Manajemen Kasus Pityriasis Versicolor di Masyarakat

48
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen berasal dari kata “manage” yang artinya mengatur, mengurus atau mengelola. Manajemen adalah usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan- tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). A. Tujuan manajemen adalah sebagai berikut: a. Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. b. Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output. B. Fungsi Manajemenadalah sebagai berikut:: 1) Perencanaan (planning) Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu: a. Tujuan dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi penyelesaian masalah 1

description

Manajemen Kasus Pityriasis Versicolor dimasyarakat. Ilmu Kedokteran Komunitas

Transcript of Manajemen Kasus Pityriasis Versicolor di Masyarakat

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangManajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur, mengurus atau mengelola. Manajemen adalah usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). A. Tujuan manajemen adalah sebagai berikut: a. Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. b. Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output.

B. Fungsi Manajemenadalah sebagai berikut:: 1) Perencanaan (planning) Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu: a. Tujuan dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi penyelesaian masalahb. Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum membuat perencanaan

2) Pengorganisasian (organizing) Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan organisasi.

3) Pelaksanaan atau penerapan (actuating) Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.

4) Pengawasan (controlling) Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna.

Didalam pelaksanaannya, Puskesmas perlu memiliki manajemen yang baik. Adapun fungsi puskesmas yaitu: pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta menduku ng pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu (Effendi, 2009).Pityriasis versicolor adalah penyakit universal tapi lebih banyak dijumpai di daerah tropis karena tingginya temperatur dan kelembaban. Menyerang hampir semua umur terutama remaja, terbanyak pada usia 16-40 tahun. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita, walaupun di Amerika Serikat dilaporkan bahwa 6 penderita pada usia 20-30 tahun dengan perbandingan 1,09% pria dan 0,6% wanita. Insiden yang akurat di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40-50% dari populasi di negara tropis terkena penyakit ini, sedangkan di negara subtropis yaitu Eropa tengah dan utara hanya 0,-1% dari semua penyakit jamur. (Partogi, 2008)Pityriasis versicolor dapat terjadi di seluruh dunia, tetapi penyakit ini lebih sering menyerang daerah yang beriklim tropis dan sub tropis. Di Mexico 50% penduduknya menderita penyakit ini. Penyakit ini dapat terjadi pada pria dan wanita, dimana pria lebih sering terserang dibanding wanita dengan perbandingan 3 : 2. (Amelia, 2011).Dari data ini dapat diketahui bahwa kasus pityriasis versicolor masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat terutama di negara yang beriklim tropis seperti Indonesia. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat kasus pityriasis versicolor dalam tulisan manajemen kasus.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umumMeningkatkan manajemen kasus pityriasis versicolor di Puskesmas.

1.2.2 Tujuan khusus1. Diketahuinya perencanaan manajemen kasus pityriasis versicolor di Puskesmas.2. Diketahuinya pelaksanaan manajemen kasus pityriasis versicolor di Puskesmas.3. Diketahuinya monitoring dan evaluasi manajemen kasus pityriasis versicolor di Puskesmas.

1.3 Manfaat

1. Bagi PenulisDengan tulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis tentang manajemen kasus pityriasis versicolor.

2. Bagi Instansi Kesehatana. Sebagai referensi untuk meningkatkan upaya kesehatan baik dari segi promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif.b. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui manajemen kasus yang terintegrasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas

1. Definisi

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2. Tujuan PuskesmasTujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

3. Fungsi PuskesmasMenurut Trihono (2005), ada 3 fungsi puskesmas yaitu: pusatpenggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selaluberupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehinggaberwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

4. Program Puskesmas Kia Kb Usaha Kesehatan Gizi Kesehatan Lingkungan Pemberantasan Dan Pencegahan Penyakit Menular Pengobatan Termasuk Penaganan Darurat Karena Kecelakaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Sekolah Kesehatan Olah Raga Perawatan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Kerja Kesehatan Gigi Dan Mulut Kesehatan Jiwa Kesehatan Mata Laboratorium Sederhana Pencatatan Dan Pelaporan Pembinaan Pemgobatan Tradisional Kesehatan Remaja Dana Sehat

