Makna Dan Macam2 UKHUWAH

18
Makna dan macam2 UKHUWAH Ukhuwah (ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai "persaudaraan", terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti "memperhatikan". Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara. Boleh jadi, perhatian itu pada mulanya lahir karena adanya persamaan di antara pihak-pihak yang bersaudara, sehingga makna tersebut kemudian berkembang, dan pada akhirnya ukhuwah diartikan sebagai "setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari segi ibu, bapak, atau keduanya, maupun dari segi persusuan". Secara majazi kata ukhuwah (persaudaraan) mencakup persamaan salah satu unsur seperti suku, agama, profesi, dan perasaan. Dalam kamus-kamus bahasa Arab ditemukan bahwa kata akh yang membentuk kata ukhuwah digunakan juga dengan arti teman akrab atau sahabat. Masyarakat Muslim mengenal istilah ukhuwmah Islamiyyah. Istilah ini perlu didudukkan maknanya, agar bahasan kita tentang ukhuwah tidak mengalami kerancuan. Untuk itu terlebih dahulu perlu dilakukan tinjauan kebahasaan untuk menetapkan kedudukan kata Islamiah dalam istilah di atas. Selama ini ada kesan bahwa istilah tersebut bermakna "persaudaraan yang dijalin oleh sesama Muslim", atau dengan kata lain, "persaudaraan antar sesama Muslim", sehingga dengan demikian, kata "Islamiah" dijadikan pelaku ukhuwah itu. Pemahaman ini kurang tepat. Kata Islamiah yang dirangkaikan dengan kata ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai adjektifa, sehingga ukhuwah Islamiah berarti "persaudaraan yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam." Paling tidak, ada dua alasan untuk mendukung pendapat ini. Pertama, Al-Quran dan hadis memperkenalkan bermacam-macam persaudaraan, seperti yang akan diuraikan selanjutnya. Kedua, karena alasan kebahasaan. Di dalam bahasa Arab, kata sifat selalu harus disesuaikan dengan yang disifatinya. Jika yang disifati berbentuk indefinitif maupun feminin, kata sifatnya pun harus demikian. Ini terlihat secara jelas pada

description

semoga bermanfaat

Transcript of Makna Dan Macam2 UKHUWAH

Page 1: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

Makna dan macam2 UKHUWAH  Ukhuwah (ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai"persaudaraan", terambil dari akar kata yang pada mulanyaberarti "memperhatikan". Makna asal ini memberi kesan bahwapersaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yangmerasa bersaudara. Boleh jadi, perhatian itu pada mulanya lahir karena adanyapersamaan di antara pihak-pihak yang bersaudara, sehinggamakna tersebut kemudian berkembang, dan pada akhirnya ukhuwahdiartikan sebagai "setiap persamaan dan keserasian denganpihak lain, baik persamaan keturunan, dari segi ibu, bapak,atau keduanya, maupun dari segi persusuan". Secara majazi kataukhuwah (persaudaraan) mencakup persamaan salah satu unsurseperti suku, agama, profesi, dan perasaan. Dalam kamus-kamusbahasa Arab ditemukan bahwa kata akh yang membentuk kataukhuwah digunakan juga dengan arti teman akrab atau sahabat. Masyarakat Muslim mengenal istilah ukhuwmah Islamiyyah.Istilah ini perlu didudukkan maknanya, agar bahasan kitatentang ukhuwah tidak mengalami kerancuan. Untuk itu terlebihdahulu perlu dilakukan tinjauan kebahasaan untuk menetapkankedudukan kata Islamiah dalam istilah di atas. Selama ini adakesan bahwa istilah tersebut bermakna "persaudaraan yangdijalin oleh sesama Muslim", atau dengan kata lain,"persaudaraan antar sesama Muslim", sehingga dengan demikian,kata "Islamiah" dijadikan pelaku ukhuwah itu. Pemahaman ini kurang tepat. Kata Islamiah yang dirangkaikandengan kata ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai adjektifa,sehingga ukhuwah Islamiah berarti "persaudaraan yang bersifatIslami atau yang diajarkan oleh Islam." Paling tidak, ada duaalasan untuk mendukung pendapat ini. Pertama, Al-Quran dan hadis memperkenalkan bermacam-macampersaudaraan, seperti yang akan diuraikan selanjutnya. Kedua, karena alasan kebahasaan. Di dalam bahasa Arab, katasifat selalu harus disesuaikan dengan yang disifatinya. Jikayang disifati berbentuk indefinitif maupun feminin, katasifatnya pun harus demikian. Ini terlihat secara jelas padasaat kita berkata ukhuwwah Islamiyyah dan Al-UkhuwwahAl-Islamiyyah. UKHUWAH DALAM AL-QURAN Dalam Al-Quran, kata akh (saudara) dalam bentuk tunggalditemukan sebanyak 52 kali. Kata ini dapat berarti. 

