Makanan Khas Solo

24
MAKANAN KHAS SOLO 1. Gudeg Ceker berbahan dasar ceker (kaki ayam) yang menjadi pendamping yang dihidangkan bersama gudeg. Ceker direbus dengan bumbu santan yang direbus dengan bumbu santan sehingga terasa lunak dan lezat. Selain gudeg, ceker juga dapat disajikan sebagai makanan pendamping bubur. Paduan menu ini akan semakin lezat ketika disiram dengan kuah Sambel Goreng Krecek. Gudeg ceker ini dapat ditemui di Jl. Wolter Monginsidi Margoyudan, Warung Gudeg Ceker bu Kasno dibuka mulai jam 2 pagi dan Warung Gudeg sebelah utara perempatan warung pelem buka mulai jam 7 malam. 2. Tengkleng merupakan makanan semacam gulai kambing tetapi kuahnya tidak memakai santan. Isi tengkleng adalah tulang- tulang kambing dengan sedikit daging yang menempel, bersama dengan usus, sate jerohan, otak dan organ-organ lain seperti mata, telinga, pipi, kaki dan lain-lain. Kenikmatan menyantap tengkleng akan terasa ketika kita menggerogoti sedikit daging yang menempel pada tulang dan menghisap isinya. Makanan ini dapat ditemukan di samping Gapura Pasar Klewer dan Warung Tengkleng Yu Tentrem di Jl Letjend Sutoyo.

description

makanan khas solo harus kita ketahui juga.

Transcript of Makanan Khas Solo

Page 1: Makanan Khas Solo

MAKANAN KHAS SOLO

1. Gudeg Ceker berbahan dasar ceker (kaki ayam) yang menjadi pendamping yang dihidangkan bersama gudeg. Ceker direbus dengan bumbu santan yang direbus dengan bumbu santan sehingga terasa lunak dan lezat. Selain gudeg, ceker juga dapat disajikan sebagai makanan pendamping bubur. Paduan menu ini akan semakin lezat ketika disiram dengan kuah Sambel Goreng Krecek. Gudeg ceker ini dapat ditemui di Jl. Wolter Monginsidi Margoyudan, Warung Gudeg Ceker bu Kasno dibuka mulai jam 2 pagi dan Warung Gudeg sebelah utara perempatan warung pelem buka mulai jam 7 malam.

2. Tengkleng merupakan makanan semacam gulai kambing tetapi kuahnya tidak memakai santan. Isi tengkleng adalah tulang-tulang kambing dengan sedikit daging yang menempel, bersama dengan usus, sate jerohan, otak dan organ-organ lain seperti mata, telinga, pipi, kaki dan lain-lain. Kenikmatan menyantap tengkleng akan terasa ketika kita menggerogoti sedikit daging yang menempel pada tulang dan menghisap isinya. Makanan ini dapat ditemukan di samping Gapura Pasar Klewer dan Warung Tengkleng Yu Tentrem di Jl Letjend Sutoyo.

3. Pecel Ndeso adalah nasi pecel yang berasal dari beras merah, dicampur sayur yang berisi dedaunan dan tanaman mulai dari jantung pisang, nikir, daun petai cina, bunga turi, dan kacang panjang, sambal wijen putih atau hitam. Disantap bersama belut goreng, wader pari goreng, telur ceplok, sosis solo, bongko (kacang merah dan kelapa), gembrot (kelapa dan daun simbukan), otak dan iso goreng. Warung pecel ndeso yang terkenal di solo adalah Waroeng Tempo Doeloe di Jl. Dr Supomo 55 Pasar Mbeling, selain itu juga pecel ndeso banyak dijajakan oleh ibu-ibu berkeliling kampung.

Page 2: Makanan Khas Solo

MINUMAN KHAS SOLO

1. ES TELER KOBARLelah berkeliling kota siang hari, saatnya berburu minuman dingin. Banyak racikan es teler tersebar di seluruh Indonesia, namun tidak ada salahnya mencoba Es Teler Kobar yang punya rasa berbeda dengan es teler lainnya. Penamaan es ini diinspirasi dari lokasinya yang terletak di lapangan KOta BARat. Potongan alpukat, parutan kelapa muda, cuilan roti tawar dilengkapi suwiran durian dengan bonus beberapa butir kelengkeng membuat Es Teler Kobar terasa beda. Perpaduan rasa durian dan kelengkeng membuat sensasi tersendiri. Gak percaya? Coba aja sendiri. Harga Es Teler Kobar hanya 6.000 rupiah saja. Tempat ini buka dari pukul 10 pagi sampai 5 sore. Ada kuliner yang populer dan punya banyak pengunjung dengan rasa biasa-biasa saja ( baca : nggak enak ), ada juga kuliner nggak terkenal dengan sedikit pengunjung tapi punya rasa yang maknyus.

