Manajemen konstruksi
-
Upload
lia-mufaricha -
Category
Documents
-
view
59 -
download
1
description
Transcript of Manajemen konstruksi
BAB 3
SISTEM MANAJEMEN KONSTRUKSI
Pengantar
Bab ini akan menguraikan pengertian dari Sistem Manajemen Konstruksi sebagai salah
satu cara pengelolaan proyek konstruksi. Pada proyek yang besar dalam arti biaya dan
volume pekerjaan serta kompleks dilihat dari rumitnya pekerjaan, system ini akan
membantu karena adanya hal yang khusus dibandingkan dengan system Kontraktor
Utama (Konvensional)
Tujuan umum:
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa memahami pengertian Manajemen
Konstruksi sebagai suatu system pengelolaan proyek konstruksi.
Tujuan khusus:
Setelah mempelajari teori Manajemen Konstruksi ini, diharapkan mahasiswa dapat:
Menyebutkan dengan benar pengertian Sistem Manajemen Konstruksi.
Menyebutkan perbedaan macam-macam sistem Manajemen Konstruksi.
Menyebutkan keuntungan dari system Manajemen Konstruksi.
Uraian Kuliah:
MANAJEMEN KONSTRUKSI (MK)
Pengertian manajemen Konstruksi
Manajemen Konstruksi (MK) sebagai terjemahan dari Construction Management (CM)
adalah suatu metode untuk mengelola proyek dengan tahapan proses pembangunan:
Tahapan pengembangan konsep (concept development phase)
Tahap perencanaan (design phase)
Tahap pelelangan (tender phase)
Tahap pelaksanaan (construction phase)
Tahap pemeliharaan dan pengoperasian (maintenance and operation phase)
yang diperlakukan sebagai suatu system yang menyeluruh dan terpadu (integrated)
dengan tujuan untuk mencapai hasil yang optimal dalam aspek biaya, mutu dan waktu.
Sebagai suatu sistem penggunaan Manajemen Konstruksi banyak digunakan pada
proyek-proyek yang mempunyai ciri-ciri;
Berskala besar dan kompleks.
Mudah dipisah-pisahkan secara fisik menjadi banyak paket pekerjaan sesuai dengan
spesialisasi kontraktor
Dapat diprogramkan secara bertahap sehingga dapat diterapkan sistem fast track
Jadi untuk proyek-proyek yang berskala kecil dan sederhana sebetulnya tidak perlu
menggunakan manajemen konstruksi. Cukup menggunakan sistem kontraktor utama.
Agar menghasilkan keluaran (output) yang baik, diperlukan masukan (input) dan proses
yang baik pula. Sebagai input di sini adalah kerja sama yang baik dari Konsultan
Manajemen Konstruksi, kontraktor, perencana dan pemilik.
Urutan proses pengelolaan sistem Manajemen Konstruksi :
GAGASAN DESAIN UNDANGAN SPK PENYERAHAN I PENYERAHAN IIMULAI LELANG KONTRAKTOR
PENG KONSEP PERENCANAAN PELELANGAN PELAKSANAAN PEM & OPERASI
Sedangkan bobot keterlibatan pihak-pihak dalam tahap-tahap pembangunan dengan
system MK :
Tahap-tahap PEMBANGUNAN
INPUT PENG
KONSEP
PERENCANAAN PELELANGAN PELAKSANAAN PEM &
OPERASI
PEMILIK PROYEK
PERENCANA
KONSULTANMK
KONTRAKTOR
Keuntungan Sistem Manajemen konstruksi :
Dibandingkan dengan sistem Kontraktor Utama, sistem MK mempunyai beberapa
keuntungan:
Keuntungan dari sgi biaya :
1. Biaya keseluruhan menjadi lebih hemat.
2. Biaya per bagian pekerjaan yang dominan menjadi optimal.
3. Total biaya akhir menjadi terkendali.
Keuntungan dari segi waktu :
1. Waktu keseluruhan lebih singkat.
2. Waktu untuk desain lebih panjang.
3. Pembelian material import lebih dini.
Keuntungan dari segi mutu :
1. Mutu pelaksanaan lebih terjamin.
2. Mutu kontraktor spesialis lebih terkendali.
Keuntungan dari segi yang lain :
1. Kesempatan kerja lebih merata.
2. Kesempatan menyempurnakan desain lebih banyak.
3. Pemeriksaan keuangan ganda.
4. Keperluan staf pemilik proyek lebih sedikit.
Penjabaran keuntungan Manajemen Konstruksi :
Keuntungan dari segi biaya :
1. Biaya keseluruhan lebih hemat.
Biaya pembangunan secara keseluruhan dapat dihemat 9,32 % apabila dibandingkan
dengan system Kontraktor Utama. Hal ini karena dapat dihindari keuntungan dan
pajak ganda.
