makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

27
MAKALAH MATA KULIAH MIKROTEKNIK “MIKROTOM PUTAR DAN MIKROTOM SORONGOleh Nama : Putri Iga Untari NIM : 08101004050 JURUSAN BIOLOGI

description

jzdbflshjdvfhdfvaduhfvadshfbsdjhfvdskhfgsd dfgskdufgudyfgayufgyudgsyagsdhfdhsfsdf dfusdufsdifb du fhsdfuigsfus

Transcript of makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

Page 1: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

MAKALAH MATA KULIAH MIKROTEKNIK

“MIKROTOM PUTAR DAN MIKROTOM SORONG”

Oleh

Nama : Putri Iga Untari

NIM : 08101004050

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA

2012

Page 2: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena

dengan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah mengenai

Mikrotom Putar dan Mirkrotom Sorong sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada

waktunya.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pilihan

Mikroteknik dan sebagai syarat memperoleh nilai tugas pada mata kuliah ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa sepenuhnya masih

banyak kekurangan, akan tetapi atas bantuan semua pihak akhirnya kesulitan-kesulitan

tersebut dapat diatasi.

Atas bantuan segala pihak, pada kesempatan yang baik ini, penulis

mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nina Tanzerina selaku dosen pengajar mata

kuliah Mikroteknik, dan teman-teman yang telah bekerja sama dan memberikan

masukan serta penjelasan kepada penulis.

Semoga makalah yang penulis buat ini dapat berguna untuk kita semua dan tak

lupa pula kritik dan saran yang membangun yang penulis harapkan demi sempurnanya

makalah berikutnya.

Inderalaya, 28 Oktober 2012

Penulis

Page 3: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

DAFTAR ISI

I. Cover ………………………………………………………………………… 1

II. Kata Pengantar ………………………………………………………………. 2

III. Daftar Isi ……………………………………………………………………... 3

IV. Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 4

1.2 Rumusan Masalah …………’………………………………………. 4

1.3 Tujuan …………. …………………………………………………. 4

1.4 Manfaat ……………………..……………………………………… 4

V. Bab II. Landasan Teori

2.1 Berbagai Metoda dalam Mikroteknik ………………………………. 5

2.2 Definisi Mikrotom

2.3 Macam-macam Mikrotom

A. Mikrotom putar

B. Mikrotom sorong

VI. Bab III. Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

VII. Daftar Pustaka

VIII. Lampiran

Page 4: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Mikroteknik merupakan teknik pembuatan sediaan atau preparat secara 

mikroskopis, tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk memahami

secara menyeluruh mengenai mikroteknik, sebab yang namanya teknik lebih

menekankan pemahaman pada wilayah aplikatifnya meskipun pada dasarnya

landasan teoritis juga diperlukan dalam rangka memberikan beberapa petunjuk yang

harus dilalui agar proses pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan

alasan penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam

pembuatan sediaan mikroskopis.

Penelaahan umumnya dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur

jaringan secara terperinci pada galibnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan

mata telanjang. Namun suatu keharusan bahwa dalam melihat struktur jaringan,

preparat atau spesimen yang dibutuhkan harus kecil dan setipis mingkin. Hal ini

diharuskan untuk mempermudah pengamatan jaringan itu sendiri. Bagian dari

tumbuhan/hewan yang dipotong sangat tipis akan menampakkan jaringan yang utuh

dan tidak menumpuk satu sama lain, sehingga jaringan yang diamati dapat tampak

jelas.

Bukanlah hal yang mudah untuk membuat preparat dengan jaringan yang

dipotong setipis mungkin. Pisau atau alat pemotong lainnya tidak bisa digunakan

untuk memotong spesimen menjadi preparat yang akan diamati. Pisau atau alat

pemotong lainnya masih memberikan potongan yang tebal sehingga tidak

memungkinkan spesimen yang dipotong dijadikan sebagai preparat. Ada alat khusus

yang digunakan agar diperoleh ketebalan yang pas, yaitu mikrotom. Mikrotom

merupakan salah satu alat yang penting dalam pembuatan preparat. Mikrotom

mampu memotong dengan ketebalan 6-15 mikron. Dalam bab selanjutnya akan

dibahas lebih lanjut mengenai mikrotom, berbagai jenis, dan bagaimana cara kerja

dari mikrotom dalam proses penyayatan spesimen yang akan dibuat preparat.

