Makalh Pbl Blok 8

download Makalh Pbl Blok 8

of 22

description

sttt

Transcript of Makalh Pbl Blok 8

Struktur Jantung dan Mekanisme Kerja JantungYunita Verayanti Siokh102012056, E1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat, 11470Email : [email protected]

PendahuluanSistem kardiovaskuler merupakan sistem yang menjelaskan proses sirkulasi yang terjadi dalam tubuh manusia. Sistem karidovaskuler dapat berjalan dengan baik karena di tunjang oleh organ yang menyusunnya yaitu jantung dan pembuluh darah. Berbagai struktur jantung dan pembuluh darah serta mekanisme kerjanya dalam tubuh agar sistem kardiovaskuler ini dapat berlangsung dengan baik. Pada kasus dalam skenario di dapatkan seorang laki-laki yang merasakan berdebar-debar. Perasaan tersebut kemungkinan terjadi akibat gangguan pada struktur makro maupun mikro serta gangguan mekanisme kerja jantung dan pembuluh darah yang akan di bahas dalam makalah ini. Skenario Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke rumah sakit karena merasakan berdebar-debar. Pada pemeriksaan TD 120/80 mmHg, T : 36,30C, pada pemeriksaan EKG dokter mengatakan pasien tersebut di temukan Ekstrasistole. Rumusan MasalahSeorang laki-laki berusia 45 tahun merasakan berdebar-debar.

Struktur JantungJantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di dalamnya dan berbentuk kerucut(conus) dengan ukuran sebesar kepal atau tinju pemiliknya. Jantung bersandar pada diaphragma di antara bagian inferior kedua paru dan di bungkus oleh membran khusus yang di sebut pericardium.1 Jantung terletak di dalam mediastinum inferior pars media di sebelah ventral di tutupi oleh sternum dan cartilago costalis III VI. Apex kerucut terletak di inferior, anterior dan ke sinistra.1 Jantung manusia mempunyai ukuran panjang 12cm, lebar 8-9cm dan berat jantung 230-350 gram. Struktur Makroskopik Secara makroskopik jantung mempunyai lapisan yaitu pericardium yang membungkus keseluruhan jantung dan pembuluh darah besar. Di dalam jantung terdapat empat ruang yaitu atrium dextra dan sinistra, ventriculus dextra dan sinistra.2 Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat katup/valva begitu juga dengan kiri. Selain itu juga di dalam jantung terdapat pembuluh-pembuluh darah besar yang mempunyai tugasnya masing-masing. Antara atrium kiri dan kanan di pisahkan oleh septum interatriale sedangkan antara ventrikel kiri dan kanan di pisahkan oleh septum interventriculare.2 Jantung kita mempunyai dinding yang terdiri dari 3 lapis yaitu epicardium yang merupakan lapisan terluar dinding jantung, myocardium merupakan lapis tengah dinding jantung tersusun dari beberapa lapis otot polos dan endocardium yang merupakan lapisan terdalam dinding jantung. Berikut akan di uraikan struktur makroskopik jantung. Pericardium Pericardium merupakan kantung serofibrosa, berbentuk conus, berisis jantung dan pangkal pembuluh darah besar. Terletak pada mediastinum di posterior corpus sterni dan cartilago costalis II-V di anteror vertebra thoracalis V-VIII.1 Pericardium terdiri dari dua saccus yang berhubungan tapi berbeda struktur.31. Saccus externa di kenal sebagai pericardium fibrosa, terdiri dari jaringan ikat fibrosa. Pericardium ini ke arah superior menyempit melanjut sebagai lapisan luar pembuluh darah besar sadangkan ke arah inferior melekat pada centrum tendineum pars muscularis diaphragma sinistra. Pericardium in melekat pada sternum melalui ligamentum pericardiacosternalis superior et inferior. Perlekatan ini berfungsi untuk menjaga agar jantung tetap berada di posisinya.2. Saccus interna di kenal sebagai pericardium serosa yang merupakan membran halus yang berbatasan dengan saccus fibrosa dan melekat pada jantung. Pericardium serosa ini terbagi menjadi 2 yaitu pars parietalis dan pars viceralis. Pars vicerealis atau di sebut epicardium, membungkus jantung dan pembuluh darah besar dan pada pembuluh darah ini pars viceralis mengadakan pelipatan balik menjadi pars parietalis yang terletak superior dengan pericardium fibrosa. Atrium DextraAtrium ini agak besar dan dindingnya mempunyai tebal kurang lebih 2 mm. Volumenya kurang leibih 57cc. Atrium terdiri dari dua bagian yaitu rongga utama dan sebuah kantong kecil, auricula dextra.4 Rongga utama merupakan atrium propia yang merupakan ruang di antara dua vena cava dan ventrikel. Sedangkan auricula dextra merupakan kantung di antara vena cava superior dan ventriculus dextra batas luar auricula dengan atrium di tandai oleh sulcus terminalis sedangkan batas dalamnya adalah sebuah bangunan rigi yang disebut crista terminalis. Permukaan dalam superior auricula terdapat sususnan otot seperti mata sisisr yang di sebut Mm. Pectinati.4 Di bagian dalam atrium terdapat beberapa lubang yaitu ostium vena cava superior, ostium vena cava inferior dan sulcus coronarius.5 Vena cava superior bermuara pada bagian superior posterior dari atrium dextra. Vena ini tidak mempunyai katup dan vena cava superior mengembalikan darah ke jantung dari bagian ekstremitas atas tubuh. Vena cava inferior bermuara pada bagian inferior dari atrium dextra. Vena ini mempunyai katup teteapi hanya berfungsi pada saat sirkulasi darah janin dan vena ini mengembalikan darah ke jantung dari ekstremitas bawah tubuh. Sedangkan sinus coronarius bermuara pada atrium dextra antara vena cava superior, inferior dan ventriculus dexter. Sinus ini mempunyai katup yang di sebut katup thebessi, fungsi katup ini dia akan menutup pada waktu atrium kanan berkontraksi sehingga darah tidak dapat masukke dalam sinus coronarius.

