Management of Poisoning

34
1 Dasar Toksikologi dan PENANGANAN KERACUNAN AKUT azalia arif - fkui

description

qwer

Transcript of Management of Poisoning

Page 1: Management of Poisoning

1

Dasar Toksikologidan

PENANGANAN KERACUNAN AKUT

azalia arif - fkui

Page 2: Management of Poisoning

2

Definisi toksikologi :

Ilmu yang mempelajari bahan-bahan yang berpotensi menimbulkan keracunan (obat, bahan yang digunakan di rumah tangga, industri, maupun lingkungan hidup), pengenalan tanda-tanda keracunan, akibatnya, cara pencegahan dan penanggulangannya

Page 3: Management of Poisoning

3

Racun :

Setiap zat kimia yang dapat menimbulkan kerusakan atau gangguan pada tubuh, baik bentuk atau fungsinya; menimbulkan kesakitan atau kematian

Suatu bahan bersifat racun atau obat ditentukan oleh dosisnya ( Paracelcus )

Page 4: Management of Poisoning

4

CARA MASUK TOKSIKAN

Kulit

Oral/Gastrointestinal

Parenteral

Inhalasi/ Paru-Paru

Page 5: Management of Poisoning

5

TOKSIKOKINETIK

Absorpsi

Distribusi

Biotransformasi

Ekskresi

Page 6: Management of Poisoning

6

Faktor-faktor timbulnya keracunan :

Dosis/takaran/paparan Keadaan penderita

- Rusaknya organ-organ ekskresi (ginjal)

- Rusaknya organ-organ metabolisme (hati)- Neonatus/bayi prematur (enzim

metabolisme belum berkembang) kloramphenikol

Page 7: Management of Poisoning

7

- Kelainan genetikINH asetilator lambatSuksinilkolin

pseudokolinesterase rendah

Primakuin G6PD defisiensi Interaksi

- Obat yang memperlambat proses biotransformasi (simetidin, ketokonazol)- Obat yang memperkuat efek obat

lainnya (alkohol + diazepam)

Page 8: Management of Poisoning

8

Macam keracunan : Cara terjadinya :

- Self poisoning- Accidental poisoning- Attempted poisoning- Homicidal poisoning

Mula waktu terjadinya :- Akut- Kronik

Page 9: Management of Poisoning

9

Organ tubuh yang terkena :- Keracunan ginjal- Keracunan hati, dll.

Jenis bahan penyebab :- Keracunan alkohol- Keracunan logam- Keracunan gas- Keracunan pestisida

Page 10: Management of Poisoning

10

Penanganan keracunan (pemeriksaan + tindakan) :Pemeriksaan :1. Periksa kondisi :

- Kesadaran- Fungsi organ vital : pernafasan, tekanan darah, kejang +/-- Lainnya : pupil, bising usus, reflek ektremitas, suhu tubuh

Page 11: Management of Poisoning

11

2. Periksa lingkungan & bahan-bahan sekitar penderita

3. Lakukan Auto/Alloanamnesa4. Periksa Lab.

Page 12: Management of Poisoning

12

Lab. rutin :

1. Elektrolit (Na+, K+ Cl-, HCO3-)

2. Serum glukosa3. BUN dan kreatinin4. SGOT dan SGPT5. Urinalisis (Hb uria, nyoglobinuria)

Page 13: Management of Poisoning

13

Tindakan :

1. Penderita sadar ngantuk Kejang - Fungsi organ vital baik

- Observasi - Anamesa- Kurangi penyerapan

Page 14: Management of Poisoning

14

2. Penderita tdk sadar :(sopor – coma)Kejang + Fungsi organ vital terganggu :

- Intensive Supportive Therapy - Atasi kejang- Kurangi penyerapan/ eliminasi

racun- Antidotum

Page 15: Management of Poisoning

15

Jalan napas/pernapasan :

1. Optimalkan posisi jalan nafas2. Bersihkan jalan nafas3. Penderita lelah, tidak kooperatif,

reflek membuka mulut/reflek batuk tidak ada pertimbangan endotrakeal tube

4. Berikan oksigen5. Apnea bantu pernafasan

Umumnya PCO2 > 60 mmHg

Page 16: Management of Poisoning

16

Gangguan sirkulasi :

1. Tidak ada pulse CPR2. Berikan infus IV dengan

dekstrose 5% + NaCl fisiologis3. Bila tekanan darah rendah (<

90/60) koreksi (tergantung penyebab)

4. Bila tekanan darah tinggi (> 170/100) koreksi

Page 17: Management of Poisoning

17

Kejang (seizure) : Tunggal/singkat atau

berulang/menetap Biasanya menimbulkan hilangnya

kesadaran, tergigitnya lidah dan inkontinensia bab & bak

Membahayakan jalan nafas, apnea, aspirasi pulmonum

Bila berlangsung lama asidosis metabolik, hipertermi, rhabdomyolisis, kerusakan otak

Page 18: Management of Poisoning

18

Penanganan kejang :1. Pertahanan jalan nafas, bantu

pernafasan, berikan oksigen2. Berikan antikonvulsan/IV

(pemberian lambat oleh karena dapat menyebabkan hipotensi, henti jantung, henti pernafasan), diazepam 0,1 - 0,2 mg/kg BB/IV

