Manajemen asn

103
MANAJEMEN ASN Disampaikan pada : Diklat Prajabatan CPNS Yang Diangkat Dari Tenaga Honorer Kategori 1/ 2

Transcript of Manajemen asn

Page 1: Manajemen asn

MANAJEMEN ASN

Disampaikan pada :Diklat Prajabatan CPNS

Yang Diangkat Dari Tenaga Honorer Kategori 1/ 2

Page 2: Manajemen asn

BIODATA

Nama : Ir. Hadi Arnowo, MAppScNIP : 19651312 199003 1 002Pengalaman Tugas :• Provinsi Lampung : 1990 – 2002• Provinsi Jawa Barat : 2003 – 2006• BPN Pusat : 2006 – 2011• Provinsi Kalimantan Barat : 2011 – 2014• Widyaiswara Agustus 2014 - ....

Alamat email : [email protected]. HP : 0852 9400 8662

Page 3: Manajemen asn

PENGERTIAN1. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi

bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.

2. Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pegawai ASN) adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

3

Page 4: Manajemen asn

4

3. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.4. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Page 5: Manajemen asn

5

ASAS dan PRINSIP (NILAI DASAR, KODE PERILAKU DAN KODE ETIK)

Page 6: Manajemen asn

6

Manajemen ASN berdasarkan pada asas:a. kepastian hukum;b. profesionalitas;c. proporsionalitas;d. keterpaduan;e. delegasi;f. netralitas;g. akuntabilitas;h. efektif dan efisien;i. keterbukaan;j. nondiskriminatif;k. persatuan dan kesatuan;l. keadilan dan kesetaraan; danm. kesejahteraan.

Page 7: Manajemen asn

a. nilai dasar;

b. kode etik dan kode perilaku;

c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;

d. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;

e. kualifikasi akademik;

f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan

g. profesionalitas jabatan

ASN SEBAGAI PROFESI BERLANDASKAN PADA PRINSIP:

http://sinyo19.blogspot.com

Page 8: Manajemen asn

8

Nilai dasar ASNa. memegang teguh ideologi Pancasila;b. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;c. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;d. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;e. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;f. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;g. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;h. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;i. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan programpemerintah;j. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;k. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;l. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;m. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;n. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dano. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagaiperangkat sistem karier.

Page 9: Manajemen asn

9

Kode Etik dan Kode Perilaku ASNKode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dankehormatan ASN berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN melaksanakan tugas:a. jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;b. cermat dan disiplin;c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;d. sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;e. sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien;h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakantugasnya;i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihaklain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaatbagi diri sendiri atau untuk orang lain;k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi danintegritas ASN; dan melaksanakan ketentuan peraturan perundangundanganmengenai disiplin Pegawai ASN.

Page 10: Manajemen asn

PEGAWAI ASN

PNS (Pegawai Negeri Sipil)(Pasal 1 butir 3 & Pasal 7)

PNS (Pegawai Negeri Sipil)(Pasal 1 butir 3 & Pasal 7)

• Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional;

• Menduduki jabatan pemerintahan.

PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)

(Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)

PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)

(Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)

• Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dan ketentuan Undang-Undang.

• Melaksanakan tugas pemerintahan.

• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh

pimpinan• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan &

partai politik

• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh

pimpinan• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan &

partai politik

Page 11: Manajemen asn

11

Fungsi, Tugas Dan Peran Pegawai ASN1. Fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik; pelayan publik;

dan perekat dan pemersatu bangsa. 2. Tugas Pegawai ASN : a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan b. memberikan pelayanan publik yang profesional c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan RI 3. Peran Pegawai ASN sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik KKN

Page 12: Manajemen asn

HAK PEGAWAI ASN

PNSPNS• gaji, tunjangan, dan fasilitas;• cuti;• jaminan pensiun dan

jaminan hari tua;• perlindungan; dan• pengembangan kompetensi.

PPPKPPPK• gaji dan tunjangan;• cuti;• perlindungan; dan• pengembangan kompetensi.

Page 13: Manajemen asn

CUTI PNS

A. CUTI TAHUNANB. CUTI BESAR (Setelah masa kerja 6 tahun

berturut2)C. CUTI SAKITD. CUTI BERSALINE. CUTI DENGAN ALASAN PENTINGF. CUTI DILUAR TANGGUNGAN NEGARA (Setelah masa kerja 5 tahun berturut2)

13

Page 14: Manajemen asn

14

Kewajiban Pegawai ASNa. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 15: Manajemen asn

maka

Page 16: Manajemen asn

DISIPLIN

1. Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi disiplin PNS.

2. Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.

3. PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

16

(Pasal 86)

Page 17: Manajemen asn

Pengertian :1. Disiplin PNS :

Kesanggupan PNS menaati kewajiban & menghindari larangan Per-UU/Peraturan kedinasan jika dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

2. Hukuman Disiplin : Hukuman yg dijatuhkan kpd PNSkarena melanggar peraturan disiplin PNS.

Page 18: Manajemen asn

Tingkat dan jenis hukuman disiplin:1. Hukuman disiplin ringan:

a. Teguran lisanb. Teguran tertulisc. Pernyataan tidak puas secara tertulis

2. Hukuman disiplin sedang:a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu)

tahunb. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahunc. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat

lebih rendah selama 1 (satu) tahun

1818

Page 19: Manajemen asn

19

3. Hukuman disiplin berat:a.Penurunan pangkat pada pangkat

yang setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

b.Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan dalam jabatan setingkat lebih rendah

c. Pembebasan Jabatand.Pemberhentian dengan hormat tidak

atas permintaan sendiri sebagai PNSe. Pemberhentian tidak dengan hormat

sebagai PNS

Page 20: Manajemen asn

kewajiban untuk masuk kerja, dirumuskan secara rinci untuk menjaring PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan sah adalah sebagai berikut :

a. selama 5 s/d 15 hari kerja dikenai hukuman ringan.

