Maksimalisasi Pemanfaatan Produksi Pertanian.doc
-
Upload
emma-femi-p -
Category
Documents
-
view
64 -
download
2
Transcript of Maksimalisasi Pemanfaatan Produksi Pertanian.doc
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produksi pertanian bergntung terhadap usaha dalam meningkatkan
produktivitas pertanian sehingga hasil yang didapatkan dapat semaksimal
mungkin, serta pemanfaatan produksi pertanian juga dapat dimaksimalkan.
Meningkatkan produksi pertanian perlu adanya upaya-upaya yang intensif,
sehingga output yang dihasilkan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
dan maksimalisasi pemanfaatan produksi pertanian juga sebisa mungkin
dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Maksimalisasi pemanfaatan produksi pertanian lebih dititk beratkan
pada penanganan pasca panen. Sebelumnya beberapa upaya dalam
meningkatkan produksi pertanian yaitu dangan memanfaatkan energi
matahari semaksimal mungkin, sehingga hasil produksi pertanian juga
semaksimal mungkin. Sehingga penangan pasca panen seperti penangan
penyimpanan bahan dan hasil dari tanaman yang dibudidayakan, dapat
dikondisikan sedemikian mungkin serta pemnfaatan produk pertanian dapat
maksimal.
B. Tujuan
Maksimalisasi pemanfaatan produksi pertanian bertujuan pada
penanganan pemanfaatan hasil produksi pertanian agar lebih dimanfaatkan
semaksimal mungkin, seperti produk yang dihasilkan dari tanaman samapai
pada penyimpanannya.
1 | P a g e
II. PEMBAHASAN
Maksimalisasi pemanfaatan produksi pertanian merupakan bentuk upaya
dalam rangkan memanfaatkan produksi pertanian. Bentuk upaya-upayanya
dimulai dari faktor yang menyebabkan hasil pertanian maksimal seperti
meningkatkan pengolahan lahan, memberikan pupuk, sehingga hasil produksi
pertanian menjadi maksimal. Sebagaimana contohnya tanaman, ada tanaman yang
pemanfaatan hasilnya berasal dari daunnya, seperti tanaman sawi, kangkung,
bayem, dan lain sebaginya. Tanaman yang dimanfaatkan bunganya seperti
tanaman hias sebagai contoh tanaman anggrek, dan yang bunganya bisa
dikonsumsi yaitu tanaman kol. Tanaman yang bisa dimanfaatkan batangnya sepeti
tanaman tebu, bagian tanaman yang akarnya bisa dimanfaatkan seperti wortel,
yang semua pada intinya bisa menghasilkan produksi yang semuanya bermanfaat
dan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Selain dari segi intensifikasi seperti perluasan lahan, pengolahan lahan,
pemberian pupuk, pemberian bahan organik, dan lain sebagainya yang dapat
meningkatkan hasil pertanian, juga ada pemanfaatan energi matahari. Matahari
adalah sumber cahaya yang sebagai sumber utama kehidupan dimuka bumi,
namun pemanfaatannya belum maksimal. Padahal energi matahari sangat berguna
bagi tanaman seperti membantu proses fotosintesis. Proses fotosintesis sangat
dibutuhkan oleh tanaman dalam hal pertumbuhkembangan tanaman. Selai itu juga
sebagai pembantu proses respirasi dan metabolisme tanaman.
Hasil tanaman tersebut kemudian bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Sebelum dimanfaatkan perlu adanya penangan dalam hal pasca panen, yaitu
penyimpanan. Seperti pembuatan gudang penyimpanan. Gudang penyimpanan
berfungsi untuk menyimpan hasil produksi, melindungi hasil panen dari serangan
hama pasca panen, penyimpanan produk yang berlebih agar tidak meruah pada
satu musim, dan lain sebagainya. Salah alat penyimpanan adalah seperti tabung
yang bisa mengatur suhu ruangan sehingga produk pertanian tidak busuk dan
tetap segar walau bukan pada musimnya.
