Makna Tauhid Kepada Allah

download Makna Tauhid Kepada Allah

of 13

Transcript of Makna Tauhid Kepada Allah

Makna Tauhid kepada Allah (tauhidullah) APR 11 Posted by chekie PENDAHULUAN Syahadatain merupakandasarterpentinguntuk tegaknyatotalitasIslam. Islam tidak akan tegakkalaurukun-rukunya(rukunIslam)tidaktegak, sementararukun-rukun yangempat (sholat, zakat, puasa dan haji) tidak akan tegak jika syahadataintidaktegak secarasempurna. Bahkan tidak adaIslamsebelum adanya syahadatain. Syahadatain melambangkan jiwa totalitas Islam, laksana nyawayang merupakan nadi seluruh tubuh manusia. Seluruh anggotatubuhmanusiatidak akan bisa berfungsi sebagai seorang manusia yanghidupkalaunyawanyatelah tiada. Begitujuga kalimat Laa ilaha illallah Muhammadu Rasulullah,merupakan ruh setiap aspek ajaran Islam. Dengandemikian setiap amalan seseorang muslimyangtidakdidasari denganhanya karena Allah ibaratmenanambenihyangmati, yang tiada akan pernah tumbuh dan berbuah. Dan oleh karenaitu setiap amal kebajikan orang-orang kafir tidak ada harganya disisi Allah karena dianggap sebagai bangkai; Allah berfirman, DanKami hadapi segala amal (baik) yang telahmereka kerjakan, lalu kamijadikan amal itu (bagaikan)debuyang berterbangan.(25:23). Danorang-orangkafir (tidak beriman), amal-amalmereka laksana fatamorganadi tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orangyangdahaga, tetapi bila didatanginya airitu,iatidak mendapatinya suatu apapun. Dan didapati ketetapan Allahdi sisinya,laluAllah memberitakankepadanya perhitungan amal-amalnyadengan cukup dan Allah adalah sangat cepatperhitungan-Nya. (24:39). Seorangmuslim,betapapun diabanyakamalkebajikannya,tetapijika tidak didasari dengan ruhsyahadatain,makaamalkebajikannyamenjadi sia-sia di sisi Allah, sebagaimanasabdaNabi Muhammad SAW, Sesungguhnyapekerjaanitu tergantung padaniatnya,dansesuatupekerjaan seseorang terletak pada niatnya. Barangsiapayang niat hijrahnya (jihadnya) karena Allah dan RasulNya, maka iadianggap hijrah kepada Allah dan RasulNya. Dan barang siapayangberhijrah(berjihad)karena ingin dapat bagaiandunia ataupun menginginkan wanita, maka ia akan dapatkan apayang ia hijrah (niatkan). (HR. Bukhori) Mengingatbahwasyahadatain merupakan pintugerbangbagi seseorang untuk masuk Islam dansyahadatainadalah dasar diterima atau ditolaknya amal seseorang disisiAllah ,disampingilmudankeikhlasandalam amal tersebut. Maka menjadikanpentingbagikitauntukmemahaminya atau meluruskanpemahamankitaterhadap makna kalimattersebut agar keimanan kita menjadi benar dan mantap. III. MAKNA LAA ILAHA ILLALLAH( ) 1. Tinjauan Struktur Kalimat KalimattauhidLaa ilaha illallah () terdiri dari rangkain kalimat sebagai berikut: a). La () Sebagaihurufnafi ( )yangberfungsi menghapus/meniadakan sama sekali jenis Ilah dan menetapkan Allah sebagai satu-satunya ilah. b). Ilaha () Sebagaikalimat (janis) yangditiadakan(dinafikan), disebut al manfi ( ). Sehingga bila dirangkaikan kedua kalimat tersebut : laa ilaha ( ) mempunyai pengertian:meniadakan/menghapuskansamasekaliterhadap segala macam, bentuk dan jenis ilah, sepertihalnyakalimatla thoama() mempunyaipengertian: Tidak ada sama sekalimakanan (jenis apapun). c). Illa () Sebagai kalimat pengecualian di sebut istitsna () yang berfungsi itsbat ( ) artinya menetapkan. d). Allah ( ) Sebagai kalimat yang dikecualikan disebut al mustaatsna() dari segala bentuk ilah yang ditiadakan. Jadikalaukeseluruhankalimattersebut dirangkai menjadi laa ilaha ( ) akan mengandung pengertian Tiada sesuatu apapun yang patut di-ilahkan(dijadikan ilah) kecuali hanyalah Allah satu-satunya yang wajib disembah. Dengan demikiandari uraian diatas dapat dipahami bahwa bisa jadi seseorang itu menjadikan ilah selain daripada Allah. Untuk itu dalam pembicaraan selanjutnya perlu kiranya dibahas tentang apa yang dimaksudkan dengan ilah ( ) tersebut. 