MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn...

16
Mineral yang didapatkan berupa mineral magnetik dan bukan magnetik yang merupakan mineral pengotor. Mineral magnetik berupa magnetit lepas dan magnetit ikat dengan mineral olivin, piroksin, biotit, dan hornblenda. Sedangkan mineral bukan magnetik berupa kuarsa, plagioklas, K-feldspar, zirkon, rutil, dan karbonat/fosil. Pada pasir halus (ukuran 100 #) kandungan magnetit ikat serta asosiasi mineral lain yang mengandung unsur besi mencapai 37,41% sedangkan magnetit lepas 16,73%. Pada pasir kasar-sedang (ukuran 50 #) kandungan magnetit ikat 22,47% dan magnetit lepas 11,47%. Mineral magnetik sebagian besar terdapat pada pasir halus dengan ukuran +100# hingga -100#. Pola sebaran mineral bersifat magnetik pada fraksi kasar maupun halus cenderung meningkat ke arah timur (Kutoarjo). Sedangkan mineral bukan magnetik seperti kuarsa, plagioklas, k-feldspar dan zirkon semakin tinggi kandungannya ke arah barat. Perbedaan karakteristik sebaran mineral karena kontrol geologi dan proses liberasi magnetit yang berbeda. Pasir Besi, Mineralogi, Magnetit Kata Kunci : DISTRIBUSI MINERALOGI PASIR BESI PADAJALUR PANTAI SELATAN KEBUMEN – KUTOARJO Oleh: Chusni ANSORI , SUDARSONO , SAEFUDIN 1) 2) 3) 1) dan 3) Peneliti Madya, LIPI – Karangsambung, Kebumen, 2) Peneliti Madya, Puslit Geoteknologi – LIPI, SARI The obtained minerals consist of magnetic and non magnetic mineral as gangue mineral. Magnetic mineral present as free magnetite and bond magnetite with olivine, pyroxene, biotite and hornblende. The non magnetic mineral such as quartz, plagioclase, K-feldpars, zircon, rutile and carbonate/fossils. In fine sand (100#) the content of bound magnetite and associated mineral containing iron reaches 37,41% and free magnetite 16,73%. While coarse – medium sand (50 #), bond magnetite reaches 22,47% and free magnetite 11,47%. Distribution of magnetic mineral in fine – coarse sand tends to increase east ward (Kutoarjo), but non magnetic mineral such as quartz, plagioclase, K-feldspar and zircon increase to west ward (Kebumen). The difference of characteristics may be caused by geological and magnetite liberation control. Iron Sand, Mineralogy, Magnetite mineral Key Words : ABSTRACT MAKALAH ILMIAH 81 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 2011 2 operasional penambangan telah resmi dihentikan dan sedang dalam proses pengkajian penutupan tambang (Danny, 2005). Pemanfaatan bahan tambang pasir besi di Indonesia cukup beragam. Pasir besi dalam bentuk bahan mentah atau raw material dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam industri semen dan industri pembuatan baja. Menurut keberadaan unsur Fe tersebut umumnya berasal dari mineral magnetit (Fe O ), serta mineral magnetik lain seperti hematite (Fe O ) dan ilmenit (FeTiO ). Secara geografis, posisi pantai selatan Purworejo - Kebumen berada diantara daerah Fatni Mufit dkk (2006), 3 4 2 3 3 Pantai selatan Jawa secara umum memiliki potensi bahan tambang pasir besi yang bernilai ekonomis. Di pantai selatan Jogjakarta khususnya di sekitar muara Sungai Progo memiliki cadangan 605 juta ton pasir besi atau sebanding dengan 65 juta ton Fe dengan luas area pantai sepanjang 22 km dan lebar 1.8 km. Di pantai selatan Cilacap penambangan telah dilakukan sejak tahun 1960 – 1972 di bawah konsesi PT. Antam, Tbk. Aktivitas penambangan pasir besi di daerah ini telah memproduksi 300.000 ton konsentrat bijih besi/tahun sejak tahun 1971 – 1978, terutama untuk memenuhi target ekspor ke Jepang. Sejak 1 Oktober 2003 PENDAHULUAN

Transcript of MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn...

Page 1: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Mineral yang didapatkan berupa mineral magnetik dan bukan magnetik yang merupakanmineral pengotor. Mineral magnetik berupa magnetit lepas dan magnetit ikat dengan mineralolivin, piroksin, biotit, dan hornblenda. Sedangkan mineral bukan magnetik berupa kuarsa,plagioklas, K-feldspar, zirkon, rutil, dan karbonat/fosil. Pada pasir halus (ukuran 100 #)kandungan magnetit ikat serta asosiasi mineral lain yang mengandung unsur besi mencapai37,41% sedangkanmagnetit lepas 16,73%. Pada pasir kasar-sedang (ukuran 50 #) kandunganmagnetit ikat 22,47% dan magnetit lepas 11,47%. Mineral magnetik sebagian besar terdapatpada pasir halus dengan ukuran +100# hingga -100#. Pola sebaran mineral bersifat magnetikpada fraksi kasar maupun halus cenderung meningkat ke arah timur (Kutoarjo). Sedangkanmineral bukan magnetik seperti kuarsa, plagioklas, k-feldspar dan zirkon semakin tinggikandungannya ke arah barat. Perbedaan karakteristik sebaran mineral karena kontrol geologidanproses liberasimagnetit yangberbeda.

Pasir Besi,Mineralogi,MagnetitKataKunci :

DISTRIBUSI MINERALOGI PASIR BESI PADA JALUR PANTAI SELATANKEBUMEN – KUTOARJO

Oleh:Chusni ANSORI , SUDARSONO , SAEFUDIN1) 2) 3)

1) dan 3) Peneliti Madya, LIPI – Karangsambung, Kebumen,2) Peneliti Madya, Puslit Geoteknologi – LIPI,

SARI

The obtained minerals consist of magnetic and non magnetic mineral as gangue mineral.Magnetic mineral present as free magnetite and bond magnetite with olivine, pyroxene, biotiteand hornblende. The nonmagneticmineral such as quartz, plagioclase, K-feldpars, zircon, rutileand carbonate/fossils. In fine sand (100#) the content of bound magnetite and associatedmineral containing iron reaches 37,41% and free magnetite 16,73%. While coarse – mediumsand (50 #), bond magnetite reaches 22,47% and free magnetite 11,47%. Distribution ofmagnetic mineral in fine – coarse sand tends to increase east ward (Kutoarjo), but nonmagneticmineral such as quartz, plagioclase, K-feldspar and zircon increase to west ward (Kebumen).The difference of characteristics may be caused by geological andmagnetite liberationcontrol.

IronSand,Mineralogy,Magnetite

mineral

KeyWords :

ABSTRACT

MAKALAH ILMIAH

81Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

operasional penambangan telah resmidihentikan dan sedang dalam proses pengkajianpenutupan tambang (Danny, 2005).

Pemanfaatan bahan tambang pasir besi diIndonesia cukup beragam. Pasir besi dalambentuk bahan mentah atau raw materialdimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalamindustri semen dan industri pembuatan baja.Menurut keberadaanunsur Fe tersebut umumnya berasal dari mineralmagnetit (Fe O ), serta mineral magnetik lainseperti hematite (Fe O ) dan ilmenit (FeTiO ).

Secara geografis, posisi pantai selatanPurworejo - Kebumen berada diantara daerah

Fatni Mufit dkk (2006),

3 4

2 3 3

Pantai selatan Jawa secara umum memilikipotensi bahan tambang pasir besi yang bernilaiekonomis. Di pantai selatan Jogjakartakhususnya di sekitar muara Sungai Progomemiliki cadangan 605 juta ton pasir besi atausebanding dengan 65 juta ton Fe dengan luasarea pantai sepanjang 22 km dan lebar 1.8 km. Dipantai selatan Cilacap penambangan telahdilakukan sejak tahun 1960 – 1972 di bawahkonsesi PT. Antam, Tbk. Aktivitas penambanganpasir besi di daerah ini telah memproduksi300.000 ton konsentrat bijih besi/tahun sejaktahun 1971 – 1978, terutama untuk memenuhitarget ekspor ke Jepang. Sejak 1 Oktober 2003

PENDAHULUAN

Page 2: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

82 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

perkembangan garis pantai ke selatan yangsejajar berarah barat – timur.

Di dataran pantai selatan Jawa Tengahtermasuk dataran Purworejo, diendapkan bahanrombakan batuan tua sehingga membentukEndapanAluvium. Dari data pemboran, di bawahendapan pasir pantai mulai kedalaman 64 mterdapat sedimen lempung pasiran kayamoluskayang mencirikan endapan laut dangkal sampairawa, berumur Plio-Plistosen (Sanyoto, 2007, :dalamBronto, 2007).

Metode

HASILDANANALISIS

Penelitian lapangan

Studi ini meliputi penelitian lapangan danlaboratorium. Penelitian lapangan dilakukandengan melakukan pemboran tangan (

) hingga kedalaman 2 m, untukmendapatkan perconto pasir besi. Penelitianlaboratorium menggunakan metode analisismineralogi butir yang sebelumnya dilakukanseparasi pasir besi pada 4 fraksi ukuran butiryaitu : +30 #, -30+50 #, -50+100 #, -100 # danditimbang setiap fraksi. Metode analisis beratmineral dilakukan dengan , yaitumenghitung %volume setiap jenis mineraldibawah mikroskop binokuler. Prosentase beratmineral dihitung dengan mengalikan % volumedengan berat jenis masing masing mineral dandisesuaikan dengan berat timbangan untuk tiap-tiap fraksi.

Pasir besi utamanya terdapat padaendapan alluvium pantai muda (APM) dimulaidari garis pantai selatan sebelah timur tinggianKarangbolong hingga Sungai Wawar diPurworejo dengan lebar areal mencapai 4 km.EndapanAPMditandai dengan gumuk pasir yangmembentuk pematang pantai berarah barat –timur diantara lembah sejajar garis pantai(Bronto, 2007). Pematang pantai umumnyatelah dimanfaatkan sebagai pemukiman ataukebun campuran karena mempunyai elevasilebih tinggi dibanding sekitarnya, sementara itulembahnya merupakan lahan persawahan suburdengan litologi pasir halus hingga lempung.

Di daerah penelitian (Gambar 1) pasirbesi terdapat pada areal sepanjang 39,16 kmserta lebar bervariasi 1, 8 km (bagian timur)hingga 3,4 km (bagian barat) yang terbagikedalam daerah I, II dan III. Adapun luas daerah I(timur S. Wawar) 1703.585 hektar, daerah II (S.Wawar – S. Luk Ulo) 4434.928 hektar dan daerahIII (S. Luk Ulo – S. Cincingguling) 5362.290hektar (Ansori dkk, 2010). Perconto diambil padajalur selatan (sekitar 500m dari laut), jalur tengah( sekitar 1 km) danUtara (sekitar 1,5 km) .

handauger

picking

prospek pasir besi di Kabupaten Cilacap danKabupaten Kulonprogo. Keberadaan sungaibesar yang berhulu pada batuan produk gunungapi, memungkinkan keberadaan endapanresidual pasir besi di bagian hilirnya. Sumberpasir besi di pantai selatan Jogjakartadipengaruhi oleh keberadaan DAS Progo yangberhulu di Gunung Merapi. Keberadaan potensipasir besi di muara Sungai Bogowonto danWawar diperkirakan berkaitan dengan produkgunung api. Sedangkan kemungkinan potensipasir besi pada muara Sungai Luk Ulo berasaldari kompleks mélange Luk Ulo yang berumurPra-Tersier serta batuan vulkanik FormasiWaturanda. Keberadaan DAS Bogowonto,Cokroyasan, Wawar, Luk Ulo dan Telomoyoyang bermuara di pantai selatan KabupatenPurworejo-Kebumenmenarik untuk dikaji potensipasir besinya. Potensi pasir besi ini berkaitandengan sifat dan karakteristik mineral magnetikyang terdapat di dalam pasir besi. Adanya variasimineral magnetik di dalam pasir besimemungk inkan muncu l nya a l t e r na t i fpemanfaatan pasir besi yang lebih ekonomis.DAS Luk Ulo bersumber dari batuan komplekmélange, dimana salah satu sumber batuannyaberupa batuan basa – ultra basa dari bagianlempeng samudera yang diketahui kandunganTiO relatif lebih tinggi. Sumber batuan asal yangberbeda ini kemungkinan akan berpengaruhterhadap kelimpahan titanium di dalam endapanpasir besi yang bersumber dari DASLukUlo.

Menurut Bronto (2007), dataranPurworejo tersusun oleh endapan alluvium yangterdiri dari endapan kipas alluvium Kutoarjo(KAK), endapan kipas alluvium Purworejo (KAP),endapan alluvium pantai tua (APT) dan endapanalluvium pantai muda (APM). Endapan aluviumpantai tua (APT) di Purworejo diperkirakandimulai dari sebelah selatan endapan kipasaluvium Purworejo yang ditunjukkan olehbentang alam dataran bergelombang yangsemakin nyata ke selatan. Di bagian tengah danutara terdapat gosong sungai (bekas sungaipurba) berarah barat - barat laut, yang sejajardengan Kali Lereng dan Kali Pasir di sebelahselatannya serta garis pantai selatan. Endapanaluvium pantai muda (APM), merupakanperkembangan endapan aluvium pantai tua,yang dimulai dari Kali Lereng Barat dan KaliLereng Timur hingga pantai selatan Purworejosekarang. Endapan Aluvium Pantai Muda inidicirikan oleh bentuk lahan bergelombang yangsemakin kuat ke selatan dan di cekungangelombang terdapat aliran sungai sejajar berarahbarat - timur, di antaranya adalah Kali Lereng,Kal i Pasir dan gosong sungai bekas

2

Geologi

Page 3: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

83

Blok II

Blok III

Blok I

Page 4: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

AnalisisMineralogiButirAnalisis mineralogi butir dilakukan pada

60 perconto pasir hasil separasi ukuran butir padaukuran ( ) +30#, +50#, + 100# dan -100#yang didapatkan dari 15 (lima belas) lokasi.Hasilnya dapat dilihat pada tabel 1, 2 dan 3 sertagrafik sebaran mineralogi pada jalur selatan,tengah dan utara terdapat pada gambar 3 hingga11.

Pada jalur selatan sebaran mineralmagnetit lepas secara menyeluruh terlihat lebihbanyak dijumpai pada pasir halus (+100 #) hinggasangat halus (-100#) yang bertolak belakangdengan sebaran mineral magnetit ikat dimanalebih banyak pada pasir sedang (+50#) hinggakasar (+30#). Mineral magnetit ikat ditemukansebagai inklusi dalam mineral mafik sepertipiroksin, hornblenda, biotit, dan olivin. Mineralbukan magnetik seperti kuarsa, plagioklas, K-feldspar, zirkon dan rutil tersebar merata padapasir sedang hingga halus, namun sebaran

lempung cenderung tinggi hingga mencapai20%pada pasir sangat halus.

Pada pasir halus (+100#) sebaranmagnetit lepas meningkat ke arah barat hinggamencapai 22%. Sementara itu magnetit ikatdistribusinya meningkat ke arah timur, 4 % padalokasi IV-B hingga 10% pada lokasi I-B.Prosentase mineral bukan magnetik yang cukupsignifikan adalah kuarsa, plagioklas, feldspar,dan rutil yang cenderung meningkat ke arahbarat. Piroksin dan biotit cenderung meningkatke arah timur.

Sedangkan pada pasir sedang (+50#)magnetit lepas dijumpai lebih dominan (8–16%)dibandingkan magnetit ikat (8–15 %). Magnetitlepas cenderung lebih banyak ke arah baratsedangkan magnetit ikat lebih banyak ke arahtimur. Mineral lain yang dijumpai cukup signifikanadalah kuarsa (6–18%), plagioklas (10-14%),piroksin (8–12%), hornblenda (10–12%). Mineralkuarsa dan rutil cenderung tersebar lebih banyak

mesh

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

84

a

c

b

d

Gambar 2. Foto mikrograf pasir besi lokasi I-A pada berbagai ukuran a) Ukuran +30#,didominasi oleh magnetit ikat, piroksin, hornblenda, kuarsa b) Ukuran +50 #,didominasi oleh magnetit ikat, magnetit lepas, piroksin, hornblenda, plagioklas c) Ukuran+100#, didominasi oleh magnetit lepas, piroksin, hornblenda dan magnetit ikat,d) Ukuran -100#, didominasi oleh magnetit lepas, piroksin, hornblenda, olivin dan rutil

Page 5: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

85

Gambar 3. Grafik distribusi pasir besi jalur selatan pada pasir halus (+100#)

Jalur Selatan

Gambar 4. Grafik sebaran pasir besi jalur selatan pada pasir sedang (+50#)

Page 6: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

86

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

(-)30#,I-A II-CIII-CIV-CV-C

50#,I-A II-CIII-CIV-CV-C

100#,I-A II-CIII-CIV-CV-C

(-)100#,I-A II-CIII-CIV-CV-C

%W(berat)

Kalsit/fosil

Kuarsa

Plagioklas

K Felspar

Olivin

Piroksin

Hornblenda

Biotit

Rutil

Zirkon

Magnetit lps

Magnetit ikat

Lempung

Log. (Magnetit lps)

Gambar 5. Grafik sebaran mineral pada jalur selatan

Jalur Tengah

Gambar 6. Grafik sebaran pasir besi jalur tengah pada pasir halus (+100#)

Page 7: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

87

Gambar 7. Grafik sebaran pasir besi jalur tengah pada pasir sedang (+50#)

Gambar 8. Grafik sebaran mineral pada jalur tengah

Page 8: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

88

Jalur Utara

Gambar 9. Grafik sebaran pasir besi jalur utara pada pasir halus ( +100#)

Gambar 10. Grafik sebaran pasir besi jalur utara pada pasir sedang (+50#)

Page 9: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

89

Gambar 11. Grafik sebaran mineral pada jalur utara

Pada pasir halus (+100#) didominasioleh magnetit lepas pada semua lokasi (15–22%)dengan prosentase terbanyak pada lokasi III-A diDesa Entak, dibandingkan magnetit terikat.Magnetit terikat cenderung menurun ke arahbarat (6–10%). Mineral lain yang dijumpai cukupsignifikan pada pasir halus adalah piroksin danhornblenda. Sedangkan pada pasir sedang(+50#) magnetit ikat dijumpai lebih dominan(10–15%) bersama dengan kuarsa (10–16 %),piroksin (8–15%), hornblenda dan plagioklas(10–14%) dibandingkan magnetit lepas yangcenderung lebih sedikit (10– 2%). Magnetit ikatlebih banyak tersebar ke arah timur daerahpenelitian.

Komponen yang mengandung unsurbesi signifikan adalah magnetit dan oksida besi.Unsur besi juga terkandung dalam mineral mafikseperti olivin, piroksin, hornblenda dan biotit yangdigolongkan sebagai mineral pengotor.Sedangkan mineral pengotor lainnya yang tidakmengandung besi adalah: silika, kuarsa,plagioklas, ortoklas, rutil dan kalsit.

Mineral magnetit terutama terdapat

dalam ukuran sangat halus pada fraksi diatas+100#. Sebagian besar magnetit terdapatsebagai inklusi dalam kristal mineral mafikseperti piroksin. Dengan kata lain magnetitterikat dalam mineral lain, sehingga kalauditangkap dengan magnet masih banyakmengandungmineral pengotor.

Berdasarkan hasil analisis sebaranm i n e r a l , m i n e r a l m a g n e t i t l e p a skecenderungannya lebih banyak dijumpai padafraksi halus utamanya di atas 100 #, sedangkanpada pasir kasar (35 #) hingga sedang (50 #)kandungan mineral magnetit lepas cenderungsedikit. Mineral magnetit selain ditemukansebagai mineral lepas juga bisa didapatkansebagain inklusi yang terikat dengan piroksin,hornblenda, biotit, dan olivin. Pola sebaranmagnetit ikat berlawanan dengan magnetitlepas, dimana magnetit ikat lebih banyakdijumpai pada pasir sedang hingga kasarsedangkan mineral magnetit lepas lebih banyakdijumpai pada pasir halus. Mineral bukanmagnetik seperti kuarsa, plagioklas, rutil, zirkondan kalsit mempunyai kecenderungan sebaranyang stabil baik pada fraksi kasar maupun halus.Prosentase lempung juga sangat meningkatpada pasir sangat halus (- 100 #)

DISKUSI

Page 10: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

90

Tabel 4.Rekapitulasi pola sebaran mineral pada ukuran +100 mesh berdasarkan analisis mineralogi butir

No

MineralPola sebaran kearah barat

- : berkurang, + : bertambah, 0 : tidak nyataJalurSelatan

JalurTengah

JalurUtara

Jumlah% W

% W Keterangan

1. Kalsit/fosil - 0 0 79 5,27Tidak nyatapolanya

2. Kuarsa + + + 177 11,80Bertambah kebarat

3. Plagioklas + + + 163 10,86Bertambah kebarat

4. K-Feldspar + + 0 126 8,40Bertambah kebarat

5. Olivin - - + 94 6,27Berkurang kebarat

6. Piroksin - - - 148 9,87Berkurang kebarat

7. Hornblenda - - 0 158 10,53Berkurang kebarat

8. Biotit - - - 52 3,47Berkurang kebarat

9. Rutil + - - 95 6,33Berkurang kebarat

10. Zirkon 0 + + 27 1,80Bertambah kebarat

11. Magnetit lepas + + - 251 16,73Bertambah kebarat

12. Magnetit ikat - - - 109 7,27Berkurang kebarat

13. Lempung 0 0 + 21 1,40Tidak nyatapolanya

Berdasarkan data pada tabel 4, secaraumum terlihat bahwa pola sebaran magnetitlepas berlawanan dengan pola sebaran magnetitikat,magnetit lepas lebih banyak tersebar ke arahbarat sedangkan magnetit ikat ke arah timur.Mineral magnetit ikat berasosiasi dengan olivin,piroksin, hornblenda, dan rutil dengan polapenyebaran semakin kecil ke arah barat.Sedangkan kuarsa, plagioklas, k-feldspar, danzirkon berasosiasi dengan magnetit lepas,dengan pola sebaran semakin bertambahbanyak ke arah barat. Mineral yangmengandungunsur besi meliputi; magnetit, olivin, piroksin,hornblenda dan biotit. Sedangkan kuarsa,plagioklas, dan feldspar merupakan mineralpengotor yang tidak mengandung unsur besi.Magnetit lepas maupun magnetit ikat merupakanmineral yang mengandung unsur besi danbersifat magnetik, namun jumlah total magnetitikat serta asosiasi mineral lain yangmengandungunsur besi lebih banyak (37,41%) dibandingkan

mineral magnetit lepas (16,73%), makakandungan pasir besi pada ukuran 100 # akanlebih banyak ke arah timur. Meningkatnyakandungan mineral magnetit lepas dalam pasirbesi ke arah timur, kemungkinan terkait dengankondisi geologi hulu DASBogowonto danWawaryang didominasi oleh produk batuan vulkanik.Sedangkan pada bagian tengah dan baratsebaran produk batuan vukanik (FormasiWaturanda dan kelompok batuan Ofiolit) tidakseluas di bagian timur. Pasir besi ini bukanmerupakan pasir besi lepas namun masihbanyakmineral pengotornya.

Berdasarkan data pada tabel 5 terlihatbahwa magnetit yang terikat pada fraksi pasirsedang (+50#) lebih banyak tersebar kearaht imur sedangkan magneti t lepas polasebarannya tidak jelas. Mineral yang tidakmengandung unsur besi seperti kuarsa,plagioklas, k-feldspar, dan zirkon secara nyatapola sebarannya bertambah banyak ke arah

Page 11: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

91

barat. Mineral yang mengandung unsur besihanya piroksin yang sebarannya bertambah kearah timur, sedangkan olivin dan horblenda justrubertambah ke arah barat. Jumlah magtetit ikat(11,87%) lebih banyak dibandingkan magnetitlepas (11,47%), magnetit ikat pola sebarannyasetipe dengan piroksin sedangkan magnetitlepas dengan olivin, hornblenda serta mineralyang tidak mengandung unsur besi sepertikuarsa, plagioklas, dan k-feldspar. Data padagrafik sebaran mineral semua jalur (Gambar 5, 8dan 11) memperlihatkan pola sebaran magnetitlepas berlawanan dengan magnetit ikat.

Berdasarkan Tabel 5, jumlah mineralyang mengandung unsur besi pada ukuran 50#yang tersebar banyak ke arah barat adalah olivindan hornblenda sebanyak 16,68% berat,sedangkan yang ke arah timur berupa magnetitikat dan piroksin sejumlah 22,47% berat,sehingga kandungan mineral magnetik padafraksi 50# lebih banyak tersebar ke arah timur(Kutoarjo). Pola penyebaran mineral bersifatmagnetik baik pada fraksi halus maupun kasarmempunyai kecenderungan lebih banyak ke arahtimur dan ini berlawanan dengan pola sebaranmineral bukan magnetik seperti kuarsa,plagioklas, kalsit, k-feldspar dan fosil yangcenderung bertambahbanyak ke arah barat.

Meningkatnya kandungan pasir besi kearah Timur, kemungkinan terkait dengan kondisigeologi hulu DAS Bogowonto dan DAS Wawaryang didominasi oleh produk batuan vulkanik.Formasi Andesit Tua dan endapan vulkanikMerapi diketahui sebagai pembawa pasir besiyang baik di sekitar Kulon Progo dan Bantul.Sedangkan pada bagian Tengah dan Baratsebaran produk batuan vukanik (FormasiWaturanda dan kelompok batuan Ofiolit) tidakseluas di bagian timur. Hulu DAS Luk Ulo danDAS Telomoyo singkapan batuan vulkaniknyalebih sempit dengan formasi batuan lebihberagam dibandingkan DAS Bogowonto danDAS Wawar sehingga kandungan mineralmagnetiknya lebih kecil. Struktur geologi yangmenyebabkan pengangkatan dan perusakanbatuan di bagian barat lebih komplek, namunkarena sumber batuan induknya tidak seluas dibagian timur maka kandungan magnetiknya jugamenjadi lebih kecil. Sebaran endapan aluvial

pantai muda dan pembentukan gumuk di bagianbarat lebih luas dibandingkan bagian timur, halini menandakan bahwa proses erosi danpengendapan material asal darat lebih dominandi bagian barat, namun karena luas singkapanbatuan vulkanik lebih sempit dengan formasibatuan bervariasi maka kandungan mineralkuarsa, plagioklas, K-feldspar, zirkon, rutil dankarbonat sebagai pengotor menjadi dominan,sedangkanmineralmagnetiknya sedikit.

Pasir besi di daerah penelitian bukanmerupakan mineral lepas namun masih banyakmineral pengotornya. Proses liberasi alamiahyang meliputi dekomposisi batuan, erosi,transportasi, abrasi pantai dan pencucianmineral akan menghasilkan pasir besi denganukuran lebih halus serta mineral magnetit lepaslebih banyak. Dengan semakin halusnya ukuranpasir besi maka magnetit ikat yang beradasebagain inklusi dalam mineral piroksin, olivin,biotit dan hornblenda akan lepas menjadimagnetit lepas. Derajat liberasi mineral magnetitdi bagian barat lebih lebih tinggi dibandingkanbagian timur sehingga kandungan mineralmagnetit lepas lebih banyak ke arah baratdibandingkan timur. Proses liberasi yang intensiflebih dimungkinkan karena umur batuankomplek Melange lebih tua dengan strukturgeologi lebih komplek sehingga prosesdekomposisi, erosi, transportasi, abrasi danpencucian mineral berjalan lebih intensif, namunsayangnya sumber batuan vulkaniknya tidakseluas di bagian timur.

Mineral magnetit dapat ditangkapdengan magnetik separator, adapun hematittidak. Untuk meningkatkan perolehan bijih besid i lakukan dengan metoda gayaberat ,memanfaatkan beda berat jenis dengan mineralpengotornya. Metode gaya berat tersebut dapatmenggunakan metoda sentrifugal, ayak getaratau stimulasi gelombang pantai. Keberadaanbijih besi yang masih terikat dengan mineral lainpada fraksi +30# hingga +100# menyebabkanperolehan bijih besi masih belum murni, untukmeningkatkan kadar besi perlu dilakukan liberasifraksi menjadi -100#.

Page 12: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

No

MineralPola sebaran ke arah barat

- : berkurang, +: bertambah, 0: tidak nyataJalurSelatan

JalurTengah

JalurUtara

Jumlah% W

% WKeterangan

1. Kalsit/fosil + - - 94 6,27Berkurang kebarat

2. Kuarsa + + + 174 11,60Bertambah kebarat

3. Plagioklas + + + 169 11,27Bertambah kebarat

4. K-Felspar - + + 122 8,12Bertambah kebarat

5. Olivin - + + 87 5,80Bertambah kebarat

6. Piroksin - - - 159 10,60Berkurang kebarat

7. Hornblenda 0 + + 162 10,80Bertambah kebarat

8. Biotit - 0 0 60 4,00Tidak nyatapolanya

9. Rutil + - - 84 5,60Berkurang kebarat

10. Zirkon 0 + + 26 1,73Bertambah kebarat

11. Magnetit lepas + - 0 172 11,47Tidak nyatapolanya

12. Magnetit ikat - - - 178 11,87Berkurang kebarat

13. Lempung 0 + 0 13 0,87Tidak nyatapolanya

Tabel 5.Rekapitulasi pola sebaran mineral pada ukuran +50 mesh berdasarkan analisis mineralogi butir

KESIMPULAN

UCAPANTERIMAKASIH

Berdasarkan analisis dan data yang didapat,maka dapat disimpulkan :

1. Mineral magnetik pada fraksi kasarm a u p u n h a l u s m e m p u n y a ikecenderungan tersebar lebih banyakke arah timur.

2. Mineral magnetik terdapat sebagaimineral ikat maupun mineral lepasdengan pola sebaran yang berlawanan.Mineral magnetik ikat berasosiasidengan olivin, piroksin, horblenda danbiotit

3. Pada fraksi halus kandungan magnetitikat serta asosiasi mineral lain yangmengandung unsur besi mencapai37,41 % sedangkan mineral magnetitlepas sekitar 16,73 %. Pola sebaranmagnetit ikat cenderung semakinbanyak ke arah timur.

4. Pada fraksi kasar kandungan magnetitikat dan piroksin 22,47 %, sedangkanmagnetit lepas sebanyak 11,47 %.Kandungan mineral magnetik padafraksi kasar lebih banyak ke arah timur.

5. Pola sebaran mineral bersifat magnetikpada fraksi kasar maupun fraksi haluscenderung meningkat ke arah timurberlawanan dengan pola distribusimineral non magnetik seperti kuarsa,plagioklas, kalsit, K-fedspar, zirkonyang cenderung bertambah banyak kearah barat.

Penelitian ini merupakan bagian darikegiatan Insentif Riset Peneliti dan PerekayasaKementrian Negara Riset dan Teknologi – LIPI,th 2010.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

92

Page 13: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

93

DAFTARPUSTAKAAnsori C, Puguh D. Rahardjo, E.Puswanto., 2010. Pola distribusi ukuran butir pasir besi pada

jalur Pantai Selatan Purworejo-Kebumen. Prosiding Seminar Nasional Ke-5 RekayasaTeknologi Industri dan Informasi; Yogyakarta, 18 Desember 2010; STT NasionalYogyakarta, Buku 2, hal 162 –168, ISSN : 1907-5995.

Arsadi, E.M., Suparyanto,I.H.,Tjiptasmara, Sudrajat Y, Kosasih K, Supriatna N., 2003.;Inventarisasi dan identifikasi air tanah daerah pesisir, studi kasus pada Dataran AlluvialGombong, Karanganyar Selatan, Jawa Tengah. Laporan teknis penelitian, PuslitGeoteknologi-LIPI, Bandung,Tidak diterbitkan.

Bronto S., 2007. Genesis endapan aluvium Dataran Purworejo Jawa Tengah; Implikasinyaterhadap sumber daya geologi. Jurnal Geologi Indonesia, Bandung,Vol. 2 No. 4, h: 207-215.

Danny Z H., 2005. Kegiatan pemantauan dan evaluasi konservasi sumberdaya mineral daerahKabupatenCilacap,Provinsi JawaTengah, KolokiumHasil Lapangan–DIM,Bandung.

Fatni Mufit, Fadhillah, HarmanAmir, Satria Bijaksana, 2006. Kajian tentang sifat magnetik pasirbesi dari Pantai Sanur, Pariaman,SumateraBarat, JurnalGeofisika, Bandung.

Indo Mines, Announcement to the Australian Securities Exchange, 23 March 2009. UpdatedScoping Study Strengthens Economics and Cash Flow Potential of Jogjakarta Pig IronProject

Suparyanto I.H., Bakti H, Yuniati M.D., Riska M, Hartanto P, 2006. Sumberdaya air tanahkawasan pesisir Jawa Tengah Selatan, Daerah Puring – Petanahan, Kebumen;ProsidingSeminarGeoteknologi –LIPI, Bandung.

http://www.infomine.com/index/pr/Pa735002.PDF

Diterima tanggal 11 April 2011Revisi tanggal 16 Agustus 2011

Page 14: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

94

Page 15: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

95

Page 16: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · BuletinSumberDayaGeologiVolume6Nomor -20112 MAKALAHILMIAH 91 barat.Mineralyangmengandungunsurbesi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

96