MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

15
eJournal Sosiatri-Sosiologi 2021, 9 (2): 15-29 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021 MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN MAHASISWA LEMBAGA DAKWAH KAMPUS DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MULAWARMAN Agnes Dwi Hariyani 1 Abstrak Persoalan yang dikaji dalam penelitian ini adalah makna hijrah dan dimensi keberagamaan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi LDK di FISIP Universitas Mulawarman, hijrah bukan hanya perubahan dalam bentuk fisik yang terlihat saja namun juga secara keseluruhan dan peneliti mendeskripsikan hijrah dengan dimensi keagamaan dari Charles Y Glock dan Rodney Stark. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apa makna hijrah dan dimensi keberagamaan mahasiswa LDK dan Tujuan penelitian untuk mengetahui makna hijrah dan mendeskripsikan dimensi keagamaan mahasiswa LDK. Teori yang digunakan oleh peneliti ialah teori dimensi keberagamaan dari Charles Y Glock dan Rodney Stark terdiri dari lima dimensi ideologis, ritualistik, intelektual, eksperensial, konsekuensial. Jenis penelitian ini menggunakan kualitatif field research (penelitian lapangan) memiliki fokus lima dimensi keberagamaan dan makna hijrah meninggalkan kebiasaan buruk, menuju kebiasaan baik. Informan dalam penelitian ini memiliki jumlah 8 mahasiswa yang masih aktif tergabung dalam organisasi LDK di FISIP Universitas Mulawarman. Hasil penelitian yang disimpulkan ialah makna hijrah menurut informan secara garis besarnya memiliki arti yang sama yaitu merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan berproses dan berkelanjutan untuk berubah menjadi baik dari sebelumnya dan dimensi keberagamaan informan yaitu ; (1. Dimensi ideologi, menyakini agama yang telah dianut (2. Dimensi intelektual, mencakup pengetahuan agama berdasarkan kitab suci dan hadist (3. Dimensi ritualistik, menjalankan ibadah sholat, puasa, zakat (4. Dimensi eksperensial, merasa lebih bermanfaat untuk lingkungan sekitar dan dalam menjalankan proses ibadah (5. Dimensi konsekuensial, informan telah menjalankan ilmu dan pengamalan agama yang di miliki dalam kehidupan sehari hari. Kata Kunci : Hijrah, Dimensi Keberagamaan. Pendahuluan Hijrah bukan hanya sekedar perubahan dalam bentuk fisik dan tampilan luarnya saja, hijrah dapat ditandai seperti beribadah, pemikiran, serta kebiasaan berprilaku, berpakaian. Hijrah dalam berpakaian ini ditandai dengan menggunakannya penutup kepala (hijab/jilbab) bagi kaum muslimah (perempuan), 1 Mahasiswa Program S1 Sosiatri-Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Transcript of MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

Page 1: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

eJournal Sosiatri-Sosiologi 2021, 9 (2): 15-29 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021

MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN

MAHASISWA LEMBAGA DAKWAH KAMPUS DI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

Agnes Dwi Hariyani1

Abstrak

Persoalan yang dikaji dalam penelitian ini adalah makna hijrah dan dimensi

keberagamaan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi LDK di FISIP

Universitas Mulawarman, hijrah bukan hanya perubahan dalam bentuk fisik yang

terlihat saja namun juga secara keseluruhan dan peneliti mendeskripsikan hijrah

dengan dimensi keagamaan dari Charles Y Glock dan Rodney Stark. Rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu apa makna hijrah dan dimensi keberagamaan

mahasiswa LDK dan Tujuan penelitian untuk mengetahui makna hijrah dan

mendeskripsikan dimensi keagamaan mahasiswa LDK.

Teori yang digunakan oleh peneliti ialah teori dimensi keberagamaan dari

Charles Y Glock dan Rodney Stark terdiri dari lima dimensi ideologis, ritualistik,

intelektual, eksperensial, konsekuensial. Jenis penelitian ini menggunakan

kualitatif field research (penelitian lapangan) memiliki fokus lima dimensi

keberagamaan dan makna hijrah meninggalkan kebiasaan buruk, menuju

kebiasaan baik. Informan dalam penelitian ini memiliki jumlah 8 mahasiswa yang

masih aktif tergabung dalam organisasi LDK di FISIP Universitas Mulawarman.

Hasil penelitian yang disimpulkan ialah makna hijrah menurut informan

secara garis besarnya memiliki arti yang sama yaitu merupakan suatu tindakan

yang dilakukan dengan berproses dan berkelanjutan untuk berubah menjadi baik

dari sebelumnya dan dimensi keberagamaan informan yaitu ; (1. Dimensi ideologi,

menyakini agama yang telah dianut (2. Dimensi intelektual, mencakup

pengetahuan agama berdasarkan kitab suci dan hadist (3. Dimensi ritualistik,

menjalankan ibadah sholat, puasa, zakat (4. Dimensi eksperensial, merasa lebih

bermanfaat untuk lingkungan sekitar dan dalam menjalankan proses ibadah (5.

Dimensi konsekuensial, informan telah menjalankan ilmu dan pengamalan agama

yang di miliki dalam kehidupan sehari – hari.

Kata Kunci : Hijrah, Dimensi Keberagamaan.

Pendahuluan

Hijrah bukan hanya sekedar perubahan dalam bentuk fisik dan tampilan

luarnya saja, hijrah dapat ditandai seperti beribadah, pemikiran, serta kebiasaan

berprilaku, berpakaian. Hijrah dalam berpakaian ini ditandai dengan

menggunakannya penutup kepala (hijab/jilbab) bagi kaum muslimah (perempuan),

1 Mahasiswa Program S1 Sosiatri-Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 15-29

16

Hijrah saat ini berkembang dikalangan anak muda milenial perkotaan, memahami

Islam, mengkaji Islam, memperbaiki hubungan dengan Tuhan di hidupnya.