2. Mana Ilah () Secara bahasa kata ilah () berasal dari alaha ( ) yangmemiliki beberapa pengertian yang salingterkait satu sama lain, yaitu: - Tenang dengannya - Minta pertolongannya (perlindungnnya) - Mencintainya - Rindu padanya - Beribadahkepadanya Dalam Al Quran dijelaskan dalam (13:28 / 72:61 / 2:165 / 2:67) {.minta tolong menyertakan tulisan arab-nya} Sebagaimana dalam ungkapan-ungkapan: - Aku merasa tenang kepada si Fulan - Seseorang memerlukan pertollongan dari kesusahanyangdialaminya - Memfokuskan kepadaseseorangkarena ia terlalu mencintainya - Anakuntamencari(merindukan)ibunyakarena ia terpisah - Beribadat Kaidah dalam bahas Arab menetapkan bahwa setiap kalimat yang mempunyai pertalianmerupakan satu rangkaian makna yangsatu sama lainnya salingberkaitan. Misalnya kita tidak meminta pertolongan kepada seseorangyang tidak kita anggap akanmengasihikita dan lebih kuat dari kita. Begitupun ilah ( ), yang menunjukan sifat sebagai berikut : - yang dapat memberikan ketenangan - yang dapat memberi pertolongan, perlindungan - yang dapat memberikan rasa cinta - yang dapat membangkitkan perasaan rindu - yang disembah. Adapun ilah (), bentuk masdar dari kata alaha () yang mempunyai pengertian sembah memilikidasarkata abada() , yang mengandung makna : - Al abdu (), berarti Dialah yang menjadi raja dan pemimpin seluruhnya. - Al ibadah (), berarti taat serta merendahkan diri. - Al-Muabbadu (), berarti yang disembah, yang dimuliakan, yangdiagungkan.. - Abada bihi ( ), berarti menghambakan diri dan harus minta tolong kepadanya. Kalau kita perhatikan, makna yang berbeda dalam setiap komponentersebutterdapat pertalian umumsatusamalainnya, yaitu pengertian pengabdian. Orangyangmengabdikan diri kepadaAllah,iapasti membesarkanAllah, merendahkan dirikepadaNya dalam seluruh kehidupannya. Maka perkataan mabud () memberi arti : - Maha Kuasa - Maha Raja - Yang ditaati - Maha Agung - Tempat bergantungya semua Makhluq Sehinggadari uraian diatas, pengertian ilah (), sebagaimana yang didefinisikan oleh Ibnu Taymiyyah rahimahullah adalah: Ilahadalah sesuatu yang dicondongi / dicenderungioleh hatidengan dicintai, ditakuti, diharapkan,dan yang sejenisnya. 3. Mana Laa ilaha illallah () Dari uraian di atas, maka dapat kita pahami bahwa apabila kita mengikrarkan kalimat tauhid Laailaaha Illallah ( ); berartikita telah bersumpah,berjanji dan berikrar bahwa Allah-lah satu-satunya yang kita Ilah-kan, Allah-lah satu-satunya dzatyang kita Ibadahidan Allah-lah satu-satunya dzat dimana kita mengabdi. Dengan kata lain, apabila kitamengikrarkan kalimat tauhid laa ilaaha Illallah, mempunyai pengertian bahwa: Pertama, kitamemahamidan mengikrarkan bahwa AllahSWTituadalah satu-satunya: - Pencipta () - Pemberi rizki() - Yang menghidupkan () - Yang mematikan () Kedua, kitameyakini dan menjadikan Allah SWTsebagaisatu-satunya tempat/tujuan: - Penghambaan ( ) - Ketaatan () - Pemberi hukum () - Permohonan pertolongan ( ) - Perlindungan () - Pengharapan () Dariseluruhuraian diatas, maka dapatdisimpulkanbahwakalimat tauhid Laa ilaha Illallah ( )itujugamengandung pengertian antara lain. : 1. Tiada Pencipta kecuali Allah 2. , Tiada Pemberi rizqi kecuali Allah 3. , Tiada Pengatur kecuali Allah 4. , Tiada Pemberi Hukum (yang Maha bijaksana) kecuali Allah 5. , Tiada Pelindung kecuali Allah 6. , Tiada yang menjadi Tujuan kecuali Allah 7. , Tiada Yang diibadahi (tempat mengabdi) kecuali Allah IV. MAKNA MUHAMMADUR RASULULLAH () Syahadatur rasulmerupakankesaksiankita,pengakuan dan keimanan kita kepada Muhammad bin AbdillahSAW sebagai rasul/utusan dan Nabi Allah SWT. Karena Allah itu pencipta Yang Maha Tahuakankelemahan-kelemahan ciptaannya, maka dalam rangka menjalankan tugasnyadibumi(untukmenghamba / mengabdidanmenjadikholifah), maka manusia diberikan petunjuk yang dikenal sebagai risalahIslam(Al Quran). Maka untuk menyampaikan petunjuk/wahyu tersebut diutuslah Muhammad sebagai penyampai risalah (5:67 / 72:26-28) sekaligus menjadi contoh/teladan satu-satunya (51:21) dalam pelaksanaan petunjuk (risalah Islam) tersebut. Dengankata lain, Ikrar/syahdat kedua ini adalahmerupakanjanji/sumpah kitauntuk menjadikan NabiMuhammadSAWsebagaisatu-satunya teladan/contohdalam kehidupan yang kitajalani agar sampai pada penghambaan kepada Allah yangbenardansempurna. Firman Allah: -Apa yang diberikan Rasul kepadamu hendaklah kamu ambil, danapa yang dilarangnyahentikanlah. (59:7) -Siapayang patuh kepada Rasul sesungguhnya ia telahpatuhkepada Allah. (4:80). V. KESIMPULAN Dariuraian diatas, maka dapatlahdisimpulkanbahwasannyaseseorang yangbenar-benar mengikrarkankeislamannyamelaluisyahadatain akan memiliki ciri kehidupan yang khas.Yang pertamakali dapat dilihat adalah, diaakan berdiriatasdasarpenghambaan dirinya kepada Allah SWTsematadalamseluruh persoalan.Dimana penghambaandirinyainiterlambangdalam konsepsi kepercayaan,demikianjuga dalam upacaraperibadatan,sebagaimana juga terlambang dalam peraturanhukum.Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, kehidupanku, kematianku, semuanya hanyalah bagi AllahTuhansekalianalam. Ia tidak berserikat. Demikianlah saya diperintah. dansayaadalah orang pertama islam. (6:162-163). Reference: 1. Depag RI, Alquran Terjemah dan Tafsir 2. Yusuf Al-Qordhawi, Dr. Fatawa Qardhawi 3. Said Hawwa,Dr. Al-Islam 4. Al Maududhi , Konsep Ketuhanan . http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/04/11/makna-tauhid-kepada-allah-tauhidullah/ TAUHIDULLAH (Menghayati Kehadiran Allah) Pengertian Tauhidullah Tauhidullah merupakan akumulasi kesadaran akan fakta bahwa alam berasal dari dan kembali kepada Allah. Semua bergerak menuju kesempurnaan sesuai dengan kodrat-Nya. Karena itu, tauhidullah harus diartikan menempatkan dan memperlakukan Allah sebagai satu-satunya rujukan dan sandaran dalam seluruh gerak dan diam manusia. Syahadat berarti bahwa seluruh kenyataan, gerak, dan diamnya merupakan kesaksian dan perwujudan Tauhidullah. Karena itu, fikiran dan kesadaran manusia harus senantiasa bertemu dengan kehadiran dan harapan-Nya. Pertemuan inilah yang sesungguhnya dapat memberi jaminan keberuntungan, keamanan, kesenangan, dan ketenangan. Menempatkan Allah sebagai satu-satunya sentral, tidak berarti bahwa manusia harus mereduksi kemanusiaannya. Islam adalah sebuah humanisme yaitu agama yang mementingkan manusia sebagai suatu kepentingan utama. Humanisme Islam adalah humanisme teosentris, yakni yang merunjukkan prinsip dan nilai-nilainya pada Tuhan, tapi mengarahkan perjuangannya pada manusia, untuk kemulyaan peradaban dan kebahagiaan hidup manusia di bawah kesadaran akan keterarahan kepada-Nya. Tauhidullah merupakan kekuatan tertinggi dan terkokoh yang pernah menggerakkan dan mengarahkan kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya.Kalimatun sawa atau tauhidullah merupakan satu-satunya benang merah yang membentang dan menyebrangi sepanjang sejarah kerasulan. Tauhidullah telah mampu menggerakan para sahabat dan tabiin sepeninggal nabi saw. Berekspansi ke berbagai penjuru dunia untuk menyebarkan Islam, sehingga dalam waktu yang relatitif singkat Islam telah menjadi agama dunia. Karena itu konsep percaya, yang sering digunakan untuk mengartikan konsep iman atau akidah harus diartikan mempertaruhkan, menyandarkan dan mengarahkan segala sesuatu hanya kepada Allah. Di sinilah tauhidullah (percaya) akan mampu melandasi, memaknai, mengarahkan dan menggerakkan segala aktivitas secara lebih dinamis, dan pada gilirannya akan mampu menumbuhkan optimisme, keberanian, ketenangan dan kesenangan. Begitu pula konsep takwa, dalam perspektif akidah harus diartikan menghayati kehadiran dan keterlibatan Allah dalam seluruh keadaan dan kenyataan yang dialami. Sumber: Tim Dosen PAI UPI. 2004. Islam Doktrin dan Dinamika Umat.Bandung: Value Press. http://srinugraha.blog.upi.edu/tag/tauhidullah/ TAUHIDULLAH A. LATAR BELAKANG 1. Tuuhld sebugul llmu yung belum udu zumun Rusulluluh, sebub Rusul uduluh cermln durl slkup bertuuhld. Rusululluh ls the llvlng Qurun. 2. Perkembungun llmu pengetuhuun menlmbulkun slkup posltlf dun negutlf. Mlsulnyu suluh puhum tentung tuqdlr, menyebubkun uputlsme/futullsme. 