonesia, bisa dirasakan semakin penting untuk

menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam usaha mencapai tujuan

nasional yaitu mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban

modern, demokratis, adil dan bermoral tinggi. Kedudukan dan peranannya yang

penting menyebabkan Pegawai Negeri senantiasa dituntut supaya memiliki

kesetiaan dan ketaatan penuh dalam menjalankan tugas-tugasnya dan memusatkan

seluruh perhatian serta mengerahkan segala daya dan tenaga secara berdaya guna

dan berhasil guna.

3

Pembinaan Pegawai Negeri Sipil perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya

dengan berdasarkan pada perpaduan sistem prestasi kerja dan sisem karier yang

dititik beratkan pada sistem prestasi kerja. Hal ini dimaksudkan untuk memberi

peluang bagi Pegawai Negeri Sipil yang berprestasi tinggi untuk meningkatkan

kemampuannya secara profesional dan berkompetensi secara sehat.

Kondisi kualitas dan kemampuan Aparatur dalam hal pengisian formasi

jabatan saat ini belum sepenuhnya sepadan dengan tugas pokok, fungsi dan

kewajiban yang dibebankan kepadanya, sehingga masih dipandang perlu untuk

disempurnakan kembali kearah yang lebih objektif melalui evaluasi kinerja,

pemikiran khusus pimpinan dan hasil Analisa Jabatan sebagai bahan

pertimbangan di dalam pengambilan sebuah keputusan. Oleh karena itu untuk

memenuhi tantangan dan perkembangan kinerja instansi pemerintah dalam

meningkatkan sumber daya manusia aparatur yang lebih profesional agar dapat

melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara efektif, efisien, dan

optimal.

Perubahan lingkungan kerja yang begitu dinamis banyak dihadapi oleh

setiap organisasi. Organisasi dan strukturnya selalu dituntut untuk dapat

beradaptasi dan bergerak dengan perubahan itu, perubahan dilakukan agar

organisasi dapat segera merespons atas berbagai perubahan yang terjadi. Otomatis

perubahan dalam struktur organisasi juga memberikan dampak pada

pengembangan karier individu pegawai, yang mana pengembangan karier yaitu

proses identifikasi potensi karier pegawai dan mencari serta menerapkan cara

yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. pengembangan karier dapat

4

dikatakan sebagai peningkatan potensi diri yang dilakukan seseorang untuk

mencapai rencana karier. Pengembangan karier setiap pegawai dikembangkan

sesuai dengan pengembangan karier organisasi dalam jalur karier yang telah

ditetapkan untuk mencapai sasaran-sasaran kariernya.

Tujuan dari pengembangan karier adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan memperbaiki kinerja pegawai 2. Menyadarkan pegawai tentang kebutuhan, nilai, dan tujuan yang

diinginkan di dalam instansi/organisasi

3. Menyadarkan pegawai tentang adanya peluang, karier dan pekerjaan yang selaras dengan kemampuan pegawai yang bersangkutan.

4. Meningkatkan harga diri dan kebanggaan atas kontribusi yang bersangkutan terhadap instansi/organisasi

5. Menumbuhksn kepuasan pegawai sebagai refleksi dan produktivitas kerja pegawai.

6. Memberikan arahan bagi pegawai akan karier yang diinginkan pada masa yang akan datang. (Moeheriono,2010:233)

Dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Perencanaan karier

adalah termasuk sebagai bagian program pembinaan tenaga kerja. Tujuan kegiatan

pembinaan ini adalah untuk memelihara (maintainance) pegawai dengan cara

pengembangannya, sesuai kompetensi, bakat dan kemampuannya agar bisa

berfungsi dengan baik dan optimal bagi tempat bekerja atau pada instansi

pemerintah (Moeheriono, 2010:233).

Pembangunan nasional dewasa ini telah berada pada suatu era yang

modern. Hal ini ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu

pula dalam pemanfaatannya. Untuk itu, dalam meningkatkan kualitas kinerja

pegawai dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan relevan

dengan kebutuhan-kebutuhan pelayanan publik. Dalam menghadapi dan

menjalani kondisi seperti ini, lembaga atau instansi pemerintah perlu melakukan

5

program yang matang tentang pendayagunaan sumber daya manusianya. Tuntutan

tersebut berimplikasi pada perlunya penataan, pengembangan dan pemanfaatan

secara terpadu akan sumber daya manusia yang tersedia. Sumber daya manusia

adalah kekuatan dan kekayaan yang dimiliki manusia sebagai penunjang dalam

proses pembangunan baik sebagai produsen yang dikembangkan untuk menaikkan

produktivitas dan juga sebagai manusia yang diberikan ruang sosial ekonomi dan

politik untuk mengembangkan diri secara utuh.

Perkembangan pemikiran dan praktik manajemen sumber daya aparatur

negara berbasis kompetensi, dengan mengacu pada kebijakan tentang undang-

undang kepegawaian telah mengarah pada berkembangnya konsep dan standar

kompetensi jabatan. Sebagai tindak lanjut dari PP No.101 Tahun 2000 tentang

pendidikan dan pelatihan jabatan PNS, Lembaga Administrasi Negara (LAN)

telah merumuskan standar kompetensi jabatan struktural untuk jenjang pada

eselon IV hingga eselon I, sebagaimana dimuat dalam serangkaian keputusan

Kepala Lembaga dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) tingkat I hingga

Tingkat IV.

Saat ini, bangsa Indonesia telah menata diri dengan berbagai perubahan-

perubahan mendasar ke arah yang lebih baik dan lebih demokratis dalam berbagai

kehidupan. Salah satu perubahan mendasar yang sedang digulirkan saat ini adalah

perubahan manajemen negara dari manajemen berbasis pusat menjadi manajemen

berbasis daerah. Perubahan itu secara resmi tertuang dalam Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang

kemudian direvisi dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

6

Otonomi daerah dan dapat di mnafaaatkan sebagai ruang baru mewujudkan

otonomi untuk mengatur pemerintahaanya secara lebih baik (good governance).

Perubahan terhadap UU tersebut berimplikasi terhadap Manajemen PNS di

indonesia khususnya dalam hal Kepegawaian Daerah.

Dalam hal kepegawaian daerah rotasi dan mutasi merupakan fenomena yang

biasa terjadi di sebuah organisasi, sedangkan promosi yaitu merupakan kenaikan

jabatan dari jabatan yang rendah ke dalam jabatan yang lebih tinggi. Di Kota

Serang Undang-undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara (ASN) yang salah satu isi UU nya membahas tentang lelang jabatan

terbuka yang baru saja di sosialisasikan kepada seluruh SKPD, namun belum

diimplementasikan. Dengan adanya Undang-undang ASN seluruh pegawai bebas

mempromosikan jabatannya sesuai dengan kriteria yang di anggap layak dan

mampu, selain itu pegawai juga dapat bersaing sehat dengan masing-masing

kompetensi yang dimiliki, karena bersifat umum sehingga dari provinsi lain pun

bisa ikut mempromosikan jabatannya (BKD,2014).

Badan Kepegawaian Daerah merupakan badan yang dibentuk setelah

pelaksanaan otonomi daerah Tahun 1999. Badan ini yang mengurusi administrasi

kepegawaian pemerintah daerah baik di pemerintah daerah kabupaten/kota

maupun pemerintah daerah provinsi. hampir sebagian besar BKD ini hanya

berada di tingkat kabupaten/kota sedangkan di tingkat provinsi banyak yang

masih menggunakan biro yakni Biro Kepegawaian. Sesuai dengan UU

pemerintahan Daerah kewenangan mengatur kepegawaian mulai dari rekrutmen

sampai dengan pensiun berada di kabupaten/kota. Pembentukan BKD pada

7

umumnya didasarkan pada peraturan Daerah masing-masing. Sebelum

pelaksanaan otonomi daerah semua urusan kepegawaian berada di pemerintah

pusat adapun yang ada di daerah hanya sebagai pelaksana administrasi

kepegawaian dari kebijakan pemerintah pusat (Thoha,2010:18).