Ventriculus dextraVentriculus dextra ini menempati sebagian besar dari facies sternocostalis. Batas-batasnya yaitu di sebelah kanan dengan sulcus coronarius, di sebelah kiri dengan sulcus longitudinalis anterior, di sebelah superior dengan conus arteriosus, di sebelah inferior dengan margo acutus. Tebal dinding ventriculus dextra 1/3 tebal dinding ventriculus sinistra. Ventriculus ini mempunyai beberapa lubang yaitu ventrikel utama dan ostium truncus pulmonalis.5 Pada ventrikel melekat valvula tricuspidalis/ katup tricuspidalis. Valvula ini terdiri dari 3 daun yang di sebut cuspis yaitu cuspis anterior yang melekat pada dinding anterior dari conus arteriosus, cuspis posterior, cuspis medialis yang melekat pada dinding septum ventrikel.6 Basis cuspis melekat pada cicncin fibrosa rangka jantung sedangkan ujung bebas permukaan ventricularnya di lekatkan pada corda tendinae. Pada bagian ujung bawah korda melekat pada trabecula yang di kenal dengan M. Papilaris.Ostium truncus pulmonalis merupakan lubang yang bulat terdapat pada puncak conus arteriosus. Letak lubang ini adalah di sebelah superior dan sinistra dari ventrikel kanan. Pada ostium in terdapat valvula pulmonalis yang terdiri dari 3 cuspis semilunaris. Cuspis ini melekat pada dinding pembuluh darah.5Atrium sinistraAtrium sinistrum ini ukurannya sedikit lebih kecil dibandingkan yang dextra, mempunyai dinding yang tebal. Atrium sinistra terdiri dari 2 bagian yaitu atrium sinistra utama dan kantong kecil berupa auricula sinistra.4 Atrium sinistra utama merupakan muara empat Vv. Pulmonalis pada masing-masing sisi beruara dua vena dan muara vena pulmonalis ini mempunyai katup. Atrium sinistra ini ukurannya kebih kecil di bandingkan yang dextra. Auricula sinistra mempunya bentuk yang panjang, sempit dan lebih melengkung.5 Permukaan dalam auricula sinistra juga terdapat rigi muscular yang di sebut Mm. Pectinati.Ventriculus sinistraVentriculus sinistra ikut membentuk sebagian kecil dari facies sternocostalis dan sebagian facies diaphragmatica. Puncaknya membentuk apex cordis. Permukaan ventrikulus ini terdapat dua lupan yaitu ostium atrioventrikularis sinistra/ventrikel utama dan ostium aorticum. Ventrikel utama ini melekat valvula bicuspidalis/ katup mitral yang terdiri dari 2 cuspis dengan ukuran yang berbeda yaitu cuspis anterior yang terletak di sebelah ventral dan merupakan cuspis besar, sedangkan cuspis posterior terletak di sebelah dorsal.6 Pada kedua cuspis tersebut melakat corda tendinae. Ostium aorticum merupakan lubang bulat sebelah ventral dan dextra dari ventrikel kiri mempunyai valvula aorticus yang terdiri dari 3 cuspis semilunari yang serupa dengan pulmonalis. Cuspis-cuspis tersebut terdiri dari cuspis anterior, cuspis posterodextra dan cuspis postero sinistra. Pendarahan Jantung Jantung mendapat perdarahan dari A. Coronaria cordis yang merupakan cabang dari aorta ascendens. A. Coronaria cordis terdiri dari 2 yaitu A. Coronaria dextra dan A. Coronaria sinistra.7Arteri coronaria dextra berasal dari sinus anterior dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricula dextra. Kemudian berjalan inferior dextra pada sulcus atrioventrikularis untuk kemudian berputar ke sinistra sepanjang bagian posterior jantung sampai sulcus interventricularis posterior di mana dia akn beranastomisis dengan A. Coronaria sinistra. A. Coronaria sinistra bercabang menjadi R. Interventricularis posterior yang medarahi kedua ventrikel dan R. Marginalis yang mendarahi facies anterior posterior ventruculus dexter. Kemudian A. Marginalis ini memberi cabang ke atrium kanan untuk mendarahi nodus sinuatrialis.7 Arteri coronaria sinistra berjalan ke anterior di antara truncus pulmonalis dan auricula sinistra kemudian membelok ke sinistra menuju sulcus atrioventricularis anterior sebagai A. Interventricularis anterior. Arteri coronaria sinistra bercabang menjadi R. Interventricularis anterior yang mendarahi kedua ventrikel dan beranastomosis dengan R. Interventricularis posterior. Dan cabang kedua adalah R. Circumflexa yang mendarahi atrium dan ventriculus sinistra.7Pada jantung terdapat pembuluh balik yang bermuara kedalam sinus coronarius. Sinus coronarius terletak di posterior dari sulcus coronarius dan berakhir di atrium dextra. Pada lubang muarany aterdapat katup semilunaris / katup sinus coronarius thebessi. Vena-vena yang bermuara pada sinus adalah V. Cordis magna, V. Cordis parva, V. Cordis media, V. Ventricularis sinistra posterior dan V. Obliqua atrii sinistra marshali.7 Persarafan Jantung Jantung mendapat persyarafan dari R. Cardiacus N. Vagus dan truncus sypaticus. Saraf simpatus merupakan serabut postganglioniok dari medula spinalis segmen cervical dan thoracal bagian superior. Saraf parasimpatis merupakan serabut preganglionik di mana ganglionnya terletak di jaringan ikat pericardium dari atrium dan di septum interarteriorum.7 Struktur mikroskopik Jantung adalah organ berotot yang berkonstriksi secara ritmik, yang memompa darah melalui sistem sirkulasi. Dindingnya terdiri atas tiga tunika, yaitu endocardium,miocardium, dan pericardium.8 Bagian tengah jantung yang fibrosa, selain berfungsi sebagai insersi otot jantung, juga berfungsi sebagai dasar katup.EndocardiumTerdiri atas selapis sel endotel gepeng, yang berada di selapis tipis subendotel jaringan ikat longgar yang mengandung sera telastin dan kolagen. Yang menghubungkan miocardium pada lapisan subendotel adalah selapis jaringan ikat (lapisan subendocardium) yang mengandung vena, saraf dan cabang dari sistem penghantar impuls jantung (serat purkinje).MiocardiumMiokardium adalah tunika yang paling tebal dan terdiri dari sel-sel otot jantung, tersusun dalam lapisan yang mengelilingi bilik-bilik jantung dalam pilinan yang rumit. Lapisan ini berinsersi kedalam skeleton fibrosa jantung. Bagian luar jantung dilapisi oleh selapis epitel gepeng yang ditopang oleh selapis jaringan ikat longgar yang membentuk epicardium. Lapisan ini mengandung vena, saraf dan ganglia saraf. Epicardium Epicardium dapat disetarakan dengan pericardium, yaitu membran serosa tempat jantung berada. Di antara lapisan visceral dan parietal terdapat sejumlah cairan yang memudahkan pergerakan jantung. Skeleton fibrosa jantung terdiri atas jaringan ikat padat. Unsur utamanya adalah septum membranaseum, trigonum fibrosum dan annulus fibrosus. Struktur ini tersusun atas jaringan ikat padat, dengan serat kolagen tebal. Bagian-bagian tertentu mengandung nodul tulang rawan fibrosa. Katup jantung terdiri atas jaringan ikat fibrosa padat yang kedua sisinya dilapisi oleh lapisan endotel. Dasar katup melekat pada annulus fibrosus di skeleton fibrosa. Gambar 1.1. Dinding Mikroskopik Jantung.Dalam sirkulasi tubuh terdapat susunan pembuluh darah sebagai berikut.9 Tunika Intima di dalamnya terdapat sel endotel (epitel selapis gepeng) dan subendotel (jaringan ikat areolar) Tunika Media terdapat sejumlah jaringan ikat padat yang bervariasi dan Otot polos Tunika Adventitia terdapat jaringan ikat, Serat saraf, pembuluh limf dan vasa vaserum yang merupakan pembuluh darah yang berfungsi untuk memperdarahi pembuluh darah yang lebih besar.

