Manajemen MOP

20
1 LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH JUDUL OPTIMALISASI PELAKSANAAN OPERASI KETUPAT OLEH POLRES X GUNA MENGAMANKAN KEGIATAN HARI BESAR KEAGAMAAN IDUL FITRI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KAMTIBMAS YANG KONDUSIF BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah situasi dan kondisi dinamis masyarakat sebagai prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terwujudnya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk- bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat. 1 Polri sejalan dengan bergulirnya era reformasi saat ini dituntut untuk lebih professional, modern dan bermoral dalam menjalankan tugas pokoknya. Ini terlihat dari reformasi yang sangat pesat dewasa ini, seiring dengan adanya makin kompleksnya kegiatan masyarakat yang salah satunya adalah kegiatan hari besar keagamaan umat islam dimana kegiatan yang harus di amankan adalah pada sebelum, saat dan sesudah pelaksanaan hari raya Idul Fitri. 1 Undang Undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Transcript of Manajemen MOP

Page 1: Manajemen MOP

1

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRISEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH

JUDUL

OPTIMALISASI PELAKSANAAN OPERASI KETUPAT OLEH POLRES X

GUNA MENGAMANKAN KEGIATAN HARI BESAR KEAGAMAAN IDUL FITRI

DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KAMTIBMAS YANG KONDUSIF

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah situasi dan kondisi dinamis masyarakat

sebagai prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya

tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum,

serta terwujudnya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta

mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah dan

menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya

yang dapat meresahkan masyarakat.1 Polri sejalan dengan bergulirnya era reformasi saat ini

dituntut untuk lebih professional, modern dan bermoral dalam menjalankan tugas pokoknya.

Ini terlihat dari reformasi yang sangat pesat dewasa ini, seiring dengan adanya makin

kompleksnya kegiatan masyarakat yang salah satunya adalah kegiatan hari besar keagamaan

umat islam dimana kegiatan yang harus di amankan adalah pada sebelum, saat dan sesudah

pelaksanaan hari raya Idul Fitri.

Kegiatan hari besar keagamaan umat islam khususnya Hari raya Idul Fitri,

merupakan salah satu kegiatan masyarakat, khususnya yang dilaksanakan oleh umat dan

masyarakat muslim dalam merayakan hari kemenangannya, setelah satu bulan menjalankan

puasa dengan melampiaskan segala kegembiraannya dengan melakukan berbagai kegiatan

keagaamaan (Tarawih), malam takbiran, melaksanakan mudik serta kembali lagi ke tempat

asalnya, dengan melaksanakan berbagai aktivitasnya baik yang menggunakan sepeda motor,

mobil maupun dengan fasilitas angkutan lainnya. Sejalan dengan kegiatan masyarakat dalam

memperingati Hari raya Idul Fitri tersebut, tidak jarang banyak menimbulkan permasalahan-

permasalahan hukum di masyarakat dan merupakan ancaman bagi Polri seperti ancaman

kejahatan jalanan ( Street Crime), pencurian rumah kosong, sweeping ormas, Kebut –

kebutan atau balap liar, tawuran antar golongan, ormas dan etnis, kebakaran serta

1 Undang Undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Page 2: Manajemen MOP

menimbulkan jalur rawan macet dan kecelakaan dan pelanggaran lalulintas.2 Dengan

adanya ancaman-ancaman tersebut Polri khususnya POLRES X tentunya akan melakukan

upaya operasi terpusat yang biasanya di sebut dengan sandi Operasi Ketupat dengan fokus

pengamanan kegiatan pada sebelum, pada saat dan setelah kegiatan pelaksanaan Hari raya

Idul Fitri.

