Manajemen MOP
-
Upload
andhika-wsers -
Category
Documents
-
view
309 -
download
10
Transcript of Manajemen MOP
1
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRISEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
JUDUL
OPTIMALISASI PELAKSANAAN OPERASI KETUPAT OLEH POLRES X
GUNA MENGAMANKAN KEGIATAN HARI BESAR KEAGAMAAN IDUL FITRI
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KAMTIBMAS YANG KONDUSIF
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah situasi dan kondisi dinamis masyarakat
sebagai prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya
tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum,
serta terwujudnya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah dan
menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya
yang dapat meresahkan masyarakat.1 Polri sejalan dengan bergulirnya era reformasi saat ini
dituntut untuk lebih professional, modern dan bermoral dalam menjalankan tugas pokoknya.
Ini terlihat dari reformasi yang sangat pesat dewasa ini, seiring dengan adanya makin
kompleksnya kegiatan masyarakat yang salah satunya adalah kegiatan hari besar keagamaan
umat islam dimana kegiatan yang harus di amankan adalah pada sebelum, saat dan sesudah
pelaksanaan hari raya Idul Fitri.
Kegiatan hari besar keagamaan umat islam khususnya Hari raya Idul Fitri,
merupakan salah satu kegiatan masyarakat, khususnya yang dilaksanakan oleh umat dan
masyarakat muslim dalam merayakan hari kemenangannya, setelah satu bulan menjalankan
puasa dengan melampiaskan segala kegembiraannya dengan melakukan berbagai kegiatan
keagaamaan (Tarawih), malam takbiran, melaksanakan mudik serta kembali lagi ke tempat
asalnya, dengan melaksanakan berbagai aktivitasnya baik yang menggunakan sepeda motor,
mobil maupun dengan fasilitas angkutan lainnya. Sejalan dengan kegiatan masyarakat dalam
memperingati Hari raya Idul Fitri tersebut, tidak jarang banyak menimbulkan permasalahan-
permasalahan hukum di masyarakat dan merupakan ancaman bagi Polri seperti ancaman
kejahatan jalanan ( Street Crime), pencurian rumah kosong, sweeping ormas, Kebut –
kebutan atau balap liar, tawuran antar golongan, ormas dan etnis, kebakaran serta
1 Undang Undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
menimbulkan jalur rawan macet dan kecelakaan dan pelanggaran lalulintas.2 Dengan
adanya ancaman-ancaman tersebut Polri khususnya POLRES X tentunya akan melakukan
upaya operasi terpusat yang biasanya di sebut dengan sandi Operasi Ketupat dengan fokus
pengamanan kegiatan pada sebelum, pada saat dan setelah kegiatan pelaksanaan Hari raya
Idul Fitri.
Menyikapi hal tersebut, tentunya POLRES X khususnya dalam melaksanakan
operasi terpusat dalam hal ini Operasi Ketupat di wilayah POLRES X belum optimal di
laksanakan, sehingga dalam pelaksanaannya, POLRES X dituntut untuk mempunyai
kemampuan yang professional dalam menyikapi permasalahan kegiatan Operasi Ketupat
tersebut. Namun dari hasil pengamatan, hal tersebut menjadi bagian dari salah satu
permasalahan yang harus di pecahkan oleh POLRES X yang hingga saat ini belum juga
terwujud secara nyata karena masih adanya beberapa kelemahan yang dimiliki, ini
disebabkan oleh berbagai hal diantaranya minimnya dukungan sumber daya yang dimiliki
serta pola pelaksanaan operasi yang belum optimal dilaksanakan. Oleh karena itu, melalui
naskah ini penulis akan berusaha untuk mencari upaya pemecahan masalah terkait
optimalisasi pelaksanaan Operasi Ketupat oleh POLRES X Dalam mengantisipasi dan
mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri dalam rangka mewujudkan
kamtibmas yang kondusif yang pada akhirnya kamtibmas yang kondusif dapat terwujud.
2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diformulasikan permasalahan yaitu : Bahwa
pelaksanaan Operasi Ketupat di POLRES X belum optimal dilaksanakan, yang berakibat
kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri belum dapat diamankan sebagaimana mestinya ,
sehingga kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum POLRES X tidak dapat terwujud.
