Makalah Witholding Tax

52
WITHOLDING TAX PENDAHULUAN Pengertian Pajak Apa yang disebut dengan pajak itu? Menurut bahasa pajak adalah iuran yang wajib dibayar oleh rakyat sebagai sumbangan kepada negara (Suharto, Drs dan Tata Iryanto, Drs, 1989 p. 183). Menurut istilah, Profesor DR. Rochmat Sumitro, S.H. (1990, p. 5) berpendapat bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dalam Undang-undang Nomor : 6 Tahun 1983 yang sudah diperbaiki terakhir dengan (sdtd) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang : Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Undang-undang KUP) dalam pasal 1 angka 1 dijelaskan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar -besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa dalam pengertian pajak tersebut terkandung unsur-unsur sebagai berikut: a. Pajak merupakan iuran rakyat kepada negara. Dari unsur ini jelas, yang berhak memungut pajak kepada rakyat hanyalah negara. Pajak diartikan sebagai peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor publik berdasarkan undang-undang. Peralihan kekayaan tersebut dalam bentuk uang bukan dalam bentuk barang. b. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang dan aturan-aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan. c. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya azas timbal balik (kontraprestasi) individual oleh pemerintah. d. Hasil pemungutan pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran pemerintah (Pusat/Daerah). Bila pajak-pajak dipungut oleh negara, maka pajak tersebut digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengaluaran pemerintah

Transcript of Makalah Witholding Tax

Page 1: Makalah Witholding Tax

WITHOLDING TAX

PENDAHULUAN

Pengertian PajakApa yang disebut dengan pajak itu? Menurut bahasa pajak adalah iuran yang wajib dibayar oleh rakyat sebagai sumbangan kepada negara (Suharto, Drs dan Tata Iryanto, Drs, 1989 p. 183). Menurut istilah, Profesor DR. Rochmat Sumitro, S.H. (1990, p. 5) berpendapat bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dalam Undang-undang Nomor : 6 Tahun 1983 yang sudah diperbaiki terakhir dengan (sdtd) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang : Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Undang-undang KUP) dalam pasal 1 angka 1 dijelaskan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar -besarnya kemakmuran rakyat.Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa dalam pengertian pajak tersebut terkandung unsur-unsur sebagai berikut: a. Pajak merupakan iuran rakyat kepada negara.Dari unsur ini jelas, yang berhak memungut pajak kepada rakyat hanyalah negara. Pajak diartikan sebagai peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor publik berdasarkan undang-undang. Peralihan kekayaan tersebut dalam bentuk uang bukan dalam bentuk barang.b. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang dan aturan-aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.c. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya azas timbal balik (kontraprestasi) individual oleh pemerintah.d. Hasil pemungutan pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah (Pusat/Daerah).Bila pajak-pajak dipungut oleh negara, maka pajak tersebut digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengaluaran pemerintah pusat, sedang bila pajak-pajak dipungut oleh pemerintah daerah, maka pajak tersebut digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengaluaran pemerintah daerah.

Fungsi PajakFungsi pajak ada dua yaitu fungsi budgetair dan fungsi regulerend. Dari fungsi pajak ini kita dapat memahami mengapa pemerintah memungut pajak-pajak tersebut. Fungsi budgetair dimaksudkan pajak dijadikan sebagai penerimaan negara/pemerintah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran/belanja pemerintah. Kita dapat mengetahui hal ini dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pajak dimasukan sebagai penerimaan dalam negeri. Sedangkan fungsi regulerend yaitu pajak berfungsi untuk mengatur atau melaksanakan kebjakan pemerintah dibidang sosial dan ekonomi. Untuk ini dapat diberikan beberapa contoh sebagai berikut : a. Tarif pajak ekspor ditetapkan nol persen (0%), dimaksudkan agar ekspor produk Indonesia dapat bersaing di pasar dunia.

Page 2: Makalah Witholding Tax

b. Pajak yang dikenakan terhadap minuman keras yang tinggi dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi minuman keras. c. Pajak dikenakan terhadap barang mewah, karena pemerintah menghendaki adanya pembatasan terhadap konsumsi barang-barang mewah.

Sistem pemungutan pajakSistem pemungutan pajak dikenal ada tiga macam yaitu : official assessment system, self assessment system dan witholding system. Official assessment system, adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang kepada wajib pajak. Ciri-ciri yang terdapat dalam system pemungutan pajak ini adalah : wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada fiskus, wajib pajak bersifat pasif dan utang pajak timbul setelah adanya surat ketetapan pajak yang diterbitkan fiskus. Contoh dari penerapan official assessment system ini adalah pemungutan Pajak Bumu dan Bangunan (PBB). Self assessment system, adalah system pemungutan pajak yang member wewenang, kepercayaan dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung/ memperhitungkan, membayar/menyetor dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar/pajak terutang. Adapun ciri-ciri dari sistem ini adalah : wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri, wajib pajak berperan aktif dalam menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri pajak yang terutang danfiskus hanya mengecek kebenaran perhitungan, penyetoran dan pelaporan perpajakan yang dibuat wajib pajak. Contoh penerapan dalam sistem ini adalah Pajak Penghasilan (PPh).Witholding system, adalah sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan kepada pihak ketiga untuk menentukan, memotong/memungut dan menyetorkan besarnya pajak terutang oleh wajib pajak. Ciri-ciri sistem ini adalah wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada pihak ketiga, bukan pemerintah atau wajib pajak itu sendiri. Contohnya adalah pemungutan dan pemotongan pajak yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran atau Pejabat Pembuat Komitmen. Contoh :Pajak penghasilan yang dikenakan kepada wajib pajak dalam negeri atau wajib pajak luar negeri yang memperoleh penghasilan di Indonesia, pajak yang dikenakan atas penyerahan barang kepada bendahara/instansi pemerintah/daerah, pajak pertambahan nilai yang dikenakan atas penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak serta pengenaan pajak penjualan atas barang mewah. Non-contoh :Restribusi parkir yang dikenakan Pemerintah Daerah (Pemda) kepada pemilik kendaraan yang memarkir kendaraannya di jalan umum.

Dasar Hukum Pemungutan Pajak-pajak NegaraYang menjadi dasar hukum pemungutan pajak negara adalah undang-undang dibidang perpajakan serta aturan-aturan pelaksanaannya, yaitu : a. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 (sdtd) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang : Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Yang lebih dikenal dengan sebutan Undang-undang KUP.b. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sdtd Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang : Pajak Penghasilan (PPh).

Page 3: Makalah Witholding Tax

c. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 sdtd Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang : Pajak Pertambahan Nilan dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPN/PPn BM).d. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang : Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.e. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang : Pengadilan Pajak.f. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 sdtd Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang : Pajak Bumi Dan Bangunang. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 sdtd Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang : Bea Perolehan Atas Tanah Dan Bangunan. h. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang ; Bea Meterai.i. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 sdtd Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang : Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.

Setiap undang-undang kemudian dibuat aturan pelaksanaannya yaitu dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) dan petunjuk teknisnya diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak (Perdirjen Pajak)

Lingkup Perpajakan Belanja NegaraApakah perpajakan belanja negara mencakup semua perpajakan yang diatur dalam undang-undang tersebut? Tentu saja tidak. Lingkup perpajakan yang dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau Bendahara Pengeluaran umumnya berkaitan dengan pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah (PPN/PPn BM), perpajakan yang berkaitan dengan proyek/kegiatan dengan dana pinjaman/hibah luar negeri (PHLN), bea meterai dan PPh yang bersifat khusus serta PPh final saja.PPh dalam belanja negara yang dilakukan Satuan Kerja baik yang dipungut oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau Bendahara Pengeluaran adalah : a. PPh pasal 21, yaitu :1. PPh yang berkaitan dengan penghasilan pegawai di lingkungan/instansi Pejabat Pembuat Komitmen/Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan seperti :pembayaran gaji, honorarium dan lembur, uang sidang, uang makan dan sebagainya.2. PPh pasal 21 yang berkaitan dengan pembayaran yang dilakukan dengan orang pribadi dari fihak luar instansi Pejabat Pembuat Komitmen/Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan, misalnya pembayaran honor, pembayaran upah harian/mingguan/satuan/borongan,bea siswa, hadiah dan sebagainya b. PPh pasal 26 yang berkaitan dengan pembayaran dengan wajib pajak orang pribadi luar negeri atas suatu pekerjaan, kegiatan atau jasa.c. PPh pasal 22 yang berkaitan dengan penyerahan barang kepada instansi pemerintah (pusat/daerah) baik yang berasal dari dalam negeri maupun impor.d. PPh pasal 23 atas pembayaran pekerjaan, jasa atau kegiatan yang belum diatur dalam undang-undang PPh pasal 21.e. PPh yang bersifat khusus dan PPh yang bersifat final.

Pengertian PPh pasal 21 dan PPh Pasal 26Menururt pendapat Waluyo, Drs., M.Sc., M.M., Akt dan Wirawan B Ilyas, Drs., M.Si., dalam bukunya Perpajakan Indonesia edisi tahun 2000, pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pajak Penghasilan Pasal 26 adalah sebagai berikut. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) adalah pajak penghasilan yang sesuai dengan ketentuan Pasal 21 Undang-undang Pajak

Page 4: Makalah Witholding Tax

Penghasilan yang mengatur tentang pembayaran pajak dalam tahun berjalan atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan dengan nama dan bentuk apapun yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Dari pengertian ini dapat diambil kesimpulan bahwa yang menjadi subyek PPh pasal 21 adalah penghasilan dari wajib pajak dalam negeri.Sedang Pajak Penghasilan Pasal 26 (PPh Pasal 26) adalah pajak penghasilan yang 23 dikenakan/dipotong atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima atau diperoleh wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia. Dari pengertian tersebut yang menjadi subyek PPh pasal 26 adalah penghasilan dari wajib pajak luar negeri yang memperoleh penghasilan di Indonesia.

