Makna pemilu bagi perempuan
-
Upload
chalid-ma-muthaher -
Category
News & Politics
-
view
335 -
download
5
description
Transcript of Makna pemilu bagi perempuan
MAKNA PEMILU BAGI PEREMPUAN
Dra Pudji Astuti, MM
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah Sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanaan secara langsung, umum, bebas, rahasia dan adil dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (pasal 1 ayat 1 UU 22 tahun 2007)
PENDAHULUAN
Didirikan oleh paling sedikit 30 (tiga puluh) WNI berusia 21 th atau sdh menikah; Pendaftar: 50 orang, anggota tdk merangkap Parpol lain.
Menyertakan 30% anggota perempuan AD & ART Sistem kepengurusan sesuai UU; didaftar di
Kemkuham.
Syarat Parpol (UU No.8/2012)
UU No.8 tahun 2012 Pembentukan dan kepengurusan partai
politik menyertakan paling rendah 30% keterwakilan perempuan
Dalam realita politik perempuan masih terpinggirkan ataupun terdiskriminasi,
pada PEMILU perempuan merupakan mayoritas pemilih, namun Minoritas dalam lembaga-lembaga politik
PENDAHULUAN
Perbandingan Pria-Wanita di Lembaga Legislatif Periode 2009-2014
Perbandingan Keterwakilan Perempuan
di Asia Tenggara
Perempuan di perlemen bukan sekedar Jumlah tetapi harus diikuti dengan kualitas perempuan yang memadai, sehingga mampu ikut aktif mempengaruhi proses politik saat mereka bekerja di dalam struktur parlemen, terutama yang berkaitan dengan isu-isu perempuan
Yang seharusnya
“Partisipasi sejajar perempuan dalam pengambilan keputusan bukanlah semata-mata sebuah tuntutan akan keadilan demokrasi, namun juga dapat dilihat sebagai syarat penting agar kepentingan kaum perempuan dapat diperhitungkan.”
Yang seharusnya
Hambatan berikut berasal dari sikap budaya masyarakat Hambatan fisik, wanita dibebani tugas untuk
mengandung, melahirkan dan menyusui. Keharusan ini mengurangi keleluasaan mereka untuk aktif terus dalam berbagai bidang kehidupan.
Hambatan teologis, untuk waktu yang lama, perempuan dipandang sebagai makhluk yang tercipta untuk lelaki termasuk mendampingi, mengurus keperluanya, sudut pandang ini secara psikologis menghambat peran perempuan untuk mengambil peran yang berarti
Hambatan yang muncul dari peran wanita dalam politik yaitu
Hambatan sosial budaya, wanita dianggap sebagai makhluk yang pasif, lemah, perasa, bergantung, dan menerima keadaan, pandangan ini menempatkan perempuan secara sosiokultural lebih rendah dari laki-laki.
Hambatan historis, kurangnya nama perempuan dalam sejarah masa lalu bisa dipakai membenarkan ketidakmampuan perempuan untuk berkiprah seperti halnya laki-laki
Hambatan yang muncul dari peran wanita dalam politik yaitu
Muncul kesadaran bahwa politik adalah arena yang harus di perjuangkan dan direbut untuk dapat mengubah pola dan proses pengambilan keputusan yang berpihak pada kepentingan perempuan
Disadari bahwa perempuan tidak mungkin, berada di luar arena konstelasi politik untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan perempuan.
Sementara perempuan termarginalkan di segala aspek kehidupan
Berangkat dari kenyataan tumbuh kesadaran politik perempuan
Bagi perempuan Meningkatnya peran dan kedudukan
perempuan Meningkatnya harkat dan martabat
perempuan Meningkatnya rasa percaya diri Meningkatnya akses dan partisipasi
perempuan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik dan kepentingan perempuan
Manfaat perempuan d DPR dan DPRD
Bagi Masyarakat, bangsa dan negara: Meningkatnya kemudahan untuk
menyampaikan aspirasi dan kepentingan masyarakat khususnya perempuan;
Percepatan terwujudnya kesetaraan gender diberbagai aspek kehidupan;
Meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat dan bangsa;
Meningkatknya harkat dan martabat bangsa indonesia di forum internasional.