3. Persoalan-persoalan
a. Kemampuan sumber daya yang dimiliki POLRES X dalam melaksanakan Operasi
Ketupat guna mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri belum
dilaksanakan dengan baik.
b. Pola dan mekanisme pelaksanaan Operasi Ketupat guna mengamankan kegiatan hari
besar keagamaan Idul Fitri juga belum optimal dilaksanakan.
4. Ruang Lingkup
Penulis hanya membatasi pada optimalisasi kegiatan pelaksanaan Operasi Ketupat
oleh POLRES X, dalam mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri.
BAB II2 www.tribunnews.com/2011/08/31/1.080-pengendara-ditilang-pada-malam-takbir
2
PEMBAHASAN
1. FAKTA-FAKTA
Sebelum beranjak kepada pembahasan mengenai fakta dan analisa mengenai
pelaksanaan Operasi Ketupat oleh POLRES X Dalam mengantisipasi dan mengamankan
kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri saat ini, maka terlebih dahulu penulis secara garis
besar akan menguraikan fakta-fakta sebagai berikut :
® Berdasarkan Surat perintah KaPOLRES X bulan agustus 2011, bahwa jumlah personil
POLRES X yang di Sprinkan untuk melakukan pengamanan Opersi Ketupat di wilayah
hukum POLRES X berjumlah 1.209 personil.
® Bahwa tugas pokok dalam pelaksanaan Operasi Ketupat yang dilaksanakan POLRES X
dilaksanakan selama 16 (Enam Belas) hari dengan mengedepankan kegiatan intelijen,
dan pre-emtif, preventif, penegakkan hukum, guna menjamin stabilitas Kamtibmas bagi
masyarakat umum dan khususnya yang merayakan Idul Fitri 1432 H / TH 2011 M
sehingga dapat berlangsung dengan aman, lancar, tertib dan terkendali.
® Jumlah Tindak pidana yang terjadi selama pelaksanaan Operasi Ketupat tahun 2011 di
wilayah hukum POLRES X :
Tabel.1NO JENIS TINDAK PIDANA JUMLAH
JTP PTP1 KEJAHATAN JALANAN 30 252 CURAT 10 63 CURANMOR 7 34 CURAS 3 2
5 TAWURAN 7 7 6 KEBAKARAN 3 3
JUMLAH 60 46 Sumber : Data BagOps dari Laporan Anev Kamtibmas Ops.Ketupat Restro X
® Jumlah kejadian kecelakaan lalulintas serta penindakan terhadap pelanggaran lantas
selama Operasi Ketupat 2011 di wilayah hukum POLRES X
Tabel.2PELANGGARAN
LALINJML JUMLAH
PELANGGARSIM YG DI
TAHANJML LAKA JML
TILANG 1.366 1.366 SIM A 196 LAKA 29TEGURAN 1.660 SIM A UMUM 129 MD 3
B1 9 LB 26B1 UMUM 52 LR 11B II UMUM 41SIM C 937
Sumber : Data Kejadian dari Laporan Kesatuan SatLantas Restro X
a. Adapun fakta dari kemampuan sumber daya yang dimiliki POLRES X dalam
melaksanakan Operasi Ketupat guna mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul
Fitri , ini dapat dilihat dari indikatornya sebagai berikut :
1) Manusia
3
a) Ketidakmampuan Kabag Ops POLRES X selaku Karendalops (Kepala
perencanaan dan pengendalian operasi) dalam mengendalikan keterpaduan
fungsi yang dikedepankan dengan fungsi operasional terkait, terutama dalam hal
penetapan TO, yang seharusnya merupakan hasil proses pengkajian secara tajam
yang dipadukan dengan hasil penyelidikan fungsi Intelkam dan fungsi Reserse
Kriminal.
b) Minimnya pemahaman dan pengetahuan Personil POLRES X tentang pentingnya
pelaksanaan Operasi Ketupat.
c) Minimnya kemampuan personil dalam menyusun kirka intelijen sebagai dasar
penyusunan rencana operasi tersebut.
2) Anggaran
Dukungan anggaran terhadap pelaksanaan Operasi Ketupat di POLRES X sangatlah
kurang, sehingga pelaksanaan Operasi Ketupat kurang optimal.