2. ES POTJONGEs yang satu ini punya nama yang sedikit serem meski rasanya jauh dari kata serem. Jangan teriak dulu ya… namanya adalah Es Potjong ( baca : POCONG ). Terletak di citywalk Slamet Riyadi ( antara Taman Sriwedari dan Stadion Sriwedari ) membuat tempat ini mudah disambangi oleh pengunjung. Kombinasi yang tidak biasa dengan menggunakan bahan dasar jenang sumsum membuat Es Potjong terasa unik di dalam mulut. Jenang sumsum diguyur dengan syrup merah, gula cair dan es serut, ditambah potongan mochi dan topping pilihan

Page 3: Makanan Khas Solo

pembeli ( nata de coco / jelly / pisang / stroberi / oreo / coco crunch ), serta siraman susu kental manis.Hmm… Serasa oase di padang gurun deh…Marketing lewat medsoc terutama Twitter @espotjongsolo gencar dilakukan oleh Es Potjong. Jangan heran jika di siang hari tempat ini selalu dipenuhi oleh anak muda terutama pelajar. Seenak apa sensasi Es Potjong? Silakan buktikan sendiri, kawan! Harga bersahabat ala anak sekolah mulai dari 4.000 – 6.000 rupiah. Jam buka mulai pukul 10 pagi sampai 5 sore.

3. WEDANG RONDE

Warung Klengkeng, Keprabon - Buka mulai sore hingga malam.

Warung Wedang dongo, Balong - buka malam hari.

Minuman hangat beraroma jahe ini mirip dengan Wedang Ronde. Wedang Dongo

Terdiri dari bulatan yang terbuat dari tepung ketan yang berisi kacang tumbuk dan

irisan kolang kaling. Kemudian campuran ini disiram dengan air jahe manis.

TARIAN KHAS SOLO

1. Tari Serimpi

Page 4: Makanan Khas Solo

Tari Serimpi ini merupakan tarian yang ditarikan oleh 4 orang putrid. Dimana masing-masing mendapat sebutan : air, api, angin dan bumi/tanah. Selain itu tari ini juga melambangkan terjadinya manusia dengan melambangkan empat penjuru mata angin. Sedang nama peranannya Batak, Gulu, Dhada dan Buncit. Komposisinya segi empat yang melambangkan tiang Pendopo. Seperti Bedhaya, tari Srimpipun ada yang suci atau sakral yaitu Srimpi Anglir Mendhung.

2. Tari Gambyong

Tari Gambyong ini merupakan salah satu jenis tarian pergaulan di masyarakat. Biasanya diawali dengan gendhing Pangkur. Tariannya terlihat indah dan elok apabila si penari mampu menyelaraskan gerak dengan irama kendang.

Dalam memainkan kendang yang mengiringi tari Gambyong sangatlah tidak mudah. Pengendang harus mampu jumbuh dengan keluwesan tarian serta mampu berpadu dengan irama gendhing. Maka tak heran, sering terjadi seorang penari Gambyong tidak bisa dipisahkan dengan pengendang yang selalu mengiringinya.

3. Tari Angsa

Page 5: Makanan Khas Solo

Tari Angsa ini menggambarkan keagungan seorang dewi yang diiringi oleh sekelompok burung angsa. Dalam tarian ini ada perpaduan antara kebudayaan Timur maupun Barat. Biasnya tari Angsa ini dibawakan oleh 7 orang penari wanita (satu orang penari berperan sebagai Dewi, enam orang penari sebagai angsa).

4. Tari Merak Jawa Tengah

Tari Merak meerupakan tari paling populer di Tanah Jawa. Versi yang berbeda bisa didapati juga di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur. Seperti namanya tarian Merak merupakan tarian yang melambangkan gerakan-gerakan burung Merak. Merupakan tarian solo atau bisa juga dilakukan oleh beberapa orang penari. Penari umumnya memakai selendang yang terikat dipinggang, yang jika dibentangkan akan menyerupai sayap burung. Penari juga memakai mahkota berbentuk kepala burung Merak. Gerakan tangan yang gemulai dan iringan gamelan, merupakan salah satu karakteristik tarian ini.

5. Tari Bondan Payung

Page 6: Makanan Khas Solo

Pada Tari Bondan, tarian dari Surakarta, seorang anak wanita dengan menggendong boneka mainan dan payung terbuka, menari dengan hati-hati di atas kendi yang diinjak dan tidak boleh pecah. Tarian ini melambangkan seorang ibu yang menjaga anak-anaknya dengan hati-hati.

PAKAIAN ADAT SOLO

Dodotan itu adalah baju pengantin yang seperti kemben itu lho, biasanya dih disebut dengan solo basahan kalau yang udah njawani banget nyebutnya dodotan.

