MANAJEMEN KEFARMASIAN
-
Upload
iin-solihati -
Category
Documents
-
view
1.680 -
download
77
description
Transcript of MANAJEMEN KEFARMASIAN
A. Bidang Manajemen
1. Pemesanan obat
Setiap minggunya (pada hari jumat) di Apotek Menmari selalu di cek
obat-obat apa saja yang stoknya tersisa sedikit kemudian pada hari sabtu obat-
obat yang stoknya sedikit tersebut dibuat daftar atau dengan kata lain dibuat
defekta. Defekta tersebut berisi obat-obat atau barang-barang apa saja yang
akan dipesan pada minggu selanjutnya, defekta dibuat untuk mempermudah
pemesanan obat kepada PBF. Jika ada sales dari PBF yang datang maka
pertama Apoteker Pengelola Apotek (APA) melihat defekta terlebih dahulu
untuk mengetahui barang-barang apa saja yang akan dipesan kepada PBF
tersebut. Selanjutnya APA menulis pesanan di surat pesanan, surat pesanan
ada bermacam-macam jenisnya. Macam-macam jenis surat pesanan yaitu ada
surat pesanan yang digunakan untuk memesan obat-obat biasa seperti obat
keras, obat wajib apotek, obat bebas, obat bebas terbatas serta alat-alat
kesehatan dan produk lainnya, surat pesanan biasa ini terdiri atas 2 rangkap,
rangkap yang asli diserahkan kepada sales dari PBF yang didalamnya tertulis
nama obat serta jumlah obat yang akan dipesan dan rangkap copyannya untuk
arsip di apotek. Yang kedua ada surat pesanan untuk obat-obat narkotika,
surat pesanan ini terdiri dari 4 rangkap dengan warna yang berbeda yaitu
warna putih untuk Pedagang Besar Farmasi (PBF), warna biru untuk Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), warna merah muda untuk Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, dan warna kuning untuk arsip Apotek. Surat
pesanan narkotika hanya digunakan untuk memesan 1 obat narkotika, namun
pada Apotek menmari tidak menyediakan obat-obat narkotika sehingga tidak
mempunyai surat pesanan narkotika. Yang ketiga ada jenis surat pesanan
psikotropika yang digunakan untuk memesan obat dengan golongan
psikotropika. Surat pesanan psikotropika terdiri dari 2 rangkap, rangkap
pertama berwarna putih untuk Pedagang besar Farmasi dan rangkap kedua
untuk arsip apotek. Dan yang terakhir yaitu surat pesanan untuk obat-obat
prekursor atau obat yang mengandung prekursor. Prekursor adalah zat atau
bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
Narkotika dan Psikotropika. Surat pesanan untuk prekursor juga terdiri dari
dua rangkap, rangkap pertama untuk PBF dan rangkap kedua untuk arsip
apotek.
Setelah APA membuat menulis obat yang akan dipesan pada surat
pesanan, surat pesanan tersebut ditandatangani oleh APA dan diberi stempel
apotek kemudian lembar pertama dari surat pesanan diserahkan pada sales
dari PBF yang akan ditindaklanjuti oleh sales yang nantinya akan
mengirimkan barang yang telah dipesan.