Page 2: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

1. Saudara kandung atau saudara seketurunan, seperti pada ayatyang berbicara tentang kewarisan, atau keharaman mengawiniorang-orang tertentu, misalnya,  Diharamkan kepada kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu, saudara-saudara perempuanmu, saudara-saudara perempuan bapakmu, saudara-saudara perempuan ibumu, (dan) anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki ... (QS Al-Nisa [4]: 23) 2. Saudara yang dijalin oleh ikatan keluarga, seperti bunyidoa Nabi Musa a.s. yang diabadikan Al-Quran,  Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku (QS Thaha [20]: 29-30). 3. Saudara dalam arti sebangsa, walaupun tidak seagama sepertidalam firman-Nya,  Dan kepada suku 'Ad, (kami utus) saudara mereka Hud (QS Al-A'raf [7]: 65). Seperti telah diketahui kaum 'Ad membangkang terhadap ajaranyang dibawa oleh Nabi Hud, sehingga Allah memusnahkan mereka(baca antara lain QS Al-Haqqah [69]: 6-7). 4. Saudara semasyarakat, walaupun berselisih paham.  Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai 99 ekor kambing betina, dan aku mempunyai seekor saja, maka dia berkata kepadaku, "Serahkan kambingmu itu kepadaku"; dan dia mengalahkan aku di dalam perdebatan (QS Shad [38]: 23). Dalam sebuah hadis, Nabi Saw. bersabda.  Belalah saudaramu, baik ia berlaku aniaya, maupun teraniaya. Ketika beliau ditanya seseorang, bagaimana cara membantu orangyang menganiaya, beliau menjawab,  Engkau halangi dia agar tidak berbuat aniaya. Yang demikian itulah pembelaan baginya. (HR Bukhari melalui Anas bin Malik) 5. Persaudaraan seagama. 

Page 3: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

Ini ditunjukkan oleh firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat10  Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara. Di atas telah dikemukakan bahwa dari segi bahasa, kata ukhuwahdapat mencakup berbagai persamaan. Dari sini 1ahir lagi duamacam persaudaraan, yang walaupun secara tegas tidak disebutoleh Al-Quran sebagai "persaudaraan", namun substansinyaadalah persaudaraan. Kedua hal tersebut adalah: 1. Saudara sekemanusiaan (ukhuwah insaniah). Al-Quran menyatakan bahwa semua manusia diciptakan oleh Allahdari seorang lelaki dan seorang perempuan (Adam dan Hawa) (QSAl-Hujurat [49]: 13). Ini berarti bahwa semua manusia adalahseketurunan dan dengan demikian bersaudara. 2. Saudara semakhluk dan seketundukan kepada Allah. Di atas telah dijelaskan bahwa dari segi bahasa kata akh(saudara) digunakan pada berbagai bentuk persamaan. Dari sini1ahir persaudaraan kesemakhlukan. Al-Quran secara tegasmenyatakan bahwa:  Dan tidaklah (jenis binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya) kecuali umat-umat juga seperti kamu (QS Al-An'am [6): 38). MACAM-MACAM UKHUWAH ISLAMIAH Di atas telah dikemukakan arti ukhuwah Islamiah, yakni ukhuwahyang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam. Telahdikemukakan pula beberapa ayat yang mengisyaratkan bentuk ataujenis "persaudaraan" yang disinggung oleh Al-Quran. Semuanyadapat disimpulkan bahwa kitab suci ini memperkenalkan palingtidak empat macam persaudaraan: 1. Ukhuwwah 'ubudiyyah atau saudara kesemakhlukan dankesetundukan kepada Allah. 2. Ukhuwwah insaniyyah (basyariyyah) dalam arti seluruh umatmanusia adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dariseorang ayah dan ibu. Rasulullah Saw. juga menekankan lewatsabda beliau,  Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Hamba-hamba Allah semuanya bersaudara.