Nah dodotan ini nanti yang akan kami pakai di acara resepsi dan adat. Kenapa pengen pakai dodotan? saya udah jatuh cinta sama dodotan ini sejak lama, rasanya kalau pakai dodotan itu sangat njawani tradisional buat saya. Secara yah, dodotan itu kan modelnya kemben, dimana muncul pada masa belum ada penjahit, jadi semua baju hanyalah kain yang dilipat-lipat sedmikian rupa hihihi

Model dodotan solo seperti ini

Dulu sebelum memutuskan pakai dodotan, saya sempet mikir ,kalau soal bodi, si cami sih bodinya gak kurus kerempeng dan gak gemuk, jadi kalau pake dodotan gini, pasti okelah, trus topi biru yang terlihat gak matching ama warna bajunya, itu konon katanya emang warnanya harus biru dan pake rambut ekor di belakang, kagak bisa diganggun gugat neng, lalu yang jadi persoalan apa gak masuk angin gitu pakai dodotan ini, secara dia bajunya lebih terbuka gitu, 4 jam lhooo hahaha

Tapi setelah saya bilang ke cami kalau maunya pake dodotan, si cami cuma manggut-manggut aja dan dengan muka sok siap meyakinkan saya kalau dia ga bakal masuk angin hahahaha #oh Tuhan lindungi kami semoga gak masuk angin

Pengantin Solo 

Page 7: Makanan Khas Solo

Kecantikan pengantin Jawa Solo adalah suatu bentuk karya budaya yang penuh makna dan filosofi tinggi. Tradisi busana ini terinspirasi dari busana para bangsawan dan raja keraton Kasunanan Surakarta dan Istana Mangkunegaran, Jawa Tengah. Ada dua gaya busana pengantin Jawa Solo, busana pengantin Solo Putri dan busana pengantin Solo Basahan. Kali ini akan dibahas terlebih dahulu busana pengantin putri solo

Pengantin PerempuanPada busana pengantin Solo Putri, untuk pengantin perempuan terdiri dari kebaya di bagian atas dan kain batik di bagian bawah. Di bagian atas, pengantin menggunakan kebaya yang terbuat dari beludru berwarna hitam, hijau, biru, merah, ungu atau coklat. Bahan beludru menambah kesan glamor dan elegan bagi sang pengantin. Kebaya yang digunakan adalah kebaya panjang hingga lutut pengantin dan pada bagian depan memakai Bef atau Kutu Baru. Pada Kutu Baru dipasang bros renteng atau susun tiga sehingga terlihat indah.

Page 8: Makanan Khas Solo

Pada bagian bawah, menggunakan kain batik dengan motif khusus yaitu Sido Mukti, Sido Mulyo, dan Sido Asih, serta diwiru (lipatan pada bagian depan kain) berkisar 9, 11 atau 13 jumlahnya.  Saat pengantin berjalan, wiru akan melambai seperti ekor burung merak. Sebagai pelengkap busana, selop yang terbuat dari bahan beludru dengan warna senada dengan kebaya pengantin akan membuat penampilan pengantin semakin sempurna.

Pengantin PriaUntuk busana pengantin Solo Putri, pengantin pria mengenakan Beskap Langen Harjan, kemeja berkerah dan bermanset yang dipadu dengan batin bermotif sama dengan pengantin wanita yaitu Sido Mukti, Sido Mulyo atau Sido Asih.

Perhiasan yang dikenakan pengantin pria berupa bros yang dipakai pada kerah dada sebelah kiri, dan memakai kalung Karset atau Kalung Ulur dengan bros kecil di bagian tengah yang disebut Singetan. Ujung karset ditarik ke kiri dan diselipkan pada saku beskap sebelah kiri. Di bagian pinggang, terdapat sabuk danBoro yang terbuat dari bahan cindeSebagai perlambang kegagahan, pengantin pria mengenakan keris berbentuk Ladrang dan diberi Bunga Kolong Keris. Keris Ladrang diberi ukiran di tangkai yang disebut Pendok dan diberi perhiasan berbentuk lngkaran bulat seperti cincin yang disebut Selut dan Mendak. Keris ini diselipkan di bagian belakang sabuk.

Tata rias pengantin wanita Solo Putri laksana putri raja dengan paes hitam pekat menghiasi dahi. Rias rambut dengan ukel besar laksana bokor mengkureh (bokor tengkurep), berhias ronce melati tibo dodo, diperindah perhiasan cundhuk sisir dan cundhuk mentul di bagian atas konde.

Sentuhan modifikasi pengantin Solo Putri dapat dilihat dari gaya berbusana yang menggunakan kebaya panjang lace. Mulanya hanya kebaya panjang lace warna putih, namun sekarang banyak pengantin Solo Putri menggunakan kebaya lace aneka warna.Selain Solo Putri gaya pengantin Solo yang terkenal adalah Solo Basahan. Busana Solo Basahan berupa dodot atau kampuh dengan pola batik warna gelap bermotif alas-alasan (binatang) dan tetumbuhan hutan. Seiring berjalannya waktu, pilihan motif dan corak warna dodot semakin beragam namun pilihan motif batik kain dodot tetap berpegang pada filosofi derajat mulia yang layak dikenakan pasangan pengantin.