Menyikapi hal tersebut, tentunya POLRES X khususnya dalam melaksanakan

operasi terpusat dalam hal ini Operasi Ketupat di wilayah POLRES X belum optimal di

laksanakan, sehingga dalam pelaksanaannya, POLRES X dituntut untuk mempunyai

kemampuan yang professional dalam menyikapi permasalahan kegiatan Operasi Ketupat

tersebut. Namun dari hasil pengamatan, hal tersebut menjadi bagian dari salah satu

permasalahan yang harus di pecahkan oleh POLRES X yang hingga saat ini belum juga

terwujud secara nyata karena masih adanya beberapa kelemahan yang dimiliki, ini

disebabkan oleh berbagai hal diantaranya minimnya dukungan sumber daya yang dimiliki

serta pola pelaksanaan operasi yang belum optimal dilaksanakan. Oleh karena itu, melalui

naskah ini penulis akan berusaha untuk mencari upaya pemecahan masalah terkait

optimalisasi pelaksanaan Operasi Ketupat oleh POLRES X Dalam mengantisipasi dan

mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri dalam rangka mewujudkan

kamtibmas yang kondusif yang pada akhirnya kamtibmas yang kondusif dapat terwujud.

2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diformulasikan permasalahan yaitu : Bahwa

pelaksanaan Operasi Ketupat di POLRES X belum optimal dilaksanakan, yang berakibat

kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri belum dapat diamankan sebagaimana mestinya ,

sehingga kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum POLRES X tidak dapat terwujud.

3. Persoalan-persoalan

a. Kemampuan sumber daya yang dimiliki POLRES X dalam melaksanakan Operasi

Ketupat guna mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri belum

dilaksanakan dengan baik.

b. Pola dan mekanisme pelaksanaan Operasi Ketupat guna mengamankan kegiatan hari

besar keagamaan Idul Fitri juga belum optimal dilaksanakan.

4. Ruang Lingkup

Penulis hanya membatasi pada optimalisasi kegiatan pelaksanaan Operasi Ketupat

oleh POLRES X, dalam mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri.

BAB II2 www.tribunnews.com/2011/08/31/1.080-pengendara-ditilang-pada-malam-takbir

2

Page 3: Manajemen MOP

PEMBAHASAN

1. FAKTA-FAKTA

Sebelum beranjak kepada pembahasan mengenai fakta dan analisa mengenai

pelaksanaan Operasi Ketupat oleh POLRES X Dalam mengantisipasi dan mengamankan

kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri saat ini, maka terlebih dahulu penulis secara garis

besar akan menguraikan fakta-fakta sebagai berikut :

® Berdasarkan Surat perintah KaPOLRES X bulan agustus 2011, bahwa jumlah personil

POLRES X yang di Sprinkan untuk melakukan pengamanan Opersi Ketupat di wilayah

hukum POLRES X berjumlah 1.209 personil.

® Bahwa tugas pokok dalam pelaksanaan Operasi Ketupat yang dilaksanakan POLRES X

dilaksanakan selama 16 (Enam Belas) hari dengan mengedepankan kegiatan intelijen,

dan pre-emtif, preventif, penegakkan hukum, guna menjamin stabilitas Kamtibmas bagi

masyarakat umum dan khususnya yang merayakan Idul Fitri 1432 H / TH 2011 M

sehingga dapat berlangsung dengan aman, lancar, tertib dan terkendali.

® Jumlah Tindak pidana yang terjadi selama pelaksanaan Operasi Ketupat tahun 2011 di

wilayah hukum POLRES X :

Tabel.1NO JENIS TINDAK PIDANA JUMLAH

JTP PTP1 KEJAHATAN JALANAN 30 252 CURAT 10 63 CURANMOR 7 34 CURAS 3 2

5 TAWURAN 7 7 6 KEBAKARAN 3 3

JUMLAH 60 46 Sumber : Data BagOps dari Laporan Anev Kamtibmas Ops.Ketupat Restro X

® Jumlah kejadian kecelakaan lalulintas serta penindakan terhadap pelanggaran lantas

selama Operasi Ketupat 2011 di wilayah hukum POLRES X

Tabel.2PELANGGARAN

LALINJML JUMLAH

PELANGGARSIM YG DI

TAHANJML LAKA JML

TILANG 1.366 1.366 SIM A 196 LAKA 29TEGURAN 1.660 SIM A UMUM 129 MD 3

B1 9 LB 26B1 UMUM 52 LR 11B II UMUM 41SIM C 937

Sumber : Data Kejadian dari Laporan Kesatuan SatLantas Restro X

a. Adapun fakta dari kemampuan sumber daya yang dimiliki POLRES X dalam

melaksanakan Operasi Ketupat guna mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul

Fitri , ini dapat dilihat dari indikatornya sebagai berikut :

1) Manusia

3

Page 4: Manajemen MOP

a) Ketidakmampuan Kabag Ops POLRES X selaku Karendalops (Kepala

perencanaan dan pengendalian operasi) dalam mengendalikan keterpaduan

fungsi yang dikedepankan dengan fungsi operasional terkait, terutama dalam hal

penetapan TO, yang seharusnya merupakan hasil proses pengkajian secara tajam

yang dipadukan dengan hasil penyelidikan fungsi Intelkam dan fungsi Reserse

Kriminal.

b) Minimnya pemahaman dan pengetahuan Personil POLRES X tentang pentingnya

pelaksanaan Operasi Ketupat.

c) Minimnya kemampuan personil dalam menyusun kirka intelijen sebagai dasar

penyusunan rencana operasi tersebut.

2) Anggaran

Dukungan anggaran terhadap pelaksanaan Operasi Ketupat di POLRES X sangatlah

kurang, sehingga pelaksanaan Operasi Ketupat kurang optimal.

3) Sistem dan Metode

a) Minimnya koordinasi antar fungsi intelijen dengan staf bagian operasi POLRES

X.

b) Minimnya juklak dan juknis tentang pelaksanaan operasi kepolisian, khususnya

terhadap Operasi Ketupat.

c) Minimnya pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan Operasi Ketupat

ini.

b. Adapun fakta dari Pola dan mekanisme pelaksanaan Operasi Ketupat guna

mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri, ini dapat dilihat dari

indikatornya sebagai berikut :

1) Konsep Pelaksanaan Operasi

a) Penyusunan Kirsus Intel belum disertai dengan data yang akurat dan aktual

berkaitan dengan kondisi serta karakteristik dari pelaksanaan Operasi Ketupat.

b) Tujuan dan Sasaran operasi walaupun sudah ditentukan namun pelaksanaannya

tidak sesuai dengan rencana.

c) Pembuatan Rencana Operasi (Renops) belum didukung dengan data yang valid

dan akurat.

d) Belum ditentukan dengan jelas pola pelaksanaan Operasi Ketupat tersebut,

apakah mengedepankan pola preventif, preemtif, ataukah represif

4

Page 5: Manajemen MOP

e) Belum adanya keterpaduan maupun koordinasi antar fungsi sehingga

pelaksanaan Operasi Ketupat di POLRES X masih dilakukan sesuai bidang dan

sasaran yang ditetapkan oleh kasatfung masing-masing.

2) Pelaksanaan operasi

Pola pelaksanaan dalam Operasi Ketupat di POLRES X ini belum tertata

dengan baik dan terencana, hal ini dikarenakan :

a) Minimnya identifikasi tentang data Potensi gangguan (PG) dan Ambang

Gangguan ( AG ) yang berhubungan dengan target Operasi Ketupat di POLRES

X.

b) Minimnya Validitas data kerawanan daerah di wilayah hukum POLRES X pada

saat pelaksanaan Operasi Ketupat.

c) Belum maksimalnya penentuan lokasi-lokasi yang dianggap penting untuk

melaksanakan operasi atau razia.

2. ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Dari fakta-fakta yang telah dianalisa penulis seperti diuraikan diatas, maka penulis

memandang perlu untuk memformulasikan suatu analisa yang mengarah kepada problem

solving atau suatu kondisi yang seharusnya dan yang diharapkan. Penulis Mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan melalui proses analisis SWOTs. Analisis ini

didasarkan pada logika dari fakta-fakta yang telah ditemukan untuk kemudian dituangkan

dalam format unsur-unsur Strengths (kekuatan), Oppotunities (peluang), Weaknesses

(kelemahan) dan Threats (ancaman).3 Namun disini penulis tidak mengindentifikasikan

permasalahan tersebut dikaitkan dengan faktor-faktor dari internal maupun eksternal

organisasi, penulis disini langsung menformulasikan permasalahan tersebut berdasarkan

analisa langsung penulis dari apa yang ditemukan berdasarkan fakta-fakta yang didapat

selama pengamatan, sehingga ditemukan suatu pemecahan masalah sehingga kondisi ideal

dan yang diharapkan bisa di ungkapkan penulis.

Dalam Teori Kompetensi Badan Kepegawaian Negara mendefinisikan “kompetensi”

sebagai kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seseorang Pegawai Negeri Sipil yang

berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan

tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya

secara Profesional, efektif dan efisisen.4 Dari uraian diatas didapatkan kesimpulan sederhana

3 Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 19

4 Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No 46A tahun 2003 tanggal 21 Nopember 2003.5

Page 6: Manajemen MOP

apa yang dimaksud “kompetensi’ yaitu keseluruhan keterampilan, pengetahuan, sikap dan

perilaku yang diistilahkan dengan Skill, Knowlegde dan Attitude (SKA) yang diperlukan

dalam pelaksanaan tugas jabatannya dimasing-masing bidang, sehingga Pegawai tersebut

dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisisen.

Konsepsi dan penyelenggaraan manajemen operasional kepolisian5 terdiri dari

kegiatan rutin kepolisian (Service Type Operation), operasi kepolisian (Mission Type

Operation) dan kerjasama kepolisian (Joint Operation). Pada operasi kepolisian memiliki

sasaran kriminalitas dengan kadar tinggi dan meresahkan masyarakat serta sasaran cipta

kondisi terhadap pelaksanaan kegiatan penting tertentu. Operasi kepolisian memiliki sifat

yaitu : waktu tertentu, organisasi tersendiri, kekuatan personil tertentu, sasaran tertentu, dan

anggaran tertentu. Penggelaran operasi kepolisian digolongkan pada 2 bentuk operasi yaitu

operasi kepolisian terpusat yang merupakan operasi kepolisian yang menajemen

operasionalnya di selenggarakan oleh Mabes Polri yang meliputi Mabes Polri secara

mandiri, Mabes Polri yang melibatkan personil wilayah serta Mabes Polri dan satwil,

kemudian Operasi kepolisian kewilayahan yang merupakan operasi kepolisian yang

manajemen operasionalnya di selenggarakan oleh Polda dan Polres. Untuk tingkat Polda

meliputi : Polda secara mandiri, Polda di back up Mabes atau melibatkan personil Polres

serta Polda dan Polres, kemudian untuk tingkat Polres, meliputi : Polres secara mandiri dan

Polres di back up Polda.

a. Adapun Analisa pemecahan masalah dari kemampuan sumber daya yang dimiliki

POLRES X dalam melaksanakan Operasi Ketupat guna mengamankan kegiatan hari

besar keagamaan Idul Fitri, ini dapat dilihat dari indikatornya sebagai berikut :

1) Manusia

a) Ketidakmampuan Kabag Ops POLRES X selaku Karendalops (Kepala

perencanaan dan pengendalian operasi) dalam mengendalikan keterpaduan fungsi

yang dikedepankan dengan fungsi operasional terkait, karena Kabag Ops selaku

Karendalops selama ini hanya menyerahkan sepenuhnya terkait penetapan TO

kepada fungsi yang dikedepankan saja.

b) Minimnya pemahaman dan pengetahuan Personil POLRES X tentang pentingnya

pelaksanaan Operasi Ketupat, karena kurangnya sosialisasi dan APP (acara

arahan pimpinan) baik oleh Kapolrestro maupun oleh Kabag, Kasat masing-

masing.