Page 4: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

 3. Ukhuwwah wathaniyyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalamketurunan dan kebangsaan. 4. Ukhuwwah fi din Al-Islam, persaudaraan antar sesama Muslim.Rasulullah Saw. bersabda,  Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah (wafat)-ku. Makna dan macam-macam persaudaraan tersebut di atas adalahberdasarkan pemahaman terhadap teks ayat-ayat Al-Quran.Ukhuwah yang secara jelas dinyatakan oleh Al-Quran adalahpersaudaraan seagama Islam, dan persaudaraan yang jalinannyabukan karena agama. Ini tecermin dengan jelas dari pengamatanterhadap penggunaan bentuk jamak kata tersebut dalam Al-Quran,yang menunjukkan dua arti kata akh' yaitu: Pertama, ikhwan, yang biasanya digunakan untuk persaudaraantidak sekandung. Kata ini ditemukan sebanyak 22 kali sebagiandisertakan dengan kata ad-din (agama) seperti dalan suratAt-Taubah ayat 11.  Apabila mereka bertobat, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat, mereka adalah saudara-saudara kamu seagama. Sedangkan sebagian lain tidak dirangkaikan dengan kata ad-din(agama) seperti:  Jika kamu menggauli mereka (anak-anak yatim), mereka adalah saudara-saudaramu (QS Al-Baqarah [2]: 220). Teks ayat-ayat tersebut secara tegas dan nyata menunjukkanbahwa Al-Quran memperkenalkan persaudaraan seagama dan persaudaraan tidak seagama. Bentuk jamak kedua yang digunakan oleh Al-Quran adalah ikhwat,terdapat sebanyak tujuh kali dan digunakan untuk maknapersaudaraan seketurunan, kecuali satu ayat, yaitu,  Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara (QS A1-Hujurat [49]: 10). Menarik untuk dipertanyakan, mengapa Al-Quran menggunakan kataikhwah dalam arti persaudaraan seketurunan ketika berbicaratentang persaudaraan sesama Muslim, atau dengan kata lain,mengapa Al-Quran tidak menggunakan kata ikhwan, padahal kataini digunakan untuk makna persaudaraan tidak seketurunan?Bukankah lebih tepat menggunakan kata terakhir, jika melihat

Page 5: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

kenyataan bahwa saudara-saudara seiman terdiri dari banyakbangsa dan suku, yang tentunya tidak seketurunan? Menurut penulis, hal ini bertujuan untuk mempertegas danmempererat jalinan hubungan antar sesama-Muslim, seakan-akanhubungan tersebut bukan saja dijalin oleh keimanan (yang didalam ayat itu ditunjukkan oleh kata al-mu'minun), melainkanjuga "seakan-akan" dijalin oleh persaudaraan seketurunan (yangditunjukkan oleh kata ikhwah). Sehingga merupakan kewajibanganda bagi umat beriman agar selalu menjalin hubunganpersaudaraan yang harmonis di antara mereka, dan tidak satupunyang dapat dijadikan dalih untuk melahirkan keretakanhubungan. FAKTOR PENUNJANG PERSAUDARAAN Faktor penunjang lahirnya persaudaraan dalam arti luas ataupunsempit adalah persamaan. Semakin banyak persamaan akan semakinkokoh pula persaudaraan. Persamaan rasa dan cita merupakanfaktor dominan yang mendahului lahirnya persaudaraan hakiki,dan pada akhirnya menjadikan seseorang merasakan deritasaudaranya, mengulurkan tangan sebelum diminta, sertamemperlakukan saudaranya bukan atas dasar "take and give,"tetapi justru  Mengutamakan orang lain atas diri mereka, walau diri mereka sendiri kekurangan (QS Al-Hasyr [59]: 9). Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial, perasaan tenang dannyaman pada saat berada di antara sesamanya, dan dorongankebutuhan ekonomi merupakan faktor-faktor penunjang yang akanmelahirkan rasa persaudaraan. Islam datang menekankan hal-hal tersebut, dan menganjurkanmencari titik singgung dan titik temu persaudaraan. Jangankanterhadap sesama Muslim, terhadap non-Muslim pun demikian (QSAli 'Imran [3]: 64) dan Saba [34): 24-25). PETUNJUK AL-QURAN UNTUK MEMANTAPKAN UKHUWAH Guna memantapkan ukhuwah tersebut, pertama kali Al-Quranmenggarisbawahi bahwa perbedaan adalah hukum yang berlakudalam kehidupan ini. Selain perbedaan tersebut merupakankehendak Ilahi, juga demi kelestarian hidup, sekaligus demimencapai tujuan kehidupan makhluk di pentas bumi.  Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat, tetapi Allah hendak menguji kamu mengenai pemberian-Nya kepadamu,

