Makalah1 Analisa Butir Soal

37
ANALISA BUTIR – BUTIR SOAL FISIKA Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka pengembangan soal-soal evaluasi mata pelajaran Fisika untuk mendapatkan bank soal yang memuat soal-soal yang memiliki validitas dan reabilitas tinggi, sangat penting sekali dilakukan langkah Analisa Butir Soal. Analisa butir soal dilaksanakan untuk menguji berbagai kriteria yang diperlukan, misalnya telaah soal, baik itu telaah teoritis dengan cara mengkonsultasikan soal-soal kepada orang yang dipandang ahli terutama dalam bidang studi, dalam pengukuran, atau dalam pembahasan, maupun telaah empiris yang dilakukan setelah mengujicoba soal. Hal-hal yang ditelaah empiris biasanya meliputi Taraf Kesukaran (P), Daya Pembeda (d), Reliabilitas (r xx 1 ), Validitas (r xy ), Distraktor / pengecoh. Dalam makalah ini, akan ditinjau pengembangan soal Fisika pada materi Kapasitor yang setelah diexpertkan pada ahlinya, yaitu Dr. Supriadi seorang dosen Fisika di UNNES Semarang, dan layak diujicobakan kepada para siswa kelas 1

description

Mari menganalisis butir soal..

Transcript of Makalah1 Analisa Butir Soal

Page 1: Makalah1 Analisa Butir Soal

ANALISA BUTIR – BUTIR SOAL FISIKA

Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd.

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rangka pengembangan soal-soal evaluasi mata pelajaran Fisika untuk

mendapatkan bank soal yang memuat soal-soal yang memiliki validitas dan reabilitas

tinggi, sangat penting sekali dilakukan langkah Analisa Butir Soal. Analisa butir soal

dilaksanakan untuk menguji berbagai kriteria yang diperlukan, misalnya telaah soal,

baik itu telaah teoritis dengan cara mengkonsultasikan soal-soal kepada orang yang

dipandang ahli terutama dalam bidang studi, dalam pengukuran, atau dalam

pembahasan, maupun telaah empiris yang dilakukan setelah mengujicoba soal. Hal-

hal yang ditelaah empiris biasanya meliputi Taraf Kesukaran (P), Daya Pembeda (d),

Reliabilitas (rxx1), Validitas (rxy), Distraktor / pengecoh.

Dalam makalah ini, akan ditinjau pengembangan soal Fisika pada materi

Kapasitor yang setelah diexpertkan pada ahlinya, yaitu Dr. Supriadi seorang dosen

Fisika di UNNES Semarang, dan layak diujicobakan kepada para siswa kelas dua

SMU N 1 Rembang – Purbalingga, pada bulan Oktober 2002. Selain menelaah

empiris butir-butir soal Fisika, makalah ini juga menjabarkan uraian materi singkat

tentang kapasitor, kisi-kisi soal, dan lampiran butir-butir soalnya.

Kebiasaan menganalisa butir-butir soal secara rutin sangat diperlukan tidak

hanya untuk mendapatkan kumpulan soal-soal yang layak disimpan dalam bank soal,

tetapi lebih jauh lagi untuk mengasah salah satu kemampuan profesionalisme guru

dalam bidang pendidikan, khususnya dalam hal analisis butir soal.

Soal-soal yang dianalisa dapat berbentuk esai maupun berbentuk pilihan

ganda, namun dalam makalah ini soal-soal yang dianalisa berbentuk pilihan ganda,

dengan maksud lebih memperjelas pemahaman beberapa telaah empiris misalnya

tentang daya pembeda.

1

Page 2: Makalah1 Analisa Butir Soal

BAB II

PEMBAHASAN

A. MATERI

Kapasitor

Kapasitor atau kondensator adalah komponen listrik yang mempunyai kemampuan

kapasitas tertentu. Kapasitas kapasitor artinya kemampuan untuk menyimpan

muatan listrik. Kapasitas kapasitor disebut juga kapasitansi, diberi lambang C dan

mempunyai satuan dalam sistem MKS adalah farad (F).

Kapasitor keping sejajar terbuat dari dua plat berukuran luas penampang

tertentu(A), terpisah pada jarak sejauh d, dan ruang diantara kedua plat berisi

udara atau bahan penyekat tertentu yang mempunyai tetapan/konstanta

dielektrikum tertentu (r = K).

Nilai kapasitas kapasitor bergantung pada faktor-faktor, antara lain :

1. luas penampang keping kapasitor.

2. jarak pisah antara dua keeping kapasitor.

3. tetapan dielektrikum dari bahan penyekat antara keeping kapasitor.