Makna dari busana basahan adalah simbolisasi berserah diri kepada kehendak Tuhan akan perjalanan hidup yang akan datang. Busana basahan mempelai wanita berupa kemben sebagai penutup dada, kain dodot  atau kampuh, sampur atau selendang cinde, sekar abrit (merah) dan kain jarik warna senada , serta buntal berupa rangkaian dedaunan pandan dari bunga-bunga bermakna sebagai penolak bala.

Page 9: Makanan Khas Solo

Busana basahan pengantin pria berupa kampuh atau dodot yang bermotif sama dnegan mempelai wanita, kuluk (pilihan warnanya kini semakin beragam, tidak hanya biru sebagaimana tradisi Keraton) sebagai penutup kepala, stagen, sabuk timang, epek, celana cinde sekar abrid, keris warangka ladrang, buntal, kolong keris, selop dan perhiasan kalung ulur.

Busana Sikepan Ageng / Busana Solo Basahan Keprabon adalah salah satu gaya busana basahan yang diwarnai dari tradisi para bangsawan dan raja Jawa yang hingga kini tetap banyak diminati. Mempelai pria mengenakan kain dodotan dilengkapi dengan baju Takwa yakni semacam baju beskap yang dulu hanya boleh dipergunakan oleh Ingkang Sinuhun saja. Untuk mempelai wanita memakai kain kampuh atau dodot dilengkapi dengan bolero potongan pendek berlengan panjang dari bahan beludru sebagai penutup pundak dan dada.

Page 10: Makanan Khas Solo

RUMAH ADAT

  Rumah Tradisional Joglo

Rumah tinggal orang Jawa menjadi lebih sempurna bentuknya dibandingkan pada

bentukan sebelumnya. Bentuk sebelumnya sangat sederhana seperti bentuk bangunan

“panggangpe”, “kampung” dan “limasan”. Bangunan yang lebih sempurna secara structural

adalah bangunan tradisional bentuk “Joglo”. Bangunan ini secara umum mempunyai denah

berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang

kita sebut sebagai “saka guru’. Saka guru berfungsi untuk menopang blandar “tumpang sari”

yang bersusun keatas semakin keatas semakin melebar dan biasanya berjumlah ganjil serta

diukir. Ukiran pada tumpang sari ini menandakan status sosial pemiliknya. Untuk mengunci

struktur saka guru diberikan “sunduk” yang disebut sebagai “koloran” atau “kendhit”. Letak

koloran ini terdapat di bawah tumpang sari yang berfungsi mengunci dan menghubungkan ke

empat “saka guru” menjadi satu kesatuan. Tumpang sari berfungsi sebagai tumpuan kayu

usuk untuk menahan struktur “brunjung dan molo serta usuk yang memanjang sampai tiang

“emper” bangunan Joglo. Dalam perkembangannya. Bangunan Joglo ini memiliki banyak

variasi perubahan penambahan-penambahan struktur yang semakin mempercantik Rumah

adat ini.

Beberapa variasi bangunan “joglo” ini antara lain :

1. Rumah Adat tradisional Joglo limasan lawakan atau sering disebut “joglo lawakan”

2. Rumah Adat tradisional Joglo Sinom

3. Rumah Adat tradisional Joglo Jompongan

Page 11: Makanan Khas Solo

4. Rumah Adat tradisional Joglo Pangrawit

5. Rumah Adat tradisional Joglo Mangkurat

6. Rumah Adat tradisional Joglo Hageng

7. Rumah Adat tradisional Joglo Semar Tinandhu

Upacara adat solo

a. Kelahiran

Asal Mula Tedhak Siten

 SEBAGAI pusatnya kebudayaan, berbagai ritual budaya sudah tentu sering diadakan oleh masyarakat Solo. Mulai dari pernikahan, kelahiran, hingga kematian tidak terlepas dari rangkaian upacara adat yang menjadi budaya Kota Solo. Seperti upacara adat yang ini, Tedhak Siten. Tedhak Siten adalah salah satu upacara adat budaya Jawa untuk anak yang berusia 8 bulan (pitung lapan), di daerah lain di Indonesia juga dikenal upacara adat turun tanah ini dengan istilah yang berbeda. Tedhak berarti turun dan siten berarti siti atau tanah.

Upacara ini mewujudkan rasa syukur karena pada usia ini si anak akan mulai mengenal alam di sekitarnya dan mulai belajar berjalan. Tujuan lain dari upacara ini adalah untuk mengenalkan sang buah hati kepada ibu pertiwi. “Karena dalam pepatah Jawa mengatakan ‘Ibu Pertiwi Bopo Angkoso’ yang berarti bumi sebagai ibu dan langit sebagai bapak,” ujar Mufti Raharjo Kepala Seksi Pelayanan Informasi Wisata Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Pemerintah Kota Solo.