Pada fenomena hijrah saat ini tampaknya kesadaran spiritual milenial

semakin meningkat entah di dunia maya yang mana pelaku hijrah tidak lagi

canggung mempublikasikan video – video islami, ceramah, kutipan ayat, hadist

dan lainnya. Di dunia nyata remaja milenial aktif membuat berbagai kegiatan

acara yang berkaitan dengan agama bersama komunitas – komunitas keagaaman.

Mahasiswa yang menggunakan jilbab sederhana (kecil) masih menggunakan

celana skinny jeans tidak merasa canggung berbaur dengan mereka yang

menggunakan pakaian syar’i, jika dulu remaja yang memakai cadar (niqab) malu

untuk menampakkannya entah karena dicemooh atau dikucilkan dari lingkungan

sosial yang menganggap seseorang bercadar adalah teroris atau terlalu fanatik

dengan agamanya, kini telah berbeda milenial yang bercadar tidak ragu untuk

berbaur dengan lingkungan sosial di sekitar kampus khususnya tidak lagi menutup

diri untuk kalangan cadar saja, cadar bukan alasan untuk tidak modis banyak

pilihan busana modis yang menggunakan cadar. Banyak mahasiswi FISIP

memutuskan untuk menggunakan pakian yang syar’i menutup dengan sempurna

tentu hal ini merupakan perubahan sosial yang terjadi secara terbuka di kalangan

masyarakat umum dan diterima oleh khalayak ramai. Walaupun kita pasti sudah

sama – sama mengetahui bahwa dalam merubah penampilan saja bukan berarti

sudah menjadi baik begitu juga halnya dengan yang tidak merubah penampilan

sesuai ajaran agama menjadi seseorang yang kurang baik, namun alangkah

baiknya jika sudah merubah penampilan sesuai dengan aturan agama di iringi pula

dengan perubahan sikap, akhlak, dan adab kepada sesama makhluk hidup.

Maka dari itu wajar saja fenomena hijrah saat ini terjadi dan pelaku hijrah

lebih dominan remaja, fenomena hijrah dilihat dari segi eksistensi yang menarik

minat anak muda saat ini jika melihat perubahan sosial yang sedang terjadi pada

kalangan masyarakat muslim perkotaan saat ini mengikuti arus globalisasi

perkembangan zaman.

Hijrah sebagai istilah perubahan hidup yang menuju keagama dan agama

selalu erat kaitannya dengan istilah religiusitas (keberagamaan) yang artinya

seberapa jauh kesadaran diri seseorang dalam menjalankan suatu ajaran agama

yang dianutnya, dalam organisasi dalam kampus seperti LDK yang ada di FISIP

Universitas Mulawaraman yaitu perilaku keberagamaan cenderung dilakukan

dengan cara mendalami agama agar bisa mempelajari, bertukar informasi secara

menyeluruh kesesama anggota maupun orang sekitar yang tidak tergabung dalam

organisasi. Bukan hanya mempelajari agama saja dalam organisasi tersebut

banyak menyelenggarakan kegiatan sosial, seperti keterampilan diri dengan ikut

pelatihan design, olahraga dan lainnya.

Keberagamaan seseorang yang berhijrah dengan seseorang yang belum

berhijrah memiliki perbedaan, orang yang berhijrah memiliki persepsi sendiri

Page 3: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

Makna Hijrah dan Dimensi Keberagaman Mahasiswa LDK di Fisip Unmul (Agnes)

17

terhadap agama sehingga sebisa mungkin melaksanakan segi kehidupan sesuai

dengan ajaran agama yang dianut. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka

pennulis tertarik untuk meneliti mengenai makna hijrah dan dimensi

keberagamaan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Mulawarman.

Rumusan Masalah

Dari pembahasan latar belakang sebelumnya maka penulis merumuskan

rumusan masalah yaitu apa Makna Hijrah dan Dimensi Keberagamaan Mahasiswa

Lembaga Dakwah Kampus di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Mulawarman.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis memiliki tujuan

penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui makna hijrah mahasiswa yang tergabung dalam organisasi

LDK di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman.

2. Untuk mendeskripsikan dimensi keagamaan mahasiswa Lembaga Dakwah

Kampus di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman

Kota Samarinda.

Kerangka Dasar Teori

Teori Relgiusitas

Menurut Glock dan Stark dalam Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori

Suroso 1995:77 kelima dimensi tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Dimensi Ideologis

Dimensi ini bisa disebut juga dengan dimensi keyakinan dan kepercayaan,

dimana seseorang yang religious berpegang teguh pada pandangan teologis

tertentu dan mengakui kebenaran doktrin – doktrin tersebut. Setiap agama

mempertahankan kepercayaan dimana para penganut diharapkan taat,

kepercayaan seseorang terhadap kebenaran agamanya dan keyakinan masalah

ghaib yang di ajarkan oleh agama.

2. Dimensi Ritualistik

Dimensi ini bisa juga disebut dengan dimensi peribadatan yaitu aspek yang

mengukut sejauh mana seseorang melakukan kewajiban ritualnya dalam

agama yang di anut. Seperti contoh, pergi ke tempat ibadah, berdoa, dan

lainnya yang di ajarkan oleh agama. Dimensi ini mencakup perilaku

pemujaan, ketaatan dan hal – hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan

komitmen terhadap agamanya.

Page 4: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 15-29

18

3. Dimensi Intelektual

Dimensi ini berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang

terhadap ajaran agamanya, dimensi ini mengacu pa kepada harapan bahwa

orang – orang yang beragama memiliki sejumlah pengetahuan mengenai dasar

– dasar keyakinan dan kitab suci.

