Manajemen Kep (1)

43
DESIMINASI AWAL PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN MAHASISWA STIKES INSAN UNGGUL SURABAYA DI RAWAT INAP KELAS III RUANG CHERY DAN PEAR RUMAH SAKIT PARU SURABAYA OLEH : MAHASISWA

description

manajemen

Transcript of Manajemen Kep (1)

BAB I

DESIMINASI AWAL PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN

MAHASISWA STIKES INSAN UNGGUL SURABAYA

DI RAWAT INAP KELAS III RUANG CHERY DAN PEARRUMAH SAKIT PARU SURABAYA

OLEH :

MAHASISWA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

INSAN UNGGUL SURABAYA

TAHUN 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Manajemen keperawatan dewasa ini perlu mandapatkan prioritas utama untuk perkembangan keperawatan dimasa yang akan datang semua itu berkaitan erat dengan tuntutan kemajuan jaman diera global yang menuntut bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan tetap memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.Pelayanan yang berkualitas tentunya harus didukung dengan sumber-sumber yang memadai pula. Sumber-sumber itu antara lain : sumber daya manusia, standar pelayanan atau standar praktek keperawatan dan fasilitas. Sumber-sumber yang telah tersedia tersebut hendaknya dimanfaatkan sebaik mungkin agar memiliki daya guna yang lebih tinggi sehingga tercapai kualitas yang cukup tinggi pula dengan menggunakan biaya seminimal mungkin.Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang didirikan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, khususnya pasien dan keluarganya. Tujuan utama dari pelayanan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien dan keluarganya.Pengembangan model praktek keperawatan professional merupakan hal yang sangat penting memberikan kontribusi terhadap profesi keperawatan dalam meningkatkan mutu pelayanan atau Asuhan Keperawatan melalui pengembangan model praktek keperawatan professional, sehingga masyarakat dapat melihat secara langsung pemberian pelayanan secara professional.Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah pembenahan manajemen keparawatan, karena dengan adanya factor pengelolaan yang optimal diharapkan mampu menjadi sarana peningkatan keefektifan pemberian pelayanan keperawatan.Manajemen Keperawatan merupakan rangkaian kegiatan keperawatan yang terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Perencanaan disusun berdasarkan hasil pengkajian data informasi tentang pasien, tenaga keperawatan, administrasi, model pemberian asuhan keperawatan dan sistem pendokumentasian. Model pemberian asuhan keperawatan saat ini yang berusaha diterapkan adalah metode pemberian asuhan keperawatan Primary Nursing.Berdasarkan fenomena diatas, kami mencoba menerapkan model praktik Keperawatan Professional dengan metode pemberian asuhan keperawatan Primary Nursing, dimana pelaksanaannya dilakukan di Rumah Sakit Paru Surabaya dengan melibatkan perawat di Ruang Inap Belakang (RIB) PEAR dan CHERY. Berdasarkan masalah yang diambil pada tanggal 11-14 Maret 2013, kelompok mencoba memberikan solusi dengan menerapkan Model asuhan Keperawatan Professional (MAKP) dengan metode pemberian asuhan keperawatan modifikasi Primary Nursing,di ruangan inap belakang (RIB) PEAR dan CHERAY Rumah Saakit Paru Surabaya dengan melibatkan perawat setempat.sehingga di harapkan penerapan MAKP dengan metode primary nursing ini, bisa membantu memperbaiki dan meningkatkan proses keperawatan di ruang inap belakang (RIB) PEAR dan CHEARY.2. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat mengerti prinsip manajemen keperawatan dan cara pengorganisasian pelayanan keperawatan yang sesuai dengan ruangan.

b. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :

1) Melakukan pengkajian awal berdasarkan M 5, meliputi : Man, Material, Methode, Market dan Money di ruang rawat inap belakang (RIB) kelas III PEAR dan CHERY.

2) Mengidentivikasi MKAP yang digunakan di ruang rawat inap belakang (RIB) kelas III PEAR dan CHERY.

