Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

21
MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LABORATORIUM FISIKA I. Pendahuluan Laboratorium adalah suatu tempat untuk memberikan kepastian atau menguatkan informasi, menentukan hubungan sebab akibat, menunjukkan gejala, memverivikasi (konsep, teori, hukum, rumus) mengembangkan keterampilan, membantu para praktikan menggunakan metoda ilmiah dalam memecahkan masalah dan untuk melaksanakan penelitian (Pella, 1969). Pengelolaan laboratorium sangat ditentukan beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lain seperti manajemen dan keselamatan laboratorium. Manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan laboratorium yang terarah mulai dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian juga ditujukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja/

Transcript of Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

Page 1: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LABORATORIUM FISIKA

I. Pendahuluan

Laboratorium adalah suatu tempat untuk memberikan kepastian atau

menguatkan informasi, menentukan hubungan sebab akibat, menunjukkan gejala,

memverivikasi (konsep, teori, hukum, rumus) mengembangkan keterampilan,

membantu para praktikan menggunakan metoda ilmiah dalam memecahkan masalah

dan untuk melaksanakan penelitian (Pella, 1969). Pengelolaan laboratorium sangat

ditentukan beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lain seperti

manajemen dan keselamatan laboratorium. Manajemen laboratorium dapat dipahami

sebagai suatu tindakan pengelolaan laboratorium yang terarah mulai dari

perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang

Keselamatan dan kesehatan kerja  secara filosofi adalah suatu pemikiran dan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.

Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat

melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Keselamatan dan kesehatan kerja

merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan

teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja.

Pengendalian juga ditujukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit

akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian

peralatan kerja/ mesin/ instrumen, dan karakteristik manusia yang menjalankan

pekerjaan tersebut maupun orang-orang yang berada di sekelilingnya. Peralatan

laboratorium yang canggih, staf profesional yang terampil belum tentu dapat

menghasilkan sesuatu yang optimal jika tidak didukung oleh adanya manajemen

laboratorium adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan laboratorium

sehari-hari.

II. Manajemen Laboratorium

Menurut G.Terry pelaksanaan manajemen dikelompokkan menjadi :

- Perencanaan (Planning)

- Organisasi (Organizing)

- Pelaksanaan (Actuating)

- Pengawasan (Controlling)

Page 2: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

Perencanaan (Planning)

Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan

dilakukan di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam hal ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium. Dalam

perencanaan, kegiatan yang ditentukan meliputi :

a. apa yang dikerjakan

b. bagaimana mengerjakannya

c. mengapa mengerjakan

d. siapa yang mengerjakan

e. kapan harus dikerjakan

f. di mana kegiatan itu harus dikerjakan

Kegiatan laboratorium sekarang tidak lagi hanya di bidang pelayanan, tetapi

sudah mencakup kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan dan penelitian, juga

metoda-metoda yang dipakai makin banyak ragamnya; semuanya menyebabkan

resiko bahaya yang dapat terjadi dalam laboratorium makin besar. Oleh karena

itu usaha-usaha pengamanan kerja di laboratorium harus ditangani secara serius

oleh organisasi keselamatan kerja laboratorium.

Organisasi (Organizing)

Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium dapat dibentuk

dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat laboratorium daerah (wilayah)

sampai ke tingkat pusat atau nasional. Keterlibatan pemerintah dalam organisasi

ini baik secara langsung atau tidak langsung sangat diperlukan. Pemerintah

dapat menempatkan pejabat yang terkait dalam organisasi ini di tingkat pusat

(nasional) dan tingkat daerah (wilayah), disamping memberlakukan Undang-

Undang Keselamatan Kerja.

Pelaksanaan (Actuating)

Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat

kerja bawahan, mengerahkan aktivitas bawahan, mengkoordinasikan berbagai

aktivitas bawahan menjadi aktivitas yang kompak (sinkron), sehingga semua

aktivitas bawahan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium sasarannya

ialah tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk itu setiap individu yang bekerja

Page 3: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

dalam laboratorium wajib mengetahui dan memahami semua hal yang

diperkirakan akan dapat menjadi sumber kecelakaan kerja dalam laboratorium,

serta memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan

pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja tersebut. Kemudian

mematuhi berbagai peraturan atau ketentuan dalam menangani berbagai

spesimen reagensia dan alat-alat. Jika dalam pelaksanaan fungsi penggerakan ini

timbul permasalahan, keragu-raguan atau pertentangan, maka menjadi tugas

manajer untuk mengambil keputusan penyelesaiannya.

Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-

pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang

dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip

pokok, yaitu :

a. adanya rencana

b. adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.

Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang

perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama di

laboratorium. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha

pencegahan bahaya yang bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila peraturan

diabaikan. Dalam laboratorium perlu dibentuk pengawasan laboratorium yang

tugasnya antara lain :

- memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-praktek laboratorium

yang baik, benar dan aman.

- memastikan semua petugas laboratorium memahami cara-cara menghindari

risiko bahaya dalam laboratorium.

- melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa berbahaya atau

kecelakaan.

- mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja

laboratorium.

- melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan

mencegah meluasnya bahaya tersebut

Page 4: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

Dalam mengelola laboratorium yang baik, harus dikenal perangkat-perangkat

yang harus dikelola yaitu :

1. Tata ruang

Untuk tata ruang, dapat dilakukan sedemikian sehingga dapat berfungsi

dengan baik. Tata ruang yang baik harus mempunyai antara lain :

a. Pintu masuk

b. Pintu keluar

c. Pintu darurat

d. Ruang persiapan

e. Ruang peralatan

f. Ruang penyimpanan

g. Ruang staf/dosen

h. Ruang teknisi/laboran/tenaga administrasi

i. Ruang seminar/diskusi

j. Ruang bekerja (praktikum dan penelitian)

k. Ruang istirahat/ibadah

l. Ruang prasarana alat laboratorium

m. Ruang prasarana kebersihan

n. Ruang keselamatan kerja

o. Lemari praktikan

p. Lemari gelas

q. Lemari alat optik

r. Pintu dan jendela diberi kawat kassa untuk menjaga tidak masuknya hewan

s. Fan ( Kipas angin )

t. Ruang AC untuk alat tertentu yang memerlukan persyaratan tertentu.

2. Alat yang baik dan terkalibrasi

Petugas laboratorium wajib mengenal dan mampu mengoprasikan peralatan

laboratorium. Alat-alat yang dioperasikan harus benar-benar dalam kondisi :

a. Siap untuk pakai

b. Bersih

c. Terkalibrasi

d. Beroperasi dengan baik

Page 5: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

Peralatan yang ada mestinya disertai dengan buku petunjuk pengoprasian.

Hal ini mengantisipasi agar tidak terjadi kerusakan dan petunjuk tersebut dapat

digunakan oleh teknisi dalam memperbaiki alat yang mengalami kerusakan kecil.

Teknisi laboratorium sangat diharapkan selalu berada aditempat, ketika

berlangsung praktikum/penelitian, yang jika sewaktu-waktu alat mengalami

kerusakan maka dengan cepat dapat diperbaiki.

Peralatan laboratorium sebaiknya disusun secara teratur pada tempat tertentu

berupa rak atau meja menurut kelompok pengguna dan jika alat selesai dipakai

segera dibersihkan dan kembali disususn seperti semula.

Pemeliharaaan alat dan bahan yang perlu mendapat perhatian seperti :

a. Alat gelas

Alat ini harus selalu bersih dan ditempatkan pada tempat yang khusus jika

gelas tersebut harus steril.

b. Bahan – bahan kimia

Untuk bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis ditempatkan pada ruang

yang dapat mengeluarkan gas, demikian juga bahan kimia yang mudah menguap

dan terbakar ditempatkan ditempat penyimpanan khusus. Penyimpanan bahan

kimia sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri.

c. Alat – alat optik

Alat-alat optik sebaiknya disimpan pada tempat yang kering dan tidak

lembab. Kelembapan yang tinggi akan menyebabkan lensa – lensa berjamur dan

mengakibatkan kerusakan. Alat optik seperti mikroskop, lensa, kamera

ditempatkan dalam lemari khusus yang kelembabannya dapat dikendalikan dan

biasanya dilakukan dengan menggunakan lampu pijar 15 – 20 watt.

3. Infra Struktur Laboratorium

Infra struktur laboratorium terdiri dari :

a. Laboratory assessment

Hal ini mencakup tentang lokasi, konstruksi laboratorium dan fasilitas lain

termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja, jenis atap, jenis dinding, jenis

lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, jenis ventilasi, jenis AC, jenis

tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, optic, timbangan, instrument

lain, kondisi laboratorium, pembuangan limbah dan sebagainya.

Page 6: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

b. Fasilitas Umum

Fasilitas ini mencakup bahasan tentang kebutuhan listrik, sumber listrik,

stabilitas tegangan, distribusi arus, jenis panel listrik, jenis soket, sumber air,

jenis keran yang dipakai, jenis pembuangan air, instalasi air, instalasi listrik,

keadaan toilet, jenis rung persiapan, ruang perbaikan/workshop, penyediaan

teknisi, penyediaan dana dan sebagainya.