Wajib Pajak PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 26Sebagai Wajib Pajak PPh Pasal 21 yang diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : 545/PJ/2000 yang telah diperbaikai terakhir dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor : 15/PJ/2006 adalah penerima penghasilan, yang terdiri dari :1. Pejabat Negara, yaitu : a. Presiden dan wakil presidenb. Ketua, wakil ketua dan anggota DPR/MPR, DPRD Propinsi/Kabupaten/ Kotac. Ketua dan wakil ketua Badan Pemeriksa Keuangan d. Ketua, wakil ketua, ketua muda dan hakim Mahkamah Agunge. Ketua dan wakil ketua Dewan Pertimbangan Agungf. Menteri dan Menteri Negarag. Jaksa Agungh. Gubernur dan wakil gubernuri. Bupati dan wakil bupatij. Walikota dan wakil walikota

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu PNS Pusat, PNS Daerah dan PNS lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah sebagaimana diatur dalam Undangundang Nomor 8 Tahun 1974 sdtd Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999. 3. Pegawai, yaitu setiap orang pribadi yang melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau BUMN/BUMD. 4. Pegawai Tetap, yaitu orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur dan terus menerus ikut meengelola kegiatan perusahaan secara langsung. 5. Tenaga lepas, yaitu orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang hanya menerima imbalan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja. 6. Penerima honorarium, yaitu orang pribadi yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan atau kegiatan yang dilakukannya.7. Penerima upah, yaitu orang pribadi yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan dan upah borongan. yang kesemuanya itu menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan dari pemotong pajak (bendahara, pembayar gaji, upah,honorarium).

Page 5: Makalah Witholding Tax

Yang tidak termasuk wajib pajak PPh pasal 21 adalah :1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka dengan syarat :a. Bukan warga negara Indonesia,b. Di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghaasilan lain diluar jabatannya di Indonesia, c. Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.2. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 574/KMK.04/2000 sdtd Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 601/KMK.03/2005, sepanjang :a. Bukan WNIb. Tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.

Wajib pajak PPh pasal 26 orang pribadi warga negara asing maupun badan selain bentuk usaha tetap yang menerima atau memperoleh penghasilan di Indonesia.

Obyek pemungutan PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 26Obyek pajak PPh pasal 21 adalah penghasilan. Penghasilan yang diterima oleh orang pribadi dan harus dipotong oleh Bendahara Pengeluaran adalah :1. Penghasilan yang diterima oleh PNS secara teratur berupa gaji bulanan dan tunjangan-tunjangan yang terikat dengan gaji (tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan jabatan/tunjangan umum, tunjangan beras dan pembulatan) yang dibayar oleh bendahara dan pembayaran teratur lainnya dengan nama apapun. 2. Penghasilan yang diterima PNS yang sifatnya tidak tetap seperti uang lembur, honorarium, uang makan, uang sidang, imbalan prestasi kerja dan imbalan lain dengan nama dan bentuk apapun yang dibebankan kepada APBN/APBD.Pengecualian : Apabila penghasilan-penhasilan tersebut di atas dibayarkan kepada PNS Golongan II/d kebawah, atau Anggota TNI dengan pangkat Pembantu Letnan satu kebawah, atau Anggota Polri dengan pangkat Ajun Inspektur satu kebawah, dibebaskan dari pemungutan PPh pasal 21.3. Upah harian, upah mingguan, upah satuan atau upah borongan yang diterima atau diperoleh pegawai tidak tetap atau pegawai harian lepas, serta uang saku harian atau mingguan yang diterima peserta pendidikan, pelatihan atau pemagangan yang merupakan calon pegawai.4. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan bentuk apapun, komisi, bea siswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan wajib pajak dalam negeri terdiri dari :a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris. b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, crew film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis dan seniman lainnya.c. Olahragawan/atlitd. Penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderatore. Pengarang, peneliti dan penerjemah

Page 6: Makalah Witholding Tax

f. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan system aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial. g. Agen iklanh. Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan, dan peserta sidang atau rapat i. Pembawa pesanan atau yang menemukan langgananj. Peserta perlombaank. Petugas penjaja barang daganganl. Petugas dinas luar asuransim. Peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan bukan pegawai atau bukan sebagai calon pegawain. Distributor multilevel marketing, atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya5. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang diberikan bukan oleh wajib pajak selain pemerintah, atau wajib pajak yang dikenakan PPh yang bersifat final dan yang dikenakan PPh berdasarkan norma perhitungan khusus (deemed profit).Disamping itu ada penghasilan yang dikecualikan dari pengenaan PPh pasal 21, dalam arti tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang harus dipotong PPh pasal 21. Penghasilan-penghasilan dimaksud adalah :1. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi bea siswa.2. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang diberikan oleh wajib pajak atau pemerintah, kecuali yang diberikan wajib pajak yang dikenakan PPh yang bersifat final dan yang dikenakan PPh berdasarkan norma perhitungan khusus (deemed profit).3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendidriannya telah disahkan Menteri Keuangan dan iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja. 4. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak, dari badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk dan disahkan pemerintah. Adapun penghasilan yang menjadi obyek pengenaan PPh Pasal 26 adalah :a. Devidenb. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan sehubungan denganjaminan pengembalian utang.c. Royalty, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.d. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan.e. Hadiah dan penghargaan.f. Pensiun dan penghasilan berkala lainnya.g. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia.h. Premi asuransi, termasuk premi reasuransi.i. Penghasilan kena pajak setelah dikurangi PPh suatu BUT (Branch Profit Tax), kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia.

4.1.4 Perhitungan PPh pasal 21/26Untuk menghitung besarnya PPh pasal 21 terutang untuk pegawai tetap berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-545/PJ/2000 sdtd Peraturan Dirjen Pajak Nomor : 15/PJ/2006, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

Page 7: Makalah Witholding Tax

1. Hitung penghasilan bruto yang diterima selama sebulan.2. Hitung jumlah penghasilan netto sebulan, yaitu penghasilan bruto sebulan dikurangi dengan biaya jabatan, iuran pensiun dan iuran tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang dibayar sendiri oleh pegawai yang bersangkutan melalui pemberi kerja kepada Dana Pensiun atau kepada Badan Penyelenggara Jamsostek yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan.3. Hitung penghasilan netto dalam setahun, yaitu penghasilan netto sebulan dikalikan 12 (dua belas).4. Hitung penghasilan kena pajak, yaitu dengan cara mengurangkan penghasilan netto dalam setahun dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Bulatkan penghasilan kena pajak ini dalam ribuan kebawah, apabila hasilnya tidak genap dalam ribuan.5. Kalikan penghasilan kena pajak dengan tarif berdasarkan ketentuan pasal 17 Undang-undang PPh yang sesuai.6. Untuk mendapatkan PPh pasal 21 terutang dalam sebulan, hasil dari perhitungan di atas (langkah ke 5) dibagi dengan 12.Penjelasan :1. Penghasilan/gaji bruto PNS adalah jumlah dari : Gaji Pokok + Tunjangan Istri + Tunjangan Anak + Tunjangan Jabatan Struktural/Fungsional/Umum + Tunjangan Beras + Pembulatan.2. Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, yang besarnya lima persen (5%) dari penghasilan bruto, dengan jumlah maksimal Rp.1.296.000,- (satu juta dua ratus sembilan puluh enam ribu rupiah) setahun atau Rp.108.000,- (seratus delapan ribu rupiah) sebulan.3. Iuran pensiun adalah 4,75% dikalikan jumlah dari Gaji pokok + Tunjangan Istri + Tunjangan anak.4. Iuran Tabungan Hari Tua (THT) adalah 3,25% dikalikan jumlah dari Gaji pokok + Tunjangan Istri + Tunjangan anak (untuk PNS).5. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 137/PMK.03/2005 tanggal 30 Desember 2005 yang berlaku mulai 1 Januari 2006 adalah sebagai berikut

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK/PTKP SETAHUN SEBULAN

Untuk diri pegawai 13.200.000,- 1.100.000,-Tambahan untuk pegawai yang kawin 1.200.000,- 100.000,-Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarahdan semenda dengan garis keturunan lurus sertaanak angkat yang menjadi tanggungan pegawaisepenuhnya (maksimal 3 anak) 1.200.000,- 100.000,-

PTKP untuk karyawati.PTKP untuk karyawati diatur sebagai berikut :a. Untuk karyawati dengan status kawin, pengurangan PTKP hanya untuk dirinya sendiri yaitu sebesar Rp. 13.200.000,- setahun atau Rp.1.100.000,- sebulan.b. Untuk karyawati dengan status tidak kawin, pengurangan PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungannya dengan jumlah paling banyak tiga orang.

Page 8: Makalah Witholding Tax

c. Untuk karyawati dengan status kawin namun suaminya tidak menerima atau memperioleh penghasilan, pengurangan PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungannya maksimal tiga orang.

Catatan :Karyawati tersebut harus dapat menunjukan keterangan tertulis dari Pemerintah Daerah setempat minimal Camat, yang menerangkan bahwa suami karyawati tersebut tidak menerima/memperoleh penghasilan.

6. Tarif PPh pasal 21 ada yang disebut dengan tarif umum dan tarif khusus. Tarif umum adalah tarif PPh sebagaimana diatur dalam pasal 17 undang-undang PPh, yaitu sebagai berikut :

LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF PPh1. Sampai dengan Rp.25.000.000,- 5 %2. Diatas Rp.25.000.000,- sampai dengan Rp.50.000.000,- 10%3. Diatas Rp.50.000.000,- sampai dengan Rp.100.000.000,- 15 %4. Diatas Rp.100.000.000,- sampai dengan Rp.200.000.000,- 25 %5. Diatas Rp.200.000.000,- 35 %

Tarif PPh pasal 21 yang bersifat khusus adalah besarnya tarif PPh pasal 21 yang tidak diatur dalam pasal 17 undang-undang PPh. Perhatikan besarnya pengenaan tarif PPh pasal 21 terhadap obyek pengenaan, dasar perhitungan dan sifatnya.No Dasar Pengenaan (Obyek) Tarif PPh psl 21 Dasar perhitungan Sifat 123456789

Penghasilan teratur yangditerima pegawai tetapRabat/komisi penjualan yangditerima oleh distributorMLM/Direct selling dankegiatan sejenisJasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus yang diterimamantan pegawaiHonorarium yang diterimaDewan Komisaris/Pengawasyang bukan pegawai tetappada perusahaan

Pasal 17 UU PPhPasal 17 UU PPhPasal 17 UU PPhPasal 17 UU PPhPasal 17 UU PPhPasal 17 UU PPhPKP = PB – (BJ+IP+ITHT) – PTKPPKP = (PB – PTKP)per bulanPBPBPKP = (PB – PTKP)PB