5 Atotoy Dicky, Drs.Brigjen.Pol.(Asisten Kapolri Bidang Operasi),.Bahan Pelajaran Manajemen Operasi Polri,.Pasis Sespimmen Polri Dikreg-51,T.A,.lembang.,12 September 2011

6

Page 7: Manajemen MOP

c) Minimnya kemampuan personil dalam menyusun kirka intelijen sebagai dasar

penyusunan rencana operasi tersebut, ini terjadi karena Kasat Intelkam kurang

pro aktif dan kurang memahami situasi dan kondisi tentang pentingnya

pelaksanaan Operasi Ketupat di POLRES X.

2) Anggaran

Dukungan anggaran dan logistik diturunkan setelah pelaksanaan Operasi ketupat,

dan juga dukungan anggaran yang ada menginduk dalam dukungan anggaran operasi

dari Polda X, kemudian dari jumlah personil POLRES X yang melakukan

pengamanan Operasi Ketupat sejumlah 1209 (seribu dua ratus sembilan) personil,

yang hanya mendapatkan dukungan anggaran dalam pelaksanaaan Operasi Ketupat

di POLRES X hanyan berjumlah 225 (dua ratus dua puluh lima) personil.

3) Sistem dan Metode

a) Minimnya koordinasi antar fungsi intelijen dengan staf bagian operasi POLRES

X, ini terjadi adanya egosektoral fungsi, sehingga fungsi-fungsi operasional

Kepolisian lainnya sebagai pendukung dalam Operasi Ketupat yang dilaksanakan

kurang mau memberi kontribusi dalam penetapan TO yang dilaksanakan,

sehingga TO yang ditetapkan terkesan asal-asalan dan kurang memberikan daya

ungkit (key leverage) yang kuat terhadap upaya pemeliharaan kamtibmas yang

kondusif

b) Minimnya juklak dan juknis tentang pelaksanaan operasi kepolisian, khususnya

terhadap Operasi Ketupat, karena KaPOLRES X dan kepala bagian dan

satuannya kurang pro aktif dan jarang melakukan sosialisasi dan arahan pada saat

jam pimpinan.

c) Minimnya pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan Operasi Ketupat di

POLRES X, di sebabkan kurang tanggung jawabnya dari masing-masing personil

perwira yang di tunjuk sebagai pamatwil (Perwira pengamat wilayah) dalam

melaksanakan tugasnya, serta kurangnya pengetahuan tentang tugas yang di

berikan.

b. Analisa pemecahan masalah dari Pola dan mekanisme pelaksanaan Operasi Ketupat

guna mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri, ini dapat di analisa sebagai

berikut :

1) Konsep Pelaksanaan Operasi

7

Page 8: Manajemen MOP

a) Karena Kasat Intelkam dan pengemban sub satgas Lidik belum melaksanakan

tugasnya secara maksimal, dan masih beranggapan bahwa perkiraan keadaaan

yang ada selama Operasi Ketupat 2011 sama halnya dengan operasi-operasi yang

telah dilaksanakan di POLRES X.

b) Personil yang melaksanakan tugas dalam pelaksanaan operasi tidak dan kurang

memahami arti pentingnya Operasi Ketupat di POLRES X.

c) Pembuatan Rencana Operasi (Renops) belum didukung dengan data yang valid

dan akurat, karena Kapolrestro dan Kabag Ops X dalam penyusunan Renops

hanya menyerahkan pekerjaan penyusunan kepada seorang brigadir dalam

pengerjaannya.

d) Kurang dan jarangnya pemberian arahan dan kejelasan kepada personil yang

melaksanakan tugas pengamanan Operasi Ketupat di POLRES X tentang pola

yang di kedepankan dalam pelaksanaan operasi.

2) Pelaksanaan operasi

Pola pelaksanaan dalam Operasi Ketupat di POLRES X ini belum tertata

dengan baik dan terencana, hal ini dikarenakan :

a) Karena fungsi Intelkam hanya menganalisa perkiraan ancaman berdasarkan Intel

dasar yang di miliki POLRES X.

b) Kurangnya pelaksanaan gelar dan Analisa dan evaluasi yang di laksanakan

KaPOLRES X, sehingga penentuan terhadap lokasi-lokasi yang dianggap penting

untuk melaksanakan operasi atau razia tidak bisa terakomodir secara baik.