Dirumuskan : C = K.A. o , sedangkan untuk penyekat udara C = A. o

d d

Sebuah kapasitor yang dipasang pada suatu beda potensial tertentu, akan

menyimpan muatan listrik. Hubungan antara kapasitansi, beda potensial listrik dan

muatan listrik yang disimpan kapasitor dirumuskan :

C = q / V

Harga C tidak bergantung pada nilai q maupun V, namun selalu tetap, artinya

semakin besar nilai V maka semakin bertambah pula nilai q.

Beberapa kapasitor dapat dirangkai untuk mendapatkan nilai kapasitas

penggantiya. Rangkaian itu adalah:

2

Page 3: Makalah1 Analisa Butir Soal

1. Rangkaian kapasitor seri.

C1 C2 C3

Nilai kapasitansi penggantinya adalah :

1/C =1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + …

Pada rangkaian seri ini, untuk tiap-tiap kapasitor mempunyai q sama , namun V

berbeda.

2. Rangkaian kapasitor parallel.

C1

. C2

C3

Nilai kapasitansi penggantinya dirumuskan dengan :

C = C1 + C2 + C3 + …

Pada rangkaian kapasitor parallel ini, untuk tiap-tiap kapasitor nilai V selalu

sama, sedangkan nilai q berbeda.

Pada kenyataannya untuk mendapatkan nilai kapasitansi tertentu, banyak

rangkaian kombinasi antara seri dan parallel dibuat semata-mata pertimbangan

kepraktisan.

Energi yang tersimpan di dalam suatu kapasitor yang dihubungkan dengan beda

potensial V tertentu dapat ditentukan dari hubungan linier atara muatan yang

tersimpan dengan beda potensial terpasang.

Semakin bertambah nilai V, makin bertambah pula nilai Q, ditunjukkan pada

grafik linier sebagai berikut :

3

Page 4: Makalah1 Analisa Butir Soal

V

q

Bidang yang dinaungi kurva berbentuk segitiga. Luas dari segitiga menunjukkan

energi listrik yang tersimpan di dalam kapasitor.

Jadi : Energi listrik = luas segitiga

= ½. Alas . tinggi.

W = ½.q.V

Atau W = ½. C.V2 (karena q = C.V)

Atau W = ½. Q2/C (karena V = q/C)

Kapasitor bola terbuat dari dua buah bula logam konsentris, seperti gambar

berikut ini ;

Rumus kapasitansi kapasitor bola :

Dari C = q/V R2

Karena V = k.q/R

Maka C = q/V = q: kq/R

C = R/k

4

Page 5: Makalah1 Analisa Butir Soal

B. ANALISIS PENGEMBANGAN TES

Adapun dasar-dasar yang dipakai dalam pengembangan tes hasil belajar ini

dengan adanya tujuh asumsi pada teori Tes Klasik, yaitu :

1. X = T + E

2. (x) = T

3. ET = 0

4. E1E2 = 0

5. E1T = 0

6. Jika dua buah tes mempunyai skor tampak x dan x1 dan memenuhi asumsi 1

s/d 5, dan jika T = T1 dan E2 = E1

2, maka dikatakan kedua tes adalah tes yang

paralel.

7. Jika dua buah tes mempunyai skor tampak x1 dan x2 dan memenuhi asumsi 1

s/d 5, dan jika T1 = T2 + C12 dimana C12 adalah konstan, maka kedua tes

dikatakan tes-tes yang essentially equivalent.

Menurut H.J.X. Pernandes (p:5) terdapat langkah-langkah pengembangan tes

sebagai berikut :

5

Page 6: Makalah1 Analisa Butir Soal

STEP IN TEST DEVELOPMENT

Spesification of Purpose

Translating the Purpose in Operational Term

Formulating the Objectives in Behavioural Terms

Test Blueprint

Item FormatItem Writing Revisions

Item Tryout and Analysis (Pretest)Descrimination Analysis

Difficulty AnalysisDistractor Analysis

Internal Consistency AnalysisSpesification Analysis

Assembly of Final Test

Standardization :Administration for Norms

DirectionsTime Limit

Scoring

Attributes of Test Scores ReliabilityValidityNorms

(Pernandes : 5)

C. KISI-KISI SOAL

6

Page 7: Makalah1 Analisa Butir Soal

Dalam menyusun soal terlebih dahulu dibuat kisi-kisi atau Blue Print atau

Grid dalam bentuk tabel spesifikasi yang berisi : Nomor, Pokok Bahasan / Sub

Pokok Bahasan, Uraian Materi, Indikator, Jumlah butir, Nomor butir, dan

Perilaku.