Dalam upacara adat ini ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh si anak, di mana tiap tahap atau proses tersebut memiliki nilai-nilai budaya yang cukup tinggi.

sinya memerlukan uba rampe (perlengkapan) yang beraneka ragam, dan dalam setiap uba rampe yang dipergunakan juga memiliki makna yang cukup dalam.Uba rampe yang diperlukan dalam upacara Tedhak Siten ini yaitu juadah (jadah) warna warni (7 warna: putih, merah, hijau, kuning, biru, cokelat, merah muda/ungu), tangga yang terbuat dari tebu ireng (tebu arjuna), kurungan (biasanya berbentuk seperti kurungan ayam) yang diisi dengan barang/benda (misalnya: alat tulis, mainan dalam berbagai bentuk dan jenis) sebagai lambang/tAnda untuk masa depan anak, banyu gege (air yang disimpan dalam tempayan/bokor selama satu malam & pagi harinya dihangatkan dengan sinar matahari), ayam panggang, pisang raja (melambangkan harapan agar si anak di masa depan bisa hidup sejahtera dan mulia, lawe wenang, dan udhikudhik (yang terdiri berbagai jenis biji-bijian, uang logam dan beras kuning).

Perlengkapan tambahan adalah jajan pasar, berbagai jenis jenang-jenangan, tumpeng lengkap dengan gudangan dan nasi. Untuk prosesinya sendiri ada beberapa tahap. Tahap pertama, si anak

Page 12: Makanan Khas Solo

dibimbing orang tuanya untuk berjalan di atas juadah. Tahap kedua, kembali anak dibimbing menaiki tangga yang terbuat dari tebu ireng (dengan maksud agar si anak dalam hidupnya selalu lurus dalam jalan yang benar seperti tebu ireng, dan hidupnya makin terus meningkat menjadi lebih baik sesuai dengan apa yang dicita-citakan), uning, tumpeng robyong, dan tumpeng gundhul.

Tahap ketiga, anak diajak masuk ke dalam kurungan (kurungan di sini bermaksud untuk menjaga konsentrasi si anak) dan memilih benda yang telah disiapkan sebelumnya, dan benda yang dipilih tersebut menggambarkan apa yang akan dipilih oleh si anak di masa depannya, sebagai contoh jika si anak memilih mainan berbentuk alat kedokteran, maka di masa depan si anak akan menjadi dokter.

b. Perkawinan

. PELAKSANAAN PRA NIKAH ADAT SOLO

Nontoni

Bagian pertama dari rangkaian prosesi pernikahan solo adalah Nontoni. Proses nontoni ini dilakukan oleh pihak keluarga pria. Tujuan dari nontoni adalah untuk mengetahui status gadis yang akan dijodohkan dengan anaknya, apakah masih legan (sendiri) atau telah memiliki pilihan sendiri. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar jangan sampai terjadi benturan dengan pihak lain yang juga menghendaki si gadis menjadi menantunya. Bila dalam nontoni terdapat kecocokan dan juga mendapat ‘lampu hijau’ dari pihak gadis, tahap berikutnya akan dilaksanakan panembung.

Panembung

Panembung dapat diartikan sebagai melamar. Dalam melamar seorang gadis yang akan dijadikan jodoh, biasanya dilakukan sendiri oleh pihak pria disertai keluarga seperlunya.

Page 13: Makanan Khas Solo

Tetapi bagian ini bisa juga diwakilkan kepada sesepuh atau orang yang dipercaya disertai beberapa orang teman sebagai saksi. Setelah pihak pria menyampaikan maksud kedatangannya, orangtua gadis tidak langsung menjawab boleh atau tidak putrinya diperistri. Untuk menjaga tata trapsila, jawaban yang disampaikan kepada keluarga laki-laki akan ditanyakan dahulu kepada sang putrid. Untuk itu pihak pria dimohon bersabar. Jawaban ini tentu saja dimaksudkan agat tidak mendahului kehendak yang akan menjalankan, yaitu sang gadis, juga agar taj menurunkan wibawa pihak keluarganya. Biasanya mereka akan meminta waktu untuk memberikan jawaban sekitar sepasar atau 5 hari.

Paningset

Apabila sang gadis bersedia dijodohkan dengan pria yang melamarnya, maka jawaban akan disampaikan kepada pihak keluarga pria, sekaligus memberikan perkiraan mengenai proses selanjutnya. Hal ini dimaksudkan agar kedua keluarga bisa menentukan hari baik untuk mewujudkan rencana pernikahan. Pada saat itu, orangtua pihak pria akan membuat ikatan pembicaraan lamaran dengan pasrah paningset (sarana pengikat perjodohan). Paningset diserahkan oleh pihak calon pengantin pria kepada pihak calon pengantin wanita paling lambat lima hari sebelum pernikahan. Namun belakangan, dengan alasan kepraktisan, acara srah-srahan paningset sering digabungkan bersamaan dengan upacara midodareni.

II. PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT

Pelaksanaan pernikahan di Solo mempunyai tatanan yang memuat pokok-pokok tradisi Jawa sebagai berikut :1. SOWAN LUHURMaksudnya adalah meminta doa restu dari para sesepuh dan piyagung serta melakukan ziarah kubur ke tempat leluhurnya.2. WILUJENGANMerupakan ritual sebagai wujud permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya dalam melaksanakan hajat diberi keselamatan dan dijauhkan dari segala halangan. Dalam wilujengan ini memakai sarat berupa makanan dengan lauk-pauk, seperti ‘sekul wuduk’ dan ‘sekul golong’ beserta ingkung (ayam utuh). Dalam wilujengan ini semua sarat ubarampe enak dimakan oleh manusia.3. PASANG TARUBMerupakan tradisi membuat ‘bleketepe’ atau anyaman daun kelapa untuk dijadikan atap atau peneduh resepsi manton. Tatacara ini mengambil ‘wewarah’ atau ajaran Ki Ageng Tarub, salah satu leluhur raja-raja Mataram. Saat mempunyai hajat menikahkan anaknya Dewi Nawangsih dengan Raden Bondan Kejawan, Ki Ageng membuat peneduh dari anyaman daun kelapa. Hal itu dilakukan dkarena rumah Ki Ageng uang kecil tidak dapat memuat semua tamu, sehingga tamu yang diluar diteduhi dengan ‘payon’ itu ruang yang dipergunakan untuk para tamu Agung yang luas dan dapat menampung seluruh tamu. Kemudian payon dari daun kelapa itu disebut ‘tarub’, berasal dari nama orang yang pertama membuatnya. Tatacara memasang tarub adalah bapak naik tangga sedangkan ibu memegangi tangga sambil membantu memberikan ‘bleketepe’ (anyaman daun kelapa). Tatacara ini menjadi perlambang gotong royong kedua orang tua yang menjadi pengayom keluarga.4. PASANG TUWUHANTuwuhan mengandung arti suatu harapan kepada anak yang dijodohkan dapat memperoleh keturunan, untuk melangsungkan sejarah keluarga.Tuwuhan terdiri dari :

Page 14: Makanan Khas Solo

A. Pohon pisang raja yang buahnya sudah masukMaksud dipilih pisang yang sudah masak adalah diharapkan pasangan yang akan menikah telah mempunyai pemikiran dewasa atau telah masak. Sedangkan pisang raja mempunyai makna pengharapan agar pasangan yang akan dinikahkan kelak mempunyai kemakmuran, kemuliaan dan kehormatan seperti raja.B. Tebu wulungTebu wulung berwarna merah tua sebagai gambaran tuk-ing memanis atau sumber manis. Hal ini melambangkan kehidupan yang serba enak. Sedangkan makna wulung bagi orang Jawa berarti sepuh atau tua. Setelah memasuki jenjang perkawinan, diharapkan kedua mempelai mempunyai jiwa sepuh yang selalu bertindak dengan ‘kewicaksanaan’ atau kebijakan.C. Cengkir gadhingMerupakan symbol dari kandungan tempat si jabang bayi atau lambing keturunan.D. Daun randu dari pari sewuliRandu melambangkan sandang, sedangkan pari melambangkan pangan. Sehinggahal itu bermakna agar kedua mempelai selalu tercukupi sandang dan pangannya.E. Godhong apa-apa (bermacam-macam dedaunan)Seperti daun beringin yang melambangkan pengayoman, rumput alang-alang dengan harapan agar terbebas dari segala halangan.5. SIRAMAN DAN SADE DAWET (DODOL DAWET)Peralatan yang dipaka untuk siraman adalah sekar manca warna yang dimasukkan ke dalam jembangan, kelapa yang dibelah untuk gayung mandi, serta jajan pasar, dan tumpeng robyong. Air yang dipergunakan dalam siraman ini diambil dari tujuh sumber air, atau air tempuran. Orang yang menyiram berjumlah 9 orang sesepuh termasuk ayah. Jumlah sembilan tersebut menurut budaya Keraton Surakarta untuk mengenang keluhuran Wali Sanga, yang bermakna manunggalnya Jawa dan Islam. Selain itu angka sembilan juga bermakna ‘babakan hawa sanga’ yang harus dikendalikan.Pelaksanaan tradisi iniMasing-masing sesepuh melaksanakan siraman sebanyak tiga kali dengan gayung yang terbuat dari tempurung kelapa yang diakhiri siraman oleh ayah mempelai wanita. Setelah itu bapak mempelai wanita memecah klenthing atau kendhi, sambil berucap ‘ora mecah kendhi nanging mecah pamore anakku’.Seusaii siraman calon pengantin wanita dibopong (digendong) oleh ayah ibu menuju kamar pengantin. Selanjutnya sang Ayah menggunting tigas rikmo (sebagian rambut di tengkuk) calon pengantin wanita. Potongan rambut tersebut diberikan kepada sang ibu untuk disimpan ke dalam cepuk (tempat perhiasan), lalu ditanam di halaman rumah. Upacara ini bermakna membuang hal-hal kotor dari calon pengantin wanita. Kemudian rambut calon pengantin wanita. Kemudian rambut calon pengantin wanita dikeringkan sambil diharumi asap ratus, untuk selanjutnya ‘dihalubi-halubi’ atau dibuat cengkorong paes. Selanjutnya rambut dirias dengan ukel konde tanpa perhiasan, dan tanpa bunga.Dodol DawetPada saat calon pengantin dibuat cengkorong paes itu, kedua orangtua menjalankan tatacara ‘dodol dawet’ (menjual dawet). Disamping dawet itu sebagai hidangan, juga diambil makna dari cendol yang berbentuk bundar merupakan lambing kebulatan kehendak orangtua untuk menjodohkan anak.Bagi orang yang akan membeli dawet tersebut harus membayar dengan ‘kreweng’ (pecahan genting) bukan dengan uang. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia berasal dari bumi. Yang melayani pembeli adalah ibu, sedangkan yang menerima pembayaran adalah bapak. Hal ini mengajarkan kepada anak mereka yang akan menikah tentang bagaimana mencari nafkah sebagai suami istri , harus saling membantu.

Page 15: Makanan Khas Solo

6. SENGKERANSetelah calon pengantin wanita ‘dihaluh-halubi’ atau dibuat cengkorong paes lalu ‘disengker’ atau dipingit. Artinya tidak boleh keluar dari halaman rumah.Hal ini untuk menjaga keselamatannya. Pemingitan ini dulu dilakukan selama seminggu, atau minimal 3 hari. Yang mana dalam masa ini, calon pengantin putri setiap malam dilulur dan mendapat banyak petuah mengenai bagaimana menjadi seorang istri dan ibu dalam menjalani kehidupan dan mendampingi suami, serta mengatur rumah tangga.7. MIDODARENI ATAU MAJEMUKANMalam menjelang dilaksanakan ijab dan panggih disebur malam midodareni. Midodareni berasal dari kata widodari. Masyarakat Jawa tradisional percaya bahwa pada malam tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita, untuk menyempurnakan dan mepercantik pengantin wanita.Prosesi yang dilaksanakan pada malam midodareniA. JonggolanDatangnya calon pengantin ke tempat calon mertua. ‘Njonggol’ diartikan sebagai menampakkan diri. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan selamat, dan hatinya telah mantap untuk menikahi putri mereka. Selama berada di rumah calon pengantin wanita, calon pengantin pria menunggu di beranda dan hanya disuguhi air putih.B. TantinganKedua orangtua mendatangi calon pengantin wanita di dalam kamar, menanyakan kemantapan hatinya untuk berumah tangga. Maka calon pengantin wanita akan menyatakan ia ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada orangtua, tetapi mengajukan permintaan kepada sang ayah untuk mencarikan ‘kembar mayang’ sebagai isyarat perkawinan.C. Turunnya Kembar MayangTurunnya kembar mayang merupakan saat sepasang kembar mayang dibuat. Kembar mayang ini milik para dewa yang menjadi persyaratan, yaitu sebagai sarana calon pengantin perempuan berumah tangga. Dalam kepercayaan Jawa, kembar mayang hanya dipinjam dari dewa, sehingga apabila sudah selesai dikembalikan lagi ke bumi atau dilabuh melalui air. Dua kembar mayang tersebut dinamakan Dewandaru dan Kalpandaru. Dewandaru mempunyai arti wahyu pengayoman. Maknanya adalah agar pengantin pria dapat memberikan pengayoman lahir dan batin kepada keluarganya. Sedangkan Kalpandaru, berasal dari kata kalpa yang artinya langgeng dan daru yang berarti wahyu. Maksudnya adalah wahyu kelanggengan, yaitu agar kehidupan rumah tangga dapat abadi selamanya.D. Wilujengan MajemukanWilujengan Majemukan adalah silahturahmi antara keluarga calon pengantin pria dan wanita yang bermakna kerelaan kedua pihak untuk saling berbesanan. Selanjutnya ibu calon pengantin wanita menyerahkan angsul-angsul atau oleh-oleh berupa makanan untuk dibawa pulang kepada ibu calon pengantin pria. Sesaat sebelum rombongan pulang, orang tua calon pengantin wanita memberikan kepada calon pengantin pria.