4. Dimensi Eksperensial

Dimensi ini berisi fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan –

pengharapan tertentu. Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan,

perasaan –perasaan, persepsi – persepsi, dan sensai – sensasi yang dialami

seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan yang melihat

komunikasi, walaupun kecil dalam suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan

Tuhan, kenyatan terakhir, dengan otoritas transcendental. Dimensi

pengalaman atau penghayatan adalah dimensi yang menyertai keyakinan

(ideologis), pengalaman (konsekuensial), dan peribadatan (ritualistik).

5. Dimensi Konsekuensial

Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat – akibat keyakinan keagamaan,

praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Kegiatan

ini berkaitan dengan kegiatan pemeluk agama untuk merealisasikan ajaran –

ajaran dan lebih mengarah pada hubungan manusia tersebut dengan

sesamanya dalam kehidupan sehari – hari yang berlandaskan pada etika dan

spiritualitas agama yang dianutnya.

Kelima dimensi keagamaan di atas, penulis menggunakannya untuk

mengetahui dan mendeskripsikan dimensi keagamaan yang ada pada objek

sekaligus informan peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Makna Hijrah

dan Dimensi Keagamaan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus Di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman.

Konsep Hijrah

Menurut ensiklopedi islam (dalam Watid, 2007) kata hijrah berasal dari

hajarayahjuru – hajran / hijranan yang berarti “memutuskan dan meninggalkan.

Hajara berarti hijrah, hijrah berarti meninggalkan, menjauhkan dari dan berpindah

tempat”.

Hijrah sebagai salah satu representasi bentuk keimanan yang ditunjukkan

oleh manusia, di mana mereka rela untuk meninggalkan tuntutan keduniaan demi

untuk mencapai kesalehan. Oleh karena itu, dalam Al – Qur’an mereka dinyatakan

mendapat pujian, karena mereka telah membuktikan bahwa keimanan adalah

sesuatu yang lebih berharga dari pada segalanya (Fakhruddin dalam Mabruroh,

2003).

Dalam pandangan M.Quraish Shihab, terminologi hijrah bertumpu pada

makna meninggalkan, yakni meninggalkan atas dasar karena ketidak senangan

(kebencian) terhadapnya sehingga Nabi saw beserta sahabatnya mengambil

Page 5: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

Makna Hijrah dan Dimensi Keberagaman Mahasiswa LDK di Fisip Unmul (Agnes)

19

tindakan tegas untuk meninggalkan Makkah atas ketidak senangan terhadap

perilaku masyarakat yang telah melampaui batas nilai etik dan moral sebagai

manusia berupa perilaku kemusyrikan yang merajalela dan kampanye stratifikasi

sosial yang berlebihan (Shihab, 2004).

Konsep hijrah dalam penelitian ini adalah sebuah perubahan diri menuju

kearah kebaikan dan meninggalkan segala sesuatu yang buruk serta mengerjakan

ketaatan – ketaatan baik secara simbolik maupun perilaku serta mampu keluar dari

zona nyaman karena setiap individu yang melakukan perubahan terhadap dirinya

baik itu perilaku ataupun penampilan pasti akan melangkah keluar dari zona

nyaman yang telah lama dirasakan. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Mulawarman yang telah melakukan proses hijrah maupun yang

akan berhijrah pasti melaluinya dengan berproses keluar dari zona nyamannya

untuk melakukan perubahan yang akan berdampak pada diri sendiri maupun orang

sekitarnya.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah

penelitian lapangan (field research), yaitu yang mendalam mengenai kasus

tertentu merupakan hasil gambaran lengkap mengenai kasus itu, penelitian ini

mencangkup keseluruhan kehidupan, kadang – kadang hanya meliputi segmen –

segmen tertentu pada faktor – faktor kasus. Jenis penelitian kualitatif dimana

peneliti mengamati dan berpartisipasi secara langsung dalam penelitian skala

sosial kecil dan mengamati budaya setempat.

Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian fenomena sosial mengenai makna hijrah dan

mendeskripsikan dimensi keagamaan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi

Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Mulawarman. Penulis memfokuskan penelitian ini dengan indikator –

indikator yang akan diteliti oleh penulis yaitu:

Dimensi religiusitas Charles Y Glock dan Rodney Stark:

1. Makna Hijrah ;

a) Meninggalkan kebiasaan buruk

b) Menuju kebiasaan baik

c) Mempublikasikan video, kutipan ayat dan kalimat motivasi

2. Dimensi Keagamaan ;

a) Dimensi Ideologis ; Rukun Iman dalam Islam

b) Dimensi Intelektual ; hukum perintah dan larangan dalam agama

c) Dimensi Ritualistik ; ibadah khusus (wajib) dan tidak (sunnah)

d) Dimensi Konsekuensial ; dampak negatif dan positif

Page 6: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 15-29

20

e) Dimensi Eksperensial ; perasaan dalam kesadaran terhadap diri sendiri dan

lingkungan sosial

Hasil Penelitian

Makna Hijrah Mahasiswa LDK di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Mulawarman

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dilapangan maka peneliti pada

bagian ini akan menjelaskan makna hijrah yang di yakini oleh semua informan,

sebagian besar informan yang diwawancarai mengaku bahwa mereka belum

seutuhnya dapat dikatakan Hijrah, hampir semua informan mengatakan bahwa

tidak dituntut oleh orangtua ataupun orang terdekatnya untuk berhijrah semua itu

karena kemauan dari diri informan sendiri dan beberapa mengatakan hijrah yang

saat ini dilakukan karna pengaruh lingkungan kampus serta lingkungan komunitas

yang saat ini mereka ikuti. Dari latar belakang keluarga semua informan bahwa

seluruhnya mempunyai orangtua yang satu agama yaitu Islam dan mengaku bahwa

latar belakang keluarga informan memiliki sifat taat pada agama yang biasa saja

tidak begitu maksimal dalam mengerjakan perintah agama namun tetap

melaksanakan rukun iman dan islam, Makna hijrah bagi mereka :

Terminologi hijrah yang saat ini menunjukkan indikasi kuat adanya

perubahan siklus terhadap pemaknaan hijrah. Dengan demikian, terminologi hijrah

dapat diartikan sebagai sebuah pola tindakan meninggalkan dan merubah sesuatu

ke arah positif. Meninggalkan dan merubah hal positif tersebut boleh dilakukan

secara personal maupun kolektif. Di samping itu hijrah di terjemahkan sebagai

tindakan berpindah tempat sebab alasan ingin merubah hidup lebih baik dan

menghindari gangguan dan ancaman, hijrah juga mengandung konotasi makna

sebagai perubahan pola hidup yang ditandai dengan meninggalkan hal-hal yang

dilarang oleh ajaran syariat yang kemudian diikuti dengan perubahan sikap

spiritual-batin yang lebih baik.

