MANAJEMEN KEUANGAN

98
MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL Dr. Hamduh M.Hanafi, MBA Disampaikan pada Kuliah Umum Universitas Islam Inhil-Tembilahan Oleh : Gulam Muhammad, S.E., M.M.

description

Materi Kuliah PENGETAHUAN BISNIS UNISI 2008/2009

Transcript of MANAJEMEN KEUANGAN

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL Dr. Hamduh M.Hanafi, MBA Disampaikan pada Kuliah Umum Universitas Islam Inhil-Tembilahan Oleh : Gulam Muhammad, S.E., M.M.

BAB I MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

Definisi Manaj Keu Internasional : y Manajemen Keuangan untuk perusahaan Multinasional y Perusahaan Multinasional mempunyai ciri sbb : y Wilayah operasinya (lingkup beberapa negara) dengan kondisi Perekonomian, Politik, Sosial, dan Budaya yang berbeda. Sehingga perlu pengelolaan yang berbeda pula

Adam Smith : suatu negara sebagiknya melakukan spesialisasi produk barang berdasarkan keuntungan komparatifnya, mengeksport barang tersebut dan mengimport barang dari negara lain yang bisa memproduksi barang lain dengan lebih efisien (teori keunggulan komparatif). Masyarakat dunia semakin homogen, dalam kualitas hidup, gaya hidup, organisasi ekonomi dan faktor produksi. Modal mengalir dengan cepat dari satu negara ke negara lainnya. Tenaga kerja Indonesia kerja dinegara lain.

Motif Perusahaan Multinasional Pertumbuhan perusahaan Multinasional disebabkan oleh reaksi untuk memanfaatkan sumberdaya dan kesempatan yang muncul Mis : Persaingan keras di dalam negeri sehingga membuat perusahaan mencari ekspansi ke luar (mencari tenaga kerja murah Alasan Perusahaan untuk ekspansi (go internasional) :

y Mencari Bahan

Belanda dengan VOC mencari bahan mentah (rempah-rempah), dimana ini merupakan komoditas yang sangat berharga. Contoh lain Exxon, Caltex, mencari bahan baku minyak di luar negeri. y Mencari Pasar. Motivasi pasar saat ini mendominasi pertumbuhan perusahaan multinasional. Seperti IBM, Unilever, Toyota, Coca-cola, mendirikan anak perusahaan di luar negeri untuk mendorong penjualan mereka.

y Meminimalkan Biaya

Perusahaan dengan motif seperti ini merupakan fenomena baru, yaitu mencari tempat dimana biaya produksi bisa menjadi lebih rendah. Yaitu dengan merelokasi perusahaan ke luar negeri dimana biaya tenaga kerjanya rendah (Sony Cina, Indonesia) y Motif Lain Untuk memperoleh akses ke perkembangan teknologi dunia. Memperoleh keamanan dari pergolakan politik. Eks : Hongkong ke Cina

Evolusi Perusahaan Multinasionaly Membuka /membuat perusahaan baru di

negara yang diinginkan y Membeli perusahaan yang sudah ada di negara yang dituju. y Memberikan lisensi (licensee), Contoh Mc Donald, yaitu dengan pemberian ijin memperoleh fee sebagai balasannya.

MANAJEMEN KEU. INTERNASIONAL y Tujuan dan Fungsi Pokok Manajemen Keuangan. Tujuan Manajemen Keuangan biasanya dinyatakan untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Untuk itu itu manajer mengambil dua keputusan pokok : 1. Keputusan Investasi (Investment) 2. Keputusan Pendanaan (Financing)

Ad. 1 Keputusan Investasi Keputusan Investasi adalah keputusan alokasi dana untuk meningkatkan keuntungan. Idealnya investasi yang dilakukan adalah investasi dengan tingkat keuntungan yang tinggi dengan risiko yang rendah. Biasanya ada trade off antara keduanya. Invetasi ada dua : Investasi(aset) jangka panjang dan Investasi Jangka pendek. Neraca sisi kiri, yaitu aktiva atau aset meringkas alokasi dana yang dilakukan oleh manajer. Neraca tersebut disusun berdasarkan likuiditas, dari yang paling likuid (paling atas) sampai yang tidak likuid

Ad. 2 Keputusan Pendanaan Yaitu keputusan tentang pencarian sumber dana yang paling menguntungkan. Mis : Utang merupakan sumber dana yang murah. Tapi semakin tinggi hutang semakin berkurang fleksibilitas perusahaan. Cara lain yaitu dengan cara menerbitkan obligasi atau menerbitkan saham. Neraca sebelah kanan meringkas keputusan pendanaan yang dibut perusahaan. Sisi aktiva disusun berdasarkan likuiditasnya, yaitu mulai dari utang dagang (paling likuid) sampai ke saham (paling tidak likuid).

Tiga Tema pokok dalam teori keuangan : 1. Arbitrase : Proses Arbitrase digunakan untuk merumuskan antara lain kurs mata uang. Mis : Di AS sebungkus roti US$ 1, sedangkan di Indonesia sebungkus roti Rp 3000. Jadi Kurs Dolarrupiah sebubgkus roti Rp 3.000/US$. Misalnya Kurs berubah menjadi $ 4.000/US$, yang terjadi arbitrase orang akan membeli roti di Indonesia Rp 3.000 dan menjual ke AS dengan US$1 dengan Kurs Rp 4.000. dari Arbitrase tersebut akan menghasilkan keuntungan Rp 1.000 per bungkus.