3) Melakukan penerapan sentralisasi obat

4) Melakukan timbang trima keperawatan

5) Melakukan ronde keperawatan

6) Melakukan supervise keperawatan

7) Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan melakukan model problem,implementtasi dan etiologi

8) Melakukan discharge planning

9) Menganalisis tingkat kepuasan pasien yang tidak dilakukan dan yang dilakukan primary nursing (MKAP).3. Manfaat

a. Mahasiswa

1) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.

2) Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP : Primary Nursing di Ruang Inap Belakang (RIB) PEAR dan CHERRY.

3) Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP di Ruang Inap Belakang (RIB).

4) Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun rencana strategi

5) Mahasiswa mampu memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan keperawatan professional di Ruang Inap Belakang (RIB) PEAR dan CHERRY.b. Perawat Ruang Inap belakang (RIB)

1) Melalui Praktik Manajemen Keperawatan dapat mengetahui masalah-masalah yang ada di Ruang Inap Belakang (RIB) PEAR dan CHERRY yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP.

2) Melalui Praktik Manajemen Keperawatan perawat ruangan dapat mempelajari penerapan model Asuhan Keperawatan Professional : Primary Nursing.3) Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.

4) Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan pasien serta keluarga.

5) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

c. Pasien dan Keluarga pasien

Tercapainya kepuasan pasien dan keluarga yang optimal.

d. Institusi Pendidikan

Bahan masukan dan member gambaran tentang pengelolaan Manajemen Ruangan.

BAB II

PENGKAJIAN

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan yang meliputi data,analisis SWOT dan identifikasi masalah.

1. Visi misi RS Paru Surabaya

a. Visi RS Paru SurabayaMenjadi rumah sakit paru rujukan di jawa timur dengan pelayanan lebih maju.b. Misi RS Paru Surabaya

1) Menyelenggarakan pelayanan keperawatan paripurna.

2) Menyelenggarakan pelayanan keperawatan berdasarkan proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan psiko, social dan spiritual.

3) Melaksanakan pengembangan SPM keperawatan.

4) Merencanakan dan menyediakan fasilitas keperawatan.c. Moto RS Paru Surabaya

Melayani dengan senyum.2. Pengumpulan Data

a. Analisis Situasi1) Ketenagaan (Man/M1)

Analisis ketenagaan jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan, latar belakang pendidikan, masa kerja, jenis pelatihan yang diikuti, struktur organisasi, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dan alur masuk pasien.

a) Tenaga Keperawatan

Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Rawat Inap Belakang (RIB) kelas III

NoNamaJenisPendidikanMasa JabatanPelatihan yang pernah diikuti

1.Hanik Catur S Amd.KepPerempuanD3 Kep10 tahunBLS, diklat manajemen bangsal

2.Lilis Suryani S.KepPerempuanS1Kep16 tahunBLS, BCLS,klinical previlage, program TB

3.Timotius SLaki-lakiSPK14 tahunBLS

4.Miftakhul Huda Amd.KepLaki-lakiD3 Kep6 tahunBLS

5.Santo Bastomi Amd.KepLaki-LakiD3 Kep6 tahunBLS

6.Miftahul Huda Amd.KepLaki-LakiD3 Kep6 tahunBLS

7.Dwi R, Amd.KepPerempuanD3 Kep7 tahunBLS

8.Kodrat TR Amd.KepLaki-lakiD3 Kep8 tahunBLS

9.Faisol S.Kep.NsLaki-lakiS1 Kep7 bulanBLS

10.Dewi S Amd.KepPerempuanD3 Kep7 tahunBLS

11.Putri R BO S.Kep.NsPerempuanS1 Kep4 tahunBLS

b) Tenaga dokter

No Dokter Umum

1.Dr. Nanang Oeripto

2.Dr. Diana

3.Dr. Ariyani

c) Tenaga non medis

NoNamaTugas

1Siti asiyahAdministrasi

2FausiPengganti o2

d) Struktur organisasi

Bagan 2.1 Bagan struktur organisasi model tim di ruang rawat inap kelas 3 rumah sakit paru surabayae) Tingkat ketergantungan Klien dan Kebutuhan Tenaga Perawat

Tingkat ketergantungan klien di ruang rawat inap kelas III Pear dan Chery dinilai dengan menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien menurut Orem ; Total, Partial dan Minimal care. Menurut Douglass, Lovevidge dan Cummiengs, 1996 klasifikasi ketergantungan pasien dibagi menjadi 3 kategori yaitu perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam, perawatan intermediet 3-4 jam/24 jam, perawatan total 5-6 jam/24 jam.Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap kelas 3 (pear dan chery) RS Paru Surabaya.