Gambar 1.2. Pembuluh Darah.Batas antara tunika intima dengan tunika media yaitu tunika elastika interna, sedangkan batas antara tunika media dengan tunika adventisia adalah tunika elastika eksterna. Terdapat 3 jenis pembuluh darah sebagai berikut.101. Kapiler darah Kapiler darah merupakan tempat pertukaran zat. Lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja. Pada kapiler terdapat sel endotel menonjol ke dalam lumen dan sel perisit menonjol keluar lumen. Kapiler memiliki dinding selapis sel endotel / hanya tunika intima dengan fungsinya yaitu sebagai tempat pertukaran bahan secara difusi melalui ruang antar sel. Bagian ini terdapat 3 jenis yaitu pertama, kapiler tipe viseral yang berpori (fenestrated capillary) yang merupakan beberapa sel endotel mempunyai pori-pori, banyak pori ditutupi membran, sangat permeabel. Biasanya terdapat di pankreas, usus, kelenjar endokrin, dan glomerulus ginjal. Kedua, kapiler tipe muskular atau kapiler utuh (continuous capillary) dimana kapiler ini memiliki sel endotel yang kontinu. Ketiga, Sinusoid (discontinous capillary) merupakan bagian yang berbentuk rongga. Lumen pada kapiler ini lebih besar daripada kapiler lainnya dan dilalui oleh darah dan cairan limfe.2. Arteri ( sebagai sistem distribusi )Arteri besar Dikenal juga sebagai arteri tipe elastis. Berfungsi menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus yang disebut conducting arteries. Arteri ini mempunyai 3 lapisan pada dindingnya yaitu tunika intima, media, dan adventisia.9 Tunika Intima terdapat endotel dengan lamina basalis, subendotel yang teidiri jaringan ikat kolagen, elastin, otot polos. Terdapat lamina elastika interna dan tight junction dan gap junction. Tunica Media mempunyai lapisan lebih tebal, terdapat serat elastin, kolagen & sel-sel otot polos dan beberapa fibroblas. Tunica Adventisia terdiri dari jaringan ikat dan fibroblast, lebih tipis daripada tunica media, terdapat beberapa serat elastin dan vasa vasorum dan serat saraf