Page 9: Makalah Witholding Tax

yang samaHonorarium yang diterimaoleh pegawai tidak tetap,pemagang, calon pegawaiHonorarium dan pembayaranlain yang diterima oleh

tenaga lepas (seniman, atlit,penceramah, pemberi jasa,pengelola proyek, dll)Honorarium yang dananyadari keuangan Negara/daerahyang diterima oleh pejabatNegara, PNS, anggota TNI/Polri kecuali PNS gol. II/d kebawah atau anggota TNIdengan pangkat Peltu kebawah dan anggota Polridengan pangkat Aiptukebawah.Honorarium dan pembayaranlain yang diterima olehtenaga ahli (pengacara, dokterakuntan, arsitek, konsultan,notaries, penilai dan aktuaris)sebagai imbalan sehubungandengan pekerjaan jasa dankegiatan.Upah yang diterima tenagaharian lepas :a.Di atas Rp.110.000,- perhari, tetapi tidak lebih dariRp.1.100.000,- perbulan.b.Tidak lebih dariRP.110.000,- per hari namunlebih dari Rp.1.100.000,- perbulan15 %7,5 %5 %

Page 10: Makalah Witholding Tax

5 %PBPBPB per hari –Rp.110.000,-PB – PTKPsebenarnyaFinal31[Type text]Catatan ;PKP = Penghasilan Kena pajakPB = Penghasilan BrutoBJ = Biaya Jabatan (5% x Penghasilan Bruto)IP = Iuran pensiun {4,75 % x (GP +TI + TA)}ITHT = Iuran Tunjangan Hari Tua {3,25% x (GP +TI + TA)}Penentuan upah harian (penghasilan bruto per hari) apabila yang berangkutandibayar mingguan, satuan atau borongan adalah sebagai berikut :a. Apabila dibayar mingguan, upah harian = upah mingguan dibagi 6 (enam);b. Apabila dibayar satuan, upah harian = upah atas banyaknya satuan yangdihasilkan dalam satu hari.c. Apabila dibayar secara borongan, upah harian = jumlah upah borongandibagi banyaknya hari yang dipakai/diperlukan untuk menyelesaikanpekerjaan tersebut.Contoh : Pemungutan PPh Pasal 21 oleh bendahara pengeluaran atas pembayaran gajikepada PNS, pembayaran uang lembur, honorarium, uang makan dan lain-lain.Non-contoh : Pemotongan PPh Pasal 21 kepada badan/perusahaan oleh bendaharapengeluaran.Tarif PPh pasal 26 selengkapnya dapat dilihat pada halaman 32. Yang perludiketahui adalah pengenaan PPh pasal 26 ini semua bersifat final.32[Type text]TARIF PPh PASAL 26No Uraian obyek Tarif Dasar perhitungan1 Deviden 20% atau tarifP3BJumlah bruto2 Bunga termasuk premium, diskonto,premi swap, dan imbalan sehubungandengan jaminan pengambalian utang20% atau tarifP3BJumlah bruto3 Royalty, sewa dan penghasilan lainsehubungan dengan penggunaan harta20% atau tarif

Page 11: Makalah Witholding Tax

P3BJumlah bruto4 Imbalan sehubungan dengan jasa,pekerjaan dan kegiatan20% atau tarifP3BJumlah bruto5 Hadiah dan penghargaan 20% atau tarifP3BJumlah bruto6 Pensiunan dan penghasilan berkalalainnya20% atau tarifP3BJumlah bruto7 Penjualan harta di Indonesia kecualiyang diatur dalam pasal 4 ayat 2 UUPPh yang diterima WP LN selain BUTdi Indonesia20% atauperkiraanpenghasilannetto atau tarifP3BHarga jual8 Premi asuransi termasuk premireasuransia. Dibayarkan tertanggung kepadaPerusahaan Asuransi di LNbaik secara langsung maupunmelalui pialangb. Dibayarkan PerusahaanAsuransi di Indonesia kepadaPerusahaan Asuransi di LNc. Dibayarkan PerusahaanReasuransi di Indonesia kepadaperusahaan asuransi di LN20%x50% atau10% atau tarifP3B20%x10% atau2% atau tarifP3B20%x5% atau1% atau tarifP3B

Page 12: Makalah Witholding Tax

Premi yang dibayarPremi yang dibayarPremi yang dibayar9 Penghasilan BUT, kecuali yangditanamkan kembali di Indonesia20% atau tarifP3BPengh Kena Pajak(Laba BUT setelahdikurangi PPh BUTdi Indonesia)10 Deviden Perusahaan dalam kawasanpengembangan daerah terpadu10% Bruto33[Type text]Contoh : pengenaan PPh yang dilakukan bendahara pengeluaran terhadap pembayaranhonorarium atas pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan terhadap wajib pajak luarnegeri.Non-contoh : pengenaan PPh yang dilakukan bendahara pengeluaran terhadappembayaran honorarium atas pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan wajib pajakdalam negeri4.1.4.1 Contoh-contoh perhitungan PPh pasal 211. Zulkifli adalah staf pada Departemen Pertanian dengan pangkat Penata Muda(Golongan III/a) mempunyai gaji pokok sebesar Rp.1.200.000,- per bulan. Ia kawindan mempunyai dua orang anak. Tunjangan-tunjangan yang diterima Zulkifli selaintunjangan istri dan tunjangan anak adalah : tunjangan umum sebesar Rp.185.000,-;tunjangan beras sebesar Rp.153.920,- per bulan. Berapakah PPh pasal 21 terutangbagi Zulkifli setiap bulannya?Penyelesaian :1.Gaji pokok2.Tunjangan Istri = 10% x Rp.1.200.000,-3.Tunjangan Anak = 2 x 2% x Rp.1.200.000,-Sub jumlah ( 1+2+3 )4.Tunjangan UMUM5.Tunjangan Beras6.Pembulatan7.Penghasilan bruto ( 1+2+3+4+5+6 )8.Potongan :a.Biaya jabatan : 5% x Rp.1.707.000 = Rp.85.350,-b.Iuran pensiun : 4,75% x Rp.1.368.000 =Rp. 64.980,-c.Iuran THT : 3,25% x Rp.1.368.000 =Rp 44.460,-9.Gaji Netto ( 1.707.000 – 194.790 ):::

Page 13: Makalah Witholding Tax

:::::::Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.RpRp.1.200.000,-120.000,-48.000,-1.368.000,-185.000,-153.920,-80,-1.707.000,-194.790,-1.512.210,-34[Type text]10.Gaji netto disetahunkan ( 1.512.210 x 12 )11.Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)12.Penghasilan kena pajak ( 18.146.210 – 16.800.000 )13.Penghasilan kena pajak dibulatkan dalam ribuan kebawah14.PPh Pasal 21 terutang dalam setahun = 5% x 1.346.000,-15.PPh Pasal 21 terutang dalam sebulan = 67.300,- : 12::::::Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.

Page 14: Makalah Witholding Tax

Rp.18.146.520,-16.800.000,-1.346.520,-1.346.000,-67.300,-5.608,-Jadi PPh Pasal 21 terutang bagi Zulkifli sebesar Rp. 5.608,- per bulan.Catatan :Karena Zulkifli adalah Pegawai Negeri Sipil dimana PPh Pasal 21 terutangnyaditanggung pemerintah, maka jumlah PPh Pasal 21 terutang bagi Zulkifli sebesarRp.5.608,- tersebut ditambahkan sebagai penghasilan bruto (pada kolom 8 daftar gaji)kemudian pada kolom potongan (kolom 12 daftar gaji) dipotong dengan jumlah yangsama.Untuk didiskusikan.Bagaimana kalau Zulkifli mendapatkan kenaikan pangkat atau kenaikan gaji berkala,sementara jumlah anggota serta tunjangan-tunjangan lainnya tetap?2. Syahrizal (PNS golongan III/c) pada bulan Agustus 2008 menerima uang lembur danuang makan dari kantornya sebesar Rp.200.000,- Berapakah PPh Pasal 21 yangdipotong dari penerimaan Ayahrizal tersebut?Penyelesaian :PPh Pasal 21 terutang bagi Syahrizal adalah 15% x Rp.200.000,- = Rp.30.000,- Jadiyang diterimakan kepada Syahrizal hanya sebesar Rp.170.000,-Catatan :Perhitungan PPh Pasal 21 tersebut di atas berlaku juga untuk pembayaran honor danuang makan bagi PNS golongan III/a ke atas.Untuk didiskusikanBagaimana apabila pembayaran uang lembur tersebut dibayarkan kepada Syahroni(PNS golongan II/c) dan Syahminan (PNS golongan II/b)?35[Type text]3. Badan Pusat Statistik (BPS) mengadakan pelatihan bendahara pengeluaran dan bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran. Salah seorang pengajarnyaadalah Drs. I Gde Anune (PNS gol IV/a) yang diberi honor sebesar Rp.1.000.000,-.Berapakah PPh pasal 21 yang harus dipungut oleh Bendahara Pengeluaran BPS ataspembayaran yang dilakukan kepada Drs. I Gde Anune?Penyelesaian :Besarnya PPh pasal 21 yang harus dipungut bendahara pengeluaran BPS ataspembayaran yang dilakukan kepada Drs. I Gde Anune adalah : 15% x Rp.1.000.000,-= Rp.150.000,-. Dengan demikian yang diterimakan kepada Drs. I Gde Anune adalahsebesar Rp.1.000.000,- - Rp.150.000,- = Rp.850.000,-Untuk didiskusikanBagaimana perlakukuan pemotongan PPh Pasal 21 apabila pengajar tesebut ternyatabukan PNS? Bagimana pulan seandainya Drs. I Gede Anune masih golongan II/d?4. Dalam acara sosialisasi pengentasan kemiskikan di pedesaan, Departemen Sosialmengadakan acara panggung hiburan untuk menghibur masyarakat setempat dengan