Ad. 2 Penilaian Aset

Salah satu isu yang menyita banyak perhatian orang adalah bagaimana menentukan harga aset yang tepat, khususnya dalam ekonomi keuangan adalah aset sekuritas (surat berharga), dimana harga ditentukan oleh kekuatan pasar (Permintaan dan penawaran).Return

Risiko

Ad. 3 Efisiensi Pasar Efisiensi pasar berkaitan dengan kecepatan penyebaran informasi ke pelaku basar. Jika informasi menyebar dengan cepat ke pelaku pasar, maka pasar dikatakan efisien. Manajemen Keuangan Perusahaan Multinasional Tiga hal yang membedakan perusahaan domestik dengan multinasional. 1. Perusahaan multinasional bertransaksi antar negara dalam jumlah yang besar. Sehingga harus mampu mengelola transaksi dari kurs yang berubah-ubah

2. Perusahaan multinasional

melakukan investasi ke luar negeri, dengan situasi yang berbeda dengan situasi dalam negeri. Ketidak pastian ini menimbulkan risiko yang cukup tinggi. Misalnya risiko politik yang membatasi aliran modal ke luar negeri, sampai yang paling parah yaitu pengambil alihan perusahaan oleh negara yang ditempati Oleh karena itu perusahaan harus mampu mencermati risiko politik dalam keputusan bisnisnya.

3. Perusahaan dengan lengan (cabang) yang mencakup beberapa negara yang mempunyai peraturan yang berbeda-beda, mempunyai akses yang besar terhadap sumber daya dunia. Misalnya Perusahaan tersebut memanfaatkan sumber dana dari mulai dari pasar keuangan Eropa, Jepang, Amerika, atau melakukan peminjaman dari bank lokal. Ini akan menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan.

BAB II SISTEM MONETER INTERNASIONAL

Sejarah Sistem Moneter Internasional. Sejak zaman dahulu emas telah digunakan sebagai medium pertukaran (jaman Firaun 3000 SM). Karena emas memiliki karakteristik yang menguntungkan, tahan lama, bisa disimpan, mudah dibawa-bawa, bisa dikenali dengan mudah, bisa dipecah dalam satuan yang lebih kecil, dan mudah distandardisasi. Dan daya beli emas dalam jangka panjang sama dengan biaya produksi jangka panjang, sehingga harga emas relatif lebih stabil dalam jangka panjang.

1.1. Jaman Emas (1876-1913) Pemerintah Eropa menggunakan emas sebagai standar alat tukar (Standar Emas), diikuti oleh AS, dan Inggris. Inggris Pondsterling L 4,2474/ons emas (1821-1914) artinya pemerintah Inggris bersedia bersedia membeli/menjual emas dengan harga L 4,2474 Pemerintah AS menetapkan $20,67/ons emas (18341933) dengan demikian Kurs dolar-poundsterling adalah $20,67/ons emas = $ 4,867/L L 4,2474/ons emas

Tahun Belgia Inggris Perancis Jerman 1776 1793 1800 1825 1850 1875 1900 1913 83 100 87 100 101 120 186 139 91 121 86 100 155 126 96 111 85 100 98 135 76 71 100 90 100

AS 84 100 127 101 82 80 80 100

Tabel tersebut menunjukkan harga tidak berubah banyak meskipun dalam jangka waktu yang cukup panjang

1.2 Bagaimana Mekanisme Emas berjalan Standar emas berbeda dengan mata uang fiat (fiat money). Dalam mata uang fiat, nilai mata uang (kertas/logam) tidak ada nilai intriknya, hanya berdasarkan kepercayaan terhadap kemauan pemerintah untuk menjaga integritas mata uang tersebut. Disini pemerintah selalu tergoda untuk menerbitkan uang baru biaya produksinya 0.Dengan didasarkan pada emas maka pemerintah tidak bisa seenaknya menambah nilai uang yang bereedar, karena suplai uang dibatasi oleh suplai emas

1.3. Periode Perang Dunia 1914-1944Pada Saat perang dunia I, standar emas hancur. Beberapa usaha untuk kembali ke standar emas dilakukan setelah PD I berakhir. AS kemlai ke standar emas pada 1919 , Inggris 1925, Prancis 1928. Inggris menetapkan seperti sebelumnya yaitu L4,2474/ons emas atau $4,867/L. Tapi kurs tersebut mengakibatkan pengangguran semakin meningkat dan stagnasi ekonomi di Inggris. Dan kurs pond terus turun tidak realistis, dan berimbas ke negara lain.

AS kembali ke sistem standar emas pada 1934 dari $20,67/ons menjadi $35/ons emas. Emas hanya diperdagangkan di Bank Sentral bukan pribadi. Setelah tahun 1934 (usai PD II) dan praktis hanya dolar yang menjadi mata uang yang bisa dipertukarkan dengan mata uang lain. Negara perdagangan dunia kemudian melakukan pertemuan th 1944 di Bretton Wood, New Hampshire AS, dan pertemuan tersebut menciptakan Dana Moneter Internasional (IMF =Internastional Monetary Fund) dan Bank Dunia.

1.4. Periode Kurs Tetap. Periode ini dimulai dengan perjanjian Bretton Woods, nilai mata uang ditetapkan berdasarkan standar emas (tidak harus dengan jual beli emas) tapi dolar bisa ditukarkan dengan $35/0ns emas. Dengan demikian mata uang negara lain ditetapkan secara tidak langsung berdasrkan dolar AS. Disini negara anggota diminta menjaga kurs dalam batas 1% (naik atau turun) dari nilai par. Dan bersedia melakukan intervensi untuk menjaga kurs tersebut. IMF bersedia membantu negara anggotanya dalam rangka menjaga kurs.

Negara yang menerapkan kebijakan moneter yang longgar mengakibatkan inflasi yang tinggi dibandingkan dengan negara lain. Mengakibatkan harga di dalam negeri lebih mahal dibandingkan diluar negeri dan ini mengakibatkan defisit neraca pembayaran (balance of payamen). Akibatnya import lebih besar dari eksport, neraca pemcayaran defisit, akibatnya kurs negara tersebut menurun. Untuk mengembalikan seperti semula harus ada interpensi dari bank sentral dengan cara membeli kelebihan uang yang beredar tersebut dengan persediaan emas yang ada.

