Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh. Falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keaneka ragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi. Pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekeliling, dan hubungan dengan ke Tuhanan yang saling terkait satu sama lain. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Apabila keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan mengekang dari pada segala tindakan berekses buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan perlu terjalin secara harmonis, bilamana keharmonisan tersebut di rusak oleh tangan-tangan jahil, bukan mustahil alam akan murka dan memusuhinya. Jangan salahkan bilamana terjadi musibah, kalau ulah manusia suka merusak alam lingkungan. Tidak disadari bahwa alam lingkungan telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya guna kesejahteraan hidupnya. Hakikat mendasar Tri Hita 1

description

makalah

Transcript of Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

Page 1: Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh. Falsafah

tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keaneka ragaman budaya dan

lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi. Pada dasarnya hakikat

ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia

ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan

alam sekeliling, dan hubungan dengan ke Tuhanan yang saling terkait satu sama lain.

Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya.

Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Apabila

keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan mengekang dari pada segala

tindakan berekses buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai. Hubungan

antara manusia dengan alam lingkungan perlu terjalin secara harmonis, bilamana

keharmonisan tersebut di rusak oleh tangan-tangan jahil, bukan mustahil alam akan

murka dan memusuhinya. Jangan salahkan bilamana terjadi musibah, kalau ulah manusia

suka merusak alam lingkungan.

Tidak disadari bahwa alam lingkungan telah memberikan kebebasan kepada

manusia untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya guna kesejahteraan hidupnya. Hakikat

mendasar Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu

bersumber pada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia

dengan alam lingkungannya, dan manusia dengan sesamanya. Dengan menerapkan

falsafah tersebut diharapkan dapat menggantikan pandangan hidup modern yang lebih

mengedepankan individualisme dan materialisme. Membudayakan Tri Hita Karana akan

dapat memupus pandangan yang mendorong konsumerisme, pertikaian dan gejolak.

Selain itu, Masyarakat Bali mengajarkan masyarakatnya dan memegang teguh

konsep Tri Hita Karana (konsep ajaran dalam Agama Hindu), dan mengimplementasikan

dalam kehidupan sehari-hari. Banyak seniman-seniman Bali yang menggunakan tema

berdasarkan Tri Hita Karana, hal ini disebabkan karena Tri Hita Karana secara visual

merupakan sebuah konsep yang sangat menumental dan bersifat adiluhung. Pancaran

1

Page 2: Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

nilai estetik yang sangat tinggi memberikan daya tarik yang sangat kuat bagi para

seniman Bali untuk mengangkatnya sebagai sumber inspirasi dalam proses

penciptaannya. Pencipta sangat tertarik mengangkat Tri Hita Karana di Bali sebagai

sumber ide penciptaan karya seni karena upacara-upacaranya sangat unik dan ertistik

dengan penuh variasi yang ditemukan dalam setiap upacara-upacara yang ada di Bali.

Originalitas dalam penciptaan karya ini adalah tidak meniru sebuah karya yang

telah ada, tetapi menciptakan sebuah karya fotografi seni dengan sumber ide dari aktifitas

upacara masyarakat desa Tenganan Pegringsingan yang berlandaskan Tri Hita Karana.

Dengan demikian betapa perlunya kita untuk mengamalkan Tri Hita Karana. Untuk

menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan

manusia dan manusia dengan lingkunan.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa pengertian Tri Hita Karana ?

2. Apa saja bagian-bagian dari Tri Hita Karana ?

3. Apa tujuan dari Tri Hita Karana ?

4. Apa saja bidang garapan Tri Hita Karana ?

5. Apa makna Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari ?

C. Tujuan Penulisan

Beberapa tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian dari Tri Hita Karana.

2. Mengetahui bagian-bagian dari Tri Hita Karana.

3. Mengetahui tujuan dari Tri Hita Karana.

4. Mengetahui makna dari Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari.

5. Menambah wawasan tentang Tri Hita Karana.

D. Manfaat Penulisan

Beberapa manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Dapat mengapresiasi Tri Hita Karana dalam kehidupan.