Page 6: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan (QS Al-Ma-idah [5]: 48). Seandainya Tuhan menghendaki kesatuan pendapat, niscayadiciptakan-Nya manusia tanpa akal budi seperti binatang ataubenda-benda tak bernyawa yang tidak memiliki kemampuan memilahdan memilih, karena hanya dengan demikian seluruhnya akanmenjadi satu pendapat. Dari sini, seorang Muslim dapat memahami adanya pandangan ataubahkan pendapat yang berbeda dengan pandangan agamanya, karenasemua itu tidak mungkin berada di luar kehendak Ilahi.Kalaupun nalarnya tidak dapat memahami kenapa Tuhan berbuatdemikian, kenyataan yang diakui Tuhan itu tidak akanmenggelisahkan atau mengantarkannya "mati", atau memaksa oranglain secara halus maupun kasar agar menganut pandanganagamanya,  Sungguh kasihan jika kamu akan membunuh dirimu karena sedih akibat mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Islam) (QS Al-Kahf [18]: 6). Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu akan memaksa semua manusia agar menjadi orang-orang yang beriman? (QS Yunus [10]: 99).Untuk menjamin terciptanya persaudaraan dimaksud, Allah Swt.memberikan beberapa petunjuk sesuai dengan jenis persaudaraanyang diperintahkan. Pada kesempatan ini, akan dikemukakanpetunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan persaudaraan secaraumum dan persaudaraan seagama Islam. 1. Untuk memantapkan persaudaraan pada arti yang umum, Islam memperkenalkan konsep khalifah. Manusia diangkat oleh Allahsebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut manusia untukmemelihara, membimbing, dan mengarahkan segala sesuatu agarmencapai maksud dan tujuan penciptaannya. Karena itu, NabiMuhammad Saw. melarang memetik buah sebelum siap untukdimanfaatkan, memetik kembang sebelum mekar, atau menyembelihbinatang yang terlalu kecil. Nabi Muhammad Saw. jugamengajarkan agar selalu bersikap bersahabat dengan segalasesuatu sekalipun terhadap benda tak bernyawa. Al-Quran tidakmengenal istilah "penaklukan alam", karena secara tegasAl-Quran menyatakan bahwa yang menaklukkan alam untuk manusiaadalah Allah (QS 45: 13). Secara tegas pula seorang Muslimdiajarkan untuk mengakui bahwa ia tidak mempunyai kekuasaanuntuk menundukkan sesuatu kecuali atas penundukan Ilahi. Padasaat berkendaraan seorang Muslim dianjurkan membaca,  Mahasuci Allah yang menundukkan ini buat kami, sedang

Page 7: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

kami sendiri tidak mempunyai kesanggupan menundukkannya (QS Al-Zukhruf [43]: 13). 2. Untuk mewujudkan persaudaraan antar pemeluk agama, Islammemperkenalkan ajaran,  Bagimu agamamu dan bagiku agamaku (QS 109: 6), dan  Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak (perlu ada) pertengkaran di antara kami dan kamu. Allah mengumpulkan kita dan kepada-Nyalah kembali (putusan segala sesuatu) (QS Al-Syura [42): 15). Al-Quran juga menganjurkan agar mencari titik singgung dantitik temu antar pemeluk agama. Al-Quran menganjurkan agardalam interaksi sosial, bila tidak ditemukan persamaanhendaknya masing-masing mengakui keberadaan pihak lain, dantidak perlu saling menyalahkan.  Katakanlah, "Wahai Ahl Al-Kitab, marilah kepada satu kalimat kesepakatan yang tidak ada perselisihan di antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah, dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun, dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling (tidak setuju), katakanlah kepada mereka, "Saksikanlah (akuilah eksistensi kami) bahwa kami adalah orang-orang Muslim" (QS Ali 'Imran [3]: 64). Bahkan Al-Quran mengajarkan kepada Nabi Muhammad Saw. danumatnya untuk menyampaikan kepada penganut agama lain, setelahkalimat sawa' (titik temu) tidak dicapai:  Kami atau kamu pasti berada dalam kebenaran atau kesesatan yang nyata. Katakanlah, "Kamu tidak akan ditanyai (bertanggungjawab) tentang dosa yang kami perbuat, dan kami tidak akan ditanyai (pula) tentang hal yang kamu perbuat." Katakanlah, "Tuhan kita akan menghimpun kita semua, kemudian menetapkan dengan benar (siapa yang benar dan salah) dan Dialah Maha Pemberi Keputusan lagi Maha Mengetahui (QS 34: 24-26). Jalinan persaudaraan antara seorang Muslim dan non-Muslim samasekali tidak dilarang oleh Islam, selama pihak lainmenghormati hak-hak kaum Muslim,  Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berbuat adil (memberikan sebagian hartamu) kepada orang-orang