Arteri sedang Dikenal juga sebagai arteri tipe muskular Berfungsi membagi darah ke organ yang membutuhkannya; disebut sebagai distributing arteries. Tidak seperti arteri besar, pada arteri ini tunika elastika interna dan eksterna tampak jelas. Tunica Intima terdapat lapisan endotel dengan lamina basalis, subendotelnya sedikit jaringan ikat dan terdapat lamina elastika interna Tunica Media terdapat otot polos sirkular, kolagen, beberapa serat elastin. Tidak ada fibroblast dan terdapat lamina elastika eksterna Tunica Adventisia mempunyai lapisan jaringan ikat yang tebal kira-kira sama dengan tebal tunica medianya. Kandungan kolagen yang tinggi dengan fibroblast dan serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika eksternaArteri kecil dan ArterioleDisebut juga sebagai arteriol besar. 1-2 lapis pada tunica media merupakan arteriol, dan 3-8 lapis otot polos pada tunica media merupakan arteri kecil. Sedangkan arteriol adalah jenis arteri terkecil. Lumen pembuluh relatif sempit dan dindingnya tebal. Derajat tekanan dalam sistem arterial terutama diatur melalui ketegangan otot polos dalam dinding arteriol.3. Vena ( sebagai collecting system )Vena mengantar darah dari kapiler balik ke jantung. Vena pulmonal besar berbeda karena pembuluh ini membawa darah yang kaya akan oksigen, dari paru-paru ke jantung. Dinding vena lebih tipis daripada dinding arteri yang diiringinya, berhubung dengan tekanan darah dalam sistem vgena yang lebih rendah. Vena dibedakan menjadi tiga jenis yaitu kecil, sedang, dan besar. Vena berukuran sedang memiliki katup-katup yang memungkinkan darah mengalir ke arah jantung, tetapi tidak sebaliknya. Berkas otot polos memanjang merupakan sifat khas adventitia dan terbentuk dengan baik pada vena besar. Vena yang mengiringi arteri profunda, disebut vena comitans. Pada vena sistemik dijumpai lebih banyak variasi dibanding pada arteri, dan juga terjadi lebih banyak anastomosis pada vena.

Mekanisme kerja JantungAktivitas listrik jantungKontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi yangmenyapu ke seluruh membran sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut, secara ritmis akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung sebagai berikut.11 a. Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerjamekanis memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri potensial aksinya.b. Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat penting, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yangmenyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktilBerbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membranya tetap berada pada potensial istirahat yang konstan yang kecuali apabila dirangsang. Sel-sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu (pacemaker activity), yaitu membrane merakasecara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser, atara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat membran mengalami potensial aksi. Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang tersebut, sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi, yang kemudian menyebar keseluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun. Potensial pemacu di sebabkan oleh beberapa ion yang berbeda yaitu penurunan arus K+ keluar di sertai oleh arus Na+ masuk yang konstan dan peningkatan Ca++. 12Fase awal depolarisasi lambat ke ambang di sebbakan oleh penurunan siklus pasif fluks K+ keluar di sertai kebocoran Na+ ke dalam yang berlangsung lambat dan konstan. Di sel otoritmik jantung permeabilitas K+ tidak tetap di antara potensial aksi seperti di sel saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas membran terhadap K+ menurun di antara dua potensial aksi karena saluran K+ secara perlahan menutup pada potensial negatif. Penutupan lambat ini secara bertahap mengurangi aliran keluar ion positif kalium mengikuti penurunan gradien konsentrasinya. Sel otoritmik jantung tidak memiliki saluran Na+ berpintu voltase. Sel-sel ini memiliki saluran yang selalu terbuka sehingga permeabel Na+ pada potensial negatif. Akibatnya influks pasif Na+ dalam jumlah kecil dan konstan pada saat yang sama ketika kecepatan efluks K+ secara perlahan berkurang. Karena itu bagian intrasel menjadi kurang negatif sehingga membran secara bertahap mengalami depolarisasi menuju ambang.12Pada paruh kedua potensial pemacu, suatu saluran Ca2+ tipe T, salah satu dari dua jenis saluran Ca++ berpintu voltase terbuka. Sewaktu deplarisasi lambat saluran ini terbuka sebelum membran mencapai ambang. Influks singkat yang terjadi semakin mendepolarisasi membran, membawanya ke ambang.12 Jika ambang telah tercapai, terbentuk face naik potensial aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran Ca++ berpintu voltase yang berlansung lebih lama/ saluran Ca++ tipe L dan diikuti oleh influks Ca++ dalam jumlah besar. Fase naik yang di induksi Ca++ pada sel pemacu jantung ini berbeda dari yang terjadi di sel saraf dan sel otot rangka yaitu influks Ca++ yang mengubah potensial ke arah positif.12 Fase turun di sebabkan, seperti biasanya oleh efluks K+ yang terjadi ketika permeabilitas K meningkat akibat pengaktifan saluran K+ berpintu voltase. Setelah potensial aksi selesai terjadi depolarisasi lambat berikutnya menuju ambang akibat penutupan saluran K+ secara perlahan.12