Dalam kegiatan pengembangan karier ini SKPD yang paling banyak

menyerahkan usulan pegawai atau usulan jabatan rotasi/mutasi/promosi kepada

BKD Kota Serang adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang. Bahwa

terdapat 5.0447 PNS di Kota Serang 75% atau 3.500 adalah Pegawai Negeri Sipil

berada di bawah nauangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang, jadi

bisa dikatakan Dinas Pendidikan adalah sebagai SKPD yang memiliki struktur

organisasi yang besar dan lingkupnya luas meliputi pegawai Fungsional dan

pegawai Struktural seperti UPT, Pengawas, Guru, Kepala Sekolah di bandingkan

SKPD lain, dan terdapat pola karier diagonal seperti seorang Guru mutasi ke

struktural dan vertikal seperti dari staf mutasi ke Eselon IV.

8

Tabel 1.1

Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil yang Mengusulkan Mutasi

di Lingkungan Pemerintah Kota Serang Tahun 2014

(BKD Kota Serang, 2014)

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 21 Maret 2014

dengan Kasubbag Kepegawaian ibu Hj.Faozah, SE di Kantor Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kota Serang bahwa rotasi/mutasi/promosi terjadi bukan hanya

terjadi dilingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan saja, namun di seluruh

SKPD se-Kota Serang yang dimungkinkan akan terjadi perpindahan pegawai

antar SKPD.

No Nama SKPD Jumlah

1 Dinas Pendidkan dan Kebudayaan Kota Serang 119

2 Dinas Kesehatan 21

3 Dinas Pekerjaan Umum 20

4 Dinas Tata Kota 10

5 Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata;

20

6 Dinas Perdagangan, Perindustrian dan

Koperasi 15

7 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

15

8 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 12

9 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika 15

10 Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah 21

11 Dinas Sosial 17

12 Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan

19

9

Mutasi/rotasi/promosi tersebut bisa terjadi sampai dua atau tiga kali dalam

setahun. Hal ini terjadi karena kebutuhan pegawai di semua SKPD pemerintah

Kota Serang sangat tinggi. Selain itu, untuk kepentingan tertentu

rotasi/mutasi/promosi dapat terjadi antar pemerintah daerah baik tingkat

Kabupaten /Kota maupun tingkat Provinsi. Artinya pegawai yang berasal dari

lingkungan pemerintah Kota Serang dapat melakukan rotasi/mutasi/promosi baik

ke tingkat Kabupaten /Kota maupun ke tingkat Provinsi.

Informasi lain yang berkaitan dengan promosi jabatan di lingkungan Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang, terjadi karena beberapa hal yaitu:

pertama, karena adanya kekosongan jabatan dalam formasi tertentu. Kedua,

sebagai akibat dari rotasi dan mutasi maka dimungkinkan adanya promosi bagi

jabatan tertentu untuk segera di isi oleh pejabat yang baru. Ketiga, sebagai sebuah

penghargaan bagi pegawai yang memiliki dedikasi dan prestasi yang baik, maka

promosi bagi orang yang bersangkutan dapat dilakukan.

Secara ideal rotasi/mutasi/promosi Pegawai Negeri Sipil harus berdasarkan

prestasi kerja, Nomor Daftar Urut Kepangkatan, masa kerja pegawai, formasi

pegawai dan pangkat/gol pegawai yang bersangkutan dan atas penilaian langsung

dari pimpinan. Namun demikian kenyataannya tidak sedikit pegawai yang di

usulkan mutasi/rotasi/promosi jabatan di SKPD Pendidikan terjadi karena

keinginan organisasi dan keinginan sendiri.

Sejalan dengan hal tersebut dan dalam rangka perencanaan kepegawaian

secara nasional serta terpenuhinya jumlah dan mutu Pegawai Negeri Sipil pada

satuan organisasi Negara, sesuai dengan jenis, sifat, dan beban kerja yang harus

10

dilaksanakan, maka formasi Pegawai Negeri Sipil secara nasional ditetapkan

setiap tahun anggaran. Selanjutnya, berdasarkan formasi Pegawai Negeri Sipil

secara nasional tersebut ditetapkan formasi Pegawai Negeri Sipil untuk masing-

masing satuan organisasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Propinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan. Hal ini tertuang Dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.54 Tahun 2003 tentang perubahan

atas Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri

Sipil.

Di sisi lain Pegawai Negeri Sipil yang di rotasi atau di pindahkan ke bidang

lain yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang,

berlatarbelakang permasalahan yang berkaitan dengan kinerja pegawai atau

disiplin kerja pegawai, sehingga kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Serang selalu mengadakan rotasi maupun mutasi atau sering disebut rolling

tempat kerja, atau pindah kerja ke unit kerja atau organisasi unit lain. Adapun

tujuan dari mutasi dan rotasi tersebut antara lain:

1) Agar pegawai tersebut tidak merasakan kejenuhan di tempat kerja yang

pertama;

2) Adanya kebutuhan kinerja di bidang lain maupun tempat lain;

3) Pegawai tersebut melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan kriteria

bekerja atau kedisiplinan yang ada di Kantor Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Serang.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang terdapat 57 Pegawai

Negeri Sipil, terdiri atas, 1 orang Kepala Dinas, Eselon IIb, 1 orang Sekretaris

11

eselon IIIa, 5 orang Kepala Bidang eselon IIIb, dan 14 Kepala Seksi dan 3

kasubbag eselon IVa. Di tambah dengan 33 pegawai pelaksana yang tersebar di

setiap bidang. Di samping itu, di lingkungan SKPD Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Serang terdapat 6 UPT Pendidikan dan 1 UPT Sanggar Kegiatan Bersama

(SKB) dengan jumlah pegawai 14 pegawai eselon IV dan 42 pelaksana. Selain

permasalahan tersebut Rotasi Mutasi pegawai struktural di Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Serang berimbas pada SKPD lain di pemerintahan Kota Serang

atau juga terjadi pada UPT pendidikan di 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Serang,

Cipocok Jaya, Kasemen, Walantaka, Taktakan dan Curug.

Berdasarkan wawancara dan observasi awal di lapangan, berikut ini peneliti

jelaskan beberapa permasalahan terkait mutasi di Kota Serang.

Pertama Dari sisi perencanaan, pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah

Kota Serang tidak membuat pemetaan kekuatan pegawai di tiap-tiap SKPD, baik

dari segi latar belakang pendidikan maupun prestasi kerja karenanya terjadilah

permutasian yang tidak menggunakan daftar urut kepangkatan. Contohnya :

pegawai yang dipromosikan untuk menduduki jabatan tertentu berlatar belakang

Sarjana Pendidikan di mutasikan atau di rotasikan pada jabatan yang pekerjaannya

berkaitan dengan perhubungan, kesehatan maupun bagian keuangan khususnya di

bagian Keuangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang.

Kedua Dari sisi penempatan, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) tidak

bekerjasama dengan masing-masing SKPD yang diwakili oleh sub bagian

kepegawaian mengenai siapa saja pegawai yang harus terkena mutasi, dan sebab

apa perotasian dan permutasian tersebut terjadi. masih banyak pegawai fungsional

12

(guru) mengusulkan menjadi pejabat struktural tanpa melalui jalur kepangkatan

dan jabatan yang benar. Selain itu, kurang memperhatikan keberadaan daftar urut

kepangkatan menjadi acuan untuk terjadinya kenaikan pangkat atau jabatan

seorang pegawai, yang bertujuan agar tidak terjadi adanya tumpang tindih urutan

pangkat kepegawaian, contohnya: Guru yang diusulkan ke jabatan struktural dan

ada guru yang diangkat menjadi Kepala Sekolah di SDN Taman Baru Kec.