Akibatnya suplai uang yang beredar berkurang, kurs meningkat kembali, tapi persediaan emas berkurang, sehingga pemerintah berfikir dua kali bila akan melakukan kebijakan moneter yang longgar. Kebijakan yang ketat diharapkan bisa menstabilkan kurs mata uang dunia. Pada tahun 1973 dolar AS kembali melemah sehingga menjadi $42,22/ons emas. Akibat tekanan spekulasi menyebabkan sistem kurs tetap tidak dapat dipertahankan lagi. Dan kurs ditentukan oleh kekuatan pasar.

1.5 Post Bretton Woods (1973)-Sekarang - Suksesnya Embargo minyak oleh OPEC 1973. Dimana pada tahun 1974 harga minyak dunia meningkat tajam. Reksi dunia berlainan. AS cenderung melakukan kebijakan moneter yang loggar. Akibatnya Inflasi semakin meningkat, neraca pembayaran menjadi defisit. Berlainan dengan Jepang menanggapi kenaikan harga minyak dan Moneter lebih hati-hati. - Sehingga Yen Jepang dan Mark menjadi mata uang utama dunia.

Kepercayaan dunia terhadap dolar menurun. Sehingga memaksa Bank Central AS untuk campur tangan dan memfokuskan usahanya untuk menstabilkan suplai uang. Maret 1985 dolar mengalami puncaknya. Pada September 1985 dolar menurun sampai 15% dari Maret, Sehingga mendorong (AS, Prancis, Jepang, Inggris, Jerman Barat) Tujuannya untuk mengkoordinasikan agar meningkatkan daya saing dolar AS. Sehingga th 1990-1997 dolar bergerak relatif lebih stabil.

2. SISTEM PENETAPAN KURS a. Mengambang Bebas b. Float yang dikelola c. Perjanjian Zona Target Tertentu d. Dikaitkan dengan Mata Uang Lain e. Dikaitkan dengan kelompok mata uang lain f. Dikaitkan dengan Indikotor tertentu g. Sistem Kurs Tetap

a. Mengambang bebas (Free Float) Dengan sistem ini, kurs dibiarkan mengambang bebas tergantung kekuatan pasar. Faktor yang mempengaruhi kurs : inflasi, pertumbuhan ekonomi. Ada campur tangan dari bank sentral tapi hanya sementara saja, hanya untuk mengurangi tekanan spekulasi.

b. Float yang dikelola (Managed Float) Sistem float yang dikelola, yang sering disebut (dirty float) dilakukan melalui campur tangan Bank Sentral yang cukup aktif. Bank Sentral membiarkan kurs berfluktuasi dalam batas tertentu dari kurs ideal yang ditetapkan tersebut. Bank Sentral akan melakukan intervensi jika kurs diluar batas yang telah ditetapkan.

c.Perjanjian Zona Target Tertentu Melalui perjanjian ini, beberapa negara sepakat untuk menentukan kurs mata uangnya secara bersamaan dalam wilayah kurs tertentu. Maret 1997 sepuluh negara eropa menetapkan mata uang eropa (European Currency Unit = ECU). Negara Anggota sepakat membatasi naik atau turun kurs 15%. Jika melewati batas tersebut Bank Sentral negara yang bersangkutan akan melakukan intervensi.

d.Dikaitkan dengan Mata Uang Lain Sekitar 62 negara dari 162 negara anggota IMF mengkaitkan nilai mata uangnya terhadap mata uang lainnya. 20 negara mengkaitkan nilai mata uangnya terhadap AS, 14 terhadap Francis (negara bekas kolini Prancis), Soviet (Rubel), dll e.Dikaitkan dengan Basket (kelompok) Mata Uang. Sekitar 21 negara mengkaitkan mata uangnya terhadap kelompok mata uang lainnya.Basket, Kelompok, Portofolio mata uang tersebut biasanya terdiri dari mata uang patner dagang yang penting.

f. Dikaitkan dengan Indikator tertentu Dua negara, Chili dan Nikaragua, mengkaitkan mata uangnya terhadap indikator tertentu, seperti kurs rill efektif, kurs yang telah memasukkan inflasi, terhadap partner dagang mereka yang penting. g.Sistem Kurs Tetap Di bawah sistem kurs tetap, pemerintah atau Bank Sentral menerapkan kurs tertentu secara resmi, kemudian Bank sentral melakukan intervensi secara aktif untuk menjaga kurs yang telah ditetapkan tersebut.

3. SISTEM MONETER EROPA (EUROPIAN MONETARY SYSTEM = EMS) 15 Negara Eropa sepakat membentuk kerja sama dalam penentuan kurs. Negara-negara tersebut terlibat perdagangan satu sama lain cukup besar sehingga kurs yang stabil diharapkan akan sangat membantu perdagangan antar negara eropa tersebut. Negara-negara tersebut sepakat untuk menetapkan kurs dalam wilayah kurs tertentu

3.1. Unit Mata Uang Eropa (European Currency Unit = ECU dan Mekanisme Kurs (Exchange rate Mechanism). ECU merupakan portofolio yang terdiri dari mata uang negara anggota ECU. Nilai ECU merupakan rata-rata tertimbang nilai masing-masing mata uang anggota, dengan bobot ditentukan oleh kekuatan relatif perekonomian negara tersebut (GNP). Nilai ECU berubah-ubah tergantung nilai mata uang anggotanya.