Page 8: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

yang tidak memerangi kamu karena agama, dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (QS Al-Mumtahanah [60]: 8). Ketika sebagian sahabat Nabi memutuskan bantuankeuangan/material kepada sebagian penganut agama lain denganalasan bahwa mereka bukan Muslim, Al-Quran menegur merekadengan firman-Nya:  Bukan kewajibanmu menjadikan mereka memperoleh hidayah (memeluk Islam), akan tetapi Allah yang memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya. Apa pun harta yang baik yang kamu nafkahkan (walaupun kepada non-Muslim), maka pahalanya itu untuk kami sendiri ... (QS Al-Baqarah [2]: 272). 3. Untuk memantapkan persaudaraan antar sesama Muslim,Al-Quran pertama kali menggarisbawahi perlunya menghindarisegala macam sikap lahir dan batin yang dapat mengeruhkanhubungan di antara mereka. Setelah menyatakan bahwa orang-orang Mukmin bersaudara, danmemerintahkan untuk melakukan ishlah (perbaikan hubungan) jikaseandainya terjadi kesalahpahaman di antara dua orang(kelompok) kaum Muslim, Al-Quran memberikan contoh-contohpenyebab keretakan hubungan sekaligus melarang setiap Muslimmelakukannya:  Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kaum (pria) mengolok-olokkan kaum yang lain, karena boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) itu lebih baik daripada mereka (yang mengolok-oLokkan); dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita yang lain, karena boleh jadi wanita-wanita yang diperolok-olokkan lebih baik dan mereka (yang memperolok-olokkan), dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Sejelek-jeleknya panggilan adalah (sebutan) yang buruk sesudah iman. Barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim (QS Al-Hujurat [49]: 11). Selanjutnya ayat di atas memerintahkan orang Mukmin untukmenghindari prasangka buruk, tidak mencari-cari kesalahanorang lain, serta menggunjing, yang diibaratkan oleh Al-Quranseperti memakan daging-saudara sendiri yang telah meninggaldunia (QS Al-Hujurat [49]: 12). Menarik untuk diketengahkan, bahwa Al-Quran dan hadis-hadis

Page 9: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

Nabi Saw. tidak merumuskan definisi persaudaraan (ukhuwwah),tetapi yang ditempuhnya adalah memberikan contoh-contohpraktis. Pada umumnya contoh-contoh tersebut berkaitan dengansikap kejiwaan (seperti terbaca di dalam surat Al-Hujurat ayat11-12 di atas), atau tecermin misalnya dalam hadis Nabi Saw.antara lain,  Hindarilah prasangka buruk, karena itu adalah sebohong-bohongnya ucapan. Jangan pula saling mencari-cari kesalahan. Jangan saling iri, jangan saling membenci, dan jangan saling membelakangi (Diriwayatkan oleh keenam ulama hadis, ke An-Nasa'i, melalui Abu Hurairah). Semua itu wajar, karena sikap batiniahlah yang melahirkansikap lahiriah. Demikian pula, bahwa sebagian dari redaksiayat dan hadis yang berbicara tentang hal ini dikemukakandengan bentuk larangan. Ini pun dimengerti bukan saja karenaat-takhliyah (menyingkirkan yang jelek) harus didahulukandaripada at-tahliyah (menghiasi diri dengan kebaikan),melainkan juga karena "melarang sesuatu mengandung artimemerintahkan lawannya, demikian pula sebaliknya." Semua petunjuk Al-Quran dan hadis Nabi Saw. yang berbicaratentang interaksi antarmanusia pada akhirnya bertujuan untukmemantapkan ukhuwah. Perhatikan misalnya larangan melakukantransaksi yang bersifat batil (QS 2: 188), larangan riba (QS2: 278), anjuran menulis utang-piutang (QS 2: 275), laranganmengurangi atau melebihkan timbangan (QS 83: 1-3), danlain-lain. Dalam konteks pendapat dan pengamalan agama, Al-Quran secarategas memerintahkan orang-orang Mukmin untuk merujuk Allah(Al-Quran) dan Rasul (Sunnah). Tetapi seandainya terjadiperbedaan pemahaman Al-Quran dan Sunnah itu, baikmengakibatkan perbedaan pengamalan maupun tidak, maka petunjukAl-Quran dalam hal ini adalah:  Apabila kamu berbeda pendapat tentang sesuatu (karena tidak menemukan petunjuknya dalam teks Al-Quran dan Sunnah), maka kembalikanlah kepada Allah (jiwa ajaran-ajaran Al-Quran), dan (jiwa ajaran-ajaran) Rasul, jika memang kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya (QS Al-Nisa' [4]: 59). KONSEP-KONSEP DASAR PEMANTAPAN UKHUWAH Setelah mempelajari teks-teks keagamaan, para ulamamengenalkan tiga konsep untuk memantapkan ukhuwah menyangkut