(1) Jumlah tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien di ruang Rawat Inap kelas III (Pear dan Chery) RS Paru Surabaya dengan total bed 22 buah pada tanggal 12 Maret 2013.Klasifikasi PasienJumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan

PagiSiangMalam

Minimal Care9 x 0,17 = 1,539 x 0,14 = 1,269 x 0,1 = 0,9

Partial Care5 x 0,27 = 1,357 x 0,15 = 1,057 x 0,07 = 0,49

Total Care0 x 0,36 = 00 x 0,3 = 00 x 0,2 = 0

Jumlah2,88

32,3121,391

Kesimpulan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di Ruang Inap Belakang pada tanggal 12 Maret 2013 adalah sebanyak 6 orang. Jumlah tenaga lepas dinas per hari = 86 x 6 / 297 = 1,73 dibulatkan menjadi 2 orang. Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di Rawat Inap kelas III Pear dan Chery adalah 6 orang + 1 orang structural + 2 orang lepas dinas = 9 orang.(2) Jumlah tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien di ruang Rawat Inap kelas III (Pear dan Chery) RS Paru Surabaya dengan total bed 22 buah pada tanggal 13 Maret 2013.Klasifikasi PasienJumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan

PagiSiangMalam

Minimal Care11 x 0,17 = 1,879 x 0,14 = 1,268 x 0,1 = 0,8

Partial Care5 x 0,27 = 1,355 x 0,15 = 0,756 x 0,07 = 0,42

Total Care0 x 0,36 = 00 x 0,3 = 00 x 0,2 = 0

Jumlah3,2232,0121,221

Kesimpulan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di Ruang Inap Belakang pada tanggal 12 Maret 2013 adalah sebanyak 6 orang.

Jumlah tenaga lepas dinas per hari = 86 x 6 / 297 = 1,73 dibulatkan menjadi 2 orang. Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di Rawat Inap kelas III Pear dan Chery adalah 6 orang + 1 orang structural + 2 orang lepas dinas = 9 orang.

(3) Jumlah tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien di ruang Rawat Inap kelas III (Pear dan Chery) RS Paru Surabaya dengan total bed 22 buah pada tanggal 14 Maret 2013.Klasifikasi PasienJumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan

PagiSiangMalam

Minimal Care6X0,17=X0,14=X0,1=

Partial Care8X0,27=X0,15=X0,07=

Total Care0X0,36=X0,3=X0,2=

Jumlah

Kesimpulan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di Ruang Inap Belakang pada tanggal 14 Maret 2013 adalah sebanyak

Jumlah tenaga lepas dinas per hari =

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang Rawat Inap Kelas III adalah

KLASIFIKASI DAN KRITERIATINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN

I. MINIMAL CARE

1. Pasien bisa mandiri / hampir tidak memerlukan bantuan.

Mampu naik turun tempat tidur.

Mampu ambulasi dan berjalan sendiri.

Mampu makan dan minum sendiri.

Mampu mandi sendiri / mandi sebasian dengan bantuan.

Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri).

Mampu berpakaian dengan berdandan dengan sedikit bantuan.

Mampu BAB dan BAK dengna sedikit bantuan.

2. Status psikologis stabil.

3. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik.

4. Operasi ringan.

II. PARTIAL CARE

1. Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian.

Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik turun tempat tidur.

Membutuhkan bantuan untuk ambulasi / berjalan.

Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan.

Membutuhkan bantuan untuk makan disuap.

