Makalahku.presentasi re visi

18
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 Makalah Filsafat Ilmu Sigit Kindarto Page1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara Etimologis kata Filsafat berasal dari Bahasa Yunani Phileinyang berarti Cintaatau “Philia” yang berarti Persahabatandan “Shoposyang mempunyai arti kebijaksanaan, intelegensi. Dengan demikian kata Filsafat (Philoshopia) dapat diartikan sebagai cinta atau kecenderungan akan kebijaksanaan, atau cinta pada pandangan pengetahuan yang bijaksana atau dapat diartikan pula sebagai cinta secara mendalam akan kebijakasanaan atau menurut Win Usuluddin Bernadien (2011 : 2) adalah Cinta sedalam dalamnya akan kearifan terhadap pandangan atau kebenaran (love of wisdom or love the vision of truth). Sedangkan pencetus kata filsafat adalah Pythagoras, mengatakan ia hanyalah orang yang mencintai pengetahuan. Mohammad Adib (2011 : 18) mengatakan bahwa Filsafat berarti “Cinta akan hikmat” atau “Cinta akan pengetahuan”. Secara umum, para filusuf bersepakat akan pengertian etimologis tersebut. Sedangkan pengertian Filsafat secara Terminologi antar para filsuf memberikan pengertian yang berbeda-beda, sebagaimana yang dikutip oleh Mohammad Adib (2011 : 37-38), Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai kebenaran yang asli. Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Rene Descrates filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan dari Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan, Immanuel Kant berpendapat filsafat adalah ilmu yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (teori pengetahuan). Ilmu Pengetahuan menurut John G. Kemey adalah semua pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge collected by means of the scientific method). Prof. Harord H.

Transcript of Makalahku.presentasi re visi

Page 1: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara Etimologis kata Filsafat berasal dari Bahasa Yunani “Philein”

yang berarti Cintaatau “Philia” yang berarti Persahabatandan “Shopos”

yang mempunyai arti kebijaksanaan, intelegensi. Dengan demikian kata

Filsafat (Philoshopia) dapat diartikan sebagai cinta atau kecenderungan akan

kebijaksanaan, atau cinta pada pandangan pengetahuan yang bijaksana atau

dapat diartikan pula sebagai cinta secara mendalam akan kebijakasanaan atau

menurut Win Usuluddin Bernadien (2011 : 2) adalah Cinta sedalam –

dalamnya akan kearifan terhadap pandangan atau kebenaran (love of wisdom

or love the vision of truth). Sedangkan pencetus kata filsafat adalah

Pythagoras, mengatakan ia hanyalah orang yang mencintai pengetahuan.

Mohammad Adib (2011 : 18) mengatakan bahwa Filsafat berarti “Cinta akan

hikmat” atau “Cinta akan pengetahuan”.

Secara umum, para filusuf bersepakat akan pengertian etimologis

tersebut. Sedangkan pengertian Filsafat secara Terminologi antar para filsuf

memberikan pengertian yang berbeda-beda, sebagaimana yang dikutip oleh

Mohammad Adib (2011 : 37-38), Plato berpendapat bahwa filsafat adalah

pengetahuan yang mencoba untuk mencapai kebenaran yang asli. Menurut

Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang

di dalamnya terkandung ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika,

ekonomi, politik dan estetika. Rene Descrates filsafat adalah kumpulan

semua pengetahuan dari Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok

penyelidikan, Immanuel Kant berpendapat filsafat adalah ilmu yang menjadi

pangkal dari semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah

epistemologi (teori pengetahuan).

Ilmu Pengetahuan menurut John G. Kemey adalah semua

pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge

collected by means of the scientific method). Prof. Harord H.

Page 2: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page2

Titusmenerangkan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu metode yang

digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang obyektif dan dapat diperiksa

kebenarannya (Mohammad Adib, 2011 : 49). Menurut Jujun S.

Suriasumantri, ilmu adalah salah satu dari buah pemikiran manusia dalam

menjawab pertanyaan – pertanyaan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa

filsafat adalah segenap pemikiran reflektif, radikal dan mendasar serta

komprehensif atas berbagai persoalan, sedangkan ilmu pengetahuan adalah

kajian sistematis berdasar kaidah – kaidah ilmiah dari segi kehidupan

manusia untuk mewujudkan kesejahteraan / kebenaran.