a. Program Pokok PuskesmasProgram pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (individu, kelompok maupun masyarakat).3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.b. Program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut adalah:1. Usaha Kesehatan Sekolah, adalah pembinaan kesehatan masyarakat yang dilakukan petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD,SMP dan SMP) diwilayah kerja Puskesmas.2. Kesehatan Olahraga adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, baik atlet maupun masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung.3. Perawatan Kesehatan Masyarakat, adalah program pelayanan penanganan kasus tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi ketempat tinggalnya untuk dilakukan asuhan keperawatan induvidu dan asuhan keperawatan keluarganya. Misalnya kasus gizi kurang penderita ISPA/Pneumonia.4. Kesehatan Kerjaadalah program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujukan untuk masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja puskesmas dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas.5. Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan kesehatan gizi dan mulut yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau penyakit ronggo mulut dan gizi yang merupakan salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai di Puskesmas.6. Kesehatan Jiwa adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas.7. Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata terutama pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat, misalnya upaya penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah.8. Kesehatan Usia Lanjut adalah program pelayanan kesehatan usia lanjut atau upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan dukungan peran serta aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut, misalnya pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit degeneratif, kardiovaskuler seperti : diabetes Melitus, Hipertensi dan Osteoporosis pada kelompok masyarakat usia lanjut.9. Pembinaan Pengobatan Tradisional adalah program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang).10. Kesehatan haji adalah program pelayanan kesehatan untuk calon dan jemaah haji yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pembinaan kebugaran dan pemantauan kesehatan jemaah yang kembali (pulang) dari menaikan ibadah haji.11. Dan beberapa upaya kesehatan pengembangan lainnya yang spesifik lokal yang dikembangkan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota.

2.2 Upaya KesehatanDalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu :1. PromotifPromosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health promotion. Penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark Usaha pencegahan (usaha preventif).2. PreventifUpaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat. Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumahb. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumahc. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusuid. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil3. KuratifUpaya kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita TBb. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakitc. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifasd. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.4. RehabilitatifMerupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama. Usaha yang dilakukan, yaitu:a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang, kelainan bawaanb. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).Dari ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi.

2.3 Pityriasis VersicolorI. DefinisiPityriasis versicolor (PV) adalah penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya asimtomatik, disebabkan oleh Malassezia furfur berupa bercak dengan pigmentasi yang bervariasi pada umumnya mengenai badan 1. Bercak berwarna putih sampai coklat kehitaman. Terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit 2.Pityriasis Versicolor adalah penyakit universal dan terutama di daerah tropis 2. Istilah versicolor mengacu pada akibat yang ditimbulkan jamur ini yaitu perubahan warna kulit tergantung dari kondisi kulit.II. EtiologiM. furfur (sebelumnya dikenal dengan nama Pityrosporum ovale, P. orbiculare) adalah jamur lipofilik yang normal terdapat pada keratin kulit dan folikel rambut. Jamur ini merupakan organisme oportunistik yang dapat menyebabkan pityriasis versicolor 1. Jamur ini membutuhkan asam lemak untuk tumbuh 4.

Gambar. Malassezia furfurSumber (www.doctorfungus.com)Kingdom : FungiPhylum : BasidiomycotaClass : HymenomycetesOrder : TremellalesFamily : FilobasidiaceaeGenus : Malassezia.Selain mengakibatkan PV, Malassezia Furfur juga dapat mengakibatkan dermatitis seboroik, folikulitis, dan blefaritis. Koloni Malassezia furfur dapat tumbuh dengan cepat dan matur dalam 5 hari dengan suhu 30-37 C. Warna koloni Malassezia Furfur adalah kuning krem 4.

Gambar. Koloni Malassezia FurfurSumber (www.doctorfungus.com)Malassezia furfur memiliki fragmen hifa dengan gambaran seperti sphagetti atau meatboll saat dilihat dengan mikroskop. Sel jamur terdiri dari 2 bentuk 7:1. Bentuk Hifa (pseudo hifa) yang merupakan bentuk vegetatif2. Bentuk spora yang merupakan bagian jamur untuk bertahan hidup