Membutuhkan bantuan untuk membersihkan mulut.

Membutuhkan bantuan untuk berpakaian atau berdandan.

Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur / kamar mandi).

2. Post operasi minor (24 jam).

3. Melewati fase akurt dari post operasi mayor.

4. Fase awal dari penyembuhan.

5. Observasi TTV setiap 4 jam.

6. Ganggugan emosional ringan.

III. TOTAL CARE

1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat yang lebih lama.

2. 24 jam post operasi mayor.

3. Pasien tidak sadar.

4. Keadaan pasien tidak stabil.

5. Observasi TTV setiap 1 2 jam.

6. Perawatan luka bakar.

7. Perawatan kolostomi.

8. Penggunaan alat bantu pernafasan (Respirator).

9. Menggunakan WSD.

10. Irisasi kandung kemih secara terus menerus.

11. Menggunakan alat traksi (skeletal traksi).

12. Fraktur dan pasca operasi tulang belakang / leher.

13. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi.

f) Alur PasienAlur pelayanan pasienBagan alur pelayanan pasien2) Sarana dan Prasarana (Materials/M2)

Penerapan proses manajerial keperawatan dan kegiatan Surabaya mengambil tempat di ruang Rawat Inap Kelas III (PEAR dan CHERY) RS Paru Surabaya. Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 11 Maret 2013. Adapun data yang didapat adalah sebagai berikut :

a) Lokasi dan Denah Ruangan

Lokasi dimana penerapan proses manajerial keperawatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Insan Unggul Surabaya, di ruang Rawat Inap kelas III (PEAR dan CHERY) RS Paru Surabaya.Adapun denah ruangan adalah sebagai berikut :DENAH RUANG RAWAT INAP KELAS III

OK

R. Dokter

R. File

CHERY

PEAR

b) Lingkungan KerjaBerdasarkan hasil pengkajian pada hari Senin tanggal 11 Maret 2013, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur ruang Rawat Inap kelas III RS Paru Surabaya sebanyak 22 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :

(1) Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Rawat Inap kelas III (PEAR dan CHERY) kelas III RS Paru Surabaya : Tanggal 12 Maret 2013.NoShiftKelas IIIBOR

1.

2.

3.PagiSore

Malam22 bed (7 kosong)22 bed (6 kosong)22 bed (6 kosong)15/22 x 100% = 68,18%16/22 x 100% = 72,72%

16/22 x 100% = 72,72%

(2) Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa praktik manajemen keperawatan di ruang Pear tanggal 12 Maret 2013.NoShiftKelas IIIBOR

1.

2.

3.Pagi

Sore

Malam11 bed (4 kosong)

11 bed (6 kosong)11 bed (6 kosong)7/11 x 100% = 63,64%

5/11 x 100% = 45,45%

5/11 x 100% = 45,45%

(3) Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa praktik manajemen keperawatan di ruang Chery tanggal 12 Maret 2013.

NoShiftKelas IIIBOR

1.

2.

3.Pagi

Sore

Malam11 bed (7 kosong)

11 bed (0 kosong)11 bed (0 kosong)4/11 x 100% = 36,36%

11/11 x 100% = 100%

11/11 x 100% = 100%

c) Peralatan dan fasilitas(1) Fasilitas untuk pasien

NoNama BarangBaikRusakJumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.Tempat tidur dewasa

Lemari pasien/laci

Kipas angin

Kursi roda

Kursi plastik

Jam dinding

Timbangan

Kamar Mandi dan WC18

18

62

10

0

1

24

4

0

0

0

0

1

022

22

62

10

0

2

2

(2) Fasilitas untuk petugas kesehatan, meliputi : Kamar mandi dan WC

Musholla

Ruang ganti

Nurse station

Gudang

Meja TU Televisi Dispenser

Kipas angin

Jam dinding

AC

Pesawat telpon

Kursi kayu

Kursi berbusa

(3) Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan yang ada di ruang Rawat Inap kelas IIINoNama BarangBaik Rusak Jumlah