3) Sistem dan Metode
a) Minimnya koordinasi antar fungsi intelijen dengan staf bagian operasi POLRES
X.
b) Minimnya juklak dan juknis tentang pelaksanaan operasi kepolisian, khususnya
terhadap Operasi Ketupat.
c) Minimnya pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan Operasi Ketupat
ini.
b. Adapun fakta dari Pola dan mekanisme pelaksanaan Operasi Ketupat guna
mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri, ini dapat dilihat dari
indikatornya sebagai berikut :
1) Konsep Pelaksanaan Operasi
a) Penyusunan Kirsus Intel belum disertai dengan data yang akurat dan aktual
berkaitan dengan kondisi serta karakteristik dari pelaksanaan Operasi Ketupat.
b) Tujuan dan Sasaran operasi walaupun sudah ditentukan namun pelaksanaannya
tidak sesuai dengan rencana.
c) Pembuatan Rencana Operasi (Renops) belum didukung dengan data yang valid
dan akurat.
d) Belum ditentukan dengan jelas pola pelaksanaan Operasi Ketupat tersebut,
apakah mengedepankan pola preventif, preemtif, ataukah represif
4
e) Belum adanya keterpaduan maupun koordinasi antar fungsi sehingga
pelaksanaan Operasi Ketupat di POLRES X masih dilakukan sesuai bidang dan
sasaran yang ditetapkan oleh kasatfung masing-masing.
2) Pelaksanaan operasi
Pola pelaksanaan dalam Operasi Ketupat di POLRES X ini belum tertata
dengan baik dan terencana, hal ini dikarenakan :
a) Minimnya identifikasi tentang data Potensi gangguan (PG) dan Ambang
Gangguan ( AG ) yang berhubungan dengan target Operasi Ketupat di POLRES
X.
b) Minimnya Validitas data kerawanan daerah di wilayah hukum POLRES X pada
saat pelaksanaan Operasi Ketupat.
c) Belum maksimalnya penentuan lokasi-lokasi yang dianggap penting untuk
melaksanakan operasi atau razia.
2. ANALISA PEMECAHAN MASALAH
Dari fakta-fakta yang telah dianalisa penulis seperti diuraikan diatas, maka penulis
memandang perlu untuk memformulasikan suatu analisa yang mengarah kepada problem
solving atau suatu kondisi yang seharusnya dan yang diharapkan. Penulis Mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan melalui proses analisis SWOTs. Analisis ini
didasarkan pada logika dari fakta-fakta yang telah ditemukan untuk kemudian dituangkan
dalam format unsur-unsur Strengths (kekuatan), Oppotunities (peluang), Weaknesses
(kelemahan) dan Threats (ancaman).3 Namun disini penulis tidak mengindentifikasikan
permasalahan tersebut dikaitkan dengan faktor-faktor dari internal maupun eksternal
organisasi, penulis disini langsung menformulasikan permasalahan tersebut berdasarkan
analisa langsung penulis dari apa yang ditemukan berdasarkan fakta-fakta yang didapat
selama pengamatan, sehingga ditemukan suatu pemecahan masalah sehingga kondisi ideal
dan yang diharapkan bisa di ungkapkan penulis.
Dalam Teori Kompetensi Badan Kepegawaian Negara mendefinisikan “kompetensi”
sebagai kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seseorang Pegawai Negeri Sipil yang
berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya
secara Profesional, efektif dan efisisen.4 Dari uraian diatas didapatkan kesimpulan sederhana
3 Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 19
4 Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No 46A tahun 2003 tanggal 21 Nopember 2003.5
apa yang dimaksud “kompetensi’ yaitu keseluruhan keterampilan, pengetahuan, sikap dan
perilaku yang diistilahkan dengan Skill, Knowlegde dan Attitude (SKA) yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas jabatannya dimasing-masing bidang, sehingga Pegawai tersebut
dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisisen.
Konsepsi dan penyelenggaraan manajemen operasional kepolisian5 terdiri dari
kegiatan rutin kepolisian (Service Type Operation), operasi kepolisian (Mission Type
Operation) dan kerjasama kepolisian (Joint Operation). Pada operasi kepolisian memiliki
sasaran kriminalitas dengan kadar tinggi dan meresahkan masyarakat serta sasaran cipta
kondisi terhadap pelaksanaan kegiatan penting tertentu. Operasi kepolisian memiliki sifat
yaitu : waktu tertentu, organisasi tersendiri, kekuatan personil tertentu, sasaran tertentu, dan
anggaran tertentu. Penggelaran operasi kepolisian digolongkan pada 2 bentuk operasi yaitu
operasi kepolisian terpusat yang merupakan operasi kepolisian yang menajemen
operasionalnya di selenggarakan oleh Mabes Polri yang meliputi Mabes Polri secara
mandiri, Mabes Polri yang melibatkan personil wilayah serta Mabes Polri dan satwil,
kemudian Operasi kepolisian kewilayahan yang merupakan operasi kepolisian yang
manajemen operasionalnya di selenggarakan oleh Polda dan Polres. Untuk tingkat Polda
meliputi : Polda secara mandiri, Polda di back up Mabes atau melibatkan personil Polres
serta Polda dan Polres, kemudian untuk tingkat Polres, meliputi : Polres secara mandiri dan
Polres di back up Polda.