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : II / 1

Satuan Pendidikan : SMU

Konsep : Listrik Statik

Sub Konsep : Kapasitor

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Jumlah Soal : 20 butir

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Tabel Distribusi Soal-soal Menurut Aspek Kognitif

Jumlah Soal 20 Butir

    Pilihan Ganda  No Isi Bahasan

Pengetahuan Pemahaman Aplikasi AnalisisSintesis & Jumlah

    Evaluasi  1 Kapasitas Kapasitor 1 1 2 - - 20%2 Rangkaian Kapasitor - 2 4 2 2 50%

3Kapasitor Keping Sejajar - 1 - - - 5%

4 Kapasitor Bola - - 1 - - 5%5 Energi Kapasitor 1 - 2 1 - 20%

  Jumlah 10% 20% 45% 15% 10% 100%               

Lampiran Soal :

1. Perbandingan kapasitas kapasitor yang mempunyai bahan penyekat dengan

kapasitas kapasitor tersebut apabila mempunyai udara sebagai lapisan

penyekatnya disebut

A. Konstanta dielektrikum

B. Kekuatan dielektrikum

7

Page 8: Makalah1 Analisa Butir Soal

C. Permitivitas dielektrikum

D. Kapasitas dielektrikum

E. Potensial dielektrikum

2. Jika kapasitor-kapasitor disusun seri, maka

A. V = V1 = V2 = V3 = …

B. Q = Q1 + Q2 + Q3 + …

C. Q = Q1 = Q2 = Q3 = …

D. C = C1 = C2 = C3 = …

E. C = C1 + C2 + C3 + …

3. Jika kapasitor-kapasitor disusun paralel, maka

A. V = V1 + V2 + V3 + …

B. Q = Q1 = Q2 = Q3 = …

C. Q = Q1 + Q2 + Q3 + …

D. 1/C = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + …

E. C = C1 = C2 = C3 = …

4. Rumus yang tidak menyatakan besarnya energi yang tersimpan di dalam

kapasitor bermuatan ialah W = …

A. ½ qV D. ½ q2/C

B. ½ CV E. ½ q2 C2/C

C. ½ CV2

5. Kapasitas kapasitor

A. bergantung kepada besarnya muatan kapasitor

B. tidak bergantung kepada luas keping kapasitor

C. bergantung kepada beda potensial kapasitor kedua keping kapasitor

D. tidak bergantung kepada jarak antara kedua keping kapasitor

E. bergantung kepada jarak antara kedua keping kapasitor

6. Tiga buah kapasitor, masing-masing berkapasitas 2F, 3F dan 5F disusun

paralel lalu dihubungkan pada sebuah elemen 12 volt. Kapasitas kapasitor dan

muatan masing-masing kapasitor menjadi

A. 10F ; 24C ; 36C ; 60C

B. 20F ; 42C ; 63C ; 90C

C. 30F ; 48C ; 72C ; 120C

8

Page 9: Makalah1 Analisa Butir Soal

D. 40F ; 50C ; 70C ; 150C

E. 50F ; 55C ; 77C ; 110C

7. Dua buah kapasitor, masing-masing 4F dan 6F disusun seri. Kemudian

rangkaian ini dihubungkan pada tegangan 300 volt. Kapasitas kombinasinya

adalah

A. 1,2F D. 4,8F

B. 2,4F E. 7,2F

C. 3,6F

8. Muatan masing-masing kapasitor pada soal nomor 7 tersebut adalah

A. 1,2 . 10-4C D. 4,8 . 10-4C

B. 2,4 . 10-4C E. 7,2 . 10-4C

C. 3,6 . 10-4C

9. Potensial masing-masing kapasitor pada soal nomor 7 tersebut adalah

A. 60V, 40V D. 180V, 120V

B. 90V, 60V E. 200V, 180V

C. 120V, 80V

10. Lima buah kapasitor yang sama dimuati sendiri-sendiri dengan tegangan 120

volt. Setelah dimuati, kemudian disusun seri. Bila muatan kapasitor seri itu 6C,

maka kapasitas masing-masing kapasitor adalah

A. 5F D. 0,005F

B. 0,5F E. 0,0005F

C. 0,05F

11. Sebuah kapasitor mempunyai kapasitas 8F. Energi listrik yang tersimpan di

dalam kapasitor itu bila dimuati sampai 1500 volt adalah

A. 3 joule D. 12 joule

B. 6 joule E. 15 joule

C. 9 joule

12. Sebuah kondensator 1F diberi beda potensial 100 volt. Kondensator lain 3F

diberi beda potensial 120 volt. Setelah itu bidang positif kondensator yang satu

dihubungkan dengan bidang negatif kondensator yang lain. Energi listrik yang

hilang

A. 115.800 erg D. 151.800 erg

B. 118.500 erg E. 181.500 erg