3. Bila suhu rektal 40C (104 F) segera diinginkan penderita (dalam ruang sejuk, bila perlu neuromuskular paralysis pancuronium 0,1 mg/kgBB/IV

Page 19: Management of Poisoning

19

Dekontaminasi permukaan :

1. Kulit - singkirkan pakaian yang terkontaminasi

- cuci/mandi dengan air hangat kuku/air

garam2. Mata - supine position

- bersihkan mata dengan air mengalir 1 liter/1 mata

Page 20: Management of Poisoning

20

3. Inhalasi - singkirkan korban dari sumber penyebab- bantu pernafasan bila perlu- beri oksigen- observasi untuk beberapa jam (late onset pulmoner edema)

Page 21: Management of Poisoning

21

Dekontaminasi saluran cerna : Manfaatnya lebih besar bila < 60

menit Terdiri :

- emesis- bilas lambung- arang aktif- katartik- irigasi

Page 22: Management of Poisoning

22

Rangsang emesis :

Sadar, koperatif, tidak lemas, tidak kejang

Kontraindikasi : corrosive agent, obat perangsang SSP, bensin, minyak tanah, anak usia < 9 bln

Obat : sirup ipecac apomorphin

Page 23: Management of Poisoning

23

Bilas lambung : Kontraindikasi :

- koma, kejang, lemah- bahan racun, berukuran besar, dan

keras, (> besar diameter tube)- corrosive agent (kontroversial)

Pasien lemah dengan gangguan pada reflek batuk, dapat dibantu dengan endotrakeal tube

Bila perlu beri arang aktif 1 g/kg BB, lalu masukan cairan 200-300 ml, keluarkan, berulang kali sampai 2 l

Page 24: Management of Poisoning

24

Karbon aktif : Punya daya serap tinggi (adsorben) Bahan yang aman Peranannya sendiri, dapat

menggantikan prosedur emesis/bilas lambung

KI : ileus, obstruksi intestinal, corrosive agent

ES : konstipasi, distensi lambung, penyerapan obat lain terganggu

Dosis : 1 g/kg BB (atau 10x berat racun)

diberikan 2x interval 2 jam

Page 25: Management of Poisoning

25

Cathartics :

Meningkatkan transit di saluran cerna KI : ileus dan obstruksi intestinal ES : dehidrasi, keseimbangan elektrolit

terganggu, kramp abdomen Dosis : mg sitrat 10%, 3-4 ml/kg BB

atau sorbitol 70%, 1-2 ml/kg BB

Page 26: Management of Poisoning

26

Irigasi : Menyingkirkan racun yang tidak

diserap oleh arang aktif, atau benda asing yang disimpan dalam paket atau kondom

KI : ileus, obstruksi intestinal, pasien lemah, koma, kejang

ES : mual, kembung, regurgitasi, aspirasi pulmonum

Dosis : colyte (polyethylene glycol elektrolit) 2 l/jam melalui

gastric tube sampai kotoran yang keluar dari rektum jernih)

bahan ini tidak diserap

Page 27: Management of Poisoning

27

Eliminasi :

Menyingkirkan racun dari dalam tubuh

Tergantung dari Vd, makin kecil makin baik

Cara : 1. Forced diuresis2. Hemodialisis3. Hemoperfusi4. Peritoneal dialisis

Page 28: Management of Poisoning

28

Antidotum : Adalah anti racun yang bersifat

spesifik, yang dapat mengatasi gejala-gejala keracunan secara cepat

Tidak semua bahan racun mempunyai antidotum yang spesifik

Antara lain :- nalokson opiat- flumazenil benzodiazepin- CaNa2 EDTA Pb

Page 29: Management of Poisoning

29

- asetilsistein parasetamol- glucagon adrenergik blocker- atropin obat/bahan kimia berefek kolinergik / organofosfat

- BAL arsen- Na thiosulfat sianida/singkong- Na bikarbonat jengkol

Page 30: Management of Poisoning

30

Prinsip pengobatan keracunan

Diutamakan perawatan yang intensif ketimbang obat-obatan

Kecuali penyebab keracunan diketahui secara pasti dan antidotumnya tersedia

Page 31: Management of Poisoning

31

SYOK ANAFILAKSIS

Dapat disebabkan oleh obat atau toksin

Ig E terikat pada permukaan sel mast dan basophyl

Histamin dan bahan vasoaktif lainnya dilepas dalam jumlah besar

Sesak nafas,udem laring,hipotensi,mati

Page 32: Management of Poisoning

32

PENANGGULANGAN SYOK Dewasa : Epinefrin 1‰,0,3-0,4 ml IM(jangan lebih 1 ml) Tunggu 5-10 menit Periksa TD (sistolik<90 mmhg) Berikan lagi epinefrin ,dapat diulang 1-4 X, sampai TD Bila perlu kombinasi dgn hidrokortison 100-300 mg I.M/IV atau metil prednisolon 40-80 mg I.M./IV atau deksametason 5-10 mg I.M/IV

Anak : Epinefrin 0,3-0,5 mg SC/IM ( 0,01 mg/kgBB,maks 0,5mg )

Oksigen dan cairan infus perlu diberikan,bila tersedia

Page 33: Management of Poisoning

33

Page 34: Management of Poisoning

34