Page 15: Makalah Witholding Tax

mengundang seorang artis ibu kota dengan pembayaran honornya sebesar Rp,300.000.000,-. Berapakah PPh pasal 21 yang harus dipungut Bendahara PengeluaranDepartemen Sosial kepada artis tersebut?Penyelesaian :Karena artis bukan PNS, maka perhitungan PPh Pasal 21 terutangnya menggunakantarif berdasarkan Pasal 17 Undang-undang PPh. Pembayaran honor kepada artistersebut sebesar Rp.300.000.000,- yang merupakan jumah yang lebih besar dariRp.200.000.000,- perhitungannya PPh pasal 21 tidak didasarkan atas tarif untuklapisan penghasilan kena pajak yang lebih besar dari Rp.200.000.000,- yaitu 35% dariRp.300.000.000,-, akan tetapi dilakukan secara bertahap dengan tarif progresif sebagaiberikut :a. 5% x Rp.25.000.000,- = Rp. 1.250.000,-b. 10% x Rp.25.000.000,[ = Rp 2.500.000,-c. 15% x Rp,50.000.000,- = Rp. 7.500.000,-d. 25% x Rp.100.000.000,- = Rp.25.000.000,-e. 35% x Rp.100.000.000,0 = Rp.35.000.000,- (+)Jumlah ………………… =Rp.71.250.000,-36[Type text]Jadi Bendahara Pengeluaran Departemen Sosial harus memotong PPh pasal 21 kepadaartis tersebut sebesar Rp.71.250.000,- Jumlah yang dibayarkan kepada artis tersebutadalah sebesar Rp.300.000.000,- - Rp.71.250.000,- = Rp.228.750.000,-Untuk didskusikanBerapa PPh Pasal 21 terutang bagi seorang atlet yang memperoleh medli emas danmendapatkan bonus dari Menteri Pemuda dan Olah raga sebesar Rp.500.000.000,-yang dibayar dari APBN.5. Pemerintah Daerah X digugat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) karenadianggap tidak tanggap terhadap pencemaran lingkungan. Untuk itu Pemda Xmengangkat seorang pengacara untuk menghadapi tuntutan LSM tersebut dipengadilan dengan imbalan sebesar Rp.100.000.000,-. Berapakah PPh pasal 21 yangharus dipungut bendahara pengeluaran Pemda X?Penyelesaian :PPh pasal 21 yang harus dipungut bendahara pengeluaran Pemda X atas pembayaranyang dilakukan kepada pengacara tersebut adalah sebesar : 7,5% x Rp.100.000.000,- =Rp.7.500.000,-Jadi jumlah yang dibayarkan kepada pengacara tersebut sebesar Rp.100.000.000,- -Rp.7.500.000,- = Rp.92.500.000,-6. Jumali bekerja pada Satker PQR pada bulan Juni 2007 selama lima hari, menerimaupah sebesar Rp.120.000.000,- per hari. Berapa PPh pasal 21 yang dipungutbendahara pengeluaran Satker PQR ?Penyelesaian :Karena upah Jumali sehari sebesar Rp. 120.000,- merupakan jumlah yang melebihiRp.110.000,- dan dalam bulan itu penghasilannya sebesar Rp.600.000,- yangmerupakan jumlah yang lebih kecil dari Rp.1.100.000,- maka perhitungan PPh pasal21 sehari adalah 5% x (Rp.120.000,- - Rp.110.000,-) = Rp.500,-Bendahara pengeluaran Satker PQR harus memotong Rp.500,- setiap hari apabila

Page 16: Makalah Witholding Tax

melakukan pembayaran kepada Jumali tersebut.7. Damari (belum menikah) pada bulan Maret 2007 bekerja sebagai buruh harian danbekerja pada Satker ABC selama dua belas hari dengan upah Rp.110.000,- per hari.Berapa besarnya PPh pasal 21 yang dipungut bendahara pengeluaran Satker ABC ?Berapa jumlah yang dibayarkan kepada Damari ?Penyelesaian :37[Type text]Contoh ini berbeda dengan contoh 5 di atas. Disini upah per hari sebesar Rp.110.000,-merupakan jumlah penghasilan yang belum dikenakan PPh pasal 21. Namun karenadalam bulan itu penghasilan Damari ternyata lebih besar dari Rp.1.100.000,- makakepadanya dikenakan PPh pasal 21. Perhitungan pengenaan PPh pasal 21 adalahsebagai berikut :Sampai dengan hari kesepuluh, belum dilakukan pemotongan PPh pasal 21 ataspenghasilan yang dibayarkan kepada Damari, karena jumlah kumulatif upah yangditerima Damari belum melebihi Rp.1.100.000,-Perhitungan PPh pasal 21 pada hari kesebelasUpah yang diterima Damari : 11 x Rp.110.000,- = Rp.1.210.000,-PTKP sebenarnya : Rp.13.200.000,-/ 360 x 11 = Rp. 403.333,- (-)Penghasilan kena pajak s.d. hari ke-11 = Rp. 806.667,-Dibulatkan dalam ribuan kebawah menjadi = Rp. 806.000,-PPh pasal 21 terutang s.d. hari ke-11 = 5% x Rp.806.000,- = Rp. 40.300,-PPh pasal 21 yang telah dipotong s.d. hari ke-10 = Rp. 0,- (-)PPh pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-11 = Rp. 40.300,-Jadi pada hari ke-11 upah yang diterima Damari sebesar Rp.110.000,- - Rp.40.300,- =Rp.69.700,-Perhitungan PPh pasal 21 pada hari ke-12Upah yang diterima Damari : 12 x Rp.110.000,- = Rp.1.320.000,-PTKP sebenarnya : Rp.13.200.000,- / 360 x 12 = Rp. 440.000,- (-)Penghasilan kena pajak s.d. hari ke-12 = Rp. 880.000,-PPh pasal 21 terutang s.d. hari ke-12 = 5% x Rp.880.000,- = Rp. 44.000,-PPh pasal 21 yang telah dipotong s.d. hari ke-11 = Rp. 40.300,- (-)PPh pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-12 = Rp. 3.700,-Jadi pada hari ke-11 upah yang diterima Damari sebesar Rp.110.000,- - Rp.3.700,- =Rp.106.300,-Untuk didiskusikan :a. Bagaimana perhitungan PPh pasal 21 yang harus dilakukan bendaharapengeluaran kalau Damari tersebut ternyata mempunyai istri dan atau anak ?b. Bagaimana perhitungan PPh pasal 21 yang harus dilakukan bendaharapengeluaran kalau Damari tersebut bekerja selama 12 hari dalam bulan yang tidaksama ?.38[Type text]8. Ahmad (tidak menikah) bekerja pada Satker ABC pada bulan Maret 2007 selamadelapan hari, menerima upah sebesar Rp.150.000.000,- per hari. Berapa PPh pasal 21yang dipungut bendahara pengeluaran Satker ABC ?

Page 17: Makalah Witholding Tax

PenyelesaianUpah sehari Rp.150.000,- (lebih besar dari Rp.110.000,-)Penghasilan kena pajak per hari = Rp,150.000,- - Rp. 110.000,- = Rp.40.000,-PPh pasal 21 = 5% x Rp.40.000,- = Rp.2.000,- dipotong harian sampai dengan hariketujuh .Pada hari ke-8 penghasilan Ahmad telah mencapai Rp.1.200.000,- (telah melebihiRp.1.100.000,-). Maka PPh pasal 21 atas penghasilan Ahmad pada bulan Maret 2007dihitung sebagai berikut :Upah 8 hari kerja = 8 x Rp.150.000,- = Rp.1.200.000,-PTKP = Rp.13.200.000 / 360 x 8 = Rp. 293.333,- (-)Upah harian terutang pajak = Rp. 906.667,-Dibulatkan dalam ribuan = Rp. 906.000,-PPh pasal 21 = 5% x Rp.906.000,- = Rp. 45.300,-PPh pasal 21 yang telah dipotong : 7 x Rp.2.000,- = Rp. 14.000,- (-)PPh pasal 21 kurang dipotong = Rp. 31.300,-Jumlah sebesar Rp.31.300,- ini dipotongkan dari upah harian sebesar Rp,150.000,-sehingga upah yang diterima Ahmad pada hari kerja ke-8 sebesar Rp.150.000,- -Rp.31.300,- = Rp.118.700,-Pada hari ke-9 dan seterusnya dalam bulan yang bersangkutan, jumlah PPh pasal 21per hari yang dipotong adalah :Upah sehari = Rp.150.000,-PTKP harian = Rp.13.200.000,- : 360 = Rp. 36.667,- (-)Upah harian terutang pajak = Rp.113.333,-Pembulatan dalam ribuan = Rp.113.000,-PPh pasal 21 terutang = 5% x Rp.113.000,- = Rp. 5.650,-4.1.4.2 Contoh-contoh perhitungan PPh pasal 261. Departemen Keuangan membayar tenaga ahli dari Australia sebesar US$ 1.000,00 dannilai kurs pada saat pembayaran dilakukan adalah US$ 1 = Rp.10.000,- BerapakahPPh pasal 26 yang harus dipungut Bendahara Pengeluaran Departemen Keuangan?39[Type text]Penyelesaian :PPh pasal 26 yang dikenakan atas pembayaran tersebut adalah : 20% x US$ 1.000,- xRp.10.000,-/US$ = Rp. 2.000.000,-Untuk didiskusikanBagaimana kalau tenaga ahli dari Australian tersebut pembayarannya dilakukandengan menggunakan mata uang rupiah?2. Seorang wajib pajak luar negeri memperoleh penghasilan berupa gaji di Indonesiasebesar US$ 2.000,00 dengan nilai kurs pada saat pembayaran dilaksanakan adalahUS$ 1 = Rp.9.000,- Berapakah PPh pasal 26 yang dikenakan kepada wajib pajaktersebut?Penyelesaian :PPh pasal 26 yang dikenakan atas pembayaran tersebut adalah : 20% x US$ 2.000,- xRp.9.000,-/US$ = Rp. 3.600.000,-4.1.5 Penyetoran dan pelaporan PPh pasal 21/26PPh pasal 21 yang tidak ditanggung pemerintah yang dipungut Bendahara