a. Adapun Analisa pemecahan masalah dari kemampuan sumber daya yang dimiliki
POLRES X dalam melaksanakan Operasi Ketupat guna mengamankan kegiatan hari
besar keagamaan Idul Fitri, ini dapat dilihat dari indikatornya sebagai berikut :
1) Manusia
a) Ketidakmampuan Kabag Ops POLRES X selaku Karendalops (Kepala
perencanaan dan pengendalian operasi) dalam mengendalikan keterpaduan fungsi
yang dikedepankan dengan fungsi operasional terkait, karena Kabag Ops selaku
Karendalops selama ini hanya menyerahkan sepenuhnya terkait penetapan TO
kepada fungsi yang dikedepankan saja.
b) Minimnya pemahaman dan pengetahuan Personil POLRES X tentang pentingnya
pelaksanaan Operasi Ketupat, karena kurangnya sosialisasi dan APP (acara
arahan pimpinan) baik oleh Kapolrestro maupun oleh Kabag, Kasat masing-
masing.
5 Atotoy Dicky, Drs.Brigjen.Pol.(Asisten Kapolri Bidang Operasi),.Bahan Pelajaran Manajemen Operasi Polri,.Pasis Sespimmen Polri Dikreg-51,T.A,.lembang.,12 September 2011
6
c) Minimnya kemampuan personil dalam menyusun kirka intelijen sebagai dasar
penyusunan rencana operasi tersebut, ini terjadi karena Kasat Intelkam kurang
pro aktif dan kurang memahami situasi dan kondisi tentang pentingnya
pelaksanaan Operasi Ketupat di POLRES X.
2) Anggaran
Dukungan anggaran dan logistik diturunkan setelah pelaksanaan Operasi ketupat,
dan juga dukungan anggaran yang ada menginduk dalam dukungan anggaran operasi
dari Polda X, kemudian dari jumlah personil POLRES X yang melakukan
pengamanan Operasi Ketupat sejumlah 1209 (seribu dua ratus sembilan) personil,
yang hanya mendapatkan dukungan anggaran dalam pelaksanaaan Operasi Ketupat
di POLRES X hanyan berjumlah 225 (dua ratus dua puluh lima) personil.
3) Sistem dan Metode
a) Minimnya koordinasi antar fungsi intelijen dengan staf bagian operasi POLRES
X, ini terjadi adanya egosektoral fungsi, sehingga fungsi-fungsi operasional
Kepolisian lainnya sebagai pendukung dalam Operasi Ketupat yang dilaksanakan
kurang mau memberi kontribusi dalam penetapan TO yang dilaksanakan,
sehingga TO yang ditetapkan terkesan asal-asalan dan kurang memberikan daya
ungkit (key leverage) yang kuat terhadap upaya pemeliharaan kamtibmas yang
kondusif
b) Minimnya juklak dan juknis tentang pelaksanaan operasi kepolisian, khususnya
terhadap Operasi Ketupat, karena KaPOLRES X dan kepala bagian dan
satuannya kurang pro aktif dan jarang melakukan sosialisasi dan arahan pada saat
jam pimpinan.
c) Minimnya pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan Operasi Ketupat di
POLRES X, di sebabkan kurang tanggung jawabnya dari masing-masing personil
perwira yang di tunjuk sebagai pamatwil (Perwira pengamat wilayah) dalam
melaksanakan tugasnya, serta kurangnya pengetahuan tentang tugas yang di
berikan.
b. Analisa pemecahan masalah dari Pola dan mekanisme pelaksanaan Operasi Ketupat
guna mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri, ini dapat di analisa sebagai
berikut :
1) Konsep Pelaksanaan Operasi
7
a) Karena Kasat Intelkam dan pengemban sub satgas Lidik belum melaksanakan
tugasnya secara maksimal, dan masih beranggapan bahwa perkiraan keadaaan
yang ada selama Operasi Ketupat 2011 sama halnya dengan operasi-operasi yang
telah dilaksanakan di POLRES X.