1.2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.StetoskopTermometer digital

Tensimeter

Tabung O2

Bak Injeksi

Almari kayu

Almari besi

Almari kaca

Gunting AJ

Cutter

Korentang

Tromol kecil bulat

SuctionTelepon

Almari es

Standar infuse

Infus set

Urine bag

Glukometrik

Selang kateter

Senter

Handscoon

Masker

SepreiSarung bantal

Kamar mandi

Tabir kayu

Bengkok

Oksimetri

BranchartPispot

Torniquet

Nebulizer

ECG

Kom

Almari plastik

Tempat sampah

Timbangan

Pengangkut oksigen3 buah1 buah3 buah20 buah3 buah2 buah1 buah0 buah1 buah0 buah1 buah2 buah1 buah2

1

36

8

5

1

15

1

1 box

1 box

20

20

1

0

0

0

0

02

1

1

2

2

6

0

10 buah0 buah0 buah0 buah0 buah5 buah0 buah1 buah0 buah1 buah0 buah0 buah0

0

0

1

0

0

0

0

0

0 box

0 box

0

0

0

0

0

0

0

10

0

0

0

1

0

1

13 buah1 buah3 buah20 buah3 buah7 buah1 buah1 buah1 buah1 buah1 buah2 buah1

2

1

27

8

5

1

15

1

1 box

1 box

0

0

0

0

0

0

0

10

0

0

0

0

0

1

2

(4) Administrasi penunjang : Buku injeksi

Buku obat

Buku expedisi

Buku jamkesmas

Lembar dokumentasi

Buku timbang terima

SAP3) Metode pemberian asuhan keperawatan ( Method/ M3)a) Penerapan pemberian model asuhan keperawatan (MAKP)

Berdasarkan hasil pengkajian terhitung mulai tanggal 11 Maret 2013 model asuhan keperawatan profesional yang dilakukan di Ruang rawat Inap kelas 3 RS Paru Surabaya sampai saat ini belum optimal menetapkan model yang sesuai dengan MAKP. Model pemberian asuhan keperawatan masih menggunakan model gabungan tim dan fungsional. Dimana pada pelaksanaannya katim hanya terdapat pada shift pagi saja, sedangkan pada shift siang dan malam menggunakan metode fungsional, dimana tidak ada katim pada shift tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga perawat.

b) Timbang terima

Berdasarkan pengamatan dan wawancara diruang rawat inap kelas 3 tersedia buku timbang terima. Timbang terima selama ini dilakukan setiap pergantian shift jaga, namun isi dan substansi dari kegiatan timbang terima tersebut belum maksimal, hanya berfokus pada terapi medis dan tindakan kolaboratif yang akan atau belum dilakukan. Timbang terima hanya dilakukan di ners station pada shift pagi, siang dan malam oleh perawat piket. Dan perawat akan kepasien jika ada keluhan pasien, visite dokter atau melakukan tindakan infasif dan terapi obat.c) Ronde Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian dan pengamatan terhitung mulai tanggal 11 maret 2013 ronde keperawatan belum berjalan. Hambatannya perawat mempunyai tingkat pendidikan yang bervariasi dan pengalaman kerja yang berbeda-beda. Selama ini bila terdapat kasus pasien pada shift pagi dengan masalah yang kompleks biasanya langsung didiskusikan dengan dokter yang menangani pasien secara langsung. Jika shift siang dan malam dokter dihubungi via telepon.

d) Supervisi Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian dan pengamatan terhitung mulai tanggal 11 maret 2013 ruang rawat inap kelas 3. Kepala ruangan mendukung dilaksanakannya supervisi keperawatan namun belum maksimal. Supervisi internal yang dilakukan oleh kepala ruangan setiap hari dilakukan secara tidak langsung, misalnya pada saat timbang terima kepala ruangan mensupervisi hasil laporan yang terdapat dibuku laporan dan pelaksanaannya belum terjadwal secara jelas.