C. 158.100 erg

9

Page 10: Makalah1 Analisa Butir Soal

13. Sebuah kapasitor keping sejajar mempunyai kapasitas C. Jarak antara kedua

keping adalah d. Keping yang satu diberi muatan listrik Q dan yang lain –Q

sehingga beda potensial kapasitor adalah V. Jika jarak antara kedua keping

diubah menjadi 2d, sedangkan muatan pada kapasitor tetap, manakah diantara

pernyataan-pernyataan di bawah ini yang benar

A. Kapasitasnya menjadi 2C dan beda potensialnya menjadi 2 V

B. Kapasitasnya menjadi 2C dan beda potensialnya menjadi 0,5 V

C. Kapasitasnya menjadi 0,5C dan beda potensialnya menjadi 2 V

D. Kapasitasnya menjadi 0,5C dan beda potensialnya menjadi 0,5 V

E. Kapasitas dan beda potensialnya tetap

14. Tiga buah kapasitor yang masing-masing kapasitasnya 3 farad, 6 farad dan 9

farad, dihubungkan seri. Kedua ujung dari gabungan tersebut dihubungkan

dengan sumber tegangan yang besarnya 220 volt. Tegangan antara ujung-ujung

kapasitor yang 3 farad adalah

A. 40 volt D. 120 volt

B. 60 volt E. 220 volt

C. 110 volt

15. Di bawah ini adalah skema rangkaian dari 5 buah kapasitor yang sama besar.

Kapasitas antara titik K dan M adalah

C

K C C C M

C

A. 8/3 C D. 7/3 C

B. 1/5 C E. 3/7 C

C. 5 C

16. Besarnya kapasitansi pengganti dari susunan kapasitor yang ditunjukkan pada

gambar adalah 1F

12F 2F

3F

10

Page 11: Makalah1 Analisa Butir Soal

4F 18F

5F

A. 6F D. 10F

B. 4F E. 12F

C. 9F

17. Dua kapasitor C1 = 4F dan C2 = 6F mula-mula dihubungkan seri ke suatu

baterai V = 12 volt, seperti ditunjukkan oleh gambar. Kemudian ujung-ujung

kapasitor yang berpolaritas sama saling dihubungkan seperti ditunjukkan oleh

gambar. Potensial gabungan kapasitor adalah

+ - + - + -

+ - + - V

A. 5,76 volt D. 4,76 volt

B. 6 volt E. 12 volt

C. 2,9 volt

18. Sebuah kapasitor diberi muatan 10C dan mempunyai beda potensial 100 V

antara plat-platnya. Kapasitansinya dan energi yang tersimpan di dalamnya

adalah

A. 100 pF dan 5 . 10-5J

B. 100 pF dan 5 . 10-7J

C. 1 nF dan 5 . 10-7J

D. 10 nF dan 5 . 10-4J

E. 100 nF dan 5 . 10-4J

19. Untuk menyimpan muatan sebesar 1 C digunakan kapasitor yang masing-

masing berkapasitas 2,5F yang dihubungkan paralel, pada beda potensial 200V.

Jumlah kapasitor yang dipergunakan adalah

A. 80 D. 4 . 103

B. 2 . 103 E. 4 . 105

C. 2,5 . 103

20. Sebuah kapasitor bola dengan jari-jari 18 cm mempunyai kapasitansi sebesar

11

Page 12: Makalah1 Analisa Butir Soal

A. 10 pF D. 40 pF

B. 20 pF E. 50 pF

C. 30 pF

D. TELAAH SOAL

Sedangkan untuk menelaah soal dapat dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Telaah Teoritis

Dengan cara expert kepada orang yang dipandang ahli terutama dalam bidang

studi, dalam pengukuran, atau dalam pembahasan.

2. Telaah Empiris

Dilakukan setelah uji coba soal. Hal-hal yang ditelaah meliputi Taraf Kesukaran

(P), Daya Pembeda (d), Reliabilitas (rxx1), Validitas (rxy), Distraktor / pengecoh.

a. Taraf Kesukaran (P)

1) Taraf Kesukaran Tiap Butir Soal

Proporsi atau kesulitan tiap butir soal dirumuskan dengan

P = B / N

Dengan keterangan :

P = taraf kesukaran butir

B = jumlah siswa yang menjawab dengan benar

N = jumlah siswa yang menjawab tes

Adapun kriteria yang dipakai adalah :

Taraf kesukaran antara 0,00 – 0,30 = sukar

0,31 – 0,70 = sedang

0,71 – 1,00 = mudah

terlebih dahulu dibuat tingkat kesulitan soal dengan komposisi 3-4-3. Artinya

30% soal kategori mudah, 40% soal kategori sedang, dan 30% soal kategori

sukar. Susunannya sebagai berikut :

