Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
-
Upload
fadila-maharani -
Category
Science
-
view
130 -
download
2
Transcript of Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
Oreochromis niloticus
Memiliki rentan salinitas tinggi, antara 0-28 ppt
pH air pemeliharaan antara 6,5 –8,6
suhu air berkisar antara 25 – 30 oC
Oksigen terlarut lebih dari 5 mg/l
Ammoniak (NH3) kurang dari 0,02 ppmSumber: DKP, 2011
KUALITAS AIRBUDIDAYA
PARAMETER
BIOLOGIS
KIMIA
FISIKA
pH, DO, BOD
Suhu, kekeruhan
keberadaan plankton, bakteri
Diolah dengan baik Mutu ikan baik
0
2
4
6
8
10
h0 h1 h3
TAN
(m
g/L)
Waktu (hari ke-)
KADAR TAN
A B C D E
A = Substrat kerikilB = Substrat pasir malangC = Susbstrat batu bataD = Substrat pasir silikaE = Kontrol
• TAN mengalami penurunan dari 1,105
NTU menjadi 0,131 NTU, dan
mengalami kenaikan pengukuran
terakhir 0,842 NTU
• TAN pada hari-0 perlakuan kontrol =
2,132 NTU , hari -1 turun menjadi 0,578
, dan naik pada hari – 3 = 8,316 NTU
23
24
25
26
27
h0 h1 h3
suh
u (
°C)
waktu (hari ke-)
TEMPERATURE
A B C D E
A = Substrat kerikilB = Substrat pasir malangC = Susbstrat batu bataD = Substrat pasir silikaE = Kontrol
• Suhu pada perlakuan substrat
batu bata, mengalami
peningkatan pada hari ke -3,
yakni dari 25oC menjadi 26oC.
• Suhu perlakuan kontrol pada
hari – 0 adalah 25 oC, dan
mengalami penurunan pada h –
1 menjadi 24 oC. Suhu kembali
mengalami peningkatan pada h
– 3 menjadi 25,5oC.
0
2
4
6
8
h0 h1 h3
DO
(m
g/L)
waktu (hari ke-)
KADAR DO
A B C D E
A = Substrat kerikilB = Substrat pasir malangC = Susbstrat batu bataD = Substrat pasir silikaE = Kontrol
• Pada perlakuan substrat batu
bata, DO turun dari 5,2 mg/L
menjadi 4,9 mg/L. Nilai ini
kembali turun pada
pengukuran selanjutnya
menjadi 4,5 mg/L
• DO pada perlakuan kontrol
bernilai 6,1 mg/L. Nilai ini
mengalami penurunan menjadi
4,3 mg/L
7
7.5
8
8.5
h0 h1 h3
pH
waktu (hari ke-)
KADAR PH
A B C D E
A = Substrat kerikilB = Substrat pasir malangC = Susbstrat batu bataD = Substrat pasir silikaE = Kontrol
• pH pada perlakuan batu bata
mengalami penurunan seiring
pemeliharaan. Pada H-0 nilai pH
8,15, H-1 turun menjadi 8,02, dan
turun kembali menjadi 7,86.
• pH perlakuan kontrol juga
mengalami penurunan dari 8,21.
Kemudian pada pengukuran kedua
8,09 dan pengukuran ketiga 8,04.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
h0 h1 h3
Nit
rit
(mg/
L)
waktu (hari ke-)
KADAR NITRIT
A B C D E
A = Substrat kerikilB = Substrat pasir malangC = Susbstrat batu bataD = Substrat pasir silikaE = Kontrol
• Nilai Nitrit mengalami
peningkatan dan penurunan pada
pengukurannya, pada perlakuan
batu bata. Nitrit pada H-0 sebesar
0,002 mg/L. H-1 didapati nilai
nitrit 0,131 mg/L. Kemudian pada
H-3 turun menjadi 0,035 mg/L.
• Pada perlakuan kontrol, kada
nitrit pada H-0 adalah 0,093
mg/L. Pada H-1 nitrit bernilai
0,146 mg/L dan H-3 nitrit turun
menjadi 0,034 mg/L.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Kerikil PasirMalang
Batu Bata PasirSilika
Kontrol
Grafik SR
• SR pada semua perlakuanadalah 100% di akhirpengamatan.
PRINSIP KERJA DOUBLE BOTTOM
Menyaring air denganfilter fisik
Aerator digunakanuntuk membantu
pengangkatan air yang sudah disaring
Aerator juga berperantekanan udara untuk membantu air masuk
kedalam akuarium kembali
• DO (Dissolved oxygen) dipengaruhi oleh kadar nitrat, suhu, pH, dan
banyaknya mikroorganisme dalam perairan.
• Pada suhu yang tinggi, kadar DO umumnya lebih rendah. Hal ini
dibuktikan pada hasil pengukuran substrat batu bata, dimana pada
suhu 24oC, DO memiliki kadar 4,9 mg/L. Sementara pada suhu 25,5oC,
DO pada perairan sebesar 4,5 mg/L.
• pH berbanding terbalik oleh DO. Pada pH yang tinggi mikroorganisme
sulit untuk hidup. Menyebabkan CO2 tidak bisa diubah menjadi O2,
sehingga kadar DO rendah.
• DO dan nitrit memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Jika nilai DO
tinggi, maka nilai nitrit rendah. Akan tetapi hal ini tidak terbukti pada
perlakuan batu bata, karena pada setiap pengukuran nilai DO menurun,
diiring dengan turunnya nilai nitrit.
• Nitrit merupakan hasil oksidasi dari ammonia dengan bantuan bakteri
Nitrisomonas sp. Proses nitrifikasi berlangsung optimal pada pH 7,0-
7,3.
• pH yang relatif stabil pada perlakuan, menyebabkan kadar nitrit tidak
berubah secara drastis pada setiap pengukurannya
• Suhu juga mempengaruhi kadae nitrit. Suhu yang tinggi, menurunkan
pH. pH yang terlalu rendah menyebabkan tingginya kadar nitrit.
MANAJEMEN KUALITAS AIR
Menggunakan Undergravelfilter
Filter yang digunakan: kerikil, pasir malang, batu
bata, dan pasir silika
Perlakuan batu bata paling baik
Rata – rata di setiap parameter, baikTAN, suhu, DO, Nitrit, dan pH tidak
menunjukan perubahan yang signifikan. Selain itu SR yang dicapai
100%.
Barus T.A. 2001. Metode Ekologis untuk Menilai Kualitas Suatu Perairan Lotik. Medan (ID): Fakultas MIPA USU Medan.
Hocheimer J. 2001. Using Water Quality Convention Tables for Soft Crabbing. Maryland Sea Grant Program.
Huet H.B.N. 1970. Water Quality Criteria for Fish Life Bioiogical Problems in Water Pollution.PHS.Publ. No. 999-WP-25.160-167 pp.
Kordi MGH, Tancung AB. 2007. Pengelolaan Kualitas Air. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta.Sastrawijaya A, Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta (ID): Rineka Cipta.Shinta Sylvia Monalisa, Infa Minggawati. 2010. Kualitas Air yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis sp.) di Kolam Beton dan Terpal. Journal of Tropical Fisheries (2010). 5(2): 526 – 530.
Spotte S.H. 1970. Fish and Invertebrate.Water Management in Close System.Willey. New York (US): Willey Interscience.
Suyanto.1993. Nila. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.Zelni Meri. 2005. Studi Kualitas Air Sungai Batang Arau Pada Musim Hujan (Parameter
NH3, NO2 Dan NO3) [skripsi]. Padang (ID): Universitas Andalas.