Page 5: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan mikrotom?

2. Apa saja macam mikrotom?

3. Bagaimana cara kerja mikrotom putar dan mikrotom sorong?

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang mikrotom,

macam-macam mikrotom, dan cara kerjanya.

1.4 Manfaat

Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan mikrotom, macam-

macam mikrotom, dan bagaimana cara kerja mikrotom.

Page 6: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

BAB II

Landasan Teori

2.1 Berbagai Metoda dalam mikroteknik

A. Metoda Sediaan Utuh ( Whole Mounts )

Dengan metoda ini dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan

organisme (baik hewan maupun tumhuhan) secara utuh. spesimen kultur, organ,

maupun bagian organ, embrio, sel telur, spermatozoa ,potongan syaraf,pembuluh

darah, jenis-jenis selaput tipis dan sebagainya. Melalui metoda ini diusahakan agar

kita mendapat kesan bentuk aslinya dengan mempertahankan format-format taga

dimensinya. Yang menjadi pembatas adalah faktor ukuran, ketabalan, serta tingkat

transparansi sediaan yang kita buat tersebut yang berkaitan dengan faktor

pembesaran pengamatan melalui mikroskop nantinya. Sediaan dengan ketebalan 2

mm dan transparan akan memungkinkan untuk diamati sampai tingkat perbasaran

tidak lebih dari 30 kali. Sediaan dengan ketebalan 0,5 mm mungkin hanya akan

mencapai tingkat perbesaran 100 kali. Sediaan permanen dengan ketebalan 0,2 mm

atau lebih yang telah di dehidrasidan diberi media pelekap memerluka adanya suatu

penunjang gelas penutup agar spesimen tidak menjadi rusak dan gelas penutupnya

sendiri tidak pecah karena proses pengeringan serta pengkerutan media tersebuut.

Belakangan ini umum pula digunakan tabung plastik yang dipotong-potong secara

melintang hingga dihasilkan cincin-cincin penunjang dengan ketebalan yang sesuai

dengan tinggi serta ketebalan speimen. Tepi tempat pemotongan sebaiknya

dihaluskan dengan mengunakan kerrtas amplas (Gunarso, 1989).

                   Menurut (Joyner, 2008 dalam zaifbio 2010) Whole mounth merupakan

metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa

didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati

adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu.

Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mounth ini terlihat dalam wujud

utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang

dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja. Metode

pembuatan preparat yang digunakan untuk pengamatan secara menyeluruh, artinya

mempelajari struktur vegetatif dan reproduktifnya tanpa melakukan penyayatan

Page 7: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

terhadap tanaman tersebut karena metode ini menggunakan semua bagian tanaman

sebagai preparatnya. Tentu saja tanaman yang diamati haruslah berukuran kecil

sehingga dapat termuat pada objek glass. Sedangkan pada tanaman yang agak besar

bisa dilakukan pemangkasan agar menjadi lebih rapi dan kecil. Metode whole

mounth mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan metode ini

adalah dapat mengamati seluruh bagian tanaman dengan jelas tiap bagian-

bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada

tanaman dengan ukuran yang kecil saja tidak bisa tanaman yang besar sehingga

metode ini perlu terus dikembangkan dengan melakukan bebagai percobaan.

B. Metoda Sediaan Irisan ( Sectioning)

Cara pengerjaan melalui irisan atau sayatan ini dianggap sebagai teknik

rutin ataupun teknik bagi penyiapan spesimen histologi amaupun patologi. Tebal

tipisnya sayatan bergantung pada pengalaman serta tujuan penyiapan spesimen.

Tebal sayatan yang umum berkisar antara 6-15 mikron (1 mikron = 0,001 mm).

Ukura sayatan juga sangat bervariasi, mulai dari saytaan pembuluh darah yang

sangat kecil hingga sayatan otak. Ukuran sayatan biasanya terbatas pada ukuran

panjang lebar 2x3 cm karena ukuran yang demikian paling sesuai untuk direkapkan

pada kaca preparat yang umum digunakan. Tentu saja ukuran spesimen yang cukup

kecil akan mengjasilkan sayatan juga juga jauh lebih kecil dari ukuran sayatan

tersebut.