Page 10: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

perbedaan pemahaman dan pengamalan ajaran agama. a. Konsep tanawwu'al-'ibadah (keragaman cara beribadah) Konsep ini mengakui adanya keragaman yang dipraktekkan NabiSaw. dalam bidang pengamalan agama, yang mengantarkan kepadapengakuan akan kebenaran semua praktek keagamaan, selamasemuanya itu merujuk kepada Rasulullah Saw. Anda tidak perlumeragukan pernyataan ini, karena dalam konsep yangdiperkenalkan ini, agama tidak menggunakan pertanyaan, "Berapahasil 5 + 5?", melainkan yang ditanyakan adalah, "Jumlahsepuluh itu merupakan hasil penambahan berapa tambah berapa?" b. Konsep al-mukhti'u fi al-ijtihad lahu ajr (Yang salah dalamberijtihad pun [menetapkan hukum) mendapat ganjaran). Ini berarti bahwa selama seseorang mengikuti pendapat seorangulama, ia tidak akan berdosa, bahkan tetap diberi ganjaranoleh Allah Swt., walaupun hasil ijtthad yang diamalkannyakeliru. Hanya saja di sini perlu dicatat bahwa penentuan yangbenar dan salah bukan wewenang makhluk, tetapi wewenang AllahSwt. sendiri, yang baru akan diketahui pada hari kemudian.Sebagaimana perlu pula digarisbawahi, bahwa yang mengemukakanijtihad maupun orang yang pendapatnya diikuti, haruslahmemiliki otoritas keilmuan, yang disampaikannya setelahmelakukan ijtihad (upaya bersungguh-sungguh untuk menetapkanhukum) setelah mempelajari dengan saksama dalil-dalil keagaman(Al-Quran dan Sunnah). c. Konsep la hukma lillah qabla ijtihad al-mujtahid (Allahbelum menetapkan suatu hukum sebelum upaya ijtihad dilakukanoleh seorang mujtahid). Ini berarti bahwa hasil ijtihad itulah yang merupakan hukumAllah bagi masing-masing mujtahid, walaupun hasil ijtihadnyaberbeda-beda. Sama halnya dengan gelas-gelas kosong, yangdisodorkan oleh tuan rumah dengan berbagai ragam minuman yangtersedia. Tuan rumah mempersilakan masing-masing tamunyamemilih minuman yang tersedia di atas meja dan mengisigelasnya --penuh atau setengah-- sesuai dengan selera dankehendak masing-masing (selama yang dipilih itu berasal dariminuman yang tersedia di atas meja). Apa dan seberapa punisinya, menjadi pilihan yang benar bagi masing-masing pengisi.Jangan mempersalahkan seseorang yang mengisi gelasnya dengankopi, dan Anda pun tidak wajar dipersalahkan jika memilihsetengah air jeruk yang disediakan oleh tuan rumah. Memang Al-Quran dan hadis-hadis Nabi Saw. tidak selalumemberikan interpretasi yang pasti dan mutlak. Yang mutlakadalah Tuhan dan firman-firman-Nya, sedangkan interpretasi

Page 11: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

firman-firman itu, sedikit sekali yang bersifat pasti ataupunmutlak. Cara kita memahami Al-Quran dan Sunnah Nabi berkaitanerat dengan banyak faktor, antara lain lingkungan,kecenderungan pribadi, perkembangan masyarakat, kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi, dan tentu saja tingkat kecerdasandan pemahaman masing-masing mujtahid. Dari sini terlihat bahwa para ulama sering bersikap rendahhati dengan menyebutkan, "Pendapat kami benar, tetapi bolehjadi keliru, dan pendapat Anda menurut hemat kami keliru,tetapi mungkin saja benar." Berhadapan dengan teks-teks wahyu,mereka selalu menyadari bahwa sebagai manusia mereka memilikiketerbatasan, dan dengan demikian, tidak mungkin seseorangakan mampu menguasai atau memastikan bahwa interpretasinyalahyang paling benar. UKHUWAH DALAM praktek Jika kita mengangkat salah satu ayat dalam bidang ukhuwah,agaknya salah satu ayat surat Al-Hujurat dapat dijadikanlandasan pengamalan konsep ukhuwah Islamiah. Ayat yangdimaksud adalah, Sesungguhnya orang-orang Mukmin bersaudara,karena itu lakukanlah ishlah di antara kedua saudaramu (QS 49:10). Kata ishlah atau shalah yang banyak sekali berulang dalamAl-Quran, pada umumnya tidak dikaitkan dengan sikap kejiwaan,melainkan justru digunakan dalam kaitannya dengan perbuatannyata. Kata ishlah hendaknya tidak hanya dipahami dalam artimendamaikan antara dua orang (atau lebih) yang berselisih,melainkan harus dipahami sesuai makna semantiknya denganmemperhatikan penggunaan Al-Quran terhadapnya. Puluhan ayat berbicara tentang kewajiban melakukan shalah danishlah. Dalam kamus-kamus bahasa Arab, kata shalah diartikansebagai antonim dari kata fasad (kerusakan), yang juga dapatdiartikan sebagai yang bermanfaat. Sedangkan kata islahdigunakan oleh Al-Quran dalam dua bentuk: Pertama ishlah yangselalu membutuhkan objek; dan kedua adalah shalah yangdigunakan sebagai bentuk kata sifat. Sehingga, shalah dapatdiartikan terhimpunnya sejumlah nilai tertentu pada sesuatuagar bermanfaat dan berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuankehadirannya. Apabila pada sesuatu ada satu nilai yang tidakmenyertainya hingga tujuan yang dimaksudkan tidak tercapai,maka manusia dituntut untuk menghadirkan nilai tersebut, danhal yang dilakukannya itu dinamai ishlah. Jika kita menunjuk hadis, salah satu hadis yang populer didalam bidang ukhuwah adalah sabda Nabi Saw. yang diriwayatkanoleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Ibnu Umar:  Seorang Muslim bersaudara dengan Muslim lainnya. Dia