Kurs mata uang antarnegara ditentukan berdasarkan mata uang tersebut terhadap ECU mis : Mark 2,05853/ECU = 0,26216 DM/Kroner Kroner 7,85212/ECU Negara anggota bersedia membatasi fluktuasi kurs antar negara dalam batas (+ dan 15%). Jika Kurs menyimpang dari batas tersebut, Bank Sentral harus melakukan intervensi. Intervensi juga bisa dengan sistem bantuan kredit bersama, meninjamkan valuta asing dalam jumlah praktis tidak terbatas dalam priode yang bisa diperpanjang.

3.2. Masa Depan Sistem Moneter Eropa Tahun 1991 negara Eropa menyepakati membentuk Uni Moneter Eropa (EMU = European Monetary Union) dengan satu Bank Sentral (Bank Sentral Eropa) dan menerbitkan satu uang = Euro yang berkedudukan di Frankfrut. Sebelum menjadi anggota tentu negara calon harus memenuhi standar yang ketat dibiang fiskal.

4. IMF (Internasional Monetary Fund) IMF dan Bank Dunia dua lembaga yang dibentuk melalui perjanjian Bretton Woods. IMF merupakan lembaga kunci dalam sistem moneter internasional, yang membantu negara anggotanya mempertahankan kurs atas tekanan musiman, siklus atau kejadian random. IMF didanai oleh setiap anggotanya dengan 25% emas dan 75% mata uang negara yang bersangkutan dan berdasarkan kuota. Tahun 1991 AS mempunyai suara 19,1, Inggris 6,6%, Jerman 5,8%, Perancis 4,8%, Arab Saudi 3,5%, Kanada 3,2%. Dan IMF juga bisa membantu negara lain yang mempunyai masalah utang.

IMFmenciptakan mata uang (reserve) baru yaitu Special Drawing Right (SDR). Mata uang tersebut menjadi unit rekening untuk IMF maupun organisasi regional dan Internasional lainnya. Sekarang Nilai SDR ditentukan atas rata-rata tertimbang mata uang lima negara anggota dengan eksport terbesar (diperbaharui setiap 5 th). Anggota bisa menyelesaikan transaksi antar mereka dengan menggunakan SDR.

BAB III NERACA PEMBAYARAN (Balance of Payment)

Balance of Payment (BoP): ringkasan sistematis mengenai transaksi ekonomi dari suatu negara dengan negara lainnya selama periode tertentu. Suatu negara melakukan aktifitas ekonomi, mis jual/beli surat berharga, ekspor, impor, invetasi di LN, Investor Asing menamkan modalnya di DN, transaksi ini diringkas dalam Neraca Pembayaran (BoP).

Manajer perusahaan Internasional perlu mempehatikan BoP suatu negara, karena BoP mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel- variabel ekonomi makro seperti GNP, tingkat pengangguran, harga, tingkat bunga, kurs mata uang,dan variabel lainnya. 1. Struktur Neraca Pembayaran BoP disusun berdasarkan sistem pencatatan ganda (double entry-bookkeeping), dimana setiap kredit diimbangi oleh debit. Atau sebaliknya

Contoh : Jika eksportir Indonesia menjual barang ke perusahaan AS senilai Rp 1 jt. (berarti memperoleh devisa Rp 1 jt), dan kemudian menerima pembayaran dari perusahaan AS tersebut melalui Bank di Indonesia, pencatatannya :Keterangan Rekening Transaksi berjalan : Ekspor Rekening Modal : Pembayaran dari perusahaan AS melalui Bank di Indonesia JUMLAH 1 Jt Kredit 1 jt 1 jt 1 Jt Debet

Karena memakai sistem buku ganda, jumlah kredit dan debet harus sama, tapi kenyataannya sering tidak sama. Rekening Kesalahan dan catatan (errors and Omisssion), hal ini terjadi karena tidak tercatat. Mis : Penyelundupan narkoba, maka transaksi tersebut tidak tercatat, ini menyebabkan perubahan jumlah uang. BoP terdiri dari tiga blok besar : a. Rekening transaksi berjalan b. Rekening Modal c. Rekening Cadangan resmi

a. Rekening Transaksi Berjalan=Current Account

Rekening modal meringkas transaksi barang, jasa, pendapatan dari invetasi LN, dan transfer unilateral. Transaksi barang mencakup ekspor dan impor barang dan diringkas dalam rekening neraca perdagangan (trade balance) Kemudian setelah jasa diperhitungkan maka diperoleh neraca transaksi berjalan. Jika ekspor lebih besar dari impor maka rekening transaksi berjalan dikatakan surplus, demikian sebaliknya (defisit)

Unilateral transfer mencakup pembayaran seperti bantuan asing, hibah atau hadiah. Transfer semacam ini hanya berjalan satu arah tanpa ada aliran yang berlawanan. Untuk memenuhi pembukuan berganda maka dika-tegorikan sebagai Goodwill (negara pemberi dianggap memberikan goodwill). Biasanya neraca perdagangan relatif sensitif terhadap perubahan kurs mata uang. Jika mata uang suatu negara mengalami depresiasi terhadap mata uang asing, ekspor cenderung naik, dan impor cenderung turun. Akibatnya neraca perdagangan akan semakin membaik.

b. Rekening Modal (Capital Account) Rekening modal mengukur perbedaan antara penjual aset ke luar negeri dengan pembelian aset dari luar negeri. Penjualan aset dicatat disebelah kredit (karena aliran kas masuk), pembelian aset di kredit (aliran kas keluar) Transaksi modal mempengaruhi aliran kas di masa mendatang dan penerimaan pendapatan investasi (factor income) Jika aliran kas masuk lebih besar dari aliran kas keluar maka rekening modal mengalami surplus

Defisit transaksi berjalan akan dibiayai oleh rekening modal (yang positif). Untuk memperoleh dana tersebut bisa dengan mendatangkan dana dari luar negeri (hutang), yang berarti ada aliran kas masuk bersih yang positif. Rekening modal mencakup : - Investasi langsung - Investasi portofolio - Aliran modal lainnya

Investasi langsung muncul jika investor memperoleh kepemilikan langsung terhadap bisnis luar negeri. Jika investor asing mendirikan perusahaan di Indonesia, atau perusahaan asing membeli perusahaan Indonesia maka investasi langsung terjadi. Investasi portofolio mencakup pembelian dan penjualan aset keuangan berupa saham atasu obligasi, dan tidak melibatkan transfer kepemilikan secara langsung.

Kategori terakhir dalam rekening modal adalah modal lainnya. Modal lainnya mencakup investasi jangka pendek seperti deposit bank, instrumen pasar uang dan sebagainya. Investasi tersebut biasanya cukup sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga dan perubahan kurs mata uang. Karena tingkat bunga dan kurs berubah-ubah dengan cepat, aliran modal untuk investasi ini cukup fluktuatif dan mudah berubah-ubah.

c. Rekening Cadangan (Reserve Account) Rekening dangan mencerminkan transaksi yang melibatkan cadangan-cadangan. Untuk membiayai impor, suatu negara akan menggunakan (menjual) cadangannya. Cadangan itu biasanya adalah berupa uang keras, emas, atau cadangan di IMF. d. Rekening Lainnya Mencakup selain ketiga rekening tersebut. Contoh rekening kesalahan dan tanpa catatan mencatat ketidak seimbangan debit dan kredit

Contoh Transaksi Neraca PembayaranKredit a. Rekening Transaksi berjalan b. Penjualan minyak ke Jepang c. Bantuan dari jepang Rekening Modal a. Pembelian saham di BEJ oleh Investor asing b. Pembelian Obligasi yang dikeluarkan oleh jasa marga oleh investor asing Cadangan Resmi a. Penjualan emas oleh BI b. Penjualan yen oleh BI Debit a. Pembelian komponen mobil dari jepang b. Pembayaran kepada pekerja AS yang bekerja di perusahaan Indonesia a. Investasi baru di Cina oleh perusahaan Indonesia b. Deposit oleh pemerintah Indonesia di Citibank, di AS

a. Pembelian emas oleh Bank Indonesia b. Pembelian dolar atau yen oleh BI

2. KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN DAN MEKANISME PENYESUAIAN Kaitan antara neraca pembayaran dengan kurs mata uang bisa dilihat melalui persamaan : (X-M) + (CI CO) + (FXB) = BOP (1) Dimana : X-M = Eksport- Import (Keseimbangan transaksi berjalan CI-CO = Aliran kas masuk Aliran kas keluar (keseimbangan Modal) FXB = Cadangan mata uang asing BOP = Neraca Pembayaran

2.1. Sistem Kurs Tetap Dengan sistem ini pemerintah (BI) mempunyai tugas untuk memastikan agar neraca pembayaran menjadi nol. (X-M) + (CI-CO) + (FXB) = 0 .. (2) (X-M) + (CI-CO) = -(FXB) (3) Jumlah jumlah neraca transaksi berjalan dengan neraca modal tidak sama dengan nol, maka pemerintah akan melakukan intervensi. Jika Positif = surplus terhadap permintaan mata uang negara tersebut. Pemerintah bisa melakukan intervensi dengan menjual mata uangnya, memebeli mata uang asing dan emas. Dengan harapan kurs bisa turun sesuai dengan kurs yang ditetapkan oleh sistem kurs.

2.2. Sistem Kurs Mengambang Dibawah sistem kurs mengambang, pemerintah tidak mempunyai kewajiban untuk menjaga kurs mata uangnya. Karena itu cadangan dalam sistem tersebut adalah nol. (X M) = - (CI CO) (4) dengan kata lain, rekening transaksi berjalan akan sama dengan rekening modal, dengan tanda yang berbeda. Rekening berjalan akan diimbangi oleh rekening modal. Jika jumlah neraca transaksi berjalan dengan neraca modal tidak sama dengan nol, maka kurs akan berubah, sampai neraca pembayaran = 0

2.3. Kurs Mengambang Dalam sistem ini pemerintah sekali-kali melaku-kan intervensi di pasar uang.Persamaan (4) di atas masih berlaku tetapi tidak begitu kaku. Pemerintah lebih berusaha mengubah penghara-pan atau penilaian pasar terhadap kurs dengan mempengaruhi motivasi aktivitas pasar dibanding dengan intervensi langsung. Tindakan pokok yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah tingkat bunga relatif (yaitu berusaha mengubah rekening modal (CI-C0) dalam persamaan diatas, terutama komponen aliran modal jangka pendek (karena aliran ini sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga)

3. ALIRAN BARANG, JASA DAN MODAL

3.1.Persamaan Pendapatan dan Pengeluaran Nasional Untuk membicarakan aliran barang, jasa dan modal, berikut ini beberapa persamaan pendapatan nasional Pendapatan nasional bisa diukur berdasarkan penghasilan dan pengeluaran. Penghasilan : Pendapatan Nasional = Konsumsi + Tabungan .. (5) Pengeluaran : Pengeluaran Nasional = Konsumsi + Investasi .. (6)

Dengan mengurangkan pengeluaran nasional terhadap pendapatan nasional, kita akan memperoleh : Pend Pengl = Konsumsi + S (C + I) (7) Nas Nas Pend- Pengl = S I (8) Nas Nas Invetasi adalah Investasi luar negeri bersih. Catatan : S = Tabungan, C = Konsumsi, I = Invetasi

3.2. Hubungan antara Rekening Transaksi Berjalan Rekening Modal Kembali ke persamaan pendapatan nasional di atas. Jika pengeluaran nasional dikurangkan dari pendapatan nasional, sisa barang dan jasa akan sama dengan ekspor. Pend nas Pengl Nas = ekspor Impor (9) Transaksi berjalan akan defisit jika pengelua-ran nasional melebihi melebihi pendapatan nasional Pers (8) dan (9) diperoleh Tabungan Investasi = Eksport Import .. (10)

Jika tabungan suatu negara melebihi investasi-nya maka negara tersebut mengalami surplus transaksi berjalan (demikian sebaliknya). Bila tabungan - invetasi = Investasi asing (keLN) bersih. Maka Investasi Asing bersih = Ekspor Impor . (11) Surplus transaksi berjalan = Investasi asing bersih. Jadi negara yang mempunyai surplus transaksi berjalan akan menjadi pengekspor modal bersih (dan sebaliknya). Persamaan (11) dapat diinterpretasikan, dinegara dengan sistem kurs mengambang, tidak ada cadangan, maka defisit transaksi berjalan akan = surplus neraca modal, dan sebaliknya.

3.3. Defisit Anggaran dan Surplus Tabungan Swasta

Pengl = Peng + I Swasta + Pengeluaran (G) Nas RT Swasta = Pend S Swasta- TX + I Swasta + Pengl (G) . (12) Nas Swasta Persamaan (12) dapat ditulis sbb : Pengl Pend = I Swasta S Swasta + Defisiti Angg Nas Nas Pemerintah (13) Dimana defisit anggaran pemerintah sama dengan pengeluaran pemerintah dikurangi pajak

4. Strategi Menghadapi Defisit Transaksi Berjalan Untuk mengatasi transaksi berjalan yang negatif suatu negara biasanya melaukan beberapa langkah berikut : 4.1. Depresiasi Mata Uang Mata uang yang terlalu tinggi akan bertindak sebagai pajak terhadap eksport dan subsidi terhadap impor, dan akan mengakibatkan turunnya ekspor dan turunnya impor. Negara dengan mata uang yang terlalu tinggi maka akan mengalami defisit neraca transaksi berjalan. Untuk mengatasinya banyak negara melakukan depresiasi atau devaluasi mata uang.

Jika perubahan nilai mata uang secara nominal tersebut tidak langsung diikuti dengan perubahan inflasi, maka nilai mata uang riil akan berubah (harga menjadi lebih murah), yang mengakibatkan naiknya daya saing barang dari negara tersebut. Harga yang lebih murah mendorong ekspor dan menurunkan impor, yang mengakibatkan transaksi berjalan akan semakin membaik. Jika kemudian inflasi di negara tersebut mengalami kenaikan (sebagai akibat depresiasi mata uang tersebut), maka nilai mata uang secara rill tidak akan berubah, yang menghapuskan daya saing mata uang tersebut.

Sayangnya kaitan antara nilai (kurs) suatu mata uang denga transaksi berjalan tidak sesederhana yang dibayangkan. Kurs ditentukan oleh kekuatan pasokan dan permintaan mata uang yang bersangkutan. Pasokan dan permintaan mata uang tersebut sangat ditentukan oleh kondisi fundamental ekonomi atau pengharapan kondisi ekonomi dimasa mendatang. Buktu empiris menunjukkan bahwahubungan antara kurs dengan transaksi berjalan tidak sederhana.

4.2. Proteksionisme Respon lain adalah meningkatkan proteksi pasar dalam negeri, dengan membatasi impor melalui tarif atau kuota. Tarif pada dasarnya merupakan pajak terhadap barang asing yang masuk ke pasar domestik. Dengan adanya tarif harga barang tersebut akan naik dan akan menurunkan daya saing produk itu relatif terhadap produk domestik. Kuota akan membatasi impor barang tertentu, dengan pembatasan terhdap pasokan barang tersebut, harga barang impor akan cenderung naik. Efek dari keduanya adalah kenaikan harga yang akan dibeli masyarakat, yang akan mengakibatkan turunnya standar hidup masyarakat tersebut.

4.3 Pembatasan Kepemilikan Asing Investor asing dilarang memiliki aset domestik. Dengan larang-an tersebut, aliran modal masuk bersih ke suatu negara menjadi berkurang. Berkurangnya aliran dana masuk akan mengurangi pasokan modal, yang kemudian akan menaikkan tingkat bunga. Tingkat bunga yang tinggi, mendorong tabungan lebih tinggi, dan menurunkan investasi. Tetapi pembatasan kepemilikan asing tidak akan efektif jika pengeluaran domestik tetap lebih tinggi dibandingkan pro-duksi nasional. Sementara kepemilikan asing juga memiliki sisi positif.Modal asing membantu pertumbuhan domestik. Seringkali investor asing masuk dengan dengan teknologi dan manajemen yang lebih baik/efisien (harga, kualitas lebih baik, produktifitas pekerja meningkat, menaikkan income)

4.4. Defisit Transaksi Berjalan dan Tingkat Pengangguran. Argumen mengatakan defisit transaksi berjalan akan mengakibatkan pengangguran yang lebih tinggi, semakin banyak barang impor yang masuk menyaingi barang domestik. Dengan semakin berkurangnya barang domestik maka tingkat pengangguran juga semakin tinggi. Dengan membatasi impor maka tingkat pengangguran diharapkan bisa berkurang.

4.5. Ringkasan Mengenai Aliran Barang, Jasa, dan Modal. Jika suatu negara mempunyai tabungan yang tinggi dibandingkan investasinya, maka negara tersebut akan mengekspor dananya ke luar negeri. Aliran dana akan keluar, maka barang dan jasa juga akan keluar dari negara tersebut. Sebaliknya negara yang mempunyai investasi yang lebih tinggi dibandingkan tabungan akan mengimpor dana. Aliran dana akan masuk ke negara tersebut, sementara barang dan jasa juga akan masuk kenegara tersebut. Negara tersebut akan mengalami surplus rekening dana dan negatif rekening transaksi berjalan

Dalam situasi semacam itu, surplus/defisit transaksi berjalan merupakan hasil penyesuaian terhadap perbedaan perilaku menabung dan investasi dari beberapa negara

BAB IV PENETUAN KURS MATA UANG ASING

1. KESEIMBANGAN DALAM PENENTUAN KURSApresiasi berarti meningkatnya nilai mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang lainnya Depresiasi berarti sebaliknya, yaitu menurunnya nilai mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang lainnya. Jika pada awal tahun kurs Rp3.000/US$ dan pada akhir tahun menjadi Rp 4.000/US$ maka dolar mengalami apresiasi terhadap rupiah, sebaliknya rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar AS.