Hijrah dapat di istilahkan dengan kata “gerak” karna inti dari hijrah itu

adalah perubahan dan perubahan memerlukan pergerakan, hijrah termasuk ke

dalam gerak kualitas dan gerak kualitas meliputi berbagai macam hal seperti

kualitas kepercayaan diri terhadap agama, keyakinan, pengetahuan, ritual praktek

peribadatan, sesuai dengan teori yang peneliti gunakan pada penelitian ini karna

gerak kualitas meliputi lima dimensi keberagamaan dari Charles Y Glock dan

Rodney Stark. Hijrah juga merupakan sebuah identitas umat yang memeluk agama

dan hijrah dilakukan untuk mencari identitas diri ketika seseorang sudah merasa

putus asa terhadap hidup yang ia jalani d dunia ini untuk apa, maka dari rasa putus

asa tersebut mulailah untuk mencari identitas diri melalui agama dan bergerak

secara perlahan berproses dalam hijrah untuk mendapatan identitas tersebut.

Hijrah bergerak secara kualitas untuk mendapatkan identitas diri tujuan hidup

seseorang yang beragama.

Page 7: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

Makna Hijrah dan Dimensi Keberagaman Mahasiswa LDK di Fisip Unmul (Agnes)

21

Makna hijrah menurut informan lainnya seperti JI, MW, NC dan DE pun

sama dengan pernyataan dari informan SJ, yang mengartikan bahwa makna hijrah

itu ialah perpindahan sifat dan perilaku yang dilarang oleh agama berubah menjadi

yang diperbolehkan oleh agama, hijrah bukan tentang seberapa baik kita hari ini

namun seberapa baik kita dibanding hari kemarin.

Peristiwa hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya

mengisyaratkan bahwa dalam menghadapi segala macam bentuk tantangan dan

cobaan hidup manusia dituntut untuk mempersiapkan diri dan membekali diri

salah satunya dengan rasa optimisme dan kepercayaan diri yang tinggi. Dengan

melakukan proses hijrah kita pun menyadari untuk terus berbenah dan

mengevaluasi diri dari diri kita sebelumnya untuk terus menjadi pribadi yang baik

untuk diri sendiri dan orang – orang sekitar kita.

Meninggalkan Kebiasaan Buruk

Pacaran

Empat dari delapan informan yang peneliti wawancara telah meninggalkan

hubungan pacaran terhadap lawan jenisnya karna telah mengetahui hukum dan

larangan yang diperintahkan oleh agama, seperti informan NC, RH, MI, dan MW.

Sementara empat informan lainnya seperti JO, PO, SJ, dan DE mengaku tidak

pernah melakukan hubungan pacaran dengan lawan jenis dikarenakan tidak terlalu

fokus pada hal yang seperti itu, hanya memiliki teman dekat biasa saja yang saat

ini pun sudah tidak lagi begitu dekat karena menjaga batasan dalam pergaulan

yang diperintahkan oleh Islam.

Mendengarkan Musik

Bersdasarkan pernyataan dari informan DE sama dengan pernyataan

informan JO yang menyakini bahwa hukum musik itu adalah haram mutlak akan

tetapi masih mendengarkan musik. Jadi dari keseluruhan dari pernyataan informan

yang peneliti kumpulkan bahwa ada yang beranggapan musik itu halal seperti

informan PO, RH, MW, sedangkan informan yang beranggapan bahwa musik itu

haram dan sudah tidak mendengarkan musik yaitu informan, MI, SJ, NC, dan

informan DE dan JO beranggapan bahwa hukum musik itu haram namun informan

DE dan JO masih mendengarkan musik tersebut.

Maka dari hasil pernyataan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

walaupun informan memiliki lingkaran pertemanan yang sama dan dalam

organisasi yang sama pula bukan berarti semua informan memiliki keyakinan dan

pendapat yang sama dengan yang lainnya bahkan infoman memiliki sebuah

keyakinan dan pemahaman tersendiri atas apa yang dipercayai oleh masing –

masing informan.

Page 8: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 15-29

22

Hal yang Melalaikan

Adapun informan – informan yang peneliti wawancara mengakui bahwa ada

beberapa hal yang dapat melalaikannya dari tanggung jawab dan kewajiban dalam

beribadah, seperti pernyataan informan berikut ini :

Berkumpul dengan teman – teman sampai larut malam dan membicarakan

hal yang tidak bermanfaat seperti gossip (gibah) membicarakan keburukan orang

lain atau sesama teman sendiri, bahkan ada informan yang mengaku menjauhi

beberapa teman karna dapat membuat infroman semakin lalai dari tanggung

jawabnya untuk beribadah dan mengenal Islam.

Seperti yang telah dikatakan oleh beberapa informan peneliti bahwa ada hal

yang melalaikannya dari proses berhijrah, faktor kebiasaan hingga faktor pengaruh

teman disekitar, dan hal – hal yang harus dijauhi oleh informan atau yang harus di

jauhi seseorang yang sedang proses hijrah bahkan mungkin mengalami hal yang

sama seperti informan – informan peneliti.