b) Personil yang melaksanakan tugas dalam pelaksanaan operasi tidak dan kurang
memahami arti pentingnya Operasi Ketupat di POLRES X.
c) Pembuatan Rencana Operasi (Renops) belum didukung dengan data yang valid
dan akurat, karena Kapolrestro dan Kabag Ops X dalam penyusunan Renops
hanya menyerahkan pekerjaan penyusunan kepada seorang brigadir dalam
pengerjaannya.
d) Kurang dan jarangnya pemberian arahan dan kejelasan kepada personil yang
melaksanakan tugas pengamanan Operasi Ketupat di POLRES X tentang pola
yang di kedepankan dalam pelaksanaan operasi.
2) Pelaksanaan operasi
Pola pelaksanaan dalam Operasi Ketupat di POLRES X ini belum tertata
dengan baik dan terencana, hal ini dikarenakan :
a) Karena fungsi Intelkam hanya menganalisa perkiraan ancaman berdasarkan Intel
dasar yang di miliki POLRES X.
b) Kurangnya pelaksanaan gelar dan Analisa dan evaluasi yang di laksanakan
KaPOLRES X, sehingga penentuan terhadap lokasi-lokasi yang dianggap penting
untuk melaksanakan operasi atau razia tidak bisa terakomodir secara baik.
3. UPAYA PEMECAHAN MASALAH
a. Optimalisasi dilihat dari kemampuan sumber daya yang dimiliki POLRES X dalam
melaksanakan Operasi Ketupat guna mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul
Fitri, dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Manusia
a) Melibatkan fungsi Intelkam dan Fungsi Reskrim dalam penentuan Target Operasi
(TO) dalam pelaksanaan Operasi Ketupat di POLRES X. Penetapan TO yang
akurat harus didasarkan pada hasil proses pengkajian secara tajam yang
dipadukan dengan hasil penyelidikan fungsi Intelkam dan fungsi Reserse
Kriminal. Kemudian untuk menentukan Target Operasi (TO) harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
8
Harus jelas dan tajam, sehingga diharapkan dari pelaksanaan Operasi
yang dilaksanakan, hasilnya benar-benar dapat dirasakan masyarakat,
yaitu dapat menekan sekecil mungkin permasalahan yang terjadi di
masyarakat selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2011.
Merupakan upaya lanjutan dari pelaksanaan kegiatan rutin kepolisian atau
Operasi Kepolisian yang sama sebelumnya.
Merupakan kegiatan yang terkonsepsi, tidak hanya bersifat formalitas.
Merupakan hasil kajian, dalam hal ini merupakan kajian yang mendalam
dari sasaran yang ditetapkan serta dipadukan dari hasil penyelidikan
fungsi Intelkam dan Fungsi Reskrim.
b) Untuk Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan anggota, maka Kapolres
melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman , pembinaan , bimbingan
serta memberikan pelatihan tentang pola operasi guna menangani konflik.
c) untuk Meningkat kemampuan anggota dalam menyusun kirka intelijen sebagai
dasar penyusunan rencana operasi, maka Kapolres memberikan pelatihan kepada
anggota intelijen khususnya dan anggota secara keseluruhan
2) Anggaran
Untuk Mendukung pelaksanaan Operasi Ketupat Di POLRES X maka
dukungan anggaran terhadap pelaksanaan Operasi Ketupat Di Polresto X, selain di
dapat terpusat dari Polda X, Kapolrestro juga harus bisa berinisiatif dengan menutupi
kekurangan kebutuhan anggaran operasi dengan mengambil dari mata anggaran
DIPA (khususnya pada program dukungan opsnal KaPOLRES X) , sehingga
pelaksanaan operasi dapat dilaksanakan secara optimal.
3) Sistem dan metode
a) Kapolres mengarahkan Kasat Intelkam dan Kabag Ops serta stafnya untuk
melakukan rapat koordinasi dan analisa dan evaluasi sebagai maksud untuk
meningkatkan koordinasi antar fungsi intelijen dengan staf bagian operasi
POLRES X, selama dalam pelaksanaan Operasi Ketupat 2011.
b) kapolres mengambil inisiatif dengan mengarahkan para Kabag dan Kasat fungsi
di POLRES X untuk melakukan arahan dan bimbingan serta melakukan re-
sosialisasi tentang juklak dan juknis tentang pelaksanaan operasi kepolisian,
khususnya terhadap Oerasi Ketupat di POLRES X, kemudian Kapolres mencari
dan memperbanyak juknis serta juklak kemudian didistribusikan kepada personil
yang melaksanakan pengamanan dalam bentuk buku saku.