Page 18: Makalah Witholding Tax

Pengeluaran pada suatu bulan tertentu harus disetorkan Bendahara Pengeluaran palinglambat tanggal 10 bulan berikutnya pada Bank/Kantor pos Persepsi dengan menggunakanSurat Setoran Pajak (SSP). Jika tanggal 10 tersebut jatuh pada hari libur, penyetorandilakukan pada hari kerja berikutnya. Sedang untuk Pejabat Negara, Pegawai NegeriSipil, anggota Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Republik Indonesia yang PPh pasal21-nya ditanggung pemerintah, Bendahara Pengeluaran cukup melaporkan perhitunganPPh pasal 21 yang terutang dalam daftar gaji kepada Kantor Pelayanan PerbendaharaanNegara (KPPN), namun SSP PPh pasal 21 tetap dibuat. SSP PPh pasal 21 ini nanti akandiberi tanggal dan nomor Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan akan dikirimkembali kepada Bendahara Pengeluaran. Dengan dicantumkannya tanggal dan nomorSP2D pada SSP PPh tersebut, maka PPh pasal 21 terutang atas gaji Pejabat Negara, PNS,anggota TNI/Polri untuk bulan itu telah diperhitungkan dalam Surat Perintah Membayar(SPM) gaji induk/gaji bulanan bulan yang bersangkutan dan sekaligus telah disetor ke kasnegara.Bendahara Pengeluaran melaporkan PPh pasal 21 yang terutang sekalipun nihildengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) PPh pasal 21 kepadaKantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat dimana bendahara terdaftar paling lambat40[Type text]tanggal 20 bulan berikutnya. Apabila tanggal tersebut jatuh pada hari libur, makapelaporan dilakukan pada pada hari kerja sebelumnya.Bendahara Pengeluaran pada akhir tahun pajak wajib mengisi, menandatanganidan menyampaikan SPT Tahunan PPh pasal 21 ke KPP atau Kantor Penyuluhan danPemantauan Potensi Perpajakan (KP4) setempat dimana bendahara pengeluaran terdaftarpaling lambat tanggal 31 Maret tahun takwim berikutnya.PPh pasal 26 yang dipungut Bendahara Pengeluaran pada suatu bulan tertentuharus disetorkan bendahara pengeluaran paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya padaBank/Kantor pos Persepsi dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Jika tanggal10 tersebut jatuh pada hari libur, penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnyaPelaporkan PPh pasal 26 yang terutang menggunakan Surat PemberitahuanMasa (SPT Masa) PPh pasal 26 kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat dimanabendahara terdaftar paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya. Apabila tanggal tersebutjatuh pada hari libur, maka pelaporan dilakukan pada pada hari kerja sebelumnya.4.2 Tes Formatif 31. Apa yang dimaksud dengan PPh pasal 21 dan PPh pasal 26 itu ?2. Siapa saja wajib pajak PPh pasal 21 yang pemungutannya menjadi tugasBendahara Pengeluaran ?3. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh bendahara pengeluaran dalammemungut/memotong PPH pasal 21 yaitu pengurangan terhadap penghasilanyang diperkenankan, PTKP dan tarif PPh pasal 21. Jelaskan masing-masing!4. Mengapa Bendahara Pengeluaran harus bisa menghitung PPh pasal 21 atau PPhpasal 26 terutang ?5. Jelaskan bagaimana penyetoran dan pelaporan PPh pasal 21 dan pasal 26 itu!4.3 RangkumanPPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasadan kegiatan dengan nama dan bentuk apapun yang diterima atau diperoleh wajib pajak

Page 19: Makalah Witholding Tax

dalam negeri. Ketentuan pemungutannya diatur dalam pasal 21 Undang-undang PajakPenghasilan yang mengatur tentang pembayaran pajak dalam tahun berjalan ataspenghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan dengan nama dan bentukapapun yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.41[Type text]Dasar pemungutan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap (termasuk PNS) adalah pengasilankena pajak yaitu penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan, iuran pensiun dan iurantunjangan hari tua/jaminan hari tua dan PTKP. Untuk pembayaran honorarium yangditerima oleh pegawai tidak tetap, pemagang, calon pegawai, dasar pemungutannyaadalah penghasilan bruto dikurangi PTKP sedangkan untuk penghasilan atas jasaproduksi, tantiem, grati fikasi, bonus yang diterima mantan pegawai dan honorariumyang diterima Dewan Komisaris/Pengawas yang bukan pegawai tetap pada perusahaanyang sama serta honorarium dan pembayaran lain yang diterima oleh tenaga lepas(seniman, atlit, penceramah, pemberi jasa, pengelola proyek, dll) dasar pengenaan PPhPasal 21-nya adalah penghasilan bruto itu sendiri. Tarif pemungutannya diaatur dalampasal 17 undang-undang PPh. Tarif khusus yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan atauDirektur Jenderal Pajak sebesar 15% dari penghasilan bruto dikenakan terhadappembayaran honorarium yang dananya dari keuangan negara/daerah yang diterima olehpejabat Negara, PNS, anggota TNI/ Polri kecuali PNS gol. II/d ke bawah atau anggotaTNI dengan pangkat Peltu ke bawah dan anggota Polri dengan pangkat. Tarif sebesar7,5% dikenakan terhadap pembayaran honorarium dan pembayaran lain yang diterimaoleh tenaga ahli (pengacara, dokter akuntan, arsitek, konsultan, notaries, penilai danaktuaris) sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan sedangkantariff sebesar 5% dikenakan terhadap penerima upah harian.PPh pasal 21 yang tidak ditanggung pemerintah yang dipungut bendahara padasuatu bulan tertentu, harus disetorkan ke kas negara melalui Bank/Kantor Pos Persepsipaling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, serta harus dilaporkan paling lambat tanggal20 bulan berikutnya. Dalam hal tanggal-tanggal tersebut jatuh pada hari libur, untukpenyetoran bisa dilakukan pada hari kerja berikutnya, namun pelaporannya harusdilaksanakan pada hari kerja sebelumnya. Untuk PPh Pasal 21 yang ditanggungpemerintah, pelaporannya dilakukan melalui daftar gaji kepada KPPN.PPh pasal 26 merupakan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehwajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap. Pemotongannya harus dilakukanbendahara pengeluaran pada saat bendahara pengeluaran melakukan pembayaran sesuaidengan tarif yang berlaku atau berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda(P3B)/tax treaty.Penyetorannya harus dilakukan bendahara pengeluaran pada Bank/Kantor Pospersepsi paling lambat sepuluh hari setelah bulan kalender berakhir dengan menggunakan42[Type text]SSP. Dan apabila pada tanggal tersebut bertepatan hari libur, penyetoran dilakukan padahari kerja berikutnya.Pelaporannya dilakukan paling lambat dua puluh hari setelah bulan kalenderberakhir dengan menggunakan SPT Masa PPh pasal 21/26 dengan dilampiri lembarketiga SSP serta daftar dan bukti pemotongan PPh pasal 26. Dan apabila pada tanggal

Page 20: Makalah Witholding Tax

tersebut bertepatan hari libur, penyetoran dilakukan pada hari kerja sebelumnya.

Pengertian PPh Pasal 22Yang dimaksud dengan PPh Pasal 22 adalah pajak yang dipungut olehbendahara (pemerintah pusat/pemerintah daerah), instansi atau lembaga pemerintah danlembaga-lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barangdan badan-badan tertentu baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengankegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lain.(Waluyo, Drs, M.Sc, M.M.,Ak dan Wirawan B Ilyas, Drs, M.Si, 2000).Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa PPhPasal 22 adalah pajak penghasilan dalam tahun berjalan yang dipungut oleh :a. Bendahara Pemerintah (Pusat/Daerah), instansi atau lembaga pemerintah danlembaga-lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran yang dilakukanatas penyerahan barang.b. Badan-badan tertentu (pemerintah/swasta) berkenaan dengan kegiatan dibidangimpor atau kegiatan usaha dibidang lain.Subyek pemungutan PPh Pasal 22 adalah penghasilan yang diperoleh wajibpajak yaitu nilai/harga barang yang diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran atauPejabat pembuat Komitmen.44[Type text]5.1.2 Obyek PPh pasal 22Yang menjadi obyek dalam pemungutan PPh Pasal 22 adalah :a. Impor barang.b. Pembayaran atas pembelian barang yang dilaksanakan oleh DirektoratJenderal Perbendaharaan (c.q. KPPN), bendahara (pusat/daerah).c. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan Badan Usaha milikNegara (BUMN), Badan Usaha milik Daerah (BUMD) yang dananyaberasal dari APBN/APBD.d. Penjualan hasil produksi di dalam negeri yang dilakukan oleh badan usaha yangbergerak dibidang industri semen, rokok, kertas, baja dan otomotif.e. Penjualan hasil produksi yang dilakukan Pertamina dan badan usaha selainPertamina yang bergerak dibidang bahan baker minyak jenis premix dan gas.f. Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor industri daneksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian danperikanan dari pedagang pengumpul.Dari keenam obyek pemungutan PPh pasal 22 tersebut di atas, yang menjadiperhatian Bendahara Pengeluaran/Pejabat Pembuat Komitmen hanyalah PPh Pasal 22atas pembayaran barang oleh wajib pajak kepada Pejabat PembuatKomitmen/Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja (Satker) Kementerian/Lembagayang pembayarannya dibebankan kepada APBN/APBD. Pengecualian dalam artiterhadap transaksi berikut ini tidak dilakukan pemungutan PPh Pasal 22 oleh PejabatPembuat Komitmen/Bendahara Pengeluaran adalah :a. Pembayaran atas penyerahan barang (bukan pembayaran yang dipecah-pecah)dengan jumlah pembayaran maksimal Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).b. Pembayaran untuk pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik, gas, air

Page 21: Makalah Witholding Tax

minum/PDAM dan benda pos.c. Pembayaran pencairan dana Jaring Pengaman Sosial (JPS) oleh KPPN.d. Pembayaran yang diterima karena penyerahan barang sehubungan denganpekerjaan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan/proyek yangdibiayai pinjaman/hibah luar negeri (PHLN).5.1.3 Tarif PPh Pasal 2245[Type text]Tarif PPh Pasal 22 selengkapnya sebagai mana tertera pada halaman 45 berikutini,:TARIF PPh PASAL 22No Obyek Pengenaan TarifDasarperhitunganSifat1 Pembelian barang oleh bendaharapengeluaran (Pusat/ Daerah)1,5 % Harga Pembeliandiluar PPNTidakfinal2 Impor barang :a. Importir punya APIb. Importir tidak punya APIc. Barang tidak dikuasai2,5%7.5%7,5%Nilai ImporNilai ImporHarga lelang3 Industri Semen 0,25% DPP PPN Final4 Industri Rokok 0,15% Harga banderol Final5 Industri Kertas 0,10% DPP PPN Final6 Industri Baja 0,30% DPP PPN Final7 Industri Otomotif 0,45% DPP PPN FinalCatatan :1. DPP PPN = Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai2. API = Angka Pengenal Impor3. Nilai impor adalah nilai berupa uang yang digunakan sebagai dasar perhitungan beamasuk. Nilai impor ini merupakan perjumlahan dari : Cost Insurance and Freight (CIF)+ bea masuk + pungutan pabean lainnya.Contoh : Pemungutan PPh pasal 22 oleh bendahara pengeluaran atas pembayaranpembelian mebelair, alat tulis kantor (ATK), computer suplly dan lain-lain.Non-contoh : Pemungutan PPh pasal 22 oleh bendahara pengeluaran atas pembayaranhonorarium kepada penceramah, peserta diklat, pengajar dan lain-lain.