No Soal Abilitas yang Diukur Tingkat Kesulitan Soal1234

PengetahuanPemahamanPemahaman Pengetahuan

MudahSedangSedangMudah

12

Page 13: Makalah1 Analisa Butir Soal

567891011121314151617181920

PemahamanAplikasiApplikasiAplikasiAnalisisAplikasiAplikasiAnalisis

PemahamanAnalisisAplikasiAplikasiSintesisAplikasiSintesisaplikasi

MudahSukarMudahSedangSedangSedangMudah SukarSukarSukar

SedangSedangSukar

SedangSukarMudah

Setelah jawaban diperiksa, hasilnya adalah sebagai berikut :

No Soal

Banyaknya Siswa yang Menjawab (N)

Banyaknya Siswa yang Menjawab dengan Benar (B)

Indeks P = B/N

Kategori Soal

1234567891011121314151617181920

4040404040404040404040404040404040404040

41615192536281623302158171428710627

0,10,4

0,3750,4750,6250,90,70,4

0,5850,750,5250,1250,2

0,4250,350,7

0,1750,250,150,675

SukarSedangSedangSedangSedangMudahSedangSedangSedangMudahSedangSukarSukar

SedangSedangSedangSukarSukarSukarsedang

Dari sebaran di atas ternyata ada sembilan (9) soal yang meleset perkiraan tingkat

kesulitannya, antara lain :

No Soal Perkiraan Kategori Ternyata Kategori14567

MudahMudahMudahSukarMudah

SukarSedangSedangMudahSedang

13

Page 14: Makalah1 Analisa Butir Soal

1011141820

SedangMudahSukar

Sedangmudah

MudahSedangSedangSukar

Sedang

Atas dasar tersebut untuk menyesuaikan komposisi tingkat kesukaran 3-4-3, ada

enam soal yang kenaikan dan penurunan kategori saling meniadakan, yaitu soal no 1

dan 6, 10 dan 11, 14 dan 18, hanya memerlukan pengubahan status kategori.

Sedangkan empat soal lainnya harus diperbaiki kembali, yaitu :

- Soal no 4 diturunkan ke dalam kategori mudah

- Soal no 5 diturunkan ke dalam kategori mudah

- Soal no 7 diturunkan ke dalam kategori mudah

- Soal no 20 diturunkan ke dalam kategori mudah

2) Taraf Kesukaran Soal/ Indeks Kesukaran Soal.

Dirumuskan : SR + ST

Keterangan :

SR = adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok rendah

ST = adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi

Kelompok rendah dan kelompok tinggi dari peringkat skor.

Kriteria yang dipakai adalah menggunakan tabel Rose dan Stanley,

sebagai berikut

PersentaseOption

Kategori2 3 4 5165084

0,16n0,50n0,84n

0,213n0,667n0,20n

0,24n0,75n1,26n

0,256n0,80n1,344n

Mudah SedangSukar

Keterangan :

- Option 2 adalah bentuk benar-salah.

- Option 3, 4, dan 5 adalah bentuk pilihan ganda.

- n adalah 27% dari banyaknya siswa yang

mengikuti tes.

14

Page 15: Makalah1 Analisa Butir Soal

Mengingat n adalah 27%, maka siswa dari kelompok rendah maupun

tinggi 27% dari banyaknya peserta. Penentuan siswa kelompok rendah

dan kelompok tinggi dilakukan berdasarkan peringkat skor yang

diperoleh dari tes tersebut. Jadi mengambil 27% dari kelompok tinggi dan

27% dari kelompok rendah.

Pengelompokkan :

No Nama Siswa Skor Peringkat1234567891011

Arif MunandarArif Muslimin Dwi Hartono Nur AsihParyotoRohadiSlamet BPTeti ArofahDarisnoDwi Ambar SFatma R

1313131111111111101010

22266666

11,511,511,5

121314151617181920212223242526272829

Septi MugiartiTristianingsih Yuyun WDanang SHartatiLeni LetianaNani LestariRedi Asto MWahyu WBudi PriantoDoni AryadiIndra IrawanNeni LestariOneng RTriantoroDarnyoEka KhanifahErni Haryati

101010999999888888777

11,511,511,517,517,517,517,517,517,523,523,523,523,523,523,5333333

15

Siswa kategoritinggi

(27% x 40 ) =11

Page 16: Makalah1 Analisa Butir Soal

3031323334353637383940

FitriyatiIkhsanudinLeni SholikhahLina SusianiPriyatiSiiti MuasanahSri PamungkasTri HandokoTriswonoWahteti RDani A

77777777776

3333333333333333333340

Dari sebaran skor dan peringkat di atas, siswa yang termasuk ke dalam

kategori tinggi diambil 27% dari 40 orang, yakni sebanyak 11 orang. Siswa

tersebut adalah nomor urrut 1 – 11. Sedangkan siswa kategori kurang adalah

nomor urut 30 – 40 (11 orang).