9
c) Untuk Meningkatkan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan Operasi
Ketupat di POLRES X, Kapolrestro secara konsisten mengarahkan kepada
perwira yang sudah di tunjuk sebagai Pamatwil untuk melaksanakan tugasnya,
kemudian melaporkan hasilnya kepada KaPOLRES X setiap jamnya sesuai
wilayah tugas pengawasannya, baik melalui HT, telpon maupun laporan tertulis.
b. Optimalisasi dilihat dari Pola dan mekanisme pelaksanaan Operasi Ketupat guna
mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri, dapat di lakukan dengan cara
sebagai berikut :
1) Perencanaan
a) Menyusun perkiraan khusus Intelkam oleh Satuan Intelkam POLRES X;
b) Menyusun perencanaan latihan pra Operasi Ketupat 2011;
c) Menyusun perencanaan anggaran Opersai Ketupat 2011;
d) Menyusun Sprinlakops sebagai dasar dalam pelaksanaan Operasi ketupat 2011;
e) Menyusun Prinlakops dengan dilampiri perencanaan fungsi dari masing-masing
fungsi dan perencanaan latihan dengan rincian :
Prinlakops oleh Kasatfung yang dikedepankan
Perencanaan fungsi oleh masing-masing Kasatfung
Perencanaan latihan oleh masing-masing Kasatfung
dan Wakapolres sebagai koordinator
f) Melaksanakan gelar operasional untuk memberikan penjelasan tentang
pelaksanaan Operasi Ketupat 2011 dengan dihadiri oleh Para Kasat, Kabag,
Kapolsek dan (instansi terkait bila diperlukan)
2) Pengorganisasian.
Pengorganisasian dalam Operasi Ketupat diarahkan untuk dapat menambah
kebutuhan personil satuan fungsi yang dikedepankan dalam Operasi Ketupat 2011
dan dengan struktur yang lebih sederhana (satuan lainnya berfungsi sebagai pelaksana
kegiatan rutin ).
a) Membuat sprin personil yang dilibatkan sesuai struktur organisasi dan tata cara
kerja Polri sesuai dengan struktur dalam tingkat Polres.
b) Pelaksana kegiatan Operasi Ketupat 2011 adalah seluruh anggota pengemban
fungsi operasional yang ditugaskan dilapangan, unsur staf berperan sebagai
pendukung kegiatan bertugas menyiapkan administrasi dan semua keperluan
lapangan baik berupa surat perintah, materiil dan logistik maupun anggaran.
c) Membuat struktur sebagai berikut :
Kepala Operasi : Kapolrestro
10
Wakil Kepala Operasi :
Wakapolrestro
Kepala Perencanaan Pengendalian operasi : Kabag Ops
Kepala Sekretariat Operasi : Kasubbag Binops
Kepala Pusat Data Operasi : KBO Lantas
Kepala Satuan tugas Operasi : Para Kasat fungsi
dan Kapolsek.
3) Pelaksanaan.
Pelaksanaan dalam Operasi Ketupat 2011 diarahkan dalam hal :
a) Tahap persiapan.
Dalam tahap persiapan tersebut yang harus dilakukan adalah :
Menyiapkan surat perintah, lembar penugasan, format atau blanko yang
diperlukan dan kelengkapan lain yang diperlukan berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan Operasi Ketupat 2011, Melaksanakan APP secara rutin sebelum anggota
diterjunkan kelapangan, Menjelaskan HTCK, serta melakukan latihan Pra
Operasi.
b) Tahap pelaksanaan kegiatan.