III. Faktor PredisposisiSuhu yang tinggi, kulit berminyak, hiperhidrosis, faktor herediter, pengobatan dengan glukokortikoid, dan defisiensi imun. Pemakaian minyak seperti minyak kelapa merupakan predisposisi terjadinya PV pada anak-anak 1.Faktor predisposisi lain adalah 6:1. Pengangkatan glandula adrenal2. Penyakit Cushing3. Kehamilan4. Malnutrisi5. Luka bakar6. Terapi steroid7. Supresi sistem imun8. Kontrasepsi oral9. Suhu Panas10. KelembapanIV. PatogenesisMalassezia berubah dari bentuk blastospore ke bentuk mycelial. Hal ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi. Malassezia memiliki enzim oksidasi yang dapat merubah asam lemak pada lipid yang terdapat pada permukaan kulit menjadi asam dikarboksilat. Asam dikarboksilik ini menghambat tyrosinase pada melanosit epidermis dan dapat mengakibatkan hipomelanosit 1. Tirosinase adalah enzim yang memiliki peranan penting dalam pembentukan melanin 9. Malassezia Furfur dapat menginfeksi pada individu yang sehat sebagaimana ia dapat menginfeksi individu dengan immunocompromised, misalnya pada pasien kanker atau AIDS.V. Gejala KlinisBiasanya tidak ada keluhan (asimtomatis), tetapi dapat dijumpai gatal pada keluhan pasien. Pasien yang menderita PV biasanya mengeluhkan bercak pigmentasi dengan alasan kosmetik. Predileksi pitiriasis vesikolor yaitu pada tubuh bagian atas, lengan atas, leher, abdomen, aksila, inguinal, paha, genitalia 1. Bentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas sampai difus dengan ukuran lesi dapat milier, lentikuler, numuler sampai plakat. Ada dua bentuk yang sering dijumpai 8:1. bentuk makuler: berupa bercak yang agak lebar, dengan squama halus diatasnya, dan tepi tidak meninggi.2. bentuk folikuler: seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut.

Gambar. Pityriasis versicolor menunjukkan lesi hiperpigmentasi dalam lesi Kaukasia (kiri atas) dan hipopigmentasi dalam Aborijin Australia (kanan atas dan bawah ). Sumber (www.micologyonline.com), (A.D.A.M, www.about.com)

Konsep Segitiga Epidemiologi

AgentHostEnvironment

Konsep segitiga epidemiologi digunakan untuk menganalisis terjadinya suatu penyakit. Dalam konsep ini faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit diklasifikasikan sebagai berikut:1. Agen penyakit (faktor etiologi):a. Zat nutrisib. Agen kimiawic. Agen fisikd. Agen infeksius

2. Faktor pejamu (mempengaruhi pajanan, kerentanan, respons terhadap agen):a. Genetikb. Usiac. Jenis kelamind. Rase. Status imunulogisf. Perilaku manusiag. Penyakit lain yang sudah pernah ada

3. Faktor lingkungan (mempengaruhi keberadaan agen, pajanan atau kerentanan terhadap agen):a. Lingkungan fisik (iklim)b. Lingkungan biologis (populasi manusia, flora, fauna)c. Lingkungan sosial ekonomi (pekerjaan, bencana alam)

Analisa penyakit konjungtivitis menggunakan segitiga epidemiologi, sebagai berikut: 1. Agen penyakit pada kasus pityriasis versicolor yaitu malassezia furfur (sebelumnya dikenal dengan nama pityrosporum ovale,p orbiculare) jamur lipofilik yang normal terdapat pada kreatinin kulit dan folikel rambut,dll.1. Faktor pejamu pada kasus pityriasis versicolor ini adalah perilaku personal yang kurang memperhatikan kebersihan tubuh, usia, jenis kelamin, status gizi.1. Faktor lingkungan pada kasus pityriasis versicolor adalah Kelembaban ruangan, suhu ruangan, kepadatan hunian rumah, status ekonomi dan pendidikan. .

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN MASYARAKAT MENURUT HENDRIK L BLUMMenurut Hendrick L Blum, terjadinya pityriasis versicolor dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu:Faktor Genetika :1. Herediter

Faktor lingkungan :1. Fisik 1. Biologis 1. Sosio kulturalSEHAT (FISIK,MENTAL, SOSIAL) Faktor pelayanan kesehatan :1. Preventif1. Promotif1. Kuratif1. Rehabilitatif

Faktor perilaku :1. Sikap1. Gaya hidup

PENERAPAN TEORI HENDRIK L BLUM PADA PENYAKIT PITYRIASIS VERSICOLORPITYRIASISVERSICOLORGENETICPELAYANAN KESEHATANLINGKUNGANPERILAKU PENGETAHUAN :1. Pengertian Pityriasis Versicolor2. Penyebab Pityriasis Versicolor3. Cara mencegah Ptyriasis Versicolor SIKAP : menghindari pencetus dan mencegah terjadinya penularan Gaya Hidup : menjaga kebersihan diri dan lingkungan, makan yag bergizi, bila sakit segera berobatFaktor lingkungan:-lingkungan yang kotorFisik :-tidak ada sumber air bersih-kelembabanBiologis:jamur PROMOTIF : 1. Memberikan pengetahuan tentang Pityriasis Versicolor2. Pemberian penyuluhan PREVENTIF : 1. Pemberian imunisasi2. Aktifnya para petugas puskesmas dengan mengunjungi rumah warga dan mengingatkan cara hidup bersih dan sehat, serta pola makan yang baik KURATIF : menyarankan untuk berobat REHABILITATIF: melakukan semua anjuran dokter dn mminum obat yang sudah diberikan