Cipocok Jaya berpangkat III/c sementara para guru yang di pimpinnya ada yang

sudah berpangkat III/d bahkan IV/a.

Ketiga Dari sisi pengawasan, yaitu ketidaksesuaian penempatan pegawai

dengan perencanaan awal, contohnya ada pegawai yang terkena mutasi atau rotasi

mendapat undangan pelantikan tanpa konfirmasi dahulu kepada pegawai yang

bersangkutan dengan penempatan yang berbeda dengan usulan yang disampaikan

SKPD kepada BKD.

. Selain itu pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang juga

saat ini masih banyak pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensi jabatan dan

latar belakang pendidikannya, misalnya yang seharusnya pegawai fungsional

(guru) di Lingkungan Sekolah Dasar, tetapi pegawai tersebut berada dilembaga

teknis daerah (pegawai struktural).

Sebelum terjadi rotasi/mutasi/promosi pimpinan terlebih dahulu melakukan

proses penilaian kinerja pegawai yang dianggap bahwa pegawai tersebut layak

untuk diusulkan, namun tidak serta merta SKPD yang mengusulkan ke BKD

langsung di setujui oleh tim Baperjakat.

13

Berdasarkan penjabaran tersebut di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut tentang MANAJEMEN MUTASI PEGAWAI

NEGERI SIPIL KOTA SERANG (Studi Kasus pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Serang).

1.2 Identifikasi Masalah

Dari berbagai permasalahan yang disampaikan di atas, peneliti dapat

mengidentifikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan Manajemen Mutasi

Pegawai Negeri Sipil Kota Serang (studi kasus pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Serang)

a. Dalam penempatan Pegawai banyak yang kurang sesuai dengan kompetensi

jabatan dan latar belakang pendidikan yang diampu, sehingga sistem pengedaran

pegawai kurang terarah

b. Kurangnya pengorganisasian dalam sistem manajemen mutasi di

lingkungan Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kota Serang

c. Kurangnya pengawasan terhadap tim Baperjakat yang mempunyai

kewenangan dalam menentukan posisi jabatan pegawai yang diusulkan

dari masing-masing SKPD.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penliti dapat lebih terarah, maka peneliti akan dibatasi yakni berfokus

pada faktor yang mempengaruhi Manajemen Mutasi Pegawai Negeri Sipil Kota

Serang yaitu : perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan

14

rotasi/mutasi/promosi Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Serang.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka penliti merumuskan

masalah sebagai berikut : Bagaimanakah Manajemen mutasi PNS Kota Serang

(studi kasus pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang).

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui proses mutasi Pegawai Negeri Sipil Kota Serang (pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang).

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat praktis

a. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan masukan kepada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang agar memberikan Kinerja

yang profesional kepada pegawai PNS sruktural maupun fungsional.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran bagi pengambil

keputusan/kebijakan di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Serang

Manfaat Teoritis

15

a. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi

tentang bagaimana manajemen rotasi mutasi di Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Serang tersebut apakah sudah sesuai dengan ketentuan-

ketentuan yang benar menurut Peraturan Daerah yang melihat dari kriteria

seperti, masa kerja, formasi jabatan, daftar urut kepegawaian.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

terhadap pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam panduan

pengetahuan manajemen pemerintahan terhadap aplikasi Ilmu

Administrasi Negara dan sebagai bahan untuk menguji teori relevan yang

telah dipilih untuk melengkapi pembendaharaan Ilmu Administrasi Negara

dengan upaya memodifikasi teori dalam memegang kemandirian atau

otonomi dan memperjelas sosok jati diri Ilmu Administrasi agar

keberadaannya sejajar dengan ilmu-ilmu lainnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang

penelitian yang dilakukan, adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pendahuluan berisikan tentang keterangan umum latar belakang masalah

yang menjadi dasar penelitian, kemudian identifikasi masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian baik secara teoritis maupun

manfaat secara praktis dan sistematika penulisan.

16

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR

Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi teori yang berhubungan dengan

tema penelitian dilapangan, dalam deskripsi teori akan dijelaskan tentang

beberapa teori yaitu teori manajemen, sumber daya manusia, manajemen PNS,

manajemen kinerja diantaranya Dimensi kompetensi, motivasi kerja, evaluasi

kinerja, dan implementasi kebijakan publik. Kerangka Berpikir peneliti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang metode penelitian, sumber data dan jenis

data, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, teknik pengelolaan dan

analisis data, serta pengujian kredibilitas data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini merupakan bab yang berisi dekripsi obyek penelitian,

deskripsi hasil analisis data dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi

peneliti.

17

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Untuk mewujudkan hal-hal yang telah menjadi tujuan penelitian, maka

penelitin ini memuat teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian yang

dijadikan dasar pemikiran dan metodologi penelitian yang digunakan yaitu

metode penelitian kualitatif.

2.1.1 Arti Manajemen

Manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang di berikan oleh

para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut

pengertian yang pertama itu, kita kemukakan tiga buah definisi. Dalam

Encylopedia of the Social Sciense dikatakan bahwa manajemen adalah suatu

proses dengan pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

Menurut Haiman mengemukakan bahwa

Manjemen adalah Fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang

lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.

Sedangkan menurut Terry mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian

tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan

orang lain.

18

Terry juga mendefinisikan manajemen dalam bukunya Principles of Management

yaitu "Suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Fathoni (2006:27)

mendefinisikan bahwa :

Manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan

yang dimulai dari penentuan tujuan sampai pengawasan, dimana masing-

masing bidang digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian yang

diikuti secara berurutan dalam rangka usaha mencapai sasaran yang telah

ditetapkan semula.

Terry dan Leslie W. Rue (2010:1) mengemukakan definisi manajemen,

bahwa Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan

organisasional atau maksud-maksud yang nyata.

Sedangkan Handoko (2003 :10 ) mengatakan bahwa :

Manajemen adalah Bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,

menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan

pelaksanaan fungsi-fungsi Perencanaan(Planning), Pengorganisasian

(Organizing), Penyusunan Personalia atau Kepegawaian (Staffing),

Pengarahan dan Kepemimpinan (Leading), dan Pengawasan (Controlling).

2.1.2 Fungsi-fungsi Manajemen

Setelah melihat beberapa fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan

oleh beberapa ahli yang berbeda-beda walaupun pendapat tersebut berbeda tetapi

maksud dan tujuan pemikirannya pasti mendekati sama, misalnya fungsi

manajemen yang dikemukaan oleh Terry dan Leslie W. Rue (2010:9) yaitu

Planning, Organizing, staffing, motivating dan Controlling

19

1. Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan

penyusunan langkah-langkah yang akan di pakai untuk mencapai tujuan.

Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan,

memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan

merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk

mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk

mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut

kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah

direncanakan.

3. Staffing, menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia,

pengarahan, penyaringan, pelatihan dan pengembangan tenaga kerja.

4. Motivating mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah

tujuan-tujuan.

5. Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari

organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi

penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara

efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.

Hakikat dari fungsi manajemen dari Terry adalah apa yang direncakan, itu

yang akan dicapai. Maka itu fungsi perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin

agar dalam proses pelaksanaanya bisa berjalan dengan baik serta segala

kekurangan bisa diatasi. Sebelum kita melakukan perencanaan, ada baiknya

rumuskan dulu tujuan yang akan dicapai.