3. Kepercuyuun udunyu Alluh uduluh lnheren (ubudul). Fllrmun Alluh swt.: -Musuluhnyu: bugulmunu mentuuhldkun Alluh? -Iblls dun setun pun percuyu ekslstensl Alluh. Kurenu lrl utus penclptuun munuslu, muku dlu lngkurl (Al Buquruh:30), dun flrmun Alluh swt.: Al Aruf 172: B. Tuuhld sebugul uqlduh Islum 1. A|urun semuu Rusul terduhulu uduluh tuuhld : Nubl Nuh (Al Aruf:59), Nubl Hud (Huud:50), Nubl Shullh (Huud:61), Nubl Syuulb (Huud:84), Nubl Musu (Thuhu:13-14), Nubl Ibruhlm (AL Buquruh 233), Nubl Isu (Al Mulduh:13): 2. Munlfestusl Tuuhld:DALAM SEMUA ASPEK KEHIDUPAN (dulum lbuduh, muncurl nufkuh, pendldlkun, slkup, hldup, ucupun sehurl-hurl, sepertl: Iluh dun Alluh dulum Al Qurun dlsebutkun 100x Iluh utuu Tuuhun uduluh sesuutu yung dlunggup pentlng oleh munuslu sedemlklun rupu sehlnggu munuslu ltu memblurkun dlrlnyu dlkuusul utuu dldlmlnlr oleh Tuhun (sesuutu) tersebut. Judl Tuhun ltu blsu unuk , lstrl , |ubutun, llmum kekuyuun dsb. C. Allrun-ullrun Teologl Islum 1. Syluh : kelompok yung terlulu mengugungkun All. Pokok-pokok ullrun: u. All luh yung henduk men|udl khullfuh sepenlnggul Rusululluh. b. All mushum durl dosu. c. Percuyu dun tuut All Termusuk rukun Imun d. Menoluk hudlts-hudlts non Imum. e. Imumuh termusuk rukun ugumu. 2. Mutuzlluh, plmplnunyu: Wushll bln Athu Pokok-pokok plklrun: u. Kedudukun dlunturu duu kedudukun b. Mu mln yung berdosu besur, tlduk kuflr dun tlduk mumln. 3. Wldhutul Wu|ud (Muu|usslmuh), tokohnyu: Muhummud bln Korum As-Sl|ltunl. Pokok-pokok plklrun: Munyutunyu Tuhun dengun dlrl humbu-Nyu. 4. Jubburlyuh, tokohnyu: Juhun bln Syufwun Pokok-pokok plklrun: u. Munuslu terpuksu, sepertl robot hunyu meluksunukun progrum yung teluh dlslupkun. b. Alluh tlduk memlllkl slfut, hunyu memlllkl dzut c. Al Qurun ltu hudlts (buru) d. Surgu dun neruku ukun lenyup, kerenu mukhluk. 5. Qudurlyuh, tokohnyu: Mubuh Al-Juuhurl Al- Blshrl. Pokok-pokok plklrun: u. Munuslu otonom, menentukun dlrl sendlrl b. Alluh tlduk tuhu upu yung dlperbuut munuuslu. 6. Asyuurlyyuh , tokohnyu Abu Husun Al-Asyurl Pokok-pokok poklrun: Gubungun ullrun Jubburlyug dub Qudurlyuh 7. Mur|luh Pokok-pokok plklrun: u. Mumln yung berdosu, terseruh Alluh b. Muslyut tlduk berpenguruh terhuduput kelmunun dun sebullknyu. D. Mucum-mucum Tuuhld 1. Tuuhld Rubublyuh (Rukun Imun) 2. Tuuhld Uluhlyuh (Rukun Islum) 3. Tuuhld Slfutlyuh 4. Tuuhld Itlkudlyuh 5. Tuuhld Quullyuh 6. Tuuhld Amullyuh. http://andiezittelkom.wordpress.com/2009/11/15/genia-festivaltauhidullah/ TAUHIDULLAH A. Definisi Tauhid Kata "tauhid" di dalam bahasa Arab berasal dari kata (wahhada yuwahhidu - tauhidan), dan makna (wahhadasy syai'a) yaitu menjadikan (sesuatu) satu-satunya, dan semuanya berasal dari kata (wahidun) yang berarti satu atau tunggal. Adapun menurut arti dalam syari'at maka makna tauhid bila dimutlakkan maksudnya adalah menyendirikan / mengesakan Allah dalam beribadah kepadanya. Adapun pengertian secara lebih luas lagi adalah menyendirikan / mengesakan Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, baik dalam hal rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, maupun asma' (nama-nama) dan sifat-sifat Nya, dan tidak ada sekutu bagi Allah dalam semua hal tersebut. B. Macam-macam Tauhid Dari definisi diatas kita dapatkan bahwa mentauhidkan Allah itu meliputi tiga hal yang merupakan kekhususan / keistimewaan bagi Allah, yaitu: Tauhid Rububiyyah Tauhid Uluhiyyah Tauhid Asma' Wa Shifat Ketiga macam tauhid ini terkumpul dalam firman Allah yang artinya"Robb (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada diantara keduanya, maka sembahlah dia dan teguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (Allah yang patut disembah)?" [QS. Maryam: 65]. Adapun perincian ketiga macam tauhid tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tauhid Rububiyyah Yaitu menyendirikan / mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan-Nya, seperti menciptakan, menguasai, mengatur, dan yang lainnya dari perbuatan-perbuatan Allah yang tidak ada sekutu dan tandingan bagi Allah dalam hal tersebut.Maka makna menyendirikan / mengesakan Allah dalam hal penciptaan yaitu seseorang meyakini bahwasanya tidak ada pencipta selain Allah. Allah berfirman yang artinya : "Ingatlah (ketahuilah) menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah." [QS. Al-A'raaf: 54]. Dan dalam ayat lain Allah berfirman: "Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kalian dari langit dan bumi?" [QS. Faathir: 3]. Sedangkan penetapan adanya pencipta selain Allah seperti dalam firman-Nya: "Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (diantara