Melakukan Patroli, penjagaan statis dan pembuatan pos pengamanan di
tempat atau lokasi rawan (kriminalitas, pelanggaran dan kecelakaaan lalulintas),
Melakukan monitoring dan ploting anggota terhadap kegiatan operasi yang
dilakukan, Memerintahkan masing-masing kasat Fungsi untuk menangani TO
yang telah ditetapkan berdasarkan Kirka ancaman sesuai fungsinya masing-
masing, Mendatakan hasil pelaksanaan dan membuat laporannya serta
Menuntaskan hasil yang dicapai
c) Tahap Pengakhiran
Melakukan konsolidasi Personil dan peralatan, Inventarisir permasalahan
atau hambatan dan keberhasilan atau hasil yang dicapai, Inventarisir sarana
prasarana untuk mobilitas kembali ke kesatuan, Menyusun Laporaan akhir hasil
pelaksanaan tugas operasi Ketupat 2011, serta Melakukan Analisa dan evaluasi
atau wash up.
4) Pengendalian
a) Melakukan pemantauan secara rutin terhadap kegiatan operasi yang dilaksanakan
dan hasil yang dicapai dengan berdayakan pamatwil.
b) Memberikan petunjuk dan arahan secara langsung maupun melalui radio
komunikasi / HT, Melakukan Anev melalui Gelar Operasi Ketupat 2011 untuk
11
memelihara arah dan dinamika operasi agar diperoleh hasil yang maksimal,
melakukan inspeksi mendadak dengan sasaran kegiatan operasi di lapangan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian pembahasan dari penulis diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
kesimpulan yang antara lain adalah :
a. Bahwa Kemampuan sumber daya yang dimiliki POLRES X dalam pelaksanaan Operasi
Ketupat 2011 yang dilakukan POLRES X dalam mengamankan kegiatan hari besar
keagamaan Idul Fitri, belum optimal di laksanakan, oleh karena itu perlu adanya upaya
dalam meningkatkannya yaitu dengan cara : Dari sisi Manusia melibatkan fungsi
Intelkam dan Fungsi Reskrim dalam penentuan Target Operasi, melakukan sosialisasi
dan memberikan pemahaman , pembinaan , bimbingan, memberikan pelatihan kepada
anggota intelijen khususnya dan anggota secara keseluruhan, kemudian dari sisi
anggaran menutupi kekurangan anggaran yang berasal dari Polda dengan menggunakan
dukungan operasional Kapolrestro serta dari sisi sistem dan metode melakukan rapat
koordinasi dan analisa dan evaluasi, melakukan arahan dan bimbingan serta melakukan
resosialisasi tentang juklak dan juknis dan konsisten mengarahkan kepada perwira yang
sudah di tunjuk sebagai Pamatwil untuk melaksanakan tugasnya.
b. Bahwa Pola dan mekanisme pelaksanaan Operasi Ketupat di POLRES X guna
mengamankan kegiatan hari besar keagamaan Idul Fitri juga belum optimal
dilaksanakan, karena tidak dilaksanakan dengan suatu pola manajemen kegiatan yang
baik sehingga perlu upaya untuk mengoptimalkannya, yaitu dapat dilakukan dengan cara
: melaksanakan Operasi Ketupat 2011 di POLRES X dalam mengamankan kegiatan hari
besar keagamaan Idul Fitri yang selalu harus selalu direncanakan, diorganisasikan,
digerakkan, dan diawasi dengan baik.
2. Rekomendasi dan Saran
a. Kapolres mengajukan usulan kepada Kapolda agar Karorena Polda dalam menyusun
anggaran khususnya dala Operasi Ketupat di sesuaikan dengan jumlah personil yang di
libatkan dalam operasi.
12
b. Kapolres dalam melaksanakan Operasi Ketupat agar menerapkan pelaksanaan operasi
berdasarkan PERKAP Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Manajemen Operasional kepolisian.
DAFTAR PUSTAKA
Atotoy Dicky, Drs.Brigjen.Pol.(Asisten Kapolri Bidang Operasi),.Bahan Pelajaran Manajemen
Operasi Polri,.Pasis Sespimmen Polri Dikreg-51,T.A,.lembang.,12 September 2011
Data Bagian Operasi dari Laporan Anev Kamtibmas Ops.Ketupat POLRES X
Data Kejadian dari Laporan Kesatuan SatLantas POLRES X
Http//: tribunnews.com/2011/08/31/1.080-pengendara-ditilang-pada-malam-takbir
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No 46A tahun 2003 tanggal 21 Nopember 2003
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Sistem
Operasional Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Manajemen
Operasional Kepolisian.
Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hal. 19
Undang-Undang No 2 Tahun 2002 Tentang Polri, Tugas pokok Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Pasal 13,. Mabes Polri, Jakarta (2002)
13