1) 5 hari kerja dijatuhi hukuman teguran lisan;

2) 6 s/d 10 hari kerja dijatuhi hukuman teguran tertulis;

3) 11 s/d 15 hari kerja dijatuhi hukuman pernyatan tidak puas secara tertulis.

20

Ketentuan Waktu kerja

Page 21: Manajemen asn

21

a. selama 16 s/d 30 hari kerja dikenai hukuman sedang.

1) 16 s/d 20 hari kerja dijatuhi hukuman penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;

2) 21 s/d 25 hari kerja dijatuhi hukuman penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun;

3) 26 s/d 30 hari kerja dijatuhi hukuman penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.

Page 22: Manajemen asn

c. selama 31 s/d 46 hari kerja atau lebih dikenai hukuman berat.

1) 31 s/d 35 hari kerja dijatuhi hukuman penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;

2) 36 s/d 40 hari kerja dijatuhi hukuman pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu;

3) 41 s/d 45 hari kerja dijatuhi hukuman pembebasan dari jabatan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu;

4) 46 hari kerja atau lebih dikenai hukuman pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

22

Page 23: Manajemen asn

23

Setiap PNS wajib datang, pulang dan melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan jam kerja. Keterlambatan akan dihitung secara kumulatif dan dikonversi 1 hari kerja sama dengan 7 ½ jam.

Dalam hal PNS tidak masuk kerja secara terus-

menerus meskipun telah dipanggil 2 (dua) kali tetapi tetap tidak hadir, PNS tersebut dijatuhi HD tanpa melalui pemeriksaan dan jenis hukumannya berdasarkan jumlah hari ketidakhadiran secara kumulatif.

Page 24: Manajemen asn

ORGANISASI ASN

1. Nama : Korps Pegawai ASN2. Kedudukan: wadah ASN untuk menyalurkan aspirasinya. 3. Tujuan :

a. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASNb. Mewujudkan jiwa Korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

4. Fungsi :a. Pembinaan dan pengembangan profesi ASN.b. Memberikan perlindungan hukum dan advokasi. c. Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi. d. Peningkatan kesejahteraan anggota Korps Pegawai ASN RI.

(Pasal 109)

24

Page 25: Manajemen asn

Netralitas PNS dalam kedudukan sebagai aparatur negara

makapns harus “netral” dari pengaruh semua goldan parpol serta tidak diskriminatif dalam

memberikan pelayanan kepada masy

maka

“dilarang”menjadi anggota dan/atau pengurus parpol

(Pasal 3 UU Nomor 43 Tahun 1999)

Page 26: Manajemen asn

larangan dalam mendukung capres/ cawapres dan anggota legislatif (DPR, DPD, dan DPRD) sebagaimana amanat dalam UU No. 10 Tahun 2008 dan UU No. 42 Tahun 2008. Dan larangan dalam mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang selama ini ditetapkan di dalam S.E. Menpan, yaitu:

a. Hukuman Sedang :1) memberikan dukungan kpd calon

Presiden/Wapres, DPR, DPD, atau DPRD dgn cara ikut serta sbg pelaksana kampanye, menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai atau atribut PNS, sbg peserta kampanye dgn mengerahkan PNS lain

26

Page 27: Manajemen asn

27

2) memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wapres dgn cara mengadakan kegiatan yg mengarah kpd keberpihakan thd pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kpd PNS dalam lingk. unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;

3) memberikan dukungan kpd calon anggota DPD atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dgn cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi KTP atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan; dan

Page 28: Manajemen asn

28

4) memberikan dukungan kpd calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dgn cara terlibat dalam kegiatan kampanye utk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah serta mengadakan kegiatan yg mengarah kpd keberpihakan thd pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kpd PNS dalam lingk. unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.(yg dimaksud terlibat dlm kegiatan kampanye adalah seperti PNS bertindak sbg pelaksana kampanye, petugas kampanye / tim sukses, tenaga hali, penyandang dana, pencari dana, dll. (penjelasan Pasal 4 Angka 15 huruf a))

Page 29: Manajemen asn

b.Hukuman Berat :1) memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wapres, DPR,

DPD, atau DPRD dgn cara sbg peserta kampanye dgn menggunakan fasilitas negara;

2) memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wapres dgn cara membuat keputusan dan/atau tindakan yg menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan

3) memberikan dukungan kpd calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dgn cara menggunakan fasilitas yg terkait dgn jabatan dalam kegiatan kampanye dan/atau membuat keputusan dan/atau tindakan yg menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye.

29

Page 30: Manajemen asn

Penghargaan PNS

• PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.

• Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa pemberian:– tanda kehormatan;– kenaikan pangkat istimewa;– kesempatan prioritas untuk pengembangan

kompetensi; dan/atau– kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau

acara kenegaraan. 30

Page 31: Manajemen asn

31

Syarat Usul Satya Lencana1. Telah memiliki masa kerja 10, 20 dan 30 tahun ( terhitung

dari masa kerja yg tertera di SK CPNS, berdasarkan tahun Pengangkatan sebagai CPNS ).

2. Foto Copy SK (CPNS, TERAKHIR, JABATAN)3. Surat Keterangan Tidak Pernah dijatuhi Hukuman Disiplin

Tingkat Sedang dan Tingkat Berat yang ditanda tangani oleh Kepala SKPK atau Instansi masing-masing.

4. Surat Rekomendasi dari Kepala Instansi atau SKPK masing-masing.

5. Bagi yang pernah memiliki Satya Lencana, melampirkan foto copynya.

Page 32: Manajemen asn

32

Manajemen ASN

Page 33: Manajemen asn

Manajemen ASN meliputi

a. penyusunan dan penetapan kebutuhan;b. pengadaan;c. pangkat dan jabatan;d. pengembangan karier;e. pola karier;f. promosi;g. mutasi;h. Penilaian kinerja

33

i. penggajian dan tunjangan;

j. penghargaan;k. disiplin;l. pemberhentian;m. pensiun dan

tabungan hari tua; perlindungan.

Page 34: Manajemen asn

PENETAPAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN JUMLAH

1. Dasar penetapan kebutuhan :a. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan

berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.b. Perencanaan kebutuhan SDM 5 tahun dengan rincian

per tahun berdasarkan prioritas kebutuhanc. Ditetapkan oleh Menteri secara nasional.

2. Metode: analisis jabatan dan analisis beban kerja

(Pasal 56 RUU ASN)

34

Page 35: Manajemen asn

PENGADAAN PNS

1. Dasar pengadaan:- pengisian kebutuhan jabatan yang lowong- sesuai kebutuhan pegawai yang ditetapkan Menteri

2. Tahapan :a. Perencanaan b. Pengumuman lowonganc. Pelamarand. Seleksi (administrasi, kompetensi dasar, dan kompetensi

bidang)e. Pengumuman hasil seleksif. Masa percobaang. Pengangkatan menjadi PNS

(Pasal 58)

35

Page 36: Manajemen asn

36

Sistem Penempatan

Page 37: Manajemen asn

Pangkat dan Jabatan

• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu.• Setiap jabatan dikelompokkan dalam klasifikasi

jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme, dan pola kerja.

• PNS dapat berpindah antar dan antara JPT, Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Daerah berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja.

37

Pangkat dan Jabatan

Page 38: Manajemen asn

PENILAIAN KINERJA PNS

Dilakukan berdasarkan:• perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau

organisasi;Memperhatikan • target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.Metode• objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.• Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang

kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.

• Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PNS.

38

PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 39: Manajemen asn

39

Setiap PNS wajib menyusun SKP sebagai rancangan pelaksanaan kegiatan tugas jabatan sesuai dengan rincian tugas, tanggung jawab dan wewenangnya sesuai dengan struktur dan tata kerja organisasi.

SKP disusun dan ditetapkan sebagai rencana operasional pelaksanaan tugas jabatan dengan mengacu pada Renstra dan Renja.

SKP yang telah disusun harus disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai.

SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari dan digunakan sebagai dasar penilaian prestasi kerja.

PENILAIAN PRESTASI KERJASasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil (SKP)

Page 40: Manajemen asn

40

UNSUR-UNSUR SKP

a. Kegiatan Tugas Jabatan

Tugas jabatan yang dilakukan harus didasarkan pada rincian

tugas, tanggung jawab dan wewenang jabatan sesuai yang

ditetapkan dalam struktur dan tata kerja organisasi.

b. Angka Kredit

Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan

dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus

dicapai oleh seorang PNS dalam rangka pembinaan karier

dan jabatannya.

c. Target

Setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan harus ditetapkan

target yang diwujudkan dengan jelas sebagai ukuran prestasi

kerja, baik dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan/atau

biaya.

Page 41: Manajemen asn

41

d. Tugas Tambahan

Selain melakukan kegiatan tugas jabatan apabila

ada tugas tambahan terkait dengan jabatan dapat

ditetapkan menjadi tugas tambahan. PNS yang

melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh

pimpinan/ pejabat penilai yang berkaitan dengan tugas

jabatan, hasilnya dinilai sebagai bagian dari capaian SKP.

e. Kreatifitas

PNS yang telah menunjukkan kreatifitas yang

bermanfaat bagi organisasi dalam melaksanakan tugas

jabatan, hasilnya dinilai sebagai bagian dari capaian

SKP

Page 42: Manajemen asn

42

CARA PENILAIAN DAN NILAI SKP

a. Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan

antara realisasi kerja dengan target dari aspek kuantitas,

kualitas, waktu dan/atau biaya, dikalikan 100.

b. Penilaian perilaku kerja dilakukan dengan cara

pengamatan sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan.

c. Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan cara meng-

gabungkan Penilaian SKP dengan Penilaian Perilaku

Kerja

Page 43: Manajemen asn

43

Jakarta, 4 Januari 2012

Pejabat Penilai Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai

(Dra. Sri) (Elisya, SH)