Informan yang melalaikan tanggung jawab dalam beribadah sehingga tidak

menjalankan yang hukumnya wajib dalam Islam, bermain dalam Islam tidak

dilarang dengan batas kewajaran tidak berlebih – lebihan, dan banyak hadist yang

menjelaskan bahwa meninggalkan ibadah shalat hukumnya dosa besar seperti

yang dikatakan oleh ulama Ibnu Qayyim Al Jauziah mengatakan bahwa “kaum

muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja

adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh,

merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum – minuman keras. Orang

yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta

mendapat kehinaan di dunia dan akhirat.” (Ash Sholah, hal 7).

Informan meninggalkan shalat karena melupakan kewajiban tidak disengaja

atau pun sengaja meninggalkan ibadah shalat dikarenakan lalai yang dapat

diartikan dengan sengaja meninggalkan ibadah shalat tersebut, maka ulama pun

memiliki pendapat mengenai meninggalkan shalat karena malas – malasan dan

tetap menyakini ibadah shalat lima waktu itu wajib, yaitu pendapat ulama

Hanafiyyah mengatakan “bahwa orang yang meninggalkan shalat karena malas –

malasan adalah fasiq (telah berbuat dosa besar) dan dia harus dipenjara sampai dia

mau menunaikan shalat.” (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 22/186-187).

Yang harus ditinggalkan dalam kebiasaan informan sebelum memulai hijrah

dengan tidak melalaikan ibadah shalat yang hukumnya wajib bagi setiap muslim,

menunda – nunda waktu yang telah di tetapkan akan berdampak pada kehidupan

seseorang seperti tidak tepat waktu, suka menganggap mudah hal – hal yang ada.

Menuju Kebiasaan Baik

Merubah Penampilan

Penampilan merupakan hal yang akan sangat nampak berbeda sesorang yang

belum hijrah dengan seseorang yang sudah berhijrah, seperti yang terjadi pada

Page 9: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

Makna Hijrah dan Dimensi Keberagaman Mahasiswa LDK di Fisip Unmul (Agnes)

23

semua informan yang peneliti wawancara terutama pada informan perempuan.

Sebagian informan sebelum hijrah ada yang sudah menggunakan hijab seperti JI,

SJ dan PO, walaupun ada yang mengaku karna keterpaksaan sehingga menjadi

keterusan sampai setelah hijrah.

Informan JO, SJ and PO telah menggunakan hijab sebelum hijrah namun

menutupnya belum sempurna seperti yang diperintahkan oleh agama, batasan

aurat yang biasa dilihat atau diperintahkah oleh agama bagi perempuan yaitu

seluruh tubuh terkecuali telapak tangan dan wajah. Sementara untuk penutup

wajah (niqab) hukumnya sunnah jika dikerjakan mendapatkan pahala jika tidak

mengerjakan pun tidak berdosa, perempuan wajib menutup secara sempurna saat

ketika sudah Baligh. Sementara untuk informan DE dan MW, belum

menggunakan hijab sebelum hijrah, dan menggunakannya setelah berhijrah.

Seluruh informan perempuan yang peneliti wawancara menggunakan hijab dengan

cara berproses tidak langsung menutup aurat dengan sempurna seperti saat ini

yang informan gunakan.

Diantara sembilan informan perempuan yang peneliti wawancara setelah

berhijrah ada lima informan yang menggunakan penutup wajah (Niqab)

diantaranya SJ, dan PO. Infroman yang menggunakan penutup wajah pun

menyakini bahwa hukum menggunakan penutup wajah adalah sunah jika

dikerjakan mendapat pahala dan terlindungi jika tidak dikerjakankan pun tidak

berdosa. Rata – rata informan menggunakan penutup wajah setelah satu dan dua

tahun memakai pakian syar’i yang menutup sempurna sesuai perintah agama yang

diyakini dan ada yang didukung oleh orangtua ada pula yang ditentang oleh

orangtua.

Dari pernyataan informan JO, SJ dan PO bahwa hijrah mereka dimulai dari

dimensi intelektual karna sebelum hijrah pun informan telah menggunakan

penutup kepala (hijab) karna menggunakan hijab adalah bagian dari dimensi

ritualistik, maka berhijrah secara keseluruhan bukanlah berawal dari merubah

penampilan saja namun hal itu adalah langkah awal informan melakukan proses

dalam berhijrah.

Mempelajari Ilmu Agama

Setiap manusia yang telah mengerti dan mengetahui islam, dan yang sedang

dalam proses perjalanan menjadi seseorang lebih baik lagi dari dirinya sebelum

mengenal dan mengetahui islam mempelajari agama menjadi pilihan nomor satu

yang wajib harus ditempuh sebagai seseorang yang berproses dalam perjalanan

hijrah menuju taat kepada aturan dan perintah agama agar memiliki pijakan untuk

melangkah lebih lagi. Dalam mempelajari agama dapat dilakukan dengan

mengikuti kajian rutin yang diadakan komunitas atau masjid – masjid yang

memang memiliki jadwal untuk mempelajari agama, membaca buku – buku terkait

dengan agama, sekedar mendengarkan kajian di youtube, membaca dari artikel

Page 10: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 15-29

24

dan sosial media seperti Instagram yang memiliki banyak akun – akun dakwah.

Sebagian informan – informan yang peneliti wawancara ada yang mengikuti

komunitas keagamaan dan ada pula yang hanya mengikuti kajian rutinan yang

diadakan di masjid. Menurut informan yang mengikuti organisasi di LDK FISIP

banyak kegiatan yang dapat membantu serta mensupport informan yang ingin

mengetahui islam berkumpul dengan teman – teman yang satu tujuan bertukar

informasi dan pengetahuan tentang agama, di dalam organisasi tersebut memiliki

kegiatan.