Gambar 1.3. Aktifitas Listrik Jantung.Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan dilokasi-lokasi berikut ini.12 a. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang(muara) vena kava superior.b. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantungkhusus didasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas peraturan atriumdan ventrikel.c. Berkas his (berkas atrioventrikel),suatu jaras sel-sel khusus yang berasal darinodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkastersebut bercabangmembentuk berkas kanan dan kiri yang berjalankebawah melalui spetum,melingkari ujung bilik septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali keatrium di sepanjang diding luar. d. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas hisdanmenyebar keseluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi terletak di nodus SA. Sekali potensial aksi timbul disalah satu otot jantung, potensial aksi tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melaluigap junction dan system penghantar khusus. Oleh karena itu, nodus SA, yang dalam keadaan normal memprlihatkan kecepatan otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi/menit, menjalankan bagian jantung sisanya dengan kecepatan inidikenal sebagai pemacu (pacemaker , penentu irama) jantung. Jaringan otoritmik lain tidak mampu menjalankan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka sudah diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka mencapai kambang dengan irama mereka yang lebih lambat.12Siklus Jantung Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol(relaksasi dan pengisian) yang bergantian.13 Kontraksi terjadi karena penyebaraneksitasi ke seluruh jantung, sementara relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel melakukan siklus sistol dan diastol merujuk kepada apa yangterjadi di ventrikel. Pembahasan dimulai dan diakhiri dengan diastol ventrikel. Selama sebagian besar diastol ventrikel, atrium juga masih berada dalam diastol. Karena darah darisistem vena terus mengalir ke dalam atrium maka tekanan atrium sedikit melebihitekanan ventrikel meskipun kedua rongga ini berada dalam keadaan relaksasi. karena berbeda tekanan ini maka katup AV terbuka, dan darah menhalir langsung dariatrium ke dalam ventrikel sepanjang diastol ventrikel. Akibatnya pengisian pasif ini,volume ventrikel secara perlahan menungkat bahkan sebelum atrium mulai berkontraksi.13 Menjelang akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang danmelepaskan muatan. Impuls menyebar ke seluruh atrium, yang tampak di EKGsebagai gelombang P. Depolarisasi atrium menyebabkan kontraksi atrium,meningkatkan kurva tekanan atrium dan memerasa lebih banyak darah ke dalamventrikel. Proses penggabungan eksitasi-kontraksi berlangsung selama jeda singkatantara gelombang P dan peningkatan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yangterjadi secara bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan olehtambahan volume darah yang dimasulkan ke ventrikel oleh kontraksi atrium.Sepanjang kontraksi atrium, tekanan atrium sedikit lebih tinggi daripada tekananventrikel sehingga katup AV tetap terbuka.13 Diastol ventrikel berakhir pada awitan kontraksi ventrikel. Pada saat ini,kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah tuntas. Volume darah di ventrikel padaakhir diastol dikenal sebagai volume diastolik akhir (VDA), rata-rata sekitar 135ml.Tidak ada lagi darah yang akan ditambahkan ke ventrikel selama siklus ini. Karena itu,volume diastolik akhir adalah jumlah maksimal darah yang akan dikandung olehventrikel selama siklus ini. Karena itu, volume diastolik akhir adalah jumlah maksimaldarah yang akan dikandung oleh ventrikel selama siklus ini.13 Setelah eksitasi atrium, impuls merambat melalui nodus AV dan sistem penghantar khusus untuk merangsang ventrikel. Secara bersamaan, kedua atrium berkontraksi. Pada saat pengaktifan ventrikel selesai, kontaksi atrium sudah berlalu.Kompleks QRS mencerminkan eksitasi ventrikel ini yang memicu kontraksi ventrikel.Kurva tekanan ventrikel meningkat tajam segera setelah kompleks QRS,mengisyaratkan awitan sisteol ventrikel. Jeda singkat antara kompleks QRS danawitan sistol ventrikel yang sebenarnya adalah waktu yang diperlukan untuk terjadinya prosaes penggabungan eksitasi-kontraksi. Sewaktu kontraksi ventrikeldimulai. Tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Berbaliknya perbedaantekanan ini memaksa katup AV menutup.13 Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV tertutup,untuk membuka katup aorta, tekanan ventrikel harus terus meningkat sampai melebihi tekanan aorta. Karena itu, setelah katup AV tertutup dan sebelum katup aorta terbukaterdapat periode singkat ketika ventrikel menjadi suatu ruang tertutup. Karena semuakatup tertutup maka tidak ada darah yang masuk atau keluar dari ventrikel selamawaktu ini. Interval ini dinamai periode kontraksi ventrikel isovolumetrik. Karena tidak ada darah yang masuk atau meninggalkan ventrikel maka volume rongga ventrikeltidak berubah, dan panjang serat-serat ototnya tidak berubah. Selama kontraksiventrikel isovolumetrik, tekanan ventrikel terus meningkat karena volume tidak berubah.13 Ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta, katup aorta terbuka dandimulailah ejeksi (penyemprotan) darah. Jumlah darah yang dipompa keluar darimasing-masing ventrikel pada setiap kontraksi disebut isi sekuncup (IS). Kurvatekanan aorta meningkat sewaktu darah dipaksa masuk ke dalam aorta dari ventrikellebih cepat daripada darah mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh yang lebih halusdi sebelah hilir. Volume ventrikel menurun secara bermakna sewakt darah dengancepat dipompa keluar. Sistol ventrikel mencakup periode kontraksi isovolumetrik danfase ejeksi ventrikel.13 Ventrikel tidak mengosongkan isinya secara sempurnya selama fase ejeksi.Dalam keadaan normal, hanya separuh darah di dalam ventrikel pada akhir diastoldipompa keluar selama sistol berikutnya. Jumlah darah yang tertinggal di ventrikel pada akhir sistol ketika ejeksi selesai disebut volume sistolin akhir (VSA), yang rerata besarnya 65 ml. Ini adalah jumlah darah paling sedikit yang terkandung dalamventrikel selama siklus ini. Perbedaan antara volume darah di ventrikel sebelum kontraaksi dan setelahkontraksi adalah jumlah darah yang diejeksikan selama kontraksi; yaitu VDA VSA= IS. Dalam contoh diatas, volume diastolik akhir adalah 135 ml, volume sistolik akhir 65 ml, dan isi sekuncup 70 ml.13 Gelombang T menandakan repolarisasi ventrikel pada akhir sistol ventrikel.Sewaktu ventrikel mulai melemas pada repolarisasi, tekanan ventrikel turun di bawahtekanan aorta dan katup aorta menutup. Penutupan katup aorta menyebabkangangguan atau takik pada kurva tekanan aorta, takik dikrotik. Tidak ada darah yangkeluar dari ventrilel selama siklus ini, karena katup aorta telah tertutup.13 Saat katup aorta menutup, katup AV belum terbuka, karena tekanan ventrikelmasih melebihi tekanan atrium, sehingga tidak ada darah yang masuk ke ventrikel dari atrium. Karena itu semua katup kembali tertutup untuk waktu yang singkat, dikenal sebagai relaksasi ventrikel isovolumetrik. Panjang serat otot dan volume ringga tidak berubah. Tidak ada darah yang meninggalkan atau masuk sewaktu ventrikel terus melemas dan tekanan terus turun. Ketika tekanan ventrikel turun di bawah tekanan atrium, katup AV membuka,dan ventrikel kembali terisi. Diastol ventrikel mencakup baik periode relaksasi ventrikel isovolumetrik maupun fase pengisian ventrikel. Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi bersamaan, sehingga atrium berada dalam keadaan diastol selama sistol ventrikel. Darah terus mengalir darivena-vena paru ke dalam atrium kiri. Dengan berkumpulnya darah yang masuk ini diatrium maka tekanan atrium terus meningkat. Ketika katup AV membuka pada akhir sistol ventrikel, darah yang terkumpu; di atrium selama sistol ventrikel mengalir deraske dalam ventrikel (kembali ke jantung). Karena itu pengisian ventrikel mula-mula berlangsung cepat karena meningkatnya tekanan atrium yang terjadi akibat akumulasidarah atrium. Pengisian ventrikel melambat sewaktu darah yang terakumkulasitersebut telah disalurkan ke ventrikel, dan tekanan atrium mulai turun. Selama periode penurunan pengisian ini, darah terus mengalir dari vena pulmonalis ke dalam atriumkiri dan menembus katup AV ke dalam ventrikel kiri. Selama diastol ventrikel tahapakhir, ketika pengisian ventrikel melambat, nodus SA kembali melepaskan muatandan siklus jantung kembali berulang.13