4. Administrasi Laboratorium

Tujuan administrasi laboratorium adalah untuk memperoleh informasi

tentang keadaan laboratorium denga cepat dan mudah. Administrasi

laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada dilaboratorium

antara lain:

a. Inventarisasi peralatan laboratorium yang ada

b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat - alat yang rusak , alat-alat

yang dipinjam dan alat – alat yang dikembalikan.

c. Keluar masuk surat menyurat

d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan praktikum dan

penelitian

e. Daftar inventaris bahan – bahan kimia dan non kimia, bahan – bahan gelas

f. Daftar inventaris alat – alat mebel lain

g. Sistem evaluasi dan pelaporan

Kegiatan administrasi ini adalah kegiatan rutin dan kesinambungan karena itu

perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara teratur dan baik.

5. Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium

Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi

a. Semua kegiatan inventarisasi

b. Keamanan yang dimaksud disini adalah apakah peralatan laboratorium

tersebut tetap ada di laboratorium atau ada yang meminjamnya, apakah ada

yang hilang, pindah tempat namun tidak dilaporkan keadaan sebenarnya.

Tujuan yang ingin dicapai dalam inventarisasi dan keamanan adalah:

1). Mencegah kehilangan dan penyalah gunaan

2). Mengurangi biaya operasional

Page 7: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

3). Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya

4). Meningkatkan kualitas kerja

5). Mengurangi resiko kehilangan

6). Mencegah pemakaian yang berlebih

7). Meningkatkan kerja sama

6. Pengamanan Laboratorium

Pengamanan laboratorium meliputi antara lain :

a. Tanggung Jawab

Kepala laboratorium bertanggung jawab penuh terhadap segala kecelakaan

yang miungkin timbul di laboratorium.

b. Kerapian

Letak alat pemadam harus diletakkan sedemikian sehingga bebas dari

hambatan, demikian juga lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan

material lain yang mungkin menyebabkan lantai licin.

c. Pertolongan Pertama

Semua kecelakaan bagaimanapun ringannnya harus ditangani ditempat

pertolongan pertama. Sehingga setiap laboratorium harus memiliki kotak

P3K yang isinya selalu dikontrol.

d. Pakaian

Setiap bekerja di laboratorium harus memperhatikan pakain, misalnya

jangan memakai baju ketat, berlengan panjang dan kancing terbuka ketika

bekerja dengan mesin – mesin yang bergerak.

e. Pintu – pintu laboratorium

Pintu – pintu laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan jendela pengintip

untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

f. Alat – alat

Alat – alat disimpan sesuai dengan kelompok atau jenis, misalnya peralatan

yang menggunakan listrik seharusnya diletakkan dekat dengan sumber

listrik. Alat yang terbuat dari kaca perlu mendapat perhatian khusus.

g. Tabung gas

Tabung – tabung gas harus mendapat perhatian yang khusus.

Penyimpanannya ditempatkan ditempat yang sejuk dan terhindar dari tempat

Page 8: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

yang panas. Kran gas harus selalu tertutup jika tidak dipakai demikian juga

dengan kran pengaturan. Alat – alat yang berhubungan dengan tabung gas

harus memakai pengaman terhadap tekanan.

h. Pemadam kebakaran ( Fire Extinguiser )

Dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang berguna

untuk mencegah kebakaran yang mungkin terjadi. Secara umum bahan yang

mudah terbakar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Bahan – bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan, karena

berubah dari padat menjadi cair atau cair menjadi gas pada temperature yang

tinggi. Peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dengan tipe atau kelas

kebakaran harus tersedia di laboratorium, seperti yang disebut berikut ini :

7.

Organisasi Laboratorium

Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan,

serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung

jawab tertinggi organisasi di laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Anggota

Laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium harus sepenuhnya

bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Kelas Kebakaran Bahan mudah terbakar

Kelas " A "

Kertas, kayu, tekstil, plastik, bahan - bahan

pabrik atau campuran lainnya

Kelas " B " Larutan yang mudah terbakar

Kelas " C " gas yang mudah terbakar

Kelas " E " Alat - alat listrik

Type Kelas kebakaran Warna tabung

Air A,B,C Merah

Busa A,B, Krem

Tepung A,B,C,E Biru

Halon A,B,C,E Hijau

Carbondioxide A,B,C,E Hitam

Pasir dalam ember A,B, -

Page 9: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

Gambar 1. Struktur organisasi laboratorium

Tugas Kepala Laboratorium

1. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum sesuai

usulan dari penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi.

2. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian

danpengabdian kepada masyarakat sesuai usulan dari Penanggungjawab

laboratorium, laboran dan teknisi.

3. Mengatur dan melaporkan administrasi keuangan penggunaan dana untuk

kelancaran Kegiatan praktikum, penelitian, pemeliharaan dan pengembangan

laboratorium.

4. Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium.

5. Melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas dan alat di laboratorium.

6. Mengembangkan tim layanan masyarakat untuk kemajuan laboratorium dan

kesejahteraan staf laboratorium.

7. Mewakili Ketua jurusan jika berhalangan dalam tugas yang menyangkut

pengembangan fasilitas dan keuangan.

8. Memfasilitasi pengembangan KBK dan mengembangkan kerjasama dengan

pihak luar untuk pemenfaatan dan peningkatan fasilitas laboratorium.

Page 10: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

Tugas Penanggungjawab Laboratorium

1. Membantu kalab dalam hal merencanakan program kerja laboratorium

2. Merencanakan dan mengelola kebutuhan dan penggunaan bahan dan alat untuk

kegiatan praktikum dan penelitian.

3. Merencanakan dan mengelola kegiatan praktikum dan penelitian mahasiswa,

termasuk merekrut asisten laboratorium.

4. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian.

5. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan

penelitian.

6. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan praktikum dan penelitian

mahasiswa..

7. Memonitor dan mengevaluasi kerja dosen praktikum, teknisi, laboran, dan

asisten.

8. Melaporkan kondisi laboratorium kepada kalab

Tugas Dosen praktikum

1. Membantu penanggungjawab laboratorium dalam merencanakan kebutuhan

bahan dan alat, serta kegiatan praktikum.

2. Merencanakan dan mengatur pelaksanaan praktikum secara teratur

3. Melakukan pretes praktikum bersama asisten.

4. Memantau dan mengevaluasi kegiatan praktikum.

5. Melaksanakan kegiatan responsi praktikum.

6. Memantau kerja asisten laboratorium

Tugas Teknisi/laboran

1. Membantu kerja penanggungjawab laboratorium secara teknis.

2. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian.

3. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian

kepada penanggungjawab laboratorium atau kepala laboratorium.

4. Membantu dosen praktikum dalam menyiapkan pelaksanaan kegiatan praktikum

5. Membantu dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa.

6. Mendata dan mengatur penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum

dan penelitian.

Page 11: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

7. Menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium yang menjadi

tanggungjawabnya.

8. Melaporkan kebutuhan bahan dan alat praktikum dan penelitian kepada

penanggungjawab laboratorium atau kepala laboratorium.

9. Melaporkan kondisi laboratorium masing-masing kepada penanggungjawab

laboratorium atau kepala laboratorium.

Tugas Asisten Laboratorium

1. Membantu dosen praktikum dan teknisi/laboran dalam menyiapkan praktikum.

2. Membantu dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum.

3. Membantu dosen praktikum dalam penilaian kegiatan dan laporan praktikum.

4. Menjaga keamanan dan kebersihan laboratorium bersama teknisi/laboran

8. Fasilitas pendanaan

Dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana

maka kegiatan di laboratorium dapat tersendat atau sama sekali tidak beroperasi.

Dana dapat diperoleh dari :

a. SPP mahasiswa

b. Anggaran rutin/DIP

c. Dana fakultas

d. Kegiatan penelitian

e. Kegiatan tugas akhir mahasiswa

f. Kegiatan layanan masyarakat

9. Disiplin yang tinggi

Disiplin yang tinggi dari laboran maupun tenaga terampil yang ada, akan

mendukung terwujudnya efisiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat

dipengaruhi oleh kebiasaan dan perilaku dari manusianya sendiri. Sesama

laboran diperlukan kerjasama yang baik sehingga kesulitan dapat dipecahkan

bersama.

10. Keterampilan

Page 12: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

Peningkatan kualitas ketrampilan tenaga laboran sangat diperlukan.

Peningkatan keterampilan mungkin dapat diperoleh melalui pendidikan

tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, penataran, atau magang

ditempat lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan melalui

bimbingan dari staf dosen, atau melalu tim kerja, baik di dalam laboratorium

maupun antar laboratorium.