2

Page 3: Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

2. Dapat menjaga kelestarian Tri Hita Karana.

3. Dapat membangun hubungan harmoni dengan konsep Tri Hita Karana.

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode kepustakaan

atau normatif dan menggunakan internet sebagai landasan teoritis mengenai masalah

yang akan diselesaikan yang acuannya literatur-literatur yang berkaitan dengan judul

makalah guna menunjang penyusunan makalah ini.

3

Page 4: Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tri Hita Karana

Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 Nopember 1966,

pada waktu diselenggarakan Konferensi Daerah l Badan Perjuangan Umat Hindu Bali

bertempat di Perguruan Dwijendra Denpasar. Konferensi tersebut diadakan berlandaskan

kesadaran umat Hindu akan dharmanya untuk berperan serta dalam pembangunan bangsa

menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Kemudian istilah

Tri Hita Karana ini berkembang, meluas, dan memasyarakat.

Tri Hita Karana bersifat universal merupakan landasan hidup menuju kebahagiaan

lahir dan batin. Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan. (Tri

= tiga, Hita = sejahtera, Karana = penyebab). Pada hakikatnya Tri Hita Karana

mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan

hubungan antara: Manusia dengan Tuhannya, Manusia dengan alam lingkungannya,

Manusia dengan sesamanya. Kata Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sanskerta, dimana

kata Tri artinya tiga, Hita artinya sejahtra atau bahagia dan Karana artinya sebab atau

penyebab. Jadi Tri Hita Karana artinya tiga hubungan yang harmonis yang menyebabkan

kebahagiaan bagi umat manusia. Untuk itu ketiga hal tersebut harus dijaga dan

dilestarikan agar dapat mencapai hubungan yang harmonis. Sebagaimana dimuat dalam

ajaran Agama Hindu bahwa “ kebahagiaan dan kesejahtraan ” adalah tujuan yang ingin

dicapai dalam hidup manusia, baik kebahagiaan atau kesejahtraan pisik atau lahir yang

disebut “ Jagadhita ” maupun kebahagiaan rohani dan batiniah yang disebut “ Moksa ”.

Pengertian Tri Hita Karana adalah tiga hal pokok yang menyebabkan

kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia. Konsep ini muncul berkaitan erat dengan

keberadaan hidup bermasyarakat di Bali. Berawal dari pola hidup ini muncul dan

berkaitan dengan terwujudnya suatu desa adat di Bali. Bukan saja berakibat terwujudnya

persekutuan teritorial dan persekutuan hidup atas kepentingan bersama dalam

bermasyaraakat, juga merupakan persekutuan dalam kesamaan kepercayaan untuk

memuja Tuhan atau Sang Hyang Widhi. Dengan demikian suatu ciri khas desa adat di

Bali minimal mempunyai tiga unsur pokok, yakni : Wilayah, Masyarakat dan Tempat

4

Page 5: Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

Suci untuk memuja Tuhan/Sang Hyang Widhi. Perpaduan tiga unsur itu secara harmonis

sebagai landasan untuk terciptanya rasa hidup yang nyaman, tenteram, dan damai secara

lahiriah maupun bathiniah.

Untuk bisa mencapai kebahagiaan yang dimaksud, kita sebagai umat manusia

perlu mengusahakan hubungan yang harmonis (saling menguntungkan) dengan ketiga hal

tersebut diatas. Karena melalui hubungan yang harmonis terhadap ketiga hal tersebut

diatas, akan tercipta kebahagiaan dalam hidup setiap umat manussia. Oleh sebab itu dapat

dikatakan hubungan harmonis dengan ketiga hal tersebut diatas adalah suatu yang harus

dijalin dalam hidup setiap umat manusia. Jika tidak, manusia akan semakin jauh dari

tujuan yang dicita-citakan atau sebaliknya ia akan menemukan kesengsaraan.

B. Bagian – Bagian Tri Hita Karana

1. Parhyangan

Parhyangan adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan (Sang Hyang Widhi

Wasa).