Dari tabel Rose dan Stanley, untuk pilihan ganda dengan option 5, kriterianya

adalah 0,256n (soal mudah), 0,80n (soal sedang), 1,344n (soal sukar). Telah

diketahui bahwa n = 27% x 40 = 11 orang. Dengan demikian:

- Soal mudah kriterianya = 0,256 x 11 = 2,816.

- Soal sedang kriterianya = 0,80 x 11 = 8,8

- Soal sukar kriterianya = 1,344 x 11 = 14,784

Setelah hasil jawaban kategori siswa di atas diperiksa, hasilnya adalah sebagai

berikut :

Nomor Soal

Jumlah Siswa Kelompok Rendah

yang menjawab salah (SR)

Jumlah Siswa Kelompok Tinggi yang menjawab

salah (ST)

SR + ST Keterangan

1234567891011

108777147666

105532024203

2013121091611869

SukarSedangSedangSedangSedangMudahMudahSedangSedangMudahSedang

16

Siswa kategori kurang

(27% x 40) = 11

Page 17: Makalah1 Analisa Butir Soal

121314151617181920

109696111075

9986267101

1918141581717176

SukarSukarSukarSukar

SedangSukarSukarSukarmudah

b. Daya Pembeda / Diskriminasi (d)

Dirumuskan : SR – ST

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Memeriksa jawaban soal semua siswa peserta tes.

2) Membuat daftar peringkat hasil tes berdasarkan skor

yang dicapainya.

3) Menentukan jumlah sampel sebanyak 27% dari jumlah

peserta tes untuk kelompok siswa pandai (peringkat atas) dan 27% untuk

kelompok siswa kurang (peringkat bawah).

4) Melakukan analisis butir soal, yakni menghitung

jumlah siswa yang menjawab salah dari semua nomor soal, baik pada

kelompok pandai maupun pada kelompok kurang.

5) Menghitung selisih jumlah siswa yang salah menjawab

salah pada kelompok kurang dengan kelompok pandai (SR – ST).

6) Membandingkan nilai selisih yang diperoleh dengan

nilai tabel Ross & Stanley (lampiran).

7) Menentukan ada tidaknya daya pembeda pada setiap

nomor soal dengan kriteria ‘memiliki daya pembeda‘ bila nilai selisih

jumlah siswa yang menjawab salah antara kelompok kurang dengan

kelompok pandai ( SR – ST) sama atau lebih besar dari nilai tabel.

Tabel Analisis Daya Pembeda.

Nomor Soal

Jumlah Siswa Kelompok Rendah yang

menjawab salah (SR)

Jumlah Siswa Kelompok Tinggi yang menjawab salah (ST)

SR - ST

123

1087

1055

032

17

Page 18: Makalah1 Analisa Butir Soal

4567891011121314151617181920

77147666109696111075

320242039986267101

4512346310-23453-34

Kriteria yang dipakai dari tabel Rose dan Stanley adalah sebagai berikut :

Jumlah n OptionTesti (N) (27% x N) 2 3 4 528 – 3132 – 3536 – 3839 – 42

891011

4555

5555

5555

5555

Dst lihat tabel pada lampiran

Pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut :

Bila SR – ST sama atau lebih besar dari nilai tabel, artinya butir soal itu

mempunyai daya pembeda. Di sini, option = 5, jumlah testi n = 40 orang (39 –

42), berarti batas pengujian adalah 5. Hasilnya sebagai berikut :

Butir Soal SR – ST Batas Nilai Tabel

Keterangan Daya Pembeda

1234567891011121314

0324512346310-2

55555555555555

Ditolak DitolakDitolakDitolak

Diterima DitolakDitolakDitolakDitolak

Diterima DitolakDitolakDitolakDitolak

18

Page 19: Makalah1 Analisa Butir Soal

151617181920

3453-34

555555

DitolakDitolak

Diterima DitolakDitolakDitolak

Dari hasil di atas hanya soal nomor 5, 10, dan 17 yang mempunyai daya

pembeda. Sedangkan soal-soal nomor lainnya tidak memiliki daya pembeda.

c. Reliabilitas (rxx1)

Dalam hal ini yang akan ditentukan adalah koefisien Reliabilitas (xx1) dari

soal yang telah dikerjakan oleh populasi siswa.

Koefisien Reliabilitas didefinisikan sebagai berikut :

karena T2 atau skor sesungguhnya tidak bisa ditentukan maka xx

1 juga tidak

dapat dihitung. Oleh karena itu yang bisa dilakukan adalah mengestimasi

koefisien reliabilitas berdasarkan x2 atau skor tampak.