Apresiasi dan Depresiasi berbeda dengan revalusi dan devaluasi. Devaluasi berarti menurunnya nilai atau kurs mata uang terhadap mata uang lainnya secara resmi. Revaluasi sebaliknya meningkatnya nilai atau kurs mata uang terhadap mata uang lainnya secara resmi. Situasi semacam ini biasanya terjadi di negara yang menganut sistem kurs tetap.

Jika kita menggunakan kaca mata Indonesia maka kita akan membicarakan dolar. Kurs rupiah/dolar akan ditentukan oleh permintaan dan penawaran dolar dipasar valuta asing. Dalam kondisi keseimbangan (equilibrium), kurva permintaan dan penawaran seperti pada bagan berikut :

Nilai Rupiah Per 1$ (e) Penawaran (S) Rp 3000 (e0)

Equilibrium

Permintaan (D) Kuantitas $ AS Bagan 4.1 Kondisi keseimbangan D dan S

Digambar tersebut, kondisi keseimbangan kurs yang terjadi adalah Rp 3.000/US$ Misalnya sekarang barang Indobesia menjadi lebih murah relaif dibanding dengan barang AS, makan banyak orang AS menginginkan barang Indonesia, karena lebih murah. Situasi seperti ini menyebabkan permintaan permintaan terhadap rupiah naik, sehingga kurva penawaran bergeser ke sebelah kanan (S1) seperti bagan :

Bagan 4.2. Kurva Penawaran dolar AS bergeser ke sebelah kanan Nilai Rp/1$ (e) S S1 Rp 3.000 (e0) (e1) D Q0 Q1 Kuantitas US$

Karena barang di Indonesia lebih murah terhadap barang si AS, orang Indonesia lebih suka membeli barang Indonesia, permintaan tehadap barang AS semakin berkurang, dengan perkataan lain permintaan terhadap dolar semakin berkurang. Akibatnya kurva permintaan terhdap dolar AS bergeser ke sebelah kiri seperti terlihat pada bagan ini

Bagan 4.3 Kurva Permintaan Dolar Bergeser ke Sebelah KiriNilai Rp Per 1$ (e) S

Rp 3000 (e0) (e2)

D D1 Q2 Q0 Kuantitas dolar AS (Q)

Pada kenyataannya perubahan kedua kekuatan tersebut terjadi secara bersamaan, sehingga akan terlihat pada bagan berikut. Nilai Rp Per 1$ (e) S Rp 3.000 (e0) Rp 2.500 (e3) D D1 Q0 Q3 Q US $ Bagan 4.3 Kurva Permintaan Dolar bergeser ke sebelah Kiri

Biasanya apresiasi atau depresiasi bisa dihitung sebagai berikut, misalnya dua mata uang yang terlibat adalah rupiah dengan dolar Apresiasi/Depresiasi US$ = Rp/US$ Baru-Rp US$ lama Rp/US$ lama Apresiasi/Depresiasi Rupiah = Rp/US$ Baru-Rp US$ lama Rp/US$ lama Apresiasi (Depresi)US AS = Rp 2.500/US$ - Rp 3.000/US$ Rp3.000/US$ = -16,67 artinya (dolar mengalami depresiasi sebesar 16,67 terhadap rupiah)

Atau menggunakan rumus :

Apresiasi (depresiasi) Rp = US$0,0004/US$-0,000333/Rp US$0,000333/Rp = + 20 %

Yang berarti rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar sebesar 20%. Perhatikan bahwa e1 = Rp 2.500/$. e0 = Rp 3.000/$, menandakan bahwa rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar. Perhatikan bahwa apresiasi rupiah terhadap dolar tidak sama dengan dengan depresiasi dolar terhadap rupiah. Keterangan : US$1/Rp 2500 = 0,0004 US$1/Rp 3.000 = 0.000333

Contoh :

Apresiasi (depresi)rupaih = $e1/Rp (baru) - $e0/Rp (lama) $e0/Rp (lama) Atau disederhanakan = e1 e0 eo Sementara depresiasi dolar erhadap rupiah adalah Depresiasi dolar =Rp/$baru Rp /$ lama Rp / $ lama = e0 e1 = (e0/e1) -1 e = tanda minus meunjukkan depresiasi

Dalam contoh di atas, apresiasi rupiah terhadap dolar adalah 20%, atau apresiasi rupiah = (e1-e0)e0 = 20%, atau (e1/e0) -1 = 0,2 atau (e1/e0) = 1,2 dengan demikian e0/e1 = 1/1,2 = 0,833. Depresiasi dolar terhadap rupiah adalah (e0-e1)/e1 Depresiasi US$ = (e0/e1) 1= (1/1,2) 1 = 0,8333 1 = - 0,176 Tanda (-) menunjukkan depresiasi

2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS a. Permintaan terhadap uang. Permintaan terhadap rupiah meningkat mengakibatkan kurs rupiah menguat relatif terhadap terhadap dolar, sedangkan permintaan terhadap barang AS menurun (harga barang-barang AS mahal) mengakibatkan permintaan terhadap dolar turun. Permintaan dolar yang semakin kecil mengakibatkan kurs dolar melemah

b. Perbedaan Tingkat Bunga Antar Negara Kenaikan tingkat bunga di AS relatif terhadap tingkat bunga di Indonesia akan menyebabkan banyak investor mengalihkan investasinya dari instrumen keuangan dengan denominasi dolar. Investor berusaha memanfaatkan tingkat bunga yang lebih tinggi, sebagai akibatnya dolar akan menguat (apresiasi) terhadap rupiah, atau rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar.