Sumber :digilib.unimus.ac.id/download.php?id=9672 , repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3775/1/fkm-rasmaliah9.pdf

Menurut Teori Hendrik L Blum bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik terdiri dari keadaan geografis (dataran tinggi atau rendah), kelembaban udara, temperatur atau suhu dan lingkungan tempat tinggal (rumah dan sekitarnya). Lingkungan non fisik yaitu lingkungan sosial (pendidikan, pekerjaan) dan ekonomi. Berikut ini pemaparan teori Hendrik L Blum pada penyakit pityriasis versicolor:1. LingkunganFaktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya pityriasis versicolor. Hubungan antara suhu dan kelembaban udara, diduga mempengaruhi aktifitas mikroorganisme. Apabila suhu udara meningkat akan menyebabkan kulit menjadi berkeringat dan lembab sehingga aktifitas mikroorganisme semakin meningkat . 2. PerilakuFaktor perilaku sangat berpengaruh dalam hal ini karena dengan kebiasaan yang buruk seperti tidak mengganti pakaian atau membiarkan pakaian basah saat berkeringat akan menyebabkan peningkatan aktifitas jamur dan mikroorganisme lainnya. Selain itu kebersihan diri juga sangat penting untuk mencegah timbulnya jamur atau infeksi kulit lainnya. Pemakaian barang-barang pribadi secara bersama-sama dan perilaku seks yang buruk dalam hal bergonta-ganti pasangan juga merupakan salah satu media yang sangat baik untuk penyebaran atau penularan penyakit kulit infeksi3. Pelayanan KesehatanPityriasis Versicolor merupakan penyakit yang dianggap sepele, sehingga untuk pengobatan dari pada penyakit ini sering kali dilakukan sendiri oleh masyarakat, padahal pemakaian obat yang salah akan menyebabkan resistensi obat terhadap reaksi tubuh penderita sehingga pengobatan pityriasis versicolor sering kali tidak tuntas.4. HerediterFaktor genetik bukan merupakan faktor pendukung terjadimya pityriasis versicolor, namun jika dihubungkan dengan faktor herediter kelainan imunitaslah yang dapat memperburuk keadaan infeksi kulit.

2.4 Definisi Operasional

1PuskesmasUnit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

2PromotifSuatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.

3PreventifSuatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.

4KuratifKegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

5RehabilitatifMerupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.

BAB IIIPENATALAKSANAAN KASUS

3.1 Program

a. Promosi kesehatan: Penyuluhan (Komunikasi, Informasi, Edukasi)b. Preventif:Kesehatan Lingkungan (peninjauan lapangan) dan meningkatkan partisipasi masyarakatc. Kuratif:Deteksi dini (penemuan kasus) dan penatalaksanaan di puskesmasd. Rehabilitatif: Program rehabilitasi pityriasis versicolor (Sosialisasi dan edukasi)

3.2 Sasaran

1. Masyarakat umum (keluarga dan kelompok yang berpengaruh dan berperan di masyarakat dan kader).2. Masyarakat khusus (kelompok masyarakat yang berisiko pityriasis versicolor)

3.3 SDM1. Petugas puskesmas (dokter, perawat, bidan, kesmas )2. kader kesehatan

3.4 Kegiatan

A. Promotif

1.Penyuluhan (KIE)

1. Menyusun materi penyuluhan dan mengadakan pelatihan KIE tentang konjungtivitis secara menyeluruh antara lain tentang pengertian, perjalanan penyakit, penyebab, gejala dan tanda, faktor resiko serta pencegahan dan penanggulangan pityriasis versicolor bagi petugas kesehatan (medis dan para medis), kader kesehatan maupun tokoh masyarakat.1. Meningkatkan keterampilan penggunaan obat pada petugas kesehatan (medis dan para medis), pasien pityriasis versicolor dan keluarganya.1. Melaksanakan penyuluhan atau KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) tentang konjungtivitis dan faktor risikonya melalui berbagai media penyuluhan, seperti:1. Penyuluhan tatap muka.1. Poster, leaflet, pamflet, surat kabar dan media cetak lain yang dianggap efektif untuk mencapai kelompok sasaran.1. Penyuluhan perorangan atau penyuluhan kelompok yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas, kader kesehatan dan lain-lain seperti klinik konseling.1. Penyuluhan bagi pasien dan keluarga tentang pencegahan dan penanggulangan pityriasis versicolor.