Gambar 1.4. Siklus Jantung.Pompa JantungJantung di bagi jantung bagian kana dan bagian kiri di masing-masing bagian terdapat atrium dan ventrikel. Atrium menerima darah yang kembali ke jantung melalui vena sedangkan ventrikel memopa darah dari jantung dan yang bertugas membawa darah dari jantung adalah arteri. Sistem sirkulasi darah terbagi dua yaitu peredaran darah pulmonal yang menyalurkan darah dari jantung ke paru-paru dan peredaran darah sistemik yang menyalurkan darah dari jantung ke seluruh tubuh.14Darah yang kembali ke sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui dua vena besar yaitu vena cava superior et inferior. Vena cava superior mengembalikan darah dari level di atas jantung dan vena cava inferior mengembalikan darah dari level di bawah jantung. Darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh di mana banyak mengandung CO2, kemudian dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Lalu ventrikel kanan memompanya keluar menuju arteri pulmonal melalui katup semilunar pulmonal dimana arteri pulmunal membentuk dua cabang satu berjalan ke masing-masing dari kedua paru. Karena itu sisi kanan jantung menerima darah dari sirkulasi sistemik dan memompanya ke dalam sirkulasi paru. 14Di dalam paru terjadi difusi gas O2 dan CO2 sebelum darah di kembalikan ke jantung. Darah yang sudah mengandung O2 hasil difusi tersebut di kembalikan ke jantung melalui vena pulmonalis yang datang dari kedua paru lalu masuk ke atrium kiri. Darah yang kaya O2 dari atrium kiri selanjutnya di alirkan ke ventrikel kiri melalui katup mitral. Kemudian darah dari ventrikel kiri di pompa ke dalam pembuluh darah arteri besar yaitu aorta melalui katup aorta dan di alirkan keseluruh tubuh kecuali paru. Jadi sisi kiri jantung menerima darah dari sirkulasi paru dan memompanya ke dalam sirkulasi sistemik. Kedua atrium adalah pompa primer yang memaksa sisa darah terakhir masuk ke dalam ventrikel yang bersangkutan sesaat sebelum kontraksi. Sisa darah terakhir yang di pompakan masuk ke dalam ventrikel ini membuat ventrikel menjadi lebih efisien dalam kerjanya sebagai pompa di banding kalau tidak mempunyai mekanisme pengisian yang khusus. Namun demikian ventrikel sangat kuat sehingga tetap dapat memompa sejumlah besar darah walaupun atrium tidak berfungsi. Bila seseorang dalam keadaan istirahat, setiap menitnya jantung hanya akan memompa 4-6 liter darah. Selama bekerja berat, jantung mungkin perlu memompa darah sebanyak 4-7 kali dari jumlah ini.12

Gambar 1.5. Pompa Jantung.Pengaturan Irama Jantung dan Konduksi Impuls oleh Saraf JantungJantung dipersyarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis, saraf parasimpatis (sifat vagus) terutama tersebar di nodus S-A dan nodus A-V, sebagian kecil tersebar di otot kedua atrium dan sangat sedikit yang langsung ke otot ventrikel, sebaliknya saraf simpatis tersebar disemua bagian jantung, dengan pengaruh yang kuat pada otot ventrikel demikian semua bagian lain.13Perangsangan parasimpatis (vagus) dapat memperlambat atau bahkan menghambat irama jantung dan konduksi (ventrikular escape).Perangsangan saraf parasimpatis yang menuju kejantung (vagus) akan menyebabkan pelepasan asetilkolin pada ujung saraf (vagus). asetilkolin ini mempunyai dua pengaruh utama pada jantung.Pertama, asetilkolin ini akan menurunkan frekuensi irama nodus sinus (disebut juga nodus sinoatrial) Merupakan bagian otot jantung yang khusus, ukuran kecil, tipis dan berbentuk elips.13 Nodus tersebut terletak didalam dinding postolateral superior dari atrium kanan tepat dibawah sedikit lateral dari lubang vena kava superior. Serabut-serabut nodus ini hampir tidak memiliki filamen otot kontraktil, hanya berdiameter 3 sampai 5 mikrometer . namun serabut-serabut nodus sinus secara langsung berhubungan dengan serabut-serabut nodus sinus akan menyebar kedalam dinding otot atrium.Potensial membran istirahat pada serabut nodus sinus diantara lepasan mempunyai kenegatifan sekitar -55 sampai -60 milivolt, sedangkan serabut otot ventrikel mempunyai potensial sebesar -85 sampai -90 milivolt, penyebab berkurangnya kenegatifan ini adalah bocornya membran sel serabut sinus secara alamiah terhadap ion-ion natrium dan kalsium serta muatan positif akibat masuknya ion natrium dan kalsium menetralisasi sebagian besar kenegatifan intrasel (kontraksi).13Kedua, asetilkolin akan menurunkan eksitabilitas serabut penghubung AV yang terletak diantara otot-otot atrium dan nodus AV sehingga akan memperlambat penjalaran impuls jantung yang menuju ke ventrikel. Perangsangan saraf vagus yang lemah sampai sedang akan memperlambat kecepatan pompa jantung sampai setengah dari normal, jika kuat dapat menghantarkan sinus atau menghambat total penjalaran impuls jantung dari atrium ke ventrikel melalui AV node. maka sinyal-sinyal eksitasi ritmis itu tidak dijalarkan ke ventrikel, ventrikel akan berhenti berdenyut selama 5-20 detik tapi kemudian dibeberapa tempat dalam dalam serabut purkinje. Umumnya pada bagian septum ventrikel dari berkas AV akan mencetuskan iramanya sendiri dan menyebabkan kontraksi ventrikel dengan frekuensi 15 sampai 40 denyut permenit ini disebut sebagai ventrikular escape.13

Gambar 1.6. Kontrol Irama Jantung.Enzim Apabila sel-sel jantung mati (nekrosis) ada enzim-enzim tertentu yang dikeluarkan kedalam darah. Enzim tersebut adalah keratin kinase (CK), serum asparate amino transferase(AST) dulu adalah SGOT (serum glumatic-oxaloacetic transaminase), lactic aciddehydrogenase (LDH).14 Pola peningkatan enzim-enzim ini setelah serangan infrak miokrad akut dapat membantu dalam penentuan diagnosis. Akan tetapi, penigkatan enzim-enzim ini tidak terbatas pada kerusakan sel-sel miokardium, tetapi juga dapat meningkat apabila ada kerusakan pada sel-sel hati, ginjal, otak, paru, vesika urinaria, atau usus. ElektrokardiogramEKG (elektrokardiogram) adalah rekaman keseluruhan penyebaran aktivitas listrik di jantung. Prinsipnya adalah jantung merupakan organ pembangkit listrik. Berdasarkan hipotesis Einthoven, tubuh mengandung sejumlah besar air dan elektrolit yang merupakan volume conductor, akan menghantarkan listrik dalam tiga dimensi melalui kulit.15 Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi akan menyebar ke jaringan di sekitar jantug dan dihantarkan melalui cairan tubuh tersebut. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi dengan elektroda pencatat. Rekaman yang dihasilkan dinamakan sebagai elektrokardiogram. Pada saat tidak ada arus listrik lewat elektrokardiograf, maka pencatatan yang muncul adalah garis dasar / garis isoelektrik.14 Apabila ada impuls listrik jantung yang sampai ke permukaan tubuh, maka terjadi defleksi garis dasar sehingga memperlihatkan suatu kurva yang spesifik.Sadapan atau lead adalah cara penempatan pasangan elektroda berkutub positif dan negatif pada tubuh pasien guna membaca sinyal-sinyal elektrik jantung. Semakin banyak sadapan, semakin banyak pula informasi yang dapat diperoleh. Untuk menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG terdiri dari 12 sadapan. Kedua belas sadapan tersebut masing-masing merekam aktivitas listrik di jantung dari lokasi yang berbeda, 6 susunan listrik dari ekstremitas dan 6 lead dada di sekitar jantung. Kedua belas sadapan elektroda pada rekaman EKG modern, sebagai berikut.13