Yang dibandingkan Sistem MK Sistem KUBiaya keseluruhan : Biaya langsung Dkerjakan sendiri Disubkontrakkan
Keuntungan kontraktor
Imbalan jasa MK & QS6%
Pajak 11,5%
100 %Tidak ada
10 %--------------
110%
6% x 110%= 6,6%---------------
116,6%13,4%
---------------130 %
Diasumsi 40 %Diasumsi 60 %Keuntungan Sub-Kont 10%x60%= 6%Pajak Sub-kont11,5 %x (60%+6%)= 7,59% ------------------- 113.59%10 % x 113,59% = 11,36% -------------------
124,95%
tidak ada--------------------
124,95%14,37%
--------------------139,32%
Dari uraian di atas, nampak sistem Manajemen Konstruksi dapat menghemat biaya
keseluruhan 9, 32 %.
2. Biaya per pekerjaan yang dominan lebih optimal
Biaya per pekerjaan yang dominan lebih optimal, karena pada awal tahap
perencanaan konsultan Manajemen Konstruksi (Konsultan MK) sudah ikut
berpartisipasi dengan membuat studi perbandingan. Baik dari segi material yang akan
dipakai maupun metode pelaksanaannya.
3. Total biaya akhir lebih terkendali.
Total biaya akhir proyek lebih terkendali dan selalu dapat diperkirakan jauh-jauh hari
sebelumnya serta diikuti dan diperbarui terus menerus sesuai dengan perkembangan
desain. Sedangkan pada system Kontraktor Utama baru diketahui setelah seluruh
desain selesai.
Keuntungan dari segi waktu :
1. Waktu keseluruhan lebih singkat.
Waktu pembangunan secara keseluruhan dapat dipersingkat, karena adanya sistem
fast track Dengan sistem ini desain dapat dilakukan secara bertahap, sehingga
pelelangan dan pelaksanaan dapat dimulai meskipun desain belum selesai seluruhnya.
Pada sistem Kontraktor Utama waktu keseluruhan lebih lama karena pelaksanaan
harus menunggu desain selesai seluruhnya.
Sistem Konvensional
PengembanganKonsep
Perencanaan Pelelangan Pelaksanaan Pemeliharaan &operasi
Sistem MK
2. Waktu untuk desain
Waktu untuk desain dengan sistem Manajemen Konstruksi lebih panjang
dibandingkan dengan sistem Konstruksi Utama.
3. Pembelian material import.
Pembelian material import dengan sistem Manajemen Konstruksi lebih awal, karena
tidak perlu menunggu seluruh desain selesai. Hal ini berbeda jika dibandingkan
dengan sistem Kontraktor Utama yang harus menunggu seluruh desain selesai.
Pengembangan konsep
Perencanaan
Pelelangan
Pelaksanaan
Pemeliharaan
Penghematanwaktu
Keuntungan dari segi mutu :
1. Mutu pelaksanaan lebih terjamin karena konsultan MK ikut membantu kontraktor
dalam hal metode pelaksanaan dan penerapannya.
2. Mutu kontraktor spesialis lebih terkendali
Mutu kontraktor spesialis lebih terkendali karena seleksi kontraktor spesialis
(prakualifikasi) semua ditangan pemilik dengan dibantu oleh konsultan MK. Lain
dengan sistem Kontraktor Utama yang pemilihannya lebih banyak di tangan
Kontraktor Utama.
Peranan Konsultan MK dalam proses pembangunan proyek.
Tahap pengembangan konsep
1. Membantu mengembangkan sasaran proyek yang ingin dicapai pemilik dari aspek
biaya dan waktu.
2. Mengidentifikasikan batasan-batasan utama dari semua aspek pembangunan.
3. Membuat usulan mengenai organisasi proyek serta hubungan kerja antara pemilik,
konsultan perencana, konsultan MK dan kontraktor.
4. Memberikan saran-saran prinsipil mengenai konsep desain yang dibuat oleh
konsultan perencana dari aspek biaya, waktu dan bahan studi awal.
5. Menyusun pembagian paket-paket pekerjaan sebagai dasar tahapan perencanaan.
6. Membuat perkiraan biaya awal berdasarkan konsep awal (preliminary design) dari
konsultan perencana.
7. Membuat proyeksi arus dana (cash flow)
Tahap perencanaan
1. Melaksanakan koordinasi dn pengawasan pekerjaan pemetaan (topografi) dan
penyelidikan tanah (soil investigation) sebagai dasar perencanaan.
2. Menyusun jadwal review dan lelang bersama-sama dengan konsultan perencana.
3. Melakukan review (peninjauan kembali) setiap gambar rencana dan persyaratan
teknis yang diajukan oleh konsultan perencana pada setiap perkembangan desain.
4. Membuat buku rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
5. Membuat perkiraan biaya per paket pekerjaan sesuai dengan perkembangan desain
yang senantiasa diperbarui.
6. Memberikan rekomendasi dalam aspek biaya, waktu dan mutu mengenai pembelian
dan substitusi material.
7. Mengurus ijin-ijin yang diperlukan untuk pembangunan.
Tahap pelelangan
1. Mengadakan prakualifikasi calon peserta lelang bersama pemilik proyek.
2. Mengadakan rapat persiapan lelang (pre tender meeting) bersama konsultan
perencana dan pemilik proyek.
3. Mengusulkan daftar calon rekanan yang akan diundang lelang.
4. Membuat perincian jenis pekerjaan dan volume (bill of quantity) yang akan dipakai
sebagai pedoman bagi semua peserta lelang dalam mengajukan penawaran.
5. Mengadakan rapat penjelasan lelang (aanwizjing) bersama konsultan perencana dan
pemilik proyek.
6. Menyiapkan dokumen lelang.
7. Membuat perhitungan biaya pasti untuk setiap paket pekerjaan yang akan dipakai
sebagai dasar evaluasi penawaran peserta lelang.
8. Melaksanakan evaluasi setiap paket lelang dan memberikan rekomendasi kepada
pemilik proyek dalam penentuan pemenang lelang.
9. Menyaipkan dokumen kontrak antara pemilik dan kontraktor pemenang lelang.
Tahap pelaksanaan
1. Membuat rencana induk pelaksanaan secara terpadu untuk seluruh paket pekerjaan.
2. Menyusun semua prosedur yang diperlukan di lapangan.
3. Mengadakan rapat pra pelaksanaan (preconstruction meeting) dengan kontraktor
pemenang lelang.
4. Mengkoordinir pekerjaan fasilitas penunjang sementara (prasarana kerja).
5. Mengarahkan rencana kerja masing-masing kontraktor agar sejalan dengan rencana
induk pelaksanaan.
6. Mengkoordinir, mengarahkan serta mengendalikan pelaksanaan masing-masing
kontraktor dalam aspek waktu, mutu dan keselamatan kerja.
7. Memproses ijin-ijin yang diperlukan selama pelaksanaan.
8. Mengkoordinir asuransi masing-masing paket pekerjaan.
9. Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing) dan contoh material yang
diajukan kontraktor.
10. Memimpin rapat koordinasi proyek, baik yang rutin (mingguan) maupun yang
khusus.
11. Membuat laporan kemajuan pekerjaan dan laporan keuangan secara periodik.
12. Mengevaluasi perintah perubahan pekerjaan (change order) dari aspek biaya dan
waktu.
13. Menghitung biaya dan memproses pekerjaan tambah kurang akibat perubahan
pekerjaan.
14. Mengevaluasi dan memperbarui (updating) rencana biaya proyek secara periodik.
15. Menyiapkan dan memeriksa dokumen pembayaran para kontraktor.
16. Mengevaluasi dan merekomendasikan pada pemilik proyek mengenai tuntutan
(claim) kontraktor.
17. Membuat dokumentasi pembangunan proyek.
18. Melaksanakan pemeriksaan akhir sebelum penyerahan pertama untuk membuat daftar
perbaikan pekerjaan (defect list).
19. Menyiapkan dan memeriksa berita acara penyerahan pertama.
Tahap pemeliharaan/ pengoperasian
1. Mengkoordinir, mengarahkan serta mengontrol perbaikan pekerjaan sesuai dengan
defect list.
2. Mengkoordinir agar kegiatan pelaksanaan dan operasional proyek secara bertahap
dapat berjalan bersama-sama tanpa saling mengganggu sampai dilakukan proses
serah terima seluruh proyek.
3. Mengarahkan dan memeriksa manual (pedoman pemakaian dan pemeliharaan
bangunan serta peralatan).
4. Mengarahkan dan memeriksa as build drawing (gambar yang sesuai dengan yang
dilaksanakan).
5. Memproses garansi/ jaminan/ sertifikat peralatan dan training operator.
6. Menyiapkan dan memeriksa berita acara penerimaan kedua.
Rangkuman :
Manajemen Konstruksi (MK) sebagai terjemahan dari Construction Management (CM)
adalah suatu metode untuk mengelola proyek, dengan tahapan proses pembangunan :
Tahap pengembangan konsep (concept development phase)
Tahap perencanaan (design phase).
Tahap pelelangan (tender phase).
Tahap pelaksanaan (construction phase).
Tahap pemeliharaan dan pengoperasian (maintenance and operation phase).
yang diperlakukan sebagai suatu sistem yang menyeluruh dan terpadu (intergrated)
dengan tujuan untuk mencapai hasil yang optimal dalam aspek biaya, mutu dan waktu.
Sistem Manajemen Konstruksi mempunyai berbagai keuntungan dari segi biaya,
waktu dan mutu.
Latihan :
1. Bilamanakah sistem Manajemen Konstruksi dipakai dalam suatu proyek?
2. Apakah perbedaan antara sistem MK dengan sistem Kontraktor Utama?
3. Sebutkan keuntungan penggunaan Manajemen Konstruksi dari segi waktu?
4. Mengapa dengan sistem Manajemen Konstruksi dapat dikatakan lebih murah
dibandingkan dengan menggunakan sistem kontraktor Utama?