2. Penerimaan , Penataan, dan Penyimpanan Barang
SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang
1. Saat barang datang dari PBF
2. Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang
nama barang , bentuk, jumlah sediaan, nomor batch, dan tanggal ED
3. Cek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak)
4. Apabila barang tidak sesuai pesanan atau dalam kondisi rusak, barang
dikembalikan ke PBF
5. Apabila semua barang sesuai pesanan dan dalam kondisi baik, barang
diterima dan faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker
dilengkapi dengan nomor SIK/SIA serta dibubuhi stempel apotek
6. Faktur diambil satu lembar untuk arsip apotek
7. Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk dimasukkan kedalam buku
atau komputer
8. Cocokkan harga yang sudah ada di buku atau komputer dengan harga yang
tertera pada faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak
9. Hargai barang-barang / obat bebas dan letakkan sesuai dengan spesifikasinya.
Untuk obat keras langsung disimpan kedalam almari berdasarkan abjad
10. Buat kwitansi pembayaran faktur
11. Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masing-masing
Proses penerimaan barang di apotek menmari sudah sesuai dengan SOP
yang ada disana. Saat ada barang datang, barang dicek kesesuaiannya dengan
SP dan faktur. Hal-hal yang harus dicek kesesuaiannya adalah nama barang,
bentuk sediaan, jumlah barang, bobot/volume barang, nomor batch serta
tanggal kadaluarsa dari barang tersebut. Selain hal-hal tersebut kita juga harus
mengecek kondisi barang yang kita terima apakah barang tersebut rusak,
pecah, tersegel atau tidak, kondisi barang yang kita terima harus dalam
keadaan baik. Jika semua barang yang datang sudah sesuai dan keadaaannya
pun telah diketahui baik maka barang diterima dan faktur ditandatangani oleh
apoteker dan distempel dengan stempel apotek. Faktur copyan pada lembaran
paling bawah pada faktur diambil 1 lembar untuk arsip apotek
Barang-barang yang sudah diterima selanjutnya dihargai, cara memberi
harga barang-barang atau obat di apotek menmari yaitu pertama harga beli
dari pbf ditambahkan ppn atau pajak sebesar 10% kemudian ditambahkan lagi
dengan presentase keuntungan, presentase keuntungan masing-masing obat
berbeda-beda tergantung golongan obat tersebut. Presentase keuntungan yang
ditambahkan untuk obat-obat keras dan obat wajib apotek sebesar 20%, obat
bebas; obat bebas terbatas; produk jamu serta alat kesehatan sebesar 10%, dan
yang terakhir produk susu sebesar 5%. Setelah harga+ppn ditambahkan
presentase keuntungan telah dihitung/ dijumlahkan maka hasilnya merupakan
harga jual untuk produk tersebut. Kemudian masing-masing barang yang
sudah dihargai diberi label yang tertulis harga barang tersebut dan selanjutnya
ditata atau diletakkan pada lemari/etalase atau diletakkan di tempat
penyimpanan barang.
. Kemudian kita menginput data barang yang datang sesuai dengan faktur
yang telah diterima ke dalam komputer berdasarkan nama obatnya masing-
masing, yang ditulis/dimasukkan adalah data-data tentang obat tersebut
seperti nama/merk obat, nama PBF, bentuk kemasan obat, jumlah obat,
satuan obat, diskon, harga asli obat, harga + ppn, harga jual serta tanggal
kadaluarsa.
Faktur yang sudah di input datanya disimpan dalam tempat penyimpanan
faktur atau dikelompokkan berdasarkan nama PBF yang telah diurutkan
berdasarkan nomor. Namun sebelumnya dibuat dahulu kwitansi pembayaran
faktur, sesuai dengan nominal yang tertera pada faktur, lalu digabungkan
bersama faktur dan disimpan pada tempat yang sesuai atau yang telah
disesuaikan.
Penyimpanan barang di apotek menmari sudah ditentukan untuk masing-
masing barangnya. Untuk obat-obat keras dan obat wajib apotek ditaruh di
etalase bagian dalam apotek, jadi tidak diperlihatkan atau tidak dipajang
diluar dan disimpan dengan konsep alfabetis, dari A hingga Z. Obat-obat
bebas, bebas terbatas, produk jamu, produk susu, alat kesehatan serta
perlengkapan bayi dipajang pada etalase depan dan bisa dilihat oleh
pembeli/pengunjung apotek dan disimpan sesuai dengan efek farmakologi
dan bentuk sediaan. Selain itu juga ada lemari tersendiri/khusus untuk
penyimpanan obat-obat psikotropika.
3. Pencatatan obat di buku obat
Setiap menerima barang dari PBF, data yang ada di faktur selalu di input
ke dalam komputer, disesuaikan dengan penyimpanan obat tersebut apakah
termasuk obat dalam (obat keras dan obat wajib apotek) atau obat luar ( obat
bebas, bebas terbatas, jamu, susu, alat kesehatan). Sedangkan obat-obat yang
keluar dicatat di dalam buku obat yang keluar, terdapat 2 buah buku yaitu
buku dalam untuk obat-obat yang ditempatkan didalam dan buku luar untuk
obat-obat yang ditempatkan diluar. Pencatatan tersebut dilakukan untuk
mengetahui pendapatan apotek dari obat yang keluar setiap harinya.
4. Pembayaran (Incaso)
Pembelian obat dan alat kesehatan di Apotek Menmari secara umum
dibagi 2 yaitu :
1. Pembelian Tunai
Pembelian tunai adalah pembelian yang dilakukan dengan membayar
langsung secara tunai
2. Pembelian Kredit
Pembelian kredit adalah pemebelian yang membayar setelah jatuh
tempo/dengan kredit. Biasanya PBF memberikan masa jatuh tempo sekitar 21
hari atau 1 bulan. Pada saat pembayaran, apotek akan membayar sejumlah
uang yang sesuai dengan nominal yang ada dalam kwitansi. Setelah
dibayarkan maka faktur yang asli diserahkan kepada apotek dan pada
kwitansi dituliskan kata “Lunas” dan ditandatangani oleh sales dari PBF.
Faktur asli kemudian digabungkan dengan faktur yang sebelumnya telah
dimiliki oleh apotek dengan Surat Pesanan dan Kwitansi kemudian disimpan
sebagai arsip. Di apotek menmari juga terdapat buku pembayaran, setiap
barang datang maka jumlah yang harus dibayarkan dicatat dalam buku
tersebut, nanti ketika sudah dibayarkan maka diberi keterangan lunas. Buku
pembayaran ada 1 namun didalamnya dipisahkan antar masing-masing PBF
nya.
5. Pengembalian Barang atau Obat (Retur)
Apabila barang yang dikirim tidak cocok dengan pesanan atau terdapat
kerusakan maka barang tersebut dapat diretur.