                    Pengirisan atau penyayatan umumnya dilakukan dengan bantuan

mikrotom, walau seringkali dilakukan penyayatan dengan tangan saja untuk jenis

spesimen seperti tulang, gigi ataupun benda-benda fosil seringkali diperlukan

gergaji untuk memotongnya. Mikrotom adalah jenis mesin khusus dirancang dan

dipasarkan untuk tujuan mikroteknik. Mesin tersebut dirancang sedemikian rupa

sehingga mampu untuk melakukan penyayatan sesuatu spesimen dengan ketebalan

yang sama atau paling kurang mendekati sama

C. Metoda Sediaan Uraian ( Teasing Preparations )

Pengertian teasing adalah menguaraikan. Untuk dapat memisahkan

komponen suatu jenis jaringan maupun organ tisu atau jaringan diuraikan dengan

Page 8: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

menggunakan jarum penguraian. Dengan demikian pengertian teasng ini berarti juga

pembedahan dalam skala kecil. Tingkatnya pada pembedahan biasa dan

pembedahan mikro yang dilakukan dengan menggunakan jarum pengurai. Teasing

ini dilakukan pada jenis sediaan segar yang telah difiksasi dan mengalami

pewarnaan.

                  Secara umum jenis tisu yang bisa ditelaah melalui metode ulas ini adalah

darah, limfa, cairan sum-sum tulang belakang, semen janan, sediaan air seni, serta

beberapa lainnya. Masing-masing biasanya memerlukan teknik perlakuan tersendiri

dalam melakukan pengulasa atau penyebaran pada kaca preparat. Untuk jenis cairan

yang mengandung suspensi yang tinggi densitasnya umumnya dicairkan dengan air

atau serum darah dengan perbandingan 1 : 5 atau 1 : 10.

D. Metoda Sediaan Rentang

Pada metoda ini preparat belum difiksasi, diperlakukan sedemikian rupa

sehingga disamping jelas juga mendekati keadaan aslinya dengan melalui

perentangan. Jenis bahan siapan yang umum direntang saat difiksasi adalah otot,

syaraf, jenis jaringan tipis (selaput yang membungkus jantung ,hate dan lain-lain).

E. Metoda Sediaan Gosok

Jenis jaringan yang keras sifatnya, seperti tulang, gigi, kuku dan beberapa

lainnya mungkin sekali sangat sukar untuk dibuat sediaan sayatan (kecuali bila

mengalami berbagai perlakuan khusus sebelumnya). Untuk mengatasi hal diatas

tadi, maka umum juga dibuat sediaan dengan metoda gosok. Tulang misalkan tulang

paha, terlebih dahulu dipotong-potong hingga ukuran beberapa mili hingga 1 – 2

cm. Potongan tersebut kemudian digosok pada batu hingga cukup tipis untuk dapat

diamati pada mikroskop (Gunarso, 1989).

F. Metoda Sediaan Supravital

Selain jenis-jenis metoda yang dimanfaatkan materi yang mengalami

matian dan fiksasi. Untuk pengamatan sel-sel darah yang masih hidup umumnya

digunakan zat warna vital seperti Yanus green atau Neutral red, karena sel darah

Page 9: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

mempunyai kemampuan untuk menghisap zat warna pada konsentrasi yang sesuai.

Bila kedua zat warna tersebut dipakai secara bersama-sama maka memungkinkan

kita untuk mengamati mitokondria. Hanya saja akan terjadi perubahan yang sangat

cepat pada sel, karena sel dapat mati oleh kedua warna tadi secara bersamaan

(Gunarso, 1989).

2.2 Definisi Mikrotom

  Mikorotom berasal dari bahasa Yunani yaitu “mikros” berarti kecil, dan

“temnein” yang berarti untuk memotong. Mikrotom adalah mesin untuk mengiris

spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop.

Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk mempersiapkan

sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi. Mikrotom menggunakan

pisau baja, kaca, atau berlian tergantung pada spesimen yang diiris dan ketebalan

yang diinginkan dari bagian yang dipotong.

Berikut adalah definisi mikrotom dari beberapa literatur:

Anonimus (2010) menyatakan bahwa: “Mikrotom adalah mesin untuk

mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan

mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk

mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histology”.