Page 12: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

tidak menganiaya, tidak pula menyerahkannya (kepada musuh). Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi pula kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan dan seorang Muslim suatu kesulitan, Allah akan melapangkan baginya satu kesulitan pula dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya di hari kemudian. Barangsiapa yang menutup aib seorang Muslim, Allah akan menutup aibnya di hari kemudian. Dari riwayat At-Tirmidzi dari Abu Hurairah, larangan di atasdilengkapi dengan,  Dia tidak mengkhianatinya, tidak membohonginya, dan tidak pula meninggalkannya tanpa pertolongan.  *** Demikian terlihat, betapa ukhuwah Islamiah mengantarkanmanusia mencapai hasil-hasil konkret dalam kehidupannya. Untuk memantapkan ukhuwah Islamiah, yang dibutuhkan bukansekadar penjelasan segi-segi persamaan pandangan agama, atausekadar toleransi mengenai perbedaan pandangan, melainkan yanglebih penting lagi adalah langkah-langkah bersama yangdilaksanakan oleh umat, sehingga seluruh umat merasakannikmatnya.

Sumber

WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.Penerbit MizanJln. Yodkali No.16, Bandung 40124Telp. (022) 700931 Fax. (022) 707038mailto:[email protected]

Urgensi Ukhuwah Islamiyyah

Ukhuwwah Islamiyyah atau hubungan persaudaraan di antara kaum Muslimin merupakan suatu rahmat yang besar yang diberikan oleh Alloh  di dalam kehidupan dunia ini maupun di akhirat kelak, persaudaraan yang tidak pernah didapati kecuali pada ajaran Islam yang mulia

Page 13: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

ini, yang orang-orang beriman di dalamnya memiliki hubungan persaudaraan yang sangat kauat.

Sebagaimana Alloh  berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara…”  (QS. al-Hujurot [49]: 10)

Maka wajib bagi orang-orang Mukmin sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat ini untuk menjadikan orang-orang Mukmin satu sama lain bersaudara dengan persaudaraan yang kuat. Persaudaraan dalam agama Islam yang mana persaudaraan didalamnya lebih kuat dibandingkan dengan persaudaraan dalam keturunan, bahkan persaudaraan dalam keturunan yang tidak di landasi dengan ikatan agama Islam, maka tidak akan memiliki arti apapun.

Maka dari itu Alloh  berfirman dalam al-Qur’an kepada Nabi Nuh  ketika beliau berkata di dalam al- Qur’an surat Hud ayat ke- 45:

“Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku mem-peringatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tak berpengetahuan”.

Anak kandung Nabi Nuh  yang sudah jelas dia adalah bagian dari ayahnya, buah hati Nabi Nuh , akan tetapi karena dia tidak mau

menyembah Alloh  maka dia bukanlah termasuk saudara orang-orang yang beriman.

Anak Nabi Nuh   yang beraqidah tidak mengikuti sebagaimana aqidah ayahnya yang menyembah Alloh , walaupun ia dalam pengasuhan ayahnya sebagai anak, namun pada hakikatnya bukanlah ia termasuk saudara, karena ia berlainan agama. Akan tetapi orang-orang Muslim yang Mukmin, walaupun bukan satu keturunan, bukan satu kandung, bukan satu ras, berbeda tempat, berbeda bahasa, tetapi karena memiliki aqidah yang satu yaitu agama Islam, maka semuanya adalah saudara dengan hubungan persaudaraan yang kuat.

Persaudaraan yang melahirkan kerja sama yang baik dalam mendakwahkan kepada ajaran Alloh . Melakukan amal secara jama’i untuk meninggikan kalimat Alloh  yang agung yaitu kalimat: LAA ILAAHA ILLALLOH…Di setiap penjuru dunia, kerja sama agar masing-masing memiliki hubungan yang sangat baik kepada Alloh  dengan menjalani segala perintah-Nya  dan menjauhi segala larangan-Nya  dengan cara saling bahu-membahu, saling menasehati untuk melakukan kebaikan dan melarang kepada kebathilan, karena pada dasarnya hubungan persaudaraan kita akan kuat dengan cara saling nasehat-menasehati dalam perkara agama, karena sesungguhnya agama itu adalah nasehat…

Rosululloh  bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ruqoyyah tamim bin Aus Ad-Dary  .