Page 22: Makalah Witholding Tax

5.1.4 Contoh perhitungan PPh pasal 225.1.4.1 Perhitungan atas pembelian barang oleh bendahara pengeluaran46[Type text]Satker X membeli barang berupa lima unit meja kerja dan kursinya kepada Toko Mebel’’Indah’’ dengan harga per unitnya Rp. 1.100.000,- (sudah termasuk PPN). BerapakahPPh pasal 22 yang harus dipungut?Perhitungan PPh pasal 22 atas pembayaran pembelian mebelair tersebut adalah :1. Jumlah pembayaran : 5 x Rp.1.100.000,- = Rp.5.500.000,-2. Dasar pengenaan PPh pasal 22 = 100/110 x Rp.5.500.000,- = Rp.5.000.000,-3. PPh pasal 22 terutang : 1,5 % x Rp.5.000.000,- = Rp. 75.000,-4. Jumlah yang dibayarkan kepada rekanan = Rp.4.250.000,-5.1.4.2 Perhitungan PPh Pasal 22 imporPT. Asal Dahar melakukan impor komputer merk Toshiba dari Jepang dengan perinciansebagai berikut :a. Harga pembelian komputer (Cost) = JPY 2.000.000,-b. Biaya asuransi (Insurance) = JPY 100.000,-c. Biaya angkut (Freight) = JPY 400.000,- (+)d. Harga pabean (CIF) = JPY 2.500.000,-e. Pungutan-pungutan :- Bea Masuk 20% = 20% x JPY.2.500,000,- = JPY 500.000,-- Bea Masuk Tambahan 10%=10% x JPY.2.500.000 = JPY 250.000,- (+)f. Nilai Impor ………………………………………….. = JPY 3.250.000,-Apabila pada tanggal impor (sesuai dokumen impor/pemberitahuan imporbarang/PIB) nilai kurs JPY 1 = Rp. 1.500,- . Hitunglah berapa PPh pasal 22terutang kepada PT. Asal Dahar bila :a. PT. Asal Dahar memiliki Angka Pengenal Impor (API).b. PT. Asal Dahar tidak memiliki Angka Pengenal Impor (API).Penyelesaian :a. Bila PT. Asal Dahar memiliki Angka Pengenal Impor (API).Dasar pemungutan PPh pasal 22 = JPY.3.250.000,- x Rp.1.500,-/JPY =Rp.4.875.000.000,-PPh pasal 22 terutang kepada PT. Asal Dahar= 2,5% x Rp. 4.875.000.000,- =Rp.121.875.000,-b. PT. Asal Dahar tidak memiliki Angka Pengenal Impor (API).47[Type text]Dasar pemungutan PPh pasal 22 = JPY.3.250.000,- x Rp.1.500,-/JPY =Rp.4.875.000.000,-PPh pasal 22 terutang kepada PT. Asal Dahar= 7,5% x Rp. 4.875.000.000,- =Rp.365.625.000,-Pelaksanaan pemungutan PPh Pasal 22 ini dilakukan bersamaan denganpemungutan PPN/PPn BM, yaitu ketika Bendahara Pengeluaran melakukanpembayaran atas tagihan rekanan. Jadi jumlah yang dibayarkan kepada rekananadalah jumlah pembayaran (yang sudah termasuk PPN/PPn BM) dikurangidengan PPN/PPn BM dikurangi lagi dengan PPh Pasal 22 terutang.

Page 23: Makalah Witholding Tax

5.1.5 Penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 22PPh Pasal 22 yang dipungut Bendahara Pengeluaran adalah pada waktuBendahara Pengeluaran melakukan pembayaran atas penyerahan barang oleh wajib pajak(rekanan). Hasil pemungutan PPh pasal 22 dimaksud harus disetor oleh bendaharapengeluaran pada hari yang sama dengan pembayaran barang yang dibiayaiAPBN/APBD tersebut dilakukan.Penyetoran dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) padaBank/Kantor Pos Persepsi. SSP diisi atas nama rekanan dan ditandatangani olehbendahara pengeluaran. SSP dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan peruntukan sebagaiberikut :a) Lembar kesatu untuk Wajib Pajak (rekanan) sebagai bukti pembayaran.b) Lembar kedua Untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui KPPN.c) Lembar ketiga digunakan sebagai lampiran Surat Pemberitahuan (SPT) MasaBendahara Pengeluaran.d) Lembar keempat sebagai arsip Bank/Kantor pos Persepsi.e) Lembar kelima untuk pertinggal pemungut PPh pasal 22 (Pejabat PembuatKomitmrn/Bendahara Pengeluaran).PPh Pasal 22 yang dipungut bendahara pengeluaran pada suatu bulan tertentuharus dilaporkan bendahara pengeluaran dengan menggunakan SPT Masa PPh pasal 22paling lambat 14 (empat belas) hari setelah bulan kelender berakhir kepada KPP setempatdengan dilampiri lembar ketiga SSP beserta daftar SSP pasal 22. Apabila 14 hari setelahbulan takwim berakhir bertepatan hari libur, maka pelaporan dilakukan pada hari kerjasebelumnya.48[Type text]5.2 Tes Formatif 41. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan PPh pasal 22!2. Apa saja yang menjadi obyek PPh pasal 22 bagi Pejabat Pembuat Komitmen/Bendahara Pengeluaran?3. Sebutkan tarif PPh pasal 22 yang Anda ketahui!4. Hal-hal apa saja yang tidak dikenakan PPh pasal 22?5. Kapan PPh pasal 22 dipungut dan disetorkan oleh bendahara serta kapan puladilaporkan ke KPP?5.3 RangkumanPPh Pasal 22 yang pemungutannya menjadi tugas seorang Pejabat PembuatKomitmen/Bendahara Pengeluaran adalah yang berkenaan dengan pembayaran yangdilakukan bendahara atas penyerahan barang oleh wajib pajak (rekanan). Tarifnyasebesar 1,5% dari harga barang sebelum PPN dan harus dipungut bendahara pada saatbendahara melakukan pembayaran atas penyerahan barang tersebut.PPh Pasal 22 harus disetorkan Pejabat Pembuat Komitmen/BendaharaPengeluaran pada hari yang sama dengan hari pemungutan dengan menggunakan SSPpada Bank/Kantor Pos persepsi.Bendahara pengeluaran wajib melaporkan pemungutan PPh Pasal 22 ke KPPsetempat paling lambat 14 hari setelah bulan takwim berakhir dengan menggunakan SPTMasa PPh Pasal 22 dengan dilampiri SSP lembar ketiga dan daftar SSP PPh Pasal 22.Apabila hari tersebut jatuh pada hati libur ,maka pelapaoran harus dilakukan bendahara

Page 24: Makalah Witholding Tax

pada hari kerja sebelumnya.

Pengertian PPh Pasal 23Yang dimaksud dengan PPh Pasal 23 adalah pajak penghasilan yang dipotongatas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan bentuk usahatetap (BUT) yang berasal dari modal, penyerahan jasa atau penyerahan kegiatan selainyang telah dipotong PPh pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintahatau subyek pajak dalam negeri, penyelenggaraan Badan Usaha Tetap (BUT) atauperwakilan perusahaan luar negeri lainnya. (Waluyo, Drs, M.Sc., M.M., Ak dan WirawanB Ilyas, Drs, Msi, 2000).Dari definisi tersebut di atas, jelas bahwa yang dikenakan pemotongan PPhPasal 23 adalah wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang menerima ataumemperoleh penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa dan penyelenggaraankegiatan selain yang telah dipotong pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 undangundangPPh.6.1.2 Objek PPh pasal 23Penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh pasal 23 yang pada umumnyaberkaitan dengan pelaksanaan tugas bendahara pengeluaran/pejabat pembuat komitmenadalah :51[Type text]a. Penghasilan yang berasal dari hadiah dan penghargaan, pembayaran sehubungandengan pelaksanaan suatu kegiatan selain yang telah dipotong PPh pasal 21.b. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.c. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasakonsultan dan jasa lain selain yang telah dipotong PPh pasal 21.Menurut Keputusan Dirjen Pajak Nomor : 395/PJ/2001 pemberian hadiah adayang merupakan obyek pajak dan bukan obyek pajak.Yang merupakan obyek pajak adalah dibedakan menjadi hadiah undian jikapenerima hadiah adalah bukan pegawai tetap dan hadiah perlombaan dan ataupenghargaan jika penerima hadiahnya adalah karyawan atau orang pribadi. Yangdimaksud dengan undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun yangdiberikan melalui undian. (PP 132 Tahun 2000 jo Kep DJP Nomor : 395/PJ/2001).Untuk kasus ini PPh pasal 23 yang harus dipotong adalah 25% (dua puluh lima perseratus) dari jumlah bruto hadiah (uang/barang) dan bersifat final. Sebagai contoh. Dalamrangka memeriahkan hari keuangan, Departemen Keuangan mengadakan acara jalansantai dengan hadiah sebesar Rp.1.000.000,- bagi peserta yang nomor tanda pesertanyamuncul sebagai pemenang setelah dilakukan melalui suatu undian. Maka kepadapemenangnya dipungut PPh pasal 23 sebesar 25% x Rp.1.000.000,- = Rp.250.000,-Jika penerima hadiah perlombaan atau penghargaan adalah karyawan atauorang pribadi, maka dikenakan PPh pasal 21 dan jika pemenangnya badan usahadikenakan PPh pasal 23. Menurut Keputusan Dirjen Pajak nomor : 545/PJ/2000 joPeraturan Dirjen Pajak Nomor : 15/PJ/2005, atas penghasilan yang diterima orang pribaditersebut dikenakan PPh pasal 21 dengan tarif sesuai pasal 17 undang-undang PPh.Contoh : Darmani mendapatkan hadiah kuis dalam suatu acara yang diselengarakan TVSwasta sebesar Rp.5.000.000,-. Maka kepada Darmani dikenakan PPh pasal 21 sebesar