Untuk mendalami bahasan dalam makalah ini maka hanya difokuskan

pada rumusan permasalahan yaitu :

1. Apa saja yang termasuk dalam objek studi filsafat itu ?

2. Apa saja yang termasuk dalam objek studi ilmu pengetahuan itu ?

Page 3: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page3

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

A. Obyek Studi Filsafat

Sebagai suatu studi, filsafat tentu memiliki bahasan sebagaimana

tersirat dalam pengertian yang telah diuraikan dalam bagian pendahuluan di

atas. Mengenai hal ini, para pembahas filsafat memahami obyek studi dari

Filsafat dalam dua hal yaitu terdiri atas obyek formal dan obyek material.

Muhammad Adib (2011 : 16) menjelaskan Objek formal filsafat

(lapangannya) dan obyek material filsafat(sudut pandang) adalah segala yang

sesuatu yang dipermasalahkan oleh filsafat. Menurut Dr. Oemar Amin

Hosein, obyek material filsafat adalah segala bentuk pemikiran manusia

tentang segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Para filosof membagi

objek filsafat atas tiga bagian, yaitu :

1. yang ada dalam alam empiris (fakta / realita),

2. yang ada dalam pikiran,

3. yang ada dalam kemungkinan.

Adapun, objek materal filsafat adalah sudut pandang yang

menyeluruh, radikal dan rasional tentang segala yang ada dengan pembahasan

pada tingkat hakikat (essensi). Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan

dengan ilmu karena ilmu hanya terbatas pada persoalan yang empiris saja,

sedangkan filsafat mencakup yang empiris dan yang non-empiris.

Objek ilmu terkait dengan filsafat pada objek empiris. Di samping itu,

secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya filsafat yang

melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara sistematis, rasional

dan logis termasuk yang empiris. Setelah berjalan beberapa lama kajian yang

terkait dengan hal empiris semakin bercabang dan berkembang, sehingga

menimbulkan spesialisasi dan menampakkan kegunaan yang praktis. Inilah

proses terbentuknya ilmu secara berkesinambungan. Filsafatlah yang

menyediakan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan setelah itu, ilmu

berkembang sesuai dengan spesialisasi masing-masing, sehingga ilmulah

Page 4: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page4

secara praktis “njajah deso milang kori” dan setelah didahuluioleh filsafat

yang “mbatat alas”. Kemudian filfasat kembali ke laut lepas untuk

berspekulasi dan melakukan eksploitasi lanjutan. Oleh karenanya filsafat

disebut sebagai the mother of science (H.M. Rasjidi : 1984).

Untuk lebih jelasnya obyek studi filsafat dapat diskemakan sebagai

berikut :

Gambar 1 Obyek Studi Filsafat

Obyek formalfilsafat adalah obyek yang diperhatikan atau obyek yang

diselidiki secara menyeluruh oleh filsafat yaitu “ada”, maksudnya segala

sesuatu yang bersifat formal kongkrit, manusia, benda yang dapat dilihat,

dirasa dan diraba maupun yang wujud lain yang bersifat immaterial seperti

hal – hal yang tidak tampak / ghoib, semuanya itu menjadi kajian filsafat.

Sedangkan yang mungkin ada adalah segala sesuatu yang bersifat

abstrak, konseptual maupun spiritual tetapi dapat dipahami dan dimengerti

oleh akal (intelegeable) atau hati manusia. Namun perlu diberikan penekanan

bahwa dalam perspektif doktrinal religius, Tuhan dan hal – hal yang bersifat

ghoib tidak disebut sebagai “yang mungkin ada” tetapi diyakini sebagai

sesuatu yang sungguh – sungguh ada.

Obyek Studi

Filsafat

Obyek Formal

Ada Dalam Empiris

Ada dalam Pikiran

Obyek Material

Sudut Pandang untuk clarification, holistik, integral dan radikal essensial

Page 5: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page5

Dengan demikian obyek formal filsafat sedemikian luas, seluas alam

raya, dan seradikal pemikiran otak manusia.

