MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
-
Upload
marganingtyas-wicaksanti -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
Transcript of MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
1/18
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Profesi Pendidikan
Dosen Pembimbing Shidiq Premono, M.Pd.
Oleh
Kelompok 5:
1. Indische Muzaphire Ramadhani (11670005)2. Rizqa Nurul Hidayanti (11670009)3. Aulia Luthfiana Putri (11670013)4. Marganing Tyas Wicaksanti (11670025)5. Ina Silvia (11670038)
PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
2/18
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat disusun untuk melengkapi tugas kelompok Mata Kuliah
Profesi Pendidikan dengan dosen pembimbing Shidiq Premono, M.Pd. Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada Rasulullah, Muhammad SAW junjungan kita semua.Makalah ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber.
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan berupa moral maupunmaterial.
2. Dosen pengampu Mata Kuliah Profesi Pendidikan Bapak Shidiq Premono, M.Pd.3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Demikian makalah ini penulis susun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca untuk lebih memahami tentang pemahaman ilmu pendidikan.
Yogyakarta, 13 Februari 2014
Penulis
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
3/18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangDi era globalisasi ini, dimana kemajuan zaman berkembang sangat pesat. Teknologi
komunikasi yang semakin maju dan berbagai hal lainnya dituntut pula untuk maju.
Kemajuan teknologi ini tidak akan seimbang apabila sumber daya manusia (SDM)
yang ada masih memiliki pola pikir yang konvensional. Upaya peningkatan dilakukan
oleh pemerintah agar dapay mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dengan bangsa-
bangsa yang telah maju. Peningkatan dilakukan dari berbagai segi, salah satunya dalam
bidang pendidikan. Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas da kuantitas SDM
yang ada.
Pendidikan adalah satu jalan bangsa dalam mengejar ketertinggalan dengan bangsa
yang lain. Melalui pendidikan, bangsa Indonesia menjadi melek informasi dan semakin
berpikir kreatif dalam mengembangkan potensi yang ada. Apabila membahas mengenai
pendidikan, tidak akan terlepas dari pembelajaran. Di dalam sebuah pembelajaran
dalam lingkup sekolah pasti memiliki sebuah pengaturan atau manajemen. Pengelolaan
agar sebuah pendidikan dalam sebuah instansi berjalan lebih baik dan mencapai tujuan
pendidikan tersebut. Maka perlu adanya pembaharuan strategi dalam melaksanakan
pendidikan agar lebih bermutu dan berkualitas. Salah satunya dengan menerapkan
Manajemen Berbasis Sekolah dalam pengelolaan pendidikan.
Makalah ini akan membahas mengenai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Bagaimana konsep dan karakteristik dari MBS, perbedaan dari pengelolaan sekolah
masa lalu dengan pengelolaan sekolah dengan menggunakan prinsip MBS, dan
bagaimana peran humas dalam MBS.
B. Rumusan MasalahAdapun beberapa rumusan masalah dalam Manajemen Berbasis Sekolah, antara
lain:
1. Bagaimana konsep dasar dalam Manajemen Berbasis Sekolah?2. Bagaimana karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah?
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
4/18
3. Apa perbedaan sekolah masa lalu dengan sekarang?4. Bagaimana mengenai komite sekolah dan dewan pendidikan dalam Manajemen
Berbasis Sekolah?
5. Apa peran humas sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah?C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, setelah membaca makalah ini mahasiswa
diharapkan untuk:
1. mengetahui konsep dasar dalam Manajemen Berbasis Sekolah;2. mengetahui karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah;3. dapat membedakan sekolah masa lalu dengan sekarang;4. mengetahui mengenai komite sekolah dan dewan pendidikan dalam Manajemen
Berbasis Sekolah, dan;
5. mengetahui peran humas sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah.
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
5/18
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Manajemen Berbasis SekolahSecara leksikal, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal dari tiga kata, yaitu
manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar basis yang
berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta
tempat menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna leksikal tersebut,
maka MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berasaskan pada
sekolah itu sendiri dalam proses pembelajaran (Nurkolis, 2003).
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS, berbeda dari manajemen
pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah pusat. Sebaliknya,
manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber daya yang ada di sekolah
itu sendiri. Dengan demikian, akan terjadi perubahan paradigma manajemen sekolah,
yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar sekolah menuju pengelolaan yang
berbasis pada potensi internal sekolah itu sendiri. Dalam manajemen sekolah model
MBS ini berarti tugas-tugas manajemen sekolah ditetapkan menurut karakteristik-
karakteristik dan kebutuhan-kebutuhan sekolah itu sendiri. Oleh karena itu, warga
sekolah memiliki otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar atas penggunaan
sumber daya sekolah guna memecahkan masalah sekolah dan menyelenggarakan
aktivitas pendidikan yang efektif demi perkembangan jangka panjang sekolah
(Nurkolis, 2003).
MBS merupakan bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasipendidikan. MBS pada prinsipnya bertumpu pada sekolah dan masyarakat serta jauh
dari birokrasi yang sentralistik. MBS berpotensi untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat, pemerataan, efisiensi, serta manajemen yang bertumpu pada tingkat
sekolah. MBS dimaksudkan meningkatkan otonomi sekolah, menentukan sendiri apa
yang perlu diajarkan, dan mengelola sumber daya yang ada untuk berinovasi. MBS
juga memiliki potensi yang besar untuk menciptakan kepala sekolah, guru, dan
administrator yang profesional. Dengan demikian, sekolah akan bersifat responsif
terhadap kebutuhan masing-masing siswa dan masyarakat sekolah. Prestasi belajar
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
6/18
siswa dapat dioptimalkan melalui partisipasi langsung orang tua dan masyarakat
(Nurkolis, 2003).
B. Karakteristik Manajemen Berbasis SekolahKemunculan karakteristik ideal sekolah pada abad ke-21 seperti disajikan berikut
ini, tidak secara sendirinya atau alami. Penemuan karakteristik ideal itu memerlukan
perjalanan yang panjang dan penelitian yang sangat serius. Di Amerika Serikat,
karakteristikyang dimaksud baru ditemukan pada era reformasi pendidikan generasi
keempat. Menurut Bailey dalam Nurkolis (2006), berdasarkan gerakan reformasi
generasi keempat ini dapat tersimpulkan karakteristik ideal manajemen berbasis
sekolah dan karakteristik ideal sekolah untuk abad ke-21 seperti berikut ini:1. Adanya Keragaman dalam Pola Penggajian Guru
Istilah populernya adalah pendekatan prestasi dalam hal penggajian dan
pemberian aneka bentuk kesejahteraan material lainnya. Caranya dapat dilakukan
dengan penetapan kebijakan melalui pengiriman langsung gaji guru ke rekening
sekolah kemudian kepala sekolah mengalokasikan gaji guru itu per bulan sesuai
dengan prestasinya.
2.
Otonomi Manajemen SekolahSekolah menjadi sentral utama manajemen pada tingkat strategis dan
operasional dalam kerangka penyelenggaraan program pendidikan dan
pembelajaran. Sementara, kebijakan internal lain menjadi penyertanya.
3. Pemberdayaan Guru secara OptimalSekolah harus berkompetisi membangun mutu dan membentuk citra di
masyarakat, oleh karena itu guru-guru harus diberdayakan dan memberdayakan diri
secara optimal bagi terselenggaranya proses pembelajaran yang bermakna.
4. Pengelolaan Sekolah secara PartisipatifKepala sekolah harus mampu bekerja dengan dan melalui seluruh komunitas
sekolah agar masing-masingnya dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi secara
baik dan terjadi transparasi pengelolaan sekolah.
5. Sistem yang DidesentralisasikanMisalnya di bidang penganggaran, pelaksanaan MBS mendorong sekolah-
sekolah siap berkompetisi untuk mendapatkan dana dari masyarakat atau dari
pemerintah secara kompetitif dan mengelola dana itu dengan baik.
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
7/18
6. Sekolah dengan Pilihan atau Otonomi Sekolah dalam Menentukan AnekaPilihan
Program akademik dan non-akademik dapat dikreasi oleh sekolah sesuai dengan
kapasitasnya dan sesuai pula dengan kebutuhan masyarakat lokal, nasional, atau
global.
7. Hubungan Kemitraan antara Dunia Bisnis dan Dunia PendidikanHubungan kemitraan itu dapat dilakukan secara langsung atau melalui Komite
Sekolah. Hubungan kemitraan ini bukan hanya untuk keperluan pendanaan,
melainkan juga untuk kegiatan praktik kerja dan program pembinaan dan
pengembangan lainnya.
8. Akses Terbuka bagi Sekolah untuk Tumbuh Relatif MandiriPerluasan kewenangan yang diberikan kepada sekolah memberi ruang gerak
baginya untuk membuat keputusan inovatif dan mengkreasi program demi
peningkatan mutu sekolah.
9. Pemasaran Sekolah secara KompetitifTugas pokok dan fungsi sekolah adalah menawarkan produk unggulan atau jasa.
Jika sekolah sudah mampu membangun citra mutu dan keunggulan, lembaga itu
akan mampu beradu tawar dengan masyarakat, misalnya berkaitan dengan jumlahdana yang akan ditanggung oleh penerima jasa layanan.
C. PERBEDAAN PENGELOLAAN SEKOLAH MASA LALU & SEKARANG1. Pengertian pengelolaan sekolah
Pengelolaan sekolah dapat diartikan sebagai pengaturan agar seluruh potensi
sekolah berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah.
Jadi kepala sekolah mengatur agar guru dan staf lain bekerja secara optimal, denganmendayagunakan sarana/prasarana yang dimiliki serta potensial masyarakat dengan
mendukung ketercapaian tujuan sekolah. Secara sederhana, proses pengelolaan
sekolah mencakup 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), mengorganisasikan
(organizing), pengerahan (actuating), dan pengawasan (controlling), biasanya
disingkat dengan POAC. Empat tahap tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut
(Samani dkk, 2009:3):
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
8/18
a. Tahap perencanaan, sekolah merencanakan kegiatan apa saja yang akandilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses penyusunan
rencana di sekolah meliputi 7 tahap, yaitu:
1) mengkaji kebijakan yang relevan;2) menganalisis kondisi sekolah;3) merumuskan tujuan;4) mengumpulkan data dan informasi yang terkait;5) menganalisis data dan informasi;6) merumuskan alternatif dan memilih alternatif program;7) menetapkan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan.
b. Tahap pengorganisasian, kepala sekolah menetapkan dan memfungsikanorganisasi yang melaksanakan kegiatan tersebut. Untuk melaksanakan
program/kegiatan sekolah yang telah disusun tentu diperlukan orang/tenaga.
Orang tersebut harus diorganisasikan agar dapat bekerja secara efektif dan
efisien. Jadi, mengorganisasikan berarti melengkapi program yang telah
disusun dengan susunan organisasi pelaksananya. Dalam organisasi, empat
kata kunci (apa, oleh siapa, kapan, dan apa targetnya) harus tergambar
dengan jelas. Dalam mengorganisasikan sekolah, kepala sekolah harusmengetahui kemampuan dan karakteristik guru dan staf lainnya sehingga
dapat menempatkan mereka pada posisi/tugas yang sesuai dan juga harus
diketahui tugas apa yang sedang dikerjakan, sehingga tidak terjadi beban
tugas yang berlebihan (overloaded). Jika kegiatan terdiri dari lebih satu
orang, harus jelas siapa penanggungjawabnya, mengingat suatu program
biasanya terdiri atas beberapa bagian yang mungkin sekali dikerjakan oleh
yang berbeda, maka dalam pengorganisasian harus jelas bagaimana
hubungan antarbagian tersebut dan siapa yang bertanggungjawab untuk
mengorganisasikan.
c. Tahap pengerahan, kepala sekolah menggerakkan seluruh orang yang terkaituntuk secara bersama-sama melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas
masing-masing. Setelah organisasi pelaksana tersusun, maka tugas kepala
sekolah adalah menggerakkan orang-orang dalam organisasi sekolah
tersebut untuk bekerja secara optimal. Salah satu cara menggerakkan guru
dan staf lain adalah dengan menerapkan prinsip motivasi yaitu kepala
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
9/18
sekolah merangsang agar guru dan staf lain termotivasi untuk megerjakan
tugas. Pada prinsipnya orang akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu ,
jika (a) yakin akan mampu mengerjakan; (b) yakin bahwa pekerjaan tersebut
memberikan manfaat bagi dirinya; (c) tidak sedang dibebani oleh problem
pribadi atau tugas lain yang lebih penting dan mendesak; (d) tugas tersebut
merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan; dan (e) hubungan
antarteman dalam organisasi tersebut harmonis. Jadi tugas kepala sekolah
adalah meyakinkan dan menciptakan kondisi, agar guru dan staf lain yakin
bahwa pekerjaan yang diberikan mengandung ke-5 aspek tersebut.
d. Tahap pengawasan, kepala sekolah mengendalikan dan melakukan supervisipelaksanaan kegiatan tersebut, sehingga dapat mencapai sasaran secaaefektif dan efisien. Pengawasan seringkali diartikan mencari kesalahan,
padahal yang dimaksudkan adalah menemukan hambatan yang terjadi
sehingga dapat segera diatasi. Istilah yang sering digunakan dalam
pendidikan adalah supervisi. Beberapa prinsip dasar yang harus diterapkan
agar supervisi berhasil baik, antara lain:
1) pengawasan bersifat membimbing dan membantu mengatasi kesulitandan bukan mencari kesalahan;
2) bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung;3) balikan atau saran perlu segera diberikan agar yang bersangkutan dapat
memahami dengan jelas keterkaitan antara saran dan balikan tersebut
dengan kondisi yang dihadapi.;
4) pengawasan dilakukan secara periodik.5) Pengawasan dilaksanakan dalam suasana kemitraan.
Pengelolaan sekolah ini memiliki dua catatan penting, yaitu (Samani dkk,2009:7):
a. Mengelola sering memerlukan seni, disamping bekal pengetahuan. Artinya,disamping berbekal teori, agar sukses kepala sekolah perlu memiliki seni
dalam mengelola sekolah. Seni semacam itu justru banyak digali dari
pengalaman dan seringkali tidak berlaku di tempat lain.
b. Salah satu cara yang baik untuk menumbuhkan suasana kerja yang sehatadalah bermusyawarah. Hal itu berarti, kepala sekolah harus mendiskusikan
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
10/18
segala sesuatu dengan para guru, staf lain, orang tua, atau siswa mengenai
kepentingan bersama dan permasalahan-permasalahan yang ada.
2. Perbedaan pengelolaan sekolah masa lalu dan sekarangPengelolaan sekolah dahulu ditentukan dan dikontrol oleh pihak luar sekolah.
Sumber daya internal sekolah saat itu tidak memiliki peran yang berarti karena
dianggap tidak mampu. Namun, sekarang diterapkan manajemen berbasis sekolah
(MBS) sehingga peran sumber daya internal di sekolah diberdayakan dengan
sungguh-sungguh. Pengelolaan sekolah yang dijalankan dengan adanya kontrol dari
luar sekolah disebut external control management atau manajemen kontrol
eksternal (MKE). Dalam manajemen kontrol eksternal ini setiap pengambilan
keputusan ditetapkan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah tanpa
melibatkan pihak sekolah secara langsung. Sekolah sebagai institusi yang
melaksanakan keputusan yang ditetapkan oleh birokrasi di atasnya. Faktanya
selama diterapkan MKE tidak pernah terjadi perbaikan kualitas pendidikan. Saat itu
sekolah harus mengikuti petunjuk teknis yang kaku dan sering kali tidak sesuai
dengan keinginan dan hati nurani para pelaksana di sekolah. MBS yang kini dipakai
oleh sekolah-sekolah modern dikontradiksikan dengan MKE yang biasanya masih
dipakai oleh sekolah-sekolah tradisional. Manajemen kontrol eksternal dicirikan
dengan adanya kontrol yang ketat dari pemerintah pada sistem pendidikan atau
persekolahan. Dalam MKE tugas-tugas manajemen sekolah dijalankan dibawah
instruksi otoritas pusat-eksternal yang sering kali tidak sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan sekolah. Dengan kondisi yang dmikian itu maka warga sekolah tidak
memiliki banyak otonomi dan tidak memiliki komitmen terhadap program-program
sekolah (Nurkolis, 2003:50).
Lanjut Nurkolis (2003:51) Sementara itu, dalam MBS kontrol eksternal hampir
tidak ada sama sekali, control diberikan sepenuhnya kepada pihak internal sekolah.
Perencanaan kegiatan sekolah, pengorganisasian, pengerahan, dan pengawasan
serta evaluasi atas program-program yang dijalankan sekolah berada di bawah
tanggung jawab sekolah sepenuhnya. Inisiatif dari sumber daya di sekolah sangat
dibutuhkan dan dihargai, sementara itu pemaksaan kehendak dari birokrasi di
atasnya tidak berlaku lagi. MBS dan MKE berbeda dalam landasan teori
manajemen yang dipakai untuk mengelola sistem persekolahan. Perbedaan-
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
11/18
perbedaan kedua pendekatan pendekatan pendidikan dan teori manajemen dapat
diringkas pada tabel berikut:
Perbedaan MBS MKE
Asumsi
tentang
pendidikan
1. Tujuan pendidikan itubermacam-macam, bukan
tunggal.
2. Lingkungan pendidikan yangkompleks dan berubah-ubah.
3. Perlu adanya reformasipendidikan.
4. Orientasi pada efektivitas danadaptasi.
5. Mengejar kualitas.
1. Tujuan pendidikan tunggal.. Lingkungan pendidikan
yang sederhana dan hampir
statis.
. Tidak perlu adanyareformasi pendidikan.
.
Orientasi yang distandarisasidan distabilisasi.
5. Mengejar kualitas.
Teori yang
digunakan
untuk
mengelola
sekolah
1. Prinsip ekuifinalitas:a. Terdapat berbagai cara yang
berbeda untuk mencapai
suatu tujuan.
b. Menekankan fleksibilitas.2. Prinsip desentralisasi:
a. Masalah itu tak dapatdielakkan, harus
diselesaikan pada saat
terjadi.
b. Mencari efisiensi danpemecahan masalah.
3. Prinsip sistem swakelola:a. Swakelola.
b. Eksploitasi secara aktif.c. Bertanggung jawab.
4. Prinsip inisiatif manusia:a. Mengembangkan sumber
1. Prinsip struktur standar:a. Untuk mencapai tujuan
mengikuti metode dan
prosedur standar.
b. Menekankankemampuan umum.
2. Prinsip sentralisasi:a. Sesuatu maslah besar
atau kecil dikontrol
secara hati-hati untuk
menghindari problem.b. Mengikuti kontrol
prosedural.
3. Prinsip penerapan sistem:a. Dikontrol secara
eksternal.
b. Diterima secara pasif.c. Tidak akuntabel.
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
12/18
daya manusia internal.
b. Partisipasi secara luas dariwarga sekolah.
4. Prinsip kontrol struktur:a. Penerapan supervisi
eksternal.
b. Perluasan dari sistembirokrasi.
D. KOMITE SEKOLAH & DEWAN PENDIDIKAN1. Peran Kantor Pendidikan Pusat dan Daerah
Peran pemerintah pusat dalam pengaturan pendidikan lebih bersifat strategis
dan menghindari wilayah operasional. Hal-hal yang bersifat operasional akan diatursendiri oleh sekolah. Yang diperhatikan adalah kebijakan strategis yang ditetapkan
pemerintah harus memberikan ruang gerak kepada sekolah yang lebih besar
sehingga kreatifitas sekolah untuk mengembangkan sekolahnya.
Peran pemerintah daerah adalah memfasilitasi dan membantu staf sekolah atas
tindakannya yang akan dilakukan sekolah. Pemerintah daerah bertugas untuk
mengembangkan kinerja staf sekolah dan kinerja siswa. Dalam kaitannya dengan
kurikulum, kantor pemerintah daerah menspesifikkan tujuan, sasaran, dan hasil
yang diharapkan dan kemudian memberikan kesempatan kepada sekolah
menentukan metode untuk menghasilkan mutu pembelajarn hal yang diinginkan.
Bahkan beberapa sekolah menyerahkan pemilihan buku pelajaran kepada sekolah.
2. MBS Dewan Sekolah dan Pengawas SekolahDewan sekolah memiliki peran untuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang
lebih luas, menyatukan visi, memperjelas visi. Penentuan kebijakan, visi dan misi
mengacu pada ketentuan nasional dan daerah. Oleh karena itu anggota dewan
sekolah diisi oleh mereka yang mampu menganalisis kebijakan pendidikan, mampu
berkomunikasi dengan pemerintah pusat dan daerah, serta memiliki wawasan
tentang pendidikan di daerahnya. Pimpinan dewan sekolah sebaiknya bukan
pejabat pemerintah, melainkan tokoh masyarakat yang diakui kapasitas
kepemimpinannya.
Pengawas sekolah juga berperan sebagai fasilitator antara kebijakan pemerintah
daerah kepada masing-masing sekolah, antara lain menjelaskan tujuan akademik
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
13/18
dan anggaran, serta memberikan bantuan teknis kepada sekolah yang kesulitan
menterjemahkan visi. Peran pengawas sekolah harus diarahkan pada fungsi
supervisi, yaitu memberi bantuan dan pengawasan kepada guru, dan staf sekolah
bila mengalami kesulitan.
3. MBS Kepala SekolahKepala sekolah adalah figur kunci di sekolah dalam mendorong perkembangan
dan kemajuan sekolah. Kepala sekolah juga bertanggung jawab untuk
meningkatkan akutanbilitas keberhasilan siswa dan programnya. Menurut
Wohlstter dan Mohrman dalam Nurkholis (2003), peran kepala sekolah sebagai
MBS adalah sebagai desainer, motivator, fasilitator, dan liaison. Kepala sekolah
sebagai desainer harus mampu membuat rencana dan memberikan kesempatan agar
tercipta diskusi yang membahas permasalahan di sekolah, diskusi dilakukan
bersama tim pengambil keputusan. Sebagai seorang motivator kepala sekolah harus
menunjukkan kepercayaan, mendorong keberanian untuk mengambil resiko dan
penyampaian informasi untuk membantu implementasi pelaksanaan MBS. Kepala
sekolah sebagai fasilitator harus mampu mendorong proses pengembangan
kemampuan seluruh staf, menyediakan sumber daya tampak seperti kebutuhan
finansial dan peralatan, serta menyediakan sumber daya tak tampak seperti waktu
dan kesempatan bagi staf untuk membantu kemajuan sekolah. Sebagai liaisonatau
penghubung sekolah dengan dunia luar sekolah, kepala sekolah harus membawa
ide-ide baru dan hasil penelitian ke sekolah, dan mengkomunikasikan kemajuan dan
hasil-hasil yang dicapai sekolah kepada pihak-pihak di luar sekolah.
4. MBS Guru dan AdministratorPeran guru dalam MBS adalah sebagai rekan kerja, pengambil keputusan, dan
pengimplementasian program pengajaran. Para guru bekerja bersama dengan
komitmen bersama dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan untuk
mempromosikan pembelajaran efektif dan mengembangkan sekolah. Sedangkan
peranan administrator sekolah dalam MBS adalah pengembang dan pemimpin
dalam pencapaian tujuan. Administrator juga harus mampu memimpin warga
sekolah untuk mencapai tujuan, berkolaborasi dan terlibat penuh dalam fungsi
sekolah.