Bahwasanya Rosululloh  bersabda:

Page 14: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

“Agama (Islam) itu nasihat. Kami ber-tanya: Bagi siapa? Beliau bersabda: Bagi Alloh, kitab-Nya, Rosul- Nya, para pemimpin kaum Muslimin dan bagi kaum Muslimin pada umumnya” (HR Muslim, Abu Dawud dan an-Nasai’i)

Karena agama Islam itu adalah nasehat, maka hubungan persaudaraan di antara orang-orang yang beriman yang dilandasi dengan nasehat-menasehati adalah usaha untuk memperkuat agama Islam, sehingga persaudaraan yang dilandasi dengan nasehat-menasehati itu menimbulkan kecintaan satu sama lain di kalangan kaum Muslimin dan merekalah kaum Muslimin yang benar-benar beriman…

Sebagaimana Rosululloh  bersabda:

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri. (HR. al-Bukhori dan Muslim)

Banyak sekali tuntunan dari Rosululloh  dalam menguatkan ukhuwwah Islamiyyah dan banyak pula rintangan-rintangan untuk berukhuwwah dalam Islam. Setan tidak bosan-bosan untuk selalu menggoda dan menggoda, menghancurkan ukhuwwah Islamiyyah di antara kaum Muslimin secara menyeluruh untuk berpecah belah, berapa banyak orang-orang Muslim satu sama lainnya saling membenci karena permasalahan sepele…berapa banyak kelompok gerakan dakwah untuk kemurnian Islam harus terpecah…ini semua dikarenakan kurang memperhatikannya kita terhadap ukhuwwah Islamiyyah.

Maka dari itu, Rosululloh  sebagai tauladan manusia sangat memperhatikan masalah ukhuwwah Islamiyyah. Rosululloh  sebaik-baiknya orang yang memiliki akhlaq yang terpuji dan agung yang betul-betul harus kita tauladani.

Alloh  berfirman:

“Dan sesungguhnya kamu(wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung. “ ( QS. al-Qolam [68]: 4)

Tuntunan akhlaq dari Rosululloh  yang memang tujuan diutusnya beliau  kepada manusia yaitu untuk menyempurnakan akhlaq manusia.

Rosululloh  bersabda:

“ Sesungguhnya aku diutus (adalah) untuk menyempurnakan akhlaq.” (HR. Muslim)

Dengan menerapkan dan mengaplikasikan akhlaq Rosululloh  yang terpuji dalam kehidupan manusia, sehingga umat Islam memperhatikan  tentang akhlaq yang pada akhirnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat menghasilkan ukhuwwah Islamiyyah atau persaudaraan di antara kaum Muslimin yang lebih erat dan kuat di berbagai pelosok dunia.

Ukhuwwah isalamiyyah adalah modal dasar untuk menguatkan Islam di muka bumi ini. Dengan memperhatikan Ukhuwwah Islamiyyah berarti membantu menegakkan syariat Islam di permukaan bumi ini, di zaman sekarang ini. Kita banyak menemukan per-selisihan antara kaum Muslimin dikarenakan masalah sepele yang pada akhirnya ber-kepanjangan sehingga kita lupa dengan siapa seharusnya kita berselisih. Ternyata per-selisihan itu menjadi umpan, sasaran empuk yang dimanfaatkan oleh orang-orang kuffar, untuk memperkenalkan kepada

Page 15: Makna Dan Macam2 UKHUWAH

dunia tentang keburukan Islam yang selalu berselisih satu sama lain. Seyogyanya bagi kaum Muslimin, perselisihan yang sepele itu ditepis dengan membiasakan diri menjadi pribadi-pribadi kita untuk berjiwa besar dalam menghadapi permasalahan, sebagaimana besarnya jiwa Rosululloh . Semoga Alloh  meng-anugerahkan hidayah dan taufiqnya kepada kita semua, untuk saling bahu-membahu dalam menguatkan persaudaraan kita dengan menciptakan akhlaq yang terpuji sebagaimana diajarkan oleh Rosululloh , sehingga dengan akhlaq yang terpuji kita dapat menguatkan ukhuwwah Islamiyah dalam bermasyarakat khususnya didalam masyarakat Islami secara spesifik.

 (Red-HASMI/BuletinDakwahHASMI/Husin)

http://www.hasmi.org/urgensi-ukhuwah-islamiyyah/