Rata – rata keseluruhan informan mengatakan hal yang serupa dengan

pernyataan informan MW di atas bahwa organisasi LDK yang mereka ikuti sangat

berpengaruh terhadap proses hijrah yang sedang dijalani, itu di karenakan

organisasi LDK merupakan organisasi yang berbasis keagamaan dan sosial maka

dengan mudah dan dapat terjaga dengan baik proses hijrah informan seperti yang

diharapkan oleh semua informan.

Meningkatkan Ibadah

Beribadah merupakan tanda bahwa seseorang patuh akan perintah dan

aturan yang diberikan oleh agama sebisanya dilakukan secara maksimal dimana

pun dan kapan pun, dalam Islam ibadah banyak bentuknya dimulai dari yang wajib

dan sunah harus melaksanakan sholat lima waktu Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib,

dan Isya. Sebelum berproses menuju hijrah para informan mengaku telah

mengetahui hukum wajib dalam melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh

agama walaupun hanya sebatas mengetahui jika Islam memerintahkan sholat,

zakat dan puasa Ramadan, maka tidak jarang informan saat sebelum hijrah

melalaikannya tanpa berfikir akibat dan dampak yang ada di dunia ataupun

dikehidupan selanjutnya, informan sebelum hijrah sebenarnya telah mengetahui

hukum jika tidak melaksanakan ibadah wajib, ada 8 informan mengaku bahwa

sebelum hijrah mereka hanya melaksanakan sholat wajib 2 waktu bahkan ada yang

jarang sama sekali untuk mengerjakan sholat yang seharusnya dikerjakan 5 waktu,

seperti informan MI, RH, DE, PO, dan MW. Sedangkan 5 informan lainnya JO,

SJ, dan NC mengaku telah melaksanakan sholat wajib 5 waktu walaupun tidak

tepat pada waktu yang diharuskan.

“Sholat wajib sebelum hijrah Alhamdulillah sudah sih tapi ya itu kadang

molor dari awal waktu, misalnya kan kalo dzuhur gitu biasanya jam 12.20

itu sudah waktunya sholatkan nah kalo saya kadang molor sampai jam 2

gitu, kalo sekarang In Sya Allah berusaha buat sholat di awal waktu”.

Wawancara dengan informan JO, 24 Februari 2020.

Sementara untuk ibadah wajib seperti zakat semua informan masih

ditanggung oleh kepala keluarga dan untuk ibadah wajib puasa di bulan Ramadan

semua informan mengaku melaksanakannya. Selain ibadah wajib dalam islam ada

pula ibadah sunah yang jika dilaksanakan mendapatkan pahala dan jika tidak

Page 11: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

Makna Hijrah dan Dimensi Keberagaman Mahasiswa LDK di Fisip Unmul (Agnes)

25

dikerjakan tidak mengapa, begitu juga dengan informan yang mengaku sedang

berproses untuk rutin menjalankan ibadah sunah selain ibadah wajib. Seperti :

“Puasa dibulan Ramadan iya saya puasa, kalo zakat kan masih ditanggung

sama Bapak. Sekarang saya berusaha buat rutin ngerjakan puasa sunah senin

kamis walaupun gak terlalu sering juga sih, terus sholat sunah rawatib sama

sholat duha, dzikir pagi petang juga”.

Wawancara dengan informan MW, 21 Februari 2020.

Mempublikasikan Video, Kutipan Ayat dan Kalimat Motivasi

Fenomena Hijrah yang saat ini lebih didominasi yang berusia muda entah itu

mahasiswa ataupun pelajar lainnya dan membuat kesadaran para pelakunya

semakin aktif berbagi dan mencari tahu tentang Islam karna antusiasme yang ada

dalam fenomena ini membuat pelaku hijrah semakin aktif di dunia nyata ataupun

di media sosial dengan membagi video – video ceramah, kutipan – kutipan ayat,

hadist dan motivasi untuk bertahan di jalan Hijrah. Seperti informan JI yang aktif

berbagi video ceramah, jadwal – jadwal mengenai kajian keagamaan, kutipan ayat

dan hadist di media sosial Whatsapp miliknya. Dan informan MI yang juga aktif

membagi dan membuat video, kalimat motivasi, ayat dan hadist, dan kalimat

pengingat untuk melaksanakan ibadah, di sosial media Instagram organisasi LDK

yang MI ikuti dan sosial media pribadi miliknya.

Tingkatan Hijrah Berdasarkan Dimensi Teori Religiusitas Charles Y Glock dan

Rodney Stark

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas sesuai dengan

hasil wawancara yang telah didapatkan di lapangan maka dari itu peneliti akan

membahas dari hasil penelitian dan untuk menganalisis hasil penelitian, maka

peneliti akan menginterpretasikan dengan menggunakan 5 dimensi sesuai dengan

Teori Religiusitas Charles Y Glock dan Rodney Stark :

1. Dimensi Ideologis

Dimensi yang menyangkut kepercayaan dan merupakan dasar dari keyakinan

keberagamaan seseorang terhadap agamanya, di dalam dimensi ini semua

informan menganut agama Islam sedari awal dan telah peneliti jabarkan pada

hasil penelitian sebelumnya bahwa seluruh informan memiliki rasa

kepercayaan dan keyakinan terhadap agamanya. Hal itu jelas karena seluruh

informan mencoba untuk melakukan tindakan dan perilaku yang di perintah

oleh agamanya secara bertahap, Hal yang dilakukan oleh informan sudah pasti

karna rasa keyakinan mereka terhadap perintah dan ajaran agama yang

mereka percaya menjadi penyebab mereka melakukan hijrah di dalam teori

religiusitas ini dimensi ideologis menjadi tingkat pertama seseorang dalam

berhijrah dengan memiliki rasa kepercayaan terhadap agama yang telah

Page 12: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 15-29

26

diyakini keberadaanya. Informan yang termasuk dalam tingkatan dimensi

ideologis ini yaitu : PO, MW, DE, MI, RH, JO, SJ, dan NC.