Page 25: Makalah Witholding Tax

5% x Rp.5.000.000,- = Rp.250.000,- Contoh lain : Sawida mendapatkan hadiah acarakuis cepat tepat sebesar Rp.30.000.000,- Maka kepadanya dikenakan PPh pasal 21sebesar Rp.1.750.000,- (yaitu 5% x Rp.25.000.000,- + 10% x Rp.5.000.000,-)Jika penerima hadiah adalah wajib pajak Badan/Bentuk Usaha Tetap,dikenakan PPh pasal 23 sebesar 15% dari penghasilan bruto. Contoh : PT. ABCmemperoleh hadiah sebesar Rp.20.000.000,- Maka kepada PT. ABC dikenakan PPh pasal23 sebesar 15% x Rp.20.000.000,- = Rp.3.000.000,-52[Type text]Hadiah yang bukan merupakan obyek pajak sebagaimana diatur dalamKeputusan Dirjen Pajak Nomor : 395/PJ/2001 adalah sebagai berikut :a. Hadiah yang diberikan kepada semua pembeli atau konsumen akhir tanpa diundi.b. Hadiah yang diterima langsung oleh konsumen akhir pada saat pembelian barangatau jasa.6.1.3 Tarif PPh Pasal 23Tarif pemotongan PPh dari modal, penggunaan modal dan jasa lainnya (PPhpasal 23) adalah sebagai berikut :a. Sebesar 15% (lima belas persen) atas deviden, bunga, royalty, hadiah danpenghargaan selain yang telah dipotong PPh pasal 21;b. Sebesar 15% (lima belas persen) atas bunga simpanan yang dibayarkan olehkoperasi;c. Sebesar 15% (lima belas persen) dari perkiraan penghasilan netto atas :1) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;2) Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi,jasa konsultan dan jasa lain selain yang telah dipotong PPh pasal 21.Jenis jasa lain dan perkiraan penghasilan netto sebagaimana dimaksud dalampasal 23 ayat (1) huruf c UU Nomor 7 tahun 1983 sebagimana telah beberapa kali diubah,terakhir dengan undang-undang nomor 17 tahun 2000 lebih lanjut diatur dalam PeraturanDirektur Jenderal Pajak nomor : PER-70/PJ/2007. Pengenaan tarif selengkapnyaberdasarkan Perdirjen Pajak tersebut adalah sebagai berikut :a. Pengenaan tarif atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaanharta1. Tarif sebesar 15% x 10% atau sebesar 1,5% dari jumlah bruto tidak termasukPPN dikenakan atas : sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaanharta khusus kendaraan angkutan darat untuk jangka waktu tertentu berdasarkankontrak atau perjanjian tertulis ataupun tidak tertulis. (Lampiran I Perdirjen PajakNomor : PER-70/PJ/2007 angka 1)2. Tarif sebesar 15% x 30% atau sebesar 4,5% dari jumlah bruto tidak termasukPPN dikenakan atas : sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaanharta selain kendaraan angkutan darat untuk jangka waktu tertentu berdasarkankontrak atau perjanjian tertulis ataupun tidak tertulis, kecuali sewa dan53[Type text]penghasilan lain sehubungan dengan persewaan tanah dan atau bangunan yangtelah dikenakan PPh yang bersifat final. (Lampiran I Perdirjen Pajak Nomor :PER-70/PJ/2007 angka 2)

Page 26: Makalah Witholding Tax

b. Pengenaan tarif atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasakonsultansi dan jasa lain. (Lampiran II Perdirjen Pajak Nomor : PER-70/PJ/2007)I. Tarif sebesar 15% x 30% atau sebesar 4,5% dari jumlah imbalan jasa tidaktermasuk PPN dikenakan terhadap jasa teknik, jasa manajemen dan jasakonsultasi, kecuali konsultansi konstruksi.II. Tarif sebesar 15% x 26 2/3% atau sebesar 4,0% dari jumlah imbalan jasa tidaktermasuk PPN dikenakan terhadap jasa :1. Jasa pengawasan konstruksi2. Jasa perencanaan konstruksiIII. Tarif sebesar 15% x 30% atau sebesar 4,5% dari jumlah imbalan jasa tidaktermasuk PPN dikenakan terhadap jasa1. Jasa penilai2. Jasa aktuaris3. Jasa akuntansi4. Jasa perancang5. Jasa pengeboran (jasa drilling) dibidang penambangan minyak dan gasbumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap.6. Jasa penunjang dibidang penambangan gas7. Jasa penambangan dan jasa penunjang dibidang penambangan selainmigas8. Jasa penunjang dibidang penerbangan dan Bandar udara9. Jasa penebangan hutan10. Jasa pengolahan limbah11. Jasa penyedia tenaga kerja12. Jasa perantara13. Jasa dibidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukanoleh Bura Efek, KSEI dan KPEI14. Jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI15. Jasa pengisian suara16. Jasa mixing film54[Type text]17. Jasa sehubungan dengan software computer, termasuk perawatan,pemeliharaan dan perbaikan18. Jasa instalasi/pemasanganJasa instalasi/pemasangan mesin, listrik/telepon/air/gas/AC/TVkabel;Jasa instalasi/pemasangan peralatanKecuali yang dilakukan wajib pajak yang ruang lingkuppekerjaannya dibidang konstruksi dan mempunyai izin/sertifikatsebagai penguasaha konstruksi.19. Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikanJasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan mesin, listrik/telepon/air/gas/AC/TV kabel;Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan peralatanJasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan alat-alat transportasi/

Page 27: Makalah Witholding Tax

kendaraanJasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan bangunanKecuali yang dilakukan wajib pajak yang ruang lingkuppekerjaannya dibidang konstruksi dan mempunyai izin/sertifikatsebagai penguasaha konstruksi.IV. Tarif sebesar 15% x 13 1/3% atau sebesar 2% dari jumlah imbalan yangdibayarkan seluruhnya termasuk pemberian jasa dan pengadaan material/barangtidak termasuk PPN dikenakan terhadap jasa pelaksanaan konstruksi termasuk :Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan bangunanJasa instalasi/pemasangan peralatan, mesin/listrik/telepon/air/gas/AC/TVkabelSepanjang jasa tersebut dilakukan oleh wajib pajak yang mempunyaiizin/sertifikat sebagai penguasaha konstruksi.V. Tarif sebesar 15% x 20% atau sebesar 3% dari jumlah imbalan jasa tidaktermasuk PPN dikenakan terhadap jasa1. Jasa maklon2. Jasa penyelidikan dan keamanan3. Jasa penyelenggaran kegiatan (event organizer)4. Jasa pengepakan55[Type text]VI. Tarif sebesar 15% x 10% atau sebesar 1,5% dari jumlah imbalan jasa tidaktermasuk PPN dikenakan terhadap jasa ;1. Jasa penyediaan tempat dan atau waktu dalam media massa, media luarruang atau media lain untuk pencapaian informasi;2. Jasa pembasmian hama3. Jasa kebersihan (cleaning service)4. Jasa cateringCatatan :1. KSEI= Kustodian Sentral Efek Indonesia2. KPEI=Kliring Pinjaman Efek IndonesiaSelanjutnya dalam lampiran III Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-70/PJ/2007diberikan penjelasan sebagai berikut :1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta khususkendaraan angkutan darat adalah :a. Sewa kendaraan umum berupa bus, minibus, taksi yang disewa atau dicarteruntuk jangka waktu tertentu yaitu secara harian, mingguan maupunbulanan, berdasarkan suatu perjanjian tertulis atau tidak tertulis antarapemilik kendaraan angkutan umum dengan wajib pajak badan atau wajibpajak orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong pajak penghasilanpasal 23.b. Sewa kendaraan milik perusahaan persewaan mobil, perusahaan buswisata yang bukan merupakan kendaraan angkutan umum yang disewaatau di-carter untuk jangka waktu tertentu yaitu secara harian, mingguanmaupun bulanan, berdasarkan suatu perjanjian tertulis atau tidak tertuliskepada wajib pajak badan atau wajib pajak orang pribadi yang ditunjuk

Page 28: Makalah Witholding Tax

sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 23.c. Sewa kendaraan berupa milik perusahaan yang disewa atau di-carteruntuk jangka waktu tertentu yaitu secara harian, mingguan maupunbulanan, berdasarkan suatu perjanjian tertulis atau tidak tertulis kepadawajib pajak badan atau wajib pajak orang pribadi yang ditunjuk sebagaipemotong pajak penghasilan pasal 23.56[Type text]Perjanjian tertulis maupun tidak tertulis adalah kesepakatan untukmengikatkan diri pada satu atau lebih pihak lain yang dituangkan secaratertulis maupun lisan.2. Jasa teknik adalah pemberian jasa, dalam bentuk pemberian informasi yangberkenaan dengan pengalaman dalam bidang industri, perdagangan dan ilmupengetahuan yang dapat meliputi :a. pelaksanaan suatu proyek;b. pembuatan suatu jenis produk;c. Jasa teknik dapat pula berupa pemberian informasi yang berkenaandengan pengalaman-pengalaman dibidang manajemen3. Jasa manajemen adalah pemberian jasa dengan ikut serta secara langsung dalampelaksanaan manajemen dengan mendapat balas jasa berupa imbalan manajemen(management fee).4. Jasa penunjang dibidang penambangan migas adalah jasa penunjang dibidangpenambangan migas dan panas bumi berupa :a. Jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu penempatan bubursemen secara tepat diantara pipa selubung dan lubang sumur.b. Jasa penyemenan perbaikan (remedial cementing), yaitu penempatanbubur semen untuk maksud-maksud :Penyumbatan kembali formasi yang sudah kosong;Penyumbatan kembali zona yang berproduksi air;Perbaikan dari penyemenan dasar yang gagal;Penutupan sumur.c. Jasa pengontrolan pasir (sand control), yaitu jasa yang menjamin bahwabagian-bagian formasi yang tidak terkonsolidasi tidak akan ikutterproduksi dalam rangkaian pipa produksi dan menghilangkankemungkinan tersumbatnya pipa;d. Jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu pekerjaan untuk memperbesardaya tembus formasi dan menaikan produktivitas dengan jalanmenghilangkan material penyumbat yang tidak diinginkan;e. Jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu pekerjaan yang dilakukandalam hal cara pengasaman tidak cocok, misalnya perawatan pada formasiyang mempunyai daya tembus sangat kecil;57[Type text]f. Jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen and coil tubing), yaitu jasa yangdikerjakan utntuk menghilangkan cairan buatan yang berada dalam sumurbaru yang telah selesai, sehingga aliran yang terjadi sesuai dengan tekanan