Adapun jenis kegiatan penyuluhan konjungtivitis bagi pasien dan keluarga pasien antara lain:0. Pengertian pityriasis versicolor.0. Penyebab pityriasis versicolor.0. Gejala pityriasis versicolor.0. Klasifikasi pityriasis versicolor.0. Cara penularan pityriasis versicolor.0. Kelompok rentan pityriasis versicolor.0. Perilaku penyebab pityriasis versicolor.0. Cara pengobatan pityriasis versicolor.

1. Preventif1.Kesehatan Lingkungan1. Kegiatan1. Peninjauan langsung ke pemukiman dan perumahan warga untuk melihat kondisi apakah lingkungannya bersih atau tidak.1. Sosialisasi mengenai kebersihan personal (budaya mencuci tangan setelah melakukan kegiatan) dan lingkungan (membersihkan rumah dan pekarangan agar terhindar dari debu)

1. Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan pityriasis versicolorUpaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pityriasis versicolor dimulai dengan Kajian Aspek Sosial Budaya dan Perilaku Masyarakat yang kemudian digunakan sebagai dasar dalam pengembangan program peningkatan partisipasi masayarakat dalam pencegahan pityriasis versicolor.Kegiatan1. Melaksanakan survei/kajian aspek sosial budaya dan perilaku masyarakat di salah satu RT/RW di kelurahan Cibubur Kecamatan Ciracas.1. Pengembangan model pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan pityriasis versicolor yang sesuai dengan kondisi setempat di masing-masing daerah sesuai kajian.1. Membuat daerah percontohan di masing-masing daerah RT/RW yang dilakukan survei/kajian dengan kegiatan KIE, pemeriksaan fisik dan faktor risiko, serta pemerisaan penunjang.1. Kajian ini dapat dilakukan bersamaan dengan penyakit menular lainnya dan pelaksanaannya oleh kabupaten bersama-sama dengan perguruan tinggi, serta lintas program dan lintas sektor.

1. Kuratif

1. Poli Kulit

Poli kulit sebagai program layanan kesehatan utama bersifat kuratif di Puskesmas kelurahan Cibubur wajib memberikan layanan optimal mengenai kasus pityriasis versicolor termasuk di dalamnya : Deteksi dini gejala dan tanda dari pasien yang memiliki indikasi pityriasis versicolor Pemeriksaan baik anamnesis maupun fisik diagnostik yang memadai Pemeriksaan penunjang termasuk laboratorium dan sistem rujukan Edukasi mengenai pencegahan dan pengobatan pityriasis versicolor pada pasien konjungtivitis

a Deteksi diniSemua kelompok usia, jika ditemukan gejala-gejala bercak putih di kulit dan gatal (gejala tergantung lokasinya).

b. Penemuan dan tatalaksana kasus1) Penemuan kasus pityriasis versicolor di unit pelayanan kesehatan.2) Penemuan langsung dengan pemantauan ke perumahan dan pemukiman warga untuk meninjau dan melihat kondisi lingkungan guna mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap bersih.3) Tatalaksana pasien pityriasis versicolor sesuai standar:a) Puskesmas (pelayanan kesehatan primer).1). Penemuan dan tatalaksana pasien pityriasis versicolor dipelayanan kesehatan primer di bagian poli kulit2). Edukasi pasien dan keluarga.b) Rumah sakit Tindak lanjut penanganan pityriasis versicolor (terutama komplikasi pityriasis versicolor).c.Pemeriksaan 1. AnamnesisAda beberapa hal penting yang harus ditanyakan untuk mendiagnosa pityriasis versicolor, antara lain:1. Sejak kapan timbul bercak putih dikulit?2. Bercak yang timbul lokasinya dimana saja ?3. Gejala lain apa saja? 4. Gatal tidak? Terutama saat berkeringat5. Apakah mengalami penurunan rangsang raba?

2. Pemeriksaan fisikPada pemeriksaan fisik banyak didapatkan dari inspeksi yaitu terdapat bercak putih pada kulit.

3. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendiagnosis pityriasis versicolor adalah:1. Kerokan kulit dengan menggunakan KOH 10 % terlihat campuran hifa pendek dan spora spora bulat yang dapat berkelompok ( gambaran Meat ball and spagheti) pada Pitiriasis Versikolor (panu)2. Lampu wood didapatkan warna kuning keemasan pada daerah yang terinfeksi

d. Penatalaksanaan 1. topikal : selenium sulfida 1%, miconazole 2%, griseovulvin.2. Oral : ketokonazole, griseofulvin

1. RehabilitatifSosialisasi kepada penderita untuk istirahat dirumah dan edukasiSosialisasi ini dilakukan sebagai bentuk upaya mempercepat pemulihan penderita karena penyakit pityriasis versicolor akan semakin parah jika terus terpapar dengan agent penyebabnya seperti jamur. Penularan dapat terjadi melalui pemakaian barang-barang seperti pakaian, handuk dan alat mandi yang digunakan secara bersama-sama.

3.6 Diklat1. PromotifDiklat yang perlu diberikan adalah pendidikan dan pelatihan mengenai ilmu komunikasi dan presentasi di masyarakat, serta pengayaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pityriasis versicolor contohnya pengayaan mengenai cara membersihkan lingkungan. Sasaran dari program diklat ini adalah tenaga kesehatan dan kader yang akan melakukan penyuluhan dan pemantauan langsung di masyarakat.4. PreventifKeterampilan yang perlu diberikan dalam diklat kepada tenaga tenaga puskesmas adalah keterampilan public speaking, penguasaan materi mengenai hal hal yang berkaitan dengan pityriasis versicolor dan kemampuan memotivasi masyarakat untuk melaksanakan program-program puskesmas.5. KuratifDiklat yang perlu diberikan adalah mengenai tatalaksana pengobatan dan pencegahan pityriasis versicolor, termasuk didalamnya cara penggunaan obat, pengambilan specimen/sekret untuk pemeriksaan lab, pengenalan tanda dan gejala, pengenalan faktor resiko, penggunaan alat-alat dalam pengambilan sekret dan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik juga penunjang pada pasien-pasien pityriasis versicolor.

BAB IVMONITORING DAN EVALUASI

4.1 MonitoringPemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan proses kegiatan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan dengan perbaikan segera agar dapat dicegah kemungkinan adanya penyimpangan ataupun ketidaksesuaian yang berpotensi mengurangi bahkan menimbulkan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk itu, pemantauan diarahkan guna mengidentifikasi kualitas kegiatan, permasalahan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya. Pemantauan keberhasilan setiap kegiatan program manajemen kasus konjungtivitis di puskesmas dilakukan dengan teknik monitoring bulanan. Monitoring bulanan ini dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan pada bulan tertentu di puskesmas telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Bila hasilnya belum sesuai dengan harapan, maka akan dicari penyebabnya untuk kemudian dilakukan intervensi. Beberapa contoh program monitoring sebagai berikut:1. Program monitoring promotif dan preventif: Adanya perwakilan dari puskesmas (supervisi) yang memantau kegiatan penyuluhan dilapangan Dibentuknya suatu kelompok kerja yang fokus kepada program promotif, yang bekerja melihat kebutuhan pengetahuan yang harus ditingkatkan ditiap wilayah, menyusun jadwal penyuluhan rutin dan yang memfokuskan pada media promosi kesehatan dengan media cetak.

2. Program monitoring kuratif: Pembentukan tim supervisi yang memantau program kuratif yaitu dalam hal peralatan yang digunakan untuk penatalaksanaan kasus ptiriasisversicolor, evaluasi SDM dan memberikan diklat sebagai penyegaran pengetahuan dan ketrampilan, melakukan pencatatan laporan untuk melihat jumlah pasien ptiriasisversicolor apakah mengalami peningkatan atau penurunan sebagai indikator keberhasilan program.

3. Program monitoring rehabilitatif: Monitoring apakah petugas kesehatan memberi edukasi setelah pengobatan dan kunjungan ke rumah pasien untuk memantau apakah pasien mengikuti anjuran dokter.

4.2 EvaluasiPenilaian ini bertujuan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan program kegiatan manajemen kasus ptiriasisversicolor di puskesmas.Penilaian dimaksudkan untuk. memberikan bobot atau nilai terhadap hasil yang dicapai dalam seluruh tahap kegiatan, untuk proses pengambilan keputusan apakah suatu program atau kegiatan diteruskan, dikurangi, dikembangkan atau diperkuat. Untuk itu penilaian diarahkan guna mengkaji efektifiktas dan efisensi pengelolaan program. Penilaian kinerja program manajemen kasus ptiriasisversicolor dilaksanakan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam pencapaian sasaran.Indikator yang di nilai adalah sebagai berikut:1. Tingkat pengetahuan , perilaku dan sikap masyarakat terhadap penyakit ptiriasisversicolor2. Faktor penyebab ptiriasisversicolor di lingkungan sekitar puskesmas 3. Jumlah SDM petugas kesehatan (dokter,bidan,perawat, kesmas) dan kader kesehatan yang terampil dalam hal promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di bidang kesehatan khususnya penyakit ptiriasisversikolor4. Kualitas hidup penderitaptiriasiversicolor

Beberapa contoh program monitoring sebagai berikut:1. Promotif dan preventif: Dengan melakukan pre test dan post test saat penyuluhan untuk menilai apakah terjadi peningkatan pengetahuan pada masyarakat. Indikator keberhasilan program adalah didapatkan peningkatan pengetahuan > 50 %. Dengan melakukan peninjauan langsung ke rumah warga untuk menilai keadaan lingkungan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menilai apakah masyarakat melakukan anjuran-anjuran yang diberikan pada saat penyuluhan. Indikatornya adalah kondisi lingkungan yang semakin bersih dan hiegine perorangan yang semakin lebih baik.