Semua informan yang telah peneliti wawancara telah mengaku memiliki

ketenangan atas apa yang mereka percayai dalam pengertian dimensi ideologi

memiliki kepercayaan terhadap keberagamaan yang diyakini tanpa ragu

bahkan berpengaruh terhadap tindakan dan perilaku informan, dimensi ini

berupa pengharapan-pengharapan dimana orang religius atau beragama

berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran

doktrin-doktrin tersebut.

2. Dimensi Intelektual

Dimensi ini merupakan tingkatan kedua dalam proses hijrah informan sesuai

dengan teori religiusitas yang digunakan oleh peneliti, dimana di dalam

dimensi ini ilmu pengetahuan informan yang menjadi tolak ukur sudah

sampai sejauh mana proses hijrah yang dijalani oleh informan, dalam dimensi

ini pengetahuan yang telah diketahui oleh informan mengenai perintah agama

menutup aurat (syar’i), macam – macam sholat dan puasa sunah, keutamaan

melaksanakan beribadah, hukum zakat dan sedekah. Pengetahuan yang

ditanyakan oleh peneliti merupakan pengetahuan dasar yang ada dalam Islam

termasuk ke dalam rukun Iman dan Islam, walaupun hal tersebut

pengetahuan dasar seseorang dalam mengenal agamanya namun hal itu dapat

menjadi sesuatu yang besar dimana pengetahuan yang telah dimiliki informan

dapat diamalkan dengan baik. Sebelum hijrah informan telah mengetahui apa

saja rukun Iman dan Islam namun belum di amalkan dalam kehidupan, setelah

hijrah informan mulai untuk menerapkan di dalam kehidupan sehariannya.

3. Dimensi Ritualistik

Sesuai dengan penjelasan dimensi intelektual sebelumnya, pengetahuan yang

telah dimiliki oleh informan dapat menjadi hal yang besar dan menjadi

penilaian yang baik untuk dirinya dan orang sekitar yang menjadi saksi atas

perilaku informan dengan menjalankan dan mengamalkan pengetahuan yang

dimiliki informan. Maka dari itu peneliti membagi dua kelompok informan

yang menjalankan ibadah sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki secara

baik yaitu : NC, SJ, JO, MI, dan PO. Sesuai dengan pernyataan informan

kebiasaan beribadah yang selalu di optimalkan setelah hijrah seperti

menlaksanakan anjuran menutup aurat dengan baik sesuai sunnah, berpuasa

sunnah, aktif falam kegiatan keagamaan dan informan lainnya seperti DA, IK,

RH, DE,dan MW yang sedikit kurang optimal dalam menjalankan ibadah atau

ritual keagamaan, peneliti menilai tindakan ritual yang dilakukan informan

sesuai dengan pernyataan informan. Sesuai dengan pernyataan informan,

informan sendiri masih berusaha untuk mempertahankan yang saat ini di

jalankan sudah pasti sesuai dengan ajaran agama.

Page 13: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

Makna Hijrah dan Dimensi Keberagaman Mahasiswa LDK di Fisip Unmul (Agnes)

27

4. Dimensi Konsekuensial

Dimensi konsekuensial dapat dikatakan sebagai dampak atau efek samping

yang didapatkan informan dari melakukan proses hijrah tersebut, dimensi ini

menjadi tingkatan ke empat dari Teori Religiusitas Charles Y Glock dan

Rodney Stark. Dampak yang didapatkan oleh informan ada yang berdampak

baik dan yang berdampak buruk, dampak baiknya lingkungan sekitar yang

tidak mendukung menjadi mendukung informan menjalankan hijrah seperti

yang terjadi pada informan MW, dan dampak buruknya diejek karna

berpakaian syar’i memakai cadar dan memakai celana cingkrang seperti

informan PO, SJ, NC, MI, mengikhlaskan impian yang dicita – citakan

seperti informan PO, dijauhi oleh teman – teman, dampak buruk tersebut

diakui oleh infoman sedikit berdampak saat pertama kali berhijrah namun saat

ini telah diakui hal tersebut sudah tidak lagi begitu berpengaruh. Dan untuk

dimensi ini peneliti menyimpulkan bahwa semua informan PO, MW, DE, MI,

RH, JO, SJ dan NC, yang sudah lama mengenal Islam maupun yang baru

mengenal pasti akan memiliki dampak entah itu baik ataupun buruk, karena

lama atau baru saja seseorang yang berhijrah pasti akan mengalami

konsekuensi dari niat yang telah di yakininya hal itu menjadi nilai tersendiri

bagi informan.

5. Dimensi Eksperensial

Dimensi ini merupakan tingkatan terakhir dari kelima dimensi yang

sebelumnya, dimensi ini memiliki pengertian pengalaman rasa keagamaan

yang muncul dalam diri seseorang dengan tingkatan keagamaan yang tinggi.

Dimensi ini berisikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-

pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang

beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan

subjektif dan langsung kenyataan akhir. Aspek ini berkaitan dengan

pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan dan persepsi-persepsi dan sensasi-

sensasi yang dialami seseorang.

Dimana dimensi penghayatandengan kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki

merupakan suatu kebutuhan yang mendorong manusia untuk melakukan hal

yang sudah mereka dapatkan seperti pengalaman yang mereka rasakan dengan

diri sendiri, keluarga maupun lingkungan. Dimensi eksperensial ini mencakup

rasa syukur atas apa yang terjadi dan apa yang akan datang, sabar terhadap

musibah.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti uraikan serta

jabarkan di atas mengenai makna hijrah maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

makna hijrah yang diartikan dan diyakini oleh semua informan yaitu merupakan

Page 14: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 15-29

28

suatu tindakan yang dilakukan dengan berproses dan berkelanjutan bergerak

secara kualitas di dalam berbagai aspek untuk merubah menjadi baik dari

sebelumnya, meninggalkan apa yang dilarang oleh agama dan menjalankan apa

yang diperintah serta dianjurkan oleh agama yang mereka yakini.