8. IJAB PANIKAHPelaksanaan ijab panikah ini mengacu pada agama yang dianut oleh pengantin. Dalam tata cara Keraton, saat ijab panikah dilaksanakan oleh penghulu, tempat duduk penghulu maupun mempelai diatur sebagai berikut :• Pengantin laki-laki menghadap barat• Naib di sebelah barat menghadap timur• Wali menghadap ke selatan, dan para saksi bisa menyesuaikan

Page 16: Makanan Khas Solo

Alat tradisional solo

1. Gamelan

Salah satu Industri gamelan (alat musik tradisional) di Surakarta terletak di Wirun, Mojolaban – Bekonang – Sukoharjo. Sekitar 5 km sebelah timur Surakarta.Selain memproduksi gamelan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, industri ini juga memproduksi gamelan untuk pasar internasional.Material gamelan adalah hal terpenting untuk memproduksi perangkat gamelan yang berkualitas, campuran material yang tepat akan menghasilkan suara yang indah dan jernih dari gamelan.

Musik yang berasal dari gamelan merepresentasikan filosofi hidup masyarakat Jawa yang mengedepankan harmoni kehidupan dengan kehidupan spiritual, cara berbicara dan cara bersikap, toleransi yang baik dalam kehidupan.

Satu set alat musik gamelan juga dikenal sebagai karawitan di masyarakat jawa. Musiknya membawa unsur nilai sejarah dan filosofi.

Gamelan sering dipakai untuk mengiringi wayang kulit, yang seringkali terdiri dari kurang lebih 15 instrumen yang berbeda, kebanyakan terbuat dari tembaga. Dimana seruling, kendang, rebab, dan gambang di gamelan bukan termasuk instrumen yang terbuat dari tembaga.

2. Dokar

Page 17: Makanan Khas Solo

Dokar hanya mempunyai dua roda dan ditarik oleh satu kuda saja, sedangkan Andong mempunyai roda empat yang bisa ditarik satu atau dua kuda {untuk lebih detailnya silakan membandingkan gambar berikut ini! Andong (klik di sini) – Dokar (klik di sini)}. Pada Andong, kita masih bisa mencuri cara numpang secara gratis dengan resiko dicambuk oleh pak kusir sebagaimana pengalamanku waktu SD. Caranya dengan naik pada papan bak belakang kereta. Sedangkan pada Dokar, Delman, atau Bendi cara “licik” itu tidak mungkin bisa terpakai karena pintu masuk keretanya berada dari arah belakang. Konon menurut orang-orang tua jadul, model kereta kuda transportasi umum ala Andong dengan roda empat ini hanya dapat ditemui di Solo dan Yogyakarta saja (di Indonesia). Inilah yang kemudian membuat Andong berbeda dengan model kereta berkuda lainnya sekaligus menjadi daya tarik yang unik.

Anda mau merasakan sensasi naik Andong keliling kota? Berkunjung dan berwisatalah ke kota Solo! Tempat berkumpulnya pusat budaya Jawa, alat tradisional, kuliner mak nyus, jajanan ndeso, dan objek-objek wisata lengkap menarik (minus laut dan pantai). Solo, The Spirit of Java . (ahmedfikreatif)

Lagu daerah

1.

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook dan Twitter [tutup]

Page 18: Makanan Khas Solo

Bengawan Solo (lagu)

Bengawan Solo adalah sebuah lagu Indonesia berirama keroncong yang terkenal ciptaan Gesang. Diciptakan pada tahun 1940, lagu ini terinsipirasi dari sebuah sungai asli dengan nama yang sama di Jawa Tengah. Liriknya mendeskripsikan sungai tersebut dengan gaya yang nostalgia. Setelah Perang Dunia II, pasukan Jepang yang kembali ke negaranya membawa lagu ini bersama mereka. Di sana, lagu ini menjadi populer setelah dinyanyikan berbagai penyanyi, di antaranya Toshi Matsuda. Di Uni Soviet lagu itu dinyanyikan dengan suikses oleh penyanyi Maya Golovnya.BENGAWAN SOLO (SOLO RIVER)Ciptaan: Gesang

Pengantar:Lagu Bengawan Solo ini pernah dinyanyikan Iwan Fals secara duet bersama penciptanya, Gesang dalam salah satu acara musik di RCTI sekitar pertengahan dekade 1990-an. Foto saat Iwan dan Gesang menyanyikan lagu ini dapat dilihat di Galeri Foto.

I VBengawan Solo Solo riverIV IRiwayatmu ini Your personal historySedari dulu jadi Has been subjected from days oldPerhatian insani To keen observation

Musim kemarau At dry seasonTak brapa airmu Not much water is in youDimusim hujan air At rain seasonMeluap sampai jauh Your waters flood over to yonder

I IV Mata airmu dari Solo Your well springs in Solo V I Terkurung gunung seribu Surrounded by Mts. 1000 Air mengalir sampai jauh Your water flows reaching far IV V Akhirnya kelaut To end in the sea

Itu perahu That's a boatRiwatyatmu dulu This is your past history

Page 19: Makanan Khas Solo

Kaum pedagang slalu The merchant class alwaysNaik itu perahu Board on that boat

2.