NIP. 196305221992012001 NIP. 196803051999042001

FORMULIR SASARAN KERJA

PEGAWAI NEGERI SIPIL

NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI

1 Nama Dra. Sri 1 Nama Elisya, SH

2 NIP 196305221992012001 2 NIP 196803051999042001

3 Pangkat/Gol.Ruang Pembina/ IV/a 3 Pangkat/Gol.Ruang Penata Tk I/ III/d

4 JabatanKabid Kepangkatan dan Mutasi Lain

4 Jabatan Kasubbag Mutasi Kepegawaian

5 Unit Kerja Direktorat Kepangkatan 5 Unit Kerja Direktorat Kepangkatan

NO III. KEGIATAN TUGAS POKOK JABATANANGKA KREDIT

TARGET

KUANT/OUTPUT

KUAL/ MUTU

WAKTU BIAYA

1 Menetapkan persetujuan kenaikan pangkat gol.ruang III/d ke bawah Prov. Lampung dan instansi vertikal.

- 5000 nota100 12

-

2 Menetapkan persetujuan peninjauan masa kerja gol.ruang III/d ke bawah Provinsi Lampung dan Instansi vertikal

-25 nota 100 12 -

3 Menetapkan persetujuan mutasi lain-lain gol.ruang III/d ke bawah Provinsi Lampung dan instansi Vertikal

-20 nota 100 12 -

4 Membuat konsep SK pindah Instansi pusat dan daerah

-30 SK 100 12 -

5 Membuat laporan kenaiakn pangkat, PMK, mutasi lain dan pindah instansi pusat dan daerah

-2 lap 100 12 -

Page 44: Manajemen asn

SISTEM KENAIKAN PANGKAT

SISTEM KENAIKAN PANGKAT

SISTEM KENAIKAN PANGKAT REGULER

SISTEM KENAIKAN PANGKAT PILIHAN

MASA KENAIKANPANGKAT

PERIODE 01 APRIL

PERIODE 01 OKTOBER

Page 45: Manajemen asn

1. KP REGULER

KENAIKAN PANGKAT REGULER

Syarat :a. Minimal telah 4 tahun dalam pangkat terakhirb. Setiap unsur DP-3 minimal bernilai baik dalam 2 tahun

terakhirc. Tidak melampaui pangkat atasan langsungnya

1. tidak menduduki Jabatan struktural atau Jabatan fungsional tertentu.

2. melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan.

3. dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induk.

Page 46: Manajemen asn

2. KP PILIHAN

KENAIKANPANGKATPILIHAN

1. menduduki jabatan Struktural atau jabatan Fungsional tertentu.

2. menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan Dengan Keputusan Presiden

3. menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya.

4. menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara.

5. diangkat menjadi Pejabat Negara.

6. memperoleh STTB atau Ijazah

7. melaksanakan tugas belajar dan Sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional.

8. telah selesai dan lulus tugas belajar

9. dipekerjakan atau diperbantukan di luar instansi induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan atau jabatan fungsional tertentu.

Page 47: Manajemen asn

47

3. KP. Anumerta• Berlaku TMT ybs tewas.• Diberikan sebelum ybs dimakamkan.

(Keputusan Sementara).• Akibat keuangan baru timbul, setelah

keputusan sementara ditetapkan menjadi keputusan pejabat ybw.

Page 48: Manajemen asn

48

a) 30 tahun atau lebih dan minimal telah 1 bulan dalam pangkat terakhir.b) 20 tahun atau lebih tapi kurang dari 30 tahun dan minimal telah 1 tahun dalam pangkat terakhir.c) 10 tahun atau lebih tapi kurang dari 20 tahun dan minimal telah 2 tahun dalam pangkat terakhir

4. KP. Pengabdian• Diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena

mencapai BUP atau Meninggal Dunia.• Setiap unsur DP-3 minimal bernilai baik dalam 1 thn terakhir• Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau

berat dalam 1 (satu) tahun terakhir.• Memiliki masa kerja secara terus menerus sebagai PNS

Page 49: Manajemen asn

49

Sistem Karier PNS

Page 50: Manajemen asn

PENGEMBANGAN KARIER

1. Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah.

2. Pengembangan karier PNS dilakukan dengan mempertimbangkan integritas dan moralitas.

3. Kompetensi meliputi:

a. kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi diklat teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis;

b. kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat diklat struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan;

c. kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.

4. Integritas diukur dari kejujuran, kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, kemampuan bekerja sama, dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.

50

(Pasal 69)

Page 51: Manajemen asn

5. Moralitas diukur dari penerapan dan pengamalan nilai etika

agama, budaya, dan sosial kemasyarakatan

6. Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.

7. Pengembangan kompetensi antara lain melalui diklat, seminar, kursus, dan penataran.

8. Pengembangan kompetensi harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.

9. Pengembangan kompetensi setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi masing-masing.

51

(Pasal 70)

Page 52: Manajemen asn

52

Page 53: Manajemen asn

53

Page 54: Manajemen asn

54

Page 55: Manajemen asn

55

Page 56: Manajemen asn

56

Page 57: Manajemen asn

57

Page 58: Manajemen asn

58

Sistem Penggajian dan Penghargaan PNS

Page 59: Manajemen asn

PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN1. Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS

serta menjamin kesejahteraan PNS.2. Gaji dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan

resiko pekerjaan.3. Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada

APBN.4. Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah daerah dibebankan pada

APBD.5. Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas.6. Tunjangan meli puti tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan.7. Tunjangan kinerja dibayarkan sesuai pencapaian kinerja.8. Tunjangan kemahalan dibayarkan sesuai dengan tingkat

kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerah masing-masing.