Dan untuk hasil dari penelitian mengenai dimensi keagamaan organisasi

LDK maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dimensi ideologi, informan memiliki kepercayaan serta keyakinan yang besar

terhadap agama yang dianutnya, percaya terhadap rukun iman dan islam yang

ada dalam agama Islam.

2. Dimensi intelektual, dasar pengetahuan informan mengenai agamanya

mencangkup tata cara ibadah dan manfaat dari menjalankan ibadah.

3. Dimensi ritualistik, setelah informan mengetahui mengenai dimensi

inetelektual di dalam agamanya maka informan harus mempraktekan

pengetahuan yang dimilikinya, dan informan telah mempratekkan ibadahnya

puasa, zakat, sholat dan bermanfaat untuk lingkungan sosial sekitar.

4. Dimensi eksperensial, pengalaman kehidupan yang terjadi dan dirasakan oleh

semua informan terhadap apa yang mereka lakukan untuk berproses menjadi

lebih baik dalam berhijrah, rasa terhadap lingkungan sosial, pengalaman

hubungan dengan diri sendiri, orangtua, teman, dan lingkungan sosial lainnya.

5. Dimensi konsekuensial, semua informan memiliki dampak yang berbeda –

beda dalam menjalankan proses hijrah ini, tetapi satu hal yang semua

informan alami yaitu di jauhi oleh teman, di olok – olok karna perubahan

penampilannya, dan beberapa informan memiliki dampak dari orang

terdekatnya seperti tidak disetujui merubah penampilan dengan jilbab panjang

karna dianggap terlalu berlebih – lebihan, hal tersebut terjadi dapat

membuktikan bahwa informan telah menjalankan ilmu dan pengamalan

agama dalam kehidupan sehari – hari.

Semua informan mengikuti organisasi Lembaga Dakwah Kampus (LDK)

tersebut saat awal mula menjadi mahasiswa baru di universitas mulawarman

walaupun semua informan memiliki lingkungan dan tergabung dalam organisasi

yang sama pula namun perbedaan pendapat serta keyakinan dalam hukum serta

dimensi ritualistik, seperti keyakinan hukum dalam mendengarkan musik ada

sebagian informan yang masih mendengarkan musik namun menyakini bahwa

musik itu hukumnya haram dan ada yang masih mendengarkan musik namun

berkeyakinan bahwa musik itu halal. Dari hal ini saja peneliti dapat menyimpulkan

bahwa keyakinan terhadap hukum agama atau dimensi ritualistik dan dimensi

intelektual tidak membuat semua sejalan pasti memiliki perbedaan bahkan seperti

informan – informan peneliti yang tergabung dalam organisasi yang sama tidak

membuat keyakinan mereka sama. Perbedaan dalam sudut menilai suatu hal

merupakan hal yang biasa dalam bersosialisasi dan informan menunjukan bahwa

perbedaan yang ada tidak membuat mereka merasa lebih baik dari yang hal itu

Page 15: MAKNA HIJRAH DAN DIMENSI KEBERAGAMAAN …

Makna Hijrah dan Dimensi Keberagaman Mahasiswa LDK di Fisip Unmul (Agnes)

29

juga dirasakan oleh informan untuk semua lingkungan yang kurang mendukung

hijrah mereka.

Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian dan observasi peneliti terhadap

informan yang tergabung dalam organisasi Lembaga Dakwah Kampus maka

peneliti memberikan saran dengan adanya penelitian mengenai Makna Hijrah dan

Dimensi Keberagamaan pada mahasiswa organisasi LDK agar dapat mempunyai

filterisasi yang tinggi terhadap berbagai penilaian dan tanggapan yang muncul

dalam masyarakat serta dapat membedakan yang baik dan yang benar.

Selain itu bagi pembaca yang ingin berhijrah diharapkan mengetahui

pengetahuan dasar dalam menuntut ilmu agama seperti memahami untuk apa

hijrah itu dilakukan dengan niatan yang benar bukan hanya semata – mata karna

mengikuti fenomena yang jika fenomena itu telah berganti dengan fenomena

lainnya maka hijrah yang bersangkut paut dengan agama dan Tuhan hilang tak

berarti. Untuk pembaca dan informan yang sedang berproses dalam hijrah

berpikirlah secara terbuka hal ini penting karena perubahan yang dilakukan oleh

seseorang juga butuh masukan dari orang lain terima dan menerima saran serta

kritikan dari orang lain sangat baik untuk perubahan diri, berpikiran terbuka akan

menjadikan pribadi yang tidak pernah memandang dirinya lebih baik dari orang

lain, dan hal ini pun berlaku untuk saya selaku penulis dan peneliti skripsi ini.

Dan untuk peneliti selanjutnya sekiranya penelitian ini dapat menjadi bahan

awal untuk referensi bacaan serta menambah wawasan atas hasil penelitian yang

telah penulis teliti dan dapat dikembangkan dengan baik sebagai mana harusnya

agar menjadi penelitian ilmiah yang lebih baik lagi dan dapat meneliti tentang

respon perbedaan yang ada dalam organisasi keagamaan mengenai perbedaan

tersebut.

Daftar Pustaka

Ancok, Djamaludin dan Fuad Nashori Suroso. 1995. Psikologi Islam. Solusi Islam

Atas Problem – Problem Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hlm.77.

Mabruroh, Isti. 2003. Hijrah Menurut At – Tabari. Jurnal. Universitas Sunan

Kalijaga.

Shihab, M.Q. 2004. Tafsir Al – Misbah : Pesan, Kesan & Keserasian Al – Qur’an.

Jakarta : Lentera Hati. Vol 7.

Watid, Asas. 2007. Makna Hijrah Nabi Muhammad Shallallahu A’alihi Wasallam

dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam Di Era Globalisasi. Jurnal.

Universitas Sunan Kalijaga.