Makna Motif Batik Tradisional Yogyakarta : Prosesi Pernikahan · Canthing Batik Canthing ibarat...

20
Makna Motif Batik Tradisional Yogyakarta : Prosesi Pernikahan Oleh Endang Wahyulestari 2012@traditional knowledge presentation

Transcript of Makna Motif Batik Tradisional Yogyakarta : Prosesi Pernikahan · Canthing Batik Canthing ibarat...

Makna Motif Batik Tradisional Yogyakarta :

Prosesi Pernikahan

Oleh Endang Wahyulestari

2012@traditional knowledge presentation

• Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) setingkat propinsi dan merupakan peleburan bekas negara Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman

• DIY sangat menjaga dan melestarikan keaneka ragaman kekayaan leluhur yang bernilai budaya tinggi, mencakup kesenian, budaya, adat istiadat, kuliner, bahasa, arsitek bangunan, ramuan, dll. Yang terfavorit dan sangat terkenal adalah BATIK.

• Batik menjadi identitas Yogyakarta karenanya disebut Kota Batik.

• Sejak 2 Oktober 2009, BATIK dan sudah diakui sebagai Kekayaan Dunia (international heritage). PBB melalui UNESCO mengakui batik sebagai milik Indonesia. Penghargaan ini langsung diberikan UNESCO di Abu Dhabi. Tanggal ini disebut Batik Day

• Batik dipakai dalam acara/kegiatan seremonial seperti kelahiran, pernikahan, kematian, hari besar, upacara sakral/adat Yogyakarta sampai kegiatan kenegaraan dan lainnya.

Membatik : dari para Istri Raja sampai rakyat

Menurut literatur yang ada, selama pemerintahan Kasultanan di Jawa padaAbad 13, seni membatik hanya dilakukan oleh para Istri dan Putri Raja dilingkungan Keraton . Mereka membatik pada lembaran lontar dengan motifyang dibuat sesuai yang mereka lihat. Contoh lihat pisau, maka jadilah motif“PARANG”, lihat daun jadilah motif “KAWUNG” dst. Motif yang paling banyakdisukai para Istri Raja adalah bentuk binatang dan tanaman.

Abad 15, corak batik mulai berubah dipengaruhi ajaran agama Islam,Budha dan Hindu. Abad 19, seni membatik berkembang pesat, masyarakatJawa Tengah dan Yogyakarta mulai menekuni teknik pembuatan batik.

Batik menyebar ke seluruh Pulau Jawa sehingga menghasilkan model batikyang beragam seperti batik jogja, batik pekalongan, batik madura, batik solo,dan motif batik lainnya.

Tahapan Membatik

MOTIF BATIK

• Mbathik atau Nglowong : membuat pola pada kain dengan menempelkan malam menggunakan canthing tulis. Nglowong pada sebelah kain disebut juga “ngengreng” dan setelah selesai dilanjutkan dengan “nerusi” pada sebelah lainnya.

• Nembok, yaitu menutup bagian-bagian pola yang akan dibiarkan berwarna putih menggunakan malam (seperti lilin bertekstur kuat dan ulet) berfungsi sebagai tembok penahan zat pewarna agar jangan merembes ke bagian yang ditembok

• Medel, yaitu mencelup kedalam pewarna untuk memberikan warna dasar. Pada zaman dahulu, warna dasar ini adalah warna biru tua menggunakan bahan pewarna Indigo (bahasa jawanya adalah tom)

• Ngerok dan Nggirah, yaitu menghilangkan lilin dari bagian-bagian yang akan diberikan warna soga (warna coklat atau hitam dari getah tanaman Sogan) menggunakan alat cawuk (semacam pisau tumpul).

• Mbironi, yaitu menutup bagian-bagian yang akan tetap berwarna biru. Proses ini dilakukan pada kedua sisi kain.

• Nyoga, yaitu mencelup kain kedalam pewarna soga. Sebagaimana Medel, proses ini jika menggunakan pewarna alam juga harus dilakukan secara berulang dan setiap kali selesai pencelupan maka harus dikeringkan di udara terbuka.

• Nglorod, yaitu menghilangkan lilin batik menggunakan air mendidih

Canthing Batik

Canthing ibarat senjata untuk berperang dalam memenangkan pertempuran, Canthing Batik adalah alat utama pembatik untuk

menyelesaikan karyanya. Canthing adalah nyawa bagi buruh batik yang ditiup dengan nafas dan perasaan.

Nyamplung : tempat menampung cairan malam (lilin). Filosofi ini menandakan bahwa kebesaran hati dalam menampung semua permasalahan kehidupan.Cucuk : tempat dimana malam atau lilin keluar yang terdapat di dalam nyamplung. Filosofi ini melambangkan istilah sedikit bicara banyak bekerja. Gagang : pegangan merupakan tangkai canthing.Filosofi dari Gagang menggambarkan pondasi keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang kuat.

Dalam sehelai batik tiap goresan canthing adalah

lukisan penuh makna dari sang pembatik

Tiap motif adalah simbolisasi dari sebuah peristiwa

besar yang dituangkan dalam bentuk gambar

Karena sebelum menciptakan sebuah motif batik,

sang pembuat batik menjalani proses yang dinamakan

“lelaku” dimana ia merenungi suatu peristiwa dan

mengamati keadaan sekitarnya

Hal itu yang menyebabkan tiap lekuk motif batik

dan tiap goresan canthing memiliki makna

mendalam jika dibedah.