3. UPAYA PEMECAHAN MASALAH

a. Optimalisasi dilihat dari kemampuan sumber daya yang dimiliki POLRES X dalam

melaksanakan Operasi Ketupat guna mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul

Fitri, dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Manusia

a) Melibatkan fungsi Intelkam dan Fungsi Reskrim dalam penentuan Target Operasi

(TO) dalam pelaksanaan Operasi Ketupat di POLRES X. Penetapan TO yang

akurat harus didasarkan pada hasil proses pengkajian secara tajam yang

dipadukan dengan hasil penyelidikan fungsi Intelkam dan fungsi Reserse

Kriminal. Kemudian untuk menentukan Target Operasi (TO) harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

8

Page 9: Manajemen MOP

Harus jelas dan tajam, sehingga diharapkan dari pelaksanaan Operasi

yang dilaksanakan, hasilnya benar-benar dapat dirasakan masyarakat,

yaitu dapat menekan sekecil mungkin permasalahan yang terjadi di

masyarakat selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2011.

Merupakan upaya lanjutan dari pelaksanaan kegiatan rutin kepolisian atau

Operasi Kepolisian yang sama sebelumnya.

Merupakan kegiatan yang terkonsepsi, tidak hanya bersifat formalitas.

Merupakan hasil kajian, dalam hal ini merupakan kajian yang mendalam

dari sasaran yang ditetapkan serta dipadukan dari hasil penyelidikan

fungsi Intelkam dan Fungsi Reskrim.

b) Untuk Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan anggota, maka Kapolres

melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman , pembinaan , bimbingan

serta memberikan pelatihan tentang pola operasi guna menangani konflik.

c) untuk Meningkat kemampuan anggota dalam menyusun kirka intelijen sebagai

dasar penyusunan rencana operasi, maka Kapolres memberikan pelatihan kepada

anggota intelijen khususnya dan anggota secara keseluruhan

2) Anggaran

Untuk Mendukung pelaksanaan Operasi Ketupat Di POLRES X maka

dukungan anggaran terhadap pelaksanaan Operasi Ketupat Di Polresto X, selain di

dapat terpusat dari Polda X, Kapolrestro juga harus bisa berinisiatif dengan menutupi

kekurangan kebutuhan anggaran operasi dengan mengambil dari mata anggaran

DIPA (khususnya pada program dukungan opsnal KaPOLRES X) , sehingga

pelaksanaan operasi dapat dilaksanakan secara optimal.

3) Sistem dan metode

a) Kapolres mengarahkan Kasat Intelkam dan Kabag Ops serta stafnya untuk

melakukan rapat koordinasi dan analisa dan evaluasi sebagai maksud untuk

meningkatkan koordinasi antar fungsi intelijen dengan staf bagian operasi

POLRES X, selama dalam pelaksanaan Operasi Ketupat 2011.

b) kapolres mengambil inisiatif dengan mengarahkan para Kabag dan Kasat fungsi

di POLRES X untuk melakukan arahan dan bimbingan serta melakukan re-

sosialisasi tentang juklak dan juknis tentang pelaksanaan operasi kepolisian,

khususnya terhadap Oerasi Ketupat di POLRES X, kemudian Kapolres mencari

dan memperbanyak juknis serta juklak kemudian didistribusikan kepada personil

yang melaksanakan pengamanan dalam bentuk buku saku.