para pencipta)." [QS. Al-Mu'minuun: 14]. Maka itu bukanlah penciptaan yang hakiki, yakni bukan mengadakan sesuatu setelah tidak ada, tetapi penciptaan dalam bentuk merubah sesuatu dari satu keadaan ke keadaan yang lain, dan itupun tidak sempurna mencakup segala sesuatu, tetapi terbatas pada apa yang dimampui oleh manusia, terbatas pada ruang lingkup yang sempit. Adapun makna menyendirikan/mengesakan Allah dalam hal penguasaan (pemilikan)-Nya, yaitu kita meyakini bahwa tidak ada yang menguasai (memiliki) seluruh makhluk kecuali penciptanya (yakni Allah), sebagaimana dalam firman-Nya 'Azza wa Jalla: "Dan hanya milik Allah-lah kerajaan (kekuasaan) langit dan bumi." [QS. Ali 'Imran: 189]. Dan juga firman-Nya : Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya ada kekuasaan atas segala sesuatu?" [QS. Al-Mu'minuun: 88] Sedangkan penetapan adanya kekuasaan/kepemilikan bagi selain Allah seperti dalam firman-Nya : "kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela." [QS. Al-Mu'minuun: 6]. Dan seperti dalam firman-Nya : "atau di rumah kalian yang kalian miliki kuncinya" [QS. An-Nuur: 61]. Maka itu semua adalah kekuasaan/kepemilikan yang terbatas, tidak meliputi kecuali sedikit dari makhluk-makhluk. Jadi seseorang hanya memiliki apa yang ada di tangannya dan tidak memiliki apa yang ada di tangan orang lain. Dan juga dari sisi sifatnya, kekuasaan/kepemilikan tersebut bersifat terbatas, karena seseorang tidaklah memiliki apa yang ada padanya secara sempurna, sehingga dia tidaklah bebas mengaturnya kecuali atas dasar apa yang diijinkan oleh syari'at. Sebagai contoh misalnya: kalau seseorang hendak membakar hartanya, atau menyiksa hewan piaraannya, maka kita katakan kepadanya: tidak boleh. Sedangkan Allah,maka kekuasaan/kepemilikan-Nya meliputi segala sesuatu (yang Dia ciptakan) secara sempurna.Adapun makna menyendirikan/mengesakan Allah dalam hal pengaturan-Nya, yaitu seseorang meyakini bahwa tidak ada yang mengatur kecuali Allah saja, sebagaimana dalam firman-Nya : Katakanlah: "siapakah yang memberi rezki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapakah yang menguasai pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dansiapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "Mengapa kalian tidak bertakwa (kepada Nya)? Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Robb kalian sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kalian dipalingkan (dari kebenaran)?" [QS. Yunus: 31-32].Sedangkan pengaturan manusia, maka hanya terbatas pada apa yang ada di tangannya, dan juga terbatas pada apa yang diijinkan oleh syari'at dari apa yang ada di tangannya.Dan tauhid rububiyyah ini tidak disangkal dan ditentang oleh orang-orang musyrikin - terdahulu -yang mana Rasulullah diutus di tengah-tengah mereka, bahkan mereka mengakuinya, Allah berfirman: Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "siapakah yangmenciptakanlangit dan bumi?",niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui". [QS. Az-Zukhruf:9]. Maka mereka mengakui bahwa Allah adalah yang mengatur segalaurusan, dan bahwa Dia-lah yang ditangan-Nya ada kekuasaan langit dan bumi Akan tetapi pengakuan mereka akan rububiyyah Allah tidak memasukkan mereka ke dalam Islam, kecuali bila mengakui dua macam tauhid yang lainnya. Karena ketiga macam tauhid tersebut adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan, siapa saja yang tidak mengakui salah satu diantaranya maka belumlah benar keislamannya. 2. Tauhid Uluhiyyah Yaitu menyendirikan/mengesakan Allah dalam ibadah, dan disebutjuga "tauhid ubudiyyah". Makayang berhak untuk diibadahi adalah Allah,sebagaimana dalam firman-Nya: "Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak (untuk disembah), dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah itulah yang batil." [QS. Luqman: 30]. Adapun ibadah itu sendiri mengandung dua pengertian: Pertama: Beribadah yang berarti menundukkan/menghinakan diri kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa cinta dan pengagungan kepada-Nya.Kedua: Jenis ibadah, yang maknanya adalah seperti yang dikatakan oleh Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah, yaitu: "Semua apa yang dicintai dan diridhoi oleh Allah, daripada perkataan maupun perbuatan, yang lahir maupun yang batin". Dan menyendirikan/mengesakan Allah dalam tauhid uluhiyyah ini mengharuskan seseorang menjadi hamba yang beribadah kepada Allah semata,yang tunduk hanya kepada-Nya, dengan rasa cinta dan pengagungan kepada-Nya, serta beribadah menurut syari'at yang telah Allah gariskan. Allah berfirman: "Janganlah kamu adakan sesembahan yang lain disamping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan terhina." [QS. Al-Israa': 22]. Dan Allah berfirman: "Wahai manusia, sembahlah Allah yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian". [QS.Al-Baqarah: 21]. Maka yang bersendiri dalam hal penciptaan, dialah yang berhak untuk diibadahi dan disembah, yaitu Allah.Dan tauhid uluhiyyah inilah yang diingkari dan ditentang oleh hampir kebanyakan manusia, diantaranya orang-orang musyrikin dahulu -,oleh karena itu Allah mengutus para rasul-Nya, dan menurunkan kitab-kitab-Nya kepada mereka. Allah berfirman: "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada sesembahan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah oleh kalian akan Aku." [QS.Al-Anbiya': 25]. 3. Tauhid Asma' Wa Sifat Yaitu menyendirikan/mengesakan Allah dalam apa yang Allah miliki dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Dan dalam hal ini terkandung duaperkara: Pertama: Al-Itsbat (penetapan), yakni kita menetapkan semua nama dan sifat bagi Allah, dari apa yang telah Allah tetapkan sendiri dalam kitab-Nya atau apa yang ditetapkan Rasul-Nya dalam sunnahnya. Kedua: Nafyul Mumatsalah (meniadakan penyerupaan/penyamaan), yaknibahwa kita tidakmenyamakan/menyerupakan Allah dengan selain-Nya dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana yang Allah firmankan: "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia (Allah), dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." [QS. Asy-Syuura: 11].Maka ayat tersebut menunjukkan bahwa semua sifat-sifat-Nya tidak ada satupun dari para makhluk-Nya yang menyerupainya/menyamainya.Dan tauhid asma' wa sifat inilah yang sebagian umat Islam tersesat di dalamnya dan tercerai berai menjadi banyak golongan. Maka diantara mereka ada yang mengikuti jalur ta'thil (menolak/meniadakan), yaknimeniadakansifat-sifat Allah, baik sebagian maupun keseluruhan, yang mereka mengira bahwa mereka mensucikan Allah (dari kekurangan) dengan hal tersebut. dan diantara mereka ada yang mengikuti jalur tamtsil (menyamakan/menyerupakan), yakni menyamakan atau menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk-Nya, dan mereka mengira bahwa diri merka mengetahui hakekat apa yang Allah tetapkan dari sifat-sifat-Nya. Dan ada pula yang mengikuti jalur tahrif (menyimpangkan/mengalihkan), yakni menyimpangkan/mengalihkan makna sifat-sifat Allah dari makna asalnya "Istiwa' itu diketahui maknanya (dalam bahasa arab), adapun ketentuan hakekatnya tidak dikethui, sedangkan mengimaninya wajib, dan bertanya tentang - ketentuan hakekat - nya adalah bid'ah." Adapun ahlus sunnah wal jama'ah, maka mereka mengimani dan menetapkan semua apa yang telah Allah tetapkan sendiri di dalam kitab-Nya daripada nama-nama dan sifat-sifat-Nya, dan yang telah ditetapkan oleh Rasul-Nya dalam sunnahnya, dengan tanpa tahrif, ta'thil, takyif, dantamtsil. Dan tidak ada tempat bagi akal untuk menetapkan suatu nama atau sifat sebagaimana yang dilakukan oleh banyak dari golongan-golongan sesat, yang karena penggunaan akal dalam hal ini itulah yang menyebabkan mereka tersesat. C. Disyari'atkannya Tauhid Tauhid yang bila dimutlakan berarti penyendirian / pengesaan Allah dalam beribadah kepada-Nya, adalah agama yang dibawa oleh para nabi dan rasul, khususnya semenjak nabi Nuh yang awal kesyirikan muncul pada masanya sampai kepada nabi kita Muhammad, dimana tidak ada seorang rasulpun yang Allah utus kepada manusia kecuali mengajak umatnya untuk mentauhidkan (mengesakan) Allah dalam beribadah kepada-Nya dan meninggalkan peribadahan kepada selain-Nya. Allah berfirman: "dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut (segala apa yang disembah selain