Selanjutnya lambang yang digunakan adalah rxx1 atau koefisien reliabilitas tes

x.

Adapun teknik estimasi koefisien reliabilitas yang digunakan dalam tes ini

yaitu Internal Konsistensi, yang mana tes hanya diberikan satu kali saja,

dengan menggunakan tipe Split Half (Belah Dua).

Pembelahan soal menjadi dua bagian ganjil-genap diupayakan bagian I

parallel dengan bagian II. Perhitungan untuk setiap belahan atau setiap bagian

dengan menggunakan korelasi Product-Moment (rI II = ryy1) yang rumusnya :

sehingga koefisien reliabilitas dari separuh tes sama dengan ryy1.

Untuk menghitung koefisien reliabilitas seluruh tes digunakan rumus

Spearman-Brown.

19

T2

xx1 =

x2

N . XY – (X) (Y)rI II = rXY =

{N (X2) – (X)2 } {N (Y2) – (Y)2}

Page 20: Makalah1 Analisa Butir Soal

keterangan :

rxx1 = koefisien reliabilitas tes setelah penambahan butir

ryy1 = koefisien reliabilitas tes sebelum penambahan butir

j = rasio banyaknya butir setelah dan sebelum penambahan

Perhitungan korelasi product moment :

Perhitungan koefisien reliabilitas seluruh tes :

Jadi koefisien reliabilitas seluruh tes adalah 0,44. Hasil ini akan

dikonsultasikan dengan tabel interpretasi sebagai berikut :

Antara 0,81 – 1 = sangat tinggi

Antara 0,61 – 0,80 = tinggi

20

j . ryy1

rxx1 =

1 + (j – 1) ryy1

N . XY – (X) (Y) rXY =

{N (X2) – (X)2 } {N (Y2) – (Y)2}

40 . 767 – 147 . 203 rXY =

(40 . 618 – 21609) (40 . 1103 – 41209)

30680 - 29841 rXY =

(3111) . (2911)

rXY = 0,28

j . ryy1 (j=20/10=2)

rxx1 =

1 + (j – 1) ryy1

2 . 0,28rxx

1 = 1 + (2 – 1) . 0,28

rxx1 = 0,44

Page 21: Makalah1 Analisa Butir Soal

Antara 0,41 – 0,60 = cukup

Antara 0,21 – 0,40 = rendah

Antara 0 – 0,20 = sangat rendah

Ternyata tingkat reliabilitas tes ini termasuk cukup.

Selain itu perlu juga menentukan kesalahan standar pengukuran (Standard

Error of Measurement = SEM).

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

SEM = SD 1 – rxx1

Dengan keterangan :

SEM = Standard Error of Measurement

SD = standar deviasi

rxx1 = koefisien reliabilitas tes x

SEM ini bergi=una untuk memprediksi interval skor sesungguhnya maupun

untuk mengestimasi skor sesungguhnya.

X – Zc . SEM T X + Zc . SEM

Dimana Z dapat dilihat dalam tabel z dengan taraf signifikasi yang ditentukan.

Perhitungan SEM sebagai berikut :

Jumlah siswa (N) = 40, nilai tertinggi = 6,5 dan nilai terendah = 3.

Tabel Distribusi Nilai

Interval Nilai Frekuensi (f) Deviasi (d) f . d f . d2

6,5-6,96,0-6,45,5-5,95,0-5,44,5-4,94,0-4,43,5-3,93,0-3,4

305486131

6543210-1

18020121660-1

1080803632601

N = 40 f d = 65 f d2 = 263

i = 0,5

N = 40

u = 3,7

f d = 65

f d2 = 263

Perhitungan simpangan baku sebagai berikut :

21

Page 22: Makalah1 Analisa Butir Soal

SD = 0,99

Sehingga :

SEM = SD 1 – rxx1

SEM = 0,99 1 – 0,44

SEM = 0,74

d. Validitas (rxy)

Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat atau tepat suatu tes

melakukan fungsi ukurnya. Jenis-jenis validitas antara lain : validitas isi,

validitas konstruk, validitas prediksi, validitas butir, dan lain-lain.

Karena tes ini merupakan tes harian atau tes akhir sub pokok bahasan maka

yang akan ditentukan hanyalah validitas butir, dimana sebuah butir dikatakan

valid apabila mempunyai korelasi yang tinggi dengan skor total.

Koefisien korelasi dapat dihitung dengan rumus korelasi Product-Moment.

Butir n valid jika rn > r tabel.

Adapun validitas isi dan validitas konstruk tes ini prediksi sudah diwakili oleh

tingkat kecermatan pemilihan butir tes pada saat pembuatan tabel spesifikasi

dan indikator.