59

(Pasal 79,80)

Page 60: Manajemen asn

60

Page 61: Manajemen asn

61

Sistem Pendidikan dan pelatihan PNS

Page 62: Manajemen asn

Tujuan Diklat

• Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasai kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi.

• Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

• Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat.

• Menciptakan kesamaan Visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

62

Page 63: Manajemen asn

JENIS DAN JENJANG DIKLAT

Diklat PNS terdiri dari 2 jenis1. Diklat prajabatan, terdiri dari :

– Diklat Prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan I.– Diklat prajabatan golongan II untuk menjadi PNS golongan II.– Diklat prajabatan golongan III untuk menjadi PNS golongan

III.

2. Diklat dalam jabatan, terdiri dari :– Diklat kepemimpinan– Diklat fungsional– Diklat Teknis.

63

Page 64: Manajemen asn

Diklat prajabatan• Diklat prajabatan merupakan diklat yang dipersyaratkan

dalam pengangkatan CPNS menjadi PNS. • Setiap CPNS untuk dapat diangkat menjadi PNS wajib

mengikuti dan lulus diklat prajabatan . • CPNS wajib diikut sertakan dalam diklat prajabatan selambat

lambatnya 2 tahun setelah pengangkatannya sebagai CPNS.• Diklat prajabatan dimaksudkan untuk memberikan

pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan peranannya sebagai pelayan masyarakat.

64

Page 65: Manajemen asn

Diklatpim terdiri dari empat jenjang 1. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat IV,

yaitu Diklatpim yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon IV.

2. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat III, yaitu Diklatpim yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon III.

3. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat II, yaitu Diklatpim yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon II.

4. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat I, yaitu Diklatpim yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon I.

65

Page 66: Manajemen asn

Diklat Fungsional

• Diklat Fungsional merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional masing-masing.

• Jenis dari jenjang diklat fungsional untuk masing-masing jabatan fungsional tersebut ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional yang bersangkutan.

66

Page 67: Manajemen asn

Diklat Teknis • Diklat Teknis merupakan diklat yang dilaksanakan

untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS .

• Kompetensi teknis yang dimaksud adalah kemampuan PNS dalam bidang-bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing

• Bagi PNS yang belum memenuhi persyaratan kompetensi jabatan perlu mengikuti Diklat teknis yang berkaitan dengan persyaratan kompetensi jabatan masing-masing.

67

Page 68: Manajemen asn

68

PESERTA

DIKLATPIM DIIKUTI PNS YANG AKAN DAN TELAH MENDUDUKI JABATAN STRUKTURAL

DIKLATPIM TINGKAT TERTENTU TIDAK DIPERSYARATKAN MENGIKUTI DIKLATPIM DIBAWAHNYA

PESERTA DIKLAT FUNGSIONAL ADALAH PNS YANG AKAN DAN TELAH MENDUDUKI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU

PESERTA DIKLAT TEKNIS ADALAH PNS YANG MEMBUTUHKAN PENINGKATAN KOMPETENSI TEKNIS DALAM PELAKSANAAN TUGAS

Page 69: Manajemen asn

69

PENYELENGGARAAN DILAKUKAN DENGAN KLASIKAL DAN NON

KLASIKAL

DIKLAT PRA JABATAN DILAKSANAKAN OLEH LEMBAGA DIKLAT PEMERINTAH YANG TERAKREDITASI

DIKLATPIM TK IV, III, II DILAKSANAKAN LEMB. DIKLAT PEMERINTAH YANG TERAKREDITASI

DIKLATPIM TK I DILAKSANAKAN OLEH INSTANSI PEMBINA

DIKLAT TEKNIS DAN FUNGSIONAL DILAKSANAKAN OLEH LEMBAGA DIKLAT YANG TERAKREDITASI.

PEMBIAYAAN

DIBEBANKAN ANGGARAN INSTANSI MASING-MASING

Page 70: Manajemen asn

70

Sistem Pemberhentian PNS

Page 71: Manajemen asn

1. PNS dapat diberhentikan dengan hormat, karena:

a. Atas permintaan sendiri;

b. Mencapai batas usia pensiun;

c. Perampingan organisasi pemerintah; atau

d. Tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban sbg PNS

menerima hak pensiun dan tabungan hari tua

PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT DAN TIDAK DENGAN HORMAT

Page 72: Manajemen asn

72

Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani Atau Rohaniberdasarkan surat keterangan Tim Penguji Kesehatan dinyatakan:1. Tidak dapat bekerja lagi dalam semua Jabatan Negeri karena kesehatannya;2. Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau lingkungan kerjanya;3. Setelah berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali.

Page 73: Manajemen asn

2. PNS dapat diberhentikan tidak dengan hormat

karena:

a. Melanggar sumpah/janji PNS dan sumpah/janji jabatan selain pelanggaran sumpah/janji PNS dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia kepada Pancasila, UUD’45, Negara, dan Pemerintah atau

b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun

Catatan: PNS yg diberhentikan tidak dengan hormat, tidak berhak menerima pensiun.