2. Kuratif dan rehabilitatifIndikator yang digunakan adalah data kasus penyakit ptiriasisversicolor apakah mengalami peningkatan atau penurunan dilihat dari angka kesakitan, kasus baru dan kasus lama (apakah pasien yang sebelumnya datang ke puskesmas dengan ptiriasisversicolor, datang lagi atau tidak denganpenyakit yang sama). Hal ini sebagai indikator keberhasilan program.

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanKasus pityriasis versicolor sering terjadi dikalangan masyarakat. Penatalaksanaan kasus pityriasis versicolor tidaklah sulit namun perlu manajemen yang baik untuk mengatasinya, jika tidak angka kesakitan pityriasis versicolor akan tetap tinggi karena cara penularan pityriasis versicolor sangat cepat terutama melalui penggunaan barang seperti pakaian dan handuk bersama-sama. Program kegiatan manajemen kasus pityriasis versicolor berupa promosi kesehatan dengan penyuluhan, preventif dengan kesehatan lingkungan, kuratif dengan penemuan kasus dan penatalaksanaan, rehabilitatif dengan sosialisasi dan edukasi. Diharapkan melalui program-program ini dan dengan manajemen kasus yang baik dapat menurunkan angka kesakitan karena pityriasis versicolor.

5.2 Saran1. Untuk Penulis Selanjutnya Untuk penulis selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan kegiatan program manajemen kasus pityriasis versicolor dengan lebih baik lagi dan juga diharapkan membuat lebih banyak lagi program kegiatan yang inovatif guna perbaikan status kesehatan masyarakat dan supaya dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pembangunan kesehatan khususnya untuk menurunkan angka kesakitan karena pityriasis versicolor.2. Kepada Petugas Kesehatan :a.Melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat yang pengetahuannya masih kurang tentang pityriasis versicolor.b.Meninjau secara langsung keadaan masyarakat sekitar tentang berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat terhindar dari penyakit pityriasis versicolor.c. Menguasai materi tentang pityriasis versicolor agar bisa membagikan pengetahuan itu kepada masyarakat luasDAFTAR PUSTAKA

1. Elearning.gunadarma.ac.id2. Profil laporan tahunan puskesmas kecamatan Ciracas tahun 20133. Alloyna, D., 2011. Prevalensi Penyakit Kulit Infeksi di RSUD H. Adam Malik Medan Tahun 2009 dan2010.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf. Akses 20 Juni 2014.4. Yunisyah, P.H,2011. Karakteristik Penderita pityriasis versicolor Rawat Jalan DiRSUD.DR.Pirngadi Medan Tahun 2011.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf. Akses 20 Juni 2014.5. Depkes RI., 2004. Distribusi Penyakit Kulit Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan Menurut Sebab Sakit di Indonesia Tahun 2004.http://bankdata.depkes.go.id/data%20intranet/sharing%20folder/ditjen%20yanmedik/seri%203/tabels. Akses 25 Januari 2012.6. Kemenkes RI., 2010. 10 Besar Penyakit Rawat Jalan Tahun 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Available from: http://www.Depkes.go.id. Akses 20 Juni 2013.7. Vaughan, Daniel G. dkk. Integumen Umum. Widya Medika. Jakarta. 20008. www.dcmsonline.org, tentang conjunctivitis9. http://arali2008.wordpress.com/2011/12/16/program-pelayanan-kesehatan-di-puskesmas/10. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31773/4/Chapter%20II.pdf11. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf12.ilmu penyakit kulit kelamin(2008).fakultas kedokteran Indonesia

LAMPIRAN DAFTAR PERALATAN

1. Flipchart2. Laptop3. Leaflet4. Pamflet5. Poster6. Proyektor + screen7. Snellen chart8. Pen light9. Buku ishihara10. Pin hole11. Oftalmoskop

LAMPIRAN

Pre Test

Pengetahuan mengenai penyakit kulit infeksi Kelurahan Cibubur Kecamatan Ciracas tahun 2014

Daftar pertanyaan ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai pengetahuan mengenai penyakit kulit infeksi di Kelurahan Cibubur Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur tahun 2014 . Data pribadi anda di kolom pengisian ini akan kami jamin kerahasiaannya.