20

2.1.3 Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja adalah manajemen tentang menciptakan hubungan

komunikasi yang efektif. Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang

diperlukan oleh organisasi, manajer, dan pekerja untuk berhasil. Manajemen

kinerja yang efektif tepat memberikan dasar bagi usaha untuk

mengkomunikasikan misi, nilai-nilai dan sasaran organisasi kepada seluruh

anggota organisasi. Faktor yang paling penting dalam manajemen kinerja adalah

penetapan sasaran organisasi, dimana disebutkan bahwa penetapan sasaran adalah

proses manajemen yang memastikan setiap anggota organisasi memahami aturan

dan hasil yang perlu dicapai untuk memaksimalkan kontribusi mereka bagi

organisasi secara keseluruhan.

Manajemen kinerja adalah tentang mengelola organisasi. Manajemen kinerja

mengelola kinerja dalam konteks lingkungan bisnis baik internal maupun

eksternal. Dengan demikian, cakupan manajemen kinerja meliputi kegiatan

menganalisis tujuan menyeluruh organisasi, menganalisis keterampilan pekerja

dan penugasan yang diberikan dalam kaitannya dengan tujuan unit kerja.

Dengan demikian hakikat manajemen kinerja adalah bagaimana mengelola

seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organsasi yang telah

ditetapkan sebelumnya. Manajemen kinerja memberikan manfaat bukan hanya

bagi organisasi, tetapi juga manajer, dan individu. Manfaat manajemen kinerja

bagi organisasi antara lain adalah dalam menyesuaikan tujuan organisasi dengan

tujuan tim dan individu, memperbaiki kinerja, memotivasi pekerja, meningkatkan

komitmen, mendukung nilai-nilai inti, memperbaiki proses pelatihan dan

21

pengembangan, meningkatkan dasar keterampilan, mengusahakan perbaikan dan

pengembangan berkelanjutan, mengusahakan basis perencanaan karier, membantu

menahan pekerja terampil untuk tidak pindah, mendukung inisiatif kualitas total

dan pelayanan pelanggan, dan mendukung program perubahan budaya.

(Wibowo,2011:10-21)

2.1.4 Teknis Penyusunan Pola Karier PNS

Unsur-unsur Yang Digunakan Dalam Penyusunan Pola Karier

1. Pendidikan Sekolah, tingkat dan jenis pendidikan sekolah yang

digunakan sebagai dasar pengangkatan pertama sebagai PNS

2. Kepangkatan, yaitu perhitungan secara normal akan kemungkinan-

kemungkinan seseorang Pegawai Negeri Sipil secara individual dan

berjenjang menjalani karier kepangkatan berdasarkan jabatannya.

3. Pendidikan dan pelatihan jabatan, yaitu tingkat dan jenis pendidikan

dan pelatihan jabatan yang wajib dan atau dapat diikuti seorang

Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memenuhi dan atau meningkatkan

kualitas kompetensi dalam jabatannya.

4. Jabatan, yaitu perhitungan akan kemungkinan-kemungkinan seseorang

Pegawai Negeri Sipil secara individual dan berjenjang menjalani karier

jabatan struktural berdasarkan jabatan-jabatan yang tersedia dalam

organisasi dan sesuai persyaratan jabatan yang ditetapkan

5. Usia, yaitu perhitungan usia dan masa pengabdian seorang Pegawai

Negeri Sipil dalam Jabatan/ pangkat secara berjenjang mulai dari

22

jabatan/ pangkat yang pertama kali sampai dengan mencapai batas usia

pension Pegawai Negeri Sipil.

6. Kompetensi, yaitu kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh

seorang Pegawai Negeri Sipil untuk mampu menajlankam jabatannya

secara profesional, efektif dan efisien.

7. Masa jabatan, yaitu masa kerja dalam jabatan yang pernah diduduki

yang menunjukan korelasi jabatan dan atau menggambarkan

pengalaman, kematangan, dan peningkatan kadar kualitas kompetensi

untuk menduduki jabatan berikutnya baik secara vertikal, horizontal

maupun diagonal.

8. Mutasi, perpindahan tugas dan atau perpindahan wilayah kerja, yaitu

perhitungan masa dan arah perpindahan seseorang Pegawai Negeri

Sipil dri Jabatan/ wilayah kerja satu ke jabatan/ wilayah kerja lainnya

yang memiliki keterkaitan (Korelasi jabatan) baik secara horizontal,

vertikal atau diagonal (BKD Kota Serang, 2013).

2.1.5 Manajemen dan Pengembangan Karier Sumber Daya Manusia

Karir adalah suatu proses seseorang selama bekerja; ada jalur untuk

mengembangkannya. Karir merupakan bagian dari perjalanan dan tujuan hidup

sesorang. Setiap orang berhak dan berkewajiban untuk sukses mencapai karir

yang lebih baik, itulah obsesinya. Anggapan yang sudah mapan dan nyata sering

kita jumpai dalam kehidupan masyarakat bahwa seseorang akan berhasil atau

sukses dalam karirnya bilamana seorang tersebut sudah menjadi atau menempati

23

posisi manajer atu kepala pada suatu instansi, baik dalam pemerintahan maupun di

swasta. Dengan persepsi semacam ini, seseorang mendapat pengakuan dan merasa

dihargai, dihormati, baik di lingkungan kerja, di keluarga maupun di masyarakat,

status dan martabat menjadi terangkat serta menjadi suatu kebanggaan tersendiri.

(Moeheriono,2010:234)

2.1.6 Rotasi mutasi Pegawai Sebagai Suatu Pembinaan

2.1.6.1 Perencanaan Kebutuhan dan Formasi

Menurut Sedarmayanti (2010:374) Perencanaan kebutuhan pegawai

merupakan salah satu fungsi utama manajemen kepegawaian yang intinya

merupakan proses peramalan sistematis tentang permintaan dan penawaran

pegawai untuk masa yang akan datang dalam suatu organisasi. Perencanaan

kebutuhan pegawai dilaksanakan dengan berdasarkan beberapa hal sebagai

berikut :

a. Memberdayakan secara optimal pegawai yang sudah ada dalam

organisasi;

b. Memperhatikan beban kerja yang ada saat ini dan memperkirakan

beban kerja pada masa yang akan datang

c. Memperhatikan kualifikasi pendidikan dan pelatihan yang diperlukan

institusi atau unit organisasi.

d. Memperhatikan kebijakan umum pemerintah dalam pengadaan

pegawai.

24

2.1.6.2 Penempatan

2.1.6.2.1 Penempatan dalam Jabatan

Menurut Sedarmayanti (2010:375) Penempatan merupakan langkah

selanjutnya setelah proses penyaringan selesai. Program orientasi dimaksudkan

untuk mensosialisasikan kepada pegawai baru hal-hal yang terkait dalam

organisasi. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab,

wewenang, dan hak seseorang pegawai negeri dalam rangka susunan suatu satuan

organisasi negara.

Penempatan Pegawai Negeri dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan

prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang

pangkat yang di tetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa

membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras atau golongan.

1. Promosi dan Mobilisasi

Menurut Sedarmayanti (2010: 375) Promosi adalah penempatan pegawai

pada jabatan yang lebih tinggi dengan wewenang dan tanggung jawab yang lebih

tinggi dan penghasilan yang lebih tinggi pula. Manajemen Pegawai Negeri Sipil

Menurut Undang-undang No.43 Tahun 1999 bahwa dasar promosi bagi

pengangkatan pejabat antara lain adalah prestasi kerja, disiplin, loyalitas, Daftar

Urut Kepangkatan (DUK) yang dikategorikan baik, dan pegawai yang akan

dipromosi harus mempunyai perilaku yang tidak tercela, serta telah lulus dari

diklat penjenjangan.

25

Karena adanya perampingan struktur organisasi, maka pegawai diarahkan

juga untuk mengisi jabatan fungsional, staf pindahan dari instansi yang dilikuidasi

juga diperlakukan sama dalam hal promosi, baik ke dalam jabatan fungsional

maupun jabatan struktural. Secara lebih spesifik pegawai yang diberikan suatu

kepercayaan, yaitu promosi harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam

peraturan-peraturan kepegawaian yang antara lain :

a. Pangkat/golongan yang telah memenuhi syarat;

b. Disiplin ilmu/latar belakang pendidikan formal;

c. Mempunyai kinerja/prestasi kerja yang lebih baik;

d. Telah mengikuti Diklat struktural/fungsional

e. Memperhatikan DUK

f. DP-3 paling tidak bernilai baik

g. Usia

h. Usulan unit kerja ke BAPPERJAKAT; dan

i. Atas persetujuan pimpinan instansi

Pada dasarnya setiap pegawai mempunyai jabatan karena mereka direkrut

berdasarkan kebutuhan untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang ada dalam

organisasi. Penempatan Pegawai Negeri dalam Jabatan dilaksanakan berdasarkan

prinsif profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang

pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat objektif lainnya tanpa

membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. Dalam hal

pengangkatan pada Jabatan Struktural diatur oleh kebijakan melalui PP No.100

Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural.

Tugas pokok Baperjakat adalah memberikan pertimbangan kepada pejabat

pembina kepegawaian dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian

dalam dan dari jabatan struktural eselon II ke bawah, memberikan pertimbangan

dalam pemberian kenaikan pangkat bagi PNS yang menduduki jabatan struktural

26

yang menunjukan prestasi kerja yang luar biasa baiknya, menemukan penemuan

baru yang bermanfaatan bagi negara, dan pertimbangan perpanjangan usia

pensiun bagi PNS yang menduduki jabatan struktural eselon II ke bawah. Hal-hal

yang perlu ditingkatkan dalam pelaksanaan mutasi ini adalah pengarahan dan

pengawasan kepada bawahan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;

frekuensi sosialisasi peraturan dan penyediaan sasaran dan prasarana yang perlu

ditingkatkan. (Thoha,2010:57-59)

2. Promosi dan Mutasi

Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dari dan dalam jabatan

eselon II pada pemerintah daerah provinsi ditetapkan oleh gubernur.

Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dari dan dalam jabatan eselon II

pada pemerintahan daerah Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota

setelah berkonsultasi kepada gubernur. Dibandingkan pada pemberlakuan UU No

22 Tahun 1999, UU No 32 Tahun 2004 ini telah memberikan kewenangan yang

lebih besar kepada gubernur dalam promosi pejabat eselon II di Kabupaten/Kota

yang sebelumnya diputuskan oleh Kabupaten/Kota sendiri. Pengembangan karir

Pegawai Negeri Sipil Daerah mempertimbangkan integritas dan moralitas,

pendidikan dan pelatihan, pangkat, mutasi jabatan, mutasi antar daerah, dan

kompetensi.

Dalam hal mutasi, yaitu perpindahan Pegawai Negeri Sipil antar

Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi ditetapkan oleh gubernur setelah

memperoleh pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Perpindahan

Pegawai Negeri Sipil antar Kabupaten/Kota antar Provinsi ditetapkan oleh

27

Menteri Dalam Negeri setelah memperoleh pertimbangan Kepala Kepegawaian

Negara, demikian pula untuk perpindahan Pegawai Negeri Sipil

Provinsi/Kabupaten/Kota ke departemen/ lembaga pemerintah nondepartemen

atau sebaliknya.(Thoha,2010:82-83)

3. Rotasi Jabatan

Menurut Bambang Wahyudi (2002:178) memberikan definisi yaitu suatu

job rotation atau perputaran jabatan merupakan suatu mutasi personal yang

dilakukan secara horizontal tanpa menimbulkan perubahan dalam hal gaji

ataupun pangkat/golongan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan

seseorang tenaga kerja dan menghindarkan terjadinya kejenuhan. Dalam

metode job rotation para karyawan yang mengalami perpindahan secara

rutin dalam suatu pekerjaan kepekerjaan lain untuk memperoleh

pengetahuan organisasi atau perusahaan secara menyelurh.

Rotasi merupakan Perputaran jabatan dari unit kerja satu ke unit kerja yang

lain dalam satu organisasi dan merupakan alat yang dapat digunakan oleh

manajemen perkantoran yang bertujuan sebagai sarana evaluasi penugasan

pejabat. Rotasi adalah alat yang penting dan efisien bagi pimpinan kantor untuk

melakukan penilaian terhadap pejabatnya, apakah kinerja yang bersangkutan

meningkat atau menurun dari jabatan lainnya yang pernah dipegangnya. Dari

evaluasi ini pimpinan kantor akan mengetahui kecocokan jabatan yang paling

tepat untuk diberikan kepada stafnya, sesuai dengan disiplin ilmu, keterampilan,

dan karakter yang dimiliki. Dengan demikian, pimpinan dapat menempatkan

pejabatnya pada jabatan yang paling tepat sesuai dengan kemampuannya (The

right man on the right place). Tanpa melakukan rotasi, maka pimpinan unit kerja

tentu tidak akan pernah tahu kemampuan dan kinerja pejabatnya.

28

4. Demosi

Demosi berarti bahwa seseorang karena beberapa pertimbangan mengalami

penurunan pangkat atau jabatan dengan tanggung jawab dan penghasilan

yang lebih kecil

5. Dasar-Dasar Rotasi Jabatan

Hendakanya dalam pelaksanaan Rotasi Jabatan, organisasi menetapkan

terlebih dahulu suatu dasar pertimbangan yang dapat dijadikan pedoman

untuk memilih karyawan yang akan dirotasikan. Hasibuan (2003:102)

membagi dasar Rotasi Jabatan menjadi tiga landasan pelaksanaan, antara

lain :

1. Merit System, yaitu perpindahan jabatan yang didasarkan atas landasan

yang bersifat ilmiah, objektif dan hasil prestasi kerjanya. Sistem ini

termasuk dasar Rotasi Jabatan yang baik karena dapat meningkatkan

semangat dan disiplin karyawan sehingga produktivitasnya meningkat.

2. Seniority System, yaitu perpindahan jabatan yang didasarkan atas

landasan masa kerja, usia dan pengalaman kerja dari jabatan yang

bersangakutan. Sistem ini tidak objektif karena kecakapan orang yang

dipindahkan didasarkan pada senioritas dan belum tentu mampu

memangku jabatan yang baru.

3. Spoil System, yaitu perpindahan jabatan yang didasarkan atas landasan

kekeluargaan, sistem ini kurang baik karena didasarkan atas

pertimbangan suka atau tidak suka.

29

6. Pengertian Mutasi, Tujuan Mutasi, Prinsip Mutasi, cara-cara Mutasi,

dan sebab-sebab Mutasi

a. Pengertian Mutasi

Menurut Hasibuan (2008:101) Salah satu tindak lanjut yang dilakaukan dari

hasil penilaian prestasi pegawai adalah mutasi pegawai. Karena dengan penilaian

prestasi pegawai akan diketahui kecakapan pegawai dalam menyelesaikan uraian

pekerjaan (job description) yang dibebankan kepadanya. Mutasi ini harus

didasarkan atas indeks prestasi yang dapat dicapai oleh pegawai bersangkutan.

Menurut Kadarisman (2013:68) Mutasi adalah kegiatan ketenagakerjaan

yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, status

tertentu dengan tujuan agar tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan

kerja yang mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal

mungkin kepada organisasi. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat

dikemukakan bahwa dengan demikian mutasi pegawai tersebut termasuk dala

fungsi pengembangan pegawai, karena fungsinya adalah untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas kerja dalam organisasi.