Page 74: Manajemen asn

74

Pemberhentian Karena Meninggalkan TugasPegawai Negeri Sipil yang meninggalkan tugas selama 2 (dua) bulan berturut-turut diberhentikan pembayar an gajinya mulai bulan ketiga. Untuk selanjutnya apabila dalam waktu 6 (enam) bulan secara terus-menerus meninggalkan tugasnya secara tidak sah, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Page 75: Manajemen asn

75

Pemberhentian Karena Hal-Hal LainPegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan negara, diberhentikan dengan hormatsebagai Pegawai Negeri Sipil. Begitu pula Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan ke instansi induknya setelah habis masa cuti di luar tanggungan negara, tetapi tidak dapat dipekerjakan kembali karena tidak ada lowongan, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat. Pemberhentian ini disertai dengan hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Page 76: Manajemen asn

TERIMA KASIH

Page 77: Manajemen asn

77

Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.

Penerapan sistem merit (merit system) yaitu adanya kesesuaian antara kecakapan yang dimiliki seorang pegawai dengan jabatan yang dipercayakan kepadanya, meliputi tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non formal/diklatpim, pendidikan dan latihan teknis, tingkat pengalaman kerja, dan tingkat penguasaan tugas dan pekerjaan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sistem merit (merit system) dalam kebijakan promosi jabatan di daerah meliputi regulasi, kontrol eksternal dan komitmen pelaku.

Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.

Penerapan sistem merit (merit system) yaitu adanya kesesuaian antara kecakapan yang dimiliki seorang pegawai dengan jabatan yang dipercayakan kepadanya, meliputi tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non formal/diklatpim, pendidikan dan latihan teknis, tingkat pengalaman kerja, dan tingkat penguasaan tugas dan pekerjaan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sistem merit (merit system) dalam kebijakan promosi jabatan di daerah meliputi regulasi, kontrol eksternal dan komitmen pelaku.

Page 78: Manajemen asn

Terhadap jabatan PNS dilakukan penyetaraan: 1. jabatan eselon Ia kepala lembaga pemerintah non

kementerian setara dengan Jabatan Pimpinan Tinggi utama;

2. jabatan eselon Ia dan eselon Ib setara dengan Jabatan Pimpinan Tinggi madya;

3. jabatan eselon II setara dengan Jabatan Pimpinan Tinggi pratama;

4. jabatan eselon III setara dengan jabatan administrator;

5. jabatan eselon IV setara dengan jabatan pengawas; dan

6. jabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan jabatan pelaksana,

78

Page 79: Manajemen asn

PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIANPresiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dapat mendelegasikan kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama dan madya, dan pejabat fungsional keahlian utama kepada:

a. menteri di kementerian;b. pimpinan lembaga di lembaga pemerintah

nonkementerian;c. sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara

dan lembaga nonstruktural;d. gubernur, di provinsi; dane. bupati/walikota, di kabupaten/ kota. 79

MANAJEMEN ASN

1. Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.

2. Manajemen Pegawai ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK.

(Pasal 51,52,53)

Page 80: Manajemen asn

PEJABAT YANG BERWENANG1. Presiden dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan

Manajemen ASN kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekretaris jenderal/sekretariat lembaga negara, sekretariat lembaga nonstruktural, sekretaris daerah provinsi dan kabupaten/ kota.

2. Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi Manajemen ASN di Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit dan berkonsultasi dengan PPK di instansi masing-masing.

3. Pejabat yang Berwenang memberikan rekomendasi usulan kepada PPK di instansi masing-masing.

4. Pejabat yang Berwenang mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional kepada PPK di instansi masing-masing.

80

(Pasal 54)

Page 81: Manajemen asn

MANAJEMEN PNS

Manajemen PNS meliputi:1. penyusunan dan penetapan kebutuhan;2. pengadaan;3. pangkat dan jabatan;4. pengembangan karier;5. pola karier;

6. promosi;

7. mutasi;

8. penilaian kinerja;

9. penggajian dan tunjangan;

10. penghargaan;

11. disiplin;

12. pemberhentian;

13. pensiun dan tabungan hari tua; dan

14. perlindungan.

81

(Pasal 55)

Page 82: Manajemen asn

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN

1. Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.

2. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.

3. Berdasarkan penyusunan kebutuhan, Menteri menetapkan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS secara nasional

82

(Pasal 56)

Page 83: Manajemen asn

PENGADAAN PNS1. Pengadaan PNS merupakan kegiatan untuk mengisi kebutuhan

Jabatan Administrasi dan/atau Jabatan Fungsional dalam suatu Instansi Pemerintah.

2. Pengadaan PNS di Instansi Pemerintah dilakukan berdasarkan penetapan kebutuhan yang ditetapkan oleh Menteri.

3. Pengadaan PNS dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, masa percobaan, dan pengangkatan menjadi PNS.

4. Peserta yang lolos seleksi diangkat menjadi calon PNS.5. Pengangkatan calon PNS ditetapkan dengan keputusan Pejabat

Pembina Kepegawaian.