Manfaat perempuan d DPR dan DPRD
Menggagas Kebijakan affirmatif dan gender mainstreaming dalam UU Pemilu dan Partai politik
Advokasi melalui partai-partai politik di parlemen dan gerakan-gerakan di luar parlemen.
Langkah strategis yang harus dilakukan
adalah kebijakan yang diambil dengan tujuan agar kelompok/golongan tertentu (gender ataupun profesi) memperoleh peluang yang setara dengan kelompok/golongan lain dalam bidang yang sama. Dalam konteks politik, tindakan afirmatif dilakukan untuk mendorong agar jumlah perempuan di lembaga legislatif lebih representatif.
Affirmative Action
Yaitu upaya penintegrasian kesamaan kesempatan ke dalam seluruh proses-proses kebijakan pembangunan, implementasi, evaluasi dan pengujian
Gender Mainstream
Strategi dan sebuah proses perencanaan dan perubahan pada tiap tingkat yang berbeda (organisasi/institusi)
Proses teknis sekaligus politis Melibatkan analisis gender Bukan sebuah tujuan, tetapi semata alat
untuk mencapai kesetaraan gender (gender equality)
Gender Mainstream
UU Pemilu telah menerapkan tindakan affirmatif dengan mengakomodir keterwakilan perempuan minimal 30%. Dengan ini diharapkan pemerintahan Indonesia dapat mencapai arti demokrasi yang sesungguhnya tanpa adanya diskriminasi berdasarkan gender.
Keterwakilan perempuan saat ini di DPR baru mencapai jumlah 18%, di DPR Provinsi 16%, dan di DPR Kabupaten/Kota 12%.
Walaupun keterwakilan perempuan dalam pemerintahan telah diakomodir oleh undang-undang ternyata faktanya keterwakilan perempuan belum mencapai jumlah minimal yaitu 30%.
Affirmative action dalam UU bidang politik
UU No. 10 th. 2008 (psl 55 ayat 2) di dalam bakal calon, setiap tiga orang bakal calon terdapat satu orang perempuan
Pasal 6 ayat (2) KPU, KPU Prov dan KPU Kab/kota mengumumkan persentasi keterwakilan perempua di media massa, cetak, elektronik.
Realitas Keterwakilan perempuan
Wanita memiliki hak yang sama di dalam undang-undang untuk dapat berbuat dalam rangka membangun bangsa dan negara
Tidak ada marginalisasi perempuan dalam mengajukan diri sebagai anggota legislatif sepanjang kompetensi dan kemampuan sesuai untuk posisi tersebut
KESIMPULAN
Peran perempuan dalam politik adalah memperjuangkan nasib bangsa dan negara tanpa memandang perbedaan gender,
Persebaran keterwakilan wanita dalam politik di Indonesia terbilang masih rendah karena budaya ketimuran yang masih melekat di dalam masyarakat
namun perlu digaris bawahi bahwa saat ini kepentingan perempuan dan anak belum terlalu diperhatikan dalam kancah pembangunan bangsa dan negara, sehingga perlu memperhatikan kepentingan perempuan dalam politik.
KESIMPULAN
Politik bermakna bagi perempuan jika ada upaya koordinasi antara badan eksekutif dan legislatif untuk sama-sama memperjuangkan nasib perempuan dan anak di dalam upaya pembangunan daerah terutama dalam memenuhi kebutuhan perempuan dan anak, dan dalam hal –hal tersebut di atas tak akan terwujud tanpa pemilu, karena dari pemilu lah munculnya wakil-wakil rakyat .
KESIMPULAN