Allah)". [QS.An-Nahl: 36]. Dan juga sebagaimana dalam ayat terdahulu, Allah berfirman: "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada sesembahan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah oleh kalian akan Aku." [QS.Al-Anbiya': 25]. Maka tauhidullah merupakan syari'at Allah ysng paling agung yang diwajibkan atas semua umat dan setiap manusia sampai hari kiamat. Dan Rasulullah ? memerangi orang-orang musyrikin karenanya agar mereka mau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, sebagaimana tersebut dalam salah satu hadits: "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang hak) kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah." (HR. Bukhary dan Muslim). Dan mentauhidkan Allah dalam beribadah kepadanya merupakan hikmah asal penciptaan jin dan manusia, sebagaimana Allah berfirman: "Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku (saja)." [QS. Adz-Dzaariyaat: 56]. Dan Allah juga berfirman: "Hai manusia, sembahlah Robb kalian (saja) yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian", sampai firman-Nya: "maka janganlah kalian menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah (dalam beribadah kepada-Nya), padahal kalian mengetahui." [QS. Al-Baqarah:21-22]. Maka dengan demikian wajib atas setiap muslim untuk mempelajari tentang tauhid yang merupakan awal yang harus dia tuntut untuk kemudian dia realisasikan dalam pengamalan dan peribadahannya, Allah berfirman: "Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada sembahan (yang hak) melainkan Allah, dan mohonlah ampunan bagi dosamu". Dan mempelajari pula tentang kesyirikan dan macam-macamnya untuk dia jauhi dan agar tidak terjatuh ke dalamnya. Maka tauhid adalah yang teragung diantara perintah-perintah Allah yang diwajibkan atas manusia. D. Kewajiban Menyeru Kepada Tauhid Tatkala seseorang telah mengetahui dan mengamalkan tauhid, maka wajib baginya untuk menyampaikan dan mengajarkannya kepada yang lain daripada manusia yang belum mengerti tentang tauhid tersebut, sehingga dia menempatkan dirinya dalam barisan para nabi dan rasul yang telah sama-sama mengemban risalah tauhid yang agung ini, dan khususnya adalah menjadi pengikut Rasulullah , sebagaimana dalam firman Allah : Katakanlah: "Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku menyeru (kalian) (untuk beribadah) kepada Allah diats hujjah yang nyata."[QS.Yusuf: 108]. Dan manakala tauhid merupakan awal yang harus dipelajari oleh setiap manusia, maka berarti ia adalah awal yang harus didakwahkan kepada manusia sebagimana apa yang didakwahkan oleh para rasul, yaitu menyeru agar manusia beribadah kepada Allah saja: "Sembahlah (ibadahilah) Allah, sekali-kali tidak ada sembahan bagimu selain Dia." [QS. Huud: 50] Dan Rasulullah tatkala mengutus Muadz bin Jabal ke negeri Yaman, beliau berkata kepada Muadz: "Sesungghunya kamu akan mendatangi satu kaum dari ahlul kitab, maka hendaklah yang pertama kamu seru mereka (agar mereka) bersaksi bahwa tidak ada sembahan (yang hak ) kecuali Allah)) [HR. Bukhary dan Muslim], dan dalam salah satu riwayat Bukhary (dengan lafal): "agar mereka mentauhidkan Allah (dalam beribadah kepada-Nya)". Demikianlah jalan yang ditempuh oleh para rasul dalam dakwah mereka, yaitu bahwa mereka mendahulukan dan memulai dakwahnya dengan tauhid. Dan adalah Rasulullah selama kurang lebih tiga belas tahun berdakwah di Mekkah, menyeru orang-orang Quraisy untuk mentahidkan Allah dalam beribadah kepadanya dan melarang mereka dari penyembahan kepada berhala-berhala, patung-patung, dan semua apa yang selain Allah, beliau diperintahkan Allah untuk mengatakan: Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya menyembah Robb-ku dan aku tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya." [QS. Al-Jin: 20]. Bahkan sampai hal itu terus dilanjutkan sampai setelah beliau ? berhijrah ke Madinah, beliau terus mengajarkan dan mengingatkan umatnya akan tauhid sampai akhir hayat beliau. Beliau bersabda: "Janganlah kalian melebih-lebihkan (dalam mengagungkan) aku sebagaimana yang dilakukan kaum nasrani tarhadap 'Isa putera Maryam, hanyasanya aku seorang hamba, maka katakanlah: Hamba Allah dan Rasul-Nya." [HR. Bukhary dan Muslim]. Dan bahkan Rasulullah mengajarkan tauhid ini kepada para pengikutnya semenjak mereka kecil, diantaranya beliau pernah berkata kepada Ibnu Abbas - yang waktu itu masih belia -: "Jika kamu meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah." (HR. At-Tirmidzy, beliau berkata: Hasan shahih). Maka wajib atas setiap da'i yang menyeru manusia untuk memulai dakwahnya dengan mengajarkan manusia tentang tauhid dan mengutamakannya diatas yang lainnya, apalagi di zaman sekarang yang mana kesyirikan dengan berbagai bentuknya telah merajalela dan menyebar di tengah-tengah kaum muslimin, yang sepertinya semua itu dianggap sebagai suatu hal yang biasa dan dianggap remeh oleh mereka. Padahal kesyirikan tersebut akan menjerumuskan mereka dalam api neraka dan kekal di dalamnya karenanya, Allah berfirman: "Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah akan mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zhalim." [QS. Al-Maidah: 72]. Dan kesyirikan adalah dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah, sebagaimana dalam firman-Nya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa kesyirikan (mempersekutukan sesuatu) dengan Nya, dan akan mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya." [QS. An-Nisaa': 116]. E. Keutamaan Dan Buah Dari Tauhid Adapun keutamaan dan buah dari tauhid, maka diantaranya adalah: 1. Mendatangkan keamanan di akhirat dan petunjuk di dunia. Allah berfirman: "Orang-orang yang beriman an tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanandan petunjuk." [QS. Al-An'aam: 82]. Dalam ayat ini Allah memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman yang bertauhid bahwa mereka akan mendapat keamanan dari siksa Allah di akhirat dan mereka akan mendapat petunjuk di dunia. Semakin sempurna iman dan tauhid seseorang, maka akan semakin sempurna pula keamanan dan petunjuk yang akan dia peroleh. 2. Tauhid adalah yang paling utama diantara cabang-cabang keimanan. Rasulullah bersabda: "Iman itu ada enam puluh sekian cabang: yang paling utama adalah perkataan 'Laa Ilaaha Illallah', dan yang palingrendahnya adalah menyingkirkan sesuatu yang menyakitkan dari jalan." (HR. Muslim). 3. Tauhid memasukkan pelakunya ke dalam surga. Nabi bersabda: "Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada sembahan (yang hak) kecuali Allah semata tidak ada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, dan bahwa 'Isa adalah hamba dan rasul-Nya, dan kalimatnya yang Allah lemparkan kepada Maryam dan ruh dari-Nya (diantara ruh-ruh yang Allah ciptakan), dan surga itu benar adanya, dan neraka itu benar adanya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga, apapun yang dia amalkan."[HR. Bukhary dan Muslim]. Maka Allah telah menjamin seorang yang bertauhid dengan surga-Nya, sebagaimana juga dalam hadits yang lain Nabi bersabda: "Barangsiapa yang bertemu Allah (dalam keadaan) tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun maka dia akan masuk surga, dan barangsiapa yang bertemu Allah (dalam keadaan) mentekutukan-Nya dengan sesuatu mka dia akan masuk neraka." [HR.Muslim]. 4. Tauhid dapat menghapuskan dosa-dosa dan mendatangkan ampunan dari Allah. Yaitu sebagaimana datang dalam hadits Qudsi, bahwa Allah berkata: "Wahai anak adam, jikalau kamu datang kepadaku dengan membawa dosa seisi bumi, kemudian kamu menjumpaiku (dalam keadaan) tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan mendatangimu dengan membawa seisi bumi ampunan." [HR. At-Tirmidzy]. Demikianlah pembahasan ringkas tentang tauhid. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita semua untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang bertauhid sehingga memperoleh yang telah Allah janjikan kepada orang-orang yang beriman dan bertauhid daripada petunjuk, dan surga-Nya, ampunan-Nya, serta keselamatan dari siksa api neraka. Amiin Yaa Robbal 'Aalamiin. Referensi : 1.Al-Qoulul Mufid 'ala Kitab at-Tauhid, karya Syeikh Muhammad bin 'Utsaimin. 2. Minhaj al-firqotun Najiyah, karya Syeikh Jamil zainu. http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/4498