Nilai filosofis batik tidak hanya terdapat pada

latar belakang sejarah penciptaan suatu motif

semata, namun

Nilai pendidikan batik juga tercermin dari cara

pemakaian dan waktu pemakaian.

• Motif Parang

• Motif Geometri

• Motif Banji

• Motif Tumbuhan Menjalar

• Motif Tumbuhan Air

• Motif Bunga

• Motif Satwa dalam Alam Kehidupan

(masing-masing Motif punya banyak jenis motif)

Motif Batik

Pembatik dan motif batik terus berkembang, Desember 2012 ini Motif Batik sudah nomor MB 1024.

Motif Batik (MB) ke 74 : Sido Mukti

Makna Filosofis Motif Batik dalam Prosesi Pernikahan Adat Yogya

Grompol

Grompol berarti berkumpul atau bersatu, dengan

memakai kain ini diharapkan berkumpulnya segala

sesuatu yang baik-baik, seperti rezeki, keturunan,

kebahagiaan hidup, dll.

Upacara

Siraman

Cakar ayam melambangkan agar setelah berumah

tangga sampai keturunannya nanti dapat mencari

nafkah sendiri atau hidup mandiri.

Cakar Ayam

Motif ini berupa kain panjang atau ‘jarik’, berwarna sogan

Digunakan oleh Ibu Mempelai Putri

Digunakan oleh Orang Tua Pengantin

Upacara Siraman adalah memandikan/mensucikan badan dua mempelai dengan air dari 7 sumber air/sumur dan bunga 7 rupa.

Yang menyiram mempelai adalah para orang tua, orang yang dituakan dan dihormati, sambil dibacakan doa

Upacara

Temanten Panggih

Digunakan oleh Orang Tua Calon Pengantin

Truntum Sri Kuncoro

Truntum, artinya menuntun.

Sebagai orang tua berkewajiban

menuntun kedua mempelai

memasuki hidup baru atau berumah tangga

yang banyak liku-liku hidup.

Motif ini berupa kain panjang atau ‘jarik’, berwarna sogan

Upacara bertemu kedua belah pengantin yang didampingi oleh orangtua dan keluarga masing-masing untuk mengikuti serangkaian acara simbolik seperti : penyerahan sanggan

yang lazim disebut tebusan, keluarnya pengantin wanita yang didahului kembar mayang atau kepyok kembar mayang. Kemudian Lempar sirih atau balangan gantal dan diakhiri dengan

sungkemen kepada orang tua untuk mendapatkan restu

Sido Asih Sungut

Sido bermakna jadi, asih bermakna sayang, ragam

hias ini mempunyai makna agar hidup berumah

tangga selalu penuh kasih sayang.

Motif ini berupa kain panjang atau ‘jarik’, berwarna sogan

Upacara

Temanten Panggih

Sido bermakna menjadi dan mukti bermakna

berkecukupan. Agar pengantin diberi kehidupan yang

Berkecukupan dan kebahagiaan dalam mencapai

kehidupan berumah tangga.

Digunakan oleh Calon Pengantin

Sido Mukti Ukel Lembat

Digunakan oleh Calon Pengantin

Wahyu Tumurun Cantel

Wahyu berarti anugerah, temurun berarti turun, dengan menggunakan

kain ini kedua mempelai mendapatkan anugerah dari Yang Maha Kuasa

kehidupan yang bahagia dan sejahtera dan mendapat petunjukNya

Motif ini berupa kain panjang atau ‘jarik’, berwarna sogan

Upacara

Temanten Panggih

Digunakan oleh Calon Pengantin

Nogo Gini

Apabila memakai kain tersebut kepada pengantin

akan mendapatkan barokah (rezeki).

Upacara

Gandeng Temanten

Digunakan oleh Pengantin

Upacara Gandeng Temanten, setelah akad nikah/pemberkatanMaka kedua pengantin bersandingan di pelaminan untuk menerima

ucapan selamat dan restu para tamu

Motif ini berupa kain panjang atau ‘jarik’, berwarna sogan

Filosofi :

Memberikan dorongan semangat kehidupan serta

memberikan restu bagi pengantin.

Jalu Mampang

Hadiri

Upacara Pernikahan

Digunakan oleh Tamu Pengantin

Nara sumber (cara dan makna membatik) Mba Sainah, 40th, sudah membatik tahun 1980 an, Autodidak belajar dari seniman lukis batik Pak Rudi (belajar Balai Penelitian Batik, DIY

disamping turun temurun dari orang tua).

PreservasiBatik Khas Yogyakarta

Komitmen Keraton Yogyakarta secara turun temurun menjaga kekayaan

tradisi nenek moyang. Semoga terjaga sampai keturunan/generasi berikut

Pameran World Batik Summit 2011 "Indonesia: Global Home of Batik"

di Balai Sidang JCC, 28 Sept-2 Okt 2011

Generasi muda bangsa, belajar membatik dari Sekolah

(KURIKULUM MEMBATIK) dan Sanggar2 Batik

Usaha Batik dan Pembatik terus berkembang dan bertambah.Usaha Kecil Menengah – Batik

Tumbuh menjamur di Indonesia

http://www.batik.go.id/

Ada Perpustakaan Batik di dalamnyahttp://www.museumbatikyogyakarta.com/

Museum Batik & Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta

TERIMA KASIH