c. Menguatnya perekonomian suatu negara Perekonomian yang semakin baik, diiringi dengan stabilitas keamanan, politik membuat akan semakin banyak investor membeli mata uang negara tersebut untuk memasuki negara tersebut. Kondisi ini akan mempengauhi kurs mata uang negara tersebut. d. Pengharapan (ekspektasi) Kondisi ini dipengaruhi berbagai faktor yang berkaitan dengan kondisi ekonomi, politik, sosial. Penilaian seperti ini sama seperti penilaian surat berharga (saham/obligasi)

3.PERANAN BANK SENTRAL Bank Sentral merupakan otoritas moneter tertinggi suatu negara, yang mempunyai tugas antara lain : a. Menjaga stabilitas harga b. Menjaga tingkat bung yang cukup rendah c. Menjaga nilai mata uang agar berada dalam zona target tertentu

Stabiltas harga berarti inflasi yang rendah. Tingkat bunga yang rendah diharapkan bisa mendorong iklim invetasi. Bila tingkat bunga rendah pertumbuhan ekonomi bisa meningkat, tetapi inflasi cenderung meningkat juga. Dengan demikian tingkat bunga dijaga sedemikian rupa sehingga pertumbuhan ekonomi tidak mengakibatkan inflasi yang tidak terkendali.

Bank Sentral mempunyai perkiraan nilai mata uang yang ideal. Nilai mata uang yang terlalu tinggi mengakibatkan harga semakin mahal dibandingkan barang dalam dalam negeri. Akibatnya ekspor suatu negara akan terhambat dan Produk domestik negara tersebut juga menjadi berkurang daya saingnya dibandingkan produk yang sejenis dari negara lain. Penggangguran semakin tinggi.

Mata uang yang terlalu murah juga tidak efektif, mengakibatkan produk-produk impor menjadi lebih mahal dibandingkan dengan produk dalam negeri. Bila produk impor tersebut merupakan input produksi (faktor produksi) maka kenaikan harga faktor produksi akan mendorong inflasi dan biaya produksi akan tinggi. Dan produk domestik juga akan ikut naik menyesuaikan dengan kenaikan hargaharga, dan mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi turun

Stabiltas kurs mata uang juga harus diperhatikan. Kurs yang berubah-ubah tidak menguntungkan bagi kegiatan ekonomi. Kegiatan bisnis akan terdorong oleh kurs yang stabil, sehingga perhitungan bisnis dapat dilakukan dengan lebih akurat. Untuk menjaga stabilitas kurs, Bank Sentral dapat melakukan intervensi di pasar uang. Misalnya mata uang dolar melemah terhadap rupiah, Bank Sentral AS merasa kurs US $ dibawah idel, maka Bank Sentral AS dapat membeli dolar dan menjual Rp dipasar terbuka. Dengan cara ini maka permintaan dolar akan semakin meningkat

BAB V PASAR VALUTA ASING

1. Organisasi Pasar Valuta Asing y Pasar Valuta asing tersebar di dunia (London US$

y

y y y

303 Triliun, New York US$ 192 triliun, Tokyo US$ 128 triliun, Singapura US$ 75 Triliun, dstnya) Pasar valuta asing ditandai dengan jaringan elektronik bank, broker valuta asing, dealer valuta asing yang menembus batas negara. Pelaku pasar dihubungkan melalui/faks. Pedagang valuta asing di bank berkosentrasi di departemen dealing dan disebut sebagai dealer. Dealer dalam melakukan aktivitasnya dikelilingi oleh monitor yang menampilkan informasi kurs uang asing dan berita terbaru dunia.

y Transaksi dilakukan secara elektronik (jaringan

elektronik) y Karier dealer dimulai pada saat usia muda dan berakhir pada usia 35 th (intensitas yang tinggi) y Kebanyakan transaksi dilakukan secara verbal (bukti menyusul) y Kode informasi dan aturan informal tertentu berkembang mengatur dan mengikat dealer dalam melakukan transaksi y Kode dan aturan digunakan untuk mengatur transaksi valas yang dilakukan dengan cepat

1.1. Pelaku y Pasar valas ada karena perbedaan mata uang dunia dan ada kebutuhan akan valas y Pasar valas memungkinkan transaksi valas dilakukan dengan efisien y Transaksi yang terjadi dipasar keuangan pada dasarnya adalah transfer daya beli dengan dominasi mata uang tertentu ke daya beli dengan dominasi mata uang lain y Contoh : Eksportir Indonesia mengeksor kayu ke Jepang (transaksi valas akan terjadi), pembayaran transaksi dengan mata uang masing-masing. y Pasar valas bermanfaat karena bisa menjembatani kedua pihak (Pihak Importi dan eksportir). y Perantara (yang menjembatani Importir dan eksportir)

1.2. Institusi Yang Membutuhkan Valuta Asing Pihak yang termasuk dalam kategori ini adalah : y perusahaan multinasional, importir, eksportir membutuhkan valas untuk transaksi perdagangan y pelaku individual biasanya untuk konsumsi mereka (eks : Wisatawan AS yang datang ke Indonesia) y Spekulan membeli valas dengan tujuan memperoleh keuntungan y Arbitraser memasuki pasar valas untuk memanfaatkan yang dalam kondisi tidak seimbang y Lembaga keuangan memasuki pasar valas karena : merela melayani individu yang membutuhkan valas y Bank Sentral masuk ke pasar valas untuk melakukan intervensi agar kurs berada dalam range tertentu

1.3. Pelaku Perantara