2. Pawongan

Pawongan adalah manusia dengan manusia. Manusia yang bersifat individu

maupun social sehingga memerlukan hubungan antara manusia yang satu dengan

yang lainnya.

3. Palemahan

Palemahan dalam arti yang luas,sebagai tempat manusia itu tinggal dan

berkembang sesuai dengan kodratnya termasuk sarwa prani.

Dengan terjadinya hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan,

manusia dengan manusia dan manusia dengan alam, maka sebagai penyebab

terjadinya atau tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan bersama.

Dari uraian konsep Tri Hita Karana dapat disimak dua pengertian yang saling

berkaitan yaitu:

a. Pengertian Buana Agung

5

Page 6: Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

Buana Agung berarti alam yang besar, jagat raya dan sering juga disebut

makrokosmos. Semua gugusan matahari, bintang, planet ,bumi, bulan yang

menjadi isi alam semesta ini disebut Buana Agung.

Tuhan adalah jiwa dari jagat raya ini sehingga Tuhan sering diberikan gelar

Seru Sekalian Alam. Akibat Tuhan memberikan jiwa pada ciptaannya maka

Tuhan juga yang mengatur gerak atau peredaran alam semesta ini.

b. Buana Alit

Buana alit artinya dunia kecil atau sering juga disebut mikrokosmos. Sebagai

contoh makhluk hidup yang disebut mikrokosmos adalah manusia.

C. Tujuan Tri Hita Karana

Desa Pakraman yang merupakan komunitas Hindu-Bali dibangun dengan

kepercayaan Tri Murti di mana Ida Sanghyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai

Brahma, Wisnu, dan Siwa. Pura Desa tempat istana Dewa Brahma, Pura Puseh tempat

istana Dewa Wisnu dan Pura Dalem tempat istana Siwa.

Atas dasar itu dikembangkan pula konsep Tri Hita Karana yang mengambil

peranan manusia sebagai sentral atau penentu terwujudnya kebaikan dan kesejahteraan.

Tri Hita Karana bermakna sebagai tiga hal yang mewujudkan kebaikan dan kesejahteraan

yakni Parhyangan, yaitu hubungan yang harmonis dan seimbang antara manusia dengan

Tuhan, Pawongan, yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama

manusia, dan Palemahan, yaitu hubungan yang harmonis dan seimbang antara manusia

dengan alam.

Kaitan Tri Hita Karana dengan falsafah Tri Murti, Tri Kahyangan, dan Tri Kaya

Parisudha, adalah untuk mencapai tujuan hidup yang sejahtera lahir dan bathin

(mokshartam jagaditaya ca iti dharmah), manusia hendaknya mampu melaksanakan Tri

Kaya Parisudha: pikiran yang baik, perkataan yang baik dan benar, dan perbuatan yang

baik untuk dapat terwujud kesehatan jasmani dan rohani.

Bali yang sejak abad ke-11 ditata dengan konsep-konsep Mpu Kuturan seperti itu

berhasil mencapai zaman keemasan yang memuncak pada masa pemerintahan Raja

Dalem Waturenggong (1460 – 1550). Sebagai rasa bhakti dan terima kasih atas jasa-jasa

Mpu Kuturan yang telah menata kehidupan rakyat Bali, maka di setiap Pura dan Sanggah

6

Page 7: Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

Pamerajan dibangunlah pelinggih Manjangan Saluwang sebagai stana dan pemujaan pada

Mpu Kuturan. Upaya manusia untuk menjaga kelestarian alam (palemahan) tidak

mungkin dapat terwujud dengan baik bila ia melupakan bhakti kepada Tuhan

(parhyangan), dan tidak menebarkan cinta kasih kepada sesama umat manusia

(pawongan).

Oleh karena umat manusia sedunia heterogen dalam artian memeluk berbagai

agama dan kepercayaan, maka konsep Tri Hita Karana dapat saja disesuaikan dengan

agama dan kepercayaannya masing-masing.

Kitab suci dari berbagai agama mungkin saja telah menyebutkan hal itu, atau

mungkin lebih tegas lagi bahwa: Bila manusia merusak alam atau lingkungan, maka

alampun akan menghancurkan manusia. Ini adalah hubungan sebab akibat yang sangat

logis, dengan mencari berbagai contoh bencana-bencana alam yang disebabkan karena

ulah manusia.

Perubahan iklim dunia (World climate change) bersumber pada perusakan alam

oleh teknologi modern manusia. Alam yang dimaksud, adalah alam semesta meliputi

daratan, lautan, angkasa, dan atmosfir. Perusakan daratan terjadi karena pertambahan

penduduk dunia yang mengakibatkan berkurangnya daerah hijauan hutan dan tanaman.

Intinya tujuan dari Tri Hita Karana itu adalah untuk menjaga segala unsur-unsur

yang ada di alam ini baik itu unsur biotik maupun abiotik. Selain itu Tri Hita Karana juga

digunakan untuk menjaga keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhan,

hubungan manusia dengan manusia serta hubungan antara manusia dengan alam

lingkungannya.

D. Bidang Garapan Tri Hita Karana

Adapun bidang garapan Tri Hita Karana dalam kehidupan bermasyarakat, adalah

sebagai berikut:

1. Bhuana dan Karang Desa. Bhuana adalah alam semesta, Karang Desa adalah

wilayah teritorial dari suatu desa adat yang telah ditentukan secara definitif

batas kewilayahannya dengan suatu upacara adat keagamaan .

7

Page 8: Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

2. Kerama Desa Adat, yaitu kelompok manusia yang bermasyarakat dan

bertempat tinggal di wilayahdesa adat yang dipimpin oleh seorang Bendesa

Adat dan dibantu oleh prajuru (aparatur) desa adatlainnya seperti kelompok-

kelompok Mancagra, Mancakriya dan Pemangku, bersama-sama masyarakat

desa membangun keamanan dan kesejahteraan masyarakat.

Tempat Suci adalah tempat untuk memuja Tuhan/Sang Hyang Widhi dan Sang

Hyang Widhi sebagai pujaan bersama yang diwujudkan dalam tindakan dan tingkah laku

sehari-hari. Tempat pemujaan ini diwujudnyatakan dalam bentuk Pura Kayangan Tiga.

Setiap desa adat di Bali wajib memilikinya.

E. Makna Tri Hita Karana dalam Kehidupan Sehari-hari

Di dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali, kesehariannya menganut pola Tri

Hita Karana. Tiga unsur ini melekat erat setiap hati sanubari orang Bali. Penerapannya

tidak hanya pada pola kehidupan desa adat saja, namun tercermin dan berlaku dalam

segala bentuk kehidupan bermasyarakat, maupun berorganisasi. Seperti salah satu

organisasi pertanian yang bergerak di bidang pengairan yakni Sekehe Subak. Sistem

Sekehe Subak di Bali mempunyai masing-masing wilayah subak yang batas-batasnya

ditentukan secara pasti dalam awig-awig (peraturan). Subak Awig-awig ini memuat

aturan-aturan umum yang wajib diindahkan dan dilaksanakan. Apabila dilangggar dari

ketentuan itu akan dikenakan sanksi hukum yang berlaku dalam awig-awig persubakan.

Tri Hita Karana Persubakan menyangkut adanya sawah sebagai areal, ada krama subak

sebagai pemilik sawah, dan ada Pura Subak atau Ulun Suwi tempat pemujaan kepada

Sang Hyang Widhi dalam manisfestasinya sebagai Ida Batari Sri, penguasa kemakmuran.

Desa Adat terdiri dari kumpulan kepala keluarga (KK). Mereka bertanggung

jawab atas kelangsungan hidup keluarganya. Setiap keluarga menenpati Karang Ayahan

Desa, yang disebut karang sikut satak. Disinilah setiap KK bebas mengatur keluarganya.

Pola kehidupan mereka tak lepas dari pola Tri Hita Karana, hal ini dapat dilihat dari

Karang Sikut Satak yang ditempati. Secara umum penempatan bangunan di karang itu

berpolakan : Utama Mandala, tempat bangunan suci untuk memuja Sang Hyang Widhi

dan Para Leluhur, letaknya di Timur Laut pekarangan dinamakan Sanggah

8

Page 9: Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

Kemulan.Madya Mandala tempat untuk membangun rumah, Balai Delod, Dapur, Kamar

Mandi, Lumbung dan bangunan lainnya. Nista Mandala tempat membangun Kori Agung,

Candi Bentar, Angkul-angkul tempat masuk ke Pekarangan Sikut Satak.

Diluar Pekarangan Sikut Satak, namanya teba. Di teba inilah tempat krama Bali

membangun ekonominya dengan bercocok tanam seperti kelapa, pisang, nangka, durian

dan tanaman lain yang memiki nilai ekonomis. Di tempat ini pula anggota keluarga

membuat kandang sapi, babi, ayam, itik, kambing dan peliharanaan lainnya, sebagai

wujud pelestarian lingkungan. Setiap unit kehidupan masyarakat Hindu di Bali senantiasa

berkiblat kepada ajaran Tri Hita Karana,dan telah tercermin dalam hidup harmonis di

masyarakat dengan suku bangsa lainnya di Indonesia ,bahkan terhadap para wisatawan

yang berkunjung ke Bali.

Kini Tri Hita Karana, bukan saja baik diterapkan di Bali, juga ditempat lain

terutama yang menginginkan suasana hidup aman, tenteram, sejahtera, sentosa. Hidup

berdampingan secara damai.

9

Page 10: Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab

kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara: Manusia dengan

Tuhannya, Manusia dengan alam lingkungannya, Manusia dengan sesamanya

Ketika manusia tidak lagi menghiraukan lingkungannya maka lingkungan pula

tidak akan pernah bersahabat dengan kita. Begitu pula ketika manusia dan sesamanya

tidak memiliki hubungan yang harmonis maka akan terjadilah gesekan-gesekan yang

menyebabkan hal-hal yangtidak kita inginkan bersama.Apalagi ketika manusia dan

ciptaannya tidak terjadi hubungan yang harmonis tentu akan berdampak sangan buruk

bagi manusia.

Tri Hita Karana adalah Tiga hubungan yang menyebabkan terjadinya

kebahagiaan. Unsur-unsur dari Tri Hita Karana yaitu antara lain :

1. Parhyangan, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan.

2. Pawongan, yaitu hubungan antara manusia dengan manusia.

3. Palemahan, yaitu hubungan antara manusia dengan alam.

Tujuan adanya Tri Hita Karana yaitu agar terciptanya kehiduan yang aman,

nyaman dan sejahtera antara manusia dengan buana agung maupun buana alit. Dengan

demikian manusia harus senantiasa menjaga keselarasan hubungannya dengan Tuhan,

sesama manusia serta lingkungan tempat hidupnya.

B. Saran

Kami berharap kepada seluruh umat hindu yang ada khususnya mahasiswa agar

menjaga hubungan harmonis dengan ide shangyang widhi karena dari situlah kita mampu

mengimbangi kesadaran kita sebagai umat manusia sadar akan kepentingan kita, dengan

sesama dan lingkungan kita.

Beliau mengajarkan pada umatnya agar mengindahkan ciptaannya sehingga

terjadi keselarasan hidup yang ingin dicapai.

10

Page 11: Makna Tri Hita Karana-makalah Isi

DAFTAR PUSTAKA

Karmini, Ni Wayan, dkk. 2000. Agama Hindu. Jakarta: Ganeca Exact

Sujana,S.Pd, I Wayan. 2011. “Tri Hita Karana”. Bali. 22 Maret 2011. Diakses tanggal: 27

Januari 2013. Diunduh dari: http://wiranhu.blogspot.com/tri-hita-karana503.html

11