6. Calon PNS wajib menjalani masa percobaan

83

(Pasal 58,63)

Page 84: Manajemen asn

7. Masa percobaan dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

8. Masa percobaan bagi calon PNS dilaksanakan selama 1 (satu) tahun.

9. Instansi Pemerintah wajib memberikan pendidikan dan pelatihan kepada calon PNS selama masa percobaan.

10. Calon PNS yang diangkat menjadi PNS harus memenuhi persyaratan:

a. lulus pendidikan dan pelatihan; danb. sehat jasmani dan rohani

84

(Pasal 63,64,65)

Page 85: Manajemen asn

PENILAIAN KINERJA PNS

1. Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karir.

2. Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.

3. Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.

4. Penilaian kinerja PNS berada di bawah kewenangan Pejabat yang Berwenang pada Instansi Pemerintah masing-masing.

5. Penilaian kinerja PNS didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PNS.6. Penilaian kinerja PNS dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan

bawahannya.7. Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada tim penilai kinerja PNS.8. Hasil penilaian kinerja PNS digunakan untuk menjamin objektivitas dalam pengembangan

PNS, dan dijadikan sebagai persyaratan dalam pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan sanksi, mutasi, dan promosi, serta untuk mengikuti diklat.

9. PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian

85(Pasal 75,76,77)

Page 86: Manajemen asn

DISIPLIN

1. Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi disiplin PNS.

2. Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.

3. PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

86

(Pasal 86)

Page 87: Manajemen asn

4. PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:

a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945;

b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;

c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau

d. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.

87

(Pasal 87)

Page 88: Manajemen asn

5.  PNS diberhentikan sementara, apabila:a. diangkat menjadi pejabat negara;

b. diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga nonstruktural; atau

c. ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.

6. Pengaktifan kembali PNS yang diberhentikan sementara dilakukan oleh PPK

7. Batas usia pensiun yaitu:a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi;

b. 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi;

c. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat Fungsional.

88

(Pasal 88,90)

Page 89: Manajemen asn

Batas Usia Pensiun PNSSurat Kepala BKN No : K.26-30/V.7-3/99 Tgl. 17-1- 2014

dan Surat Kepala BKN No : K.26-30/V.28-6/99 Tgl. 11-3- 2014

a. Batas usia pensiun PNS yaitu:• bagi pejabat administrasi (sebelumnya dikenal sebagai pejabat

struktural eselon lll ke bawah dan pejabat fungsional umum) adatah 58 (lima puluh delapan) tahun;

• bagi pejabat pimpinan tinggi (sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon I dan pejabat struktural eselon ll) adalah 60 (enam

• puluh) tahun.• sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat

Fungsional.

89

Page 90: Manajemen asn

b. dalam hal terdapat PNS yang sedang menjalani Masa Persiapan Pensiun (MPP) maupun tidak sedang menjalani MPP dan tidak bersedia lagi melaksanakan tugas, baik Keputusan/Pertimbangan Teknis Pensiun yang telah ditetapkan maupun yang belum ditetapkan, yang TMT pensiunnya mulai berlaku 1 Februari 2014 sampai dengan 1 Desember 2015 yang mencapai BUP minimal 56 (lima puluh enam) tahun, maka Keputusan Pemberhentian dan Keputusan Pensiun termasuk Keputusan Kenaikan Pangkat Pengabdian dapat diberikan apabila memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan.

c. dalam hal terdapat PNS yang Keputusan Pemberhentian /Pertimbangan Teknis Pensiunnya telah ditetapkan dan TMT pensiunnya rnulai berlaku 1 Februan 2014 sampai dengan 1 Desember 2015 yang mencapai BUP minimal 56 (lima puluh enam) tahun, apabila bersedia lagi melaksanakan tugas maka keputusan/ Pertimbangan Teknis Pensiun yang bersangkutan akan ditinjau kembali.

90

Page 91: Manajemen asn

d. dalam hal terdapat PNS yang :1) menyatakan bersedia lagi melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud pada huruf c, kemudian mengajukan pemberhentian sebelum mencapai usia 58 (lima puluh delapan) tahun; atau

2) belum pernah diusulkan pensiunnya, kemudian mengajukan pemberhentian sebelum mencapai usia 58 (lima puluh delapan) tahun,

maka diberhentikan dengan hormat sebagai PNS serta diberikan kenaikan pangkat pengabdian apabila memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundangan.

91

Page 92: Manajemen asn

JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA

1. PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS.

2. PNS diberikan jaminan pensiun apabila:a. meninggal dunia;b. atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu;c. mencapai batas usia pensiun;d. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan

pensiun dini; ataue. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas

dan kewajiban.

3. Jaminan pensiun PNS dan jaminan janda/duda PNS dan jaminan hari tua PNS diberikan sebagai perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua, sebagai hak dan sebagai penghargaan atas pengabdian PNS.

4. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.

5. Sumber pembiayaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan.

92

(Pasal 91)

Page 93: Manajemen asn

PERLINDUNGAN1. Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:

a. jaminan kesehatan;

b. jaminan kecelakaan kerja;

c. jaminan kematian; dan

d. bantuan hukum.

2. Perlindungan berupa jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian mencakup jaminan sosial yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.

3. Bantuan hukum berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya

93

(Pasal 92)

Page 94: Manajemen asn

94

MANAJEMEN ASN

Page 95: Manajemen asn

PEMBINAAN DAN MANAJEMEN ASN

1. Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN.

