Makna Ritual Petik Laut Dan Kearifan Lokal Masyarakat Sendang Biru

4
Kegiatan Ritual Petik Laut dan Kearifan Lokal Masyarakat Sendang Biru Ritual petik laut merupakan suatu bentuk rasa syukur para nelayan di pantai Sendang biru atas hasil panen laut yang berlimpah yang diberikan oleh Sang Pencipta. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian adat istiadat yang dilakukan setiap tanggal 27 September. Kata “Petik laut” berasal dari kata “petik” (bahasa Jawa) dan laut. Petik berarti “ambil pungut”, yang merupakan akronim dari mengambil, memungut dan secara harfiah berarti memetik hasil usaha dari laut yang merupakan hasil kelestarian kehidupan laut. Sebagai sebuah ritual, petik laut erat kaitannya dengan pandangan para nelayan akan pentingnya laut dan perairan bagi mereka. Laut yang merupakan bagian dari alam, harus dihormati, dirawat karena bagi mereka laut adalah sumber kehidupan. Manusia dan laut (alam) adalah bagian yang terpisahkan. Adanya ratu penguasa laut selatan (Nyi Lara Kidul) sebagai pelindung keluarga nelayan, yang melindungi para nelayan ketika melaut. Ritual petik laut memiliki simbol terrtu, dan Nyi Lara Kidul merupakan simbol sentral pada Petik Laut. Simbol-simbol itu diwujudkan melalui pemberian sesuatu (sesaji) kepada penguasa laut dengan cara melarung sesaji tersebut. Sesaji tersebut berupa gunungan , yaitu panen hasil bumi yang disusun sedemikian rupa menyerupai gunung dan sepasang boneka pengantin, makanan dan buah- buahan. Semua sesaji diletakkan di atas getek (sampan) yang kemudian diletakkan pada kapal yang siap untuk melarungkan getek ke tengah laut. Simbol petik laut yaitu Nyai Lara Kidul sebagai ibu yang mengayomi keluarga nelayan dalam kesehariannya sebagai nelayan, sepasang boneka pengantin adalah sebagai representasi dari keluarga nelayan yang pada kegiatan petik laut ini juga diadakan prosesi sepasang pengantin mengenakan baju pengantin Jawa dalam ritulnya.

Transcript of Makna Ritual Petik Laut Dan Kearifan Lokal Masyarakat Sendang Biru

Page 1: Makna Ritual Petik Laut Dan Kearifan Lokal Masyarakat Sendang Biru

Kegiatan Ritual Petik Laut dan Kearifan Lokal Masyarakat Sendang Biru

Ritual petik laut merupakan suatu bentuk rasa syukur para nelayan di pantai Sendang biru atas hasil panen laut yang berlimpah yang diberikan oleh Sang Pencipta. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian adat istiadat yang dilakukan setiap tanggal 27 September. Kata “Petik laut” berasal dari kata “petik” (bahasa Jawa) dan laut. Petik berarti “ambil pungut”, yang merupakan akronim dari mengambil, memungut dan secara harfiah berarti memetik hasil usaha dari laut yang merupakan hasil kelestarian kehidupan laut.

Sebagai sebuah ritual, petik laut erat kaitannya dengan pandangan para nelayan akan pentingnya laut dan perairan bagi mereka. Laut yang merupakan bagian dari alam, harus dihormati, dirawat karena bagi mereka laut adalah sumber kehidupan. Manusia dan laut (alam) adalah bagian yang terpisahkan. Adanya ratu penguasa laut selatan (Nyi Lara Kidul) sebagai pelindung keluarga nelayan, yang melindungi para nelayan ketika melaut.

Ritual petik laut memiliki simbol terrtu, dan Nyi Lara Kidul merupakan simbol sentral pada Petik Laut. Simbol-simbol itu diwujudkan melalui pemberian sesuatu (sesaji) kepada penguasa laut dengan cara melarung sesaji tersebut. Sesaji tersebut berupa gunungan , yaitu panen hasil bumi yang disusun sedemikian rupa menyerupai gunung dan sepasang boneka pengantin, makanan dan buah-buahan. Semua sesaji diletakkan di atas getek (sampan) yang kemudian diletakkan pada kapal yang siap untuk melarungkan getek ke tengah laut. Simbol petik laut yaitu Nyai Lara Kidul sebagai ibu yang mengayomi keluarga nelayan dalam kesehariannya sebagai nelayan, sepasang boneka pengantin adalah sebagai representasi dari keluarga nelayan yang pada kegiatan petik laut ini juga diadakan prosesi sepasang pengantin mengenakan baju pengantin Jawa dalam ritulnya.

Gb 1. Prosesi larung sesaji dalam Ritual Petik Laut di perairan Sendang Biru (Irmayanti, 2011)

Serangkaian ritual petik laut:

1. Malam tasyakuran di tempat pelelangan pelabuhan perikanan sendang biru menjelang 27 september

2. Pagi harinya, dipersiapkan perahu getek dan sesaji yang dikirab berupa gunungan (tumpengen besar yang berwarna kuning) dan sepasang temanten ke perkampungan nelayan yang berakhir di pelabuhan sendang biru, dan selanjutnya siap mengikuti acara tersebut

3. Selesai upacara, simbol-simbol temanten dan gunungan di atas perahu getek dan getek dilarung

4. Perahu getek sesaji berangkat menuju tempat lokasi pelarungan (di tengah laut) dan diawali dengan memotong tali perahu yang tertambat di pelabuhan. Selanjutnya sesaji apapun diperebutkan oleh nelayan-nelayan yang hadir di tengah laut.

Page 2: Makna Ritual Petik Laut Dan Kearifan Lokal Masyarakat Sendang Biru

5. Malam hari, sebagai penutup ritual, diadakan pagelaran wayang kulit semalam untuk menandai berakhirmya ritual tersebut.

Komponen-komponen yang digunakan dalam ritual petik laut:

1. Nasi kuning setinggi 1 meter, nasi putih (tumpeng)

2. Boneka pengantin3. Buah-buahan diantaranya waluh, belimbing,

kelapa, mangga, umbi-umbian (singkong, ubi)pisang, nanas, tomat

4. Ayam dan telor5. Makanan (jajanan) antara lain: ketupat,

lemper, nagasari, dll.6. Perahu mayang yang telah dihias (terbuat dari kayu).7. Perahu getek dari bambu

Page 3: Makna Ritual Petik Laut Dan Kearifan Lokal Masyarakat Sendang Biru

8. Bunga-bungaan: kenanga dsb.