Dalam kajian obyek material, filsafat adalah sudut pandang atau

bagian tertentu yang diperhatikan dari keseluruhan obyek, dengan tujuan

mencari keterangan (clarification) yang utuh (holistik dan integral) dan

sedalam – dalamnya (radikal) untuk mengetahui hakikat atau essensial dari

suatu kajian / permasalahan. Dengan kata lain obyek material filsafat ini

adalah cara pandang seseorang terhadap obyek formal secara filosofis

misalnya pandangan terhadap tingkah laku baik buruk yang dipandang

dengan etika, indah – buruk dikaji dari sudut padang estetika.

Menurut Win Usuluddin Bernadien (2011 : 14-17), ada tiga hal yang

mendorong manusia untuk berfilsafat, baik yang mengkaji secara material

maupun formal yaitu :

1. Keheranan

Menurut Harry Hamersma berpendapat bahwa rasa heran merupakan

asal dari filsafat. Aristoteles mengungkapkan bahwa di dalam segala

kegiatan manusia sehari – hari, filsafat (dengan rasa heran sebagai

stimulusnya) selalu berusaha untuk menelusuri kembali bahkan terus

bertanya tentang segala apa. Kemampuan untuk mengadakan renungan

filsafat mengangkat martabat manusia. Sedangkan Gabriel Marcel

mengunkapkan bahwa dengan keheranan atau kekaguman seseorang

mengambil sikap yang menjadikan realitas bukan hanya sebagai fakta

tetapi sebagai misteri.

2. Kesangsian

Rene Descartesmenjelaskan bahwa “berpikir” itu sesungguhnya adalah

“menyadari”. Jika seseorang sangsi terhadap sesuatu , maka sesungguhnya

seseorang itu menyadari bahwa dirinya sedang sangsi terhadap sesuatu.

Skeptisme ini akan mendorong manusia untuk berusaha mencari suatu

kebenaran yang menjadi fondasinya.

Page 6: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page6

3. Kesadaran akan Keterbatasan

Seseorangakan mulai berfilsafat jika menyadari bahwa dirinya sangat kecil

dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Saat

itulah dirinya merasa sangat terbatas dan terikat terutama pad waktu

mengalami penderitaan atau kegagalan. Dengan kesadaran akan

ketebatasan dirinya ini bahwa di luar dirinya yang terbatas pasti ada

sesuatu yang tidak terbatas, yaitu Tuhan.

Untuk dapat memahami obyek kajian filsafat tersebut di atas, berikut ini

digambarkan kerangka sistemnya :

Perincian

Persoalan Aktivitas Bentuk

a. Metafisika

b. Epistemologis

c. Metodologis

d. Logis

e. Etis

1. Analisis

2. Komprehensi

3. Deskripsi

4. Evaluasi

5. Interpretasi

i. Kearifan hidup

ii. Pandangan hidup

iii. Sistem pemikiran

iv. Keyakinan dasar

v. Kebenaran filsafati

Sumber : Win Usuluddin Bernadien (2011 : 34)

Gambar 2. Kerangka Sistem Filsafat

Dari kerangka di atas dapat dijelaskan bahwa yang mengkaji secara filsafati

adalah mereka yang tidak henti – hentinya menyelami berbagai problema

oleh diri dan masyarakatnya kemudian berpikir seraya melakukan penguraian

(analisis), pemahaman (komprehensi), penggambaran (deskripsi), penilaian

(evaluasi), penafsiran (interpretasi), dan perekaan (spekulasi) untuk mencari

INPUT CONVERSION OUTPUT

Persoalan Proses reflektif dari

budi manusia

Pengetahuan

Filsafati

Page 7: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page7

jawaban atau menemukan penyelesaian paling tepat bagi problematika yang

dihadapi. Kemudian manusia dengan metode tertentu akan merumuskan

berbagai capaian pemikirannya yang berupa kearifan hidup, maupun

pandangan dunia, sistem pemikiran, keyakinan dasar ataupun kebenaran

filsafati untuk di transformasikan kepada kegunaan bersama.

B. Obyek Studi Ilmu Pengetahuan

Manusia dikenal sebagai makhluq berfikir (homo sapiens). Dan hal

inilah yang menjadikan manusia istimewa dibandingkan makhluk lainnya.

Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya

mampu mengembangkan pengetahuan. Dia mengetahui mana yang benar dan

mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang

jelek. Secara terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan. Dalam

melakukan pilihan ini manusia berpegang pada pengetahuan. Pengetahuan ini

mampu dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama, yaitu: pertama,

manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan

jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua, kemampuan

berfikir menurut suatu kerangka berfikir tertentu. Kedua faktor diatas sangat

berkaitan erat. Terkadang sebagian manusia begitu sulit untuk

mengkomunikasikan informasi, pengetahuan dan segala yang ingin

dikomunikasikannya. Hal ini salah satunya dikarenakan tidak terstrukturnya

kerangka fikir. Kerangka fikir akan terstruktur ketika obyek dari apa yang

ingin dikomunikasikan jelas. Begitupun ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan diperoleh dari pengalaman (emperi) dan dari akal

(ratio). Sehingga timbul faham atau aliran yang disebut empirisme dan

rasionalisme (Mikhael Dua : 2011). Aliran empirisme yaitu faham yang

menyusun teorinya berdasarkan pada empiri atau pengalaman. Tokoh-tokoh

aliran ini misalnya David Hume (1711-1776), John Locke (1632-1704),

Berkley.

Sedang rasionalisme menyusun teorinya berdasarkan ratio. Tokoh-tokoh

aliran ini misalya Spinoza, Rene Descartes. Metode yang digunakan aliran

Page 8: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page8

emperisme adalah induksi, sedang rasionalisme menggunakan metode

deduksi. Immanuel Kant adalah tokoh yang mensintesakan faham empirisme

dan rasionalisme.

Ilmu pengetahuan, diperoleh dari pemecahan suatu masalah keilmuan.

Tidak ada masalah, berarti tidak ada solusi. Tidak ada solusi berarti tidak

memperoleh metode yang tepat dalam memecahkan masalah. Ada metode

berarti ada sistematika ilmiah.

Permasalahan merupakan obyek dari ilmu pengetahuan. Permasalahan

apa yang coba dipecahkan atau yang menjadi pokok bahasan, itulah yang

disebut obyek. Dalam arti lain, obyek dimaknai sebagai sesuatu yang

merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan.

Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai obyek. Obyek dapat

dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: Obyek material dan obyek formal.

Yang disebut obyek material adalah sasaran material suatu

penyelidikan, pemikiran atau penelitian ilmu. Sedangkan menurut Surajiyo

dkk. obyek material dimaknai dengan suatu bahan yang menjadi tinjauan

penelitian atau pembentukan pengetahuan. Obyek material juga berarti hal

yang diselidiki, dipandang atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Obyek

material mencakup apa saja, baik yang konkret maupun yang abstrak, yang

materil maupun yang non-materil. Bisa pula berupa hal-hal, masalah-

masalah, ide-ide, konsep-konsep dan sebagainya. Misal: objek material dari

sosiologi adalah manusia. Contoh lainnya, lapangan dalam sejarah adalah

latar belakang suatu peristiwa, proses terjadinya dan ending dari kejadian

tersebut kemudian dianalisa untuk dibuat historiografinya.

Istilah obyek material sering juga disebut pokok persoalan (subject

matter). Pokok persoalan ini dibedakan atas dua arti, yaitu:

Pokok persoalan ini dapat dimaksudkan sebagai bidang khusus dari

penyelidikan faktual. Misalnya: penyelidikan tentang

peristiwaLengsernya Presiden Suharto termasuk kajian ilmu sejarah,

penyelidikan tentang perilaku sosialtermasuk penelitian bidang

sosiologi dan sebagainya.

Page 9: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page9

Dimaksudkan sebagai suatu kumpulan pertanyaan pokok yang saling

berhubungan. Misalnya: sosiologi dan antropologi keduanya berkaitan

dengan masyarakat. Sosiologi mempelajari strukturnya sedangkan

Antropologi mempelajari budayanya. Kedua ilmu tersebut dapat

dikatakan memiliki pokok persoalan yang sama, namun juga dikatakan

berbeda. Perbedaaan ini dapat diketahui apabila dikaitkan dengan

corak-corak pertanyaan yang diajukan dan aspek-aspek yang diselidiki

dari masyarakat tersebut.