Tabel Kerja Validitas Butir tiap-tiap nomor dengan N = 40 orang.

Butir Soal X Y XC Y2 XY (X) 2 (Y) 2 rXY

22

SD = i fd2 - fd2

N N

SD = 0,5 263 - 65 2

40 40

SD = 0,5 6,575 – 2,64

Page 23: Makalah1 Analisa Butir Soal

1234567891011121314151617181920

41615192536281623202158171428710627

353353353353353353353353353353353353353353353353353353353353

41615192536281623202158171428710627

32553255325532553255325532553255325532553255325532553255325532553255325532553255

351521361762333232551492132772005068149132258719849248

16256225361625129678425652990044125642891967844910036729

124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609

-0,0130,2950,1000,2230,3420,2360,2310,2130,2710,3780,3930,238-0,087-0,0280,2370,3180,3250,301-0,1480,278

Tabel r product moment, dengan N = 40 dan interval kepercayaan 95% adalah

0,312. Bila hasil r perhitungan dikonsultasikan dengan r tabel, maka :

Butir Soal Valid / Tidak Valid1234567891011121314151617181920

Tidak validTidak validTidak validTidak valid

Valid Tidak validTidak validTidak validTidak valid

Valid Valid

Tidak validTidak validTidak validTidak valid

ValidValid

Tidak validTidak validTidak valid

23

Valid jika rn > r tabelTidak valid jika rn < r tabel

Page 24: Makalah1 Analisa Butir Soal

e. Distraktor atau Pengecoh

Menurut H.J.X. Pernandes ada satu dari setiap 50 siswa memilih butir itu.

Pengecoh yang baik adalah apabila 2% siswa menjawab butir tersebut.

Sedang menurut Suharsimi distraktor berfungsi baik jika dipilih paling sedikit

5% pengikut tes.

Analisis distraktor / pengecoh

Untuk mendapatkan distraktor yang berfungsi baik setiap option cukup

dipilih oleh dua orang testi / peserta tes karena :

P / 40 x 100% = 5%

P = 2 orang

Hasilnya adalah :

Butir Soal Option Jumlah Pemilih Keterangan1 A

BCDE

402970

KunciBuruk BaikBaik

Buruk2 A

BCDE

11161210

BurukBurukKunciBaikBaik

3 ABCDE

10215103

BaikBaik

KunciBaikBaik

4 ABCDE

3190018

BaikKunciBurukBurukBaik

5 ABCDE

806125

BaikBurukBaik

BurukKunci

6 ABCDE

362200

KunciBaikBaik

BurukBuruk

7 A 2 Baik

24

Page 25: Makalah1 Analisa Butir Soal

BCDE

28307

KunciBaik

BurukBaik

8 ABCDE

975316

BaikBaikBaikBaik

Kunci9 A

BCDE

1042231

BaikBaik

BurukKunciBuruk

10 ABCDE

423022

BaikBaik

KunciBaikBaik

11 ABCDE

2142121

BaikBaik

KunciBaik

Buruk12 A

BCDE

7711105

BaikBaikBaikBaik

Kunci13 A

BCDE

8118310

BaikBaik

KunciBaikBaik

14 ABCDE

611647

BaikKunciBaikBaikBaik

15 ABCDE

1381414

BurukBaikBaikBaik

Kunci16 A

BCDE

254281

BaikBaikBaik

KunciBuruk

17 A 7 Kunci

25

Page 26: Makalah1 Analisa Butir Soal

BCDE

77910

BaikBaikBaikBaik

18 ABCDE

23121310

BaikBaikBaikBaik

Kunci19 A

BCDE

196654

BaikKunciBaikBaikBaik

20 ABCDE

427360

BaikKunciBaikBaik

Buruk

Untuk distraktor-distraktor yang buruk perlu mendapat perbaikan.

E. INTERPRETASI TES

Tes ini masih memerlukan perbaikan terutama banyaknya tingkat kesukaran yang

tercermin pada skor nilai siswa di bawah 6,5. Sedangkan reliabilitas tes ini termasuk

cukup. Adapun pengecoh yang buruk relatif sedikit. Validitas butir ada yang bernilai

negatif, hal itu menunjukkan korelasi hubungan kebalikan. Butir yang valid hanya

25% dari seluruh soal. 75% butir lainnya memerlukan penyempurnaan. Faktor-faktor

yang mempengaruhi perkiraan kategori tingkat kesulitan butir diantaranya perbedaan

antara persepsi guru dan murid terhadap konsep yang dirasa penting dan mana yang

tidak penting dipelajari dengan sungguh-sungguh sebagai materi pelajaran.

26