Sedangkan dalam mutasi tersebut perlu dipertimbangkan pentingnya prinsip

mutasi, yaitu memutasikan pegawai pada posisi yang tepat serta pekerjaan yang

sesuai dengan pengetahuan, keterampilan, serta kemampuan (kompetensi)

pegawai yang bersangkutan sehingga terjadi peningkatan motivasi, semangat serta

produktivitas kerja.

30

Mutasi dalam Manajemen Sumber Daya Manusia adalah alih tugas di mana

seseorang ditempatkan pada tugas baru dengan wewenang, tanggung jawab dan

penghasilan yang relatif sama dengan jabatan lama atau alih tempat di mana

secara prinsip, sama dengan alih tugas hanya pada hal yang kedua ini, secara fisik,

lokasi tempat kerja berbeda dengan yang sekarang.

Dengan adanya mutasi diharapkan dapat memberikan uraian pekerjaan,

sistem pekerjaan, lingkungan pekerjaan, dan alat-alat kerja yang cocok bagi

pegawai yang bersangkutan sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif pada

jabatan itu. Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang

dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) di dalam

organisasi. Pada dasarnya mutasi termasuk dalam fungsi dan efektivitas kerja

dalam perubahan tersebut.

1. Mutasi horizontal artinya perubahan tempat atau jabatan pegawai tetapi

masih pada rangking yang sama di dalam organisasi itu. Mutasi

horizontal mencakup mutasi tempat dan mutasi jabatan.

2. Mutasi cara vertikal adalah perubahan posisi/jabatan/pekerjaan, promosi

atau demosi, ssehingga kewajiban dan kekuasaannya juga berubah.

Promosi memperbesar authority dan responsbility, sedang demosi

mengurangi authority dan responsbility seseorang pegawai.

Jadi promosi berarti menaikkan pangkat/jabatan, sedang demosi adalah

penurunan pangkat/jabatan seseorang. (Hasibuan. 2008:104)

b. Tujuan mutasi menurut Hasibuan (2010:102) adalah sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan poduktivitas pegawai/kayawan.

31

2. Untuk menciptakan keseimbangan anatar tenaga kerja dengan

komposisi pekejaan atau jabatan.

3. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan pegawai/karyawan.

4. Untuk menghilangkan rasa bosan/jenuh tehadap pekerjaannya.

5. Untuk memberikan perangsang agar pegawai/ karyawan mau berupaya

meningkatkan karir yang lebih tinggi.

6. Untuk alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui pesaingan

terbuka.

7. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik pegawai

8. Untuk mengatasi perselisihan antara sesama pegawai

c. Prinsip Mutasi

Prinsip mutasi adalah memutasikan pegawai kepada posisi yang tepat dari

pekerjaan yang sesuai, agar semangat dan produktivitas kerjanya

meningkat.

d. Cara-cara Mutasi

Menurut Hasibuan (2008:103) Cara mutasi ini dilakukan dengan dua cara

yaitu cara tidak ilmiah dan cara ilmiah, cara tidak ilmiah yaitu tidak

didasarkan kepada norma/standar kriteria tertentu, berorientasi semata-

mata kepada masa kerja dan ijazah, bukan atas prestasi atau faktor-faktor

riil, berorientasi kepada banyaknya anggaran yang tersedia, bukan atas

kebutuhan riil pegawai. Sedangkan mutasi dengan cara ilmiah yaitu

berdasarkan norma atau standar kriteria tertentu, seperti analisis pekerjaan,

berorientasi pada kebutuhan yang riil/nyata, berorientasi pada formasi riil

32

kepegawaian, berorientasi kepada tujuan yang beraneka ragam,

berdasarkan objektivitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

e. Sebab-sebab pelaksanaan mutasi menurut Hasibuan (2008:105) adalah

sebagai berikut :

a. Permintaan sendiri

Mutasi atas permintaan sendiri adalah mutasi yang dilakukan atasa

keinginan sendiri dari karywan yang bersangkutan dan dengan

mendapat persetujuan pimpinan organisasi. Mutasi pemintaan sendiri

pada umumnya hanya pemindahan jabatan yang peringkatnya sama

baik, anatrbagian maupun pindah ke tempat lain.

b. Alih tugas produktif (ATP)

Alih tugas produktif adalah mutasi karena kehendak pimpinan untuk

meningkatkan produksi dengan menempatkan karyawan yang

bersangkutan ke jabatan atau pekerjannya yang sesuai dengan

kecakapannya.

Dengan demikian, Menurut Kadarisman (2012:89) dapat dikemukakan

bahwa kegiatan mutasi SDM pegawai tidak selamanya bersumber dari

keinginan organisasi sendiri, tetapi tidak jarang mutasi juga berasal dari

pegawai yang bersangkutan. Manajemen SDM hanya merupakan

sumber sentral dalam pengambilan keputusan dan penentuan segala

kebijakan yang berhubungan dengan masalah kepegawaian. Gagasan

mutasi tidak selamanya berasal dari kebijakan manajemen SDM, tetapi

sering kali berasal dari keinginan pegawai.

33

2.1.7 Kompetensi Jabatan pada Instansi Pemerintah

Kompetensi jabatan mempunyai peran yang sangat penting dan harus

mendapatkan perhatian serius dari pihak manajemen karena aspek kompetensi

jabatan ini sudah banyak digunakan sebagai dasar penentu posisi jabatan calon

karyawan atau calon pejabat yang akan menduduki suatu jabatan. Kebanyakan

pengguna kompetensi jabatan sering kali di pakai sebagai penentu oleh pihak

manajemen sumber daya manusia (MSDM) atau competency-based human

resource management sebagai dasar pertimbangan untuk menempatkan seseorang

karyawan atau pegawai pada posisi jabatan tertentu.

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan

suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta

didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan

demikian, kompetensi menunjukan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan

oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting,

sebagai unggulan bidang tersebut.

Pengertian dan arti kompetensi oleh Spencer adalah karakteristik yang

mendasari sesorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam

pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kasual

atau sebagai sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau

berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu.

34

Berdasarkan dari efisiensi kompetensi ini, maka beberapa makna yang terkandung

didalamnya adalah sebagai berikut :

a. Karakteristik dasar (underlying Characteristic) kompetensi adalah bagian

dari kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang serta

mempunyai perilaku yang dapat diprediksikan pada berbagai keadaan

tugas pekerjaan.

b. Hubungan kasual (causally related) berarti kompetensi dapat

menyebabkan atau digunakan untuk memprediksikan kinerja sesorang,

artinya jika mempunyai kompetensi yang tinggi, maka akan mempunyai

kinerja tinggi pula (sebagai akibat).

c. Kriteria (cariterian referenced) yang jadiakan sebagai acuan, bahwa

kompetensi secara nyata akan memprediksikan seseorang dapat bekerja

dengan baik, harus terukur dan spesifik atau terstandar.

(Moheriono, 2010:15)

Secara rinci, ada lima dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh semua

individu, yaitu sebagai berikut :

a. Task skills, yaitu keterampilan untuk melaksankan tugas-tugas rutin

sesuai dengan standar di tempat kerja.

b. Task managemen skills, yaitu keterampilan untuk mengelola

serangkaian tugas yang berbeda yang muncul dalam pekerjaan.

c. Contingency management skill, yaitu keterampilan mengambil

tindakan yang cepat dan tepat bila timbul suatu masalah dalam

pekerjaan.

35

d. Job role environment skills, yaitu keterampilan untuk bekerja serta

meemlihara kenyamanan lingkungan kerja

e. Transfer skill, yaitu keterampilan untuk beradaptasi dengan lingkungan

kerja baru. ( Moeheriono,2010:25)

Kebijakan Menteri Negara, yang antara lain menegaskan bahawa kompetensi

merupakan persyaratan dan mepertimbangan penting dalam penataan Pegawai

Negeri Sipil (PNS). Manajemen sumber daya paratur negara harus berbasis

kompetensi, yang mencakup pada semua aspek dalamm pengelolaan manajemen

sumber daya manusia (human resources development) , yang meliputi antara lain:

rekrutmen, seleksi, pengangkatan, penempatan, pelatihan, dan pengembangan

pegawai (training and development).