Obyek formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan

bertahap menurut segi-segi yang dimiliki obyek materi dan menurut

kemampuan seseorang. Obyek formal diartikan juga sebagai sudut pandang

yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan

itu, atau sudut pandang darimana obyek material itu disorot. Obyek formal

suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang

sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu obyek material dapat

ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang

berbeda-beda. Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan

mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu. Dengan kata lain, “tujuan

pengetahuan sudah ditentukan.

Misalnya, obyek materialnya adalah “manusia”, kemudian, manusia

ini ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga ada beberapa

ilmu yang mempelajari manusia, diantaranya: psikologi, antropologi,

sosiologi, etnologi dan sebagainya.

Untuk kajian obyek ilmu pengetahuan ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Obyek Studi

Ilmu Pengetahuan

Obyek

Material

Obyek

Formal

Subject

Matter

Sudut

Pandang

Contoh

Manusia

Perilaku, budaya,

kejiwaan

Gambar 3. Obyek Studi Ilmu Pengtahuan

Page 10: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page10

1. Batas-batas Ilmu Pengetahuan.

Menurut Immanuel Kant apa yang dapat kita tangkap dengan panca

indera itu hanya terbatas pada gejala atau fenomena, sedang substansi

yang ada di dalamnya tidak dapat kita tangkap dengan panca indera

disebut nomenon. Apa yang dapat kita tangkap dengan panca indera itu

adalah penting, pengetahuan tidak sampai disitu saja tetapi harus lebih

dari sekedar yang dapat ditangkap panca indera.

Yang dapat kita ketahui atau dengan kata lain dapat kita tangkap

dengan panca indera adalah hal-hal yang berada di dalam ruang dan

waktu. Yang berada di luar ruang dan waktu adalah di luar jangkauan

panca indera kita, itu terdiri dari 3 (tiga) ide regulatif: 1) ide kosmologis

yaitu tentang semesta alam (kosmos), yang tidak dapat kita jangkau

dengan panca indera, 2) ide psikologis yaitu tentang psiche atau jiwa

manusia, yang tidak dapat kita tangkap dengan panca indera, yang dapat

kita tangkap dengan panca indera kita adalah manifestasinya misalnya

perilakunya, emosinya, kemampuan berpikirnya, dan lain-lain, 3) ide

teologis yaitu tentang Tuhan Sang Pencipta Semesta Alam.

2. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan

Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan cabang filsafat yang

menelaah baik ciri-ciri ilmu pengetahuanmaupun cara-cara memperoleh

ilmu pengetahuan. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Sistematis.

Ilmu pengetahuan ilmiah bersifat sistematis artinya ilmu

pengetahuan ilmiah dalam upaya menjelaskan setiap gejala selalu

berlandaskan suatu teori. Atau dapat dikatakan bahwa teori

dipergunakan sebagai sarana untuk menjelaskan gejala dari

kehidupan sehari-hari. Tetapi teori itu sendiri bersifat abstrak dan

merupakan puncak piramida dari susunan tahap-tahap proses mulai

dari persepsi sehari-hari/ bahasa sehari-hari, observasi/konsep

ilmiah, hipotesis, hukum dan puncaknya adalah teori.

Page 11: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page11

Ciri-cirisistematis dari ilmu pengetahuan tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 4 :Piramida Ilmu Pengetahuan Ilmiah

1) Persepsi sehari-hari (bahasa sehari-hari).

Dari persepsi sehari-hari terhadap fenomena atau fakta yang

biasanya disampaikan dalam bahasa sehari-hari diobservasi agar

dihasilkan makna. Dari observasi ini akan dihasilkan konsep ilmiah.

2) Observasi (konsep ilmiah).

Untuk memperoleh konsep ilmiah atau menyusun konsep ilmiah

perlu ada definisi.

3) Hipotesis

Dari konsep ilmiah yang merupakan pernyataan-pernyataan yang

mengandung informasi, 2 (dua) pernyataan digabung menjadi

proposisi. Proposisi yang perlu diuji kebenarannya disebut hipotesis.

4) Hukum

Hipotesis yang sudah diuji kebenarannya disebut dalil atau hukum.

5) Teori

teori

hukum

hipotesa

Hasil observasi (konsep ilmiah)

Persepsi sehari-hari (bahasa sehari-hari)

Page 12: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page12

Keseluruhan dalil-dalil atau hukum-hukum yang tidak

bertentangan satu sama lain serta dapat menjelaskan fenomena disebut

teori.

b. Dapat dipertanggungjawabkan.

Ilmu pengetahuan dapat dipertanggungjawabkan melalui 3 (tiga)

macam sistem, yaitu:

1) Sistem axiomatis

Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu fenomena atau

gejala sehari-hari mulai dari kaidah atau rumus umum menuju rumusan

yang khusus atau konkret. Atau mulai teori umum menuju

fenomena/gejala konkret. Cara ini disebut deduktif-nomologis.

Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu-ilmu formal,

misalnya matematika.

2) Sistem empiris

Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu teori mulai dari

gejala/ fenomena khusus menuju rumus umum atau teori. Jadi bersifat

induktif dan untuk menghasilkan rumus umum digunakan alat bantu

statistik. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu

pengetahuan alam dan sosial.

3) Sistem semantik/linguistik

Dalam sistem ini kebenaran didapatkan dengan cara menyusun

proposisi-proposisi secara ketat. Umumnya yang menggunakan

metode ini adalah ilmu bahasa (linguistik).

c. Objektif atau Intersubjektif

Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat mandiri atau milik orang

banyak (intersubjektif). Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat otonom dan

mandiri, bukan milik perorangan (subjektif) tetapi merupakan konsensus

antar subjek (pelaku) kegiatan ilmiah. Dengan kata lain ilmu pengetahuan

ilmiah itu harus ditopang oleh komunitas ilmiah.

Page 13: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page13

Oleh karena banyaknya obyek kajian dari ilmu pengetahuan, maka dapat

digambarkan dalam skema di bawah ini :

Sumber : http://paparisa.unpatti.ac.id

Gambar 5. Pohon Ilmu Pengetahuan

C. Perbedaan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan

Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki 2 macam objek, yaitu objek

material dan objek formal. Objek material adalah suatu yang dijadikan

sasaran penyelidikan, seperti peristiwapenting manusia adalah objek material

sejarah. Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek

material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif.

Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematif dan radikal juga

memiliki objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah

Page 14: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page14

segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang nampak dan ada yang

tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang

tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filosof membagi objek

material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris, yang

ada dalam pikiran dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun, objek formal

filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal dan rasional tentang

segala yang ada. Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu

karena ilmu hanya terbatas pada persoalan yang empiris saja, sedangkan

filsafat mencakup yang empiris dan yang non-empiris.

Objek ilmu terkait dengan filsafat pada objek empiris. Di samping itu,

secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya filsafat yang

melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara sistematis, rasional

dan logis termasuk yang empiris. Setelah berjalan beberapa lama kajian yang

terkait dengan hal empiris semakin bercabang dan berkembang, sehingga

menimbulkan spesialisasi dan menampakan kegunaan yang praktis. Inilah

proses terbentuknya ilmu secara berkesinambungan.

Karena itu, filsafat oleh para filosof disebut sebagai induk ilmu, dari

filsafatlah ilmu-ilmu modern dan kontemporer berkembang, sehingga

manusia dapat menikmati ilmu dan sekaligus buahnya, yaitu teknologi (Jujun

Sumantri : 2005). Awalnya, filsafat terbagi pada teoritis dan praktis. Filsafat

teoritis mencakup metafisika, fisika, matematika dan logika, sedangkan

filsafat praktis adalah ekonomi, politik, hukum dan etika. Setiap bidang ilmu

ini kemudian berkembang dan menspesialisasi, seperti metafisika

berkembang menjadi sosiologi, sosiologi berkembang menjadi sosologi

perusahaan, sosiologi kedokteran, sosiologi kesehatan dan lain sebagainya

(Surajiyo : 2007).

Perkembangan ini dapat diibaratkan sebuah pohon dengan cabang dan

ranting yang semakin lama semakin rindang. Bahkan dalam perkembangan

berikutnya, filsafat tidak hanya dipandang sebagai induk dan sumber ilmu,

tetapi sudah merupakan dari ilmu itu sendiri yang mengalami spesialisasi.

Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak dapat hanya berada pada laut lepas,

Page 15: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page15

tetapi diharuskan juga dapat membimbing ilmu. Di sisi lain, perkembangan

ilmu yang sangat cepat tidak saja membuat ilmu semakin jauh dari induknya,

tetapi juga mendorong munculnya organisasi dan bahkan

kompartementalisasi yang tidak sehat antara satu bidang ilmu dengan yang

lainnya.

Tugas filsafat di antaranya adalah menyatukan visi keilmuan itu

sendiri agar tidak terjadi bentrokan antara berbagai kepentingan. Dalam

konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk

dikaji dan didalami. Ilmu sebagai objek kajian filsafat sepatutnya mengikuti

alur filsafat, yaitu objek material yang didekati lewat pendekatan radikal,

menyeluruh dan rasional. Begitu juga sifat pendekatan spekulatif dalam

filsafat sepatutnya merupakan bagian dari ilmu karenanya ilmu dilihat pada

posisi yang tidak mutlak, sehingga masih ada ruang untuk berspekulasi demi

pengembangan ilmu itu sendiri.

Diantara 2 objek kajian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

perbedaan diantara obyek material dan formal filsafat ilmu yakni bahwa

obyek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup

ada yang nampak dan ada yang tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia

empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika.

Sedangkan obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek

material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan

bidang kegiatan yang bersangkutan. Menurut sudut pandang saya sebagai

seorang guru antara 2 obyek kajian tersebut yakni obyek material dan obyek

formal dari filasafat ilmu, objek material dan formal dalam filsafat ilmu

sangat berkaitan erat. Obyek formal digunakan sebagai metode analisis atau

cara pendekatan bagi obyek material yang ada. Jika cara pendekatan itu logis,

konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat.

Berikut digambarkan perbedaan antara Filsafat dengan Ilmu

Pengetahuan

Page 16: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page16

Kajian Filsafat Ilmu Pengetahuan

Obyek Formal Segala yang ada, realita /

fakta

Sasaran Penelitian

(Subyect Matter)

Obyek Material

Sudut pandang yang

radikal,komprehensif

dan holistik

Metodologi

Cakupan Sangat luas Khusus / spesialisasi

Historis The Mother of Science Product

Tabel 1. Tabel Perbedaan Kajian Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan

BAB III

Page 17: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page17

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penjelasan di atas dapat memberikan gambaran kepada kita untuk

mengambil kesimpulan bahwa apabila dilihat dan sisi obyeknya, filsafat

mengkaji dua hal yaitu obyek material (obyek substantif) dan obyek formal

(obyek instrumentatif).

Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal

makna dan nilai-nilai. Pengertian filsafat disederhanakan sebagai proses dan

produk, yang mencakup pengertian filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu,

konsep, teori, dan sistem tertentu yang merupakan hasil dari proses berfilsafat

sebagai problem solving atas berbagai problema yang dihadapi manusia.

Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan hasil kajian dari pola pikir

manusia terhadap suatu pokok masalah tertentu (subyect matter) berdasarkan

kaidah – kaidah tertentu yang sudah normatif sifatnya. Pokok kajian ilmu

pengetahuan bersifat khusus (spesialisasi).

Filsafat berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula

dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang menjadi

tujuan hidupnya. Dengan belajar filsafat, tidak menyebabkan kita untuk

berhenti belajar, karena dalam filsafat tidak akan pernah akan dapat

mengatakan selesai belajar.

B. Saran

1. Belajar filsafat tidak hanya mengandalkan pada kontemplasi, tetapi perlu

ketajamam analisa

2. Ilmu pengetahuan yang diperoleh tidak berguna bila tidak dibagi atau

diberikan kepada orang lain

3. Dari pembaca diharapkan kritik konstruktifnyaguna perbaikan berikutnya

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Makalahku.presentasi re visi

Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page18

Muhammad Adib. (2011). Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

H.M. Rasjidi. (1984). Persoalan – Persoalan Filsafat. Jakarta : Bulan Bintang.

http://paparisa.unpatti.ac.iddiakses pada 20 Agustus 2012

Jujun Sumantri. (2005). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :

Pustaka Sinar Harapan.

Surajiyo. (2007). Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta :

Bumi Aksara.

Win Usuluddin Bernadien. (2011). Membuka Gerbang Filsafat. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.