2 | P a g e
Pemanfaatan hasil pertanian bisa dicontohkan misalnya pada tanaman
kakao, yaitu pemanfaatan biji kakao. Setelah buah kakao dipanen,hasil buah
kakao akan diolah dengan melalui tahapan-tahapan sortasi buah, pemeraman.
pemecahan buah, fermentasi biji, pencucian , pengeringan dan sortasi serta
pengemasan dan penyimpanan biji kakao. Pertama adalah Sortasi yaitu
memisahkan buah yang baik dengan dengan buah yang rusak atau terserang hama/
penyakit. Buah yang terserang hama/ penyakit langsung dibuang dengan cara
membenamkannya ke dalam tanah. Selanjutnya buah yang baik diolah lebih lanjut
dengan pemeraman atau penyimpanan buah kemudian dipecahkan .
Pemeraman bertujuan untuk memudahkan pengeluaran biji dari buah
kakao. Caranya buah dimasukkan dalam keranjang atau karung goni dan disimpan
ditempat yang bersih dengan dialasi daun-daunan ,kemudian tumpukan buah
ditutup dengan daun-daunan . Waktu pemeraman berkisar 5 - 12 hari tergantung
kondisi setempat dan tingkat kemasakan buah.
Pemecahan buah Kakao, dimaksudkan untuk mengeluarkan dan
memisahkan biji kakao dari kulit buah dan placentanya. Buah dipecah kulitnya
dengan dipukul kearah punggung buah arah miring menggunakan pemukul kayu
yang bulat atau dengan memukulkan sesama buah kakao. Dilakukan secara
berhati-hati agar tidak melukai atau merusak biji kakao. Bila kulit telah terbagi
dua, diambil bijinya dan disimpan dalam plastik atau dalam keranjang yang diberi
alas. Setelah pemecahan buah selesai, kulit buah dibenamkan pada tanah areal
pertanaman yang dapat sebagai penambah hara bagi tanaman sedalam 0,5 m.
Selanjutnya pisahkan biji yang cacat dengan biji yang baik.
Fermentasikan biji yang baik, sedangkan biji yang cacat langsung
dikeringkan.
Fermentasi biji kakao, merupakan inti pengolahan biji kakao, karena dalam proses
ini terbentuknya cita rasa khas coklat. mutu, aroma dan warna coklat cerah dan
bersih ,pengurangan rasa pahit dan sepat serta perbaikan kenampakan fisik biji.
Proses fermentasi dapat dilakukan didalam wadah fermentasi dapat berupa
keranjang bambu atau kotak kayu/ peti yang berlubang disisinya dengan jarak
lubang 10 -15 cm dengan diameter 1 cm .Kotak fermentasi sebaiknya dibuat
3 | P a g e
ukuran 40 x 40 cm, tinggi 50 cm untuk skala kecil. Sedang skala besar lebar 100 -
120 cm, panjang 150 - 165 cm, tinggi 50 cm. Cara fermentasi dengan menumpuk
biji kakao dengan daun pisang dalam keranjang bambu atau dimasukkan ke dalam
kotak kayu atau bisa juga dengan menumpuk diatas ranting-ranting kayu yang
dialasi dengan daun pisang, kemudian ditutup dengan daun pisang. Tinggi
minimum tumpukan biji dalam kotak 40 cm. Selama fermentasi, biji dihindarkan
bersinggungan dengan logam. Biji dibalikkan setelah 48 jam ( hari ke 3) proses
fermentasi. Proses fermentasi biasanya berlangsung 4 -6 hari. Setelah hari ke 6
biji-biji dikeluarkan dan siap untuk dijemur.