9

Page 10: Manajemen MOP

c) Untuk Meningkatkan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan Operasi

Ketupat di POLRES X, Kapolrestro secara konsisten mengarahkan kepada

perwira yang sudah di tunjuk sebagai Pamatwil untuk melaksanakan tugasnya,

kemudian melaporkan hasilnya kepada KaPOLRES X setiap jamnya sesuai

wilayah tugas pengawasannya, baik melalui HT, telpon maupun laporan tertulis.

b. Optimalisasi dilihat dari Pola dan mekanisme pelaksanaan Operasi Ketupat guna

mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri, dapat di lakukan dengan cara

sebagai berikut :

1) Perencanaan

a) Menyusun perkiraan khusus Intelkam oleh Satuan Intelkam POLRES X;

b) Menyusun perencanaan latihan pra Operasi Ketupat 2011;

c) Menyusun perencanaan anggaran Opersai Ketupat 2011;

d) Menyusun Sprinlakops sebagai dasar dalam pelaksanaan Operasi ketupat 2011;

e) Menyusun Prinlakops dengan dilampiri perencanaan fungsi dari masing-masing

fungsi dan perencanaan latihan dengan rincian :

Prinlakops oleh Kasatfung yang dikedepankan

Perencanaan fungsi oleh masing-masing Kasatfung

Perencanaan latihan oleh masing-masing Kasatfung

dan Wakapolres sebagai koordinator

f) Melaksanakan gelar operasional untuk memberikan penjelasan tentang

pelaksanaan Operasi Ketupat 2011 dengan dihadiri oleh Para Kasat, Kabag,

Kapolsek dan (instansi terkait bila diperlukan)

2) Pengorganisasian.

Pengorganisasian dalam Operasi Ketupat diarahkan untuk dapat menambah

kebutuhan personil satuan fungsi yang dikedepankan dalam Operasi Ketupat 2011

dan dengan struktur yang lebih sederhana (satuan lainnya berfungsi sebagai pelaksana

kegiatan rutin ).

a) Membuat sprin personil yang dilibatkan sesuai struktur organisasi dan tata cara

kerja Polri sesuai dengan struktur dalam tingkat Polres.

b) Pelaksana kegiatan Operasi Ketupat 2011 adalah seluruh anggota pengemban

fungsi operasional yang ditugaskan dilapangan, unsur staf berperan sebagai

pendukung kegiatan bertugas menyiapkan administrasi dan semua keperluan

lapangan baik berupa surat perintah, materiil dan logistik maupun anggaran.

c) Membuat struktur sebagai berikut :

Kepala Operasi : Kapolrestro

10

Page 11: Manajemen MOP

Wakil Kepala Operasi :

Wakapolrestro

Kepala Perencanaan Pengendalian operasi : Kabag Ops

Kepala Sekretariat Operasi : Kasubbag Binops

Kepala Pusat Data Operasi : KBO Lantas

Kepala Satuan tugas Operasi : Para Kasat fungsi

dan Kapolsek.

3) Pelaksanaan.

Pelaksanaan dalam Operasi Ketupat 2011 diarahkan dalam hal :

a) Tahap persiapan.

Dalam tahap persiapan tersebut yang harus dilakukan adalah :

Menyiapkan surat perintah, lembar penugasan, format atau blanko yang

diperlukan dan kelengkapan lain yang diperlukan berkaitan dengan pelaksanaan

kegiatan Operasi Ketupat 2011, Melaksanakan APP secara rutin sebelum anggota

diterjunkan kelapangan, Menjelaskan HTCK, serta melakukan latihan Pra

Operasi.

b) Tahap pelaksanaan kegiatan.

Melakukan Patroli, penjagaan statis dan pembuatan pos pengamanan di

tempat atau lokasi rawan (kriminalitas, pelanggaran dan kecelakaaan lalulintas),

Melakukan monitoring dan ploting anggota terhadap kegiatan operasi yang

dilakukan, Memerintahkan masing-masing kasat Fungsi untuk menangani TO

yang telah ditetapkan berdasarkan Kirka ancaman sesuai fungsinya masing-

masing, Mendatakan hasil pelaksanaan dan membuat laporannya serta

Menuntaskan hasil yang dicapai

c) Tahap Pengakhiran

Melakukan konsolidasi Personil dan peralatan, Inventarisir permasalahan

atau hambatan dan keberhasilan atau hasil yang dicapai, Inventarisir sarana

prasarana untuk mobilitas kembali ke kesatuan, Menyusun Laporaan akhir hasil

pelaksanaan tugas operasi Ketupat 2011, serta Melakukan Analisa dan evaluasi

atau wash up.