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
14/18
5. MBS Orang tuaKomunikasi antara orang tua dengan sekolah hanya terjadi selama setahun
sekali, ketika perubahan besaran iuran sekolah atau pemberitahuan tunggakan
pembayaran SPP. Komunikasi yang kurang baik ini disebabkan oleh, adanya
perbedaan kelas sosial, dan tidak ada kesamaan visi dalam mendidik siswa. Adanya
MBS membantu untuk memperbaiki hubungan antara orang tua dengan sekolah,
caranya dengan membentuk dewan pendidikan, komite sekolah, persatuan guru dan
orang tua siswa. Anggota dari keempat program tersebut adalah orang tua siswa,
akademisi, pemuka agama, tokoh politik, praktisi pendidikan, dan kalangan LSM.
Orang tua harus menyediakan waktu sebanyak mungkin untuk berkunjung ke
sekolah dan ke kelas guna mengontrol pendidikan anaknya. Diskusi antara orang
tua dan guru sangat penting untuk mengetahui hambatan dan kemajuan yang
dialami anaknya. Langkah ini bertujuan untuk mengantisipasi kegagalan pendidikan
anaknya di sekolah. Keikutsertaan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan
memberikan banyak keuntungan, seperti yang dikemukakan oleh Rhoda dalam
Nurkholis (2003). Pertama, perkembangan prestasi akademis meningkat secara
signifikan.Kedua, orang tua dapat mengetahui perkembangan pendidikan anaknya.
Ketiga, orang tua menjadi guru yang baik bagi anak-anaknya di rumah. Keempat,
orang tua memiliki sikap dan pandangan positif terhadap sekolah.
E. PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MBSHubungan sekolah dengan masyarakat merupakan suatu sarana yang sangat
berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di
sekolah. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai
tujuan sekolah atau pemdidikan secara efektif dan efisien. Sebaliknya sekolah juga
harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat akan
pendidikan (Mulyasa, 2004: 5).
Menurut Mulyasa (2004:50) hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara
lain untuk (1) memajukan kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak; (2)
memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan pengidupan masyarakat;
dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah. Untuk
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
15/18
merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang bisa dilakukan oleh sekolah dalam
menarik simpati masyarakat terhadap sekolah dan menjalin hubungan yang harmonis
antara sekolah masyarakat. Hal tersebut antara lain dapat dilakukan dengan
memberitahukan masyarakat mengenai program-program sekolah.
Melalui hubungan yang harmonis dengan masyarakat diharapkan tercapainya tujuan
hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu terlaksananya proses pendidikan di
sekolah secara produktif, efektif, dan efisien sehingga menghasilkan lulusan sekolah
yang produktif dan berkualitas. Lulusan yang berkualitas ini tampak dari penguasaan
peserta didik terhadap ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dapat dijadikan
bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang berikutnya atau hidup di masyarakat
sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup (Mulyasa, 2004:52).
Cheng (1996) dalam Nurkholis (2003:126) mengemukakan bahwa peran para orang
tua siswa dalam MBS adalah menerima pelayanan yang berkualitas melalui siswa-
siswa yang menerima pendidikan yang mereka butuhkan. Peran orang tua sebagai
partner dan pendukung. Mereka dapat berpartisipasi dalam proses sekolah, mendidik
siswa secara kooperatif, berusaha membantu perkembangan yang sehat kepada skolah
dengan memberi sumbangan sumber daya dan informasi, mendukung dan melindngi
seklah pada saat mengalami kesulitan dan krisis.
Menurut Uemura ( 1999) dalam Nurkholis (2003: 127) pemberdayaan masyarakat
dalam pendidikan perlu dilakukan dengan tujuan:
1. untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan siswa bisa belajarlebih baik dan siap menghadapi perubahan zaman.