Mohammad (1993: 85) menyatakan bahwa: “Mikrotom adalah alat untuk

memotong irisan tipis untuk pemeriksaan Mikroskopis. Beberapa mikrotom

menggunakan pisau baja dan digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan

hewan atau tumbuhan dalam histology”.

Parjatmo (1993: 58) menyatakan bahwa: “Mikrotom adalah suatu alat

berpresisi tinggi sehingga harus diperlakukan secara hati-hati. Alat ini digunakan

untuk menyayat jaringan sebelum ditempelkan ke atas permukaan slide”.

Pujawati (2002: 75) menyatakan bahwa: Mikrotom adalah Instrumen Ilmiah

yang memotong iris tipis sesuatu untuk pemeriksaan mikroskopis. Alat untuk

membuat bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskopis. Alat mekanis

yang digunakan untuk memotong spesimen biologi menjadi bagian tipis transparan

untuk pemeriksaan mikroskopis. Mikrotom menggunakan baja, kaca atau berlian

Page 10: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

pisau tergantung pada spesimen yang sedang diiris dan ketebalan yang diinginkan

dari bagian yang dipotong.

Mikrotom merupakan instrument ilmiah yang memotong iris tipis sesuatu

untuk pemeriksaan mikroskopis atau suatu alat berpresisi tinggi sehingga harus

diperlakukan secara hati-hati. Alat ini digunakan untuk menyayat jaringan sebelum

ditempelkan ke atas pemukaan kaca objek.

Secara umum, mikrotom mempunyai bagian-bagian yang penting, yaitu:

1. Skala pengatur ketebalan sayatan, biasanya terdapat di bagian kana atas badan

mikrotom. Skala ini dapat digeser ke kiri dan kekanan sesuai dengan ketebalan

sayatan yang diinginkan.

2. Pisau mikrotom, merupakan komponen yang bisa menentukan kualitas sayatan.

3. Pegangan blok jaringan, merupakan koponen yang menghubungkan mikrotom

dengan blok jaringan yang hendak disayat.

4. Pengatur jarak, berfungsi untuk mengatur blok jaringan dengan mata pisau.

2.3 Macam-macam mikrotom

Dari beberapa jenis mikrotom yang ada, jenis-jenis mikrotom yang umum

dikenal dan digunakan dalam mikroteknik adalah:

1. Mikrotom putar

Mikrotom putar umumnya sering digunakan pada metoda paraffin.

Posisi kedudukan pisau tetap, sementara jaringan yang dilekatkan pada holder

bergerak naik turun sehingga diperoleh sayatan yang umumnya berbentuk pita.

Gbr.1 Mikrotom putar

Page 11: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

Gbr.2 Bagian-bagian mikrotom putar

A. Bagian-bagian mikrotom putar:

1. Pisau mengatur batang untuk mencondongkan sudut

2. Sliding pemegang pisau

3. Pemegang untuk mengatur knob

4. Pemegang penguncian batang

5. Knife memperbaiki tombol

6. Parafin blok knob transversal regulating

7. Pengunci blok parafin batang tetap

8. Sekrup blok parafin

9. Parafin blok tombol vertikal regulating

10. Roda pemutar

11. Sectioning knob ketebalan mengatur

12. Tangan roda mengunci batang

B. Spesifikasi mikrotom putar:

1. Rentang ketebalan sectioning: 1-40μm

2. Ketebalan Minimum regulasi: 1μm

3. Sectioning Area: 40mmX30mm

4. Dimensi: 458mmX355mmX285mm

5. Berat: 42kg (apprex)

Page 12: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

C. Cara penggunaan Mikrotom putar:

Gbr.3 Kerja mikrotom putar

Cara Kerja mikrotom pemotongan (mounting) adalah proses pemotongan

blok preparat dengan menggunakan mikrotom. Sebelum melakukan pemotongan

serangkaian persiapan yang harus dilakukan adalah :

1. Persiapan pisau mikrotom. Pisau mikrotom harus diasah sebelum dipakai agar

jaringan dapat dipotong dengan baik dan tidak koyak sehingga didapatkan

jaringan yang baik. Pisau mikrotom kemudian diletakan pada tempatnya di

mikrotom dengan sudut tertentu. Rekatkan blok parafin pada holder dengan

menggunakan spatula atau scalpel. Letakkan tempat duduk blok parafin

beserta blok preparat pada tempatnya pada mikrotom.

2. Persiapan Kaca Objek. Kaca objek yang akan direkatkan preparat harus telah

dicoated (disalut) dengan zat perekat seperti albumin (putih telur), gelatin atau

tespa

3. Persiapan Waterbath atau wadah berisi air hangat dengan temperatur 37-400C

4. Persiapan sengkelit atau kuas. Tehnik pemotongan parafin yang mengandung

preparat adalah sebagai berikut:

a.      Rekatkan blok parafin yang mengandung preparat pada tempat duduknya

di mikrotom. Tempat duduk blok parafin beserta blok parafinnya

kemudian diletakkan pada pemegangnya (holder) pada mikrotom dan

dikunci dengan kuat.

b.     Letak pisau mikrotom pada tempatnya dan atur sudut kemiringannya.

Biasanya sudut kemiringan berkisar 20-30 derajat.

Page 13: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

c.      Atur ketebalan potongan yang diinginkan, biasanya dipakai ketebalan

antara 5-7 mikrometer.

d.     Gerakkan blok preparat ke arah pisau sedekat mungkin dan potonglah blok

preparat secara teratur dan ritmis dengan memutar gagang pemutar pada

mikrotom putar. Buang pita-pita parafin yang awal tanpa jaringan hingga

kita mendapatkan potongan yang mengandung preparat jaringan.

e.      Pita parafin yang mengandung jaringan lalu dipindahkan secara hati-hati

menggunakan sengkelit atau kuas kedalam waterbath yang temperaturnya

diatur 37-40C dan biarkan beberapa saat hingga poita parafin tersebut

mengembang.

f.       Setelah pita parafin terkembang dengan baik, tempelkan pita parafin

tersebut pada kaca objek yang telah dicoated dengan cara memasukkan

kaca objek itu kedalam waterbath dan menggerakkannya ke arah pita

parafin.

g.      Letakkan kaca objek yang berisi pita parafin di atas hotplate dengan

temperatur 40-45C, biarkan selama beberapa jam. Cara lainnya adalah

dengan melewatkan kaca objek di atas api sehingga pita parafin melekat

erat di atas kaca objek.

h.      Setelah air kering dan pita parafin telah melekat dengan kuat, simpan kaca

objek berisi potongan parafin dan jaringan sampai saatnya untuk diwarnai.

2. Mikrotom Sorong

Sliding microtome atau mikrotom sorong, dimana jaringan tetap

posisinya dan pisau yang bergerak maju dan mundur. Mikrotom ini sering

digunakan pada mikroteknik metode paraffin, walau umumnya digunakan pada

penyayatan jaringan yang di tanam dalam celloidin. Biasanya digunakan pada

objek-objek yang keras.

Gbr.1 Mikrotom sorong

Page 14: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

Gbr.2 pisau pada mikrotom sorong

A. Spesifikasi mikrotom sorong:

Mikrotom sorong adalah instrumen standar yang didesain khusus untuk

Laboratorium Penelitian untuk memotong bagian dari parafin serta spesimen

celloiden tertanam. Mikrotom sorong memiliki keuntungan pakan objek vertikal

dengan sekrup mikrometer dan silinder sehingga kaku menyatakan bahwa sempurna

dalam mobilitas di bawah pisau dipastikan bahkan ketika memotong spesimen yang

relatif besar, keras dan homogen. Blok pisau yang berat dipasang pada cara slide

dapat digerakkan sepenuhnya oleh tangan.

Fitur menonjol: kokoh dibangun dengan tubuh ramping. Panjang geser track

27 cm. Memotong Bagian 1-50 mikron dalam langkah satu mikron. Dilengkapi

dengan pemegang pisau kokoh disesuaikan dengan rentang yang berbeda dari sudut

sectioning. Jumlah kunjungan dari 25mm pakan. Maksimum pembukaan tahap objek:

31x26mm. Disediakan dalam kasus kayu lengkap dengan aksesori berikut - Razor A,

Satu Kaca Piring untuk mengasah dan tiga pemegang objek.

Gbr 3. Penggunaan mikrotom sorong

2.3 Penggunaan mikrotom pada berbagai penelitian

Page 15: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

Dalam berbagai jurnal penelitian yang menyangkut tentang struktur

anatomi sel hewan maupun tumbuhan, penggunaan mikrotom dalam penyayatan

spesimen baik daun, batang, atau organ tubuh sering sekali ditemukan dalam

metoda penelitiannya. Misalnya pada jurnal yang berjudul “Studi Anatomi Jenis-

Jenis Daun Averrhoa Di Indonesia untuk Mempertegas Status Taksonominya”

oleh Siti Sunarti, Rugayah dan Eka Fatmawati Tihurua. Dalam penelitiannya,

Siti dan Eka menggunakan metoda paraffin untuk melihat struktur epidermis

dari daun Averhhoa, dan menggunakan mikrotom sebagai alat untuk menyayat

spesimennya. Siti dan Eka melihat struktur jaringan epidermis daun Averrhoa

untuk membedakan jenis yang satu dengan jenis lainnya. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mempertegas status taksonomi dari averrhoa. Status taksonomi

tumbuhan tidak hanya dapat dilihat dari struktur tumbuhan yang tampak saja.

Tapi bisa dilihat dari ukuran lapisan epidermis tumbuhan itu. Ini membuktikan

adanya kaitan antara mikroteknik dan cabang ilmu lainnya, taksonomi misalnya.

Keterampilan membuat preparat dapat memudahkan untuk mengelompokkan

hewan atau tumbuhan berdasarkan ciri jaringannya.

BAB III

Page 16: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Dari apa yang telah kita baca sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan

bahwa dalam pembuatan preparat, sangat dibutuhkan adanya mikrotom.

Mikrotom mampu memotong dan mengiris spesimen menjadi bagian yang tipis

hingga berukuran 6-15 mikron untuk dijadikan preparat sebagai studi histology

(melihat jaringan hewan tumbuhan). Mikrotom yang sering dipakai dalam

pembuatan preparat adalah mikrotom putar dan mikrotom sorong. Kedua

mikrotom ini mempunyai fugsi yang sama dan sama-sama sering dipakai dalam

metoda paraffin, namun berbeda teknis pemotongan. Pada mikrotom putar, pisau

hanya diam, yang bergerak naik turun pada pisau adalah paraffin yang ditempel

pada balok. Sedangkan pada mikrotom sorong, yang bergerak adalah pisaunya

yang maju mundur dengan bantuan tangan untuk memotong paraffin. Namun

mikrotom sorong lebih sering digunakan pada benda atau spesimen yang

mempunyai tekstur yang keras. Mikrotom putar menghasilkan pita paraffin yang

berurutan sehingga memudahkan untuk melakukan pengamatan yang seri.

1.2 Saran

Makalah yang dibuat masih jauh dari sempurna, karena itu, Penulis

menerima masukan, saran, dan kritik yang membangun dan berguna untuk

kemajuan pembuatan makalah selanjutnya di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

Anonima. 2011. Mikrotom http://agekrw17.wordpress.com/2011/06/ 10/mikrotom . Diakses pada tanggal 28 Oktober 2012.

Anonimb. 2011. Mikroteknik. http: wikipedia.com. Di akses tanggal 29 Desember 2008 jam 14.35

Dasumiati, 2008. Diktat Kuliah Mikroteknik. Prodi Biologi Fak.Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Daun. Http: http://fionaangelina.com/2008/04/01/daun/. Di akses tanggal 28 Oktober 2012 jam 14.24

Imron,Tamyis Ali.2008. Pembuatan Preparat Jaringan Tumbuhan Dengan Metode Parafin. Lap.prak mikroteknik Universitas Brawijaya. http://cyber-biology.blogspot.com. Di akses tanggal 28 Oktober 2012 jam 14.02

Rina Aningtyas . Pembuatan Preparat Jaringan Hewan Dengan Metode Parafin. Lap.prak mikroteknik Universitas Brawijaya. http://cyber-biology.blogspot.com. Di akses tanggal 28 Oktober 2012 jam 14.17

Priyanti dan Puji. 2007. Penuntun Praktikum Struktur dan Perkembangan Tumbuhan (Morfologi dan Anatomi Tumbuhan). Laboratorium Terpadu. UIN Jakarta

LAMPIRAN

Page 18: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc

Mikrotom Putar

Mikrotom Sorong

Page 19: makalahmatakuliahmikroteknik-130519033958-phpapp02.doc