4) Pengendalian

a) Melakukan pemantauan secara rutin terhadap kegiatan operasi yang dilaksanakan

dan hasil yang dicapai dengan berdayakan pamatwil.

b) Memberikan petunjuk dan arahan secara langsung maupun melalui radio

komunikasi / HT, Melakukan Anev melalui Gelar Operasi Ketupat 2011 untuk

11

Page 12: Manajemen MOP

memelihara arah dan dinamika operasi agar diperoleh hasil yang maksimal,

melakukan inspeksi mendadak dengan sasaran kegiatan operasi di lapangan.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian pembahasan dari penulis diatas, maka dapat dirumuskan beberapa

kesimpulan yang antara lain adalah :

a. Bahwa Kemampuan sumber daya yang dimiliki POLRES X dalam pelaksanaan Operasi

Ketupat 2011 yang dilakukan POLRES X dalam mengamankan kegiatan hari besar

keagamaan Idul Fitri, belum optimal di laksanakan, oleh karena itu perlu adanya upaya

dalam meningkatkannya yaitu dengan cara : Dari sisi Manusia melibatkan fungsi

Intelkam dan Fungsi Reskrim dalam penentuan Target Operasi, melakukan sosialisasi

dan memberikan pemahaman , pembinaan , bimbingan, memberikan pelatihan kepada

anggota intelijen khususnya dan anggota secara keseluruhan, kemudian dari sisi

anggaran menutupi kekurangan anggaran yang berasal dari Polda dengan menggunakan

dukungan operasional Kapolrestro serta dari sisi sistem dan metode melakukan rapat

koordinasi dan analisa dan evaluasi, melakukan arahan dan bimbingan serta melakukan

resosialisasi tentang juklak dan juknis dan konsisten mengarahkan kepada perwira yang

sudah di tunjuk sebagai Pamatwil untuk melaksanakan tugasnya.

b. Bahwa Pola dan mekanisme pelaksanaan Operasi Ketupat di POLRES X guna

mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri juga belum optimal

dilaksanakan, karena tidak dilaksanakan dengan suatu pola manajemen kegiatan yang

baik sehingga perlu upaya untuk mengoptimalkannya, yaitu dapat dilakukan dengan cara

: melaksanakan Operasi Ketupat 2011 di POLRES X dalam mengamankan kegiatan hari

besar keagamaan Idul Fitri yang selalu harus selalu direncanakan, diorganisasikan,

digerakkan, dan diawasi dengan baik.

2. Rekomendasi dan Saran

a. Kapolres mengajukan usulan kepada Kapolda agar Karorena Polda dalam menyusun

anggaran khususnya dala Operasi Ketupat di sesuaikan dengan jumlah personil yang di

libatkan dalam operasi.

12

Page 13: Manajemen MOP

b. Kapolres dalam melaksanakan Operasi Ketupat agar menerapkan pelaksanaan operasi

berdasarkan PERKAP Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Manajemen Operasional kepolisian.

DAFTAR PUSTAKA

Atotoy Dicky, Drs.Brigjen.Pol.(Asisten Kapolri Bidang Operasi),.Bahan Pelajaran Manajemen

Operasi Polri,.Pasis Sespimmen Polri Dikreg-51,T.A,.lembang.,12 September 2011

Data Bagian Operasi dari Laporan Anev Kamtibmas Ops.Ketupat POLRES X

Data Kejadian dari Laporan Kesatuan SatLantas POLRES X

Http//: tribunnews.com/2011/08/31/1.080-pengendara-ditilang-pada-malam-takbir

Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No 46A tahun 2003 tanggal 21 Nopember 2003

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Sistem

Operasional Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Manajemen

Operasional Kepolisian.

Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep

Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hal. 19

Undang-Undang No 2 Tahun 2002 Tentang Polri, Tugas pokok Kepolisian Negara Republik

Indonesia, Pasal 13,. Mabes Polri, Jakarta (2002)

13