Perendaman dan pencucian tidak mutlak dilakukan tergantung permintaan
konsumen. Biji kakao dari buah yang sudah diperam selama 5 - 12 hari tidak perlu
dicuci karena kadar kulitnya sudah rendah. Pencucian bertujuan untuk
menghentikan proses fermentasi, mengurangi lapisan lendir agar pengeringan
dapat dipercepat, kadar kulit lebih rendah dan rupa luar lebih menarik. Biasanya
biji yang mengalami pencucian menghasilkan kulit biji yang tipis sehingga rapuh
dan mudah terkelupas. Sedangkan biji yang tanpa pencucian memiliki rendemen
yang tinggi dan kulitnya tidak rapuh. Aroma biji tanpa pencucian juga lebih baik
karena tidak ada bagian yang dibilas air. Pencucian yang terlalu bersih dapat
menghilangkan selaput lendir dan kehilangan berat serta membuat kulit biji
mudah terkelupas. Oleh karena itu disarankan melakukan pencucian setengah
bersih agar kenampakan baik, pengeringan cepat dan tidak terlalu menurunkan
rendemen (berat). Sebelum dicuci, biji kakao direndam lebih dahulu selama 2 jam
untuk meningkatkan jumlah biji bulat, kenampakan menarik. Pencucian dilakukan
secara manual dengan tangan atau dengan dengan mesin cuci selama 1 jam.
Setelah biji dicuci, ditiriskan dan dikeringkan. Pengeringan dapat
dilaksanakan dengan penjemuran atau pengering buatan atau kombinasi keduanya.
Tujuan pengeringan untuk menurunkan kadar air dari 60 % menjadi 6 - 7 %. dan
menyempurnakan pembentukan aroma dan warna. Pengeringan dapat dilakukan
dengan menjemur biji kakao dengan menggunakan balai bambu setinggi 1 m dari
tanah atau diatas terpal/ lantai jemur. Tinggi tumpukan tidak lebih dari 3 lapis biji
(tebal 3- 5 cm). Lama penjemuran 6 hari sampai biji benar-benar kering. Dibalik
4 | P a g e
1- 2 jam sekali, tergantung cuaca.Dengan pengeringan buatan pada temperatur 55
- 60 derajat celcius selama 30 jam dengan pembalikan biji setiap 3 jam. Kriteria
biji kering : rapuh/ mudah patah.
Sortasi biji kering, merupakan tahap terakhir dari pengolahan untuk
menentukan mutu biji kakao. Tujuannya untuk memisahkan biji kakao dari
kotoran yang terikut, biji yang pecah, rusak atau benda asing lainnya. Selain itu
memisahkan biji berdasar kenampakan fisik dan ukuran/ berat biji. Sortasi
dilakukan secara visual dengan membuang biji-biji yang jelek dan mutu rendah.
Penetapan kualitas biji didasarkan dari kulit ari, kadar lemak dan kadar air.
Biji yang telah disortasi dikemas dalam karung goni yang berukuran
minimum 60 kg disimpan dalam gudang yang bersih dan memiliki ventilasi udara
yang baik. Sebaiknya berlantai beton dan beralaskan balok-balok kayu sehinggga
tumpukan goni tidak langsung menyentuh lantai. Penyimpanan dianjurkan tidak
melebihi 3 bulan. Penyimpanan selama 3 bulan masih dapat mempertahankan
mutu biji. Lebih dari 3 bulan telah ditumbuhi jamur dan asam lemak bebas akan
meningkat.
5 | P a g e
III. KESIMPULAN
Maksimalisasi pemanfaatan produksi pertanian merupakan suatu usaha
untuk memanfaatkan hasil pertanian semaksimal mungkin. Memanfaatkan dari
segi yang dihasilkan oleh tanaman pertanian. Pemanfaatan produk pertanian
beranekaragam, ada yang dimanfaatkan daunya, bunganya, bijinya, batangnya,
buahnya, serta akarnya. Semua merupaka hasil pertanian yang perlu dimanfaatkan
semaksimal mungkin sehingga usaha yang dilakukan dalam melakukan budidaya
tanaman pertanian sangat bermanfaat. Cara meningkatkan produksi pertanian bisa
melalui intesifikasi output sehingga hasilnya lebih maksimal. Intensifikasi ouput
seperti perluasan lahan dan pemanfaatan energi matahari semaksimal mungkin.
Pemanfaatan produksi pertanian misalnya pada biji tanaman kakao. Sebelum
dimanfaatkan tanaman kakao perlu disimpan terlebih dahulu. Perlu adanya
pembuatan gudang agar biji kakao tetap aman dari hama dan kadar air tetap tinggi
agar biji tetap segar.
6 | P a g e