2. Untuk menyelenggarakan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada:

• Menteri/Kementerian PANRB;• KASN;• LAN; dan• BKN.

Pasal 23 RUU ASN

95

Page 96: Manajemen asn

KEWENANGAN & HUB OTORITAS LEMBAGA

Menteri/Kementerian PANRBMenteri/Kementerian PANRB1. Perumusan dan penetapan

kebijakan, 2. Koordinasi dan sinkronisasi

kebijakan,3. Pengawasan atas pelaksanaan

kebijakan ASN;

BKN BKN1. Penyelenggaraan manajemen

ASN 2. Pengawasan dan pengendalian

pelaksanaan NSPK manajemen ASN( Mengelola Pegawai ASN )

KASNMonitoring, evaluasi kebijakan, dan rekomendasi yang mengikat untuk menjamin perwujudan sistem merit & pengawasan penerapan asas, kode etik, dan kode perilaku ASN

LANLAN

• Penelitian, pengkajian kebijakan manajemen ASN,

• Pembinaan dan penyelenggaraan Diklat ASN

Page 97: Manajemen asn

KELEMBAGAAN1. Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan

pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN.

2. Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada:

a. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara, berkaitan dengan kewenangan perumusan dan penetapan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, serta pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN;

b. KASN, berkaitan dengan kewenangan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN untuk menjamin perwujudan Sistem Merit serta pengawasan terhadap penerapan asas, kode etik, dan kode perilaku ASN;

c. LAN, berkaitan dengan kewenangan penelitian, pengkajian kebijakan Manajemen ASN, pembinaan, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ASN; dan

d. BKN, berkaitan dengan kewenangan penyelenggaraan Manajemen ASN, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN.

97

(Pasal 25)

Page 98: Manajemen asn

1. LAN memiliki fungsi:a. pengembangan standar kualitas pendidikan dan

pelatihan Pegawai ASN;

b. pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN;

c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN baik secara sendiri maupun bersama-sama lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya;

d. pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen ASN;

e. melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN, baik sendiri maupun bersama lembaga pemerintah lainnya

98

(Pasal 43)

Page 99: Manajemen asn

2. LAN bertugas:a. meneliti, mengkaji, dan melakukan inovasi Manajemen ASN

sesuai dengan kebutuhan kebijakan;b. membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

Pegawai ASN berbasis kompetensi;c. merencanakan dan mengawasi kebutuhan pendidikan dan

pelatihan Pegawai ASN secara nasional;d. menyusun standar dan pedoman penyelenggaraan dan

pelaksanaan pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan penjenjangan tertentu, serta pemberian akreditasi dan sertifikasi di bidangnya dengan melibatkan kementerian dan lembaga terkait;

e. memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan penjenjangan;

f. membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan analis kebijakan publik; dan

g. membina jabatan fungsional di bidang pendidikan dan pelatihan.

99

(Pasal 44)

Page 100: Manajemen asn

BKN1. Badan Kepegawaian Negara adalah lembaga pemerintah

nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan pembinaan dan menyelenggarakan Manajemen ASN secara nasional

2. BKN memiliki fungsi:a. pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;b. penyelenggaraan Manajemen ASN dalam bidang

pertimbangan teknis formasi, pengadaan, perpindahan antarinstansi, persetujuan kenaikan pangkat, pensiun; dan

c. penyimpan informasi Pegawai ASN yang telah dimutakhirkan oleh Instansi Pemerintah serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan Sistem Informasi ASN.

100

(Pasal 47)

Page 101: Manajemen asn

3. BKN memiliki tugas:a. mengendalikan seleksi calon Pegawai ASN;

b. membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi serta mengevaluasi pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai ASN oleh Instansi Pemerintah;

c. membina jabatan fungsional di bidang kepegawaian;d. mengelola dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN

berbasis kompetensi didukung oleh sistem informasi kearsipan yang komprehensif;

e. menyusun norma, standar, dan prosedur teknis pelaksanaan kebijakan Manajemen ASN;

f. menyelenggarakan administrasi kepegawaian ASN; dang. mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan norma, standar, dan

prosedur manajemen kepegawaian ASN.

4. BKN berwenang mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN

101

(Pasal 48,49)

Page 102: Manajemen asn

PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN1. Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta

menjamin kesejahteraan PNS.2. Gaji dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko

pekerjaan.3. Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada APBN.4. Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah daerah dibebankan pada APBD.5. Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas.6. Tunjangan meliputi tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan.7. Tunjangan kinerja dibayarkan sesuai pencapaian kinerja.8. Tunjangan kemahalan dibayarkan sesuai dengan tingkat kemahalan

berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerah masing-masing.9. Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada

APBN.10. Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan

pada APBD.102

(Pasal 79,80)

Page 103: Manajemen asn

10

3

d. Nilai prestasi kerja PNS dinyatakan dengan angka dan

sebutan.

1) 91 keatas : sangat baik

2) 76 – 90 : baik

3) 61 – 75 : cukup

4) 51 – 60 : kurang

5) 50 kebawah : buruk

e. Penilaian SKP dapat lebih dari 100

f. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100

g. SKP yang tidak tercapai yang diakibatkan oleh faktor-faktor

diluar kemampuan individu PNS, penilaian didasarkan pada

pertimbangan kondisi penyebabnya.