2. Karena keterbatasan sumber daya terutama finansial yang dimiliki pemerintah,terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, untukmenyelenggarakan pendidikan bagi setiap warga.
3. Meningkatkan relevansi pendidikan karena selama ini pendidikan selaluketinggalan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang di masyarakat.
4. Agar mendorong terselenggaranya sistem pendidikan yang adil denganmenyediakan pendidikan bagi anak kurang mampu, kaum wanita, masyarakat
terasing, dan suku minoritas.
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
16/18
5. Untuk meningkatkan kerjasama antara sekolah dam masyarakat dan mengurangikonflik yang sering terjadi di sekolah.
Partisipasi masyarakat dalam MBS menurut Umanzor dkk. (1997) dalam Nurkholis
(2003: 127) memiliki tiga tujuan utama. Pertama, meningkatkan pelayanan pendidikan
kepada masyrakat termiskin di daerah pedesaan. Kedua, mendorong partisippasi
anggota masyarakat lokal terhadap pendidikan anak-anak mereka. Ketiga,
meningkatkan kualitas pendidikn prasekolah dan pendidikan dasar.
Nurkholis (2003: 127) menyatakan bahwa tokoh masyarakat juga memiliki peranan
penting demi kemajuan pendidikan, antara lain sebagai berikut:
1.
Penggerak, dengan membentuk badan kerja sama pendidikan denganmenghimpun kekuatan dari masyarakat agar semakin peduli terhadap
pendidikan. Salah satu caranya dengan membentuk Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) peduli pendidikan.
2. Informan dan penghubung, yaitu menginformasikan harapan dan kepentinganmasyarakat kepada sekolah dan menginformasikan kondisi sekolah, baik
kekurangan maupun kelebihan sekolah kepada masyarakat sehingga masyarakat
tahu secara persis keadaan sekolah.
3. Koordinator, yaitu mengoordinasikan kepentingan sekolah dengan kebutuhanbisnis di lingkungan masyarakat tersebut agar siswa- siswa sekolah diberi
kesempatan untuk praktik dan magang kerja di industri yang terkait.
4. Pengusul, yaitu mengusulkan kepada pemerintah daerah agar dilakukan pajakuntuk pendidikan. Artinya, lembaga bisnis dan individu dikenai pajak untuk
pendanaan pendidikan sehingga lembaga pendidikan semakin maju dan
bermutu.
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
17/18
BAB III
KESIMPULAN
Manajemen pendidikan model MBS berpusat pada sumber daya yang ada di
sekolah itu sendiri. Tugas-tugas manajemen sekolah ditetapkan menurut karakteristik-
karakteristik dan kebutuhan-kebutuhan sekolah itu sendiri. Karakteristik manajemen
berbasis sekolah adalah adanya keragaman dalam pola penggajian guru, otonomi
manajemen sekolah, pemberdayaan guru secara optimal, pengelolaan sekolah secara
partisipatif, sistem yang didesentralisasikan, sekolah dengan pilihan atau otonomi
sekolah dalam menentukan aneka pilihan, hubungan kemitraan antara dunia bisnis dan
dunia pendidikan, akses terbuka bagi sekolah untuk tumbuh relatif mandiri, dan
pemasaran sekolah secara kompetitif.
Pengelolaan sekolah dahulu ditentukan dan dikontrol oleh pihak luar sekolah. Pada
manajemen berbasis sekolah (MBS) peran sumber daya internal di sekolah
diberdayakan dengan sungguh-sungguh oleh sekolah itu sendiri. Hubungan sekolah
dengan masyarakat merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan
mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah.
-
5/26/2018 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
18/18
Daftar Pustaka
Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, E.2004. Manajemen berbasis sekolah: konsep, strategi dan implementasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurkolis. 2006.Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, dan Aplikasi.Jakarta: PT.
Grasindo.
Samani, M., Santoso, G.A., Zamroni, Hanafi, I. 2009. Manajemen sekolah: panduan
praktispengelolaan sekolah. Yogyakarta: Adicita karya nusa.