Barang tersebut diretur karena :
1. Tidak cocok dengan surat pesanan
2. Kemasan rusak
3. Mendekati Expire date atau sudah masuk Expire date
Obat yang tidak sesuai dengan surat pesanan atau rusak saat diterima
oleh apotek dapat diretur. Hal pertama yang dilakukan adalah menuliskan
nama barang serta alasan kenapa barang tersebut diretur pada formulir retur
yang disediakan oleh PBF atau jika tidak disediakan oleh PBF maka
menggunakan formulir retur dari Apotek sendiri. Tanda retur ditandatangani
oleh APA dan dibubuhi stampel apotek. Barang yang akan diretus akan
dibawa oleh sales dari PBF. Setelah tanda retur dan barang yang diretur
dibawa oleh sales dan nanti sales akan datang kembali untuk menyerahkan
faktur retur dan mengembalikan uang penggantian dari barang yang telah
diretur atau ditukar dengan barang yang sama namun waktu kadaluarsanya
masih panjang. Faktur retur akan ditandatangani oleh APA dan dibubuhi
stampel apotek.
Cara meretur obat yang mendekati waktu kadaluarsa atau sudah
kadaluarsa yaitu pertama dengan mengecek Distributor asal barang tersebut
dipesan serta tanggal fakturnya. Kita dapat mengecek dari data yang ada
didalam komputer. Selanjutnya faktur dicari pada tempat penyimpanan faktur
sesuai dengan masing-masing Distributor. Ketika sales Distributor tersebut
datang barang tersebut dapat diretur, APA akan membuat tanda retur dan
tanda retur serta barang yang akan diretur diserahkan untuk dibawa oleh
sales. Jika sales kembali, sales akan menyerahkan faktur retur untuk
ditandatangani dan menyerakan biaya pengganti dari barang tersebut atau jika
tidak maka sales bisa memotong uang yang akan dibayarkan oleh apotek
kepada PBF untuk barang yang akan dibayarkan selanjutnya.
6. Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Pelayanan
Kefarmasian (Resep dan Swamedikasi)
Setiap bulannya kegiatan di apotek selalu dilaporkan. Ada
beberapa macam pelaporan yang dilakukan yaitu pelaporan obat
Narkotika, Psikotropika, Prekursor, serta Pelayanan Kefarmasian (Resep
dan swamedikasi.
a. Pelaporan obat golongan Narkotika dan Psikotropika
Obat golongan Narkotika dan Psikotropika dilaporkan secara online ke
Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan
Nasional (http://sipnap.binfar.depkes.go.id). Pelaporan jenis obat golongan
tersebut dilakukan setiap bulannya maksimal tanggal 10. Apoteker pengelola
apotek akan melaporkan secara online dan akan mengisi borang yang telah
disediakan.
b. Pelaporan Prekursor
Obat-obat Prekursor tunggal dilaporkan setiap bulannya ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Apoteker pengelola apotek akan mengisi
lembaran pelaporan prekursor yang berisi nama obat, satuan, saldo awal, jumlah
prekursor yang masuk dan dari PBF mana, Jumlah prekursor yang keluar dan
ditujukan untuk siapa, serta stock akhir yang tersedia di apotek. Laporan untuk
melaporkan prekursor bisa diisi untuk lebih dari 1 obat prekursor. Laporan
dikirimkan via fax dan pos.
c. Pelaporan Pelayanan Kefarmasian (Resep dan Swamedikasi)
Pelaporan untuk pelayanan kefarmasian ditujukan setiap bulannya
ke dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. Sama seperti prekursor,
Apoteker pengelola apotek akan membuat surat pelaporan yang akan
diisi, formatnya berisi Jumlah Resep yang masuk, Jumlah Swamedikasi
tertulis yang pernah diberikan, serta Jumlah informasi obat tertulis yang
diberikan kepada pasien. Laporan tersebut dikirimkan via fax dan lewat
pos, namun pengiriman lewat pos tidak dilakukan setiap bulan melainkan
beberapa bulan sekali.
Apotek menmari setiap bulannya selalu melaporkan obat-obat narkotika
psikotropika, prekursor dan pelayanan kefarmasian sesuai dengan aturan.
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : .............................................................................
Alamat : .............................................................................
Jabatan : .............................................................................
Mengajukan permohonan kepada :
Nama Perusahaan : .............................................................................
Alamat : .............................................................................
Jenis Psikotropika sebagai berikut :
1. ....................................sebanyak.........................................
2. ....................................sebanyak.........................................
3. ....................................sebanyak.........................................
4. ....................................sebanyak.........................................
Untuk keperluan apotek:
Nama : Apotek Menmari
Alamat : Jl. Jend.Gatot Subroto 470 – Banyumas
Banyumas, tgl.
Apoteker Pengelola Apotek,
Format buku pencatatan psikotropika
No. Tgl. Stock
awal
Pemasukan Pengeluaran Sisa Ket.
Dari No. faktur Jml Pasien Alamat Dokter Jml