Page 29: Makalah Witholding Tax

asli, formasi dan kemudian menjadi besar sebagai akibat dari gas nitrogenyang telah dipompakan kedalam cairan buatan dalam sumur.g. Jasa uji kandung lapisan (drill stam testing), penyelesaian sementara suatusumur baru agar dapat mengevaluasi kemampuan berproduksi;h. Jasa reparasi pompa reda (reda repair).i. Jasa pemasangan instalasi dan perawatan.j. Jasa penggantian peralatan atau material;k. Jasa mood loging yaitu memasukan lumpur kedalam sumurl. Jasa mood engineeringm. Jasa well loging dan perforatingn. Jasa stimulasi dan secondary decovery;o. Jasa well testing dan wire line servicep. Jasa alat control navigasi lepas pantai yang berkaitan dengan drillingq. Jasa pemeliharaan untuk pekerjaan drillingr. Jasa mobilisasi dan demobolisasi anjungan drillings. Jasa lainnya dibidang pengeboran gas.5. Jasa penambangan dan penunjang dibidang penambangan selain migas adalahsemua jasa penambangan dan penunjang dibidang pertambangan umum berupa :a. Jasa pengeboran;b. Jasa penebasan;c. Jasa pengupasan dan pengeboran;d. Jasa penambangan;e. Jasa pengangkutan atau sistem transportasi, kecuali jasa angkutan umum;f. Jasa pengolahan bahan galian;g. Jasa reklamasi tambang;h. Jasa pelaksanaan mechanical, electrical, manufacture, fabrikasi danpenggalian/pemindahan tanah;i. Jasa lainnya yang sejenis dibidang pertimbangan umum6. Jasa penunjang dibidang penerbangan dan bandar udara berupa :a. Bidang aeronautica, termasuk :58[Type text]Jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan pesawat udara danjasa lain sehubungan dengan pendaratan pesawat udara;Jasa penggunaan jembatan pintu (avio bridge);Jasa pelayanan penerbangan;Jasa ground handling, yaitu pengurusan seluruh atau sebagian dariproses pelayanan penumpang dan bagasinya serta kargo, yangdiangkut dengan pesawat udara, baik yang berangkat maupunyang datang, selama pesawat udara didarat;Jasa penunjang lain dibidang aero nauticab. Jasa non-aero nautical, termasuk :Jasa catering di pesawat dan jasa pembersihan pantry pesawat;Jasa penunjang lain dibidang non-aero nautical;7. Jasa maklon adalah pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatubarang tertentu yang diproses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa

Page 30: Makalah Witholding Tax

(disubkontrakan), yang spesifikasi, bahan baku dan atau barang setengah jadi danatau bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnyadisediakan oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas barang jadi berada padapengguna jasa.8. Jasa penyelenggaran kegiatan (event organizer) adalah kegiatan usaha yangdilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara kegiatan meliputi antara lainpenyelenggaraan pameran, konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar, peluncuranproduk, konperensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasapenyelenggaran kegiatan.Contoh : PPh yang dikenakan Bendahara Pengeluaran atas pembayaran yang dilakukanterhadap pembayaran suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh event organizer, penyewaankendaraan bermotor, penyewaan ruangan dan lain-lain.Non-contoh : PPh yang dikenakan Bendahara Pengeluaran atas pembayaran yangdilakukan terhadap pembayaran pengadaan barang.6.1.4 Contoh-contoh perhitungan PPh pasal 236.1.4.1 Contoh menghitung PPh pasal 23 atas hadiah dan penghargaan59[Type text]Dalam perlombaan membuat logo Departemen XXX, Mashadi memenangkan lombatersebut dan mendapat hadiah sebesar Rp.10.000.000,-Maka PPh pasal 23 yang harus dipungut bendahara pengeluaran Departemen XXXadalah sebesar 15% x Rp.10.000.000,- = Rp.1.500.000,-Jumlah yang dibayarkan kepada pemenang (Mashadi) sebesar Rp.8.500.000,-6.1.4.2 Contoh menghitung PPh pasal 23 atas sewa dan penghasilan lainsehubungan dengan penggunaan harta.Satker AAA menyewa dua unit bus untuk keperluan studi banding ke kota lain kepadaPT. Mobil Sejahtera dengan harga sewa sebesar Rp.10.000.000,-Maka PPh pasal 23 yang harus dipungut bendahara pengeluaran Satker AAA adalahsebesar 15% x 10% x Rp.10.000.000,- = Rp.150.000,-Jumlah yang dibayarkan kepada PT. Mobil Sejahtera sebesar Rp.9.850.000,-6.1.4.3 Contoh menghitung PPh pasal 23 atas imbalan sehubungan denganjasa teknik, manajemen, konsultasi hukum, konsultan pajak dan jasa lain1. Kantor Pelayanan Pajak XYZ akan membangun kantor baru. Untuk itu telahmelaksanakan kontrak-kontrak sebagai berikut :a. Untuk perencanaan bangunan dengan CV. Mega Endah Konsultan Engineringdengan nilai kontrak sebesar Rp.10.000.000,-b. Untuk pelaksanaan konstruksinya dengan PT. Bangun Cipta Sarana dengan nilaikontrak sebesar Rp.100.000.000,-c. Untuk pengawasannya dilaksanakan oleh PT. Awas Waspada dengan nilaikontrak sebesar Rp.10.000.000,-Berapakah PPh pasal 23 yang dipungut bendahara KPP XYZ tersebut?Penyelesaian :a. PPh pasal 23 yang dipungut kepada CV. Mega Endah Konsultan Engineringselaku perencana adalah sebesar 15% x 26 2/3% x Rp.10.000.000,- =Rp.400.000,-Yang dibayarkan kepada CV. Mega Endah Konsultan Enginering adalah sebesar

Page 31: Makalah Witholding Tax

Rp.9.600.000,-b. PPh pasal 23 yang dipungut kepada PT. Bangun Cipta Sarana selaku pelaksanakontruksi adalah sebesar 15% x 13 1/3% x Rp.100.000.000,- = Rp.2.000.000,-60[Type text]Yang dibayarkan kepada PT. Bangun Cipta Sarana adalah sebesarRp.98.000.000,-c. PPh pasal 23 yang dipungut kepada PT. Awas Waspada selaku pengawaskonstruksi adalah sebesar 15% x 26 2/3% x Rp.10.000.000,- = Rp.400.000,-Yang dibayarkan kepada PT. Awas Waspada adalah sebesar Rp.9.600.000,-2. Guna keperluan pelaksanaan rapat dinas yang berlangsung selama tiga hari,bendahara Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Antah Berantah memesancatering pada Perusahaan Katering ’’Enak Sedap’’ dengan nilai pembelian sebesarRp.50.000.000,- Berapakah PPh pasal 23 yang dipungut oleh bendahara pengeluaranKantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Antah Berantah atas pembayarantersebut?Penyelesaian :PPh pasal 23 yang dipungut kepada Perusahaan Katering ’’Enak Sedap’’adalahsebesar 15% x 10% x Rp.50.000.000,- = Rp.750.000,-Yang dibayarkan kepada Perusahaan Katering ’’Enak Sedap’’ adalah sebesarRp.49.250.000,-6.1.5 Penyetoran dan pelaporan PPh pasal 23PPh Pasal 23 dipungut oleh Pejabat Pembuat Komitmen/BendaharaPengeluaran dilakukan pada saat pembayaran penghasilan oleh Pejabat PembuatKomitmen/Bendahara Pengeluaran. Pejabat Pembuat Komitmen/Bendahara Pengeluaranwajib memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 23 ini kepada wajib pajak. Buktipemotongan dibuat dalam rangkap tiga dengan peruntukan sebagai berikut :a. Lembar kesatu untuk rekananb. Lembar kedua untuk lampiran SPT Masa PPh Pasal 23.c. Lembar ketiga untuk arsip Pejabat Pembuat Komitmen/Bendahara Pengeluaran.Pemungutan PPh pasal 23 pada bulan tertentu harus disetorkan bendaharapengeluaran paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan apabila tanggal tersebutbertepatan hari libur penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya. Penyetorandilakukan dengan menggunakan SSP (dibuat dalam rangkap lima) pada Bank/Kantor PosPersepsi. Bendahara akan menerima kembali lembar kesatu dan ketiga SSP. Lembar61[Type text]kesatu untuk arsip bendahara pengeluaran selaku pemotong PPh Pasal 23 daan lembarketiga untuk dilaporkan ke KPP bersama SPT Masa PPh Pasal 23/26 oleh bendahara.Dalam hal pemotongan PPh Pasal 23 dilakukan oleh Pejabat PembuatKomitmen dengan memperhitungkan dalam potongan pada SPM-LS yang diajukan,maka SSP PPh Pasal 23 yang telah diisi lengkap dengan jumlah sebesar PPh Pasal 23terutang, yang telah ditandatangani oleh rekanan dan pejabat penerbit SPM dilampirkansebagai lampiran SPM. Setelah diproses oleh KPPN dan diterbitkan SP2D, maka tanggaldan nomor SP2D tersebut dicantumkan dalam SSP PPh Pasal 23 dimaksud sebagai buktipelunasan PPh pasal 23 melalui potongan dalam SPM yang telah diterbitkan SP2D nya.

Page 32: Makalah Witholding Tax

Pelaporan pemotongan PPh Pasal 23 harus dilakukan bendaharan paling lambatempat belas hari setelah bulan kalender berakhir dan jika pada hari tersebut bertepatanhari libur, maka pelaporan dilakukan pada hari kerja sebelumnya. Laporan menggunakanSPT Masa PPh Pasal 23/26 yang harus diisi lengkap dan benar oleh bendahara dan dibuatdalam rangkap dua, dengan dilampiri ;b. Lembar ketiga SSP bukti setoran PPh pasal 23.c. Daftar bukti pemotongan PPh pasal 23d. Lembar kedua bukti pemotongan.

6.2 Tes Formatif 51. Apa yang dimaksud dengan PPh pasal 23 ?2. Apa saja yang menjadi obyek PPh pasal 23?3. Kapan PPh pasal 23 harus dipotong oleh Pejabat Pembuat Komitmen/BendaharaPengeluaran?4. Kapan pula PPh pasal 23 ini harus disetor dan dilaporkan bendahara pengeluaran keKPP?5. Apa saja kelengkapan pelaporan PPh pasal 23 itu? Uraikan jawaban Anda!