Sadapan standard Einthoven.LI:Left Arm (+) dan Right Arm (-)LII:Left Leg (+) dan Right Arm (-)LIII:Left Leg (+) dan Left Arm (-)Sadapan I,II,III ini membentuk segitiga sama sisi yang disebut sebagai segitiga einthoven hukum Einthoven.Augmented extremely lead Goldberger:aVR:elektroda + RAaVL:elektroda + LAaVF:elektroda + LLRA, LA, dan LL melalui tahanan tinggi akan disatukan membentuk zero potensial elektroda.Sadapan precordial Wilson merupakan elektroda eksplorasi sadapan. V1 : ruang interkostalis IV garis parasternal kanan V2 : ruang interkostalis IV garis parasternal kiri V3 : Pertengahan garis lurus yang menghubungkan V2 dan V4 V4 : Ruang interkostalis V garis midklavikuler kiri V5 : Titik potong garis aksilaris kiri depan , dengan garis horizontal melalui V4 V6 : Titik potong garis aksilaris kiri tengah , dengan garis horizontal melalui V4 dan V5

Gambar 1.7. EKG.Jantung normal dengan irama sinus pada rekaman EKG terlihat tiap denyut / siklus dimulai dengan gelombang P yang diikuti dengan kompleks QRS dan gelombang T, serta terkadang ada gelombang U setelah gelombang T.Gelombang P merupakan masa saat depolarisasi atrium, normalnya positif kecuali pada aVR. Segmen PR/PQ merupakan garis isoelektrik dimana terjadinya AV delay, dan interval PR/PQ menggambarkan waktu hantaran impuls atrioventrikel. Kompleks QRS terbagi atas gelombang Q,R, dan S. Gelombang Q memiliki amplitudo kecil dan seperti gelombang S menunjukkan defleksi negatif. Gelombang S ini juga menggambarkan depolarisasi ventrikel bagian posterobasal. Pada sadapan tertentu, terkadang gelombang Q dan S tidak terekam. Sementara gelombang R menggambarkan defleksi positif dengan amplitudo yanf lebih besar. Segmen ST pada keadaan normal memperlihatkan garis isoelektrik tapi terkadang masih bisa naik atau turun sedikit. Gelombang T menunjukkan proses repolarisasi ventrikel dengan defleksi positif kecuali pada aVR negatif. Gelombang QT melukiskan lamanya proses listrik sistol ventrikel. Gelombang U merupakan defleksi setelah gelombang T yang penyebabnya belum jelas. Interval RR merupakan jarak antara 2 puncak gelombang R yang merupakan 1 siklus normal. Pada irama sinus, frekuensi denyut jantung per menit dapat dihitung dengan 60 per interval RR.15

Kesimpulan

Sistem kardiovaskuler dalam tubuh mencakup jantung sebagai pompa, pembuluh darah sebagai saluran dan darah yang berfungsi sebagai alat transpor yang di angkut. Dalam sistem kardiovaskuler terdapat berbagai sistem yang berperan yaitu struktur jantung baik makroskopik maupun mikroskopik serta mekanisme kerja jantung. Kedua sistem ini merupakan satu kesatuan yang bekerja dalam sistem kardiovaskuler jika salah satu atau kedua bagian tersebut mengalami ganggauan maka seseorang akan mengalami rasa berdebar-debar atau penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah. Hipotesis diterima.

Daftar Pustaka1. Ethel S. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Edisi 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.2. Kabo P. Mengungkap pengobatan penyakit jantung koroner. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2008.3. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2005.4. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi.ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.5. Faiz O, Moffat D. At a Glance Series Anatomi. Jakarta: Erlangga;20046. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit EGC; 20037. Woodburne RT. Essential of human anatomy. 6thed. New York: Oxford Universty ; 2007.8. Luis CJ, Jose C. Histologi dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007 9. Gunawijaya FA. Kumpulan foto mikroskopik histologi. 2nded. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2007.10. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. 9thed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.11. Cameron JR, Grant RM, Skofronick JG. Fisika tubuh manusia. 2nded. Jakarta: CV. Sagung Seto; 2006.12. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11thed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.13. Sherwood L. Fisiologi manusia. Ed 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.14. Robert KM, Daryl KG, Victor WR. Biokimia harper. 27thed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC : 2009.15. William F. Ganong. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.

5