I. Identitas pribadi pengisi kuesioner

1. Nama :2. Alamat: RT: RW:3. Kelurahan :4. Usia:5. Jenis kelamin : (Wanita) / (Pria) (dilingkari)6. Status pernikahan :7. Pendidikan formal terakhir:a. SDb. SMPc. SMA/SMKd. Akademi/perguruan tinggi________________e. Tidak sekolah8. Pekerjaan:a. Pegawai swastab. Petanic. Buruh tani/pabrik/bangunand. Pedagang/swastae. Pegawai negerif. Ibu rumah tanggag. Lain-lain _____________________________

PengetahuanPertanyaan dibawah ini, bertujuan untuk mengetahui pengetahuan anda mengenai Penyakit kulit infeksi, silahkan lingkari atau silang jawaban yang menurut anda paling benar.

1. Apakah anda tahu kondisi kulit yang normal?1. Kering 1. Lembab1. Berminyak1. Licin 2. Apakah yang anda ketahui tentang penyakit pityriasis versicolor (panu)?a. Penyakit kulit disebabkan oleh infeksi jamurb. Penyakit kulit disebabkan karena jarang mandic. Penyakit kulit disebabkan karena kutukan Tuhand. Penyakit kulit disebabkan karena terlalu banyak main air3. Apa penyebab terjadinya infeksi pada kulit?a. Jamur, virus, bakteri kumanb. Seranggac. Debud. Tidak tahu4. Menurut anda, apa saja gejala infeksi jamur pada kulit?a. Gatal-gatal kemerahanb. Demam c. Bercak putih dan bersisikd. Pusing

5. Menurut anda, bagaimana cara penularan penyakit infeksi pada kulit ini?a. Makanan dan minuman.b. Pakaian.c. Berhubungan langsung dengan orang yang terkena infeksi kulitd. Tidak dapat ditularkan.6. Infeksi pada kulit biasanya mengenai siapa saja?a. Anak-anak b. Remajac. Dewasad. Semua Usia7. Bagaimana cara yang paling tepat dalam mencegah terjadinya infeksi pada kulit?a. Menjauhi hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi.b. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi secara teratur (2x/hari).c. Mengganti pakaian (baju, celana, pakaian dalam) setiap hari.d. Benar semua.8. Bagaimana cara menyembuhkan penyakit infeksi pada kulit ?a. Konsultasi ke dokter.b. Mandi sehari > 3 kali.c. Mengganti pakaian 2x seharid. Makan makanan yang bergizi.9. Hal apa yang tidak boleh dilakukan jika timbul gejala infeksi pada kulit?a. Digaruk b. Meminum obatc. Memberikan salep kulitd. Menaburkan bedak 10. Dibawah ini adalah pernyataan yang benar mengenai penyakit infeksi pada kulit adalah .a. Penyakit yang diturunkan dari keluargab. Penyakit yang disebabkan karena reaksi kekebalan tubuh c. Penyakit yang disebabkan karena kurangnya kebersihan tubuhd. Penyakit yang disebabkan karena makanan dan minuman.11. Dibawah ini lokasi atau tempat yang dapat terinfeksi pityriasis versicolor adalaha. Leher & perutb. Lipat paha & ketiakc. Kelamind. Lengane. Semua benar12. Keadaan yang dapat memperburuk gejala pityriasis versicolor adalah..a. Berkeringat dan lembabb. Udara dinginc. Gersangd. Musim hujane. Semua benar13. Menurut anda bagaimanakah cara penularan pityriasis versicolor?a. Melalui udarab. Melalui makananc. Melalui penggunaan pakaian secara bersama-samad. Melalui gigitan hewane. Melalui air14. Bagaimana cara anda mengetahui pityriasis versicolor sudah sembuh?a. Keluhan gatal sudah hilangb. Bercak putih dikulit sudah mulai pudarc. Obat yang diberikan dokter sudah habisd. Sudah merasa sembuhe. Sudah dinyatakan dokter sembuh melalui pemeriksaan.15. Apakah penyakit pityriasis versicolor dapat memenyebabkan kemartian?a. Tidak, karena hanya menyerang kulit.b. Tidak karena bukan penyakit mematikan.c. Ya karena sudah takdir Tuhan.d. Ya, apabila penderita mengidap HIV/AIDS.e. Tidak, karena penyakit ini mudah disembuhkan.31