e) Discharge Planning

Discharge planning sebenarnya sudah dilakukan ketika pasien sudah mulai pulang, namun belum terlaksana secara optimal dan belum terdokumentasi dengan baik, hanya dilakukan dengan memberikan kartu perencanaan pulang dan biasanya hanya menekankan pada prosedur kontrol misalnya, waktu dan tempat kontrol pasien. Isi hanya singkat tidak mencangkup discharge planning yang seharusnya meliputi: penjelasan penyakit, obat-obatan, perawatan, nutrisi, aktifitas dan istirahat. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien akan pulang serta belum terdapat leaflet untuk pasien.

f) Sentralisasi obat

Sentralisasi obat hanya dilaksanakan untuk pasien jamkesmas, jamkesda dan SKTM, sedangkan untuk pasien umum belum dilaksanakan, karena obat-obatan pada pasien umum beli sendiri dan dikhawatirkan pasien tidak percaya kalau obat sudah diberikan. Pembagian obat ke pasien untuk obat oral dan injeksi dilakukan perawat ruangan. Tidak terdapat formulir dan inform konsen untuk sentralisasi obat tetapi tersedia instrumen penunjang seperti buku injeksi dan buku obat. Alur sentralisasi obat kelas 3 dimulai dari dokter memberikan resep atas pemberitahuan perawat, resep diberikan kepada keluarga setelah itu resep diberikan ke apotek dengan membawa surat kelengkapan. Dokter memberikan resep kepada keluarga pasien kemudian keluarga menebus ke apotek, jika pasien umum maka obat dari apotek langsung diserahkan kepada perawat untuk dicatat obat apa saja yang ada, kemudian oleh perawat diserahkan kepada keluarga dan disimpan keluarga. Jika pasien jamkesmas atau SKTM obat yang dari apotek diserahkan kepada perawat dan dicatat oleh perawat, setelah itu disimpan diruang perawat.g) Dokumentasi Keperawatan

Sampai saat ini sistem pendokumentasian yang berlaku di ruang rawat inap kelas 3 hanya mengacu pada advis dokter termasuk pada semua tindakan keperawatan. Jadi belum ada asuhan keperawatan yang meliputi lembar intervensi dan implementasi.

NoUraian RuanganSumber

1Lembar masuk dan keluar rumah sakit, lembar pernyataan persetujuan dan penolakan Dokter

2Lembar sebab kematianDokter

3Lembar penempelan surat (MRS, rujukan, dll)Dokter

4Lembar instruksi dan laporan perawat atau bidanDokter/perawat

5Lembar observasi

6Daftar lembar pengamatan intensivPerawat

7Lembar penempelan hasil pemeriksaan hasil laboratorium dan lembar penempelan hasil radiologiDokter

8Lembar instruksi dokter dan laporan perawat, lembar pelaksanaan pemberian obatDokter/perawat

9Lembar konsultasiDokter

10Lembar discharge summary (ringkasan penyakit)Dokter

11Lembar persetujuan tindakan medisPerawat

12Lembar penolakan tindakan medisPerawat

Selama ini pendokumentasian asuhan keperawatan belum dilakukan secara optimal. Untuk catatan keperawatan masih berkesan menjawab advis dokter dan berdasarkan rutinitas ruangan.4) Keuangan (Money / M4)

System yang digunakan dalam hal keuangan ruangan adalah sentralisasi rumah sakit. Sumber kesejahteraan karyawan ruangan;

1. Rumah sakit

a. Jasa pelayanan instalasi

b. Jasa pelayanan rumah sakit

c. Jasa medic (askes)

2. Tarif retribusi rawat inap samping

NoJenis PelayananTarifNoJenis PelayananTarif

a. Pelayanan Rawat InapF Pemeriksaan serologi

1Akomodasi + visite dr. umum + makan kelas 31Widal kelas 317.000

2Visite dr. spesialis2HBS AG40.000

Konsul spesialis3HBS AB35.000

b. Pelayanan Konsultasi KhususgPemeriksaan mikrobiologi

1Konsultasi gizi1Pemeriksaan spatum/ 1 kali kelas 3

c. Pelayanan AmbulanhAnalisa cairan pleura

1Kelas 3 dalam kota rujukan100.000iAnalisa cairan pleura138.000

Kelas 3 dalam kota jenazah150.000I. Tindakan Medic Non Operatif

Kelas 3 luar kota jenazah150.000+7500/km1ECG Kelas 3

2Kelas 3 dalam kota rujukan 150.000+7500/km2ECG kelas 320.000

3Injeksi kelas 35000

d. Pelayanan Radiologi Dewasa4Kumbah lambung kelas 3 50.000

1Torax 1 posisi kelas 355.0005Pasang kateter+aff kelas 340.000

2BOF posisi kelas 3 6Memasang infuse kelas 320.000

3USG upper abdomen kelas 3125.0007Memasang ngt kelas 330.000

4USG lower abdomen kelas 3100.0008Memasang O2 pertabung tabung kelas 315.000

5USG upper lower200.0009Nebulizer kelas 330.000

e. Pelayanan laboratorium10Obserfasi RR kelas 318.000

1Darah lengkap (DL) kelas 325.00011Pemasangan transfuse kelas 320.000

2LED kelas 3700012Perawatan luka gangrene < 10 cm/hari kelas 3 45.000

f. Pemeriksaan Kimia Klinik13Perawatan WSD perhari kelas 325.000

1Gula darah acak kelas 31200014Proof fungsi kelas 345.000

2Glukosa 2 jam pp kelas 312.00015Fungsi pleura229.000

3Bilirubin total kelas 315.00016Rawat luka (paket) kelas 320.000

4Gula darah puasa kelas 312.00017Suchtion25.000

5Bilirubin direk kelas 315.00018Perawatan pasien baru meninggal kelas 347.000

6SGOT kelas 315.000

7SGPT kelas 315.000

8Albumin15.000

9Total protein15.000

10Globulin15.000

11Serum keratin kelas 315.000

12Urid acid kelas 315.000

13Cholesterol kelas 315.000

14Trigleserida kelas 32000

15HDL kelas 320.000

16LDL pemeriksaan urine kelas 320.000

17BUN kelas 315.000

g. Pemeriksaan Urine

18Urine lengkap kelas 327.000

19Sedimen kelas 322.000

5) Pemasaran (Market / M5)

Jumlah rata-rata pasien dalam bulan januari-februari 2013 :

Kelas : 3 sebanyak 886 pasien.

Rata rata pasien perhari selama bulan januari-februari 2013:Kelas : 3 sebanyak 15 pasien.

Kasus terbanyak pasien kelolaan selama bulan januari-februari 2013:

1. TB Paru BTA Positif2. Diabetes militus3. KP Duplex

4. KP On Tx

5. Bronkitis

6. Diare

7. Asma

8. Dyspepsia

9. SOPT

10. PPOKJumlah rata-rata hari rawat Inap di ruang rawat Inap Kelas 3 hari / bulan sebanyak 17 hari/bulan. Sebagian besar pasien adalah Pasien Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), Karena RS Paru Surabaya merupakan Rumah Sakit Pemerintah yang memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat. .3. Analisa SWOTNOANALISIS SWOTBOBOTRATINGBOBOT x RATING

1.M1 dan M2 (sarana prasarana dan ketenagaan)

a. Internal faktor (IFAS)STRENGHT

1. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan.2. Mempunyai peralatan oksigenasi dan semua perawat ruangan mampu menggunakannya.3. Memberikan kesempatan untuk belajar manajemen secara luas.

4. Terdapat administrasi penunjang.

5. Tersedianya ners stasion.

6. Adanya tugas, peran dan wewenang yang jelas.

7. Jenis ketenagaan

Tenaga keperawatan :

S-1 Keperawatan : 3 orang.

D3 Keperawatan :

6 orang.

SPK : 1 orang.

Tenaga non keperawatan :

2 orang.TOTAL

WEAKNESS

1. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal.

2. Kurang keinginan untuk membenahi diri-sendiri.

3. Belum termanfaatnya administrasi secara optimal.

4. Kurang tenaga perawat dan non perawat.5. Nurse Station belum termanfaatkan dengan optimal.

6. Kurangnya pengawasan terhadap pengunjung pasien.

7. Kurang terjaganya kebersihan lingkungan (di ruangan).

TOTAL

b. Eksternal Faktor (EFAS)

OPPORTUNITY

1. Karu ruang Kelas III masih berpendidikan D III.2. Adanya mahasiswa S 1 Keperawatan yang sedang praktek manajemena. Internal faktor0,2

0,2

0,05

0,05

0,1

0,2

0,2

1

0,3

0,03

0,1

0,3

0,05

0,2

0,02

1

3

4

2

3

4

2

4

2

3

2

4

1

2

3

0,60,8

0,1

0,15

0,4

0,4

0,8

3,25

0,6

0,09

0,2

1,2

0,05

0,4

0,06

2,6

S-W

3,25-2,6 =

0,65

Rumusan Masalah

Setelah dilakukan analisa situasi dengan menggunakan analisa SWOT, maka muncuil permasalahan permasalahan sebagai berikut :

1. Sistem model asuhan keperawatan profesional karena masih adanya kerancuan/ peran ganda dalam melakukan intervensi / kegiatan dari jumlah tenaga yang kurang.

2. Sentralisasi Obat

Sentralisasi sudah dilakukan didalam ruangan edelweis karena merupakan prosedur dari Rumah sakit

3. Supervisi

Supervisi telah dilakukan tapi belum sepenuhnya (adanya peran ganda) karena KARU juga sebagai kepala instalasi rawat inap.

4.Timbang Terima

-Isi timbang terima belum berfokus pada masalah keperawatan, masih ada perawat yang tidak memperkenalkan diri pada pasien

-Ada sebagian perawat yang datang tidak sesuai dengan jadwal shift

-Ada sebagian perawat yang tidak mengikuti timbang terima

5.Dokumentasi Keperawatan

Pendokumentasian proses keperawatan masih kurang sehingga tidak dapat melaksanakan standar keperawatan karena tidak ada kejelasan tentang standar keperawatan.

1. Ronde Keperawatan

ronde keperawatan masih belum dilaksanakan dikarenakan kurangnya tenaga perawat di ruangan edelwis.

1. Sarana dan Prasarana (material/M2)

Penerapan proses manajerial keperawatan dan kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan Stikes Insan Unggul Surabaya mengambil tempat diruang rawat inap samping kelas I dan II RS Paru Surabaya.pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 10 maret s/d slesai 2013.adapun data yang didapat adalah sebagai berikut.a) Lokasi dan Denah Ruangan

Lokasi dimnan penerapan proses manajerial keperawatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa program studi ilmu keperawatan stikes insan unggul surabaya di ruang rawat inap samping kelas I dan II RS paru surabaya.

Adapun denah ruangan adalah sebagai berikut :

DENAH RUANG RAWAT INAP KELAS I DAN II RS PARU SURABAYAKM

Kamar tidur perawat

ADMINISTRASI

Asiyah

KATIM 2

Kodrat T.R

KATIM 1

Lilies Suryani

4 PERAWAT PELAKSANA

Timotius

Dwi R

S. Bastomy

Miftakhul Huda

4 PERAWAT PELAKSANA

Miftahul Huda

Dewi S

Putri R

Faisol F

PASIEN/KLIEN

SARANA

DOKTER

KEPALA RUANGAN

Hanik Catur

NS

Adm

KM

KM

Musholla

GEDUNG

BARU

POLI

UGD

Rawat inap kelas 3

Jamkeda,SPM,SKTM

Persyaratan:

Foto copy ASKES

Blanko permohonan MRS

Foto copy rujukan puskesmas

Foto copy KTP

Foto copy KK

Umum

Persyaratan :

Blanko permohonanan MRS

Blanko persyaratan penanggung

Biaya perawatan rawat inap

Perawat di ruangan

Instalasi gizi

Laboratorium

Radiologi

Sembuh

Meninggal

Rujuk