2.1.7.1 Gamabaran Umum Standar Kompetensi Jabatan

1. Kebijkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah

Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan

Daerah menerangkan bahwa prinsip-prinsip Pemberian Otonomi

Daerah adalah :

1. Penyelenggaraan Otonomi Daerah dilaksanakan dengan

memperhatikan aspek demokratis, keadilan, pemerataan serta

potensi dan keanekaragaman daerah

2. Peaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata

dan bertanggungjawab

36

3. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas diletakkan pada Daerah

Kabupaten/Kota, sedangkan Otonomi Daerah Provinsi merupakan

otonomi yang terbatas.

4. Pelaksanaan Otonomi Daerah harus sesuai dengan konstitusi

Negara, sehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antar pusat

dan Daerah serta antar Daerah.

5. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan

kemandirian Daerah Otonom dan karenanya dalam daerah

Kabupaten/Kota tidak ada lagi wilayah administrasi.

6. Pelaksanaan Otonomi Daerah harus lebih meningkatkan fungsi

legislasi daerah, baik sebagai fungsi legitimasi, fungsi

pengawasan maupun fungsi anggaran dan penyelenggaraan

pembentukan dinas.

7. Pelaksanaan azas dekonsentrasi diletakan pada Daerah propinsi

dalam kedudukan sebagai wilayah administrasi untuk

melaksanakan kewenangan pemerintah tertentu yang dilimpahkan

kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah.

8. Pelaksanaan tugas pembentukan dimungkinkan tidak hanya dari

pemerintahan kepada Daerah, tetapi juga dari pemerintah dan

Daerah Kepala Desa yang disesuaikan denagan pembiayaan,

sarana dan prasarana serta Sumber Daya Manusia dengan

Kewajiban melaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada yang

menugaskan.

37

2.1.7.2 Kebijakan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor

43/KEP/2001 Tentang Standar Kompetensi Jabatan Struktural

Pegawai Negeri Sipil

Dalam rangka terwujudnya peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri

sipi yang menduduki Jabatan Struktural Eselon II, III, IV di Lingkugan

Pemerintah Kota Serang perlu didasarkan pada suatu Standar Kompetensi Jabatan

sebagaimana keputusan Kepala Badan Kepegawaian. Dimana kompetensi Jabatan

tersebut adala suatu kemampuan dan karakteristik berupa pengetahuan, Keahlian

dan sikap perilaku yang harus dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil pada

tingkatan jabatan struktural tertentu dalam pimpinan suaru unit kerja. Standar

Kompetensi sebagaimana pasal 4 kebijakan dimaksud terdiri dari Kompetensi

umum dan kompetensi khusus.

Untuk memenuhi syarat standar kompetensi umum Pegawai Negeri Sipil

dapat mengikuti pendidikan formal maupu pendidikan dan latihan kepemimpinan,

sedangkan untuk dapat memenuhi standar kompetensi khusus Pegawai Negeri

Sipil dapat memperolehnya melalui pendidikan dan pelatihan teknis sesuai dengan

uraian tugas/ jabatan di unit kerjannya masing-masing (BKD Kota Serang, 2013).

2.1.7.3 Pengukuran Kompetensi Jabatan

Pengertian pengukuran kompetensi jabatan merupakan proses

membandingkan atau menyamakan antara kompetensi jabatan yang

dipersyaratkan dengan kompetensi yang dimiliki seseorang karyawan, apakah

38

sesuai, lebih besar atau lebih kecil. Tetapi biasanya jarang atau agak sulit

menempatkan seseorang itu cocok atau sesuai dengan kompetensi yang

dimilikinya. Karena setiap individu selalu memiliki keunggulan dan kelemahan

masing-masing (ada positif dan negatifnya).

Dalam setiap kompetensi individu seseorang, terdapat pengetahuan

(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap perilaku (attitude). Dari ketiga

kompetensi tersebut rendah atau dengan kata lain, tidak baik. Oleh karenanya,

dalam setiap penempatan posisi jabatan kadang-kadang ada yang kurang sesuai

atau tidak sempurna, misalkan seseorang mempunyai pengetahuan dan

keterampilan sangat bagus, tetapi dilain pihak mempunyai sikap perilaku baik,

tetapi keterampilannya kurang baik atau rendah. Begitupun sebaliknya,

mempunyai sikap perilaku baik tetapi keterampilannya kurang baik.

2.1.7.4 Faktor Memengaruhi Kompetensi

Menurut Michael Zwell (2011) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa

faktor yang dapat memengaruhi kecakapan kompetensi seseorang , yaitu sebagai

berikut :

1) Keyakinan dan nilai-nilai Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan

sangat memengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka

tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang

cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu. Kepercayaan banyak

pekerja bahwa manajemen merupakan musuh yang akan mencegah

mereka melakukan inisiatif yang seharusnya dilakukan. Untuk itu,

setiap orang harus berpikir positif baik tentang dirinya maupun

terhadap orang lain dan menunjukan ciri orang yang berpikir ke depan.

2) Keterampilan Keterampilan memainkan peran di kebanyakan kompetensi. Berbicara di depan umum merupakan keterampilan yang dapat dipelajari,

dipraktikan, dan diperbaiki dengan instruksi, praktik dan umpan balik.

Dengan memperbaiki keterampilan berbicara di depan umum dan

39

menulis, individu akan meningkat kecakapannya dalam kompetensi

tentang perhatian terhadap komunikasi. Pengembangan keterampilan

yang secara spesifik berkaitan dengan kompetensi dapat berdampak

baik pada budaya organisasi dan kompetensi individual.

3) Pengalaman Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman

mengorganisasi orang. Komunikasi di hadapan kelompok,

menyelesaikan masalah, dan sebagianya. Orang yang tidak pernah

berhubungan denagn organisasi besar dan kompleks tidak mungkin

mengembangkan kecerdasan organisasional untuk memahami

dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam lingkunagan seperti tersebut.

Orang yang pekerjaannya memerlukan sedikit pemikiran strategis

kurang mengembangkan kompetensi daripada mereka yang telah

menggunakan pemikiran strategis bertahun-tahun. Pengalaman

merupakan elemen kompetensi yang perlu, tetapi untuk menjadi ahli

tidak cukup dengan pengalaman.

4) Karaketristik Kepribadian Kepribadian dapat memengaruhi keahlian manajer dan pekerja dalam

sejumlah kompetensi, termasuk dalam penyelesaian konflik,

menunjukan kepedulian interpersnal. Walaupun dapat berubah,

keperibadian tidak cenderung berubah dengan mudah. Tidaklah

bijaksana untuk mengharapkan orang memperbaiki kompetensinya

dengan mengubah keperibadiannya. (Wibowo.2011:339-342).

2.1.8 Eselonisasi

Golongan dan kepangkatan di lingkungan PNS diatur dalam dalam PP No.

99 Tahun 2000 dan PP No.12 Tahun 2000 tentang Kenaikan pangkat PNS, status

kepegawaian, susunan pangkat, Golongan dan Ruang. Eselonisasi ini terkait

dengan besarnya tugas dan wewenang dari Baperjakat. Eselonisasi ini terkait

dengan besarnya tugas dan wewenang dari jabatan yang akan diduduki oleh

pejabat yang bersangkutan. Namun seringkali eselonisasi ini juga sudah melekat

pada jabatan struktural masing-masing. Misalkan untuk diangkat menjadi Kepala

Pusat merupakan eselon II, Kepala Bagian merupakan eselon III, dan sebagainya.

Tak jarang juga terjadi seesorang yang diangkat dalam eselon tertentu namun

belum memenuhi syarat kepangkatan yang ditentukan walaupun pegawai tersebut

40

dianggap telah mampu menduduki jabatan tersebut. Sehingga secara administratif

pejabat tersebut belum menerima tunjangan eselon sampai pangkatnya memenuhi.

(Thoha,2010:60)

2.1.8.1 Alur Karier Pegawai Negeri Sipil Sampai Dengan Pengangkatan

Dalam Jabatn Eselon IV

Apabila sudah ditetapkan formasi tambahan untuk S-1/ Diploma 4, dan

telah dilaksanakan ujian penerimaan dan telah dikeluarkan Surat Keputusan

Pengangkatan Sebagai calon Pegawai Negeri Sipil dengan golongan ruang III/a,

maka arah alur pembinaan sampai dengan diangkat sebagai pejabat struktural

Eselon IV adalah sebagai berikut :

Tahapan orientasi merupakan usaha pelatihan dengan cara memberikan

tugas khusus yang terprogram dalam waktu tertentu sehingga pegawai

mempunyai :

1. Gambaran secara umum tentang kegiatan organisasi

2. Gambaran tentang upaya yang harus dilakukan untuk menyumbangkan

kemampuan dasar menjelang tugas yang akan dipangkunya.

Dalam tahapan ini tugas dan tanggung jawab Pejabat Pengembangan

Karier adalah memonitor bakat, minat, dan potensi pegawai tersebut guna

menempatkan pegawai selanjutnya secara cepat :

1. Latihan Pra Jabatan;

2. Pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil;

3. Diklat Teknis

41

4. Memperoleh kenaikan pangkat ke III/b dari hasil evaluasi mengenai

prestasi kerja dalam potensi pegawai yang bersangkutan kemudian

diidentifikasi diklat teknis yang dibutuhkan yang sejauh mungkin

sesuai dengan bakat dan niatnya.

5. Mutasi ke unit lain yang diarahkan pada unit tersebut yang

bersangkutan akan dipromosikan dalam jabatan struktural eselon IV

6. Memperoleh kenaikan pangkat III/c

7. Diklat teknis yang berkaitan dengan jabatan yang akan dipangkunya

8. Mengikuti Diklat Pimpinan IV

9. Penempatan dalam rangka pembangunan prestasi dari pengamatan

bakat dan minat pegawai tersebut, pegawai diarahkan untuk

ditugaskan dalam jabatan-jabatan yang memerlukan syarat kualifikasi

teknis dan kemampuan pengenalan kegiatan manajemen penugasan

pada tahap ini diatur sedemikian rupa sehingga pegawai yang

bersangkutan memperoleh serangkaian pembekalan melalui khusus

dan pengalaman baik teknis operasional maupun manajerial.

10. Penugasan dalam rangka pemantapan profesi diangkat sebagai Pejabat

Struktural Eselon IV sesuai dengan kemampuannya guna

memantapkan kemampuan manajerial yang bersangkutan agar dapat

meniti jenjang jabatan yang lebih tinggi. (BKD Kota Serang, 2013)

2.1.8.2 Pendiidkan dan Pelatihan

Peraturan terkini mengenai Diklat PNS adalah PP No. 101 tahun 2000

tentang pendidikan dan pelatihan Jabatan PNS. Jenis diklat yang pertama adalah

42

pendidikan dan pelatihan Prajabatan adalah merupakan syarat pengangkatan

CPNS menjadi Pegawai Negeri Sipil dengan tujuan agar dapat terampil

melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya.

Sedangkan jenis Diklat yang kedua, pendidikan dan pelatihan dalam

jabatan adalah suatu pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu,

keahlian, kemampuan, dan keterampilan. Diklat dalam jabatan, yang selanjutnya

disebut sebagai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim)

dilaksanakan sesuai dengan PP No.101 Tahun 2000 tidak lagi merupkan

kewajiban pejabat sebelum diangkat sebagai pejabat struktural melainkan

merupakan persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang

sesuai dengan jenjang jabatan struktural, yang terdiri dari :

1. Diklatpim Tingkat IV, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan

struktural Eselon IV;

2. Diklatpim Tingkat III, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan

struktural Eselon III;

3. Diklatpim Tingkat II, diklat bagi merea yang menduduki jabatan

struktural tingkat II;

4. Diklatpim Tingkat I, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan

struktural Eselon I;

Para pegawai yang mengikuti diklat akan mengalami perubahan dalam

kegiatan kerjanya (berkinerja) karena pada umumnya wawasan dan pengetahuan

mereka bertambah serta sudah memiliki kerangka kerja dimasa mendatang

walaupun harus diakui tidak semua hasil keikutsertaan dalam diklat itu dapat

43

secara efektif mempengaruhi kinerja pegawai. Keinginan daerah untuk diklat ini

adalah dilaksanakan up-grading.(Thoha,2010:69).

Tabel 2.1

Pangkat tertinggi- pangkat terendah PNS dalam jabatan struktural

Eselon Pangkat Tertinggi Gol. Pangkat Terendah Gol.

I.a Pembina Utama IV/e Pembina Utama Madya IV/d

I.b Pembina Utama IV/e Pembina Utama Madya IV/c

II.a Pembina

Utama Madya

IV/d Pembina Utama madya IV.c

II.b Pembina

Utama Muda

IV/c Pembina TK.I IV/b

III.a Pembina TK.I IV/b Pembina IV/a

III.b Pembina IV/a Penata TK.I III/d

IV.a Penata TK.I III/d Penata III/c

IV.b Penata III/c Penta Muda Tk III/b

V. a Penata Muda TK.I III/b Penata Muda III/a

2.1.8.3 Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural

Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat dalam Jabatan Struktural dapat

diadakan kriteria penilaian sebagai berikut :

1. Kemampuan Manajerial

Dinilai dari jabatan struktural satu tingkat di bawahnya yang pernah

dijabatnya.

2. Kemampuan Teknis

44

Dinilai dari relevansi jabatan struktural dibawahnya 1 (satu) tingkat yang

pernah dijabat dengan jabatan yang akan didudukinya. Semakin tinggi

relevansinya nilainya makin tinggi.

3. Pengalaman

Dinilai berdasarkan pada riwayat jabatan dalam arti lamanya dan

bakannya jabatan struktural maupun jabatan non struktural.

4. Integritas

Pada dasarnya integritas seseorang adalah gambaran dari komitmen yang

bersangkutan terhadap tugas-tugas yang dibebankan.

5. Senioritas dalam Kepangkatan

Dinilai berdasarkan pada lamanya dalam pangkat terakhir dalam

jabatannya.

6. Daftar Urut Kepangkatan

Penilaian didasarkan atas DUK yang telah ditetapkan oleh instansinya.

7. Pendidikan

Penilaian didasarkan atas pendidikan formal yang dimiliki sesuai dengan

syarat jabatan.

8. Pendidikan dan Pelatihan Struktural

Penilaian didasarkan pada Diklat Struktural yang telah dimiliki sesuai

dengan Eselonnya.

9. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional

Penilaian didasarkan pada diklat teknis yang dimiliki yang terkait

langsung dengan jabatan yang akan diduduki.

45

10. Usia

Penilaian didasarkan atas usia yang paling lama untuk mencapai Batas

Usia Pensiun Sesuai dengan jabatan struktural yang akan didudukinya

11. Kesehatan

Penilaian didasarkan pada tingkat kesehatan yang bersangkutan yang

didasarkan pada surat keterangan dokter. Bila tidak ada surat keterangan

dokter ditetapkan atas dasar asumsi bahwa calon yang lebih muda

dianggap lebih sehat.

2.1.8.4 Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Fungsional

Pengangkatan seorang Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan fungsional

dilaksanakan b