11. Peraturan dasar

Untuk kelancaran berlangsungnya kegiatan di laboratorim sesuai dengan

rencana yang ditetapkan dan untuk kemajuan kegiatan yang berlangsung dengan

semestinya dengan aman maka peraturan laboratorium harus dibuat dan

ditempelkan pada tempat yang mudah dijangkau dan dibaca pengguna

laboratorium.

12. Penanganan masalah umum

Penanganan masalah umum disini adalah yang berhubungan dengan

mencampur zat kimia, pengguna zat baru, membuang material yang berbahaya,

dan menangani tumpahan asam. Apabila penanganan yang disebutkan atau yang

terjadi namun belum diketahui, sebaiknya berkonsultasi kepada ahlinya.

Berbagai pekerjaan laboratorium misalnya; praktek mahasiswa, penelitian,

praktek thesis mahasiswa, praktek dari program pasca sarjana, pelayanan

masyarakat, sebelumnya harus didiskusikan dengan kepala laboratorium,

dibicarakan bagaimana jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

III. Keselamatan Laboratorium

Pengamanan, pengawasan dan pengendalian aset laboratorium dapat

efektif jika data inventarissasi tersedia dengan lengkap, dan teratur. Beberapa

bentuk pengamanan laboratorium yang biasa dilakukan antara lain adalah:

1. Pengamanan seluruh pintu dan jendela dengan memasang jeruji besi dan

kunci tanpa mengabaikan pintu darurat. Dalam hal ini kunci laboratorium

hanya diberikan/disimpan pada orang yang bertanggung jawab dan memiliki

otoritas yaitu, Kepala laboratorium atau petugas laboran yang telah diberi

kepercayaan

Page 13: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

2. Selama ada kegiatan di laboratorium, harus ada yang menjaga untuk

mengetahuai keadaan dalam menghindari bahaya seperti terbakar, gas bocor,

air tidak mengalir, hubungan singkat listrik dan lain – lain.

3. Setelah kegiatan selesai maka laboratorium segera dibersihkan dan sebelum

meninggalkan laboratoriumdan kondisi ruangan harus dicek dan dibuat

laporan

4. Harus ada peraturan yang tegas terhadap,

a. Bahaya kelalaian pekerjaan di laboratorium

b. Pencurian, kehilangan dan kerusakan peralatan laboratorium

c. Uraian yang jelas dari pekerjaan dan tanggung jawab laboran, teknisi,

dan pegawai administrasi

d. Cara mengatasi bahaya seperti: kebakaran, gangguan listrik, gangguan

kebocoran gas, tumpahan bahan kimia, zat – zat radioaktif, kebocoran air

dan sebagainya

Selain yang disebut di atas dilakukan peraturan yang menyangkut kesehatan

dan keselamatan di laboratorium dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menjamin kesehatan, keselamatan orang – orang yang bekerja di

laboratorium termasuk asuransi jiwa

2. Untuk mencegah orang lain (diluar orang yang bekerja di laboratorium) dan

kemungkinan mendapat risiko tergantung kesehatan dan keselamatannya

akibat dari kegiatan yang ditimbulkan oleh pemakai laboratorium

3. Untuk mengontrol penyimpangan dan penggunaan bahan dan alat yang

berbahaya, serta mencegah orang – orang terhadap pemilikan dan

penggunaan alat serta bahan – bahan tersebut secara tidak sah

4. Untuk mengontrol pelepasan bahan – bahan berbahaya atau zat – zat berbau

ke udara

5. Untuk mengontrol operasional kerja di laboratorium, termasuk keluarnya

alat dan bahan berbahaya tersebut dari laboratorium

Page 14: Manajemen Dan Keselamatan Laboratorium Fisika

IV. Informasi yang diperoleh

1. Pelaksanaan manejemen laboratorium harus meliputi : Perencanaan

(Planning), Organisasi (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan

Pengawasan (Controlling).

2. Pengelolaan laboratorium yang dapat terpantau dari kelancaran kegiatan

yang dilakukan di dalam laboratorium dan luaran dari laboratorium tersebut.

Peraturan keselamatan kerja perlu disosialisasikan dan diterapkan di

laboratorium, apapun fungsi dan macam aktivitas laboratorium tersebut,

dalam rangka menjaga keselamatan orang yang bekerja di laboratorium.

3. Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan,

serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung

jawab tertinggi organisasi di laboratorium adalah Kepala Laboratorium.

Anggota Laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium harus

sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan

kepadanya.

4.

V. Sumber

Tim Supervisi Ditjen Dikti. 2002. “Pelatihan Manajemen Laboratorium: Bahan

Ajar”. Dirjen Dikti. Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi.